Jurnal Ilmiah
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENTRANSFER PENGETAHUAN BAHASA TORAJA DI KOTA MAKASSAR
OLEH: SRI UTARI
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015
ABSTRAK
SRI UTARI. Komuniksai Antarpribadi antara Orang Tua dan Anak dalam Mentransfer Pengetahuan Bahasa Toraja di Kota Makassar. Dibimbing oleh Andi Alimuddin Unde dan Tuti Bahfiarti. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui komunikasi antarpribadi antara orang tua dan anak dalam mentransfer pengetahuan bahasa toraja di Kota Makassar; (2) untuk mengetahui faktor penghambat orang tua mentransfer pengetahuan bahasa toraja kepada anak. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Lanraki Kota Makassar. Adapun informan penelitian ini adalah keluarga yang berasal dari Toraja. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan dan menjelaskan tentang masalah yang diteliti berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam terhadap informan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni melalui data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan pengumpulan literature yang berkaitan dengan penelitian ini. Keseluruhan data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya orang tua mentransfer pengetahuan bahasa Toraja dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Toraja dengan anak saat di rumah ataupun diluar rumah. Faktor penghambat orang tua mentransfer pengetahuan bahasa Toraja kepada anak yaitu kurangnya pengetahuan orang tua mengenai bahasa adat dan kurangnya minat anak dalam mempelajari bahasa Toraja.
ABSTRACT SRI UTARI. Interpersonal communication between parents and children in transferring knowledge of Toraja languages in Makassar. Guided by Andi Alimuddin Unde and Tuti Bahfiarti. This research aimed (1) to determine the interpersonal communication between parents and children in transferring knowledge of Toraja language in Makassar. (2) In the way to determine the obstacle factors in transferring the language from parents to children. The research located in Jalan Lanraki Makassar. The informants in this research is the family that originated from Toraja. This type of research is descriptive qualitative, which describe and explain about the problem under study is based on observations and depth interviews with informants. Data collection techniques done in two ways namely through primary and secondary data. Primary data obtained from interviews and observations. Secondary data were obtained from the literature and collection of literature associated with this research. Overall the data collected and analyzed by descriptive-qualitative. The results showed that parents generally to use toraja language at home and outside the home to transfer knowledge. Inhibiting factors to transfer knowledge is the lack of parental knowledge about indigenous languages and the children are not interested to learn Toraja language.
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENTRANSFER PENGETAHUAN BAHASA TORAJA DI KOTA MAKASSAR Oleh: Sri Utari
lingkungan geografis tertentu pada
PENDAHULUAN Indonesia
merupakan
negara
suatu tingkat perkembangan teknis
yang memiliki beragam suku, agama
tertentu dan pada suatu saat tertentu.
dan
Bahasa merupakan alat utama yang
ras.
Keberagaman
berdasarkan
letak
terbentuk
geografis
yang
digunakan budaya untuk menyalurkan
dipisahkan oleh nilai-nilai luhur yang
kepercayaan, nilai, dan norma serta
berbeda tiap daerah. Keberagaman
sarana
inilah yang melahirkan kebudayaan
mengkomunikasikan,
berbeda,
adat
mengubah, dan mewariskan budaya
istiadat/kebiasaan dan bahasa daerah
kepada generasi baru. Setiap Suku di
yang
Indonesia memiliki bahasa daerah.
misalnya
digunakan
dalam
melakukan
aktifitas kesehariannya. Kebudayaan
utama
untuk
mengungkap, mendiskusikan,
Bahasa daerah merupakan salah satu yang
dimiliki
identitas
sebuah
suku
yang
sekelompok manusia membentuk ciri
membedakan suku tersebut dengan
dan
suku lainnya.
menjadi
pembeda
dengan
kelompok lain. Budaya menampakkan
Penggunaan bahasa daerah di
diri dalam pola-pola bahasa dan dalam
Indonesia sudah sangat jarang kita
bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku
temukan terkecuali saat berkunjung ke
yang berfungsi sebagai model-model
desa-desa. Saat ini, banyak orang tua
bagi tindakan-tindakan penyesuaian diri
mengajarkan anaknya bahasa Indonesia
dan
gaya
memungkinkan dalam
suatu
komunikasi
yang
terlebih dahulu. Bahkan, di rumah pun
orang-orang
tinggal
anak-anak diajak berbicara dengan
suatu
bahasa Indonesia oleh orang tuanya.
masyarakat
di
Akibatnya, anak-anak tersebut kurang
seorang anak bersosialisasi dan belajar
tahu atau malah tidak tahu bahasa Ibu
berbagai hal termasuk bahasa.
mereka.
Punahnya
bahasa
daerah
Komunikasi
sering
keluarga
adalah
semakin diperparah dengan banyaknya
dilakukan
tempat kursus bahasa asing
komunikasi antarpribadi. Komunikasi
yang
dalam
yang
bermunculan memenuhi kota-kota besar
antarpribadi
di Indonesia dan bahkan di desa juga
pertukaran,
sudah mulai terlihat tempat kursus
menyampaikan dan menerima pesan
seperti itu.
secara
Melihat
permasalahan
yang
merupakan
suatu
yaitu
timbal
komunikasi
tindakan
balik.
timbal
Kurangnya
balik
dalam
kompleks tersebut, perlu dilakukan
keluarga dan kurangnya waktu yang
upaya-upaya untuk melestarikan bahasa
disediakan orang tua kepada anak
daerah
dengan
kebudayaan
cara
pewarisan
mereka menjadi penghambat dalam
kepada
generasi
menyampaikan suatu pesan kepada
selanjutnya. Pewarisan dapat dilakukan
anak.
melalui enkulturasi dan sosialisasi.
Bahasa
Toraja
sebagaimana
Enkulturasi atau pembudayaan adalah
pemahaman hanya diucapkan dan tidak
proses mempelajari dan menyesuaikan
memiliki
fikiran dan sikap individu dengan
membutuhkan penuturan langsung bagi
sistem norma, adat, dan peraturan hidup
orang yang menggunakannya. Bagi
dalam
keluarga yang tinggal di Toraja, para
kebudayaannya.
Proses
sistem
orang
masa
dari
mentransfer pengetahuan bahasa Toraja
teman-teman
kepada anak daripada mereka yang
sepermainan, dan masyarakat luas.
hidup bertahun-tahun di kota. Hal ini
Proses enkulturasi dilakukan pertama
disebabkan
kali di lingkungan keluarga karena
tinggal
keluarga
menggunakan bahasa daerah tiap hari
lingkungan
bermula
keluarga,
adalah
tempat
pertama
di
akan
sehingga
enkulturasi dimulai sejak dini, yaitu kanak-kanak,
tua
tulisan,
karena Toraja
lebih
mudah
keluarga
yang
tentu
saja
sebagai alat komunikasi dalam segala
antara orang tua dan anak
kegiatannya.
dalam
Seluruh
masyarakat
yang
pengetahuan bahasa Toraja
tinggal di desa menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi satu sama
mentransfer
di Kota Makassar. b. Untuk
mengetahui
dan
lain. Sedangkan di Kota, banyaknya
mengkategori
masyarakat yang berasal dari daerah
penghambat
orang
yang berbeda-beda membuat keluarga
mentransfer
pengetahuan
yang berasal dari Toraja sangat jarang
bahasa
menggunakan bahasa daerah kecuali
anak.
saat sedang bertemu dengan orang yang juga berasal dan mengerti bahasa
faktor
Toraja
tua
kepada
2. Kegunaan Penelitian a.
Secara
akademis,
Toraja.
penelitian ini diharapkan
METODE
mampu
A. Rumusan Masalah
kontribusi
1. Bagaimana
memberikan yang
berarti
komunikasi
bagi perkembangan teori
antarpribadi antara orang tua dan
dan disiplin komunikasi,
anak
khususnya
dalam
mentransfer
pengetahuan bahasa Toraja di Kota Makassar? 2. Faktor-faktor
antarpribadi. b.
apa
menghambat
saja
orang
yang
Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi acuan
tua
bagi
keluarga
mentransfer pengetahuan bahasa
memiliki
Toraja kepada anak ?
dalam pengetahuan
1. Tujuan Penelitian
komunikasi
yang
permasalahan mentransfer bahasa
daerah kepada anak dalam
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a. Untuk
komunikasi
hal ini bahasa Toraja. mengetahui antarpribadi
c.
Secara
metodologis,
penelitian ini diharapkan
dapat menjadi acuan bagi
3 keluarga (ayah,ibu, dan anak) yang
pengembangan
kajian-
dipilih berdasarkan kriteria tertentu
kajian penelitian kualitatif,
yaitu keluarga yang terdiri dari suami
khususnya
istri yang berasal dari suku Toraja,
komunikasi
antarpribadi.
memiliki anak, dan berdomisili di Makassar.
Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data
kualitatif
dengan
Informan dalam penelitian ini
teknik
sebanyak tiga keluarga yang terdiri dari
pengolahan data dan analisa dilakukan
suami istri yang berasal dari suku
secara
Toraja. mempunyai anak yang berusia
bersamaan
pada
proses
penelitian. Proses analisa data dimulai
7-15 tahun.
dengan menelaah seluruh data yang
Berdasarkan hasil wawancara
tersedia dari berbagai sumber, seperti
dengan informan mengenai komunikasi
wawancara
antarpribadi
dan
dituliskan dalam
observasi
yang
catatan lapangan.
keluarga
bahwa mentransfer
masing-masing pengetahuan
Setelah dibaca dan ditelaah maka
bahasa Toraja kepada anak dengan cara
kemudian mereduksikan data dengan
sama yaitu dengan membiasakan anak
jalan
yang
mendengarkan orang tua berbicara
merupakan usaha membuat rangkuman
menggunakan bahasa Toraja di rumah,
inti. Kemudian langkah selanjutnya
namun bentuk komunikasi masing-
adalah
masing keluarga berbeda-beda dalam
membuat
abstraksi
mengkategorikan
data
berdasarkan tema yang sesuai dengan
mentransfer
pengetahuan
bahasa
fokus penelitian.
Toraja. Pada keluarga A orang tua dan anak saling mendukung dalam transfer pengetahuan
HASIL PENELITIAN
bahasa
Toraja.
Pada
Penelitian ini dilakukan selama
keluarga B anak cenderung kurang
kurang lebih 2 bulan di Kota Makassar
terbuka, sebaliknya pada keluarga C
dengan
orang tua yang kurang mendukung
melakukan
wawancara
mendalam (indepth interview) terhadap
transfer pengetahuan pada anak.
Komunikasi Orang
Antarpribadi
Tua
Mentransfer
dan
Antara
Anak
dalam
Pengetahuan
Bahasa
terutama sang anak kepada orang tua dan sebaliknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai komunikasi
Toraja Hubungan antarpribadi antara
antarpribadi
bahwa
orang tua dan anak muncul melalui
keluarga
transformasi nilai-nilai. Transformasi
bahasa Toraja kepada anak dengan cara
nilai
bentuk
sama yaitu dengan membiasakan anak
sosialisasi. Pada proses sosialisasi di
mendengarkan orang tua berbicara
masa kanak-kanak orang tua adalah
menggunakan bahasa Toraja di rumah,
membentuk kepribadian anak-anaknya
namun bentuk komunikasi masing-
dengan menanamkan nilai-nilai yang
masing keluarga berbeda-beda dalam
dianut oleh orang tua. Hal yang
mentransfer
dilakukan orang tua pada anak di masa
Toraja. Pada keluarga A orang tua dan
awal
sangat
anak saling mendukung dalam transfer
aspek
pengetahuan
dilakukan
dalam
pertumbuhannya
mempengaruhi
berbagai
psikologis anak-anak. Komunikasi
mentransfer
masing-masing pengetahuan
pengetahuan
bahasa
Toraja.
bahasa
Pada
keluarga B anak cenderung kurang dan
kedekatan
terbuka, sebaliknya pada keluarga C
antara orang tua dengan anak akan
orang tua yang kurang mendukung
mempengaruhi
transfer pengetahuan pada anak.
perkembangan
anak.
Salah satu cara komunikasi yang efektif
Devito dalam Anwar (2012:46-
adalah melalui komunikasi one by one.
49)
Komunikasi ini di lakukan hanya
antarpribadi
berdua antara orang tua dengan sang
karakteristik berikut ini keterbukaan,
anak. Cara ini akan membantu orang
empati, dukungan, perasaan positif, dan
tua
kesamaan.
untuk
mengenal
lebih
dalam
mengemukakan
komunikasi
mengandung
Kelima
lima
karakteristik
karakter, perasaan dan harapan sang
masing-masing berbeda penerapannya
anak. Komunikasi one by one akan
pada setiap keluarga.
mempererat
1. Keterbukaan
hubungan
keluarga
Pada keluarga A, Ibu dan ayah sangat
terbuka
mentransfer
Pada kasus keluarga C, ayah dan ibu
cenderung
tertutup
dalam
pengetahuan bahasa Toraja kepada
mentransfer pengetahuan bahasa Toraja
anak, hal ini ditunjukkan dengan sering
kepada
mengajak anak untuk belajar bahasa
bahwa anak tidak perlu belajar bahasa
Toraja, selain itu mereka juga cukup
Toraja dengan serius, walaupun tidak
terbuka menjawab setiap pertanyaan
pernah mengajarkan bahasa Toraja
anak mengenai bahasa Toraja. Anak
secara serius kedua orang tua dalam
juga sangat terbuka menerima transfer
keluarga
pengetahuan bahasa Toraja, hal ini
pengetahuan bahasa Toraja kepada
ditunjukkan dengan sikap anak yang
anak dengan sesekali menggunakan
mau ikut berpartisipasi ketika sang ayah
bahasa Toraja di rumah. Berbeda
ataupun ibu mengajarkan bahasa Toraja
dengan kedua orang tuanya, anak dalam
di rumah. Ia juga sering bertanya pada
keluarga ini senantiasa terbuka untuk
orang tuanya saat ada kata yang
menerima transfer pengetahuan bahasa
dianggap sulit untuk dimengerti.
Toraja, ia selalu ingin belajar bahasa
Pada keluarga B, Orang tua sangat terbuka dalam hal mentransfer
anak,
ini
mereka
tetap
berpendapat
mentransfer
Toraja dengan serius. 2. Empati
pengetahuan bahasa Toraja utamanya
Pada keluarga A, ayah dan ibu
ayah, hal ini di tunjukkan dengan
mengerti dan memahami masalah anak
memfasilitasi
kamus
dalam mempelajari bahasa Toraja oleh
bahasa Toraja di rumah, namun anak
karena itu mereka selalu menyiapkan
masih kurang terbuka untuk menerima
waktu
transfer pengetahuan bahasa Toraja
bahasa Toraja kepada anak-anaknya.
yang diberikan orang tuanya hal ini
Mereka juga selalu berusaha membantu
disebabkan karena menurutnya belajar
anak untuk menghadapi masalah dalam
bahasa
belajar bahasa Toraja misalnya saat
anak
Toraja
membingungkan.
dengan
itu
sulit
dan
khusus
untuk
mengajarkan
anak kurang paham dengan bahasa Toraja yang di ucapkan oleh ayahnya,
maka sang ayah akan menunjukkan
masalahnya
benda
atau
Toraja. Keluarga ini cukup berbeda
bahasa
dengan keluarga A dan B, orang tua
indonesia sehingga anak cepat paham.
tidak begitu menuntut anak belajar
Sikap empati juga ditunjukkan oleh
bahasa Toraja dengan serius, hal ini
orang tua saat mengajak anak belajar
ditunjukkan dengan sikap ayah dan ibu
bahasa Toraja, ketika anak-anak tidak
yang tidak menyiapkan waktu khusus
mau, orang tua tidak akan memaksa
untuk belajar bahasa Toraja dengan
anaknya belajar.
serius.
yang
dia
menerjemahkan
maksud dalam
Pada keluarga B, ayah dan ibu
dalam
belajar
bahasa
3. Dukungan
menunjukkan sikap empatinya dengan
Pada keluarga A ayah dan ibu
berusaha menjawab semua pertanyaan
selalu memberi dukungan agar anak-
anak mengenai bahasa Toraja yang ia
anaknya semakin bersemangat belajar
anggap sulit. Ayah selalu menuntut
bahasa Toraja. Bentuk dukungan yang
anak
diberikan ayah dalam keluarga ini yaitu
untuk
pengetahuannya
memperdalam budaya
sering-sering mengajarkan anak bahasa
Toraja khususnya bahasa Toraja, hal ini
Toraja di rumah dan juga ketika
dilakukan agar anak-anak tidak lupa
anaknya kurang bersemangat untuk
dengan budaya Toraja. Ayah dan ibu
belajar terkadang ayahnya memberi
cukup tahu kesulitan yang dihadapi
lelucon kecil yang beliau anggap dapat
anak-anaknya dalam belajar bahasa
memotivasi anaknya belajar bahasa
Toraja
untuk
Toraja, seperti ini “kalau kau tidak bisa
mengurangi sedikit masalah anaknya
bahasa Toraja, nanti kau tidak dikenal
dalam
dan dibuang dari Toraja”. Sang ibu
oleh
mengenai
karena
belajar
maka
itu
mereka
membelikan kamus bahasa Toraja.
memberi dukungan dengan tak henti-
Ayah dan ibu pada keluarga C
henti mengingatkan anaknya belajar
juga berupaya mendengarkan semua
agar semakin lancar menggunakan
kesulitan anak dan berusaha menjawab
bahasa Toraja.
segala
pertanyaan
anak
mengenai
Keluarga
B,
ayah
sangat
rumah merupakan salah satu contoh
mendukung anak untuk belajar bahasa
positif yang diberikan oleh ayah dan
Toraja hal ini ditunjukkan dengan
ibu dalam keluarga ini agar anak lebih
menyediakan kamus bahasa Toraja
menghargai bahasa daerah dan juga
pada dan sering mengajak belajar
salah satu upaya mengenalkan bahasa
bahasa Toraja di rumah. Sedangkan
Toraja pada anak.
bentuk dukungan yang diberikan ibu
Begitupun pada keluarga B,
adalah dengan memberi kebebasan
ayah dan ibu juga memiliki rasa positif
pada anaknya untuk belajar bahasa
terhadap
Toraja dengan siapa saja dan dengan
menunjukkan
cara apa saja. Ayah dan ibu dalam
memberikan
keluarga ini juga menanggapi dengan
kepercayaan pada anak untuk belajar
baik setiap pertanyaan kecil dari anak
bahasa Toraja secara mandiri, hal itu
dan tak jarang memberi pujian pada
dibuktikan dengan membelikan anak
setiap
kamus bahasa Toraja sehingga anak
perkembangan
anak
dalam
belajar bahasa Toraja. Bentuk
dukungan
anak.
Ayah
sikap
dan
ibu
positif
dengan
kebebasan
dan
bisa belajar dengan caranya sendiri. yang
Pada
kasus
keluarga
C,
diberikan oleh orang tua pada keluarga
walaupun orang tua tidak mengajarkan
C adalah dengan membebaskan anak
anak bahasa Toraja, mereka tetap
belajar bahasa Toraja dari siapa saja,
memiliki rasa positif terhadap anak, hal
juga memberi kebebasan pada anak
itu
bertanya saat ada yang kurang dipahami
menggunakan bahasa Toraja di rumah
mengenai bahasa Toraja.
dan memberi kebebasan pada anak
4. Rasa Positif
untuk belajar bahasa Toraja kapan dan
ditunjukkan
dengan
sesekali
Keluarga A ditemukan bahwa
dimanapun. Mereka cukup yakin bahwa
ayah dan ibu menunjukkan sikap postif
anaknya mampu memahami bahasa
pada anak dengan sering menggunakan
Toraja secara mandiri.
bahasa Toraja di rumah. Menggunakan
5.
bahasa Toraja sesering mungkin di
Kesetaraan
Keluarga A, ditemukan bahwa ayah
dan
ibu
memiliki
pendapat
Pada kasus keluarga C, orang tua memiliki sikap kesetaraan kepada
berbeda mengenai kesetaraan. Pada
anak
keluarga ini ayah tidak menunjukkan
sebagai sahabat yang mau mendengar
sikap sama kedudukannya dengan anak,
segala keluhan yang disampaikan oleh
beliau
anak
tetap
memposisikan
dirinya
dengan
menggangap
sehingga
anak
juga
dirinya
merasa
sebagai orang tua saat mentransfer
nyaman saat menceritakan masalahnya
pengetahuan sehingga anak kurang
kepada orang tua dalam mempelajari
merasa
bahasa Toraja.
bebas.
Sedangkan
ibu
memposisikan dirinya sebagai sahabat. Beliau merasa anak akan merasa lebih
Faktor
terbuka dan merasa nyaman belajar
Mentransfer
bahasa
Toraja kepada Anak
Toraja
ketika
orang
tua
memposisikan dirinya sebagai seorang teman.
Penghambat
Orang
Pengetahuan
Tua
Bahasa
Melakukan komunikasi secara efektif itu memang tidaklah mudah.
Sama
halnya
dengan
kasus
Bahkan
beberapa
komunikasi
keluarga A, pada keluarga B, sang ayah
menyatakan
memposisikan dirinya sebagai orang
seseorang melakukan komunikasi yang
tua yang memiliki tanggung jawab
sebenar-benarnya efektif. Ada banyak
penuh terhadap anak, beliau merasa
hambatan
memiliki kewajiban untuk mentransfer
komunikasi. Menurut Ron Ludlow &
pengetahuan bahasa Toraja pada anak-
Fergus Panton, ada lima hambatan yang
anaknya agar bahasa Toraja tidak punah
menyebabkan komunkasi tidak efektif
dalam keluarganya.
yaitu Status effect, Semantic Problems,
Sedangkan ibu
bahwa
ahli
yang
tidak
bisa
merusak
memposisikan dirinya sebagai seorang
Perceptual
sahabat yang menjadi tempat anak
Differences, Physical Distractions, Poor
untuk
setiap
choice of communication channels, dan
bahasa
No Feed back. Dari lima hambatan
mengungkapkan
masalahnya Toraja.
dalam
belajar
distorsion,
mungkin
Cultural
yang dikemukakan oleh Ron dan
Panton, hanya ada satu hambatan yang
bisa
dialami oleh informan pada penelitian
Toraja.
ini yaitu No Feed back.
menggunakan
bahasa
penghambat
transfer
2. Faktor
No Feed back adalah hambatan
pengetahuan
bahasa
Toraja
tua
jarang
yang terjadi ketika seorang sender
adalah
mengirimkan pesan kepada receiver
menggunakan bahasa toraja di
tetapi
dan
rumah sehingga membuat anak
tanggapan dari receiver maka yang
tidak tahu menggunakan bahasa
terjadi adalah komunikasi satu arah
Toraja dengan baik. Selain itu
yang sia-sia. Hambatan ini terjadi
kurangnya pengetahuan orang
dalam keluarga B. Ketika berbicara
tua mengenai bahasa adat dan
menggunakan bahasa Toraja kepada
kurangnya minat anak dalam
anak, terkadang anak kurang paham
mempelajari bahasa Toraja juga
dengan apa yang dikatakan oleh sang
menjadi penghambat transfer
ayah sehingga tidak ada umpan balik
penegtahuan
yang diberikan oleh anak.
kepada anak.
tidak
adanya
respon
orang
bahasa
Toraja
Saran KESIMPULAN DAN SARAN
terutama
Kesimpulan 1. Masing-masing
Keluarga
mentransfer pengetahuan bahasa Toraja kepada anak dengan menggunakan bahasa Toraja di rumah. Transfer pengetahuan bahasa Toraja dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah dan untuk
1. Dalam
menjaga
komunikasi
dengan keluarga yang hanya
sebuah
keluarga,
dalam
mentransfer
pengetahuan
bahasa
Toraja
kepada anak diharapkan orang tua bisa menerapkan hubungan komunikasi yang lebih efektif dengan bersikap lebih terbuka, menunjukkan
sikap
positif,
selalu mendukung anak dalam belajar bahasa Toraja, memberi sikap
empati
dalam
setiap
masalah yang dihadapi anak
dalam
belajar
dan
juga
menunjukkan kesetaraan dalam menghadapi,
mengajar,
dan
membimbing anak belajar. 2. Setiap orang tua diharapkan bisa meluangkan
waktu
untuk
mengajarkan
anak
bahasa
Toraja, agar anak tahu bahwa
Damsar.2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Elvinaro Ardianto & Bambang QAnees. 2007. filsafat ilmu komunikasi. Bandung: Rosakarya. Fudyartanta, Ki. 2012. Perkembangan. Yogyakarta: Pelajar.
Psikologi Pustaka
pengetahuan bahasa Toraja juga merupakan ilmu yang penting
Herimanto
& Winarmo.2011.Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Cetakan ke-4. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat,
Dasrun.2012. Antarpribadi Medianya. Graha Ilmu.
untuk mereka dapatkan. 3. Setiap
liburan
sekolah
sebaiknya orang tua mengajak anak pulang kampung agar anak bisa
berlatih
menggunakan
bahasa Toraja dengan saudara di kampung.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar.2008. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Pers. Aw,
Suranto.2011. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Budyatna, Muhammad & Leila Mona Ganiem. 2012. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana.
Komunikasi dan Yogyakarta:
Iriantara, Yosal.2008. Materi Pokok Komunikasi Antarpribadi. Edisi kedua. Jakarta: Universitas Terbuka. Kriyantono, Rachmat.2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Cetakan ke-5. Jakarta: Kencana. Kluytmans,
Frits.Tanpa Tahun. Perilaku Manusia Pengantar Singkat Tentang Psikologi. Terjemahan oleh Samsunuwiyati Mar’at & Lieke Indieningsih Kartono. 2006. Bandung: Refika Aditama.
Mufid, Muhamad. 2010. Komunikasi & Regulasi Penyiaran.
Cetakan ke-3. Kencana. Mulyana,
Naim,
Jakarta:
Deddy.2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ngainun.2011. Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Raga Mara, Rafael.2000.Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Rohim, Haji. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Sedyawati,
Edi.2007. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sihabudin,Ahmad.2011.Komunikasi Antarbudaya.Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wiryanto.
2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan ke-4. Jakarta: Grasindo.
A.Sari, et al. 2010.’Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi Keluarga terhadap Perkembangan Anak’.Jurnal ISSN. Vol. 08. No. 2/Juli:38http://download.po rtalgaruda.org/article.php?a rticle=84991&val=217. Diakses 29 Januari 2015, pukul 20.39 WITA http://noveannafisip.web.unair.ac.id/artikel _detail-36595-Knowledge managementPerbedaanKno wledgeSharing&Knowledg eTransfer.html Diakses 29 Januari 2015 pukul 17.42 WITA. http://makassarkota.bps.go.id/index.php ?hal=tabel&id=4 Diakses 9 maret 2015 pukul 17.02 WITA http://otda.kemendagri.go.id/index.php/ berita-210/2086-bahasadaerah-terancam Diakses 29 april 2015 pukul 18.08 WITA https://rumahradhen.wordpress.com/ma teri-kuliahku/semesteriii/perilaku-dalamberorganisasi/hambatankomunikasi-dankomunikasi-antar-pribadi/
Diakses 11 Mei 2015 pukul 09.30 WITA http://afrianties.blogspot.com/2012/12/s ocial-exchange-theory.html Diakses 15 Mei 2015 pukul 07.35 WITA Kalsum,
Ummi. 2005.’Komunikasi Orang tua dan Anak Remaja mengenai NAPZA ( Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif lainnya) di SMU Negeri 1 Makassar. Skripsi Tidak Terbit. Makassar: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
"Tana Toraja official website" (dalam bahasa Indonesia). Diakses 2006-1004.(http://id.wikipedia.org/ wiki/Suku_Toraja Diakses 18 Desember 2014 pukul 22.07 WITA). Wardiani, Ayu Kartika.‘Pola Komunikasi Orang Tua Yang Mempunyai Anak Kurang Gizi. (http://digilib.upnjatim.ac.id /files/disk1/4/jiptupn-gdlayukartika-153-5-babii.pdf diakses 25 Maret 2015 pukul 10.46 WITA)