PENGUATAN INTERNAL ORGANISASI PEMUDA DI KALIWARU YOGYAKARTA Anna Febrianty Setianingtyas dan Winarno Heru Murjito*
Abstrak : Pembangunan tidak hanya membangun secara fisik semata, tetapi juga non fisik berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bisa berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan semangat tinggi dalam menghadapi kemajuan jaman. Kita menyadari banyaknya tantangan yang harus dihadapi dan rintangan yang harus diatasi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam, untuk mewujudkan kemajuan yang kita dambakan itu. Namun dengan komitmen yang kuat, disiplin, dan kerja keras, ada harapan kita untuk mencapainya. Di sinilah terletak peran pemuda. Dimana pemuda diharapkan mampu berperan secara alamiah, yakni dalam kepeloporan dan kepemimpinan dalam menggerakkan potensi dan sumber daya yang ada dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan, termasuk organisasi-organisasi kepemudaan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan suatu intervensi yang terkait dengan penguatan internal organisasi. Metode yang dilaksanakan dalam intervensi berbasis experience learning dan learning by doing dengan pendekatan aksi, diskusi, refleksi, perencanaan perbaikan (continous improvement). Hasil penelitian mencapai perbaikan pengetahuan keorganisasian yang sehat serta cara untuk menumbuhkan suatu tim yang solid (team building). Katakunci : internal, organisasi, pembangunan PENDAHULUAN Akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 diwarnai dengan berbagai perubahan dan pergeseran yang semakin kompleks, cepat dan tidak dapat diprediksi sehingga pembangunan yang berlangsung sampai saat ini tidak hanya membangun secara fisik semata, tetapi juga non fisik berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bisa berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan semangat tinggi dalam
alamiah, yakni dalam kepeloporan dan kepemimpinan dalam menggerakkan potensi dan sumber daya yang ada dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan, termasuk organisasi-organisasi kepemudaan yang merupakan wadah yang tepat untuk membangun kepeloporan dan kepemimpinan (Kartasasmita, 1997). Kartasasmita (1997) menambahkan sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa pemuda Indonesia memang senantiasa menjadi pelopor dan
menghadapi kemajuan jaman. Kita menyadari banyaknya tantangan yang harus dihadapi dan rintangan yang harus diatasi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam, untuk mewujudkan kemajuan
memimpin bangsanya dalam berbagai tahap perjuangan. Kebangkitan nasional tahun 1908
yang kita dambakan itu. Namun dengan komitmen yang kuat, disiplin, dan kerja keras, ada harapan kita untuk mencapainya. Di sinilah terletak peran pemuda. Dimana pemuda diharapkan mampu berperan secara
bangsa yang satu jelas adalah karyanya para pemuda.
dipelopori oleh orang-orang muda, sumpah pemuda tahun 1928 yang telah merekat bangsa ini menjadi Proklamasi 1945 dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dipelopori kaum muda. Demikian pula Orde Baru adalah ordenya para pemuda. Tugas kita
* Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, UNWIDHA Klaten
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511
1
Penguatan Internal Organisasi Pemuda di Kaliwaru Yogyakarta
sekarang adalah memelihara dan melanjutkan tradisi itu, serta memperkuat dan memperkayanya dengan
mampu menumbuhkan lembaga-lembaga sosial masyarakat yang memiliki kepedulian akan
makna dan nilai-nilai baru sesuai dengan tantangan jaman.
permasalahan yang terjadi di masyarakat khususnya di Yogyakarta ini. Salah satu organisasi sosial yang ada di Yogyakarta, tepatnya di Kaliwaru Condongcatur,
Organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki. Sukses dalam pencapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh kerjasama antar sesama anggota organisasi yang menjadi satu tim untuk dapat mencapai tujuan organisasi. Tim kerja diartikan sebagai kelompok kerja formal yang terdiri dari orang yang secara intensif bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan kelompok secara umum (Janasz, Dowd, dan Schneider, 2002). Levi (2001) menyatakan adanya perbedaan antara kelompok dan tim kerja. Kelompok memiliki pemimpin yang berkuasa penuh, tanggung jawab secara individual, tujuan diidentikkan sebagai tujuan kelompok dan organisasi, produk kerja secara individual, adanya pendelegasian tugas melalui rapat yang terorganisir, sedangkan pada tim kerja ditandai perputaran peran pemimpin, tanggung jawab secara individu dan bersama, memiliki visi dan tujuan tim yang spesifik, adanya pemberian umpan balik (diskusi tertutup dan terbuka serta memecahkan masalah secara bersama-sama. Yogyakarta sebagai kota pelajar dan juga kota budaya cukup mampu menciptakan dan menumbuhkan orang-orang dari sebuah tim yang kreatif dan memiliki jiwa yang kritis dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Banyaknya orang yang memiliki intelektual yang luas dan peduli akan kebutuhan dan permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga cukup banyak komunitaskomunitas yang bergerak dalam mendatangkan ideide dalam pembentukan sebuah organisasi sosial dan
2
terdapat organisasi pemuda RW 33. Organisasi pemuda ini merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada di Kaliwaru yang sangat diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi kehidupan pemuda dan masyarakat terutama dalam menggerakkan potensi dan sumber daya manusia di daerah Kaliwaru, serta sebagai wadah pembelajaran berorganisasi sekaligus hidup bermasyarakat. Suatu organisasi pemuda dalam masyarakat pastilah tidak bekerja secara individu tetapi membutuhkan sebuah tim kerja dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Suatu hal yang menjadi suatu kendala bagi kebanyakan suatu organisasi terkadang kurangnya kerjasama antara beberapa tim dan komunikasi yang kurang lancar antar pengurus dengan anggota atau anggota satu dengan anggota yang lainnya serta kurangnya minat dan kesadaran dari individu untuk berperan aktif dalam berorganisasi padahal sebenarnya mereka cukup memiliki SDM yang dapat dikembangkan untuk tercapainya suatu kebutuhan bersama. Masalah yang kaitannya dengan tim kerja dan aktif tidaknya anggota organisasi pemuda, saat ini juga dialami dan terjadi dalam organisasi pemuda yang berada di Kelurahan Condongcatur Kecamatan Depok, Yogyakarta. Kesibukan dari berbagai pihak, terkadang pelaksanaan programprogram berjalan kurang adanya kerjasama tim serta intensitas kegiatan yang kurang di setiap kegiatan juga menunjukkan kekurangaktifan dan minat atau motivasi dalam kegiatan keorganisasian. Oleh karena itu, peneliti berusaha membantu dalam proses penguatan organisasi secara internal yang
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511
Penguatan Internal Organisasi Pemuda di Kaliwaru Yogyakarta
memerlukan sebuah pengetahuan dalam keorganisasian dan pengembangan sebuah tim (team building) serta menumbuhkan motivasi berorganisasi demi tercapainya tujuan organisasi dan tatanan yang baik dalam keorganisasian di organisasi pemuda di Kaliwaru. Tim adalah tipe khusus dari suatu kelompok yang anggotanya bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan (Levi, 2001). Menurut Hayes dalam Levi (2001) sebuah tim harus bekerjasama secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut. Pace dan Faules (1989) membagi perkembangan kelompok menjadi empat, yaitu: 1. Forming Pada tahap ini anggota kelompok melakukan orientasi untuk saling mengenal satu sama lain dan belajar untuk berperilaku sebagai kelompok. Anggota kelompok cenderung bersikap sopan dengan anggota yang lain dan bersikap patuh pada pemimpin kelompok. Mereka sering merasa terpaksa dan tidak nyaman karena tidak familiar dengan anggota kelompok yang lain. Anggota kelompok mer asa bingung dan tidak tahu bagaimana harus ber perilaku dan mereka membutuhkan waktu untuk menentukan tujuan serta merencanakan bagaimana cara melaksanakan tugas. Tahap ini berakhir ketika perasaan familiar sudah tercapai, sehingga anggota kelompok merasa nyaman dalam berinteraksi satu sama lain. 2. Storming Tahap ini sering ditandai dengan konflik yang terjadi antar anggota kelompok. Pertentangan mengenai pr osedur dapat menyebabkan ketidakpuasan dan kekerasan. Walaupun tahap ini
kadang terasa kurang menyenangkan, namun merupakan tahap yang penting. Pada tahap ini anggota kelompok saling bertukar pandangan dan memungkinkan terjadinya saling pengertian yang lebih dalam mengenai posisi masing-masing anggota kelompok. Resolusi pasca konflik juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian kohesi kelompok. 3. Norming Pada tahap ini kelompok mulai tampak kohesif, konflik mulai berkurang dan kepercayaan terhadap kelompok meningkat. Kelompok sudah mengembangkan aturan-aturan untuk membantu mereka dalam bekerjasama dan relasi sosial sudah cukup berkembang, sehingga mulai terciptalah identitas kelompok. Walaupun kadang masih tampak adanya perbedaan, kelompok sudah dapat mengatasinya secara konstruktif dengan cara diskusi dan negosiasi. 4. Performing Kelompok sudah matang dan tahu bagaimana harus berperilaku, sehingga dapat memusatkan perhatian pada penyelesaian tugas. Kelompok mengutamakan kinerja yang dihasilkan melalui pengambilan keputusan secara bersamasama dan kerjasama. Bagaimanapun kadang tidak semua kelompok bisa mencapai tahap ini, karena mereka terjebak pada tahap sebelumnya sehingga berorientasi pada konflik. Tim adalah sekelompok orang yang bekerjasama secara aktif untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kunci utama terjadinya komunikasi yang baik dalam sebuah tim adalah trust. Ada tahap-tahap yang harus dilalui oleh sekelompok orang untuk dapat menjadi tim yang solid, yaitu forming, storming, norming, dan performing. Menurut Levi (2001) kunci
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511
3
Penguatan Internal Organisasi Pemuda di Kaliwaru Yogyakarta
dari komunikasi yang baik dalam tim adalah adanya trust. Trust adalah ekspresi rasa percaya dalam suatu relasi dan rasa percaya yang dimiliki tersebut meyakinkan anggota tim bahwa mereka akan saling menghormati komitmen bersama (Thomson dalam Levi, 2001). Menurut Levi (2001) trust terbentuk karena adanya pengaruh dari pengalaman masa lalu, pengertian akan motif masing-masing anggota tim, dan kemauan untuk saling mempercayai satu sama lain. Lebih jauh Levi (2001) menjelaskan bahwa trust berhubungan secara langsung dengan komunikasi interpersonal, kerjasama, dan kerja tim. Tim yang tingkat trust-nya rendah mengalami penurunan komunikasi, kurangnya kerjasama, dan mempunyai lebih banyak konflik yang sulit untuk diselesaikan. Kerja tim juga membutuhkan anggotanya berinteraksi dengan cara tukar menukar informasi, berkoordinasi, dan bereaksi satu sama lain dalam upaya menyelesaikan tugas kelompok (Muchinsky, 2003). Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, peneliti mengasumsikan bahwa organisasi pemuda merupakan salah satu organisasi yang didalam masyarakat sebagai wadah pembelajaran berorganisasi dan hidup bermasyarakat bagi pemuda-pemudi bangsa Indonesia. Dengan demikian, peneliti mencoba untuk mengkaji lebih lanjut mengenai penguatan internal didalam organisasi pemuda dengan rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Apa sajakah yang menjadi permasalahan mayarakat Kaliwaru khususnya pada organisasi pemuda yang terkait dengan penguatan internal organisasi?
2.
Bagaimana usaha dalam proses pengembangan desain intervensi yang didasarkan dari temuan masalah pada proses penilaian?
4
PENILAIAN Orientasi Kancah 1. Kondisi Geografis Dusun Kaliwaru merupakan salah satu dusun yang masuk dalam wilayah Kelurahan Condongcatur Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun yang terletak di selatan jalan Ring Road Utara ini memiliki luas wilayah kurang lebih 15 hektar, dimana berbatasan langsung dengan Dusun Sanggrahan (batas utara); Dusun Soropadan (batas barat); Dusun Laren (batas selatan); Dusun Prayan (batas timur). 2. Kondisi Demografis Dusun Kaliwaru memiliki 2 (dua) RW (Rukun Warga), dimana tiap RW terdiri dari 2 (dua) RT (Rukun Tetangga). Setiap RT dihuni oleh 35 (tiga puluh lima) KK (Kepala Keluarga). Mayoritas warganya memeluk agama Islam. Toleransi kehidupan beragama di wilayah ini cukup baik sehingga jar ang ter jadi konflik yang berhubungan dengan ras dan agama. 3. Kondisi Sosial Budaya Ekonomi Kondisi sosial budaya ekonomi masyarakat Condongcatur termasuk keluarga yang sederhana baik secara ekonomi maupun budayanya. Kondisi sosial masyarakat Kaliwaru memiliki hubungan saudara yang sangat erat karena rata-rata warga yang tinggal di dusun Kaliwaru masih memiliki hubungan kerabat. Sebagian masyarakatnya merupakan lulusan SLTA dan sebagian kecil merupakan lulusan sarjana (S1-S3). Profesi atau pekerjaan warga Kaliwaru cukup beragam. Ada yang petani, buruh bangunan, pegawai swasta, TNI, Polri, PNS, juga wiraswatawan. Sebagian
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511
Penguatan Internal Organisasi Pemuda di Kaliwaru Yogyakarta
dari mereka juga mengelola usaha kontrakan (untuk keluarga, mahasiswa ataupun kantor) dan
dengan Penasehat dan Pembimbing Organisasi Pemuda, Ketua Organisasi Pemuda, Ketua Rt 01,
kos-kosan. Jadi tidak mengherankan jika di Dusun Kaliwaru juga banyak dijumpai mahasiswamahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Sleman.
Sekretaris Organisasi Pemuda, orang tua dari salah satu anggota Organisasi Pemuda, mantan Ketua Organisasi Pemuda namun masih berperan aktif di dalam Organisasi Pemuda dan anggota Organisasi
4. Institusi Sosial Kelurahan Condingcatur seperti layaknya kelurahan pada umumnya terdiri dari beberapa perangkat desa seperti RT, RW, Kelurahan, dan beberapa lembaga desa seperti PKK sebagai wadah kegiatan perempuan, LMD (Lembaga Musyawarah Desa) dan LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) dan sebagainya. Untuk mengurusi masyarakat, kelur ahan dilengkapi dengan seperangkat aparatur yang terdiri dari satu kepala desa, satu sekertaris desa, kepala seksi dan staf umum. Selain itu, di tingkat masyarakat juga terdapat kelompok komunitas masyarakat antara lain organiasi pemuda, kelompok tani serta adanya perkumpulan arisan bapak-bapak dan ibu-ibu, baik di tingkat RW maupun RT. METODE PENGUMPULAN DATA DAN HASIL Wawancara Wawancara yang digunakan dalam proses penilaian adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan key informan dari pengurus organisasi pemuda Kelurahan Condongcatur beserta anggotanya yang nantinya dapat membantu selama melakukan assesmen dalam kaitannya untuk memahami permasalahan yang terjadi pada organisasi pemuda Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Yogyakarta. Wawancara yang dilakukan diantaranya
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511
serta Pak Ketua RT 02. Berdasarkan hasil wawancara dengan penasehat sekaligus pembimbing organisasi pemuda, pengurus dan anggota organisasi pemuda diperoleh informasi bahwa organisasi pemuda kebanyakan anggotanya pelajar SMP, SMA dan yang sudah bekerja sehingga kurang dapat intens pelaksanaan kegiatan rutin pemudanya, juga karena butuh waktu belajar dan dan karena sudah menikah sehingga harus pindah rumah mengikuti suami. Selain itu, banyak juga pengurus yang pasif dan kurangnya intensitas pertemuan rutin untuk internal organisasi sehingga kurang adanya komunikasi dan sosialisasi antara pengurus, anggota satu dengan anggota yang lainnya dan komunikasi menjadi kurang lancar dan kerja tim dalam pelaksanaan kegiatan menjadi tidak efektif. Perasaan cemas dan kurang percaya diri dalam berbendapat atau berbicara dimuka forum juga menjadi masalah dan kendala yang dihadapi oleh sebagian anggota organisasi pemuda, sehingga ada harapan dari anggota dan pengurus organisasi pemuda mengenai pengetahuan keorganisasian dan kemampuan dalam mengembangan tim kerja dan skill dalam berpendapat didepan forum dengan baik, sehingga ada harapan dari anggota dan pengurus organisasi pemuda mengenai pengetahuan keorganisasian dan kemampuan dalam mengembangan tim kerja serta kemampuan untuk berpendapat didalam forum dengan baik.
5
Penguatan Internal Organisasi Pemuda di Kaliwaru Yogyakarta
Observasi Hasil observasi yang diperoleh pada saat mengikuti program atau agenda yang diadakan oleh organisasi pemuda dan juga saat melakukan proses wawancara maupun pelaksanaan diskusi, yakni banyak anggota organisasi pemuda yang masih sangat nampak ragu-ragu dan cemas pada dalam memberikan pendapatnya, beberapa orang juga nampak asyik sendiri dengan handphonenya, bahkan ada yang lebih banyak bercakap-cakap dengan teman disebelahnya. Perasaan cemas dan kurang percaya diri dalam berbendapat atau berbicara dimuka forum juga menjadi masalah dan kendala yang dihadapi oleh sebagian anggota organisasi pemuda. DESAIN INTERVENSI Dasar Teori Metode Intervensi Peneliti menggunakan pelatihan sebagai metode intervensinya sesuai pendapat Neuman dan Wright (1999) dalam analisis akhirnya menyatakan bahwa pelatihan pembentukan tim merupakan alat penting untuk dapat membawa tim bersama-sama mencapai tujuan mereka. Metode yang dipakai di pelatihan pembentukan tim ini adalah pembelajaran melalui pengalaman yang dapat meningkatkan kekompakkan dan kerjasama tim ( Prichard, Bizo dan Stratford, 2006). Pengembangan ilmu psikologi yang lebih mengarah dalam suatu komunitas memberikan sebuah alternatif cara pandang dan intervensi yang lebih luas untuk dapat menyelesaikan permasalahan individu dan lingkungan sosialnya. Prinsip Prevention dan Promotion yang dipakai secara luas dalam disiplin public health adalah ruang likup dari psikologi komunitas. Prinsip ini dipakai secara luas dalam disiplin public health, untuk menekankan pentingnya
6
pencegahan daripada pengobatan atau treatment ketika individu telah mengalami suatu gangguan tertentu. Konsep prevensi menurut Gerald Caplan mengenai pencegahan kesehatan terdiri dari Primary Prevention yaitu pencegahan dini yang disasarkan pada kelompok individu yang belum mengalami suatu gejala gangguan tertentu, Secondary prevention yaitu tindakan yang dilakukan pada kelompok individu yang telah menunjukkan gejala-gejala awal (early symptomps) yang mengindikasikan dan mengarah pada suatu gangguan tertentu sebagai bentuk dari usaha pertolongan yang lebih awal untuk melakukan suatu pencegahan dan Tertiary prevention yang merupakan intervensi yang diberikan kepada individu atau kelompok yang telah terkena suatu gangguan tertentu, agar gangguan tersebut tidak terlalu lama berlangsung atau tidak terlalu parah. Metode intervensi yang akan digunakan adalah pelatihan keorganisasian yang disertai dengan diskusi tentang pengetahuan organisasi agar tahu arti suatu organisasi dan tujuan yang ingin dicapai serta manfaat dalam berorganisasi dan penjelasan mengenai contoh organisasi yang sehat serta pelatihan mengenai pengembangan atau pembentukan suatu tim yang solid (team building) didalamnya kolaborasi pelatihan antara pembentukan tim yang solid serta komunikasi agar dapat berbicara atau berpendapat didalam forum guna mencapai tujuan organisasi yang diharapkan dan menjadi organisasi yang sehat bagi individu yang berada didalamnya. Untuk penguatan organisasi dalam pengembangan team building ini dikemas dengan berbagai games yang memiliki pesan disetiap permainan yang dilakukan secara kerja tim. Pelatihan mengenai manajemen organisasi dan pengembangan team building berhubungan dengan prevensi kesehatan terutama Secondary prevention
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511
Penguatan Internal Organisasi Pemuda di Kaliwaru Yogyakarta
yaitu tindakan yang dilakukan pada kelompok individu yang telah menunjukkan gejala-gejala awal (early symptomps) yang mengindikasikan dan mengarah pada suatu gangguan tertentu sebagai bentuk dari usaha pertolongan yang lebih awal untuk melakukan suatu pencegahan. Usaha pelatihan ini ditunjukan untuk usaha pemahaman ilmu keorganisasian dan penguatan serta tim kerja di internal organisasi sebagai awal pencegahan agar organisasi tempat mereka bernaung tidak menjadi terpuruk atau lemah dan kembali bangkit dan lebih berkembang sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari anggota dan pengurus Organisasi Pemuda Kaliwaru didalamnya. Narasi Desain Intervensi Intervensi ini akan diberikan kepada pengurus dan anggota Organisasi Pemuda Kaliwaru di Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Yogyakarta. Tujuan intervensi yang akan diberikan bertujuan untuk penguatan internal organisasi dengan meningkatkan pengetahuan mengenai pemahaman tentang keorganisasian bagi anggota dan pengurus Organisasi Pemuda Kaliwaru agar mampu memahami tentang pengetahuan keorganisasian serta tahu mengenai organisasi yang sehat dan menumbuhkan pengembangan tim yang solid serta mampu berkomunikasi dalam forum. Metode yang dilaksanakan dalam intervensi berbasis experience learning dan learning by doing dengan pendekatan aksi, diskusi, refleksi, perencanaan perbaikan
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511
(continous improvement), serta implementasi perbaikan, di mana metode intervensi yang akan digunakan adalah pelatihan manajemen organisasi yang disertai dengan diskusi tentang pengetahuan keorganisasian dan penjelasan mengenai contoh organisasi yang sehat serta cara untuk menumbuhkan suatu tim yang solid (team building) yang dapat melahirkan dan membentuk suatu organisasi yang solid guna mencapai tujuan organisasi yang diharapkan dan menjadi organisasi yang sehat bagi individu yang berada didalamnya. Pengembangan tim (team building) ini dikemas dengan pemberian materi dan berbagai games yang memiliki pesan dari setiap permainan yang dilakukan. Model pelatihan yang disertai dengan pemberian materi, diskusi dan permainan, akan terlihat adanya dinamika dalam suatu kelompok dan pemahaman dari materi yang disampaikan serta keaktifan atau peran serta dari semua anggota dan pengurus yang hadir. Target pelatihan ini khususnya diperuntukkan untuk anggota dan pengurus Organisasi Pemuda Kaliwaru. Materi yang diberikan untuk pelatihan manajemen organisasi meliputi pengertian organisasi, tujuan dan mengenal organisasi yang sehat serta manfaat berorganisasi. Sedangkan untuk penguatan tim (team building) diberikan beberapa games yang dapat menumbuhkan kerjasama dan memberikan pesan mengenai pentingnya sebuah tim dan kebersamaan dalam memajukan dan mengembangkan organisasi yang kuat dan sehat.
7
Penguatan Internal Organisasi Pemuda di Kaliwaru Yogyakarta
Matriks Perencanaan Intervensi Target Group Pengurus dan anggota Organisasi Pemuda Kaliwaru
Pengurus dan anggota Organisasi Pemuda Kaliwaru
Tujuan
Metode
Penguatan internal organisasi untuk meningkatkan pemahaman anggota dan pengurus mengenai pengetahuan keorganisasian
Pelatihan dengan penyuluhan dan diskusi
Menyampaikan pengetahuan dan pemahaman terhadap peserta mengenai team building dan manfaatnya bagi pengembangan organisasi
Pelatihan dengan pemberian materi games, studi kasus dan diskusi serta refleksi motivasi dengan melihat film selama kurang lebih 15 menit dengan diberi penjelasan makna dari film.
Materi
Expected Result
Pemahaman - Mengetahui dan Keorganisasian memahami apa itu mengenai : organisasi - Pengertian - Mengetahui manfaat Organisasi berorganisasi sehingga - Tujuan Organisasi dapat termotivasi untuk aktif dalam kegiatan berorganisasi - Manfaat mengikuti Organisasi - Dapat mengetahui beberapa persoalan - Pengenalan dasar yang masih organisasi yang dialami organisasi sehat dalam masyarakat & beberapa formula penting yang perlu dilakukan. Kognitif: peserta memilki pemahaman bagaimana organisasi yang sehat. - Keorganisasian - Anggota,pengurus kaitannya dengan mampu memahami manfaat team pentingnya sebuah building dan tim&kebersamaan komunikasi dalam mewujudkan tujuan organisasi - Golden silent - Memberi kesadaran - Karet bergulir pada anggota dan - Blind Snake pengurus bahwa - Film motivasi bekerja bersama-sama - Evaluasi memberikan hasil yang lebih baik daripada bekerja sendiri. - Pengurus, terutama anggota akhirnya mampu untuk berani berbicara didalam forum/pertemuan. Melalui simulasi dan praktek peserta mampu mempraktekkan pemahaman dalam praktek sederhana.
8
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511
Penguatan Internal Organisasi Pemuda di Kaliwaru Yogyakarta
IMPLEMENTASI Pelaksanaan kegiatan pelatihan diisi dengan penyuluhan dan diskusi. Pelaksanaan kegiatan pelatihan pertama dihadiri sebanyak 23 orang, diisi dengan penyuluhan dan diskusi mengenai: -
Mengetahui dan memahami apa itu organisasi
-
Mengetahui manfaat berorganisasi sehingga dapat termotivasi untuk aktif dalam kegiatan berorganisasi
-
Mengetahui beberapa persoalan dasar yang masih dialami organisasi dalam masyarakat yakni organisasi pemuda & beberapa formula penting yang perlu dilakukan. Evaluasi yang didapat yakni peserta diskusi
puas karena permasalahan-permasalahan selama ini yang dianggap belum sampai ke permukaan oleh pengurus maupun anggota organisasi pemuda sudah mulai nampak ke permukaan dan dapat menemukan beberapa solusi.
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511
Kegiatan pelatihan yang kedua dihadiri sebanyak 16 orang, diisi dengan permainan dan pemutaran film mengenai motivasi kemudian diberikan evaluasi pelaksanaan pelatihan dan pemberian sertifikat pelatihan kepada peserta pelatihan. Adapun permainan yang dilakukan yaitu : - Golden silent - Karet bergulir - Blind Snake REFLEKSI HASIL PENELITIAN Setelah melaksanakan pelatihan yang berupa penyuluhan dengan diskusi dan permainan, warga Kaliwaru terutama warga RW 33 merasakan senang dan berharap kelak peneliti dapat mengisi kegiatan yang sama lagi di Kaliwaru karena warga Kaliwaru telah merasakan banyak manfaat dengan kehadiran kami terutama bagi organisasi pemuda.
9
Penguatan Internal Organisasi Pemuda di Kaliwaru Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA Janasz, S.C., Dowd, K.O., & Scheneider, B.Z. 2002. Interpersonal Skill in Organization. New York: McGraw-Hill
Neuman, G.A. & Wright, J. 1999. Team
Kartasasmita, G. 1997. KEPELOPORAN DAN KEPEMIMPINAN: Peran Pokok Pemuda
Pace, R.W. & Faules, D.F. 1989. Organizational
Effectiveness: Beyond Skill and Cognitive Ability. Journal of Applied Psychology, 84, 376-389
dari
Communication. Second Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Levi, D. 2001. Group Dynamics for Teams. London: Sage Publications, Inc
Prichard, J.S., Bizo, L.A., & Stratford, R.J. 2006. The Educational Impact of Team Skill Training: Preparing Student to Work in Group. British
Dalam Pembangunan. www.ginandjar.com
Diakses
Muchinsky, P.M. 2003. Psychology Applied to Work: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. Seventh Edition. Australia: Thomson Wadsworth
10
Journal of Educational of Educational Psychology, 76, 119-140
Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511