KERANGKA PEMIKIRAN
Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi kecukupan pangan dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari. Dimana keberadaannya sudah beredar dimana-mana, hanya masyarakat umum tidak mengetahui secara pasti akan pangan rekayasa genetika itu. Keberadaan pangan rekayasa genetika bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia masih asing ditelinga, bahkan tak jarang yang memandang negatif akan produk ini. Akan tetapi di luar negeri, dikarenakan terbatasnya lahan pertanian dan pesatnya teknologi, pangan rekayasa genetika merupakan sesuatu hal yang sudah tidak langka lagi. Banyak faktor yang menyebabkan pangan rekayasa genetika ini kurang dikenal masyarakat Indonesia, selain kurangnya sosialisasi oleh departemen atau lembaga yang terkait, juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan besarnya pendapatan masyarakat Indonesia. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin banyak pengetahuan dan persepsi positif mengenai pangan rekayasa genetika, sehingga mereka tidak ragu dan takut untuk mengkonsumsi atau menerima produk PRG tersebut. Sebaliknya juga demikian, bila tingkat pendidikannya rendah maka pengetahuan dan persepsi akan pangan rekayasa genetika juga rendah yang pada akhirnya mereka tidak menginginkan untuk mengkonsumsi pangan rekayasa genetika. Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran dalam bertindak. Pengetahuan yang dimiliki, dapat membuat seseorang bisa menilai dan mempersepsikan pangan rekayasa genetika sehingga akan membentuk suatu penerimaan terhadap pangan rekayasa genetika dalam bentuk perilaku berupa tindakan. Selain tingkat pengetahuan, beberapa faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi penerimaan PRG pada ibu rumah tangga, yaitu status ekonomi, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu dan kota tempat tinggal. Berdasarkan penjelasan diatas maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
25
• Media Massa • Lingkungan Sosial * Komunikasi * Interpretasi * Tanggapan
Karakteristik Ibu Rumah Tangga • • • •
Status ekonomi Tingkat pendidikan Pekerjaan Ibu Kota Tempat Tinggal
PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika
PERSEPSI Pangan Rekayasa Genetika
HARAPAN
PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika
Keterangan : Peubah yang diteliti Peubah yang tidak diteliti Gambar 3.
Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan PRG pada Ibu Rumah Tangga Perkotaan.
METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian utama yang dilakukan oleh Hardinsyah et al 2007 melalui kerjasama antara Institut Pertanian Bogor dengan Departemen Pertanian. Penelitian utama menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis sederhana dengan sebaran distribusi. Sedangkan rancangan penelitian ini adalah Cross Sectional Study yang bersifat deskriptif analitis dengan menjelaskan kekuatan
hubungan dan
faktor
demografi
serta
status
ekonomi
yang
mempengaruhi penerimaan PRG khususnya kedelai dan olahannya terutama tahu dan tempe. Penelitian ini dilakukan di tiga kota besar yang dipilih secara sengaja yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga November 2007.
Contoh dan Teknik Penarikan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga dan ibu rumah tangga dipilih sebagai responden. Penentuan ibu rumah tangga sebagai responden didasarkan atas asumsi bahwa ibu merupakan anggota keluarga yang berperan sangat besar dalam hal pengadaan dan penyiapan konsumsi di rumah tangga. Penetapan ketiga kota yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan wilayah perkotaan, akses informasi dan isu terkini lebih cepat dan terbaru di banding daerah pedesaan. Selain itu, pemilihan ketiga kota tersebut memiliki kepadatan populasi yang tinggi sehingga diharapkan terdapat heterogenitas calon responden (Ibu rumah tangga) dari berbagai tingkat sosial ekonomi (miskin, sedang dan tidak miskin). Penentuan ketiga kota tersebut juga ditetapkan karena ketiga kota
merupakan kota besar di Indonesia, serta di Kota Medan dan
Surabaya merupakan daerah dengan hasil pertanian yang cukup besar.
27
Penentuan kelurahan dari masing–masing kota diambil secara sengaja (purposive) yang berasal dari lima kelurahan dengan prevalensi kemiskinan yang berbeda. Setelah diperoleh informasi mengenai prevalensi kemiskinan rata-rata di setiap kota (berdasarkan data BPS di masing-masing kota), maka dipilih satu kelurahan dengan prevalensi kemiskinan terbawah, satu kelurahan dengan prevalensi kemiskinan teratas dan tiga kelurahan dengan prevalensi kemiskinan di sekitar rata-rata prevalensi kemiskinan kota sebagai tempat pelaksanaan penelitian. Teknik penarikan contoh secara terinci dapat dilihat pada gambar berikut ini : Indonesia
DKI Jakarta
Jawa Timur
1 Kota (Jakarta)
1 Kota (Surabaya)
5 Kelurahan
1 Kota (Medan)
5 Kelurahan
Kel. Miskin - Kel. Cipinang Cempedak Kel. Menengah - Kel. Baru - Kel. Cipinang Muara - Kel. Kebon Pala Kel. Atas - Kel. Rambutan
5 Kelurahan
Kel. Miskin - Kel. Kebraon Kel. Menengah - Kel. Mojo - Kel. Keputih - Kel. Ploso Kel. Atas - Kel. Gading
150 Rumahtangga
30 Rumah tangga Miskin
Sumatera Utara
Kel. Miskin - Kel. Teladan Timur Kel. Menengah - Kel. Pasar Merah - Kel. Sudi Rejo I - Kel. Sudi Rejo II Kel. Atas - Kel. Teladan Barat
150 Rumahtangga
90 Rumah tangga
30 Rumah tangga
Mene ngah
Atas
30 Rumah tangga Miskin
150 Rumahtangga
90 Rumah tangga
30 Rumah tangga
Mene ngah
Atas
Gambar 4. Teknik Penarikan Contoh.
30 Rumah tangga Miskin
90 Rumah tangga
30 Rumah tangga
Mene ngah
Atas
28
Sebanyak 30 rumahtangga dipilih dari setiap kelurahan dengan cara berkonsultasi dengan petugas kelurahan atau ketua tim penggerak Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), sehingga dari setiap kota diperoleh sebanyak 150 responden, dan dari ketiga kota dikumpulkan responden total sebanyak 450 orang.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Penelitian ini dikumpulkan dari data hasil penelitian utama. Adapun jenis data yang dikumpulkan dari studi penelitian utama meliputi data primer dan data sekunder. Secara umum data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden yang mencakup : usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran pangan dan pengeluaran non pangan. Data mengenai pengetahuan tentang PRG meliputi : pengetahuan tentang istilah PRG, pemahaman tentang PRG, peredaran PRG, manfaat PRG, uji keamanan untuk manusia dan pakan ternak. Data untuk persepsi tentang PRG meliputi : kualitas PRG, nilai gizi, manfaat PRG bagi kesehatan, produktivitas PRG, tahan hama, biaya dan produktivitas PRG serta pestisida yang hemat untuk PRG. Data yang dikumpulkan untuk faktor penerimaan adalah pernah mengkonsumsi PRG, kuantitas konsumsi PRG, produk berformalin yang lebih berbahaya banding PRG, daging ayam yang terinfeksi flu burung yang lebih berbahaya banding PRG, pangan penyebab diare yang lebih berbahaya banding PRG dan pewarna pangan yang lebih berbahaya banding PRG. Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Adapun langkah yang dilakukan sebelum ibu rumah tangga mengisi kuesioner yaitu dengan wawancara terlebih dahulu untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan PRG. Enumerator juga memberi arahan dengan menyebutkan salah satu contoh PRG yang sudah umum dan mudah dipahami oleh ibu rumah tangga seperti jenis kacang kedelai impor yang merupakan produk rekayasa genetika dimana mempunyai ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan kacang kedelai lokal. Data sekunder meliputi dokumen atau laporan tentang penggunaan benih, luas tanam dan produksi pangan rekayasa genetika (PRG). Dokumen tentang regulasi, kesepakatan, pedoman dan standar tentang atau yang berkaitan dengan
29
PRG baik nasional maupun internasional. Dalam kaitannya dengan penarikan contoh/sampling, di setiap lokasi penelitian diperlukan data sekunder tentang kemiskinan tingkat desa di setiap kabupaten dan kota yang menjadi lokasi penelitian (Hardinsyah, et al 2007). Tabel 3. Jenis dan Cara Pengumpulan Data No
Jenis Data
1
Karakteristik
2 3
Penerimaan Pengetahuan
4
Persepsi
Cara Pengumpulan Kuesioner (Usia, Pendidikan, Jumlah anggota keluarga, Sumber pendapatan utama, Besar pengeluaran pangan, Besar pengeluaran non pangan) Kuesioner (pernah mengkonsumsi PRG) Kuesioner (pengetahuan tentang PRG, pengetahuan tentang istilah PRG, peredaran PRG, manfaat PRG, perlunya uji keamanan PRG untuk konsumsi manusia, konsumsi pangan berformalin lebih berbahaya dibandingkan PRG, konsumsi daging terinfeksi flu burung lebih berbahaya dibandingkan dengan PRG, konsumsi makanan penyebab diare berbahaya dibandingkan dengan PRG, konsumsi pewarna lebih berbahaya dibandingkan dengan PRG dan perlunya uji keamanan PRG untuk pakan ternak) Kuesioner (kualitas PRG, pangan PRG mempunyai nilai gizi lebih baik, pangan PRG mempunyai manfaat bagi kesehatan, produktivitas PRG lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman lokal sejenis, PRG tahan terhadap serangan hama, PRG memiliki biaya produksi rendah dan keuntungan tinggi, jumlah pemakaian pestisida pada PRG lebih hemat dibandingkan dengan tanaman lokal sejenis)
Pengolahan dan Analisis Data Status ekonomi dikategorikan menjadi dua kategori yaitu miskin dan tidak miskin berdasarkan kelompok pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran pangan dan pengeluaran non pangan di masingmasing kota (Jakarta Rp.658.764, Surabaya Rp.345.498,- dan Medan Rp.391.159) (BPS Susenas 2005). Status ekonomi dinilai berdasarkan kategori miskin dan
30
tidak miskin, dimana kategori miskin diberi skor 0 dan tidak miskin diberi nilai 1 yang kemudian masing-masing kategori dipresentasekan. Menurut tingkat pendidikan Ibu rumah tangga diukur berdasarkan jenjang pendidikan yang dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu rendah (Tidak sekolah dan SD), menengah (SLTP dan SLTA) dan tinggi (Perguruan Tinggi). Pengkategorian tersebut diberi skor masing-masing, yaitu kategori rendah diberi skor 0, kategori sedang diberi skor 1 dan kategori tinggi diberi skor 2. Pekerjaan Ibu rumah tangga diukur berdasarkan profesi yang dijalani saat ini yang dibagi dalam dua kategori yaitu bekerja (PNS, karyawan swasta, buruh, profesional) dan tidak bekerja (hanya sebagai Ibu rumah tangga yang mengurusi keluarganya). Penerimaan dinilai berdasarkan persentase atas jawaban dari pertanyaan yaitu: pernah mengkonsumsi PRG. Pertanyaan terdiri dari dua pilihan dimana jawaban ya (artinya pernah mengkonsumsi) akan diberi skor 1 dan jawaban tidak (tidak pernah mengkonsumsi) akan diberi skor 0. Pengetahuan dinilai berdasarkan persentase atas jawaban yang benar dari enam pertanyaan, mengenai pengetahuan tentang pengertian PRG, pengetahuan tentang manfaat PRG, pemahaman tentang defenisi PRG, mengetahui bahwa di Indonesia atau daerah tempat tinggal responden saat ini telah beredar produk pangan PRG, PRG harus melalui uji keamanan sebelum diedarkan, konsumsi pangan berformalin lebih berbahaya dibandingkan PRG, konsumsi daging terinfeksi flu burung lebih berbahaya dibandingkan dengan PRG, konsumsi makanan penyebab diare berbahaya dibandingkan dengan PRG, konsumsi pewarna lebih berbahaya dibandingkan dengan PRG dan PRG yang akan diolah jadi pakan ternak juga harus melalui uji keamanan sebelum diedarkan. Tiap pertanyaan terdiri dari dua pilihan dan jawaban yang benar akan diberi skor 1 dan salah akan diberi skor 0. Total skor dari sepuluh komponen pertanyaan kemudian dipersentasekan untuk ditetapkan menjadi dua kategori pengetahuan yaitu tidak baik dengan batas pengelompokkan skor < 60 persen dan untuk kategori baik apabila skor yang diperoleh > 60 persen. Persepsi dinilai berdasarkan persentase atas jawaban yang benar dari tujuh pertanyaan, terdiri atas : PRG punya kualitas lebih baik, PRG punya nilai gizi
31
lebih baik, PRG punya manfaat bagi kesehatan, produktivitas PRG lebih tinggi dibandingkan produk lokal sejenis, PRG tahan hama, biaya produksi rendah, hemat pestisida. Tiap pertanyaan terdiri dari dua pilihan dan jawaban yang benar akan diberi skor 1 dan salah akan diberi skor 0. Total skor dari tujuh komponen pertanyaan kemudian dipersentasekan untuk ditetapkan menjadi dua kategori persepsi yaitu persepsi salah apabila skor yang diperoleh <60 persen dan persepsi benar jika skor yang diperoleh > 60 persen. Kota tempat tinggal dibedakan atas tiga kota besar yang ada di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan. Entri data primer dari responden penelitian dilakukan menggunakan program Excel. Entri data dilakukan setelah disiapkan suatu code book, sebagai pedoman entri data.
Double entry dilakukan pada 5 persen kuesioner untuk
mengecek secara sepintas kesalahan entri data. Kecurigaan akan kemungkinan kesalahan entri menghendaki pengecekan ulang data dari kuesioner, sampai diyakini hasil entri data tersebut benar. Pengolahan
data
dilakukan
dengan
analisis
menggunakan
SPSS
(Statistical Package for Social Sciences) versi 12.0, yang diawali dengan menentukan hasil statistik deskriptif yaitu nilai proporsi untuk setiap kategori dari masing-masing peubah sudah dientri. Setelah menetapkan proporsi masing-masing peubah, maka dilanjutkan dengan analisis data untuk melihat hubungan skor pengetahuan dan persepsi responden antar berbagai kelompok (kelompok miskin vs kelompok tidak miskin). Untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan penerimaan ibu rumah tangga terhadap PRG, dilakukan analisis dengan menggunakan metode regresi logistik. Pemilihan regresi logistik sebagai metode analisis data dalam penelitian ini adalah karena penelitian ini bertujuan melihat hubungan beberapa faktor peubah independen dengan peubah dependen, dimana peubah dependennya (penerimaan ibu rumah tangga terhadap PRG) terdiri dari dua kategori atau binary/dikotomus (Kleinbaum 1988, Steel and Torrie 1991). Peubah independen yang diduga mempengaruhi penerimaan PRG dalam penelitian ini yaitu status
32
ekonomi, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, pengetahuan, persepsi dan kota tempat tinggal. Analisis data menggunakan regresi logistik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahapan analisis univariat untuk melihat sebaran data, bivariat atau regresi logistik sederhana yaitu untuk melihat hubungan masingmasing peubah independen dengan penerimaan sebagai peubah dependen. Seterusnya data yang memenuhi kriteria persyaratan, dianalisis dengan uji regresi logistik berganda yaitu untuk menentukan
faktor-faktor apa saja yang secara
bersamaan akan berpengaruh terhadap penerimaan PRG pada ibu rumah tangga perkotaan. Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini secara lengkap meliputi a) analisis sebaran data yang digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi dari responden serta untuk mendeskripsikan peubah dependen dan independen (Pagano 1992). Analisis ini memberikan gambaran atau karakteristik peubah penerimaan, status ekonomi, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, pengetahuan, persepsi dan kota tempat tinggal, b) analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan penerimaan PRG berdasarkan kota tempat tinggal dan status ekonomi dengan menggunakan uji Kruskall Wallis, c) uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji korelasi Spearman yang digunakan untuk melihat hubungan penerimaan dengan data ordinal yang terdiri dari status ekonomi, tingkat pendidikan, pengetahuan dan persepsi. Sedangkan untuk uji korelasi chi square contingency coeficient digunakan untuk melihat hubungan penerimaan dengan data nominal yang terdiri dari pekerjaan dan kota tempat tinggal, d) Analisis selanjutnya yang dipergunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Ibu rumah tangga terhadap PRG, dilakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi logistik. Penggunaan regresi logistik dalam analisis variabel berganda bertujuan untuk menjelaskan faktorfaktor apa saja yang menentukkan penerimaan PRG, hasil tersebut dilengkapi dengan penjelasan persentase tiap kategori dengan masing-masing kekuatan hubungannya sebagaimana yang dijelaskan oleh model persamaan regresi logistik berganda berikut :
33
Y=
1
1 +e
− ( β0 + β1X1+ β 2 X 2+ ... + βk X k )
dimana : Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 ßo ß1,ß2,...,ß6 e
= = = = = = = = = =
penerimaan PRG (1 = menerima, 0 = tidak menerima) status ekonomi (1 = tidak miskin, 0 = miskin) tingkat pendidikan (2 = tinggi, 1 = sedang, 0 = rendah) pekerjaan ibu (1 = bekerja, 0 = tidak bekerja) pengetahuan tentang PRG (1 = baik, 0 = tidak baik) persepsi terhadap PRG (1 = menerima, 0 = tidak menerima) kota tempat tinggal (2 = Medan, 1 = Surabaya, 0 = Jakarta) intercept koefisien regresi untuk peubah X1, X2, . . ., X6 galat
Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Skala pengukuran variabel-variabel penelitian No 1
2
Variabel Pendidikan
Status Ekonomi
Kategori * Rendah (Tidak Sekolah dan SD) * Menengah (SLTP dan SLTA) * Tinggi (Perguruan Tinggi) * Miskin * Tidak Miskin
Sumber
(Jakarta Rp.658.764, Surabaya Rp.345.498,dan Medan Rp.391.159) Data Susenas 2005 (Besar Pengeluaran)
3
Pekerjaan
4
Penerimaan
5
Pengetahuan
6
Persepsi
* Tidak Bekerja * Bekerja * Tidak Menerima : < 60% * Menerima : > 60% * Tidak Baik : < 60% * Baik : > 60% * Persepsi Salah : < 60% * Persepsi Benar : > 60%
34
Definisi Operasional Penerimaan adalah daya terima ibu rumah tangga terhadap suatu produk pangan rekayasa genetika yang mereka konsumsi dalam kehidupan seharihari. Untuk penerimaan ini yang merupakan nilai Y dalam regresi logistik berganda dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu menerima diberi skor 1 dan tidak menerima diberi skor 0. Pangan Rekayasa Genetika (PRG) adalah produk yang secara genetik telah mengalami modifikasi (penyisipan gen tertentu) melalui teknologi penggabungan DNA untuk mendapatkan produk pangan baru yang lebih unggul. Dalam penelitian ini dibatasi pada jenis PRG yaitu kedelai impor dimana dalam beberapa literatur bahwa kedelai impor dapat dikenali dari ukurannya yang relatif besar-besar dibandingkan kedelai lokal. Ibu Rumah Tangga adalah wanita yang berperan sebagai istri dan ibu untuk anak-anaknya, serta
merupakan
seseorang yang
mengelola
pemenuhan pangan keluarga dalam rumah tangga. Status Ekonomi adalah keadaan tingkat ekonomi ibu rumah tangga yang dikategorikan miskin dan tidak miskin menurut besar pengeluaran pangan dan besar pengeluaran non pangan setiap keluarga berdasarkan data BPS Susenas 2005. Pengkodean skor yaitu tidak miskin diberi skor 1 dan miskin diberi nilai 0. Tingkat pendidikan adalah jenjang tingkat pendidikan formal yang dijalani oleh Ibu rumah tangga. Dalam hal ini dikelompokkan pada kategori rendah yaitu untuk ibu tidak sekolah dan SD, kategori sedang untuk yang berpendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas), dan kategori tinggi untuk ibu yang berpendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi. Pengkodean skor yaitu tinggi diberi nilai 2, sedang diberi nilai 1, dan rendah diberi skor 0.
35
Pekerjaan adalah status pekerjaan ibu yang dikategorikan bekerja yaitu meliputi: PNS, Karyawan swasta, Wiraswasta, Buruh, dan Profesional, kategori tidak bekerja yaitu ibu rumah tangga. Pengkodean skor yaitu bekerja diberi skor 1 dan tidak bekerja diberi nilai 0. Pengetahuan adalah informasi yang diketahui ibu rumah tangga PRG meliputi: pengetahuan tentang PRG, pengetahuan tentang istilah PRG, pengetahuan peredaran PRG, pengetahuan manfaat PRG, perlunya uji keamanan PRG untuk konsumsi manusia, konsumsi pangan berformalin lebih berbahaya dibandingkan PRG, konsumsi daging terinfeksi flu burung lebih berbahaya dibandingkan dengan PRG, konsumsi makanan penyebab diare berbahaya dibandingkan dengan PRG, konsumsi pewarna lebih berbahaya dibandingkan dengan PRG dan perlunya uji keamanan PRG untuk pakan ternak. Peubah ini dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu baik yang berarti ibu rumah tangga dapat menjawab > 60% pertanyaan dengan benar yang diberi skor 1 dan tidak baik yang berarti ibu rumah tangga dapat menjawab < 60% pertanyaan yang salah dan diberi skor 0. Persepsi adalah respon Ibu rumah tangga sebagai konsumen terhadap PRG meliputi: kualitas PRG, pangan PRG mempunyai nilai gizi lebih baik,
pangan
PRG
mempunyai
manfaat
bagi
kesehatan,
produktivitas PRG lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman lokal sejenis, PRG tahan terhadap serangan hama, PRG memiliki biaya produksi rendah dan keuntungan tinggi, jumlah pemakaian pestisida pada PRG lebih hemat dibandingkan dengan tanaman lokal sejenis.
Peubah ini dikelompokkan menjadi dua kategori
yaitu persepsi benar yang diberi skor 1 artinya ibu rumah tangga dapat menjawab > 60% pertanyaan dengan benar dan persepsi salah yang diberi skor 0 berarti ibu rumah tangga dapat menjawab < 60% pertanyaan yang salah.
36
Kota tempat tinggal adalah lokasi perkotaan yang dipilih sebagai kota tempat tinggal Ibu rumah tangga sebagai responden penelitian, yaitu kota Medan yang diberi skor 2, Surabaya yang diberi skor 1 dan Jakarta yang diberi skor 0.