PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM SISTEM PEMBELAJARAN DI PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
MAKALAH
Oleh Firman Adi Wijaya NIM. 122310101059
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM SISTEM PEMBELAJARAN DI PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
MAKALAH
Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan Fasilitator : Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep.
Oleh Firman Adi Wijaya NIM. 122310101059
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM SISTEM PEMBELAJARAN DI PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
Nama
: Firman Adi Wijaya
NIM
: 122310101059
A. Pendahuluan
Kualitas sumber daya manusia yang tangguh, unggul, kreatif dan berdaya saing tinggi merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan. Perbedaan kualitas sumber daya manusia (SDM) antara seseorang, kelompok atau suatu bangsa dengan bangsa lain menyebabkan perbedaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ketrampilan. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan pemanfaatan jaringan internet, dimungkinkan untuk bisa memperoleh gelar sarjana keperawatan melalui pendidikan jarak jauh yang dikembangkan dibeberapa pendidikan tinggi keperawatan di Amerika Serikat tanpa harus tatap muka di kelas dan para perawat dapat bekerja sambil mengikuti perkuliahan secara online. Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa tren dan isu model pembelajaran saat ini di Amerika Serikat menggunakan teknologi dengan mengedepankan tiga kategori teknologi pendidikan keperawatan yaitu : sistem pembelajaran jarak jauh, pembelajaran klinis, dan penggunaan perangkat lunak / teknis untuk mendukung sistem pembelajaran secara online.
B. Kajian Teoritis
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan pengajar kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh pelajar tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu apa yang diberikan oleh pengajar (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara pelajar dan pengajar yang melakukan kegiatan membelajarkan. Pembelajaran adalah kegiatan pengajar secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang pengajar untuk membelajarkan pelajarnya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak. Sumber belajar bisa meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan. Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by design) yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sedangkan sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk keperluan belajar. Berdasarkan konsep-konsep di atas, sumber belajar pada dasarnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (lingkungan). Dalam makalah ini titik berat sumber belajar yang dikaji adalah internet. Sedang orang, bahan, peralatan dan teknik merupakan sumber belajar pendukung. Pengertian dari online adalah semua hal yang berhubungan dengan internet yaitu keadaan komputer yang terkoneksi / terhubung ke jaringan Internet. Sehingga apabila komputer kita online maka dapat mengakses internet / browsing, mencari informasi-informasi di internet. Pengertian internet yaitu berasal dari bahasa Interconnection network (internet)
adalah
sistem
global
dari
seluruh
jaringan
komputer
yang
saling terhubung. Internet berasal dari bahasa latin "inter" yang berarti "antara". Internet merupakan jaringan yang terdiri dari milyaran komputer yang ada di seluruh dunia. Internet melibatkan berbagai jenis komputer serta topology jaringan yang berbeda. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan, digunakan standar protokol internet yaitu TCP/IP. TCP bertugas untuk
memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan baik, sedangkan IP bertugas untuk mentransmisikan paket data dari satu komputer ke komputer lainya. Internet awalnya berasal dari proyek ARPA yang dibentuk tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Proyek ini kemudian dikenal dengan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) yang melakukan riset tentang cara menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya agar bisa saling berkomunikasi. Pada tahun 1970, proyek ini berhasil menghubungkan lebih dari 10 komputer dalam bentuk jaringan, dan beberapa tahun kemudian, hasil riset proyek ini dikembangkan di luar Amerika. Karena jumlah komputer yang terhubung semakin banyak, maka pada tahun 1980 dibuatlah protokol resmi yang dikenal dengan TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol). Dari berbagai pengertian mengenai belajar, pembelajaran, sumber belajar, online maupun internet, dapat di simpulkan bahwa media online merupakan jarigan komunikasi secara global tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu yang menghubungakan pesan melalui komputer yang terkoneksi / tersambung dengan internet. Sebagai suatu media yang memuat semua hal pesan informasi, internet dapat di gunakan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Tanpa terkecuali untuk di jadikan sumber pembelajaran.
C. Pembahasan
Pendidikan keperawatan program Sarjana Keperawatan dimulai di Indonesia pertama kalinya dengan berdirinya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di tahun 1985, yang waktu itu masih tergabung dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Seiring dengan perkembangan berbagai Fakultas di UI, di tahun 1995 maka secara resmi Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) di UI terbentuk. Saat ini, menurut data terakhir Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) Depdiknas Republik Indonesia telah ada 12 Universitas Negeri yang menyelenggarakan program pendidikan Sarjana keperawatan dan ners, baik yang telah menjadi fakultas dan atau masih program studi di Universitas negeri dan 14 program studi di Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) swasta di Indonesia yang menyelenggarakan program yang sama. Sejalan dengan itu, di era tahun 2000 semakin banyak perawat Indonesia yang bekerja di luar negeri dengan semakin banyaknya peluang penempatan untuk perawat Indonesia untuk semua jenjang pendidikan. Namun jumlah tersebut masih sebagian besar diisi oleh lulusan perawat setingkat D3 yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara lainnya sebagai kompetitor penyedia tenaga perawat seperti Philipina yang hampir 40% tenaga keperawatannya bekerja di luar negaranya adalah lulusan S1 (BSN). Upaya untuk meningkatkan jenjang pendidikan perawat Indonesia adalah mutlak menjadi hak setiap individu perawat tersebut, kapanpun dan dimanapun saat ini si individu tersebut berada. Tentu saja hal ini juga menjadi hak bagi perawat Indonesia yang saat ini berada dan sedang bekerja di luar negeri. Sekitar 5000 perawat Indonesia saat ini bekerja di luar negeri di berbagai pelayanan kesehatan baik di klinik maupun rumah sakit. Di setiap negara tentu saja kesempatan untuk perawat Indonesia untuk melanjutkan pendidikan sangat beragam tergantung dari sistem pemerintahan dan
kesempatan pendidikan di negara yang bersangkutan. Untuk beberapa negara di belahan benua Amerika dan Australia, khususnya kesempatan untuk itu lebih besar, meskipun dengan biaya yang mahal. Untuk pendidikan BSN program full time/part time, model membutuhkan biaya rata-rata tuition fee persemester adalah U$ 5.000. Hal tersebut tidak dirasakan untuk sebagian besar perawat Indonesia yang bekerja di Timur Tengah, seperti di Kuwait, Arab Saudi, UEA, Qatar dan Bahrain yang hampir berjumlah 3000 orang. Hal ini lebih dikarenakan sistem pemerintahan dan sistem pendidikan yang berbeda, sehingga kesempatan pendidikan tersebut terbatas. Namun saat ini sebagian dari mereka telah ada pula yang mengikuti pendidikan distance learning untuk BSN dengan beberapa Universitas di Australia. Untuk itu sudah selayaknya pula pengelola pendidikan keperawatan di Indonesia khususnya untuk Sarjana Keperawatan dapat memikirkan dan mengembangkan program kuliah jarak jauh dengan tetap mengikuti sistem pendidikan di Indonesia. Terlebih lagi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang memang saat ini UI sendiri telah merencanakan Go Internasional. Sudah waktunya penyelenggara pendidikan keperawatan dapat “mengeksport” model pendidikannya untuk warga negara Indonesia di luar negeri, tanpa harus ikut-ikutan trend dan latah mengimport twinning program yang notabene mengimport model pendidikan terkecuali untuk pengembangan keilmuan dan penempatan lulusan di luar negeri. Perkembangan keperawatan sebagai pelayanan profesional didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang terarah dan terencana. Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat bermakna bahkan merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini bermula dari dicapainya kesepakatan bersama pada Lokakarya Nasional Keperawatan pada bulan Januari 1983 yang menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional
(profesional service) dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (professional education). Tenaga keperawatan yang merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar semestinya dapat memberikan kontribusi yg besar dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Untuk itu tenaga keperawatan dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya agar mampu berperan aktif dalam pembangunan kesehatan khususnya dalam pelayanan keperawatan profesional. Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan profesional keperawatan. Pendidikan keperawatan bukan lagi merupakan pendidikan kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang menguasai ilmu keperawatan yang siap dan mempu melaksanakan pelayanan / asuhan keperawatan profesional kepada masyarakan. Jenjang pendidikan keperawatan bahkan telah mencapai tingkat Doktoral. Keyakinan
inilah
yang
merupakan
faktor
penggerak
perkembangan
pendidikan keperawatan di Indonesia pada jenjang pendidikan tinggi, yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1962 yaitu dengan dibukanya Akademi Keperawatan yang pertama di Jakarta. Proses ini berkembang terus sejalan dengan hakikat profesionalisme keperawatan. Dalam Lokakarya Keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasar-dasar pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai realisasinya disusun kurikulum program pendidikan D-III Keperawatan, dan dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan. Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang mampu mengadakan pembaruan dan perbaikan mutu pelayanan / asuhan
keperawatan,
serta
penataan
perkembangan
kehidupan
profesi
keperawatan. Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan professional yang mampu mengadakan pembaharuan dan perbaikan
mutu pelayanan / asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan profesi keperawatan. Keperawatan sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab pengembanggannya harus mampu mandiri. Untuk itu memerlukan suatu wadah yang mempunyai fungsi utama untuk menetapkan, mengatur serta mengendalikan berbagai hal yang berkaitan dengan profesi seperti pengaturan hak dan batas kewenangan, standar praktek, standar pendidikan, legalitas, kode etik profesi dan peraturan lain yang berkaitan dengan profesi keperawatan. Diperkirakan bahwa dimasa datang tuntutan kebutuhann pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan akan terus meningkat baik dalam aspek mutu maupun
keterjangkauan
meningkatkan
kesadaran
serta
cakupan
masyarakat
pelayanan.
akan
Hal
kesehatan
ini
disebabkan
yang
diakibatkan
meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum, dan peningkatan daya emban ekonomi masyarakat serta meningkatnya komplesitas masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Masyarakat semakin sadar akan hukum sehingga mendorong adanya tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan
demikian
keperawatan
perlu
terus
mengalami
perubahan
dan
perkembangan sejalan dengan perubahan yang terjadi diberbagai bidang lainnya. Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi era globalisasi. Dalam memnghadapi tuntutan kebutuhan dimasa datang maka langkah konkrit yang harus dilakukan antara lain adalah penataan standar praktek dan standar pelayanan/asuhan keperawatan sebagai landasan pengendalian mutu pelayanan keperawatan secara professional, penataan sistem pemberdayagunaan tenaga keperawatan sesuai dengan kepakarannya, pengelolaan sistem pendidikan
keperawatan yang mampu menghasilkan keperawatan professional serta penataan sistem legilasi keperawatan untuk mengatur hak dan batas kewenangan, kewajiban, tanggung jawab tenaga keperawatan dalam melakukan praktek keperawatan. Prospek pendidikan jarak jauh on-line merupakan suatu alternatif yang cukup cerah. Sektor telekomunikasi Indonesia pada abad ke-21 meluncurkan program Nusantara 21 yang bertujuan mengembangkan archipelago super lane dan mengembangkan nusantara multimedia community access centers untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Program ini menggabungkan seluruh sistem jaringan telekomunikasi, yaitu satelit, kabel serat optik, seluler, TV kabel, dan broadcast dalam satu konfigurasi jaringan. Jaringan ini terkoneksi langsung dengan jaringan internasional yang berkoneksi secara superhighway. Program ini sangat mendukung terciptanya program pembelajaran jarak jauh online, karena akan memudahkan masyarakat untuk mengakses program pendidikan yang didistribusikan melalui jaringan internet. Namun demikian, ada beberapa kendala penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh online ini jika disinkronisasi dengan model pembelajaran dalam pendidikan tinggi keperawatan. Pertama, pengguna jasa internet masih sedikit. meskipun bisnis internet sudah cukup berkembang pesat, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa, itu berarti dapat dikatakan jumlah 50.000 pelanggan masih sangat sedikit. Kedua, jumlah perusahaan internet service provider juga dirasakan masih kurang, sehingga saat ini masih banyak perusahaan internet service provider yang bandwidth-nya sudah penuh sesak. Hal ini akan menghambat terjadinya proses pembelajaran jarak jauh online. Ketiga, mengubah paradigma pendidikan konvensional tatap muka dalam kelas menjadi belajar mandiri dalam menghadapi komputer tidaklah mudah.Hal ini memerlukan proses pengedukasian masyarakat secara terus-menerus.
Keempat, harga perangkat komputer masih dirasakan sangat mahal. Meksipun ada beberapa kelemahan dalam sistem pembelajaran jarak jauh online dan kendala dalam
penyelenggaraannya,
tetapi
mengingat
keunggulan
dan
prospek
penyelenggaraan ke depan serta untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat secara luas, terutama bagi mereka yang tidak tertampung dalam ruang belajar di kelas, atau masyarakat yang masih jauh dari pusat pendidikan program itu perlu bagi penyelenggara pendidikan untuk menyelenggarakan sistem pendidikan jarak jauh online ini. Penyelenggara pendidikan harus sudah memulai memikirkan kembali isi dalam proses pembelajaran jarak jauh online secara tepat. Adapun beberapa keunggulan dan kekurangan proses metode online ini adalah: 1. Keunggulan a. Dosen dan mahasiswa tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet. Sehingga, akan mengurangi biaya penunjang pendidikan, seperti biaya transportasi, kos-kosan, kertas serta alat tulis dan sebagainya. b. Tidak terbatas oleh waktu, pembelajar dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing mahasiswa. c.
Mahasiswa dapat memilih topik atau materi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
d. Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing mahasiswa. Kalau mahasiswa tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran,
ia
dapat
menghentikannya.
Sebaliknya,
apabila
mahasiswa tersebut masih memerlukan waktu untuk mengulangi kembali subjek pembelajarananya, dia bisa langsung mengulanginya tanpa tergantung pada dosen.
e. Materi pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek. Mahasiswa dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung kepada dosen, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin. 2. Kekurangan a. Tingginya gangguan terhadap mahasiswa karena sifat metode online ini merupakan belajar mandiri. Sehingga kemungkinan terjadi gangguan selama belajar sangat mungkin. b. Kesulitan mendapat penjelasan dari dosen ketika mahasiswa mendapat kesulitan atau ketidak pahaman terhadap materi. Mahasiswa harus menunggu sampai bertemu dengan dosennya. c.
Pemahaman mahasiswa dengan materinya. Sangat mungkin terjadi salah presepsi terhadap inti materi yang di ajarkan.
Manusia Indonesia di mana pun berada tetap eksis menjadi yang berkualitas unggul, tangguh, kreatif dan berdaya saing tinggi. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, bukan hanya karena jumlah penduduknya melainkan karena ditopang oleh sistem pendidikan yang berkualitas dan tidak kalah dengan negaranegara maju lainnya.
D. Kesimpulan
Sistem pendidikan nasional ditetapkan untuk meningkatkan harkat dan derajat bangsa melalui pengaturan pendidikan yang memungkinkan setiap peserta didik untuk memiliki pekerjaan setelah lulus dengan dibekali iman, takwa, ilmu, kecakapan, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Itu semua merupakan dampak
dari
undang-undang
terhadap
pendidikan
keperawatan
yang
mencerminkan implikasi keperawatan yang menyeluruh baik terhadap sistem pendidikan, sistem pelayanan, maupun kehidupan keprofesian keperawatan. Untuk mengenyam pendidikan, terutama jenjang pendidikan tinggi keperawatan tidak harus di kampus yang berdaya tamping sangat terbatas. Dengan kemajuan teknologi yang ada, memungkinkan untuk menggunakan teknologi online. Apalagi Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dengan jumlah populasi penduduk yang sangat banyak , sangat tepat jika menggunakan media online. Media online juga sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas dari dosen tanpa harus jauh-jauh datang ke perpustakaan ketika waktu tidak memungkinkan. Mereka cukup duduk di depan komputer dengan jari-jari bisa belajar membuka internet. Dunia pendidikan dan berbagai sumber informasi ada di ujung jari.
E. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fetter, M. S. (2009). Curriculum strategies to improve baccalaureate nursing information technology outcomes. Journal of Nursing Education, 48(2), 78-85. Ganda, Yahya. Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. Semarang: Grasindo. Hardjito.
1997.
Internet
untuk
Pembelajaran.
Dari:
http://www.pustekom.go.id/teknodik/t10/10-3.htm. [diunduh 14 Februari 2014]. Mancuso-Murphy, J. (2007). Distance education in nursing: an integrated review of online nursing students' experiences with technology-delivered instruction. Journal of Nursing Education, 46(6), 252-260. Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental KeperawatanKonsep, Proses dan Praktik Vol. 4. Jakarta. EGC. Salam dan Salmon, Ferry. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba. Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Sanjaya, H. Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Jember, 15 Februari 2014 Diperiksa oleh,
Disusun oleh,
Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep.
Firman Adi Wijaya
NIP. 197606292005011001
NIM. 122310101059