MAKALAH PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM KEPERAWATAN Teknologi dan Sistem Informasi dalam Dunia Kesehatan dan Keperawatan
oleh : Pungki Wahyuningtyas
(152310101195)
Regita Prameswari
(152310101238)
Tessa Bagus Ariyanto
(152310101257)
PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah Teknologi dan Informasi dalam Kesehatan dan Keperawatan” dalam mata kuliah Pemanfaatan Teknologi dalam Keperawatan ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan, doa dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah Pemanfaatan Teknologi dalam Keperawatan, serta teman-teman yang telah bekerja sama dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk memperbaiki kualitas makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang kami selesaikan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................. ii BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1 1.3 Tujuan…............................................................................................................. 1 1.4 Manfaat............................................................................................................... 1 BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................... 2 2.1 Pengantar dan pengertian sistem informasi kesehatan................................ 2 2.2 Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan..................... 3 2.3 Contoh Teknologi dan Sistem Informasi........................................................ 8 BAB III. PENUTUP.................................................................................................. 12 3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 12 3.2 Saran..................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan sistem informasi yang canggih sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang, khususnya dalam dunia kesehatan dan keperawatan. Seperti yang telah diketahui, pengelolaan data dalam pendokumentasian data pasien masih ada beberapa rumah sakit yang melakukan secara manual. Dalam penanganan beberapa penyakitpun terkadang juga mengalami permasalahan atau kesulitan yang menjadi tantangan di masa sekarang. Dalam dunia kesehatan, teknologi dan sistem informasi yang canggih sangat diperlukan untuk mempermudah dokumentasi, penanganan dari perawat atau dokter kepada pasien, dan dapat mempermudah saat kunjungan kepada klien, serta alat untuk penanganan pada penyakit tertentu. Teknologi dan sistem informasi modern sangat diperlukan dalam berbagai bidang demi mempermudah aktivitas, pekerjaan, serta dibutuhkan juga dalam dunia kesehatan dan keperawatan, khususnya di Indonesia. Dengan demikian sangat dibutuhkan dibangunnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah daerah dan jaringan informasi di pusat.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep pengembangan teknologi dan sistem informasi kesehatan? 2. Apasaja teknologi dan sistem informasi yang telah diterapkan? 1.3 Tujuan 1. Untuk mempelajari perkembangan teknologi dan sistem informasi kesehatan dan keperawatan. 2. Untuk mengetahui teknologi dan sistem informasi yang telah diterapkan. 1.4 Manfaat 1. Bagi Penulis: Menambah wawasan pengetahuan mengenai teknologi dan sistem informasi dalam kesehatan dan keperawatan. 2. Bagi Pembaca: Memberikan wawasan tentang teknologi dan sistem informasi dalam kesehatan dan keperawatan.
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengantar dan pengertian sistem informasi kesehatan Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelola informasi di seluruh tingkat pemerintahan secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan dalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932 /Menkes /SK/ VIII/ 2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem informasi kesehatan dari sudut pandang menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak tepat. Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an. Salah satu rumah sakit pada waktu itu telah memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Departemen Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu oleh tenaga ahli dari UGM. Namun, tampaknya komputerisasi dalam bidang pe-rumah sakit-an, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak Ketidakberhasilan dalam pengembangan sistem nformasi tersebut, lebih disebabkan dalam segi perencanaan yang kurang baik, dimana identifikasi faktor-fakor penetu keberhasilan (critical succes factors) dalam implementasi sistem informasi tersebut kurang lengkap dan menyeluruh. Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam segala haljuga terjadi di
dunia pelayanan kesehatan. Hal ini semata-mata
karena sektor pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas dalam masyarakat dan pemerintahan dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi sistem yang lebih global. Perubahan-perrubahan di negara lain dalamberbagai sektor mempunyai dampak terhadap sistem pelayanan kesehatan. 2
Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan yang tidak terlepas dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, terkhusus pada bidang-bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer dibidang piranti lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi lain juga berkembang kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian dan murah dalam biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada cara untuk dilakukan melalui media komputer, dengan catatan bahwa pengguna juga harus belajar untuk mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga pada akhirnya, solusi apapun teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia yang menggunakannya. Rumah sakit, sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan masyarakat akan melayani transaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan tindakan dalam banyak hal akan mempengaruhi kondisi dan rasa nyaman dari pasien. Semakin cepat akan semakin baik karena menyangkut nyawa pasien. Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetap dalam kondisi terpadu. Karena selain memberikan layanan rumah sakit juga harus mengelola dana untuk membiayai operasionalnya. Melihat situasi tersebuat, sudah sangatlah tepat jika rumah sakit menggunakan sisi kemajuan komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya dalam upaya membantu penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan secara manual. Departemen Kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010 yang ditandai dengan penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat sendiri, serta ditandai adanya peran serta masyarakat dan berbagai sektor pemerintah dalam upaya kesehatan. Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai dari tingkat nasional, propinsi, kabupaten dan seterusnya sampai ke pelosok. Setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju pencapaian visi dan misi Depkes tersebut. Setiap jenjang tersebut memiliki sistem kesehatan yang yang saling terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar di desa dan kecamatan sampai ke tingkat nasional.
3
Jaringan sistem pelayanan kesehatn tersebut memerlukan sistem informasi yang saling mendukung dan terkait, sehingga setiap kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui, difahami, diantisipasi dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Departemen Kesehatan telah membangun sistem informasi kesehatan yang disebut SIKNAS yang melingkupi sistem jaringan informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai ke pusat. Namun demikian dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, SIKNAS belum berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan demikian sangat dibutuhkan dibangunnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah daerah dan jaringan informasi di pusat.
Sistem informasi yang ada saat ini dapat digambarkan sebagai berikut: 1.
Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang belum terintegrasi, Sehingga bila diperlukan informasi yang menyeluruh diperlukan waktu yang cukup lama.
2.
Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di berbagai jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa memadai.
3.
Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola dan mengembangkan sistem informasi
4.
Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/ informasi.
5.
Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem informasi, sehingga seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk memasuki atau dipromosikan menjadi pengelola sistem informasi.
2.2 Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh 4
para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsepkonsep tersebut antara lain:
1.
Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System). Pada pembahasan selanjutnya, yang dimaksudkan dengan sistem informasi adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Isu penting yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi dalam sistem informasi suatu organisasi adalah : a. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi. b. Informasi yang tersedia, tidak relevan. c. Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen. d. Informasi yang ada, tidak tepat waktu. e. Terlalu banyak informasi. f. Informasi yang tersedia, tidak akurat. g. Adanya duplikasi data (data redundancy). h. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.
2.
Sistem informasi organisasi adalah suatu sitem yang dinamis Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3.
Sistem informasisebagi suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh: a. Perkembangan organisasi tersebut b. Perkembangan teknologi informasi c. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi
4.
Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu sendiri. 5
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan sistem informasi yang terpadu. Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus berjalan secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek komputer). Pengembangan sistem informasi yang berhasil apabila dilakukan dengan mengembangkan kedua aspek tersebut. Sering kali pengembang sistem informasi hanya memfokuskan diri pada pengembangan aspek komputernya saja, tanpa memperhatikan aspek manualnya. Hal ini di akibatkan adanya asumsi bahwa aspek manual lebih mudah diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah dukungan perilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut dimana, para pengguna sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi pada aspek manual. 5.
Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut. Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai faktor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu sistem informasi siap dioperasionalkan
dan
keadaan
dimasa
mendatang,
termasuk
antisipasi
perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.
6
6.
Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh. (holistic) Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka mengalami
kegagalan,
karena
struktur
organisasi
sering
kali
kurang
mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu. Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain sistem informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem. 7.
Informasi telah menjadi aset organisasi Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan informasi tersebut: a. Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja b. ,Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan, c. Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun global.
8.
Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah dipahami Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cangkupannya. Oleh karena itu, dalampenjabaran sering digunakan istilah sebagai berikut: a. Sistem 7
b. Subsistem c. Modul d. Submodul e. Aplikasi Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masingmasing modul dapat terdiri dari beberapa submodul dan masingmasing submodul dapat terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini sangat memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan. Pada beberapa kondisi tidak perlukan penjabaran sampai 5 tingkat, misalnya sebuah modul tidak perlu lagi dijabarkan dalam sub-sub modul, karena jabaran berikutnya sudah sampai tingkatan aplikasi.
2.3 Contoh Teknologi dan Sistem Informasi 1.
Entity Relationship Diagram (ERD) Perlu adanya analisis terhadap sistem yang sedang berjalan, sebelum melakukan perancangan sistem, dengan tujuan untuk mengevaluasi permasalahan, hambatan- hambatan yang terjadi, dan kebutuhan- kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Tujuan dari analisis dan evaluasi sistem adalah untuk menganalisa terhadap sistem pengolahan data pelayanan kesehatan kunjungan pasien mulai dari pendaftaran pasien baru, pendaftaran pasien lama (registrasi), pencatatan, pemeriksaan, pengambilan obat sampai pembuatan laporan pada sistem yang sedang berjalan. Berdasarkan hasil temuan Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan terdapat beberapa masalah yang Timbul terutama prosedur pelayanan kesehatan Kunjungan Pasien Yang berobat, diantaranya: 1) Pencatatan kunjungan pasien mulai dari pendaftaran, pencatatan hasil temuan pemeriksaan, pencatatan obat dan pencatatan data lainnya, tetapi penyimpanan data masih tidak teratur. 2) Pencarian data berupa data lama yang sulit, menimbulkan masalah pencarian untuk review kunjungan pasien lama. Apabila kartu pasien tidak dibawa atau hilang, maka pasien dianggap sebagai pasien baru selain itu, dokter dan perawat mengalami kesulitan dalam penanganan selanjutnya karena datanya tidak ada. 8
3) Pencatatan penerimaan pengeluaran obat yang tidak teratur, sehingga tidak dapat mengontrol stok yang ada. 4) Pembuatan laporan kunjungan pasien, laporan penyakit Pasien, laporan penerimaan dan pengeluaran ada obat sering terlambat dan tidak akurat karena mengalami kesulitan dari data yang direkap pada tumpukan berkas sehingga banyak watu yang akan terbuang dalam pembuatan laporan. 6) Kepala puskesmas mengalami kesulitan dalam mengontrol aktivitas pelayanan kunjungan pasien, karena sangat rumit dalam pengelolaan datanya.
Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan hubungan antar tabel dengan memperjelas tujuan, untuk review hubungan antar tabel penyimpanan. ERD terdiri dari sekumpulan objek dasar, yaitu entitas dan hubungan antar entitas- entitas yang saling berhubungan dalam sistem informasi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam hal ini rumah sakit tersebut dapat menggunakan Sistem Operasi Windows dan Microsoft SQL Server 2000 dengan melakukan pengujian pada program tersebut terlebih dahulu. 2. Telehealth Contoh alat kesehatan yang yang terintegrasi pada teknologi yang baru-baru saat ini adalah Telehealth. Jenisnya ada dua, yaitu store forward dan real time teknologi. 1. Teknologi simpan dan sampaikan (store forward), gambar yang didapatkan dari elektronik seperti x ray, dapat dikirimkan sebagai spesialis untuk diinterpretasi. Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh spesialisasi yang sangat kelihatan menggunakan teknologi ini. 2. Teknologi real time, adalah teknologi yang membuat pasien dan provider berinteraksi dalam waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi dua arah menggunakan teknologi real time dalam telehealth. Teknologi realtime memfasilitasi komunikassi dua arah baik audio maupun video, yang bbisa digunakan dalam telehealth. Salah satu bentuk telehealth adalah homecare, yaitu melangsungkan perawatan menggunakan audio dan video interaktif antara pasien dan perawat 9
tanpa harus bertemu secara langsung. Telenursing adalah bagian dari telehealth, telenursing menawarkan program kolaboratif dan mengurangi biaya pasien. 3. Augmented Reality Salah satu bentuk teknologi lainnya dalam pelayanan kesehatan adalah teknologi augmented reality, yaitu teknologi yang baru-baru ini merupakan terobosan baru di bidang interaksi. Augmented reality adalah teknologi interaksi yang menggabungkan dunia nyata dengan dunia maya. Tujuan penggunaan augmented reality ini menambahkan pengertian dan informasi pada dunia nyata dimana sistem augmented reality mengambil dunia nyata sebagai dasar dan menggabungkkan beberapa teknologi dengan menambahkan data konsektual agar pemahaman seseorang menjadi jelas. Di dalam bidang kesehatan, teknolohgi augmented reality dapat diterapkan adalah simulasi bedah jantung. Dengan teknologi ini calon dokter ataupun petugas kesehatan dapat belajar sebelumnya atau mengembangkan ilmunya dengan menggunakan perangkat simulasi yang diintegrasikan dengan teknologi augmented reality. Beberapa komponen yang diperlukan dalam pembuatan augmented reality adalah: 1. Komputer 2. Head Mounted Display (HMD) 3. Marker Komputer digunakan untuk mengendalikan semua proses yang akan terjadi dalam sebuah aplikasi. Penggunaan komputer ini disesuaikan dengan aplikasi yang ingin digunakan. Head Mounted Display (HMD) merupakan perangkat keras yang digunakan sebagai display atau monitor yang akan menampilkan obyek 3D atau informasi yang ingin disampaikan oleh sistem. Marker merupakan gambar dengan warna hitam dan putih berbentuk persegi. Implementasi teknologi augmented reality ini telah
berkembang
dengan pesat. Beberapa bidang yang telah menggunakan teknologi augmented reality adalah bidang militer, kesehatan, pendidikan dan dunia industri. Selain 10
itu teknologi augmented reality implementasinya di bidang kedokteran atau bidang medik adalah membuat sebuah sistem operasi virtual. Operasi atau bedah virtual ini bertujuan untuk membantu para tenaga medik untuk belajar sebelum melaksanakan operasi secara nyata. Informasi yang terpasang dalam sistem augmented reality akan membantu dokter maupun tenaga medis dalam bertindak. Dengan menggunakan augmented reality ini maka seorang dokter dapat mensimulasikan terlebih dahulu sebelum melakukan proses operasi. Sehingga diharapkan hasil dari operasi akan berjalan lancar dan dapat mengurangi kesalahan. Penggunaan teknologi augmented reality dapat membantu manusia dalam memecahkan suatu permasalah dalam mengunakan atau mempelajari sesuatu. Dengan menggunakan teknologi ini diharapkan pengguna dapat berinteraksi secara nyata dengan benda virtual yang telah di gabungkan dengan kondisi atau keadaan di dunia nyata. Dengan demikian pengguna akan mendapatkan pengalaman baru dalam berinteraksi dengan sistem yang dibuat. Proses interaksi yang dimaksud adalah user akan merasakan langsung obyek yang akan di pelajari.
11
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelola informasi di seluruh tingkat pemerintahan secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan sangat diperlukan untuk mengembangkan kualitas kesehatan dan keperawatan. Teknologi dan sistem informasi yang canggih mampu menunjang pendokumentasian data klien dan penyembuhan pasien pada penyakit tertentu, juga dapat membantu meringankan beban pekerjaan tenaga kesehatan. Dengan adanya teknologi dan sistem informasi yang canggih ini juga mampu meminimalisir adanya kesalahan- kesalahan. Sehingga sangat dibutuhkan dibangunnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah daerah dan jaringan informasi di pusat.
3.2 Saran Teknologi dan sistem informasi sangat membantu dalam melakukan pekerjaan, tetapi sebaiknya teknologi tersebut tidak disalahgunakan, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
12
DAFTAR PUSTAKA http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/sik%20dan%20sirs.pdf
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/472/1i.pdf?sequence=1 https://core.ac.uk/download/files/379/18605562.pdf
13