PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENATALAKSANAAN DBD PADA ANAK DI PUSKESMAS MARGAHAYU RAYA BANDUNG Deviana Damayanty Maretiska1 Hj. Helwiyah Ropi1 Bangun Simangunsong2 1
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung Jawa Barat 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat
ABSTRAK Di Indonesia, jumlah kasus demam berdarah sering kali mengalami peningkatan. Pengetahuan orang tua tentang demam berdarah pada anak sangat penting karena bila terjadi keterlambatan akan berakibat fatal. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 68 orang yang diambil secara random. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki anak yang sudah mengalami demam berdarah. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan menganalisa data menggunakan program spss. Hasil penelitian menunjukkan gambaran upaya orang tua dalam mendeteksi dini dalam masalah DBD pada anak (39,7%) kategori baik, 51,4% kategori cukup dan 8,8% kategori kurang. Untuk meningkatkan upaya pendeteksian dini DBD, orang tua harus mengetahui kapan anak dibawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat karena, jika anak sudah dalam keadaan lemas dan tidak mau minum orang tua wajib membawanya ke pelayanan kesehatan terdekat. Kata kunci: Orangtua, DBD, Anak, Pencegahan, Penatalaksanaan ABSTRACT Dengue fever cases in Indonesia often increase in number. It is necessary to know early detection of dengue fever in children because if the delay occurs the disease is highly fatal. The initial symptoms of this disease is similiar to other viral infections. But there are several clinical characteristics that can be observed for suspected dengue fever.The type of the research is a descriptive quantitative research. The number of samples in this research are 68 person taken at random. The samples in this research are all parents who have children who have had dengue fever. The techniques of data collection is by using questionare and analized the data using spss program. Based to the parent’s efforts in detecting dengue fever early on children, the data category gained are 39.7% good, 51,4% sufficient and 8,8% insufficient. To improve the efforts of early detection of dengue fever, parent need to know when the child has to be taken to the nearest healtcare because if the child is in a state of weakness and consume less of fluid or don’t want to drink at all, the parents should take the nearest healthcare immidiatelly. Key words:Dengue Fever, Parents, Children, Prevention, Treatment Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
1
PENDAHULUAN Penyakit DBD adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia. Manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat berupa “Demam Dengue(DD)” atau “Demam Berdarah Dengue (DBD)”.Gejala awal DBD tidak khas, hamper semua infeksiakutpadaawal penyakitnya menyerupai DBD. Gejala khas seperti perdarahan pada kulit atau tanda perdarahan lainnya kadang terjadi hanya di akhir periode penyakit. Tragisnya bila penyakit ini terlambat di diagnosis, maka kondisi penderita sulit diselamatkan. Perjalanan penyakitnya sangat cepat, dalam beberapa hari bahkan dalam hitungan jam penderita bisa masuk dalam keadaan kritis. Untuk menghindari keterlambatan diagnosis DBD, perlu diketahui gejala awal dan cara penanganan awal penderita. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang selalu ada setiap tahun dan selalu berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).Jumlah kumulatif penderita DBD yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Bandung menurun dari 1.310 kasus pada 2009 menjadi 1.180 kasus pada 2010. Pada triwulan pertama, pasien yang terdata mencapai 300 kasus. Jumlah tersebut masih normal (Kustijadi,2011). Bandung merupakan salah satu kota yang memberikan kontribusi tinggi pada kasus DBD di Jawa Barat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2010, Bandung termasuk daerah endemis DBD, dimana setiap tahun selalu ada kasus DBD yang menyebar di seluruh wilayah. Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
2
Dari data Dinas Kesehatan Kota Bandung didapati 10 puskemas dengan angka DBD tertinggi di Kota Bandung periode Januari – November 2011, bahwa puskesmas Margahyu Raya yang menempati urutan pertama julah kasus DBD pada anak di Kota Bandung. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, Saat ini tercatat 35% dari sekitar 215 orang warga Puskesmas Margahayu Raya terserang penyakit DBD, dengan korban meninggal sebanyak 3 orang. Walaupun kasus DBD ini selalu ada disetiap tahunnya, tetapi seakan-akan tidak pernah tuntas. Padahal sudah ada media massa, penyuluhan, dan lain sebagainya. Selain itu, mereka cenderung terlambat untuk membawa putra-putri mereka yang menderita DBD ketempat pelayanan kesehatan terdekat untuk memeriksakan kondisi ank-anak mereka yang sudah mengalami fase kritis. Berdasarkan fenomena ini, penulis tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan orang tua dalam penatalaksanaan DBD pada anak di Kecamatan Buah Batu wilayah kerja Puskesmas Margahayu Raya Bandung. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif untuk memperoleh gambaran tentang pengetahuan orang tua dalam penatalaksanaan masalah DBD pada anak di Kecamatan BuahBatu wilayah kerja Puskesmas Margahayu Raya Bandung. Responden pada penelitian ini adalah para OrangTua yang memiliki anak
yang sudah mengalami penyakit DBD di Kecamatan
BuahBatu yang berjumlah 215 orang dan didapati sebanyak 68 orang yang
Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
3
diperoleh memakai rumus slovin dengan cara perhitungan besar sample dan tingkat kesalahan 0,1. Dan diambil secara random sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan orang tua dalam penatalaksanaan DBD pada anak. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner atau angket. Angket berisi pernyataan tentang gejala awal, penatalaksanaan, dan pencegahan DBD. hasil test diolah dengan mencari nilai skor masing-masing responden. Apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar diberi skor 1 dan apabila responden menjawab salah diberi skor 0, kemudian dianalisis dengan rumus:
p=
f × 100% n
Keterangan: p = Persentase f = Total skor n = Jumlah soal Selanjutnya dikategorikan: 1) Baik: 76%-100% 2) Cukup: 56%-75% 3) Kurang: < 56%
Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
4
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Buah Batu yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Mrgahayu Raya Bandung sejak 2 Mei – 31 Mei 2012.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Pengetahuan Orang tua dalam penatalaksanaan DBD pada Anak di Kecamatan Buah Batu Tabel 1 Data Kumulatif Pengetahuan Orang Tua penatalaksanaan DBD pada Anak Di Kecamatan Buah Batu Bandung _____________________________________________ Kateori F % _____________________________________________ Baik 27 39,7 Cukup
35
51,4
Kurang 6 8,8 _____________________________________________ Tabel 2. Identifikasi pengetahuan orang tua tentang penatalaksanaan DBD pada anak di Kecamatan Buah Batu wilayah kerja Puskesmas Margahayu Raya Bandung _________________________________________________ Kategori F % _________________________________________________ Baik 27 39,7 Cukup
29
42,6
Kurang 10 14,7 _________________________________________________ Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
5
Tabel 2. Menunjukan bahwa gambaran pengetahuan orang tua tentang penatalaksanaan DBD pada anak di Kecamatan Buah Batu wilayah kerja
Puskesmas
Margahayu
Raya
Bandung
kurang
dari
setengahnya (42,6%) termasuk dalam kategori cukup.
Tabel 3. Identifikasi pengetahuan orang tua tentang pencegahan DBD pada anak di Kecamatan Buah Batu wilayah kerja Puskesmas Margahayu Raya Bandung ________________________________________________ Kategori F % ________________________________________________ Baik 24 35,3 Cukup
32
47
Kurang 12 17,7 _________________________________________________
Tabel 3. Menunjukan bahwa gambaran pencegahan DBD pada anak di Kecamatan Buah Batu wilayah kerja Puskesmas Margahayu Raya Bandung kurang dari setengahnya (47,1%) termasuk dalam kategori cukup. Pengetahuan orang tua dalam penatalaksanaan masalah DBD pada anak yang terdiri dari identifikasi gejala awal DBD, identifikasipenatalaksanaan DBD pada anak, dan identifikasi pencegahan DBD pada anak lebih dari setengahnya (51,4%) termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini mungkin saja terjadi karena berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan di Puskesmas, masyarakat Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
6
khususnya orang tua anak, pernah mendapatkan penyuluhan tentang DBD dari puskesmas, kader, maupun mahasiswa. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua yang memiliki anak yang pernah mengalami DBD, bahwa para orang tua sudah sangat familiar dan mengetahui tentang masalah DBD baik dari media masa, media elektronik, maupun teman dan sahabat. Namun hasil penelitian ini belum menunjukan tingkat upaya dalam mendeteksi dini masalah DBD baik, kemungkinan dikarenakan para orang tua mengetahui tentang DBD hanya belum atau tidak direalisasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Berdasarkan hasil penelitian gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang bagaimana penanggulanganawal DBD pada anak kurang dari setengahnya (42,6%)
termasuk
dalam
kategori
cukup
baik.
DBD
tidakadaobatnya,
jadiupayapenatalaksanaanpenderita DBD yangdapatdilakukanadalahdengancara: mengganticairantubuh, penderitaminumsebanyak 1,5 liter – 2literdalam 24 jam (airtehdangula,
sirup,
ataususu)
garamelektrolit
(oralit),
kalauperlusatusendokmakansetiap3-5 menit (Depkes, 2004). Pengetahuan orang tua yang cukup baik tentang bagaimana cara penanggulangan masalah DBD pada anak, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana orang tua harus bersikap jika mendapati anak mengalami demam tinggi yang lebih dari dua hari, agar tidak menimbulkan sesuatu hal yang tidak diinginkan. Selain itu diharapkan dapat menghindari pendeteksian dini yang kurang tepat jika anak mengalami demam tinggi dan Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
7
menurun dihari ketiganya, karena walaupun panas anak turun, bukan berarti anak sudah pulih dari penyakitnya. Malah perlu adanya pemantauan ekstra agar sebagai orang tua tidak salah langkah untuk memberikan langkah terbaik untuk kesehatan anak. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan orang tua tentang pencegahan DBD pada anak kurang sedikit dari setengahnya (47,1%) termasuk dalam kategori cukup baik. Pencegahan DBD berupa kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus yaitu menguras bak mandi atau tempat penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas disekitar rumah yang dapat menampung air serta tindakan lain seperti abatisasi, memelihara ikan pemakan jentik, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat (Depkes, 2004). Pengetahuan orang tua tentang pencegahan DBD pada anak merupakan informasi mengenai cara yang paling efektif untuk mengatasi masalah DBD. Tingkat pengetahuan orang tua dalam tentang pencegahan DBD pada anak yang cukup baik, seharusnya dapat menjadi dasar perilaku orang tua untuk melakukan upaya pencegahan DBD sehingga kejadian DBD didaerah setempat dapat dicegah. Karena pada saat ini DBD belum ada obat maupun vaksinnya, sehingga sejauh ini upaya yang cukup efektif adalah dengan pencegahan sedini mungkin. SIMPULAN Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
8
Berdasarkan hasil penelitian gambaran tingkat pengetahuan orang tua dalam penatalaksanaan masalah DBD pada anak, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Pengetahuan Tingkat pengetahuan orang tua dalam penatalaksanaan masalah DBD pada anak di Kecamatan Buah Batu wilayah kerja Puskesmas Margahayu Raya Bandung pada bulan Juni 2012 lebih dari setengahnya termasuk dalam kategori cukup baik, dikarenakan orangtua sudah cukup familiar dengan penyakit demam berdarah. Hanya orang tua belum memahami kapan anak yangsudahmengaalami demam tinggi lebih dari dua hari harus dibawa ketempat pelayanan kesehatan terdekat untuk memeriksakan kondisi anak mereka.
Agar tidak adanya lagi
keterlambatan dalam penanganan kasus DBD. SARAN Berdasakan kesimpulan diatas, dapat disimpulkan beberapa saran sebagai berikut : 1. Puskesmas Untuk pimpinan dan staf Puskesmas Margahayu Raya Bandung serta pihak-pihak terkait untuk dapat menyebarluaskan materi yang berkaitan dengan upaya DBD salah satu program puskesmas, melalui kegiatan : 1) Penyuluhan kepada masyarakat khusunya orang tua sebagai salah satu program terencana dan pada pelaksanaannya dapat melibatkan perawat maupun mahasiswa keperawatan sehingga mereka sabagai salah satu Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
9
sumber informasi yang dapat menyebarluaskan kepada masyarakat. Program terencana ini dengan memberikan penyuluhan secara sederhana dengan isi materi yang mudah dimengerti disertai dengan pembagian brosur. 2) Bekerjasama dengan ibu-ibu PKK dan kader kesehatan setiap RW untuk memantau jentik-jentik nyamuk dan modifikasi lingkungan agar tidak dijadikan tempat perindukan atau sarang nyamuk, dan pemberian bubuk abate gratis. 3) Penyampaian informasi kepada ibu-ibu PKK dan kader kesehatan setiap RW, para pengunjung puskesmas dalam bentuk bimbingan dan pengajaran yang mencakup informasi tentang upaya deteksi dini gejala awal DBD pada anak, upaya deteksi dini pencegahan DBD pada anak, dan terutama lebih menekankan tentang bagaimana cara mendeteksi dini DBD pada anak, yaitu bila anak yang sudah mengalami panas selama lebih dari dua hari harus segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat untuk diberikan pertolongan pertama. 4) Pemasangan poster-poster mengenai bahaya DBD, upaya deteksi dini pencegahan DBD pada anak.
2. Profesi Keperawatan Untuk institusi pendidikan, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa keperawatan dapat bekerjasama dengan puskesmas dan kader Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
10
kesehatan tiap RW nya untuk menyampaikan informasi mengenai deteksi dini DBD.
3. Bagi peneliti untuk peneliti selanjutnya maka perlu dilakukan penelitian tentang : 1) faktor-faktor yaang berpengaruh terhadap upaya pencegahan DBD yang dilakukan masyarakat khususunya orang tua yang mempunyai anak dengan masalh DBD. 2) Hubungan pengetahuan dan sikap orang tua dalam melakukan upaya pencegahan DBD.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Aziz. 2004. Riset Keperawatan dan Teknk Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Burn & Groove.1991. The practice of nursing research: conduct, critiques and utilization. New York: W. B Saunders.
DemamBerdarah. http://id.wikipedia.org/wiki. (Tanggalakses 8 Februari 2007).
Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
11
DinasKesehatan Kota Bandung. 2011. Laporan Penyelidikan Kejadian Luar Biasa DBD di Kota Bandung tahun 2011. Bandung: Dinkes Kota Bandung.
Ditjen PPPL Departemen Kesehatan R.I. 2009. Kasus DBD di Indonesia tahun 2008 sampai 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Gendis, G. 2008. Demam Berdarah. Bandung: B first.
Kozier,B, Glenora,Erb, Olivieri, R. 1991. Fundamental of Nursing. California: Addison-Wesley publishing company.
Meiliasari, M. 2008. Demam Berdarah Perawatan dirumah dan di Rumah Sakit. Jakarta: Puspa Swara
Nadesul, H. 2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Jakarta: Kompas Media Nusantara
Notoatmojdo, S. 2007. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Rasyid, Al. 1994. Metode Penelitian Sampel, Progam Pasca Sarjana. UniversitasPadjajaran, Unpad. Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
12
Soeparmanto. Peningkatan penggulangan DBD berbasis masyarakat dengan pendekatan pendidikan kesehatan. http://digilib.litbang.depkes.go.id/dengue. (Tanggalakses 26 Februari 2007).
Sudjana. 1992. Penelitiandanpenilaianpendidikan. Bandung: Sinarbaru.
Sumarmo, P. 2004. Dengue Haemorrhagic Fever; manifestasi klinis, diagnosis dan pengobatan. Bahan penataran Dokter Rumah Sakit/Puskesmas dan kepala P3M, Dinkes Kotamadya/Kabupaten Jawa Barat dan Provinsi Lampung. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian administrasi. Jakarta: CV Alfabeta.
World Health Organization.1980. Technical advisory comitee on dengue haemorrhagic fever for the southeast Asian and Western Pasific regions. Guide for diagnosis, treatment and control of dengue haemorrhagic fever. 2nd Ed. Geneva: WHO.
Deviana Damayanty Maretiska Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor) Email:
[email protected] , Telp: 081321131926
13