e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
PENGUNGKAPAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA ORGANISASI KELOMPOK NELAYAN DHARMA SAMUDRA TUKADMUNGGA 1
Kadek Wiwik Wirayuni, Ananta Wikrama Tungga Admadja, 2Ni Luh Gede Erni Sulindawati
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],anantawikrama t
[email protected],
[email protected] }@undiksha.ac.id Abstrak Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga adalah salah satu organisasi nirlaba yang tergabung dari anggota yang memiliki kesamaan tujuan. Keuangan kelompok nelayan ini masih sangat dipengaruhi oleh pemberi sumbangan. Untuk dapat memahami fenomena pengelolaan keuangan yang diterapkan oleh kelompok nelayan ini maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1)Darimana saja sumber pendanaan kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga, 2)Bagaimana pengelolaan keuangan kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga, 3)Apakah pengelolaan keuangan kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga telah mengikuti prosedur-prosedur akuntabilitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mendeskripsikan setiap persepsi dan perilaku yang diamati peneliti melalui observasi,wawancara mendalam dan dokumentasi. Adapun informan yang dipilih secara acak sebagaimana informan dianggap bermanfaat dalam menjelaskan fenomena yang diamati. Teknik analisis data yang dilakukan melalui tahapan reduksi data,penyajian data dan berakhir pada penarikan kesimpulan dengan kerangka teoritik yang telah ditetapkkan sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Sumber pendanaan yang diterima oleh kelompok nelayan ini bersumber dari sumbangan pemerintah,sumbangan desa dan badan usaha setempat serta penerimaan tetap berupa jasa kepada tamu untuk melihat dolphin dan snorkling. 2) Pengeloaan keuangan yang dilakukan oleh kelompok nelayan ini yaitu dengan dipinjamkan kepada anggota untuk mensejahterakan anggotanya sesuai dengan persentase bunga yang ditetapkan oleh kelompok.3) Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga ini telah menerapkan prosedur-prosedur akuntabilitas seperti pengungkapan keuangan kepada intern kelompok dan pemberi sumbangan yang dilakukan konsisten tiap bulannya,aturan-aturan yang mengikat anggota dan pengurus dikelompok yang merupakan wujud pengendalian,tanggung jawab,dan kewajiban begitu juga dengan responsivesness yang dilakukan apabila terjadi permasalahan,maka kelompok akan memusyawarahkannya dalam sangkepan (pertemuan dalam kelompok). Kata kunci: Akuntabilitas, Pengelolaan Keuangan, Organisasi Nirlaba
Abstract The Dharma Samudra Tukadmungga Organization of Fishermen is one of the non government organizations whose members have the same objective. Its finance is still highly dependent on the donations given by donators. In order to understand the phenomenon of finance which is applied by this organization, this present study was
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) intended to identify: 1) the funding sources of the Dharma Samudra Tukadmungga organization of fishermen; 2) how the finance of the Dharma Samudra Tukadmungga organization was managed; 3) whether the finance of the Dharma Samudra Tukadmungga organization of fishermen had been managed in accordance with the procedures of accountability. Qualitative method was employed in the present study, in which each perception and behavior was observed by the researcher through observation, in depth interview and documentation. The informants, who were supposed to be able to explain the phenomenon observed, were randomly chosen. The data were analyzed through data reduction, data presentation and conclusion drawing using the theoretical framework already determined. The results of the study showed that: 1) the funds received by the organization came from the donations donated by the government, the village and the local corporations, and the guests who regularly came to go snorkeling and watch dolphins. 2) The money which the organization had was also lent to the members to improve their welfare with an interest rate already determined by the organization. 3) The Dharma Samudra Tukadmungga organization of fishermen had applied the procedures of accountability. As illustrations, it monthly exposed its finance to its members and those who had given donations; the regulations which bound the members were workable; it controlled and was responsible for its finance; they were responsive when they had problems; they solved the problems amicably through meetings. Keywords: Accountability, Financial Management, Non Government Organization
PENDAHULUAN Menurut Safei,MD (2011) Sebagai negara maritim sebagian besar penduduk pesisir di Indonesia menggantungkan hidupnya dari bidang perikanan. Mewacanakan tentang kehidupan masyarakat pesisir, mau tidak mau akan bersentuhan dengan masyarakat nelayan dan pembudi daya ikan. Masyarakat nelayan adalah orang atau sekelompok orang yang bekerja sebagai nelayan yang bertempat tinggal di kawasan nelayan dan/atau sekitarnya. Nelayan atau orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Walaupun mata pencarian orang-orang desa di pesisir beragam, namun sebagian besar adalah nelayan dan kegiatan nelayan menjadi sumber penghasilan utama masyarakat desa. Masyarakat terutama dalam bidang pekerjaan nelayan selalu bekerjasama dan membentuk organisasi. Masyarakat beorganisasi yang melibatkan beberapa orang atau sekumpulan orang untuk mencapai tujuan bersama . Organisasi terdapat dua jenis organisasi yaitu organisasi sektor publik maupun swasta. Dalam hal ini organisasi
publik (ikaruhana:2012) Organisasi publik dikembangkan dari teori organisasi, oleh karena itu untuk memahami organisasi publik dapat ditinjau dari sudut pandang teori organisasi. Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain dari pada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Struktur-organisasi pada umumnya kemudian digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garisgaris yang menunjukkan kewenangan dan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis. Pengertian organisasi adalah sekelompok orang (dua orang atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi nelayan pada khususnya sebagai salah satu organisasi publik non pemerintah dan organisasi nirlaba yang juga tidak luput dari berbagai kritik dan tuntutan dari pihak pemberi sumbangan(pemerintah)dan juga pihak eksternal lainnya serta dari anggotanya yang memerlukan keterbukaan penggunanaan dana dan pengelolaan keuangan yang terbuka dalam melaksanakan praktik akuntabilitas. Menurut Indra bastian (2010) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tahun 2011 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba,dimana karakteristik nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis dimana perbedaan yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Akuntabilitas pengelolaan keuangan bagi setiap organisasi baik organisasi privat maupun organisasi publik non pemerintah termasuk organisasi nelayan sangat diperlukan karena setiap organisasi mempunyai hubungan dengan pihak internal dan eksternal organisasi. bahwa tuntutan stakeholder membutuhkan akuntabilitas yang lebih transparan terhadap dana yang dikelola. Menurut Indra Bastian (2006) para pengguna laporan keuangan organisasi sektor publik memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan sektor bisnis,yakni (1)untuk menilai jasa yang diberikan oleh organisasi sektor publik dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut,(2)cara pengelola melaksanakan tugas dan pertanggungjawabannya, (3)aspek kinerja pengelola. Pengelolaan keuangan dalam organisasi nelayan ini diperlukan demi keberlangsungan organisasi ini dan kesejahteraan anggotanya. Menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti karena sumber dana yang diterima beragam yang dikelola dengan memberikan pinjaman (kredit) kepada anggotanya. Selain itu pengelolaannya dilakukan oleh anggota dengan sederhana dilihat dari bentuk laporan keuangannya.
Adapun sumber dana yang diterima dari organisasi yang berlokasi dikawasan pariwisata ini yaitu sumbangan yang berasal dari pemerintah,sumbangan yang berasal dari badan usaha(hotel) dan desa setempat,penerimaan dari pendapatan post dolphin snorkling. Dengan keberlangsungan organisasi nelayan yang berada selama 20 tahun ini dan beranggotakan 40 orang yang tergabung dalam kelompok usaha bersama nelayan Dharma Samudra Tukadmungga mampu memberikan penghasilan serta kesejahteraan kepada anggotanya dengan pengelolaan yang sederhana. Sebagai organisasi memiliki jumlah anggota kecil yang bersifat nirlaba, organisasi ini memberikan kredit kepada anggota dengan bunga yang rendah serta dilakukan dengan musyawarah.Selain itu, tuntutan dari pemerintah tentang bagaimana pengelolaan jumlah dana yang diberikan.Walaupun sumbangan yang diberkan untuk sumbangan tanpa adanya pengembalian tapi pengelolaannya tetap dipertanyakan oleh pemerintah. Selain itu, organisasi ini adalah organisasi ini terdiri dari dua keanggotaan yang mana seluruh anggota merupakan anggota nelayanyang terdiri dari40 orang anggota. Dari 40 orang, 36 orang diantaranya merupakananggota dolphin snorkling dengan ketentuan yang diterapkan. Adapun perbedaan dalam pengelolaan keuangannya adalah untuk 36 anggota yang menjadi anggota dolphin snorkling ini bisa melakukan pinjaman terhadap kas baik dari kas nelayan dan dolphin snorkling, untuk 4 anggota yang hanya sebagai anggota nelayan hanya bisa meminjam dari kas nelayan. Penerimaan tetap dari dolphin dan snorkling dapat dinikmati oleh anggota nelayan dengan persentase tertentu yang telah ditentukan oleh organisasi. Menurut Tungga Atmadja,Dkk (2013) akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik pemerintahan yang mempunyai beberapa arti antara lain ,hal ini sering digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat dipertangungjawaban (responsibility),,yang dapat dipertanyakan (answerability), yang dapat dipersalahkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) (blameworthiness),dan yang mempunyai ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang mempunyai keterkaitan dengan harapan dapat menerangkannya salah satu aspek dari administrasi publik atau pemerintahan,hal ini sebenarnya telah menjadi pusat-pusat diskusi yang terkait dengan tingkat problembilitas di sektor publik,perusahaan nirlaba, yayasan dan perusahaan-perusahaan. Menurut Mardiasmo (2006) mengatakan bahwa: Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk memintapertanggungjawaban tersebut. Dalam konteks organisasi pemerintah, Mardiasmo (2006) memberikan pengertian akuntabilitas publik sebagai: Pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihakpihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bisa menjadi subjek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hakhak publik. Sedangkan menurut Koppel (2005) menyatakan lima prosedur-prosedur akuntabilitas memuat tentang transparansi, tanggung jawab, pengendalian, kewajban serta responsiveness. Pengelolaan keuangan menurut Menurut Adisasmita,Rahardjo (2011) pengelolaan merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen secara etimologi pengelolaan berasal dari kata”kelola” (to manage) dan biasanya merujuk pada proses mengurus atau menangani sesuatu untuk mencapai tujuan. Meity ferdiana (2012) Keuangan merupakan urat nadi organisasi karena tanpa dana (uang), program tidak bisa dilakukan. Namun perlu diingat bahwa visi, misi dan tujuan organisasi harus selalu dijadikan pedoman dalam perencanaan, pengelolaan, pertanggungjawaban, penggalangan dana maupun keberlanjutan keuangan itu sendiri. Prinsip keterbukaan dan akuntabilitas harus dibudayakan. Informasi keuangan yang bersifat terbuka,
mudah diakses, diterbitkan secara teratur, dan mutakhir merupakan gambaran pengelolaan keuangan yang ideal. Pengelolaan keuangan mengacu pada prinsip pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif dan akuntabel. Dapat dilihat bahwa akuntabilitas juga menjanjikan pembelajaran dan peningkatan. Pembelajaran yang dimaksud adalah proses perbaikan terus menerus menuju kondisi yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Sedangkan peningkatan merupakan proses perbaikan mutu dan kualitas, baik apa yang kita berikan (input) maupun apa yang kita hasilkan (output). Menurut Keuangan LSM:2014 Sumber dana keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan penggunaan, dalam arti, dana-dana tersebut dibatasi penggunaannya untuk tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dan pihak eksternal yang merupakan penyedia dana. Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor publik mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik Menurut Keuangan LSM:2014 Selain sistem pengendalian internal yang memadai, akuntabilitas keuangan organisasi nirlaba juga akan sangat ditentukan oleh beberapa faktor pendukung kinerja pengelolaan yang lain, yaitu sumberdaya manusia, infrastruktur dan perangkat serta standar dan peraturan yang terkait.Standar dan peraturan yang terkait dengan pengelolaan keuangan organisasi nirlaba sangat spesifik. Organisasi nirlaba dan para penyumbang selalu akan menyepakati sederet aturan pengelolaan dan pelaporan keuangan yang akan menjadi lampiran dari perjanjian kerjsama pada saat penandatanganan dokumen kesepakatan bersama. Walaupun secara umum, semua penyumbang memiliki persyaratan dasar dan prinsip – prinsip yang sama, namun detail persyaratan dan aturan pengelolaan dan pelaporan keuangan masing –masing penyumbang dapat bervariasi. Keuangan LSM:2014 Selain sistem pengendalian internal yang memadai,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) akuntabilitas keuangan organisasi nirlaba juga akan sangat ditentukan oleh beberapa faktor pendukung kinerja pengelolaan yang lain, yaitu sumberdaya manusia, infrastruktur dan perangkat serta standar dan peraturan yang terkait. Standar dan peraturan yang terkait dengan pengelolaan keuangan organisasi nirlaba sangat spesifik. Organisasi nirlaba dan para penyumbang selalu akan menyepakati sederet aturan pengelolaan dan pelaporan keuangan yang akan menjadi lampiran dari perjanjian kerjsama pada saat penandatanganan dokumen kesepakatan bersama. Walaupun secara umum, semua penyumbang memiliki persyaratan dasar dan prinsip – prinsip yang sama, namun detail persyaratan dan aturan pengelolaan dan pelaporan keuangan masing –masing penyumbang dapat bervariasi. Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang menjadi dasar awal dalam melakukan penelitian, yaitu 1) Darimana saja sumber pendanaan organisasi nelayan Dharma Samudra Tukadmunga?, 2) Bagaimana pengelolaan keuangan organisasi nelayan Dharma Samudra Tukadmungga?, 3) Apakah pengelolaan keuanga organisasi nelayan Dharma Samudra Tukadmngga telah mengikuti prosedur-prosedur akuntabilitas? METODE Penelitian ini dilakukan dengan metode kulitatif menggunakan paradigma interpretif untuk menjelaskan fenomena yang diamati. Dalam penelitian ini data yang diterima berupa data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari lapangan serta data sekunder yang berupa dokumen-dokumen pendukung. Informan penelitian ini dipilih secara acak berdasarkan sejauh mana mereka memahami masalah yang dikaji sesuai dengan perumusan masalah. Pengumpulan data yang dilakukan melalui teknik observasi,wawancara mendalam,dan studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini sejalan dengan teknik analisis interaktif yang dalam Moleong (2005), yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display), sampai pada kesimpulan (verifikasi).
penarikan
HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Organisasi Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga Awal mula berdirinya organisasi nelayan ini dimulai pada tahun 1986 yang direncanakan untuk pembentukan organisasi nelayan di Desa Tukadmungga, dulunya anggota nelayan yang berasal dari tukadmungga bergabung (masuk) dalam keanggotaan yang ada di desa Anturan yaitu Organisasi Nelayan Taruna Samudra, karena akan diadakannya lomba desa dan juga berkembangnya jumlah hotel yang terdapat di desa tukadmungga maka ini dimanfaatkan untuk pembentukan organisasi nelayan yang terpisah dari desa anturan, pada saat itu perbekel desa tukadmungga yaitu Jro Mangku Bawos mengisyraratkan pembentukan organisasi nelayan. Awal berdirinya organisasi ini hanya berjumlah 12 orang hanya dari anggota yang mata pencahariannya menangkap ikan, karena kriteria pembentukan organisasi minimal 20 orang maka dicarilah anggota yang berasal dari pencari benih ikan yang akhirnya berjumlah kurang lebih 20 orang. Pada akhirnya organisasi ini dikukuhkan pada tahun 1987 oleh perbekel (kepala desa) Tukadmungga Jro Mangku Bawos. Pembetuntukan awal organisasi ini tiap orangnya membayar iuran awal sebesar 250.000 rupiah yang dijadikan untuk membuat tulus lumbung (pura) untuk nelayan. Seiring perkembangannya, organisasi ini mengalami pasang surut yang seiring pergantian ketua organisasi ini, selama perkembangannya selanjutnya organisasi ini mengikuti berbagai perlombaan dari tingkat kabupaten yang mendapat juara I, dan akhirnya ditingkat provinsi yang mendapat juara I dan pernah menjadi juara harapan 4 di tingkat nasional pada bulan November tahun 2001 yang pengambilan hadiahnya di istana negara yang diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia saat itu yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Seiring berkembangnya organisasi nelayan ini yang berada di kawasan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) pariwisata yang bekerjasama dengan hotel yang ada di daerah pariwisata, untuk memberikan pelayanan melihat ikan lumbalumba maupun snorkling. Pelayanan untuk melihat lumba-lumba maupun snorkling ini menjadi penerimaan rutin bagi nelayan karena penerimaan ini sangat membantu penghasilan nelayan karena jika hanya mengandalkan dari penangkapan ikan saja tentunya tidak cukup bagi nelayan. Struktur Organisasi Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga Struktur organisasi Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga dalam hal ini memiliki batas waktu atau yang disebut sistem peremajaan setiap lima tahun sekali ,secara keseluruhan organisasi ini terdiri atas Ketua Kelompok Made Witana,Sekretaris Kelompok Putu Switra, tiga orang Bendahara yaitu: Jro Made Suweca,Putu Sumariasa,Kadek Wita dan juga dua orang penjaga post Dolphin dan snorkling. Pemilihan pengurus dalam organisasi ini dilakukan dengan cara musyawarah dalam anggota. Adapun beberapa aktivitas operasional yang dilakukan oleh kelompok nelayan ini yaitu : 1)Penangkapan Ikan dimana penangkapan disini dilakukan perseorangan oleh anggota nelayan dengan alat tangkap yang dimiliki dapat berupa jaring ikan,perahu kecil, alat pancing dan sebagainya. Penghasilan yang didapatkan tidak menentu tergantung cuaca. 2)Pelayanan melihat dolphin dan snorkling yaitu jasa angkut tamu untuk melihat dolphin dan snorkling ini diberikan oleh kelompok nelayan kepada anggota nelayan dengan menggunakan sistem antrian, setiap anggota memiliki nomor urut dalam mengantar tamu untuk melihat dolphin dan juga snorkling. Untuk melihat dolphin para kapten boat akan berangkat setiap pukul 06.00 pagi sampai sekitar jam 08.30. Dalam melihat dolphin dan snorkling kelompok nelayan ini menerima tamu yang berasal dari lokal maupun internasional. 3) Pencarian benih ikan (udang). Aktivitas yang terakhir ini yaitu pencarian benih ikan yang bisa berupa udang,nener dan juga yang lain-lainnya, ada juga anggota nelayan yang kadang mencari ikan hias dan kemudian dijual kepada pedagang ikan
hias. Untuk pencarian benih ikan ini nantinya akan dibudidayakan oleh anggota walaupun untuk saat ini jarang dilakukan oleh anggota nelayan itu sendiri. Sumber-Sumber Dana Organisasi Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga Kelompok nelayan ini dalam kehidupan organisasinya menerima berbagai jenis sumber dana yang dikelola demi kelangsungan hidup kelompok nelayan adapun sumber dana yang diterima beragam baik dari sumbangan yaitu sumbangan yang berasal dari provinsi, dari pemerintah pusat, desa dan juga dari hotel dan restaurant yang ada disekitarnya tidak kalah pentingnya organisasi ini juga mendapat penghasilan tetap tiap bulannya yaitu dari jasa kepada tamu untuk melihat dolphin dan snorkling sehingga penghasilan inilah yang dijadikan penghasilan yang sangat membantu anggota nelayan saat ini, karena jika hanya mengandalkan dari penangkapan ikan maupun pencarian bibit ikan maka penghasilan yang didapat tidak seberapa. Besarnya penerimaan yang diterima dari sumbangan baik dari pemerintah maupun badan perusahaan tidak menetap,tetapi penghasilan dari jasa untuk angkutan melihat dolphin snorkling yang menjadi penghasilan tiap bulan walaupun tidak menentu jumlahnya tergantung pada banyaknya tamu yang melihat dolphin maupun snorkling. Sumber dana kelompok nelayan ini sangat membantu angoota nelayan karena saat ini hasil tangkapan ikan yang menurun. Penghasilan nelayan yang hanya bersumber dari pengangkapan ikan, sangat tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga saat ini karena penghasilan yang didapat tiap harinya tidak sebanding dengan pengeluaran yang dikeluarkan. Jadi organisasi nelayan ini sangat membantu dan menaungi anggotanya serta membantu para anggota nelayan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari jasa angkut tamu. Oleh karena itu keberadaan kelompok nelayan serta penerimaan dana yang diterima sangat bergantung pada sumbangan dari luar anggota dan juga penerimaan dari dolpin dan snorkling
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) karena selain untuk pengembangan organisasi juga untuk membantu anggota organisasi. Pengelolaan Keuangan Kelompok Nelayan Dharma Samudra Pengelolaan keuangan dari kelompok nelayan ini yaitu dengan dana atau kas yang tersedia dipinjamkan atau diberikan kredit kepada anggota, seluruh dana yang tersedia akan dipinjamkan kepada anggota dengan persentase bunga yang berbeda sesuai dengan kesepakatan atau musyawarah bersama. Pemberian pinjaman ini berbeda-beda yang dikelola oleh tiga orang bendahara yang masingmasing mengelola dana yang berbeda, pinjaman akan diberikan kepada seluruh anggota sesuai kebutuhan anggota sehingga tidak ada anggota yang merasa dirugikan. Karena beragamnya jumlah dana yang diterima sehingga organisasi ini memiliki tiga orang bendahara yang menangani dana yang berbeda. Untuk dana –dana yang dipinjamkan oleh kelompok nelayan kepada anggotanya tidak memiliki jangka waktu jadi angsurannya bisa bervariasi bisa membayar bunga dan juga pokok hutang bisa juga hanya dengan membayar bunganya saja. Kebijakan yang diberikan oleh kelompok nelayan ini karena penghasilan nelayan yang tidak menetap dan juga apabila cuaca yang tidak mendukung seperti ombak yang besar akan menghambat anggota nelayan yang berakibat pada berkurangnya hasil tangkapan dan menurunnya penghasilan anggota nelayan. Sistem pengelolaan keuangan yang ada dalam kelompok nelayan ini sangat dipengaruhi oleh anggotanya itu sendiri, sehingga kelompok ini masih menjungjung tinggi nilai toleransi kepada anggota. Banyak pertimbangan yang harus dilakukan kelompok nelayan ini atas kebijakan yang akan diterapkan dalam pemberian kredit, begitu juga dengan pentingnya musyawarah yang dilakukan dikelompok. Pengelolaan Keuangan Untuk Dolphin dan Snorkling Keuangan nelayan dalam penerimaannya dari post dolphin dan
snorkling ini diterima sebagai penerimaan tiap bulannya atau sebagai penerimaan tetap oleh kelompok nelayan karena itu juga semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh kelompok nelayan akan dibiayai oleh penerimaan ini mulai dari gaji pengurus nelayan, penjaga post nelayan dan juga keperluan-keperluan lain yang tidak menentu. Penerimaan ini diterima oleh kelompok dari jasa angkut tamu untuk melihat dolphin ataupun snorkling adapun besaran penerimaan ini adalah pembayaran dari tamu Rp 70.000 per orang dan diterima oleh penjaga post sebesar Rp 8000 per orangnya sebagai pemasukan kenelayan dan sisanya diberikan kepada kapten Boat Petugas harian yaitu dua orang yang bertugas tiap harinya akan menentukan giliran kepada kapten boat dan jumlah angkut mereka tiap harinya, karena maksimal angkut untuk satu boat adalah 5 orang. Dan petugas harian ini akan menerima pemasukan tiap harinya, mengumpulkannya hingga di setorkan tiap bulan kepada kelompok Untuk dana dolphin dan snorkling ini, apabila ada peminjaman dari anggota akan diberikan dengan ketentuan bunga 2% menurun, penerimaan ini nantinya juga akan dijadikan sebagai dana kesejahteraan bagi anggota yang diberikan oleh kelompok yang biasanya berupa sembako kadangkala juga dalam bentuk uang sesuai dengan keinginkan anggota. Kelompok nelayan dharma samudra tukadmungga memberikan kesejahteraan kepada anggotanya tiap tahun yang diberikan pada musim paceklik ataupun hari raya tertentu yang dipilih. Kendala yang dihadapi oleh Kelompok Nelayan Dharma Samudra Setiap organisasi memiliki kendala masing-masing baik itu yang bersumber dari sumber daya dan juga pengelolaan keuangan organisasi itu sendiri. Dilihat dari organisasi Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga memiliki beberapa kendala baik dari sumber daya manusia dalam memanfaatkan hasil alam mereka hanya menggunakan alat tangkap sederhana yaitu seperti perahu kecil untuk menangkap ikan sehingga tidak memungkinkan untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) mendapat hasil tangkapan yang lebih banyak. Selain itu kemampuan organisasi untuk menyediakan alat tangkap yang bisa digunakan oleh anggotanya untuk menangkap ikan yang lebih banyak masih belum bisa terpenuhi. Untuk pengelolaan keuangan dalam organisasi ini beberapa kendala yang sering dihadapi yaitu susahnya menerapkan aturan yang baku walaupun didalam kelompok nelayan ini telah memiliki aturan-aturan yang mengikat anggotanya karena keterbatasan yang ada dalam organisasi nelayan baik terbatas karena keadan dan sumberdaya. Selain itu sedikitnya ada anggota yang mendapat skorsing karena melanggar ketentuan yang ditetapkan. Pengelolaan Keuangan Organisasi Kelompok Nelayan Dharma Samudra Telah Mengikuti Prosedur-Prosedur Akuntabilitas Organisasi sebagai sebuah wadah atau sekumpulan orang yang tergabung untuk mencapai tujuan bersama memiliki aturan yang mengikat dan diterapkannya dalam organisasi itu sendiri begitu pula dengan organisasi ini yang memiliki beberapa aturan yang mengikat sesama anggota. Maka dilihat atau dibandingkan dengan prosedur-prosedur yang dijabarkan oleh Koppel tahun 2005. Transparansi Dalam organisasi ini sedikitnya sudah menerapkan adanya transparansi kepada sesama anggota, lembaga-lembaga yang terkait. Transparansi yang ada disini adalah melaporkan keadaan keuangan tiap bulannya kepada sesama anggota sehingga terlihat kinerja dan hasil yang telah dicapai oleh organisasi demi tujuan dan kepentingan bersama didalam organisasi. Selain dalam pelaporan keuangan yang dilakukan tiap bulannnya oleh kelompok nelayan kepada anggotanya, kelompok ini juga melaporkan keadaan keuangannya kepada pemberi donor atau sumbangan dengan melaporkan jumlah penerimaan yang diterima dan perkembangan hasil tangkap nelayan. Laporan yang diberikan oleh kelompok nelayan kepada pemerintah sebelum tahun
2014 adalah laporan tertulis karena petugas pemerintahan juga ikut serta dalam adanya pertemuan tiap sebulan sekali, awal 2014 sumbangan ini hanya dilaporkan dalam bentuk semu yaitu melalui telepon saja dan nantinya akan di cek dalam rekening bank kelompok nelayan. Kewajiban Kelompok mempunyai aturan-aturan yang mengikat anggotanya yaitu tentang keanggotaan kelompok itu sendiri, kewajiban-kewajiban anggota kelompok dan juga hak yang didapat oleh anggota itu sendiri, aturan-aturan inilah yang sekaligus menjadi kontrol demi terciptanya organisasi yang tetap bersatu dan mampu menjadi wadah kelompok orang dengan tujuan bersama. Maka setiap anggota wajib patuh dan turut terhadap aturan-aturan yang ada dalam organisasi. Kelompok ini dibentuk atas dasar kebersamaan sehingga setiap aturan yang dikeluarkan juga harus dipertimbangkan oleh anggota dan pengurus. Setiap pengurus maupun anggota juga harus menaati aturan yang berlaku. Pengendalian Selain organisasi ini berkewajiban untuk melaporkan keadaan kepada anggotanya, kelompok nelayan dharma samudra dalam kegiataanya juga dikontrol oleh pemerintah dalam hal keuangan atau sumbangan yang diberikan yang berupa sumbangan PUMPN. Sumbangan ini dikontrol tiap bulan oleh petugas dari pemerintah yang secara langsung datang pada waktu adanya pertemuan anggota juga kadang untuk saat terakhir ini dikontrol melalui telepon ataupun melalui Bank bersangkutan ini dikarenakan seluruh penerimaan dari sumabangan PUMPN ini ditabungkan di salah satu bank dan dikontrol oleh pemerintah. Pengendalian maupun kontrol yang dilakukan didalam kelompok ini berdasarkan oleh aturan yang telah disepakati bersama. Dalam penyelesaian masalah dalam kelompok nelayan ini selalu dengan cara musyawarah sesama anggota dalam pertemuan tiap bulannya ini merupakan suatu budaya organisasi yang diterapkan oleh kelompok nelayan ini.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) Selain itu juga kelompok nelayan sebagai kontrol memberikan buku keanggotaan dan juga buku untuk angsuran kredit walaupun buku angsuran kredit ini tidak diberikan untuk semua kredit yang dikeluarkan. Hanya untuk pinjaman dalam kas dolphin dan snorkling dan dana PUMPN. Selain itu wujud pengendalian intern lainnya tercermin dari kemampuan organisasi dalam membagi tugas dan kewajiban yang diberikan seperti memiliki tiga orang bendahara yang menangani keuangan yang berbeda. Tanggung Jawab Setiap anggota maupun pengurus memiliki tanggung jawab yang harus dilakukan. Dalam hal ini pengurus wajib melaporkan keadaan keuangan yang terdapat dalam kelompok selain itu pengurus juga berkewajiban untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh anggota. Anggota juga memiliki tanggung jawab ataupun kewajiban dalam kelompok nelayan seperti membayar kredit yang diberikan, menjaga kenyaman tamu yang melihat dolphin dan snorkling selain itu anggota juga tetap mempertahankan kesatuan dalam kelompok dengan rasa kekeluargaan . Setiap anggota maupun pengurus memiliki tanggung jawab untuk hadir dalam sangkepan sehingga terciptanya hubungan yang kondusif antar anggota. Selain itu tanggung jawab ini juga didukung oleh aturan-aturan yang berlaku di kelompok sebagai pengendalian intern kelompok. Responsiveness Dalam Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga ini unsur tekahir dalam akuntabilitas ini dapat dilakukan ketika organisasi ini memiliki masalah yang dihadapi kelompok. Kelompok selalu menyelesaikan dengan didiskusikan dan mencari jalan keluar untuk menyelesaikan dan di musyawarahkan dalam sangkepan itu sendiri. Selama ini hanya terdapat beberapa masalah kecil yang masih bisa dimusyawarahkan sesama anggota dii intern kelompok. Maka dari itu kelompok lebih mengutamakan kesejahteraaan anggotanya.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dilakukan,maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: Sumber dana yang diterima olah Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga ini berasal dari sumbangan baik sumbangan dari pemerintah pusat maupun dari provinsi,besarnya penerimaan ini tergantung dari jumlah sumbangan yang diberikan oleh pemerintah.Tidak kalah pentingnya Kelompok Nelayan Dharma Samudra juga mendapat penghasilan tetap dari jasa untuk melihat ikan lumba-lumba (dolphin) dan menyelam melihat pemandangan bawah laut (snorkling). Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga adalah dipinjamkan kepada anggota dengan persentase bunga yang berbeda –beda setiap penerimaan dana ini tergantung dari ketentuan yang diberikan oleh kelompok kepada anggota.Prosedur – prosedur akuntabilitas yang telah diterapkan oleh Kelompok Nelayan Dharma Samudra Tukadmungga ini meliputi transparansi dalam pengelolaan keuangan dengan melaporkan posisi keuangan kelompok kepada anggota setiap kali sangkepan. Dan juga melaporkan keadaan keuangan kelompok kepada pemberi sumbangan selain itu organisasi dalam hal pengendalian dan juga tanggung jawab dan kewajiban yang dilakukan oleh anggota kepada kelompok maupun pengurus kepada kelompok memiliki aturan yang mengikat dan diterapkannya sanski apabila melanggar ketentuan. Dari sisi responsiveness, ketika terjadi permasalahan kelompok disini akan segera mencari jalan keluar dengan cara musyawarah. Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pemberian buku pembayaran kredit kepada anggota yang diberikan oleh kelompok kepada anggota baru bersifat untuk satu sumbangan sebaiknya untuk seluruh dana yang dipinjamkan kepada anggota harusnya ada pengendali atau kontrol diberikannya buku pembayaran baik itu dana dari sumbangan pemerintah maupun penerimaan post dolphin dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) snorkling karena perbedaan bunga yang diberikan. Selain itu untuk pengeluaran yang dikeluarkan oleh kelompok nelayan ini harusnya terdapat perincian yang diberikan kepada anggota sehingga anggota juga mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dan jumlah dana darimana saja yang digunakan. DAFTAR PUSTAKA AdminKeuLSM.2014.KeuanganLSM.Jakart atersedia di Http: www.//KeuanganLSM.Com (diakses tanggal 9 Januari 2015) Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif; Perspektif Mikro. Insan Cendikia. Surabaya. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta. .2010.Akuntansi Sektor Publik: suatu pengantar. Erlangga.Jakarta. Ferdiana Paskual, Meity , Paskual dan Moh.Ansar. 2012.Akuntabilitas LSM, Milik Kualitatif akuntabilitas ini donor atau publik?.Sulawesi Tengah.tesis S-2 sekolah pascasarjana Universitas Tadulako Palu. Mardiasmo. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Purhantara ,wahyu . 2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis : Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta Koppel,Jonathan GS.2005.Pathologies of Accountability: ICANN and the Challenge of “Multiple Accountabilities Disorder”. Yale School of Management. Public Administration Review
Safei,MD. 2011.Negara Maritim Indonesia. Repository.
Tersedia
di
http:www//repository.usu.ac.id/.pdf (diakses 2014)
tanggal
10
September