Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PENGOBATAN TUBERCULOSIS PARU PADA ANAK DI PUSKESMAS KOTA BANJARMASIN (STUDI KUALITATIF) M. Hafidh. Ansari*, YP. Rahayu1, Dwi Sogi Sri Redjeki2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *Korespondensi Penulis. Telepon:082251031824, E-mail;
[email protected] ABSTRAK
Latar belakang : Angka kejadian Tuberculosis pada anak di dunia World Health Organitation (WHO) tahun 2013, ada sekitar 8,6%, di Indonesia pada tahun 2012 8,2%, Di kota Banjarmasin tahun 2015 terdapat 15 pasien Tuberculosis pada anak, dan puskesmas Pekauman pada tahun 2015 yaitu 5 pasien anak yang terkena Tuberculosis paru. Tujuan : penelitian ini untuk Mengidentifikasi Persepsi orang tua terhadap pengobatan tuberculosis paru pada anak dengan studi kualitatif di Puskesmas Kota Banjarmasin Metode penelitian : ini metode kualitatif dengan pendekatan secara fenomenologis dengan orang tua yang anaknya terkena tuberculosis paru, metode pengambilan sampel menggunkan teknik non probability sampling dengan metode purposive, dengan sampel sebanyak 4 orang informan utama, serta 4 orang informan triangulasi, hasil data yang didapat akan dianalisis dengan Transkrip, pengorganisasian data, pengenalan, coding, membuat kesimpulan atas data kualitatif yang diperoleh. Hasil penelitian : Menunjukan dari 4 orang informan utama mengatakan bahwa mengetahui tentang pengobatan tuberculosis paru, Berapa lama Penggobatan, tahapan pengobatan, cara pemberian obat, efek samping, pengobatan terputus bisa mengakibatkan apa, dan pendapat tentang pengobatan pada anak Simpulan : Pengetahuan orang tua mengenai pengobatan tubeculosis paru pada anak baik, Persepsi dan pendapat orang tua mengenai tuberculosis paru pada anak juga baik. Kata Kunci: Persepsi Orang Tua, Pengobatan Tuberculosis Paru Pada Anak
1
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru ABSTRACT
Background knowledge: The incidence of tuberculosis problem in children in the world Organitation World Health Organization (WHO) there were about 8.6% in 2013, in Indonesia in 2012 there were about 8.2%, for Banjarmasin city itself in 2015, there were 15 patients with tuberculosis in children, and in health centers Pekauman 2015, which is 5 pediatric patients affected by pulmonary tuberculosis. The purpose: Of this study to identify parents perception toward the treatment of pulmonary tuberculosis inchildren with a qualitative study in Puskesmas Kota Banjarmasin Method: This research uses a qualitative method approach phenomenological with parents whose children areaffected by pulmonary tuberculosis, the sampling method using the technique of nonprobability sampling and purposive method, with a sample of 4 key informants, as well as four informants triangulation, the results of the data obtained will be analyzed with transcripts, organizing data, recognition, coding, make conclusions on qualitative data obtained. The result: Of research shows that from the 4 key informant said that they knew about the treatment of pulmonary tuberculosis, The duration of treatment, the stages of treatment, treatment regimens, side effects, the risk of the treatment that interrupted, and opinions about the treatment of children Conclusion: Awareness of parents about the treatment of pulmonary tuberculosis in children is good, perceptions and opinions of parents regarding pulmonary tuberculosis in children is also good. Keywords: Perceptions of Parents, Treatment of Tuberculosis in Children
2
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
PENDAHULUAN
dengan TB Paru dan 74.000 anak-anak HIV-
Tuberkulosis merupakan penyakit menular
negatif meninggal karena TB Paru. TB Paru
langsung yang dapat menyerang berbagai organ
merupakan pembunuh utama orang yang hidup
atau jaringan tubuh disebabkan oleh bakteri
dengan HIV, menyebabkan 1/4 dari seluruh
Mycobacterium tuberculosis (Soedarto, 2009).
kematian. TB Paru berdampak global, sekitar
TB sampai dengan saat ini masih merupakan
80% kasus TB yang dilaporkan terjadi di 22
salah satu masalah kesehatan masyarakat
negara di dunia.
didunia walapun upaya pengendalian dengan
Data TB anak di Indonesia menunjukkan
strategi DOTS telah diterapkan dibanyak
proporsi kasus TB Anak di antara semua kasus
negara sejak tahun 1995 (Depkes.RI, 2014).
TB pada tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian
Tuberkulosis pada anak merupakan aspek
menjadi 8,5% pada tahun 2011 dan 8,2% pada
yang sering dilupakan dari epidemi TB,
tahun 2012. Kasus TB Anak dikelompokkan
meskipun 20% atau lebih merupakan kasus TB
dalam kelompok umur 0-4 tahun dan 5-14
yang menjadi beban di banyak negara dengan
tahun, dengan jumlah kasus pada kelompok
insiden TB yang tinggi. Penyakit TB anak
umur 5-14 tahun yang lebih tinggi dari
merupakan bayang-bayang dari TB dewasa dan
kelompok umur 0-4 tahun. Kasus BTA positif
merupakan masalah kesehatan anak yang
pada TB anak tahun 2010 adalah 5,4% dari
signifikan, tetapi dilalaikan karena biasanya
semua kasus TB anak, sedangkan tahun 2011
hasil
BTA negatif sehingga
naik menjadi 6,3% dan tahun 2012 menjadi 6%.
kontribusinya
(Kemenkes RI, 2013).
pemeriksaan
dianggap
kecil
terhadap
penyebaran penyakit TB di masyarakat (Peter Donald, 2007). Menurut
Tahun 2010 terdapat 9 pasien TB anak di Puskesmas Cempaka Banjarbaru dan meningkat
World
Organitation
pada tahun 2011 menjadi 11 kasus TB anak.
(WHO) tahun 2013, ada sekitar 8,6 juta orang
Pada Januari – Agustus 2012 telah terdeteksi
jatuh sakit dengan TB Paru dan 1,3 juta
sebanyak 10 kasus TB anak atau merupakan
meninggal akibat TB Paru. Lebih dari 95%
21,74% dari seluruh kasus TB di Puskesmas
kematian
Cempaka
akibat
TB
Health
Paru
di
negara
Banjarbaru 15
pasien
2012. TB
Tahun
anak
di
2015
berpenghasilan rendah dan menengah, dan itu
terdapat
Kota
adalah di antara tiga penyebab kematian bagi
Banjarmasin yang tertinggi di Puskesmas
wanita usia 15 tahun sampai 44 tahun.
Pelambuan ada 3 anak yang terkena TB paru,
Diperkirakan 530.000 anak-anak menjadi sakit 3
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
Puskesmas Sei Mesa ada 3 anak yang
dan timbulnya sakit TB sangat singkat dan
terkena TB paru, dan Puskesmas Kelayan
biasanya timbul gejala yang akut (Kartasasmita,
Timur ada 2 anak yang terkena TB paru
2008). Akan tetapi, TB pada anak bukan
(Dinkes, 2015)
persoalan yang mudah diselesaikan. Hal itu
Faktor risiko TB anak antara lain adalah
antara lain disebabkan sulitnya mendeteksi
status gizi, imunisasi BCG, status sosial
penyakit TBC pada anak secara dini, termasuk
ekonomi, riwayat kontak dengan penderita TB
juga melalui serangkaian ujian pemeriksaan
paru dewasa, dan lingkungan rumah yang sehat
(Ginanjar, 2008).
(Depkes RI, 2007). Bayi dan anak-anak lebih
Anak ≤ 5 tahun mempunyai risiko lebih
rentan terinfeksi kuman penyabab TB, antara
besar mengalami progresi infeksi menjdi sakit
lain disebabkan karena sistem imunitas yang
TB,
belum sempurna, kontak erat dengan orang
berkembang sempurna (imatur). Namun, risiko
dewasa
kurangnya
sakit TB ini akan berkurang secara bertahap
kesadaran orang tua untuk segera memberikan
seiring pertambahan usia. (Kartasasmita et al,
imunisasi BCG pada anaknya serta buruknya
2008). TB pada anak cukup berbahaya karena
kualitas gizi pada sebagian bayi dan anak di
lebih mudah berlanjut menjadi TB paru yang
Indonesia dan kondisi lingkungan rumah yang
lebih berat dan dapat terjadi TB ektraparu. TB
tidak sehat yang memungkinkan kuman M.
disebabkan oleh kuman M. tuberculosis yang
tuberculosis dapat tetap hidup di udara dalam
ditularkan
secara
rumah (James, C. dan Kandun,2006)
penularannya
sangat
penderita
TB
paru,
Risiko penularan tuberculosis paru setiap
karena
kondisi
imunitas
lingkungan
selulernya
droplet
belum
sehingga
berhubungan dan
adanya
dengan sumber
tahun Annual Risk of Tuberculosis Infection
penularan di lingkungannya. TB pada anak jika
(ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan
tidak ditangani akan menjadi sumber infeksi
bervariasi antara 1 – 2%. Hal ini akan
dimasa yang akan datang (Rahajoe, 2005).
menyebabkan kemungkinan penularan infeksi
Penyakit
tuberkulosis, khususnya pada anak semakin
memang membutuhkan waktu yang cukup
tinggi (Susilawaty, 2012). Didapatkan data dari
lama. Lama pengobatan tergantung berat
penelitian Mustangin (2008) jumlah kunjungan
ringannya
pasien baru TB anak di BBPKM Surakarta
bulan.(http://idai.or.id, 2013). Resiko penularan
selama tahun 2007 sebanyak 315 orang. Pada
TB Paru pada keluarga sangatlah beresiko,
bayi, rentang waktu antara terjadinya infeksi
terutama pada balita dan lansia yang memiliki
TB
dapat
penyakit
disembuhkan,
berkisar
antara
namun
6-12
4
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
daya tahan tubuh lebih rendah selain itu pada
pendahuluan pada bulan Desember-Januari
penderita HIV yang mengalami kerusakan
dibeberapa
sistem imun pada tubuh (Depkes RI, 2008).
Banjarmasin. Puskemas Pekauman ada 2 orang
Dalam pencegahan penularan TB Paru keluarga
anak yang mengalami TB paru, Puskesmas
sangatlah berperan penting, karna salah satu
Pelambuan ada 1 orang anak yang mengalami
tugas
TB paru, dan Puskesmas Sungai Jingah ada 1
dari
keluarga
adalah
melakukan
perawatan bagi anggota keluarga yang sakit dan
Puskesmas
yang
ada
di
Orang anak yang mengalami TB paru.
mencegah penularan pada anggota keluarga yang sehat (Setyowati. dkk, 2008).
BAHAN DAN METODE
Fenomena pengobatan tuberculosis paru
Desain penelitian ini menggunakan desain
pada anak yang disebabkan penularan kuman
penelitian metode kualitatif dengan pendekatan
tuberculosis karena kontak erat dengan orang
secara
dewasa penderita TB paru (orang tua) hal ini
metode
menjadi masalah yang menarik untuk diteliti.
mengetahui
Berdasarkan
studi
pendahuluan
yang
fenomenologis wawancara
dengan
melakukan
mendalam
persepsi
orang
tua
untuk terhadap
pengobatan tuberculosis paru pada anak di
dilakukan pada tanggal 17 Desember 2015,
Puskesmas
didapatkan hasil dari dinas kesehatan kota
penelitian
Banjarmasin pada tahun 2014 TB paru pada
Pekauman dan Puskesmas Pekapuran Raya
anak berjumlah 20 orang dari beberapa
Banjarmasin. Subjek dalam penelitian ini
puskesmas di kota Banjarmasin. 3 tertinggi
adalah 4 orang informan utama (ayah atau ibu
diantaranya
Puskemas
yang membawa anaknya berobat tuberculosis
Pekauman ada 5 orang anak yang terkena TB
paru), serta 4 orang informan triangulasi
paru, kedua Puskesmas Teluk Dalam ada 3
(Dokter dan Perawat) yang ada di Puskesmas
orang anak yang terkena TB paru, dan ketiga
Pekauman dan Puskesmas Pekapuran Raya
Puskesmas Sungai Jingah ada 2 orang yang
Banjarmasin.
adalah
pertama
terkena TB paru. Pada tahun 2015 dari bulan Januari-September
TB
paru
pada
anak
Kota ini
Banjarmasin.
bertempat
di
Lokasi
Puskesmas
Teknik pengambilan data atau sampel pada penelitian
ini
adalah
pertanyaan
jenuh,
berjumlah 15 orang mengalami penurunan
pengambilan data yang dilakukan peneliti
tetapi penurunannya tidak signifikan karena
hingga menemukan informasi baru. Dengan
masih banyak terdapat TB paru pada anak. Data
melakukan teknik wawancara mendalam untuk
lain yang saya dapatkan dari hasil studi
mengetahui persepsi orang tua. 5
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru “ Pertama kedokter paru dulu tapi diberitahu
HASIL Setelah
peneliti
melakukan
wawancara
kalau itu paru-paru biasa saja lalu kerumah
mendalam didapatkan hasil wawancara secara
sakit ulin tes darah disini baru diberitahu TB
terperinci dari berbagai aspek yaitu aspek
“...(IU1)
konsep Teoritis tentang Persepsi orang tua
“ Kemarin itu langsung kepuskesmas saja lalu
tentang
diberitahu
pengobatan
tuberculosis
paru
puskesmas
kerumah
sakit
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
dulu”...(IU2)
lakukan terhadap 4 respoden dan beberapa
“ Aku dulu kedokter spesialis pernah lalu
pertanyaan yang diberikan kepada informan
dianjurkan kesini lagi (puskesmas)”...(IU3)
peneliti mengajukan pertanyaan bagaimana
“
mengenai konsep pengobatan tuberculosis paru
diberitahu
ternyata mereka menjawab dengan pendapat
ulin”...(IU4)
ya
yang sama. seperti yang di ungkapkan oleh
langsung
kepuskesmas
puskesmas
ke
aku
baru
Rumah
sakit
Persepsi orang tua terhadap berapa lama
responden sebagai berikut:
pengobatan tuberculosis pada paru
“ 6 bulan”...(IU 1)
pada anak Dari pernyataan responden pada
“ Minum obat harus teratur dan tidak boleh
hasil
telat sampai selesai 6 bulan “...(IU2)
pengobatan
“ Minum obat setiap hari jangan tertinggal
menunjukan ke 4 responden menyatakan bahwa
karena kalau tertinggal mengulang lagi... 6
pengobatan tuberculosis selama 6 bulan, seperti
bulan “...(IU3)
yang diungkapkan oleh responden sebagai
“ Minum obat harus selesai sampai 6 bulan,
berikut :
obat harus diminum setiap hari “...(IU4)
“ 6 bulan”...(IU 1)
Persepsi
orang
tua
tentang
dimana
wawancara
tentang
tuberculosis
berapa
paru
pada
lama anak
" 6 bulan sampai selesai”...(IU 2)
mengetahui pengobatan tuberculosis paru Dari
“ 6 bulan...sampai selesai, jika belum sampai 9
pernyataan responden pada hasil wawancara
bulan”...(IU 3)
tentang
“ 6 bulan”...(IU 4)
dimana
mengetahui
pengobatan
tuberculosis paru menunjukan ke 4 responden menyatakan
bahwa mereka mengetahui dari
Aspek Persepsi dan Pendapat Persepsi orang
tua
terhadap
tahapan
pengobatan
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. seperti
tuberculosis paru pada anak Dari pernyataan
yang di ungkapkan oleh respoden sebagai
responden pada hasil wawancara tentang
berikut ini:
tahapan pengobatan tuberculosis paru pada 6
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
anak. Dari 4 responden terhadap pengobatan
“ Kemarin itu batuk tidak sembuh-sembuh
tuberculosis didapatkan data orang tua tidak
anakku langsung aku bawa kepuskesmas
mengetahui
tentang
lalu puskesmas menganjurkan cek darah dan
tuberculosis
pada
tahapan anak,
pengobatan
seperti
yang
foto rontgen itu aja”...(IU 4)
diungkapkan oleh responden sebagai berikut :
Persepsi orang tua terhadap cara pemberian
“ Tidak tahu... tidak dijelaskan tapi ini sudah
obat tuberculosis paru Dari hasil wawancara
berjalan 2 bulan”...(IU 1)
dengan informan utama diketahui bahwa semua
“ Tidak tahu kemarin 6 bulan aja... tidak
informan mengetahui tentang cara pemberian
diberitahu aku ding tidak ada diberitahu”...(IU
obat
2)
diungkapkan oleh responden sebagai berikut :
“ tidak tahu”...(IU 3)
“ 3 biji dalam sehari setelah bangun tidur
“ Tidak tahu aku itu ding kemarin seperti itu
langsung minum sebelum makan”...(IU 1)
saja sampai 6 bulan”...(IU 4)
“ Minum pada saat bangun tidur pagi sebelum
Persepsi orang tua tentang informasi
tuberculosis
paru.
Seperti
yang
makan obat itu 4 biji sehari”...(IU 2)
pengobatan tuberculosis paru pada anak Hasil
“ 4 biji sehari, sebelum makan pagi”...(IU 3)
wawancara dengan informan utama diketahui
“Kemarin itu minum harus teratur setiap hari
bahwa orang tua mengungkapkan bahwa
sebelum makan setelah bangun tidur pagi pada
mendapat informasi pengobatan tuberculosis
saat perut kosong 3 biji sehari anakku kemarin
paru
“...(IU 4)
dari
pengalaman
keluarga,
fasilitas
kesehatan, dokter spesalis. Hal ini seperti yang
Persepsi orang tua terhdapa efek samping
disampaikan berikut :
pengobatan tuberculosis pada anak Hasil
“ dari datu sudah penyakit seperti ini jadi
wawancara dengan informan utama diketahui
bertanya soal beliau itu berobat 6 bulan
bahwa semua orang tua mengungkapkan bahwa
juga”...(IU 1)
ada informasi yang diberikan tentang efek
“ Tidak pernah tapi aku kemarin langsung
samping pengobatan tuberculosis paru. Seperti
kepuskesmas aja lalu puskesmas
yang diungkapkan oleh responden sebagai
memberitahu bahwa harus berobat 6 bulan
berikut :
sampai tuntung”...(IU 2)
Efek samping bisa gatal,
‘ Dari dulu dibawa kedokter paru spesialis
gatalan tapi di obati sembuh (IU 1)
paru”...(IU 3)
Seperti mual-mual dan warna kencing seperti
kemaren itu ada
orange (IU 2) 7
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
iya Kencingnya warna merah (IU 3)
sampai selesai juga anakku ini berobat sampai
saat kencing warnanya seperti orange (IU 4)
sembuh (IU 4)
Persepsi orang tua terhadap pengobatan tuberculosis
tentang
kendala
wawancara dengan informan utama diketahui
wawancara dengan informan utama diketahui
bahwa semua orang tua mengetahui tentang
bahwa semua orang tua mengungkapkan bahwa
pengobatan tuberculosis yang terputus, seperti
pengobatan tuberculosis
yang diungkapkan oleh responden sebagai
selama pengobatan. Hal ini seperti yang
berikut :
disampaikan berikut :
Kembali Ke awal, kembali keawal penyakitnya
“ Tidak ada.. takutnya kalau tanggal merah
(IU 1)
tutup”...(IU 1) bisa
Dari
tua
pengobatan tuberculosis paru pada anak Hasil
itu
terputus
orang
hasil
Kemarem
yang
Pendapat
terulang
kembali
tidak ada kendala
“Alhamdulillah tidak ada kendala baik-baik
pengobatannya dan kumannya bisa kebal (IU
saja”...(IU 2)
2)
“ Tidak ada”...(IU 3)
Menyebabkan kuman jadi lebih kebal obatnya
“Tidak ada kendala lancar-lancar saja”...(IU
kembali terulang (IU 3)
4)
Mengulang lagi, kumanya jadi kebal minum obatnya tambah lama (IU 4) Pendapat
orang
tua
tentang
Pendapat dan saran untuk pengobatan tuberculosis paru Berdasarkan hasil wawancara
pengobatan
dengan informan utama didapatkan beberapa
tuberculosis paru pada anak Hasil
masukan
atau
saran
orang
wawancara dengan informan utama diketahui
pengobatan
bahwa semua orang tua mengungkapkan bahwa
Puskemas Pekauman dan Pekapuran Raya
pengobatan tuberculosis baik dan gratis. Hal ini
Banjarmasin. Hal ini seperti yang disampaikan
seperti yang disampaikan berikut :
berikut :
Bagus aja, soalnya puskesmas ini orang yang
“artinya rajin berobat dan cek up, bila ada
tidak mampu gratis (IU 1)
keluhan datang kepuskes atau dokter terdekat,
Baik gratis lagi hahaha.. itu enaknya hehhe (IU
sebelum terlambat (IU 1)”
2)
“Iya Bagus dan baik pelayanan puskesmas itu
Menurut aku bagus (IU 3)
(IU 2)”
Bagaimana ya baik aja menurut aku gratis juga
“Pokoknya Baik (IU 3)”
tidak ada bayar sama sekali, alhamdulilah
“baik terus gratis juga hehehe (IU 4)
tuberculosis
tua
tentang
khususnya
di
8
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
PEMBAHASAN
pelayanan kesehatan, dokter spesialis. Dan
Aspek Pandangan Teoritis Dalam aspek
sesuai
dengan
penelitian
(Yeni,
2013).
pandangan teoritis, ada dua hal yang ingin
Dukungan sosial menjadi faktor penting yang
diketahui oleh peneliti yaitu pengetahuan orang
mempengaruhi
tua tentang pengobatan Tuberculosis paru pada
petugas
anak dan sumber informasi pengetahuan orang
motivator sangat mendukung sekali dalam
tua tentang pengobatan Tuberculosis paru pada
keberhasilan penanggulangan TB Paru.
kepatuhan
kesehatan,
seperti
dalam
hal
dokter,
ini
peran
anak. Persepsi orang tua tentang pengobatan
Persepsi orang tua terhadap berapa lama
tuberculosis paru Pengetahuan orang tua di
pengobatan tuberculosis pada paru pada anak
Puskesmas Pekauman dan Pekapuran Raya
Kemudian hasil wawancara secara umum dari
Banjarmasin tentang pengobatan Tuberculosis
keempat
paru pada anak ternyata sudah cukup baik. Hal
mendapatkan
ini tergambar dari hasil wawancara dimana
pengobatan tuberculosis paru pada anak anak
seluruh orang tua dapat menyebutkan dengan
yaitu waktu pengobatan TB pada anak 6-12
tepat pengertian dari pengobatan Tuberculosis
bulan (kemenkes, 2013). Dan sesuai dengan
paru pada anak yaitu waktu pengobatan TB
penelitian dari (Asra, 2014) pengobatan TB
pada anak 6-12 bulan. pemberian obat jangka
Paru membutuhkan waktu panjang (sampai 6
panjang selain untuk membunuh kuman juga
atau 8 bulan) untuk mencapai penyembuhan
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
dan dengan panduan (kombinasi) beberapa
kekambuhan. Pada pasien dengan pengobatan
macam obat, sehingga tidak jarang pasien
yang tidak teratur akan meningkatkan risiko
berhenti minum obat sebelum masa pengobatan
terjadinya TB kebal obat (Kemenkes, 2013).
selesai yang berakibat pada kegagalan dalam
Persepsi orang tua tentang dimana mengetahui
pengobatan
tuberculosis
paru
informan
utama
informasi
pengobatan
TB.
Hal
pernyataan
Notoatmojo perolehan
sangat
tepat
berapa
ini
sesuai
(2005)
lama
dengan mengenai
kemudian dari hasil wawancara informan utama
sumber
didapatkan bahwa informasi dan pengetahuan
pengalaman, guru, orang tua, teman, buku dan
tentang pengobatan Tuberculosis paru pada
media masa. Aspek Persepsi dan Pendapat
anak didapatkan dari Puskesmas Pekauman dan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
Pekapuran Raya Banjarmasin, orang tua yang
“Persepsi
sudah mendapatkan pengobatan Tuberculosis
Tuberculosis paru pada anak di Puskesmas
paru pada anak dari pengalaman keluarga,
Banjarmasin” Persepsi orang tua tentang
Orang
tua
pengetahuan
tentang
yaitu
Pengobatan
9
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
tahapan pengobatan tuberculosis paru pada
penanggulangan TBC dengan strategi DOTS
anak Dari hasil wawancara dengan informan
(Depkes RI, 2003)
utama persepsi orang tua tentang tahapan
Persepsi
orang
tua
tentang
cara
pengobatan tuberculosis paru ternyata mereka
pemberian obat tuberculosis paru pada anak
menjawab
Dari
dengan
pendapat
yang
sama.
hasil
wawancara
dengan
responden
Pernyataan respoden ternyata tidak baik tentang
persepsi orang tua tentang cara pemberian obat
tahapan
tuberculosis paru pada anak adalah ternyata
pengobatan
tuberculosis.
Dimana
tahapan pengobatan tuberculosis pada anak
sudah tepat
tentang cara pemberian obat
yaitu Pengobatan TB pada anak dibagi dalam 2
tuberculosis paru dan sesuai dengan teori.
tahap:
Sebagian responden menyatakan pendapatnya Tahap intensif, selama 2 bulan pertama.
bahwa cara pemberian obat tuberculosis paru
Pada tahap intensif, diberikan minimal 3
pada anak adalah 1 kali sehari sesudah bangun
macam obat, tergantung hasil pemeriksaan
tidur sebelum makan. Hasil penelitian disini
bakteriologis dan berat ringannya penyakit.
hampir sesuai dengan teori dimana cara
Tahap Lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya,
tergantung
hasil
pemeriksaan
bakteriologis dan berat ringannya penyakit.
pemberian obat tuberculosis adalah obat TBC memang sebaiknya diminum dalam keadaan perut
kosong.
Waktu
yang
paling
baik
Persepsi orang tua tentang informasi
pemberian obat TBC adalah 1-2 jam sebelum
pengobatan tuberculosis paru pada anak dari
makan. Apabila terdapat gangguan saluran
hasil wawancara dengan responden persepsi
pencernaan atau lambung apabila diminum
orang tua tentang informasi pengobatan
sebelum makan, makan obat dapat diminum
tuberculosis paru pada anak menyatakan bahwa
bersamaan dengan makanan atau setelah makan
informasi
untuk mengurangi efek gangguan percernaan.
pengobatan
di
dapatkan
dari
pengalaman keluarga, pelayanan kesehatan,
Persepsi orang tua tentang efek samping
dokter spesialis. Hasil penelitian disini sesuai
pengobatan tuberculosis parupada anak Dari
dengan teori dimana persepsi tentang informasi
hasil wawancara dengan responden persepsi
pengobatan tuberculosis yaitu semua fasilitas
orang tua tentang efek samping pengobatan
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Klinik
tuberculosis paru adalah cukup tepat tentang
TBC, Rumah Sakit Pemerintah dan Pemerintah
efek samping pengobatan tuberculosis
Daerah, dokter praktek swasta dan rumah sakit
sesuai
swasta akan dilibatkan dalam
menyatakan pendapatnya bahwa efek samping
dengan
teori.
Sebagian
dan
responden
10
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
pengobatan tuberculosis paru adalah seperti
dimana pengobatan tuberculosis yang terputus
mual, muntah, kencing berwarna orange atau
terjadinya Pada pasien dengan pengobatan yang
kemerahan, dan gatal-gatal. Hasil penelitian
tidak
disini hampir sesuai dengan teori
terjadinya TB kebal obat (Kemenkes, 2013).
tanda-tanda
terjadinya
akan
meningkatkan
risiko
samping
Pendapat orang tua tentang pengobatan
pengobatan tuberculosis paru adalah Sindrom
tuberculosis Dari hasil wawancara dengan
kulit seperti gatal-gatal kemerahan, Sindrom flu
informan utama pendapat orang tua tentang
berupa
tulang,
pengobatan tuberculosis adalah bagus dan
Sindrom perut berupa nyeri perut, mual,
pengobatan tidak bayar (gratis). Hasil penelitian
muntah, kadang-kadang diare. Efek samping
disini
ringan sering terjadi pada saat pemberian
pendapat
berkala dan dapat sembuh sendiri atau hanya
tuberculosis
memerlukan
simtomatik.
program pengobatan gratis dari pemerintah
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah
dengan harapan untuk menekan angka drop out
pada air seni, keringat, air mata, air liur. Hal ini
pengobatan serendah mungkin (PPTI, 2012).
demam,
efek
dimana
teratur
menggigil,
pengobatan
nyeri
cukup tepat orang
tua
adalah
dengan teori tentang
dimana
pengobatan
sehubungan
dengan
harus diberitahukan kepada penderita agar
Pendapat orang tua tentang kendala
penderita tidak jadi khawatir. Warna merah
pengobatan tuberculosis Dari hasil wawancara
tersebut terjadi karena proses metabolisme obat
dengan informan utama pendapat orang tua
dan tidak berbahaya (Depkes RI, 2005)
tentang kendala pengobatan tuberculosis adalah
Persepsi orang tua tentang pengobatan
tidak
ada
kendala
selama
pengobatan
tuberculosis paru yang terputus Dari hasil
tuberculosis paru. Hasil penelitian disini cukup
wawancara dengan informan utama persepsi
baik dengan teori dimana pendapat orang tua
orang tua tentang pengobatan tuberculosis paru
tentang kendala pengobatan tuberculosis adalah
yang terputus adalah
sudah tepat tentang
Usaha keras yang dilakukan berhasil membawa
paru yang terputus
Indonesia sebagai negara pertama di Regional
pengobatan tuberculosis
dan sesuai dengan teori. Semua informan utama
Asia Tenggara yang mencapai target TB global
menyatakan pendapatnya bahwa pengobatan tuberculosis yang terputus adalah pengobatan
UCAPAN TERIMAKASIH
tuberculosis
dan
Peneliti mengucapkan terimakasih terutama
terjadinya kuman kebal atau resisten. Hasil
kepada Ibu YP. Rahayu, M.Pd., M.Keb selaku
penelitian disini hampir sesuai dengan teori
pembimbing I dan Ibu Rr. Dwi Sogi Sri R,
paru
yang
mengulang
11
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
S.KG., M.Pd selaku pembimbing II, peneliti mengucapkan
banyak
terimakasih
atas
Surakarta. Skripsi Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
bimbingan serta arahan beliau berdua sehingga
Peter Donald, Dermot Maher, Shamim Qazi
Skripsi ini dapat diselesaikan, dan peneliti juga
(2007). Improving the management of
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dini
childhood tuberculosis within national.
Rahmayani, S.Kep.,Ns., MPH, Kepala Dinas Kesehatan
Kota
Banjarmasin,
Kepala
Soedarto, 2009, Penyakit Menular di Indonesia, Sagung Seto, Jakarta.
Puskesmas Pekauman dan Pekapuran Raya
Susilawati. 2012. “Faktor Risiko Tuberkulosis
Banjarmasin, Kedua orang tua dan juga
Paru BTA Positif Daerah Dataran Tinggi
keluarga, dan semua pihak yang bersangkutan
Kabupaten Temanggung Provinsi
sehingga terselesaikannya Skripsi ini.
Tengah” (tesis). Yogyakarta: UGM.
Jawa
tuberculosis programmes: research priorities DAFTAR PUSTAKA Departemen
based on aliterature review, WHO reference
Kesehatan
Pharmaceutical
Care
RI,
2005.
number:WHO/HTM/TB/2007.381;WHO/FC
Untuk
Penyakit
H/CAH/07.02 [cited 2009 March 23].
Tuberkulosis. Ginanjar.
2008. Tuberkulosis
Available from http://wvyw.who.int/child pada
anak.
Jakarta: Dian rakyat Kementerian kesehatan RI, 2013. Petunjuk
adolescent health/ documents/fen can 07 02/en/index.html Yeni
O,
dkk.2013.
Faktor-faktor
yang
Teknis Manajemen TB Anak. Jakarta :
berhubungan terhadap kepatuhan ibu/bapak
Kementrian Kesehatan RI
dalam pengobatan tuberculosis anak di poli
Kementerian Kesehatan RI, 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Kementerian Kesehatan RI, 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 20152019. Mustangin. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Orangtua tentang TB Paru dengan Kejadian TB pada Anak di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
anak rumah sakit Abdul Moelok Bandar Lampung. ISSN Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.Rineka Cipta Asra S, dkk. 2014. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB paru. JOM Azwar, Saifudin. 2010. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta Pustaka
12
Persepsi Orang Tua Terhadap Pengobatan Tuberculosis Paru
Perkumpulan Indonesia,
Pemberantasan
Tuberculosis
2012.
Tuberculosis
Jurnal
Indonesia. ISSN
13