STRATEGI PENGGUNAAN ADVERTISING DAN PENGARUHNYA TERHADAP MINAT NASABAH DI BMT ATINA BANYUBIRU
TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah
Oleh: Wirantika Diah Pemilia 20110017
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
STRATEGI PENGGUNAAN ADVERTISING DAN PENGARUHNYA TERHADAP MINAT NASABAH DI BMT ATINA BANYUBIRU
TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah
Oleh: Wirantika Diah Pemilia 20110017
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
MOTTO “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Alam Nasyrah: 6)
“Bersyukur lebih indah daripada terus mengeluh”
“Usaha dan Doa adalah dua obat yang mujarab untuk mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin”
“Bahagia itu bukan memiliki semua apa yang kita inginkan, tapi bahagia itu mencintai semua yang telah kita miliki”
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada: 1. Ayah dan Bunda 2. Seluruh dosen DIII Perbankan Syariah 3. Teman-temanku seperjuangan yang tidak pernah hentihentinya saling memberikan semangat satu sama lain 4. Adik-adik angkatan, semoga ini dapat menambah pengetahuan kita semua
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu terdurahkan kepada Nabi Muhammad SAW nabi akhir zaman. Tidak henti-hentinya syukur terucap atas selasainya Tugas Akhir ini. Penulisan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Program Studi DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Judul yang diambil
dalam
Tugas
Akhir
ini
adalah:
STRATEGI PENGGUNAAN
ADVERTISING DAN PENGARUHYA TERHADAP MINAT NASABAH DI BMT ATINA BANYUBIRU. Tugas Akhir ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2.
Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga
3.
Bapak Abdul Aziz N. P, MM selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syariah.
4.
Bapak Mochlasin, M. Ag selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan masukan.
5.
Seluruh dosen DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga atas semua ilmu yang telah diberikan.
6.
Orang tua (Ayah dan Bunda) dan adikku tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7.
Untuk seseorang yang selalu setia mendampingi dan memberikan semangat yang tidak ada habisnya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8.
Teman-teman seperjuangan di DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga angkatan 2010.
9.
Pimpinan, manajer dan pegawai BMT Atina Banyubiru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk magang dan menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikkan Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang berguna bagi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Salatiga, 8 Juli 2013 Penyusun
Wirantika Diah Pemilia
ABSTRAK
Pemilia, Wirantika Diah. 2013. Strategi Penggunaan Advertising dan Perngaruhnya Terhadap Minat Nasabah di BMT Atina Banyubiru. Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Program Studi DIII Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mochlasin, M. Ag. Kata Kunci: Strategi, advertising, Baitul Maal Wattamwil dan minat nasabah. Pesatnya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwil (BMT) membuat persaingan semakin banyak dan berat. Salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah promosi. Banyak media yang dapat digunakan dalam hal promosi tersebut salah satunya adalah dengan Advertising (Iklan). Tugas Akhir yang berjudul “Strategi Penggunaan Advertising Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Nasabah Di Bmt Atina Banyubiru” dengan rumusan masalah Bagaimanakah strategi advertising yang diterapkan oleh BMT Atina Banyubiru? dan Sejauh manakah efektifitas advertising mempengaruhi minat nasabah dalam memilih BMT Atina Banyubiru? Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah deskriptif dan desain survey. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara dan angket. Dari hasil wawancara diketahui bahwa strategi advertising yang digunkan BMT Atina dengan menyebar brosur ke berbagai daerah dan memberikannya kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh yang paling berpengaruh dalam suatu wilayah tersebut. Dari hasil angket pengaruh brosur terhadap minat nasabah sebanyak 57% nasabah mengetahui dan berminat dengan brosur yang dimiliki oleh BMT Atina Banyubiru. 43% nasabah memilih kata-kata yang paling berkesan dari brosur dan 77% nasabah memilih produk SiRELA sebagai produk yang paling diminati. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa brosur cukup efektif untuk menarik minat nasabah di BMT Atina Banyubiru. Hal ini dibuktikan dengan 57% nasabah yang tertarik dengan brosur yang dimiliki oleh BMT Atina Banyubiru.
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ...............................................................................................
i
Halaman Judul ..................................................................................................
ii
Halaman Persetujuan Pembimbing ..................................................................
iii
Halaman Pengesahan Kelulusan .......................................................................
iv
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan ..............................................................
v
Halaman Moto .................................................................................................... vi Halaman Persembahan ....................................................................................... vii Kata Pengantar ................................................................................................... viii Abstrak ................................................................................................................
x
Daftar Isi ............................................................................................................
xi
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan .......................................................... 6 D. Penelitian Terdahulu ............................................................ 7 E. Metode Penelitian ................................................................. 11 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 17
BAB II
: LANDASAN TEORI A. Kerangka Teoritik ................................................................. 18
BAB III
: LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum ................................................................. 32 B. Data Deskriptif ..................................................................... 45
BAB IV
: ANALISIS A. Strategi Penggunaan Advertising .......................................... 48 B. Pengaruh Brosur terhadap Minat Nasabah ........................... 50
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 57 B. Saran ....................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis-jenis Media Utama ........................................................................ 31 Tabel 2. Nisbah Bagi Hasil .................................................................................. 37
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi ............................................................................. 41
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Jenis Kelamin ........................................................................................ 45 Grafik 2. Umur ..................................................................................................... 45 Grafik 3. Pekerjaan ............................................................................................... 46 Grafik 4 Pendidikan Terakhir ............................................................................... 47 Grafik 5 Lama Menjadi Nasabah ......................................................................... 50 Grafik 6 Sumber Saat Pertama Kali Mengetahui BMT Atina Banyubiru ........... 50 Grafik 7. Nasabah Mengetahui Brosur BMT atau Tidak ..................................... 52 Grafik 8. Ketertarikan Nasabah Terhadap Brosur ................................................ 53 Grafik 9. Hal yang Paling Berkesan dari Brosur .................................................. 54 Grafik 10. Produk yang Paling Diminati Nasabah yang Mengetahui Brosur ...... 55
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak sekali Lembaga Keuangan Syariah yang bermunculan. Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh di Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawan Rahardjo, A.M. Saefuddin, M. Amien Azis, dan lain-lain. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan. Diantaranya adalah Baitut Tamwil- Salman, Bandung, yang sempat tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni Koperasi Ridho Gusti. Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut di bahas lebih mendalam dalam Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia (Antonio, 2001: 25).
Pada tanggal 1 Nopember 1991, Tim Perbankan MUI berhasil mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mulai beroperasi sejak September 1992. Pada awalnya kehadiran BMI belum mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun industri perbankan. Namun dalam perkembangannya, ketika BMI dapat tetap eksis ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1997, telah mengilhami pemerintah untuk memberikan perhatian dan mengatur secara luas dalam undang-undang, serta memacu segera berdirinya bank-bank syariah lain baik dalam bentuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) maupun Windows Syariah untuk bank umum(Ridwan, 2004: 71). Kehadiran
BMI pada
awalnya diharapkan
mampu untuk
membangun kembali sistem keuangan yang dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Akan tetapi pada prakteknya terhambat, karena BMI sebagai bank umum terikat dengan prosedur perbankan yang telah dibakukan oleh undang-undang. Sehingga akhirnya dibentuklah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat bawah. Namun dalam realitasnya, sistem bisnis BPRS terjebak pada pemusatan kekayaan hanya pada segelintir orang, yakni para pemilik modal. Sehingga komitmen untuk membantu derajat kehidupan masyarakat bawah mendapat kendala baik dari sisi hukum maupun teknis. Dari segi hukum, prosedur peminjaman bank umum dan dengan BPRS sama, begitu juga dari sisi teknis (Ridwan, 2004: 72).
Dari persoalan di atas, mendorong munculnya lembaga keuangan syariah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga sosial. Juga lembaga yang tidak melakukan pemusatan kekayaan pada sebagian kecil orang pemilik modal (pendiri) dengan penghisapan pada mayoritas orang, tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi secara merata dan adil. Lembaga yang terlahir dari kesadaran umat dan ditakdirkan untuk menolong kaum mayoritas, yakni pengusaha kecil /mikro. Lembaga yang tidak terjebak pada permainan bisnis untuk keuntungan pribadi, tetapi membangun kebersamaan untuk mencapai kemakmuran bersama. Lembaga yang tidak terjebak pada pikiran pragmatis tetapi memiliki konsep idealis yang istiqomah. Lembaga tersebut adalah Baitul Māl Wa Tamwil (BMT) (Ridwan, 2004: 73). BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial. Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan, yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta menyalurkannya pada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan (Ridwan, 2004: 126). BMT telah mampu menarik minat mereka yang berpendidikan. Dengan mengetahui fungsi baitul māl di jaman awal Islam, maka
sebenarnya mereka yang telah terlibat dalam BMT diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan lembaga baitul māl. Menempatkan dominasi peran BMT sebagai lembaga keuangan syariah dan atau sebagai lembaga ekonomi sektor riil, dapat menjadi suatu ijtihad ummat sebagai reaksi terhadap berbagai persoalan ekonomi, terutama marjinalisasi peran ekonomi, terutama marjinalisasi peran ekonomi ummat di Indonesia. Baitul Maal Wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah (Sudarsono, 2003: 84). Baitul Maal Wattamwil (BMT) kini telah berkembang diberbagai daerah. Keberadaan BMT mulai dianggap oleh masyarakat, walau sempat ada citra negatif yang muncul dari nama BMT, dengan seiring berjalannya waktu BMT mampu membukikan bahwa mereka tidak hanya sekedar bermain-main dalam hal uang rakyat yang telah dititipkan kepada lembaga mereka. Mereka mampu bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya misalnya saja bank syariah. Baitul Maal Wattamwil (BMT) memiliki produk yang hampir sama dengan bank syariah, yaitu produk simpanan dan pembiayaan. Produk-
produk yang sudah dimiliki oleh BMT belum tentu diketahui oleh masyarakat (nasabah), oleh karena itu pihak BMT perlu memperkenalkan produk-produk yang dimilikinya. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan promosi. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara , salah satunya adalah iklan (advertising). Advertising tidak hanya berfokus pada iklan yang ditayangkan di televisi maupun disiarkan di radio, advertising juga berupa brosur, mmt, pamflet maupun baliho. Advertising (iklan) diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk lebih mengenal BMT. Produk yang ditawarkan oleh BMT tidak jauh berbeda dengan Bank Syariah yang sudah ada, dengan adanya media advertising masyarakat akan tahu bahwa saat ini sudah ada lembaga keungan syariah non bank. Advertising juga dapat mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih BMT.
Sehingga BMT tidak lagi
dipandang sebelah mata oleh sebagian msyarakat. Dasar inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap nasabah dalam memilih BMT dengan judul: “Strategi Penggunaan Advertising dan pengaruhnya Terhadap Minat Nasabah di BMT Atina Banyubiru”
B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diangkat sebagai bahan penelitian Tugas Akhir adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah strategi advertising yang diterapkan oleh BMT Atina Banyubiru ? 2. Sejauh manakah efektifitas advertising mempengaruhi minat nasabah dalam memilih BMT Atina Banyubiru ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tugas Akhir ini dibuat untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan–pertanyaan yang muncul di atas, dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui strategi advertising yang diterapkan oleh BMT Atina Banyubiru. 2. Untuk
mengetahui
sejauh
manakah
efektifitas
advertising
mempengaruhi minat nasabah dalam memilih BMT Atina Banyubiru. Selain memiliki tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas, penulis juga memaparkan kegunaan dalam penulisan Tugas Akhir ini, baik bagi mahasiswa, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, maupun bagi pembaca. Adapun kegunaannya antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Penulis
a. Untuk prasarat kelulusan diploma pada Program Studi DIII Perbankan Syariah di STAIN Salatiga. b. Memberikan pengetahuan dan informasi lebih luas untuk disesuaikan serta dipadukan dengan pengetahuan teori yang didapat di bangku kuliah 2. Bagi STAIN Salatiga a. Untuk memperkenalkan STAIN Salatiga kepada masyarakat khususnya Program Studi DIII Perbankan Syariah b. Menambah literatur pengetahuan bagi mahasiswa Program Studi DIII Perbankan Syariah 3. Bagi Pembaca Sebagai tambahan wawasan mengenai strategi advertising yang diterapkan oleh BMT Atina Banyubiru dan untuk mengetahui Sejauh manakah efektifitas advertising mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih BMT Atina Banyubiru.
D. Penelitian Terdahulu Terkait dengan Tugas Akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini. Sophia (2007), dalam tugas akhirnya yang berjudul “Strategi Pemasaran
di
Bank
Syariah
Mandiri
Cabang
Ungaran
dalam
Meningkatkan Volume Penjualan Produk” menyimpulkan bahwa strategi
pemasaran sangat penting dalam suatu perusahaan termasuk BSM Ungaran yang memberikan pelayanan jasa, pembiayaan yang ditawarkan dan penawaran produk-produk yang akan dijual kepada masyarakat luas. Di samping strategi pemasaran BSM Ungaran juga memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi fasilitas layanan di kantor BSM Ungaran yaitu komunikasi secara langsung atau tidak langsung antara pegawai dan konsumen, sarana transportasi kantor, tata ruang (layout) kantor. Tersedianya fasilitas yang nyaman dan keramahan petugas BSM Ungaran merupakan faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya karena kesan yang baik dari pelanggan sangat berarti dalam pemasaran. Fitriya (2009), dalam tugas akhirnya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah BMI UPS Magelang Memilih Deposito Mudharabah”
menyimpulkan
mempengaruhi
permintaan
bahwa
nasabah
bahwa
faktor-faktor
yang
deposito
mudharabah
Bank
Mu’amalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah deposito mudharabah di BMI Cabang Magelang adalah karena Bank Mu’amalat Indonesia sesuai dengan syariah, karena menyimpan deposito di BMI aman, karena posisi BMI dekat dengan rumah, karena ingin mencoba. Faktor yang paling dominan yang menyebabkan nasabah BMI memilih untuk deposito mudharabah yaitu karena BMI sesuai dengan syariah. 2. Perkembangan nasabah deposito mudharabah di BMI UPS Magelang cukup memuaskan karena pada bulan Maret banyak nasabah yang
ingin mendepositokan utangnya ke BMI Magelang. Perkembangan deposito mudharabah di Bank Mu’amalah Indonesia memuaskan karena sesuai dengan syariah, karena menyimpan deposito di BMI aman, karena posisi BMI dekat dengan rumah. 3. Cara perhitungan bagi hasil dari BMI UPS Magelang adalah : HI-1000 dengan nisbah deposito mudharabah 1 bulan porsi nisbah bagi nasabah adalah 50 dan bagi Bank adalah 50, untuk deposito mudharabah 3 bulan nisbah bagi hasil nasabah yaitu 51 dab bagi Bank adalah 49, untuk deposito mudharabah 6 bulan nisbah bagi nasabah adalah 53 dan bagi Bank adalah 47, dan untuk deposito mudharabah 12 bulan nisbah bagi nasabah adalah 54 dan bagi Bank adalah 46. Lestari (2009), dalam tugas akhirnya yang berjudul “Analisis Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Keputusan
Menjadi
Nasabah
Tabungan Shar-e di BMI Cabang Solo” menyimpulkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan menjadi nasabah tabungan shar-e di BMI Cabang Solo antara lain faktor lingkungan, keadaan ekonomi, gaya hidup, harga, tempat, pelayanan dan promosi. Pengaruh dominan pada variabel independen terhadap keputusan menjadi nasabah tabungan shar-e di BMI Cabang Solo adalah gaya hidup dengan nilai signifikasi terkecil 0,027. Faizah (2009), dalam tugas akhirnya yang berjudul “Analisis Manajemen Pemasaran Produk di BMT Amal Mulia Suruh Kab. Semarang” menyimpulkan bahwa secara garis besar BMT Amal Mulia
Suruh menerapkan strategi yang ada dalam teori pemasaran yaitu penetrasi pasar, pengembangan produk, diversifikasi pasar, tetapi dalam prakteknya BMT Amal Mulia Suruh menambah strategi pemasaran dengan variasi sendiri, ternyata perpaduan strategi tersebut dirasakan cukup berhasil. Dan dari penelitian dengan meminta tanggapan responden tentang pelayanan petugas terhadap nasabah yang berjumlah 100 orang dengan prosentase 73% responden berpendapat bahwa pelayanan petugas baik, 16% berpendapat bahwa pelayanan terhadap nasabah cukup baik, 11% berpendapat bahwa pelayanan terhadap nasabah sangat baik dan 0% berpendapat bahwa pelayanan nasabah sangat tidak baik. Lugiyanto (2009), dalam tugas akhirnya yang berjudul “Strategi Pemasaran Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kec. Tuntang Kab. Semarang” menyimpulkan bahwa strategi pemasaran digunakan untuk mengembangkan lembaga keuangan syariah BMT Sumber Mulia Tuntang, diperlukan suatu sarana yang efektif dan efisien dalam penyampaian informasi pada masyarakat mengenai lembaga keungan syariah. Syafii (2011), dalam tugas akhirnya yang menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan rumusan masalah bagaimana upaya yang dilakukan oleh BMT Sumber Mulia Tuntang dalam melakukan strategi promosi dari mulut ke mulut untuk menarik minat nasabah, faktor-faktor apakah yang mempengaruhi strategi promosi dari mulut ke mulut Baitul Maal Wattamwil tersebut dan mengapa strategi promosi tersebut digunakan oleh Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Tuntang Kabupaten
Semarang, dengan judul “Strategi Promosi dari Mulut ke Mulut pada BMT Sumber Mulia Tuntang Kab. Semarang” menyimpulkan bahwa strategi promosi dari mulut ke mulut merupakan alat yang digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya. Ada 3 strategi promosi dari mulut ke mulut yang diterapkan di BMT Sumber Mulia Tuntang adalah melakukan promosi kepada orang yang paling berpengaruh dalam satu komunitas, memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap nasabah dan membuat produk yang menarik. Penelitian yang akan saya teliti sangat berbeda dengan penelitianpenelitian yang sudah ada. Jika penelitin yang sebelumnya membahas faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah, penelitian ini hanya berfokus pada satu faktor yaitu iklan (advertising). Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh advertising terhadap minat nasabah dalam memilih BMT. Tidak hanya itu penelitian ini juga memaparkan sejauh mana efektivitas advertising mempengaruhi minat nasabah. Berdasarkan telaah pustaka di atas bahwa penelitian tentang “Strategi Penggunaan Advertising dan Pengaruhnya Terhadap Minat Nasabah di BMT Atina Banyubiru” belum pernah diteliti oleh para peneliti sebelumnya.
E. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di BMT Atina Banyubiru.
2. Jenis Penelitian a. Deskriptif, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nasir, 1988: 63). Sebagaimana telah dijelaskan di atas, penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi suatu
fenomena
atau
kenyataan
sosial,
dengan
jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel dalam masalah yang diteliti. Oleh karenanya, dalam penlitian jenis ini tidak melakukan pengujian hipotesis tidak berpretensi membangun sebuah teori baru. Dalam pengolahan dan analisis data lazimnya menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif (statistic deskriptif) (Mulyadi, 2010: 54).
b. Desain survei Survei
adalah
penyelidikan
yang
diadakan
untuk
mempeoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nasir, 1998: 65). Suatu penelitian survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu. Survey dapat
digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental (Mulyadi, 2010: 56). Mutu survey antara lain bergantung pada: 1. Jumlah orang yang dijadikan sampel. 2. Taraf hingga mana sampel itu representative, artinya mewakili kelompok yang diselidiki. 3. Angket yang digunakan 4. Tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sampel itu. Jadi soal sampling yakni memiliki sejumlah terbatas dari kelompok yang diselidiki itu, sangat penting dalam survey. Untuk itu perlu diadakan sampling menurut cara tertentu. Memperileh data yang dapat dipercaya, tidak selalu mudah. Kita tak dapat memaksa orang mengatakan yang benar dan sering sangat sukar untuk mengetahui, hingga manakah kebenaran keterangan yang diberikan oleh seseorang (persoalan validitas dan reabilitas instrument penelitian). Untuk
memperoleh
keterangan
dapat
digunakan
questionnaire atau angket, wawancara, observasi langsung atau kombinasi teknik-teknik pengumpulan data itu. Berdasarkan data itu dapat diuji kebenaran asumsi atau hipotesis tertentu. Beberapa kelebihan penelitian dalam bentuk survey antara lain:
1. Dalam survey biasanya dilibatkan sejumlah besar orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan yang bersifat umum yang dapat dipertanggungjawabkan. Perlu diusahakan agar sampel itu benar-benar mewakili keseluruhan yang diselidiki. 2. Dalam survey dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti angket, wawancara dan observasi menurut pilihan si peneliti. 3. Dalam
survey
sering
tampil
masalah-masalah
yang
sebelumnya tidak diketahui atau diduga, sehingga sekaligus bersifat eksploratoris. 4. Dengan survey peneliti dapat membenarkan atau menolak teori tertentu. 5. Biaya survey relative murah dari besarnya jumlah orang yang memberikan informasi. Khususnya bila digunakan angket yang dapat dikirimkan melalui pos, dengan biaya rendah. Bila digunakan wawancara dengan kontak langsung dengan sampel, tentu biayanya jauh lebih tinggi. 6. Waktu yang digunakan tidak terlalu lama.
3. Jenis Data a. Sumber data primer Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), atau merupakan sumber langsung
dari obyek yang diteliti. Obyek dari penelitian ini adalah nasabah BMT Atina Banyubiru dan pegawai BMT Atina Banyubiru. b. Sumber data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada, atau data yang diperoleh dari tangan kedua, dari sumber tidak langsung/ pendukung .Data diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan judul proposal.
4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertataqp muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 1998: 234). Adapun obyek yang akan diwawancarai nasabah BMT Atina Banyubiru dan pegawai BMT Atina Banyubiru. b. Angket / Kuesioner Alat lain untuk mengumpulkan daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum dengan kuesioner. Pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap. Keterangan-keterangan yang diperoleh dengan mengisi daftar pertanyaan (Nazir, 1998: 245).
c. Observasi Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang berfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu (Emzir, 2011: 37). Observasi dapat dibedakan berdasarkan peran peneliti yaitu : 1) Observasi partisipan Adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik penelitian.peneliti memainkan dua peran, yaitu yang pertama berperan sebagai anggota peserta dalam kehidupan masyarakat, dan kedua sebagai peneliti yang mengumpulkan data tentang perilaku masyarakat dan perilaku individunya (Emzir, 2011: 39). 2) Observasi non-partisipan Adalah observasi
yang menjadikan peneliti sebagai
penonton atau penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang menjadi topic penelitian (Emzir, 2011: 40) Adapun obyek observasi dari penelitian ini adalah nasabah BMT Atina Banyubiru. d. Sampel Adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak aka nada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti (Mulyadi, 2010: 69).
Adapun sampel dari penelitian ini adalah 60 responden yang diambil secara acak.
F. Rencana Sistematika Penulisan Pada penelitian ini terdiri dari 5 (lima) Bab. Bab-bab ini saling berkaitan satu sama lain. Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah : BAB I Pendahuluan, bab pendahuluan terdiri dari hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaanya, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori, dimaksudkan sebagai bab untuk mengantarkan pada pengenalan tentang teori strategi teori perilaku konsumen dan teori advertising (iklan). BAB III Laporan Obyek, dalam bab ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya BMT Atina Banyubiru, visi,
misi, produk-produk
struktur organisasi BMT Atina dan data deskriptif. BAB IV Analisis, tentang studi analisis hasil penelitian mengenai Strategi Penggunaan Advertising dan pengarunya terhadap minat nasabah di BMT Atina Banyubiru. BAB V Penutup, mengemukakan tentang kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritik 1. Strategi Istilah strategi berasal dari bahasa Yunanai yaitu Strategela (Stratos = militer, dan Ag = memimpin) yang artinya seni atau ilmu, strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana pembagian atau penggunaan kekuatan tertentu untuk mencapai tujaun (Basu Swasta Irawan,1979:67). Strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapai tujuannya (Philip Kotler, 2002: 91). a. Strategi Pemasaran Strategi
pemasaran
merupakan
strategi
yang
akan
diterapkan dalam memasarkan produk agar dapat diterima oleh pasar (Muhammad, 2005: 222). Menurut Peter dan Olson strategi pemasaran dirancang untuk meningkatkan peluang dimana konsumen akan memiliki anggapandan perasaan positif terhadap produk, jasa dan merek tertentu, akan mencoba produk, jasa atau merek tersebut kemudian membelinya berulang-ulang (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 17). b. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang terdiri dari aspek produk, harga, lokasi (distribusi), dan promosi.secara sederhana hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bauran pemasaran adalah : 1) Produk a) Keanekaragaman b) Produk c) Kualitas d) Desain e) Bentuk f) Merek g) Kemasan h) Ukuran i) Pelayanan j) Jaminan 2) Harga a) Daftar harga b) Potongan c) Jangka waktu d) Margin keuntungan e) Bagi hasil f) Syarat kredit 3) Promosi
a) Promosi penjualan b) Iklan / Advertising c) Hu-Mas d) Pemasaran langsung e) Publishing 4) Tempat a) Saluran b) Lokasi c) Transportasi d) Ruang lingkup
2. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk, adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli,
menggunakan,
mengevaluasi,
dan
bertindak
pasca
komunikasi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bias memenuhi kebutuhannya (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 9) Perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu : a. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (purchasing) b. Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluating)
c. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. Keputusan sebagai suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila ditinjau dari alternatif yang harus dicari, sebetulnya dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah. Masalah itu timbul dari kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan itu dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 226).
3. Strategi Pemasaran dan Perilaku Konsumen Strategi pemasaran akan diuraikan menjadi tiga yang masing-masing proses berhubungan dengan perilaku konsumen (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 18-19) yaitu : a. Peran Perilaku Konsumen Dalam Segmenting Penelitian
yang
mendalam
tentang
konsumen
bias
menghasilkan identifikasi konsumen sedemikian khususnya, sehingga konsumen dapat disegmentasi secara individu karena pada dasarnya tidak ada dua orang yang mempunyai kebutuhan, keinginan, nilai-nilai dan pilihan yang sama. b. Peran Perilaku Konsumen Dalam Targeting Targeting merupakan langkah untuk memilih salah satu (atau lebih) segmen yang dapat dilayani dengan baik, sehingga
semua usaha pemasaran dapat difokuskan pada segmen ini untuk keuntungan yang menjanjikan. Kadang-kadang dalam proses segmentasi ini teridentifikasi juga segmen yang khas walaupun kecil. Segmen kecil ini seringkali sangat sesuai dengan kemampuan perusahaan dan mempunyai potensi besar untuk penetapan harga premium. Segmen yang demikian dinamakan cerukan (niche). Meningkatnya pendidikan konsumen, sebagai akibat dari arus informasi yang tidak dapat dibendung lagi, menyebabkan semakin berkembangnya keinginan dan selera pilihan konsumen. c. Perilaku Konsumen dan Positioning Produk Dalam usaha membuat positioning produk yang tepat, perusahaa/pemsar tidak dapat mengabaikan perilaku konsumen, terutama konsumen sasarannya.
4. Faktor-Faktor
Umum yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
(Kotler, 2002: 183-200) : a. Faktor Budaya Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku pembelian. 1) Budaya Merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, preferensi,
dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. 2) Sub-budaya Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil, yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. 3) Kelas Sosial Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta di mana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
b. Faktor Sosial Selain
faktor
budaya,
perilaku
seorang
konsumen
dipengaruhi oleh factor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. 1) Kelompok Acuan Terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung
terhadap
keanggotaan.
seseorang
Beberapa
dinamakan
kelompok
kelompok
keanggotaan
adalah
kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, professional, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. 2) Keluarga Merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga menjadi kelompok acuan
primer
yang
paling
berpengaruh.
Kita
dapat
membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kendung
seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. 3) Peran dan Status Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
c. Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. 1) Usia dan tahap siklus hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak ragam makanan selama tahun-tahun
partumbuhan dan kedewasaan. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. 2) Pekerjaan dan Lingkungan ekonomi Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusahan mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang: penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (termasuk persentase aktiva yang lancer/likuid), utang, kemampuan untuk meminjam,
dan
sikap
terus-menerus
memperhatikan
kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menetapkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai ke pelanggan sasaran. 3) Gaya Hidup Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. 4) Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan yang lain yang menyebabkan tanggapan yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan cirri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.
d. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. 1) Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa bersifat biogenis; kebutuhan muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus dan tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogeni; kebutuhan ini muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan akan didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai.
Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. 2) Persepsi Seseorang
yang
termotivasi
Bagaimana seseorang
siap
yang termotivasi
untuk
bertindak.
bertindak
akan
dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukanmasukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. 3) Pembelajaran Meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebagian perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Dorongan (drives) adalah rangsangan internal yang kuat mendorong tindakan. Petunjuk (cues) adalah rangsangan kecil yang menentukan kapan, di mana, dan bagaimana tanggapan seseorang. 4) Keyakinan dan Sikap Melalui
bertindak
dan
belajar,
orang
mendapatkan
keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sikap (attitude)
adalah
evaluasi,
perasaan
emosional,
dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.
5. Iklan Adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang berbiaya efektif guna menyebarkan pesan, entah untuk membangun preferensi merek atau untuk mendidik orang. Tujuan (sasaran) iklan merupakan suatu tugas telekomunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Beberapa macam iklan yaitu : a. Iklan informatif Dimaksudkan
untuk
menciptakan
kesadaran
dan
pengetahuan tentang produk barau atau ciri baru produk yang sudah ada. b. Iklan persuasif Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk dan jasa. c. Iklan pengingat Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.
d. Iklan penguatan Dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. Terdapat beberapa penempatan iklan di berbagai media (Kotler dan Keller, 2007: 247-250) : a. Iklan Televisi Pada umumnya televise diakui sebagai media iklan paling berpengaruh dan menjangkau spectrum konsumen. Jangkauan yang luas nerarti biaya rendah per paparan. b. Iklan Cetak Media cetak menawarkan kontras yang sesungguhnya dengan media siar. Karena sifat mereka sendiri yang berjarak, majalah dan surat dapat memberikan banyak informasi produk yang
sangat
rinci
dan
dapat
juga
secara
efektif
mengkomunikasikan pengguna dan gambaran penggunaan. c. Iklan Radio Keuntungan utama radio adalah kelenturan stasisun-stasiun sangat ditargetkan, iklannya relatif murah untuk diproduksi dan dipasang, dan penutupan yang singkat memungkinkan tanggapan yang cepat. Kerugian yang jelas dari radio adalah tidak adanya gambar visual dan sifat konsumen yang relatif pasif dalam mengolah hasil.
Media iklan utama bersama biaya, keunggulan dan keterbatasannya (Kotler dan Keller, 2007: 253) yaitu :
Media
Koran
Televisi
Keunggulan
Keterbatasan
Fleksibilitas; ketepatan waktu;
Usia penggunaan pendek;
jangkauan pasar lokal yang baik;
mutu reproduksi
penerimaan luas; tingkat kepercayaan tinggi
jelek; audiens "terusan" kecil
Menggabungkan gambar, suara, dan gerak;
Biaya absolut tinggi; kekacauan tinggi;
merangsang indera;
paparan bergerak kilat;
perhatian tinggi; jangkauan tinggi
pemilihan audiens kurang
Penggunaan massal;
Hanya penyajian suara;
pemilihan geografis dan demografis tinggi;
perhatian lebih rendah
biaya rendah
dari televisi; struktur harga tidak standar;
Radio
paparan bergerak kilat Fleksibilitas; terkendali penuh;
Produksi berlebihan dapat menyebabkan
dapat mendramatisir pesan
biaya hilang sia-sia.
Brosur
Tabel 1 Jenis-jenis Media Utama
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum 1. Sejarah dan Dasar Pendirian BMT Atina Kondisi kepemimpinan
bangsa dan
Indonesia akhirnya
saat
menjadi
itu
mengalami
multi
krisis
krisis yang
berkepanjangan. Maka timbul atau lahirlah sebuah era reformasi, era reformasi yang sampai saat ini belum menemukan jati dirinya. Kondisi bangsa yang sedang goncang menyebabkan kondisi daerah terkena imbas yang parah, khususnya perekonomian rakyat kecil menjadi sangat tidak menentu serta tidak berujung, masyarakat kecil banyak terlilit hutang yang diedarkan Bank Plecit atau lintah darat. Kecamatan Banyubiru merupakan merupakan wilayah kecamatan yang mayoritas penduduknya adalah petani dan sector usaha menengah ke bawah. Dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia terutama masalah usaha ekonomi pengusaha kelas bawah dan petani di wilayah Banyubiru mempunyai kesulitan keterbatasan dana atau modal dan kemampuan manajerial yang kurang. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan menjamurnya lembaga keuangan yang sudah merambah ke wilayah banyubiru yaitu dengan adanya BRI
unit desa, BKK dengan unit keliling, BPR Telomoyo, maupun lembaga keuangan yang lain. Namun kenyataannya fasilitas yang diberikan kurang bisa menembus dan menyentuh golongan pengusaha kecil dan petani. Hal tersebut disebabkan sistem dan mekanisme operasional perbankan harus melalui persyaratan administrasi yang rumit atau sulit dipenuhi, sehingga kalaupun ada yang mendapatkan bantuan dana tidak disertai dengan bimbingan dan pengawasan sehingga bisa berakibat usaha yang dilakukan tidak berhasil. Disisi lain, masih banyak umat
Islam
yang enggan
berhubungan dengan perbankan karena adanya persepsi yang kuat bahwa bunga bank sama dengan riba yang diharamkan oleh Syari’ah Islam. Berangkat dari pemikiran di atas, sekelompok masyarakat yang mencoba peduli akan masalah tersebut membentuk sebuah kelompok swadaya masyarakat Atina yang manampung dan merangkul semua kelompok dan golongan yang ada di Banyubiru yang diharapkan dengan usaha tersebut pengusaha kecil serta petani yang tidak mampu berhubungan dengan dunia bank dan lembaga keuangan lain merasa terpanggil untuk berkoneksi dengan ATINA untuk memajukan kualitas hidupnya. Seiring dengan permasalahan dan krisis ekonomi yang memberikan dampak yang buruk bagi kondisi tenaga kerja sehingga meningkatnya jumlah pengangguran, Depnaker Kab. Semarang membuka proyek penanggulangan pengangguran Pekerja Terampil
(Proyek P3T), sehingga dirintislah sebuah lembaga keuangan syariah BMT ATINA dengan memanfaatkan program pemerintah tersebut, Alhamdulillah
konsep
pemberdayaan
Sumber
Daya
Manusia
lingkunganpun dapat terwujud. BMT Atina berdiri pada tanggal 17 Juli 1998. Kemudian mendapatkan akte pendirian BMT No.056/BN/KDK.II.1.III/1999 tanggal 15 Maret 1999. BMT Atina didirikan oleh tokoh-tokoh masyarakat yang ada di sekitar desa Banyubiru. BMT Atina terletak di Jl. Raya Banyubiru Ambarawa Km 01, Banyubiru 50664.
2. Visi dan Misi BMT Atina Visi BMT Atina sebagai suatu atau badan atau lembaga alternative sebagai wahan kebangkitan ekonomi umat yang memiliki kegiatan Syari’ah Islam dalam upaya meningkatkan, memberdayakan dan atau mewujudkan kualitas kehidupan social dan ekonomi masyarakat bawah yang amanah, professional dan mandiri. Usaha yang dilakukan untuk mencapai visi BMT Atina, telah dituangkan dalam Misi BMT Atina : a. Ikut mengembangkan pasar syariah ditengah masyarakat b. Menjadi
lembaga
keuangan
mikro
syariah
model
memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat c. Pemberdayaan Ummat dilakukan dengan system syariah
yang
d. Mengutamakan pelayanan ummat denga cepat, amanah dan berintegritas e. Mengentaskan Mustahiq menjadi Muzaki f. Menjadikan lembaga pionir keuangan syariah pada segmen kecil dan kecil bawah g. Meningkatkan kualitas kehidupan anggota yang sejahtera dan bahagia dalam bingkai iman dan taqwa kepada Allah SWT h. Ikut serta dalam meningkatkan atau memajukan kualitas kehidupan sosial ekonomi umat i. Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak – pihak yang memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada BMT ATINA j. Mengusahakan petumbuhan BMT seoptimal mungkin k. Memberikan kontribusi positif bagi ummat islam l. Memberikan kondisi yang nyaman untuk kerja
3. Produk-Produk Simpanan BMT Atina a.
SiRELA (Simpanan Sukarela Lancar) Simpanan syari’ah yang sangat terjangkau bagi untuk semua kalangan masyarakat dan bebas dari biaya administrasi. 1) Fitur : a) Diperuntukkan bagi anggota perorangan b) Syarat pembukaan rekening sangat mudah
c) Bebas biaya administrasi bulanan d) Memperoleh
bagi
hasil
simpanan
yang
otomatis
ditambahkan setiap bulan 2) Manfaat: a) Perasaan nyaman karena dikelola dengan sistem syariah islam b) Berperan serta dalam pengembangan ekonomi umat, karena jaminan pengalokasian dana dalam bentuk kredit kepada pengusaha kecil muslim c) Dapat digunakan sebagai kas pribadi atau lembaga 3) Syarat: a) Mengisi
formulir
pendaftaran
pembukaan
rekening
SiRELA b) Menyerahkan foto copy KTP/SIM yang berlaku c) Bagi anggota baru wajib membayar simpanan pokok sebesar Ro 10.000,00
b. SiSUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) Merupakan Simpanan Sukarela Berjangka atas dasar akad wadiah yadlomanah yang dikelola dengan sistem syariah islam yaitu dengan sistem bagi hasil.
1) Fitur: a) Satu
produk
alternatif
bagi
mereka
yang
ingin
menghindari transaksi dengan bunga b) Sarana investasi yang islami dengan akad mudharabah c) Berperanserta dalam pengembangan perekonomian umat akrena jaminan pengalokasian kredit kepada pengusaha kecil muslim 2) Pilihan jangka waktu: a) 3 bulan b) 6 bulan c) 12 bulan Keuntungan: memberikan bagi hasil keuntungan atas pendapatan usaha BMT dengan nisbah bagi hasil. Jangka Waktu
Nisbah
3 bulan
40 : 60
6 bulan
45 : 55
12 bulan
50 : 50
Tabel 2 Nisbah Bagi Hasil
a) Bagi hasil keuntungan diberikan setiap bulan b) Bagi hasil keuntungan dapat diambil setiap bulan atau ditransfer ke rekening lain
c) SiSUKA tidak menanggung biaya kerugian operasional d) Dapat dipakai sebagai jaminan kredit pada Baitul Maal Wattamwil ATINA
3) Syarat: a) Mengisi
formulir
pendaftaran
pembukaan
rekening
SiSUKA b) Menyerahkan foto copy KTP/SIM yang berlaku c) Pembukaan
rekening
dengan
setoran
minimal
Rp
50.000,00
c. SiSUQUR (Simpanan Sukarela Qurban) Simpana sukarela sebagai sarana mempersiapkan niat suci untuk melaksanakan ibadah Qurban dan Aqiqah. 1) Fitur: a) Diperuntukkan bagi anggota perorangan b) Syarat pembukaan rekening sangat mudah c) Bebas biaya administrasi bulanan d) Berdasarkan akad wadiah (titipan) e) Pembukaan rekening minimum Rp 25.000,00 f) Hanya bisa diambil pada saat akan melaksanakan ibadah Quraban dan Aqiqah
2) Syarat: a) Mengisi
formulir
pendaftaran
pembukaan
rekening
SiSUQUR b) Menyerahkkan foto copy KTP/SIM yang berlaku c) Bagi anggota baru wajib membayar simpanan pokok sebesar Rp 10.000,00
d. SiAMAN (Simpanan Amanah) Simpanan amanah adalah rekening khusus untuk setoran shodaqoh, hibah, zakat maal dan waqaf. Pengalokasian dana amanah pada BMT Atina adalah sebagai berikut: a) 75 % disalurkan dalam bentuk kredit Al Qurdhul Hasan yaitu kebijkan untuk usaha yang produktif badi yang berhak. Dalam
akad
ini
peminjam
hanya
berkewajiban
mengembalikan pinjaman sebesar pokok pinjaman tanpa tambahan apapun b) 25%
disalurkan
secara
konsumtif
seperti
sumbangan
pembangunan masjid, beasiswa dan bantuan sosial. 1) Syarat: a) Perorangan b) Mengisi formulir pendaftaran c) Foto copy KTP/SIM
d) Pengambilan ke rumah dilayani untuk setoran dana amanah di atas Rp 250.000,00
4. Produk Pembiayaan BMT Atina Pembiayaan yang dapat dilakukan oleh Baitul Maal Wa Tamwil Atina, pada dasarnya berlandaskan konsep syariah akad jual dan akad bagi hasil yaitu: a. Mudharabah Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan nasabah. Dan atas keuntungan yang diperoleh nasabah disepakati pembagiannya antara nasabah dengan BMT Atina. Modal yang dimanfaatkan ini dikembalikan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. b. Musyarakah Pembiayaan yang dilakukan untuk membiayai sebagian modal yang diperlukan nasabah. Dan atas keuntungan yang diperoleh
nasabah
disepakati
pembagian
keuntungannya.
Sebagian modal yang dipakai nasabah untuk melakukan usahanya dikembalikan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan. c. Murabahah Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara
tangguh pada waktu yang telah disepakati, dengan kesepakatan pembagian margin / keuntungan. d. Bai’ Bithaman Ajil Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar harga barang tersebut secara mengangsur ditambah dengan jumlah keuntungan yang diberikan kepada BMT.
5. Struktur Organisasi RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT)
Dewan Syari’ah
Pengawas
Manajer
Pembiayaan
Pemasaran
Kasir
NASABAH
Gambar 1. Struktur Organisasi
Pembukuan
Keterangan: Manajer
: Muhammad Ali Sodikin. SE
Pembiayaan
:Rofi’i
Pemasaran
: Arif Chasanta. S,Ag
Kasir
: Alfianti
Tugas dari bagian-bagian di atas adalah 1. Manajer Tugas manejer meliputi : a. Menyusun rencana operasional BMT
dalam setahun yang
selamanya diusulkan kepada pengurus mencakup : 1) Rencana anggaran biaya dan pendapatan 2) Rencana organisasi b. Memberikan tanda tangan sebagai validasi pada berkas pembiayaan yang diajukan oleh bagian pembiayaan. c. Mengontrol dan meneliti ketepatan serta kebenaran semua transaksi harian maupun bulanan di BMT dalam bentuk laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas) yang diajukan oleh bagian akuntansi. d. Menyetujui pembiayaan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Kasir Tugas kasir meliputi : a. Menghitung keadaan keuangan transaksi setiap hari. b. Mengatur dan menyimpan pengeluaran uang tunai yang telah disetujui oleh manajer. c. Melaporkan hasil transaksi dalam sehari pada manajer. d. Memastikan ketepatan data dan kecepatan penyampaian informasi akuntansi harian. e. Menjamin kelengkapan bukti transaksi harian. f. Memastikan kecocokan kas riil dengan catatan penerimaan kas harian. g. Memberikan pelayanan kepada anggota baik penarikan maupun penyetoran (tabungan atau angsuran). h. Menunda penarikan apabila persyaratan yang ditetapkan kurang. i. Memeriksa dan menyetujui kelengkapan persyaratan transaksi.
3. Pembiayaan Adapun tugas bagian pembiayaan adalah : a. Mengerjakan tugas pembiayaan meliputi : 1) Menerima pengajuan pinjaman 2) Menganalisa pengajuan pinjaman bersama tim survei kelayakan usaha
3) Mencairkan pembiayaan setelah d ACC oleh tim b. Menyusun target jangka pendek pembiayaan. c. Memastikan tepat waktu pengembalian cicilan pembiayaan. d. Mampu menjamin kelancaran pengembalian cicilan. e. Menyusun daftar pencairan.
4. Pemasaran Tugas dari bagian pemasaran adalah : a. Menjalankan tugas lapangan yaitu menarik setoran nasabah dan menawarkan produk-produk BMT. b. Mengatur rute kunjungan harian. c. Melakukan
pendapatan
nasabah
potensial
(nama-nama
perseorangan atau pimpinan jami’iyah pengajian potensial yang akan dikunjungi). d. Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi di lapangan kepada manajer apabila tidak mampu mengatasinya. e. Mengusulkan strategi pemasaran untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
B. Data Deskritif
a. Jenis Kelamin Laki-laki = 27%
Perempuan = 73%
27%
73%
Grafik 1. Jenis Kelamin
Dari 60 responden yang diteliti, 73% diketahui berjenis kelamin perempuan dan 27% berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.
b. Umur
17%
10% 21 - 30 thn = 10% 31 - 40 thn = 36% 41 - 50 thn = 37%
37%
36%
Grafik 2. Umur
51 - 60 thn = 17%
Dari 60 responden yang telah diteliti, diketahui paling banyak berusia 41 sampai 50 tahun dengan persentase 37%, kemudian usia 31 sampai 40 tahun dengan persentase 36%, usia 51 sampai 60 tahun dengan persentase 17% dan yang terakhir usia 21 sampai 30 tahun dengan persentase 10%.
c. Pekerjaan
47% PNS = 5% Pedagang = 48%
5%
Wiraswasta = 47%
48%
Grafik 3. Pekerjaan
Diperoleh data nasabah dengan pekerjaan paling banyak sebagai pedagang dengan persentase 48%, pekerjaan sebagai pedagang menjadi pekerjaan yang paling banyak karena sebagian besar wilayah yang dituju adalah pasar-pasar, kemudian wiraswasta dengan persentase 47% dan sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) 5%.
d. Pendidikan Terakhir
10%
45%
23%
SD = 23% SMP = 22% SMA = 45% Perguruan Tinggi = 10%
22%
Grafik 4. Pendidikan terakhir
Pendidikan terakhir nasabah sebagian besar adalah SMA dengan persentase 45%, kemudian SD dengan 23%. SMP 22% dan Perguruan Tinggi dengan persentase 10%.
BAB IV ANALISIS
A. Strategi Penggunaan Advertising di BMT Atina Banyubiru Strategi penggunaan advertising di BMT Atina Banyubiru hanya berupa brosur dan belum dikembangkan ke bentuk yang lain. Brosur sudah diberlakukan sejak awal berdirinya BMT Atina Banyubiru. Brosur yang masih sederhana dan kata-katanya yang mudah dipahami membantu BMT Atina dalam mengiklankan BMT yang telah berdiri di Banyubiru sejak 14 tahun yang lalu. Dengan kerja keras pegawai dan memanfaatkan media brosur, mereka memperkenalkan Lembaga Keungan Syariah yang berdiri di Banyubiru. Brosur yang mereka miliki disebar ke berbagai daerah dan kalangan. Pertama, brosur diberikan kepada tokoh agama yang paling berpengaruh di suatu lingkungan. Strategi ini diterapkan dengan tujuan, ketika seorang tokoh agama sudah menggunakan salah satu produk yang dimiliki oleh BMT Atina maka warga yang berada di lingkungan tersebut juga akan menggunkan produk yang ada. Pegawai BMT Atina mengunjungi tokoh agama di suatu lingkungan dengan membawa brosur yang dimilikinya, pada saat itu marketing memperkenalkan BMT Atina
yang telah berdiri di Banyubiru, menjelaskan produk-produk yang dimilikinya dan segala kelebihannya. Ketika tokoh agama tersebut tertarik dan memutuskan untuk menggunakan salah satu produk yang ada, maka pegawai BMT Atina akan kembali lagi untuk mengajak warga lingkungan tersebut dengan mengajak tokoh agama yang sudah lebih dahulu memutuskan untuk menggunakan salah satu produk BMT Atina. Kedua, tokoh masyarakat, strategi yang diterapkan dengan mengadakan suatu pertemuan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat tersebut. Saat pertemuan berlangsung, marketing memperkenalkan BMT Atina yang telah berdiri di Banyubiru, kemudian brosur dibagikan dan dijelaskan produk-produk yang dimiliki oleh BMT Atina. Strategi ini diterapkan untuk mengajak tokoh-tokoh yang paling berpengaruh dalam suatu lingkungan masyarakat, sehingga untuk masuk ke dalam suatu lingkungan tidak terlalu susah karena adanya tokoh masyarakat yang telah menjalin silaturahmi dengan pihak BMT Atina. Ketiga, masyarakat atau calon anggota. Brosur yang ada disebar ke berbagai daerah, yaitu wilayah Banyubiru, Demakan dan Kebumen. Brosur disebar secara merata sehingga informasi yang diberikan dapat mencapai berbagai lapisan masyarakat. Brosur disebar ke berbagai wilayah (daerah) agar pasar yang diperolehpun luas. Brosur
dinilai
efektif
karena
calon
nasabah
dapat
mempertimbangkan atau memutuskan untuk menjadi nasabah dan memilih
produk yang dimiliki. Brosur yang menarik juga akan mempengaruhi minat nasabah yang melihatnya.
B. Pengaruh Brosur Terhadap Minat Nasabah
a. Lama Menjadi Nasabah 27%
23%
23%
27%
Sampai dengan 1 thn = 27% 2 - 6 thn = 27% 6 - 10 thn = 23%
Grafik 5. Lama menjadi Nasabah
Dari pertanyaan “Berapa lama Anda menjadi nasabah BMT Atina Banyubiru?”, diperoleh jawabah, kurun waktu lamanya menjadi nasabah sebanyak 27% telah menjadi nasabah selama 2 sampai 6 tahun dan sampai dengan tahun, sedangkan 23% telah menjadi nasabah selama 6 sampai 10 tahun dan 11 sampai 14 tahun.
b. Sumber Saat Pertama Mengetahui BMT Atina Banyubiru
10%
55%
7%
5%
23%
Keluarga = 7% Tetangga = 5% Teman = 23% Pegawai BMT = 55% Brosur = 10%
Grafik 6. Sumber saat pertama kali mengetahui BMT Atina Banyubiru
Dari pertanyaan “Dari mana Anda mengetahui adanya BMT Atina Banyubiru?”. Sebanyak 55% nasabah mengetahui keberadaan BMT Atina dari pegawai BMT Atina, Karena sebagian besar nasabahnya adalah pedagang, maka dari pegawailah yang paling banyak diketahui, ketika pegawai marketing menghampiri untuk mengambil tabungan, di situlah mereka memperkenalkan BMT Atina dan produknya. Memanfaatkan waktu yang ada pegawai BMT Atina berusaha tetap memperkenalkan dan menawarkan produk-produk yang dimiliki BMT mereka. 23% dari teman, beberapa nasabah mengetahui BMT Atina Banyubiru dari teman, mereka diajak oleh teman mereka yang lebih dahulu menjadi nasabah BMT Atina. 10% dari brosur, nasabah yang mengetahui BMT Atina Banyubiru dari brosur mendapatkan brosur yang disebar oleh pegawai BMT. 7% dari keluarga, ada juga nasabah yang mengetahui keberadaan BMT Atina dari keluarga mereka, karena kedekatan mereka dan kepercayaan mereka pada BMT Atina, sehingga mereka mengajak keluarga dekat mereka untuk menjadi nasabah BMT
Atina juga dan 5% dari tetangga, biasanya mereka yang tinggal di desa-desa akan mengajak tetangga mereka untuk ikut menjadi nasabah BMT Atina.
c. Nasabah Mengetahui Brosur BMT Atina atau Tidak
43%
Iya = 57% Tidak = 43% 57%
Grafik 7. Nasabah mengetahui brosur BMT Atina atau tidak
Dari data yang diperoleh dengan pertanyaan “Apakah Anda mengetahui brosur yang dimiliki oleh BMT Atina Banyubiru?”. Nasabah yang mengetahui brosur BMT Atina sebanyak 57% dan 43% nasabah tidak memngetahui adanya brosur BMT Atina. Sebagian besar nasabah yang belum pernah melihat brosur mengetahui BMT dari teman, tetangga atau keluarga mereka.
d. Ketertarikan Nasabah yang Mengetahui Brosur
Iya = 57%
Tidak (karena tidak mengetahui brosur) = 43%
43%
57%
Grafik 8. Ketertarikan nasabah terhadap brosur
Dari 60 responden dengan pertanyaan “ Apakah Anda tertarik dengan brosur yang dikeluarkan oleh BMT Atina Banyubiru?”. Diperoleh jawaban sebanyak 57% tertarik dengan brosur yang dimiliki oleh BMT Atina, Ketertarikan 57% nasabah dibuktikan dengan masuknya mereka sebagai nasabah BMT Atina Banyubiru. Sebanyak 43% tidak, karena tidak pernah mengetahui brosur yang dimiliki oleh BMT Atina Banyubiru.
e. Hal yang paling berkesan dari brosur
7%
43%
Warna = 7% Kata-kata = 43% Bentuk 2% 41%
7%
Layout/Desain = 7%
2% Tidak mengetahui brosur = 41%
Grafik 9. Hal yang paling berkesan
Sebanyak 41% memilik Kata-kata dalam brosur yang paling berkesan, alasan mereka memilih kata-kata sebagai hal yang berkesan dalam brosur karena kata-kata yang mudah dipahami sehingga tidak membuat bingung pembaca. Contoh kalimat yang mudah dipahami oleh pembaca adalah “SiRELA adalah simpanan sukarela yang dalam penarikannya dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat”, “Mudharabah adalah pembiayaan yang dilakukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan nasabah”. Selanjutnya warna dan layout atau desain sebanyak 7%, beberapa nasabah memberikan alasan mengapa memilih warna karena warna yang dipilih sangat sederhana sehingga tidak mengganggu saat membaca dan tidak menghalangi tulisan yang
ada, untuk layout atau desain menurut mereka sangan simple dan pengaturan tempatnya tidak terlalu ruwet, dan selanjutnya adalah bentuk hanya 2%. Sedangkan 41% lainnya tidak pernah mengetahui brosur yang dimiliki oleh BMT Atina.
f. Produk yang Paling Diminati Nasabah yang Mengetahui Brosur 3% 9%
11% SiSUKA = 3% SiSUQUR = 11% SiRELA =77% SiAMAN = 9%
77%
Grafik 10. Produk yang paling diminati
Produk yang paling diminati adalah SiRELA (Simpanan Suka Rela) dengan 77%, sebagian besar memilih SiRELA karena karakteristiknya, yaitu penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat, selanjutnya SiSUQUR (Simpanan Sukarela Qurban) 11%, beberapa nasabah memilih SiSUQUR dengan alasan sebagai persiapan untuk menjalankan ibadah Qurban, mereka berpendapat jika memilih produk tersebut pada saat waktunya berqurban mereka tidak perlu
bingung mencari dana untuk membeli hewan kurban. SiAMAN (Simpanan Amanah) 9% dan SiSUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) 3%.
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan 1. Strategi Penggunaan Advertising Di BMT Atina Banyubiru Strategi penggunaan advertising di BMT Atina Banyubiru hanya berupa brosur dan belum dikembangkan ke bentuk yang lain. Brosur sudah diberlakukan sejak awal berdirinya BMT Atina Banyubiru. Brosur yang masih sederhana dan kata-katanya yang mudah dipahami membantu BMT Atina dalam mengiklankannya. Pertama, brosur diberikan kepada tokoh agama yang paling berpengaruh di suatu lingkungan. Strategi ini diterapkan dengan tujuan, ketika seorang tokoh agama sudah menggunakan salah satu produk yang dimiliki oleh BMT Atina maka warga yang berada di lingkungan tersebut juga akan menggunkan produk yang ada. Pegawai BMT Atina mengunjungi tokoh agama di suatu lingkungan dengan membawa brosur yang dimilikinya, pada saat itu marketing memperkenalkan BMT Atina yang telah berdiri di Banyubiru, menjelaskan produk-produk yang dimilikinya dan segala kelebihannya. Ketika tokoh agama tersebut tertarik dan memutuskan untuk menggunakan salah satu produk yang ada, maka pegawai BMT Atina akan kembali lagi untuk mengajak warga lingkungan
tersebut dengan mengajak tokoh agama yang sudah lebih dahulu memutuskan untuk menggunakan salah satu produk BMT Atina. Kedua, tokoh masyarakat, strategi yang diterapkan dengan mengadakan suatu pertemuan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat tersebut. Saat pertemuan berlangsung, marketing memperkenalkan BMT Atina yang telah berdiri di Banyubiru, kemudian brosur dibagikan dan dijelaskan produk-produk yang dimiliki oleh BMT Atina. Strategi ini diterapkan untuk mengajak tokoh-tokoh yang paling berpengaruh dalam suatu lingkungan masyarakat, sehingga untuk masuk ke dalam suatu lingkungan tidak terlalu susah karena adanya tokoh masyarakat yang telah menjalin silaturahmi dengan pihak BMT Atina. Ketiga, masyarakat atau calon anggota. Brosur yang ada disebar ke berbagai daerah, yaitu wilayah Banyubiru, Demakan dan Kebumen. Brosur disebar secara merata sehingga informasi yang diberikan dapat mencapai berbagai lapisan masyarakat. Brosur disebar ke berbagai wilayah (daerah) agar pasar yang diperolehpun luas.
2. Pengaruh Brosur Terhadap Minat Nasabah Sebanyak 57% nasabah mengetahui brosur yang dimiliki oleh BMT Atina. Nasabah yang mengetahui brosur tersebut tertarik dengan brosur yang mereka lihat, dengan persentase 57 %. Dari brosur yang ada hal yang paling berkesan adalah kata-kata yang terdapat dalam brosur, hal ini
membuat mereka tertarik saat melihat dan membaca brosur. Sedangkan produk yang paling diminati adalah SiRELA, dengan persentase 77%. Hal ini ditunjukkan dengan minat mereka menjadi nasabah BMT Atina Banyubiru. Dapat disimpulkan bahwa brosur secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap minat nasabah, terlihat dari 57% nasabah yang mengetahui dan tertarik dengan brosur yang dimiliki oleh BMT Atina. Brosur yang menarik dilihat dan kata-katanya yang mudah dipahami membuat minat calon nasabah menjadi besar saat menentukan pilihan untuk menjadi nasabah.
B. Saran Melihat pengaruhnya brosur yang sudah ada saat, dapat disimpulkan bahwa brosur juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap minat nasabah. Sehingga diperlukan pembaharuan dalam desain brosur. Dengan berjalannya waktu brosur yang dimiliki akan semakin terasa kuno apabila tidak adanya perkembangan yang dilakukan terhadap brosur. Brosur yang sudah ada diharapkan selalu di-upgrade sehingga tetap dapat menarik minat calon nasabah. Dengan memaksimalkan media iklan (advertising) yang ada dapat diprediksi menambah minat nasabah yang ingin menabung ataupun menggunakan produk-produk yang ada pada BMT Atina Banyubiru. Potensi yang sudah ada belum maksimal untuk dikelola. Diharapkan dengan memaksimalkan sumber daya dan media iklan (advertising) yang ada dapat
menumbuhkan minat nasabah untuk menggunakan produk-produk BMT Atina Banyubiru. Brosur yang sudah diperbarui diharapkan dapat segera di sbarkan ke berbagai wilayah yang sebenarnya masih banyak masyarakatnya yang belum menjadi nasabah BMT Atina Banyubiru. Brosur yang menarik akan menambah minat calon nasabah untuk membaca dan akhirnya memutuskan untuk masuk menjadi nasabah BMT Atina Banyubiru.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema insani. Emzir. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers. Faizah, Nur. 2009. Analisis Manajemen Pemasaran Produk di BMT Amal Mulia Suruh Kabupaten Semarang. Salatiga. Fitriya, Indah. 2009. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nasabah BMI UPS Magelang Memilih Deposito Mudharabah. Salatiga. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta: PT Indeks. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: PT Prenhallindo. Lestari, Puji. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Shar-e di BMI Cabang Solo. Salatiga. Lugiyanto. 2009. Strategi Pemasaran Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kec. Tuntang Kab. Semarang. Salatiga. Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syari’ah Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Mulyadi, Mohammad. 2010. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Nadi Pustaka. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Prasetijo, Ristiyanti dan John J.O.I Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi Offset. Ridwan,Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil. Jakarta: UII Press. Sophia, Navie. 2007. Strategi Pemasaran di Bank Syariah Mandiri Cabang Ungaran dalam Meningkatkan Volume Penjualan Produk. Salatiga. Sudarsono,Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: EKONISIA Syafii, Maqfur. 2011. Strategi Promosi dari Mulut ke Mulut pada BMT Sumber Mulia Tuntang Kab. Semarang. Salatiga.