PENGKAJIAN SALMONELLA SP. DAN E. COLI DARI FESES DAN TELUR PADA AYAM PETELUR DARI BEBERAPA PROVINSI DI INDONESIA UNIT UJI BAKTERIOLOGI BBPMSOH 2016
KepMentan No. 53/Permentan/OT.140/5/2013 Tupoksi 1. Pengujian mutu obat hewan, 2. Pengkajian obat hewan, 3. Pengembangan teknik dan metoda pengujian mutu obat hewan 1. Pengujian Mutu Obat Hewan • Uji Fisik • Uji Sterilitas • Uji Identifikasi • Uji Keamanan • Uji Potensi
2. Pengkajian • Isolasi Salmonella sp • Isolasi E. coli
• Dalam Rangka AMR
3. Pengembangan Metode Uji • ASPEK KESRAWAN: • Reduce • Replace • Refinement
- Antimicrobial Resistance (AMR) menjadi isu yang sangat penting di seluruh dunia - Penggunaan Antibiotik yang tidak sesuai prosedur mempunyai kontribusi terjadinya AMR pada manusia dan hewan (Barton, 2000) - WHO menyarankan semua negara melakukan surveilens terhadap AMR baik pada manusia maupun hewan (WHO, 1999) - Foodborne bacteria dan feses hewan terkontaminasi bakteri (E. coli dan Salmonella) berperan dalam penyebaran AMR
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
PROSES TRANSFER GEN RESISTENSI - Resistensi terjadi karena penggunaan antibiotik yang irrasional - Terjadi seleksi bakteri - Peningkatan bakteri resisten karena transfer gen resisten
Kesulitan dalam pengobatan bakteri patogen dengan Antibiotik
DATA PENGKAJIAN SEBELUMNYA • Frekuensi resistensi obat terhadap galur Escherichia coli yang diisolasi dari hewan (BBPMSOH, 1999) Hewan
Ayam : - Layer - Breeder Layer - Broiler - Breeder Broiler
Jumlah Isolat
Jumlah strain yang resisten (%)
Jumlah strain yang membawa R plasmid (%)
66 34 35 77
44 (66.7%) 32 (94.1%) 34 (97,1%) 75(97,4%)
11 (25.0%) 19 (84.4%) 13 (47.1%) 14 (33.3%)
212
185 (87.4%)
57 (42.7%)
DIAMBIL DARI JURNAL ANTIMICROBIAL AGENTS AND CHEMOTHERAPY VOL 58 NO. 11 NOV 2014 P 6501-6507
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu - Bulan Februari - Juli 2016 - 15 Provinsi - 2 Kabupaten - Peternakan ayam layer - @ 10 btr telur & 10 feses (min 3 gr/feses)
METODE • Prosedur Pengambilan Sampel - Pengambilan sampel acak sistematis - Data dan lokasi dari Dinas Peternakan masing-masing Provinsi - Diambil 10 telur & 10 feses/kabupaten - Total sampel feses 310 - Total sampel telur 318
ISOLASI SALMONELLA SNI 2897 : 2008
• Sampel Feses
1 g sampel + 9 ml BPW 24h 35ºC
Pra Pengkayaan
Pengkayaan Media Selektif
0.1 ml BPW inokulasi ke TTB 24h 35ºC XLD Agar 24h 35ºC
BSA Agar 24h 35ºC
• Purifikasi • NA Agar Konfirmasi dengan Uji Biokimia dan Microgen ™GN-ID A+B
Stok Isolat
1 ml BPW inokulasi ke RV 24h 42ºC XLD Agar 24h 35ºC
BSA Agar 24h 35ºC
SCA Agar 24h 35ºC
ISOLASI SALMONELLA SNI 2897 : 2008
• Sampel Telur
1 ml sampel + 45 ml LB 24h 35ºC
Pra Pengkayaan
Pengkayaan
0.1 ml BPW inokulasi ke TTB 24h 35ºC
Media Selektif
XLD Agar 24h 35ºC
BSA Agar 24h 35ºC
• Purifikasi • NA Agar Konfirmasi dengan Uji Biokimia dan Microgen ™GN-ID A+B
Stok Isolat
1 ml BPW inokulasi ke RV 24h 42ºC XLD Agar 24h 35ºC
BSA Agar 24h 35ºC
SCA Agar 24h 35ºC
ISOLASI E. COLI SNI 2897 : 2008
• Sampel Feses Pra Pengkayaan
1 g sampel + 9 ml LSTB 24-48h 35ºC
Pengkayaan
1 ml LSTB inokulasi ke EC Broth 24-48h 44-45ºC
Media Selektif • Purifikasi • NA Agar Konfirmasi dengan Uji Biokimia dan Microgen ™GN-ID A+B
EMB Agar 18-24h 35ºC
Stok Isolat
SCA Agar 24h 35ºC
HASIL ISOLASI SALMONELLA SP & E.COLI Hasil Isolasi Sampel Feses Sampel Telur Propinsi* Salmone Salmone E. coli E.coli lla lla 0/20 0/20 Sumatera (0%) (0%) Utara 1/20 0/20 Sumatera (5%) (0%) Barat
Hasil Isolasi Sampel Feses Sampel Telur Propinsi* Salmonel Salmone E. coli E.coli la lla 14/20 0/20 0/20 (0%) Jawa Timur 0/20 (0%) (70%) (0%) 2/10 15/20 1/20 0/20 (0%) Bali (20%) (25%) (5%)
Sumatera Selatan
1/20 (5%)
Kalimanta 0/10 (0%) n Barat
Bangka Belitung
2/20 (10%)
6/20 (30%) 3/20 DIY (15%) 0/20 Jawa Barat (0%) 5/20 Jawa (25%) Tengah Banten
-
0/20 (0%)
-
0/20 (0%)
0/20 (0%) 0/20 (0%) 0/20 (0%)
0/20 (0%) 0/20 (0%) 0/20 (0%) 0/20 (0%)
2/20 (10%) 0/20 (0%) 2/20 (20%)
Nusa Tenggara 0/10 (0%) Barat 4/20 Sulawesi (20%) Selatan Kalimanta 1/20 (5%) n Selatan 2/20 Sulawesi (10%) Tenggara
16 /20 (80%)
0/20 (0%)
1/20 (5%)
17 /20 (85%)
0/20 (0%)
1/20 (5%)
12 /20 (60%) 12 /20 (60%) 2/10 (20%)
0/20 (0%) 0/20 0/20 (0%) (0%) 0/20 0/20 (0%) (0%) 0/20 (0%)
* Sampel diambil dari 2 - 4 peternakan
TINDAK LANJUT • Isolat yang diperoleh dikirimkan ke Unit Uji Farmasetik untuk diuji AMR • Pengkajian akan dilanjutkan dengan wilayah yang lebih luas dan jumlah sampel lebih banyak pada Kegiatan Pengkajian Unit Uji Bakteriologi Tahun 2017
PENGUJIAN UNIT UJI BAKTERIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS BSL 3 Jenis Vaksin
Jenis Pengujian
Fasilitas Uji
1. Vaksin Anthrax
a. Uji Kandungan Spora b. Uji Keamanan c. Uji Potensi
- Lab BSL 3 - ABSL 4 - ABSL 4 (Uji tantang)
2. Vaksin Leptospira
a. Uji Keamanan b. Uji Potensi
3. Vaksin Brucella
a. Uji Kandungan Spora b. Uji Keamanan c. Uji Potensi
- ABSL 4 - ABSL 4 (Uji tantang) - Lab BSL 3 - ABSL 4 - ABSL 4 (Uji tantang)
Keterangan
Penambahan Ruang Lingkup Akreditasi ASEAN
SEKIAN DAN TERIMAKASIH