PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI TAMAN WISATA PERAIRAN PULAU PIEH DAN LAUT SEKITARNYA MARINE TOURISM DEVELOPMENT IN PARK TOURISM ISLANDS OF PIEH AND SEA SURROUNDING Diah Yustinaningrum1) 1)
Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya Malang Email :
[email protected]
ABSTRAK Pengembangan wisata alam bahari memiliki peranan yang sangat penting secara ekonomis maupun ekologis. Pengembangan wisata bahari perlu dikelola dengan konsep ekowisata, yaitu pendekatan berkelanjutan yang karakteristiknya adalah pengelolaan bentang alam, pengelolaan budaya masyarakat, dan kegiatan konservasi. Kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh merupakan kawasan konservasi perairan nasional yang terletak di Provinsi Sumatera Barat yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.: KEP. 70/MEN/2009 tanggal 3 September 2009.Kawasan ini merupakan habitat penting bagi ekosistem perairan, terutama perairan dangkal, yaitu ekosistem terumbu karang. Selain fungsinya sebagai kawasan konservasi, TWP Pulau Pieh juga merupakan Taman Wisata Perairan. Oleh karena itu, diperlukan konsep pengembangan wisata bahari di TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan dengan tetap memperhatikan pengelolaan kawasan secara berkelanjutan. Terdapat 5 (lima) pulau-pulau kecil, yaitu Pulau Air, Pulau Pandan, Pulau Toran, Pulau Pieh dan Pulau Bando yang memiliki, perairan jernih dan pesona bawah laut yang indah yang dapat dinikmati dengan bersnorkeling maupun diving. Namun demikian, aksesibilitas, sarana prasarana pendukung perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kepuasan wisatawan. Pengelolaan dan pemanfaatan kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh difokuskan untuk tujuan wisata bahari berbasis ekowisata atau pariwisata yang ramah lingkungan, dengan memperhatikan aspek co-ownership, comanagement, co-responsibility sehingga perlindungan ekosistem kawasan konservasi diharmonisasikan dengan pemanfaatan pariwisata bahari. Kata kunci: kawasan konservasi, wisata bahari, ekowisata, TWP Pulau Pieh
ABSTRACT The development of marine tourism has an importance role on economical and ecological aspect. Marine tourism need to be managed with the concept of ecotourism, through sustainability approach which have the characteristic of ladscape management, social culture management and conservation activities. Pieh Islands is located at West Sumatera which has assigned as a Marine Protected Area (MPA) through Minister of Marine Affairs and Fisheries Decree No. KEP.70/MEN/2009 on 3 September 2009. The area is critical habitat for
96
marine ecosystem, especially for the coral reefs ecosystem. Beside as MPA, Pieh Islands is designed as a Marine Tourism Park. Because of that, it will need a concept on how to develop ecotourism in TWP Pieh Islands and the Surrounded Sea. Pieh Islands has five islands, namely Air Island, Pandan Island, Toran Island, Pieh Island, and Bando Island which have clearly water and beautiful underwater scenery that suitable for snorkeling and diving activities. However, the accessibility and infrastructure need to be upgraded to enhance tourist satisfied. The management and utilization of Pieh MPA focus on ecotourism and sustainable tourism which concerned on aspect of co-ownership, co-management, co-responsibility so the protection of marine proctected area and marine tourism activities can be in harmonize. Keywords : marine protected area, marine tourism, ecotourism, Pulau Pieh MPA
dengan basis Marine Ecotourism.
PENDAHULUAN Indonesia
sebagai
negara
Menurut World Tourism Center,
kepulauan terbesar di dunia memiliki
prediksi
kekayaan sumber daya alam yang
terhadap GNP tahun 2007 adalah
sangat potensial. Terumbu karang
10,1%.
Indonesia menyumbang sebanyak
dengan US$ 67 miliar, dengan
21% kekayaan terumbu karang dunia
jumlah
dan 75% jenis karang di dunia dapat
sekitar
ditemui di Indonesia. Salah satu jasa
(maritimemagz.com, 2014). Marine
lingkungan kelautan yang sangat
ecotourism
prospektif mendukung perekonomian
bangan wisata bahari di pulau-pulau
nasional adalah pengembangan pari-
kecil
wisata bahari. Skala nasional me-
pulau-pulau kecil terluar (PPKT) da-
nunjukkan bahwa pertumbuhan eko-
pat menjadi wisata unggulan, seperti
nomi yang berasal dari wisata bahari
kawasan Taman Wisata Perairan
memberikan dampak positif bagi
(TWP)
neraca keuangan negara, baik dari
Sekitarnya.
sisi pendapatan domestik maupun nasional
atau
Gross
pariwisata
Jumlah
tersebut
penyerapan 8,5
Indonesia
tenaga juta
khususnya
(PPK)
Pulau
setara
termasuk
Pieh
kerja orang
pengem-
kawasan
dan
Laut
Taman Wisata Perairan (TWP)
National
ini berada di pesisir barat perairan
Product (GNP).
Provinsi Sumatera Barat. Kawasan
Indonesia dapat menjadi tujuan
ini merupakan Kawasan Konservasi
wisata bahari terbesar di dunia
Perairan Nasional (KKPN) yang 97
telah ditetapkan melalui Keputusan
untuk dimanfaatkan bagi kepen-
Menteri Kelautan dan Perikanan
tingan wisata perairan dan rekreasi.
Republik Indonesia Nomor: Kep. 70/Men/2009
wisata
alam
Kawasan
bahari memiliki peranan yang sangat
Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau
penting secara ekonomis maupun
Pieh dan Laut di Sekitarnya. Kawas-
ekologis. Secara ekonomis, pengem-
an ini memiliki luas 39.900 hektar
bangan wisata bahari berperan dalam
terdiri dari 5 pulau kecil tidak ber-
peningkatan
penghuni dan rangkaian gosong ka-
negara dan peningkatan ekonomi
rang yang tersebar memanjang dari
masyarakat
utara-selatan, sejajar garis pantai
Secara ekologis, pemanfaatan kawas-
pesisir Sumatera Barat. TWP Pulau
an untuk wisata bahari ini dapat
Pieh dan Laut di Sekitarnya meru-
mengakibatkan rusaknya ekosistem
pakan Kawasan Pengembangan Pari-
laut jika tidak dikelola dengan benar.
wisata Nasional (KPPN), hampir
Pengembangan wisata bahari perlu
semua pulau menjadi titik penyelam-
dikelola dengan konsep ekowisata,
an wisata dengan perairan yang
yaitu pendekatan berkelanjutan yang
jernih, pantai berpasir putih dan
karakteristiknya adalah pengelolaan
memiliki
hayati
bentang alam diarahkan pada peles-
yang tinggi (COREMAP CTI LIPI,
tarian sumberdaya, pengelolaan bu-
2014). Jajaran terumbu karang ini
daya masyarakat diarahkan pada
membentuk landscape bawah laut
kesejahteraan masyarakat, dan ke-
yang mempesona sekaligus sebagai
giatan konservasi diarahkan pada
tempat perlindungan dan berkem-
upaya menjaga kelangsungan peman-
bang biak ratusan spesies ikan.
faatan sumberdaya untuk masa kini
Kumpulan dari ikan dan biota laut ini
dan masa mendatang. Oleh karena
merupakan
harus
itu, diperlukan konsep pengembang-
dilindungi sehingga ditetapkan men-
an wisata bahari di TWP Pulau Pieh
jadi Kawasan Konservasi Perairan.
dan laut di sekitarnya sebagai salah
TWP
kawasan
satu destinasi wisata unggulan de-
konservasi perairan dengan tujuan
ngan tetap memperhatikan penge-
ini
tentang
Pengembangan
keanekaragaman
potensi
yang
merupakan
pendapatan
di
sekitar
devisa
kawasan.
lolaan kawasan secara berkelanjutan.
98
Tujuan dari penulisan makalah
dengan
ini adalah untuk menjabarkan konsep pengembangan
wisata
bahari
maksud menikmati ke-
indahan dari suatu tempat (alam);
di
2. Ruang (space) yang merupakan
Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau
daerah atau ruang lingkup tempat
Pieh dan laut di sekitarnya untuk
melakukan perjalanan;
dapat menjadi destinasi wisata bahari
3. Waktu (time) yang merupakan
unggulan dengan tetap memper-
waktu yang digunakan selama
hatikan pengelolaan kawasan konser-
dalam perjalanan dan tinggal di
vasi secara berkelanjutan.
daerah tujuan wisata. Pengembangan kawasan wisata
METODE PENELITIAN
merupakan alternatif yang diharap-
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
kan mampu mendorong baik potensi ekonomi maupun upaya pelestarian.
Pariwisata (tourism) sering di-
Pengembangan kawasan wisata di-
asosiasikan sebagai rangkaian per-
lakukan dengan menata kembali
jalanan seseorang atau kelompok
berbagai potensi dan kekayaan alam
orang (wisatawan, turis) ke suatu
dan hayati secara terpadu. Pada tahap
tempat untuk berlibur, menikmati
berikutnya
keindahan
budaya
pengelolaan kawasan wisata yang
(sightseeing), bisnis, mengunjungi
berorientasi pelestarian lingkungan
kerabat dan tujuan lainnya (Ramly,
(Ramly, 2007).
alam
dan
dikembangkan
model
2007). Wisata merupakan bentuk
Pengembangan pariwisata se-
pemanfaatan sumberdaya alam yang
bagai suatu industri secara ideal ha-
mengandalkan jasa alam untuk ke-
rus berlandaskan pada empat prinsip
puasan manusia. Menurut Munasef
dasar,
(1995) diacu dalam Sulaksmi (2007),
Purwanto (2002), yaitu:
kegiatan pariwisata terdiri dari tiga
1. Kelangsungan
sebagaimana
dikemukakan
ekologi,
yaitu
unsur utama. Tiga unsur tersebut
bahwa pengembangan pariwisata
diantaranya:
harus menjamin terciptanya pe-
1. Manusia (man) yang merupakan
meliharaan dan proteksi terhadap
orang yang melakukan perjalanan
sumberdaya alam yang menjadi daya
99
tarik
wisata,
seperti
lingkungan laut, hutan, pantai,
(sumberdaya alam), dan masyarakat
danau, dan sungai.
setempat
2. Kelangsungan kehidupan sosial
dengan
peningkatan
sasaran
kualitas
untuk hidup.
dan budaya, yaitu bahwa pe-
Konsekuensi dari ketiga kepentingan
ngembangan
harus
tersebut, pengembangan pariwisata
peran
yang berbasiskan lingkungan (sum-
mampu
pariwisata
meningkatkan
masyarakat dalam pengawasan
berdaya
tata kehidupan melalui sistem
mendukung terciptanya dua keun-
nilai yang dianut masyarakat
tungan sekaligus secara berimbang
setempat sebagai identitas ma-
dan proporsional, yaitu:
syarakat tersebut.
1. Keuntungan bagi penduduk lokal
3. Kelangsungan
harus
mampu
yaitu
(setempat) untuk terlibat dalam
bahwa pengembangan pariwisata
usaha pariwisata guna memper-
harus dapat menciptakan kesem-
oleh
patan kerja bagi semua pihak
effect-nya
adalah memberikan
untuk terlibat dalam aktivitas
kontribusi
bagi
ekonomi melalui suatu sistem
daerah).
ekonomi
ekonomi,
alam)
yang
sehat
dan
penghasilan
(multiplier
perekonomian
2. Pelestarian terhadap aset wisata
kompetitif.
yang
dimiliki
(terpeliharanya
4. Memperbaiki dan meningkatkan
kualitas lingkungan sumberdaya
kualitas hidup masyarakat se-
alam yang menjadi daya tarik
tempat melalui pemberian ke-
wisata).
sempatan kepada mereka untuk terlibat
dalam
Gunawan,
pengembangan
Meutia
demikian,
(2004)
(2000)
menyatakan bahwa pengembangan
pariwisata. Dengan
dkk.
menurut
industri
pariwisata
berkelanjutan
berarti
mengitegrasikan
pertim-
pengembangan
bangan ekonomi, sosial budaya dan
pariwisata (yang berkelanjutan) perlu
lingkungan ke dalam proses peng-
didukung dengan perencanaan yang
ambilan
matang dan harus mencerminkan tiga
manajeman di seluruh komponen
dimensi kepentingan, yaitu industri
industri pariwisata. Untuk itu perlu
pariwisata, daya dukung lingkungan
dilakukan program-program sebagai
100
keputusan
pengelolaan/
berikut; (1) pengembangan sistem
Ekowisata bahari merupakan
manajemen pariwisata berkelanjutan,
konsep pemanfaatan berkelanjutan
(2) pengelolaan dan konservasi sum-
sumberdaya pesisir dengan sistem
berdaya alam, (3) minimisasi dan
pelayanan
pengelolaan limbah (4) perencanaan
mengutamakan
dan pengelolaan tata guna lahan (5)
pesisir sebagai obyek pelayanan, hal
pelestarian sumberdaya alam dan
yang paling utama dalam konsep
warisan budaya serta (6) pengem-
pemanfaatan sumberdaya ekowisata
bangan sistem dan mekanisme ke-
adalah kesesuaian sumberdaya dan
amanan dan keselamatan.
daya dukung (carrying capacity)
jasa lingkungan sumberdaya
yang alam
yang dapat mendukung kegiatan wisata bahari (Hawkins and Robert,
Ekowisata Bahari Menurut
Setiawati
(2000),
didefinisikan
sebagai
Ditjen Pariwisata (1998) mem-
suatu konsep pengembangan pari-
berikan pengertian pariwisata bahari
wisata berkelanjutan yang bertujuan
sebagai kegiatan wisata yang ber-
untuk
upaya-upaya
kaitan langsung dengan sumberdaya
pelestarian lingkungan (alam dan
kelautan, baik di atas permukaan laut
budaya) dan meningkatkan parti-
maupun kegiatan yang dilakukan di
sipasi
penge-
bawah permukaan laut. Jenis-jenis
lolaan, sehingga memberikan man-
kegiatan yang termasuk di dalamnya
faat ekonomi kepada masyarakat
berdasarkan pengertian tersebut di
setempat seperti peningkatan pen-
antaranya adalah memancing atau
dapatan, kesempatan kerja dan pe-
sport fishing, snorkling dan diving.
ekowisata
mendukung
masyarakat
dalam
1997; Yulianda, et al, 2010).
luang usaha, disamping nilai tambah
Wisata bahari merupakan suatu
dari sisi ekonomi, pengembangan
kegiatan pengembangan kegiatan pa-
ekowisata juga memberikan nilai
riwisata
tambah dalam bentuk pengetahuan
aspek
dan pengalaman kepada masyarakat
atraksi utama. Berbagai kegiatan da-
untuk lebih menjaga atau menghargai
pat dikembangkan dalam konsep wi-
lingkungan agar tidak dirusak.
sata bahari, seperti disajikan pada
dengan kelautan
mengedepankan (bahari)
Tabel 1. dibawah ini:
101
sebagai
Tabel 1. Kegiatan wisata pantai dan bahari yang dapat dikembangkan Wisata Bahari 1. Rekreasi pantai dan laut 2. Resort/peristirahatan 3. Wisata selam (diving) dan wisata snorkling 4. Selancar, jet ski, banana boat, perahu kaca, kapal selam 5. Wisata ekosistem lamun, wisata nelayan, wisata pulau, wisata pendidikan, wisata pancing 6. Wisata satwa (penyu, duyung, paus, lumba-lumba, burung, mamalia, buaya) Sumber: Yulianda (2007)
dan
Kawasan Konservasi Perairan Menurut Peraturan Pemerintah
daya
dukung
serta
proses
ekologis yang berlangsung sebagai
No. 60 Tahun 2007 tentang Konser-
satu
kesatuan
vasi Sumber Daya Ikan, Pengertian
Berdasarkan
Kawasan konservasi perairan adalah
Kelautan
suatu kawasan perairan yang dilin-
PER.30/MEN/2010 tentang Rencana
dungi, dikelola dengan sistem zonasi,
Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
untuk mewujudkan pengelolaan sum-
Konservasi Perairan disebutkan bah-
berdaya ikan dan lingkungannya
wa zonasi dalam kawasan konservasi
secara berkelanjutan. Kawasan kon-
perairan terdiri dari:
servasi yang efektif perlu diwu-
a.
Zona Inti;
judkan guna memberikan manfaat
b.
Zona Perikanan Berkelanjutan;
sosial-ekonomi-budaya bagi masya-
c.
Zona Pemanfaatan;
rakat dan keberlanjutan sumberdaya.
d.
Zona Lainnya.
dan
ekosistem.
Peraturan Perikanan
Menteri Nomor
Zonasi Kawasan Konservasi
Zona lainnya merupakan zona
merupakan suatu bentuk rekayasa
di luar Zona Inti, Zona Perikanan
teknik pemanfaatan ruang melalui
Berkelanjutan,
penetapan
Pemanfaatan yang karena fungsi dan
batas-batas
fungsional
sesuai dengan potensi sumberdaya
102
dan
Zona
kondisinya ditetapkan sebagai zona
tanggal 4 Maret 2009. Kemudian
tertentu.
kawasan ini ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan Nasional
HASIL PEMBAHASAN
(KKPN)
dengan
fungsi
sebagai
Profil Kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan Laut Sekitarnya
Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh dan Laut di sekitarnya di Provinsi Sumatera Barat melalui Kepu-
Kawasan
Taman
Wisata
tusan Menteri Kelautan dan Perikan-
Perairan (TWP) Pulau Pieh meru-
an
pakan salah satu kawasan konservasi
KKPN Pekanbaru dengan satuan
sebelah barat wilayah administratif
kerja pelaksana teknis lapangan yang
Kota Padang, Kabupaten Padang dan
ditempatkan di Kota Padang, Pro-
Pariaman. Sebelum diserahkan ke
vinsi Sumatera Barat.
Kementerian Kelautan dan Perikan-
Kawasan ini terdiri dari bebe-
an, kawasan ini merupakan Kawasan
rapa pulau, yaitu pulau Bando, Pulau
Pelestarian Alam (KPA) dengan
Pieh, Pulau Air, Pulau Toran dan
fungsi sebagai Taman Wisata Alam
Pulau Pandan serta termasuk bebe-
Laut (TWAL) Pulau Pieh yang pe-
rapa gosong dengan luas kawasan
ngelolaannya berada di bawah Balai daya
keseluruhan mencapai 39.900 Ha.
Alam
Pulau Pieh jaraknya dari daratan
(BKSDA) Sumatera Barat Kemen-
Kabupaten Padang Pariaman ± 17
terian Kehutanan, melalui SK Men-
mil, yang dapat ditempuh dengan
teri Kehutanan dan Perkebunan No:
kapal motor selama 2 Jam.
070/Kpts-II/2000 pada tanggal 28
Salah satu hal yang kemudian
Maret 2000. Kawasan ini diserah-
mendasari ditetapkannya kawasan
terimakan dari Kementerian Kehu-
TWP Pulau Pieh dan Laut di seki-
tanan ke Kementerian Kelautan dan
tarnya menjadi kawasan yang dilin-
Perikanan melalui berita acara serah terima IV/2009
Nomor
dungi adalah bahwa kawasan ini me-
BA.01/Menhutdan
BA.108/MEN.KP/III/2009
70/MEN/2009
TWP Pulau Pieh dikelola oleh UPT
Provinsi Sumatera Barat tepatnya di
Sumber
KEP.
tanggal 3 September 2009. Saat ini
perairan nasional yang terletak di
Konservasi
Nomor:
rupakan habitat penting bagi eko-
Nomor
sistem perairan, terutama perairan
pada 103
dangkal, yaitu ekosistem terumbu ka-
Daerah terumbu yang ditutupi
rang. Selain itu pulau-pulau kecil
makro algae dan padang lamun tidak
yang terdapat di dalam kawasan ini
terlihat, sedangkan daerah pesisir
merupakan
bertelurnya
dengan hutan mangrove juga tidak
penyu. Biota penting lain yang
ditemukan. Habitat terumbu karang
terdapat atau bisa ditemui di dalam
terdiri dari bagian rataaan terumbu
kawasan adalah hiu, hiu paus, paus,
(fringing reef) dan gosong karang
lumba-lumba, kerang seperti kima,
(patch reef) dengan total luasan
lola, dan juga biota lainnya.
mencapai 521 ha, terdiri rataan
tempat
Dari hasil kajian review potensi
terumbu tanpa ditutupi makro algae
yang dilakukan pada tahun 2014 oleh
dan padang lamun, komunitas karang
LIPI, kondisi kesehatan terumbu ka-
hidup pada bagian tubir (reef edge)
rang yang dilakukan di TWP Pulau
dan puncak terumbu (reef crest),
Pieh dan Laut di sekitarnya, diper-
bagian lain adalah substrat terbuka
oleh nilai rerata tutupan karang hidup
terdiri dari daratan pulau, substrat
sebesar 41,88%, sehingga terumbu
dasar perairan seperti pasir dan
karangnya berada dalam kondisi
karang mati.
cukup baik. TPW Pulau Pieh dan laut di sekitarnya memiliki sebaran habi-
Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Taman Perairan Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya
tat laut dangkal yang terdiri dari terumbu karang dan substrat campur-
Rencana pengelolaan dan zo-
an, seperti pada tabel di bawah ini:
nasi kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut di sekitarnya telah disahkan
Tabel 2. Tipe dan Luasan Habitat Perairan Dangkal TWP Pulau Pieh Habitat Fringing Reef Patch Reef Tipe Habitat Terumbu Karang Substrat Campuran
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Luas (Ha) 213,98 212,11 Luas(ha) 157,02 269,07
Nomor38/KEPMEN-KP/2014
ten-
tang Rencana Pengelolaan dan Zonasi TWP Pulau Pieh dan Laut di sekitarnya di Provinsi Sumatera Barat 2014–2034. Pengelolaan kawasan konservasi dilakukan melalui sistem 104
zonasi, sehingga di dalam dokumen
Atraksi
ini
dapat
berupa
rencana pengelolaan kawasan ini
keanekaragaman flora dan fauna,
memuat zona-zona yang ada dalam
bentuk bentang lahan dan keindahan
kawasan.
alam lainnya.
Keberadaan pulau-
pulau kecil dengan pasir putih yang halus dan lembut, keasrian vegetasi alam dengan suasana yang tenang, perairan jernih dan pesona bawah laut yang indah yang dapat dinikmati dengan bersnorkeling maupun diving menjadi daya tarik utama. Di dalam kawasan TWP Pulau Pieh dan laut di Gambar 1. Peta Zonasi TWP Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya
sekitarnya terdapat 5 (lima) pulau yang kesemuanya termasuk dalam
TWP Pulau Pieh dan Laut di
kategori pulau kecil, yaitu Pulau Air,
sekitarnya dikelola dengan sistem
Pulau Pandan, Pulau Toran, Pulau
zonasi. Kawasan ini telah dibagi
Pieh dan Pulau Bando.
menjadi 4 (empat) zona, yaitu zona
Kondisi daratan pulau pada
inti, zona perikanan berkelanjutan,
kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut
zona pemanfaatan, dan zona lainnya.
di sekitarnya juga mendukung untuk kegiatan pariwisata. Kondisi alam di atas pulau masih asri dan memilki
Potensi Pengembangan Wisata Bahari Kawasan TWP Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya
aneka vegetasi di antaranya kelapa, bunga melati, bunga angrek, pakis,
Kawasan TWP Pulau Pieh dan
sukun, ketaping, nipah, daun sirih,
Laut sekitarnya memiliki potensi
rotan (sejenis rotan), batang jawi-
wisata bahari yang potensial untuk
jawi (Vicus, sp), mengkudu, batang
dikembangkan.
baru dan semak belukar.
Menurut Pearce
(1989), terdapat setidaknya lima unsur yang harus tersedia di dalam upaya
pengembangan
2.
pariwisata,
Akses menuju TWP ini dapat
yaitu: 1.
Transportasi (Aksesibilitas)
melalui pelabuhan di Kota Padang,
Atraksi wisata. 105
Kota Pariaman maupun Kabupaten Padang Pariaman. Moda transportasi laut menjadi pilihan utama. Namun sayang, sarana transportasi yang rutin melayani dari dan menuju ke kawasan belum ada. Untuk mencapai kawasan dapat dilakukan dengan
Gambar 2. Rumah Jaga dan Tempat Peristirahatan yang Terdapat di TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya
menyewa kapal-kapal nelayan maupun kapal wisata (kapal cepat).
4. 3.
Akomodasi Dalam
industri
Ketersediaan Fasilitas dan Jasa Lainnya
pariwisata,
Termasuk di dalamnya adalah
dikenal akomodasi komersial yang
toko-toko suvenir, restoran, fasilitas
telah ditentukan, seperti wisma, dan
kesehatan dimana di TWP Pulau
losmen. Di samping itu, juga dikenal
Pieh masih belum tersedia.
akomodasi pribadi yang pemilikannya bisa individu maupun kelom-
5.
pok, seperti guest house, cottage,
Infrastruktur Kondisi jalan menuju pela-
serta sewa tenda di lokasi camping
buhan di kota Padang, Kota Pari-
ground. Akomodasi dalam kawasan
aman dan Kabupaten Padang Pari-
TWP ini masih sangat minim. Di
aman yang merupakan akses menuju
Pulau Pieh hanya terdapat rumah
TWP Pulau Pieh relatif sudah bagus
jaga bagai para Satuan Kerja Penge-
dengan kondisi aspal yang sudah
lola Kawasan yang dapat dijadikan
baik begitu pula transportasi menuju
sebagai rumah singga atau pondok
ke
wisata. Selain itu terdapat shelter se-
pelabuhan-pelabuhan
tersebut
sudah ada trayeknya, bahkan untuk
bagai tempat istirahat bagai para
salah satu pintu masuk menuju TWP
wisatawan yang berkunjung ke Pulau
Pulau Pieh dan laut sekitarnya sudah
Pieh.
terdapat akses kereta api yang sudah terjadwal setiap harinya. Selain itu, lembaga masyarakat belum
106
terbentuk
secara
khusus
menangani Taman Wisata Perairan
Pengaturan sistem zonasi dalam
(TWP) Pulau Pieh dan laut di
pengelolaan kawasan konservasi, hak
sekitarnya. Hanya terdapat lembaga
- hak masyarakat dapat dijembatani
adat yang bersifat kekeluargaan di
melalui pengaturan alokasi ruang
mana sumberdaya manusia yang
dalam zonasi di kawasan konservasi
terdapat di dalamnya lebih kepada
yang
keluarga yang masih memiliki hak
pengelolaan
ulayat di pulau tersebut atau secara
Masyarakat diberikan ruang peman-
turun
faatan untuk perikanan di dalam
temurun
telah
memilihara
pulau tersebut.
diakui
dalam
kawasan
rencana konservasi.
kawasan konservasi (zona perikanan berkelanjutan,
zona
pemanfaatan,
maupun zona lainnya), misalnya
Pengembangan Wisata Bahari TWP Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya
untuk budidaya dan penangkapan ramah lingkungan maupun pari-
Pengembangan wisata bahari
wisata bahari dan lain sebagainya.
perlu dikelola dengan konsep eko-
Selain itu, untuk menjamin
wisata, yaitu bentuk wisata yang
kelestarian
menekankan tanggung jawab ter-
terhadap
hadap kelestarian sumberdaya alam,
juga
harus
daya
dukung
secara
dan daya dukung secara sosial.
sehingga keberadaannya tetap lestari.
Untuk menjaga keaslian lingkungan
Pengelolaan Taman Wisata Parairan
pantai, aspek pendidikan konservasi
Pulau Pieh dan laut sekitarnya telah
juga perlu dilakukan terhadap wisa-
dilakukan dengan sistem zonasi agar
tawan (pengunjung), di antaranya
fungsi konservasi kawasan dapat
dengan
diwujudkan guna memberikan man-
dan
kawasan
ekologis, daya dukung secara fisik
tidak merusak sumberdaya alam
masyarakat
dukung
capacity)
meliputi
nikmati keindahan alam dengan cara
sosial-ekonomi-budaya
penilaian
diperhatikan. Daya dukung kawasan
bagi masyarakat setempat dalam me-
faat
daya
(carriying
mempertahankan keutuhan budaya
kawasan,
memasang
papan-papan
peringatan di kawasan konservasi.
bagi
Program-program peduli lingkungan
keberlanjutan
seperti
sumberdaya.
merupakan
107
penangkaran salah
satu
penyu upaya
konservasi sederhana. Monitoring
hak masyarakat di dalamnya tetap
terhadap kawasan dan pengunjung
diakui
juga harus dilakukan secara kontinyu
kelestarian sumberdaya alam dapat
agar keberadaan pengunjung tidak
dilakukan bersama.
dan perlindungan
terhadap
melebihi daya dukung kawasan. Peningkatan pembangunan sa-
2.
Prinsip co-management
rana prasarana pendukung juga perlu
Pengelolaan kawasan konser-
dilakukan, seperti fasilitas kesehatan
vasi memerlukan kerjasama dengan
dan toko souvenir agar dapat men-
masyarakat yang tinggal di kawasan
jamin
penyangga
kepuasan
pengunjung
taman
nasional.
Pe-
/wisatawan. Kemudahan akses juga
ngelolaan kawasan dilakukan ber-
perlu ditingkatkan dengan menye-
sama-sama seluruh komponen ma-
diakan sarana transportasi yang rutin
syarakat (stakeholder) yang terdiri
melayani dari dan menuju ke ka-
dari pemerintah, masyarakat dan
wasan dengan dukungan Pemerintah.
organisasi non pemerintah (LSM).
Memelihara kerjasama dengan lembaga adat dan melibatkan masyarakat
3.
yang tersebar di zona penyangga ka-
Keberadaan
wasan TWP juga penting dilakukan. Dalam
kawasan
TWP
Pulau Pieh menjadi tanggung jawab
pengelolaan
bersama karena pengelolaan kawas-
kawasan TWP ini beberapa prinsip
an wisata bahari merupakan tujuan
dasar
bersama. Ketiga prinsip tersebut
yang
rangka
Prinsip co-responsibility
perlu
dikembangkan
adalah:
dilaksanakan secara terpadu, sehing-
1.
Prinsip co-ownership
ga perlindungan ekosistem kawasan
Kesepahaman bersama antara
konservasi diharmonisasikan dengan
lembaga adat, masyarakat dan pe-
pemanfaatan ekonomi masyarakat
ngelola
pada
pesisir. Dengan demikian tercipta
hakikatnya potensi wisata bahari dan
pola pengelolaan yang mengedepan-
kekayaaan alam yang berada di
kan prinsip keberpihakan terhadap
dalam kawasan TWP Pulau Pieh me-
ekonomi lokal yang menyejahterakan
rupakan karunia Tuhan yang harus
dengan tetap mempertahankan fungsi
dijaga kelestariannya. Sehingga hak-
lingkungan sumberdaya pesisir, laut
kawasan
bahwa
108
dan
pulau-pulau
kecil.
Manfaat
Perikanan Republik
langsung pariwisata bahari dapat
melalui
menjadi
Kelautan dan Perikanan Nomor
sumber
lingkungan
pendanaan
bagi
jasa
pengelolaan
Keputusan
Indonesia Menteri
38/KEPMEN-KP/2014
Kawasan Konservasi Perairan.
tentang
Rencana Pengelolaan dan Zonasi TWP Pulau Pieh dan Laut di sekitarnya di Provinsi Sumatera
KESIMPULAN 1. Indonesia
mempunyai
Barat, 014 – 2034.
potensi
yang besar untuk menjadi tujuan
3. Kawasan
TWP
Pulau
Pieh
wisata bahari terbesar di dunia,
memiliki potensi wisata bahari
dengan basis Marine Ecotourism.
yang dapat dikembangkan. Salah
Sebagian besar potensi wisata
satunya memiliki atraksi alam
bahari masih belum dikembang-
yang menarik. Terdapat 5 (lima)
kan secara optimal, salah satunya
pulau-pulau kecil, yaitu Pulau
wisata bahari di kawasan TWP
Air, Pulau Pandan, Pulau Toran,
Pulau Pieh dan laut sekitarnya.
Pulau Pieh dan Pulau Bando
2. Kawasan Taman Wisata Perairan
yang memiliki, perairan jernih
(TWP) Pulau Pieh dan laut
dan pesona bawah laut yang
sekitarnya telah ditetapkan me-
indah
lalui Keputusan Menteri Kelaut-
dengan ber-snorkeling maupun
an dan Perikanan Nomor: KEP.
diving.
70/MEN/2009
aksesibilitas,
tanggal
3
yang
Namun
September 2009. Kawasan ini
pendukung
memiliki luas 39.000 Ha dan
agar
merupakan kawasan konservasi
wisatawan.
perairan dengan tujuan untuk
dapat
demikian
saran perlu
prasarana ditingkatkan
meningkatkan
4. Pengelolaan
dan
dinikmati
kepuasan
pemanfaatan
dimanfaatkan bagi kepentingan
kawasan TWP Pulau Pieh di-
wisata perairan dan rekreasi.
fokuskan untuk tujuan wisata
Rencana pengelolaan dan zonasi
bahari berbasis ekowisata atau
kawasan TWP Pulau Pieh dan
pariwisata yang ramah lingkung-
laut di sekitarnya telah disahkan
an, dengan memperhatikan aspek
oleh
co-ownership,
Menteri
Kelautan
dan
109
co-management,
Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya. Publikasi LIPI. Jakarta
co-responsibility sehingga perlindungan ekosistem kawasan kon-
Ditjen Pariwisata Direktorat Jenderal Pariwisata. 1998. Pedoman Pe ngembangan Ekowisata. Jakarta: Ditjen Pariwisata.
servasi diharmonisasikan dengan pemanfaatan pariwisata bahari.
SARAN
Gunawan M.P. dkk. 2000. Agenda 21 Sektoral : Agenda Pariwisata untuk Pengembangan Kualitas Hidup Secara Berkelanjutan. UNDP-Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta.
Dengan adanya potensi sumberdaya alam yang baik, diharapkan pemerintah daerah berperan aktif dalam mengelola serta memasarkan
Hidayat, S,. 2000. Otonomi Daerah dalam Perspektif Perilaku Elit Lokal. Tulisan dalam buku “Indonesia menapak Abad 21” Kajian Ekonomi Politik. http://maritimemagz.com/memb angun-pulau-pulau-kecil-berba sis-marine-ecotourism/diakses 17 April 2016.
potensi pada pulau tersebut. Hal utama
adalah
mengoptimalkan
membangun
dan
sarana-prasarana
penunjang kegiatan wisata bahari di lokasi studi, serta menggandeng pihak swasta yang ingin mengembangkan Objek
pulau
tersebut
menjadi
Daerah
Tujuan
Wisata
(ODTW)
yang memiliki
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomer. Kep. 70/Men/2009 tentang Kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya.
konsep
ekowisata
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor38/KEPMENKP/2014 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya di Provinsi Sumatera Barat 2014–2034.
Bjork P. 2000. Ecotourism from a Conceptual perspective, an extended definition of a unique tourism form. Swedish School of Economic and Business Administration, P.O. Box 287, FIN-65101 VASA, Finland. International Journal of Tourism Research. 2(1):189-202.
Meutia. 2004. Analisis Pengemba ngan Daerah Tujuan Wisata di Pulau Weh Sabang [Skripsi]. Jakarta: Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.
COREMAP LIPI. 2014. Laporan Monitoring (Baseline) Kesehatan Ekosistem Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Lainnya Taman Wisata Perairan (TWP)
110
Purwanto. 2002. Jurnal ilimiah Pariwisata Volume 7. Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.
Yulianda, F. 2007 Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Disampaikan pada Seminar Sain pada Departemen MSP, FPIK IPB.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.
Yulianda F., A. Fahrudin, L. Adrianto, A.A. Hutabarat, S. Harteti, Kusharjani dan H.S. Kang. 2010. Kebijakan Konservasi Perairan Laut dan Nilai Valuasi Ekonomi. Pusdiklat Kehutanan Departemen Kehutanan RI. SECEM-Korea Internasional Coorporation Agency, Bogor.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN /2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Ekowisata di Daerah. Ramly, N. 2007. Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Grafindo Khazanah Ilmu. Jakarta. Ruchimat, dkk. 2012. Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia; Paradigma, Perkembangan dan Pengelolaannya. Publikasi Ditjen KP3K KKP. Jakarta. Setiawati, I. 2000. Pengembangan Ekowisata Bahari. Prosiding pelatihan untuk pelatih pengelolaan wilayah pesisir terpadu Bogor, 21 – 26 Februari 2000. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB). Bogor. Sulaksmi, R. 2007. Analisis Dampak Pariwisata terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh Kota Sabang. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana IPB.
111