Penguatan di Segala Lini Strengthening All Lines Dengan perbaikan dan penguatan dari segala infrastruktur yang terus diupayakan secara berkelanjutan untuk melayani masyarakat yang didukung dengan pertumbuhan prospek bisnis yang menjanjikan, Bank Kesejahteraan tumbuh semakin dewasa dalam keberhasilannya mencapai visi untuk menjadi Bank Umum yang sehat, handal dan disegani, serta menjadi kebanggaan bagi masyarakat luas. Nilai total aset yang melampaui Rp2 triliun mendorong Bank Kesejahteraan untuk terus melanjutkan usahanya untuk mewujudkan visi melalui penguatan bisnis inti, perbaikan Sumber Daya Manusia, dan sistem operasional sehingga dapat lebih mengintensifkan upaya penguasaan pasar dan pelayanan kepada masyarakat. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan peningkatan laba bersih yang cukup tinggi di tahun 2010 hingga 63,34% dari laba tahun 2009. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 22,11% dan efisiensi usaha yang dioptimalkan. Penyaluran kredit tumbuh menjadi Rp1.610 miliar atau meningkat sebesar 20,72% dibandingkan penyaluran kredit di akhir tahun 2009. Hal tersebut diwujudkan seiring dengan komitmen Bank Kesejahteraan dalam memberikan pelayanan utama kepada pangsa pasarnya yaitu Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia. Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 31,06% menjadi Rp1.708 miliar dari nilai Dana Pihak Ketiga tahun 2009. Akselerasi positif ini mencerminkan peningkatan kepercayaan masyarakat kepada Bank Kesejahteraan. Efisiensi usaha semakin membaik tercermin atas nilai rasio BOPO menjadi 83,00% pada tahun 2010 yang menunjukkan penurunan dari nilai semula sebesar 86,72% di akhir tahun 2009. Bank Kesejahteraan juga mampu mempertahankan Kualitas Aktiva Produktif yang tetap dijaga melalui nilai NPL yang tetap dijaga pada nilai di bawah 5% atau sebesar 1,37%. With continuous improvements and strengthening all infrastructures to serve the society, supported by the promising growth of business prospect, Bank Kesejahteraan grows up with its success to achieve its mission to be a healthy, reliable and respected bank, and become the bank of pride for the society. The total asset value which was over IDR. 2 trillion had encouraged Bank Kesejahteraan to move forward to realize its vision by strengthening its core business, improving human resources and system, so that it could intensify the market domination effort and the service to the society. This condition could be observed from the high increase of the net profit in 2010 up to 63.34% from the year of 2009. This increase came from the growth of interest income up to 22.11% and the optimum business eficiency. Loan distribution grew to be IDR 1,610 billion or increased 20.27% compared to the loan distribution by the end of 2009. This happened in line with the commitment of Bank Kesejahteraan to deliver excellent service to its market. Third parties fund grew 31.06% became IDR. 1,708 billion from the third parties fund in 2009. This positive acceleration reflected the increasing trust of the society to Bank Kesejahteraan. Business efficiency grew better, reflected from the ratio BOPO of 83.00% in 2010 which showed the decreasing value from 86.72% in the end of 2009. Bank Kesejahteraan also successfully kept the quality of Productive Assets through the maintenance of the NPL under 5% which was 1.37%.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
1
Daftar Isi Contents
Sekilas Bank Kesejahteraan Bank Kesejahteraan at a glance 6 Kinerja Utama Financial Highlight
42 Laba Bersih Nett Profit
42 Kecukupan Modal Capital Adequacy
11 Laporan Dewan Komisaris
44 Komponen Substansial atas Pendapatan dan Beban Lainnya
14 Laporan Direksi
44 Kemampuan Membayar Hutang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang
18 Profil Bank Kesejahteraan
44 Informasi Material
19 Sejarah Singkat
44 Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal
20 Visi dan Misi
44 Informasi Setelah Tanggal Laporan Akuntan
21 Nilai Budaya
45 Informasi Keuangan Luar Biasa
22 Struktur Organisasi
45 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Baru
24 Bidang Usaha
46 Aspek Pemasaran
27 Strategi Bisnis
47 Prospek Usaha
28 Peristiwa Penting 2010
48 Rencana Strategis Bank
Report of the Board of Commisioners Report of the Board of Directors Profile of Bank Kesejahteraan Brief History
Vision and Mission Culture Values Organization Structure Business Sectors Business Strategy
Significant Events 2010
28 Penghargaan 2010 Rewards 2010
Substantial components on other Income and Expenses Capability to Pay Debts and Credit Collectibility Rate Material Information
Material Bond for for Capital Goods
Information After the date of Audit Report Extra-ordinary Financial Information
Application of Standard Financial Accounting and New Regulation Marketing Aspect Business Aspect
Bank Strategic Plan
Informasi Bagi Pemegang Saham Information for Shareholders
Analisa Manajemen dan Pembahasan
52 Komposisi Pemegang Saham
32 Aset
52 Harga Saham
33 Aset Produktif
52 Kebijakan Dividen
Management Analysis and Review Assets Third Parties Fund
33 Dana Pihak Ketiga Third Parties Fund
36 Kredit Loans
40 Ekuitas Equity
40 Pendapatan Bunga Bersih Nett Interest Income
41 Pendapatan (Beban) Operasional Operational Income (Expenses)
2
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Composition of Share Ownership Price of Shares
Policy on Dividend
53 Struktur Permodalan Capital Structure
53 Kepemilikan Saham dan Shares Option Shares Ownership and Shares Option
53 Penawaran Umum dan Pencatatan Efek General Offer and Stock records
53 Buy Back Saham dan Buy Back Obligasi Bank Shares Buy Back and Buy Back Obliges
53 Daftar Perusahaan Asosiasi
84 Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
53 Akuntan Independen Perseroan
84 Transaksi dengan Pihak Istimewa
List of Associated Companies
Company’s Independet Auditor
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance 57 Kebijakan GCG Policy of GCG
57 Struktur dan Mekanisme GCG
Transaction involving Conflict of Interest Transaction with Related Parties
84 Akses Informasi
Information Access
85 Hasil Self Assesment Penerapan GCG
Self Assesment Result of GCG Implementation
88 Etika Perusahaan Company’s Ethics
Structure and Mechanism of GCG
57 Rapat Umum Pemegang Saham
Shareholders Annual General Meeeting
58 Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris
Correlation between Board Of Directors and Board of Commissioners
59 Dewan Komisaris
Board of Commissioners
62 Direksi
Board Of Directors
67 Komite-Komite Committees
72 Fungsi Kesekretariatan Secretariat Function
73 Komite-Komite di Bawah Direksi
Committees under The Board of Directors
76 Fungsi Kepatuhan
Compliance Function
77 Fungsi Audit
Audit Function
Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi
Human Resources and Information Technology 92 Komposisi dan Jumlah Pegawai Composition and number of employees
94 Peningkatan Kompetensi Competency Improvement
94 Kesetaraan Pegawai Employee’s Equality
94 Rasio Gaji
Salary Ratio
95 Informasi Teknologi
Technology Information
Informasi Perusahaan
Company Information 100 Riwayat Hidup Dewan Komisaris
Brief Biography of the Board of Commissioners
78 Manajemen Risiko
104 Riwayat Hidup Direksi
82 Tingkat Kesehatan Bank
109 Tanggung Jawab Pelaporan
82 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait
110 Nama dan Alamat Lembaga Profesi Penunjang
82 Corporate Social Responsibility
111 Alamat Kantor Pusat dan Kantor Cabang
Risk Management Bank Solvability
Availability of Fund for Third Parties Corporate Social Responsibility
83 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank
Transparency of Bank’s Financial and Non Financial
Brief Biography of The Board of Directors Responsibility Of The Report
Name and Address of Supporting Professional Firms. Addresses of the Head Office and Branch Offices.
Laporan Akuntan Publik 2010 Audit Reports 2010
Condition
83 Penyimpangan Internal dan Permasalahan Hukum
Violation of Internal Rules and Legal Issues
Referensi Peraturan Cross Reference
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
3
Bank Kesejahteraan
Sekilas
Bank Kesejahteraan at a glance
4
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
6 Kinerja Utama
Financial Highlight
11 Laporan Dewan Komisaris
Report of the Board of Commisioners
14 Laporan Direksi
Report of the Board of Directors
18 Profil Bank Kesejahteraan Profile of Bank Kesejahteraan
19 Sejarah Singkat Brief History
20 Visi dan Misi
Vision and Mission
21 Nilai Budaya Culture Values
22 Struktur Organisasi Organization Structure
24 Bidang Usaha Business Sectors
27 Strategi Bisnis
Business Strategy
28 Peristiwa Penting 2010 Significant Events 2010
28 Penghargaan 2010 Rewards 2010
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
5
Kinerja Utama Financial Highlight
Neraca Balance Sheet ASET DAN KEWAJIBAN
2010
2008
2007
2006
ASSETS AND LIABILITIES
1. Total Aset
2,077,274
1,538,493
1,359,896
1,023,550
495,228
Total Assets
2. Aset Produktif
1,937,520
1,466,081
1,298,806
988,486
477,171
Productive Assets
1,610,683
1,334,142
1,164,331
702,992
405,272
Loan
298,445
84,864
38,912
238,990
65,748
25,000
44,854
93,304
43,996
4,999
Placement with other Banks
3,392
2,221
2,259
2,508
1,152
Current Accounts with other Banks
3. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
(43,004)
(29,826)
(24,241)
(16,996)
(10,093)
4. Aset Non produktif
182,758
102,213
85,331
52,060
28,149
Non Productive Assets
4.1. Kas/Giro pada BI
140,521
69,762
56,644
35,825
17,471
Cash/Current Accounts in Bank Indonesia
4.2. Inventaris
18,138
16,788
15,499
11,089
8,782
Inventory
4.3. Rupa - rupa Aktiva
36,107
26,174
21,614
11,848
7,633
Other Assets
(12,008)
(10,511)
(8,426)
(6,702)
(5,737)
1,844,552
1,337,096
1,174,723
857,870
343,869
Total Funds
1,707,882
1,303,158
1,126,635
746,948
332,288
Customers' Deposit
136,670
33,938
48,088
110,922
11,581
Other banks' Deposit
212,753
173,621
161,317
148,599
136,521
6.1. Modal Disetor
127,647
118,305
108,554
101,948
97,515
6.2. Agio Saham
11,180
10,489
9,709
9,709
9,709
6.3. Cadangan umum
24,356
22,909
19,917
17,595
16,396
6.4. Dana Setoran Modal
13,150
-
-
-
Paid in Capital Fund
620
-
-
-
Profit of Previous year
23,137
19,347
12,901
2.1. Kredit Yang Diberikan 2.2. Penempatan Pada Bank Indonesia 2.3. Penempatan pada Bank Lain 2.4. Giro pada Bank Lain
4.4. Akumulasi Penyusutan 5. Total Dana 5.1. Simpanan Nasabah 5.2. Simpanan Dari Bank Lain 6. EKUITAS
6.5. Laba tahun lalu 6.6. Laba (setelah pajak)
35,800
6
2009
(Rp juta/IDR million)
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
21,918
Placement with Bank Indonesia
Allowance for impairment losses
Accumulative Depreciation
Equity Paid in Capital Shares Agio General Reserves
Profit (after tax)
Laba/Rugi
Loss/Profit
(Rp juta/IDR million)
LABA/RUGI
2010
2009
2008
2007
1. Pendapatan Bunga
283,826
232,436
182,764
117,892
73,636
Interest Income
(163,420)
(151,224)
(103,638)
(56,222)
(35,025)
interest Expense
3. Pendapatan Bunga Bersih
120,406
81,212
79,126
61,670
38,611
4. Pendapatan (Beban) Operasional
(71,957)
(50,208)
(45,404)
(33,730)
(19,682)
48,449
31,004
33,722
27,940
18,929
(251)
(189)
(184)
70
(87)
48,198
30,815
33,538
28,010
18,842
1,512
(160)
140
(23)
(46)
(13,910)
(8,737)
(10,541)
(8,640)
(5,895)
Company tax
35,800
21,918
23,137
19,347
12,901
Nett profit
2. Beban Bunga
5. Laba Operasional 6. Pendapatan (Beban) Non Operasional 7. Laba Sebelum Pajak 8. Pendapatan pph Tangguhan 9. Pajak perseroan 10. Laba Bersih
2006
LOSS/PROFIT
Net Interest Income Operational Income (expenses) Operational Profit Non Operational income (expenses) Profit before tax Deferred tax income
Rasio-Rasio Penting Important Ratios RASIO KEUANGAN
1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
2010 11.54%
2. Aktiva Tetap Terhadap Modal
2009
2008
2007
2006
FINACIAL RATIO
Obligation to provide Minimum Capital
13.17%
14.34%
20.89%
33.23%
9.56%
9.63%
7.61%
6.56%
Fix Assets to Capital
3. Aktiva produktif bermasalah
1.14%
1.48%
1.34%
1.30%
1.53%
Bad Productive Assets
4. NPL Gross
1.37%
1.64%
1.49%
1.84%
1.84%
NPL Gross
5. NPL Netto
0.18%
0.45%
0,43%
0,48%
0,47%
NPL Netto
6. Laba Sebelum Pajak Terhadap Total Aset
2.66%
2.15%
2.81%
3.86%
4.55%
(ROA)
19.70%
13.81%
15.64%
14.28%
10.48%
(ROE)
8. Pendapatan Bunga Bersih Terhadap Aktiva Produktif
6.94%
5.70%
6.97%
8.85%
9.55%
(NIM)
9. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
83.00%
86.72%
81.64%
76.47%
74.45%
(BOPO)
10. Kredit Terhadap Dana Pihak Ketiga
94.31%
102.38%
103.35%
94.12%
121.96%
(DPK)
7. Laba Setelah Pajak Terhadap Modal Disetor
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
7
Aset/Asset
(Rp.Miliar/IDR billion)
Kredit yang Diberikan / Loan
(Rp.Miliar/IDR billion)
Dana Pihak Ketiga/Third Parties Fund
(Rp.Miliar/IDR billion)
Laba Bersih/Nett Profit
8
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
(Rp.Miliar/IDR billion)
Ekuitas/Equity
(Rp.Miliar/IDR billion)
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
9
dari kiri-kanan: Jusuf Amiruddin SE.MM, Prof. DR.Wagiono Ismangil, Drs. Achmad Subianto, MBA, DR. Mahyuddin Ramli, MBA
10
Pemegang Saham yang terhormat,
Respected Shareholders,
Kami senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat segala rahmat dan karunia yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat melaporkan pencapaian kinerja Bank Kesejahteraan yang sangat baik di tahun 2010, dengan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar Rp35.800 juta atau tumbuh di atas 63,34% dari akhir tahun 2009. Kondisi tersebut merupakan hasil dari strategi dan kebijakan manajemen yang didukung dengan perhatian dan kerja keras yang cukup besar dari segenap karyawan dalam meletakkan landasan yang kuat untuk mengimplementasi rencana bisnis jangka panjang.
We praise God the Almighty that upon His permission we can report the very good achievement of Bank Kesejahteraan in the year of 2010, by booking the growth of nett profit amounting IDR. 35,800 million or grew over 63.34% from the end of 2009. This condition was the result of strategy and policy taken by the management and also supported with attention and hard work of the whole employees in laying down the strong foundation to implement the long term business plan.
Seiring dengan pemulihan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia ternyata mampu menunjukkan akselerasi positif yang mencapai sekitar 6%, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2009 sebesar 4,5%. Sementara itu, perbaikan kinerja perbankan nasional ditunjukkan dengan meningkatnya fungsi intermediasi yang diimbangi dengan kondisi permodalan dan likuiditas bank yang memadai. Kredit
In line the global economic recovery, the economic growth of Indonesia had showed positive acceleration up to approximately 6%, far higher than the growth in 2009 which was 4.5%. Meanwhile, the improvement of national banking performance could be observed from the increase of intermediary function together with the adequate capital condition and bank liquidity. Bank loan grew 22.80% encouraged the trend of increasing
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Laporan Dewan Komisaris Message From The Board of Commissioners
perbankan yang berhasil tumbuh sebesar 22,80% mendorong tren kenaikan total aset perbankan yang meningkat hingga 21,89%. Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga sebagai sumber dana utama bank tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan kredit, yaitu sebesar 18,54% atau senilai Rp2,33 triliun yang mengindikasikan terdapat sumber-sumber pendanaan selain DPK.
total bank asset which grew up to 21.89%. On the other hand, Third Parties Fund as the bank main source of fund grew lower than loan, which was 18.54% or IDR 2.33 trilion indicating the existence of other fun sources beside Third Parties Fund.
Akselerasi positif fungsi intermediasi perbankan di tahun 2010 dibarengi dengan pencapaian profitabilitas yang membaik dengan membukukan laba bersih lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2009. Dari sisi permodalan, implementasi perhitungan ATMR risiko operasional menyebabkan nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) bank selama tahun 2010 cenderung turun dengan nilai CAR sebesar 17,18%. Namun demikian, nilai tersebut masih berada cukup jauh dari angka minimum yang disyaratkan sebesar 8%. Ketentuan kenaikan GWM primer yang diberlakukan mulai 1 November 2010 menempatkan kondisi likuiditas perbankan relatif memadai untuk mengantisipasi kebutuhan jangka pendek.
Positive acceleration of intermediary function of banks in 2010 was accompanied by a better profitability achievement, by booking nett profit approximately 19% higher than the position in the end of 2009. From the capital side, the implementation of ATMR operational risk calculation had caused the banking Capital Adequacy Ratio (CAR) in 2010 tend to fall down to 17.18%. However, that rate was still far above the minimum rate required of 8%. The regulation on the increase of Prime GWM which took effect on 1 November 2010 had placed the banking liquidity relatively adequate to anticipate short term needs.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
11
12
Dalam kondisi ekonomi yang belum dapat sepenuhnya dikatakan mendukung bisnis perbankan, namun dengan kekuatan dan fondasi yang kokoh menjadikan Bank Kesejahteraan mencatat pertumbuhan aset hingga menyentuh Rp2 triliun pada semester kedua tahun 2010. Merupakan sebuah prestasi yang cukup membanggakan karena Bank Kesejahteraan berhasil mencapai nilai aset tersebut lebih cepat dari yang ditargetkan dapat diraih di akhir tahun 2010. Upaya-upaya pemasaran kredit melalui perluasan cakupan wilayah geografis kepada gerakan koperasi sebagai pangsa pasar utama yang dilakukan manajemen selama tahun 2010 berhasil meningkatkan posisi penyaluran kredit kepada koperasi melebihi dari tahun-tahun sebelumnya dengan nilai pertumbuhan kredit sebesar 20,73%.
In the economic condition which was not fully supportive for banking business, with stable foundation and strength Bank Kesejahteraan recorded the growth of asset up to IDR. 2 trillion in the second semester of 2010. It is an excellent achievement as Bank Kesejahteraan achieved this asset value faster than the targeted time i.e by the end of 2010. Credit sales efforts by broadening the geographical area to Koperasi as the main market conducted by the management during 2010 had succesfully distributed the loan to Koperasi higher than previous years with credit growth of 20.73%.
Berbeda dengan kondisi yang ditunjukkan oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga perbankan nasional yang tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan kredit perbankan nasional, Bank Kesejahteraan justru mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 31,06% yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit. Dari sisi permodalan dan likuiditas menunjukkan pada angka yang lebih tinggi dari ketentuan.
Unlike the growth of Third Parties Fund in national banking which was lower than credit growth, Bank Kesejahteraan recorded the growth of Third Parties Fund 31.06% higher than the growth of loan. From the capital and liquidity sides, it showed higher figure than required.
Di samping itu, Manajemen juga turut mengembangkan Sumber Daya Manusia selama tahun 2010 melalui program pendidikan Officer Development Program (ODP) yang dibentuk untuk pertama kalinya sebagai langkah mempersiapkan tongkat estafet untuk dapat mengembangkan Bank Kesejahteraan ke depan di tengah dinamika kondisi perbankan. Jajaran komisaris yakin bahwa dengan pengembangan Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi akan menjadi strategi yang tepat untuk membawa Bank Kesejahteraan menuju tingkat perkembangan selanjutnya dan oleh karena itu kami memberikan dukungan penuh di dalamnya.
Furthermore, the management also developed its human resources in 2010 through the Officer Development Program (ODP) training which first set as the step to prepare the succession process in order to develop Bank Kesejahteraan in the future in the middle of the dynamic condition of banking business. The board of Commisioners believe that with the development of human resources based on competencyis the right strategy to bring Bank Kesejahteraan to the next steps of development and therefore we give our full support for it.
Dengan proses transformasi tersebut, Bank Kesejahteraan senantiasa berusaha memperkuat identitas perusahaan melalui serangkaian pilar konsolidasi intern terhadap nilai-nilai perusahaan sebagai bentuk komitmen terhadap visi dan misi perusahaan serta berusaha lebih fokus terhadap tata kelola perusahaan dalam menjalankan bisnis yang transparan, sehat, dan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan, Dewan Komisaris dibantu oleh 3 (tiga) komite yaitu Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, serta Komite Pemantau Risiko yang sangat aktif mendukung upaya Bank Kesejahteraan untuk merealisasikan Rencana Bisnis Bank yang telah ditetapkan.
With the transformation process, Bank Kesejahteraan always tried to strenghten its corporate identity through a set of internal consolidation pillars to the corporate values as our commitment to the vision and mission of the company, and be more focused on the good corpotate governance in conducting the business which is transparent, solvent and prudent. In supevising the company, the Board of Commissioners was assisted by 3 (three) committees i.e. Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee and Risk Observer Committee were very active in supporting the bank’s effort to realize the Bank Business Plan as decided.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Kondisi Bank Kesejahteraan dalam jangka panjang menunjukan kondisi yang sangat positif. Meskipun semakin banyak bank yang masuk dalam pangsa pasar pada gerakan koperasi yang dapat mempengaruhi jumlah pangsa pasar sebagai captive market Bank Kesejahteraan, namun Bank Kesejahteraan telah meletakkan dasar pertumbuhan yang kuat melalui pengoptimalan pengelolaan atas modal dan aset, serta penguatan infrastruktur bank dalam menyediakan Sumber Daya Manusia yang berbasis kompetensi, pengembangan fitur serta layanan dalam menciptakan kualitas standar layanan yang lebih baik bagi setiap nasabah baik intern maupun ekstern.
The condition of Bank Kesejahteraan in the long term shows a very positie condition. Eventhough more banks enter the Koperasi market which is capable to influence the captive market of Bank Kesejahteraan, Bank Kesejahteraan had set a strong growth foundation by optimizing the capital and asset management and strenghtening the bank’s infrastructures in providing human resources based on competence, development of features and services to form a better qulity of standard service for every customer, either internal or external.
Kami yakin, Bank Kesejahteraan memiliki prioritas strategi yang tepat dan kemampuan finansial yang memadai untuk dapat melanjutkan bisnis pada industri yang penuh dengan regulasi. Transformasi akan tetap dilanjutkan agar perusahaan dapat mewujudkan setiap strategi yang disusun. Hal ini memerlukan keberanian, konsistensi dan komitmen dari segenap pihak sehingga kami akan dapat menciptakan pertumbuhan dengan nilai yang berkelanjutan bagi seluruh pemegang saham.
We believe that Bank Kesejahteraan posseses a precise priority strategy and adequate finacial capability to continue its business in the industry which full of regulations. Transformation will be continued so that the company can materialize its every strategy. It needs courage, consistency, and commitment from all parties so that we can create the growth with continuous value for all shareholders.
Pada kesempatan kali ini, kami atas nama Dewan Komisaris mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pemegang saham yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan penuh kepada perkembangan Bank Kesejahteraan. Apresiasi yang tinggi juga kami berikan kepada seluruh jajaran Direksi dan segenap karyawan Bank Kesejahteraan atas dedikasi dan kerjasamanya sehingga Bank Kesejahteraan dapat mewujudkan pertumbuhan dan mencatat keuntungan sebagai hasil kinerja bersama selama ini.
On behalf of the Board of Commissioners, we would like to take this opportunity to thank all shareholders who had given their trust and support to the development of Bank Kesejahteraan. We also would like to deliver our high appreciation to the Board of Directors and all employees of Bank Kesejahteraan for their dedication and cooperation so that Bank Kesejahteraan could grow and booked profit as the result of mutual performance for all this time.
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Dewan Komisaris The Board of Commissioner
Prof. DR. Wagiono Ismangil Komisaris Utama/ Chairman
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
13
Laporan Direksi Message from The Board of Directors
14
Pemegang Saham yang terhormat,
Rescpected Shareholders
Tahun 2010 menjadi tahun pencapaian kinerja yang sangat baik bagi Bank Kesejahteraan dengan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar Rp35.800 juta atau tumbuh sebesar 63,34% dari posisi akhir tahun 2009. Setelah berhasil membukukan laba bersih pada akhir tahun 2010 Bank Kesejahteraan juga berhasil mencatat total aset di atas Rp2 triliun yang telah berhasil dicapai pada awal triwulan ketiga tahun 2010.
The year of 2010 was the year with very good performance achievement for Bank Kesejahteraan by booking the growth of the nett profit of IDR 35.800 million or grew up to 63.34% from the position in the end of 2009. Beside successfully recorded its nett profit by the end of 2010, Bank Kesejahteraan also recorded the total assets above IDR 2 trillion which was achieved in the early 3rd quarter of 2010.
Dalam kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya usai dan mendukung industri perbankan, namun beberapa indikator keuangan perbankan mampu membuktikan tingkat pertumbuhan dengan kecenderungan meningkat. Rasio kecukupan modal (CAR) berada pada angka 17,18%, sedangkan
Despite global economic condition which has not fully recovered dan not supportive for banking industry, various financial banking indicators showed the increasing growth. Capital Adequacy Ratio (CAR) was 17.18%, while the gross ratio of Non Performing Loan (NPL) was still within secure limit of
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
dari kiri-kanan: Wahju Hidajat, SE.M Hum, Arif Hidayat, SE,Akt, RM Yunianto Budi Sudarmodjo, SE, Silo Edi, SE
rasio kredit bermasalah (NPL) gross masih berada dalam batas aman yakni pada nilai 2,56%. Meskipun secara individual masih ada beberapa bank yang mencatat rasio NPL mencapai kisaran 15%, namun bank-bank telah membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) kredit yang cukup besar sebagai antisipasi risiko sehingga rasio NPL net berada di bawah 5%.
2.56%. Although some banks individually recorded the NPL ratio of 15%, the banks had preserve the Write off Productive Assets Reserve (PPAP) of loan relatively big to anticipate the risk so that the NPL nett ratio was still below 5%.
Peran intermediasi yang dilakukan oleh Bank Kesejahteraan dalam industri yang penuh dengan regulasi terus mengalami kemajuan dari tahun-tahun sebelumnya. Bank Kesejahteraan berhasil merealisasikan pencatatan laba bersih sebesar Rp35.800 juta meningkat 63,34% dari perolehan laba bersih di tahun 2009 sebesar Rp21.918 juta. Seiring dengan
Intermediary role of Bank Kesejahteraan in the industry which is full of regulation keeps moving forward from year the previous years. Bank Kesejahteraan had booked Nett Profit of IDR 35,800 million which is an increase of more than 63.34% from the nett profit in 2009 amounted at IDR 21,918 million. In line with the growth of prof it, Bank Kesejahteraan also successfully
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
15
16
pertumbuhan laba tersebut, Bank Kesejahteraan berhasil pula dalam memperkuat nilai aset yang mencapai Rp2 triliun dan adanya penambahan jaringan kantor melalui pembukaan 2 (dua) kantor cabang pembantu di wilayah DKI Jakarta yakni Kantor Cabang Pembantu Kebayoran dan di wilayah Surabaya, yakni Kantor Cabang Pembantu Tunjungan sebagai langkah Bank Kesejahteraan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah.
strenghten its asset up to IDR 2 trillion and widened its network by opening 2 (two) sub-branch offices i.e. Kebayoran Subbranch office in DKI Jakarta and Tunjungan Sub-branch office in Surabaya as the step taken by Bank Kesejahteraan to improve its service quality to customers.
Dari sisi pembiayaan, Bank Kesejahteraan berhasil mencatat pertumbuhan penyaluran kredit, khususnya kepada Koperasi Pegawai Republik Indonesia sebagai pangsa pasar utamanya hingga 20,73% dari akhir tahun 2009. Langkah aktif Bank Kesejahteraan dalam melakukan pembiayaan modal kerja kepada gerakan koperasi tersebut turut mendorong produktivitas koperasi dalam memenuhi kebutuhan anggotanya sehingga turut memberikan kontribusi dalam menumbuhkembangkan perekonomian makro. Masih cukup luasnya captive market yang ada sebagai lahan pembiayaan Bank Kesejahteraan maka solusi yang paling memungkinkan untuk tetap dapat melayani pembiayaan kepada koperasi di seluruh wilayah Indonesia adalah dengan membentuk relief officer pada wilayah-wilayah yang dinilai potensial.
From Lending aspect, Bank Kesejahteraan succesfully recorded the growth on its loan distribution, especially for Koperasi Pegawai Republik Indonesia as its main market up to 20.73% from the end of 2009. The active step of Bank Kesejahteraan in distributing working capital loan for Koperasi had encouraged the productivity of the Koperasi to meet their members’ needs, which furthermore also contributed in the development of micro-economy. As the existing captive market for lending is quite wide, the possible solution for Bank Kesejahteraan to keep distributing loan for Koperasi is to form ”relief officer” in the potential regions.
Bank Kesejahteraan melihat langkah tersebut sebagai langkah awal dalam mewujudkan rencana jangka menengah dan jangka panjang dalam mengembangkan jaringan kantor pada pilihan lokasi relief officer yang menjanjikan. Bank Kesejahteraan juga senantiasa mencari peluang untuk meningkatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga melalui pertumbuhan dana dengan berbagai pengembangan fitur pada produk maupun layanan kepada nasabah. Di lihat dari penilaian tingkat kesehatan bank dapat terlihat bahwa hingga akhir tahun 2010, Bank Kesejahteraan masih mampu mempertahankan predikatnya sebagai Bank Sehat dengan nilai kecukupan modal (CAR) sebesar 11,54%.
Bank Kesejahteraan consider the step as an initial step to materialize its middle and long term plan in widening its office network by choosing the right location of promising relief officer. Bank Kesejahteraan also keeps looking for the opportunities to increase the growth of Third Parties Fund through the growth of fund by improving various features of its products and services to customer. From the solvability rate it can be observed that by the end of 2010 Bank Kesejateraan was still able keep its predicate as a healthy bank with CAR of 11.54%
Perbaikan kualitas kredit bermasalah yang tercatat di akhir tahun 2010 juga menunjukkan prestasi yang cukup membanggakan dengan nilai Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,37% atau turun sebesar 0,24% dari tahun 2009. Di samping itu, juga menunjukkan peningkatan yang cukup baik melalui pengelolaan aset dan modal dalam memperoleh keuntungan yang masing-masing dilihat melalui nilai ROA dan ROE sebesar 2,66% dan 19,70%. Nilai yang cukup baik bila dibandingkan dengan pencapaian nilai ROA dan ROE di tahun 2009 dengan angka 2,15% dan 13,81%. Pada saat yang sama, pada tahun 2010 kami berusaha untuk memperoleh nilai lebih dengan pemanfaatan aset perusahaan melalui transformasi terhadap Sumber Daya Manusia dengan pengadaan program pendidikan untuk membentuk calon pemimpin Bank Kesejahteraan sesuai dengan budaya dan kebutuhan organisasi melalui Officer Development Program (ODP) yang kami mulai sebagai angkatan pertama di tahun 2010.
Improvement in the quality the bad debts in 2010 also showed a satisfactory result with Non Performing Loan (NPL) of 1.37% or decreased by 0,24% from the end of 2009. Furthermore, the management also showed a good improvement in managing its assets and capital and gained profit which could be observed in the ROA and ROE of 2.66% and 19.70%. It is a good figure compared to the ROA and ROE in 2009 of 2.15% and 13.81%. At the same time in 2010 we tried to get more value by using company’s asset through transformation of human resources with training programs to form candidates for future leaders of Bank Kesejahteraan in line with the culture and the needs of the organisation through the Officer Development Program which first started in 2010.
Kami menyadari bahwa pertumbuhan jangka panjang Bank Kesejahteraan akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menjaga komitmen, konsistensi, dan kerja keras dalam menjalankan setiap strategi dan rencana bisnis yang telah ditetapkan. Kesadaran akan kewajiban dalam memberikan pelayanan prima kepada nasabah dan seluruh pemegang saham akan memberi dampak bagi lingkungan maupun masyarakat. Selama tahun 2010, kami meningkatkan perangkat dasar budaya kerja “it for us” yang terus disosialisasikan dan menjadi bagian dari keseluruhan nilai perusahaan di semua
We understand that long term development of Bank Kesejahteraan will be determined by the capability of the company to keep its commitment, consistency and hard work in executing every strategy and business plan. Awareness on the obligation to deliver excellent service to customers and all shareholders will give effect for environment and society. In 2010 we promoted the foundation of work culture ”it for us” which was continuously socialized and be a part of corporate values in all levels. Bank Kesejahteraan expressed its care to the surrounding
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
level. Bank Kesejahteraan menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar dengan bentuk kemitraan komunitas lokal untuk membantu upaya pendidikan sekaligus menanamkan pengenalan terhadap citra Bank Kesejahteraan.
society by forming partnership with local community to help their education and introducing the good image of Bank Kesejahteraan.
Berbagai kendala yang kami hadapi dalam menghadapi masuknya pesaing pada pangsa pasar koperasi serta masih terbatasnya jaringan kantor menjadikan sebuah tantangan bagi kami untuk terus melakukan penguatan finansial maupun non finansial dari sisi intern dan infrastruktur. Penguatan kemampuan pegawai yang berdedikasi tinggi dan memiliki paradigma ke depan menjadi salah satu komitmen kami untuk menghadapi kendala bisnis kami dalam persaingan industri perbankan. Proses transformasi tersebut akan tetap dilanjutkan untuk terus memungkinkan Bank Kesejahteraan menyediakan pelayanan yang lebih prima dan dinamis menuju bank yang handal, disegani, dan menjadi kebanggaan bagi seluruh mitra.
Many obstacles that we had to face in anticipating competitors entry in the Koperasi market and the limited office network were challanges for us to continuously strenghten our financial and non financial aspect from internal side and infrastructure. Improvement on the ability of the employees with high dedication and posess future vision is one of our commitment to face the business obstacles in the banking industry competition. Transformation process will be continued to enable Bank Kesejahteraan to provide more excellent and dynamic service to be a reliable, respected bank and be the pride of all business partners.
Pada tahun 2011, industri perbankan diperkirakan masih akan mampu mewujudkan pertumbuhan yang terjadi di tahun 2010 dengan prospek pertumbuhan kredit berkisar pada angka 19%-24% dengan pertumbuhan penghimpunan dana pada kisaran 15%-20%. Dalam mengantisipasi tantangan tersebut, Bank Kesejahteraan menetapkan lima langkah strategis untuk mendukung arah kebijakan bank di tahun 2011 sebagai berikut:
In 2011, banking industry is predicted to be able to grow as it was in 2010, with the prospect of loan growth between 19%24%, with fund raising between 15%-20%. In anticipating the challenge, Bank Kesejahteraan set 5 strategic steps to support the bank policy in 2011 as follows:
1. Penguatan permodalan untuk mengupayakan nilai CAR tidak kurang dari 10% dan menjaga nilai LDR pada batasan maksimal sebesar 99%. 2. Pengoptimalan penghimpunan dana retail melalui pengembangan program pemasaran. 3. Pengembangan jaringan kantor, fitur, dan kualitas standar layanan dalam menguatkan Brand Image 4. Perluasan cakupan geografis dalam peningkatan portofolio pembiayaan kredit KPRI dari pangsa pasar 5. Penguatan infrastruktur (Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi, penyegaran budaya kerja, pengelolaan Manajemen Risiko, pengembangan Core Banking, penguatan organisasi dan Corporate Governance)
1. Strengthening the capital to achieve CAR rate above 10% and maintain the LDR rate to the maximum of 99%
Akhirnya, kami atas nama Dewan Direksi menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi terhadap seluruh karyawan, Dewan Komisaris, dan seluruh mitra kerja atas segenap dukungan dan dedikasi dalam upaya pengembangan transformasi perusahaan. Melanjutkan segala pencapaian yang telah kami raih pada tahun 2010, Bank Kesejahteraan akan terus menjaga tanggung jawab, transparansi, dan disiplin tinggi atas setiap strategi yang ditetapkan agar tetap mampu menjaga keutuhan visi dan misi perusahaan yang tetap menjadi bagian dalam meningkatkan kesejahteraan seluruh mitra dengan pertumbuhan kinerja di masa depan.
Lastly, on behalf of the Board of Directors, we deliver our highest appreciation to all employees, The Board of Commisioners, and all business partners for the support and dedication in realizing the transformation of the company. Continuing the success in 2010, Bank Kesejahteraan will keep its responsibility, transparency, dan high discipline on every strategy taken so that we will be able to keep the vision and mission of the company which is a part in improving the prosperity of all business partners with performance growth in the future.
2. Optimizing retail fund raising through the development of marketing program 3. Expansion of office network, features, and quality of standard service in order to strengthen the Brand Image 4. Geographical expansion to increase the portfolio of loan distribution to KPRI market. 5. Improvement of Infrastructure (human resources based on competency, refreshment of working culture, risk management, development of the Core banking, improvement in organization and Corporate Governance.
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Dewan Direksi Board of Directors
R.M Yunianto, S.E Direktur Utama/President Director
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
17
Profil Bank Kesejahteraan Profile of Bank Kesejahteraan
Nama/Name : PT Bank Kesejahteraan Ekonomi
Bidang Usaha/Business Sector : Perbankan
Tanggal Pendirian/Date of Establishment : 04 Oktober 1991
Modal Dasar/Authorized Capital : Rp200.000.000.000,-
Tanggal Beroperasi/Date of Operation : 27 Februari 1992
Modal Disetor/Paid-in Capital : Rp127.647.110.000,-
Dasar Hukum Pendirian/Legal Basis of establishment : SK Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 256/KMK.013/1992
Kepemilikan Saham/Ownership : (Per 31 Desember 2010) Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia
59,63%
PT. Recapital Advisors
20,72%
PT. Taspen (Persero)
9,34%
Dana Pensiun Pertamina
6,01%
Dana Pensiun PT. Jasindo
1,72%
Dana Pensiun PT. Jasa Raharja
1,60%
Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan
0,98%
Kantor Pusat : Head Office Gedung IKP-RI Jl. R.P. Soeroso No. 21 Jakarta 10330, Indonesia Telepon Faksimili Email Website
18
: : : :
(62-21) 3100422/(62-21) 3100448 (62-21) 3102970
[email protected] www.bankkesejahteraan.co.id
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Sejarah Singkat Brief History
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau dikenal dengan nama Bank Kesejahteraan merupakan sebuah bank swasta non devisa yang dirintis sejak tahun 1991 yang didirikan oleh Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia dan diketuai oleh Alm. Prof. DR. Soemitro Djojohadikusumo dalam tujuannya untuk memberikan pelayanan guna memenuhi kebutuhan modal kerja koperasi primer di seluruh Indonesia sehingga dapat berperan memberikan kesejahteraan bagi Pegawai Negeri Sipil beserta keluarganya. PT Bank Kesejahteraan Ekonomi or also known as Bank Kesejahteraan is a Non Foreign Exchange private bank which started its activity in 1991, established by Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia and chaired by late Prof. DR. Soemitro Djojohadikusumo with the objective to meet the needs for work capital of Koperasi Primer in Indonesia in order to give prosperity to all civil servants and their families
Alm. Prof. DR. Soemitro Djojohadikusumo Pendiri PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Founder of PT Bank Kesejahteraan Ekonomi
Berdasark an gagasan yang dicetusk an oleh Bapak Prof. DR. Soemitro D j o j o h a d i k u s u m o, d i d i r i k anlah PT Bank Kesejahteraan Ekonomi sesuai akta No. 37 tanggal 4 Oktober 1991 oleh notaris Siti Pertiwi Henry Shidiky, SH. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 256/KMK.013/1992 tanggal 21 Oktober 1992, Bank Kesejahteraan resmi beroperasi sejak tanggal 27 Februari 1992 dengan modal dasar perseroan sebesar Rp50.000.000.000,- yang terdiri dari 5.000.000 lembar saham dan disetor penuh sebanyak 1.000.000 lembar saham dengan komposisi kepemilikan oleh Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP-RI) sebanyak 900.000 lembar saham dan PT Taspen (Persero) sebanyak 100.000 lembar saham.
Based on the idea of Prof. DR. Soemitro Djojohadikusumo, PT Bank Kesejahteraan Ekonomi was established based on the Deed No. 37 dated 4 October 1991 by notary Siti Pertiwi Henry Shidiky, SH. Later on, based on the decree of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 256/KMK.013/1992 dated 21 October 1992, Bank Kesejahteraan officially started its operation on 27 February 1992 with Starting Capital of the company IDR. 50.000.000.000,- which consist of 5.000.000 shares and fully paid 1.000.000 shares, with the composition of ownership by Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI) amounting 900.000 shares and PT Taspen (Persero) 100.000 shares.
Sesuai dengan meningkatkan nilai modal disetor maka Anggaran Dasar mengalami perubahan yang pertama kali melalui Akta No. 5 tanggal 27 Oktober 2005 yang dibuat oleh notaris Judy KH. Sentana, SH mengenai Perubahan Anggaran Dasar menjadi 20.000.000 lembar saham atau senilai Rp200.000.000.000.
Along with the increase of its Paid in Capital, the Company Charter was first amended by the deed No. 5 dated 27 October 2005 made by notary Judy KH. Sentana, SH on the amendment of the charter became 20.000.000 shares or valued at IDR. 200.000.000.000.
Melalui makna logo Bank Kesejahteraan berupa rangkaian bilah simetris yang berputar dengan konfigurasi huruf B dan K yang berarti Bank dan Kesejahteraan. Harmoni konfigurasi huruf tersebut menjadi lambang komitmen dan kerjasama bank dalam menjalankan fungsi intermediasi yang efektif berdasarkan prinsip-prinsip yang sehat untuk menjalin kemitraan dengan bidang industri, komersial, dan masyarakat dalam satu gerak putar yang dinamis, seirama dan serasi oleh keseimbangan antara tujuan dan kekuatan menuju kesejahteraan yang lebih baik.
Logo of Bank Kesejahteraan is a set of spinning symmetrical blades with configuration of the letter B and K which stand for ”Bank” and “Kesejahteraan”. The harmony of the letter configuration huruf is the symbol of commitment and cooperation of the bank in conducting its effective intermediary function based on the healthy principles to build partnership in the industry, commerce and society in one dynamic rotation, rhythmic and harmonious through the balance between objectives and power toward a better welfare.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
19
Visi & Misi Vision & Mission
Motto
Sejahtera Bersama Kami. Motto
Be prosperous with us.
Visi “Menjadi Bank Umum yang disegani, menjadi andalan dan sekaligus kebanggaan dari pegawai negeri, koperasi dan masyarakat”. isegani, karena merupakan bank sehat dan selalu mampu menjaga tingkat kesehatan dan kualitasnya. D Andal, karena dikelola secara profesional, mampu bersaing di antara bank yang sekelas, mampu mengikuti arah perkembangan perbankan dan mampu menjadi mitra yang membangun bagi nasabah, khususnya koperasi pegawai negeri dan para anggotanya. Bangga, karena merasa memiliki dan dari pelayanannya memperoleh manfaat dan nilai lebih.
Vision “ To become a respected and reliable commercial bank which be the proud of civil servants, Koperasi and society.” Respected, as it is a healthy bank which always able to keep its solvency and quality. Reliable, as it is professionally managed, capable to compete with other banks with equal level, capable to keep up with banking business trend and capable to be supportive partner for customers, especially the koperasi of civil servants and its members Proud, as customers posses the sense of belonging and get benefits and additional values from its service
Misi “Menjalankan usaha sebagai bank umum yang sehat yang mengutamakan bidang ritel, berperan aktif dalam usaha meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil beserta keluarganya melalui kemitraan usaha dengan koperasi, terutama Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) serta badan-badan usaha lainnya”.
Mission “To run the business as a healthy commercial bank, focusing on retail business, actively take part in the effort to improve the prosperity of civil servants and their families through business partnership with koperasi, especially Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) and other business entities”.
20
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Nilai Budaya Culture Values
Budaya perusahaan menjadi nilai dan falsafah hidup yang telah disepakati oleh segenap jajaran pengurus perusahaan dan pegawai dalam perjalanan mengelola Bank Kesejahteraan untuk mencapai tujuan. Perjalanan usia dalam menghadapi pasang surut perekonomian makro dan tantangan yang semakin kompleks, membuat manajemen bank menyadari pentingnya komitmen dan konsistensi untuk senantiasa memperkuat dasar pedoman bagi seluruh sikap dan perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas yang dirumuskan melalui Surat Keputusan Direksi PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Nomor: 22/2006/SK tanggal 8 Maret 2006 tentang Buku Pedoman Budaya Kerja.
Corporate culture is the values and philosophy of life which has been agreed by all the management and employees in administering Bank Kesejahteraan to achieve its objectives. The journey in facing the uncertainty of macro economy and more complex challanges had made the management realize the important of commitment and consistency to strengthten the basic guidance of employees’ manner and behaviour in performing their tasks as formulated in the decree of the Directors of PT Bank Kesejahteraan Ekonomi No: 22/2006/SK dated 8 March 2006 on the Guidance of Work Culture.
Bank Kesejahteraan mendefinisikan budaya perusahaan dalam 5 (lima) nilai kebersamaan (shared values) yang disingkat “it for us” sebagai ikrar untuk melakukan perubahan dan perbaikan di segala bidang untuk mendukung keberhasilan penyempurnaan manajamen perusahaan.
Bank Kesejahteraan defined its corporate cultures in five shared values which are abbreviated by “it for us” as the promise to carry out changes and improvement in all aspects to encourage the perfection of the management.
Integritas Perilaku terpuji dengan menempatkan kepentingan perusahaan di atas kepentingan lainnya serta menjunjung kode etik profesi.
Integrity Honorable behaviour by putting the interests of the company above other interests and respecting the professional code of ethic. Teamwork Working effectively and be focus to achieve the target which had been decided through coordination, build open communication, mutual trust and mutual respect.
Kerjasama Bekerja secara efektif dan fokus mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui koordinasi, membangun komunikasi terbuka, rasa saling percaya, dan saling menghargai. Fokus pada Nasabah Komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dalam menangani dan memenuhi kebutuhan setiap nasabah baik internal maupun eksternal.
Focus on Customer Commitment to deliver excellent service in handling and meeting customer’s needs, either internal or external.
Orientasi pada Hasil Mengutamakan disiplin, penuh tekad dan semangat dalam mengerahkan segenap kemampuan dan pengalaman kerja untuk hasil terbaik.
Result Oriented Prioritizing discipline, full of willpower and passion in exploring their maximum capability and working experience for the best achievement.
Tanggung Jawab Bertanggung jawab penuh dalam memimpin, mengarahkan dan menerapkan Good Governance terhadap berbagai sumber daya dan risiko secara efisien dan efektif.
Responsibility Full responsibility in leading, driving and implementing Good Governance to various sources and risks in an effective and efficient way.
Perbaikan Terus Menerus Senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan pengelolaan sumber daya dan proses-proses bisnis menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.
Continuous Improvement Always executing betterment and improvement in managing business sources and process to achieve continuous growth.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
21
Struktur Organisasi Organization Structure
DEWAN KOMISARIS
- KOMITE AUDIT - KOMITE PEMANTAU RISIKO - KOMITE REMUNERASI & NOMINASI
DIREKTUR UTAMA ( RM Yunianto )
- KOMITE MANAJEMEN RISIKO - KOMITE ASSET & LIABILITY - KOMITE MANAJEMEN KEPEGAWAIAN - KOMITE PENGARAH TEKNOLOGI
Sekretaris Direksi (Fuada Husni)
DIREKTORAT KEPATUHAN & MANAJEMEN RISIKO (Arif Hidayat )
DIV. PERENCANAAN & PENGENDALIAN KEUANGAN (Brazano R . Hakim )
DIVISI AUDIT (Ermi Muchtar )
BIDANG PERENCANAAN (Zul kar Chainar )
BIDANG AUDIT *)
BID. PENGEMBANGAN PRODUK (M. Fitrah Basri)
BIDANG PENGAWASAN (Djatayu Eka Putra)
BID . AKUNTANSI & LAPORAN
SATUAN KERJA TREASURY (Adi Wiryawan )
(Chandra Dewi)
BIDANG KESEKRETARIATAN (Tri Widiyanti )
SATUAN KERJA LIKUIDITAS & PENGELOLA GAP (Edie Surachman )
*) hingga akhir tahun 2010 belum terdapat penunjukan jabatan
22
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
DIREKTORAT PENGEMBANGAN BISNIS (Silo Edi)
DIVISI MANAJEMEN RISIKO (R . S. Poernomo )
DIVISI SDM (Dhini Laswita)
DIVISI PEMASARAN KREDIT ( Setiawan Harsono )
BIDANG ANALISA RISIKO (Yoga Permana H )
BIDANG PENGEMBANGAN SDM (Widyo Hapsoro)
BIDANG KREDIT KPRI WILAYAH BARAT (Roedhi Hermawanto)
BIDANG ANALISA RISIKO KREDIT *)
BIDANG ADMINISTRASI SDM *)
BIDANG KREDIT KP-RI WILAYAH TIMUR (Bambang P.)
SATUAN KERJA KEPATUHAN & SISDUR (Priyo Tri Utomo )
BIDANG KREDIT KOMERSIL (DR Zul kar )
DIREKTORAT DANA & LAYANAN (Wahju Hidajat )
SATUAN KERJA ADMINISTRASI & REVIEW KREDIT ( Pudji Widojono)
DIVISI PEMASARAN DANA (Evangelina S.)
DIVISI OPERASI (Bambang Heru T.)
SATUAN KERJA PENY. KREDIT & HAPUS BUKU (Widya Iswara)
BIDANG PEMASARAN DANA RETAIL *)
BIDANG PENUNJANG OPERASIONAL CABANG (M. Isnaeny)
SATUAN KERJA MONITORING & PENGENDALIAN (HM Thoharo)
BIDANG PEMASARAN DANA KORPORASI *)
BIDANG UMUM (Endang W)
SATUAN KERJA TEKNOLOGI & INFORMASI (Aji Pamungkas)
BIDANG SQA *)
BIDANG ATM CENTER (Bambang H. )
CABANG
CABANG PEMBANTU
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
23
Bidang Usaha Business Sectors
24
Bank Kesejahteraan bergerak di bidang perbankan sebagai Bank Umum Swasta Nasional-Non Devisa yang ikut menjalankan fungsi intermediasi perbankan sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat dengan menggunakan prinsip kehati-hatian untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup masyarakat. Sesuai dengan yang tertuang dalam visi dan misi perusahaan, hingga saat ini bidang usaha Bank Kesejahteraan masih berfokus dalam memberikan pelayanan kebutuhan modal kerja kepada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) yang ada di seluruh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan setiap anggota koperasi dengan tetap tidak mengurangi komitmen perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pada umumnya.
Bank Kesejahteraan engaged in banking sector as a Private Commercial, Non Foreign Exchange Bank which plays its banking intermediary function as fund raiser and loan distributor of the society with the application of prudent principles to support national development in order to improve the economic equality and national stability to increase living standard of the society. As stated in the company’s vision and mission, up to now the business sector of Bank Kesejahteraan is still focused in serving the work capital for Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) all over Indonesia to meet the needs of every members while at the same time also the common society.
Untuk dapat mencapai target pelayanan kepada seluruh KPRI yang tersebar di seluruh pelosok wilayah Indonesia, perusahaan membagi wilayah usahanya menjadi 2 (dua) wilayah pemasaran yang terbagi dalam:
To achieve the target to serve all KPRI all over Indonesia, the company devided its business area into two (2) marketing areas:
1. Bidang Kredit KPRI Wilayah Barat, mencakup Wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan 2. Bidang Kredit KPRI Wilayah Timur, mencakup Wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.
1. Credit Sector KPRI West Area, covering the area of Sumatera, Jawa, dan Kalimantan 2. Credit Sector KPRI East Area, covering the area of Nusa Tenggara Timur, Nusa TenggaraBarat, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.
Sebagai bentuk akselerasi pertumbuhan atas fungsinya dalam menjalankan fungsi intermediasinya selain melayani fokus pangsa pasar kepada KPRI, perusahaan senantiasa melengkapi pelayanannya melalui beberapa produk pendanaan, produk pembiayaan, dan layanan bagi masyarakat secara luas.
As the growth acceleration for its function as an intermediary, beside fouced on the KPRI, the company also completed its service through various product of funding, lending and other service for society.
Produk Dana
Funding Product
•• Tabungan Mesra Tabungan yang diperuntukan bagi nasabah perorangan dengan pemberian santunan rawat inap bagi nasabah yang bersangkutan tanpa pembayaran premi sesuai syarat yang disepakati guna memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi.
•• Tabungan Mesra Personal saving with hospital compensation for the customer without premium charge, subject to the terms and conditions to give simple and comfortable transaction.
•• Tabungan-Ku Tabungan bagi nasabah perorangan dengan keringanan dan kemudahan persyaratan guna memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi sekaligus menumbuhkembangkan kesadaran menabung bagi masyarakat.
•• Tabungan-Ku Personal saving with simple and easy terms and conditions to give simplicity and comfort in transaction, and to promote saving awareness for the society
•• Tabungan Pintar Tabungan berjangka dengan pemberian bunga di atas bunga tabungan biasa guna membantu penabung merencanakan impian masa depan serta kepastian perolehan dana bagi penabung maupun ahli waris sesuai target waktu yang diinginkan dengan manfaat asuransi tanpa premi dan biaya administrasi.
•• Tabungan Pintar Saving deposit with higher interest than ordinary saving to help customer in planning his future and the fixed fund for the customer and his heir, in accordance with the time target with insurance benefit without premium and administration charges.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
•• Tabungan Koperasi Tabungan yang diperuntukkan bagi koperasi pegawai negeri sebagai persyaratan dalam proses pembiayaan modal kerja koperasi sekaligus menumbuhkembangkan kesadaran pemupukan modal kerja atas perolehan bunga tabungan sesuai dengan syarat yang disepakati.
•• Tabungan Koperasi Saving product for Koperasi Pegawai Negeri as the requirement for the process of work capital loan for Koperasi, and at the same time promoting the awareness to save the work capital from the interest income with the terms and conditions applied.
•• Deposito Produk investasi berjangka yang diperuntukan bagi nasabah perorangan maupun badan usaha dengan penarikan yang hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu yang disepakati.
•• Time Deposit Time deposit for individual customer or business entity, with withdrawal only after certain period of time.
•• Giro Simpanan yang diperuntukkan bagi perorangan maupun badan usaha guna menunjang kelancaran aktivitas keuangan dan bisnis yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan atau alat pembayaran lainnya.
•• Current Accounts Saving product for individual or business entity to support the cash liquidity and business activity which can be withdrawed anytime using cheques, giro and other payment devices.
Produk Kredit
Lending Product
•• Kredit KPRI Pembiayaan yang diberikan kepada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) yang memberikan kemudahan bagi koperasi untuk memenuhi kebutuhan simpan pinjam anggota dengan perolehan manfaat berupa perlindungan asuransi tanpa premi.
•• Kredit KPRI Loan for Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) which gives flexibility for koperasi to meet the needs of loan for its members, with additional insurance benefit without premium charge.
•• Kredit Investasi Pembiayaan jangka menengah/panjang untuk pemenuhan kebutuhan barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, moderenisasi, dan perluasan usaha. Minimal self financing sebesar 30% dari nilai investasi. Jangka waktu kredit maksimal 5 (lima) tahun dengan angsuran sesuai cash flow projection. Suku bunga pinjaman sesuai tarif yang berlaku. Biaya-biaya yang dikenakan antara lain provisi, biaya administrasi, biaya pengikatan agunan, dan biaya asuransi. Sebagai agunan pokok antara lain barang-barang modal yang dibiayai, sedangkan agunan tambahan dipersyaratkan bila menurut Bank dianggap perlu.
•• Kredit Investasi Mid/long term loan to meet the need of capital goods for business rehabilitation, modernization and expansion. Minimum self financing is 30% of the total investment with maximum loan period of 5 years and instalments depend on the cash flow projection. Interest rate follows the floating rate. The charges would be: provision, administration charge, collateral bond charge and insurance. Collaterals can be the capital goods financed and additional collaterals can be added if required by the bank.
•• Kredit Agunan Tunai Pembiayaan bagi perorangan maupun badan usaha dengan agunan deposito untuk tujuan berbagai keperluan. Plafond kredit sampai dengan 95% dari nominal deposito. Jangka waktu kredit maksimal sesuai dengan jangka waktu deposito dan dapat diperpanjang. Pola pemberian kredit secara langsung dalam bentuk Pinjaman Rekening Koran atau bentuk lainnya. Suku bunga pinjaman sesuai dengan tarif yang berlaku serta bebas biaya provisi dan biaya lainnya. Sebagai agunan yaitu asli bilyet deposito yang diikat secara gadai.
•• Kredit Agunan Tunai Loan for individual or business entity with collateral deposit for various purposes. Credit limit up to 95% of the deposit value. Maximum credit periode is the due date of the deposit and can be extended. The loan is directly transfered in the form of Credit Overdraft or other forms. Interest rate following the current rate and is free of provision and other charges. The original deposit as collateral is kept as mortgage in the bank.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
25
26
•• Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) Pembiayaan bagi perorangan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan jenis pembiayaan untuk pembelian Mobil Baru, Mobil Bekas, Take Over dan Refinancing Car. Plafond kredit maksimal sebesar Rp500 juta dengan jangka waktu kredit antara 1 (satu) hingga 5 (lima) tahun. Pola pemberian kredit secara perorangan dengan suku bunga pinjaman sesuai dengan tarif yang berlaku serta tidak dikenakan biaya administrasi.
•• Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) Individual loan for motor vehicle such as new car, secondhand car, take over and car refinancing. Maximum credit is IDR 500 million with the period of 1 to 5 years. The credit scheme is individual with interest rate following the current rate, and free of administration charge.
•• Kredit Multiguna Pembiayaan yang diperuntukan bagi perorangan maupun kelompok guna membantu penabung memenuhi berbagai keperluan dengan keringanan dan kemudahan persyaratan.
•• Kredit Multiguna Loan for individual or group to help customers meeting their various needs with flexible and easy terms
Layanan
Services
•• ATM Sarana yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan berbagai transaksi penarikan maupun pemindahbukuan dana dari ATM Bank Kesejahteraan dan di seluruh ATM Bersama.
•• ATM Medium that gives access for customers to withdraw or transfer their fund from ATM Bank Kesejahteraan and all join ATM
•• Kliring Penyelesaian pembayaran atau transaksi antarbank melalui warkat dengan memindahkan saldo kepada pihak yang berhak dalam satu wilayah kliring.
•• Clearing Interbank payment settlement or transaction via letters, transferring the balance to the entitled parties within similar clearing area.
•• RTGS (Real Time Gross Settlement) Penyelesaian transaksi pembayaran yang dilakukan per transaksi dan bersifat real time sesuai dengan perintah dan penerimaan pembayaran dalam satu kota maupun dalam kota.
•• RTGS (Real Time Gross Settlement) Settlement payments made per transaction and real time in accordance with the payment order and payment receipts within one city or in the city.
•• Transfer Pemindahan dana antarbank dalam wilayah kliring lokal.
•• Transfer Transer of fund intrabank within local clearing area
•• Bank Garansi Jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada pihak penerima jaminan sebagai kesanggupan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada pihak penerima jaminan apabila dalam suatu kondisi yang telah ditetapkan, pihak yang dijamin tidak dapat memenuhi kewajibannya.
•• Bank Garansi/Bank Guarantee Payment guarantee from bank given to the party who receives the guarantee to ensure that the bank will meet its obligation
•• Electronic Payroll Jasa pembayaran gaji karyawan dari suatu lembaga atau institusi melalui teknologi guna memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi nasabah.
•• Electronic Payroll Technological salary payment service for employees of an institution to give flexibility and comfort for customers.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Strategi Bisnis Business Strategy
Sebagai salah satu pelaku industri bisnis dengan regulasi dan persaingan produk perbankan yang semakin tajam, Bank Kesejahteraan senantiasa dituntut untuk mampu mengoptimalkan peluangpeluang bisnis. Oleh karena itu, Bank Kesejahteraan menetapkan strategi bisnis dengan mempertimbangkan kesesuaian bisnis yang dijalankan dalam strategi bisnis di tahun 2010.
As one of business players in the industry with regulations and tighter product d business opportunities. Therefore, Bank Kesejahteraan has set its business strategy, taking into account the business suitability taken in 2010 business strategy.
Strategi Bisnis Bank di Tahun 2010 1. Penguatan permodalan 2. Penghimpunan dana dalam pertumbuhan struktur dana yang seimbang 3. Pengembangan fitur produk dan layanan 4. Peningkatan portofolio kredit KPRI dari pangsa pasar dengan pengendalian Kualitas Aktiva Produktif (nilai NPL maksimal 1,50% 5. Penguatan infrastruktur (Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi, penyegaran budaya kerja, pengelolaan Manajemen Risiko, pengembangan Core Banking, penguatan organisasi dan Corporate Governance)
Bank Business Strategy 2010 1. Capital strengthen 2. Fund raising with the balanced growth of fund structure 3. Development of product and service features 4. Increase portofolio credit of KPRI from the market share with control on the quality of Productive Assets ((NPL maximum 1,50%) 5. Strengthen the infrastructure (Human Resources based on competency, Risk management, Develeopment of Core banking, strengthen the organisation and Corporate Governance)
Strategi Bisnis Bank di Tahun 2011 1. Penguatan permodalan 2. Peningkatan pelayanan kepada pangsa pasar Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) 3. Perbaikan komposisi dana dengan mengoptimalkan penghimpunan dana retail 4. Pengembangan jaringan kantor, fitur, dan kualitas standar layanan dalam menguatkan Brand Image 5. Penguatan infrastruktur (Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi, penyegaran budaya kerja, pengelolaan Manajemen Risiko, pengembangan Core Banking, penguatan organisasi dan Corporate Governance)
Bank Business Strategy 2011 1. Strengthening Capital 2. Service improvement for Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) market 3. Improvement of the fund composition by optimizing retail fund raising 4. Improvement of office network, features and the quality service standard to strenghten the Brand Image. 5. Strengthen the infrastructure (Human Resources based on competency, Risk management, Develeopment of Core banking, strengthen the organisation and Corporate Governance)
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
27
Peristiwa Penting Tahun 2010 Important Events in 2010
Tanggal 7 April 2010 Dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dalam RUPS Tahunan ini disetujui usulan pembagian laba yang dihasilkan selama tahun 2009. Selain itu RUPS Tahunan menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan yang ditawarkan kepada Pemegang Saham existing.
Tanggal 13 – 14 April 2010 Melaksanakan Program Edukasi Masyarakat dalam Bidang Perbankan “Ayo Ke Bank”. Kegiatan ini merupakan program dari Bank Indonesia bertujuan untuk memperkenalkan produk – produk perbankan kepada masyarakat. Bank Kesejahteraan telah melaksanakan kegiatan ini pada 2 (dua) tempat berbeda yakni di SMKN 2 Jakarta Pusat dan PD Pasar Cikini.
Tanggal 16 Juli 2010 Penghargaan Infobank Award tahun 2010, Bank Kesejahteraan mendapatkan predikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan selama 15 (lima belas) tahun berturut – turut untuk kategori bank dengan modal Rp100 miliar sampai dengan dibawah Rp1 triliun.
7 April 2010 Annual Shareholders General Meeting. The meeting resolved the allocation of profit sharing obtained in 2009. Furthermore, it also decided the shares withdrawal which were offered to the existing shareholders.
13 – 14 April 2010 Conducting Social Education Program on banking ”Ayo ke Bank”. This event is a program from Bank Indonesia to promote banking products to society. Bank Kesejateraan had conducted the program in two different places i.e. SMKN 2 Jakarta Pusat and PD Pasar Cikini.
16 July 2010 Bank Kesejahteraan obtained Infobank Award in 2010 with excellent financial perfomance category for 15 (fifthteen) consecutive years for bank with capital ranged between IDR. 100 billion to IDR. 1 trilion.
Penghargaan 2010 Awards 2010
•• Infobank Award Tahun 2010 Penghargaan yang diperoleh Bank Kesejahteraan dari Infobank atas kinerja keuangan Bank dengan predikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan selama 15 (lima belas) tahun berturut-turut untuk kategori bank dengan modal Rp100 miliar s.d di bawah Rp1 triliun. •• Infobank Award 2010 Award obtained by Bank Kesejahteraan from Infobank magazine for its financial performance with excellent financial perfomance predicate for 15 (fifthteen) consecutive for bank with capital ranged between IDR. 100 billion to IDR. 1 trilion.
28
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Tanggal 22 September 2010 Bank Kesejahteraan mengikuti Annual Report Award (ARA) tahun 2010 yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dan mendapatkan peringkat ke 4 dari 11 peserta untuk kategori Private Keuangan Non Listed.
Tanggal 18 Oktober 2010 Bank Kesejahteraan melakukan pembukaan Kantor Cabang Pembantu Kebayoran yang bertempat di Jalan Wolter Mongonsidi No. 86 Kebayoran Baru Jakarta Selatan sebagai bentuk perluasan pelayanan kepada masyarakat.
Tanggal 10 November 2010 Bank Kesejahteraan melakukan Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Tunjungan yang bertempat di Jalan Tunjungan Raya No. 42 - 48 Surabaya.
22 September 2010 Bank Kesejahteraan participated in Annual Report Award (ARA) 2010 held by National Committee of Governance Policy and obtained 4th rank out of 11 paticipants for Non Listed Private Finance category.
18 October 2010 Bank Kesejahteraan opened Kebayoran Sub-branch office in Jalan Wolter Mongonsidi No. 86 Kebayoran Baru Jakarta Selatan as the form of service expansion for Society.
10 November 2010 Bank Kesejahteraan opened Tunjungan sub-branch office in Jalan Tunjungan Raya No. 42 - 48 Surabaya.
"Titanium Trophy Award"
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
29
Analisa
Pembahasan Manajemen
dan
Management analysis and review
30
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
32
Aset
Assets
33
Aset Produktif
33
Dana Pihak Ketiga
Productive Assets
Third Parties Fund
44 Informasi Material Material Information
44 Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal Material Bond for for Capital Goods
44 Informasi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Information After the date of Audit Report
36
Kredit
40
Ekuitas
40
Pendapatan Bunga Bersih
41
Pendapatan (Beban) Operasional
46 Aspek Pemasaran
Laba Bersih
47 Prospek Usaha
42
Kecukupan Modal
48 Rencana Strategis Bank
44
Komponen Substansial atas Pendapatan dan Beban Lainnya
42
Loans
Equity
Nett Interest Income
Operational Income (Expenses) Nett Profit
Capital Adequacy
45 Informasi Keuangan Luar Biasa Extra-ordinary Financial Information
45 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Baru
Application of Standard Financial Accounting and New Regulation Marketing Aspect Business Aspect
Bank Strategic Plan
Substantial components on other Income and Expenses
44
Kemampuan Membayar Hutang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang Capability to Pay Debts and Credit Collectibility Rate
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
31
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Analysis and Review
Bank Kesejahteraan melaporkan perolehan Laba Bersih (setelah pajak) di tahun 2010 sebesar Rp35.800 juta yang mencatat peningkatan hingga 63,34% dari akhir tahun 2009. Peningkatan kinerja profitabilitas tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya laba operasional, khususnya pendapatan bunga sebagai sumber laba bank sebesar Rp283.826 juta (meningkat 22,11%).
Bank Kesejahteraan booked nett profit (after tax) IDR. 35,800 million in 2010 which means an increase of 63,34% from the end of 2009. The increase of the profit was mainly the result of the operational profit, especially the interest income as the profit source amounting IDR. 283,826 million (increased 22.11%).
Pembahasan dan analisis terhadap kinerja Bank Kesejahteraan mengacu pada Laporan Keuangan Bank Kesejahteraan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto & Rekan selaku Auditor Independen.
The review and analysis of the bank performance refer to the Financial Statement of Bank Kesejahteraan, audited by public accountant Tanubrta Sutanto & partners as the independent auditor.
Pertumbuhan Neraca Tahun 2006 – 2010 The Growth of the Balance Sheet 2006 - 2010 URAIAN
2006
2007
2008
2009
(Rp Juta/ IDR million) 2010
1. Aset
495.228
1.023.550
1.359.896
1.538.493
2.077.274
Asset
2. Aset Produktif
477.171
988.486
1.298.806
1.466.081
1.937.520
Productive asset
3. Kredit Yang Diberikan
405.272
702.992
1.164.331
1.334.142
1.610.683
Loan
70.747
282.986
132.216
129.718
323.445
1.152
2.508
2.259
2.245
3.392
332.288
746.948
1.126.635
1.303.158
1.707.882
11.581
110.992
48.088
33.938
136.670
Saving from other bank
136.521
148.599
161.317
173.621
212.753
Equity
4. Penempatan pada BI, SBI dan Bank lain 5. Giro Pada Bank Lain 6. Dana Pihak Ketiga 7. Simpanan Dari Bank Lain 8. Ekuitas
2.077.274
Grafik Aset
Asset Graphic
1.359.896
1.023.550
1.538.493
(Rp juta/IDR million)
2.000.000
1.500.000
495.225
1.000.000
500.000
0 2006
32
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
2007
Current account to other bank Third Parties' fund
ASSET By the end of 2010, the total asset of Bank Kesejahteraan was IDR 2,077,274 million, increased by IDR. 538.781 million or 35.02% from the position in teh end of 2009. If compared to the budget, it is 103.98% achievement. The increase was mainly the result of the increasing loan of IDR. 276,541 million or 20.73% from the previous year.
ASET Total aset Bank Kesejahteraan sampai dengan akhir tahun 2010 mencapai Rp2.077.274 juta meningkat sebesar Rp538.781 juta atau 35,02% dari posisi akhir tahun 2009. Dibandingkan dengan anggarannya mencapai 103,98%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya penya luran kredit sebesar Rp276.541 juta atau 20,73% dari tahun lalu.
2.500.000
Placement with BI, SBI, and other banks
2008
2009
2010
ASET PRODUKTIF Aset produktif di akhir tahun 2010 mencapai Rp1.937.520 juta, naik sebesar Rp471.439 juta atau 32,16% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp1.466.081 juta. Peningkatan ini menunjukan keberhasilan Bank Kesejahteraan dalam meningkatkan peran intermediasi keuangannya.
2.500.000
PRODUCTIVE ASSET By the end of 2010, Productive Asset reach IDR 1,937,520 million, increased by IDR. 471,439 million or 32.16% compared with the position in the end of 2009 amounted IDR. 1,466,081 million. This increase reflected the succes of Bank Kesejahteraan in improving its financial intermediary role.
1.937.520
Grafik Aset Produktif Productive Asset Graphic (Rp juta/IDR million)
1.298.806
988.486
1.500.000
477.171
1.000.000
1.466.081
2.000.000
500.000
0 2006
2007
DANA PIHAK KETIGA Sepanjang tahun 2010, Bank Kesejahteraan telah berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan pertumbuhan sebesar 31,06% atau tumbuh senilai Rp404.724 juta dari nilai DPK yang berhasil dihimpun pada akhir tahun 2009 sebesar Rp1.303.158 juta menjadi sebesar Rp1.707.882 juta di akhir tahun 2010. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan pertumbuhan dari Tabungan senilai Rp18.313 juta atau 19,32% dan pertumbuhan Deposito senilai Rp393.820 juta atau sebesar 33,20%. Di sisi lain, pertumbuhan Giro terjadi penurunan dari akhir tahun 2009 dengan nilai Rp14.938 juta di akhir tahun 2010 dibandingkan nilai akhir tahun 2009 sebesar Rp22.347 juta.
2008
2009
2010
THIRD PARTIES FUND During 2010, Bank Kesejahteraan had succesfully raised the fund from the third parties with 31.06% growth or equal with IDR. 404,724 million from the third parties’ fund in 2009 of IDR. 1,303,158 million, became IDR 1,707,882 million in the end of 2010. The growth was in line with the growth of saving amounted at IDR. 18,313 million or 19.32% and the growth the deposit of IDR. 393,820 million or 33.20%. On the other side, The growth of the Giro show a decrease trend from the end of 2009 valued at IDR. 14,938 million in the end of 2010 compared to the end of 2009 of IDR 22,347 million
Tabel 4 Dana Pihak Ketiga
Giro
(Rp juta/IDR million) 2006
4.715
2007
14.370
2008
12.709
2009
2010
22.347
Third Parties Fund
14.938 Current Accounts
Tabungan
30.445
49.025
79.518
94.763
113.076 Saving
Deposito
297.128
683.553
1.034.408
1.186.048
1.579.868 Deposit
Total
332.288
746.948
1.126.635
1.303.158
1.707.882 Total
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
33
1.707.882
Grafik Dana Pihak Ketiga Third Party's Fund Chart
1.126.635
1.600.000 1.400.000
746.948
1.200.000
1.303.158
(Rp juta/IDR million)
1.800.000
1.000.000
332.288
800.000 600.000 400.000 200.000 0
2007
GIRO Penghimpunan dana masyarakat yang berasal dari Giro sampai dengan bulan Desember 2010 tercatat sebesar Rp14.938 juta yang menunjukkan penurunan hingga senilai Rp7.409 juta dari akhir tahun 2009. Naik turunnya pertumbuhan giro terkait dengan aktivitas bisnis nasabah Bank Kesejahteraan.
25.000
2008
2009
2010
GIRO Fund raising from the society in form of Giro by December 2010 was IDR. 14,938 million which shows a decrease of IDR. 7,409 million in the end of 2009. The fluctuation of the Giro was closely related to the business activities of the customers of Bank Kesejahteraan.
Grafik Posisi Giro Tahun 2006 - 2010 Current Accounts Position Chart 2006 - 2010
22.347
2006
14.938
15.000
12.709
14.370
20.000
5.000
4.715
10.000
0 2006
2007
TABUNGAN Total dana yang berasal dari Tabungan Bank Kesejahteraan sampai dengan akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp113.076 juta dengan pertumbuhan sebesar 19,32% atau senilai Rp18.313 juta dari akhir tahun 2009. Perolehan penghimpunan dana tersebut diiringi dengan upaya Bank Kesejahteraan untuk meningkatkan pelayanan melalui penambahan produk Tabungan berupa Tabungan Pintar pada bulan September 2010.
34
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
2008
2009
2010
SAVING Total fund from saving of Bank Kesejahteraan by the end of 2010 was IDR. 113,076 million with the growth of 19.32% or IDR 18,313 million from the end of 2009. The result of the fund raising was accompanied by the efforts of Bank Kesejahteraan to improve its service by the saving product diversification in the form of Tabungan Pintar in September 2010.
113.076
Grafik Posisi Tabungan Tahun 2006 - 2010
120.000
94.763
Saving Position Chart 2006 - 2010
79.518
100.000
49.025
80.000
30.445
60.000 40.000 20.000 0
2007
DEPOSITO Nilai deposito yang berhasil tercatat hingga akhir tahun 2010 adalah sebesar Rp1.579.868 juta dengan akselerasi positif sebesar 33,20% atau senilai Rp393.820 juta dari akhir tahun 2009. Tingginya pertumbuhan deposito Bank Kesejahteraan seiring dengan meningkatnya kepercayaan nasabah.
2010
DEPOSIT Deposit value booked in the end of 2010 was IDR. 1,579,868 million with positive acceleration of 33.20% or IDR. 393,820 million in the end of 2009. The high growth of deposit Bank Kesejahteraan was in line with the increased trust from customers.
1.034.408
1.400.000 1.200.000 683.553
1.000.000
1.186.048
Deposit Position Chart 2006 - 2010
1.600.000
297.128
800.000
400.000
2009
Grafik Posisi Deposito Tahun 2006 - 2010
1.800.000
600.000
2008
1.579.868
2006
200.000 0 2006
2007
2008
2009
2010
Pada tahun 2010, Bank Kesejahteraan berhasil menurunkan persentase Deposito Corporate dari posisi 74,44% di tahun 2009 menjadi 64,22% di tahun 2010.
In 2010 bank Kesejahteraan successfuly decreased the percentage of Corporate Deposit from 74.44% in 2009 to 64.22% in 2010.
Meskipun secara persentase penurunan tersebut relatif kecil, namun secara nominal perubahan tersebut cukup signifikan, ini terlihat dari tabel perkembangan deposito corporate dan ritel dibawah ini :
Although the percentage figure is relatively small, the amount of the figure is significant, which can be observed from the table of Corporate and Retail deposit development below:
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
35
Tabel 5
(Rp Juta/IDR million)
Desember 2009
Deposito
Nominal
Corporate
Desember 2010
% Komposisi
882.951
Ritel Total
Nominal
74,44%
% Komposisi
1.014.597
64,22%
303.097
25,56%
565.271
35,78%
1.186.048
100,00%
1.579.868
100,00%
Pada tahun 2010 Bank Kesejahteraan berhasil menurunkan persentase deposan inti terhadap dana pihak ketiga, pada tahun 2009 persentase deposan inti mencapai sebesar 66,67% turun menjadi sebesar 62,61% pada tahun 2010.
In 2010 Bank Kesejahteraan succesfully decreased the percentage of main customers to the third parties’ fund. In 2009 the percentage of the main customers was 66.67%, then decreased to 62.61% in 2010.
KREDIT Pada akhir tahun 2010 total kredit yang diberikan mencapai Rp1.610.683 juta, naik sebesar Rp276.541 juta atau 20,73% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp1.334.142 juta. Dibandingkan dengan anggarannya mencapai 90,36%. Jumlah penyaluran kredit selama periode tahun 2010 mencapai sebesar Rp1.010.111 juta, sedangkan jumlah angsuran sebesar Rp733.570 juta, sehingga pertumbuhan kredit (netto) sampai dengan akhir Desember 2010 adalah sebesar Rp276.541 juta.
LOAN By the end of 2010 total loan reached IDR 1,610,683 million, increased IDR. 276,541 millon or 20.73% compared to the position in the end of 2009 amounting 1.334.142 million. If compared with the target, it is 90.36% achievement. The loan distributed in 2010 reached IDR. 1,010,111 million, while the total instalments was IDR. 733,570 million, so that the growth of the loan (nett) up to the end of December 2010 was IDR. 276,541 million.
1.164.331
1.600.000 1.400.000 1.200.000 702.992
1.000.000
405.272
800.000 600.000
1.334.142
Loan Distribution Chart (Rp Juta/IDR million)
1.800.000
1.610.683
Grafik Kredit yang diberikan
400.000 200.000 0 2006
36
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
2007
2008
2009
2010
Perkembangan jumlah kredit yang diberikan dengan memperhatikan golongan debiturnya sampai dengan akhir tahun 2010 dapat dipaparkan melalui tabel berikut :
Loan development per debtor up to the end of 2010 can be observed in the table below:
Tabel 1 Kredit
KPRI GKPRI/PKPRI
(Rp juta/IDR million) Des 2009 Deb
Rp
1.480
1.203.394
Des 2010 %
Deb
90,20
Rp
1.747
1.503.583
Pertumbuhan/Growth %
Deb
93,35
Rp
267
300.189
%
3,15
61
44.733
3,35
62
46.810
2,90
1
2.077
(0,45)
KPR
2.165
4.079
0,31
1.402
2.357
0,15
(763)
(1.722)
(0,16)
Umum
1.067
81.936
6,14
676
57.933
3,60
(391)
(24.003)
(2,54)
Jumlah
4.773
1.334.142
100,00
3.887
1.610.683
100,00
(886)
276.541
-
Pertumbuhan pemberian kredit kepada KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) seiring dengan meningkatnya modal kerja usaha simpan pinjam dalam rangka memenuhi kebutuhan anggota koperasi. Demikian halnya dengan pemberian kredit kepada GKPRI/PKPRI yang juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
The growth of the credit given to KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) is in line with the increase of work capital for credit business for the members of Koperasi. Similarly, the credit given to GKPRI/PKPRI also increased compared to the previous year.
Pemberian kredit kepada KPR maupun Kredit Umum menunjukkan nilai penurunan baik dari jumlah debitur maupun nilai nominal. Penurunan tersebut seiring dengan kondisi Bank Kesejahteraan yang tidak lagi memberikan KPR baru dengan pertimbangan dana jangka panjang untuk pembiayaan KPR tersebut sulit diperoleh. Pemberian kredit kepada umum disalurkan dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit perorangan multiguna kepada beberapa instansi pemerintah.
The loan for housing and loan in general showed a desrease either on the quantity or the amount. The decrease is due the the policy of Bank Kesejahteraan to stop distributing loan for housing in consideration that long term fund for housing is difficult. Credit for common society is distributed in the form of work capital, investment credit, and persnal multipurpose credit for government institutions.
Portofolio perkreditan Bank Kesejahteraan pada akhir tahun 2010 menunjukkan bahwa pemberian kredit difokuskan kepada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) melalui kemitraan dengan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). Hal ini menunjukkan komitmen Bank Kesejahteraan yang tinggi untuk melayani kebutuhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) terlihat dari kredit yang telah direalisasikan kepada Koperasi PNS sebesar Rp1.550.393 juta atau 96,25% dari Total Kredit.
Credit portofolio Bank Kesejahteraan in the end of 2010 indicated that the loan was focused to Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) through partnership with Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). This indicated the high commitment of Bank Kesejahteraan to meet the needs of the civil servants (PNS) which was reflected in the amount of loan given to Koperasi PNS amounting IDR. 1,550,393 million or 96.25% of the total credit.
Penyaluran kredit menurut Usaha Mikro Kecil dan Menengah sampai dengan 31 Desember 2010 mencapai jumlah sebesar Rp1.295.065 juta atau 80,40% dari total kredit dengan rincian sebagai berikut :
Loan for micro, small and middle business by 31 December 2010 was IDR. 1,295,065 million or 80.40% of the total credit with the detail as follow:
K redit kepada usaha mikro, yaitu kredit dengan plafond sampai dengan Rp50 juta sebesar Rp9.376 juta atau 0,72% dari total kredit UMKM.
Loan for micro business i.e the loan with maximum limit of IDR. 50 million was IDR. 9,376 million or 0.72% of the total UMKM credit.
K redit kepada usaha kecil, yaitu kredit dengan plafond sampai dengan diatas Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta sebesar Rp522.145 juta atau 40,32% dari total kredit UMKM.
Loan for small business, i.e. the loan with range amount above IDR. 50 million up to IDR. 500 million was IDR. 522,145 million or 40.32% of the total UMKM credit.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
37
K redit kepada usaha menengah, yaitu kredit dengan plafond sampai dengan diatas Rp500 juta sampai dengan Rp5.000 juta sebesar Rp763.544 juta atau 58,96% dari total kredit UMKM, yang sebagian besar disalurkan kepada Koperasi Pegawai Republik Indonesia untuk modal kerja kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan dengan para anggotanya.
Middle business loan, i.e. the loan with range amount above IDR. 500 million up to IDR. 5,000 million was IDR. 763,544 million or 58.96% of the total UMKM credit, which in majority distributed to Koperasi Pegawai Republik Indonesia as work capital of the koperasi and the members.
Berdasarkan sektor ekonomi, sektor jasa-jasa sosial/masyarakat memberikan kontribusi terbesar yaitu 96,72%, kemudian diikuti oleh sektor lainnya 1,86%, pertambangan 0,59%. Sektor jasajasa sosial/masyarakat terutama diperuntukan kepada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) (Tabel 2).
Based on the economic sector, social service sector gave the biggest contribution i.e. 96.72%, followed by other sector of 1.86% and minings sector of 0.59%. Social service sector was mainly distributed to Koperasi Pegawai Republik Indonesia (Tabel 2).
Tabel 2 Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
Pertambangan
2010
2009
Credit on Economic sector
Nominal
%
Nominal
%
9.553
0,59%
10.000
0,75%
Mining
Industri Pengolahan
268
0,02%
2.165
0,16%
Processing Industry
Konstruksi
1.453
0,09%
1.456
0,11%
Contruction
Perdagangan, Restoran dan Hotel
5.522
0,34%
5.142
0,39%
Trading, restaurant and hotel
Pengangkutan, Pergudangan dan Telekomunikasi
1.363
0,08%
2.118
0,16%
transportation, warehouse and communication
Jasa – Jasa Dunia Usaha Jasa – Jasa Sosial/ Masyarakat Lain - Lain Jumlah Kredit
4.659
0,29%
16.732
1,25%
Service of Business
1.557.902
96,72%
1.268.191
95,06%
Social Service
29.963
1,86%
28.338
2,12%
Others
1.610.683
100,00%
1.334.142
100,00%
Jumlah NPL sampai dengan akhir tahun 2010 sebesar 1,37% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2009 sebesar 1,61% mengalami penurunan sebesar 0,24%, dibandingkan dengan anggarannya sebesar 1,50%, masih dibawah anggaran sebesar 0,13%. Sedangkan secara absolut terjadi peningkatan dari Rp21.481 juta pada akhir Desember 2009 meningkat menjadi Rp22.065 juta atau meningkat Rp584 juta. Peningkatan NPL tersebut, disebabkan adanya penyalahgunaan kredit (side strimming) oleh debitur atas kredit yang diberikan.
38
(Rp juta/IDR million)
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Total Credit
By the end of 2010 the NPL rate was 1.37%, if compared to the end of 2009 of 1.61%, there was a decrease of 0,24%. If compared to the target of 1,50%, the figure was still 0,13% lower. But absolutely there was an increase from IDR. 21,481 million in the end of December 2009 became IDR 22,065 million or increased IDR, 584 million. The NPL increase was the result of credit side strimming by customers.
Tabel 3 Kolektibilitas
Rp
Lancar
2010 %
1.288.185
Dalam Perhatian Khusus Sub Total (PL)
(Rp juta/IDR million) 2009
+/-
Rp
96,56
%
1.540.722
Rp
95,66
Collectibility
%
252.537
(0,90)
current
24.476
1,83
47.896
2,97
23.420
1,14
special intention
1.312.661
98,39
1.588.618
98,63
275.957
0,24
Sub Total (PL)
474
0,04
85
0,00
(389)
(0,04)
non current
Tidak Lancar
1.306
0,10
503
0,03
(803)
(0,07)
doubted
Macet
19.701
1,48
21.477
1,33
1.776
(0,15)
non performing
Sub Total (NPL)
21.481
1,61
22.065
1,37
584
(0,24)
Sub Total (NPL)
1.334.142
100,00
1.610.683
100,00
276.541
-
Diragukan
Total
Total
Grafik Perkembangan NPL
1,37%
2007
1,60%
1,61%
2006
1,49%
1,80%
1,84%
2,00%
1,84%
NPL Development Chart
1,40% 1,20% 1,00% 0,80% 0,60% 0,40% 0,20% 0,00%
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pengurus dan Pejabat eksekutif bank Rp2.217 juta Hubungan lainnya Rp 28 juta Jumlah Rp2.245 juta
2008
2009
2010
Transaction with related parties: Directors and other executivesof the bank IDR. 2,217 million Other relationship IDR 28 million Total IDR 2,245 million
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
39
EKUITAS Ekuitas sampai dengan akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp212.753 juta dengan pertumbuhan sebesar 22,54% atau senilai Rp39.132 juta dari akhir tahun 2009. Peningkatan ekuitas disebabkan oleh adanya pembagian deviden dalam bentuk saham serta tambahan setoran modal.
EQUITY Equity by the end of 2010 was IDR.212,753 million with the growth of 2.54% or IDR. 39,132 million from the end of 2009. The increase of the equity was the result of devident distribution in form os stocks and addtional paid in capital.
Grafik Posisi Ekuitas Tahun 2006 - 2010
173.621
148.599
136.521
150.000
161.317
200.000
212.753
Graphic of equity 2006 – 2010
250.000
100.000
50.000
0 2006
2007
2008
2009
2010
Perkembangan Laba Rugi selama tahun 2006 - 2010 Development of Profit & Loss 2006 – 2010 LABA / RUGI
(Rp.Juta) 2008
2009
2010
73.636
117.892
182.764
232.436
283.826 Interest Income
(35.025)
(56.222)
(103.638)
(151.224)
(163.420) Interest Expense
38.611
61.670
79.126
81.212
(19.682)
(33.730)
(45.404)
(50.208)
18.929
27.940
33.722
31.004
(87)
70
(184)
(189)
18.842
28.010
33.538
30.815
(46)
(23)
140
(160)
9. Pajak perseroan
(5.895)
(8.640)
(10.541)
(8.737)
(13.910) Company Tax
10. Laba Bersih
12.901
19.347
23.137
21.918
35.800 Nett Profit
2. Beban Bunga 3. Pendapatan Bunga Bersih 4. Pendapatan (Beban) Operasional 5. Laba Operasional 6. Pendapatan (Beban) Non Operasional 7. Laba Sebelum Pajak 8. Pendapatan pph Tangguhan
PENDAPATAN BUNGA BERSIH Jumlah Pendapatan Bunga Bersih pada akhir tahun 2010 mencapai Rp120.406 juta, meningkat sebesar Rp39.194 juta atau 48,26% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp81.212 juta. Peningkatan pendapatan bunga tersebut sehubungan dengan meningkatnya penyaluran kredit dan turunnya biaya dana sehubungan dengan penurunan cost of fund.
40
PROFIT/LOSS
2007
1. Pendapatan Bunga
2006
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
120.406 Nett Interest Income (71.957) Operational Income (Expenses) 48.449 Operational Profit (251) Non Operational Income (Expenses) 48.198 Profit before tax 1.512 Deffered tas income
NETT INTEREST INCOME Nett interest income by the end of 2010 reached IDR. 120,406 million, increased by IDR. 39,194 million or 48.26% compared to the position in the end 2009 of IDR. 81,212 million. The increase of the interest income was resulted from the increase of loan distributed and the decerased of the cost of fund.
Pada tahun 2010, pendapatan bunga termasuk pendapatan provisi dan komisi kredit mencapai Rp283.826 juta meningkat sebesar Rp51.390 juta atau 22,10% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp232.436 juta. Peningkatan pendapatan bunga tersebut terutama meningkatnya jumlah pinjaman yang diberikan sesuai dengan fokus Bank untuk terus meningkatkan fungsi intermediasinya.
In 2010 the interest income including administration fees and credit commission was IDR. 283,826 million, increased by IDR. 51,390 million or 22.10% compared to the position in the end of 2009 which was IDR. 232,436 million. The increase of Interest Income was due to the increase of the loan distributed in accordance with the focus of bank to always increase its intermediary function.
Grafik Pendapatan Bunga Bersih 120.406
Graphic Of The Nett Interest Income
140.000
40.000
2008
2009
38.611
60.000
61.670
80.000
81.212
100.000
79.126
120.000
20.000 0 2007
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL Pendapatan (Beban) operasional pada akhir tahun 2010 mencapai Rp71.957 juta meningkat sebesar Rp21.749 juta atau 43,32% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp50.208 juta. Peningkatan beban operasional sehubungan dengan peningkatan beban administrasi dan umum sebesar 47,17%, peningkatan beban tenaga kerja sebesar 29,33% dan peningkatan beban cadangan kerugian penurunan nilai aset (CKPN) sebesar 164,51% dari akhir tahun lalu.
2010
OPERATIONAL INCOME (EXPENSES) Operational Income (expenses) in the end of 2010 reached IDR 71,957 million, increased by IDR. 21,749 million or 43.32% compared to the position in the end of 2009 of IDR. 50,208 million. The increase of operational expenses was due to the increase of the administration and general expenses of 47.17%, increase of employees expenses of 29.33% dan the increase of the reserve for loss due to asset depreciation of 164.51% from the previous year.
Grafik Pendapatan (Beban) Operasional Graphic Of Operational Expenses
80.000
71.957
2006
45.404
60.000
33.730
50.000
20.000
19.682
40.000 30.000
50.208
70.000
10.000 0 2006
2007
2008
2009
2010
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
41
NETT PROFIT Up to the end of 2010, the bank succesfully booked the profit before tax of IDR 48,198 million, increased by IDR. 17.383 milllion or 56.41% from the previous year. Profit before tax after deducted with tax expenses of IDR 12,398 million came to the nett profit of IDR 35,800 milion with the growth of IDR 13,882 million or 63.34% from the previous year.
Meningkatnya perolehan laba tersebut disebabkan oleh turunnya biaya dana pada akhir tahun 2010 sehubungan dengan penurunan suku bunga (Cost of Fund).
The increase of the profit was due to the decrease in the Cost of Fund in the end of 2010 as the result of decrease of interest rate.
40.000
Grafik Laba Bersih
19.347
25.000
12.901
20.000
21.918
30.000
23.137
Graphic Of Nett Profit
35.000
15.000
35.800
LABA BERSIH Hingga akhir tahun 2010, bank berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp48.198 juta, meningkat sebesar Rp17.383 juta atau 56,41% dari tahun lalu. Laba sebelum pajak setelah dikurangi beban pajak sebesar Rp12.398 juta diperoleh laba bersih sebesar Rp35.800 juta dengan peningkatan sebesar Rp13.882 juta atau 63,34% dari tahun lalu.
10.000 5.000 0 2006
2007
KECUKUPAN MODAL Rasio kecukupan modal (CAR) pada akhir tahun 2010 adalah sebesar 11,54%, turun dibandingkan akhir tahun 2009 sebesar 12,14%. Penurunan CAR pada tahun 2010 terutama disebabkan kenaikan ATMR akibat eksapansi kredit yang cukup besar sehingga outstandingnya meningkat menjadi Rp1.610.683 juta.
42
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
2008
2009
2010
CAPITAL ADEQUACY RATE Capital Adequacy Rate (CAR) in the end of 2010 was 11.54%, lower than the position in the end of 2009 at 12.14%. The decrease of the CAR in 2010 was due to the increase of ATMR as the result of the wide credit expansion so that the outstandingnya increased becomeIDR. 1.610.683 million.
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Laba/Rugi
Realisasi 2010
2009
Profit/Loss
I. Modal Inti
Main Capital
1. Modal Disetor
127.647
118305
2. Agio Saham
11.180
10.489
3. Cadangan Umum
24.356
22.909
620
-
5. (Laba tahun berjalan-Taksiran Pajak) x 50%
17.900
11.039
6. Dana Setoran Modal
13.150
-
-
-
Difference between PPA and CKPN
8. Aset tidak berwujud lainnya
(3.167)
-
Other Intangible Assets
Jumlah
191.686
162.742
4. (Laba tahun lalu-Taksiran Pajak) x 100%
7. Selisih kurang antara PPA dan CKPN
Paid In Capital Shares Agio General Reserves (Previous Year Profit - Tax Estimation) x 100% (Current Year Profit - Tax Estimation) x 50% Paid Fund Capital
Total
II. Modal Pelengkap
Complement Capital
1. Saham Prefern
-
-
Preference Share
2. Surat Berharga Subordinasi
-
-
Subordinate Securities
3. Pinjaman Subordinasi
-
-
Subordinate Debt
4. Cadangan Umum Aset Produktif
15.788
13.018
Productive Assets General Reserves
Jumlah
15.788
13.018
Total
-
-
III. Modal Pelengkap Tambahan
Additonal Complement Capital
IV. Jumlah Modal Inti, Modal Pelengkap dan Modal Pelengkap Tambahan
Total main Capital, Complement Capital 207.474
175.760
V. ATMR Risiko Kredit
1.617.499
1.334.926
VI. ATMR Risiko Pasar
-
-
VII. ATMR Risiko Operasional
180.371
112.904
Operational Risk ATMR
VIII. Rasio KPMM/CAR
11,54%
12,14%
Ratio of KPMM/CAR
and Additional Complemet Capital Credit Risk ATMR Market Risk ATMR
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
43
44
KOMPONEN SUBSTANSIAL ATAS PENDAPATAN DAN BEBAN LAINNYA Hingga akhir tahun 2010, Bank Kesejahteraan tidak memiliki transaksi substansial pada pos Pendapatan dan Beban Lain-Lain yang berdampak tajam baik kenaikan maupun penurunan pada pencatatan Laporan Keuangan Bank Kesejahteraan.
SUBSTANTIAL COMPONENTS OF OTHER INCOME AND EXPENSES Until the end of 2010, Bank Kesejahteraan did not have substantial transaction on other income and expenses which has significant impact on the increase or decrease of of the financial report of Bank Kesejahteraan.
KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG DAN TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG Sampai dengan akhir Desember 2010, Bank Kesejahteraan tidak memiliki catatan atas penggunaan hutang maupun piutang dalam kegiatan bisnis perusahaan.
CAPABILITY TO PAY THE DEBT AND CREDIT COLLECTIBILITY
INFORMASI MATERIAL Informasi material yang tercatat sepanjang tahun 2010 pada Bank Kesejahteraan adalah:
MATERIAL INFORMATION Material Information of Bank Kesejahteraan recorded in 2010 are:
1. Penyetoran Modal Sesuai dengan hasil keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan tanggal 7 April 2010 bahwa telah disetujui adanya setoran modal sebanyak 1.178.400 lembar saham dari Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) setelah dilakukan penawaran saham melalui surat Direksi No. 45/DIR/2010 tanggal 12 April 2010 dan telah dicatat serta disetujui dalam administrasi pengawasan B a n k I n d o n e s i a m e l a l u i s u r a t k e Bank I n d o n e s i a No. 17/DIR/2010 tanggal 5 Mei 2010.
1. Capital Payment Based on the decision taken in the Annual Shareholders General Meeting on 7 April 2101, it was agreed the additional capital of 1,178,400 shares from Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia, after shares offer by letters of the Director No. 45/DIR/2010 dated 12 April 2010, and had been recorded and agreed in the supervisory administration of Bank Indonesia via letter to Bank Indonesia No. 17/DIR/2010 dated 05 May 2010.
2. Divestasi Saham Dana Pensiun Pertamina Menindaklanjuti divestasi saham DP Pertamina dan penjualan saham kepada PT Recapital Advisors melalui surat DP Pertamina No. 311/S0000/2010-S0 tanggal 21 Desember 2010, maka Bank Kesejahteraan telah menyampaikan hal tersebut kepada Bank Indonesia melalui surat Direksi No. 40/DIR/2010 tanggal 30 Desember 2010. Hingga akhir tahun 2010, persetujuan atas rencana divestasi tersebut masih dalam proses persetujuan oleh Bank Indonesia.
2. Divestment shares of Dana Pensiun Pertamina Further to the shares divestment of DP Pertamina and the shares sales to PT Recapital Advisors as per letter of DP Pertamina No 311/S0000/2010-S0 dated 21 December 2010, Bank Kesejahteraan had submitted the report to Bank Indonesia via letter of director no. 40/DIR/2010 dated 30 December 2010. Unitl the end of 2010 the approvement on the divestment plan was still in process to have the approval from Bank Indonesia.
IKATAN MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODAL Di tahun 2010, Bank Kesejahteraan memiliki ikatan material atas seluruh barang modal terkait penggunaan kantor/gedung/ bangunan milik sendiri maupun yang disewa oleh Bank Kesejahteraan dengan yang berada di Kantor Pusat termasuk seluruh inventaris kantor yang berada di dalamnya telah diasuransikan.
MATERIAL BOND FOR CAPITAL GOODS INVESTMENT. In 2010 Bank Kesejahteraaan possessed material bond on all capital goods in realtion with the use of offices/buildings either owned or rent by Bak Kesejahteraan with those in the Head Office including all inventories had been insured.
INFORMASI SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN 1. Komposisi Kepemilikan Saham Terhitung mulai tanggal 11 Februari 2011 melalui Surat Keputusan No. 13/7/DPB3/TPB3-4/Rahasia, Bank Indonesia telah mencatat dan menyetujui penambahan setoran modal Bank sebanyak 200.559 lembar saham atas nama Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) atas setoran modal yang dilakukan Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) sebanyak 1.178.400 lembar saham sesuai hasil persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 7 April 2010 yang diaktakan dengan akta Notaris Ny. Judy Sentana, S.H., M.H., No. 7.
INFORMATION AFTER THE DATE OF ACCOUNTANT REPORT 1. Composition of Shares As per 11 February 2011, by decree No. 13/7/DPB3/TPB3-4/ Rahasia, Bank Indonesia had noted and agreed an additional paid in Capital of the bank amounted 200.559 shares on the lembar saham on behalf of Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia for the payment by Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia of 1.178.400 shares, based on decision on the Annual Shareholders General Meeting on 7 April 2010, recorded on the Notary Act No. 7 by notary Mrs. Judy Sentana, S.H., M.H.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Up to the end of December 2010, Bank Kesejahteraan did not have record on the use of debt or credit in its company business.
Sedangkan sisa setoran modal sebesar Rp13.150.000.000 yang belum disetujui oleh Bank Indonesia telah diajukan kembali kepada Bank Indonesia berdasarkan surat Direksi No. 07/DIR/2011 tanggal 23 Februari 2011 dan sampai dengan diterbitkannya laporan auditor, pengajuan kembali tersebut masih dalam proses peninjauan oleh Bank Indonesia.
The rest of the paid in capital of IDR. 13.150.000.000 had not been approved by Bank Indonesia and had been submitted again to Bank Indonesia via the letter of the director No. 07/DIR/2011 dated 23 February 2011 and up to the issuance of the auditor report, the letter was still in process by oleh Bank Indonesia.
Persetujuan atas setoran modal tersebut menyebabkan penambahan modal disetor pada komposisi permodalan Bank Kesejahteraan.
The approval in the capital addition had resulted in the increase of paid in capital in the composition of the capital of Bank Kesejahteraan
2. Pemeringkatan Pefindo Pada tanggal 1 April 2011, Pefindo telah memberikan peringkat idBBB ( Triple B; Stable Outlook) terhadap Bank Kesejahteraan untuk periode 1 April 2011 sampai dengan 1 April 2012 yang diberikan berdasarkan data dan informasi perusahaan serta Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2009 dan Laporan Keuangan Tidak Diaudit per 31 Desember 2010.
2. Pefindo Rating On 1 April 2011, Pefindo had rated Bank Kesejahteraan with BBB rate (Triple B; Stable Outlook) for the period of 1 April 2011 to 1 April 2012 which rated based on the data ana information of the company and Audited Financial Report per 31 December 2009 and Non Audited Financial Report per 31 December 2010.
Penilaian atas pemeringkatan oleh Pefindo tersebut memberikan justifikasi terhadap kemampuan Bank Kesejahteraan yang memadai untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
Pefindo rating had indicated the capability of Bank Kesejahteraan to meet its fanancial obligation.
INFORMASI KEUANGAN LUAR BIASA Laporan Keuangan Bank Kesejahteraan disusun dengan berpedoman pada prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum bagi perbankan di Indonesia yaitu atas dasar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan mengacu pada setiap Peraturan Bank Indonesia sehingga sampai dengan akhir tahun 2010, tidak terdapat catatan pada Bank Kesejahteraan atas aktivitas korporasi yang menyebabkan timbulnya informasi keuangan yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
EXTRAORDINARY FINANCIAL INFORMATION Financial Report of Bank Kesejahteraan was written based on the general accounting principles and practice for banking in Indonesia which based on Statement of Standard Financial Acounting and referred to all regulations of Bank Indonesia, so that up to the end of 2010, there was no record on Bank Kesejahteraan for corporate activities which resulted in the extraordinary financial information and rarely happened.
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERATURAN BARU Sehubungan dengan pemberlakukan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2010 maka Bank Kesejahteraan telah melakukan persiapan penerapan standar akuntansi baru tersebut sejak awal tahun 2009. Selama tahun 2010, Bank Kesejahteraan telah melakukan pencatatan atas transaksi pada laporan keuangan Bank berdasarkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang tidak hanya menimbulkan perubahan terhadap alur prosedur dan risiko, namun juga berdampak pada perubahan metode pengukuran dan analisa atas transaksi.
THE APPLICATION OF STANDARD FINANCIAL ACCOUNTING AND NEW REGULATION In relation with the implementation of Statement of Standard Financial Acounting (PSAK) No. 55 (Revision of 2006) on Financial Instruments: Report and Disclosure and PSAK No. 55 (Revision of 2006) on Financial Instruments: Acceptance and measurement, which had been effective per 1 January 2010, Bank Kesejahteraan had prepared to apply tne new accounting standard since the early 2009. During 2010, Bank Kesejahteraan had recorded its transaction on the Bank financial report based on PSAK No. 50 (Revision of 2006) and PSAK No. 55 (Revisi of 2006) which not only resulted on the procedures and risks, but also changed the meassurement method and transaction analysis.
Dalam implementasi tersebut, Bank Kesejahteraan telah melakukan identifikasi penyesuaian transisi mengenai provisi dalam pembentukan nilai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang dilaporkan sebagai salah satu komponen modal. Sedangkan sebagaimana yang dimungkinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2008, maka Bank Kesejahteraan akan menerapkan ketentuan transisi
In the implementation, Bank Kesejahteraan had identified transition adjustment on the Administration fees (Provision) in forming teh value of the reserve for depreciation loss which was reported as one of capital components. As permitted in the Circular of Bank Indonesia No.11/33/DPNP dated 8 December 2008, Bank Kesejahteraan will apply the regulation
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
45
46
penurunan atas kredit kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Kualitas Aktiva Bank Umum dengan penerapan paling lambat sampai dengan akhir tahun 2011.
on the decreasing transition of collective credit using estimation based on the provision from Bank Indonesia on the Quality of Commercial Bank Asset not with the due date by the end of 2011.
ASPEK PEMASARAN 1. Kegiatan Usaha Penghimpunan Dana Penghimpunan Dana merupakan salah satu kegiatan utama Bank Kesejahteraan dalam memberikan kontribusi dengan peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 48,26%. Penghimpunan dana dimaksud adalah dana yang berasal dari perorangan maupun badan usaha baik yang ditempatkan pada produk pendanaan Giro, Tabungan, maupun Deposito. Di tahun 2010 Bank Kesejahteraan berhasil menurunkan persentase deposan inti terhadap dana pihak ketiga menjadi sebesar 62,61% dari nilai sebesar 66,67% pada tahun 2009. Penurunan tersebut sebagai upaya Bank Kesejahteraan untuk meningkatkan porsi dana konsumer. Untuk lebih mengenalkan Bank Kesejahteraan kepada masyarakat luas, maka selama tahun 2010 Bank Kesejahteraan telah melakukan berbagai upaya pemasaran melalui pelaksanaan program pameran yang dibuka pada lokasilokasi strategis antara lain:
MARKETING ASPECT 1. Fund Raising Activities Fund raising is the main activity of Bank Kesejahteraan to contribute with the increase of nett interest income of 48.26%. Fund raising is the fund from individual or business entity in the form of Current Account, Saving or deposit. In 2010 Bank kesejahteraan had succesfully decreased the percentage of the prime costumers to third parties fund beame 62.61% from 66.67% in 2009. The decrease was the effort of the bank to incrase the portion of consumer’s fund.
elakukan sosialisasi produk Tabungan-Ku ke sekolahM sekolah. Mengikuti seminar dan presentasi yang diadakan di berbagai hotel dan perguruan tinggi. Mengikuti sponsorship terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar maupun pada workshop yang dilakukan oleh berbagai institusi maupun lembaga.
Socialization of Tabungan-Ku product to various schools
Pelaksanaan program pameran tersebut dilakukan oleh seluruh jaringan kantor cabang dan kantor cabang pembantu Bank Kesejahteraan yang meliputi kota-kota utama di Indonesia yakni Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Padang, dan Makasar.
The exhibitation program was conducted by all branch offices and sub branch offices of Bank Kesejahteraan in the main cities of Indonesia such as Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Padang, and Makassar.
Masyarakat merespon positif atas program ini yang ditandai dengan meningkatnya nilai penghimpunan dana Tabungan di tahun 2010 yang mencapai 19,32% dari perolehan dana Tabungan pada akhir tahun 2009. Oleh karena itu, Bank Kesejahteraan akan terus melaksanakan program tersebut secara berkesinambungan.
Customers positively respond to the programs which can be observed from the increase of Saving in the end of 2010 which reached 19.32% from the saving position in 2009. Therefore Bank Kesejahteraan will continue the programs consecutivey.
2. Kegiatan Usaha Penyaluran kredit Sebagai salah satu bank umum yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan visi dan misi yang dibangun dalam melayani gerakan koperasi maka Bank Kesejahteraan senantiasa menjaga komitmennya untuk mendukung pengembangan sektor industri kecil maupun menengah melalui Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di tahun 2010. Hal tersebut terbukti melalui porsi pembiayaan di sektor koperasi dalam melayani kebutuhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga sebesar Rp1.550.393 juta atau 96,25% dari Total Kredit.
2. Loan Distribution Activities As one of commercial bank which run its business based on the vision and mission set to serve the activities of Koperasi, Bank Kesejahteraan always committed to support the development of small and middle industry through Koperasi Pegawai Republik Indonesia in 2010. It can be evidenced by the portion of loan for Koperasi to meet the need of civil servant amounted IDR. 1,550,393 million or 96.25% of the Total Credit.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
To introduce more to the general public of Bank Kesejahteraan, during 2010 Bank Kesejahteraan had conducted various efforts in form of exhibitation programs in strategic locations such as:
Attending seminars and presentations held in various hotels and universities. Participating as a sponsor in various events held by society or workshops held by institutions or bodies.
Penyaluran kredit yang dilakukan Bank Kesejahteraan telah memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan pembiayaan pada bisnis Bank Kesejahteraan secara keseluruhan dengan tingkat NPL yang berhasil dipertahankan pada nilai di bawah 5% yakni sebesar 1,37% di akhir tahun 2010. Bank Kesejahteraan juga terus berupaya mendekatkan diri kepada pangsa pasar utama pada gerakan koperasi guna mengakomodir kebutuhan masyarakat, khususnya Pegawai Negeri Sipil melalui penempatan relief officer pada beberapa wilayah Indonesia yang meliputi wilayah Jawa, Kalimantan, Sumatera, Jambi, Riau, dan Nusa Tenggara. Hal tersebut dilakukan oleh Bank Kesejahteraan sekaligus sebagai upaya dalam merebut pasar pembiayaan yang semakin ketat.
Loan distribution by Bank Kesejahteraan had given positie contribution or the growth of lending in overall business of Bank Kesejahteraan with NPL rate maintained below 5% i.e. 1.37% in the end of 2010. Bank Kesejahteraan keep trying to get closer to the main market which is koperasi to accommodate the need of the society, especially civil servants by placing relief officers in various area in Indonesia covering the area of Java, Kalimantan, Sumatera, Jambi, Riau, and Nusa Tenggara. The strategy was conducted by Bank Kesejahteraan as an effort to grab the tighter market competition.
PROSPEK USAHA Persaingan industri perbankan yang diyakini tetap kokoh dan sehat pada masa mendatang membuat kalangan perbankan optimis seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan sebesar 6,6%. Keyakinan tersebut juga didasari dengan adanya kebijakan Bank Indonesia yang mengatur kebijakan untuk mendorong ekspansi kredit dengan mengaitkan loan to deposit ratio (LDR) dan soal prime lending rate. Perbankan juga dihadapkan pada kondisi kontradiktif lainnya dengan adanya kebijakan Bank Indonesia yang diterbitkan sebelumnya mengenai Giro Wajib Minimum (GWM) melalui PBI Nomor 12/19/PBI/2010 dengan menaikkan GWM primer dalam rupiah dari 5% menjadi 8% dan menetapkan GWM sekunder sebesar 2,5% dari Dana Pihak Ketiga.
BUSINESS PROSPECT The tight and healthy competiton in banking industry in the future makes the players in the banking industry optimistic in line with the economic growth of Indonesia which is predicted to be 6.6%. This belief is based on the policy of Bank Indonesia which regulate the policy to promote credit expansion connecting loan to deposit ratio (LDR) and prime lending rate. Banking industry also faces other contradictive condition which is the policy of Bank Indonesia previously issued on the compulsary minimum current account (Giro Wajib Minimum – GWM) through PBI No. 12/19/PBI/2010 by increasing GWM primair in Rupiah from 5% to 8% and set the secondary GWM of 2,5% from third party fund.
Dalam upaya pemenuhan fungsi intermediasi melalui peningkatan kucuran kredit, Bank Kesejahteraan terus mencari upaya-upaya strategis melalui penempatan relief officer di beberapa wilayah Indonesia untuk mendekatkan diri kepada koperasi sebagai pangsa pasar utamanya dalam penyaluran kredit yakni di wilayah Jawa, Kalimantan, Sumatera, Jambi, Riau, dan Nusa Tenggara. Sementara untuk menghadapi kompetisi yang kian ketat dalam merebut pasar perolehan Dana Pihak Ketiga, Bank Kesejahteraan akan memfokuskan diri melalui pengembangan fitur produk tabungan dan kemudahan akses layanan berbasis teknologi untuk mendukung terciptanya kebutuhan baru bagi nasabah terhadap pelayanan perbankan yang mudah, cepat, dan praktis.
To fullfil it intermediary function through the increase of loan, Bank Kesejahteraan keep searching for strategic efforts by placing its relief officers in vaious area in Indonesia to get close to koperasi as its main market in loan distribution in the area of Java, Kalimantan, Sumatera, Jambi, Riau, and Nusa Tenggara. Meanwhile, to anticipate the tight market competition, Bank Kesejahteraan will focus on the development of saving product feature and the flexibility of service acces with technology basis to create the new need of customers for easy, quick and practical banking service.
Dengan kondisi keuangan dan kesiapan Sumber Daya Manusia yang baik, Bank Kesejahteraan siap melaksanakan rencana-rencana usaha yang telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis untuk mendukung pengembangan usaha dan terus meningkatkan nilai bagi para pemegang saham melalui kinerja Bank Kesejahteraan yang diharapkan menjadi titik tolak yang kuat dalam proses pencapaian visi menjadi bank kebanggaan, andalan, dan disegani bagi masyarakat. Telah menjadi kebulatan tekad yang mendasar bagi segenap insan Bank Kesejahteraan untuk meningkatkan kapitalisasi, pendapatan, dan laba usaha Bank Kesejahteraan sehingga mampu menaikkan kelas Bank Kesejahteraan menjadi bank papan atas di kelasnya.
With the financial conditions and the preparedness of human resources, Bank Kesejahteraan is ready to perform its business plans which has been set in its Business Plan to support business development and keep increasing its values for shareholders through the performance of Bank Kesejahteraan, which is expected to be the milestone in the process of achieving the vision to be respected, reliable and pride bank of the society. It is the commitment of all people in Bank Kesejahteraan to increase capital, income and profit of Bank Kesejahteraan so that Bank Kesejahteraan become a reputable bank in its class of bank.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
47
RENCANA STRATEGIS BANK Dengan tetap mengacu pada Visi dan Misi, Bank Kesejahteraan menyusun rencana strategis dalam jangka menengah selama periode 5 (lima) tahun dalam bentuk Corporate Plan dan rencana jangka pendek periode 1 (satu) tahun dalam bentuk Rencana Bisnis Bank (RBB) yang disusun secara realistis, terukur, berasaskan prinsip kehati-hatian (prudent), dan prinsip perbankan yang sehat dengan mempertimbangkan perubahan dan kebutuhan internal maupun eksternal. Penyusunan Rencana Bisnis Bank dilakukan melalui proses perencanaan seluruh organisasi maupun perencanaan dalam tingkat unit sebagai penjabaran strategi organisasi dengan pendekatan system perencanaan dua arah melalui top-down dan bottomup. Penyusunan Corporate Plan dan RBB yang dilakukan secara periodik dengan jadwal dan mekanisme pelaksanaan yang telah dibakukan dan diatur dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP) mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010.
48
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
BANK STRATEGIC PLAN With Vision dan Mission as the reference, Bank Kesejahteraan set its mid term strategic plan for the period of 5 (five) years in form of Corporate Plan and short term plan for the period of 1 (one) year in form of Bank Business Plan which is set in a realistic, measurable and prudent way, with healthy banking principles, taking into account the changes and internal & external needs. The setting of Bank Business Plan is conducted through a planning process in all organization level and unit level as the explanation of the organization’s strategy with two way planning system, top-down and bottom-up. The setting up of the Corporate Plan and Bank Business Plan is periodically conducted with the standard schedule and mechanism as stated in the Company Guidance Book, with reference to the regulation of Bank Indonesia No. 12/21/PBI/2010 dated 19 October 2010.
Berdiri Ki-ka : R. S. Poernomo, Setiawan Harsono, Ermi Muchtar, Brazano R Hakim Duduk Ki-ka : Evangelina E. Sintawati, Bambang Heru T, Dhini Laswita
Corporate Plan dan RBB yang telah disusun, selanjutnya akan diajukan kepada Dewan Komisaris sebagai representasi dari seluruh pemegang saham untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan yang kemudian akan dikomunikasikan oleh Direksi kepada seluruh insan Bank Kesejahteraan melalui setiap unit sebagai dokumen perencanaan yang harus menjadi dasar dan pedoman dalam penyusunan dan pelaksanaan business plan. Pelaksanaan rencana tersebut akan dipantau dan dilakukan evaluasi melalui laporan bulanan kepada Direksi yang digunakan sebagai bahan dalam laporan Direksi kepada Dewan Komisaris pada rapat Dewan Komisaris yang dilakukan setiap bulan. Selain itu, Direksi juga akan menyampaikan laporan triwulan kepada Bank Indonesia mengenai pelaksanaan realisasi RBB. Sedangkan laporan secara semesteran kepada Bank Indonesia mengenai laporan terkait akan disampaikan oleh Dewan Komisaris.
The Corporate Plan and Bank Business Plan are submitted to the Board of Commisioners as the representative of all shareholders to be approved and ratified, which then will be communicated by the Board of the Directors to all individual in Bank Kesejahteraan through all unit as the planning document which be the basis and guidance in setting and executing business plan. The execution of the plan will be monitored and evaluated through the monthly report to the Board of the Directors, which be used as the basis report of the Board of the Directors to The Board of Commissioner in the monthly Commissioners meeting. Furthermore, the Board of the Directors will submit quarterly report to Bank Indonesia on the realization of the Bank Business Plan. On the other hand, half year report to Bank Indonesia is submitted by the Board of the Commissioners.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
49
Informasi Bagi
Pemegang Saham Information for Shareholders
50
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
52
Komposisi Pemegang Saham
53
Penawaran Umum dan Pencatatan Efek
52
Harga Saham
53
Buy Back Saham Dan Buy Back Obligasi Bank
52
Kebijakan Dividen
53
Daftar Perusahaan Asosiasi
53
Struktur Permodalan
53
Akuntan Independen Perseroan
53
Kepemilikan Saham dan Shares Option
Composition of Share Ownership Price of Shares
Policy on Dividend Capital Structure
General Offer and Stock records
Shares Buy Back and Buy Back Bank Obliges List of Associated Companies
Company’s Independet Auditor
Shares Ownership and Shares Option
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
51
Informasi Pemegang Saham Information on the shareholders
Komposisi Pemegang Saham per 31 Desember 2010 Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia 59,63% PT Recapital Advisors 20,72% PT Taspen (Persero) 9,34% Dana Pensiun Pertamina 6,01% Dana Pensiun Jasa Indonesia 1,73% Dana Pensiun Jasa Raharja 1,60% Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi 0,98%
Composition of Shareholders as per 31 December 2010 Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia 59,63% PT Recapital Advisors 20,72% PT Taspen (Persero) 9,34% Dana Pensiun Pertamina 6,01% Dana Pensiun Jasa Indonesia 1,73% Dana Pensiun Jasa Raharja 1,60% Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi 0,98%
Harga Saham Sebagai bentuk komitmen transparansi kepada publik maka Bank Kesejahteraan telah meminta lembaga penilai independen Kantor Jasa Penilai Publik yang bekerja sesuai dengan profesional penilai untuk melakukan penilaian terhadap keseluruhan saham sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) guna memperkirakan nilai pasar wajar yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah. Bank Kesejahteraan menggunakan hasil penilaian tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan jual beli saham.
Shares price As the commitment of transparency to the public, Bank Kesejahteraan had appointed an independent appraisal Publick Appraisal Office which work professionally to asses all shares in accordance with Indonesian Appraisal Standard (SPI) to estimate the fair market value stated in the currency of Rupiah. Bank Kesejahteraan uses the appraisal figure as the consideration in selling and buying sales.
Penetapan nilai saham Bank Kesejahteraan di tahun 2010 telah dilakukan penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Felix Sutandar & Rekan dengan hasil Nilai Pasar Wajar atas keseluruhan saham sebesar Rp28.478,-.
The statement of the shares value of Bank Kesejahteraan in 2010 had been conducted by Public Appraisal Office Felix Sutandar & partners with the fair market value of the shares IDR. 28,478.-.
2010
2009
Harga Pasar
28.478,-
16.728,- Market Value
Harga Buku
16.823,-
14.676,- Book value
Kebijakan Dividen Perseroan membayarkan dividen kepada seluruh pemegang saham apabila Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan membukukan laba bersih. Pemegang saham akan memperoleh pembagian dividen yang dibagikan dalam bentuk tunai 50% dan dalam bentuk saham 50%. Kebijakan pembagian dividen Bank Kesejahteraan tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut : Kebijakan Dividen Dividend Policy
Policy on Dividend The company paid dividend to all shareholders if the company books nett profit in the respected year. Shareholders will obtain the dividend in form of 50% cash and 50% shares.
Dividend distribution policy of Bank Kesejahteraan in 2008, 2009 and 2010 are as follow:
Dividen per lembar Saham (Rp) Dividend per share
Dividen (Rp) Dividend
Rasio Dividen *) Dividend ratio
2010
2.250
30.920.742.000
86,37%
2009
1.680
19.875.203.040
90,68%
2008
1.800
19.539.797.400
84,46%
*) Rasio Dividen : Dividen/Laba setelah pajak Dividend ratio: Dividend/profit after tax Kebijakan Dividen
52
Dividen (Rp)
Pajak (Rp)
Dividen Tunai (Rp)
Dividen Saham (Rp)
2010
30.920.742.000
1.749.334.729
18.165.767.271
11.005.640.000
2009
19.875.203.040
1.185.639.435
11.352.823.604
7.336.740.000
2008
19.539.797.400
1.148.790.600
10.808.986.800
7.582.020.000
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Struktur Permodalan/ Capital Stucture 2010 Keterangan
2009
2008
Nominal Saham
Jumlah Saham
Nominal Saham
Jumlah Saham
Modal Dasar
20.000.000,-
200.000.000.000,-
20.000.000,-
200.000.000.000,-
20.000.000,-
200.000.000.000,- Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor
12.764.711,-
127.647.110.000,-
11.830.478,-
118.304.780.000,-
10.855.443,-
108.554.430.000,- Issued and Paid Capital
7.235.289,-
72.352.890.000,-
8.169.522,-
81.695.220.000,-
9.144.557,-
91.445.570.000,- Stocks in portfolio
Saham dalam portepel
Nominal Saham
Remarks
Jumlah Saham
Kepemilizkan Saham dan Shares Option Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank, seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Kesejahteraan tidak memiliki shares option terhadap saham Bank Kesejahteraan.
Shares ownership and Shares Option Based on its Charter of the Bank, all members of the Board of Commisioners, Directors, the executives of Bank Kesejahteraan do not possess shares option of the shares of Bank Kesejahteraan.
Penawaran Umum (IPO) dan Pencatatan Efek Hingga akhir tahun 2010, Bank Kesejahteraan belum melakukan pencatatan atas penawaran umum (IPO) atas sahamnya kepada masyarakat melalui pasar bursa sehingga Bank Kesejahteraan tidak memiliki aktivitas korporasi yang terkait dengan pencatatan efek maupun perolehan dana hasil penawaran umum baik melalui penerbitan surat hutang atau obligasi.
Public Offer (IPO) and Security Listing Until the end of 2010, Bank Kesejahteraan has not listed its public offer (IPO) on its shares to the society in the stock market so Bank Kesejahteraan does not possess corporate activities related to security listing or fund from public offer either the issuance of notes or obligation.
Buy Back Saham dan Buy Back Obligasi Bank Bank Kesejahteraan tidak melakukan pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi dikarenakan hingga akhir tahun 2010, Bank Kesejahteraan tidak menerbitkan saham dan obligasi.
Buy Back of Shares and Buy Back of Bank Obligation Bank Kesejahteraan did not buy back the shares and obligations as by the end of 2010 Bank Kesejahteraan did not issue shares and obligation.
Daftar Perusahaan Asosiasi Bank Kesejahteraan merupakan salah satu bank swasta non devisa dengan kepemilikan saham mayoritas oleh Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP-RI) dan tidak tercatat memiliki anak perusahaan maupun perusahaan afiliasi hingga akhir tahun 2010.
List of associated companies Bank Kesejahteraan is a private, commercial, non foreign exchange bank with majority shares owned by Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP-RI) and does not have any subsidiary or affiliated company until the end of 2010
Akuntan Independen Perseroan Bank Kesejahteraan telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan untuk melakukan Review dan Audit atas Laporan Keuangan untuk Tahun Buku 2010 sesuai dengan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan Direksi. Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan tersebut telah menyelesaikan tugasnya secara independen sesuai dengan standar profesional akuntan publik dan lingkup tugas yang telah ditetapkan. Ruang lingkup audit yang dilakukan meliputi review dan audit atas Laporan dan Kinerja Keuangan serta kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan.
Company Independent Accountant Bank Kesejahteraan had appointed Public Accountant Tanubrata Sutanto Fahmi & partners to review and audit the Financial Report of 2010 as recommended by the Board of Commisioners and Directors. Public Accountant Tanubrata Sutanto Fahmi & partners had finished their duties independently in accordance with professional standard of public accountant dan the scope of duties. The scope of audit includes the review and audit of the Financial Report and Performance and compliance to the regulation.
Bank Kesejahteraan menggunakan jasa akuntan publik melalui Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan pada tahun buku 2010 dikarenakan selama 5 (lima) tahun terakhir Bank Kesejahteraan telah menggunakan Kantor Akuntan Publik DRS J. Tanzil & Rekan. Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan tidak memberikan jasa konsultasi lainnya kepada Bank Kesejahteraan selain dalam koridor lingkup tugasnya.
Bank Kesejahteraan employed the service of a public accounting firm of Tanubrata Sutanto Fahmi & Partners for the year being audited of 2010 because for the past 5 years Bank Kesejahteraan has been employing the service of Public Accounting Firm of DRS J. Tanzil and Partners. Tanubrata Sutanto & Partners has not provided any other service outside the scope of its work.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
53
Tata Kelola
Perusahaan Good Corporate Governance
54
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
57
Kebijakan GCG
82
Tingkat Kesehatan Bank
57
Struktur dan Mekanisme GCG
82
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait
57
Rapat Umum Pemegang Saham
82
Corporate Social Responsibility
58
Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris
83
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank
59
Dewan Komisaris
62
Direksi
67
Komite-Komite
72
Fungsi Kesekretariatan
73
Komite-Komite di Bawah Direksi
76
Fungsi Kepatuhan
77
Fungsi Audit
78
Manajemen Risiko
Policy of GCG
Structure and Mechanism of GCG
Shareholders Annual General Meeeting Correlation between Board Of Directors and Board of Commissioners Board of Commissioners
Secretariat Function
Committees under The Board of Directors Compliance Function Audit Function
Availability of Fund for Third Parties Corporate Social Responsibility
Transparency of Bank’s Financial and Non Financial Condition
83
Board Of Directors Committees
Bank Solvability
Penyimpangan Internal dan Permasalahan Hukum
Violation of Internal Rules and Legal Issues
84
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan Transaction involving Conflict of Interest
84
Transaksi dengan Pihak Istimewa Transaction with Related Parties
84
Akses Informasi Information Access
85
Hasil Self Assesment Penerapan GCG
88
Etika Perusahaan
Self Assesment Result of GCG Implementation Company’s Ethics
Risk Management
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
55
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
56
Good Corporate Governance (GCG) merupakan hal penting yang mutlak diperlukan oleh industri perbankan dalam menghadapi perkembangan risiko bisnis dan tantangan usaha yang kian meningkat. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara konsisten di Bank Kesejahteraan, bertujuan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan, memaksimalkan nilai, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya dan risiko, dimana pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan (stakeholder), sehingga dalam jangka panjang, perusahaan dapat beroperasi dan bertumbuh secara berkelanjutan.
Good Corporate Governance (GCG) is indispensable for the banking industry in dealing with the development of business risk and the increasing challenges in business. The objectives of the implementation of GCG principles consistently in Bank Kesejahteraan Ekonomi were to strengthen the firm’s position in competing with others, maximizing its values, increasing effectivity and efficiency in managing its resources and risks, consequently increasing stakeholders’ trust the whole year round, the firm could operate and grow continuously.
Menunjuk Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007, Bank Kesejahteraan terus berupaya mengoptimalkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap kegiatan dan jenjang organisasi dengan berpedoman pada prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Independensi dan Kewajaran.
In accordance with Bank Indonesia Regulation No.8 for public banks as well as Bank Indonesia Circulation Letter No.9/12/DPNP dated May 30, 2007, PT Bank Kesejahteraan Ekonomi strives to optimize the implementation of GCG in every activity and organizational level guided by the principles of transparency, accountability, responsibility, independence and fairness.
Dalam rangka memenuhi peraturan Bank Indonesia tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum, Bank Kesejahteraan menyampaikan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance tahun 2010 yang meliputi :
In performing Bank Indonesia’s Regulation on the implementation of GCG for public banks, Bank Kesejahteraan presented the report on GCG year 2010, which includes:
K epemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham Perseroan; Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris; Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham Perseroan; Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris serta Direksi; Shares option yang dimiliki oleh Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif; Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah; Frekuensi rapat Dewan Komisaris, Direksi dan KomiteKomite; Jumlah penyimpangan (internal fraud) yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh perusahaan; Transaksi yang mengandung benturan kepentingan; Kegiatan sosial dan kegiatan politik.
Shares ownership of members of the Board of Commisioner and financial & family relationship of the members Board of Commisioners with other member of the Board of Commisioner, Directors and/or company shareholders Committees under the Board of Commisioner Shares ownership of members of the Board of Directors and financial & family relationship of the members Board of Directors member of the Board of Commisioner and/or company shareholders Package/renumeration policy and other fasilities for the Board of Commisioner and Directors Shares option owned by The Board of Commisioner, Directors and other executives officer. Ratio of highest salary to the lowest Meeting frequency of the Board of the Commissioners, Directors and committees Numbers of internal fraud and the settlement by the company Transaction which contains conflict of interest Social and political activities
Untuk menilai efektivitas penerapan GCG tersebut di atas, Bank Kesejahteraan secara berkala melakukan self assessment serta melakukan tindakan korektif yang diperlukan.
To access the efectivity of the GCG implementation, Bank Kesejahteraan periodically conducted self assessment and corrective actions needed.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
KEBIJAKAN GCG Bank Kesejahteraan telah memiliki kelengkapan kebijakan yang mengatur pelaksanaan GCG dengan mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia dan Pedoman GCG Perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Perbaikan terus menerus yang menjadi salah satu Budaya Kerja Bank Kesejahteraan menjadi salah satu pendorong pelaksanaan benchmarking terhadap perusahaan besar lain yang telah sukses mengimplementasikan GCG sebagai bahan perbaikan yang ingin dibangun oleh Bank Kesejahteraan.
GCG POLICY Bank Kesejahteraan has owned the policy to regulate the implementation of GCG based on the circular of Bank Indonesia and GCG guidance for Indonesian Banking issued by National Committee on Corporate Governance Policy, prioritizing the prudent principles. Continuous improvement which is one of work culture of Bank Kesejahteraan is one of motivators to conduct the benchmarking to other big companies which had succesfully implement the GG as the source of improvement for Bank Kesejahteraan.
Bank Kesejahteraan telah menyusun Buku Pedoman GCG berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 99/2007/SK tanggal 26 Desember 2007. Buku Pedoman tersebut menjadi landasan peraturan, kebijakan, dan kaidah yang wajib dipatuhi oleh seluruh insan Bank Kesejahteraan dalam melakukan pengelolaan bisnis sehingga menghasilkan kinerja yang baik dan selaras dengan standar GCG.
Bank Kesejahteraan had issued the GCG Guidance Book based on the decree of the Directors No. 99/2007/SK dated 26 December 2007. The book is the basis for the regulations, policies and rules which must be obeyed by all individuals in Bank Kesejahteraan in managing the business to get a good performance and in accordance with the GCG standard.
STRUKTUR DAN MEKANISME GCG Penerapan atas pelaksanaan GCG di Bank Kesejahteraan dibangun dan dimulai dari komitmen dan konsistensi organ perseroan yang memainkan peran kunci dan paling berpengaruh terhadap strategis perusahaan yakni Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi. Organ Perseroan tersebut menjalankan setiap fungsi dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku, Anggaran Dasar perusahaan, maupun ketentuan perbankan lainnya dengan prinsip independensi dalam menjalankan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya semata-mata untuk kepentingan Perseroan.
SRUCTURE AND MECHANISM OF GCG Implementation of GCG in Bank Kesejahteraan was built and started from the commitment and consitency of the organ of the company who played the key role and had the most influence on the strategy of the company i.e the Annual General Shareholders Meeting, The Board of Commisioner and the Board of Directors. The organ of the company conducted each funtion and responsibilty in accordance with the prevailing regulations, Company charter and other banking regulation with indepedency principles in performing duties, functions and responsibilities for merely the interest of the company
Mekanisme pelaksanaan GCG di lingkungan Bank Kesejahteraan dimulai dengan pengambilan keputusan penting di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan memberikan kewenangan pengelolaan perusahaan kepada Dewan Direksi dalam penanganan pengawasan oleh Dewan Komisaris atas pengelolaan dimaksud.
Mechanism in implemeting the GCG in Bank Kesejahteraan started with the important decision taken in the Annual General Shareholders Meeting by giving authority of the management of the company to the Board of Directors, under the supervision of the Board of Commisioners.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) RUPS menjadi organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dengan segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang maupun Anggaran Dasar. Perseroan menjamin seluruh pemegang saham untuk mendapatkan segala keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan. Segala keputusan yang diambil di dalam RUPS didasari atas kepentingan perusahaan dalam jangka panjang dengan pengambilan keputusan yang dilakukan secara wajar dan transparan. RUPS maupun pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi, dan wewenang Dewan Komisaris serta Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.
ANNUAL GENERAL SHAREHOLDERS MEETING Annual General Shareholders Meeting is organ of the company which holds the highest authority in the company, with all authority which is not given to the Board of Directors and Commisioners in accordance with regulation and the company charter. The company guarantees all the shareholders to obtain every information related to the company from the Directors and/or Commisisoners as long as it is not in the contrary with the interest of the company. All decision taken in the AGSM must be based on the long term interest of the company which taken in a fair and transparent way. AGSM or shareholders could not intervent the duties, function and authorities of the Board of Commisioner or the Board of Directors without reducing the authorities of the AGSM to perform their rights in accordance with company charter and regulations.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
57
S e s u a i d e n g a n p a s a l 7 8 ay a t ( 2 ) U n d a n g -Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa RUPS Tahunan wajib dilaksanakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir. Bank Kesejahteraan telah melakukan RUPS Tahunan pada tanggal 07 April 2010 yang bertempat di Hotel Nikko Jakarta, Jl. M.H Thamrin No. 59 Jakarta Pusat 10350 yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham dengan agenda:
Based on Article 78 point (2) the Law no. 40 year 2007 on the Limited Company, AGSM must be held at the latest in 6 (six) months after the end of the book year. Bank Kesejahteraan had held the AGSM on 07 April 2010 in Hotel Nikko Jakarta, Jl. M.H Thamrin No. 59 Jakarta Pusat 10350 attended by the whole shareholders with the agenda:
1. Persetujuan Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan oleh Direksi mengenai kondisi dan jalannya pengelolaan perusahaan untuk tahun buku 2009. 2. Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Drs. J. Tanzil & Rekan dengan opini wajar sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas segala kepengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2009. 3. Persetujuan atas penggunaan Laba Bersih perusahaan tahun buku 2009 serta penetapan pembagian dividen. 4. Persetujuan atas pengeluaran saham baru dan permintaan PT Recapital Advisors untuk membatalkan atau tidak melanjutkan pengambilan saham di Bank Kesejahteraan, serta tetap melanjutkan divestasi DP. Pertamina. 5. Penetapan besarnya tantiem, gaji, dan fasilitas/tunjangan bagi anggota Komisaris dan Direksi.
1. Approval of the Annual report of Bank Kesejahteraan by the Directors regarding the performance of the company in the book year 2009. 2. Legalization of the Financial Report book year 2009 audited by Public Accounting Firm of DRS J. Tanzil and Partners with the fair opinion and gave redemption and disclaimer to members of the Board of Directors and the Board of Commisioners for their performance in 2009.
Proses pemanggilan RUPS telah dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan Buku Pedoman GCG sesuai Surat Keputusan Direksi No. 13/2008/SK tanggal 19 November 2008 yang mengacu kepada UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 81 dan 82 dengan proses pemanggilan pada tanggal 19 Maret 2010 sesuai surat Direksi No. 35/DIR/2010 dan laporan pelaksanaan RUPS telah disampaikan ke Bank Indonesia sesuai surat Direksi No 12/DIR/2010 tanggal 8 April 2010.
Invitation for AGSM had been conducted in accordance with company charter and GCG Guidance Book as per Decree of the Directors No. No. 13/2008/SK dated 19 November 2008 which refer to the Law No. 40 year 2007 on Limited Company, article 81 and 82 with invitation processon 19 March 2010 as per the letter of the Director No. 35/DIR/2010 and report on the AGSM had been submitted to Bank Indonesia as per letter of the Director No 12/DIR/2010 dated 8 April 2010.
HUBUNGAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS
RELATIONS BETWEEN THE BOARD OF DIRECTORS AND THE BOARD OF COMMISSIONER The Board of Commissioners and the Board of Directors had possessed the work guidance and rules in the manual board which is set based on the Company’s Charter and GCG giudelines which is binding their duties, responsibilities, obligations, authorities and rights. The Board of Commissioners and the Board of Directors perform their working relations with mutual respect according to each funtions and duties eithr in the formal or informal way.
Dewan Komisaris dan Direksi Bank Kesejahteraan telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja dalam board manual yang diatur sesuai Anggaran Dasar dan Buku Pedoman GCG yang bersifat mengikat atas tugas, tanggung jawab, kewajiban, wewenang, dan haknya. Direksi dan Dewan Komisaris menjalankan hubungan kerja dalam kondisi yang saling menghormati sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing baik dalam sifat informal maupun formal. Dewan Komisaris dapat memperoleh akses dan kemudahan informasi mengenai Perseroan secara tepat waktu, lengkap, dan akurat. Segala hubungan kerja yang bersifat informal dapat dilakukan oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Namun demikian, hubungan kerja dimaksud tidak akan mempunyai kekuatan hukum sebelum diputuskan melalui mekanisme dan tata cara yang sah menurut peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan.
58
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
3. Approval on the use of nett profit of the company in 2009 and determination of the distribution of the dividend. 4. Approval on the issuance of new shares and the request of PT Recapital Advisors to cancel or discontinue the shares takeover from Bank Kesejahteraan, and continue the divestment of DP. Pertamina. 5. Decision on tantiem, salaryi and facilities for members of the Board of Commisioners and Directors
The Board of Commissioners has the privilege to get access and information of the company in time, complete and accurate. Informal work relations can be conducted by each member of The Board of Commissioners and Directors. However, such relations have no legal strength before decided through the legal mechanism in accordance with the regulations and Company’s Charter
Anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank Kesejahteraan telah membuat dan menandatangani surat pernyataan bahwa mereka :
Members of the Board of Commissioners and the Board of Directors had written and signed a statement that they:
T idak memiliki saham yang mencapai 5% (lima perseratus) atau lebih pada Bank Kesejahteraan maupun pada bank atau perusahaan lain di dalam atau di luar negeri.
Do not own more than 5% (five percent) share of Bank Kesejahteraan or other banks or companies either domestic or overseas.
T idak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan Bank. Tidak menerima fasilitas dan penghasilan lain selain yang telah ditetapkan dalam RUPS. Tidak saling memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris dan Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak secara independen.
Will not use the Bank for the interest of individual, family and/or other parties which cause loss or reduce the profit of the company the Bank. Will not receive any facilities or income other than stated in the AGSM Do not have any financial, management or family relationship with other members of the Board of Commissioners and Directors and/or the Controlling Shareholders which influence his/her independency.
DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan yang merujuk kepada UndangUndang Perseroan Terbatas. Dewan Komisaris Bank Kesejahteraan telah memenuhi persyaratan lulus penilaian kemampuan dan kepatuhan (fit and proper test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
BOARD OF COMMISSIONERS The Board of Commissioners is an organ of the company with clear authorities and responsibilities according to the charter of the company and refer to the Law of Limited Company. The Board of Commissioners of Bank Kesejahteraan had passed the fit and proper test as required by Bank Indonesia, appointed dismissed by AGSM.
Dewan Komisaris Bank Kesejahteraan wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap usaha Perseroan pada setiap tingkatan atau jenjang organisasi dan melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas tanggung jawab Direksi serta wajib melakukan pengarahan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. Guna mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
The Board of Commisisoners of Bank Kesejahteraan is obliged to make sure of the implementation of GCG in the company, in every level within the organization and supervise the performance of the Directors and must direct, monitor and evaluate the implementation of the strategic policies of the Bank. To support the efectivity in performing its duties and responsibilities, the Board of Commissioners is assisted by Audit Committee, Risk Monitoring Committee, and Remuneration and Nomination Committee.
Seluruh anggota Dewan Komisaris Bank Kesejahteraan tidak menerima keuntungan pribadi lainnya dari bank selain remunerasi dan fasilitas atau tunjangan lainnya di luar yang telah ditetapkan di dalam RUPS. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris atas setiap pelaksanaan pengawasan yang dilakukan terhadap pengelolaan perusahaan oleh Direksi merupakan salah satu perwujudan akuntabilitas pengawasan dalam rangka implementasi prinsip-prinsip GCG.
All members of the Board of the Commissioners of Bank Kesejahteraan do not accept other individual benefit from the bank, other than stated in the AGSM. Accountability of the Board of Commissioners in supervising the performance of the by the Board of Directors is one of the actualization of GCG principles.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
59
Komposisi Dewan Komisaris Hingga akhir tahun 2010, Dewan Komisaris Bank Kesejahteraan beranggotakan 4 (empat) orang yang seluruhnya berdomisili di Indonesia dimana dua di antaranya merupakan Komisaris Independen. Adapun komposisi adalah sebagai berikut: Nama Name
60
Composition of the Board of Commissioners By the end of 2010, the Board of the Commissioners of Bank Kesejahteraan consist of 4 (four) members who domicile in Indonesia where two of them are Independent Commissioners. The composition is as follow:
Jabatan Occupation
Representasi Pemegang Saham Representated Shareholder
Periode Jabatan Period
Prof. DR. Wagiono Ismangil
Komisaris Utama/Chairman
IKP-RI
15 April 2009 - 2014
Drs. Achmad Subianto
Komisaris/Commissioner
PT Taspen
15 April 2009 - 2014
Jusuf Amiruddin, SE, MM
Komisaris/Commissioner
Independen
15 April 2009 – 2014
DR. Mahyuddin Ramli, MBA
Komisaris/Commissioner
Independen
15 April 2009 - 2014
Independensi Dewan Komisaris Bank Kesejahteraan telah memenuhi ketentuan atas jumlah, komposisi, kriteria, dan independensi dengan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 sebagai perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan Surat Edaran No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dimana jumlah komisaris independen Bank Kesejahteraan hingga akhir tahun 2010 berjumlah 50% atau 2 (dua) orang adalah Komisaris Independen.
Inependcy of the Board of Commissioners Bank Kesejahteraan had fulfilled the provision of the numbers, composition, criteria and indenpendency with the referrence of Bank Indonesia regulation No. 8/14/PBI/2006 as the amendment of Bank Indonesia regulation No. 8/4/PBI/2006 on the implementation of the Good Corporate Governance for Public Bank and Circular No. 9/12/DPNP dated 30 May 2007 on the implementation OF Good Corporate Governance for public Bank where the number of the independent commissioners Bank Kesejahteraan in the end of 2010 was 50% or 2 (two) Independent Commissioner.
Seluruh anggota Dewan Komisaris Bank Kesejahteraan tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat kedua baik antar anggota Dewan Komisaris maupun antar Dewan Direksi.
All members of the Board of Commissioners do not have blood relationship up to second level, either among the members of the Board of Commisioners or the Board of the Directors.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dewan Komisaris Bank Kesejahteraan secara proaktif melakukan pengawasan dan memberikan saran kepada Direksi. Pengawasan langsung oleh Dewan Komisaris dilakukan secara langsung termasuk memantau tindak lanjut atas rekomendasi dari Komisaris kepada Direksi maupun melalui komite-komite yang dibentuk. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak turut serta dalam pengambilan keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris adalah setara dan tugas Komisaris Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris.
Duties and Responsibilities of The Board of Commissioners The Board of Commissioners of Bank Kesejahteraan proactively supervises and gives recomendation for the Board of Directors. Direct supervision by the Board of Commissioners is conducted directly, included the supervision on the follow up of the commissioner’s recommendation to the Directors, by the Committees already formed. However, the Board of Commissioners do not intervent the operational decision making. All members of the Board of Commissioners is equal and the duty of the Chairman is to coordinate the activities of the Board of the Commissioners.
1. Menyetujui strategi, Rencana Bisnis Bank serta melakukan evaluasi pelaksanaannya melalui rapat setiap bulan. 2. Mengajukan nominasi calon anggota Direksi baru kepada RUPS berdasarkan usulan dari Komite Remunerasi dan Nominasi, serta menyetujui pengangkatan Pejabat Eksekutif tingkat Pemimpin Divisi. 3. Menetapkan Pembagian Tugas Anggota Direksi (cfm. SK Dewan Komisaris No. 02/2009/SK tanggal 22 Juni 2009) di dalam melaksanakan fungsi supervisi terhadap seluruh satuan kerja pada struktur organisasi.
1. Give approval on the strategy, Bank Business Plan and evaluate its implementation through monthly meeting. 2. Propose the candidates of the new members of the Board of Directors to the AGSM based on the proposal of the Remuneration and Nomination Committee,and approve the initiation of Executive Officer of Division Head level 3. Deciding the division of duties of the members of the Board of Directors (Reff. Decree of the Board of Directors No. 02/2009/SK dated 22 June 2009) in conducting supervision function to all units in the organization structure.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
4. Memastikan Direksi Bank telah mematuhi semua peraturan perundangan-undangan yang berlaku melalui laporan hasil penelitian oleh Direktur Kepatuhan di dalam memenuhi komitmen hasil pemerikaan audit dan mengevaluasi sistem pengendalian intern. 5. Menindaklanjuti rekomendasi dari Komite-Komite dibawah Dewan Komisaris atas evaluasi terhadap pelaksanaan tugasnya secara reguler. 6. Meningk atk an efektifitas pelaksanaan tugas Dewan Komisaris antara lain dengan menyempurnak an Buku Pedoman Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris (cfm. SK Dewan Komisaris No. 04/2009/SK tanggal 10 Juni 2009 dan SK No. 11/2009/SK tanggal 01 September 2009) tentang Tata Tertib Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris.
4. Ensure that the Directors of the Bank have complied all prevailing regulations through the investigationreport by the Director of Compliance in fulfilling the commitment to the audit investigation report and evaluate internal control.
Secara garis besar, selama tahun 2010, Dewan Komisaris telah memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
Basically in 2010, the Board of Commissioners had given recommendations as follows
1. Evaluasi Rencana Bisnis Bank dan rencana korporasi, termasuk evaluasi terhadap kinerja bisnis kuartalan. 2. Evaluasi strategi sumber daya manusia. 3. Review pelaksanaan manajemen risiko seperti profil risiko, stress test, pinjaman bermasalah, kondisi likuiditas Bank dan kebijakan Bank. 4. Evaluasi laporan Komite-komite dan tindak lanjutnya dan rekomendasi terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan pihak ekstern. 5. Review terhadap implementasi Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris (APU/PPT). 6. Mengusulkan nominasi dan remunerasi Direksi dan Pejabat Eksekutif senior. 7. Menetapkan Key Performance Indicator (KPI) Direksi secara individual dan bankwide.
1. Evaluation on the Bank Business Plan and Corporate Plan, including the evaluation on the quarterly business performance. 2. Evaluation on the human resources strategy. 3. Review on the implemetation of risk management as risk profile, ,stress test, bad debt, Bank liquidity and Bank policy. 4. Evaluation on the reports of the Committees and its follow up and the recommendation on the follow up of the external audit result. 5. Review on the implementation Anti Money Laundrying and Terrorist Financing Prevention (APU/PPT). 6. Proposing the nomination and remuneration of the Directors and Senior Executives 7. Determining the Key Performance Indicator (KPI) of individual Director and bankwide
Rapat Dewan Komisaris Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum pasal 15, Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan rapat secara berkala paling kurang 4 (empat) kali dalam setahun dan wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali setahun. Selain mengacu kepada ketentuan dimaksud, Dewan Komisaris juga menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris bila dianggap perlu atas permintaan tertulis dari:
Meetings of the Board of Commissioners In accordance with the regulation of Bank Indonesia No. 8/14/ PBI/2006 on the implementation of Good Corporate Governance for Public Banks article no.15, the Board of the Commissioners is obliged to hold regular meeting at least 4 (four) times a year and must be physically attended by all the Board of the Commissioners at least 2(two) times a year. Beside referring to the above mentioned rules, the Board of Commissioners hold a Commissioners Meeting if needed upon the request of:
K omisaris Utama Salah seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris Permintaan tertulis seorang atau lebih anggota Direksi Permintaan tertulis seorang atau lebih Pemegang Saham yang sama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara yang sah.
Chairman One or more members of the Board of Commissioners Written request from one or more members of the Board of Directors Written request from one or more shareholders who equally represent 1/10 (one tenth) of all shares with legal votes.
5. Implement the recommendation of the Committees under the Board of Commissioners on the evaluation of their duties regularly. 6. Increase the effectivity of the duties performance of the Board of Commissioners, among others the completion of the Guidelines Book of the Duties and Responsibility of the Board of Commissioners (cfm. Decree of the Board of the Commissioners No. 04/2009/SK dated 10 June 2009 and decree No. 11/2009/SK dated 01 September 2009) on the mechanism of the Board of Commissioners Meeting.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
61
Selama tahun 2010, Dewan Komisaris Perseroan telah melaksanakan Rapat Dewan Komisaris sebanyak 11 (sebelas) kali yang diadakan pada tanggal 27 Januari, 24 Februari, 17 Maret, 26 Mei, 23 Juni, 05 Agustus, 22 September, 13 Oktober, dan 15 Desember dan telah dihadiri secara fisik lebih dari 2 (dua) kali rapat Dewan Komisaris, dengan rincian kehadiran anggota Dewan Komisaris sebagai berikut: Nama Komisaris/Name
62
In 2010, The Board of Commissioners held 11 Commissioners meetings on 27 January, 24 February, 17 March, 26 May, 23 June, 05 August, 22 September, 13 October and 15 December and physically attended by all the Board of Commissioners more than 2 (two) meetings, with attendance detail of the members of the Board of Commissioners as follows:
Jumlah Kehadiran/Attendance
% Kehadiran/Attendance
Prof. DR. Wagiono Ismangil
11
100
Drs. Achmad Subianto
11
100
Jusuf Amiruddin, SE, MM
11
100
DR. Mahyuddin Ramli, MBA
11
100
Risalah rapat Dewan Komisaris ditandatangani oleh ketua rapat dan didistribusikan kepada semua anggota Dewan Komisaris yang menghadiri rapat maupun yang tidak menghadiri. Pengambilan keputusan dalam rapat Dewan Komisaris dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, atau melalui pemungutan suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah untuk mufakat. Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris, akan dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat disertai alasan mengenai perbedaan pendapat tersebut. Selama tahun 2010, tidak terjadi dissenting opinion.
Minutes of the Commissioners meetings were signed by the Head of the Meetings and distributed to all members of the Board os Commissioners who attended the meetings and those who were absent. Decision making in the Commissioners meetings were taken based on consensus or through voting in case there was no consensus. Dissenting opinions which occurred in the meetings will be explicitely stated in the minutes of the meeting, completed with the reasons of the dissenting opinion. In 2010, there was no dissenting opinion.
DIREKSI Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tanggung jawab penuh atas terlaksananya kepengurusan perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar untuk memberikan nilai tambah dan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan.
THE BOARD OF DIRECTORS The Board of Directors is an organ of the company which is responsible for the accomplishment of the company management to achieve its objectives in accordance with the Company Charter to give additional value and continuous growth of the company.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada RUPS sebagai perwujudan akuntabilitas dalam rangka perwujudan prinsip-prinsip GCG. Hasil penilaian kinerja Direksi dilakukan atas dasar evaluasi Dewan Komisaris baik seara individual maupun kolektif dan akan disampaikan oleh Dewan Komisaris dalam RUPS.
In executing its duties and and responsibilities, the Board of Directors is responsible for the performance of the company and report it to the AGSM as the form of its accountability as the realization of GCG. Assesment on the performance of the Board of Directors is carried out based on the evaluation by the Board of Commissioner either individually or colectively and will be presented by the Board of Commissioners in the AGSM.
Komposisi Direksi Komposisi Direksi Bank Kesejahteraan ditetapkan sedemikian rupa sesuai dengan hasil keputusan RUPS dan memperhatikan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan. Seluruh anggota Direksi Bank Kesejahteraan berdomisili di Indonesia, memiliki pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun sebagai Pejabat Eksekutif Bank, dan telah memenuhi ketentuan fit & proper test dari Bank Indonesia. Direksi perseroan terdiri dari 4 (empat) orang direktur yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama, dengan komposisi sebagai berikut:
Composition of the Board of Directors Composition of the Board of Directors of Bank Kesejahteraan is appointed in accordance with the decision of the AGSM and taking into account the recommendation of Nomination and Remuneration Committee of the company. All members of the Board of Directors of Bank Kesejahteraan domiciles in Indonesia, possesses more than 5 (five ) years experience as a bank executive officer, and has met the requirements of the fit & proper test from Bank Indonesia. The Board of Directors of the company consist of 4 (four) directors, coordinated by a President Director, with the composition as follow:
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Jabatan Position
Direksi Director
Surat dan Tanggal Persetujuan Gubernur Bank Indonesia Letter and date of approval from the Governor of Bank Indonesia
RM Yunianto Budi Sudarmodjo, SE
Direktur Utama President Director
No. 11/138/GBI/DPIP/Rhs tanggal 09 Oktober 2009
Wahju Hidajat, SE, M Hum
Direktur/Director
No. 9/118/GBI/DPIP/Rhs tanggal 26 September 2007
Silo Edi, SE
Direktur/Director
No. 11/33/GBI/DPIP/Rhs tanggal 24 Maret 2009
Arif Hidayat, SE, Akt
Direktur/Director
No. 11/45/GBI/DPIP/Rhs tanggal 13 April 2009
Independensi Direksi Penyusunan komposisi Direksi yang telah ditetapkan sedemikian rupa tersebut memungkinkan pengambilan keputusan yang dilakukan secara efektif, efisien, cepat, tepat, dan bertindak independen. Tindakan independen tersebut memiliki arti bahwa seluruh tindakan independensi yang dilakukan Direksi tidak memiliki kepentingan yang dapat mengganggu kemampuan direksi untuk melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya secara kritis, tegas, dan mandiri. Antara para anggota Direksi dan/atau antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga baik menurut hubungan garis lurus, garis ke samping, maupun hubungan semenda. Seluruh anggota Direksi Bank Kesejahteraan juga tidak merangkap jabatan lainnya pada bank atau perusahaan lain.
Independency of the board of the Directors The arrangement of the composition of the Board of Directors had enabled the decision making in an effective, efficient, quick, precise, and independent way. Independency action means that all independent actions taken by the Board of Directors does not have any interests which can disturb the capability of the Directors to fulfill their duties and responsibilities in a critical, straight forward and independent. There is no blood relationship up to third level among the members of the Board of Directors and members of the board of Commissioners, either straight line, side line or marriage relationship. All members of the Board of the Directors of Bank Kesejahteraan does not have any occupation in other banks or companies.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Bank Kesejahteraan telah memiliki pedoman, sistem, dan prosedur kinerja bagi seluruh insan pada jenjang organisasi yang tersedia secara lengkap dan update sesuai dengan ketentuan perundang-undangan maupun peraturan perbankan yang berlaku. Direksi Perseroan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Perseroan dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. Direksi Perseroan berperan aktif dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi serta menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/ atau hasil pengawasan otoritas lain.
Duties and Responsibilities of The Board of Directors Bank Kesejahteraan had possessed working guidance, system and procedures for all individuals in the organization which is completely availabe and up dated, in accordance with prevailing rules and banking regulations. Directors of the company is fully responsible for the accomplishment of the management of the company with authorities and responsibilities as stated in the Company Charter. The Board of the Directors plays active role in implementing the GCG principles in all activities of the company in all levels of the organization and follows up any audit findings and recommendations from Internal Audit Unit, external auditor, supervisory result from Bank Indonesia and/or other supervisory Authorities.
Adapun fungsi dan masing-masing Direktur sesuai dengan SK Dewan Komisaris No. 05/2009/SK tanggal 18 Juni 2009 disebutkan sebagai berikut:
Based on the decree of the Board of Commissioners No. 05/2009/SK dated 18 June 2009 the function of each Directors is stated as follow:
Direktur Utama Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi seluruh kegiatan perusahaan dengan bekerjasama dan dibantu oleh Direktur lainnya sesuai dengan aplikasi visi dan misi bank. Direktur utama juga bertanggungjawab dalam melakukan menetapkan, mengelola, mengawasi, dan mengendalikan jalannya perusahaan agar tetap mengacu kepada rencana strategis yang
President Directors Responsible for the coordination of all activities of the company, assisted by other Directors in accordance with the application of the vision and mission of the Bank. President Director is also responsible in deciding, managing, monitoring and controlling the operation of the company to keep referring to the strategic plan to provide the continuous growth of the company and Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
63
64
telah ditetapkan untuk menghasilkan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan dan tetap berpedoman terhadap hukum, peraturan perundang-undangan, dan peraturan perbankan lainnya. Direktur utama juga memiliki hak dan wewenang dalam bertindak untuk dan atas nama Direksi dalam mewakili perusahaan.
comply with prevailing law, rules and other bankings regulations. President Director possesses the right and authorities to act on behalf of the Board of Directors as the representative of the company.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bertanggung jawab untuk merencanakan, mengendalikan kebijakan perusahaan, dan mengevaluasi pengelolaan Manajemen Risiko bank yang mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengelolaan Sumber Daya Manusia, pendidikan dan pelatihan, sistem dan prosedur organisasi, pelaksanaan GCG, dan implementasi Budaya Perusahaan.
Director of Compliance and Risk Management Responsible for planning and controlling the company’s policies and evaluating the bank risk management, in accordance with the prevailing law, Human Resources management, education and training, System and procedures of the organization, implementation of the GCG, and implementation of Company’s culture.
Direktur Dana dan Layanan Bertanggung jawab dalam menetapkan strategi dan kebijakan perusahaan dalam bidang pendanaan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan dengan tetap mengacu kepada peraturan yang berlaku. Direktur Dana dan Layanan juga bertanggung jawab dalam menetapkan dan merumuskan strategi dan kebijakan yang sesuai di bidang operasional termasuk sarana dan logistik, service quality assurance, serta di bidang jaringan layanan pada ATM untuk tetap terlaksananya kegiatan Bank Kesejahteraan yang efisien dan efektif.
Director of Fund and Services Responsible for deciding the strategy and policy of the company in funding sector according to the target with compliance to the prevailing regulations. The Director of Fund and Services is also responsible for deciding and formulating the appropriate strategy and policy in operational sector including means and logistics, service quality assurance, and ATM service network in order to keep the operation of Bank Kesejahteraan in efffective and efficient way.
Direktur Pengembangan Bisnis Bertanggung jawab dalam menetapkan, mengelola, dan mengendalikan kebijakan perusahaan di bidang pembiayaan baik terkait dengan pemasaran kredit maupun review kredit. Selain itu, Direktur Pengembangan Bisnis juga menjalankan fungsinya dalam melakukan koordinir seluruh kantor cabang maupun kantor cabang pembantu sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja tahunan.
Director of Business Development Responsible for deciding, managing and controlling the company’s policy in financing sector, either related to credit sales or credit review. Furthermore, the Director of Business Development also has the function of coordinating all branch and sub-branch offices in accordance with the annual work plan.
Rapat Direksi Direksi Perseroan bertugas menyusun kebijakan atau keputusan strategis melalui rapat Direksi. Pengambilan keputusan dalam rapat Direksi tersebut dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah untuk mufakat, maka pengambilan keputusan akan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Hasil rapat Direksi telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, ditandatangani ketua rapat/Direktur Utama, dan disampaikan kepada semua anggota Direksi, termasuk kepada anggota Direksi yang tidak menghadiri rapat. Pendapat tidak setuju dalam rapat dicatat dalam notulen rapat.
Directors Meetings The Board of Directors arranged strategic policy and decision through Directors meetings. Decision making in the Directors meetings was taken based on consesus. In case no consensus met, the decision was taken through voting. The decision of the meetings were documented in the minutes of the meetings, signed by President Director and distributed to all members of the Board of Directors included those who were absent. Dissenting opinion in the meetings was noted in the minutes of the meetings.
Selama tahun 2010, Direksi telah menyelenggarakan 43 kali rapat dan tidak pernah terjadi disenting opinion. Rapat direksi diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam seminggu yaitu setiap hari Selasa. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa Direksi dapat mengadakan rapat di luar jadwal yang ditentukan tersebut. Rincian kehadiran rapat dilaksanakan sebagai berikut:
In 2010 the Board of the Directors 43 meetings and no dissenting opinion. Directors meeting was held minimum 1 (once) a week on Tuesday. However, it is possible that the Board of Directors meet outside the schedule. The detail of attendance is as follows:
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Nama Komisaris/ Name of Director
Jumlah Kehadiran/ Attendace
% Kehadiran/ Attendace (%)
RM. Yunianto
43
100
Wahju Hidajat
43
100
Silo Edi
43
100
Arif Hidayat
43
100
Rapat Dewan Komisaris dan Direksi Rapat Dewan Komisaris dilakukan setiap bulan, sedangkan Rapat Direksi dilakukan setiap minggu. Setelah rapat rutin Dewan Komisaris selalu dilanjutkan dengan rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi guna membahas evaluasi kinerja Bank, hasil audit, evaluasi atas pelaksanaan tugas Direksi, serta pemecahan masalah yang dihadapi.
Meeting of the Board of the Commissioners and the Board of Directors Meeting of the Board of the Commissioners was monthly, while meeting of the Board of Directors was weekly. After routine meeting, the Board of the Commissioners continued to have join meeting between the Board of the Commissioners and the Board of Directors to discuss the evaluation of the Bank performance, audit report, evaluation on the duties of Directors and solving any occuring problems.
Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris maupun rapat Direksi selalu dilakukan secara musyawarah dan mufakat, dan sejauh ini tidak terdapat dissenting opinions. Hasil rapat tersebut selalu dituangkan dalam risalah rapat, ditandatangani oleh seluruh Dewan Komisaris/Direksi, dibagikan kepada setiap anggota Dewan Komisaris/Direksi dan didokumentasikan oleh Sekretaris Perusahaan.
Decision making was taken based on consensus as long as there is no dissenting opinions. The decisions were writtern in the minute of the meeting, signed by all members of the Board of Commissioners/Directors, distributed to all members of the Board of Commissioners/Directors and documented by Company Secretary.
Jumlah dan kehadiran rapat-rapat Dewan Komisaris dan/atau Direksi tahun 2010 yaitu:
Frequency and attendance of the meetings between the Board of Commissioners and/or the Board of Directors in 2010 is as follows:
Nama Name
Dewan Gabungan Komisaris & Direksi Join Meeting Jumlah Rapat Numbers of Meeting
Jumlah***) Kehadiran Attendance ***)
Wagiono Ismangil
11
11
Jusuf Amiruddin
11
11
Mahyuddin Ramli
11
11
Achmad Subianto
11
11
11
11
Rapat Direksi Directors Meeting
Rapat ALCO ALCO Meeting
Jumlah Rapat Numbers of Meeting
Jumlah***) Kehadiran Attendance ***)
Jumlah Rapat Numbers of Meeting
43
43
12
Jumlah***) Kehadiran Attendance ***)
Komisaris/ Commissioners
Direksi/ Directors R.M. Yunianto
10
Silo Edi
11
11
43
43
12
8
Arif Hidayat
11
11
43
43
12
8
Wahju Hidajat
11
11
43
43
12
8
***) Ketidakhadiran Dewan Komisaris dan Direksi dalam rapat disebabkan yang bersangkutan menjalani cuti, mengikuti seminar dan dinas ke luar kota.
***) The absence of the Board of Commissioners and Directors in the meeting because they were taking a leave, attending seminars and on duty out of town.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
65
Pelatihan Direksi Untuk meningkatkan kompetensi dan menunjang kelancaran tugas serta tanggung jawab Direksi Bank Kesejahteraan, maka selama tahun 2010 anggota Direksi telah mengikuti program pelatihan maupun seminar, antara lain seminar Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (FKDKP) dan sertifikasi Manajemen Risiko.
Training for Directors To improve the competency and support the smoothness of the duties and responsibilities, in 2010 the Board of Directors of Bank Kesejahteraan had attended various training program and seminars, among others was Communication Forum of Bank Director of Compliance and Risk Management Certification.
Prosedur Penetapan Remunerasi Anggota Direksi Penetapan pemberian remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Direksi ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas persetujuan dari seluruh pemegang saham. Prosedur penetapan remunerasi bagi anggota Direksi tersebut dilakukan dengan alur sebagai berikut:
Remuneration Procedures for members of the Board of Directors Decision on the remuneration and other facilities for the Board of Directors is decided in the AGSM with the appoval of all shareholders. The procedures in deciding the remuneration for the Board of Directors is done with the following chart
Komite Remunerasi dan Nominasi Remuneration and Nomination Committee
Dewan Komisaris The Board of Commissioners
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Annual General Shareholders Meeting
Remunerasi Anggota Dewan Komisaris Remuneration of the Commissioners
Sesuai dengan hasil RUPS tanggal 07 April 2010 maka besarnya remunerasi yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
Based on the decision of AGSM on 07 April 2010, the remuneration was determined as follows:
Jumlah diterima dalam 1 tahun Amount received in 1 year Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Dewan Komisaris/Commissioners
Type of Remuneration and other facilities
Direksi/Directors
Orang Number of persons
Rp Juta Rp (Million)
Orang Number of persons
Rp Juta Rp (Million)
4
1.629
4
5.221
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, pajak & fasilitas lainnya dalam bentuk non natura)
Fasilities in nature form (housing,, transportaion, health insurance, etc) which :
Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dll) yang : - Dapat Dimiliki
66
-
-
4
1.667
- Tidak Dapat Dimiliki
-
-
-
-
Total
4
1.629
8
6.988
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Remuneration (salary, bonus, routine supports, tantiem, taxes, and other facilities non natura)
- Can be owned - Cannot be owned Total
Pajak atas penghasilan dan tantiem Direksi menjadi beban masing-masing anggota Direksi yang dipotong dari penghasilan dan tantiem yang diterima. Direksi juga menerima fasilitas dan tunjangan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang diberlakukan pula kepada pegawai.
Taxes on the salary and tantiem of the Directors were born by each Directors which were cut from the received salary and tantiem. The Board of Directors also received other facilities and supports in accordance with the prevailing rules which was also applied to all employees.
KOMITE-KOMITE Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite Pemantau Risiko. Komite Bank Kesejahteraan tidak berasal dari mantan Dewan Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif Bank serta tidak merangkap jabatan serupa pada bank lain sehingga lebih fokus dan independen di dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya di Bank Kesejahteraan.
COMMITTEES To support their duties, the Board of Commissioners were assisted by Audit Committee, Remuneration and Nomination Committee an Risk Monitoring Committee. Committees in Bank Kesejahteraan were not ex members of the Board of Commissioners, Directors or bank executive officers and were not occupied by other banks so that they were more focused and independent in executing their duties and responsibilities in Bank Kesejahteraan.
Dalam menjalankan tugasnya, komite-komite telah memiliki pedoman dan mekanisme kerja yang mengatur uraian tugas serta tanggung jawab yang telah diketahui dan bersifat mengikat bagi setiap anggota Komite. Namun demikian, pedoman kerja Komite-Komite tersebut masih belum mencakup tugas dan tanggung jawab yang jelas dari setiap anggota Komite, belum mengatur tentang pengaturan hak suara dari setiap anggota Komite, dan program kerja tahunan yang dapat digunakan oleh Dewan Komisaris untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite-Komite.
In doing their duties, the committees had owned guidance and work mechanism which regulate their duties and responsibilities which has been acknowledged and bound every member of the committees. However, the work guidance for the committees has not covered the clear duties and responsibilities of the members of the committees, had not set the vote of the members and annual work program which can be used by the Board of Commissioners to evaluate the performance of the committees.
Komite Audit Komite Audit Perseroan bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Pembentukan Komite Audit mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan. Berdasarkan atas peraturan tersebut maka Dewan Komisaris Bank Kesejahteraan telah membentuk Komite Audit sejak tanggal 16 Juli 2008 yang terdiri dari Komisaris Independen sebagai ketua dan 2 (dua) orang anggota independen yang berpengalaman di bidang perbankan dan keuangan.
Audit Committee Audit Committee of the company was in charge of monitoring and evaluating the audit plan and audit execution and monitoring the follow up of the audit result in order to asses the adequacy of internal control, including the adequacy of the financial report process. The establishment of the Audit Committee was based on the regulation of Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 and the regulation of Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 dated 5 October 2006 on the Good Corporate Governance. Based on that regulation, the Board of the Commisioners formed the Audit Committee of Bank Kesejahteraan on 16 July 2008 which consist of the Independent Commissioner as the Chairman and two independent members who were experienced in Banking and Finance.
Komposisi Susunan keanggotaan Komite Audit per 31 Desember 2010 adalah: Ketua : Jusuf Amiruddin, SE, MM Komisaris Independen Anggota : Chaidir Nurdin Anggota : Dewi Wulansari
Composition Composition of Audit Committee as per 21 December 2010 were Chairman : Member : Member :
Jusuf Amiruddin, SE, MM Independent Commissioner Chaidir Nurdin Dewi Wulansari
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
67
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat yang profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. Fungsi Komite Audit adalah melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian Bank, khususnya dalam bidang keuangan dengan berpedoman pada visi dan misi Bank, ketentuan Anggaran Dasar dan Peraturan yang berlaku bagi Bank, serta prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Duties and responsibilities Audit Committee is in charge of giving professional and independent opinion to the Board of the Commissioners on the reports or other matters submitted by the Board of the Directors and identifying other things which might need the attention of the Board of the Commissioner. The funcion of the Audit Committee is performing the supervisory function and control of the Bank, especially in the financial sector in accordance with the vision and mission of the Bank, Company Charter and Banking regulations, and the principles of Good Corporate Governance (GCG).
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah : Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas hasil tindak lanjut dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Dalam rangka melaksanakan tugas dimaksud, Komite Audit paling kurang melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap : - Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern. - Kesesuaian laporan keuangan dengan Standar Akuntansi yang berlaku. - Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan Standar Audit yang berlaku. - Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan SKAI, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris.
Duties and responsibilities of the Audit Committee are: Monitoring and evaluating the audit plan and audit execution and monitoring the follow up of the audit result in order to asses the adequacy of internal control.
Frekuensi Pertemuan Selama tahun 2010 Komite Audit telah melaksanakan 11 (sebelas) kali pertemuan, yaitu sebagai berikut:
Frequency of meetings In 2010, Audit Committee had held 11 (eleven) meetings as follows:
Komite/Committee
Jumlah Rapat/Numbers of Meeting
- -
Performance of the Internal Audit Synchronization of the financial report with the prevailing Accounting Standard - Synchronization of the audit by Public Accountant Office and the prevailing Accounting Standard - Execution of the follow up by the Board of Directors on the findings of Internal Audit, Public Accountant and the supervisory result of Bank Indonesia. Gives recommendation on the appointment of Public Accountant and Public Accountant Office to the Board of Commissioners
Jumlah Kehadiran/Attendance
% Kehadiran/Attendance (%)
Jusuf Amiruddin
11
11
100
Chaidir Nurdin
11
11
100
Dewi Wulansari
11
3
27
Sepanjang tahun 2010, Komite Audit telah melaksanakan halhal sebagai berikut: Melakukan review atas kesesuaian laporan keuangan Bank dengan standar akuntansi yang berlaku sebelum dipublikasikan, termasuk penerapan PSAK 50/55. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Audit Intern dan Satuan Kerja Kontrol Intern serta tindak lanjut oleh auditee atas hasil temuan audit. Memantau kinerja satuan kerja perkreditan dalam menjaga kualitas kredit agar tidak memburuk, serta upaya penyelesaian kredit hapus buku. Memantau realisasi pencapaian Rencana Bisnis secara triwulan.
68
In order to perform the duties, Audit Committee must monitor and evaluate:
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
During 2010, the Audit Committee had performed the following: Review on the synchronization of the Bank’s Financial Report with the accounting standar before published, including the implementation of PSAK 50/55 Monitoring and evaluating the Internal Audit performance and Internal Control Unit and the follow up of the auditee on the audit findings Monitoring the performance of credit unit in keeping the quality of the credit not to get worse and credit write off. Monitoring the quarterly achievement of the Business Plan
Komite Pemantau Risiko Pembentukan Komite Pemantau Risiko Bank Kesejahteraan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Keberadaan Komite Pemantau Risiko ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Dewan Komisaris Nomor 04/2007/SK tanggal 10 Juli 2007 sebagaimana telah diubah dengan SK Dewan Komisaris Nomor 01/2008/SK tanggal 16 Juli 2008.
Risk Monitoring Committee The establishment of the Risk Monitoring Committee was based on the regulation of Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 on the implementation of the GCG for public bank. The existence of the Risk Monitoring Committee was legalized by the decree of the Board of Commissioner No 04/2007/SK dated 10 July 2007 and amended by the decree of the Board of Commissioners No. 01/2008/SK dated 16 July 2009.
Komposisi Susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2010 adalah: Ketua : DR. Mahyuddin Ramli, MBA/Komisaris Independen Anggota : Purwo Junianto/Pihak Independen Anggota : Teguh Wiyono/Pihak Independen
Composition Composition of the Risk Monitoring Committee as per 31 December 2010 was: Chairman : DR. Mahyuddin Ramli, MBA /Independent Commissioner Member : Purwo Junianto/Independent party Member : Teguh Wiyono/Independent party
Sehubungan telah berakhirnya masa bakti Sdr. Teguh Wiyono, telah dilakukan pemilihan terhadap beberapa calon yang ada dan telah ditetapkan Sdr. Pandji Kartiko sebagai anggota Komite Pemantau Risiko yang baru menggantikan Sdr. Teguh Wiyono (cfm. SK Direksi Nomor. 83B/2010/SK tanggal 30 Juli 2010).
In connection with the retirement of Teguh Wiyono, election had been conducted to several candidates, and it was decided that Pandji Kartiko was assigned to be the new member of the Risk Monitoring Committee (Cfm. Decree of the Directors Nomor. 83B/2010/SK dated 30 July 2010).
Penetapan Sdr. Pandji Kartiko didasarkan pertimbangan bahwa yang bersangkutan memiliki pengalaman yang memadai di bidang manajemen risiko perbankan serta memiliki waktu yang memadai untuk melaksanakan tugasnya.
The assignment of Pandji Kartiko was based on the consideration that he got adequate experience in bank risk management and also possessed time to perform his duties.
Tugas dan Tanggung Jawab Adapun tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko (KMR) dan Divisi Kerja Manajemen Risiko, serta mengevaluasi Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko.
Duties and Responsibilities Duties and reaponsibilities of the Risk Monitoring Committee is to evaluate the sychronization of the execution of Risk Management Policy, evaluating the performance of Risk Management Committee and Risk Management Division and evaluating the Directors on their performance of Risk Management Policy.
Sesuai dengan pedoman kerja, Komite Pemantau Risiko memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait: Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
In line with the work guidance, Risk Monitoring Committee gave recommendations to the Board of Commissioners in relation with: Evaluation of the sychronization between the Risk Management Policy with the execution of the policy. Monitoring and evaluation of the performance of Risk Management Committee and Risk Management Unit.
Frekuensi Pertemuan Selama tahun 2010, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan pertemuan rapat dengan rincian sebagai berikut:
Meetings Frequency In 2010, Risk Monitoring Committee had held the following meetings:
Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Jumlah Rapat
Jumlah Kehadiran
% Kehadiran
Frequency
Attendance
Attendance (%)
Mahyuddin Ramli
11
11
100
Purwo Junianto
11
11
100
Teguh Wiyono
11
7
64
Pandji Kartiko*)
11
4
36
*) Sdr. Pandji Kartiko efektif sebagai Anggota Komite Pemantau Risiko mulai bulan Juli 2010 menggantikan Sdr. Teguh Wiyono.
*) Pandji Kartiko was effective member of the Risk Monitoring Committee per July 2010 replacing Teguh Wiyono.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
69
70
Selama tahun 2010, Komite Pemantau Risiko telah memberikan masukan kepada Dewan Komisaris agar Direksi dapat menindaklanjuti hal-hal sebagai berikut: Dalam penerapan manajemen risiko, yaitu mengevaluasi penilaian terhadap risiko inheren atas risiko kredit dan risiko likuiditas, dan risiko pasar yang berasal dari trading book dan banking book serta merekomendasikan perbaikan formula penilaian risiko dan sistem pengendalian risiko. Di bidang perkreditan, telah merekomendasikan proses pemberian kredit secara lebih prudent, melakukan efektivitas pemantauan realisasi kredit dan meningkatkan monitoring pemberian kredit, menyempurnakan Nota Analisa Kredit dan Skoring, serta penerapan four eyes principles. Mempertahankan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada tingkat ideal dengan cara mengurangi ketergantungan pada deposan inti melalui peningkatkan customer base dan program pemasaran dana, serta meningkatkan kompetensi tenaga pemasar dana melalui selling skill. Menilai kecukupan dan efektivitas tugas Bidang Pengawasan agar berkoordinasi dengan Divisi Audit.
In 2010, the Risk Monitoring Committee had recommended the Board of Commisioners that the Board of Directors should act on the following: In implementing risk management, evaluating the assesment of the inherent risks for credit risk and liquidity risk and market risk from trading book and banking book and also recommending improvement on the risk assesment formula and risk control system. In credit sector, had recommended the more prudent credit process, through the effectiveness of credit realization control and improving credit distribution control, perfecting Credit Note Analysis and implementing the four eyes principles. Maintaining the Loan to Deposit Ratio (LDR) in the ideal level by reducing the dependency on the prime customers by improving the customer base and fund selling program, and also improving the competency of fund sales officer through selling skill Assesing adequacy and effectivity of the Supervisory Sectors to have coordination with the Audit Division.
Komite Remunerasi Dan Nominasi Pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk dengan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Keberadaan Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Kesejahteraan didasarkan atas Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 04/2007/SK tanggal 10 Juli 2007 yang diperbaharui dengan SK Dekom Nomor 01/2008/SK tanggal 16 Juli 2008.
Remuneration and Nomination Committee The establishment of the Remuneration and Nomination Committee was based on the regulation of Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 on the implementation of the GCG for public bank. The existence of the Remuneration and Nomination Committee was legalized by the decree of the Board of Commissioner No 04/2007/SK dated 10 July 2007 and amended by the decree of the Board of Commissioners No. 01/2008/SK dated 16 July 2009.
Komposisi Susunan keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi per 31 Desember 2010 adalah:
Komposisi/Composition Composition of the Remuneration and Nomination Committee as per 31 December 2010 was
Ketua : Anggota : Anggota : Anggota :
Chairman Member Member Member
Jusuf Amiruddin, SE, MM/Komisaris Independen DR. Mahyuddin Ramli, MBA/Komisaris Independen Drs. Achmad Subianto, MBA/Komisaris Sdri. Dhini Laswita, SH/Pemimpin Divisi SDM
: : : :
Jusuf Amiruddin, SE, MM/Independent Commissioner DR. Mahyuddin Ramli, MBA/Independent Commissioner Drs. Achmad Subianto, MBA/Commissioner Sdri. Dhini Laswita, SH/Head of HRD Division
Komite Nominasi dan Remunerasi diketuai oleh seorang Komisaris Independen. Perseroan melarang anggota Direksi untuk duduk di dalam keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi. Seluruh anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik.
Remuneration and Nomination Committee is chaired by an Independent Commissioner. The company forbids the members of the Board of Directors to sit in the Remuneration and Nomination Committee. All members of the company Remuneration and Nomination Committee possesses good integrity and moral.
Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi melaksanakan : Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: - Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). - Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
Tugas dan Tanggung Jawab/Duties and Responsibilities Duties and Responsibilities of the Remuneration and Nomination Committee are: Evaluate the remuneration policy and give recommendation to the Board of Commissioners on: - Remuneration policy for the Board of Commissioners and Directors to be submitted to the AGSM.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
-
Remuneration policy for executive officers and overall employees to be submitted to the Board of Directors.
Kebijakan Remunerasi : - Penghasilan anggota Direksi adalah berbentuk gaji dan tunjangan, dimana gaji adalah merupakan penghasilan dasar yang diterima, sedangkan komponen tunjangan terdiri dari tunjangan pajak, tunjangan leasing dan tunjangan lain. Di luar itu, seperti halnya dengan semua pegawai, Direksi juga memperoleh uang cuti, Tunjangan Hari Raya dan Jasa Produksi. Untuk Jasa Produksi dihitung berdasarkan besarnya perolehan laba. Penetapan besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). - Penghasilan anggota Komisaris adalah berbentuk honorarium setiap bulan. Pajak atas penghasilan tersebut adalah beban Bank. Seperti halnya dengan Direksi, para anggota Komisaris memperoleh jasa produksi yang dihitung berdasarkan besarnya perolehan laba. - Sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, (RUPS) besarnya honorarium Komisaris Utama ditetapkan sebesar 40% dari gaji Direktur Utama, sedangkan Komisaris sebesar 80% dari honorarium Komisaris Utama. Terkait dengan kebijakan nominasi : - Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta Prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). - Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). - Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab terkait dengan kebijakan remunerasi, Komite Remunerasi dan Nominasi wajib memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan : o Kinerja Keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. o Prestasi kerja individual. o Kewajaran per grup. o Pertimbangan Sasaran dan Strategi jangka panjang Bank.
Remuneration Policy: - Income for the Board of Directors is in form of salary and supports, where salary is the basic income received, while the component of supports consists of tax supports, leasing supports, and other supports. Furthermore, like all other employees, Directors also receive leave support, Holy days support and bonus.
Dewan Komisaris dan Direksi menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri dari gaji, tunjangan dan bonus atas jasajasanya.
The Board of Commissioners and Directors receive fixed and non fixed remuneration in the form of salary, supports and bonus for their services.
Bonus is calculated based on the profit gained. The amount of the bonus is decided in the AGSM.
-
Income for the members of Board of Commissioners is in form of monthly honorarium. The tax of the honorarium is born by Bank. Like the Directors, members of Board of Commissioners bonus based on the profit gained..
-
Based on the decision of the AGSM, the amount of the honorarium of the Chairman was 40% of the salary of the President Director, while Commissioners salary was 80% of the salary of the Chairman.
Related to the nomination policy: -
-
-
Arranging and giving recommendation on the system and procedures of the election and/or replacement members of the Board of Commissioner and Directors to the shareholders in the AGSM. Give recommendation on the candidates for members of the Board of Commissioners and Directors to be submitted in the AGSM In executing their duties and responsibilities related to the remuneration policy, the Committee must ensure that remuneration policy at least meet : o Financial performance and the fulfillment of reserves as regulated by the prevailing law. o Individual Performance. o Fairnesss per group. o Target Consideration and bank long term strategy
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
71
Frekuensi Pertemuan Jumlah dan kehadiran rapat Komite Remunerasi dan Nominasi selama tahun 2010 yaitu:
Jumlah Rapat
Jumlah Kehadiran
% Kehadiran
Frequency
Attendance
Attendance (%)
Jusuf Amiruddin
5
5
100
Mahyuddin Ramli
5
5
100
Achmad Subianto
5
5
100
Dhini Laswita
5
5
100
Komite Remunerasi dan Nominasi Remuneration and Nomination Committee
72
Frequency of Meetings Numbers and attendance of the Remuneration and Nomination Committee in 2010 are:
Selama tahun 2010 Komite Remunerasi dan Nominasi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : Terkait Kebijakan Remunerasi, antara lain: - Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi untuk memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai paket remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS. - Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris bahwa gaji 1 anggota Direksi sebesar 90 % dari Gaji Dirut dan 2 anggota Direksi sebesar 80 % dari Gaji Dirut. - Memberikan rekomendasi untuk pemberian pinjaman kendaraan bagi Pemimpin Divisi & Pemimpin Cabang serta memberikan tunjangan leasing bagi yang bersangkutan. - Memberikan rekomendasi kenaikan gaji pegawai mulai Januari 2010 dan melakukan penyesuaian secara bertahap. - Memberikan rekomendasi penurunan bunga pinjaman pegawai menjadi 5%. - Memberikan rekomendasi penetapan formula honorarium bagi anggota komite dan besarnya THR serta bonusnya. - Merekomendasikan formula pembagian Tantiem & Bonus bagi Pengurus Bank.
In 2010, remuneration and Nomination Committee had performed duties and responsibilities as follow: Related to Remuneration Policy such as: - Evaluating the remuneration policy to give recommendation to the Board of Commissioners on the remuneration package for the Board of Commissioners and Directors to be submitted in the AGSM. - Give recommendation to the Board of Commissioners that the salary of a Director was 90% of the salary of the President Director and of 2 Directors were 80% of the salary of the President Director - Give recommendation on the car loan for the Head of Division and Branch Managers and give leasing support for the mentioned employees. - Give recommendation on the salary raise for employees per January 2010 and gradual adjustment.
Terkait Kebijakan Nominasi, antara lain: - Memberikan rekomendasi tentang calon anggota Direksi, Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit kepada Dewan Komisaris.
Related to Nomination Policy: - Give recommendation on the candidates of the member of the Board of Directors, Risk Monitoring Committee and Audit Committee to the Board of Commissioners
FUNGSI KESEKRETARIATAN Pelaksanaan fungsi kesekretariatan perusahaan Bank Kesejahteraan mempunyai fungsi dan tanggung jawab dalam penyusunan dan menatausahakan dokumentasi segala kebijakan, perencanaan, dan melakukan komunikasi dengan segala pihak demi kepentingan perusahaan. kesekretariatan Bank Kesejahteraan berada dibawah Kepala Divisi Perencanaan dan Pengendalian Keuangan (DPPK). Dalam menjalankan fungsinya, fungsi kesekretariatan dibantu oleh segala pihak dalam berhubungan dengan pihak eksternal maupun internal Bank Kesejahteraan.
SECRETARIAT FUNCTION Company Secretary of bank Kesejahteraan has the function and responsibilities in arranging and managing the documentation of all policies, plans, and communicate with all parties for the interest of the company. Company Secretary of Bank Kesejahteraan is occupied by the Head of Financial Planning and Control Division. In performing its function, company secretary is assisted by all parties either internal or external of Bank Kesejahteraan.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
- -
-
Give recommendation on the decrease of interest loan for employees to be 5% Give recommendation on the formula of Honorarium for members of the Committees and the amount of the Holy days supports (THR) Give recommendation on the formula of tantiem and bonus for the Board of Directors.
Hubungan dengan pihak eksternal dipelihara dengan baik, khususnya dalam rangka pemenuhan kewajiban yang harus dilakukan Bank Kesejahteraan untuk memberikan keterangan mengenai kinerja, kegiatan operasional serta hal-hal lain yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan. Sesuai dengan penyempurnaan SK Direksi Nomor 53/2008/SK tanggal 28 Mei 2008 jo Nomor 77/2009/SK tanggal 1 September 2009 tentang Penyempurnaan Organisasi dengan SK Direksi Nomor 31/2010/SK tanggal 25 Maret 2010 maka tanggung jawab utama kesekretariatan meliputi:
Relation with external parties were well maintained, especially in order to fulfill the obligation of Bank Kesejahteraan to give statement on its performance, operational activities, and other matters needed by the stakeholders. Based on the completion of the decree of the Directors No. 53/2008/SK dated 28 May 2008 jo No. 77/2009/SK dated 1 September 2009 on the completion of he Organisation with the decree of the Directors No. 31/2010/SK datedl 25 March 2010, the main responsibility of the company secretary were:
enatausahakan administrasi perusahaan M Melaksanakan tugas sebagai sekretaris rapat Direksi dan Divisi Mencatat dan mengadministrasikan seluruh dokumen penting Bank Memastikan terlaksananya kegiatan RUPS termasuk pencatatan saham-saham yang diterbitkan serta pelaporan atau tindak lanjut kepada pihak-pihak yang berwenang Mengelola situs/web perusahaan
Managing the company administration Performing the duties as the secretary of Directors and Division meeting. Recording and administering all bank’s documents
Sekretaris Bank Kesejahteraan bertanggung jawab pula atas kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) Bank Kesejahteraan kepada masyarakat sekitar.
Secretary of Bank Kesejahteraan is also responsible for the Corporate Social Responsibility to the society.
Dalam rangka penerapan program CSR, sepanjang tahun 2010 Bank telah menyelenggarakan berbagai aksi atau kegiatan di bidang sosial/kemanusiaan dan bidang pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya : Membuka stand pameran TabunganKu, sesuai himbauan dari Bank Indonesia pada tanggal 20 Februari 2010 Sosialisasi produk TabunganKu dengan mobil keliling : - Tanggal 13 April 2010 di SMKN 2, Jakarta Pusat - Tanggal 14 April 2010 di PD. Pasar Cikini Pemberian bea siswa kepada anak anggota KPRI yang berprestasi Donor darah yang diikuti oleh masyarakat umum tanggal 9 Juli 2010 Pemberian laptop/komputer dan printer bagi sekolah yang berprestasi Pengadaan program magang bagi siwa-siswi sekolah
As the implementation of the CSR program, in Bank Kesejahteraan had held various events or activities in social / humanity sectors and in the education sector which is very usefull for the society such as: Opened the TabunganKu booth in the exhibitation on 20 February 2010 Sosialization of TabunganKu product with commuting car: - 13 April 2010 in SMKN 2, Jakarta Pusat - 14 April 2010 in PD. Pasar Cikini Scholarship for the children of KPRI members with good prestation Blood donor, participated by public on 9 July 2010
KOMITE-KOMITE DI BAWAH DIREKSI Dalam rangka meningkatkan efektivitas penetapan kebijakan, strategi dan pengelolaan risiko Bank, Direksi dibantu oleh Komite-Komite eksekutif. Komposisi keanggotaan komite disusun sesuai dengan kesulitan dan kompleksitas tugas dan tanggung jawab komite. Rekomendasi dari masing-masing komite dijadikan acuan oleh Direksi dalam mengambil keputusan. Partisipasi aktif Direktur Kepatuhan dalam komite-komite tersebut dilakukan dengan tetap menjaga independensinya, dengan demikian Direktur Kepatuhan dapat dan wajib menolak kebijakan maupun transaksi perbankan yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Komite di bawah Direksi tersebut adalah :
COMMITTEES UNDER THE BOARD OF DIRECTORS In order to increase the effectivity of the policies, strategy and risk management of the Bank, the Board of Directors is assited by Executive Committees. Composition of the committee members is set in accordance with difficulty and complexity of the duties and responsibilities of the committee. Recommendation from each committee is used as the refference by Directors in taking any decision. Active participation of the Director of Compliance in the committees is conducted to maintain their independency. Therefore, the Director of Compliance can and must decline any policies or banking transaction which against the prevailing law and regulations. The committees under the Board of Directors are:
Ensuring the AGSM including the notes of stocks issued completed with the report or follow up to the authorized parties Managing the companies site/web
Laptop/computer and printer donation for schools with good prestation Apprentice Program for students
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
73
Komite ALCO Komite ALCO Bank Kesejahteraan diketuai oleh Direktur Pengembangan Bisnis yang beranggotakan seluruh Direksi dan Pemimpin Divisi dengan sekretaris merangkap anggota oleh Satuan Kerja Pengelolaan Likuiditas dan Gap.
ALCO Committee ALCO committee of Bank Kesejahteraan is chaired by the Director of Business Development with other Directors and Heads of Division as members and the Liquidity and Gap Management Unit as the secretary and member as well.
Tugas dan tanggung jawab Komite ALCO adalah : Bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengelola keseluruhan posisi dana dan likuiditas bank serta risiko terhadap fluktuasi bunga. Melakukan rapat sekurang – kurangnya satu kali dalam sebulan. Selama tahun 2010 telah dilaksanakan rapat oleh Komite ALCO terkait perkembangan suku bunga kredit dan pendanaan serta kinerja Bank yang didasarkan atas kondisi likuiditas yang dipengaruhi oleh kondisi moneter yang terjadi
Duties and responsibilities of ALCO Committee: Responsible to monitor and manage overall fund position and liqudity of the bank and the risk against interest fluctuation. Meets at least once per month In 2010, ALCO committee had held meetings in relation with the fluctuation of the credit and finance interest rate, and also the bank’s performance based on the liquidity condition which is affected by monetary condition.
Komite Manajemen Risiko Bank Kesejahteraan telah memiliki Komite Manajemen Risiko yang diketuai oleh Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko yang beranggotakan seluruh Direksi, Pemimpin Divisi dan Satuan Kerja dengan sekretaris merangkap anggota Divisi Manajemen Risiko.
Komite Manajemen Risiko/Risk Management Committee Bank Kesejahteraan has possessed Risk Management Committee which is chaired by the Director of Compliance and Risk Management with other Directors and Heads of Division and Units as members and the Risk Management Division as the secretary and member as well.
Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah :
Duties and responsibilities of the Risk Management Committee are: Sets, determines and synchronizes risk management policy
enyusun, menetapkan dan menyesuaikan kebijakan M manajemen risiko. Menyusun strategi manajemen risiko dan contigency plan. Mengevaluasi dan memperbaiki penerapan manajemen risiko yang dilakukan secara berkala maupun bersifat insidentil. Melakukan penilaian terhadap hasil pengukuran tingkat risiko yang dihadapi oleh bank. Memantau secara berkala dampak implementasi kebijakan dan strategi bisnis bank dan besaran risiko yang mungkin terjadi. Mengidentifikasi dan menentukan risiko yang dihadapi Bank serta mengkaji ketetapan kontrol atas risiko tersebut guna meyakini bahwa risiko telah dijaga dalam tingkat yang rendah. Melakukan pengkajian terhadap metodologi penilaian risiko, sistem informasi manajemen, prosedur dan penetapan limit risiko. Selama tahun 2010, Komite Manajemen Risiko telah melakukan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan dengan agenda antara lain mengkaji proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko melalui metodologi penilaian risiko guna meyakini bahwa risiko yang dihadapi Bank seperti risiko likuiditas, risiko kredit dan risiko operasional telah di-cover oleh modal yang cukup dan dijaga dalam tingkat yang aman.
74
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Sets risk management strategy and contingency plan Evaluates and improves the implementation of risk management periodically or incidentally Assesses the result of ratio level measurement faced by the Bank Periodically monitors the effect of the implementation of the policies and bank business strategy and risk scale which might happen. Identifies and determines the risks of the bank and studies the control of the risks to ensure that the risks are maintained in the low level Studies the risk assessment methodology, management information system, procedures and decision on the risk limit In 2010, Risk management Committee had held meetings at least 1(once) a month with agenda among others the study identification process, measurement, monitoring, and risk control through the risk assessment methodology to ensure that the risks faced by the Bank such as liquidity risk, credit risk, and operational risk are covered by the adequate capital and within secure level.
Komite Manajemen Kepegawaian Komite Manajemen Kepegawaian Bank Kesejahteraan diketuai oleh Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko yang beranggotakan seluruh Direksi dan Pemimpin Divisi dengan sekretaris merangkap anggota Divisi Sumber Daya Manusia.
Employee Management Committee Employee Management Committee of Bank Kesejahteraan is chaired by the Director of Compliance and Risk Management with other Directors and Heads of Division as members and the Human Resources Division as the secretary and member as well.
Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Kepegawaian adalah : Mengevaluasi dan menilai tata tertib dan peraturan perusahaan. Meningkatkan implementasi budaya kerja perusahaan. Mengusulkan kepada Direksi mengenai pertimbangan usul mutasi/rotasi dan promosi. Mengusulkan sanksi kepegawaian bagi pelanggaran berat.
Duties and Responsibilities of the Employee Management Committee are: Evaluates and asseses the rules and regulations of the company Improve the implementation of corporate work culture Propose to the Directors on the mutation/rotation and promotion Propose the sanction for employee who committed serious obstruction of the rules In 2010, the Employee Management Committee of Bank Kesejahteraan had given recommendation on the direction and policy in the human resources sector, related to the planning, recruitment, training, employee salary system and promotion/mutation of employees (cfm. Decree of the Directors No. 84 / 2009 / SK dated 28 September 2009)
Selama tahun 2010, Komite Manajemen Kepegawaian Bank Kesejahteraan telah memberikan rekomendasi arah dan kebijakan di bidang sumber daya manusia, terkait perencanaan, rekrutmen, pelatihan, sistem penggajian pegawai serta promosi dan mutasi pegawai. Termasuk dalam hal ini telah menyempurnakan pedoman kerja Komite Manajemen Kepegawaian (cfm. SK Direksi No. 84 / 2009 / SK tanggal 28 September 2009). Komite Pengarah Teknologi Informasi Komite Pengarah Teknologi Informasi Bank Kesejahteraan diketuai oleh Direktur Dana dan Layanan yang beranggotakan seluruh Direksi dan Pemimpin Divisi dengan sekretaris merangkap anggota Satuan Kerja Teknologi dan Sistem Informasi.
Komite Pengarah Teknologi Informasi Information Technology Directive Committee of Bank Kesejahteraan is chaired by the Director of Fund and Services, with other Directors and Heads of Division as members and the Information System and Technology Unit as the secretary and member as well.
Tugas dan tanggung jawab Komite Teknologi Informasi adalah :
Duties and responsibilities of the Information Technology Committee: Memantau kondisi Teknologi Informasi yang ada di Bank Kesejahteraan. Monitors the condition of Information Technology in Bank Kesejahteraan
Memantau kondisi Teknologi Informasi yang ada di Bank Kesejahteraan. Mengkaji kebutuhan pengembangan, perencanaan pengembangan, pelaksanaan pengembangan dan implementasinya. Mengkaji kebutuhan sarana dan rencana pengadaannya, baik perangkat keras, perangkat lunak, maupun sarana pendukung lainnya. Memberikan rekomendasi, saran dan usul kepada Direksi dan meminta persetujuan atas hal–hal yang berkenaan dengan Teknologi Sistem Informasi di Bank Kesejahteraan. Selama tahun 2010, Komite Pengarah Teknologi Informasi telah memberikan evaluasi dan rekomendasi kepada Direksi tentang rencana strategis, pelaksanaan dan pemantauan di bidang teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan Bank, menilai efektifitas dan risiko atas investasi pada teknologi informasi serta membahas solusi permasalahan bidang teknologi informasi.
Studies the needs of means and the purchasing plan, either hardware, software or other supporting facilities. Give recommendation and proposal to the Directors and ask the approval on the matters related to information technology system in Bank Kesejahteraan In 2010 Information Technology Directive Committee had evaluated and recommended the Directors on the strategy Plan, execution, and monitoring in Information technology in accordance with the banks needs, Assesing the efectivity and risks on the investment on information technology and discussed the solution of the problems in Information Technology sector.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
75
76
FUNGSI KEPATUHAN Fungsi Kepatuhan Bank Kesejahteraan dijalankan oleh Satuan Kerja Kepatuhan dan Sistem Prosedur yang melapor kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko dan bertugas mengelola risiko kepatuhan yaitu risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku. Pengelolaan Risiko Kepatuhan terutama ditujukan untuk membangun budaya kepatuhan di seluruh unit organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kepatuhan antara lain adalah perubahan peraturan ekstern, komunikasi intern, pengetahuan dan budaya disiplin karyawan dan infrastruktur.
COMPLIANCE FUNCTION Compliance function of Bank Kesejahteraan executed by the Procedure System and Compliance Unit which report to the Director of Compliance and risk Management and responsible for managing compliance risks that is the risk caused by the failure of the bank to comply with prevailing rules and regulations. Management of the Compliance Risks mainly addressed to build compliance culture in all organisation units. The factors which influence the compliance risks among others are external regulations, internal communication, knowledge and discipline culture of employee and infrastructure.
Melalui Satuan Kerja Kepatuhan dan Sistem Prosedur, pengembangan budaya kepatuhan pada seluruh jenjang organisasi dilakukan secara berkesinambungan. Direktur Kepatuhan juga memberikan laporan tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur Utama setiap bulan dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.
Through the Procedure System and Compliance Unit, the development of compliance culture in all levels of the organisation is conducted continuously.The Director of Compliance reports the implementation of the duties and responsibilities to President Director monthly with the copy for the Board of Commisioners.
Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, mencakup: Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
Duties and responsibilities of the Director of Compliance Function including: Formulating the strategy to encourage the formation of the Bank Compliance Culture Proposing compliance policy or compliance principles which will be legalized by the Board of Directors Setting the compliance system and procedures which will be used in arranging internal rules and guidance of the Bank
Untuk memastikan efektifitas pelaksanan fungsi kepatuhan Bank, Bank Kesejahteraan telah melakukan hal-hal sebagai berikut: Mengkaji ketentuan internal Bank untuk memastikan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengkaji kepatuhan unit kerja di Kantor Pusat maupun Kantor Cabang di dalam pelaksanaan kegiatan operasional sesuai dengan fungsinya, termasuk penerapan Costumer Due Dilligence (CDD), penyelesaian pengaduan nasabah, kepatuhan alam pemberian kredit dan sebagainya. Melaksanakan komitmen Bank kepada Bank Indonesia, dimana hasil temuan pemeriksaan Bank Indonesia terhadap penyimpangan umumnya bersifat teknis dan administratif, dan telah diperbaiki sebagaimana mestinya.
To ensure the effectivity of the implementation of Bank compliance, Bank Kesejahteraan had taken the following steps:
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Ensuring that all policies, rules, system and procedures and bank business activities had complied with the regulations of Bank Indonesia and other prevailing laws. Minimizing the Bank Compliance Risks Taking prevention actions to ensure that the policy and/or decision taken by the Board of Directors of the Bank do not deviate from the regulations of Bank Indonesia and other prevailing laws. Performing other duties related to compliance function
Examine the internal Bank regulations comply with the prevailing regulations.
to ensure they
Examine the compliance of work units either in the Head Office or Branch offices in executing operational activities according to it function including the implementation of Costumer Due Dilligence (CDD), settlement of customer’s complain, compliance in distributing loans, etc. Performing Bank’s commitment to Bank Indonesia, where the audit findings of Bank Indonesia to the deviations generally technical and administrative, and had been corrected.
enyampaikan laporan atas penerapan Anti Pencucian M Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris (APU dan PPT) dan penanganan penyelesaian pengaduan nasabah kepada otoritas sesuai ketentuan yang berlaku. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris dan Bank Indonesia secara tepat waktu. Direktur Kepatuhan menghadiri Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan sehingga memperoleh masukan dan hasil diskusi terkini yang terkait aspek kepatuhan.
Submits reports on the implementation of Anti Money Laundrying and Terrorist Financing Prevention and the settlement of customer’s complains to the authority in accordance with the prevailing regulation. Submits reports on the performance of the duties of the Director of Compliance to President Director, the Board of the Commissioners and Bank Indonesia in time Director of Compliance attends the Communication Forum of Compliance Directors to obtain input and discuss updated issues related to compliance aspect
FUNGSI AUDIT Bank Kesejahteraan senantiasa berupaya menjaga dan mengamankan segala kegiatan usaha bank dengan membentuk suatu Divisi yang menjalankan fungsi Audit dengan misi memastikan kehandalan sistem pengawasan dan pengendalian intern serta kepatuhan dalam kegiatan operasional bank, dan memberikan laporan kepada Direksi terhadap kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian intern dan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan atas penyimpangan kebijakan dan prosedur yang diperlukan. Pelaksanaan fungsi Audit Intern Bank Kesejahteraan dijalankan oleh Divisi Audit sebagai unit kerja independen yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit, termasuk di dalam tugasnya adalah memberi keyakinan yang independen dan obyektif serta memberikan jasa konsultasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk memaksimalkan dan menjaga nilai pemegang saham.
AUDIT FUNCTION Bank Kesejahteraan always keep securing all its business by forming a Division to perform the Audit Function, with the mission to ensure the sustainability of internal control system and compliance in the bank operational activities, and submit reports to the Board of Directors on the adequacy and effectivity of internal control system and corrective actions needed on the deviation of policies and procedures. The execution of Internal Audit function in Bank Kesejahteraan is conducted by the Audit Division as an independent unit which directly responsible to President Director and the Board of Commissioners through the Audit Committee, including its duty to give independent and objective security and give consultation service to the Board of Commissioners and Directors to maximize and keep the value of the shareholders
Divisi Audit Bank Kesejahteraan membawahi 2 (dua) bidang untuk memastikan pelaksanaan fungsi Audit dapat berjalan sesuai prosedur dan kebijakan, yakni Bidang Audit dan Bidang Pengawasan. Divisi Audit akan menyampaikan ringkasan temuan audit setiap bulan kepada Dewan Direksi dan Manajemen yang disampaikan dalam setiap rapat komite audit.
Audit Division of bank kesejahteeraan supervises 2 (two) sectors to ensure the implementation of Audit Function works properly in accordance with the procedures and policies, i.e. Audit Sector and Supervisory Sector. Audit Division will submit the audit findings every month to the Board of Commisioners and the management which presented in the Audit Committee meeting. Internal Audit Function of Bank Kesejahteraan had worked well which is implemented through Perfomance Report and main internal audit result of 2010 which had been submitted to Bank Indonesia, such as:
Fungsi Audit Intern Bank Kesejahteraan telah berjalan dengan baik yang diimplementasikan melalui Laporan Pelaksanaan dan Pokok-Pokok Hasil Audit Intern selama tahun 2010 yang telah disampaikan ke Bank Indonesia, antara lain meliputi : T elah dilaksanakan pemeriksaan serta pemeriksaan khusus terhadap Satuan Kerja di Kantor Pusat dan Kantor Cabang, yang terdiri dari 8 (delapan) obyek pemeriksaan di Kantor Pusat meliputi aspek perkreditan, produk, operasional, dana, support dan informasi teknologi. Serta 6 (enam) obyek pemeriksaan di Kantor Cabang, yang meliputi Cabang Padang, Cabang Jakarta, Cabang Semarang, Cabang Surabaya, Cabang Bandung dan Cabang Makasar. Manajemen Bank senantiasa berperan serta atas setiap hasil pemeriksaan yang memerlukan tindakan korektif tercermin melalui tanggapan-tanggapan dan arahan yang disampaikan secara tertulis pada laporan hasil pemeriksaan maupun pemantauan atas tindak lanjut hasil pemeriksaan yang dilaporkan oleh Divisi Audit.
General audit and special audit had been taken to work unit in Head Office and Branch offices, which consist of 8 audit projects in the Head Office consisting of the aspects of Credit, product, operational, fund, support, and information technology. Also 6 audit projects in Branch Offices of Padang, Padang, Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung and Makasar. Bank management always take a role on every audit result which needs corrective actions, which can be observed from the written responses and directions on the audit result or monitoring of the follow up of the audit result reported to the Audit Division.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
77
78
L aporan hasil audit selalu didokumentasikan secara lengkap yang terdiri dari temuan auditor dan tanggapan auditee. Seiring perkembangan bisnis dan peningkatan kompetensi auditor, Bank senantiasa melakukan pengembangan dan pelatihan bagi Internal Auditor.
Audit result always completely documented, consist of Auditor’s findings and Auditee’s response In line with business development and improvement of auditor’s competency, Bank always provide training and development for auditor’s competency
Fungsi Audit Ekstern
Pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan Bank untuk tahun buku 2010 telah disesuaikan dengan ketentuan Bank Indonesia tentang transparansi kondisi keuangan Bank, dan standar professional akuntan publik. Penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dilakukan berdasarkan rekomendasi oleh Komite Audit dan mendapat persetujuan Dewan Komisaris, sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Rekomendasi yang digunakan di dalam penunjukkan KAP antara lain dari aspek independensi, komunikasi, dan saran perbaikan/konsultasi.
Function of external audit Audit on the Bank’s Financial Reports for the year of 2010 had been adjusted in accordance with the regulation of Bank Indonesia on the transparency of financial condition of the Bank and public accountant professional standard. The assignment of Public Accountant and Public Accountant Office is conducted based on the recommendation on the Audit Committee and approved by the Board of Commissioners, in accordance with Company’s Charter. Recommendation used in the appointment of Public Accountant Office among others are the independency aspect, communication aspect and recommendation on the corrective actions/consultation.
Auditor independen yang digunakan Bank untuk memeriksa laporan keuangan tahun 2010 adalah KAP Drs. Tanubrata & Rekan. Agar proses audit berjalan sesuai dengan standar profesional akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan serta dapat selesai sesuai dengan target waktu yang ditetapkan, maka secara rutin dilakukan pertemuanpertemuan yang membahas beberapa permasalahan penting yang signifikan. Kondisi tersebut dilakukan sebagai upaya untuk dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung.
Independent Auditor appointed by the Bank to examine financial report of 2010 was Public Accountant Office Drs. Tanubrata & partners. To ensure the audit process is done in accordance with professional accountant standard and the contract and the audit scope stated, and completed within the time schedule, routine meetings were held to discuss important and significant matters. The steps were taken to minimize obstacles during the audit process.
Kantor Akuntan Publik telah memenuhi kewajiban dengan menyampaikan laporan hasil audit beserta management letter secara tepat waktu dan terdokumentasi dengan baik.
Public Accountant Office had fulfilled its obligation by timely submitting the audit report completed with management letter and well documented.
MANAJEMEN RISIKO Bank Kesejahteraan senantiasa menempatkan manajemen risiko serta melakukan pengendalian dan pengelolaan risiko dengan terus memperbaiki kebijakan, prosedur dan proses manajemen risiko, serta meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Melalui Kerangka Kerja Manajemen Risiko (Risk Management Framework) yang terarah, Bank Kesejahteraan dapat mengelola risiko kredit, pasar, likuidtas, operasional, kepatuhan, hukum, reputasi dan strategis secara efektif yang timbul dari kegiatan komersial maupun bisnis. Pengelolaan risiko Bank Kesejahteraan dilakukan melalui pendekatan menyeluruh dan sistematis meliputi risk awareness, risk identification, risk measurement, risk monitoring dan risk mitigation.
MANAJEMEN RISIKO Bank Kesejahteraan puts forward the importance of risk management and performs controlling and risk management by continuously improving its policies, procedures and risk management process, as well as increasing the competence of its human resources. Through its directed Risk Management Framework, Bank Kesejahteraan can manage effectively its credit risk, market, liquidity, operations, compliance, law, reputation, and strategies which occurred from commercial and business activities. Risk management of Bank Kesejahteraan is performed with a whole and systematic approach which includes risk awareness, risk identification, risk measurement, risk monitoring, and risk mitigation.
Pelaksanaan manajemen risiko telah dilaksanakan secara inheren pada setiap aktivitas operasional guna menciptakan kendali yang ketat atas upaya-upaya pengelolaan risiko di lingkungan Bank Kesejahteraan. Oleh karena itu, bank terus memperbaiki kemampuan manajemen risiko dengan memperluas tata kelola perusahaan, memperbaiki kebijakan, prosedur, dan proses manajemen risiko, serta meningkatkan kompetensi sumber daya manusia secara terus-menerus. Bank Kesejahteraan juga
Risk management has been inherently implemented in every operational activity in order to create a tight control on the efforts to manage risk in the environment of Bank Kesejahteraan. For that, the bank continues to improve its capability in risk management by expanding good corporate governance, improving policies, procedures, and risk management process, as well as continuously enhancing the competence of the human resources. Bank Kesejahteraan has also reanalyzed the
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
telah melakukan kajian kembali terhadap indikator-indikator yang digunakan dan berupaya untuk selalu menyesuaikan standar yang ditetapkan agar sejalan dengan perkembangan regulasi.
indicators it uses and attempts to adjust the set standards to make them aligned with the developed regulations.
Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit Bank telah menetapkan limit-limit terhadap berbagai risiko antara lain kewenangan memutus kredit, limit kredit per segmen, limit penempatan dana dalam bentuk surat berharga dan counterparty, limit penerimaan dana dari deposan inti, serta berbagai limit terkait risiko operasional, di antaranya limit user dalam aktivitas/transaksi core banking.
Policies, Procedures and Limit Setting The Bank has set limits on various risks such as authority to approve credit, credit limit per segment, limit of fund placement in the form of marketable securities and counterparty, limit of fund receipt from main depositors, as well as other limits related to operational risk, some of which are limit user in the activity/ transaction of core banking.
Sistem Informasi Manajemen Risiko Bank telah dapat menyediakan sistem informasi yang memadai terkait eksposur kredit, kondisi likuiditas dan maturity profile sehingga dapat mengidentifikasi posisi terakhir liquidity gap (long maupun short), dan risiko operasional.
Risk Management Information System The Bank has been able to provide an adequate information system related to credit exposure, liquidity condition and maturity profile that it is able to identify the final position of the liquidity gap (either long or short), and operational risk.
Sistem informasi atas risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan, meliputi laporan eksposur risiko yang memadai sesuai kompleksitas usaha Bank dalam rangka proses pengambilan keputusan oleh Direksi.
Information system on law risk, reputation risk, strategic risk and compliance risk, includes an adequate reporting of risk exposure which fits with the Bank’s business complexity to assist the Board of Directors to make decisions.
Sistem Pengendalian Intern terhadap Risiko Pengendalian terhadap risiko diimplementasikan melalui ketentuan internal yang memadai sesuai kompleksitas usaha Bank, di antaranya penggunaan sistem internal rating dalam pemberian kredit Koperasi, penetapan kewenangan memutus kredit dan penyelesaian kredit bermasalah, limit penempatan surat berharga dalam bentuk SBI, dan limit penempatan dana setiap deposan inti.
Internal Control System on Risk Control on risk is implemented by adequate internal regulations which suits the business complexity of the Bank, some of which are the usage of internal rating system in the approval of Koperasi credits, authority of credit approval and settlement of bad debt, limit of placement of fund for marketable securities (SBI), dan limit of fund placement in every main depositors.
Sejalan dengan penerapan PSAK 50 / 55, maka penilaian dan pengukuran risiko Bank akan menyesuaikan dengan standar tersebut.
In line with the implementation of Statement of Financial Accounting System (SFAS) 50 / 55, the assessment and measurement of the Bank’s risk will be adjusted according to the standard.
Manajemen Risiko Kredit Selain mengelola aktivitas perkreditan secara berkesinambungan, Bank juga menekankan pada aktivitas pengkajian dan penyempurnaan terhadap kebijakan pemberian kredit, penerapan pelaksanaan four eyes principles, dan prinsip kehatihatian dalam proses pemberian kredit untuk terciptanya kualitas kredit yang sehat.
Credit Risk Management Apart from managing credit activities continuously, the Bank also stresses on analysis activities and improvement of credit approval policies, implementing the four eyes principles, and principle of diligence in the process of granting credits in order to establish good quality credits.
Dalam rangka untuk menjaga dan mempertahankan portfolio dan kualitas kredit yang sehat dengan tetap menjaga ketahanan modal dan pertumbuhan kredit, penerapan manajemen risiko kredit dilakukan melalui pelaksanaan fungsi independensi di setiap kantor cabang yang mencakup pemisahan fungsi risiko kredit dan fungsi pengembangan bisnis dalam proses persetujuan kredit untuk masing-masing segmen bisnis.
In order to maintain and sustain healthy portfolio and quality of credit by maintaining capital sustainability and credit growth, the implementation of credit risk management is carried out by an independent function in every branch office which includes the separation of credit risk function and business development function in credit approval for every business segment.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
79
80
Peristiwa – peristiwa yang terjadi di pasar keuangan global masih dirasakan di awal tahun 2010. Sejalan dengan hal tersebut stress testing pada semua portofolio, segmen dan produk sebagai bentuk forward looking aktif dilakukan. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui indikator kinerja utama manajemen risiko kredit pada 2010 yang mengalami peningkatan kualitas portofolio kredit secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan rasio kredit bermasalah masih dibawah 1,50% (target dalam Rencana Bisnis Bank) atau sebesar 1,37%.
The incidences which occur in the global financial market can still be felt at the beginning of 2010. Hence, stress testing for all portfolios, segments and products as a form of forward looking has been done actively. This can be shown by the key performance indicator of credit risk management in 2010 which experienced increase in the credit portfolio quality as a whole and continuously with bed debt ratio still under 1.50% (target in the Bank’s Business Plan) or around 1.37%.
Manajemen Risiko Pasar Bank Kesejahteraan Ekonomi sebagai Bank non devisa, dalam mengelola risiko pasar sebagai risiko yang muncul akibat dari perubahan suku bunga dan perubahan nilai tukar mata uang adalah melakukan pemantauan risiko melalui sistem pengawasan risiko pasar dan peran serta Komite Manajemen Risiko (KMR) dan ALCO dalam menetapkan limit – limit risiko pasar untuk memastikan bahwa eksposur sejalan dengan risk appetite Bank dalam pengambilan risiko.
Market Risk Management Bank Kesejahteraan Ekonomi, a non foreign-exchange bank, is managing its market risk as the risk which happens due to the change in interest rate and change in foreign exchange rate, by monitoring risk through the market monitoring system and the role as well as Risk Management Committee and ALCO in setting market risk limits in order to ascertain that the exposure is in line with the risk appetite of the Bank in taking risks.
Manajemen Risiko Likuiditas Untuk menjaga tingkat likuiditas dan meminimalisasi risiko likuiditas yang berpotensi dapat terjadi sewaktu - waktu, Bank selain memiliki kebijakan yang telah sejalan dengan peraturan Bank Indonesia juga didukung dengan kepatuhan unit kerja bisnis terhadap kebijakan yang mengatur serta peran serta manajemen bank dalam mengatur strategi aktivitas pendanaan bank.
Liquidity Risk Management In order to maintain the liquidity level and minimize liquidity risk which may occur at any time, the Bank, beside having policies that are in line with Bank Indonesia’s policies, also supports it by having its business unit comply with the regulations and having the management play its role in regulating the bank’s financing strategy.
Bank melakukan liquidity stress scenario untuk mengetahui dan menilai tingkat kesanggupan Bank apabila menghadapi krisis likuditas. Pengkajian terhadap limit dilakukan secara berkala untuk memastikan kesesuaiannya dengan kondisi pasar dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan manajemen Bank.
The Bank performs liquidity stress scenario in order to know and assess the ability rate of the Bank in facing liquidity crisis. Analysis of the limit has been done periodically to ascertain the appropriateness with the market condition and business strategy established by the bank’s management.
Upaya untuk diversifikasi pendanaan aktif dilakukan untuk mengurangi risiko, ditunjukkan dengan semakin menurunnya rasio ketergantungan pada deposan inti dari 66,67% pada akhir tahun 2009 menjadi sebesar 58,80% pada akhir tahun 2010 dan terus memperkuat struktur dana melalui penghimpunan sumber dana retail yang telah mencapai 35,81% pada akhir tahun 2010.
The effort to active diversification of fund is done to reduce risk, as shown in the decrease of ratio of dependence on main depositor from 66.67% at the end of 2009 to become 58.80% at the end of 2010 and continuously strengthen the finance structure through collection of retail funds which amounted to 35.81% at the end of 2010.
Manajemen Risiko Operasional Manajemen risiko operasional ditujukan untuk mengelola potensi risiko operasional yang dapat menyebabkan kerugian finansial maupun non finansial bagi perusahaan. Bank telah melakukan pengembangan sistem pelaporan dengan metode ORSA (Operational Risk Self Assesment) sebagai sarana pengawasan dalam rangka untuk meminimalisasi risiko operasional dan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan risk awareness. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan terus mengupayakan perangkat yang lebih komprehensif merupakan tujuan utama untuk terciptanya kecukupan terhadap kontrol sesuai dengan kondisi yang dihadapi, hingga yang sifatnya forward looking dalam melihat kemungkinan kejadian di masa depan.
Operational Risk Management Operational Risk Management aims to manage potential operational risk which can cause financial loss as well as non financial loss to the company. The Bank as develped a reopting system with the mehod of ORSA (Operational Risk Self Assesment) as a monitoring facility which monitors the decrease in the operational risk to increase the implementation of risk awareness. The improvement in the quality of human resources and the continuous effort to have more comprehensive facility is the main goal in order to achieve control adequacy according to the current situationas well as the future.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Manajemen Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan mencakup risiko ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan yang ditetapkan oleh pihak regulator. Peningkatan pemantauan kepatuhan terhadap kewajiban pelaporan-pelaporan kepada pihak eksternal terutama regulator dan pelaksanaan GCG sangat mendukung terciptanya kondisi Good Corporate Governance. Dalam pengelolaan risiko kepatuhan, Bank menjalankan proses self assessment berupa pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG), pemantauan terhadap pelaksanaan Anti Money Laundring (AML) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).
Compliance Risk Management Compliance risk includes incompliance risk on regulations established by the regulator. The increase in monitoring of compliance against the obligation to report to the external parties especially regulator supports Good Corporate Governance.
Risiko Lain Selain mengelola kategori-kategori risiko seperti tersebut di atas, Bank juga mengelola kategori risiko lainnya meliputi risiko hukum, reputasi, dan strategik. Walaupun Bank belum terekspos secara signifikan oleh risiko– risiko tersebut di atas, Bank tetap menempatkan sebagai kewajiban yang memiliki prioritas yang sama untuk memastikan bahwa praktik–praktik bisnis yang bertanggung jawab terus tertanam dan tetap waspada setiap saat dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko–risiko tersebut. Dari perspektif organisasi, pengelolaan risiko tersebut dilakukan melalui Komite Manajemen Risiko bersama–sama dengan pengelolaan risiko lainnya
Other risks Beside managing risks categorized as above, the Bank also manages risks in other categories such as law risk, reputation risk, and strategic risk. Although the Bank has not been significantly exposed to the mentioned risks, the Bank still commits itself in ensuring that responsible business practices are carried out and is continuously alert in identifying and managing those risks. From the organizational perspective, managing the risks is done through the Risk Management Committee together with the management of other risks.
PROFIL RISIKO Hasil penilaian atas profil risiko Bank tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil penilaian internal dengan hasil penilaian Bank Indonesia, yaitu berada pada level risiko Rendah menuju Sedang. Level risiko ini menunjukkan perbaikan setelah selama periode Mei 2009 s.d Mei 2010 berada pada level risiko Sedang. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya komitmen dari seluruh jajaran organisasi untuk melakukan perbaikan yang terlihat pada variabel-variabel risiko operasional, kepatuhan, dan strategik. Pada posisi Desember 2010, berada pada level risiko Rendah. Hasil kajian penerapan manajemen risiko selama tahun 2010 adalah sebagai berikut :
RISK PROFILE In assessing the bank’s risk profile, there is no significant difference of risk level assessment result between internal assessment and Bank Indonesia’s assessment, which is Low with a tendency towards Medium. This risk level is an improvement ever since the period of May 2009 to May 2010 in which the level was Medium. This has been the effect of the commitment from the whole organization in making an improvement as shown in the variables of operational, compliance, and strategic risks. In December 2010, the risk level became Low. The result of the analysis of risk management implementation during 2010 is as follows:
engelolaan risiko kredit antara lain dilakukan dengan P menyempurnakan ketentuan penerapan four eyes principles, menegakkan independensi pada kantor cabang dengan memisahkan pemberi, pengendali dan pemutus kredit. Selain itu Bank juga melakukan stress testing. Pada akhir tahun 2010 portofolio NPL menurun menjadi Rp22,05 miliar atau 1,37% dari total kredit dan menempatkan bank pada level risiko Rendah. Pengelolaan risiko pasar dilakukan dengan memantau peran serta Komite Manajemen Risiko (KMR) dan ALCO di dalam menetapkan limit risiko pasar untuk memastikan bahwa eksposur sejalan dengan risk appetite Bank. Pengelolaan risiko likuiditas, antara lain dilakukan dengan melakukan liquidity stress scenario untuk mengasumsikan kesanggupan Bank apabila menghadapi krisis likuditas, mengkaji limit maksimum penerimaan dana sesuai kondisi pasar, melakukan diversifikasi pendanaan yang ditunjukkan dengan menurunnya rasio ketergantungan pada deposan inti dari 66,67% pada akhir tahun 2009 menjadi sebesar 58,80% pada akhir tahun 2010.
Credit risk management has been done by improving regulations of implementing the four eyes principles, upholding independence of the branch office by separating the person who gives, controlls and approves the credit. Apart from that, the Bank has also done stress testing. At the end of 2010, NPL decreased to Rp22.05 billion or 1.37% from the total credit and has positioned the bank at the risk level of Low. The market risk management has been done by monitoring the role of the Risk Management Committee and ALCO in setting the market risk limit to ensure that the exposure is in line with the risk appetite of the Bank. Management of liquidity risk has been done by performing liquidity stress scenario to assume the Bank’s ability in facing liquidity crisis, analysing the maximum limit of fund receipt according to the market condition, performing fund diversification which is shown by the decrease in the ratio of dependency on main depositor from 66.67% at the end of 2009 to 58.80% at the end of 2010.
In managing compliance risk, the Bank implements the self assessment process in the form of Good Corporate Governance (GCG), monitoring for Anti Money Laundring (AML) and prevention of terrorism funding.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
81
82
Pengelolaan risiko operasional difokuskan dengan meningkatkan risk awareness unit kerja melalui pengembangan sistem pelaporan dengan metode ORSA (Operational Risk Self Assesment), meningkatkan kompetensi dan pengetahuan SDM serta menyiapkan perangkat yang lebih komprehensif untuk menjaga kecukupan kontrol, hingga yang bersifat forward looking atas kemungkinan yang terjadi di masa depan.
Operational risk management is focused by increasing the unit of risk awareness through the development of reporting system with a method of ORSA (Operational Risk Self Assesment), increasing the competence and knowledge of the human resources as well as preparing for more comprehensive tools to maintain the adequacy of control to be forward looking for future possibilities.
Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan antara lain melalui proses self assesment GCG, pemantauan atas Costumer Due Dilligence, serta sosialisasi ketentuan internal kepada unit kerja terkait.
Compliance risk management has been done through the process of GCG self assessment, monitoring the Costumer Due Diligence, as well as dissemination of internal regulations to the related working units.
TINGKAT KESEHATAN BANK Penilaian tingkat kesehatan bank posisi 31 Desember 2010 berdasarkan hasil self assesment berada pada peringkat 2 (dua) dengan predikat Sehat.
BANK’S SOLVABILITY The assessment of the bank’s solvency rate as of December 31, 2010 based on self assesment result is at the 2nd level categorized as Solvent.
PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT Bank Kesejahteraan memiliki panduan atau kebijakan mengenai penyediaan dana kepada nasabah termasuk kepada pihak terkait yang dimaksudkan untuk menunjang upaya Bank Kesejahteraan dalam mengimplementasikan GCG. Selama tahun 2010, Bank Kesejahteraan tidak memiliki catatan pelanggaran ketentuan BMPK sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam penyediaan dana kepada Pihak Terkait dengan Bank dan kepada debitur inti/ grup.
BANK’S PROVISION OF FUNDS TO RELATED PARTIES Bank Kesejahteraan has a guidance or policy on provision of funds to customers including related parties to support Bank Kesejahteraan’s effort in implementing GCG. During 2010, Bank Kesejahteraan has not had a record of breaking the BMPK regulations which is as required in the provision of fund to related parties and to main debitors/group.
Penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan debitur inti/grup per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Setiap penyediaan dana kepada Pihak Terkait merupakan kewenangan dan diputus oleh Dewan Komisaris, sedangkan penyediaan dana kepada debitur besar/inti dilakukan dengan sangat selektif.
The provision of fund to related parties and main debitors/ group as of December 31, 2010 is as follows: Every provision of fund to related parties is an authority and is decided by the Board of Commissioners, while provision of fund to major / main debitors is done very selectively.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Sepanjang tahun 2010, Bank Kesejahteraan telah menyelenggarakan kegiatan corporate social responsibility (CSR) yang diimplementasikan melalui kegiatan sosial. Dalam bidang pendidikan, telah dilaksanakan kegiatan sosial berupa peran serta dalam penyebaran leaflet edukasi perbankan serta menunjang ketrampilan beberapa siswa SMK dan SDN di Jakarta Pusat dalam menggunakan komputer dengan memberikan sumbangan berupa laptop/hardware, serta memberikan kesempatan kepada siswa-siswa dari beberapa SMK di Jakarta dalam kegiatan praktek kerja lapangan (PKL), agar lebih memahami tentang perbankan.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) During 2010, Bank Kesejahteraan has performed corporate social responsibility (CSR) through social activities. In the field of education, the social activities done were giving out leaflets on banking education and supporting the skills of High School and Primary School students in Central Jakarta in computer operations by donating laptops/hardware, and giving opportunities for High School students in Jakarta to take part in practical work (PKL), so that they are able to understand more about banking.
Sedangkan dalam kaitannya dengan kegiatan politik, segenap jajaran organisasi Bank Kesejahteraan tidak terlibat dan karena itu tidak memberikan atau mengalokasikan dana untuk kegiatan politik selama tahun 2010.
Regarding its political activities, none of the whole organization of Bank Kesejahteraan is involved in politics and therefore has not set aside or allocated funds for political activities in 2010.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK Penyusunan dan penyajian laporan keuangan dan non keuangan telah dilakukan secara tepat waktu dengan tata cara, jenis dan cakupan sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
THE BANK’S FINANCIAL AND NON FINANCIAL TRANSPARENCY CONDITION Preparation and presentation of financial and non financial statements has been done on time with the procedures, type and scope according to Bank Indonesia’s regulations.
Laporan Keuangan Triwulan Bank telah dipublikasi secara tepat waktu pada Harian Republika, sedangkan Laporan Keuangan Tahunan posisi 31 Desember 2010 telah dipublikasikan pada Harian Bisnis Indonesia terbitan bulan April 2011.
The Bank’s quarterly financial statement was published on time in Harian Republika, while the annual financial statement as of December 31, 2010 was published in Harian Bisnis Indonesia in April 2011.
Bank juga telah menyampaikan informasi produk serta menyajikan laporan keuangan dan non keuangan pada website www.bankkesejahteraan.co.id yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
The Bank has also provided information on its products and presented its financial and non financial statements in its website www.bankkesejahteraan.co.id which can be accessed by the public.
PENYIMPANGAN INTERNAL DAN PERMASALAHAN HUKUM Selama tahun 2010, walaupun masih terdapat beberapa penyimpangan internal yang telah dapat diselesaikan dengan baik, namun tidak terdapat kerugian bagi Bank apalagi dengan nilai lebih dari Rp100 juta terkait dengan kegiatan operasional Bank.
INTERNAL OFFENCES AND LEGAL ISSUES During the year 2010, although the bank has resolved a number of internal offence cases, they have caused the Bank loss with a value of more than Rp100 million related to the Bank’s operations.
Selain itu, masih terdapat beberapa permasalahan hukum terkait penyelesaian kredit bermasalah yang telah diajukan melalui proses hukum.
Furthermore, there were some legal issues related to the settlement of bad debts which were brought to the court.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
83
84
TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN Sesuai dengan komitmen manajemen dalam melindungi aktivitas bisnis dari segala kepentingan pribadi yang menimbulkan potensi terjadinya benturan kepentingan terhadap kepentingan perusahaan baik secara finansial maupun non finansial, maka manajemen menetapkan kebijakan dan ketentuan yang mengatur mengenai pertentangan kepentingan (conflict of interest) yang dituangkan dalam Buku Pedoman Sumber Daya Manusia sesuai Surat Keputusan Direksi No.51/2006/SK tanggal 19 Juni 2006 guna menjadi falsafah berpikir setiap karyawan. Komitmen tersebut juga diwujudkan dalam penandatanganan pernyataan tentang penanganan benturan kepentingan pada bulan Oktober 2009 yang diselenggarakan di Jakarta oleh segenap jajaran organisasi.
TRANSACTIONS WITH CONFLICTS OF INTEREST
Pada tahun 2010, Bank Kesejahteraan tidak melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan dengan pihak manapun yang mempengaruhi kondisi perusahaan.
In the year 2010, Bank Kesejahteraan has not done any transactions wich caused conflicts of interest with any party that effects the company;s operations.
TRANSAKSI DENGAN PIHAK ISTIMEWA Bank Kesejahteraan memiliki beberapa transaksi selama tahun 2010 dengan pihak yang mewakili hubungan istimewa, antara lain: 1. Bank Kesejahteraan memiliki transaksi berupa simpanan dan kredit dengan pengurus maupun pejabat eksekutif bank. Transaksi kredit tersebut tercatat dengan persentase 0,24% terhadap nilai aset bank yang dilakukan berdasarkan persyaratan dan kondisi normal yang diberikan sebagai suatu fasilitas pinjaman. 2. Perusahaan melakukan pembayaran di muka atas sewa gedung kantor kepada salah satu pemegang saham yakni Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI) dengan persentase 0,06% terhadap jumlah aset bank. 3. Transaksi Bank Kesejahteraan yang dilakukan dalam kegiatan usaha normal terkait penghimpunan dan penyaluran dana tidak diungkapkan sebagai transaksi yang memiliki hubungan istimewa.
TRANSACTIONS WITH SPECIAL PARTIES Bank Kesejahteraan has some transactions in 2010 with special related parties such as follows: 1. Bank Kesejahteraan has transaction in form of savings and credits with the management or executive officer of the bank. Credit transaction recorded with percentage of 0,24% to the asset value of bank which were transacted based on normal requirement and condition which were given as loan facility. 2. The company paid advance payment for office rent to one of shareholders i.e. Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI) with percentage of 0.06% to total asset of the bank. 3. Transaction of Bank Kesejahteraan which was conducted in normal business activities related to the fund raising and fund distribution is not disclosed as a transaction with special parties.
AKSES INFORMASI Sebagai salah satu dukungan yang diberikan Bank Kesejahteraan kepada seluruh masyarakat maupun mitra kerja selaku pemangku kepentingan atas ketersediaan informasi Bank, maka Bank Kesejahteraan senantiasa membangun platform teknologi informasi dalam memberikan dukungan penyediaan informasi secara terintegrasi melalui website Bank Kesejahteraan yakni www.bankkesejahteraan.co.id yang akan tetap dikembangkan di tahun-tahun mendatang. Informasi lebih lanjut mengenai Bank Kesejahteraan dapat pula dilakukan dengan mengirimkan email ke
[email protected] maupun dengan menghubungi Call Center pada no telepon (021) 3100448.
INFORMATION ACCESS As one of the supports from Bank Kesejahteraan to society or business partners as stakeholders of the availibilty of bank information, Bank Kesejahteraan always build information technology platform in providing integrated information via website of Bank Kesejahteraan www.bankkesejahteraan.co.id which will be developed in the future years. Further information of Bank Kesejahteraan can be requested by sending email to
[email protected] or dial Call Center (021) 3100448.
Keterbukaan dan kemudahan akses informasi atas keberadaan Bank Kesejahteraan tersebut didasari atas kesadaran untuk mewujudkan keterbukaan informasi kepada umum sekaligus sebagai salah satu langkah untuk mendekatkan diri kepada seluruh mitra dan masyarakat dalam menguatkan citra merek bank.
Transparency and flexibility of access information of Bank Kesejahteraan is based on the awareness to form the open information to public, and as a step to get closer to business partners and public in strengthening the brand of the bank.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
According to management’s commitment to protect business activities against personal interest which can cause conficts of interest financially as well as non financially, the management apply policy and regulations related to conflict of interest which is written in the Guidance of Human Resources according to Board of Directors’ Letter of Decision No. 51/2006/SK dated June 19, 2006 as guiding principle of every employee. The commitment is realized in the form of statements on the handling of conflict of interest in October 2009 which was held in Jakarta by the whole management.
HASIL SELF ASSESMENT PENERAPAN GCG Berdasarkan hasil self asessment Good Corporate Governance (GCG), dapat disimpulkan untuk periode pelaporan 2010 diperoleh Nilai Komposit sebesar 1.950 dengan Predikat Komposit ”Baik”. Peringkat masing-masing faktor dapat dilihat pada tabel (terlampir).
SELF ASSESMENT RESULT OF GCG IMPLEMENTATION Based on the asessment of Corporate Governance (GCG), it can be concluded that the report for the periode of 2010, the composite mark is 1.950 with composite predicate”GOOD”. The rank of each factor can be observed in the table attached.
Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit GCG untuk Tahun 2010.
The summary of the Composite Mark of GCG in 2010
No
Aspek yang Dinilai
Bobot Weight (a)
Peringkat Rank (b)
Nilai Mark (a) x (b)
Assessed Aspect
1.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
10%
2
0,2
Execution of Duties and Responsibilities of the Board of Commiissioners
2.
3.
Catatan :
Notes :
Jumlah komposisi, integritas dan kompentesi anggota Dewan Komisaris telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mampu bertindak dan mengambil keputusan secara indenpenden.
Amount, Composition, Integrity, and Competency of the Members of the Board of Commissioners have met prevailing regulations, capable to act and take decision independently
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG dan berjalan secara efektif yang tercermin dari pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi yakni melalui laporan rutin dan rapat rutin Dewan Komisaris.
Execution of Duties and Responsibilities of the Board of Commissioners fully meet the principles of GCG and run effectively which reflected from the supervision on the execution if duties and responsibilities of the Board of Directors through regular reports and regular Commissioners meeting.
Pengarahan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan strategis Bank dilakukan secara transparan dan tidak terdapat pelanggaran ketentuan yang berlaku.
Direction, monitoring, and evaluation of the Bank strategic policies are done transparently and there is no offense of the prevailing regulations
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
20%
2
0,4
Execution of Duties and Responsibilities of the Board of Directors
Catatan :
Notes :
Jumlah, komposisi, integritas dan kompentensi anggota Direksi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan kompleksitas usaha Bank.
Amount, Composition, Integrity, and Competency of the Members of the Board of Directors have met the prevailing regulations and are in accordance with the complexity of bank business.
Anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen serta melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan prinsipprinsip GCG.
Members of the Board of Directors are able to act and take decision independently and perform their duties and responsibilities in accordance with the principles of GCG.
Rapat Direksi telah diselenggarakan secara efektif, transparan dan tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Directors meetings hasve been effectively and transparently held and do not break any prevailing regulations.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
10%
2
0,2
Completeness and performance of Committees
Catatan :
Notes :
Komposisi dan kompetensi anggota komite-komite telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan tugas Komite telah berjalan secara efektif. Rekomendasi Komite-Komite bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris. Penyelenggaraan rapat Komite– Komite telah berjalan sesuai pedoman intern, namun masih perlu meningkatkan efekifitas rekomendasi dan pemberian opini terhadap kebijakan ditetapkan oleh Direksi.
Composition and competency of the committees have met the prevailing regulations Duties execution of the committee has run effectively. Recommendations from the committees are useful and can be used as reference of the decision taken by the Board of Commissioners. Committees meeting have run in accordance with internal guidance, but should improve the effectivity of the recommendation and the on policies set by the Board of Directors.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
85
No 4.
5.
6.
7.
8.
86
Aspek yang Dinilai Penanganan Benturan Kepentingan.
Bobot Weight (a)
Peringkat Rank (b)
Nilai Mark (a) x (b)
10%
2
0,2
Assessed Aspect Handling of Conflict of Interest.
Catatan :
Notes :
Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang tercakup di dalam buku Kode Etik dan pedoman tingkah laku yang berisi prinsip-prinsip, kebijakan dan peraturan yang harus ditaati oleh setiap Pengurus, Pejabat Eksekutif maupun pegawai. Di dalamnya terdapat aturan mengenai penyelesaian benturan kepentingan yang lengkap dan efektif. Selama tahun 2010 tidak terdapat laporan mengenai transaksi oleh Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif Bank yang mengandung benturan kepentingan.
Bank has owned policies, system and procedures in handling conflict of interest which is contained in the Book of Ethic Codes and Behaviors Guidance which contains principles, policies and regulations which must be obeyed by management, executive officers, and employees. It also contains complete and effective rules on settlement of conflict of interest . In 2010 there was no report on any transactions by Commissioners, Directors, and bank executive officers which contain conflict of interest.
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
0,1
Implementation of Bank Compliance Function
Catatan :
Notes :
Penerapan Fungsi Kepatuhan telah efektif dan independen. Tingkat kepatuhan secara umum tergolong baik, meskipun terdapat pelanggaran yang berakibat denda.
Implementation of compliance function has been effective and independent. Compliance level is relatively good , even though there were offence which caused penalty
Pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dan Fungsi Kepatuhan telah berjalan efektif, namun masih perlu ditingkatkan.
Performance of the Director of Compliance and compliance function have run effectively but should be improved.
Penerapan Fungsi Audit Intern
5%
2
0,1
Implementation of Internal Audit Function
Catatan :
Notes :
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern telah berjalan cukup efektif (idependen dan obyektif ). Walaupun pedoman intern audit telah sesuai dengan standar minimum SPFAIB, namun kecepatan pelaporan masih terus ditingkatkan.
Implementation of internal Audit Function had run effectively (independent and objective). Although internal audit guidance has been in accordance with minimum SPFAIB, the speed of report need to improve.
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
5%
1
0,05
Implementation of External Audit Function
Catatan :
Notes :
Penerapan fungsi Audit Ekstern sangat efektif, hal ini tercermin dari pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik telah sesuai dengan persyaratan umum yang ditetapkan serta kualitas dan cakupan hasil audit adalah baik. Selain itu juga KAP dalam melaksanakan tugasnya sangat independen sesuai kriteria yang ditetapkan.
Implementation of External Audit Function is very effective, reflected on the audit by Public Audit Office which has been in accordance with public requirement and the quality and scope of audit report is good. . Public Audit Office works independently in accordance with the criteria set.
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko & Pengendalian Intern
7,50%
2
0,15
Implementation of Risk Management and Internal Control
Catatan :
Notes :
Peranan Manajemen pada umumnya efektif dalam mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko Bank. Pemantauan dan pengendalian risiko sudah diimplementasikan dengan cara menetapkan limit, prosedur, laporan secara berkala, sistem informasi manajemen untuk menjaga kondisi internal Bank yang sehat.
The role of the management is generally effective in identify and control the risk of the Bank. Risk monitoring and control have been implemented by stating limits, procedures, periodical reports, management information system to keep healthy internal condition of the Bank.
Pemahaman proses sadar risiko masih perlu ditingkatkan pada segenap jajaran organisasi guna mencapai efektifitas sistem pengendalian intern, diantaranya mengembangkan metode pengukuran risiko operasional.
Awareness of risks should be improved on in all levels of the organization to achieve the effectivity of internal control system, among others by developing mrthods of operational risks assessment.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
No
Aspek yang Dinilai
Bobot Weight (a)
Peringkat Rank (b)
Nilai Mark (a) x (b)
Assessed Aspect
9.
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposure)
7,50%
2
0,15
Provision of Fund to Related Party and Prime Debtor (Large Exposure)
10
11
Catatan :
Notes :
Penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan debitur besar / inti dilakukan sesuai ketentuan. Penyediaan dana kepada Pihak Terkait diputus oleh Dewan Komisaris. Kecuali terhadap pemberian kredit yang merupakan fasilitas Direksi/Pejabat Eksekutif. Upaya pengendalian terhadap debitur besar/inti dilakukan untuk menjaga kualitas kredit yang sehat. Sampai saat ini tidak terdapat pelanggaran/pelampauan BMPK.
Provision of fund to related party and prime is conducted in accordance with regulation. Provision of fund to related party is determined by the Board of Commissioners, except the loan which is the facility of Directors/executive officer. Control of prime debtor is conducted to keep the health quality of credit . Up to now, there is no offenses or exceeding BMPK.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal
15%
2
0,3
Transparency of Financial and Non Financial Condition of Bank, Reportof GCGImplementation andInternalReport
Catatan :
Notes :
Bank telah secara transparan menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan kepada publik yang dilakukan melalui home page Bank dan media yang sangat mudah diakses. Pemantauan dan kajian terus dilakukan untuk menghasilkan informasi keuangan dan non-keuangan yang akurat terkait penerapan PSAK 50/55.
Bank has transparently disclose financial and nonfinancial information to public via home page of the Bank and easily accessed media. Monitoring and study are continuously executed to deliver accurate financial and non-financial information related to the implementation of PSAK 50/55.
Bank telah menyampaikan informasi produk dan jasa, pengelolaan pengaduan nasabah dengan efektif serta memelihara data dan informasi pribadi nasabah dengan memadai. Demikian pula pelaporan pelaksanaan GCG dibuat dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia dan disampaikan tepat waktu.
Bank has given the information of product and services, effective customers complain handling, and keep private information and data of the customers. Report on the implementation of GCG refers to regulations from Bank Indonesia and submitted timely.
Sistem Pelaporan Internal mampu menyediakan data dan informasi dengan tepat waktu, akurat, lengkap untuk pengambilan keputusan manajemen.
nternal Report System is able to timely serve data and information accurately and completely for decision making of the management.
Rencana Strategis Bank
5%
2
0,1
Bank Strategic Plan
Catatan :
Notes :
Rencana Bisnis Bank telah sesuai dengan visi dan misi Bank serta Rencana Korporasi (Corporate Plan) Bank yang disusun dengan memperhatikan seluruh faktor eksternal dan internal, prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang sehat. Namun demikian dalam penyusunan RBB masih perlu upaya strategi yang tepat dan realistis, khususnya dalam rangka meningkatkan struktur permodalan dan pengelolaan likuiditas.
Bank Business Plan has been in accordance with vision and mission of the Bank and Bank Corporate Plan which is set considering internal and external factors, prudent and priciples of healthy Bank. However, the arrangement of Bank Business Plan still needs realistic and proper strategy, especially to increase capital structure and liquidity management.
Nilai Komposit/Composite Mark
100%
1,950 : Tata Kelola Baik/Good Governance
Peringkat Komposit/Composite Rank
1,950
Tata Kelola Baik
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
87
Etika Perusahaan Company Ethics
Bank Kesejahteraan telah merumuskan beberapa kebijakan yang dijadikan landasan dan falsafah yang menyangkut etika perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya, antara lain: Bank Kesejahteraan has formulated some policies which became the basis and philosophy in relation with company ethic in running its business, among others:
88
Budaya Perusahaan Ketahanan Bank Kesejahteraan dalam menjalankan bisnis perbankan yang resmi beroperasi sejak tahun 1992 dan berhasil melewati krisis ekonomi di tahun 1997-1998 sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah atas kemampuan Bank Kesejahteraan dalam memadukan idealisme usaha dengan budaya kerja menuju kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, perusahaan memandang perlu untuk menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai budaya kerja yang harus dianut oleh setiap insan Bank Kesejahteraan dalam menjalankan setiap tugas.
Corporate Culture Sustainability of Bank Kesejahteraan in running banking business which formally operated since 1992 and successfully passed the economic crisis 1997 – 1998 is a blessing for the ability of Bank Kesejahteraan in combining business idealism and work culture toward common welfare. Therefore, the company believes it is important to strengthen and developing the values of work culture which must be obeyed by every individuals in Bank Kesejahteraan in performing every duty.
Bank Kesejahteraan telah menuangkan nilai-nilai tersebut melalui pilar-pilar Budaya Kerja Bank Kesejahteraan yang berlandaskan atas asas “it for us” dan dijabarkan menjadi Integrity, Teamwork, Focus on Customer, Result Oriented, Responsibility dan Continuous Improvement. Budaya Kerja tersebut telah disosialisasikan ke seluruh insan Bank Kesejahteraan dengan memberikan Buku Pedoman Budaya Kerja sebagai dasar dan acuan dalam penerapan nilai-nilai Budaya Kerja di lingkungan kerja.
Bank Kesejahteraan has laid down the values through the pillars of Work Culture of Bank Kesejahteraan based on the “it for us” basis which stands for Integrity, Teamwork, Focus on Customer, Result Oriented, Responsibility, and Continuous Improvement. The Work Culture has been socialized to all individuals of Bank Kesejahteraan by distributing Work Culture Guidance Book as the basis and reference in implemeting the values of Work Culture in their working surrounding.
Pedoman Perilaku Perusahaan serta Etika Pencegahan Korupsi dan Benturan Kepentingan Berdasarkan nilai-nilai budaya yang tertuang dalam pilar Budaya Kerja dan pinsip tata kelola perusahaan, Bank Kesejahteraan telah memiliki Buku Pedoman Perusahaan yang mengatur segala kebijakan dan ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan. Secara garis besar, Buku Pedoman Perusahaan tersebut berisi
Company Behaviour Guidance and the Ethic of Preventing Corruption and Conflict of Interest Based on the culture values expressed in the Pillars of Work Culture and GCG principles, Bank Kesejahteraan has owned Company Guidance Book which regulates all policies and regulation in performing duties. Basically, Company Guidance Book consists of behaviour guidance for employee in daily
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
tentang pedoman perilaku pegawai dalam aktivitas kerja sehari-hari dan tata cara dalam menjalin kemitraan dengan para pemangku kepentingan yang harus ditaati oleh seluruh pegawai. Penyusunan atas ketentuan dan kebijakan tersebut sewaktu-waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan.
activities and the mechanism in building relationship with the stakeholders, which must be obeyed by all employees. The arrangement of the policies can be adjusted in accordance with the requirements and condition of the company.
Bank Kesejahteraan juga memberikan larangan kepada seluruh pegawai untuk melakukan tindakan korupsi, tindakan benturan kepentingan, atau tindakan yang mendorong terjadinya korupsi maupun benturan kepentingan yang diwujudkan dalam penandatanganan surat pernyataan di atas materai guna menghindari iklim persaingan kerja yang dapat merugikan perusahaan. Selain itu, Bank Kesejahteraan telah merumuskan kebijakan dalam menyelesaikan setiap perselisihan maupun perbedaan yang menyangkut hubungan industrial antara perusahaan dengan pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bank Kesejahteraan also prohibits its employees to corrupt, to have conflict of interest, or to act which encourage corruption or conflict of interest which written on the stamp duty to prevent the unhealthy work competition which cause loss to the Company. Furthermore, bank Kesejahteraan also formulated the policy in settling disputes and differences related to industrial relationship between the company and the employee in accordance with the prevailing rules.
Keterbukaan Informasi Bank Kesejahteraan senantiasa berusaha untuk dapat mengungkapkan segala informasi secara lengkap, akurat, transparansi, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh stakeholder dengan memperhatikan kepentingan perusahaan dan peraturan yang berlaku.
Open Information Bank Kesejahteraan always try to disclose all information completely , accurately, transparent, timely, accountable to all stakeholders, taking into account the interest of the company and the prevailing rules.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
89
90
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Pengelolaan
Sumber Daya Manusia dan Informasi Teknologi Human Resources and Technology Information 92
Komposisi dan Jumlah Pegawai
94
Peningkatan Kompetensi
94
Kesetaraan Pegawai
94
Rasio Gaji
95
Informasi Teknologi
Composition and number of employees Competency Improvement Employee’s Equality Salary Ratio
Technology Information
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
91
92
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia menjadi aset penting perusahaan dalam melakukan pengelolaan untuk memberikan nilai tambah yang berkesinambungan bagi perusahaan sesuai visi dan misi yang dimiliki. Menyadari hal tersebut, Bank Kesejahteraan senantiasa melakukan berbagai inisiatif yang memungkinkan Bank Kesejahteraan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja bisnisnya salah satunya melalui pengelolaan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki.
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT Human resource is important asset for the company to give continuous additional value for the company, in line with its vision and mission. Realizing the fact, Bank Kesejahteraan always carry out various initiatives which enable Bank Kesejahteraan to keep and increase its business performance, oamong others through management of its human resources.
Komposisi dan Jumlah Pegawai Bank Kesejahteraan senantiasa melakukan optimalisasi dalam pengelolaan sumber daya manusia dengan tetap memperhatikan kepentingan pekerja untuk membentuk dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia profesional secara konsisten. Salah satunya ditunjukkan dengan mulai diadakannya Officer Development Program (ODP) untuk angkatan pertama yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2010. Pada tahun 2010, jumlah pegawai Bank Kesejahteraan berjumlah 265 pegawai yang menunjukkan peningkatan sebesar 55,88% dari akhir tahun 2009.
Composition of Employees Bank Kesejahteraan always optimizes human resources management, taking into account the interest of the employees to consistently build and develop the quality of professional human resources. One of the program is the Officer Development Program (ODP) first batch held on March 2010. In 2010, the number of employees of Bank Kesejahteraan was 265, increase by 55.88% from the end of 2009.
Penyebaran jumlah pegawai pada tahun 2010 adalah 125 (47%) di Kantor Pusat dan 140 (53%) di seluruh Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu. Peningkatan jumlah pegawai tersebut berbanding lurus dengan ekspansi yang dilakukan Bank Kesejahteraan melalui penambahan jumlah Kantor Cabang di beberapa daerah. Di masa depan, Bank Kesejahteran akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pegawai seiring dengan pertumbuhan positif atas ekspansi bisnis.
Distribution of employees on 2010 was 125 (47%) in the Head Office and 140 (53%) in all Branch and sub Branch offices. The increase of the employees correspond with the expansion by Bank Kesejahteraan by the addition of branch offices in various area. In the future, Bank Kesejahteran will increase the quantity and quality of its employees in line with positive growth on its business expansion.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Composition of Employees based on their education NO
2009
PENDIDIKAN/EDUCATION
TETAP/Permanent
2010
NON TETAP/Temporary
TETAP/Permanent
NON TETAP/Temporary
1
S3
-
2
-
2
2
S2
8
10
10
6
3
S1
73
40
98
58
4
Diploma
21
8
19
15
5
SLTA
8
41
8
51
6
SLTP
5
2
5
2
7
SD Jumlah/Total*)
4
-
3
-
119
103
143
134
*) termasuk 4 Direksi, 4 Komisaris, 3 Staf Ahli, dan tenaga outsourching included 4 Directors, 4 Commissioners, 3 Experts and outsourcing
Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan Composition of Employees based on Occupation NO
KELOMPOK JABATAN
2009
2010
OCCUPATION GROUP
1
Pemimpin Divisi
6
7
Head of Division
2
Pemimpin Cabang
6
9
Branch Manager
3
Wakil Pemimpin Cabang,
5
4
Branch Deputy Manager,
Pemimpin Bidang,
12
13
Head of Sector,
Pemimpin Satker
5
5
Chief Unit
4
Staf
78
105
Staff
5
Pelaksana
44
57
Assistant
6
Non Clerical
55
65
Non Clerical
211
265
Jumlah
Total
Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia Composition of Employees based on Ages NO
KELOMPOK USIA/ Ages Range
2009
2010
1
20 s.d 30
98
149
2
31 s.d 40
58
63
3
41 s.d 50
44
48
4
51 ke atas
22
17
Jumlah*)
222
277
*) termasuk 4 Direksi, 4 Komisaris, 3 Staf Ahli, dan tenaga outsour included 4 Directors, 4 Commissioners, 3 Experts and outsourcing
2009
2010
51 keatas
51- keatas
41-50
41-50 20-30
20-30
31-40 31-40
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
93
94
Peningkatan Kompetensi Peningkatan kompetensi dan profesionalisme pegawai menjadi salah satu fokus Bank Kesejahteraan untuk dapat memenangkan persaingan pada bidang perbankan yang semakin ketat. Selama tahun 2010, Bank Kesejahteraan telah melaksanakan berbagai pendidikan maupun pelatihan bagi pegawai dengan biaya mencapai Rp2,039 juta untuk berbagai macam program pendidikan baik intern dan ekstern. Hal tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 92% dari biaya pelatihan dan pelatihan pegawai di tahun 2009.
Improvement on the competency Improvement on the competency and professionalism of the employees is one focus of Bank Kesejahteraan to win the tighter competition in banking industry. During 2010, Bank Kesejahteraan has held various training for its employees which cost IDR. 2.039 million for various training program either internal or external. It shows an increase of 92% of from training cost in 2009
Dalam mempersiapkan pegawai dengan kompetensi sesuai yang dibutuhkan bagi pengembangan bank di kemudian hari dalam persaingan dunia perbankan yang semakin ketat maka di tahun 2010, Bank Kesejahteraan mengadakan program pendidikan untuk menciptakan kader-kader pemimpin Bank Kesejahteraan di kemudian hari melalui Officer Development Program (ODP) Angkatan 1 yang dimulai sejak bulan Maret 2010. Sedangkan peningkatan kompetensi bagi pegawai juga terus dilakukan melalui pendidikan maupun pelatihan yang diadakan secara merata pada seluruh jenjang organisasi sesuai kebutuhan Bank Kesejahteraan termasuk penyempurnaan utama terhadap sistem remunerasi dengan berbasiskan hasil evaluasi jabatan atas setiap kompetensi yang dimiliki.
In providing its employees with suitable competeny as required for banking development in the future, in the tighter banking competition, in 2010 Bank Kesejahteraan held an education program to prepare the candidates for leaders of Bank Kesejahteraan in the future through the Officer Development Program (ODP) first batch on March 2010. Competency improvement for employees also conducted through education or training in all levels of the organization in accordance with the need of Bank Kesejahteraan, including the perfection of remuneration system based on the result of evaluation on the competency.
Kesetaraan Pegawai Bank Kesejahteraan menjunjung tinggi kewajaran dalam mengelola sumber daya manusia yang dimiliki sehingga Bank Kesejahteraan memberikan kesempatan yang setara kepada seluruh pegawai dalam mengembangkan karir sesuai kompetensi yang dimiliki tanpa membedakan suku, ras, golongan, gender, kondisi fisik, maupun agama yang dianut setiap pegawai. Penilaian kinerja pegawai yang didasarkan atas dasar kompetensi pegawai memberikan jaminan kepada seluruh insan atas kesetaraan tanggung jawab dan beban kerja internal sehingga persaingan antar pegawai dapat tetap tumbuh secara kompetitif dan sehat.
Employees Equality Bank Kesejahteraan honors the fairness in human resource management so that Bank Kesejahteraan gives equal opportunities to all employees in developing their carreer without considering their tribe, race, group, gender, physical condition, or religion of the emplloyees. Perfomance assessment of the employees which based on the competency of the employees ensures all individuals on the equality of responsibility and internal work load, so the competition among employees still fair and healthy.
Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah Pada tahun 2010, skala perbandingan rasio gaji tertinggi dan terendah sebagai berikut:
Ratio of the highest and lowest salary In 2010, the ratio of the highest and lowest salary was as follow:
No.
Keterangan/Remarks
Rasio/Ratio
Highest and lowest salary of the employee
1
Gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah
11,29 X
Highest and lowest salary of the Directors
2
Gaji Direksi yang tertinggi dan terendah
1,19 X
Highest and lowest salary of the Commissioners
3
Gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah
1,11 X
Highest salary of Director and Highest salary of employees
4
Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi
2,70 X
Highest salary of Director and Highest salary of employees
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
INFORMASI TEKNOLOGI Program kerja Bank Kesejahteraan yang diimplementasikan pada tahun 2010 diarahkan guna memperkuat dan mengembangkan segala yang telah dicapai pada tahun 2009. Salah satunya termasuk pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi Bank Kesejahteraan sebagai dukungan untuk meningkatkan daya saing Bank Kesejahteraan dalam memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat terhadap kebutuhan pada industri perbankan.
TECHNOLOGY INFORMATION Work program of Bank Kesejahteraan implemented in 2010 was directed to strengthen all that has been achieved in 2009. Among others was the development of Technology and Informaion System of Bank Kesejahteraan as the support to increase the power of competition of Bank Kesejahteraan in giving maximum service to the society on the need on banking industry.
Oleh karenanya, sebagai langkah Bank Kesejahteraan untuk memantapkan segala pencapaian di tahun 2009, Bank Kesejahteraan berusaha menempuh strategi yang dinilai mampu menjamin adanya dukungan kuat terhadap program kerja Bank Kesejahteraan untuk tahun 2010 melalui:
Therefore, as the step of Bank Kesejahteraan to empower the achievement of 2009, Bank Kesejahteraan tries to set a strategy which is able to ensure the strong support for work program of Bank Kesejahteraan in 2010 through:
elanjutkan pengembangan sistem aplikasi dan fitur terkait M penciptaan Pesaluran Penghantaran (delivery system) yang lebih luas guna memenuhi kebutuhan nasabah terhadap tingkat kenyamanan, keamanan, dan kecepatan layanan. Melakukan pembaruan IT secara berkelanjutan melalui pengembangan transformasi Core Banking System (CBS) yang dilakukan guna memenuhi ketentuan dari Bank Indonesia yang dituangkan dalam PBI Nomor 9/15/PBI/2007 dan SEBI No. 9/30/DPNP tanggal 12 Desember 2007 dan mendukung visi dan misi Bank Kesejahteraan yang dituangkan pula ke dalam Business Continuity Planning (BCP) untuk memastikan keberlangsungan usaha bank sehubungan dengan kondisi atau kejadian yang mengganggu atau mengancam kelangsungan usaha.
Continuing the development of the application system and features related to the creation of the wider delivery system to fulfil the need of customers on the comfortable, secure, and quick service. Continuously updating IT through the transformation of Core Banking System (CBS) which is conducted to comply with the regulation of Bank Indonesia as stated in the Announcement of Bank Indonesia No. 9/15/PBI/2007 and circular of Bank Indonesia No. 9/30/DPNP dated 12 December 2007 and to support the vision and mission of Bank Kesejahteraan which also stated in the Business Continuity Planning (BCP) to ensure the business continuity of the bank in relation with a condition or events which disturb or threaten the business continuity.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
95
96
Sepanjang tahun 2010, Teknologi dan Sistem Informasi Bank Kesejahteraan telah melakukan berbagai pengembangan baik dalam kaitannya sebagai dukungan atas regulasi, kebijakan intern, pengembangan produk baru, maupun pengembangan sistem dalam upaya mewujudkan dukungan maksimal atas pelaporan dan transaksi perbankan.
During 2010, the Technology and Information System of Bank Kesejahteraan had conducted various development either to support the regulation, internal policy, development of new products or system development in order to give maximum support on the reports and banking transaction.
•• R egulasi Bank Kesejahteraan telah melakukan penyempurnaan dalam penggunaan IT melalui pengembangan aplikasi Core Banking Bank Vision dan Non Core Banking (Daftar Hitam Nasional, Know Your Customer/ Anti Money Laundering) dan persiapan atas pemindahan lokasi DRC ke lokasi baru guna memenuhi ketentuan yang diatur oleh Bank Indonesia.
•• Regulation Bank Kesejahteraan has completed the use of IT through the development of Core Banking Bank Vision application and Non Core Banking application (National Black List, Know Your Customer/ Anti Money Laundering) and prepared the migration of the DRC to the new location to comply with the regulation of Bank Indonesia.
Melaksanakan perbaikan dan pengembangan aplikasi guna mendukung pelaporan bank melalui aplikasi untuk Laporan Bank Umum (LBU), Laporan Harian Bank Umum (LHBU), Laporan Bulanan Bank Umum (LBBU) dan Sistem Informasi Debitur (SID).
Improving and developing the application to support bank report through the application of Public Bank Report, Public Bank Daily Report, Public Bank Monthly Report, and Debtor Information System.
•• K ebijakan Pelayanan perbankan untuk menciptakan layanan perbankan yang cepat, nyaman dan praktis menjadi faktor terpenting dalam memantapkan keberadaan Bank Kesejahteraan di tengah masyarakat sehingga di tahun 2010 Bank Kesejahteraan terus melakukan perbaikan IT melalui pemeliharaan dan peremajaan komunikasi pada jaringan Kantor Pusat, serta pengembangan dan pemeliharaan aplikasi sistem backup ”MIMIX”.
•• Policy Bank services to create a quick, comfortable, and practical service is the most important factor in empowering the existence of Bank Kesejahteraan in the society, so that in 2010 Bank Kesejahteraan keeps improving the IT through maintenance and renew the network communication in Head Office network and development and maintenance of back up application system ”MIMIX”.
•• P roduk Baru Perbaikan dan peningkatan kualitas IT telah dilakukan sepanjang tahun 2010 untuk memenuhi kebutuhan dukungan sistem atas peluncuran produk baru dan pengembangan jaringan ATM guna menghantarkan layanan yang lebih luas kepada masyarakat.
•• New Product Maintenance and improvement of IT quality had been done in 2010 to meet the need of support system for launching of new product and the development of ATM Network to deliver wider service to public.
•• P engembangan Melaksanakan sistem pengendalian intern atas penggunaan IT terkait automatisasi proses analisa kredit dan kebutuhan operasional antara lain, Credit Rating dan Credit Scoring, Human Resource Management System, Card Management System, Probability Default untuk Pinjaman, SMS Broadcast System, Asuransi, dan Homepage dan Mail System.
•• Development Conducting internal control system for the use of IT in connection with the automatication of the credit analysis process and operational need such as Credit Rating and Credit Scoring, Human Resource Management System, Card Management System, Probability Default for loan, SMS Broadcast System, Insurance and Homepage & Mail System.
Pengamanan terhadap sistem IT Bank Kesejahteraan terus dilakukan selama tahun 2010 sebagai upaya untuk menjaga kualitas dan kerahasiaan bank melalui: Pengamanan fisik atas sarana teknologi utama yang diletakkan pada Data Center yang ada di Kantor Pusat lantai 2 dengan berbagai pengamanan berupa pemantauan berkala oleh satuan petugas, CCTV, dan pengaturan fisik ruangan.
Protection of the IT system of Bank Kesejahteraan is conducted in 2010 as he effort to keep the quality and privacy of the bank through Physical protection of the main technology facilities placed in the Data Center located in the Head Office 2nd floor with various protection such as regular inspection by security officer, CCTV and physical space arrangement.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
engamanan informasi dan data melalui pengaturan P kebijakan yang mengatur pemberian aplikasi sesuai fungsi dari user, penyampaian data kepada pihak yang berkepentingan, dan penyimpanan data dan/atau informasi pada ruang penyimpanan data yang tahan api. Membagi fungsi Sumber Daya Manusia ke dalam 3 (tiga) fungsi yakni Pengembangan Aplikasi, Support, Security Administration dan Quality Assurance.
Protection of data and information through the policy which regulates the application access according to the function of the user, data submission to the related party , and data and/or information storage in fire-proof data storage room.
Penggunaan Teknologi Informasi dapat meningkatkan risiko yang dihadapi perbankan termasuk bagi Bank Kesejahteraan. Dalam rangka memitigasi risiko tersebut, Bank Kesejahteraan merespon peraturan yang ditetapkan Bank Indonesia dengan menerapkan manajamen risiko dalam penggunaan Teknologi Informasi melalui langkah-langkah sebagai berikut: Pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris terhadap kebijakan Business Continuity Planning (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP). Penetapan kebijakan dan pelaksanaan Business Continuity Planning (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) oleh Direksi dan pengawasan oleh Direktur Kepatuhan untuk memastikan pelaksanaan BCP dan DRP dapat dilakukan sesuai dengan pelatihan dan/atau pelaksanaan uji coba yang memadai. Penyusunan dan pelaksanaan review pedoman BCP dan DRP oleh Divisi Manajemen Risiko berdasarkan hasil analisa dan evaluasi terhadap situasi yang disebabkan kegagalan operasional yang berpotensi menimbulkan kerugian. Pemantauan aktif, evaluasi dan peran aktif oleh Audit Intern dalam meningkatkan efektifitas pelaksanaan BCP dan DRP. Mewajibkan pemahaman BCP dan DRP oleh sumber daya manusia intern maupun ekstern (vendor) dalam keterlibatannya dengan simulasi dan pelatihan BCP dan DRP sebagaimana yang telah ditetapkan.
The usage of Information System can increase the risk faced by banks including Bank Kesejahteraan. In order to mitigate the risk, Bank Kesejahteraan responses to regulations set by Bank Indonesia by carrying out risk management in the usage of Information Technology through the following steps:
Dividing the human resources function into 3 (three), which are Application Development, Support, Security Administration and Quality Assurance.
Active supervision by the Board of Commissioners on policies of Business Continuity Planning (BCP) and Disaster Recovery Plan (DRP). Policy setting and implementation of Business Continuity Planning (BCP) and Disaster Recovery Plan (DRP) are done by the Board of Directors and supervision by the Director of Compliance in order to ensure that the implementation of BCP and DRP is done in accordance with the training and/ or adequate test. The preparation and implementation of guidance peerview of BCP and DRP by the Risk Management Division is based on the result of analysis and evaluation of situations caused by operasional failure which may cause company loss. Active supervision, evaluation and supervision by Internal Audit in increasing the effectiveness of BCP andDRP. Imposing the understanding of BCP and DRP by internal and external human resources (vendor) in their involvement with simulation and training of BCP and DRP in accordance with the regulation.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
97
Informasi
Perusahaan Company Information
98
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
100
Riwayat Hidup Dewan Komisaris
104
Riwayat Hidup Direksi
109
Tanggung Jawab Pelaporan
110
Nama dan Alamat Lembaga Profesi Penunjang
111
Alamat Kantor Pusat dan Kantor Cabang
Brief Biography of the Board of Commissioners Brief Biography of The Board of Directors Responsibility Of The Report
Name and Address of Supporting Professional Firms
Addresses of the Head Office and Branch Offices.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
99
Dewan Komisaris Board Of Commissioners
100
Wagiono Ismangil, Prof. DR Komisaris Utama
Wagiono Ismangil, Prof. DR Chairman
Lahir di Bandung tahun 1935, Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1960, pasca sarjana Busines Administration Universitas of Southern California dan Universitas California Berkeley, USA tahun 1974. Sejak 1960 sampai sekarang mengabdi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai dosen dan Dekan FE UI 1984-1988. Pada tahun 1988 – 1995 berkarir di Departemen Koperasi sebagai Sekjen 1988-1993, dan menjadi Kabalitbang pada tahun 1993-1995. Direktur Eksekutif Institut Pengembangan Managemen Indonesia. Tahun 1976-1980 anggota komisaris PT Aneka Tambang. Pada tahun 19972003 memasuki dunia perbankan sebagai Komisaris Utama PT Rabobank Indonesia dan PT Rabofinance. Sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang sebagai Ketua Umum Induk Koperasi Pegawai RI (IKP-RI). Diangkat sebagai Komisaris Utama Bank Kesejahteraan sejak 15 April 2004.
Born in Bandung in the year 1935, he obtained a Bachelor Degree in Economics from the University of Indonesia year 1960, Master Degree in Busines Administration from the University of Southern California and University of California Berkeley, USA in the year 1974. Since 1960 until now, he has devoted himself to the Economic Faculty of the University of Indonesia, as lecturer and Dean of EF of UI 1984 -1988. From the year 1988 – 1995, he pursued a career in the Department of Koperasi as Secretary General from 1988-1993, Head of R&D Division from 1993-1995. He became Executive Director of the Institute of Management Development Indonesia. From the year 1997-2003 he entered the banking world as Chairman of PT Rabobank Indonesia and PT Rabofinance. From the year 1976-1980 he was Member of Commissioner of PT Aneka Tambang. Since 2002 until now, he became the Head of Induk Koperasi Pegawai RI (IKP-RI). He was appointed as Chairman of Bank Kesejahteraan since April 15, 2004.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Drs. Achmad Subianto, MBA Komisaris
Drs. Achmad Subianto, MBA Commissioner
Lahir di Cilacap, Jawa Tengah tahun 1946. Mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro, Semarang tahun tahun 1971, mencapai gelar MBA Konsentrasi Finance dan IT Program Pasca Sarjana University Syracuse, New York, USA tahun 1977. Pada Tahun 1971-1989 berkarir di Departemen Keuangan dengan jabatan Kasubit Perusahaan Industri dan Pertambangan. Menjabat Direktur Keuangan dan Administrasi PT Garuda Indonesia tahun 1989-1993. Selanjutnya pada tahun 19931996 sebagai Deputi Bidang Ekonomi dan Pengawasan Badan Pengelola Industri Strategis. Pada tahun 1996-1998 kembali menjabat Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia. Sesmen Kementerian BUMN tahun 1998-2000, Kemudian pada tahun 2000-2008 Direktur Utama PT Taspen dan Ketua Umum BAZNAS tahun 2001-2004. Diangkat sebagai Komisaris Bank Kesejahteraan mulai bulan April 2008 hingga sekarang.
He was born in Cilacap, Central Jawa in 1946. He attained his Bachelor Degree in Economics from the University of Diponegoro, Semarang in 1971, attained his MBA concentrating on Finance and IT in Master Degree Program of University of Syracuse, New York, USA in 1977. From the year 1971-1989 he pursued his career in the Department of Finance as Head of Sub Division of Industrial and Mining Company. He became Finance and Administration Director of PT Garuda Indonesia since 1989-1993. After that, since 1993-1996, he became Deputy of Economics and Institution of Strategic Industry Management. From 1996-1998 he again took the position of Finance Director of PT Garuda Indonesia. He then became Secretary to the Minister of State Owned Companies from 1998-2000, Then from 2000-2008 he became Chairman of PT Taspen and Chairman of BAZNAS from 2001-2004. He was appointed as Commissioner of Bank Kesejahteraan since April 2008 until now.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
101
102
Jusuf Amiruddin, SE ,MM. Komisaris Independen
Jusuf Amiruddin, SE ,MM. Independent Commissioner
Lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat tahun 1946. Mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia, Jakarta tahun 1984, Magister Managemen Universitas Indonesia tahun 1989. Meniti karir di PT Pertamina sejak tahun 1973 dengan Jabatan terakhir sebagai Kepala Dinas Anggaran Investasi dan selanjutnya ditunjuk sebagai Direksi Dana Pensiun Pertamina pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2001. Diangkat sebagai Komisaris Bank Kesejahteraan mulai bulan Januari 2002 hingga sekarang.
He was born in Payakumbuh, West Sumatera in 1946. He attained his Bachelor Degree in University of Indonesia, Jakarta in 1984, his Magister Management title from the University of Indonesia in 1989. He pursued a career in PT Pertamina since 1973 with his last position as Head of Financial Investment Office and was selected as Director of Pension Fund of Pertamina from th1999 Up to 2001. Assigned as Commissioner of Bank Kesejahteraan from January 2002 until now.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
DR. Mahyuddin Ramli, MBA. Komisaris Independen
DR. Mahyuddin Ramli, MBA. Independent Commissioner
Lahir di Padang, Sumatera Barat tahun 1953. Mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Andalas, Padang tahun 1979, mencapai gelar MBA Business Administration dari University of Denver tahun 1994 dan mencapai gelar PhD Manajemen Keuangan Program Pasca Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 2005.
He was born in di Padang, Sumatera Bar in 1953. He attained his Bachelor Degree in Economics from the University of Andalas, Padang in 1979, he attained his master degree MBA in Business Administration from the University of Denver in 1994 and his PhD in Financial Management, Faculty of Ekonomi Universitas Indonesia tahun 2005.
Meniti karir di Bank Ekspor Impor Indonesia tahun 1981–1999 dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Kepala Cabang Medan. Selanjutnya berkarir di Bank Mandiri sejak tahun 1999 dengan jabatan terakhir sebagai Regional Manager. Diangkat sebagai Komisaris Bank Kesejahteraan mulai bulan Juni 2007 hingga sekarang.
He pursued a carreer in Bank Mandiri in 1999 with his last positin as Regional Manager and then he pursued a career in Bank Ekspor Impor Indonesia from 1981 – 1999 with the last position as Deputy of Head of Recess in Board if Medan. He was sworn as Commissioner of Bank Kesejahteraan since June 2007 until now.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
103
Direksi
Board Of Directors
104
R.M. Yunianto Budi Sudarmodjo, SE Direktur Utama
R.M. Yunianto Budi Sudarmodjo, SE President Director
Lahir di Lahat, Sumatera Selatan tahun 1957, Sarjana Ekonomi UKI Jakarta tahun 1984. Bekerja di Mercubuana Group bidang Automotif Divisi Keuangan tahun 1984, kemudian bergabung dengan Bank Bukopin pada tahun 1985 dengan jabatan terakhir sebagai Pimpinan Cabang Cirebon sampai tahun 1989. Sejak 1991, bergabung dengan IKP-RI sebagai anggota TIM Persiapan Pembukaan Bank Kesejahteraan dan pada tahun 1992 diangkat sebagai Kepala Divisi Pengawasan kemudian diangkat sebagai Direktur Pengawasan tahun 1993, diangkat sebagai Direktur Kredit tahun 1994, diangkat sebagai Direktur Kepatuhan tahun 2000 dan jabatan terakhir sebagai Direktur Pengembangan Bisnis untuk masa jabatan 2004–2009. Pada RUPS tanggal 15 April 2009 diangkat sebagai Direktur Utama untuk masa jabatan 2009–2014.
He was born in Lahat, South Sumatera in 1957 for his Economics Bachelor Degree in UKI Jakarta in 1984. He worked for Mercubuana Group in the Keuangan Automotif Division tahun 1984. Then he joined Bank Bukopin in 1985 with his last position as Head of Branch Office of Cirebon until 1989. In 1991, he joined IKP-RI as member of a team for preparation, opening of Bank Kesejahteraan an in the year 1992 he was appointed as Head of Division of Supervision and then he was appointed as Director of Supervision in 1993, as Director of Credit in 1994, as Director of Compliance in 2000 and his last position as Director of Business Development from 2004 – 2009. During the share holder meeting on April 15, 2009 he was elected as Chairman for the periode of 2009 – 2014.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Wahju Hidajat, SE, M Hum Direktur
Wahju Hidajat, SE, M Hum Director
Lahir di Jakarta tahun 1960, Sarjana Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Jakarta tahun 1985, Pasca Sarjana Magister Hukum Bisnis Universitas Gajah Mada tahun 2007. Memperoleh gelar profesi CWM (Certified Wealth Management) dari Magister Manajemen UGM tahun 2010. Tahun 1987 bekerja di Lembaga Usaha Perkreditan Induk Koperasi Pegawai RI (IKP-RI), kemudian bergabung dengan Bank Kesejahteraan yang didirikan oleh IKP-RI pada tahun 1992 sebagai Account Officer (AO). Tahun 1993 diangkat sebagai Kepala Bagian Kredit, dan tahun 1997 dipromosikan menjadi Kepala Kelompok Penyelesaian Kredit Bermasalah hingga tahun 2002. Selanjutnya tahun 2002 diangkat sebagai Kepala Divisi Treasury dan Pemasaran Dana hingga tahun 2007, diangkat sebagai Direktur Dana dan Layanan untuk masa jabatan sampai tahun 2009 dan pada RUPS tanggal 15 April 2009 diangkat kembali sebagai Direktur Dana dan Layanan untuk masa jabatan 2009 –2014.
He was born in Jakarta in 1960. He obtained his Bachelor Degree in Economics from the Christian University Indonesia Jakarta in 1985, his Master Degree in Business Law from the University of Gajah Mada in 2007. Earned his master's profession of CWM (Certified Wealth Management) from Magister Management UGM in 2010. In the year 1987 he worked at the Usaha Perkreditan Induk Koperasi Pegawai RI (IKP-RI), then he joined Bank Kesejahteraan which was established by IKP-RI in the year 1992 as Account Officer (AO). In 1993 he was appointed as Head of Division of Credit, and in 1997 promoted as team of settlement of bad debt until 2002. Then in 2002 he was appointed as Head of Treasury Division and Marketing of funds eversince 2007, as Director of Funds and Services for the rest of his tenure in 2009 and durin the stakegolder’s meting, on April 15, 2009 he was Director of funds and services for the periode of 2009 – 2014.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
105
106
Silo Edi, SE Direktur
Silo Edi, SE Director
Lahir di Surabaya tahun 1962, Sarjana Ekonomi Universitas Krisna Dwipayana Jakarta tahun 1986. Bekerja di ACC Departemen PT National Astra Motor tahun 1986, kemudian bergabung dengan PT Bank Tata tahun 1988 dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Bagian Operasional sampai tahun 1990. Pada tahun 1990 bergabung dengan Bank Kesejahteraan sebagai Kepala Bagian Otomasi dan Pembukuan, diangkat sebagai kepala Divisi Operasi tahun 1995, Kepala Divisi Pengendalian dan Dokumentasi Kredit tahun 1999, Kepala Divisi Dana tahun 2001, Pemimpin Satuan Kerja Audit Intern tahun 2002. Selanjutnya tahun 2005 diangkat sebagai Kepala Divisi Kredit hingga tahun 2009. Pada RUPS tanggal 15 April 2009 diangkat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis untuk masa jabatan 2009 – 2014.
He was born in Surabaya in the year 1962. He attained his Economics Bachelor Degree from the University of Krisna Dwipayana Jakarta in 1986. He worked in ACC Department of PT National Astra Motor in 1986, then he joined PT Bank Tata in 1988 with his last position as head of Operational Division until 1990. In 1990 he joined Bank Kesejahteraan as Head of Division of Otomation and Accounting, appointed as head of Division of Operations in 1995, Head of Division of Credit Control and Dokumentation in 1999, Head of Division of Funds in 2001, Head of Internal Audit unit in 2002. Then, in 2005 he was appointed as Head of Division of Credit until 2009. During the Share holders’ meeting on April 15, 2009 he was appointed as Director of Business Development for the period of 2009 – 2014.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Arif Hidayat, SE, Akt Direktur
Arif Hidayat, SE, Akt Director
Lahir di Cilacap tahun 1963, Sarjana Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang tahun 1988. Tahun 1988 bekerja di Lembaga Usaha Perkreditan Induk Koperasi Pegawai RI (IKP-RI) dengan jabatan Kepala bagian Akuntansi dan Kuangan, kemudian bergabung dengan Bank Kesejahteraan pada tahun 1992 sebagai Kepala Bagian Pasar Uang, diangkat sebagai kepala Divisi Treasury tahun 1996, Kepala Divisi Kredit tahun 2003. Selanjutnya tahun 2004 diangkat sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko hingga tahun 2009. Pada RUPS tanggal 15 April 2009 diangkat sebagi Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko untuk masa jabatan 2009 – 2014.
He was born in Cilacap in 1963. He attained his Bachelor Degree in Economics from the University of Diponegoro Semarang in 1988. In 1988 he worked in Lembaga Usaha Perkreditan Induk Koperasi Pegawai RI (IKP-RI) with his last position as Head of Division in Accounting and Finance, then he joined Bank Kesejahteraan in 1992 as Head of Division of Money Market, he was appointed as Head of Treasury Division in 1996, Head of Credit Division in 2003. Then, he was appointed in 2004 as Head of Division of Risk Management until 2009. During the Share holders’ meeting in April 15, 2009 he was appointed as Direktor Compliance for the periode of 2009 – 2014.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
107
Informasi Perusahaan Informasi Perusahaan
SUSUNAN DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
Komisaris Utama/Chairman
Prof. DR.Wagiono Ismangil
Komisaris/Commissioner
Drs. Achmad Subianto, MBA
Komisaris (Komisaris Independen) Commissioner (Independent Commissioner)
Jusuf Amiruddin SE.MM
Komisaris (Komisaris Independen) Commissioner (Independent Commissioner)
DR. Mahyuddin Ramli, MBA
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
Direktur Utama/President Director
RM Yunianto Budi Sudarmodjo, SE
Direktur/Director
Wahju Hidajat, SE.M Hum
Direktur/Director
Silo Edi, SE
Direktur/Director
Arif Hidayat, SE,Akt
KEPALA DIVISI HEAD OF DIVISIONS
Divisi Operasi Ir. Bambang Heru Tristiono Operation Division Divisi Dana dan Treasury Evangelina Sintawati, SE Funds and Treasury Division Divisi Pemasaran Kredit Setiawan Harsono, SE Credit Marketing Division Divisi Manajemen Risiko R.S. Poernomo, SMn Risk Management Division Divisi Sumber Daya Manusia Dhini Laswita, SH Human Resources Division Divisi Perencanaan dan Pengendalian Keuangan Ir. Brazano R Hakim Financial Planning and Controlling Division Divisi Audit Drs. Ermi Muchtar Audit Division
108
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Tanggung Jawab Pelaporan/Responsibility Of The Report Kebenaran atas isi Laporan Tahunan 2010 beserta dengan Laporan Keuangan dan informasi lain yang terkait di dalamnya merupakan tanggung jawab dari seluruh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi dengan membubuhkan tandatangan masing-masing di bawah ini. The correctness of content of the Financial Statements of 2010 including the Financial Report and other related information is the responsibillity of the whole Board of Commissioners and Board of Directors who have signed below.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Prof. DR. Wagiono Ismangil Komisaris Utama/Chairman
Drs. Achmad Subianto, MBA
Jusuf Amiruddin, SE, MM
DR. MahyuddinRamli, MBA
Komisaris/Commissioner
Komisaris/Commissioner
Komisaris/Commissioner
Dewan Direksi Board of Directors
R.M Yunianto, SE Direktur Utama/President Director
Wahju Hidajat, SE, M Hum
Silo Edi, SE
Arif Hidayat, SE, Akt
Direktur/Director
Direktur/Director
Direktur/Director
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
109
NAMA DAN ALAMAT LEMBAGA PROFESI PENUNJANG NAME AND ADDRESS OF SUPPORTING PROFESSIONAL FIRMS
Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Prudential Tower,17th floor Jalan Jend. Sudirman Kav. 79 Jakarta 12910, Indonesia Tel: (62-21) 57957300 Fax: (62-21) 57957301 www.bdo.co.id
Notaris dan PPAT Ny. Judy Sentana, SH, MH Rukan Permata Senayan Blok C-5 Jl. Tentara Pelajar, Patal Senayan Jakarta 12210, Indonesia Tel: (62-21) 5794-0888 Fax: (62-21) 5794-0728
Kantor Jasa Penilai Publik Felix Sutandar & Rekan Jl. Balikpapan I No. 6 Jakarta Pusat 10130, Indonesia Tel: (62-21) 63851341-42-43 Fax: (62-21) 63851340 Email:
[email protected] www.felixsutandar.com
110
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
ALAMAT KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG ADDRESS OF HEAD QUARTERS AND BRANCH OFFICES
KANTOR PUSAT/HEAD QUARTERS Gedung IKP-RI Jl. R.P Soeroso No. 21, Jakarta Pusat 10330, Indonesia Tel: (62-21) 3100422, 3100448 Fax: (62-21) 3102970 Email:
[email protected] www.bankkesejahteraan.co.id KANTOR CABANG/BRANCH OFFICES 1. Jakarta Gedung IKP-RI Jl. R.P Soeroso No. 21, Jakarta Pusat 10330, Indonesia Tel: (62-21) 3107010 Fax: (62-21) 31902333 Email:
[email protected] 2. Semarang Jl. Ahmad Yani No. 153, Semarang 60241, Indonesia Tel: (62-24) 8419727 Fax: (62-24) 8419726 Email:
[email protected] 3. Surabaya Jl. Pasar Besar No. 38 B, Surabaya 60174, Indonesia Tel: (62-31) 3574045 Fax: (62-31) 3574044 Email:
[email protected] 4. Bandung Wisma GKP-RI Jawa Barat, Jl. Lengkong Besar No. 4, Bandung 40261, Indonesia Tel: (62-22) 4263178 Fax: (62-22) 4210456 Email:
[email protected]
5. Padang Jl. Belakang Olo No. 53 B, Padang 25112, Indonesia Tel: (62-751) 811129 Fax: (62-751) 811130 Email:
[email protected] 6. Makassar Jl. A.P. Petarrani No. A-100, Makasar 90222, Indonesia Tel: (62-411) 453141 Fax: (62-411) 453074 Email:
[email protected]
KANTOR CABANG PEMBANTU SUBSIDIARY BRANCH OFFICES
1. Sudirman Wisma Bumiputera Lantai Dasar, Jl. Jend. Sudirman Kav. 75, Jakarta Selatan 12910, Indonesia Tel: (62-21) 5224531 Fax: (62-21) 5224513 Email:
[email protected] 2. Kebayoran Gedung AJB Bumiputera, Jl. Wolter Monginsidi No. 86 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12170, Indonesia Tel: (62-21) 2700270, 2700208 Fax: (62-21) 7262962 Email:
[email protected] 3. Tunjungan Jl. Tunjungan No. 42-48, Surabaya 60275, Indonesia Tel: (62-31) 5473136, 5474339,5474492 Fax: (62-31) 5474474 Email:
[email protected]
Call Center PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (62-21) 3100448, www.bankkesejahteraan.co.id,
[email protected] Gedung IKP-RI - Jl. R.P. Soeroso No. 21, Jakarta 10330, Indonesia
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
111
112
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Laporan
Akuntan Publik 2010 Audit Reports 2010
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
113
2
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit A
Exhibit A
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NERACA 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI BALANCE SHEET 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2009
ASET
ASSETS
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp nihil pada tahun 2010 dan Rp 23.929.440 pada tahun 2009
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
3.093.848.705
Cash
136.323.290.506
2b,e,4
66.668.053.842
Current accounts with Bank Indonesia
2.221.233.039
Current accounts with Other banks Net of allowance for impairment losses of Rp nil in 2010 and Rp 23,929,440 in 2009
44.853.812.892
Placements with Bank Indonesia and other banks
84.864.454.961
Marketable securities Held-to-maturity
3.392.285.125 279.567.902.686 2b,f,i,t,6
Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo
Bersih
2b,d,3
2b,e,i,t,5
Penempatan pada Ba nk Indo nesia dan B ank Lain
Kredit yang diberikan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai
4.198.301.363
43.876.565.895
2b,g,i,t,7 2b,h,i,j,t,8 31
2.245.105.851 1.608.438.371.123 (
13.828.898.175 1.320.313.011.407
43.003.601.953)
(
1.567.679.875.021 12.760.944.500
Loans
29.801.941.981) 1.304.339.967.601
2b,h,9
Related parties Third parties Allowance for impairment losses Net
13.298.902.197
Accrued interest income
6.276.801.106
Property and equipment, Net of accumulated depreciation of Rp 12,007,936,185 and Rp 10,511,324,819 in 2010 and 2009, respectively
Aset tetap, Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 12.007.936.185 dan Rp 10.511.324.819 pada tahun 2010 dan 2009
6.129.692.750
Aset pajak tangguhan - Bersih
2.252.100.086
2r,t,15d
740.220.276
Deferred tax assets – Net
21.092.737.401
2l,11,31
12.135.357.717
Other assets
1.538.492.652.336
TOTAL ASSETS
Aset lain-lain JUM LAH ASET
2k,10
2.077.273.695.333
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to the Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
3
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit A/2
Exhibit A/2
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI N E R A C A (Lanjutan) 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI BALANCE SHEETS (Continued) 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN Kewajiban segera
LIABILITIES 1.108.188.383
Simpanan nasabah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
25.362.699.322 1.682.519.902.315
Jumlah
1.707.882.601.637
Simpanan dari bank lain
2b,12
946.558.326
2b,j,n,13 31
Obligation due immediately Deposits from customers
59.660.594.184 1.243.497.450.251
Related parties Third parties
1.303.158.044.435
Total
135.478.732.938
2b,n,14
30.048.983.054
Deposits from other banks
Utang pajak
4.236.320.235
2r,t,15a
5.669.944.061
Taxes payable
Pinjaman diterima
1.190.944.698
2b,16
2.942.244.720
Borrowings
96.703.391
2t,17
119.221.045
Estimated losses on commitment and contingencies
3.317.296.934
2o,29
2.530.932.486
Estimated obligations for employee benefits
Kewajiban lain-lain
11.209.669.823
2b,18
19.455.909.356
Other liabilities
Jumlah Kewajiban
1.864.520.458.039
1.364.871.837.483
Total Liabilities
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja
EKUITAS Modal saham Modal dasar - 20.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham masing– masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 12.764.711 saham dan 11.830.478 saham masingmasing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
127.647.110.000
19
118.304.780.000
EQUITY Share capital Authorized capital - 20,000,000 shares with par value of Rp 10,000 per share as of 31 December 2010 and 2009, respectively Issued and paid-up capital – 12,764,711 and 11,830,478 shares as of 31 December 2010 and 2009, respectively
Tambahan modal disetor - bersih
24.330.122.035
20
10.488.588.835
Additional paid in capital – net
Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
24.356.066.714 36.419.938.545
22.909.201.001 21.918.245.017
Retained earnings Appropriated Unappropriated
60.776.005.259
44.827.446.018
212.753.237.294
173.620.814.853
Total Equity
2.077.273.695.333
1.538.492.652.336
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to the Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
4
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit B
Exhibit B
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI LAPORAN LABA RUGI TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI STATEMENTS OF INCOME YEAR ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2010
2009
REVENUE AND EXPENSES FROM OPERATIONS
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL 2p,q,t,22
225.982.933.977 6.453.465.533
Interest revenue Interest earned Fees and commissions from loans
232.436.399.510
Total interest revenue
145.475.264.593 8,926,692,592
Interest expense Interest Others
163.419.439.746
154.401.957.185
Total interest expenses
120.406.325.511
78.034.442.325
Interest revenue - net
24.244.251 1.141.529.047
16.560.744 967.000.037
Other operating revenue Gain on sales of marketable securities - net Others
1.165.773.298
983.560.781
Total other operating revenue
Pendapatan bunga Bunga Provisi dan komisi kredit
283.607.241.520 218.523.737
Jumlah pendapatan bunga
283.825.765.257
Beban bunga Bunga Lain-lain
153.130.528.774 10.288.910.972
Jumlah beban bunga Pendapatan bunga - bersih
2p,23
Pendapatan operasional lainnya Keuntungan penjualan efek - bersih Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Umum dan administrasi Tenaga kerja Cadangan kerugian penurunan nilai aset Penyusutan Jumlah beban operasional lainnya Beban operasional lainnya - bersih
26.560.097.037 28.122.658.011
2k,24 2o,25
18.046.706.152 21.745.032.310
16.203.866.350 2.236.723.801
2i,t,27 2k,t,10
6.126.000.000 2.096.299.147
Other operating expenses General and administrative Personnel Allowance for impairment losses on assets Depreciation
48.014.037.609
Total other operating expenses
47.030.476.828)
Other operating expenses – net
73.123.345.199 (
LABA OPERASIONAL
71.957.571.901)
(
48.448.753.610
PENDAPATAN (BEBAN) NON-OPERASIONAL
31.003.965.497
OPERATING PROFIT NON-OPERATING REVENUE (EXPENSES)
2p,26 (
151.175.272 401.930.351)
(
205.654.796 395.079.433)
Non-operating revenue Non-operating expenses
PENDAPATAN (BEBAN) NON-OPERASIONAL - BERSIH (
250.755.079)
(
189.424.637 )
NON-OPERATING REVENUE (EXPENSES) – NET
Pendapatan non-operasional Beban non-operasional
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak kini Pajak tangguhan
48.197.998.531
30.814.540.860
PROFIT BEFORE INCOME TAX INCOME TAX BENEFIT (EXPENSE) Current tax Deferred tax
13.910.045.500) 2r,t,15,b,c ( 1.511.879.810 2r,t,15,b,d (
8.736.824.880) 159.470.963)
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan (
12.398.165.690)
8.896.295.843) Total Income Tax Benefit (Expense)
LABA BERSIH
35.799.832.841
LABA PER SAHAM DASAR
(
2.894
(
2u,30
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
21.918.245.017
NET PROFIT
1.868
BASIC EARNINGS PER SHARE
See accompanying Notes to the Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
5
Catatan 19/ Note 19
127.647.110.000
7.336.740.000 2.005.590.000 -
118.304.780.000
-
118.304.780.000
7.582.020.000 2.168.330.000 -
108.554.430.000
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
2v,21 2v,21 21
38
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009, setelah dampak penerapan awal PSAK No.55 (Revisi 2006)
Pembagian laba - Dividen saham - Dividen tunai - Cadangan umum Setoran modal Laba bersih tahun berjalan
38
2v,21 2v,21 21
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009
Pembagian laba - Dividen saham - Dividen tunai - Cadangan umum - Tantiem Setoran modal Laba bersih tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2008
Catatan 20/ Note 20
24.330.122.035
13.841.533.200 -
10.488.588.835
-
10.488.588.835
779.514.635 -
9.709.074.200
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in-capital
6
24.356.066.714
( ( 1.446.865.713 ( -
22.909.201.001
-
22.909.201.001
( ( 2.992.333.391 ( ( -
19.916.867.610
212.753.237.294
12.538.463.040 ) 15.847.123.200 35.799.832.841
173.644.744.293
23.929.440
173.620.814.853
11.957.777.400 ) 604.413.951 ) 2.947.844.635 21.918.245.017
161.316.916.552
Exhibit C
Balance as of 31 December 2010
Appropriation of profit Stock dividends Cash dividends General reserve Paid-in capital Net profit for the year
Balance as of 31 December 2009, as the effect of first adoption of SFAS No. 55 (revised 2006)
Adjustment in connection with the first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006)
Balance as of 31 December 2009
Appropriation of profit Stock dividends Cash dividends General reserve Tantiem Paid-in capital Net profit for the year
Balance as of 31 December 2008
See accompanying Notes to the Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
36.419.938.545
7.336.740.000 ) 12.538.463.040 ) ( 1.446.865.713 ) 35.799.832.841
21.942.174.457
23.929.440
21.918.245.017
7.582.020.000 ) 11.957.777.400 ) ( 2.992.333.391 ) 604.413.951 ) ( 21.918.245.017
23.136.544.742
Jumlah ekuitas/ Total equity
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010
Saldo laba/ Retained earnings Telah ditentukan Belum ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Appropriated Unappropriated
YEAR ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Modal saham ditempatkan dan disetor penuh/ Share capital issued and fullypaid
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI
Ekshibit C
These financial statements are originally issued in Indonesian languange
These financial statements are originally issued in Indonesian languange
Ekshibit D
Exhibit D
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI LAPORAN ARUS KAS TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi Pembayaran bunga ( Penerimaan pendapatan operasional lainnya Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan ( Pembayaran beban umum dan administrasi ( Penerimaan dari pendapatan non operasional Pembayaran dari beban non operasional ( Pembayaran pajak penghasilan badan ( Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan Arus kas sebelum perubahan aset dan kewajiban operasi Perubahan aset dan kewajiban operasi Kredit yang diberikan Aset lain-lain Kewajiban segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Kewajiban lain-lain
( (
(
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI STATEMENTS OF CASH FLOWS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2 0 0 9 *)
284.355.250.732 163.419.439.746 ) ( 2.153.662.364 27.336.293.562 ) ( 50.363.492.651 ) ( 80.175.272 400.086.601 ) ( 15.343.669.326 ) (
230.169.817.646 153.844.719.403) 983.560.781 21.054.687.781) 19.899.627.558) 205.654.796 387.767.745) 6.224.576.000)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Interest, investment, fees and commissions received Interest paid Other operating income received Salaries and employee benefits paid General and administrative expenses paid Non-operating income received Non-operating expenses paid Corporate income tax paid
170.379.780
243.115.188
Recovery of loans previously written-off
29.896.486.262
30.190.769.924
Cash flow before changes in operating assets and liabilities
263.510.287.200 ) ( 1.347.966.413 ) 161.630.057 404.724.557.202 105.429.749.884 ( 8.246.239.533 ) (
170.500.568.652) 483.510.500 514.452.209 176.523.538.935 12.276.016.946) 994.846.782)
Changes in operating assets and liabilities Loans Other assets Obligation due immediately Deposits from customers Deposits from other banks Other liabilities
23.940.839.188
Net cash provided by operating activities
267.107.930.259
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan (pembelian) efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo Pembelian aset tetap ( Penjualan aset tetap
40.000.000.000 ( 2.091.459.195 ) ( 71.000.000
46.000.000.000) 1.307.715.319)
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
37.979.540.805 (
47.307.715.319)
Net cash provided by (used in) investing activities
1.751.300.022 ) ( 15.847.123.200 12.538.463.040 ) (
2.388.931.168) 2.947.844.635 12.562.191.351)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Payments of borrowings Additional paid up capital Payments of cash dividend and tantiem
1.557.360.138 (
12.003.277.884)
Net cash provided by (used in) financing activities
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
306.644.831.202 (
35.370.154.015)
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
116.836.948.478
152.207.102.493
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
423.481.779.680
116.836.948.478
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran pinjaman yang diterima Penerimaan setoran modal Pembayaran dividen tunai dan tantiem Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan
( (
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
-
Sales (purchase) held-to-maturity securities Acquisition of property and equipments Proceeds from sale of property and equipments
*) As restated for the year 2009 (Note 39)
*) Disajikan kembali untuk tahun 2009 (Catatan 39)
7
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit D/2
Exhibit D/2
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) YEAR ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2 0 0 9*)
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Kas dan setara kas terdiri dari Kas Giro pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Giro pada bank lain
4.198.301.363 136.323.290.506
3.093.848.705 66.668.053.842
279.567.902.686 3.392.285.125
44.853.812.892 2.221.233.039
SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Cash and cash equivalents consist of: Cash Current accounts with Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia and other bank Current accounts with other banks
Jumlah kas dan setara kas
423.481.779.680
116.836.948.478
Total cash and cash equivalents
7.336.740.000 1.446.865.713
7.582.020.000 2.992.333.391
Non-cash transactions: Payments of stock dividend General reserve
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Pembayaran dividen saham Pembentukan cadangan umum
*) As restated for the year 2009 (Note 39)
*) Disajikan kembali untuk tahun 2009 (Catatan 39)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to the Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
8
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E
Exhibit E
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL
a. Pendirian dan Informasi Umum Bank
a. Establishment and General Information of the Bank
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi ("Bank") didirikan pada tanggal 4 Oktober 1991 berdasarkan akta notaris No. 37 dari Ny. Siti Pertiwi Henny Shidki, SH, Notaris di Jakarta, yang kemudian diubah dengan akta No. 122 tanggal 20 November 1991 dari notaris yang sama. Akta pendirian tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) pada tanggal 27 November 1991 melalui Surat Keputusan No.C2-7107 HT.01.01.Th91 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 528 Tambahan No. 11 tanggal 7 Februari 1992.
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi ("Bank") was established on 4 October 1991, based on a notarial deed No. 37 of Siti Pertiwi Henny Shidki, SH, Notary in Jakarta, which was then amended by notarial deed No. 122 dated 20 November 1991 by the same notary. The Bank's deed of establishment has been approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia (recently known as Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia) in its decision letter No.C2-7107 HT.01.01.Th91 dated 27 November 1991 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 528 Supplement No. 11 dated 7 February 1992.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta notaris No. 33 dari Ny. Judy K.H. Sentana, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, tanggal 31 Juli 2008 mengenai penyesuaian anggaran dasar Bank dengan Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. AHU-98554. AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 22 Desember 2008.
The Bank's Articles of Association have been amended several times, the latest amendment by Judy K.H. Sentana, S.H., M.H., Notary in Jakarta, No. 33 dated 31 July 2008, concerning the adjustment of the Bank’s articles of association in conformity with Law No. 40/2007 concerning the Limited Liability Company. This amendment was approved by Ministry of Law and Human Rights with his Decree No.AHU-98554. AH.01.02.Tahun 2008 dated 22 December 2008.
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, maksud dan tujuan Bank adalah sebagai berikut:
Based on article 3 of the Bank's Articles of Association, the scope of its activities are as follows:
Menjalankan segala kegiatan dan usaha dibidang Bank umum dalam arti kata seluas-luasnya berdasarkan dan yang dimungkinkan oleh perundang-undangan, yang menunjang kegiatan di sektor perdagangan, pengangkutan, perindustrian, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, peternakan, kehutanan, perumahan, jasa-jasa, pendidikan dan lain-lain, yang diarahkan terutama untuk mewujudkan tercapainya tujuan Koperasi Pegawai Republik Indonesia, yaitu meningkatkan Kesejahteraan Pegawai Negeri beserta keluarganya.
To engage in general Banking services in accordance with the prevailing laws and regulations to support in trading, transportation, industry, agriculture, plantation, fishery, mining, ranch, forestry, property, services, education and others sector, to priority the achievement of State Employee's Corporation Body (Koperasi Pegawai Negeri) aim, which, to improve the State Employees and families' welfare.
Kantor Pusat Bank berlokasi di Jl. R.P. Soeroso No. 21, Jakarta 10330 Gedung Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP-RI). Bank memiliki 6 (enam) kantor cabang yang tersebar di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Padang dan Makasar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan 3 (tiga) dan 1 (satu) kantor cabang pembantu yang tersebar di Jakarta dan Surabaya, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Bank’s head office is located in Jl. R.P. Soeroso No. 21, Jakarta 10330 Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP-RI) building. The Bank has 6 (six) branches throughout Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Padang and Makasar as of 31 December 2010 and 2009, respectively and 3 (three) and 1 (one) supporting branches throughout Jakarta and Surabaya, as of 31 December 2010 and 2009, respectively.
Bank mulai melakukan kegiatan perbankan pada tanggal 27 Februari 1992.
Bank started its banking activities on 27 February 1992.
Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 256/KMK.013/1991 tanggal 21 Februari 1992.
Bank obtained a license as a commercial bank based on the decision letter of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 256/KMK.013/1991 dated 21 February 1992.
9
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/2
Exhibit E/2
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1. GENERAL (Continued)
b. Dewan Komisaris dan Direksi
b. The Bank's Board of Commissioners and Directors As of 31 December 2010 and 2009, the composition of the Board of Commissioners and Directors of the Bank are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank adalah sebagai berikut: 31 Desember/December 2010
31 Desember/December 2009
Dewan Komisaris Komisaris Utama : Komisaris : Komisaris Independen :
Prof. DR. Wagiono Ismangil Drs. Achmad Subianto, MBA Jusuf Amiruddin, SE, MM
Prof. DR. Wagiono Ismangil Drs. Achmad Subianto, MBA Jusuf Amiruddin, SE, MM
: : :
Komisaris Independen :
Dr. Mahyuddin Ramli, MBA
Dr. Mahyuddin Ramli, MBA
:
Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
: R.M. Yunianto Budi Sudarmojo, SE : Wahyu Hidajat, SE, MM : Drs. Silo Edi : Arif Hidayat, SE, Akt
Komite Audit Ketua Anggota Anggota
: : :
Komite Pemantau Risiko Ketua Anggota Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Ketua Anggota Anggota Anggota *)
: : :
: : : :
R.M. Yunianto Budi Sudarmojo, SE : Wahyu Hidajat, SE, MM : Drs. Silo Edi : Arif Hidayat, SE, Akt :
Jusuf Amiruddin Chaidir Nurdin *) -
Jusuf Amiruddin Chaidir Nurdin *) Purwo Junianto **)
Mahyuddin Ramli Panji Kartiko ***) Purwo Junianto
Mahyuddin Ramli Purwo Junianto **) Kurnia S. Achmad
Jusuf Amiruddin Mahyuddin Ramli Drs. Achmad Subianto, MBA Dhini Laswita
Jusuf Amiruddin Mahyuddin Ramli Drs. Achmad Subianto, MBA Dhini Laswita
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director Director Director Director
: : :
Audit Committee Chairman Members Members
: : :
Risk Monitoring Committee Chairman Members Members
: : : :
Remuneration and Nomination Commitee Chairman Members Members Members
*)
Based on the Board of Directors’ Decision Letter No. 92/2007/SK dated 14 December 2007, Chaidir Nurdin was appointed as members of Audit Committee. **) Based on the Board of Directors’ Decision Letter No. 29/2008/SK dated 25 March 2008, Purwo Junianto was appointed as members of Risk Monitoring Committee.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 92/2007/SK tanggal 14 Desember 2007 telah ditetapkan Chaidir Nurdin sebagai anggota Komite Audit.
**) Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 29/2008/SK tanggal 25 Maret 2008 telah ditetapkan Purwo Junianto sebagai anggota Komite Pemantau Risiko. ***) Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 83B/2010/SK tanggal 30 Juli 2010 telah menetapkan Panji Kartiko sebagai anggota Komite Pemantau Risiko.
***) Based on the Board of Directors’ Decision Letter No. 83B/2010/SK dated 30 July 2010, Panji Kartiki was appointed as members of Risk Monitoring Committee.
Susunan Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 04/2007/SK tanggal 10 Juli 2007.
The composition of the Audit Committe, Risks Monitoring Committe and Remuneration and Nomination Committe was approved based on The Board of Commissioners’ Decision Letter No. 04/2007/SK dated 10 July 2007.
10
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/3
Exhibit E/3
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
I K HT I S A R KEBIJAKAN AKUNTANSI
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang diterapkan Bank sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
The accounting and reporting policies adopted by the Bank conform with generally accepted accounting principles in Indonesia, which comprise of the Statements of Financial Accounting Standards (SFAS).
Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
The followings are significant accounting policies that were appliedd consistently in the preparation of the financial statements:
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
a.
Basis of Preparation of Financial Statements
Laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) Tahun 2008.
The financial statements as of and for the year ended 31 December 2010 have been prepared in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia, include The Accounting and Reporting Guidlines for Indonesian Banking Industry (“PAPI”) Year 2008.
Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, khususnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan PAPI Tahun 2001. PSAK tersebut telah dicabut efektif tanggal 1 Januari 2010.
The financial statements for year ended 31 December 2009 have been prepared in conformity with the Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 31 (Revised 2000) regarding “Accounting for Banking Industry” issued by the Indonesian Institute of Accountants and PAPI Year 2001. The SFAS has been take off effective dated 1 January 2010.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, disusun atas dasar akrual menggunakan konsep nilai historis, kecuali ditentukan secara khusus.
The financial statements presented in Rupiah, are prepared on the accrual basis using the historical cost concept, unless otherwise specified.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokan arus kas kedalam kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia, dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Kas dan setara kas hanya terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. Untuk tujuan komparatif, laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 telah disajikan kembali (Catatan 39).
The Statements of Cash Flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purpose of statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash, current account with Bank Indonesia, current account with other banks, placements with Bank Indonesia, and Certificates of Bank Indonesia and that mature within 3 (three) months from the date of acqusition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted. Prior 1 January 2010, Cash and cash equivalents only consisted of cash, current accounts with Bank Indonesia and current accounts with other banks. Accordingly, for comparative purpose, the statement of cash flows for the year ended 31 December 2009 has been restated (Note 39).
b. Aset dan Kewajiban Keuangan
b. Financial Assets and Liabilities
Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, kredit yang diberikan dan pendapatan bunga yang masih harus diterima.
The Bank’s financial assets mainly consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, marketable securities, loans and accrued interest income.
Kewajiban keuangan Bank terdiri dari kewajiban segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, pinjaman diterima dan kewajiban lain-lain.
The Bank’s finanacial liabilities mainly consist of obligation due immediately, deposits from customers, deposits from other banks, borrowings and other liabilities.
11
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/4
Exhibit E/4
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I K HT I S A R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF S I GNI FI CANT ACCOUNTING (Continued)
b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
POLICIES
b. Financial Assets and Liabilities (Continued)
Bank menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
The Bank adopted SFAS No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and SFAS No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosure”, with effect since 1 January 2010, which replaced SFAS No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities” and SFAS No. 50, “Accounting for Investments in Certain Securities”, respectively.
Dampak penerapan pertama kali No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 38.
The effect of first adoption of SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) is discussed in Note 38.
(i) Aset keuangan
(i)
Financial Assets
Sejak 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, dan aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
Starting 1 January 2010, The Bank classifies its financial assets in the categories of loans and receivables, and held-to-maturity financial assets. The classification depends on the purpose for which the financial assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
1.
1. Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat, kecuali:
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and the Bank does not intend to sell immediately or in the near future, other than:
a. yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
a. those that the Bank intends to sell immediately or in short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates at fair value through profit or loss;
b. yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
b. those that the Bank upon initial recognition designates as available for sale; or
c. dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
c. those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai ‘Pendapatan bunga’. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
Loans and receivables are initially recognized at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method. Interest income on financial asstes classified as loans and receivables is included in the statement of income and is reported as ‘Interest revenue’. In the case of impairment, the impairment loss is reported as deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of income as ‘Allowance for Impairment Losses’.
12
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/5
Exhibit E/5
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I K HT I S A R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2.
b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (i)
b.
Aset keuangan (Lanjutan) 2.
SUMMARY OF (Continued)
S I GNI FI CANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (i)
Financial Assets (Continued) 2.
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo
Held-to-maturity financial assets
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
Held-to-maturity investments are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity which Bank has a positive intention and abilityto hold to maturity, other than:
a. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b. Investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c. Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
a. Those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss; b. Those that the Bank designates as available for sale; and c. Those that meet the definition of loans and receivables.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
These are initially recognized at fair value including transaction costs and subsequently measured at amortised cost, using an effective interest rate method.
Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai ‘Pendapatan bunga’. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui didalam laporan keuangan sebagai ‘Cadangan Kerugian Penurunan Nilai’.
Interest income on held-to-maturity investments is included in the statement of income and reported as ‘Interest income’. In case of impairment, the impairment loss reported as a deduction from the carrying value of the investment and recognized in the income statement as ‘Allowance for impairment losses’.
(ii) Kewajiban keuangan
(ii)
Financial liabilities
Sejak 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan kewajiban keuangannya ke dalam kategori kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Starting 1 January 2010, the Bank classifies its financial liabilities as financial liabilities measured at amortized cost.
Pada saat pengukuran awal, Bank mengukur kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada nilai wajarnya. Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu kewajiban, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila kewajiban tidak diakui. Biaya transaksi dikurangkan dari jumlah kewajiban pada awal pengakuan kewajiban, dan diamortisasi selama umur kewajiban dengan menggunakan suku bunga efektif dan hasil amortisasinya dicatat sebagai bagian dari ‘beban bunga’.
At initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortized cost at its fair value. After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of liabilities and they are incremental costs that would not have been incurred if the liabilities has not been recognized. Transaction costs are deducted from the amount of liabilities received at the initial recognition, and amortized over the term of the liabilities received using the effective interest method and the amortization result are recorded as part of ‘interest expenses’.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk kewajiban dicatat pada akun ‘aset lain-lain’ (bukan merupakan bagian dari kewajiban), kemudian biaya transaksi tersebut diamortisasi secara garis lurus selama umur kewajiban dan hasil amortisasinya dicatat sebagai ‘beban keuangan’ di laporan laba rugi.
Prior to 1 January 2010, such transaction costs for liabilities were recorded in ‘other assets’ account (was not include as part of liabilities), further the transaction costs were amortized using straight line basis based on term of that liabilities and their amortization results were recorded as ‘financing expenses’ in statement of income.
13
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/6
Exhibit E/6
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I K HT I S A R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2.
b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF (Continued) b.
(iii) Pengakuan
S I GNI FI CANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (iii) Recognition
Bank pada awalnya mengakui kredit yang diberikan serta simpanan pada tanggal perolehan. Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Semua aset dan kewajiban keuangan lainnya pada awalnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut.
The Bank initially recognizes loans receivable and deposits on the date of origination. Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell the asset. All other financial assets and liabilities are initially recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan. Pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut.
A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus (for an item not subsequently measured at fair value through profit and loss) transaction costs that are directly attributable to its acquisition or issue. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu kewajiban keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk kewajiban keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada awal pengakuan kewajiban. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan kewajiban keuangan.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issue of a financial liability and are incremental costs that would not have been incurred if the instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt recognized initially. Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recorded as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expenses for transaction costs related to financial liabilities.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, seluruh biaya transaksi yang tidak material dibeBankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Prior 1 January 2010, all immaterial transaction cost charge to statement of income when incurred.
(iv) Pengukuran nilai wajar
(iv)
Fair value Measurement
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability is settled between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transactions on the date of measurement.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Bank measure the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
14
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/7
Exhibit E/7
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I K HT I S A R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2.
b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (iv)
SUMMARY OF (Continued) b.
Pengukuran nilai wajar (Lanjutan)
S I GNI FI CANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (iv)
Fair value Measurement (Continued)
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif. Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model).
If a market for a financial instrument is not active, the Bank establish fair value using a valuation technique. Valuation technique include using recent arm’s legth transaction between knowledgeable, willing parties and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing model.
Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan.
The chosen valuation technique make maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimate specific to the Bank, incorporates all factors that market participant would consider in setting a price, and is concistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Input to valuation techniques reasonably represent market expectations and measure of the risk return factors inherent in the financial instrument.
Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
The Bank calibrate valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu, nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variable include only data from observable markets.
Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilalan diakui dalam laporan laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
When transaction price provides the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transactions price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in the statement of income depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
15
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/8
Exhibit E/8
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I K HT I S A R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2.
b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (iv)
SUMMARY OF S I GNI FI CANT ACCOUNTING (Continued) b.
Pengukuran nilai wajar (Lanjutan)
Financial Assets and Liabilities (Continued) (iv)
Saling hapus
(v)
Offsetting Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the balance sheet when, and only when, the Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. (vi)
Fair value Measurement (Continued) Fair value reflect the credit risk of the instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believe a third-party market participant would take them into account in pricing a transaction.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi. (v)
POLICIES
Penghentian pengakuan
(vi) Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.
The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability.
Bank melakukan transaksi dimana Bank mentransfer aset yang diakui di neraca, tetapi masih memiliki semua risiko dan manfaat atas aset yang ditransfer atau bagian darinya. Jika seluruh atau secara substansi semua risiko dan manfaat masih dimiliki, maka aset yang ditransfer tidak dihentikan pengakuannya dari neraca.
The Bank enter into transactions whereby they transfer assets recognized on its balance sheets, but retains all risks and rewards of the transferred assets or a portion of them. If all or substantially all risks and rewards are retained, the the transferred assets are not derecognized from the balance sheets.
Pada saat aset dijual ke pihak ketiga dengan pertukaran tingkat pengembalian secara bersamaan dari aset yang ditransfer, transaksi dianggap sebagai transaksi keuangan yang dijamin serupa dengan transaksi dengan janji akan dibeli kembali.
When assets are sold to a third party with a concurrent total rate of return swap on the transferred assets, the transaction is accounted for as a secured financing transaction similar to repurchase transaction.
Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
16
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/9
Exhibit E/9
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I K HT I S A R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued)
b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (vi)
b.
Penghentian pengakuan (Lanjutan)
SI GNI FI CANT ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi)
Derecognition (Continued)
Bank menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged or cancelled or expire.
Dalam beberapa transaksi, Bank masih memiliki hak untuk mengelola aset keuangan yang ditransfer dengan imbalan tertentu. Aset yang ditransfer dihentikan pengakuannya secara keseluruhan ketika memenuhi kriteria penghentian pengakuan. Suatu aset atau kewajiban diakui untuk hak pengelolaan atas aset tersebut, tergantung apakah imbalan yang akan diterima diperkirakan lebih dari cukup untuk mengkompensasi beban penyediaan jasa yang diberikan (aset) atau imbalan tersebut tidak cukup untuk menyediakan jasa pengelolaan (kewajiban).
In certain transactions, the Bank retain right to service a transferred financial asset for a fee. The transferred asset is derecognized in its entirety if it meets the derecognition criteria. An asset or liability is recognized for the servicing rights, depending on whether the servicing fee is more than adequate to cover servicing expenses (asset)or is less than adequate for performing the servicing (liability).
Bank menghapusbukukan saldo kredit dan efek utang untuk tujuan investasi, dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa kredit atau efek-efek tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit sehingga debitur/ penerbit tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur kredit yang diberikan.
The Bank writes off a loan and investment debt security balance, and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the loan or security is uncollectible. This determination is reached after considering information such as the occurrence of significant changes in the borrower's/issuer's financial position such that the borrower/issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to pay back the entire exposure.
(vii) Reklasifikasi aset keuangan
(vii) Reclassification of financial assets
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Bank shall not reclassify any financial instrument out of or into to fair value through profit or loss category while it is held or issued.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
Bank shall not classify any financial assets as heldto-maturity if the entity has, during the current financial year or during the two preceding financial years, sold or reclassified more than an insignificant amount of held-to-maturity investments before maturity (more than insignificant in relation to the total amount of held-to-maturity investments) other than sales or reclassifications that:
Dilakukan ketika asset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar asset keuangan tersebut;
Are so close to maturity or the financial asset’s calf date that changes in the market rate of interest would not have a significant effect on the financial asset’s fair value;
Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
Occur after Bank has collected substantially all of the financial asset’s original principal through scheduled payments or prepayments; or
17
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/10
Exhibit E/10
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I KH TI S AR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF SI GNI FI CANT ACCOUNTING (Continued)
b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
b.
(vii) Reklasifikasi aset keuangan (Lanjutan)
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (vii) Amortized cost measurement (Continued)
Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
Are attributable to an isolated event that is beyond the entity’s control, is non-recurring and could not have been reasonably anticipated by Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi.
Reclassification of financial assets from held-tomaturity classification to available for sale are recorded at fair value. The unrealized gain or losses are recorded in the equity section and shall be recognized directly in equity section until the financial asset is derecognized, at which time the cumulative gain or loss previously recognized in equity shall be recognized in statement of income.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
Reclassification of financial asset from available for sale to held-to-maturity classification are recorded at carrying amount. The unrealised gain or losses is amortized by using effective interest rate up to the maturity date of that instrument.
c. Giro Wajib Minimum
c. The Minimum Statutory Reserve
Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah. GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter diinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing. PBI tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 November 2010.
On 4 October 2010, Bank Indonesia issued a regulation (PBI) No. 12/19/PBI/2010 regarding the Minimum Statutory Reserves at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and foreign currencies. In accordance with such regulation, the minimum ratio of Statutory Reserves consist of Primary Minimum Statutory Reserves, Secondary Minimum Statutory Reserves and Loan to Deposit Ratio (LDR) Minimum Statutory Reserves. Primary Minimum Statutory Reserves is 8% of TPF in Rupiah and Secondary Minimum Statutory Reserves is 2,5% of TPF in Rupiah. LDR Minimum Statutory Reserves in Rupiah is determined in the amount of computation between parameters under disincentive and over disincentive for the differences between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR Incentive. The Minimum Statutory Reserves in foreign currencies is 1% from TPF in foreign currencies. The PBI was effective from 1 November 2010.
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari DPK.
Primary statutory reserve is minimum deposit that should be maintained by bank in current account with BI certain percentage of TPF which is determined by BI.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu.
Secondary statutory reserve is minimum reserve that should be maintained by bank in form of Bank Indonesia Certificates (“SBI”), Government Debenture Debt (“SUN”) and/or Excess Reserve, in certain percentage determined by BI.
18
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/11
Exhibit E/11
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I K HT I S A R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2.
d. Kas dan Setara Kas
SUMMARY OF (Continued)
S I GNI FI CANT
ACCOUNTING
POLICIES
d. Cash and Cash Equivalents
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Kas di bank disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Effective since 1 January 2010, cash and cash equivalents consist of cash on hand, current account with Bank Indonesia and other banks, placement with Bank Indonesia and other banks, and Bank Indonesia Cerfiticates (SBI) that mature within 3 (three) months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted. Cash in bank are stated at fair value plus transaction cost that are directly attributable.
Bank mengklasifikasikan kas dan setara kas dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
The Bank classifies its cash and cash equivalents in the categories of loans and receivables. Refer Note 2b for the accounting policy of loans and receivables.
Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia serta giro pada bank lain. Kas di bank dinyatakan sebesar saldo penempatan.
Prior to 1 January 2010, cash and cash equivalents consist of cash on hand, current account with Bank Indonesia and other banks. Cash in banks are stated at placement balance.
e. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
e. Current Accounts with Bank Indonesia and other banks
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kredit yang diberikan dan piutang.
Current account with other banks and Bank Indonesia are classified as loans and receivables. Refer to Note 2b for the accounting policy of loans and receivables.
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Starting 1 January 2010, current account with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transactions costs.
Sebelum 1 Januari 2010, giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro, sedangkan giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, current accounts with Bank Indonesia are stated at their outstanding balance, while current accounts with other banks are stated at the outstanding balance less allowance for impairment losses.
f. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
f.
Placement with Bank Indonesia and other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kredit yang diberikan dan piutang.
Placements with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Note 2b for the accounting policy of loans and receivables.
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Starting 1 January 2010, placement with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi kerugian penurunan nilai dan penempatan dinyatakan sebesar saldo penempatan pendapatan bunga yang ditangguhkan.
Prior to 1 January 2010, placement with other banks are stated at the outstanding balance less Allowance for impairment losses and placements with BI are stated at the outstanding balance less unearned interest income.
bank lain cadangan pada BI dikurangi
19
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/12
Exhibit E/12
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I KH TI S AR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF SI GNI FI CANT ACCOUNTING (Continued)
g. Efek-efek
POLICIES
g. Marketable Securities Sertifikat Bank
Marketable securities consist of Certificates of Bank Indonesia (SBI).
Efek-efek diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
Marketable securities is classified as held-to-maturity. Refer to Note 2b for the accounting policy of financial assets held for held to maturity.
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Starting 1 January 2010, marketable securities are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
Sebelum 1 Januari 2010, efek-efek disajikan sebesar saldo dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, marketable securities are stated at the outstanding balance less allowance for impairment losses.
Efek-efek yang Indonesia (SBI).
dimiliki
terdiri
dari
h. L o a n s
h. Kredit yang Diberikan Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan peminjam, mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
Loans represent provision of cash or cash equivalent based on agreements with borrowers, where borrowers required to repay their debts with interest after specified periods.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dari piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kredit yang diberikan dan piutang.
Loans are classified as loans and receivables. Refer to Note 2b for the accounting policy of loans and receivables.
Sejak 1 Januari 2010, pada saat pengukuran awal, kredit diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah/dikurangi biaya dan pendapatan transaksi.
Starting 1 January 2010, loans are initially recognised at fair value plus/minus transaction costs and income.
Nilai wajar kredit setelah pengukuran awal dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Loans, advances and financing are carried at amortized cost using the effective interest method less allowance for impairment losses.
Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, loans were stated at their outstanding balance less any allowance for impairment losses.
Restrukturisasi Kredit yang Diberikan
Loan Restructuring
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/ atau kombinasi dari keduanya.
Loan restructuring may involve a modification of the terms of the loans, conversion of loans into equity or other financial instruments and/ or a combination of both.
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyarataan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
Losses on loan restructurings in respect of modification of terms of the loans are recognized only if the present value of the total future cash receipts specified by the new terms of the loans, including both receipts designated as interest and those designated as loan principal, are less than the carrying amount of loans before restructuring.
20
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/13
Exhibit E/13
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. I KH TI S AR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2.
i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
SUMMARY OF (Continued) i.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Allowance for Impairment Losses
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilal wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Starting 1 January 2010, at each balance sheet date the Bank assesses whether there is objective evidence that financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the asset, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the asset that can be estimated reliably.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit atau uang muka oleh Bank dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Objective evidence that financial assets are impaired can include default or delinquency by a borrower, restructuring of a loan or advance by the Bank on terms that the Bank would not otherwise consider, indications that a borrower or issuer will enter Bankruptcy, the disappearance of an active market for a security due to financial difficulties, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers or issuers in the group, or economic conditions that correlate with defaults in the group.
Bank menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai secara individual dilakukan terhadap aset keuangan yang signifikan secara individual.
The Bank considers evidence of impairment for financial assets measured at amortized cost at both a specific asset and collective level. All individually significant financial assets are assessed for specific impairment.
Aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa.
All individually significant financial assets measured at amortized cost found not to be specifically impaired are then collectively assessed for any impairment that has been incurred but not yet identified.Financial assets that are not individually significant are collectively assessed for impairment by grouping together such financial assets with similar risk characteristics.
Semua penempatan dan giro pada Bank-Bank dievaluasi penurunan nilainya secara individual.
lain
All placements and demand deposits with other banks are assessed for specific impairment.
Dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, Bank menerapkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, "Perubahan atas Surat Edaran No. 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi PerBankan Indonesia". Surat Edaran Bank Indonesia tersebut memuat penyesuaian atas PAPI 2008 tentang ketentuan transisi atas estimasi penurunan nilai kredit secara kolektif bagi Bank yang memenuhi syarat.
In assessing collective impairment, the Bank applies Bank Indonesia Circular Letter No. 11/33/DPNP dated 8 December 2009, “The Amendment to the Bank Indonesia Circular Letter No. 11/4/DPNP dated 27 January 2009 on the Implementation of Accounting and Reporting Guidelines for Indonesian Banking Industry". The Bank Indonesia Circular Letter contains the amendment to PAPI 2008 regarding the transitional provision on estimation of collective impairment of loans for eligible Banks.
Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif dengan mengacu pada pembentukan cadangan umum dan cadangan khusus sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset Bank umum, sebagai berikut:
In accordance with the Appendix to the Bank Indonesia Circular Letter No. 11/33/DPNP dated 8 December 2009, the allowance for collective impairment losses of loans refers to the general allowance and specific allowance in accordance with the Bank Indonesia regulations regarding the assessment of commercial Banks' asset quality, as follows:
21
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/14
Exhibit E/14
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. I KH TI SA R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Lanjutan) Klasifikasi
i. Allowance for Impairment Losses (Continued)
Persentase minimum cadangan kerugian/ Minimum percentage of allowance for possible losses
Lancar *) Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
1% 5% 15 % 50 % 100 %
Classification Current *) Special mention Substandard Doubtful Loss
*) kecuali untuk kredit yang dijamin dengan agunan tunai sesuai ketentuan Bank Indonesia.
*) except fot credit secured by cash collateral based on Bank Indonesia regulations.
Cadangan kolektif untuk kredit yang dikelompokkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan diamortisasi).
Collective allowance for loans classified as special mention, substandard, doubtful and loss is calculated after deducting the value of allowable collateral in accordance with Bank Indonesia regulations. The calculation of allowance for impairment losses is based on carrying amount (amortized cost).
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi dan dicatat pada akun cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi.
Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets' original effective interest rate. Losses are recognized in the statement of income and reflected in an allowance account against financial assets carried at amortized cost. Interest on the impaired financial asset continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss. When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through the statement of income.
Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai yang dapat didistribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.
Impairment losses on available-for-sale marketable securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in equity to the statement of income. The cumulative loss that has been removed from equity and recognized in the statement of income is the difference between the acquisition cost, net of any principal repayment and amortization, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in the statement of income. Changes in impairment provisions attributable to time value are reflected as a component of interest income.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual yang mengalami penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi.
If, in a subsequent period, the fair value of an impaired available-for-sale debt security increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in the statement of income, the impairment loss is reversed, with the amount of reversal recognized in the statement of income.
22
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/15
Exhibit E/15
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. I KH TI SA R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Lanjutan)
i. Allowance for Impairment Losses (Continued)
Jika persyaratan kredit, piutang atau investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
If the terms of a loan, receivable or held-to-maturity investment are renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif serta taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif.
Prior to 1 January 2010, the Bank provided an allowance for impairment losses from productive assets and estimated losses from off balance sheet transactions.
Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, kredit yang diberikan, serta komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit.
Earning assets include current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, marketable securities, loans and commitments and contingencies arising from off-balance sheets transactions which carry credit risk.
Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit antara lain terdiri dari bank garansi dan fasilitas kredit yang belum digunakan.
Commitments and contingencies of off-balance sheet transactions include bank guarantees unused loans facility.
Penyisihan kerugian penurunan nilai aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administrasi dibentuk berdasarkan hasil penelaahan terhadap kolektifitas dari masing-masing aset produktif dan transaksi rekening administratif yang mempunyai resiko kredit. Evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing aset produktif dan transaksi rekening administratif dilakukan berdasarkan sejumlah faktor, termasuk keadaan ekonomi/prospek usaha saat ini maupun antisipasi untuk masa yang akan datang, kondisi keuangan, kemampuan membayar serta faktor-faktor lain yang relevan. Bank menggunakan ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian kualitas aset Bank sebagai acuan dalam menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif, dengan garis besar pedoman sebagai berikut:
The allowance for impairment losses from productive assets and estimated losses from off-balance sheet transactions are determined based on an evaluation of the collectibility of each individual productive asset and offbalance sheet transactions with credit risk. Management’s evaluation on the collectibility of each individual productive asset and off-balance sheet transaction is based on a number of factors, including current and acticipated economic condition/business prospects, financial conditions, payment ability and other relevant factors. The Bank follows the regulations from Bank Indonesia concerning the assessment of assets quality of a Bank as a guidance in determining the allowance for impairment losses from productive asset and estimated losses from off-balance-sheet transactions, with general guidelines as follows:
Klasifikasi
Persentase minimum cadangan kerugian/ Minimum percentage of allowance for possible losses
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
1% 5% 15 % 50 % 100 %
Classification Current Special mention Substandard Doubtful Loss
transaksi
General allowance of productive assets and off-balance sheet transactions that are classified as current.
Penyisihan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif yang digolongkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung atas jumlah pokok pinjaman setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan.
Specified allowance for productive assets and off-balance sheet transactions classified as special mention, substandard, doubtful and loss is calcuulated after deducting the value of allowance collateral.
Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif disajikan sebagai kewajiban lain-lain pada neraca.
Estimated losses from off-balance sheet transactions are presented as other liability on the balance sheet.
Penyisihan umum dari aset produktif dan rekening administratif yang digolongkan lancar.
23
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/16
Exhibit E/16
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I KH TI S AR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY (Continued)
i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Lanjutan)
OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
i. Allowance for Impairment Losses (Continued)
Penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif dicatat dalam periode dimana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat ditaksir secara wajar. Penyesuaian ini termasuk penambahan penyisihan kerugian penurunan nilai aset produktif dan penambahan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif, maupun pemulihan aset yang telah dihapusbukukan sebelumnya.
Adjusments to the allowance for impairment losses from productive assets and the estimated losses from offbalance sheet transaction are reported in the period such adjusments become known or can be reasonably estimated. These adjusment include additional allowance for impairment losses from proctive assets and additional estimated losses from off-balance sheet transactions, as well as recoveries of previously written-off assets.
Aset produktif dan transaksi komitmen dan kontinjensi dihapusbukukan dari penyisihan kerugian pada saat manajemen berpendapat bahwa aset produktif dan transaksi komitmen dan kontinjensi tersebut tidak dapat tertagih lagi.
The earning assets and commitment and contingent transactions written-off are charged to the Allowance for impairment losses when management believes that they are definitely uncollectible.
Bank membentuk penyisihan kerugian aset non-produktif. Aset non-produktif terdiri dari agunan yang diambil alih, rekening antar kantor dan suspense account.
The Bank provides an allowance for losse from nonproductive assets. Non-productive assets consist of foreclosed assets, inter-office and suspense accounts.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, penggolongan kualitas aset non-produktif yang berupa agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut:
In accordance with Bank Indonesia regulation, the quality of non-productive assets in the form of foreclosed assets is classified as follows:
Klasifikasi
Persentase minimum cadangan kerugian/ Minimum percentage of allowance for possible losses
Lancar (sampai dengan 1 tahun) Kurang lancar (lebih dari 1-3 tahun) Diragukan (lebih dari 3-5 tahun) Macet (lebih dari 5 tahun)
Current (up to 1 year) Special mention (more than 1-3 years) Doubtful (more than 3-5 years) Loss (more than 5 years)
0% 15 % 50 % 100 %
The classification for quality of non-productive assets in the form of inter-office and suspense accounts are as follows:
Penggolongan kualitas untuk aset non-produktif yang berupa rekening antar kantor dan suspense account adalah sebagai berikut:
Klasifikasi
Classification
Persentase minimum cadangan kerugian/ Minimum percentage of allowance for possible losses
Lancar (sampai dengan 1 tahun) Macet (lebih dari 5 tahun)
Current (up to 1 year) Loss (more than 5 years)
0% 100 %
j. Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa
Classification
j.
Transactions with Related Parties The Bank enters into transactions with parties which are defined as related parties in accordance with SFAS No. 7 regarding “Related Party Disclosures” and Bank Indonesia Regulation No. 8/13/PBI/2006 regarding “Changes on Bank Indonesia Regulation No. 7/3/PBI/2005 regarding Legal Lending Limit for Commercial Banks”. Related parties are principally defined as:
Bank melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan ketentuan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dan Peraturan Bank Indonesia No. 8/13/PBI/2006 mengenai “Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum”. Pihak hubungan istimewa didefinisikan antara lain:
24
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/17
Exhibit E/17
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. I KH TI SA R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
j. Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa (Lanjutan)
Transactions with Related Parties (Continued)
j.
I. Entities under the control of the Bank;
I. Perusahaan di bawah pengendalian Bank;
II. Associated companies;
II. Perusahaan asosiasi; III. Investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan;
III. Investors with an interest in the voting that gives them significant influence;
IV. Perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas; dan
IV. Entities controlled by investors under Note III above; and
V. Karyawan kunci dan anggota keluarganya.
V. Key management and their relatives.
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
The nature of transactions and balances of accounts with related parties, whether or not conducted under normal terms and conditions similar to those with third parties, are disclosed in the Notes to the Financial Statements.
k. Aset Tetap
k. Property and Equipments
Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
The Bank uses the cost model equipments measurement.
for
property and
Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi termasuk biaya perawatan seharihari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Directly acquired property and equipments are stated at cost, excluding day-to-day servicing, less accumulated depreciation and any impairment value, if any.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The inital cost of property and equipments consists of its purchase price, including import duties and taxes and any dirctly attributable cost in bringing the property and equipment to its working condition and location for its intended use.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Expenditures incurred after the property and equipment have been put into operations, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to operations in the year such cost are incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to obtained from the use of the property and equipment beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of property and equipment. Deperciation is computed on a straight-line basis over the property and equipment’s usefull lives as follows:
Tahun/ Years Komputer dan instalasi Perlengkapan kantor Kendaraan Mesin kantor
5 5 5 5
Computer and instalation Office equipment Vehicles Office machinery Land is not depreciated, the costs incurred in connection with obtaining the rights of land and amortized using the straight-line methodd over the period the rights of land.
Tanah tidak disusutkan, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode hak atas tanah tersebut.
25
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/18
Exhibit E/18
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I KH TI S AR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
k. Aset Tetap (Lanjutan)
k. Property and Equipments (Continued)
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama masa periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.
When each major inspecction is performed, its cost is recognized in the carryng amount of the item of property and equipment as a replacement if the recognition criteria are satisfied. Such major inspection is capitalized and amortized over the next major inspection activity.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. When assets are sold or retired, the cost and related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts. Any gains or loss arising from derecognition of property and equipment (calculated as difference between the net disposal proceeds and the carryng amount of the item) is include in the statements of income in the year the item is recognized.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
The asset’s residual values, useful lives and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end.
l. Aset Lain-Lain
l. Other Assets
Aset lain-lain terdiri dari aset yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya. Aset lain-lain disajikan sebesar nilai tercatat, yaitu harga perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi, penurunan nilai dan cadangan kerugian penurunan nilai aset.
Other assets represent assets that cannot be classified under the above accounts. Other assets are stated at carry amount, which cost less amortization, decline in value and allowance for impairment losses.
Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).
Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
m. Kewajiban Segera
m. Obligations Due Immediately Obligations due immediately are recorded when the payable arise from the customers or from the banks. Obligations due immediately are stated at the amount payable by the bank. Starting 1 January 2010, are classified as financial liabilities as at amortized cost. Refer to Note 2b for the accounting policy for financial liabilities measured at amortized cost.
Kewajiban segera dicatat pada saat timbulnya kewajiban, baik dari pelanggan maupun dari bank lain. Kewajiban segera disajikan sebesar jumlah kewajiban bank. Sejak 1 Januari 2010, kewajiban segera diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. n. Simpanan Nasabah dan bank lain
n. Deposits from Customers and other banks
Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito.
Deposits from customers are the funds placed by customers (excluding banks) with Bank based on fund deposit agreements. Included in this account are current account, saving deposits and time deposits.
Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, dalam bentuk giro, interbank call money dan deposito berjangka.
Deposits from other banks represent liabilities to other banks, in the form of current account, inter-bank call money and time deposits.
26
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/19
Exhibit E/19
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I K HT I S A R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
n. Simpanan Nasabah dan bank lain (Lanjutan)
n. Deposits from Customers and other banks (Continued)
Sebelum 1 Januari 2010, simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain disajikan sebesar saldo simpanan.
Prior to 1 January 2010, deposits from customer and deposits from other banks are stated at the outstanding balance.
Simpanan dari nasabah dan dari bank lain diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Deposits from customers and other banks are classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2b for the accounting policy for financial liabilties at amortized cost.
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain sajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Starting 1 January 2010, deposits from customer and deposits from other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
Sebelum 1 Januari 2010, simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain disajikan sebesar saldo simpanan.
Prior to 1 January 2010, deposits from customer and deposits from other banks are stated at the outstanding balance.
o. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja
o. Estimated Obligations for Employee Benefits
Bank menghitung Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja”.
The Bank calculates defined employee benefits to its employees in accordance with Labour Law No. 13/2003 dated 25 March 2003 and SFAS No. 24 (Revised 2004), “Employee Benefits”.
Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja”, perhitungan imbalan kerja mengunakan metode Projected Unit-Credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui dari masing-masing program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut.
In accordance with SFAS No. 24 (Revised 2004) “Employee Benefits”, the calculation is determined using the Projected Unit-Credit method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expenses when the net accumulated unrecognized actuarial gains or losses for each individual plan at the end of the previous reporting year exceed 10% of the present value of the defined benefit on that date. These gains or losses are recognized on a straight-line method over the expected average remaining working lives of the participating employees.
Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut telah menjadi hak (vested), dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak (vested).
Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, otherwise it is amortized on a straight-line method over the average period until the benefits become vested.
Kewajiban imbalan pasti yang diakui di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
The liability for employee benefits recognized in the balance sheet is the present value of t h e d e f i n e d b e n e fi t obli g ati ons as a d j u s te d for unrecognized actuarial gains or losses and unrecognized past service costs.
27
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/20
Exhibit E/20
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I KH TI S AR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
p. Pendapatan dan Beban Bunga
p. Interest Income and Expenses
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama masa perkiraan umur dari aset keuangan atau kewajiban keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasikan arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.
Starting 1 January 2010, interest income and expenses are recognized in the statement of income using the effective interest method. The effective interest rate is the rate that exactly disccounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial assets or liability (or, where appropriate, a shorter period) to the carrying amount of the financial assets or liability.When calculation the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but not future credit losses.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup seluruh imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya transaksi meliputi biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan.
The calculatin of the effective interest rate includes all fees and points paid or received that are an integral part of the efffective interest rate. Transactions costs include incremental costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issue of a financial liability.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan di dalam laporan laba rugi meliputi:
Interest income and expenses presented in the statement of income include:
Interest on financial assets and liabilities at amortized cost calculated on an effective interest basis;
Bunga atas aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif; Bunga atas efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual yang dihitung menggunakan suku bunga efektif.
Interest on available-for-sale financial calculated on an effective interest basis.
assets
Pendapatan bunga atas semua aset yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dipandang tidak signifikan terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga.
Interest income on all trading assets are considered to be incidental to the Bank’s trading operations and are presented as part of interest income.
Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunga telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai (2009 sebagai kredit non-performing). Kredit non-performing untuk tahun yang berahir pada tanggal 31 Desember 2009 terdiri dari kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai (2009 sebagai kredit nonperforming).
Loans receivable where the principal or interest has been past due for 90 days or more, or where reasonable doubt exists as to the timely collection, are generally classified as impaired loans (2009 as non-performing loans). Non-performing loans for the year ended 31 December 2009 include loans classified as substandard, doubtful and loss. Interest accrued but not yet collected is reversed when a loan is classified as impaired loans (2009 as non-performing loans).
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai “non-performing” yang diakui pada saat pendapatan tersebut diterima secara tunai. Pendapatan bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan nonperforming, dan selanjutnya dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima secara tunai.
Prior to 1 January 2010, interest income and expense are recognized on an accrual basis, except for interest income on loans and other earning assets that classified as non-performing, which is recognized only when such interests are actually received in cash. Interest income that has already recognized or recorded but not yet received, are cancelled when the loans are classfied as non-performing, and then are recorded as contingent receivables in the administrative accounts and are recognized as income when cash is received.
28
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/21
Exhibit E/21
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I KH TI S AR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2.
p. Pendapatan dan Beban Bunga (Lanjutan)
SUMMARY OF (Continued)
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
p. Interest Income and Expenses (Continued)
Kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak termasuk efek-efek) dikalsifikasikan sebagai nonperforming jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan efek-efek diklasifikasikan sebagai non-performing jika penerbit efek tidak dapat memenuhi pembayaran bunga dan/atau pokok.
Loans and other earning assets (excluding securities) are considered as non-performing when they are classfied as substandard, doubtful, or loss. Securities are categorized as non-performing when the issuer of securities defaults on its interest and/or principal payments.
Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga.
Cash payments of debtors pertaining to loans classified as doubtful and loss are applied against loan pincipal balances, any excess is recognized as interest payment on the mentioned loans above.
Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit yang baru dalam rangka restrukturisasi dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortiassi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima.
Deferred interest that is capitalized to the principals under new restructuring agreements is recorded as deferred interest income and recognized as income proportionately based on the amount of capitalized interest relative to the loan principal upon loan repayment.
q. Pendapatan Provisi dan Komisi
q. Fees and Commission Income
Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/pengurang dari biaya perolehan kredit dan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
Since the implementation of SFAS 55 (Revised 2006) in 1 January 2010, significant fees and commissions income directly related to lending activities, are recognised as part/deduction of lending cost and will be recognised as interest income by amortising the carrying value of loan with effective interest rate method.
Provisi dan komisi yang diperoleh atas beragam jasa yang diberikan kepada nasabah umumnya diakui pada saat penyelesaian transaksi. Untuk jasa yang diberikan selama periode waktu tertentu atau periode risiko kredit yang diterima, provisi dan komisi diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif selama periode waktu terkait.
Fees and commissions earned from a range of services rendered to customers are normally recognized upon a completion of a transaction. For services provided over a period of time or credit risk undertaken, fees and commissions are amortised using effective interest rate over the relevant period.
Beban provisi dan komisi lainnya sehubungan dengan transaksi antar Bank diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.
Other fees and commission expenses related mainly to inter-Bank transaction fees which are expensed as the service are received.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan/atau yang mempunyai jangka waktu tertentu, ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktunya.
Prior to 1 January 2010, significant fees and commissions that are directly related to lending activities and/or having specific time periods are deffered and amortized using the straight-line method over the respective time periods.
Saldo pendapatan provisi dan komisi yang belum diamortisasi untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, diakui sebagai pendapatan pada saat pelunasan.
The balances of unamortized fees and commissions relating to loans settled prior to maturity are recognized as income upon settlement.
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
Other fees and commissions that are not directly related to either lending activities or specific time periods are recognized at the transaction date.
29
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/22
Exhibit E/22
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. I KH TI S AR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2.
r. Perpajakan
SUMMARY OF (Continued)
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
r. Taxation
Pajak penghasilan tangguhan dihitung dengan menggunakan metode kewajiban, terhadap semua perbedaan temporer pada tanggal neraca antara aset dan kewajiban menurut pajak dan nilai tercatatnya pada laporan keuangan. Perlakuan tersebut telah sesuai dengan PSAK No. 46 mengenai “Akuntansi Pajak Penghasilan”.
Deferred income tax is calculated using the liability method, on all temporary differences at the balance sheet date between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes. The accounting treatment is in conformity with SFAS No 46 “Accounting for Income Tax”.
Kewajiban pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan saldo rugi pajak yang belum digunakan, apabila besar kemungkinannya bahwa jumlah laba fiskal di masa datang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum digunakan.
Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences. Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and carryforward balance of unused tax losses, to the extent that it is probable that future taxable income will be sufficient to be applied against the deductible temporary differences and unused tax losses can be utilized.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau yang secara substansial diberlakukan pada tahun di mana aset tersebut direalisasikan atau kewajiban tersebut diselesaikan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rate (and tax laws) that are effective or substantially expected to apply to the year when the asset is realized or the liability is settled.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila diajukan permohonan keberatan atau banding, ketika hasil keberatan atau banding sudah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if objected or appealed against, when the results of the objection or appeal has been determined.
Aset pajak tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi dengan kewajiban pajak tangguhan dalam neraca. Pemanfaatan aset pajak tangguhan oleh Bank tergantung pada laba kena pajak di masa yang akan datang.
Deferred tax assets are presented net of deferred tax liabilities in the balance sheet. The utilization of deferred tax assets recognized by the Bank is dependent upon future taxable profits.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak untuk tahun berjalan dan dihitung menggunakan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year and computed using prevailing tax rates.
s. Pelaporan Segmen
s. Segment Reporting
Informasi segmen dalam laporan keuangan disajikan berdasarkan segmen geografis. Sebuah segmen geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
The segment information in these financial statements is presented based on geographical segment. A geographical segment is engaged in providing services within a particular economic enviroment that are subject to risks and returns that are different from those segments operating in other economic environments.
Bank tidak menyajikan informasi segmen berdasarkan usaha, karena segmen usaha Bank sebagian besar merupakan kredit modal kerja.
The Bank does not present the segment information based on the business line, because most of Bank’s business segment was working capital loan.
t. Penggunaan Estimasi
t. Use of Estimates The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles, requires the management of the Bank to make estimates and assumptions, that affects the assets, liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen Bank untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban serta pengungkapan atas aset, kewajiban, komitmen dan kontijensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode laporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
30
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/23
Exhibit E/23
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. I KH TI SA R KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
t. Penggunaan Estimasi (Lanjutan)
t.
Several significant use of judgement and estimates by Bank are as follows:
Beberapa estimasi yang signifikan yang digunakan Bank adalah sebagai berikut: i.
Use of Estimates (Continued)
i.
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Where the fair value of financial assets and financial liabilities recorded on the balance sheet cannot be derived from active markets, they are determined using a variety of valuation techniques, including mathematical models, such discounted future cash flows analysis by using prevailing market rate.
Jika nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tercatat pada neraca tidak dapat diperoleh dari pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika, seperti teknik penilaian analisa arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga pasar yang berlaku. ii.
ii.
Aset pajak tangguhan
Deferred tax assets Deferred tax assets are recognised for the recoverable taxable income for the future from temporary difference. Management judgement is required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognised, based upon the likely timing and level of future taxable profits together with future tax planning strategis during the periode /year.
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan timing dan tingkat laba fiskal dimasa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan. u. Laba per Saham
v.
Fair value of financial instruments
u. Earning per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada periode/tahun berjalan.
Basic earning per share is computed by dividing net income with the weighted average number of outstanding shares during the periode/year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar ditambah dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang akan diterbitkan atas konversi efek yang berpotensi saham yang bersifat dilutif.
Diluted earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding plus the weighted average number of shares outstanding which would be issued on the conversion of the dilutive potential shares.
Dividen
v. Dividend Dividend distribution to the Bank’s Shareholders is recognised as a liability in the Bank financial statements in the priod/year in which the dividends are approved by the Bank’s shareholders.
Pembagian dividen kepada para pemegang saham Bank diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan keuangan Bank pada periode/tahun ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Bank. 3. K A S
3. C A S H 2010
2009
Rupiah Kas besar Anjungan Tunai Mandiri
3.457.201.363 741.100.000
2.473.598.705 620.250.000
Rupiah Cash Automated Teller Machine
Jumlah
4.198.301.363
3.093.848.705
Total
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA 2010
Rupiah
136.323.290.506
2009 66.668.053.842
Rupiah
As of 31 December 2010 and 2009, the percentage of Statutory Reserves to Third Party Fund (TPF) in Rupiah are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 persentase Giro Wajib Minimum terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam mata uang Rupiah adalah sebagai berikut:
31
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/24
Exhibit E/24
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4. GIRO PADA BANK INDONESIA (Lanjutan)
4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA (Continued)
Rupiah Giro wajib Minimum Utama Giro wajib Minimum Sekunder
2010
2009
8,05% 2,66%
5,06% 6,50%
Rupiah Primary Statutory Reserves Secondary Statutory Reserves
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI, Surat Utang Negara (SUN) dan/atau kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank Kesejahteraan Ekonomi dari GWM Utama yang dipelihara di Bank Indonesia.
Primary Statutory Reserve is a minimum reserves that should be maintained by Bank in the current accounts with Bank Indonesia, while Secondary Statutory Reserve is a minimum reserves that should be maintained by Bank which comprises of Bank Indonesia Certificates, Government Debenture Debt (SUN) and/or excess reserve of Bank Kesejahteraan Ekonomi current accounts from the Primary Statutory Reserve that should be maintained in Bank Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Giro Wajib Minimum Bank telah sesuai dengan PBI No. 7/29/PBI/2005 tanggal 6 September 2005 yang telah diubah dengan PBI No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 dan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 dan selanjutnya diubah dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada BI dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder masing-masing sebesar 8,00% dan 2,50% (2009: 5,00% dan 2,5%) dan valuta asing sebesar 1% pada tahun 2010 dan 2009.
As of 31 December 2010 and 2009, Bank’s Minimum Statutory Reserves complies with BI regulation No. 7/29/PBI/2005 dated 6 September 2005 which has been amended with BI Regulation No. 10/19/PBI/2008 dated 14 October 2008 and BI regulation No. 10/25/PBI/2008 dated 23 October 2008 and the latest amendment with BI regulation No. 12/19/PBI/2010 dated 4 October 2010 concerning Minimum Statutory Reserves of Commercial Banks with BI in Rupiah which consist of Primary and Secondary Minimum Statutory Reserves of 8.00% and 2.50% (2009: 5.00% and 2.5%) and foreign currencies of 1% for year 2010 and 2009.
5. GIRO PADA BANK LAIN
5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS
a. Berdasarkan sifat hubungan, mata uang dan nama bank lain
a. By nature of relationship, currency and name of other banks
2010 Pihak ketiga: Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jambi PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari) PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Jumlah giro pada bank lain Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(
Jumlah
2009
2.308.878.777 464.806.832
1.379.652.169 334.542.284
127.097.841 121.159.053 109.487.271
73.919.469 3.664.000 21.484.238
95.651.905 67.899.789
41.369.147 309.400.889
64.556.700
64.867.893
32.746.957
16.262.390
Third parties: Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Selatan PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jambi PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Barat (Bank Nagari) PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan
3.392.285.125
2.245.162.479
Total current accounts with other banks
-
)(
3.392.285.125
Less: Allowance for impairmet losses
2.221.233.039
b. Berdasarkan kolektibilitas
Total
b. By collectibility As of 31 Desember 2010 and 2009, all current accounts with other banks are classified as current.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh giro pada bank lain digolongkan sebagai lancar. c. Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun
Rupiah
23.929.440)
c. Average annual effective interest rate 2010
2009
1,50%
3,12%
32
Rupiah
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/25
Exhibit E/25
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. GIRO PADA BANK LAIN (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS (Continued)
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain
Saldo awal tahun Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 38) ( Reklasifikasi selama tahun berjalan
Movements in allowance for impairment losses on current accounts with other banks
2010
2009
23.929.440
25.453.810
23.929.440) (
Saldo akhir tahun
6.
d.
1.524.370)
-
Balance at beginning of the year Adjustment to opening balance relating to first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006) (Notes 38) Reclassification during the year
23.929.440
Balance at end of the year
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tidak terdapat saldo giro pada bank lain yang diblokir.
As of 31 December 2010 and 2009, there are no demand deposits with other banks which are blocked.
Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan pada Catatan 37.
Information in respect of maturities is disclosed in Note 37.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai atas giro pada bank lain telah memadai.
Management believes the allowance for impairment losses on current account with other banks is adequate.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS
a. Berdasarkan sifat hubungan, mata uang, dan jenis penempatan
a. By nature of relationship, currency and type of placements
2010 Pihak ketiga: Rupiah Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) Bank Indonesia Diskonto yang belum diamortisasi Bersih Call money Bank Agris Jumlah
(
2009
255.500.000.000 44.900.000.000 932.097.314)( 46.187.108) 254.567.902.686
44.853.812.892
b. Kisaran tingkat bunga efektif per tahun:
FASBI Call money pada bank lain
Net
44.853.812.892
25.000.000.000 279.567.902.686
Third parties: Rupiah Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) Bank Indonesia Unamortized discount
Call money Bank Agris Total
b. Range of effective interest rates per annum: 2010
2009
5,50% - 5,75% 6,10% – 6,15%
6,00% - 6,32% 6,00% - 6,32%
c. Kolektibilitas
FASBI Call money to other banks
c. Collectibility As of 31 December 2010 and 2009, all placements with Bank Indonesia and other banks were classified as current.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain digolongkan sebagai lancar.
33
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/26
Exhibit E/26
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (Lanjutan)
6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (Continued)
d. Berdasarkan umur jatuh tempo
d. By remaining period to maturity 2010
7.
2009
≤ 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan
180.254.270.235 99.313.632.451
44.853.812.892 -
≤ 1 month > 1 month – 3 months
Jumlah
279.567.902.686
44.853.812.892
Total
e. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tidak terdapat penempatan yang dijaminkan.
e. As of 31 December 2010 and 2009, there were no placement pledged as collateral.
f.
f. Management believes that all of the placement were classified as current, thus the management did not provided any allowance for impairment losses.
Manajemen berpendapat bahwa seluruh penempatan digolongkan sebagai lancar, sehingga manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai.
EFEK-EFEK
7. MARKETABLE SECURITIES
a. Berdasarkan sifat hubungan, tujuan investasi dan jenis efek
a. By nature of relationship, purpose and type of investment
2010 Pihak ketiga: Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Diskonto yang belum diamortisasi Nilai bersih
2009
45.000.000.000 (
85.000.000.000
1.123.434.105 )( 43.876.565.895
135.545.039)
Unamortized discount Net
84.864.454.961
b. Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun:
SBI
Third parties: Held-to-maturity Bank Indonesia certificates (SBI)
b. The average effective interest rates per annum:
2010
2009
6,33%
7,56%
c. Kolektibilitas
SBI
c. Collectibility As of 31 December 2010 and 2009, all marketable securities were classified as current.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh efek-efek digolongkan sebagai lancar. d. Berdasarkan jatuh tempo
d. By period of maturity 2010
2009
≤ 1 bulan < 1 bulan – 1 tahun
43.876.565.895
84.864.454.961 -
≤ 1 month > 1 month – 1 year
Jumlah
43.876.565.895
84.864.454.961
Total
Manajemen berpendapat bahwa seluruh efek-efek digolongkan sebagai lancar, sehingga manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai.
e. Management believes that all of the marketable securities were classified as current, thus the management did not provided any allowance for impairment losses.
f. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tidak terdapat penempatan yang dijaminkan.
f. As of 31 December 2010 and 2009, there were no placement pledged as collateral.
e.
34
35
Bersih
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
Pihak ketiga - Modal kerja - Investasi - Konsumsi
Pihak yang memiliki hubungan istimewa - Konsumsi
( 1.525.319.844.100
15.402.326.597) ( 45.524.797.609
2.370.790.473) (
47.895.588.082
47.895.588.082
1.538.477.064.846 1.540.722.170.697
36.829.975.086 9.554.038.957 1.511.574.039
-
2.245.105.851
1.509.262.362.856 17.442.011.297 11.772.690.693
-
2.245.105.851
Lancar/ Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
a. Berdasarkan klasifikasi Bank Indonesia, sifat hubungan dan jenis kredit
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
79.657.136
5.585.280 ) (
85.242.416
85.242.416
8.438.132 76.804.284
-
-
Kurang lancar/ Substandard
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit E/27
21.477.313.976
21.477.313.976
17.712.739.968 19.533.800 3.745.040.208
-
-
Macet/ Loss
286.911.808 (
3.531.335.632 )
216.249.995 ) ( 25.008.649.608 ) (
503.161.803
503.161.803
293.678.455 209.483.348
-
-
Diragukan/ Doubtful
1.567.679.875.021
43.003.601.953 )
1.610.683.476.974
1.608.438.371.123
1.564.107.194.497 27.015.584.054 17.315.592.572
2.245.105.851
2.245.105.851
Jumlah/ Total
Net
Allowance for impairment losses
Total
Third parties Working capital Investment Consumer -
Related parties Consumer -
a. By Bank Indonesia classification, nature of relationship and type of credit
8. LOANS
2010
Ekshibit E/27
These financial statements are originally issued in Indonesian languange
Bersih
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
Pihak ketiga - Modal kerja - Investasi - Konsumsi
Pihak yang memiliki hubungan istimewa - Modal kerja - Konsumsi
(
1.274.588.656.339
12.874.632.892 )
850.250.733
850.250.733
689.166.622 161.084.111
-
-
Kurang lancar/ Substandard
23.706.787.598
738.808.612
( 1.097.096.465) ( 111.442.121 )
24.803.884.063
24.803.884.063
1.273.634.391.056
1.287.463.289.231
18.213.139.027 1.909.713.498 4.681.031.538
-
13.828.898.175
1.245.233.784.784 12.277.154.940 16.123.451.332
-
11.800.000.000 2.028.898.175
Lancar/ Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
a. Berdasarkan klasifikasi Bank Indonesia, sifat hubungan dan jenis kredit (Lanjutan)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/28
Exhibit E/28
(
19.701.017.163
19.701.017.163
16.532.937.099 11.776.406 3.156.303.658
-
-
Macet/ Loss
36
751.205.115
4.554.509.937
572.263.277) ( 15.146.507.226)
1.323.468.392
1.323.468.392
749.765.962 573.702.430
-
-
Diragukan/ Doubtful
2009
(
1.304.339.967.601
29.801.941.981 )
1.334.141.909.582
1.320.313.011.407
1.281.418.793.494 14.198.644.844 24.695.573.069
13.828.898.175
11.800.000.000 2.028.898.175
Jumlah/ Total
Net
Total Allowance for impairment Losses
Third parties Working capital Investment Consumer -
Related parties Working capital Consumer -
a. By Bank Indonesia classification, nature of relationship and type of credit (Continued)
8. LOANS (Continued)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Bersih
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
Pertambangan Industri pengolahan Konstruksi Perdagangan, restoran, dan hotel Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa dunia usaha Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain
(
1.525.314.736.663
15.407.434.034) 45.523.898.955
( 2.371.689.127)
47.895.588.082
786.044.704 35.697.129.956 1.765.340.644
1.362.877.205 3.872.424.378 1.505.661.515.944 23.988.042.584
1.540.722.170.697
9.553.076.650 93.996.128 -
173.175.300 239.023.553 5.425.111.733
Lancar/ Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
b. Berdasarkan klasifikasi Bank Indonesia dan sektor ekonomi
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(
79.657.132
5.585.284)
85.242.416
85.242.416
-
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37
286.911.800
( 216.250.003)
503.161.803
302.523.185 200.638.618
-
Diragukan/ Doubtful
( 3.525.329.529 )
( 25.002.643.505)
21.477.313.976
16.241.522.523 3.923.685.015
1.242.740 1.213.580.199 97.283.499
Macet/ Loss
(
1.567.679.875.021
43.003.601.953)
1.610.683.476.974
1.362.877.205 4.658.469.082 1.557.902.691.608 29.962.949.277
9.553.076.650 268.414.168 1.452.603.752 5.522.395.232
Jumlah/ Total
Exhibit E/29
Net
Total Allowance for impairment losses
Mining Manufacturing industry Construction Trading, restaurant and hotel Transportation, warehousing and communication Business services Social/public services Others
b. By Bank Indonesia classification and economic sector
8. LOANS (Continued)
2010 Kurang lancar/ Substandard
Ekshibit E/29
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Bersih
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
Pertambangan Industri pengolahan Konstruksi Perdagangan, restoran, dan hotel Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa dunia usaha Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain
( 1.274.588.656.339
12.874.632.892 )(
850.250.733
680.097.453 170.153.280
-
Kurang lancar/ Substandard
23.706.787.598
738.808.612
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
19.701.017.163
489.243.656 14.540.297.459 3.356.555.349
1.213.580.200 101.340.499
Macet/ Loss
38
751.205.115
4.554.509.937
572.263.277 ) ( 15.146.507.226 )(
1.323.468.392
749.765.962 573.702.430
-
Diragukan/ Doubtful
1.304.339.967.601
29.801.941.981 )
1.334.141.909.582
2.118.178.737 16.732.137.754 1.268.191.057.032 28.338.042.393
10.000.000.000 2.164.652.349 1.455.974.265 5.141.867.052
Jumlah/ Total
Exhibit E/30
Net
Allowance for impairment losses
Total
Mining Manufacturing industry Construction Trading, restaurant and hotel Transportation, warehousing and communication Business services Social/public services Others
b. By Bank Indonesia classification and economic sector (Continued)
8. LOANS (Continued)
2009
1.097.096.465 ) ( 111.442.121 ) (
24.803.884.063
114.377.247 18.035.869.886 4.885.171.060
2.118.178.737 16.128.516.851 1.234.185.026.272 19.352.460.274 1.287.463.289.231
1.768.465.870 -
10.000.000.000 396.186.479 242.394.065 5.040.526.553
Lancar/ Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
b. Berdasarkan klasifikasi Bank Indonesia dan sektor ekonomi (Lanjutan)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/30
These financial statements are originally issued in Indonesian language
These financial statements are originally issued in Indonesian languange
Ekshibit E/31
Exhibit E/31
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 8. LOANS (continued)
c. Berdasarkan periode perjanjian dan sisa umur jatuh tempo:
c. Based on term of loan agreement and remaining period until maturity:
Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya.
The classifications of loans based on its term of credit, as stated in the loan agreements, and based on its remaining period until maturity are as follows:
- Berdasarkan periode perjanjian kredit:
- Based on term of loan agreements: 2010
≤1 >1 >2 >5
tahun tahun – 2 tahun tahun – 5 tahun tahun
2009
25.960.402.058 98.924.433.625 1.457.088.715.058 28.709.926.233
38.940.939.504 87.236.499.122 1.177.449.071.010 30.515.399.946
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai (
1.610.683.476.974 43.003.601.953)(
1.334.141.909.582 29.801.941.981)
Bersih
1.567.679.875.021
1.304.339.967.601
- Berdasarkan sisa umur jatuh tempo:
tahun tahun – 2 tahun tahun – 5 tahun tahun
141.269.375.575 299.923.274.433 870.803.475.071 22.145.784.503
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai (
1.610.683.476.974 43.003.601.953)(
1.334.141.909.582 29.801.941.981)
Bersih
1.567.679.875.021
1.304.339.967.601
d. Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun: 2010
2009
17,90% 12,60% 16,28%
17,65% 14,06% 19,74%
Total Allowance for impairment losses Net
Working capital Consumer Investment
e. Restructured loans 2010
Kredit yang direstrukturisasi selama tahun berjalan
Bersih
≤ 1 year > 1 year - 2 years > 2 years - 5 years > 5 years
d. Average effective interest rates per annum:
e. Kredit yang direstrukturisasi
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
Net
2009
127.858.636.973 335.207.015.368 1.126.961.161.523 20.656.663.110
Modal kerja Konsumsi Investasi
Total Allowance for impairment losses
- Based on remaining period until maturity: 2010
≤1 >1 >2 >5
≤ 1 year > 1 year - 2 years > 2 years - 5 years > 5 years
2009
35.749.083.576 (
28.309.957.673
918.751.581)(
8.313.794.885)
34.830.331.995
Loan restructured during the year Less: Allowance for impairment losses
19.996.162.788
Net
Kredit yang direstrukturisasi meliputi antara lain perpanjangan waktu, penurunan tingkat suku bunga dan kapitalisasi bunga menjadi pokok kredit.
Restructured loans include extension of maturity date, reduced overdue interest, reduced interest rate and capitalized interest into the new outstanding pricipal loan balance.
Tidak ada kredit yang direstrukturisasi yang termasuk dalam kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
There are no restructured loans to related parties.
39
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/32
Exhibit E/32
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
8. LOANS (continued)
Rasio kredit bermasalah (“NPL”) dihitung sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran BI No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 yang kemudian diubah melalui Surat Edaran BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010. Pada tanggal 31 Desember 2010, NPL bruto dan neto Bank Kesejahteraan Ekonomi masingmasing adalah sebesar 1,37% (2009: 1,64%) dan 0,18% (2009: 0,45%).
f. Non performing loans (“NPL”) determined based on financial ratio calculation guidance as stated in Circular Letter of BI No. 3/30/DPNP dated 14 December 2001 as amended with the Circular Letter of BI No. 7/10/DPNP dated 31 March 2005 then amended by Circular Letter of BI No.12/11/DPNP dated 31 March 2010. As of 31 December 2010, the percentage of Bank Kesejahteraan Ekonomi gross and net NPL is 1.37% (2009: 1.64%) and 0.18% (2009: 0.45%).
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah kredit non performing yang telah dihentikan pembebanan bunganya adalah sebesar Rp 21.874.736.288.
As of 31 December 2009, interest not accrued on non performing loans amounted to Rp 21,874,736,288.
g. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
g. The movements in the allowance for impairment losses on loans are as follows:
f.
2010 Saldo awal tahun Penambahan cadangan selama tahun berjalan Reklasifikasi cadangan selama tahun berjalan Penghapusbukuan kredit Penerimaan kembali kredit yang telah dihapuskan Saldo akhir tahun
(
2009
29.801.941.981
24.215.766.780
Balance at beginning of the year
16.203.866.350
6.126.000.000
617.760.525 ( 3.790.346.683)(
92.810.811) 690.129.176)
Increase in allowance during the year Reclassification of allowance during the year Write-offs during the year
170.379.780
243.115.188
Recovery of loans previously written-off
43.003.601.953
29.801.941.981
Balance at end of the year
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
Management believes the allowance for impairment losses is adequate to cover possible losses arising from uncollectible loans.
Pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Bank melaksanakan penghapusbukuan kredit masing-masing sebesar Rp 3.790.346.683 dan Rp 690.129.176.
For the years ended 31 December 2010 and 2009, Bank write-off loans amounting to Rp 3,790,346,683 and Rp 690,129,176, respectively.
h. Batas Maksimum Pemberian Kredit
h. Legal Lending Limit On 20 January 2005, BI issued regulation No. 7/3/PBI/2005 relating to the “Legal Lending Limit (LLL) for Commercial Banks” which was effective starting 20 January 2005. This regulation requires the maximum lending limit to one nonrelated party borrower not to exceed 20% of the Bank’s capital. This regulation also requires the maximum lending limit to non related party group of borrowers not to exceed 25% of Bank’s capital. This regulation has been changed by BII regulation No. 8/13/PBI/2006 dated 5 October 2006 regarding criteria of lending to related parties which exempted from calculation of the LLL. As of 31 December 2010 and 2009, there was no breach and no violation of the LLL requirements both to related parties and third parties.
Pada tanggal 20 Januari 2005, BI mengeluarkan peraturan No. 7/3/PBI/2005 tentang “Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Bank Umum” yang berlaku efektif sejak tanggal 20 Januari 2005. Peraturan tersebut menetapkan batas maksimum penyediaan dana kepada satu peminjam yang bukan merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak melebihi 20% dari modal Bank. Peraturan tersebut juga menetapkan batas maksimum penyediaan dana kepada satu kelompok peminjam yang bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak melebihi 25% dari modal Bank. Peraturan ini telah diubah dengan peraturan BI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang kriteria penyediaan dana kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dikecualikan dari perhitungan BMPK. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tidak terdapat pelampauan dan pelanggaran atas BMPK baik kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak tidak terkait. i.
Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan
i. Other significant information relating to loans Loans are generally collateralised by Tabungan Koperasi (TAKOP), Attorney Salary Cut and other mortgages.
Kredit yang diberikan dijamin dengan Tabungan Koperasi (TAKOP), Surat Kuasa Potong Gaji dan agunan lain.
40
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/33
Exhibit E/33
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
9. PENDAPATAN BUNGA YANG MASIH AKAN DITERIMA
9. ACCRUED INTEREST RECEIVABLES As of 31 December 2010 and 2009, accrued interest receivable represents interest on loans amounted to Rp 12,760,944,500 and Rp 13,298,902,197, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, pendapatan bunga yang masih akan diterima merupakan bunga atas kredit masing-masing sebesar Rp 12.760.944.500 dan Rp 13.298.902.197. 10. ASET TETAP
2010
10. PROPERTY AND EQUIPMENT Saldo awal/ Beginning balance
Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Addition Deduction Reclassification
Saldo akhir/ Ending balance
Pemilikan langsung Biaya perolehan Komputer dan instalasi 10.967.201.623 1.031.640.017( Perlengkapan kantor 1.760.082.946 553.680.230( Kendaraan 2.616.383.000 39.935.000( Mesin kantor 1.044.817.356 260.171.948
669.261.185) 30.350.000) 42.345.000) -
31.141.000 -
16.388.484.925 1.885.427.195(
741.956.185)
31.141.000 17.563.096.935
Aset dalam penyelesaian
399.641.000
206.032.000
(
-
31.141.000)
Total biaya perolehan 16.788.125.925 2.091.459.195(
741.956.185)
-
Akumulasi penyusutan Komputer dan instalasi Perlengkapan kantor Kendaraan Mesin kantor
7.199.760.467 1.417.300.107( 1.125.422.375 234.369.128( 1.535.774.927 386.782.933( 650.367.050 198.271.633
668.253.268) 29.514.167) 42.345.000) -
-
10.511.324.819 2.236.723.801(
740.112.435)
-
Jumlah tercatat
6.276.801.106
2009
Saldo awal/ Beginning balance
Pemilikan langsung Biaya perolehan Komputer dan instalasi Perlengkapan kantor Kendaraan Mesin kantor Aset dalam penyelesaian
Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Addition Deduction Reclassification
Jumlah tercatat
Construction in progress
18.137.628.935
Total cost
Accumulated depreciation 7.948.807.306 Computer and installation 1.330.277.336 Office equipment 1.880.212.860 Vehicles 848.638.683 Office machinery 12.007.936.185
Saldo akhir/ Ending balance
9.742.779.536 1.664.031.046 2.602.383.000 1.037.017.356
567.689.619( 103.511.900( 14.000.000 7.800.000
10.967.532) 7.460.000) -
667.700.000 -
15.046.210.938
693.001.519(
18.427.532)
667.700.000 16.388.484.925
452.627.200
614.713.800
-
(
667.700.000)
Direct ownership Cost Computer and installation Office equipment Vehicles Office machinery
574.532.000
6.129.692.750
Total biaya perolehan 15.498.838.138 1.307.715.319( Akumulasi penyusutan Komputer dan instalasi Perlengkapan kantor Kendaraan Mesin kantor
11.360.721.455 2.283.413.176 2.613.973.000 1.304.989.304
2010
10.967.201.623 1.760.082.946 2.616.383.000 1.044.817.356
Carrying amount
2009 Direct ownership Cost Computer and installation Office equipment Vehicles Office machinery
399.641.000
Construction in progress
18.427.532)
-
16.788.125.925
Total cost
5.837.713.637 1.365.702.674( 924.761.513 208.120.862( 1.150.396.231 385.378.696 513.270.135 137.096.915
3.655.844) 7.460.000) -
-
7.199.760.467 1.125.422.375 1.535.774.927 650.367.050
Accumulated depreciation Computer and installation Office equipment Vehicles Office machinery
8.426.141.516 2.096.299.147(
11.115.844)
-
10.511.324.819
7.072.696.622
6.276.801.106
41
Carrying amount
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/34
Exhibit E/34
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. ASET TETAP (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 10. PROPERTY AND EQUIPMENT (Continued)
Jumlah beban penyusutan aset tetap adalah sebesar Rp 2.236.723.801 dan Rp 2.096.299.147 masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009 dan dicatat pada beban operasional lainnya dalam laporan laba rugi.
Depreciation expense of property and equipment amounting to Rp 2,236,723,801 and Rp 2,096,299,147 for year 2010 and 2009 respectively and recorded as other operating expenses in the statements of income.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh aset tetap telah diasuransikan dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 25.149.249.678 dan Rp 11.451.293.791. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
As of 31 December 2010 and 2009, all property and equipment have been insured amounting to Rp 25,149,249,678 and Rp 11,451,293,791, respectively. The managements believe that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
Pengurangan aset tetap termasuk penghapusbukuan aset tetap berupa komputer dan instalasi dan perlengkapan kantor yang rusak dan tidak terpakai dengan nilai buku sebesar masing-masing Rp 1.843.750 dan Rp 7.311.688 selama tahun 2010 dan 2009.
The deductions of property and equipment include written-off damaged and unused computer and installation and office equipment with carrying amount of Rp 1,843,750 and Rp 7,311,688 during year of 2010 and 2009, respectively.
Penambahan aset tetap selama tahun 2010 termasuk reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian berupa perangkat lunak “Bank Vision”.
The additions of property and equipment include reclassification from construction in progress of “Bank Vision” software.
Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank.
Management believes that there is no indication of permanent impairment in the value of Bank’s property and equipment.
Rincian dari laba (rugi) penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
The details of gain (loss) on sales of property and equipment are as follows:
2010
2009
Hasil penjualan Jumlah tercatat
71.000.000 -
-
Proceed from sale Carrying amount
Laba (rugi) penjualan aset tetap
71.000.000
-
Gain (loss) on sale of property and equipment
11. ASET LAIN-LAIN
11. OTHER ASSETS 2010
2009
Beban dibayar di muka dan uang muka Persediaan alat tulis kantor dan barang cetakan Lain-lain
20.752.110.464
11.943.989.883
Prepaid expenses and advance payments
157.435.075 183.191.862
111.836.905 79.530.929
Office supplies and printing Others
Jumlah
21.092.737.401
12.135.357.717
Total
As of 31 December 2010 and 2009, prepaid expenses include office building rent to IKP-RI, a related party, amounted to Rp 1,200,704,506 and Rp 2,579,598,382, respectively (Note 31).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, beban dibayar di muka termasuk sewa gedung kantor kepada IKP-RI, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, masingmasing sebesar Rp 1.200.704.506 dan Rp 2.579.598.382 (Catatan 31).
42
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/35
Exhibit E/35
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KEWAJIBAN SEGERA
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 12. OBLIGATION DUE IMMEDIATELY
2010
2009
Setoran sementara Lain-lain
48.626.298 1.059.562.085
14.350.001 932.208.325
Temporary deposits Others
Jumlah
1.108.188.383
946.558.326
Total
Others mainly consist of “ATM Bersama” expenses and fund transfer.
Lain-lain terutama meliputi antara lain biaya “ATM Bersama” dan kiriman uang. 13. SIMPANAN NASABAH a.
13. DEPOSITS FROM CUSTOMERS
Berdasarkan jenis, mata uang dan sifat hubungan
a. By type, currency and nature of relationship
2010 Giro Rupiah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
Tabungan Rupiah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
Demand deposits Rupiah 2.601.265.277 12.337.228.691
11.823.310.083 10.523.993.511
14.938.493.968
22.347.303.594
Related parties Third parties
Savings deposits Rupiah 1.122.417.376 111.953.961.172
878.551.431 93.884.554.747
113.076.378.548
94.763.106.178
Deposito berjangka dan call deposito Rupiah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 21.639.016.669 Pihak ketiga 1.558.228.712.452
46.958.732.670 1.139.088.901.993
1.579.867.729.121
1.186.047.634.663
1.707.882.601.637
1.303.158.044.435
Jumlah b.
2009
Related parties Third parties
Time deposits and deposits on call Rupiah
Simpanan yang diblokir dan dijadikan jaminan atas kredit yang diberikan serta tujuan lainnya:
Related parties Third parties
Total
b. Amounts blocked and pledged as loan collateral and other purpose:
2010
2009
Tabungan Deposito berjangka
84.745.217.078 8.187.000.000
50.680.845.484 19.020.286.430
Savings deposits Time deposits
Jumlah
92.932.217.078
69.701.131.914
Total
Pada tahun 2009, deposito berjangka dari para pemegang saham yang diblokir untuk setoran modal pada Bank telah diakui sebagai modal sebesar Rp 2.947.844.635 (Catatan 19).
As of 2009, time deposits from shareholders which have been blocked for contributed as Bank's capital, amounted to Rp 2,947,844,635. Have been recognized as a Bank's capital (Note 19).
Pada tahun 2010, giro dari para pemegang saham yang diblokir untuk setoran modal pada Bank telah diakui sebagai modal sebesar Rp 2.697.123.200 (Catatan 19).
As of 2010, time deposits from shareholders which have been blocked for contributed as Bank’s capital, amounted to Rp 2,697,123,200. Have been recognized as a Bank’s capital (Note 19).
43
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Exhibit E/36
Ekshibit E/36 PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
13. SIMPANAN NASABAH (Lanjutan)
13. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (Continued)
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun
c.
Giro Tabungan Deposito berjangka d.
c. 2010
2009
2,32% 5,15% 10,45%
4,13% 5,13% 12,48%
Berdasarkan jangka waktu deposito:
Deposito on call Jangka waktu 1 bulan Jangka waktu 3 bulan Jangka waktu 6 bulan Jangka waktu 12 bulan Jangka waktu lebih dari 12 bulan
e.
2009
73.757.603.241 531.507.493.238 418.232.833.112 114.830.725.730 441.534.073.800 5.000.000
10.478.255.169 340.504.874.445 252.805.424.252 139.544.251.129 442.709.829.668 5.000.000
Deposits on call Term of 1 month Term of 3 months Term of 6 months Term of 12 months Term of more than 12 months
1.579.867.729.121
1.186.047.634.663
Total
Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo
e. Based on remaining period until maturity
2010
2009
716.033.465.569 396.010.844.308 259.088.625.405 208.734.793.839 -
466.097.680.448 322.270.087.323 199.061.994.505 198.612.872.387 5.000.000
≤ 1 month > 1 month - 3 months > 3 months - 6 months > 6 months - 12 months > 12 months
1.579.867.729.121
1.186.047.634.663
Total
≤ 1 bulan < 1 bulan - 3 bulan < 3 bulan - 6 bulan < 6 bulan - 12 bulan > 12 bulan Jumlah
Demand deposits Savings deposits Time deposits
d. Based on period of time deposits: 2010
Jumlah
Annual average effective interest rates
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN
14. DEPOSITS FROM OTHER BANKS
a. Berdasarkan sifat hubungan, mata uang dan jenis
a. By nature of relationship, currency and type
2010
2009
Pihak ketiga: Rupiah Deposito berjangka Call money Tabungan Giro
104.403.170.101 30.000.000.000 1.066.001.051 9.561.786
30.025.000.000 23.983.054
Third parties: Rupiah Time deposits Call money Savings Demand deposits
Jumlah
135.478.732.938
30.048.983.054
Total
b. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tidak terdapat simpanan dari bank lain yang diblokir dan dijadikan jaminan atas kredit yang diberikan.
b. As of 31 December 2010 and 2009, there is no deposits from other banks has blocked and pledged as loan collateral.
c. Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun:
c. Average effective interest rates per annum:
Deposito berjangka Giro Tabungan Call money
2010
2009
8,03% 1,00% 5,00% 6,06%
9,29% 1,00% -
44
Time deposits Demand deposits Savings Call money
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/37
Exhibit E/37
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN (Lanjutan)
14. DEPOSITS FROM OTHER BANKS (Continued)
d. Berdasarkan jangka waktu
d. By period of time 2010
Call money: ≥ 1 bulan Deposito: ≥ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan
2009
44.007.336.768 60.395.833.333
20.025.000.000 10.000.000.000
Call money: ≥ 1 month Time deposits: ≥ 1 month > 1 month – 3 months
134.403.170.101
30.025.000.000
Total
30.000.000.000
Jumlah
-
e. Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo
e. Based on remaining period until maturity
2010 Call money: ≥ 1 bulan Deposito berjangka: ≥ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan
2009
42.807.336.768 61.595.833.333
20.025.000.000 10.000.000.000
Call money: ≥ 1 month Time deposits: ≥ 1 month > 1 month – 3 months
134.403.170.101
30.025.000.000
Total
30.000.000.000
Jumlah 15. PERPAJAKAN
-
15. TAXATION
a. Utang pajak
Pajak Pajak Pajak Pajak Pajak
penghasilan pasal penghasilan pasal penghasilan pasal penghasilan pasal penghasilan pasal
a. Taxes payable
21 23 25 29 4 ayat (2)
Jumlah
2010
2009
477.550.220 21.175.478 1.263.240.000 2.879.500 2.471.475.037
708.436.175 780.506.000 2.202.632.880 1.978.369.006
Income tax article 21 Income tax article 23 Income tax article 25 Income tax article 29 Income tax article 4 (2)
4.236.320.235
5.669.944.061
Total
b. Manfaat (beban) pajak penghasilan badan:
b. Corporate income tax benefit (expense): 2010
2009
Kini Tangguhan
(
13.910.045.500) 1.511.879.810
( (
8.736.824.880) 159.470.963)
Current Deferred
Jumlah
(
12.398.165.690)
(
8.896.295.843)
Total
c. Pajak kini
c. Current tax A reconciliation between profit before income tax as presented in the statement of income and estimated taxable profit for the years ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
45
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/38
Exhibit E/38
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. PERPAJAKAN (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 15. TAXATION (continued)
c. Pajak kini (Lanjutan)
c. Current tax (Continued) 2010
Laba sebelum taksiran pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba rugi Beda waktu: Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif-kredit Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja Penyusutan aset tetap
(
48.197.998.531
30.814.540.860
5.492.041.905
172.310.172
786.364.448
(
117.678.687)
230.887.113)
(
306.933.377)
(
252.301.892)
6.047.519.240 Beda tetap: Beban yang tidak dapat dikurangkan Taksiran penghasilan kena pajak
2009
640.707.032
Permanent different: Non-deductible expenses
55.640.182.000
31.202.946.000
Estimated taxable income
Taksiran pajak penghasilan: 25% X Rp 55.640.182.000 28% X Rp 31.202.946.000
(
13.910.045.500) -
Jumlah
(
13.910.045.500)
2009
(
8.736.824.880)
Estimated of income tax: 25% X Rp 55,640,182,000 28% X Rp 31,202,946,000
(
8.736.824.880)
Total
13.907.166.000 (
Temporary different: Allowance for impairment losses on earning asset – loans Estimated obligations for employee benefits Depreciation of property and equipment
1.394.664.229
2010
Pajak penghasilan yang dibayar di muka: Pajak penghasilan pasal 25 Taksiran tagihan restitusi pajak penghasilan (utang pajak)
Profit before income tax as per statements of income
2.879.500)
6.534.192.000 (
46
2.202.632.880)
Prepaid income tax: Income tax - article 25 Estimated claim for income tax refund (taxes payable)
899.691.239
Jumlah
(
47
159.470.963)
740.220.276
45.417.893) 152.905.047 632.733.122
31 Desember/ December 2008
80.491.199) 29.898.243 108.878.007)
31 Desember/ December 2009
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income statements
103.139.671) 1.525.915.523 829.324.234 2.252.100.086
(
57.721.778 ) ( 1.373.010.476 196.591.112
31 Desember/ December 2010
1.511.879.810
(
Exhibit E/39
Total
Deferred tax assets (liabilities): Depreciation of property and equipment Allowance for impairment losses on earning assets-loans Accruals for employee benefits
Total
Deferred tax assets (liabilities): Depreciation of property and equipment Allowance for impairment losses on earning assets-loans Accruals for employee benefits
The deferred tax assets and liabilities arising from the significant temporary differences between commercial and tax purpose as of 31 December 2010 ad 2009, are as follows:
d. Deferred tax
740.220.276
(
45.417.893 ) ( 152.905.047 632.733.122
35.073.306 123.006.804 741.611.129
(
Aset (kewajiban) pajak tangguhan: Penyusutan aset tetap Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif-kredit Cadangan manfaat karyawan
Jumlah
Aset (kewajiban) pajak tangguhan: Penyusutan aset tetap Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif-kredit Cadangan manfaat karyawan
31 Desember/ December 2009
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. TAXATION (Continued)
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income statements
Pengaruh aset dan kewajiban pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial dan fiskal, pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut:
d. Pajak tangguhan
15. PERPAJAKAN (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/39
These financial statements are originally issued in Indonesian language
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/40
Exhibit E/40
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PERPAJAKAN (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. TAXATION (continued)
d. Pajak tangguhan (Lanjutan)
d. Deferred tax (Continued)
Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 36 tahun 2008 (Undang-undang) tentang perubahan keempat atas undang-undang No. 7 tahun 1983 atas pajak penghasilan telah disahkan. Undang-undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Perubahan signifikan yang diatur dalam undang-undang, salah satunya adalah perubahan tarif pajak penghasilan badan menjadi tarif tunggal, yaitu sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Bank telah membukukan pengaruh dari perubahan tarif pajak penghasilan terhadap aset pajak tangguhan – bersih dalam laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009.
In September 2008, Law No. 36 year 2008 (The Law) which is a forth amendment of Law No. 7 year 1983 regarding income tax has been approved. The Law is effective starting 1 January 2009. One of the significant changes stipulated in the law is changing of corporate income tax rate to single rate, which is 28% for the fiscal year 2009 and 25% for the fiscal year 2010 onwards, respectively. The Bank has charged the impact of the change of corporate income tax rate to its net deferred tax assets in its financial statements as of and for the years ended 31 December 2009.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terhutangnya pajak.
Under the taxation laws in Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (DGT) may assess or amend taxes within 5 (five) years of the time the tax becomes due.
16. PINJAMAN YANG DITERIMA
16. BORROWINGS 2010
Kredit Likuiditas Bank Indonesia Pemerintah Republik Indonesia (Rekening Dana Investasi) Jumlah
2009
497.805.898
1.641.881.681
693.138.800
1.300.363.039
Liquidity loans from Bank Indonesia Government of Republic of Indonesia (Investment Fund Accounts)
1.190.944.698
2.942.244.720
Total
a. Kredit Likuiditas Bank Indonesia merupakan pinjaman yang disediakan oleh Bank Indonesia untuk pembiayaan kredit Rumah Sederhana (RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS) dengan tingkat bunga 3% sampai dengan 9% per tahun masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009.
a. Liquidity loans from Bank Indonesia represents borrowings facility from Bank Indonesia for funding Housing Loans Program named "Rumah Sederhana (RS) and Rumah Sangat Sederhana (RSS)" bearing interest at rates ranging from 3% - 9% per annum in 2010 and 2009, respectively.
b. Pinjaman dari Pemerintah Republik Indonesia (Rekening Dana Investasi) merupakan pinjaman yang disediakan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk pembiayaan Program Perumahan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Rumah Sangat Sederhana (RSS) dan Rumah Sederhana (RS). Pinjaman ini disalurkan melalui PT Bank Tabungan Negara (Persero) dengan rincian sebagai berikut :
b. The loans from Government of Republic of Indonesia (Investment Fund Accounts) represent borrowing facility from the Government of Republic Indonesia for funding Housing Loans Program (KPR) which called "Rumah Sangat Sederhana (RSS) and Rumah Sederhana (RS)". This loans are channeled through PT Bank Tabungan Negara (Persero) as follows:
-
Perjanjian penerusan pinjaman No. 24/PKS/DIR/ 1996 tanggal 25 Januari 1996 dengan jumlah plafond sebesar Rp 4.764.095.000, jatuh tempo tanggal 25 Januari 2011.
-
Channeling loans agreement No.24/PKS/DIR/1996 dated 25 January 1996 with the plafond amounting to Rp 4,764,095,000 with ending period on 25 January 2011.
-
Perjanjian penerusan pinjaman No. 09/PKS/DIR/ 1997 tanggal 29 April 1997 dengan jumlah plafond sebesar Rp 1.807.300.000, jatuh tempo tanggal 29 April 2012.
-
Channeling loans agreement No.09/PKS/DIR/1997 dated 29 April 1997 with the plafond amounting to Rp 1,807,300,000 with ending period on 29 April 2012.
48
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/41
Exhibit E/41
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) -
16. BORROWINGS (Continued) -
Perjanjian penerusan pinjaman No. 04/PKS/DIR/ 1998 tanggal 17 Maret 1998 dengan jumlah plafond sebesar Rp 5.323.210.000, jatuh tempo 17 Maret 2013.
Channeling loans agreement No.04/PKS/DIR/1998 dated on 17 March 1998 with the plafond amounting to Rp 5,323,210,000 with ending period on 17 March 2013.
- Perjanjian penerusan pinjaman No. 05/PKS/DIR/ 2000 tanggal 8 Februari 2000 dengan jumlah plafond sebesar Rp 569.681.000, jatuh tempo tanggal 8 Februari 2015. Pada tanggal 13 Juni 2001 telah dilakukan perubahan (amandemen) plafond perjanjian penerusan pinjaman No. 05/PKS/DIR/ 2000 tanggal 8 Februari 2000 menjadi Rp 181.506.250.
- Channeling loans agreement No.05/PKS/DIR/2000 dated on 8 February 2000 with the plafond amounting to Rp 569,681,000 with ending period on 8 February 2015. On 13 June 2001 there is plafond change channeling loans agreement No.05/PKS/DIR/2000 dated 8 February 2000 amounting to Rp 181,506,250.
Bank dikenakan biaya administrasi sebesar 2% sampai dengan 3% per tahun atas jumlah pinjaman yang telah ditarik dan masih terutang dari waktu ke waktu.
The Bank is charged by administration fee amounting to 2% up to 3% per annum for the total of used facility and obligated from time to time.
17. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTIJENSI
17. ESTIMATED LOSSES ON COMMITMENT AND CONTINGENCIES The estimated losses on commitments and contingencies provided by the Bank were as follows:
Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha Bank, dibentuk sebagai berikut:
2010
Kolektibilitas/ Collectibility Bank garansi Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi/ Estimated losses on commitments and contingencies
Saldo/ Balance
Lancar
869.598.193
8.696.060
Lancar
8.498.425.251
88.007.331
Bank guarantees Unused credit facilities granted
9.368.023.444
96.703.391
Total
Jumlah
2009
Kolektibilitas/ Collectibility Bank garansi Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
Saldo/ Balance
Lancar
238.630.655
2.386.306
Lancar
11.683.473.869
116.834.739
Bank guarantees Unused credit facilities granted
11.922.104.524
119.221.045
Total
Jumlah
Movements in the allowance for possible commitment and contingencies losses were as follows:
Mutasi estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal tahun (Pemulihan) penambahan cadangan selama tahun berjalan Saldo akhir tahun
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi/ Estimated losses oncommitments and contingencies
2009
22.517.654)
94.335.181
Balance at beginning of the year (Recovery) addition of allowance during the year
96.703.391
119.221.045
Balance at end of the year
119.221.045 (
24.885.864
49
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/42
Exhibit E/42
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
18. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
18. OTHER LIABILITIES 2010
Bunga yang masih harus dibayar Cadangan biaya umum Pendapatan bunga yang ditangguhkan Cadangan jasa produksi Pembayaran debitur atas angsuran pinjaman Simpanan sementara Setoran jaminan Pendapatan provisi kredit diterima di muka Lain-lain Jumlah
2009
7.112.348.451 1.095.564.195 1.046.600.214 955.910.882
5.489.431.721 926.636.346 702.064.019 383.515.791
Accrued interest Accrued general expenses Deferred interest income Accruals for production services
470.550.448 147.014.134 100.000.000 56.874.260 224.807.239
501.458.799 173.618.508 202.884.905 10.908.406.450 167.892.817
Payment of loans from customers Temporary savings Security deposits Unearned fees Others
11.209.669.823
19.455.909.356
Total
Sejak 1 Januari 2010, pendapatan provisi kredit diterima dimuka yang jumlahnya signifikan dan berkaitan langsung dengan pemberian kredit diperhitungkan sebagai harga perolehan kredit yang diberikan.
Starting 1 January 2010, significant unearned fees and commissions directly related to loans is calculated as part of acquisition cost of loans.
Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan provisi kredit diterima di muka ditangguhkan sebagai kewajiban dan diamortisasi sepanjang periode kredit.
Prior to 1 January 2010, unearned fees were deferred as liabilities and amortized over term of the credit.
19. MODAL SAHAM
19. SHARE CAPITAL
Modal saham pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2010 and 2009, the share capital are as follows:
Susunan pemegang saham Bank dan kepemilikanya masingmasing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
The Bank’s shareholders and ownership as of 31 December 2010 and 2009 are as follows: 2010
Pemegang saham Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia PT Recapital Advisors PT TASPEN (Persero) Dana Pensiun Pertamina Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia Dana Pensiun PT Jasa Raharja Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi Jumlah
Lembar saham/ Number of shares
Jumlah/Amount
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Shareholders
124.569
1.245.690.000
0,98
Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia PT Recapital Advisors PT TASPEN (Persero) Dana Pensiun Pertamina Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia Dana Pensiun PT Jasa Raharja Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi
12.764.711
127.647.110.000
100,00
Total
Persentase kepemilikan/ Percentage Jumlah/Amount of ownership
Shareholders
7.611.973 2.644.903 1.191.962 766.681 220.270 204.353
76.119.730.000 26.449.030.000 11.919.620.000 7.666.810.000 2.202.700.000 2.043.530.000
59,63 20,72 9,34 6,01 1,72 1,60
2009
Pemegang saham Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia PT Recapital Advisors PT TASPEN (Persero) Dana Pensiun Pertamina Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia Dana Pensiun PT Jasa Raharja Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi Jumlah
Lembar saham/ Number of shares 6.970.939 2.487.687 1.121.092 721.079 220.270 192.243
69.709.390.000 24.876.870.000 11.210.920.000 7.210.790.000 2.202.700.000 1.922.430.000
117.168
1.171.680.000
11.830.478
118.304.780.000
50
Induk Koperasi Pegawai Republik 58,92 Indonesia 21,03 PT Recapital Advisors 9,48 PT TASPEN (Persero) 6,10 Dana Pensiun Pertamina 1,86 Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia 1,62 Dana Pensiun PT Jasa Raharja Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi 0,99 100,00
Total
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/43
Exhibit E/43
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. MODAL SAHAM (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 19. SHARE CAPITAL (Continued)
Berdasarkan Pernyataan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank tanggal 7 April 2010, yang diaktakan dengan akta Notaris Ny. Judy Sentana, S.H., M.H., No. 7 pada tanggal 7 April 2010, telah disetujui setoran modal sebesar Rp 15.847.123.200 dari Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia. Atas tambahan setoran modal tersebut telah dicatat dan disetujui dalam administrasi pengawasan Bank Indonesia melalui surat keputusan No. 13/7/DPB3/ TPB3-4/Rahasia tanggal 11 Februari 2011 sebesar Rp 2.005.590.000 (200.559 lembar saham) dengan agio saham sebesar Rp 691.533.200 (catatan 20).
Based on Annual Shareholders' General Meeting dated 7 April 2010, the minutes of which are covered by Notarial deed No. 7 dated 7 April 2010 of Notary Judy Sentana, S.H., M.H., the Bank’s shareholders have approved addition of share capital amounted to Rp 15,847,123,200 from Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia. The mentioned addition share capital have been recorded and approved by Bank Indonesia’s monitoring administration through its decision letter No. 13/7/DPB3/TPB3-4/Rahasia dated 11 February 2011 amounted to Rp 2,005,590,000 (200,559 shares) with premium on stock amounted to Rp 691.533.200 (note 20).
Dari total saham yang dikeluarkan tersebut, telah diambil oleh: Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia sejumlah 200.599 lembar saham dengan jumlah Rp 2.697.123.200.
From the total share above, some have been foreclosed by:
Berdasarkan Pernyataan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank tanggal 17 Juni 2009, yang diaktakan dengan akta Notaris Ny. Judy Sentana, S.H., M.H., No. 12 pada tanggal 17 June 2009, telah disetujui setoran modal sebesar Rp 2.947.844.635 dari PT TASPEN (Persero), Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia, Dana Pensiun PT Jasa Raharja, Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi. Atas tambahan setoran modal tersebut telah dicatat dan disetujui dalam administrasi pengawasan Bank Indonesia melalui surat keputusan No. 11/39/DPB3/TPB3-4/Rahasia tanggal 21 April 2009 sebesar Rp 2.168.330.000 (216.833 lembar saham) dengan agio saham sebesar Rp 779.514.635 (catatan 20).
Based on Annual Shareholders' General Meeting dated 17 June 2009, the minutes of which are covered by by Notarial deed No. 12 dated 17 June 2009 of Notary Judy Sentana, S.H., M.H., the Bank’s shareholders have approved addition of share capital amounted to Rp 2,947,844,635 from PT TASPEN (Persero), Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia, Dana Pensiun PT Jasa Raharja, Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi. The mentioned addition share capital bave been recorded and approved by Bank Indonesia’s monitoring administration through its decision letter No. 11/39/DPB3/TPB3-4/Rahasia dated 21 April 2009 amounted to Rp 2,168,330,000 (216,833 shares) with premium on stock amounted to Rp 779,514,635 (note 20).
Dari total saham yang dikeluarkan tersebut, telah diambil oleh: PT TASPEN (Persero) sejumlah 116.952 saham dengan harga Rp 1.589.962.440; Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia sejumlah 24.393 saham dengan harga Rp 331.622.835; Dana Pensiun PT Jasa Raharja sejumlah 63.291 saham dengan harga Rp 860.441.145; Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi sejumlah 12.197 saham dengan harga Rp 165.818.215.
From the total share above, some have been foreclosed by:
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR
- Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia amounted to 200,599 shares with total of Rp 2,697,123,200.
-
PT TASPEN (Persero) amounted to 116,952 shares with price Rp 1,589,962,440;' - Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia amounted to 24,393 shares with price Rp 331,622,835; - Dana Pensiun PT Jasa Raharja amounted to 63,291 shares with price Rp 860,441,145; - Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi amounted to 12,197 shares with price Rp 165,818,215.
20. ADDITIONAL PAID–IN-CAPITAL Balance of additional paid-in-capital as of 31 December 2010 and 2009 consist of:
Saldo tambahan modal disetor per 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri dari: 2010
2009
Agio saham Saldo awal Penambahan
10.488.588.835 691.533.200
9.709.074.200 779.514.635
Premium on stock Beginning balance Addition
Saldo akhir
11.180.122.035
10.488.588.835
Ending balance
Setoran modal
13.150.000.000
Jumlah
24.330.122.035
10.488.588.835
51
Paid in capital Total
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/44
Exhibit E/44
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. TAMBAHAN MODAL DISETOR (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 20. ADDITIONAL PAID-IN-CAPITAL (Continued)
Agio Saham
Premium on Stock
Akun ini merupakan kelebihan setoran modal dari pemegang saham berdasarkan surat keputusan Bank Indonesia masingmasing No. 13/7/DPB3/TPB3-4/Rahasia tanggal 11 Februari 2011 dan No. 11/39/DPB3/TPB3-4/Rahasia tanggal 21 April 2009 tahun 2010 dan 2009 (catatan 19).
This account represents the excess of shareholders paid in capital based on Bank Indonesia decision letter No. 13/7/DPB3/TPB3-4/Rahasia dated 11 February 2011 and No. 11/39/DPB3/TPB3-4/Rahasia dated 21 April 2009 for years 2010 and 2009, respectively (note 19).
Setoran Modal
Paid in Capital
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 7 April 2010, yang diaktakan dengan akta Notaris Ny. Judy Sentana, S.H., M.H., No. 7 pada tanggal 7 April 2010, telah disetujui setoran modal sebesar Rp 15.847.123.200 dari Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia. Berdasarkan hasil RUPS tersebut manajemen Bank mengajukan persetujuan penambahan modal saham kepada Bank Indonesia.
Based on Annual Shareholders' General Meeting dated 7 April 2010, the minutes of which are covered by Notarial deed No. 7 dated 7 April 2010 of Notary Judy Sentana, S.H., M.H., the Bank’s shareholders have approved addition of share capital amounted to Rp 15,847,123,200 from Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia. Based on the result of Shareholders’ General Meetings above, Bank’s management submit approval for addition of share capital to Bank Indonesia.
Bank Indonesia telah mencatat dan menyetujui tambahan setoran modal Bank sebesar Rp 2.697.123.200 yang terbagi menjadi modal saham sebesar Rp 2.005.590.000 dan agio saham sebesar Rp 691.533.200 atas nama Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia, pada tanggal 11 Februari 2011 melalui Surat Keputusan No. 13/7/DPB3/TPB3-4/Rahasia. Berdasarkan surat Direksi No. 07/DIR/2011 tanggal 23 Februari 2011, Bank telah mengajukan kembali sisa setoran modal sebesar Rp 13.150.000.000 yang belum disetujui oleh Bank Indonesia. Sampai dengan tanggal laporan auditor diterbitkan, surat persetujuan Bank Indonesia masih dalam proses.
Bank Indonesia have recorded and approved addition of Bank’s share capital amounted to Rp 2,697,123,200 which divided to be share capital amounted to Rp 2,005,590,000 and premium on stock amounted to Rp 691,533,200 from Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia, dated 11 Februari 2011 through its decision letter No. 13/7/DPB3/TPB3-4/Rahasia. Based on Director Letter No. 07/DIR/2011 dated 23 Februari 2011, Bank have reshare capital amounted to submitted remainder Rp 13,150,000,000 which have not been approved yet by Bank Indonesia. Up to the date of audit opinion submitted, the approval letter from Bank Indonesia is on going process.
21. PENGGUNAAN LABA
21. APPROPRIATION OF PROFIT
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 15 April 2009, yang dinyatakan dalam akta Notaris Judy Sentana, S.H., M.H., Notaris di Jakarta No. 11 tanggal 15 April 2009, para pemegang saham setuju untuk membagikan dividen saham sebesar Rp 7.582.020.000, dividen tunai sebesar Rp 11.957.777.400 dan tantiem sebesar Rp 604.413.951.
Based on the General Shareholders' Meeting held on 15 April 2009, as covered by notarial deed Judy Sentana, S.H., M.H., No. 11 dated 15 April 2009, the Shareholders agreed to pay share dividend amounting to Rp 7,582,020,000, cash dividend amounting to Rp 11,957,777,400 and tantiem amounting to Rp 604,413,951.
Perusahaan menyisihkan sebesar Rp 2.992.333.391 untuk cadangan umum sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut.
The Company also set aside Rp 2,992,333,391 to the general reserve in accordance with Law No. 40 year 2007 effective on 16 August 2007 regarding Limited Liability Company, which requires the Company in Indonesia to create a general reserve of at least 20% of the issued and fully paid. The law is no set period of time to the minimum general reserve.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 7 April 2010, yang dinyatakan dalam akta Notaris Judy Sentana, S.H., M.H., Notaris di Jakarta No. 7 tanggal 7 April 2010, para pemegang saham setuju untuk membagikan dividen saham sebesar Rp 7.336.740.000 dan dividen tunai sebesar Rp 12.538.463.040.
Based on the General Shareholders' Meeting held on 7 April 2010, as covered by notarial deed Judy Sentana, S.H., M.H., No. 7 dated 7 April 2010, the Shareholders agreed to pay share dividend amounting to Rp 7,336,740,000 and cash dividend amounting to Rp 12,538,463,040.
52
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/45
Exhibit E/45
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. PENGGUNAAN LABA (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 21. APPROPRIATION OF PROFIT (Continued) The Company also set aside Rp 1,446,865,713 to the general reserve in accordance with Law No. 40 year 2007 effective on 16 August 2007 regarding Limited Liability Company, which requires the Company in Indonesia to create a general reserve of at least 20% of the issued and fully paid. The law is no set period of time to the minimum general reserve.
Perusahaan menyisihkan sebesar Rp 1.446.865.713 untuk cadangan umum sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut. 22. PENDAPATAN BUNGA
22. INTEREST REVENUE 2010
2009
Pendapatan bunga Kredit yang diberikan Efek-efek Penempatan pada bank lain
270.433.352.784 12.535.768.714 638.120.022
218.633.928.067 6.731.970.839 617.035.071
Interest revenue Loans Marketable securities Placements with other banks
Sub jumlah
283.607.241.520
225.982.933.977
Sub total
218.523.737
6.453.465.533
Fees and commissions revenue
283.825.765.257
232.436.399.510
Total interest revenue
Pendapatan provisi dan komisi kredit Jumlah pendapatan bunga
Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah pendapatan bunga dari kredit yang diberikan atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai terhadap kredit yang diberikan yang mengalami penurunan nilai (time value unwinding) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 11.700.474.369.
Included in interest income from loans is interest income recognised on the unimpaired portion of the impaired loans (time value unwinding) for the year ended 31 December 2010 amounting to Rp 11,700,474,369.
Jumlah bunga yang diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2010 dan 2009, masingmasing sebesar Rp 56.176.290 dan Rp 1.475.945.153.
Total received interest from related parties on 2010 and 2009 amounted to Rp 56,176,290 and Rp 1,475,945,153, respectively.
Biaya transaksi merupakan pendapatan yang diterima Bank dari selisih antara jumlah kredit yang diberikan Bank dengan jumlah aktual yang dibayarkan Bank kepada nasabah yang disajikan secara bersih.
Transaction cost represents income earned by the Bank from the excess of actual Bank’s loans paid to the customers which presented net.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi diakui secara langsung di laporan laba rugi oleh Bank. Sejak tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah kredit yang diberikan kemudian diamortisasi sesuai dengan umur kredit tersebut berdasarkan metode suku bunga efektif, amortisasi dari biaya transaksi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga.
Prior to 1 January 2010, transaction costs is recognized immediately in the statements of income by the Bank. Starting 1 January 2010, transaction costs were amortized over the term of loan based on effective interest rate, the amortization of transaction costs were recorded as a part of interest income.
53
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/46
Exhibit E/46
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. BEBAN BUNGA
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 23. INTEREST EXPENSE
2010 Beban bunga Deposito berjangka Tabungan Call money Giro Pinjaman yang diterima Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Sub jumlah Lain-lain Pemasaran dana Premi penjaminan Pemerintah (Catatan 34) Lain-lain Sub jumlah Jumlah beban bunga
2009
146.209.629.750 5.311.701.937 941.420.302 602.204.216 60.821.956
138.138.525.654 4.736.069.198 2.181.522.632 277.951.193 135.828.875
4.750.613
5.367.041
Interest expense Time deposits Savings deposits Call money Demand deposits Borrowings Securities sold with agreement to Repurchased
153.130.528.774
145.475.264.593
Sub total
7.160.597.770
5.748.912.681
3.006.201.002 122.112.200
2.537.001.998 640.777.913
Others Marketing fund Premium of Government guarantee (Note 34) Others
10.288.910.972
8.926.692.592
Sub total
163.419.439.746
154.401.957.185
Total interest expense
Total interest expense to related parties in 2010 and 2009 amounted to Rp 1,364,595,525 and Rp 3,400,391,595, respectively.
Jumlah beban bunga kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp 1.364.595.525 dan Rp 3.400.391.595. 24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
24. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2010
Iklan dan promosi Perjalanan dinas Penagihan dan kerjasama kredit Asuransi Sewa Listik, air, telepon dan komunikasi Outsourcing Alat tulis dan cetakan Transportasi dan rumah tangga Perbaikan dan pemeliharaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Jasa profesional Seragam karyawan Representasi Peralatan kantor Pendirian kantor cabang Rapat dan dokumentasi Keamanan Administrasi Bank Corporate Social Responsibility Pajak Risiko operasional Aktivitas karyawan Koran dan majalah Lain-lain Jumlah
2009
3.641.136.478 3.522.296.220 3.438.212.605 2.596.963.223 2.418.329.567 2.182.392.216 1.605.698.145 1.412.630.994 1.309.180.484 1.041.716.971 870.108.500 474.751.073 265.930.450 235.950.000 206.776.335 197.000.530 190.360.430 177.063.492 127.511.157 117.533.800 99.143.475 97.969.205 79.158.225 63.493.400 188.790.062
1.732.518.365 2.144.285.793 2.774.675.052 1.326.601.222 2.101.156.976 1.660.792.181 1.113.064.471 1.152.115.511 966.737.278 774.770.429 829.280.740 258.061.200 145.068.150 212.416.418 116.896.528 196.718.448 65.026.300 102.299.699 114.736.654 15.631.000 77.981.400 62.353.067 48.735.500 54.783.770
Advertising and promotion Traveling Collection and loans cooperation Insurance Rent Electricity, water and telephone Outsourcing Stationery and printing Transportation and housekeeping Repair and maintenance Automatic Teller Machine Professional fee Employees uniform Representation Office equipment Branch office established Meeting and documentation Security Bank administration Corporate Social Responsibility Taxes Operational risk Employees activity Newspaper and magazine Others
26.560.097.037
18.046.706.152
Total
Rent expenses paid to related parties in 2010 and 2009 amounted to Rp 1,200,704,506 and Rp 814,610,016, respectively.
Beban sewa kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing Rp 1.200.704.506 dan Rp 814.610.016.
54
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/47
Exhibit E/47
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. BEBAN TENAGA KERJA
25. PERSONNEL EXPENSES 2010
2009
Gaji, tunjangan dan lembur Jasa produksi Pendidikan dan pelatihan Cadangan manfaat karyawan (Catatan 29) Tantiem
19.765.772.964 4.661.000.000 2.038.981.836
17.039.642.748 2.880.000.000 1.061.961.499
1.060.726.948 596.176.263
763.428.063 -
Salaries, allowances, and overtime Production services Education and training Employees'benefits reserved (Note 29) Tantiem
Jumlah
28.122.658.011
21.745.032.310
Total
The total remuneration which given to the board of commissioners and board of directors on 2010 and 2009 amounted to Rp 6,849,487,041 and Rp 6,192,939,870, respectively.
Jumlah remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 6.849.487.041 dan Rp 6.192.939.870. 26. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL 2010
2009
71.000.000 80.175.272
205.654.796
Non-operating revenue Gain on sale of property and equipment Others
151.175.272
205.654.796
Subtotal
( ( (
33.870.227)( 1.843.750)( 366.216.374)(
Non-operating expenses 59.464.938) Penalty/fines/sanctions 7.311.688) Loss on write-off of property and equipment 328.302.807) Others
(
401.930.351)(
395.079.433)
Subtotal
(
250.755.079)(
189.424.637)
Total non-operating revenue (expense)
Pendapatan non operasional Laba penjualan aset tetap Lain-lain Sub jumlah Beban non operasional Beban denda/sanksi Rugi penghapusan aset tetap Lain-lain Sub jumlah Jumlah pendapatan (beban) non operasional
26. NON-OPERATING REVENUE (EXPENSE)
27. CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET
27. ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES
2010 Cadangan kredit yang diberikan (Pemulihan) penyisihan giro pada bank lain Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
2009
16.226.384.003 (
6.033.189.189 (
1.524.370)
22.517.653) 16.203.866.350
94.335.181 6.126.000.000
55
Allowance for impairment losses on loans (Reversal) allowance for impairment losses on current accounts with other banks Estimated losses on commitments and contingencies
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/48
Exhibit E/48
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 28. COMMITMENT AND CONTINGENCIES
2010
KOMITMEN
2009
COMMITMENT
Kewajiban komitmen Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan
8.498.425.251
11.683.473.869
Unused credit facilities granted
Jumlah kewajiban komitmen
8.498.425.251
11.683.473.869
Total commitment liabilities
Jumlah Komitmen - Bersih
Commitment Liabilities
(
Total Commitment – Net
8.498.425.251)( 11.683.473.869)
KONTINJENSI
CONTINGENCIES
Tagihan Kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian
6.889.512.345
6.056.779.449
Contingent Receivables Interest receivables on non-performing Loans
Jumlah tagihan kontinjensi
6.889.512.345
6.056.779.449
Total contingent receivables
Kewajiban Kontinjensi Bank garansi
(
869.598.193)(
238.630.655)
Contingent Liabilities Bank guarantee
Jumlah kewajiban kontinjensi
(
869.598.193)(
238.630.655)
Total contingent liabilities
Jumlah Kontinjensi - Bersih
6.019.914.152
29. KEWAJIBAN ESTIMASI IMBALAN PASCA–KERJA
Total Contingencies – Net
5.818.148.794 29. ESTIMATED BENEFITS
LIABILITIES
FOR
POST–EMPLOYMENT
Bank mencatat kewajiban estimasi imbalan kerja atas uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawan, berdasarkan ketentuan yang diatur dalam UU No. 13/2003.
The Bank recorded estimated liabilities on employees' benefits for severance pay, gratuity and compensation in accordance with Regulation No.13/2003.
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja (post employment benefit) pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dicatat berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh PT Prima Bhaksana Lestari, aktuaris independent, berdasarkan laporannya tertanggal 5 November 2010 dan 3 Desember 2009. Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja tersebut dihitung dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” dan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Estimated liabilities on employees' benefits dated 31 December 2010 and 2009 recorded based on the actuarial calculation performed by PT Prima Bhaksana Lestari, independent actuary, based on its report dated 5 November 2010 and 3 December 2009. Estimated liabilities on employees' benefits were calculated using the "Projected Unit Credit" method and using assumptions as follows:
2010 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tabel mortalita Tingkat cacat Usia pensiun
: : : : :
2009
9% per tahun 12% per tahun TMI - 1999 5% dari Tabel Mortalita 55 Tahun
10% per tahun : 8% per tahun : Indonesia Mortality Table - 2 : 5% dari Tabel Mortalita : 55 Tahun :
Expenses recognized in the statements of income were as follows:
Beban yang diakui dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
Beban jasa kini Beban bunga Kerugian aktuaria bersih yang diakui Biaya jasa lalu – non vested K-150 Biaya jasa lalu – non vested UUK-13 Jumlah (Catatan 25)
Discount rate Growth salary rate Mortality table Disability Normal retirement age
2010
2009
566.593.777 400.501.382 16.607.791 62.700.132 14.323.816
321.876.586 364.527.529 62.700.132 14.323.816
Current service cost Interest expense Recognized actuarial gains Past service cost – non vested K-150 Past service cost – non vested UUK-13
1.060.726.898
763.428.063
T o t a l (Note 25)
56
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/49
Exhibit E/49
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
29. KEWAJIBAN ESTIMASI IMBALAN PASCA–KERJA (Lanjutan)
29.
2010
Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan (kerugian) aktuarial yang belum diakui
(
682.834.968)(
759.858.916)
(
2.417.668.839)(
714.222.416)
3.317.296.934
Saldo akhir tahun 30.
The changes of estimated liabilities on employees' benefits as of 31 December 2010 and 2009 were as follows: 2009
2.530.932.486
2.648.611.173
274.362.450)( 1.060.726.898
881.106.750) 763.428.063
3.317.296.934
LABA PER SAHAM DASAR
Laba per saham dasar
Balance at end of the year
30. BASIC EARNINGS PER SHARE The following are basis used in determining the basic earnings per share:
2010
Jumlah saham Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba per saham dasar
Balance at beginning of the year Severance pay and gratuity during the year Additional during of the year
2.530.932.486
Berikut ini adalah dasar yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar:
Laba bersih Laba bersih untuk perhitungan laba per saham dasar
Recognized in balance sheets
2.530.932.486
2010
(
Present value of liabilities employees' Benefits Unrecognized past service cost - non vested benefits Unrecognized actuarial gain (losses) Obligation
4.005.013.818
Perubahan kewajiban diestimasi atas imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Saldo awal tahun Pembayaran pesangon dan penghargaan tahun berjalan Penambahan tahun berjalan
POST–EMPLOYMENT
2009
6.417.800.741
Kewajiban yang diakui di dalam neraca
FOR
Estimated liabilities on employees' benefits were as follows:
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja terdiri dari:
Nilai kini kewajiban imbalan kerja
ESTIMATED LIABILITIES BENEFITS (Continued)
2009
21.918.245.017
Net income Net profit for the calculation of basic earnings per share
12.371.186
11.731.269
Number of shares Weighted average number of ordinary shares for calculation of basic earnings per share
2.894
1.868
Basic earnings per share
35.799.832.841
31. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
31. NATURE OF RELATIONSHIPS, BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat hubungan istimewa
Nature of Relationship
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank.
Based on Regulation Bank Indonesia No.7/3/PBI/2005 dated 20 January 2005, regarding "Legal Lending Limit" related parties are companies that are directly or indirectly related in ownership and management with the Bank.
Dalam kegiatan usahanya, Bank mengadakan transaksitransaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Menurut manajemen, transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali pinjaman yang diberikan kepada pengurus Bank sebagai suatu fasilitas jabatan.
In the conduct of its business, the Bank entered into certain transactions with its related parties. According to management, transactions with related parties were made at similar conditions and terms as those done with third parties, except loans to director and key management as an occupation facility.
57
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/50
Exhibit E/50
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) Saldo
Jumlah kredit yang diberikan - bersih Persentase terhadap jumlah kredit yang diberikan
31. NATURE OF RELATIONSHIPS, BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)
2010
Aset Kredit yang diberikan - Pengurus dan Pejabat Eksekutif Bank - Hubungan lainnya Jumlah kredit yang diberikan Cadangan kerugian penurunan nilai
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.245.105.851 (
2009
Assets Loans 2.028.898.175 Bank management and Bank Board of Executive 11.800.000.000 Others relationship
2.245.105.851 13.828.898.175 22.451.059 )( 138.288.982) 2.222.654.792
Balance
13.690.609.193
0,14%
1,05%
Total loans Allowance for impairment losses Total loans – net Percentage of total loans
Loans to related parties represent loans for purchases of houses, vehicles, and other necessities. Terms of credit ranging until 15 years, earn interest rate ranging from 0.00% - 6.50% and 0.00% - 13.38% for year 2010 and 2009, respectively.
Kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan kredit untuk pembelian rumah, kendaraan dan keperluan lainnya. Jangka waktu kredit berkisar sampai dengan 15 tahun, dengan tingkat suku bunga berkisar antara 0,00% - 6,50% dan 0,00% - 13,38% masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009. Aset lain-lain Beban dibayar di muka untuk sewa gedung kantor kepada: - Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia(pemegang saham pengendali)
1.200.704.506
2.579.598.382
Office building prepaid rent for: Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (the controlling shareholder)
Jumlah aset lain-lain
1.200.704.506
2.579.598.382
Total other assets
Persentase terhadap jumlah aset lain-lain
Other assets
5,69%
21,26%
Percentage of total other assets
Kewajiban Simpanan Giro Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (pemegang saham pengendali) PT Asuransi Recapital PT Asuransi Jiwa Recapital Recapital Securities Pengurus Bank PT Recapital Advisors PT Capitalinc Investment Hubungan lainnya
2.073.297.910 293.395.071 111.924.072 70.192.280 40.610.610 7.941.100 3.886.738 17.496
11.476.172.895 10.620.487 8.014.240 328.502.461
Liabilities Deposits Current accounts Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (the controlling shareholder) PT Asuransi Recapital PT Asuransi Jiwa Recapital Recapital Securities Bank management PT Recapital Advisors (shareholder) PT Capitalinc Investment Others relationship
Jumlah giro
2.601.265.277
11.823.310.083
Total current accounts
Persentase terhadap jumlah simpanan - giro Tabungan Pengurus, pejabat Eksekutif Bank dan keluarga pengurus Persentase terhadap jumlah simpanan - tabungan
17, 41%
52,91%
1.122.417.376
878.551.431
0,99%
0,93%
58
Percentage of total deposits – current accounts Savings Bank management, Bank Board of executive and the management's relative Percentage of total deposits – savings
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/51
Exhibit E/51
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) Kewajiban (Lanjutan) Simpanan (Lanjutan) Deposito berjangka Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (pemegang saham pengendali) PT Recapital Advisors (pemegang saham) PT Asuransi Recapital Recapital Asset Managemen Recapital Securities PT Asuransi Jiwa Recapital Pengurus, Pejabat Eksekutif Bank dan keluarga pengurus Hubungan lainnya Jumlah deposito berjangka
31. NATURE OF RELATIONSHIPS, BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)
9.200.000.000 1.000.000.000 4.024.999.112 5.600.000.000 270.000.000
2.500.000.000 15.475.813.870 -
1.544.017.557 -
1.068.711.179 27.914.207.621
Liabilities (Continued) Deposits (Continued) Time deposits Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia(the controlling shareholder) PT Recapital Advisors (shareholder) PT Asuransi Recapital Recapital Asset Managemen Recapital Securities PT Asuransi Jiwa Recapital Bank management, Bank Board of executive and the management's relative Others relationship
21.639.016.669
46.958.732.670
Total time deposits
Persentase terhadap jumlah simpanan – deposito berjangka Jumlah simpanan
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1,37% 25.362.699.322
32. INFORMASI SEGMEN
Percentage of total liabilities
3,96% 59.660.594.184
Total deposits
32. SEGMENT INFORMATION The Bank discloses its segment information based on the Bank's geographical segments in accordance with SFAS No. 5 (Revised 2000).
Bank mengungkapkan pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen geografis Bank sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000).
Geographical segments
Segmen Geografis Wilayah
Kantor
Area
Jawa Tengah
:
Kantor Cabang
:
Semarang
Central Java
Jawa Timur
:
Kantor Cabang
:
Surabaya
East Java
Jawa Barat
:
Kantor Cabang
:
Bandung
West Java
Sumatra Barat
:
Kantor Cabang
:
Padang
West Sumatra
Sulawesi Selatan
:
Kantor Cabang
:
Makassar
South Sulawesi
Lainnya (diluar Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan)
:
Kantor Cabang
59
:
Jakarta
Others (outside Central Java, East Java, West Java, West Sumatra and South Sulawesi)
7.877.406.312
7.928.139.964
Jumlah aset (persentase dari jumlah aset gabungan)
51,69%
11,69%
11,95%
9,70%
60
8,98%
149.237.408.600 138.152.411.722
9.077.168.800
9.040.394.283
6,00%
92.233.630.921
4.090.564.193
4.117.827.424
13.955.812.724 ( 9.837.985.300 (
Sulawesi Selatan/ South Sulawesi
7,00% Eliminasi/ Elimination
-
-
(
40.163.770.042) 40.163.770.042)
30.814.540.860 8.896.295.843 )
31.003.965.497
233.419.960.291 202.415.994.794
Jumlah/ Total
100,00%
100,00%
1.538.492.652.336
11.360.767.012
795.284.129.114 179.795.014.231 183.790.057.748
6.900.285.037
11.384.055.606
23.227.311.321 15.299.171.357
Sumatra Barat/ West Sumatra
7,43%
145.290.805.411
48.197.998.531 12.398.165.690
Jumlah aset
8.491.650.494 )
6.950.393.611
26.353.517.098 17.313.122.815
Jawa Barat/ West Java
8,31%
154.200.152.332
6.337.370.251
48.448.753.610
284.991.538.555 236.542.784.945
Jumlah/ Total
21.918.245.017
(
Laba sebelum pajak Beban pajak
8.416.845.391 )
30.869.618.635 19.485.563.029
Jawa Timur/ East Java
Jawa Tengah/ Central Java 37.342.103.330 30.391.709.719
10,25%
10,90%
172.736.877.314
6.977.969.978
18.511.508.092
Eliminasi/ Elimination
Laba bersih
(
141.835.367.225 150.252.212.616
Pendapatan operasional Beban operasional
Laba operasional
Lainnya/Others
56,11%
2009
Jumlah aset (persentase dari jumlah aset gabungan)
213.063.062.498
10.326.481.307
19.563.655.869
23.139.743.222 4.628.235.130
Sulawesi Selatan/ South Sulawesi
2.077.273.695.333
1.165.609.591.548 226.373.206.230
10.794.419.230
17.916.690.928
25.684.013.289 6.120.357.420
Sumatra Barat/ West Sumatra
Jumlah aset
509.865.483 ) 14.271.623.248
22.908.432.863
31.356.134.687 13.439.443.759
Jawa Barat/ West Java
35.799.832.841
(
Laba sebelum pajak Beban pajak
35.565.815.779 ) 5.114.281.637
36.714.027.194 13.805.594.331
Jawa Timur/ East Java
2010
Exhibit E/52
Total assets (percentage from combined total assets)
Total assets
Net Income
Income before tax Tax expenses
Operating income
Operating income Operating expenses
2009
Total assets (percentage from combined total assets)
Total assets
Net Income
Income before tax Tax expenses
Operating income
Operating income Operating expenses
Geographical segment information as of 31 December 2010 and 2009 are as follow:
32. SEGMENT INFORMATION (Continued)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Laba bersih
(
130.647.774.691 37.449.845.472 166.213.590.470 32.335.563.835
Pendapatan operasional Beban operasional
Laba operasional
Lainnya/Others
2010
Jawa Tengah/ Central Java
Informasi segmen geografis pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
32. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/52
These financial statements are originally issued in Indonesian language
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/53
Exhibit E/53
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. PERJANJIAN PENTING
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
33. SIGNIFICANT AGREEMENTS
1.
Pada tanggal 3 Januari 2011, Bank telah mendatangani perjanjian support dan maintenance website, email, firewall dan web proxy dengan PT ADW Sysfotech Indonesia dengan biaya Rp 48.000.000 per tahun untuk jangka waktu 5 tahun.
1. On 3 January 2011, the Bank has signed support, website, email, firewall and web proxy maintenance with PT ADW Sysfotech Indonesia amounted to Rp 48,000,000 per year for 5 years period.
2.
Pada tanggal 16 Oktober 2009, Bank telah mendatangani perjanjian kerjasama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis tentang pemanfaatan “ATM Bersama” untuk anggota pokok. Bank wajib membayar biaya biaya keanggotaan Rp 400.000.000 (satu kali bayar), biaya system host Rp 20.000.000 (per bulan), Biaya sistem ATM Rp 4.000.000 (dikenakan per bulan untuk 8 terminal ATM pertama dan Rp 500.000 untuk terminal ATM berikutnya).
2. On 16 October 2009, the Bank has signed cooperation agreement with PT. Electronic Payment Artajasa for usage of the “ATM Bersama” for the principle member. Bank has to paid a membership fee of Rp 400,000,000 (one time payment), the host system cost Rp 20,000,000 (per month), system ATM fee of Rp 4,000,000 (charged per month for an 8 first ATM terminal and Rp 500,000 to the next ATM terminal).
3.
Bank mengadakan perjanjian sewa atas bangunan dan ruang kantor untuk kegiatan usaha dengan PT Kodrat Alam untuk kantor cabang di Surabaya. Perjanjian ini berjangka waktu selama 5 (lima) tahun yang dimulai sejak tanggal 14 Juli 2010 dan berakhir pada tanggal 13 Juli 2015 dengan total uang sewa sebesar Rp 1.200.000.000.000.
3. The Bank entered into a lease of buildings and office space for business activities with a PT Kodrat ALam for a branch office in Surabaya. The term of this agreement for 5 (five) years commencing on 14 July 2010 and ends on 13 July 2015 with a total rent payment amounted to Rp 1,200,000,000,000.
4.
Pada tanggal 22 November 2010, Bank mengadakan perjanjian kerjasama Berlangganan Layanan Colocation dengan PT Supra Primatama Nusantara (BIZNET). Biaya setup Rp 4.000.000 (Co-Location) dan Rp 4.000.000 (MMR Cross Connect). Biaya per bulan Rp 11.750.000.
4. On 22 November 2010, the Bank entered into an agreement with the Colocation Service Subscription Supra Primatama PT Nusantara (BIZNET). Setup fee amounted to Rp 4,000,000 (Co-Location) and Rp 4,000,000 (MMR Cross Connect). Cost per month Rp 11,750,000.
5.
Pada tanggal 16 April 2007, Bank mengadakan perjanjian sewa menyewa dengan PKP-RI Sumatera Barat. Perjanjian sewa ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak perjanjian sewa menyewa ditandatangani oleh kedua belah pihak. Uang sewa yang disepakati sebesar total Rp 200.000.000.
5. On 16 April 2007, the Bank entered into a lease agreement with the PKP-RI West Sumatra. The lease agreement is valid for a period of 5 years from the lease agreement signed by both parties. The total rent payment amounted to Rp 200,000,000.
6.
Pada tanggal 14 Mei 2010, Bank mengadakan perjanjian sewa menyewa ruang kantor lantai 1 dengan PT Wisma Bumiputera. Jangka waktu sewa menyewa selama 5 tahun terhitung sejak tanggal 15 Mei 2010 sampai dengan 14 Mei 2015.
6. On 14 May 2010, the Bank entered into a lease agreement for office space first floor with PT Wisma Bumiputera. The term of office building space lease valid for 5 years commencing on 15 May 2010 to 14 May 2015.
7.
Pada tanggal 11 Februari 2008, Bank mengadakan perjanjian sewa menyewa ruang kantor di lantai dasar dengan PT Wisma Bumiputera. Sewa ruang kantor berlaku sejak tanggal 11 Februari 2008 sampai dengan 10 Februari 2013. Uang sewa dasar sebesar Rp 540.750.000, sesuai dengan perjanjian, penyewa harus membayar uang jaminan sebesar Rp 44.032.500.
7. On 11 February 2008, the Bank entered into a lease agreement to rent office space in ground floor with PT Wisma Bumiputera. Lease office space force on 11 February 2008 until 10 February 2013. According to the agreement, the amount of rent payment amounted to Rp 540,750,000, the tenant has to pay security deposit amounted to Rp 44,032,500.
61
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/54
Exhibit E/54
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34.
JAMINAN PEMERINTAH PEMBAYARAN BANK UMUM
TERHADAP
KEWAJIBAN
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
34.
GOVERNMENT GUARANTEES ON THE OBLIGATIONS OF COMMERCIAL BANKS
Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjamin Pemerintah (UP3) No. S235/UP/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran Bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar Bank. Selanjutnya program penjamin pemerintah akan berakhir pada tanggal 22 September 2005. Kententuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjamin ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004.
In accordance with Letter No. S235/UP/III/2005 of the Government Guarantee Unit (UP3) dated 17 March 2005, starting 18 April 2005, the liabilities covered under the guarantee program only includes deposits and borrowings from other banks in the form of money market transactions. Such government guarantee program will end on 22 September 2005. The regulation with respect to the reduction and termination of the government guarantee program is based on Presidential Decree No. 95 Year 2004.
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjamin Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank adalah :
Based on "Lembaga Penjamin Simpanan" Regulation No. 1/PLPS/2005 dated 26 September 2005 regarding Deposit Guarantee Program, since 22 September 2005 the "Lembaga Penjamin Simpanan" will guarantee Bank deposits including demand deposits, time deposits, certificate of deposits, savings deposit, and or other forms of deposits, including deposits from other banks. Guaranteed Bank balances of each customer are as follows:
a.
a.
100%, from 22 September 2005 until 21 March 2006;
b.
maximum of Rp 5,000 million, from 22 March 2006 until 21 September 2006; maximum of Rp l,000 million, from 22 September 2006 until 21 March 2007; maximum of Rp lOO million, from 22 March 2007.
b. c. d.
seluruhnya, sejak tanggal 22 September 2005 sampai dengan 21 Maret 2006; maksimum sebesar Rp 5.000 juta, sejak tanggal 22 Maret 2006 sampai dengan 21 September 2006; maksimum sebesar Rp 1.000 juta, sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007; maksimum sebesar Rp 100 juta, sejak tanggal 22 Maret 2007.
c. d.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008, yang menyatakan bahwa sejak tanggal 13 Oktober besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Simpanan untuk setiap nasabah pada satu Bank yang semula maksimal Rp 100 juta diubah menjadi maksimal Rp 2.000 juta.
In accordance with Government Regulation No. 66 year 2008 dated 13 October 2008, starting 13 October 2008 the "Lembaga Penjamin Simpanan" will guarantee Bank deposits of each customers in one Bank maximum of Rp 1OO million previously was changed to maximum of Rp 2,000 million.
Beban premi penjamin selama tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 3.006.201.002 dan Rp 2.537.001.998 (Catatan 23).
35. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
Deposit guarantee premium in 2010 and 2009 amounted to Rp 3,006,201,002 and Rp 2,537,001,998, respectively (Note 23).
35. MINIMUM CAPITAL REQUIREMENT RATIO The Capital Adequacy Ratio (CAR) is the ratio of Bank Kesejahteraan Ekonomi’s capital over it’s Risk-Weighted Assets (RWA). Based on Bank Indonesia regulations, the total capital for credit risk consist of core (Tier I) capital and supplementary capital (Tier II) less investments in subsidiary. To calculate the market risk exposure, Bank Kesejahteraan Ekonomi could include the supplementary capital (Tier III) in the form of short term subordinated loans which meet the criteria as capital components. The CAR as of 31 December 2010 and 2009 were as follows:
Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko (Risk Weighted Average [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti (Tier I) dan modal pelengkap (Tier II) dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank Kesejahteraan Ekonomi dapat memasukkan komponen modal pelengkap tambahan (Tier III) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen modal. Rasio Kecukupan Modal pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
62
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/55
Exhibit E/55
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35.
RASIO KEWAJIBAN (Lanjutan)
PENYEDIAAN
MODAL
MINIMUM
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 35. MINIMUM CAPITAL REQUIREMENT RATIO (Continued)
2010 2009 (dalam jutaan rupiah/ in million Rupiah) Modal: Modal Inti Modal Pelengkap
191.662 15.788
162.741 13.018
Capital: Core capital Supplementary capital
Jumlah Modal
207.450
175.759
Total capital
1.797.871
1.334.925
1.797.871
1.334.925
Risk Weighted Assets With credit and operational risk charge With credit, operational and market risk charge
Aset Tertimbang Menurut Risiko Dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional Dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar Rasio Kecukupan Modal Dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional Dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
1.797.871
1.334.925
1.797.871
1.334.925
11,54%
13,17%
37.
RASIO LAINNYA
Required Capital Adequacy Ratio
Bank Kesejahteraan Ekonomi’s minimum capital adequacy ratio as of 31 December 2010 after considering credit and operational risk is 11.54% and after considering credit, operational and market risk is 11.54%.
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank Kesejahteraan Ekonomi pada tanggal 31 Desember 2010 dengan memperhitungkan risiko kredit adalah 11,54% dan dengan memperhitungkan risiko kredit dan pasar adalah 11,54%. 36.
Capital Adequacy Ratio With credit and operational risk charge With credit, operational and market risk charge
36. OTHER RATIOS 2010 %
2009 %
Rentabilitas Return on Total Asset (ROA) Return on Total Equity (ROE) Net Interest Margin (NIM) Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO)
2,66 19,70 6,94
2,15 13,81 5,70
83,00
86,72
Rentability Return on Total Asset (ROA) Return on Total Equity (ROE) Net Interest Margin (NIM) Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO)
Likuiditas Loan to Debt Ratio (LDR)
94,31
102,32
Liquidity Loan to Debt Ratio (LDR)
MANAJEMEN RISIKO
37. RISK MANAGEMENT In compliance with the Bank Indonesia regulation No. 5/8/PBI/2003 dated 19 May 2003 and Circular Letter of Bank Indonesia No. 5/21/DPNP dated 29 September 2003 which was amended by Bank Indonesia Regulation No.11/25/PBI/2009 dated 1 July 2009 as for “Risk Management for Commercial Banks”.
Penerapan manajemen risiko di Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 yang diubah dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 perihal “Perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum”.
63
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/56
Exhibit E/56
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37.
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 37. RISK MANAGEMENT (Continued)
Pengelolaan risiko tidak hanya terbatas pada pemantauan, pelaporan dan evaluasi terhadap risikorisiko yang terjadi, namun juga mendeteksi dan mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi. Komitmen manajemen untuk meningkatkan kualitas Pengelolaan risiko diwujudkan melalui penyusunan buku Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang mencakup kebijakan dan prosedur mengenai:
Risk management is not merely related to monitoring, reporting, and evaluating the risks, but also detecting and to anticipate the possible risks. Management's commitment to enhance the quality of risk management is implemented by formulating the manual of Guidelines for Application of Risk Management which shall cover the policies and procedures as follows:
-
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
-
-
Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit;
-
-
Kecukupan proses indentifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko; dan Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
-
-
-
Active supervision by the Board of Commissioners and Board of Directors; Adequacy of policies, procedures, and establishment of limits; Adequacy of processes of identification, measurement, monitoring, and control of risks and the Risk Management information system; Comprehensive internal control system.
Selain itu, manajemen telah membentuk Komite Manajemen Risiko, dengan harapan pengelolaan risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja usaha Bank.
Thus, the management has been establishing the Risk Management Committee and Risk Management Division, where, the overall risk management will be integrated, coordinated, and continuously practice to improve operational performance.
Sesuai dengan kompleksitas usahanya, Bank telah mengelola 8 (delapan) jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko strategik ,dan risiko reputasi
In accordance with the complexity of business, the Bank has managed managed 8 (eight) risks, namely credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, compliance risk, legal risk, reputation risk and strategic risk.
Setiap triwulan, Bank telah menyusun profil risiko yang secara garis besar dapat mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki oleh Bank.
In quarterly, the Bank has preparing the risks profile globally which reflected the Bank's risk rate.
Risiko Kredit
Credit Risk
Risiko kredit merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat timbul dari aktivitas fungsional Bank yaitu perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi serta operasional dan pelayanan.
Credit risk is the risk resulting from the default of counterparty in fulfilling its obligation. Credit risk can arise from various functional activities of the Bank such as credit (finance of fund), treasury and investment.
Di dalam melakukan pengelolaan risiko kredit Bank berfokus pada beberapa unsur utama yang meliputi sumber daya manusia yang sadar risiko, proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh Komite Kredit, tata cara, kriteria dan alat ukur risiko yang jelas, administrasi dan dokumentasi yang lengkap serta pengawasan kredit secara berkesinambungan untuk menjaga kualitas kredit yang diberikan.
In managing credit risk, the Bank focuses on several major, elements which are people's risk-awareness, transparent and layered credit process by Credit Committee, clear risk procedures, criteria and measurement tools, adequate credit administration and documentation and a continuous credit oversight on the portfolio quality.
Sesuai dengan misinya, Bank lebih memfokuskan penyaluran kreditnya pada sektor usaha kecil, terutama kepada Koperasi Pegawai Republik Indonesia, termasuk anggotanya. Sumber pembayaran kredit tersebut berasal dari pemotongan gaji para anggotanya setiap bulan. Dengan demikian, risiko kredit yang mungkin timbul menjadi merata dan dapat ditekan seminimal mungkin.
As the mission, Bank focused to small business sector, especially to Employees Government of Republic Indonesia Cooperative. The source of the payment loans are from salary deduction of the members every month. Hence, the loan risk that may caused become average and it could be minimum.
64
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/57
Exhibit E/57
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 37. RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko Kredit (Lanjutan)
Credit Risk (Continued)
Upaya yang dilakukan Bank dalam memperbaiki profil risiko kredit adalah monitoring atas debitur yang berada pada kolektibilitas 2 dan segera mengambil tindakan yang diperlukan agar kualitas kreditnya tidak menjadi Non Performing Loan (NPL); melakukan penagihan secara intensif terhadap debitur bermasalah; melakukan kaji ulang dan mengevaluasi indikator aspek risiko dan aspek kepatuhan untuk mengevaluasi penerapan four eyes principles serta peratingan untuk pemberian kredit koperasi; mengintensifkan rapat Komite Pemutus Kredit untuk pemberian kredit dengan plafon besar; dan secara konsisten memantau kredit dalam rangka ekspansi kredit yang sehat dan berkualitas.
Efforts by the Bank in improving credit risk profile are the monitoring of borrowers who are on the collectibility of 2 and immediately take measures necessary for the credit quality does not become Non Performing Loan (NPL); conduct an intensive collection of troubled debtors; conducted a review and evaluation indicators aspects of risk and compliance aspects to evaluate the application of "four eyes principles” and fatherly rating cooperatives credit; intensify the Credit Approval Committee meeting for the provision of credit with a large ceiling, and consistently monitor the expansion of credit in order to sound credit quality.
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah potensi timbulnya kerugian akibat dari ketidakmampuan Bank dalam membayar penarikan oleh nasabah, mendanai pertumbuhan aset dan memenuhi kewajiban sesuai kontrak melalui akses tak terbatas untuk pendanaan pada tingkat suku bunga pasar yang layak pada umumnya. Risiko likuiditas juga timbul dari situasi dimana Bank tidak dapat mencairkan atau menjual aset karena pasar tidak bisa memperdagangkan aset tersebut.
Liquidity risk is the potential for losses as a result of the Bank’s inability to accommodate withdrawals, fund asset growth and otherwise meet contractual obligations through generally unconstrained access to funding at reasonable market rates. Liquidity risk also arises from situations in which the Bank cannot unload its financial assets because nobody in the market wants to trade that asset.
Untuk mengendalikan risiko tersebut, Bank berusaha menurunkan ketergantungan pada deposan inti melalui diversifikasi pemilik dana; meningkatkan komposisi dana retail sesuai target RBB; menjaga LDR pada range 95% 98%; memantau maturity dana; dan mengkaji produk tabungan baru sebagai upaya menghimpun dana selain deposito. Selain itu, Bank menyediakan secondary reserve dalam bentuk SBI dan surat berharga dalam jumlah yang cukup memadai untuk mengantisipasi penarikan dana oleh nasabah secara mendadak.
Handling the liquidity risk, the Bank try to reduce dependence on core depositors through diversification of fund owners; improve the composition of retail funds targeted RBB; maintain the LDR in the range 95% - 98%; monitor the maturity funds; and assess the new savings product as an effort to raise funds other than deposits. Besides, Bank also provide secondary reserve such as Certificates of Bank Indonesia and obligations in adequate amount to anticipate sudden fund withdrawn by customer.
Berikut ini adalah jatuh tempo aset dan kewajiban menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa terhitung sejak tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo:
The following table shows assets and liabilities of the Bank into relevant maturity groupings as of 31 December 2010 and 2009 based on the remaining period to the contractual maturity date:
65
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/58
Exhibit E/58
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
37. RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko Likuiditas (Lanjutan)
Liquidity risk (Continued)
Nilai tercatat/ Carrying value Aset Kas Giro pada Bank Indonesia
Lainnya/ Others
31 Desember 2010 (dalam jutaan Rupiah/ in million Rupiah) Kurang dari 1 bulan/ 1–3 3–6 6 – 12 Less than bulan/ bulan/ bulan/ 1 month Months Months Months
Lebih dari 12 bulan/ More than 12 months
4.198
-
4.198
-
-
-
-
136.323
-
136.323
-
-
-
-
3.392
-
3.392
-
-
-
-
99.314
-
-
-
-
29.311 93.540
-
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada bank lain Efek-efek Kredit yang diberikan
254.568
-
155.254
25.000 43.877 1.610.683
-
25.000 71.400
4.963 81.662
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
12.761
-
12.761
-
-
-
-
Aset tetap Aset pajak tangguhan Aset lain-lain
6.130 2.252 21.093
6.130 2.252 21.093
-
-
-
-
-
2.120.277
29.475
Cadangan kerugian penurunan nilai
(
408.328
185.939
122.851
9.603 115.986
125.589
1.248.095
Assets Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia Placement with other banks Marketable securities Loans Accrued interest Receivable Property and Equipment Deferred tax assets Other assets
1.248.095 Allowance for impairment losses
43.003) 2.077.274
Kewajiban Kewajiban segera Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Utang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja Kewajiban lain-lain
Perbedaan jatuh tempo Posisi jatuh tempo setelah cadangan kerugian penurunan nilai
1.108 14.938 113.076 1.579.868
-
1.108 37 283 714.634
75 565 397.211
135.479 1.191 4.236
-
72.942 1.191 4.236
61.596 -
-
-
-
-
75 565 259.088 46
-
747 5.654 208.735 -
557
14.004 106.009 200 -
97
97
-
-
-
-
-
3.317 11.210
3.317 11.210
-
-
-
-
-
1.864.520
14.624
794.431
459.447
259.774
14.851 (
386.103)(
273.508 )(
136.923) (
255.757
215.693 90.104)
338
Liabilities Liabilities immediately payable Current accounts Savings Time deposits Deposits from Other Banks Borrowings Taxes payable Estimated commitments and contingencies Estimated obligations for employment benefit Other liabilities
120.551 1.127.544
Maturity gap Net position, net of allowance for impairment losses
212.754
66
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/59
Exhibit E/59
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
37. RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko Likuiditas (Lanjutan)
Liquidity risk (Continued)
Nilai tercatat/ Carrying value Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonseia Efek-efek Kredit yang diberikan Pendapatan bunga yang masih akan diterima Aset tetap Aset pajak tangguhan Aset lain-lain
Cadangan kerugian penurunan nilai (
31 Desember 2009 (dalam jutaan Rupiah/ in million Rupiah) Kurang dari 1 bulan/ 1–3 3–6 Lainnya/ Less than bulan/ bulan/ Others 1 month Months Months
6 – 12 bulan/ Months
Lebih dari 12 bulan/ More than 12 months
3.094
-
3.094
-
-
-
-
66.668
-
66.668
-
-
-
-
2.245
-
2.245
-
-
-
-
44.854 84.865
-
44.854 84.865
67.192
73.502
1.334.142
-
62.004
-
-
-
-
13.299
-
13.229
-
-
-
-
6.277 740
6.277 740
-
-
-
-
-
12.135
12.135
-
-
-
-
-
1.568.319
19.152
67.192
73.502
276.959
85.124
85.124
1.046.320
Assets Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia Marketable securities Loans Accrued interest receivable Property and equipment Deferred tax assets Other assets
1.046.320 Allowance for impairment losses
29.826) 1.538.493
Kewajiban Kewajiban segera Simpanan Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Utang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kewajiban lain-lain
Perbedaan jatuh tempo Posisi tempo setelah cadangan kerugian penurunan nilai
947
-
947
22.347 94.763
-
56 237
112 474
112 474
1.117 4.738
1.186.048
-
466.098
322.270
199.062
198.613
30.049
-
20.098
10.000
2.942 5.670
-
249 3.467
-
5.489
-
119 21.987
119 16.498
1.364.872
16.617
203.447
2.535(
-
-
-
-
-
-
53 2.203
-
-
924
-
20.950 88.840 -
-
Liabilities Liabilities immediately payable Deposits: Current accounts Savings
5
Time deposits Deposits from other Banks
1.716
Borrowings Taxes payable Estimated commitments and contingencies Other liabilities
-
496.592
332.856
201.904
205.392
111.511
219.563)(
265.664)(
128.402)(
120.268 )
934.809
Maturity gap Net position, net of allowance for impairment losses
173.621
67
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/60
Exhibit E/60
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37. RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko Pasar
Market Risk
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option.
Market risk is the risk on and off balance sheet positions, including derivative transactions, result from overall changes in market conditions, including the risk of changes in option prices.
Sesuai PBI No. 9/13/PBI/2007 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk), Bank wajib melaporkan posisi yang diperhitungkan dalam Risiko Pasar secara bulanan dengan format yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia secara on-line dan mengacu kepada ketentuan tentang Laporan Berkala Bank Umum.
In accordance PBI. 9/13/PBI/2007 on Capital Adequacy of Commercial Banks withmarket risk (Market Risk), Banks are required to report the position within Market Riskcalculated on a monthly basis with the format set by Bank Indonesia on-line and refer to the provisions of concerning Commercial Bank Periodic Reports.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk), masingmasing sebesar 11,54% dan 13,17%.
As of 31 December 2010 and 2009 the Bank’s Capital Adequacy Ratio with consideration for market risk are 11.54% and 13.17%.
Untuk mengindentifikasi risiko pasar Bank melakukan pemenuhan GWM dan secondary reserve sebagai buffer liquidity; menentukan tarif suku bunga dengan mempertimbangkan Cost of Fund dan NIM; aktif memonitoring arus kas Bank; memantau dan mengevaluasi tarif suku bunga; dan mencermati inflasi, serta perubahan ketentuan yang dapat mempengaruhi marjin, laba, cost of fund dan modal.
To identify the market risk, the Bank fulfilled the GWM and secondary reserve as a liquidity buffer; determine the interest rate by considering the Cost of Funds and NIM; have an active monitoring cash flows of the Bank; monitor and evaluate interest rates, and look at inflation, and changes in regulations that could affect margins, profits, cost of funds and capital.
Untuk mengendalikan risiko suku bunga tersebut, Bank menjadikan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai salah satu acuan dalam menetapkan tingkat suku bunga dana pihak ketiga dan tingkat suku bunga kredit. Selain itu, penghimpunan dana Bank selalu dikaitkan dengan kemampuan penyalurannya, serta diupayakan tidak terjadi negative interest gap melalui repricing secara berkala. Melalui upaya tersebut, net interest margin yang diperoleh Bank selalu dalam kondisi positif dan risiko tingkat suku bunga dapat ditekan seminimal mungkin.
Handling the interest rate risk, the Bank is using interest rate of Certificates of Bank Indonesia as a measurement in specifying the interest rate of third parties fund and loans interest rate. Besides, the collection of fund always related with channeling ability, and also strived in order to avoid negative interest gap through periodical reprising, Through the effort, net of interest margin obtained always in positive condition and interest rate risk can be depressed as minimum as possible.
Risiko Operasional
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
Operational risk arises from insufficiency and/or malfunction of internal process, human error, system failure, or external problem affecting the operations of the Bank.
68
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/61
Exhibit E/61
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37.
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37. RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko Operasional (Lanjutan)
Operational Risk (Continued)
Dalam pengelolaan risiko operasional, masing-masing unit usaha bertanggung jawab untuk risiko yang terjadi pada kegiatan operasional sehari-hari dengan mengacu pada kebijakan dan prosedur, pengendalian dan pengawasan rutin. Selain itu, pengelolaan risiko operasional juga meliputi hal-hal yang terkait dengan pengembangan produk, sistem, sumber daya manusia dan prinsip “know your customer” sebagai aspek pencegahan terhadap kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
In the operational risk management, each business unit is responsible for the risk relating to daily operational activity by referring to policy and procedure, control and routine supervisory. In addition, operational risk management also covers matters related to product development, system, human resources and principle of "know your customer" as preventive aspect to the possibility of unexpected matters.
Untuk meminimalisasi risiko operasional yang timbul, Bank telah meningkatkan fungsi kontrol dalam pemrosesan transaksi yang dilakukan dengan cara antara lain dengan menerapkan prosedur yang menjamin ketepatan waktu penyelesaian transaksi, melakukan penyesuaian metode akuntansi terhadap standar yang berlaku, memelihara dokumen dan arsip secara tertib, mengamankan akses terhadap aset dan data. Selain itu Bank juga meningkatkan fungsi dari Satuan Kerja Audit Intern yang secara regular melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan operasional perbankan.
To minimize operational risk, the Bank enhances its control function in transaction processing by adopting procedures to guarantee an on-time transaction settlement, adjusting the currently used accounting methods to conform with prevailing standards, maintaining documents, and files in order, protecting access to assets and data. In addition, the Bank also enhances the function of its Internal Audit Task Force which will perform regular audits on the Bank's operational activities.
Risiko Hukum
Legal Risk
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis.
Legal risk is the risk caused by the weakness of judicial aspect.
Untuk meminimalkan risiko hukum, Bank mengupayakan kesempurnaan dan kelengkapan dokumen dalam pengikatan agunan, perjanjian kredit, dan perjanjian kerjasama, serta melakukan kajian atas nota kesepahaman terkait dengan produk Bank.
To minimize legal risk, the Bank is seeking perfection and completeness of the documents in the binding of collateral, credit agreements, and agreements, and review the memorandum related to Bank products
Risiko Reputasi
Reputation Risk
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
Reputational risk is the risk due to a decreased level of stakeholder confidence that comes from a negative perception towards the Bank.
Untuk meminimalkan risiko reputasi, Bank mengupayakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan nasabah, meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah, dan mengkaji program Brand Awareness.
To minimize reputational risk, the Bank organized training related to the implementation of customer service, improve service quality to customers, and assess Brand Awareness programs.
Risiko Strategik
Strategic Risk
Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Berikut adalah faktor-
Strategic risk is the risk which caused by improper establishment and implementation of Bank strategy business decisions, improper or lack of responsiveness of the Bank to external changes. Here are the factors that influence the strategic risk that the Bank's vision, strategic plan, changes in ownership, and new product launches.
faktor yang mempengaruhi risiko strategis yaitu visi Bank, rencana strategis, perubahan kepemilikan, dan peluncuran produk baru.
69
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/62
Exhibit E/62
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37.
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37. RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko Strategik (Lanjutan)
Strategic Risk (Continued)
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah komitmen terhadap pemenuhan target RBB dan monitoring terhadap pemenuhan project–project yang masih pending.
Things that need attention are commitment to the Business Plan targets and monitoring the fulfillment of projects - projects that are still pending.
Risiko Kepatuhan
Compliance Risk
Risiko Kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Compliance risk is the risk that caused by the Bank does not comply with or implement legislation and other applicable provisions.
Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko Bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan, ketentuan kehati-hatian dan ketentuan lain yang berlaku seperti:
Based practice complience risk embedded in Bank’s risk which related to legislation, prudential regulations and other applicable regulations such as:
-
-
Credit risk related to Capital Adequacy Ratio (CAR), Allowance for impairment losses, and Legal Lending Limit (LLL).
-
Strategic risk related to Bank’s Annual Work Plan Budget (AWPB). Other risk related to external and internal regulation.
-
Risiko kredit terkait dengan ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Cadangan Kerugian Penurunan Nilai, dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Risiko strategis terkait dengan ketentuan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) Bank. Risiko lain yang terkait dengan ketentuan eksternal dan internal.
-
Nowadays the Bank runs down the complience risk through the maintenance of commitment to internal and external compliance requirements, compliance with Anti Money Laundering (AML) and Prevention of Financing of Terrorism (PPT) policies, increase the active role of the Compliance Unit in monitoring compliance, provide early warning to all work units and evaluating all units to measure the compliance level.
Saat ini Bank mengupayakan risiko kepatuhan melalui penjagaan komitmen terhadap pemenuhan ketentuan internal dan eksternal, pemenuhan standar Anti Money Laundring (AML) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT), meningkatkan peran aktif Satuan Kerja Kepatuhan dalam monitoring pemenuhan ketentuan; memberikan early warning kepada seluruh unit kerja; dan mengevaluasi setiap unit kerja untuk mengukur tingkat kepatuhan.
38. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50 (REVISI 2006) DAN PSAK 55 (REVISI 2006)
38. IMPACT ON THE INITIAL IMPLEMENTATION OF SFAS 50 (REVISED 2006) AND SFAS 55 (REVISED 2006)
Laporan keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2010 merupakan laporan keuangan Bank yang pertama kali dibuat berdasarkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006).
The financial statements as of 31 December 2010 are the Bank first financial statements prepared in accordance with SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006).
Dalam implementasi standar baru tersebut, Bank telah melakukan identifikasi penyesuaian transisi dibawah ini berdasarkan Buletin Teknis No. 4 mengenai provisi transisi atas implementasi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) untuk pertama kalinya yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the above new standards, the Bank has identified the following transitional adjustments in accordance with the Technical Bulletin No. 4 concerning the transitional provisions for the first adoption of SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) as issued by Indonesia Institute of Accountants.
Dampak atas transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap saldo awal neraca tanggal 1 Januari 2010 ditampilkan pada tabel berikut ini:
The effect of the transition to SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) to the Bank’s opening balance sheet as of 1 January 2010 is set out in the following table:
70
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/63
Exhibit E/63
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38.
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50 (REVISI 2006) DAN PSAK 55 (REVISI 2006) (Lanjutan) Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
38. IMPACT ON THE INITIAL IMPLEMENTATION OF SFAS 50 (REVISED 2006) AND SFAS 55 (REVISED 2006) (Continued)
Penyesuaian transisi/ Transitional Adjustment
Setelah penyesuaian/ As adjusted
Asset Cadangan kerugian penurunan nilai: Giro pada bank lain (Catatan 5)
23.929.440 (
23.929.440)
-
Ekuitas Saldo laba
-
23.929.440
23.929.440
39. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN ARUS KAS
Assets Allowance for impairment Losses Current accounts with Other Banks (Notes 5) Equity Retained earnings
39. RESTATEMENT OF STATEMENT OF CASH FLOWS Effective 1 January 2010, the components of cash and cash equivalents have been changed as explained in Note 2a. Accordingly, the comparative statements of cash flows for the years ended 31 December 2009 has been restated.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, komponen kas dan setara kas telah diubah seperti dijelaskan dalam catatan 2a. Oleh karenanya, laporan arus kas komparatif untuk periode yang berakhir 31 Desember 2009 telah disajikan kembali.
2 0 0 9 Dilaporkan Setelah disajikan sebelumnya / kembali / As previously reported As restated Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir periode
72.415.084.460
23.940.839.188
(
47.307.715.319)(
47.307.715.319)
(
12.003.277.884)(
12.003.277.884)
13.104.091.257 (
35.370.154.015)
58.902.973.769
152.207.102.493
72.007.065.026
116.836.948.478
40. REKLASIFIKASI AKUN
40. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS Certain accounts in the financial statements as of and for the year ended 31 December 2009, have been reclassified to conform with the financial statements as of and for the year ended 31 December 2010.
Beberapa akun dalam laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010
31 Desember 2009
31 Desember 2009/ 31 December 2009 Sebelum Setelah Reklasifikasi/ reklasifikasi/ Before After reclassification Reclassification
Kewajiban Kewajiban imbalan pasca- kerja
Net cash flow provided by operating Activities Net cash flow used in investing Activities Net cash flow used in financing Activities Net increase (decrease) in cash and cash equivalents Cash and cash equivalent at beginning of year Cash and cash equivalent at end of Period
31 December 2009 Liabilities
-
2.530.932.486
Post employment benefit obligation
Kewajiban lain-lain
21.986.841.842
19.455.909.356
Other liabilities
Jumlah
21.986.841.842
21.986.841.842
Total
71
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/64
Exhibit E/64
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41.
STANDAR AKUNTANSI BARU
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
41. NEW ACCOUNTING STANDARDS
Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan belum berlaku efektif untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010:
The following summarizes the revised Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) which were issued by the Indonesian Institute of Accountants and not yet effective for the financial statements ended 31 December 2010:
PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 1 (Revised 2009) – Presentation of Financial Statements (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 2 (Revised 2009) – Statement of Cash Flows (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 3 (Revised 2010) – Interim Financial Reporting (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 4 (Revised 2009) – Consolidated and Separate Financial Statements (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 5 (Revised 2009) – Operating Segments (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 7 (Revised 2010) – Related Party Disclosures (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 8 (Revised 2010) – Events after the Reporting Period (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 12 (Revised 2009) – Interest in Joint Ventures (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi Pada Entitas Asosiasi” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 15 (Revised 2009) – Investments in Associates (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tidak Berwujud” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 19 (Revised 2010) – Intangible Assets (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 22 (Revised 2010) – Business Combinations (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
72
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/65
Exhibit E/65
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41.
STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
41. NEW ACCOUNTING STANDARDS (Continued)
PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 23 (Revised 2010) – Revenue (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 25 (Revised 2009) – Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Errors (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 48 (Revised 2009) – Impairment of Assets (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 57 (Revised 2009) – Provisions, Contingent Liabilities, and Contingent Assets (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
SFAS No. 58 (Revised 2009) – Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
ISAK 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (EBK)” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
IFAS 7 (Revised 2009) – Consolidation of Special Purpose Entities (SPE) (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
ISAK 9, “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
IFAS 9 – Changes in Existing Decommissioning, Restoration, and Similar Liabilities (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
ISAK 10, “Program Loyalitas Pelanggan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
IFAS 10 – Customer Loyalty Program (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
ISAK 11, “Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
IFAS 11 – Distribution of Non-Cash Assets to Owners (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
ISAK 12, “Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
IFAS 12 – Joint Control Entities (JCE): Non-monetary Contributions by Venturers (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
ISAK 14 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
IFAS 14 (Revised 2010) – Intangible Assets – Web Site Cost (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012).
SFAS No. 10 (Revised 2010) – The Effect of Changes in Foreign Exchange Rates (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2012).
73
These financial statements are originally issued in Indonesian language
Ekshibit E/66
Exhibit E/66
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41.
STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 41. NEW ACCOUNTING STANDARDS (Continued)
ISAK 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012).
IFAS 13 – Hedge in Net Investment in Foreign Operation (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2012).
Bank sedang mengevaluasi dampak dari Standar yang baru tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.
The Bank is presently evaluating and has not determined the effects of these revised and new standards on their financial statements.
Sebagaimana dimungkinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK No. 50 dan 55, Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan atas kredit kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember 2011.
As allowed under the Bank Indonesia Circular Letter No. 11/33/DPNP dated 8 December 2009, Bank will apply the transition rule for collective impairment calculation on loans based on the prevailing Bank Indonesia regulation on Asset Quality Ratings for Commercial Banks. In accordance with aforementioned Bank Indonesia Circular Letter, the transition rule for collective impairment calculation on loans can be applied until 31 December 2011.
42. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
42. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS The management of the Bank is responsible for the preparation of these financial statements that were completed on 29 March 2011.
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini yang diselesaikan pada tanggal 29 Maret 2011.
74
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI SURAT REKOMENDASI 31DECEMBER 2010 1. ASET TETAP a. Fakta
:
Pencatatan beban depresiasi atas aset tetap yang ditransfer antar cabang. Dimana perlakuan atas beban depresiasi tidak dilakukan perhitungan secara berkesinambungan ketika aset tetap tersebut ditransfer.
Implikasi
:
Ketidakakuratan atas beban depresiasi aset tetap di laba rugi Bank.
Rekomendasi
:
Beban depresiasi sebaiknya dapat dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan, walaupun aset tetap tersebut ditransfer dari satu cabang ke cabang lainnya, sebaiknya cabang penerima dapat melakukan perhitungan depresiasi tersebut pada saat perhitungan beban depresiasi di cabang sebelumnya dihentikan.
Respon Manajemen
:
Sependapat dengan temuan akan menjadi perhatian kami.
:
Aset tetap yang penomoran/register.
Implikasi
:
Adanya resiko operasional, sehingga kemungkinan hilangnya aset tetap tersebut lebih besar.
Rekomendasi
:
Sebaiknya Bank melakukan inventarisir kembali atas setiap aset tetap yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan keakuratan pencatatan dalam laporan keuangan dan mencegah adanya kehilangan atas aset tetap tersebut.
Respon Manajemen
:
Sependapat dengan temuan, untuk selanjutnya bank akan memberikan penomoran / register pada aset tetap yang dimiliki Bank.
b. Fakta
dimiliki
Bank
belum
diberikan
Page 1 of 6 75
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI SURAT REKOMENDASI 31DECEMBER 2010 2. Penerapan PSAK 50 dan 55 a. Fakta
:
Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 mengenai Penyesuaian Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008 Angka 3 Kondisi Keterbatasan, Huruf : a. Disebutkan bahwa “Mengacu pada PSAK 55 (Revisi 2006), bank dapat menerapkan estimasi penurunan nilai Kredit secara Kolektif sebagaimana pada angka 2 huruf d sepanjang berada dalam kondisi berikut: 1) Bank tidak atau kurang memiliki data tentang pengalaman kerugian yang spesifik dan andal untuk menentukan besarnya penurunan nilai kredit secara kolektif; dan 2) Tidak terdapat data pengalaman kerugian historis dari peer group atau kelompok Kredit yang sebanding sebagai dasar untuk menentukan besarnya penurunan nilai kredit secara kolektif. b. Bank yang tidak menghadapi kondisi sebagaimana pada huruf a diatas, tidak diperkenankan untuk menggunakan estimasi penurunan nilai Kredit secara Kolektif sebagaimana pada angka 2 huruf d diatas” Dalam hal ini Bank belum dapat melakukan proses estimasi yang memadai dan belum memiliki data kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas Kredit secara kolektif sesuai dengan persyaratan dalam PSAK 55 dan PAPI, maka pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
Implikasi
:
Berdasarkan ketentuan disebutkan bahwa estimasi penurunan nilai kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember 2011. Bank berpacu dengan waktu untuk mempersiapkan pembentukan CKPN secara kolektif, dan dikarenakan pembentukan CKPN kolektif tersebut membutuhkan data dan waktu yang tidak sedikit, maka jika tidak dimaksimalkan, hasil yang ada tidak akurat sesuai dengan karakteristik risiko pada masing-masing aset dan kewajiban keuangan yang dimiliki oleh Bank yang bersangkutan.
Rekomendasi
:
Dalam menentukan pembentukan CKPN secara kolektif sebaiknya Bank mulai mengelompokan pembentukan CKPN secara kolektif berdasarkan karakteristik risiko kredit yang sama, berdasarkan pengalaman dan data historis yang dimiliki.
76
Page 2 of 6
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI SURAT REKOMENDASI 31DECEMBER 2010 2. Penerapan PSAK 50 dan 55 (Lanjutan) Respon Manajemen
:
Tidak sependapat dengan temuan. Bank masih memiliki keterbatasan dalam melengkapi data kerugian historis untuk perhitungan CKPN kolektif terutama untuk menetapkan Probability of Default (PD) dan Lost Given Default (LGD) per masing-masing wilayah penyebaran kredit, disamping itu juga tidak ada data pengalaman kerugian dari peer group. Untuk itu Bank memutuskan dalam menghitung CKPN Kolektif berdasarkan SE BI No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 mengenai Penyesuaian Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008 yang diterapkan paling lambat tanggal 31 Desember 2011.
3. Pengendalian Level Teknologi Informasi Fakta
:
Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur untuk operasional Teknologi Informasi, yaitu BPP TI Operasional. Dalam aktifitas operasional Teknologi Informasi (“TI”) Bank telah menerapkan dan melakukan dokumentasi atas proses yang berlaku sesuai dengan best practice yang berlaku umum. Namun, Kebijakan dan Prosedur TI yang ada saat ini adalah dokumentasi yang dimiliki/dibuat sejak tahun 1996, dan belum dilakukan pengkinian (update) atas dokumen tersebut sesuai dengan kondisi (kebijakan dan prosedur) yang ada / berlaku pada saat ini.
Implikasi
:
Tidak tersedianya kerangka kerja formal yang terkini pada departemen TI dan manajemen akan menyebabkan kesulitan dalam membangun keselarasan antara investasi dalam TI dengan visi, misi, dan tujuan bisnis. Manajemen sebaiknya menyadari kemajuan dalam departemen TI, dimana sebagian besar proses keuangan / akuntansi dilakukan dengan basis TI. Departemen TI menjadi bagian penting dari bisnis. Karenanya, investasi, pengembangan, dan kemajuan dalam departemen TI seharusnya diawasi oleh manajemen untuk meyakinkan bahwa hal-hal tersebut akan mendukung visi, misi, dan tujuan dari Bank itu sendiri.
Rekomendasi
:
Bank sebaiknya menetapkan kerangka kerja pelaporan yang formal yang akan mencakup namun tidak terbatas pada hal-hal berikut: Kerangka kerja formal untuk pelaporan pada manajemen, misalnya alur pelaporan, cara pelaporan, kerangka waktu, dll. Prosedur formal untuk penganggaran, rencana kerja, progress report, dll. Pencatatan formal atas kejadian-kejadian yang berhubungan dengan aktivitas lingkungan TI yang akan digunakan sebagai dasar pelaporan pada manajemen.
77
Page 3 of 6
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI SURAT REKOMENDASI 31DECEMBER 2010 3. Pengendalian Level Teknologi Informasi (Lanjutan) Respon Manajemen
:
Sependapat dengan temuan. Bank akan mengkinikan BPP Kebijakan dan Prosedur IT disesuaikan dengan risiko yang melekat pada IT.
:
Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur untuk Pengembangan Sistem, yaitu BPP IT Pengembangan. Namun, Bank belum memiliki kebijakan dan prosedur formal / tertulis untuk akuisisi dan implementasi sistem. Sejauh ini,
4. Pengembangan Sistem Fakta
proses akuisisi dan implementasi sistem dilakukan secara adhoc. Implikasi
:
Dibutuhkan prosedur akuisisi sistem dan implementasi yang baik untuk membuat investasi TI menjadi lebih efisien dan efektif. Semua bank menginginkan solusi terbaik yang “paling cocok” dengan bank, namun hal tersebut akan sulit dicapai apabila bank belum melakukan akuisisi sistem dengan baik. Tidak tersedianya prosedur akuisisi sistem dan implementasi akan meningkatkan risiko kegagalan bank untuk memiliki proses akuisisi dan implementasi sistem yang efisien, efektif, dan akurat. Sehingga hal tersebut akan mengurangi manfaat yang akan dicapai dari yang seharusnya dicapai oleh investasi TI.
Rekomendasi
:
Bank sebaiknya mengembangkan prosedur akuisisi implementasi sistem yang mencakup namun tidak terbatas hal-hal berikut: Kebutuhan Bisnis Analisa Biaya/Manfaat Kebutuhan Teknis Pengendalian Terintegrasi Prosedur Implementasi Prosedur Pengujian Prosedur Perubahan Pelatihan dan dokumentasi Akuisisi Analisa Biaya/Manfaat Analisa/perbandingan dari produk dan vendor tersedia Dukungan, source code dan pengkinian berkelanjutan Prosedur implementasi Prosedur pengujian Prosedur Perubahan Pelatihan dan dokumentasi
78
dan pada
yang yang
Page 4 of 6
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI SURAT REKOMENDASI 31DECEMBER 2010 4. Pengembangan Sistem (Lanjutan) Respon Manajemen
:
Sependapat dengan temuan, akan menjadi perhatian Bank dan Bank akan melengkapi BPP IT Pengembangan dengan prosedur akuisisi dan impelementasi.
5. Operasional Komputer – Ruang Server Fakta
:
Bank memiliki ruang server yang berlokasi di areal bank. Ruang server telah dilengkapi dengan sistem pendingin udara, Namun, pendingin udara tersebut tidak berfungsi dengan baik. Sehingga temperature dalam ruang server tidak terjaga dengan baik. Seluruh perlindungan peralatan fisik dan lingkungan sebaiknya diperiksa / dikaji dan dipelihara. Jika tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik, misalnya: Pendingin udara, terdapat risiko bahwa pendingin udara tersebut tidak dapat bekerja dengan baik saat dibutuhkan. Karena ruang server dimanfaatkan juga sebagai penyimpanan dan ruang bekerja untuk dukungan TI, terdapat banyak barangbarang yang tidak berhubungan dengan peralatan server yang diletakkan di dalam ruangan.
Implikasi
:
Aset-aset penting TI (seperti server) sebaiknya terlindung dan diletakkan pada lokasi yang aman, yang biasanya disebut ruang server. Ruang server yang baik adalah kunci dari penjagaan aset-aset TI (termasuk informasi). Aset-aset TI sebaiknya dilindungi baik secara logis dan fisik, dan juga lingkungan yang terlindung. Keamanan fisik yang tidak baik dapat meningkatkan risiko yang membahayakan keamanan peralatan / perlengkapan server. Tidak tersedianya peralatan pendukung, seperti automatic fire suppression dan sistem pendingin udara juga akan menurunkan level keamanan ruang server Ruang server juga seharusnya rapi dan bersih dari hal-hal yang tidak berhubungan dengan ruang server. Kegagalan dalam menyediakan kondisi tersebut dapat meningkatkan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh peralatan-peralatan yang tidak seharusnya diletakkan di dalam ruang server.
79
Page 5 of 6
PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI SURAT REKOMENDASI 31DECEMBER 2010 5. Operasional Komputer – Ruang Server (Lanjutan) Rekomendasi
:
Bank sebaiknya mempertimbangkan untuk memperbaiki peralatan pendukung seperti automatic fire suppression dan pendingin udara. Bank sebaiknya merapikan dan mengelola kerapihan ruang server dan mengkhususkan bahwa ruang server hanya untuk peralatan yang berhubungan dengan ruang server. Bank sebaiknya melakukan pemeliharaan untuk peralatan ruang server secara periodik untuk memeriksa dan mengkaji kondisi peralatan, dan sebaiknya didokumentasikan juga.
Respon Manajemen
:
Sependapat perhatian.
dengan
80
temuan,
selanjutnya
akan
menjadi
Page 6 of 6
Referensi Peraturan Cross Reference
Kriteria & Penjelasan I.
Hal Page
Umum
Criteria & Explanation I.
General
1.
1. Disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, dianjurkan menyajikan juga dalam Bahasa Inggris.
√
In good and correct Indonesian, it is recommended to present the report also in English.
2. Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
√
2. Printed on light-colored paper so that the text is clear and easy to read.
3. Mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas. Nama perusahaan dan tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka, samping, dan belakang. 2. Setiap halaman. 4. Laporan Tahunan ditampilkan di website perusahaan.
3. Should state clearly the identity of the company.
√
√
Name of company and year of the annual report is placed on: 1. The front cover, sides, and back. 2. Each page. 4. The Annual Report is presented in the company’s website.
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting
II. Summary of Key Financial Information
1. Informasi keuangan disajikan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 tahun.
1. Financial information in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years.
Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha. 2. Laba (rugi) kotor. 3. Laba (rugi) usaha.. 4. Laba (rugi) bersih. 5. Modal kerja bersih. 6. Jumlah investasi. 7. Jumlah aktiva. 8. Jumlah kewajiban. 9. Jumlah Ekuitas. 10. Rasio-rasio keuangan secara umum dan yang relevan dengan industri perusahaan. 2. Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan, serta jumlah saham yang diperdagangkan (dicatatkan) untuk setiap masa triwulan dalam 2 tahun buku terakhir (jika ada). Harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus. 3. Laporan Tahunan wajib memuat informasi jumlah obligasi atau obligasi konvertibel yang diterbitkan yang masih beredar, tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo dalam 2 tahun buku terakhir.
6-9 32-43
n.a
n.a
The information contained includes: 1. Sales/income from business. 2. Gross profit (loss). 3. Business profit (loss). 4. Net profit (loss). 5. Net working capital. 6. Total investment. 7. Total assets. 8. Total liabilities. 9. Total equity. 10. Financial ratio which are common and relevant to the company’s industry. 2. The Annual Report must contain information regarding the highest price of shares, lowest price of shares, and closing price, and the number of shares placed on the market (listed) for each three-month period in the last two (2) financial years (if any). The price of shares prior to the last revision in capital should be adjusted in the event, among others, that it was due to a splitting of shares, dividend on shares, and bonus shares. 3. The Annual Report must contain information regarding the number of bonds or convertible bonds issued which remain outstanding, the interest rate, and date of maturity in the last 2 financial years.
III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
III. Board of Commissioners’ and Board of Directors’ Report
1. Laporan Dewan Komisaris.
1. Board of Commissioners’ Report.
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi. 3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris. 4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada).
10-13
2. Laporan Direksi.
Contains the following items: 1. Assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company. 2. View on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors. 3. Committees under the Board of Commissioners. 4. Changes in the composition of the Board of Commissioners (if any). 2. Board of Directors’ Report.
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. 2. Prospek usaha. 3. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. 4. Perubahan komposisi Dewan Direksi (jika ada).
14-17
Contains the following items: 1. The company’s performance, encompassing among others strategic policies, comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the company. 2. Business prospects. 3. Implementation of Good Corporate Governance by the company. 4. Changes in the composition of the Board of Directors (if any).
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Kriteria & Penjelasan
Hal Page
3. Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris. Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri. 2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya. 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
Criteria & Explanation 3. Signature of members of the Board of Directors and Board of Commissioners. Contains the following items: 1. Signatures are set on a separate page. 2. Statement that the Board of Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of the annual repoRT. 3. Signed by all members of the Board of Commissioners and Board of Directors, stating their names and titles/ positions. 4. A written explanation in a separate letter from each member of the Board of Commissioners or Board of Directors who refuses to sign the annual report, or written explanation in a separate letter from the other members in the event that there is no written explanation provided by the said member.
109
IV. Profil Perusahaan
IV. Company Profile
1. Nama dan alamat perusahaan.
1. Name and address of the company.
Memuat informasi antara lain nama dan alamat, kode pos, nomor telepon dan/atau nomor faksimili, email, website.
18,111
2. Riwayat singkat perusahaan.
Includes information on name and address, zip code, telephone and/or facsimile, email, website. 2. Brief history of the company.
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama dan perubahan nama perusahaan jika ada.
19-21
Includes among others: date/year of establishment, name and change in the company name, if any. 3. Field of business.
3. Bidang usaha. 24-26 Meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan.
Includes the types of products and or services produced. 4. Organizational structure.
4. Struktur Organisasi. 22-23
In the form of a chart, giving the names and titles.
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan. 5. Visi dan Misi Perusahaan.
5. Company vision and mission.
Mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Penjelasan tentang visi perusahaan. 2. Penjelasan tentang misi perusahaan.
20
6. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris. Informasi memuat antara lain: 1. Nama. 2. Jabatan. 3. Umur. 4. Pendidikan. 5. Pengalaman kerja.
Includes the following: 1. Explanation on the company vision. 2. Explanation on the company mission. 6. Identity and brief curriculum vitae of the members of the Board of Commissioners. The information should contain: 1. Name. 2. Title. 3. Age. 4. Education. 5. Working experience.
100-103
7. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi. Informasi memuat antara lain: 1. Nama. 2. Jabatan. 3. Umur. 4. Pendidikan. 5. Pengalaman kerja.
7. Identity and brief curriculum vitae of the members of the Board of Directors. The information should contain: 1. Name. 2. Title. 3. Age. 4. Education. 5. Working experience.
104-107
8. Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan). Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi. 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan. 3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan. 4. Biaya yang telah dikeluarkan.
8. Number of employees (comparative in two years) and description of competence building (for example: education and training of employees). The information should contain: 1. The number of employees for each level of the organization. 2. The number of employees for each level of education. 3. Training of employees that has been conducted which has availability of equal opportunity to all employees.
92-94
4. Expenses incurred.
9. Komposisi Pemegang saham.
9.
Mencakup antara lain: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham. 2. Direktur dan Komisaris yang memiliki saham. 3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%.
18 52-53
Composition of shareholders. Should include: 1. Names of shareholders having 5% or more shares. 2. Directors and Commissioners who own shares. 3. Public shareholders having respective share ownership of less than 5%.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Kriteria & Penjelasan
Hal Page
10. Daftar anak perusahaan dan/atau perusahaan asosiasi. Informasi memuat antara lain: 1. Nama anak perusahaan/perusahaan asosiasi. 2. Presentase Kepemilikan saham. 3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi. 4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi).
Criteria & Explanation 10. List of subsidiaries and/or affiliated companies.
53
11. Kronologi pencatatan saham.
The information contains, among others: 1. Name of subsidiaries/affiliated companies. 2. Percentage of share ownership. 3. Information on the field of business of the subsidiary or affiliated company. 4. Explanation regarding the operational status of the subsidiary or affiliated company (already operating or not yet operating). 11. Chronology of shares listing.
Mencakup antara lain: 1. Kronologi pencatatan saham. 2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah saham. 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama Bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
52-53
12. Kronologi pencatatan Efek lainnya.
Includes among others: 1. Chronology of shares listing. 2. Types of corporate action that caused changes in the number of shares. 3. Changes in the number of shares from the beginning of listing up to the end of the financial year. 4. Name of Stock Exchange where the company shares are listed. 12. Chronology of other securities listing.
Mencakup antara lain: 1. Kronologi pencatatan efek lainnya. 2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya. 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama Bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan. 5. Peringkat efek.
53
13. Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal. Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat Biro Administrasi Efek. 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik. 3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.
Includes among others: 1. Chronology of other securities listing. 2. Types of corporate action that caused changes in the number of securities. 3. Changes in the number of securities from the initial listing up to the end of the financial year. 4. Name of Stock Exchange where the company’s other securities are listed. 5. Rating of the securities. 13. Name and address of institution and or profession supporting the capital market.
110
14. Akuntan perseroan.
The information contains, among others: 1. Name and address of Share Registrar. 2. Name and address of the Public Accountants’ Office. 3. Name and address of the securities rating company. 14. Company accountant.
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode audit akuntan telah mengaudit laporan keuangan perusahaan. 2. Jumlah periode audit kantor akuntan publik telah mengaudit laporan keuangan perusahaan. 3. Besarnya fee audit. 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit.
53
15. Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional. Informasi memuat antara lain: 1. Nama penghargaan. 2. Tahun perolehan. 3. Badan pemberi penghargaan dan atau sertifikat. 4. Masa berlaku untuk sertifikasi. 16. Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada).
The information should contain: 1. Account of audit periods has the accountant audited the financial statements of the company. 2. Account of audit periods has the public accountant firm audited the financial statements of the company. 3. The amount of audit fee. 4. Other service provided by the accountant in addition to financial audit. 15. Reward and certification received by the company, both on a national scale and international scale.
28-29
111
Information should include: 1. Name of the reward. 2. Year of receiving the award. 3. Institution presenting the award and certificate. 4. Period of validity to certification. 16. Name and address of subsidiary and or branch office or representative office (if any).
V. Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
V. Management Analysis and Discussion on Company Performance
1. Tinjauan operasi per segmen usaha.
1. Operational review per business segment.
Memuat uraian mengenai: 1. Produksi atau kegiatan usaha 2. Penjualan/pendapatan usaha. 3. Profitabilitas. 4. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi untuk masing-masing segmen usaha.
30-43
Contains description of: 1. Production. 2. Sales/income from business. 3. Profitability. 4. Increase/decrease in production capacity in each business segment.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Kriteria & Penjelasan
Hal Page
2. Uraian atas kinerja keuangan perusahaan.
Criteria & Explanation 2. Description of company’s financial performance.
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aktiva lancar, aktiva tidak lancar, dan jumlah aktiva. 2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban. 3. Penjualan/pendapatan usaha. 4. Beban usaha. 5. Laba/Rugi bersih.
30-43
3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan.
3. Discussion and analysis on the capacity to pay debts and the company’s collectable accounts receivable. 44
Penjelasan tentang: 1. Kemampuan membayar hutang. 2. Tingkat kolektibilitas piutang. 4. Bahasan tentang struktur modal, kebijakan manajemen atas struktur modal, dan tingkat likuiditas perusahaan. Penjelasan atas: 1. Struktur modal. 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal. 3. Tingkat likuiditas perusahaan.
An analysis of the financial performance which includes a comparison between the financial performance of the current year and that of the previous year (in the form of narration and tables), among others concerning: 1. Current assets, non-current assets, and amount of assets. 2. Current liabilities, non-current liabilities, and amount of liabilities. 3. Sales/income from business. 4. Overhead cost. 5. Net profit/loss.
53 82
Explanation on: 1. Capacity to pay debts. 2. Collectable accounts receivable. 4. Discussion on capital structure, capital structure policies, and liquidity. Explanation on: 1. Capital structure. 2. Capital structure policies. 3. Liquidity.
5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal. Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut. 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatanikatan tersebut. 3. Mata uang yang menjadi denominasi. 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait. 6. Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
5. Discussion on material ties for the investment of capital goods.
44
Explanation on: 1. The purpose of such ties. 2. Source of funds expected to fulfil the said ties. 3. Currency of denomination. 4. Steps taken by the company to protect the position of related foreign currency against risks.
6. Discussion and analysis of financial information that was reported concerning extraordinary and rare events. 45 Is this disclosed or not.
Ada atau tidak ada pengungkapan. 7. Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan.
7. Information regarding substantial components of earnings and other costs, in order to calculate the company’s income. 44
Is this disclosed or not.
Ada atau tidak ada pengungkapan. 8. Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru.
n.a
8. If the financial statement discloses a material increase or decrease in the sales or net income, then an explanation should be included concerning the extent that such changes can be linked to, among others, the amount of goods or services sold, and or the existence of new products or services. Is this disclosed or not.
Ada atau tidak ada pengungkapan. 9. Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 tahun.
n.a
Ada atau tidak ada pengungkapan.
9. Discussion on the impact of price change to the company’s sales and net income and the operational profit of the company for the past two (2) years or since the company commenced its business, if the company has been operating for less than two years. Is this disclosed or not.
10. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
10. Material Information and acts that occurred after the date of the accountant’s repoRT. 44-45
11. Uraian tentang prospek usaha perusahaan.
Description of important events after the date of the accountant’s report including their impact on performance and business risks in the future. 11. Description of the company’s business prospects.
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya.
47
12. Uraian tentang aspek pemasaran.
Information on the company prospects in connection with industry, economy in general, and the international market, which can be accompanied with supporting quantitative data if there is a reliable data source. 12. Information on marketing aspects.
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar.
46-47
Information regarding the marketing of the company’s products and services, among others concerning the market segment.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Kriteria & Penjelasan
Hal Page
13. Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 tahun buku terakhir.
52
Criteria & Explanation 13. Statement regarding the dividend policy and the date and amount of cash dividend per share and amount of dividend per year as announced or paid during the past two (2) years. Contains information on: 1. Amount of dividend per year. 2. Pay-out ratio.
Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah deviden untuk masing-masing tahun. 2. Besarnya Payout Ratio. 14. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum. Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana. 2. Rencana penggunaan dana. 3. Rincian penggunaan dana. 4. Saldo. 5. Perubahan penggunaan dana (jika ada).
14. Realization of uses of funds obtained from the public offering. 53
15. Informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi, restrukturisasi hutang/modal.
16. Informasi transaksi yang mengandung benturan kepentingan dan sifat transaksi dengan pihak afiliasi.
n.a
15. Material information, among others concerning investment, expansion, divestment, acquisition, debt/capital restructuring, transactions containing conflict of interest, and the nature of transactions with affiliated parties.
84
16. Material information, containing conflics of interest and affiliated transactions
17. Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan. Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan pemerintah dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
17. Description on changes in laws and regulations having significant effects on the company. n.a.
18. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi. Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
Contains information on: 1. Total funds obtained. 2. Budget plan. 3. Details of budget plan. 4. Balance. 5. Change in the budget plan (if any).
Information containing among others: amendment to government regulations and impacts on the financial statements. 18. Description of changes in the accounting policy.
45
Description should contain among others: any revision to accounting policies, rationale and impact on the financial statement.
VI. Tata Kelola Perusahaan
VI. Corporate Governance
1. Uraian Dewan Komisaris.
1. Information on the Board of Commissioners.
Uraian memuat antara lain: 1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. 2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris. 3. Frekuensi pertemuan. 4. Tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan.
59-62
2. Uraian Direksi.
The information should contain: 1. Description of the tasks implemented by the Board of Commissioners. 2. Disclosing the procedure for determining, and the amount of remuneration for the members of the Board of Commissioners. 3. Frequency of meetings. 4. Attendance of the Board of Commissioners in the meetings. 2. Information on the Board of Directors.
Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masingmasing anggota Direksi. 2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Direksi. 3. Frekuensi pertemuan. 4. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan. 5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi.
62-66
3. Komite Audit.
The information should include: 1. Scope of work and responsibility of each member of the Board of Directors. 2. Disclosing the procedure for determining, and the amount of remuneration for the members of the Board of Directors. 3. Frequency of meetings. 4. Attendance of the Board of Directors in the meetings. 5. Training programs for improving the competence of the Board of Directors. 3. Audit Committee.
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Audit. 2. Uraian tugas dan tanggung jawab. 3. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit. 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit. 5. Independensi anggota Komite Audit.
67-68
4. Komite Remunerasi dan Nominasi.
Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Audit Committee. 2. Description of tasks and responsibilities. 3. Frequency of meetings and the attendance of the Audit Committee. 4. Brief report on the activities carried out by the Audit Committee. 5. Independence of the members of the Audit Committee. 4. Remuneration and Nomination Committee.
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Remunerasi dan Nominasi. 2. Independensi anggota Komite Remunerasi dan Nominasi. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Remunerasi dan Nominasi.
70-72
Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Remuneration and Nomination Committee. 2. Independence of the members of the Remuneration and Nomination Committee. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by the Remuneration and Nomination Committee. 5. Frequency of meetings and the attendance of the Remuneration and Nomination Committee.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Kriteria & Penjelasan
Hal Page
5. Komite Monitoring Risiko.
Criteria & Explanation 5. Risk Monitoring Committee.
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Monitoring Risiko. 2. Independensi anggota Komite Monitoring Risiko. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Monitoring Risiko. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Monitoring Risiko.
69-70
6. Komite-komite lain yang dimiliki oleh perusahaan. Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain. 2. Independensi anggota komite lain. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain.
Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Risk Monitoring Committee. 2. Independence of the members of the Risk Monitoring Committee. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by the Risk Monitoring Committee. 5. Frequency of meetings and the attendance of the Risk Monitoring Committee. 6. Other committees in the company.
73-75
7. Uraian tugas dan Fungsi Sekretaris Perusahaan.
Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the committees. 2. Independence of the members of the committees. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by the committees. 5. Frequency of meetings and the attendance of the committees. 7. Description of tasks and function of the Corporate Secretary.
Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat Sekretaris Perusahaan. 2. Uraian pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan
n.a
8. Uraian tentang Unit Audit.
Includes among others: 1. Name and brief history of the position of Corporate Secretary. 2. Description of the tasks performed by the Corporate Secretary. 9. Description of the company’s Audit Unit.
Mencakup antara lain: 1. Informasi tentang keberadaan Unit Audit Internal. 2. Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal. 3. Uraian pelaksanaan kegiatan Unit Audit Internal.
76-78
9. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan.
Includes among others: 1. Information on the existence of the Internal Audit Unit. 2. Explanation on the duties and responsibilities of the Internal Audit Unit. 3. Activities carried out by the Internal Audit Unit. 10. Description of the company’s risk management.
Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah). 2. Upaya untuk mengelola risiko tersebut. 10. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dilakukan.
78-82
82-83
11. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Emiten atau Perusahaan Publik, Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat. Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan. 2. Status penyelesaian perkara/gugatan. 3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Includes among others: 1. Explanation of the risks faced by the company (for example: risks caused by fluctuation of the exchange rate or interest rate, competition in business, supply of raw materials, provisions set by other countries or international regulations, and government policies). 2. Efforts to manage those risks. 12. Description on the activities and expenses incurred related to corporate social responsibility which have been carried out.
14. Important cases faced by the Issuer or Public Company, current members of the Board of Directors and Board of Commissioners. 83
15. Akses informasi dan data perusahaan.
Information includes: 1. Material of the case/claim. 2. Status of settlement of case/claim. 3. Potential impacts on the financial condition of the company. 15. Access to corporate information and data.
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin dsb.
84
Description on the availability of access to corporate information and data to the public, for example through website, mass media, mailing list, bulletin etc. 16. Company Ethics.
16. Etika Perusahaan. Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan Code of Conduct. 2. Isi Code of Conduct. 3. Penyebaran Code of Conduct kepada karyawan dan upaya penegakannya. 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan yang dimiliki perusahaan.
88-89
Contains information on: 1. The existence of the Code of Conduct. 2. Content of the Code of Conduct. 3. Distribution of the Code of Conduct to the employees and efforts to uphold the Code. 4. Statement concerning the corporate culture.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Kriteria & Penjelasan
Hal Page
VII. Informasi Keuangan
Criteria & Explanation VII. Financial Information
1. Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan. 2. Opini akuntan atas laporan keuangan.
114 115 Laporan Keuangan/ Financial Statement 1
1. Statement by the Board of Directors concerning the Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement. 2. Accountant’s opinion on the financial statement.
3. Description of the Independent Auditor in the Opinion.
3. Deskripsi Auditor Independen di Opini. Laporan Keuangan/ Financial Statement 2
Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan. 2. Tanggal Laporan Audit. 3. No. ijin KAP (jika ada). 4. Laporan keuangan yang lengkap.
The description contains: 1. Name and signature. 2. Date of the audit report. 3. KAP license number (if any). 4. Comprehensive financial statement.
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Neraca. 2. Laporan laba rugi. 3. Laporan perubahan ekuitas. 4. Laporan arus kas. 5. Catatan atas laporan keuangan. 5. Perbandingan tingkat profitabilitas.
Laporan Keuangan/ Financial Statement 3-10
42
6. Penyajian Laporan Arus Kas.
Contains all elements of the financial statement: 1. Balance sheet. 2. Profit loss statement. 3. Equity statement. 4. Cash flow report. 5. Notes to the financial statement. 5. Comparison of profitability. 6. Presentation of Cash Flow Report.
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode langsung (direct method). 2. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. 3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas. 4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi. 5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan.
Laporan Keuangan/ Financial Statement 7-8
7. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi.
Meets the following provisions: 1. Uses a direct method. 2. Grouped into three categories of activity: operational activity, investment, and funding. 3. Disclosing activities that do not influence the cash flow. 4. Separating the presentation between cash receipt and or cash expended to the customer, employee, supplier, and payment of taxes during the current year for operational activities. 5. Presenting the addition and payment of long-term debt as well as dividend in funding. 7. Summary of Accounting Policy.
Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan. 2. Pengakuan pendapatan dan beban. 3. Penilaian investasi. 4. Penilaian dan metode penyusutan aktiva tetap. 5. Dasar perhitungan laba per saham.
Laporan Keuangan/ Financial Statement 11-32
8. Transaction with Affiliated Parties.
8. Transaksi dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1. Rincian jenis transaksi, nama pihak yang memiliki hubungan istimewa, dan jumlah piutang dan atau hutang yang terkait. 2. Dirinci jumlah masing-masing pos aktiva, kewajiban, penjualan dan pembelian (beban) kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa beserta persentasenya terhadap total aktiva, kewajiban, penjualan dan pembelian (beban). 3. Penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha utama dan jumlah hutang/piutang sehubungan dengan transaksi tersebut. 4. Sifat hubungan, jenis dan unsur transaksi hubungan istimewa. 5. Kebijakan harga dan syarat transaksi serta pernyataan apakah penerapan kebijakaan harga dan syarat tersebut sama dengan kebijakan harga dan syarat untuk transaksi dengan pihak ketiga.
Includes at least: 1. Basic concept in presenting a financial statement. 2. Recognition of income and overhead. 3. Assessment for investment. 4. Assessment and method of depreciating fixed assets. 5. Basis for calculating profit per share.
Laporan Keuangan/ Financial Statement 57-59
Issues that should be disclosed are: 1. Details on the type of transaction, name of the affiliated party, and total accounts receivable and or related debts. 2. Details on the individual assets, liabilities, sales and purchase (charge) to the affiliated parties and percentage against the total assets, liabilities, sales and purchases. 3. Explanation of transactions that are not related to the core business and the amount of debt/accounts receivable in connection with the said transaction. 4. Nature of the affiliation, type and element of transaction with affiliated parties. 5. Price policy and terms of transaction and a statement on whether the application of said price policy and terms are the same as the price policy and terms for transaction with a third party.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010
Kriteria & Penjelasan
Hal Page
9. Pengungkapan yang Berhubungan dengan Perpajakan.
1. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku. 2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini. 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi telah sesuai dengan SPT. 4. Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca. 5. Pengungkapan ada & atau tidak ada sengketa pajak. Kriteria Penjelasan 10. Pengungkapan yang berhubungan dengan aset tetap
9. Disclosure related to tax
Laporan Keuangan/ Financial Statement 30 45-48
Hal Page Laporan Keuangan/ Financial Statement 26 41-42
12. Komitmen dan Kontigensi.
1. Reconciliation between tax charge (income) and the result of multiplying the accounting profit with the current rate and disclosing the basis for calculating the tax rate. 2. Fiscal reconciliation and calculation of current tax. 3. Statement that the amount of Taxable Profit as calculated through reconciliation is in accordance with the Tax Return. 4. Details of the assets and liabilities in deferred tax presented in the balance sheet in each period of presentation, and amount of charge (income) of deferred tax acknowledged in the profit loss statement if the said amount is not evident in the asset or liability of deferred tax acknowledged in the balance sheet. 5. Disclosure of whether or not there is a tax dispute. Criteria & Explanation 10. Disclosure related to fixed assets
11. Update of The financial accounting standard and other regulations.
11. Perkembangan terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan lainnya. Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Penjelasan mengenai Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan baru yang diterapkan dan mempengaruhi aktivitas perusahaan 2. Dampak penerapan Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan baru tersebut.
Criteria & Explanation
Laporan Keuangan/ Financial Statement 72-74
56
Matters that should be disclosed: 1. Explanation on the implemented financial accounting standard and new regulation which gave impact to the company`s activities 2. Impact of the financial accounting standard and the new regulations.
12. Commitment and Contingency.
Laporan Tahunan Bank Kesejahteraan 2010