BIAYA TRANSAKSI PADA KELEMBAGAAN PEMUDA PERKOTAAN: STUDI KASUS DUA ORGANISASI PEMUDA DI KOTA BOGOR
ARIEF RAHMAN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Saya
menyatakan
bahwa
tesis
berjudul:
Biaya
Transaksi
pada
Kelembagaan Pemuda Perkotaan: Studi Kasus Dua Organisasi Pemuda di Kota Bogor adalah sepenuhnya karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan tidak pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya penulis lain baik diterbitkan maupun tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2009
Arief Rahman NRP A155030161
ABSTRACT ARIEF RAHMAN. Transaction Costs on Urban Youth Institutions: Case Study of Two Youth Organizations in Bogor. Under direction of AKHMAD FAUZI and ERNAN RUSTIADI. Transaction cost (TC) defines as resources used to establish and maintain property rights. TC minimization does not end in itself but rather as a means of achieving broader economic objectives such as efficiency improvement and externalities internalization. TC can be minimized by (i) social capital (SC) in the form of networks and reputation, and (ii) institution as the rules of the game. The research aims to provide clear understanding on how SC and institution minimizes TC. The results of this research can be used further to improve the institutional strengthening process which has became popular agenda in recent years. Any effort of institutional strengthening will be incomplete and imperfect if it is not consider the role of institution in TC minimizing. The research took cases in two youth organization in Bogor: Komunitas Peduli Kampung Halaman (KALAM) and Karang Taruna Berbakti (KARTAR). Youth organization was chosen based on former research which showed its potentials to foster community empowerment through its investment on SC. KALAM also plays great roles in local resources management, proven by its winning in competition of spatial arragement innovation held by the government in commemoration of World Town Planning Day 2008. KALAM and KARTAR has similarity: both have well-achievement in the city and provincial-level, and both are subdistrict-based organization (KALAM is in Tegal Gundil sub-district while KARTAR is in Kebon Pedes subdistrict). Both are also long-lived institution so it is fulfil the critical characteristic of New Institutional Economics: views long lived institution as efficient and therefore proper subject of economic inquiry. The level of TC was measured firstable by determine the transaction which will be the unit of analysis. The transaction then divided into acquisition, distribution and enforcement stage. Opportunity costs of men and time needed to establish and maintain property rights on those stages are used as proxies to measure TC level. Discriminant Function Analysis is used to test variables which has most significant influence to the TC differences among those two organizations. Those variables are network, reputation, incomplete property right, imperfect property right, asymmetric information, and asset specificity. As an added information, descriptive analysis is used to compare the level of organizational effectivenes. Result shows that KALAM is minimized TC better than KARTAR in every stages of transaction. In aggregate, KALAM needs only less than a third than TC imposed by KARTAR. Two discriminant variables which significantly affect TC differences are networks and property rights completeness. Networks facilitates established pattern of interaction followed by shared expectation of long-lived relationship and easily detected cheating behavior. It then lower the cost of market enforcement. More complete property rights reduces the cost of resources allocation. In the term of organizational effectiveness, KALAM is also more effective than KARTAR did. The insights brought by this research was the interdependencies between cost elements of TC and major roles played by social capital in TC minimizing. Key words: transaction cost, property right, new institutional economics, social capital, urban youth organization
RINGKASAN ARIEF RAHMAN. Biaya Transaksi pada Kelembagaan Pemuda Perkotaan: Studi Kasus Dua Organisasi Pemuda di Kota Bogor. Dibimbing oleh AKHMAD FAUZI dan ERNAN RUSTIADI. Kelembagaan adalah seperangkat aturan main yang dibuat oleh manusia sehingga interaksi antar orang dapat lebih terstruktur. Kelembagaan memfasilitasi kerjasama antar individu untuk mencapai tujuan bersama sehingga menciptakan integrasi sosial yang pada akhirnya menentukan maju tidaknya suatu masyarakat. Kelembagaan juga menentukan kinerja ekonomi suatu bangsa. Oleh sebab itu aspek kelembagaan menjadi salah satu pilar dari ilmu wilayah. Kelembagaan menentukan kinerja ekonomi karena kelembagaan mempengaruhi besaran biaya transaksi. Biaya transaksi tidak hanya sekadar biaya untuk melaksanakan sebuah transaksi melainkan segala sumber daya yang digunakan untuk membangun dan menjaga hak kepemilikan. Kelembagaan dapat meminimalkan biaya transaksi karena kelembagaan mendistribusikan hak kepemilikan dan mengurangi ketidakpastian pada saat pertukaran terjadi. Pentingnya kelembagaan dalam kehidupan bermasyarakat melahirkan istilah yang populer dewasa ini yaitu penguatan kelembagaan. Penguatan kelembagaan merujuk kepada proses untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Mengingat pengaruh kelembagaan terhadap biaya transaksi, maka penguatan kelembagaan hanya dapat utuh dipahami dan dilakukan jika memperhitungkan pula sisi minimalisasi biaya transaksi sebagai peran dari kelembagaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dari kelembagaan yang berpengaruh terhadap minimalisasi biaya transaksi. Pengetahuan akan faktorfaktor tersebut dapat digunakan selanjutnya untuk meningkatkan kualitas dari upaya-upaya penguatan kelembagaan sehingga kelembagaan yang dikuatkan dapat efisien secara sosial dan efisien secara ekonomi. Penelitian ini menggunakan kelembagaan pemuda di perkotaan sebagai kasusnya. Dasar penentuannya adalah hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kelembagaan pemuda dapat mendorong pemberdayaan masyarakat lokal melalui investasi modal sosial. Kelembagaan pemuda juga dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan sumber daya lokal. Hal ini dibuktikan oleh Komunitas Peduli Kampung Halaman (KALAM), sebuah organisasi pemuda yang melalui karya penataan ruang terbuka hijau di sempadan jalan, berhasil menjadi salah satu pemenang dari Lomba Karya Inovasi Penataan Ruang yang diadakan oleh Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka memperingati World Town Planning Day 2008. Meskipun kelembagaan berbeda dengan organisasi (karena kelembagaan adalah aturan main sedangkan organisasi adalah pemainnya), tetapi penelitian mengenai kelembagaan dapat dilakukan terhadap organisasi. Hal ini dikarenakan aturan main melekat dalam setiap organisasi. Dua organisasi pemuda yang menjadi studi kasus dari penelitian ini adalah Komunitas Peduli Kampung Halaman (KALAM) dan Karang Taruna Berbakti (KARTAR). Dua organisasi ini memiliki kesamaan-kesamaan yaitu merupakan organisasi pemuda berbasis kelurahan (KALAM berkegiatan di Kelurahan Tegal Gundil sedangkan
KARTAR di Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor) dan juga merupakan organisasi pemuda yang berprestasi baik di tingkat kota Bogor hingga provinsi Jawa Barat. Dua organisasi ini juga dipilih karena telah memenuhi karakteristik kritis dari New Institutional Economics yang menyatakan bahwa kelembagaan yang dapat menjadi subyek penelitian ekonomi adalah kelembagaan yang telah bertahan lama karena menandakan bahwa kelembagaan itu efisien. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penelitian ini diawali dengan pengukuran biaya transaksi pada masing-masing organisasi pemuda. Langkah pertama dari pengukuran baya transaksi ini adalah penentuan jenis transaksi yang akan dijadikan unit analisis. Agar dapat diperbandingkan antar dua organisasi, maka unit analisis transaksinya harus memenuhi kriteria (i) memiliki nilai transaksi yang sama, dan (ii) bernilai besar bagi kedua organisasi. Transaksi sebagai unit analisis tersebut lantas dibagi ke dalam tiga tahap yaitu tahap akuisisi, distribusi, dan penjagaan. Biaya transaksi diukur pada masingmasing tahap tersebut. Mengingat tidak adanya variabel terukur yang secara langsung dapat menghitung biaya transaksi maka dibutuhkan variabel proxies. Proxies yang digunakan adalah opportunity costs atas sumber daya manusia dan waktu yang digunakan pada masing-masing tahap transaksi untuk membangun dan menjaga hak kepemilikan. Terukurnya biaya transaksi pada kedua organisasi pemuda lantas dilanjutkan dengan pengujian faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap minimalisasi biaya transaksi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Analisis Fungsi Diskriminan sehingga diketahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi perbedaan biaya transaksi antara KALAM (sebagai grup 1) dan KARTAR (sebagai grup 2). Enam faktor yang diduga berpengaruh terhadap besaran biaya transaksi dan diuji dalam penelitian ini adalah (i) kategori struktural dari modal sosial dalam bentuk jaringan, (ii) reputasi, (iii) hak kepemilikan yang tidak lengkap, (iv) hak kepemilikan yang tidak sempurna, (v) informasi asimetris, dan (vi) spesifisitas aset yang ditransaksikan. Untuk mendapatkan gambaran lebih utuh, maka dilakukan pula penilaian efektivitas masing-masing organisasi pemuda dalam mencapai tujuannya. Efektivitas organisasi dinilai dari tiga hal (i) seberapa baik masyarakat setempat yang menjadi penerima manfaat mengenal KALAM/KARTAR, (ii) seberapa banyak pemuda yang mendapat pengaruh positif, dan (iii) seberapa besar dampak dari pengaruh positif yang diberikan. Pengolahan data tingkat efektivitas ini dilakukan secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa KALAM memiliki biaya transaksi yang lebih rendah dibanding KARTAR pada semua tahap transaksi. Pada tahap akuisisi, biaya transaksi di KALAM sebesar Rp 443.706,41 atau 20,35% dari biaya transaksi di KARTAR yang mencapai Rp 2.180.651,17. Selanjutnya, biaya transaksi pada tahap distribusi di KALAM mencapai Rp 27.514,13 atau 39,72% dari biaya transaksi di KARTAR yang sebesar Rp 69.266,34. Terakhir, tahap penjagaan di KALAM membutuhkan biaya transaksi sebesar Rp 602.168,12 atau 42,01% dari biaya transaksi di KARTAR yang mencapai Rp 1.433.428,43. Penjelasan akan lebih rendahnya biaya transaksi di KALAM pada ketiga tahapan transaksi adalah sebagai berikut: pada tahap akuisisi, kontrak yang dibuat antara KALAM dan mitra transaksinya adalah kontrak yang tidak lengkap. Kontrak yang tidak lengkap membutuhkan biaya informasi yang lebih rendah. Pada tahap distribusi, KALAM mendistribusikan hak kepemilikan secara lebih lengkap dan hal ini selanjutnya menyebabkan alokasi sumber daya dapat dilakukan lebih
efisien. Pada tahap penjagaan, market enforcement dapat dilakukan secara lebih murah di KALAM. Dua kondisi yang dipenuhi oleh KALAM sehingga market enforcement lebih murah dilakukan adalah (i) masing-masing pihak yang bertransaksi memiliki harapan untuk menjalin kerjasama dalam jangka panjang, dan (ii) informasi mengenai perilaku curang dapat diketahui dengan mudah. Dua kondisi ini menyiratkan kualitas jaringan yang dimiliki antar pihak yang bertransaksi. Terdapat keterkaitan antara tahap akuisisi dan tahap penjagaan. Kontrak akan cenderung dibuat tidak lengkap jika market enforcement murah untuk dilakukan. Market enforcement menjadi murah dilakukan jika antar pihak yang bertransaksi memiliki kualitas jaringan yang baik. Jaringan merupakan kategori struktural dari modal sosial. Tahap distribusi juga terkait dengan modal sosial. Hak kepemilikan didistribusikan lebih lengkap jika ada kepercayaan antar pihak yang bertransaksi, dan kepercayaan merupakan aspek dari modal sosial. Hasil dari analisis fungsi diskriminan menegaskan penjelasan sebelumnya. Dua faktor yang berpengaruh nyata terhadap perbedaan biaya transaksi antara KALAM dan KARTAR adalah kualitas jaringan dan tingkat kelengkapan hak kepemilikan. Penuturan masyarakat setempat di masing-masing kelurahan tempat KALAM dan KARTAR berlokasi menunjukkan bahwa KALAM dinilai lebih efektif dalam mencapai tujuannya dibanding KARTAR. KALAM dikenal lebih baik oleh masyarakat lokalnya dibanding KARTAR, bahkan untuk KARTAR sebanyak 30% responden menyatakan tidak tahu sama sekali mengenai tujuan dan kegiatannya. Responden juga menyatakan bahwa KALAM memberikan pengaruh positif yang berdampak kepada lebih banyak pemuda dibanding KARTAR. Meskipun penelitian ini tidak mengkorelasikan antara efektivitas pencapaian tujuan dan besaran biaya transaksi, tetapi dapat dinyatakan bahwa KALAM memiliki besaran biaya transaksi yang lebih rendah dan efektivitas yang lebih tinggi dan demikian sebaliknya pada KARTAR. Hasil penelitian ini menunjukkan interdependensi antar tahapan biaya transaksi, besaran biaya transaksi pada satu tahap akan mempengaruhi besaran pada tahap lainnya. Hasil ini juga menunjukkan besarnya pengaruh modal sosial terhadap minimalisasi biaya transaksi. Modal sosial yang baik menurunkan contracting costs dan enforcement costs serta mendistribusikan hak kepemilikan secara lebih lengkap. Hal ini pada akhirnya tidak hanya meminimalkan biaya transaksi saja melainkan juga mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Besarnya pengaruh modal sosial menyebabkan upaya-upaya penguatan kelembagaan hanya dapat utuh dilakukan jika mencakup juga penguatan modal sosial. Penguatan modal sosial membutuhkan investasi-investasi yang berjangka panjang. Oleh karena itulah salah satu karakteristik dasar dari New Institutional Economics adalah bahwa kelembagaan yang efisien adalah kelembagaan yang telah bertahan lama. Penguatan kelembagaan yang mencakup juga investasi pada modal sosial ini tidak dapat dilakukan secara cepat dan instan jika hendak mewujudkan kelembagaan yang efisien secara sosial dan efisien secara ekonomi.
© HAK CIPTA MILIK IPB, TAHUN 2009 Hak cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan
hanya
untuk
kepentingan
pendidikan,
penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
BIAYA TRANSAKSI PADA KELEMBAGAAN PEMUDA PERKOTAAN: STUDI KASUS DUA ORGANISASI PEMUDA DI KOTA BOGOR
ARIEF RAHMAN
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Judul Tesis
: Biaya Transaksi pada Kelembagaan Pemuda Perkotaan: Studi Kasus Dua Organisasi Pemuda di Kota Bogor
Nama
: Arief Rahman
NRP
: A 155030161
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc
Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr
Ketua
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Ilmu-ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S
Tanggal lulus:
Tanggal ujian:
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Setia Hadi, M.Si
PRAKATA Penelitian yang memakan waktu lebih dari satu tahun ini pada masa-masa awal perumusannya dihadang dua pertanyaan besar: ”apa itu sebenarnya biaya transaksi?” dan ”bagaimana cara mengukurnya?”. Banyak energi dihabiskan untuk menjawab dua pertanyaan ini, dan arahan dari Bapak Prof.Dr.Ir. Akhmad Fauzi,M.Sc beserta Dr.Ir. Ernan Rustiadi selaku komisi pembimbing sangat membantu penulis untuk memahami hingga mewujud sebagaimana hasilnya saat ini. Masukan-masukan dari Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, M.Si selaku dosen penguji turut membentuk tesis ini. Untuk itu, penulis haturkan terima kasih. Kesediaan Komunitas Peduli Kampung Halaman (KALAM) dan Karang Taruna Berbakti untuk menjadi subyek penelitian turut menjadi penentu terselesaikannya penelitian ini. Dukungan istri dan anak tercinta beserta segenap keluarga memungkinkan penulis untuk terus melangkah. Kepedulian rekan-rekan senantiasa mengingatkan penulis untuk jangan pernah lalai. Atas kesemuanya itu, penulis haturkan terima kasih. Semoga kebermanfaatan penelitian ini tidak hanya dipetik penulis seorang tetapi juga lainnya.
Bogor, Agustus 2009
Arief Rahman
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan sebagai anak sulung dari tiga bersaudara pada tanggal 03 Juni 1979 dari ayah Muhammad Sugeng Hidayat dan ibu Diah Darwati. Selepas SMA pada tahun 1997, penulis mulai menempuh pendidikan sarjana di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Pendidikan sarjana tersebut dapat penulis selesaikan pada tahun 2003. Pada tahun yang sama, pendidikan penulis lanjutkan kembali dengan mengikuti Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Semenjak menempuh pendidikan sarjana, penulis telah berkenalan dan mengakrabi kehidupan lembaga swadaya masyarakat. Pada masa itu, penulis intens berhubungan dengan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman Trawas Mojokerto. Pengalaman tersebut membentuk penulis hingga di Bogor pun menggabungkan diri pada Perkumpulan Susur Alam lewat Alur Masyarakat (SALAM). Di perkumpulan tersebut, penulis menjabat Direktur semenjak tahun 2007 hingga bulan Juli 2008. Penulis juga menjadi peneliti lepas pada Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB. Kegiatan-kegiatan pada dua organisasi tersebut memfasilitasi penulis untuk turut menghasilkan beberapa buku dan modul utamanya mengenai community development dan participatory aproach. Dunia pendidikan juga menjadi minat penulis. Saat ini, penulis menjadi dosen tidak tetap di Universitas Pamulang untuk mata kuliah Perilaku Organisasi. Hampir bersamaan dengan kelulusan, penulis diterima bekerja sebagai Kepala Sekolah KALAM, sebuah sekolah informal di kota Bogor.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvii 1
2
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2
Tujuan ............................................................................................ 12
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 13 2.1
Masyarakat dan Interaksi antar Anggotanya.............................. 13
2.2
Kelembagaan ................................................................................ 14 2.2.1 Kelembagaan dan Sumber Daya Wilayah .......................... 16 2.2.2 New Institutional Economics ............................................... 17
2.3
Biaya Transaksi ............................................................................ 18 2.3.1 Definisi Biaya Transaksi...................................................... 19 2.3.2 Penyebab Timbulnya Biaya Transaksi................................ 22 2.3.3 Macam-macam Penggolongan Biaya Transaksi................. 28 2.3.4 Pengukuran Biaya Transaksi .............................................. 29 2.3.5 Keterkaitan antara Biaya Transaksi dengan Hak Kepemilikan......................................................................... 31 2.3.6 Keterkaitan antara Biaya Transaksi dengan Kelembagaan ...................................................................... 36 2.3.7 Keterkaitan antara Biaya Transaksi dengan Modal Sosial.. 38 2.3.8 Contoh Permodelan Biaya Transaksi.................................. 42
2.4 3
Kajian Penelitian Terdahulu......................................................... 44
METODOLOGI ........................................................................................... 48 3.1
Kerangka Pendekatan Studi ........................................................ 48
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 52
3.3
Metode Penelitian yang Digunakan............................................. 53
3.4
Jenis dan Sumber Data ................................................................ 53
3.5
Teknik Pengambilan Responden................................................. 53
3.6
Pengukuran Besaran Biaya Transaksi pada KALAM dan KARTAR......................................................................................... 54
xii
3.7
Pengujian Faktor-faktor Kelembagaan yang Berpengaruh terhadap Minimalisasi Biaya Transaksi ...................................... 55 3.7.1 Analisis Fungsi Diskriminan ................................................ 56
3.8 4
5
Penilaian Efektivitas Kedua Organisasi Pemuda dalam Pencapaian Tujuan ....................................................................... 59
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN .............................................. 61 4.1
Komunitas Peduli Kampung Halaman (KALAM)........................ 61
4.2
Karang Taruna Berbakti ............................................................... 64
HASIL PENELITIAN .................................................................................. 68 5.1
Jenis Transaksi sebagai Unit Analisis........................................ 68
5.2
Besaran Biaya Transaksi pada KALAM ...................................... 68 5.2.1 Tahap Akuisisi..................................................................... 68 5.2.2 Tahap Distribusi .................................................................. 69 5.2.3 Tahap Penjagaan................................................................ 70
5.3
Besaran Biaya Transaksi pada KARTAR.................................... 73 5.3.1 Tahap Akuisisi..................................................................... 73 5.3.2 Tahap Distribusi .................................................................. 75 5.3.3 Tahap Penjagaan................................................................ 76
5.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Biaya Transaksi ........................................................................................................ 77
5.5
Efektivitas Kelembagaan dalam Pencapaian Tujuan ................ 79 5.5.1 Efektivitas KALAM............................................................... 79 5.5.2 Efektivitas KARTAR ............................................................ 81
6
PEMBAHASAN .......................................................................................... 83 6.1
Besaran Biaya Transaksi ............................................................. 83 6.1.1 Tahap Akuisisi..................................................................... 84 6.1.2 Tahap Distribusi .................................................................. 92 6.1.3 Tahap Penjagaan................................................................ 98
6.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Biaya Transaksi ...................................................................................................... 103 6.2.1 Keterkaitan Biaya Transaksi antar Tahap Transaksi ........ 107
7
6.3
Efektivitas Kelembagaan dalam Pencapaian Tujuan .............. 108
6.4
Implikasi Kebijakan .................................................................... 110
SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 113 7.1
Simpulan...................................................................................... 113
7.2
Saran ............................................................................................ 114
xiii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 116 LAMPIRAN ....................................................................................................... 120
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1
Perbedaan definisi biaya transaksi berikut implikasinya antara golongan neoklasik dengan golongan hak kepemilikan.................. 22
Tabel 2
Contoh karakter variabilitas dan karakter alterable sebagai vektor terhadap barang (goods) ..................................................... 24
Tabel 3
Asumsi yang mendasari dan situasi-situasi yang memunculkan biaya transaksi pada hak kepemilikan sumber daya fisik dan manusia .......................................................................................... 27
Tabel 4
Penghitungan biaya transaksi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat 1870-1970.................................................. 30
Tabel 5
Rasio biaya transaksi yang dihadapi petani dan nelayan di Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi ............................................. 45
Tabel 6.
Sumber daya yang dialokasikan pada tahap akuisisi dana program KALAM ............................................................................. 69
Tabel 7.
Sumber daya yang dialokasikan pada tahap distribusi dana program KALAM ............................................................................. 70
Tabel 8.
Sumber daya yang dibutuhkan pada tahap penjagaan dana program KALAM ............................................................................. 72
Tabel 9.
Sumber daya yang dibutuhkan pada tahap akuisisi dana program KARTAR ........................................................................... 74
Tabel 10.
Sumber daya yang dibutuhkan pada tahap distribusi dana program KARTAR ........................................................................... 76
Tabel 11.
Sumber daya yang dibutuhkan pada tahap penjagaan dana program KARTAR ........................................................................... 77
Tabel 12
Fungsi klasifikasi variabel-variabel bebas terhadap KALAM dan KARTAR ......................................................................................... 77
Tabel 13.
Signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas.................... 78
Tabel 14.
Biaya transaksi untuk kesemua tahapan pada KALAM dan KARTAR ......................................................................................... 83
Tabel 15.
Biaya transaksi pada tahap akuisisi dana program di KALAM dan KARTAR .................................................................................. 85
Tabel 16.
Biaya transaksi pada tahap distribusi dana program di KALAM dan KARTAR .................................................................................. 93
Tabel 17.
Biaya transaksi pada tahap penjagaan dana program di KALAM dan KARTAR .................................................................................. 99
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Kerangka pendekatan studi yang digunakan di dalam penelitian ini ............................................................................................ 51
Gambar 2
Lokasi KALAM di Kelurahan Tegal Gundil dan KARTAR di Kelurahan Kebon Pedes sebagai tempat penelitian. ...................... 52
Gambar 3
Bagan organisasi Komunitas Peduli Kampung Halaman (KALAM). ........................................................................................ 62
Gambar 4
Kondisi awal PKL (gambar kiri) yang berdagang di trotoar dan tanpa kepastian usaha dan kondisi setelah terorganisasi dalam Saung Tegal Gundil (STG) (gambar kanan) ................................... 63
Gambar 5
Bagan organisasi Karang Taruna Berbakti (KARTAR) ................... 65
Gambar 6
Penilaian responden beneficiaries terhadap efektivitas KALAM..... 81
Gambar 7
Penilaian responden beneficiaries terhadap efektivitas KARTAR .. 82
Gambar 8
Komposisi biaya transaksi pada KALAM (gambar kiri) dan KARTAR (gambar kanan). .............................................................. 84
Gambar 9
Komposisi search cost dan contracting cost pada tahap akuisisi di KALAM dan KARTAR ................................................................. 92
Gambar 10 Komposisi monitoring internal dan eksternal pada tahap penjagaan di KALAM (gambar kiri) dan KARTAR (gambar kanan)........................................................................................... 101 Gambar 11 Interdependensi antar tahap biaya transaksi ................................ 108 Gambar 12 Pembandingan efektivitas KALAM dan KARTAR berdasarkan penilaian responden beneficiaries ................................................ 109
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Kuesioner untuk responden pelaku.......................... 121 Lampiran 2. Kuesioner untuk responden beneficiaries ................ 125 Lampiran 3. Kategori dan skoring variabel penjelas .................... 127 Lampiran 4. Hasil skoring variabel penjelas................................. 129
xvii