PENGEMBANGAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGAWASAN PERIKANAN
Oleh :
ANDRI FAHRULSYAH
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengembangan Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2011
Andri Fahrulsyah NRP. C.551030314
ABSTRACT The Information technology becomes one of the best options for companies which addresses the power of information as a competitive advantage in globalization era.The Directorate General for Monitoring and Controlling Marine and Fisheries Resources especially the Directorate of Monitoring Fishery Resources of Ministry for Marine and Fisheries has a role to manage marine and fisheries resources and to utilizehems as well as to maintain the potential of fisheries resources in Indonesia. The Directorate of Monitoring Fisheries Resources in carrying out its tasks and functions has not been supported yet by a sophisticated information system. To create that kind of system information, need to do well plan, to carry out a research, then to develop software and finally to implement the system information for fisheries monitoring. This system information will hopefully support the accomplishment of an effective fishery monitoring activities. The development of system information management for fisheries monitoring follows the system development life cycle method. Start from identifying and formulating the current problems, and then designing the conceptual system consists of database structure and flow of processes, develop a software engineering using Microsoft Access and Visual Basic software in order to produce, user friendly menu or windows which are easily accessed by users. Keywords: Fisheries surveillance, SIMWASKAN, User.
© Hak Cipta Milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2011 Hak cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa seizin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya
RINGKASAN Andri Fahrulsyah, NRP. C551030314/TKL. Pengembangan Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si dan Dr. Ir. Darmawan, MAMA Salah satu fungsi penting dari Kementrian Kelautan dan Perikanan adalah melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan. Pengawasan terhadap sumberdaya kelautan dan perikanan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia sangat perlu dilakukan. Hal ini menjadi penting karena banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh berbagai pihak baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri di wilayah laut Indonesia. Menurut laporan tahunan Ditjen PSDKP tahun 2010, jenis-jenis pelanggaran tersebut antara lain : 1) Kapal penangkapan ikan beroperasi tanpa memenuhi persyaratan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku, 2) Kapal penangkap ikan tidak melapor hasil tangkapan ikan ke atau di pelabuhan, 3) Kapal perikanan melakukan kegiatan transhipment di tengah laut atau bahkan membawa hasil tangkapannya ke luar negeri, 4) Kapal perikanan melakukan penangkapan ikan di daerah terlarang. Pelanggaran-pelanggaran itu kalau tidak terkendali dan terjadi secara terus menerus, maka tentu akan merugikan Indonesia secara material yang jumlahnya pasti tidak sedikit. Untuk itu fungsi pengawasan perikanan sangat penting, fungsi pengawasan perikanan yang dilakukan oleh pengawas perikanan pada hakikatnya adalah untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap tertibnya pelaksanaan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan pengawasan perikanan meliputi tiga hal yakni, pengawasan terhadap kegiatan penangkapan ikan, pengawasan usaha budidaya, dan pengawasan terhadap kegiatan pengolahan, pengangkutan dan pemasaran ikan. Fakta di lapangan menunjukan bahwa perekaman data atau informasi yang dilakukan oleh pengawas perikanan terhadap kapal penangkap ikan masih dilakukan secara manual, yaitu dengan mencatat data pada buku laporan. Kondisi tersebut mengakibatkan data atau informasi sulit diperoleh secara cepat, data tidak konsisten dan tidak akurat sehingga untuk evaluasi dan pelaporannya juga memerlukan waktu yang relatif lama. Berdasarkan uraian tersebut masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan perikanan oleh pengawas perikanan adalah : 1) sulitnya memperoleh data perijinan kapal yang terbaru (up to date) sehingga menyulitkan pengawas perikanan untuk mendeteksi keaslian dokumen kapal pada saat datang melakukan pemeriksaan; 2) lambatnya penanganan perkara tindak pidana perikanan diakibatkan oleh lambatnya laporan hasil pelaksanaan pengawasan perikanan di lapangan ke pihak atasan; 3) belum adanya sistem pelaporan kegiatan pengawasan perikanan oleh pengawas perikanan kepada pimpinan secara cepat, tepat dan akurat. Dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan : 1) bagaimana upaya agar pengawas perikanan di lapangan dapat segera memperoleh data perijinan kapal yang terbaru (up to date)?; 2) apa yang menyebabkan lambatnya
penanganan perkara dugaan tindak pidana perikanan yang ditemukan oleh pengawas perikanan di lapangan?; 3) bagaimana sistem yang terbaik yang dibutuhkan oleh pengawas perikanan agar data perijinan kapal dapat diperoleh dengan cepat, laporan segera bisa disampaikan ke atasan dan penanganan pelanggaran dapat diselesaikan tepat waktu sesuai ketentuan peraturan yang berlaku? Penelitian ini dilakukan di unit pelaksana teknis pengkalan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan Jakarta. Penelitian ini bertujuan : 1) Menentukan hal-hal yang mempengaruhi lambatnya perolehan data untuk kepentingan pengawas perikanan; 2) Menyusun rancangan sistem informasi manajemen dibidang pengawasan perikanan berbasis komputer. Untuk mencapai tujuan penelitian, data dianalisis dengan metode pendekatan sistem dengan melalui tahapan sebagai berikut : 1) analisis kebutuhan pelaku sistem informasi manajemen pengawasan perikanan; 2) analisis formulasi masalah sistem informasi manajemen pengawasan perikanan; 3) analisis perancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan meliputi pemodelan dan rekayasa perangkat lunak. Hasil analisis kebutuhan pelaku sistem informasi adalah sebagai berikut : 1) Pangkalan PSDKP Jakarta memerlukan data pengawasan perikanan terutama data ketaatan kapal berpangkalan di pelabuhan perikanan Nizam Zachman Jakarta. 2) Pengawas Perikanan memerlukan informasi tentang perijinan kapal penangkap ikan yaitu: SIUP (surat izin usaha perikanan), SIPI (surat izin penangkapan ikan), SIKPI (surat izin kapal pengangkut ikan). 3) Pemilik kapal memerlukan informasi tentang status perijinan kapal untuk pelaksanaan usaha penangkapan ikan. 4) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan memerlukan laporan hasil pelaksanaan pengawasan kapal perikanan oleh pengawas perikanan. 5) Stakeholder lainnya sebagai pengguna data dan informasi memerlukan kemudahan akses untuk memperoleh data pengawasan kapal perikanan dan bahan pengambilan keputusan. Hasil analisis formulasi masalah sistem informasi manajemen pengawasan perikanan yang ingin dirancang adalah : 1) pengawas perikanan kesulitan memperoleh data perijinan kapal yang terbaru (up to date); 2) belum adanya suatu media penyimpanan data pengawasan perikanan berbasis komputer; 3) penyajian informasi pengawasan perikanan secara lengkap belum terlayani secara cepat dan akurat sehingga stakeholder kesulitan untuk operasional di lapangan; 4) sistem informasi manajemen pengawasan perikanan belum ada. Perancangan sistem informasi merupakan tahapan untuk menghasilkan sistem informasi yang tepat dan dapat digunakan bagi yang membutuhkan sistem informasi tersebut. Desain Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan dimulai dengan menyusun masukan (input) data, yaitu data Perusahaan Perikanan, data kapal perikanan, data kapal pengawas, data alat tangkap, data pelabuhan, data pelabuhan pangkalan, daerah penangkapan, wilayah penangkapan, data Propinsi, data Negara, data petugas pengawas, data UPT, data daftar hasil tangkapan dan data daftar satuan. Semua data input tersebut kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang akan dibuat menjadi entitas yang saling berhubungan.
Tahapan selanjutnya adalah untuk mendesain tampilan antar muka dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan. Desain yang dimaksud meliputi perancangan menu tampilan data transaksi (input), proses, dan tampilan keluaran (output). Pada tampilan antar muka dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan, tampilan input diubah menjadi menu file, kedatangan, keberangkatan, di laut, budidaya, pengolahan, dan menu help. Semua menu tersebut berisikan database dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan yang dirancang. Tahapan proses database menjadi informasi yang dibutuhkan pada rancangan tampilan antar muka terdapat dalam menu utility sedangkan output (keluaran) dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan terdapat pada menu report. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1) Belum adanya sistem informasi dibidang pengawasan perikanan di Direktorat Jenderal PSDKP merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi lambatnya aliran data pengawasan perikanan, terutama data yang dapat mendukung pelaksanaan tugas pengawas perikanan dilapangan. 2) Rancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan (SIMWASKAN) yang dibuat melalui pendekatan analisis kebutuhan pelaku sistem terdiri dari tiga bagian yakni, Masukan (input) data, Proses (relasional entitas data dan perancangan diagram alur data), dan Keluaran (output). Bagian masukan (input) data dalam SIMWASKAN terdiri dari menu file, menu kedatangan, menu keberangkatan, menu di laut, menu budidaya, menu pengolahan dan menu help. Bagian proses terdapat dalam menu utility, sedangkan Keluaran (output) pada sistem informasi manajemen pengawasan perikanan adalah menu report. SIMWASKAN memiliki kemampuan untuk pemutakhiran (updating) data, sehingga bisa diaplikasikan untuk manajemen data pengawasan perikanan di seluruh unit pelaksana teknis Ditjen PSDKP. Verifikasi terhadap SIMWASKAN adalah dengan menggunakan data perijinan kapal sehingga dapat diaplikasikan untuk pengawasan terhadap kedatangan kapal perikanan di pelabuhan dan keberangkatan kapal perikanan meninggalkan pelabuhan. Saran dari penelitian ini antara lain : 1) Rancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan belum optimal berjalan karena masih bersifat modular, sehingga perkembangan data dan informasi terbaru tidak otomatis terdistribusi kepada seluruh unit pengawas perikanan yang ada. 2) Sistem informasi manajemen pengawasan perikanan ini, kedepan sebaiknya diintegrasikan atau dilengkapi dengan informasi penanganan perkara tindak pidana perikanan sebagai upaya mendukung pelaksanaan pemberantasan IUU Fishing di Indonesia.
PENGEMBANGAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGAWASAN PERIKANAN
Oleh :
ANDRI FAHRULSYAH
Tesis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister Sains Teknologi Kelautan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
JUDUL TESIS
: PENGEMBANGAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGAWASAN PERIKANAN
NAMA MAHASISWA
: ANDRI FAHRULSYAH
NO. MAHASISWA
: C 551030314
PROGRAM STUDI
: Teknologi Kelautan
DEPARTEMEN
: Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si Ketua
Dr. Ir. Darmawan, M.AMA Anggota
Ketua Program Studi Teknologi Kelautan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Agr
Tanggal lulus :
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Prof.Dr.Ir. John Haluan, M.Sc
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-NYA sehingga Tesis dengan judul “ Pengembangan Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan” dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.AMA selaku komisi pembimbing yang telah membantu, membimbing dan memberi masukan agar tesis ini menjadi baik, serta Bapak Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Budi Wiryawan, M.Sc sebagai dosen penguji. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran keluarga besar Direktorat Pengawasan Sumber Daya Ikan, Ditjen PSDKP, Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk dukungan dan partisipasinya, penghargaan kepada Direktur Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan, Kepala Pangkalan PSDKP Jakarta untuk bantuan dan dukungan datanya. Akhirnya untuk kedua orang tua, ayahanda Drs. H. Chairullah, S.Ip, M.AP dan Ibunda Dra. Hj. Eva Rabita, M.Hum, istri ( Melly Meliana, SE), anak-anak (Chairifa Naira Melandry dan Muhammad Paltiraja), atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat.
Bogor, Agustus 2011
Andri Fahrulsyah
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Medan pada tanggal 1 September 1978. Pendidikan Sekolah Dasar pada SDN No. 066653 Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan diselesaikan pada tahun 1990. Melanjutkan Sekolah Menengah Pertama pada SMPN 14 Medan, selesai tahun 1993. Pendidikan Sekolah Menengah Atas pada SMAN 1 Medan diselesaikan tahun 1996. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Riau, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Program Studi Budidaya Perairan dan selesai pada tahun 2002. Penulis kemudian diterima bekerja sebagai CPNS pada Departemen Kelautan dan Perikanan dan bertugas sebagai staf subdit pengawasan usaha budidaya, Direktorat Pengawasan Sumber Daya Ikan, Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan jenjang Strata-2 (S2) Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, pada program studi Teknologi Kelautan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan pada tahun 2004.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ..xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv 1
PENDAHULUAN......................................................................................... 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
2
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13
3
Latar Belakang ................................................................................... 1 Identifikasi Masalah ........................................................................... 6 Perumusan Masalah ........................................................................... 6 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 7
Konsep Dasar Sistem ......................................................................... 9 Konsep Dasar Sistem Informasi ....................................................... 10 Tingkatan Sistem Informasi ............................................................. 11 Sistem Informasi Manajemen .......................................................... 12 Peranan Sistem Informasi bagi Manajemen ..................................... 14 Metode Pengolahan Data ................................................................. 14 Basis Data atau Database................................................................. 15 Data Flow Diagram ......................................................................... 16 Database Management System (DBMS) .......................................... 17 Perangkat Lunak................................................................................17 Interaksi Manusia dan Komputer. .................................................... 18 Pengawasan Perikanan ..................................................................... 18 Peranan Sistem Informasi Dalam Pengawasan Perikanan ............... 22
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 23 3.1 3.2 3.3 3.4
Waktu dan Tempat .......................................................................... 23 Tahapan Penelitian .......................................................................... 23 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 24 Metoda Analisis Data ...................................................................... 25 3.4.1 Analisis Kebutuhan .................................................................26 3.4.2 Formulasi Masalah ..................................................................26 3.5 Batasan Sistem ..................................................................................27 3.6 Perancangan Sistem ..........................................................................27 3.7 Pengembangan Sistem …..................................................................28 viii
3.8 Perancangan Tampilan Antar Muka..................................................28 3.9 Perangkat Pembuat Sistem Informasi ............................................. 29 3.10 Rancangan Kontrol Sistem Informasi Yang Diusulkan ................... 29 4
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 30 4.1. Pangkalan PSDKP Jakarta.................................................................31 4.2. Pengawas Perikanan......................................................................... 32 4.3. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi.................................... 33 4.3.1. Analisis Kebutuhan.............................................................. 33 4.3.2. Formulasi Masalah................................................................ 34 4.3.3. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan............................................................................... 35 4.3.4. Perancangan Diagram Alur Data (Data Flow Diagram)....... 38 4.4. Perancangan Tampilan Antar Muka (User Interface)...................... 40 4.5. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan...................................................................... 40 4.5.1. Login ke Sistem.......................................................................41 4.5.2. Menu Utama............................................................................ 41 4.5.3. Mengakhiri Aplikasi.............................................................. 46 4.5.4. Mengubah Password.............................................................. 46 4.6. Data Master........................................................................................ 47 4.6.1. Upload Data Master................................................................. 47 4.6.2. Aplikasi Menu Kedatangan dan Keberangkatan..................... 48 4.6.2.1 Perekaman Data Kapal Perikanan............................... 48 4.6.2.2. Perekaman Data Pemeriksaan Kapal.......................... 51 4.6.2.3. Analisis Hasil Pemeriksaan........................................ 53 4.6.2.4. Penerbitan SLO.......................................................... 56 4.6.2.5. Penugasan di Laut...................................................... 58 4.7. Pelaporan ......................................................................................... 59 4.7.1. Pengiriman Data dan User .................................................... 61 4.7.2. Petunjuk Penggunaan Sistem Aplikasi................................... 65 4.7.3. Instalasi Sistem Informasi ..................................................... 65 4.8. Kelebihan dan Kekurangan Simwaskan .......................................... 67
5
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….....… 68 5.1. Kesimpulan ……………………………………............................ ...68 5.2. Saran ……………………………… .................................................68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69 LAMPIRAN ......................................................................................................... 71
ix
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tabel Pengelompokkan Data Primer dan Sekunder .............................
25
Tabel 2. Analisis Kebutuhan Pelaku Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan..........................................................................
35
x
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Permasalahan pengawasan perikanan..............................................
8
Gambar 2. Diagram alir penelitian....................................................................
24
Gambar 3. Bagan/Struktur Organisasi Pangkalan PSDKP Jakarta..................
30
Gambar 4. Alur Tugas Pengawas Perikanan....................................................
33
Gambar 5. Diagram Relasi Entitas Database...................................................
37
Gambar 6. Desain perancangan simwaskan.....................................................
38
Gambar 7. Diagram Konteks DFD Level 0 SIMWASKAN...........................
39
Gambar 8. DFD Level 1 SIMWASKAN........................................................
40
Gambar 9. Menu Awal Aplikasi.....................................................................
41
Gambar 10. Menu Awal Aplikasi SIMWASKAN.........................................
41
Gambar 11. Menu Pilihan File.......................................................................
43
Gambar 12. Menu Pilihan Kedatangan...........................................................
43
Gambar 13. Menu Pilihan Keberangkatan......................................................
44
Gambar 14. Menu Pilihan di Laut..................................................................
44
Gambar 15. Menu Pilihan Budidaya..............................................................
44
Gambar 16. Menu Pilihan Pengolahan ..........................................................
45
Gambar 17. Menu Pilihan Report..................................................................
45
Gambar 18. Menu Pilihan Utility...................................................................
45
Gambar 19. Menu Pilihan Help......................................................................
45
Gambar 20. Menu Pilihan Ganti Password....................................................
46
Gambar 21. Menu Ganti Password ...............................................................
46
Gambar 22. Menu Upload Master..................................................................
47
Gambar 23. Menu Tabel Upload ...................................................................
48
Gambar 24. Menu Kedatangan-penerimaan..................................................
49
Gambar 25. Daftar penerimaan dokumen saat kedatangan ..........................
49
xi
Gambar 26. Menu Rekaman Data Kedatangan Kapal....................................
50
Gambar 27. Menu Pilih SIPI/SIKPI...............................................................
50
Gambar 28. Daftar Database SIPI/SIKPI.......................................................
51
Gambar 29. Menu Rekaman data SIPI/SIKPI...............................................
51
Gambar 30. Menu Pilih Kedatangan-pemeriksaan ......................................
51
Gambar 31. Daftar Pemeriksaan Kedatangan Kapal.....................................
52
Gambar 32. Menu Perekaman Data Pemeriksaan Hasil Tangkapan.............
53
Gambar 33. Menu Pilih Kedatangan-pemeriksaan.......................................
53
Gambar 34. Daftar Hasil pemeriksaan kapal...............................................
54
Gambar 35. Menu rekaman data hasil pemeriksaan - analisa izin...............
55
Gambar 36. Menu rekaman data hasil pemeriksaan - analisa pemeriksaan..
55
Gambar 37. Menu Rekaman Data Hasil Pemeriksaan – Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen..................................................................................
56
Gambar 38. Menu pilihan Keberangkatan – Penerbitan SLO.......................
56
Gambar 39. Daftar Penerbitan SLO Keberangkatan Kapal...........................
57
Gambar 40. Menu Perekaman Data SLO Kapal Perikanan..........................
57
Gambar 41. Menu isian untuk cetak SLO ....................................................
57
Gambar 42. Menu Transaksi Penugasan di laut ...........................................
58
Gambar 43. Menu Perekaman Data Surat Penugasan..................................
58
Gambar 44. Menu Perekaman Data Hasil Pemeriksaaan di Laut................
58
Gambar 45. Menu Laporan pendataan Kedatangan kapal perikanan..........
59
Gambar 46. Menu isian periode waktu........................................................
59
Gambar 47. Laporan Pemeriksaan Kedatangan Kapal................................
59
Gambar 48. Menu Laporan - keberangkatan kapal perikanan.....................
60
Gambar 49. Menu isian periode waktu........................................................
60
Gambar 50. Laporan Pemeriksaan Keberangkatan Kapal...........................
60
Gambar 51. Menu Pemeriksaan Fisik Kapal...............................................
61
Gambar 52. Menu isian periode waktu........................................................
61
xii
Gambar 53. Laporan Pemeriksaan Fisik Kapal saat keberangkatan kapal..
61
Gambar 54. Menu Pilihan Utility – Kirim Data..........................................
62
Gambar 55. Menu Isian untuk Kirim Data/Tabel........................................
62
Gambar 56. Menu Pilih Utility – Profil User..............................................
63
Gambar 57. Menu isian User......................................................................
63
Gambar 58. Menu Isian Profil User............................................................
63
Gambar 59. Menu Pilihan Hak User..........................................................
64
Gambar 60. Daftar Hak User......................................................................
64
Gambar 61. Menu Perekaman Data Hak User ..........................................
65
Gambar 62. Menu Pilihan User Manual....................................................
65
Gambar 63. Menu Pilih Direktori Program Install....................................
66
Gambar 64. Menu Pilih Yes or No untuk Instalasi Program....................
66
Gambar 65. Menu Pilih Instalasi Program................................................
67
Gambar 66. Menu Proses Instalasi Selesai...............................................
67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Contoh pembuatan menu utama dengan menggunakan microsoft Visual basic.net .................................................................................. 75 Lampiran 2 Tabel database access perancangan simwaskan.................................
76
Lampiran 3 Hasil query yang digunakan untuk merancang simwaskan...............
77
Lampiran 4 Contoh database yang digunakan sebagai input dalam merancang Simwaskan.........................................................................................
78
Lampiran 5 Contoh sourcode yang digunakan dalam merancang simwaskan.....
79
xiv
1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar.
Secara fisik potensi tersebut berupa perairan nasional seluas 3,1 juta km 2, ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia) seluas sekitar 3,0 juta km2, panjang garis pantai lebih dari 95.150 km dan jumlah pulau sekitar 17.052 pulau. Dari segi pembangunan, potensi tersebut berupa sumberdaya yang dapat diperbarui adalah perikanan, mangrove, terumbu karang, industri bioteknologi kelautan sedangkan dari segi sumber daya yang tidak dapat diperbarui adalah minyak bumi, gas, bahan tambang dan mineral. Selain itu, energi kelautan berupa pasang surut, gelombang dan angin, dan industri jasa seperti pariwisata, perhubungan dan kepelabuhan (KKP, 2008). Besarnya potensi kelautan dan perikanan Indonesia dapat menjadi sumber kehidupan dan sumber pembangunan guna meningkatkan kemakmuran rakyat menuju terwujudnya bangsa Indonesia yang sejahtera, maju dan mandiri. Untuk itu, laut harus dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, dijadikan sebagai masa depan sumber pembangunan Indonesia dan kepentingan nasional yang besar. Di masa yang akan datang, prospek pembangunan perikanan Indonesia menjadi salah satu kegiatan ekonomi strategis dan dinilai cerah. Hal ini juga dimungkinkan karena adanya perubahan perilaku masyarakat dunia yang mengalami pergeseran pola konsumsi ke produk-produk perikanan dan hasil laut. Disamping itu keterbatasan kemampuan pasok perikanan dunia akan menjadikan ikan sebagai salah satu komoditi strategis dunia. Hal tersebut sangat didukung oleh potensi perikanan yang dimiliki Indonesia. Hal lain yang semakin mendorong terciptanya pembangunan perikanan yang berbasis pada kepentingan masyarakat adalah lahirnya kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di wilayah perairan Indonesia dan ZEEI. Sebagai bentuk komitmen pemerintah Republik Indonesia terhadap sumber daya kelautan dan khususnya perikanan diterbitkanlah beberapa kebijakan yang antara lain adalah:
2
1) Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1984 tetang Pengelolaan Sumberdaya Alam Hayati di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia; 3) Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa - Bangsa mengenai Keanekaragaman Hayati); 4) Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan. Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diberikan tanggungjawab untuk menjalankan tugas pokok, fungsi dan wewenangnya untuk mengelola dan melakukan pengawasan terhadap sumberdaya kelautan dan perikanan di wilayah Republik Indonesia. Salah satu fungsi yang penting dari Kementrian Kelautan dan Perikanan adalah melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan. Untuk itu salah satu kebijakannya adalah diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 02/MEN/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan. Pedoman tersebut sangat membantu bagi unit kerja pengawasan, petugas pengawas perikanan atau pihak lainnya yang terkait dalam melaksanakan tugas pengawasan perikanan sehingga lebih terarah dan sesuai dengan ketentuan. Pengawasan terhadap sumberdaya kelautan dan perikanan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia sangat perlu dilakukan. Hal ini penting, karena banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh berbagai pihak baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri di wilayah laut Indonesia. Mereka ingin memanfaatkan sumber daya laut dan perikanan secara besar-besaran di luar ketentuan yang berlaku. Menurut laporan tahunan Ditjen PSDKP (KKP 2010), jenis-jenis pelanggaran tersebut antara lain :
3
1) Kapal penangkapan ikan beroperasi tanpa memenuhi persyaratan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku, 2) Kapal penangkap ikan tidak melapor hasil tangkapan ikan ke atau di pelabuhan, 3) Kapal perikanan melakukan kegiatan transhipment di tengah laut atau bahkan membawa hasil tangkapannya ke luar negeri, 4) Kapal perikanan melakukan penangkapan ikan di daerah terlarang. Pelanggaran-pelanggaran itu kalau tidak terkendali dan terjadi secara terus menerus, maka tentu akan merugikan Indonesia secara material yang jumlahnya pasti tidak sedikit. Untuk itu fungsi pengawasan perikanan sangat penting, fungsi pengawasan perikanan yang dilakukan oleh pengawas perikanan pada hakikatnya adalah untuk melaksanakan pengawasan terhadap tertibnya pelaksanaan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan pengawasan perikanan meliputi tiga hal yakni, pengawasan terhadap kegiatan penangkapan ikan, pengawasan usaha budidaya, dan pengawasan terhadap kegiatan pengolahan, pengangkutan dan pemasaran ikan. Kegiatan pengawasan penangkapan ikan dilakukan oleh pengawas perikanan melalui pemeriksaan terhadap dokumen perijinan kapal dan aktifitas penangkapan ikan di laut. Sementara itu untuk kegiatan pengawasan usaha budidaya, objek pengawasan meliputi dokumen perijinan, jenis ikan yang dibudidayakan dan sarana-prasarana kegiatan budidaya. Untuk kegiatan pengawasan terhadap pengolahan, pengangkutan dan pemasaran, pemeriksaan dilakukan di unit pengolahan ikan (UPI) dengan melaksanakan pemeriksaan dokumen perijinan, jenis ikan yang dilakukan pengolahan, penggunaan bahan tambahan terhadap ikan, dll. Kegiatan pengawasan penangkapan perikanan yang dilakukan oleh pengawas perikanan dilakukan di dua tempat yaitu darat dan laut. Kegiatan pengawasan perikanan di darat antara lain adalah pengecekan terhadap kedatangan dan keberangkatan kapal, pemeriksaan dokumen kapal (kelengkapan dan keabsahan), pemeriksaan alat penangkap dan alat bantu penangkapan, pemeriksaan fisik kapal. Untuk kegiatan pengawasan perikanan di laut dilakukan
4
oleh kapal pengawas perikanan yang melakukan pemeriksaan terhadap kapalkapal perikanan yang sedang melakukan kegiatan penangkapan ikan. Fakta di lapangan menunjukan bahwa perekaman data atau informasi yang dilakukan oleh pengawas perikanan terhadap kapal penangkap ikan masih dilakukan secara manual, yaitu dengan mencatat data pada buku laporan. Kondisi tersebut mengakibatkan data atau informasi sulit diperoleh secara cepat, data tidak konsisten dan tidak akurat sehingga untuk evaluasi dan pelaporannya juga memerlukan waktu yang relatif lama. Selain itu, penyampaian informasi atau laporan melalui media komunikasi seperti telepon atau transmitter juga masih dipandang rentan terhadap gangguan antara lain kondisi peralatan, alam atau iklim serta rendahnya pemahaman dan kemampuan operator. Kondisi tersebut mengakibatkan sistem pengawasan penangkapan ikan yang dipandang sebagai kegiatan prioritas untuk dilaksanakan oleh pengawas perikanan belum berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, penyediaan sistem data atau informasi kegiatan penangkapan ikan yang lengkap dan akurat menjadi kebutuhan utama. Tidak semua data dapat diolah dan digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan bagi pimpinan, melainkan data yang sudah dikelompokkan sehingga bisa diproses lebih lanjut. Untuk itu, diperlukan suatu sistem informasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki keunggulan kompetitif seperti sederhananya prosedur, kecepatan respon, kemudahan transaksi, diperbarui dan bentuk penyajiannya.(Oetomo, 2004) Kegiatan pengembangan Sistem informasi untuk mengelola data perikanan merupakan kegiatan sangat strategis karena, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk memfasilitasi kegiatan pengembangan sistem informasi di bidang perikanan yang tertuang di dalam Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang perikanan pada pasal 46 disebutkan bahwa : 1) Pemerintah menyusun dan mengembangkan sistem informasi dan data statistik perikanan serta menyelengarakan pengumpulan, pengolahan, analisis, penyimpanan, penyajian dan penyebaran data potensi, sarana dan prasarana, produksi, penanganan, pengolahan dan pemasaran ikan, serta data sosial ekonomi yang terkait dengan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya ikan dan pengembangan sistem bisnis perikanan.
5
2) Pemerintah mengadakan pusat data dan informasi perikanan untuk menyelenggarakan sistem informasi dan data statistik perikanan. Kemudian dalam pasal 47 disebutkan juga bahwa : 1) Pemerintah membangun jaringan informasi perikanan dengan lembaga lain, baik di dalam maupun luar negeri. 2) Sistem informasi dan data statistik perikanan harus dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh pengguna data statistik dan informasi perikanan. Berdasarkan pada penjelasan dari pasal 46 dan 47 Undang-undang No. 31 tahun 2004 maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan sistem informasi pengawasan perikanan dapat menunjang kinerja Pemerintah dalam hal penyajian informasi dan data kegiatan pengawasan perikanan. Sistem informasi pengawasan merupakan suatu sistem informasi yang didesain berdasarkan kebutuhan pengawas perikanan untuk mendukung pengawas perikanan melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya perikanan. Menurut surat keputusan Direktur Jenderal PSDKP tahun 2009, unit pelaksana teknis bidang pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan berjumlah 5 unit dengan rincian 2 unit setingkat pangkalan pengawasan (eselon III) dan 3 unit setingkat stasiun (eselon IV). Kelima unit pelaksana teknis tersebut membawahi 62 unit satuan kerja pengawasan dan pos pengawasan dengan kondisi tersebut, maka diperlukan media untuk memudahkan unit pelaksana teknis pengawasan tersebut dalam melaksanakan fungsinya. Perancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan atau disingkat dengan SIMWASKAN diharapkan dapat membantu para penggunanya untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan kegiatan serta pengambilan keputusan secara efektif dalam pengawasan perikanan. Sistem informasi pengawasan berbasis komputer ini nantinya juga diharapkan dapat menampung dan mengelola data dengan kapasitas yang besar untuk dapat diolah dan dianalisa menghasilkan informasi pengawasan yang lengkap, cepat dan akurat bagi unit pelaksana teknis pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan di pangkalan pengawasan, stasiun pengawasan dan satker atau pos pengawasan. Agar pelaksanaan pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan dapat
6
berjalan optimal maka sistem informasi manajemen pengawasan perikanan mutlak diperlukan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan, karena selain dapat digunakan untuk menjawab kebutuhan data dan informasi oleh pengawas perikanan, sistem informasi yang baik akan mampu menyimpan data dalam waktu lama sehingga menjadi dasar untuk pengambilan kebijakan pengawasan perikanan di masa mendatang.
1.2 Identifikasi Masalah Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan perikanan oleh pengawas perikanan adalah : 1) Sulitnya memperoleh data perijinan kapal yang terbaru (up to date) sehingga menyulitkan pengawas perikanan untuk mendeteksi keaslian dokumen kapal pada saat datang melakukan pemeriksaan. 2) Lambatnya penanganan perkara tindak pidana perikanan diakibatkan oleh lambatnya laporan hasil pelaksanaan pengawasan perikanan di lapangan ke pihak atasan. 3) Belum adanya sistem pelaporan kegiatan pengawasan perikanan oleh pengawas perikanan kepada pimpinan secara cepat, tepat dan akurat.
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dalam penelitian ini telah dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1) Bagaimana upaya agar pengawas perikanan di lapangan dapat segera memperoleh data dokumen kapal yang terbaru (up to date) ? 2) Apa yang menyebabkan lambatnya penanganan perkara dugaan tindak pidana perikanan yang ditemukan oleh pengawas peri di lapangan ? 3) Bagaimana sistem yang terbaik yang dibutuhkan oleh pengawas perikanan agar data perijinan kapal dapat diperoleh dengan cepat, laporan segera bisa disampaikan ke atasan dan penanganan pelanggaran dapat diselesaikan tepat waktu sesuai ketentuan peraturan yang berlaku?
7
1.4
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1) Menentukan hal-hal yang mempengaruhi lambatnya perolehan data untuk kepentingan pengawas perikanan. 2) Menyusun
rancangan
sistem
informasi
manajemen
dibidang
pengawasan perikanan berbasis komputer.
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1) Dapat memberikan dukungan ketersediaan data dalam kegiatan pengawasan dibidang perikanan dengan lebih baik. 2) Dapat mengoptimalkan pengelolaan data dibidang pengawasan perikanan secara cepat, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. 3) Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dan teknologi khususnya dibidang sistem informasi manajemen terutama pada aplikasi pengawasan perikanan.
1.6. Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian permasalahan diatas, permasalahan yang dihadapi oleh pengawas perikanan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan perikanan baik di darat maupun di laut adalah belum adanya sistem manajemen data yang baik yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pengawasan perikanan. Hal tersebut berimplikasi pada arah kebijakan dan atau pengambilan keputusan yang tanpa didukung oleh informasi yang tepat sasaran sehingga kebijakan yang ditempuh juga seringkali bermasalah dan tidak tepat sasaran.
8
Pengawasan Perikanan
Darat
Laut
Data
Sistem Informasi Pengawasan Perikanan
Sistem Manajemen Data Saat ini
Kebijakan baik dan tepat sasaran
Kebijakan kurang tepat sasaran
Terpeliharanya Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Rusak/Punah
Gambar 1. Permasalahan Pengawasan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Konsep Dasar Sistem Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai
berbagai pengertian. Sistem adalah suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (Amirin, 1992). Sedangkan menurut Kristanto (2008), suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Dijelaskan oleh Robert N. (2007) Sebuah sistem merupakan cara yang biasanya berulang kali dilakukan untuk melaksanakan suatu aktivitas atau seperangkat aktivitas. Sistem diwarnai dengan serangkaian langkah yang berirama, terkoordinir dan terulang yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus. Rumusan sistem serupa tidak berbeda jauh dengan rumusan yang dikemukakan oleh Martin, Merle P. (1991), hanya saja rumusan tersebut menambahkan unsur rencana ke dalamnya, sehingga sistem itu dikatakannya merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Diperkuat oleh Robert N, Anthony dan Vijay (2007), bahwa suatu sistem terdiri atas input, proses transformasi, output dan timbal balik dari lingkungan, merupakan satuan terorganisir yang terdiri atas dua atau beberapa bagian atau subsistem yang saling tergantung, dan bisa dibedakan dari lingkungannya dengan batasan yang jelas. Menurut Amirin (1992), ciri-ciri pokok suatu sistem adalah sebagai berikut : 1) Sistem bersifat terbuka atau pada umumnya bersifat terbuka. Boleh dikatakan dalam kenyataan tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Sesuatu sistem dikatakan terbuka jika berinteraksi dengan lingkungannya dan sebaliknya, dikatakan tertutup jika mengisolasikan diri dari pengaruh apapun. 2) Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem. Setiap sistem terdiri dari subsistem yang terbagi lagi ke dalam subsistem yang lebih kecil begitu seterusnya.
10
3)
Di antara subsistem-subsistem itu terdapat saling ketergantungan, satu sama lain saling memerlukan masukan (input) yang diperoleh dari sub sistem yang lain, dengan kata lain keluaran (output) satu subsistem diperlukan sebagai masukan bagi subsistem yang lain.
4) Suatu sistem mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (selft adjustment). Kegiatan ini dimungkinkan karena adanya sistem umpan-balik atau balikan (feedback). 5) Sistem itu juga mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri (selfregulation). Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan di atas. 6) Sistem itu mempunyai tujuan atau sasaran Suatu sistem akan disebut sebagai sistem jika mempunyai “ batas ” yang memisahkan sistem tersebut dari lingkungannya (sistem yang lebih luas lagi atau lebih besar). Adanya konsep pengertian batas sistem maka memungkinkan adanya perhatian khusus terhadap sesuatu sistem di dalam kerangka jenjang (hierarki) sistem. Secara operasional batasan sistem itu digambarkan oleh Kristanto,A. (2008), dengan cara sebagai berikut : 1) Mencatat semua komponen yang membentuk sistem dan memberikan batasbatas sekitarnya. Segala sesuatu di luar batas-batas tersebut disebut lingkungan sistem. 2) Mencatat semua arus atau aliran yang melewati batas sistem. Aliran yang berasal dari lingkungan ke dalam sistem disebut masukkan (input), sedangkan aliran dari dalam sistem ke luar sistem disebut keluaran (output). 3) Mencatat atau daftar semua unsur yang turut membantu mencapai tujuan tertentu dari sistem tersebut kemudian memasukkan ke dalam batas sistem jika belum dimasukkan.
2.2
Konsep Dasar Sistem Informasi Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari hasil pengolahan data di manapun dan kapanpun. Informasi juga bisa didapat dari sistem informasi yang berada dalam suatu organisasi yang mengolah transaksi harian guna mendukung operasi baik yang bersifat manajerial ataupun kegiatan strategis. Sistem informasi
11
biasanya menyediakan pelbagai macam laporan yang diperlukan sebagai hasil dari pengolahan transaksi (Jogiyanto, 1989). Sistem Informasi didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan
satu
sama
lain
yang
membentuk
satu
kesatuan
untuk
mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi, yang akan mendukung pembuatan keputusan (Sutedjo, 2002). Disini penekanan informasi menjadi sangat penting. Informasi dijadikan sebagai sumberdaya yang sangat berharga, sama halnya seperti sumber daya lain seperti sumberdaya alam, manusia, dan teknologi. Informasi menambah nilai mutu manajemen suatu organisasi dimana pengolahan data menjadi titik tolaknya. Menurut Listiyo (2000), Informasi memberikan sesuatu yang berguna jika sesuai dengan kebutuhan prima, mempunyai ketelitian dalam pengolahan data, tidak kadaluarsa, dan dapat dipergunakan secara efektif. Adapun Komponen Sistem Informasi menurut Burch dan Grudnitski dalam Jogiyanto (1989), terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan, yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok basis data (database block) dan blok kendali (controls block). Masing-masing blok tersebut saling berinteraksi membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.
2.3
Tingkatan Sistem Informasi Menurut Oetomo (2004), beberapa sistem informasi berbasis teknologi
informasi dikembangkan berdasarkan lini manajerial. Masing-masing sistem informasi mempunyai fungsi dan manfaat bagi tiap tingkatan manajerial. Beberapa tingkatan sistem informasi adalah: 1) Sistem Pemrosesan Transaksi (SPT) merupakan hasil pembentukan kantor elektronik, dimana sebagian dari pekerjaan rutin diotomatisasi termasuk proses transaksi. Pada SPT data transaksi yang dimasukan kemudian diolah untuk menghasdilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. 2) Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan pengelolaan dari prosesproses yang menghasilkan informasi untuk manajer guna mendukung operasi dan pengambilan keputusan. Pada SIM masukan berupa data transaksi yang
12
telah diproses untuk menghasilkan laporan ringkas, keputusan rutin dan jawaban dari query yang diperlukan. 3) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan peningkatan dari SIM, tersedia prosedur-prosedur khusus, pemodelan yang unik dalam membantu manajer mengambil alternative keputusan. 4) Sistem Informasi e-Business merupakan integrasi data dan informasi dari suatu proses bisnis berbasis internet.
2.4
Sistem Informasi Manajemen Kombinasi dari istilah sistem, informasi, dan manajemen menjadi kata-kata
baru yaitu “Sistem Informasi Manajemen” (SIM). McLeod.Jr.R dan Schell (2010) mengemukakan bahwa SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah. Sedangkan menurut Badriyah (2002), SIM adalah pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberikan eksekutif bantuan informasi yang memberikan kemudahan bagi proses manajemen. Menurut Mahyuzir (1989), secara umum pengertian manajemen adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta (objective) atau tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan menurut Siagian (1999), manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Akhirnya, menurut Suroso (2003), manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Dari ketiga definisi tersebut di atas, ada tiga hal penting dalam definisi-definisi tersebut. Pertama, ada tujuan yang hendak dicapai; kedua, tujuan yang hendak dicapai memerlukan/membutuhkan tenaga orang lain; dan ketiga, kegiatan/aktivitas orang lain tersebut harus dibimbing dan diawasi atau dikontrol.
13
Sistem informasi Manajemen yaitu serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan (Wijana, 1997). Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Kristanto, A. 2008). Sistem informasi manajemen di dalam perancangan, penerapan dan pengoperasiannya sangat mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit (Harahap, 2000). Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM menurut George dalam Jogiyanto (1989) adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem infomasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi. Menurut Davis (1991), SIM adalah sistem manusia/mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Secara teori, komputer tidak harus digunakan di dalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah mungkin SIM yang kompleks dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen non-komputer dan elemen komputer. Definisi yang diberikan oleh Davis (1991), elemen non-komputer adalah sistem manusia dan elemen
14
komputer adalah sistem mesin. Lebih lanjut Martin (1991), juga menegaskan bahwa SIM selalu berhubungan dengan persoalan informasi yang berbasis pada komputer.
2.5
Peranan sistem informasi bagi manajemen Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi eksternal dan internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi yang dihasilkan dari operasi PDE (pengolahan data elektronik) dan informasi non PDE diperoleh melalui studi penelitian secara empiris (Jogiyanto, 1989). Sistem informasi mempunyai peran penting untuk menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tepat sasaran dan berguna bagi manajemen, maka analisis sistem perlu dibuat untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang diinginkan oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk melakukan analisis sistem harus mengerti terlebih dahulu tujuan kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatannya dan tipe keputusan yang diambilnya. Bentuk informasi yang dibutuhkan oleh manajemen juga sangat penting untuk diketahui, sehingga informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai yang dibutuhkan manajemen (Kristanto,1994).
2.6
Metode Pengolahan Data Menurut Davis, William S. (1983), sistem informasi dapat mempunyai
metode pengolahan data sebagai berikut : 1) Metode pengolahan data terpusat (centralized data processing method), merupakan metode pengolahan data yang memusatkan pengolahannya pada suatu tempat tunggal tertentu. 2) Metode pengolahan data tersebar (distributed data processing method), dengan metode ini masing-masing subsistem dapat melakukan pengolahan bahkan menghasilkan output tersendiri.
15
3) Metode pengolahan kumpulan (batch processing method), merupakan metode pengolahan data yang mengumpulkan data terlebih dahulu selama beberapa periode setelah itu diolah untuk memutakhirkan file induk. 4) Metode pengolahan langsung (on line processing method), pada metode ini transaksi terjadi secara segera dan langsung digunakan untuk memutakhirkan file induk.
2.7
Basis Data atau Database Basis data (database) adalah suatu sistem penyusunan dan pengolahan
record-record dengan menggunakan komputer dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional pada sebuah organisasi, sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan oleh pemakai untuk mengambil keputusan (Fathansyah, 2001). Menurut McLeod (1998), basis data adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan denga cara yang memudahkan pengambilan kembali. Fungsi dan peranan basis data dalam suatu sistem informasi berbasis komputer sangat penting dalam suatu sistem informasi, yaitu merupakan sumber dalam menyediakan kebutuhan data bagi para pemakai atau pengambil keputusan (Jenal, 2004). Basis data dapat disimpan dalam beberapa struktur yaitu : Hirarki, Jaringan dan Relasional. Struktur basis data relasional lebih banyak digunakan karena
meminimumkan
redundancy
data,
sehingga
penyimpanan
dan
pemeliharaan data lebih sederhana. Di dalam basis data relasional, sekelompok data atau tabel data atau entitas dihubungkan sesuai dengan keterikatannya (Mahyuzir, 1989). C.J. Date dan E.F. Codd adalah professional yang memperkenalkan pertama kali struktur data base relasional. Struktur ini sampai saat ini merupakan struktur database yang paling umum digunakan oleh perusahaan atau organisasi bisnis. Konsep struktur data base relasional terdiri dari tabel-tabel yang saling berhubungan secara implisit dibangun dengan cara mencocokan nilai-nilai field data, hal ini yang menjadikannya mudah digunakan dan dipahami oleh para manajer dan professional (McLeod.Jr.R dan Schell, 2010).
16
2.8
Data Flow Diagram (DFD) Menurut McLeod.Jr.R dan Schell (2010), dijelaskan bahwa Data Flow
Diagram (DFD) adalah tampilan diagram suatu sistem yang menggunakan empat bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui proses yang saling berhubungan. Simbol-simbol tersebut menggambarkan: 1. Unsur lingkungan yang berhubungan dengan sistem; 2. Proses; 3. Arus data; dan 4. Penyimpanan data. Unsur lingkungan atau terminator di luar batas sistem. Unsur inilah yang memberikan input data ke sistem dan menerima output dari sistem. Unsur ini dapat berupa orang, organisasi atau sistem lain. Unsur ini mempunyai simbol segi empat persegi panjang. Unsur proses adalah yang mengubah input menjadi output. Masing – masing proses diberikan penjelasan menggunakan kata kerja dan obyek, tetapi dapat juga nama suatu sistem atau program komputer. Simbol unsur proses berupa lingkaran atau persegi panjang dengan sudut tumpul. Unsur aliran data terdiri dari elemen data yang saling berhubungan secara logis berjalan dari proses ke proses yang lain.
Aliran data dapat berjalan secara
bercabang ataupun memusat. Simbol dari aliran data berupa garis lurus atau garis lengkung seperti anak panah. Unsur penyimpanan data atau storage dapat digambarkan dalam bentuk garis sejajar atau segi empat terbuka atau oval (McLeod.Jr.R dan Schell 2010). Di dalam DFD terdapat tingkatan penggambaran. Diawali dengan penggambaran DFD tingkat atau level 0 yang dikenal dengan nama Diagram Konteks. Diagram konteks hanya menggambarkan suatu proses tunggal dari keseluruhan sistem dan keterkaitannya dengan lingkungannya (Riyanto, Tosin, 2000). Setelah Diagram Konteks selesai dibuat, dilakukan analisa dan identifikasi proses-proses secara lebih detil. Proses–proses tersebut yang merupakan turunan proses dari sistem tersebut pada diagram konteks. Detil proses pada DFD dinotasikan sebagai DFD level n. Tingkat kedalaman penyusunan DFD harus mengikuti kaidah-kaidah yaitu : Pertama, batasi jumlah proses dalam DFD tunggal sehingga tidak lebih dari enam sampai delapan proses.
Kedua,
dokumentasikan proses ke tingkat yang paling bawah dan usahakan tidak lebih
17
dari satu halaman. Salah satu contoh tools untuk membuat DFD adalah Use Case (McLeod.Jr.R dan Schell, 2010).
2.9
Database Management System (DBMS) Database management system (DBMS) adalah suatu aplikasi perangkat
lunak yang menyimpan struktur database, data itu sendiri, hubungan antar data di dalam database, maupun laporan dan formulir atau form yang berhubungan dengan database termasuk di dalamnya adalah deskripsi data, nama field, jenis data, jumlah bilangan desimal, jumlah karakter, nilai awal dan semua deskripsi field lainnya (McLeod.Jr.R dan Schell, 2010). Oetomo (2004), menyatakan bahwa DBMS merupakan antar muka untuk pengguna dalam mengorganisasikan database yang dibangunnya. Pengguna dapat berinteraksi dan mengekplorasi database dengan mudah dan praktis dengan menggunakan perintah-perintah sederhana dalam bahasa pemrograman tertentu. Bahasa pemrograman yang sudah sangat dikenal antara lain dBase III+, dBaseIV, FoxBase, FoxPro, Visual FaoxPro, MA Access dan Visual Basic, dll.
2.10 Perangkat Lunak (software) Ada dua tipe dasar perangkat lunak yaitu sistem dan aplikasi. Perangkat lunak sistem untuk menjalankan komputer, sedangkan perangkat lunak aplikasi untuk mengolah data pengguna. Perangkat lunak aplikasi dapat berupa perangkat lunak jadi dari vendor, sedangkan perangkat aplikasi dapat dibuat untuk pesanan atau pemakaian tertentu (Kristanto, 1994). Perangkat lunak sistem biasanya dibuat oleh pembuat perangkat keras atau Perusahaan tertentu yang memfokuskan dalam pembuatan perangkat lunak sistem. Perangkat lunak sistem yang terdapat dipasaran antara lain: Windows XP, Mac OS, OS/390 IBM, UNIX sedangkan, perangkat lunak aplikasi biasanya dibuat untuk memfasilitasi pengguna atau pengembang memenuhi kebutuhannya. Perangkat lunak aplikasi yang dikenal juga sebagai bahasa pemrograman antara lain adalah Cobol, C++, Java, Visual Basic, bahasa generasi keempat – 4GL (McLeod.Jr.R dan Schell, 2010).
18
2.11 Interaksi Manusia dan Komputer Pada beberapa kasus kehadiran komputer tidak membuat pengguna merasa mudah berinteraksi dengan komputer. Untuk itu, berbagai langkah dilakukan untuk memperbaiki cara memakai komputer. Dimulai tahun 1970-an muncul ide tentang ‘User Friendly’ atau komputer yang bersahabat dengan penggunanya, Tahun 1980-an timbul pengetahuan yang lebih luas lagi yaitu yang dikenal dengan nama interaksi manusia komputer (IMK) Zakaria dan Prijono (2007). Kisah sukses produk yang memiliki IMK yang baik adalah graphical user interface (GUI) yang sudah umum kita kenal yaitu penggunaan windows, icon, mouse, pointer. Beberapa keuntungan yang ada adalah lebih cepat prosesnya, lebih mudah dipelajari, dan lebih banyak waktu untuk mempelajari aplikasi Zakaria dan Prijono (2007). SIMWASKAN adalah sistem informasi manajemen pengawasan perikanan yang menyajikan tampilan menu-menu. Menurut Karuniawan, B. (2002), desain menu dirancang secara cermat dengan memperhatikan kaidah- kaidah di bawah ini: 1) Pilihan harus dapat dijalankan atau diproses, 2) Ada informasi visual untuk membantu pengguna, 3) Wajar, masuk akal, mudah dipahami dan mudah diingat oleh pengguna, 4) Struktur menu harus jelas (misal: tree-structured menus atau linear sequences).
2.12 Pengawasan Perikanan Charles, A. (2001), menyatakan bahwa yang dimaksud pengawasan (controlling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk menjamin bahwa tujuan suatu organisasi dan manajemen dapat dicapai. Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Jelasnya pengawasan harus berpedoman terhadap rencana (planning) yang telah diputuskan, perintah (order) terhadap pelaksanaan pekerjaan (performance), tujuan dan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya.
19
Handayaningrat (1994), menyatakan bahwa pengawasan dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud pengawasan bukan mencari kesalahan tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan. Tujuan pengawasan adalah agar pelaksaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Macam-macam pengawasan menurut (Handayaningrat, 1994), adalah: 1)
Pengawasan dari dalam adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan yang dibentuk di dalam organisasi itu sendiri, aparat pengawas bertindak untuk dan atas nama pimpinan organisasi. Aparat pengawas ini bertugas mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan organisasi untuk perbaikan atau kebijaksaan lebih lanjut;
2)
Pengawasan dari luar adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit dari luar organisasi itu. Aparat atau unit pengawasan bertindak atas nama atasan dari pimpinan organisasi itu, atau atas nama pimpinan oeganisasi itu atas permintaannya;
3)
Pengawasan
preventif
adalah
pengawasan
sebelum
suatu
rencana
dilaksanakan, pengawasan untuk mencegah terjadinya kekeliruan, kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan; 4)
Pengawasan
represif,
pengawasan
kapal
ikan
dimaksudkan
untuk
memastikan bahwa tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam pelaksaan izin oleh kapal ikan tersebut, berupa surveillance dengan cara melakukan pemeriksaan secara langsung pelaksaan kegiatan kapal ikan tersebut di laut. Metode pengawasan terdiri dari enam jenis (Handayaningrat, 1994), yaitu: 1)
Pengawasan langsung adalah apabila aparat pengawasan atau pimpinan organisasi melakukan pemeriksaan langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan, baik dengan sistem inspektif, verivikatif maupun investigatif. Metode ini dimaksudkan agar segera dapat dilakukan tindakan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan;
2)
Pengawasan tidak langsung adalah apabila aparat pengawasan atau pimpinan organisasi melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan melalui laporan-
20
laporan yang masuk padanya. Laporan dapat berupa deretan angka-angka statistik dan lain-lain tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Kelemahan laporan ini tidak segera mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar; 3)
Pengawasan formal adalah pengawasan yang dilakukan oleh unit atau aparat pengawas yang bertindak atas nama pimpinan organisasi itu atau atasan dari pimpinan organisasi itu. Dalam pengawasan ini telah diatur prosedur, hubungan dan tata kerja, dan periode waktunya. Aparat pengawasan ini harus melakukan pengawasan dan pelaporan pengawasannya secara periodik, laporan harus disertai saran-saran perbaikan atau penyempurnaan;
4)
Pengawasan informal adalah pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan. Pengawasan informal ini biasanya dilakukan oleh pejabat pimpinan dengan melalui kunjungan yang tidak resmi (pribadi), atau secara incginito. Hal ini berguna untuk menghindari kekakuan hubungan antara atasan dan bawahan, sehingga tercipta suasana keterbukaan dalam memperoleh informasi tentang pelaksanaan pekerjaan, usul dan saran-saran dari bawahan;
5)
Pengawasan adminstratif adalah pengawasan meliputi bidang keuangan, kepegawaian dan material;
6)
Pengawasan teknis adalah pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik, misalnya pemeriksaan terhadap pembangunan gedung, pembuatan kapal dan sebagainya;
Prinsip-prinsip pengawasan oleh (Charles, 2001), adalah: 1)
Pengawasan berorientasi pada tujuan organisasi;
2)
Pengawasan harus obyektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi;
3)
Pengawasan harus berorientasi pada kebenaran menurut peraturan perundangan yang berlaku (wetmatigheid), berorientasi pada kebenaran atas prosedur yang telah ditetapkan (rechtmatigheid), dan berorientasi terhadap tujuan atau manfaat dalam pelaksanaan pekerjaan (doelmatifheid);
4)
Pengawasan harus menjamin daya guna dan hasil guna pekerjaan;
5)
Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang obyektif, teliti dan tepat;
6)
Pengawasan harus bersifat terus menerus;
21
7)
Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik terhadap perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan, perencanaan dan kebijaksanaan dimasa depan. Pengawasan perikanan sebagai pengawasan represif dapat menggunakan
beberapa sistem (Handayaningrat, 1994), yaitu : 1)
Sistem komparatif yaitu mempelajari laporan penangkapan ikan (fishing log book) dibandingkan dengan lamanya trip penangkapan dan jenis ikan yang tertangkap,
mengadakan
analisis,
dan
memberikan
penilaian
serta
penyempurnaan; 2)
Sistem verivikatif yaitu pemeriksaan berdasarkan pedoman atau petunjuk teknis dan dibuat laporan periodik, melihat perkembangan dan penilaian hasil pelaksanaan serta memutuskan tindakan-tindakan lebih lanjut;
3)
Sistem Inspekstif yaitu dengan cara mengecek kebenaran dari suatu laporan penangkapan ikan dengan pemeriksaan di tempat (on the spot inspection);
4)
Sistem investigative yaitu pemeriksaan dengan titik berat pada penyelidikan atau penelitian yang lebih mendalam terhadap indikasi adanya pelanggaran perikanan, baik dari laporan masyarakat atau dari pengamatan langsung di lapangan, tujuannya untuk memberi keyakinan tentang kebenaran laporan atau dugaan pelanggaran yang telah diterima sebelumnya. Keempat sistem tersebut saat ini dipergunakan dalam pelaksanaan kebijakan
pengawasan perikanan di Indonesia dan dikenal dengan sebutan sistem MCSI singkatan dari monitoring, controlling, surveilance dan investigation. Pengertian MCS, secara umum dipakai sebagaimana disepakati dalam konferensi FAO tahun 1981 di Roma dengan uraian sebagai berikut: 1)
Monitoring – the continuous requirement for the measurement of fishing effort characteristics and resources yields;
2)
Control – the regulatory conditions under which the exploitation of the resource may be conducted;
3)
Surveillance – the degree and types of observation reguired to maintain compliance with the regulatory control imposed on fishing activities. Penerapan sistem MCS di setiap negara anggota berbeda tergantung dari
pola dan strategi pembangunan negara yang bersangkutan. Direktorat Jenderal
22
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, mendefinisikan MCS sebagai berikut : 1)
Monitoring (pemantauan) adalah pencarian dan pengumpulan data, informasi, fakta yang dilakukan setiap saat secara berkelanjutan untuk memperoleh kejelasan serta akibat peristiwa yang terjadi;
2)
Controlling (pemeriksaan) adalah upaya menemukan terjadinya sebuah peristiwa yang dilakukan di luar ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
3)
Surveillance (pengamatan) adalah tindakan hukum yang dilakukan terhadap suatu peristiwa tindak pidana yang disengaja atau tidak disengaja oleh seseorang atau badan hukum.
2.13 Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengawasan Perikanan Sistem informasi merupakan elemen pokok dari teknologi informasi, dan telah banyak mengalami perkembangan berkat kemajuan yang telah dicapai dalam teknologi perangkat keras dan perangkat lunak (Suroso, 2003). Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data dalam batas ruang dan waktu. Pemanfaatan teknologi informasi pada kegiatan pengawasan perikanan akan membantu dalam kemajuan kegiatan pengawasan perikanan, hal ini berkaitan dengan semakin cepatnya arus informasi yang mengalir dan semakin mudahnya untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Sebagai instansi Pemerintah, pangkalan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan Jakarta dapat diandalkan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan perikanan. Sistem informasi akan sangat berguna bagi kegiatan pengawasan yang dilakukan karena sistem informasi berbasis komputer dapat menyajikan informasi bagi pemakai dengan kebutuhan yang serupa ataupun pihak pengawasan untuk mengelola serta mengembangkan pangkalan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan Jakarta menjadi lebih baik lagi.
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret hingga November 2010, dengan kegiatan pengumpulan data perijinan kapal penangkap ikan yang bersumber dari Direktorat Pelayanan Usaha Penangkapan di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, pengumpulan data pengawasan perikanan dilaksanakan di Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Jakarta, penetapan lokasi ini diharapkan dapat mewakili lokasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) lainnya karena tugas dan fungsi pengawas perikanan adalah sama sehingga data yang dibutuhkan bersifat homogen, kemudian dilanjutkan dengan analisis dan pemrosesan data dan akhirnya perancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan dengan menggunakan perangkat lunak (software).
3.2 Tahapan Penelitian Tahapan kegiatan penelitian untuk menghasilkan rancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan di UPT Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Perikanan Jakarta adalah sebagai berikut : 1) Survei di lokasi penelitian untuk menganalisis kebutuhan, mengidentifikasi dan memformulasikan permasalahan; 2) Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis sistem berjalan di Pangkalan PSDKP Jakarta. Kemudian, melakukan studi pustaka untuk mendapatkan data pendukung guna memformulasi permasalahan; 3) Perancangan sistem baru dan pengembangan serta perekayasaan perangkat lunak komputer; 4) Uji coba sistem informasi manajemen; 5) Penulisan laporan atau penulisan ilmiah dan konsultasi.
24
Gambar 2. Diagram alir penelitian
3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara yang ditujukan kepada pengawas perikanan di pangkalan PSDKP Jakarta sedangkan data sekunder yang diperlukan meliputi studi pustaka berupa buku-buku referensi, jurnal hasil penelitian
25
dan tulisan ilmiah bidang sistem informasi manajemen dan studi literatur berupa peraturan dan perundang-undangan bidang pengawasan perikanan, petunjuk pelaksanaan pengawasan perikanan, laporan pelaksanaan pengawasan perikanan, dll. Berikut tabulasi pengelompokan data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Tabel 1. Tabel pengelompokan data primer dan sekunder No
Jenis Data
1
Primer
2
Sekunder
3.4
Cara Pengumpulan
Data perijinan kapal perikanan
Pengumpulan data perijinan di Direktorat Pelayanan Usaha Perikanan, Ditjen Perikanan Tangkap Data pengawas perikanan di Pangkalan Wawancara kepada PSDKP Jakarta pengawas perikanan di Penerapan Surat Laik Operasional Kapal Pangkalan PSDKP Jakarta Perikanan Penerapan Hasil Pemeriksaan Kapal oleh pengawas perikanan Pelaksanaan pemeriksaan kapal perikanan oleh pengawas perikanan Penanganan pelanggaran oleh pengawas perikanan Teori Sistem Manajemen Informasi Studi Pustaka dan Literatur Kebijakan Pengawasan Perikanan
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode pendekatan sistem, yaitu
metode yang memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing kegiatan atau aplikasinya. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya menekankan pada sasaran dari sistem informasi itu saja. Analisis data dilakukan pada setiap tahapan pelaksanaan penelitian, antara lain : (1) Analisis kebutuhan pelaku sistem pengawasan perikanan, (2) Analisis formulasi masalah sistem informasi manajemen pengawasan perikanan, dan (3) Analisis perancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan meliputi pemodelan dan rekayasa perangkat lunak.
26
3.4.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dari pihak yang terlibat dalam sistem informasi manajemen pengawasan perikanan. Pihak yang terlibat dalam sistem informasi manajemen pengawasan perikanan antara lain : 1) Analisis kebutuhan informasi bagi Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dan Direktorat Pengawasan Sumber Daya Perikanan mengenai hasil-hasil pelaksanaan tugas pengawas perikanan di lapangan khususnya dalam hal pelaksanaan pengawasan terhadap ketaatan dan kepatuhan kapal perikanan; 2) Analisis kebutuhan informasi Pengawas Perikanan; 3) Analisis kebutuhan informasi bagi Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Jakarta;
3.4.2 Formulasi Masalah Formulasi masalah adalah pendefinisian masalah secara spesifik, agar memudahkan langkah dan usaha kearah pemecahannya. Berkaitan dengan kegiatan pengawasan perikanan yang dilaksanakan oleh pengawas perikanan di lapangan, permasalahan yang seringkali dijumpai adalah pengawas perikanan di unit pelaksana teknis (UPT) pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan Jakarta adalah belum dapat menyajikan laporan hasil pengawasan terhadap kapal perikanan secara cepat, lengkap dan akurat baik pada saat kapal datang ke pelabuhan perikanan (ketaatan kapal berpangkalan) maupun pada saat kapal akan berangkat dari pelabuhan. Selain itu kebutuhan data perijinan kapal perikanan terkini (up to date) juga susah diperoleh, kondisi tersebut mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pengawasan perikanan. Oleh karena itu, sistem informasi manajemen pengawasan perikanan berbasis komputer menjadi salah satu kunci jawabannya.
27
3.5
Batasan Sistem Batasan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan pada Pangkalan
PSDKP Jakarta diarahkan pada pemanfaatan teknologi informasi berbasis komputer. Desain sistem yang akan disusun adalah berdasarkan kebutuhan pengelolaan data di Ditjen PSDKP dan Pangkalan PSDKP dan sebagai gambaran ruang lingkup sistem informasi yang dibangun di Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Jakarta, meliputi: 1) Data perijinan kapal perikanan; 2) Pengawasan kapal perikanan pada saat datang di pelabuhan; 3) Pengawasan kapal perikanan pada saat berangkat dari pelabuhan; 4) Laporan hasil pelaksanaan pengawasan terhadap kapal perikanan.
3.6 Perancangan Sistem Setelah kebutuhan informasi teridentifikasi dan ditetapkan maka dilakukan analisis dan perancangan dengan pendekatan relasional database. Seperti telah diulas oleh Listiyo,I.S. (2000), bahwa ada beberapa jenis relasi antar entitas di dalam relasional database, yaitu: 1) Relasi satu ke satu (one to one). Satu kolom dalam relasi A dihubungkan dengan paling banyak satu kolom pada relasi B, dan satu kolom pada relasi B dihubungkan dengan paling banyak satu kolom di relasi A. 2) Relasi satu ke banyak (one to many). Satu kolom pada relasi A dihubungkan dengan sejumlah kolom pada relasi B. Kolom pada relasi B hanya dihubungkan dengan paling banyak satu kolom relasi A. 3) Relasi banyak ke banyak (many to many). Satu kolom di dalam relasi A dihubungkan dengan sejumlah kolom di relasi B, dan kolom di relasi B dihubungkan dengan sejumlah kolom di relasi A. Setelah perancangan database selesai, selanjutnya dilakukan perancangan proses
sistem
informasi
melalui
pendekatan
data
flow
diagram
(DFD).
Penggambaran aliran proses melalui pendekatan DFD dapat dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal dilakukan penggambaran proses sistem informasi dan
28
lingkungan yang mempengaruhi secara umum yang dikenal dengan konteks diagram atau DFD level 0. Selanjutnya, dapat dilakukan penggambaran proses ke tingkat yang lebih detil sesuai dengan kebutuhan sistem informasi yang sedang dikembangkan, yang dikenal dengan DFD level 1, DFD level 2 dst.
3.7
Pengembangan Sistem Suatu sistem informasi memiliki sifat dapat terus dikembangkan, Mcleod.Jr.R
dan Schell (2010), menyatakan bahwa salah satu metode yang direkomendasikan dalam melakukan pemecahan berbagai permasalahan dalam mengembangkan sistem informasi adalah melalui siklus hidup pengembangan sistem (System Developmemt Life Cycle – SDLC). Secara umum, tahapan dalam SDLC meliputi: perencanaan, analisis, desain, implementasi dan penggunaan. Metode pengembangan SDLC mengikuti pola berurutan, SDLC sering dikenal sebagai pendekatan air terjun (water fall) aliran aktivitas berjalan satu arah. Permasalahan didefinisikan pada tahap perencanaan dan analisis, kemudian solusi alternatif diidentifikasi dan dievaluasi dalam tahap desain. Solusi terbaik diimplementasikan dan kemudian digunakan.
Selama tahap penggunaan, umpan
balik informasi dicatat untuk melihat seberapa baik sistem memecahkan masalah operasional yang dihadapi. Metode SDLC dalam perjalanannya banyak diminati karena relatif sederhana dan mudah. Namun, para pengembang menjumpai beberapa masalah, untuk mengatasi hal tersebut, pada metode SDLC dikembangkan teknik prototyping, tujuannya adalah untuk menghasilkan rancangan sistem secara cepat dengan harapan mendapatkan umpan balik dari pengguna. Proses ini dapat diulang beberapa kali untuk mendapatkan prototipe yang dianggap sempurna sebelum mengembangkan sistem secara keseluruhan.
3.8 Perancangan tampilan antar muka (user interface) Desain tampilan yang dimaksud meliputi perancangan menu form data transaksi (input) dan form keluaran (output). Rancangan tampilan masukan data bertujuan
29
untuk menyediakan fasilitas proses mencakup add, edit, delete data sesuai kebutuhan. Sedangkan form laporan menyediakan fasilitas untuk menampilkan daftar atau rekapitulasi data yang dibutuhkan untuk evaluasi, analisa dan langkah pengambilan keputusan bagi penggunanya.
3.9 Perangkat Pembuat Sistem Informasi Untuk pembuatan rancangan sistem pengawasan perikanan pada Pangkalan PSDKP Jakarta diperlukan fasilitas dan bahan peralatan sebagai berikut : 1. Perangkat keras dengan spesifikasi sebagai berikut : prosessor pentium Dual Core, Hardisk 120 GB, memory 1 GB, monitor, tetikus, keyboard dan Printer; 2. Perangkat lunak (software), antara lain Visual Basic. net dan DotNetFramwork sebagai software untuk merancang sistem informasi dan merancang database, Development Visual Basic sebagai software untuk mengirimkan data dari UPT/satker ke Pusat pengendali (Ditjen PSDKP), Microsoft Word sebagai software penunjang dalam penyusunan proposal maupun tesis, microsoft visio sebagai software penunjang dalam pembuatan diagram-diagram.
3.10 Rancangan Kontrol Sistem Informasi Yang Diusulkan Rancangan kontrol mempunyai tujuan meyakinkan data yang terkumpul terbebas dari kesalahan sebelum dilakukan proses pengolahannya. Kontrol masukan (input) merupakan kontrol aplikasi yang penting karena masukan (input) yang salah akan menghasilkan output yang salah juga. Masukan (input) yang salah akan sulit terdeteksi apabila telah melewati pengolahan data. Rancangan kontrol proses adalah untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses pengolahan data yang dilakukan setelah data di-entry atau dimasukan ke dalam sistem.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Jakarta Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Jakarta terletak dalam kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ). Organisasi PSDKP ini berpedoman pada persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : B/2712/M.PAN/12/2005, tanggal 30 Desember 2005 berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor : PER.04/MEN/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, tanggal 12 Januari 2006. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tugas pokok dan fungsi UPT Pangkalan PSDKP Jakarta, berikut ini disajikan bagan/struktur organisasi UPT Pangkalan PSDKP Jakarta. KEPALA PANGKALAN SUBBAG TATA USAHA
SEKSI PENGAWASAN DAN PENANGANAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI SARANA DAN PRASARANA
SATUAN KERJA PSDKP (21) POS PSDKP (39)
Gambar 3. Bagan/Struktur organisasi Pangkalan PSDKP Jakarta
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pangkalan PSDKP Jakarta didukung oleh 34 orang tenaga kerja, terdiri dari 20 orang Pegawai Negeri Sipil, 4
31
orang calon pegawai negeri sipil, dan 9 orang tenaga harian lepas dengan susunan sebagai berikut : 1) Pejabat Eselon III
: 1 orang
2) Pejabat Eselon IV
: 3 orang
3) Pejabat Fungsional
: 14 orang
4) Staf/ Pelaksana
: 16 orang
Selanjutnya dalam pelaksanaan tugas pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, Pangkalan PSDKP Jakarta membawahi 21 Satker PSDKP yang meliputi 39 Pos PSDKP sebagai lini terdepan melaksanakan tugas pengawasan perikanan. Sesuai dengan struktur organisasi yang disajikan, maka tugas pokok dan fungsi dari unit kerja yang langsung melaksanakan tugas pengawasan adalah sebagai berikut : 1) Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program, dan anggaran, serta pengelolaan urusan administrasi keuangan, barang kekayaan milik negara, kepegawaian, dan jabatan fungsional, persuratan, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga; 2) Seksi Pengawasan dan penanganan Pelanggaran, mempunyai tugas melakukan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, pembinaan kelompok
masyarakat
pengawas
(POKMASWAS),
serta
evaluasi,
dokumentasi, informasi, dan pelaporan di bidang pengawasan dan penanganan pelanggaran sumberdaya kelautan dan perikanan; 3) Seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai tugas melakukan pelaksanaan operasional dan penyiapan logistik kegiatan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, pemeliharaan sarana dan prasarana pengawasan, dan perencanaan dan pengembangan pengawakan kapal pengawas; 4) Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan serta kegiatan lain, misalnya melakukan pembinaan terhadap kelompok masyarakat pengawas. 5) Satuan Kerja PSDKP/Pos PSDKP, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan yaitu melaksanakan tertib pelaksanaan aturan perundangan dibidang perikanan di masyarakat.
32
4.2 Pengawas Perikanan Menurut Surat Keputusan Nomor KEP/59/MEN/SJ/2002 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Jabatan Fungsional Pengawas Perikanan, dinyatakan bahwa pengawas perikanan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan perikanan. Pengawasan Perikanan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap kegiatan usaha perikanan dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan rangkaian usaha perikanan telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk di dalamnya kegiatan pemantauan, pemeriksaan, bimbingan teknis, sosialisasi, inspeksi, penilikan, analisis, dan evaluasi. Pengawas perikanan bidang penangkapan ikan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan penangkapan ikan meliputi dokumen perizinan, operasi kapal perikanan, alat penangkapan dan alat bantu penangkapan, hasil tangkapan, anak buah kapal, daerah penangkapan, pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungan. Agar pelaksanaan pengawasan terhadap kapal perikanan dapat mencapai tujuan, maka kegiatan tersebut harus didukung oleh kelengkapan sarana prasarana pengawasan dan sumber daya manusia yang terampil serta memiliki integritas yang tinggi. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas perikanan yang berada di pangkalan PSDKP Jakarta senantiasa melaporkan hasil kegiatannya kepada atasan dan apabila ditemukan adanya dugaan tindak pidana perikanan maka hasil pemeriksaan dilanjutkan dengan proses penyidikan. Hal tersebut dapat dilihat dalam bagan alur tugas pengawas perikanan dibawah ini.
33
Gambar 4. Bagan alur tugas pengawas perikanan
4.3 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengawasan Perikanan 4.3.1
Analisis Kebutuhan Pada tahap analisis kebutuhan dapat diketahui pihak yang akan menjadi
pengguna sistem beserta kebutuhannya. Berdasarkan hal tersebut, maka jenis informasi yang akan disajikan dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan dapat diidentifikasi dan dirancang. Adapun komponen pengguna yang terlibat
dalam
sistem
informasi
manajemen
pengawasan
perikanan
(SIMWASKAN) adalah sebagai berikut: 1) Pangkalan PSDKP Jakarta memerlukan data pengawasan perikanan terutama data ketaatan kapal berpangkalan di pelabuhan perikanan Nizam Zachman Jakarta. 2) Pengawas Perikanan memerlukan informasi tentang perijinan kapal penangkap ikan yaitu: SIUP (surat izin usaha perikanan), SIPI (surat izin penangkapan ikan), SIKPI (surat izin kapal pengangkut ikan). 3) Pemilik kapal memerlukan informasi tentang status perijinan kapal untuk pelaksanaan usaha penangkapan ikan. 4) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan memerlukan laporan hasil pelaksanaan pengawasan kapal perikanan oleh pengawas perikanan.
34
5) Stakeholder lainnya sebagai pengguna data dan informasi mempunyai kemudahan akses untuk memperoleh data pengawasan kapal perikanan dan pengambilan keputusan. Untuk memperjelas uraian diatas, analisis kebutuhan dari sistem informasi manajemen pengawasan sumberdaya perikanan dijabarkan dalam bentu tabel berikut ini : Tabel 2. Analisis kebutuhan pelaku sistem informasi manajemen pengawasan perikanan
Pelaku Sistem
Kebutuhan Pelaku Sistem
Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Jakarta
• Data ketaatan kapal berpangkalan di pelabuhan perikanan Nizam Zachman Jakarta
Pengawas Perikanan
• Data Perijinan Kapal Perikanan, SIUP, SIPI dan SIKPI
Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pemilik Kapal
• Data laporan hasil pengawasan kapal perikanan
Stakeholder lainnya
• Kemudahan untuk memperoleh data pengawasan kapal perikanan • Pengambilan keputusan
4.3.2
• Data status kapal perikanan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan
Formulasi Masalah Permasalahan yang ada dalam perancangan sistem informasi manajemen
pengawasan perikanan di Pangkalan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan Jakarta adalah sebagai berikut : 1) Pengawas perikanan kesulitan memperoleh data perijinan kapal yang terbaru (up to date); 2) Belum adanya suatu media penyimpanan data pengawasan perikanan berbasis komputer;
35
3) Penyajian informasi pengawasan perikanan secara lengkap belum terlayani secara cepat dan akurat sehingga stakeholder kesulitan untuk operasional di lapangan; 4) Sistem informasi manajemen pengawasan perikanan belum ada.
4.3.3
Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan Perancangan sistem informasi merupakan tahapan untuk menghasilkan
sistem informasi yang tepat dan dapat digunakan bagi yang membutuhkan sistem informasi tersebut. Desain Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan dimulai dengan menyusun masukan (input) data, yaitu data Perusahaan Perikanan, data kapal perikanan, data kapal pengawas, data alat tangkap, data pelabuhan, data pelabuhan pangkalan, daerah penangkapan, wilayah penangkapan, data Propinsi, data Negara, data petugas pengawas, data UPT, data daftar hasil tangkapan dan data daftar satuan. Semua data input tersebut kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang akan dibuat menjadi entitas yang saling berhubungan. Setelah diperoleh entitas data yang dibutuhkan maka tahap selanjutnya adalah proses yaitu dengan pemrograman menggunakan perangkat lunak yaitu : microsoft acces, visual basic.net dan microsoft.net framework. Setelah tahapan proses dilakukan maka akan terbentuk suatu rancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan. Desain sistem yang dirancang utamanya untuk mendukung pelaksanaan tugas pengawas perikanan, sehingga desain untuk pemeriksaan usaha budidaya ikan dan unit pengolahan ikan juga dibuat dalam rancangan ini. Berikut adalah gambaran pengelompokkan data yang dilakukan. Entitas Pelabuhan memiliki relasi one to many terhadap entitas Pelabuhan Muatan, Pelabuhan Tujuan dan Pelabuhan Pangkalan dan mempunyai relasi many to one entitas Propinsi dan entitas Kapal Pengawas. Entitas kapal mempunyai relasi many to many terhadap entitas Bahan Kapal dan entitas Fishing Gear. Entitas Fishing Gear mempunyai relasi many to one terhadap entitas Jenis Kapal. Entitas kapal mempunyai relasi one to many terhadap entitas SPI dan mempunyai relasi many to one terhadap entitas Perusahaan dan entitas Asal Kapal. Entitas perusahaan miliki relasi many to one terhadap entitas negara.
36
Entitas SIPI memiliki relasi one to many terhadap entitas Pelabuhan Pangkalan, Pelabuhan Muatan, dan Pelabuhan Tujuan. Sedangkan entitas SIPI mempunyai relasi many to one terhadap entitas Kapal dan many to one terhadap entitas Daerah Penangkapan. Entitas SIPI dan entitas IUP mempunyai relasi many to one terhadap entitas Approver dan entitas Pencetak. Entitas perijinan IUP mempunyai relasi many to one terhadap entitas Master IUP. Sedangkan entitas IUP memiliki relasi one to many terhadap entitas data SIPI. Entitas IUP mempunyai relasi many to one terhadap entitas Kegiatan. Entitas Master IUP mempunyai relasi many to one terhadap entitas Pemohon dan entitas Agen, dan one to one terhadap entitas Jenis Perijinan. Entitas Daerah Tangkap mempunyai relasi many to one terhadap entitas Wilayah Penangkapan.
Sedangkan entitas Wilayah Penangkapan mempunyai
relasi many to one terhadap entitas Wilayah Pengelolaan.
Entitas Negara
memiliki relasi one to many terhadap entitas Perusahaan. Sementara itu, entitas Negara mempunyai relasi one to many terhadap entitas Pelabuhan Tujuan. Entitas User atau Pengguna di pangkalan digunakan untuk mencatat pengguna sistem informasi manajemen pengawasan perikanan dan menentukan hak aksesnya. Semua hubungan antara entitas tersebut dapat dilihat pada Diagram Relasi Entitas Database SIMWASKAN pada Gambar 4a dan untuk perancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan dapat dilihat pada gambar 4b.
37
Gambar 5. Diagram Relasi Entitas Database
38
Gambar 6. Desain Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan.
4.3.4
Perancangan Diagram Alur Data (Data Flow Diagram) Perancangan diagram alur data (DFD/DAD) sistem informasi manajemen
pengawasan perikanan berawal dari hasil identifikasi secara rinci kebutuhan informasi yang ingin diperoleh (output), kemudian menetapkan data input dan proses yang dilakukan untuk menghasilkan output yang diinginkan. Perancangan DFD diawali dengan Diagram konteks yang merupakan pola penggambaran aliran proses, yang berfungsi untuk memperlihatkan interaksi sistem informasi dengan
39
lingkungan dimana sistem tersebut ditempatkan. Pada tahapan penggambaran diagram konteks dikenal sebagai tahap DFD level 0 (Oetomo, 2004).
Gambar 7. Diagram konteks DFD level 0 SIMWASKAN
Tahapan DFD level 0 di atas menggambarkan sistem secara global, walaupun sudah cukup menggambarkan sistem database yang akan menampung aliran data namun pada tahap ini semua proses hanya digambarkan sebagai sebuah proses sistem informasi secara umum dan tidak rinci. Pada tesis ini hanya akan dilakukan analisis dan perancangan DFD sampai level 1 untuk menggambarkan lebih rinci tentang cakupan aliran data atau informasi dan prosesnya yang ada di dalam rancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan. DFD level 1 digambarkan sebagai berikut di bawah:
40
Gambar 8. DFD Level 1 SIMWASKAN
4.4 Perancangan tampilan antar muka (user interface) Tahapan ini adalah untuk mendesain tampilan antar muka dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan. Desain yang dimaksud meliputi perancangan menu tampilan data transaksi (input), proses, dan tampilan keluaran (output). Pada tampilan antar muka dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan, tampilan input diubah menjadi menu file, kedatangan, keberangkatan, di laut, budidaya, pengolahan, dan menu help. Semua menu tersebut berisikan database dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan yang dirancang. Tahapan proses database menjadi informasi yang dibutuhkan pada rancangan tampilan antar muka terdapat dalam menu utility sedangkan output (keluaran) dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan terdapat pada menu report.
4.5
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan SIMWASKAN Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan adalah sistem
informasi yang dirancang agar pengawas perikanan dapat memperoleh data perijinan kapal perikanan terbaru, data perekaman kegiatan pengawasan perikanan dan laporan hasil pengawasan oleh pengawas perikanan terhadap kegiatan penangkapan ikan, usaha budidaya dan pengolahan hasil perikanan. Desain rancangan ini juga memuat pelaksanaan pengawasan kapal perikanan di laut oleh pengawas perikanan. Agar sistem informasi manajemen pengawasan perikanan
41
yang dibangun dapat lebih sempurna lagi tentunya sistem yang dirancang harus dapat diaplikasikan sehingga dapat dilakukan pengembangan terhadap sistem ini.
4.5.1
Login ke sistem Cara memulai Sistem Aplikasi Pengawasan Perikanan dengan mengklik
tampilan SIMWASKAN yang selanjutnya pada layar monitor akan tampil jendela pengisian identitas pengguna seperti gambar berikut ini :
Gambar 9. Menu awal Aplikasi
Pada jendela ini dapat terlihat nama lokasi pangkalan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan Jakarta. Tata cara pengisian identitas pengguna ini adalah sebagai berikut : 1) Ketiklah user name anda 2) Ketiklah password anda 3) Tekan tombol ok Jika nama user dan password yang dimasukkan terdaftar pada aplikasi ini, maka selanjutnya akan tampil menu utama.
4.5.2
Menu Utama
Gambar 10. Menu awal aplikasi SIMWASKAN
Pada menu awal aplikasi sistem informasi manajemen pengawasan perikanan terdapat 9 pilihan sub menu yaitu : file, kedatangan, keberangkatan, di laut, budidaya, pengolahan, report, utility dan help. Menu file adalah untuk
42
melihat data perusahaan, data kapal, data UPT, data pengawas perikanan dan beberapa data lain yang dibutuhkan, menu kedatangan dan keberangkatan bermanfaat untuk proses perekaman data terkait kegiatan pengawasan kapal perikanan di pelabuhan. Menu di laut berisi informasi surat perintah tugas, perekaman pemeriksaan kapal di laut, menu budidaya dan pengolahan berisi perekaman pemeriksaan usaha budidaya dan unit pengolahan beserta hasilnya sedangkan menu report adalah untuk pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan yang dilakukan dan pilihan menu utility untuk penggunaan fasilitas pengiriman data dan download master data serta pengaturan pengguna aplikasi. Pilihan menu help adalah untuk menampilkan petunjuk penggunaan sistem aplikasi yang dibangun. Bentuk-bentuk menu pada sistem informasi manajemen pengawasan perikanan adalah sebagai berikut: 1) Menu file berisikan tiga kelompok besar menu dimana pada kelompok menu yang pertama adalah data yang dibutuhkan oleh pengawas perikanan dalam melaksanakan tugas pengawasan perikanan berupa data perizinan kapal, perusahaan pengolahan, budidaya, kelompok menu kedua adalah data pelaksana kegiatan pengawasan yaitu unit pelaksana teknis, pelabuhan, wilayah tangkap, propinsi dan domisili hukum. Pada kelompok menu ketiga adalah data jenis usaha pengolahan, data komoditas budidaya dan satuan kemudian menu keluar dari aplikasi simwaskan.
43
Gambar 11. Menu Pilihan File
2) Menu kedatangan berisikan proses perekaman data pengawasan kedatangan kapal perikanan di pelabuhan, terdapat tiga menu dalam menu kedatangan ini yaitu, penerimaan, pemeriksaan dan penyidikan.
Gambar 12. Menu Pilihan Kedatangan
3) Menu Keberangkatan berisikan proses perekaman data pengawasan keberangkatan kapal perikanan dari pelabuhan, terdapat empat menu yaitu : penerimaan, pemeriksaan, penerbitan SLO dan penyidikan.
44
Gambar 13. Menu Pilihan Keberangkatan
4) Dengan menekan pilihan di Laut maka akan tampil menu sebagai berikut ini:
Gambar 14. Menu Pilihan Di Laut 5)
Dengan menekan pilihan budidaya maka akan tampil menu seperti berikut ini :
Gambar 15. Menu Pilihan Budidaya
45
6) Dengan menekan pilihan Pengolahan maka akan tampil menu seperti berikut ini:
Gambar 16. Menu Pilihan Pengolahan
7) Dengan menekan pilihan report maka akan tampil menu seperti berikut ini :
Gambar 17. Menu Pilihan Report
8) Dengan menekan pilihan Utility maka akan tampil menu seperti berikut ini :
Gambar 18. Menu Pilihan Utility
9) Dengan menekan pilihan help maka akan tampil menu seperti berikut ini :
Gambar 19. Menu Pilihan Help
46
4.5.3
Mengakhiri Aplikasi Untuk mengakhiri aplikasi sistem informasi manajemen pengawasan
perikanan ini dapat dilakukan dengan cara memilih Exit pada Menu File. Untuk penggunaan Sistem Informasi dengan User yang berbeda dapat dilakukan dengan cara memilih Log Out pada Menu File yang selanjutnya pada layar akan tampil jendela Login sistem informasi manajemen pengawasan perikanan.
4.5.4 Mengubah Password Untuk pengamanan sistem, pengguna system informasi manajemen pengawasan perikanan dapat merubah username dan password-nya sendiri sesuai dengan keinginannya. Cara merubah password ini adalah sebagai berikut : 1) Pilihlah Ganti Password pada menu Utility seperti tampilan berikut ini :
Gambar 20. Menu Pilihan Ganti Password
2) Kemudian akan muncul jendela Ganti Password seperti berikut ini :
Gambar 21. Menu Ganti Password
3) Isilah Password lama dan Password baru yang anda sukai 4) Isilah Ulangi Password baru untuk memastikan kebenaran password yang telah diisi 5) Tekan tombol Save untuk menyimpan perubahan password dan kembali ke jendela Login Aplikasi
47
4.6 Data Master Pada proses perekaman data pengawasan perikanan yang dilakukan oleh pengawas perikanan dilapangan diperlukan data master untuk memudahkan pelaksanaan tugas pengawasan dilapangan. Data master yang diperlukan antara lain terdiri dari data perusahaan perikanan, data kapal penangkapan/ pengangkutan, data kapal pengawas, data jabatan awak kapal, daftar jenis alat tangkap, data pelabuhan, data pelabuhan pangkalan, data daerah penangkapan, data wilayah penangkapan, data propinsi, data negara, data petugas pengawas, data unit pelaksana teknis, data hasil tangkapan, data satuan, data ikan hias, data ikan konsumsi, dan data wilayah pengumpulan. Pada saat perekaman dilakukan, data master yang ada pada sistem aplikasi informasi manajemen pengawasan perikanan harus benar. Oleh sebab itu, secara berkala pemutakhiran data selalu dilakukan kemudian mengirimkan data master kepada Pangkalan PSDKP Jakarta.
4.6.1
Upload Data Master Pada sistem informasi ini penulis menambahkan modul Upload untuk
memudahkan meng-update database sehingga data yang diterima oleh pengawas perikanan adalah data yang terbaru. Data master yang digunakan dalam sistem informasi manajemen pengawasan perikanan diperoleh dari Direktorat pelayanan usaha penangkapan dan Direktorat pengawasan sumber daya perikanan berupa file data dengan nama file SIMPASXX-XXXXXX.bpr. Untuk memasukkan data master ini dapat dilakukan melalui upload data dari file tersebut. Cara upload data referensi ini adalah sebagai berikut : 1) Pilihlah Upload Master pada menu Utility seperti tampilan berikut ini :
Gambar 22. Menu Upload Master
48
2) Kemudian pada layar monitor akan tampil jendela Upload seperti berikut ini :
Gambar 23. Menu Tabel Upload
3) File data yang menjadi sumber pada proses upload data master ini dapat ditempatkan pada suatu folder di komputer yang berada dalam satu local area network. Agar sistem dapat mengetahui nama file dan folder dari file data tersebut, maka isilah kolom file transfer yang berada pada sisi atas jendela Upload Data Master. Gunakan tombol Browse untuk membantu pencarian file data tersebut. 4) Tekan tombol Proses untuk memulai proses upload data master atau tombol Close untuk kembali ke Menu Utama.
4.6.2
Aplikasi Menu Kedatangan dan Keberangkatan Pada tampilan menu kedatangan dan keberangkatan yang berisi perekaman
data pemeriksaan kedatangan kapal perikanan dan keberangkatan kapal perikanan meninggalkan pelabuhan, pada dasarnya berisikan menu yang sama. Yang membedakan kedua menu tersebut adalah adanya fasilitas menu penerbitan SLO pada menu keberangkatan yang berisi informasi penerapan surat laik operasional kepada kapal perikanan untuk periode tertentu.
4.6.2.1 Perekaman data kapal perikanan Proses perekaman data pengawasan terhadap kapal perikanan dilakukan dengan cara yang sama baik pada kedatangan, keberangkatan atau dilaut, yaitu terdiri dari penerimaan dan pemeriksaan. Sedangkan proses perekaman
49
data pengawasan terhadap usaha budidaya dan pengolahan dilakukan langsung pada hasil pemeriksaan. Perekaman data penerimaan dokumen pada pengawasan kapal saat datang di pelabuhan, berangkat dari pelabuhan dan dilaut dengan kapal patroli melalui Sistem Aplikasi Pengawasan Perikanan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pilihlah penerimaan pada menu Kedatangan seperti tampilan berikut ini :
Gambar 24. Menu Kedatangan – penerimaan
2) Kemudian pada layar monitor akan tampil jendela daftar penerimaan dokumen pada kedatangan kapal seperti tampilan berikut ini :
Gambar 25. Daftar penerimaan dokumen saat kedatangan
3) Tombol- tombol yang terletak pada bagian bawah tampilan jendela Daftar Kedatangan Kapal terdiri dari : a. Tombol Input berfungsi untuk menambah data Kedatangan Kapal baru b. Tombol Edit berfungsi untuk merubah data Kedatangan Kapal yang sudah ada.
50
c. Tombol Delete berfungsi untuk menghapus data Kedatangan Kapal yang sudah ada d. Tombol Close berfungsi untuk kembali ke Menu Utama. 4) Untuk menambah
atau merubah
data
penerimaan dokumen dapat
dilakukan melalui tampilan jendela berikut ini :
Gambar 26. Menu rekaman data kedatangan kapal
(1) Pilihlah Nama Kapal yang sesuai (2) Isilah data SLO (3) Isilah data SIB (4) Berilah tanda check pada jenis dokumen yang diterima Khusus untuk pilihan SIPI/SIKPI tanda check akan terisi secara otomatis, apabila dokumen SIPI/SIKPI direkam kedalam database dengan cara sebagai berikut : Pilih SIPI/SIKPI pada menu Kedatangan seperti tampilan dibawah ini :
Gambar 27. Menu pilih SIPI/SIKPI
Kemudian di layar akan menampilkan daftar SIPI/SIKPI yang sudah terekam dalam database seperti berikut ini :
51
Gambar 28. Daftar database SIPI/SIKPI
Sedangkan, jika menekan tombol pada dokumen SIPI/SIKPI, maka akan tampil jendela perekaman data seperti berikut ini :
Gambar 29. Menu rekaman data SIPI/SIKPI
4.6.2.2 Perekaman Data Pemeriksaan Kapal Perekaman data pemeriksaan pada pengawasan kapal saat datang di pelabuhan, berangkat dari pelabuhan dan dilaut dengan kapal patrol melalui sistem informasi manajemen pengawasan perikanan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pilihlah Pemeriksaan pada menu Kedatangan seperti tampilan berikut ini :
Gambar 30. Menu pilih Kedatangan-Pemeriksaan
52
2) Kemudian pada layar monitor akan tampil jendela daftar pemeriksaan kedatangan kapal seperti tampilan berikut ini :
Gambar 31. Daftar Pemeriksaan Kedatangan Kapal
3) Tombol-tombol yang terletak pada bagian bawah tampilan jendela Daftar Pemeriksaan Kedatangan Kapal terdiri dari : (1) Tombol Fisik Kapal berfungsi untuk mengisi data hasil pemeriksaan fisik kapal. (2) Tombol Hasil Tangkapan berfungsi untuk mengisi hasil pemeriksaan hasil tangkapan. 4) Untuk perekaman data hasil pemeriksaan fisik, gunakan tampilan jendela Hasil Pemeriksaan Kapal. 5) Untuk perekaman data hasil pemeriksaan hasil tangkapan, gunakan tampilan jendela Pemeriksaan hasil tangkapan seperti berikut ini :
53
Stasiun Jakarta
Jakarta
Gambar 32. Menu Perekaman data pemeriksaan hasil tangkapan
4.6.2.3 Analisis Hasil Pemeriksaan Pada Sistem informasi manajemen pengawasan Perikanan ini dilengkapi dengan fasilitas analisis pemeriksaan kapal, yaitu membandingkan data hasil pemeriksaan kapal yang sudah direkam ke dalam database dengan data ijin kapal perikanan yang berasal dari sistem aplikasi perijinan. Untuk analisa pemeriksaan kapal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pilih Pemeriksaan pada Menu Kedatangan sepert berikut ini :
Gambar 33. Menu pilih Kedatangan-pemeriksaan
54
2) Kemudian pada layar monitor akan tampil jendela daftar pemeriksaan kapal kapal seperti tampilan berikut ini :
Gambar 34. Daftar hasil pemeriksaan kapal
3) Tombol-tombol yang terletak pada bagian bawah tampilan jendela Daftar Analisa Pemeriksaan Kedatangan Kapal terdiri dari : a) Tombol Analisa Izin berfungsi untuk menampilkan perbandingan data dokumen kapal dengan data perizinan. b) Tombol Analisa Pemeriksaan berfungsi untuk menampilkan perbandingan data dokumen kapal, data perizinan dan data hasil pemeriksaan lapangan. c) Tombol Hasil Analisa berfungsi untuk mengisi data hasil pemeriksaan terhadap kapal yang diperiksa. 4) Perbandingan data yang ditampilkan pada Analisa Izin seperti terlihat dibawah ini :
55
Stasiun Jakarta
Jakarta
Gambar 35. Menu rekaman data hasil pemeriksaan - analisa izin
5) Perbandingan data yang ditampilkan pada Analisa Pemeriksaan terlihat seperti dibawah ini : Stasiun Jakarta
Jakarta
Gambar 36. Menu rekaman data hasil pemeriksaan - analisa pemeriksaan
56
6) Setelah seluruh data yang terkait dalam rangka pemeriksaan kapal telah dianalisa, maka dapat dilakukan perekaman hasil pemeriksaan kapal dengan menekan tombol Hasil Analisa dan layar akan menampilkan seperti berikut: Stasiun Jakarta
Jakarta
Gambar 37. Menu Rekaman Data Hasil Pemeriksaan – Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen
4.6.2.4 Penerbitan SLO Menu pilihan Keberangkatan mencakup Penerimaan dokumen, Pemeriksaan dan analisa pemeriksaan proses dan tampilan form hampir serupa, yang membedakan adalah pilihan penerbitan SLO, yang disajikan pada proses di bawah ini. Penerbitan SLO ini melalui sistem informasi manajemen pengawasan perikanan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pilihlah Penerbitan SLO pada menu Keberangkatan seperti tampilan berikut ini :
Gambar 38. Menu pilihan Keberangkatan – Penerbitan SLO
57
2) Kemudian layar monitor akan menampilkan daftar data keberangkatan kapal yang telah direkam kedalam database, seperti terlihat dibawah ini :
Gambar 39. Daftar Penerbitan SLO Keberangkatan Kapal
3) Tekan tombol Enter to SLO pada bagian bawah dan di layar akan terlihat seperti dibawah ini : Stasiun Jakarta
Jakarta
Gambar 40. Menu Perekaman Data SLO Kapal Perikanan
Tekan tombol Save sebagai konfirmasi bahwa SLO sudah siap untuk dicetak.
4. Kemudian pada daftar keberangkatan kapal seperti terlihat diatas, tekan tombol Cetak SLO dan di layar akan terlihat seperti dibawah ini :
Gambar 41. Menu isian untuk cetak SLO isi nomor SLO yang akan dicetak kemudian tekan tombol Save dan SLO akan tercetak dengan nomor dan tanggal seperti yang telah ditentukan pada form diatas.
58
4.6.2.5 Penugasan di Laut Khusus untuk pemeriksaan kapal perikanan di laut dengan kapal patroli, terlebih dahulu dilakukan perekaman surat penugasan kapal patroli. Perekaman ini melalui Sistem informasi manajemen pengawasan perikanan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pilihlah Penugasan pada menu Di Laut seperti tampilan berikut ini :
Gambar 42. Menu Transaksi Penugasan di laut
2) Kemudian isi data penugasan untuk direkam kedalam database melalui form seperti terlihat dibawah ini :
Gambar 43. Menu Perekaman Data Surat Penugasan
3) Untuk merekam hasil pemeriksaan kapal tanpa pelanggaran seperti terlihat dibawah ini :
Gambar 44. Menu Perekaman Data Hasil Pemeriksaaan di Laut
59
4.7
Pelaporan Laporan menjadi salah satu modul penting dalam sistem informasi ini.
Modul ini diharapkan dapat memfasilitasi pengambilan keputusan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Untuk mengakses modul Laporan ini beberapa langkah perlu dilakukan yaitu: 1) Pilihlah Kedatangan kapal pada menu laporan seperti tampilan berikut ini :
Gambar 45. Menu Laporan pendataan Kedatangan kapal perikanan
2) Kemudian pilih kapal perikanan, kedatangan kapal dan pendataan kedatangan untuk melihat laporannya, namun sebelumnya ketik parameter waktu atau periode seperti terlihat dibawah ini :
Gambar 46. Menu isian periode waktu
3) Setelah memasukan tanggal periode yang diinginkan, kemudian klik Proses.
Gambar 47. Laporan Pemeriksaan Kedatangan Kapal
Selain laporan kedatangan kapal, disediakan juga laporan keberangkatan kapal dengan tampilan menu sebagai berikut di bawah:
60
1) Pilihlah Kapal perikanan pada menu laporan untuk keberangkatan kapal seperti tampilan berikut ini :
Gambar 48. Menu Laporan - keberangkatan kapal perikanan
2) Kemudian pilih kapal perikanan, keberangkatan kapal dan pendataan keberangkatan untuk melihat laporannya, namun sebelumnya ketik parameter waktu atau periode seperti terlihat dibawah ini :
Gambar 49. Menu isian periode waktu
3) Setelah memasukan tanggal periode yang diinginkan, kemudian klik Proses.
Gambar 50. Laporan Pemeriksaan Keberangkatan Kapal
Laporan fisik kapal perlu dilakukan terutama saat kapal akan berangkat. Hal ini penting karena kondisi kapal akan menjadi pertimbangan diterbitannya Surat Laik Operasional apal perikanan. Adapun pilihan menu adalah sebagai berikut:
61
1) Pilihlah pemeriksaan fisik kapal sebelum keberangkatan kapal seperti tampilan berikut ini :
Gambar 51. Menu Pemeriksaan Fisik Kapal
2) Kemudian pilih pemeriksaan kapal berangkat, namun sebelumnya ketik parameter waktu atau periode seperti terlihat dibawah ini :
Gambar 52. Menu isian periode waktu
3) Setelah memasukan tanggal periode yang diinginkan, kemudian klik Proses.
Gambar 53. Laporan Pemeriksaan Fisik Kapal saat keberangkatan kapal
4.7.1 Pengiriman Data dan User Data Pengawasan yang telah direkam untuk periode tertentu dapat segera dikirim kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan berupa file data Microsoft Access. Untuk membentuk data pengawasan
62
ini dapat dilakukan melalui pengiriman data dari periode tertentu. Cara pengiriman data Pengawasan ini adalah sebagai berikut : 1) Pilihlah Kirim Data pada menu Utility seperti tampilan berikut ini :
Gambar 54. Menu Pilihan Utility – Kirim Data
2) Kemudian pada layar monitor akan tampil jendela Pengiriman Data Pengawasan seperti tampilan berikut ini :
Gambar 55. Menu Isian untuk Kirim Data/Tabel 3) Fasilitas pengiriman data ini akan membentuk file data yang siap dikirim dengan cara sebagai berikut : (1) Isilah periode waktu dari laporan yang akan dikirim (2) Isilah nama folder tempat file data disimpan, gunakan tombol browse untuk menentukan folder (3) Tekan tombol Proses untuk memproses pembentukan file data (4) Tekan tombol Close untuk kembali ke Menu Utama
63
4) Selanjutnya, segera file data tersebut dikirim melalui email, atau dapat juga dimasukkan dalam cd/disket yang dikirim melalui pos ke pusat manajemen data di Ditjen PSDKP. Pengguna sistem informasi manajemen pengawasan perikanan harus terlebih dahulu didaftarkan pada sistem aplikasi ini. Cara mendaftarkan pengguna tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pilihlah Profil User pada menu Utility seperti tampilan berikut ini :
Gambar 56. Menu Pilih Utility – Profil User
2) Kemudian pada layar monitor akan tampil jendela Profil User seperti berikut ini :
Gambar 57. Menu isian User
2) Tekan tombol Input/Edit untuk menambah atau merubah data pengguna yang selanjutnya akan tampil jendela sebagai berikut :
Gambar 58. Menu Isian Profil User
64
Setelah Pengguna Sistem Aplikasi Pengawasan Perikanan terdaftar maka dilanjutkan dengan penetapan hak penggunaannya yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pilihlah Hak User pada menu Utility seperti tampilan berikut ini :
Gambar 59. Menu Pilihan Hak User
2) Kemudian pada layar monitor akan tampil daftar pengguna seperti berikut ini :
Gambar 60. Daftar Hak User
3) Pilih pengguna yang akan diberikan haknya dengan cara menekan ganda (double click) disebelah nama pengguna yang dimaksud, dan pada layar monitor akan tampil form hak user seperti Gambar 57. Untuk memberi hak akses pengguna terhadap program-program yang ada pada sistem aplikasi dilakukan dengan cara memindahkan nama program pada kolom program yang ada disebelah kiri kedalam kolom privilege yang ada disebelah kanan.
65
Gambar 61. Menu Perekaman Data Hak User
4.7.2 Petunjuk Penggunaan Sistem Aplikasi Sistem informasi manajemen pengawasan perikanan ini telah dilengkapi dengan dokumen petunjuk penggunaan sistem yang dapat dibaca setiap saat. Untuk membuka petunjuk penggunaan system, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pilihlah User Manual pada menu Help seperti tampilan berikut ini :
Gambar 62. Menu Pilihan User Manual
4.7.3
Instalasi Sistem Informasi Sistem Aplikasi Pengawasan Perikanan harus di-install ke dalam
suatu komputer dengan menggunakan compact disk (CD) Installer yang telah
66
disiapkan. Beberapa komponen yang diperlukan pada saat menginstalasi aplikasi ini terdiri dari : 1) Dot Net Framework versi 1.1 2) Sistem aplikasi ini dapat dijalankan pada komputer dengan sistem pengoperasian Windows 98, Windows 2000 atau Windows Xp. 3) Internet Explorer versi 5.5 atau versi diatasnya yang diperlukan pada saat menginstalasi komponen Dot Net Framework 4) Acrobat Reader, yang diperlukan untuk membuka file petunjuk penggunaan sistem aplikasi melalui menu Help. Seluruh file installer Sistem informasi manajemen pengawasan perikanan, sistem aplikasi lainnya dan komponen pendukung telah disediakan dalam CD installer pada folder seperti tampilan berikut ini :
Gambar 63. Menu Pilih Direktori Program Install
Dengan menggunakan CD Installer ini, maka cara menginstalasi Sistem Aplikasi Pengawasan Perikanan sebagai berikut : 1) Langkah
pertama
DoTNeTFramework
yang
harus
dengan
diinstall cara
pada
masuk
komputer ke
dalam
adalah folder
DOTNETFRAMEWORK dan jalankan aplikasi DOTNETFX hingga muncul tampilan sebagai berikut :
Gambar 64. Menu Pilih Yes or No untuk Instalasi Program
Tekan tombol Yes dan tunggu sesaat hingga muncul tampilan berikut ini :
67
Gambar 65. Menu Pilih Instalasi Program
Pilih I agree, kemudian tekan tombol Install untuk menjalankan proses install yang akan berakhir dengan ditandai munculnya tampilan berikut ini :
Gambar 66. Menu Proses Instalasi Selesai
2) Langkah kedua adalah memeriksa kesesuaian konfigurasi sistem dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Regional setting yang digunakan adalah Indonesia format tanggal berbentuk dd/mm/yyyy dengan resolusi layar monitor adalah 1024 x 768 pixels 2) Decimal Symbol diisi/dipilih tanda. (titik) 3) Digit grouping symbol diisi atau dipilih tanda, (koma)
4.8 Kelebihan dan Kekurangan Simwaskan Sistem informasi manajemen pengawasan perikanan yang dibangun pada dasarnya sudah memiliki tampilan menu yang berisikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem, mulai dari data perijinan kapal, data perekaman kedatangan kapal, analisis data perekaman kedatangan kapal, data perekaman keberangkatan kapal dan penerapan SLO hingga pelaporan kegiatan pengawas perikanan. Kekurangan dari sistem informasi manajemen pengawasan perikanan adalah ketergantungan sistem terhadap update data di Pusat manajemen data
68
sehingga apabila data terbaru terlambat dimutakhirkan (input) oleh administrator data di pusat manajemen data maka pengawas perikanan akan tetap kesulitan untuk memperoleh data terbaru. Selain itu sistem yang dibangun juga belum berbasis web sehingga tidak semua orang dapat mengakses informasi dari sistem ini. Proses pengiriman laporan dan upload data melalui email pada sistem ini tentunya memiliki kelebihan yaitu mudah dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau, namun kelemahannya adalah tidak semua daerah memiliki akses internet sehingga untuk daerah yang akses internetnya sangat terbatas tentunya mengalami kesulitan untuk mengirim maupun memperoleh data SIMWASKAN.
5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1)
Belum adanya sistem informasi dibidang pengawasan perikanan di Direktorat
Jenderal
PSDKP
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi lambatnya aliran data pengawasan perikanan, terutama data yang dapat mendukung pelaksanaan tugas pengawas perikanan dilapangan. 2)
Rancangan
sistem
informasi
manajemen
pengawasan
perikanan
(SIMWASKAN) yang dibuat melalui pendekatan analisis kebutuhan pelaku sistem terdiri dari tiga bagian yakni, Masukan (input) data, Proses (relasional entitas data dan perancangan diagram alur data), dan Keluaran (output). Bagian masukan (input) data dalam SIMWASKAN terdiri dari menu file, menu kedatangan, menu keberangkatan, menu di laut, menu budidaya, menu pengolahan dan menu help. Bagian proses terdapat dalam menu utility, sedangkan Keluaran (output) pada sistem informasi manajemen pengawasan perikanan adalah menu report. SIMWASKAN memiliki kemampuan untuk pemutakhiran (updating) data, sehingga bisa diaplikasikan untuk manajemen data pengawasan perikanan di seluruh unit pelaksana teknis Ditjen PSDKP. Verifikasi terhadap SIMWASKAN adalah dengan menggunakan data perijinan kapal sehingga dapat diaplikasikan untuk pengawasan terhadap kedatangan kapal perikanan di pelabuhan dan keberangkatan kapal perikanan meninggalkan pelabuhan.
5.2 Saran 1) Rancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan belum optimal berjalan karena masih bersifat modular, sehingga perkembangan data dan informasi terbaru tidak otomatis terdistribusi kepada seluruh unit pengawas perikanan yang ada. 2) Sistem informasi manajemen pengawasan perikanan ini, kedepan sebaiknya diintegrasikan atau dilengkapi dengan informasi penanganan perkara tindak pidana perikanan sebagai upaya mendukung pelaksanaan pemberantasan IUU Fishing di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Amirin, M. T. 1992. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: CV Rajawali. Badriyah, Tessy. 2002. Diktat Kuliah Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Universitas Gunadarma. Charles A. 2001. Sustainable Fishery System. Blackwell Science Ltd. Oxford UK. 370 pp. Davis G. 1991. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Pustaka Binama Pressindo. Davis, William S. 1983. System Analysis And Design: A stuctured Approach. Addison-Wesley Publishing Company. Fathansyah. 2001. Basis Data. Bandung: Informatika. Handayaningrat 1994. Pengawasan Perikanan di Indonesia. Thesis (Tidak dipublikasikan). Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Harahap, Fuad. 2000. KP Gaji www.geocities.com/visiweb
Karyawan:
Artikel
Internet
:
http://
Jenal, 2004, Sistem Informasi Daerah Penangkapan Udang: Studi Kasus di Perairan Teluk Bintuni Papua (Skripsi tidak dipublikasikan), Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Jogiyanto, H.M. 1989. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Struktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Karuniawan B. 2002. Sistem Informasi Manajemen dengan Visual Basic. Jakarta: Andi Offset. Kementrian Kelautan dan Perikanan, Ditjen PSDKP. 2008. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. (Tidak diterbitkan). Kementrian Kelautan dan Perikanan, Ditjen PSDKP. 2010. Laporan Tahunan 2010. (Tidak diterbitkan). Kristanto, A. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta: Gava Media.
71
Kristanto, Harianto. 1994. Konsep dan Perancangan Database. Yogyakarta: Andi Offset. Listiyo, I.S., 2000, Perangkat Lunak Sistem Informasi Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Laut di Perairan Indonesia (Skripsi tidak ditebitkan), Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mahyuzir, Tavri D. 1989. Analisa dan Perancangan Sistem Pengolahan data. Jakarta: Elex Media Computindo. Martin, Merle P. 1991. Analysis And Design of Business Information System. New York: Macmillan Publishing Company McLeod, 1998, Management Information Systems, seventh edition, Teguh H. (alih bahasa). Jakarta: PT Indojaya Multitama. McLeod, Jr. R and Schell, George P. 2010. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Indeks. Napitupulu, Darmawan Baginda. 2006. Perancangan Sistem Informasi Pelatihan Koperasi Uji Mutu Berbasis WEB. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, Volume 4, Nomor 1, ISBN 1412-8896. Tangerang : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Nuraeni,Yenni.2007. Perancangan Sistem Informasi Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Bidang Sumberdaya Manusia, Jurnal Sistem Informasi MTI UI Vol.6 No.1, ISBN 1412-8896. Jakarta : Program Studi Teknik Informatika Universitas Paramadina. Oetomo, BSD. 2004, Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi Offset. Putra, Bayu Risma dan Sensuse Dana Indra. 2008. Rancangan Tata Kelola TI Untuk Institusi Pemerintah Studi Kasus Bappenas. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, Volume 4, Nomor 1 ISBN 1412-8896. Depok : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Pressman, Roger S. 2001. Software Engineering: Practioner’s Approach, 5th Edition. New York: McGraw-Hill. Rijanto Tosin dan Indra Eka Putra, 2000. Cara Mudah Belajar Microsoft Access. Jakarta: Dinastindo Robert N. Anthony and Vijay Govindarajan. 2007. Management Control System. New York: McGraw Hill.
72
Samik, Rahmat M dan Ibrahim. 2009. Penelitian Bidang Sistem Informasi Manajemen di Indonesia ( SIMDI ) = Quo Vadis ?. Jurnal Sistem Informasi MTIUI, Vol 1(2). Jakarta : VLSM Organization. Satria, Riri. 2008. Penelitian Aspek Budaya Pada Sistem Informasi. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, Volume 4, Nomor 1, ISBN 1412-8896. Depok : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Siagian PS. 1999. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Suroso Al dan Seminar KB. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Program Studi Magister Manajemen.Yogyakarta: Andi Offset. Sutedjo, 2002. Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Wijana, Katon. 1997. Modul Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Universitas Kristen Duta Wacana. Zakaria TM dan Prijono A. 2007. Perancangan Antar Muka untuk Interaksi Manusia dan Komputer. Bandung: Informatika Bandung.
LAMPIRAN
75
Lampiran 1 Contoh pembuatan Menu Utama dengan menggunakan Microsoft Visual Basic.Net
76 Lampiran 2 Tabel Database Access perancangan Sistem informasi manajemen pengawasan perikanan
77 Lampiran 3 Hasil query yang digunakan dalam merancang sistem informasi manajemen pengawasan perikanan
78 Lampiran 4 Contoh database yang digunakan sebagai input dalam merancang sistem informasi manajemen pengawasan perikanan
79
Lampiran 5 Contoh sourcode yang digunakan dalam merancang sistem informasi manajemen pengawasan perikanan
public Class frmabout Inherits System.Windows.Forms.Form #Region " Windows Form Designer generated code " Public Sub New() MyBase.New() 'This call is required by the Windows Form Designer. InitializeComponent() 'Add any initialization after the InitializeComponent() call End Sub 'Form overrides dispose to clean up the component list. Protected Overloads Overrides Sub Dispose(ByVal disposing As Boolean) If disposing Then If Not (components Is Nothing) Then components.Dispose() End If End If MyBase.Dispose(disposing) End Sub 'Required by the Windows Form Designer Private components As System.ComponentModel.IContainer 'NOTE: The following procedure is required by the Windows Form Designer 'It can be modified using the Windows Form Designer. 'Do not modify it using the code editor. Friend WithEvents Label1 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label2 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents lblGulung As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label6 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label5 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label4 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label7 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents tmrGulung As System.Windows.Forms.Timer Friend WithEvents Label3 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents btnClose As System.Windows.Forms.Button Friend WithEvents PictureBox2 As System.Windows.Forms.PictureBox Friend WithEvents Label8 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label9 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label10 As System.Windows.Forms.Label
80 Friend WithEvents Label11 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label12 As System.Windows.Forms.Label <System.Diagnostics.DebuggerStepThrough()> Private Sub InitializeComponent() Me.components = New System.ComponentModel.Container Dim resources As System.Resources.ResourceManager = New System.Resources.ResourceManager(GetType(frmabout)) Me.Label1 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label2 = New System.Windows.Forms.Label Me.lblGulung = New System.Windows.Forms.Label Me.Label6 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label5 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label4 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label7 = New System.Windows.Forms.Label Me.tmrGulung = New System.Windows.Forms.Timer(Me.components) Me.Label3 = New System.Windows.Forms.Label Me.btnClose = New System.Windows.Forms.Button Me.PictureBox2 = New System.Windows.Forms.PictureBox Me.Label8 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label9 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label10 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label11 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label12 = New System.Windows.Forms.Label Me.SuspendLayout() ' 'Label1 ' Me.Label1.Font = New System.Drawing.Font("Garamond", 12.0!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label1.Location = New System.Drawing.Point(80, 32) Me.Label1.Name = "Label1" Me.Label1.Size = New System.Drawing.Size(328, 23) Me.Label1.TabIndex = 0 Me.Label1.Text = "Sistem Aplikasi Pengawasan Perikanan" ' 'Label2 ' Me.Label2.Font = New System.Drawing.Font("Microsoft Sans Serif", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label2.Location = New System.Drawing.Point(184, 56) Me.Label2.Name = "Label2" Me.Label2.Size = New System.Drawing.Size(56, 16) Me.Label2.TabIndex = 1 Me.Label2.Text = "Versi 2.0" ' 'lblGulung ' Me.lblGulung.BackColor = System.Drawing.Color.FromArgb(CType(192, Byte), CType(192, Byte), CType(255, Byte)) Me.lblGulung.BorderStyle = System.Windows.Forms.BorderStyle.FixedSingle Me.lblGulung.Font = New System.Drawing.Font("Bookman Old Style", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte))
81 Me.lblGulung.ForeColor = System.Drawing.Color.Maroon Me.lblGulung.Location = New System.Drawing.Point(0, 0) Me.lblGulung.Name = "lblGulung" Me.lblGulung.Size = New System.Drawing.Size(424, 24) Me.lblGulung.TabIndex = 3 Me.lblGulung.TextAlign = System.Drawing.ContentAlignment.MiddleCenter ' 'Label6 ' Me.Label6.Location = New System.Drawing.Point(72, 152) Me.Label6.Name = "Label6" Me.Label6.Size = New System.Drawing.Size(144, 96) Me.Label6.TabIndex = 10 Me.Label6.Text = "Warning: This computer program is protected by copyright law and international tr" & _ "eaties. Unauthorized reproduction may result in civil and criminal penalties." ' 'Label5 ' Me.Label5.BackColor = System.Drawing.SystemColors.Control Me.Label5.BorderStyle = System.Windows.Forms.BorderStyle.Fixed3D Me.Label5.Font = New System.Drawing.Font("Microsoft Sans Serif", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label5.Location = New System.Drawing.Point(72, 112) Me.Label5.Name = "Label5" Me.Label5.Size = New System.Drawing.Size(336, 24) Me.Label5.TabIndex = 12 Me.Label5.Text = "DITJEN P2SDKP" Me.Label5.TextAlign = System.Drawing.ContentAlignment.MiddleLeft ' 'Label4 ' Me.Label4.Location = New System.Drawing.Point(72, 96) Me.Label4.Name = "Label4" Me.Label4.Size = New System.Drawing.Size(184, 24) Me.Label4.TabIndex = 11 Me.Label4.Text = "This product is licenced to:" ' 'Label7 ' Me.Label7.Location = New System.Drawing.Point(232, 144) Me.Label7.Name = "Label7" Me.Label7.Size = New System.Drawing.Size(144, 24) Me.Label7.TabIndex = 13 Me.Label7.Text = "Please Contact Us at:" ' 'tmrGulung ' Me.tmrGulung.Enabled = True Me.tmrGulung.Interval = 200 ' 'Label3
82 ' Me.Label3.Anchor = CType(((System.Windows.Forms.AnchorStyles.Top Or System.Windows.Forms.AnchorStyles.Left) _ Or System.Windows.Forms.AnchorStyles.Right), System.Windows.Forms.AnchorStyles) Me.Label3.AutoSize = True Me.Label3.Location = New System.Drawing.Point(72, 80) Me.Label3.Name = "Label3" Me.Label3.Size = New System.Drawing.Size(267, 16) Me.Label3.TabIndex = 16 Me.Label3.Text = "Copyright (C) 2008 DIT P2SDP. All Rights Reserved" ' 'btnClose ' Me.btnClose.Anchor = System.Windows.Forms.AnchorStyles.None Me.btnClose.BackColor = System.Drawing.Color.FromArgb(CType(192, Byte), CType(192, Byte), CType(255, Byte)) Me.btnClose.FlatStyle = System.Windows.Forms.FlatStyle.Popup Me.btnClose.Font = New System.Drawing.Font("Arial", 9.75!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.btnClose.ForeColor = System.Drawing.Color.Black Me.btnClose.Image = CType(resources.GetObject("btnClose.Image"), System.Drawing.Image) Me.btnClose.ImageAlign = System.Drawing.ContentAlignment.MiddleLeft Me.btnClose.Location = New System.Drawing.Point(168, 288) Me.btnClose.Name = "btnClose" Me.btnClose.Size = New System.Drawing.Size(96, 32) Me.btnClose.TabIndex = 121 Me.btnClose.Text = "&Close" ' 'PictureBox2 ' Me.PictureBox2.Image = CType(resources.GetObject("PictureBox2.Image"), System.Drawing.Image) Me.PictureBox2.Location = New System.Drawing.Point(0, 48) Me.PictureBox2.Name = "PictureBox2" Me.PictureBox2.Size = New System.Drawing.Size(64, 48) Me.PictureBox2.SizeMode = System.Windows.Forms.PictureBoxSizeMode.StretchImage Me.PictureBox2.TabIndex = 123 Me.PictureBox2.TabStop = False ' 'Label8 ' Me.Label8.Font = New System.Drawing.Font("Microsoft Sans Serif", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label8.Location = New System.Drawing.Point(232, 168) Me.Label8.Name = "Label8" Me.Label8.Size = New System.Drawing.Size(168, 24) Me.Label8.TabIndex = 124 Me.Label8.Text = "Office : 021-3523152"
83 ' 'Label9 ' Me.Label9.Font = New System.Drawing.Font("Microsoft Sans Serif", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label9.Location = New System.Drawing.Point(232, 184) Me.Label9.Name = "Label9" Me.Label9.Size = New System.Drawing.Size(168, 24) Me.Label9.TabIndex = 125 Me.Label9.Text = "Pandu : 081310475343" ' 'Label10 ' Me.Label10.Font = New System.Drawing.Font("Microsoft Sans Serif", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label10.Location = New System.Drawing.Point(232, 200) Me.Label10.Name = "Label10" Me.Label10.Size = New System.Drawing.Size(168, 24) Me.Label10.TabIndex = 126 Me.Label10.Text = "Burhan : 081318843266" ' 'Label11 ' Me.Label11.Location = New System.Drawing.Point(232, 224) Me.Label11.Name = "Label11" Me.Label11.Size = New System.Drawing.Size(144, 24) Me.Label11.TabIndex = 127 Me.Label11.Text = "Or Email to : " ' 'Label12 ' Me.Label12.Font = New System.Drawing.Font("Microsoft Sans Serif", 9.75!, CType((System.Drawing.FontStyle.Bold Or System.Drawing.FontStyle.Underline), System.Drawing.FontStyle), System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label12.ForeColor = System.Drawing.Color.MediumBlue Me.Label12.Location = New System.Drawing.Point(232, 248) Me.Label12.Name = "Label12" Me.Label12.Size = New System.Drawing.Size(168, 24) Me.Label12.TabIndex = 128 Me.Label12.Text = "
[email protected]" ' 'frmabout ' Me.AutoScaleBaseSize = New System.Drawing.Size(5, 13) Me.BackColor = System.Drawing.Color.White Me.ClientSize = New System.Drawing.Size(422, 334) Me.ControlBox = False Me.Controls.Add(Me.Label12) Me.Controls.Add(Me.Label11) Me.Controls.Add(Me.Label10) Me.Controls.Add(Me.Label9) Me.Controls.Add(Me.Label8) Me.Controls.Add(Me.PictureBox2) Me.Controls.Add(Me.btnClose)
84 Me.Controls.Add(Me.Label3) Me.Controls.Add(Me.Label7) Me.Controls.Add(Me.Label5) Me.Controls.Add(Me.Label4) Me.Controls.Add(Me.Label6) Me.Controls.Add(Me.lblGulung) Me.Controls.Add(Me.Label2) Me.Controls.Add(Me.Label1) Me.FormBorderStyle = System.Windows.Forms.FormBorderStyle.FixedSingle Me.Icon = CType(resources.GetObject("$this.Icon"), System.Drawing.Icon) Me.Name = "frmabout" Me.StartPosition = System.Windows.Forms.FormStartPosition.CenterScreen Me.ResumeLayout(False) End Sub #End Region Private Sub frmabout_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load End Sub Private txtGulung As String = " # DITJEN P2SDKP # " & " Sistem Informasi Pengawasan Perikanan "
Private Sub tmrGulung_Tick(ByVal sender As System.Object, _ ByVal e As System.EventArgs) Handles tmrGulung.Tick Dim KiriKeKanan As String KiriKeKanan = Mid(txtGulung, 1, 1) txtGulung = txtGulung.Remove(0, 1) txtGulung = txtGulung.Insert(Len(txtGulung), KiriKeKanan) lblGulung.Text = txtGulung End Sub Private Sub frmabout_Click(ByVal sender As Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Click Me.Close() End Sub
Private Sub btnClose_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnClose.Click Me.Close() End Sub Private Sub Label10_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) End Sub Private Sub Label9_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs)
85
End Sub End Class
Imports System.Data Imports System.Data.OleDb Public Class FrmAddAltTkp Inherits System.Windows.Forms.Form Dim XStatus As Integer Dim XIdData As Integer Dim OleDbs As String Dim ObjReader As OleDbDataReader Dim cn As New OleDbConnection(DbName) #Region " Windows Form Designer generated code " Public Sub New(ByVal StatusMod As Integer, ByVal IdData As Integer) MyBase.New() XStatus = StatusMod XIdData = IdData 'This call is required by the Windows Form Designer. InitializeComponent() 'Add any initialization after the InitializeComponent() call End Sub 'Form overrides dispose to clean up the component list. Protected Overloads Overrides Sub Dispose(ByVal disposing As Boolean) If disposing Then If Not (components Is Nothing) Then components.Dispose() End If End If MyBase.Dispose(disposing) End Sub 'Required by the Windows Form Designer Private components As System.ComponentModel.IContainer 'NOTE: The following procedure is required by the Windows Form Designer 'It can be modified using the Windows Form Designer. 'Do not modify it using the code editor. Friend WithEvents txtKet As System.Windows.Forms.TextBox Friend WithEvents txtType As System.Windows.Forms.TextBox Friend WithEvents txtNama As System.Windows.Forms.TextBox Friend WithEvents txtID As System.Windows.Forms.TextBox Friend WithEvents Label8 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label4 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label3 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label2 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents Label1 As System.Windows.Forms.Label Friend WithEvents TxtJnsKpl As System.Windows.Forms.TextBox
86 Friend WithEvents GroupBox1 As System.Windows.Forms.GroupBox Friend WithEvents btnClose As System.Windows.Forms.Button <System.Diagnostics.DebuggerStepThrough()> Private Sub InitializeComponent() Dim resources As System.Resources.ResourceManager = New System.Resources.ResourceManager(GetType(FrmAddAltTkp)) Me.txtKet = New System.Windows.Forms.TextBox Me.txtType = New System.Windows.Forms.TextBox Me.txtNama = New System.Windows.Forms.TextBox Me.txtID = New System.Windows.Forms.TextBox Me.Label8 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label4 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label3 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label2 = New System.Windows.Forms.Label Me.Label1 = New System.Windows.Forms.Label Me.TxtJnsKpl = New System.Windows.Forms.TextBox Me.GroupBox1 = New System.Windows.Forms.GroupBox Me.btnClose = New System.Windows.Forms.Button Me.GroupBox1.SuspendLayout() Me.SuspendLayout() ' 'txtKet ' Me.txtKet.BackColor = System.Drawing.Color.White Me.txtKet.Location = New System.Drawing.Point(159, 134) Me.txtKet.MaxLength = 240 Me.txtKet.Name = "txtKet" Me.txtKet.ReadOnly = True Me.txtKet.Size = New System.Drawing.Size(361, 20) Me.txtKet.TabIndex = 100 Me.txtKet.Text = "" ' 'txtType ' Me.txtType.BackColor = System.Drawing.Color.White Me.txtType.Location = New System.Drawing.Point(159, 102) Me.txtType.MaxLength = 100 Me.txtType.Name = "txtType" Me.txtType.ReadOnly = True Me.txtType.Size = New System.Drawing.Size(363, 20) Me.txtType.TabIndex = 91 Me.txtType.Text = "" ' 'txtNama ' Me.txtNama.BackColor = System.Drawing.Color.White Me.txtNama.Font = New System.Drawing.Font("Microsoft Sans Serif", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.txtNama.Location = New System.Drawing.Point(159, 70) Me.txtNama.MaxLength = 20 Me.txtNama.Name = "txtNama" Me.txtNama.ReadOnly = True Me.txtNama.Size = New System.Drawing.Size(363, 20) Me.txtNama.TabIndex = 90 Me.txtNama.Text = "" '
87 'txtID ' Me.txtID.BackColor = System.Drawing.Color.LightYellow Me.txtID.Location = New System.Drawing.Point(160, 9) Me.txtID.MaxLength = 50 Me.txtID.Name = "txtID" Me.txtID.ReadOnly = True Me.txtID.Size = New System.Drawing.Size(50, 20) Me.txtID.TabIndex = 88 Me.txtID.Text = "" Me.txtID.TextAlign = System.Windows.Forms.HorizontalAlignment.Right ' 'Label8 ' Me.Label8.BackColor = System.Drawing.Color.Transparent Me.Label8.Font = New System.Drawing.Font("Verdana", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Regular, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label8.Location = New System.Drawing.Point(17, 136) Me.Label8.Name = "Label8" Me.Label8.Size = New System.Drawing.Size(129, 17) Me.Label8.TabIndex = 105 Me.Label8.Text = "Keterangan :" Me.Label8.TextAlign = System.Drawing.ContentAlignment.MiddleRight ' 'Label4 ' Me.Label4.BackColor = System.Drawing.Color.Transparent Me.Label4.Font = New System.Drawing.Font("Verdana", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Regular, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label4.Location = New System.Drawing.Point(17, 106) Me.Label4.Name = "Label4" Me.Label4.Size = New System.Drawing.Size(127, 14) Me.Label4.TabIndex = 104 Me.Label4.Text = "Type :" Me.Label4.TextAlign = System.Drawing.ContentAlignment.MiddleRight ' 'Label3 ' Me.Label3.BackColor = System.Drawing.Color.Transparent Me.Label3.Font = New System.Drawing.Font("Verdana", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Regular, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label3.Location = New System.Drawing.Point(17, 72) Me.Label3.Name = "Label3" Me.Label3.Size = New System.Drawing.Size(128, 16) Me.Label3.TabIndex = 103 Me.Label3.Text = "Nama Alat Tangkap :" Me.Label3.TextAlign = System.Drawing.ContentAlignment.MiddleRight ' 'Label2 '
88 Me.Label2.BackColor = System.Drawing.Color.Transparent Me.Label2.Font = New System.Drawing.Font("Verdana", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Regular, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label2.Location = New System.Drawing.Point(17, 40) Me.Label2.Name = "Label2" Me.Label2.Size = New System.Drawing.Size(127, 16) Me.Label2.TabIndex = 102 Me.Label2.Text = "Nama Jenis Kapal :" Me.Label2.TextAlign = System.Drawing.ContentAlignment.MiddleRight ' 'Label1 ' Me.Label1.BackColor = System.Drawing.Color.Transparent Me.Label1.Font = New System.Drawing.Font("Verdana", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Regular, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.Label1.Location = New System.Drawing.Point(24, 11) Me.Label1.Name = "Label1" Me.Label1.Size = New System.Drawing.Size(120, 17) Me.Label1.TabIndex = 101 Me.Label1.Text = "ID :" Me.Label1.TextAlign = System.Drawing.ContentAlignment.MiddleRight ' 'TxtJnsKpl ' Me.TxtJnsKpl.BackColor = System.Drawing.Color.White Me.TxtJnsKpl.Font = New System.Drawing.Font("Microsoft Sans Serif", 8.25!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.TxtJnsKpl.Location = New System.Drawing.Point(160, 39) Me.TxtJnsKpl.MaxLength = 20 Me.TxtJnsKpl.Name = "TxtJnsKpl" Me.TxtJnsKpl.ReadOnly = True Me.TxtJnsKpl.Size = New System.Drawing.Size(363, 20) Me.TxtJnsKpl.TabIndex = 115 Me.TxtJnsKpl.Text = "" ' 'GroupBox1 ' Me.GroupBox1.BackColor = System.Drawing.Color.LightSteelBlue Me.GroupBox1.BackgroundImage = CType(resources.GetObject("GroupBox1.BackgroundImage"), System.Drawing.Image) Me.GroupBox1.Controls.Add(Me.btnClose) Me.GroupBox1.Dock = System.Windows.Forms.DockStyle.Bottom Me.GroupBox1.Location = New System.Drawing.Point(0, 172) Me.GroupBox1.Name = "GroupBox1" Me.GroupBox1.Size = New System.Drawing.Size(542, 40) Me.GroupBox1.TabIndex = 223 Me.GroupBox1.TabStop = False ' 'btnClose ' Me.btnClose.Anchor = System.Windows.Forms.AnchorStyles.None
89 Me.btnClose.BackColor = System.Drawing.Color.MintCream Me.btnClose.Cursor = System.Windows.Forms.Cursors.Hand Me.btnClose.FlatStyle = System.Windows.Forms.FlatStyle.Popup Me.btnClose.Font = New System.Drawing.Font("Arial", 9.0!, System.Drawing.FontStyle.Bold, System.Drawing.GraphicsUnit.Point, CType(0, Byte)) Me.btnClose.ForeColor = System.Drawing.Color.Black Me.btnClose.Image = CType(resources.GetObject("btnClose.Image"), System.Drawing.Image) Me.btnClose.ImageAlign = System.Drawing.ContentAlignment.MiddleLeft Me.btnClose.Location = New System.Drawing.Point(247, 9) Me.btnClose.Name = "btnClose" Me.btnClose.Size = New System.Drawing.Size(68, 24) Me.btnClose.TabIndex = 186 Me.btnClose.Text = " &Close" ' 'FrmAddAltTkp ' Me.AutoScaleBaseSize = New System.Drawing.Size(5, 13) Me.BackColor = System.Drawing.SystemColors.Window Me.ClientSize = New System.Drawing.Size(542, 212) Me.Controls.Add(Me.GroupBox1) Me.Controls.Add(Me.TxtJnsKpl) Me.Controls.Add(Me.txtKet) Me.Controls.Add(Me.txtType) Me.Controls.Add(Me.txtNama) Me.Controls.Add(Me.txtID) Me.Controls.Add(Me.Label8) Me.Controls.Add(Me.Label4) Me.Controls.Add(Me.Label3) Me.Controls.Add(Me.Label2) Me.Controls.Add(Me.Label1) Me.FormBorderStyle = System.Windows.Forms.FormBorderStyle.FixedSingle Me.Name = "FrmAddAltTkp" Me.StartPosition = System.Windows.Forms.FormStartPosition.CenterScreen Me.Text = "View Data Alat Tangkap" Me.GroupBox1.ResumeLayout(False) Me.ResumeLayout(False) End Sub #End Region Private Sub FrmAddAltTkp_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load txtID.Text = XIdData GoFindData(XIdData) End Sub Sub GoFindData(ByVal Idx As Integer) Dim rd As OleDbDataReader Dim myConn As OleDbConnection myConn = New OleDbConnection(stconn) Dim OleDbs As String
90 OleDbs = "SELECT TAB_FISHING_GEAR.FISHING_GEAR_ID AS id, TAB_JENIS_KAPAL.NAMA_JENIS_KAPAL, TAB_FISHING_GEAR.NAMA_FISHING_GEAR, " OleDbs &= "TAB_FISHING_GEAR.TYPE_FISHING_GEAR, TAB_FISHING_GEAR.KETERANGAN_FISHING_GEAR, " OleDbs &= "TAB_FISHING_GEAR.KODE_FISHING_GEAR, TAB_FISHING_GEAR.JENIS_FISHING_GEAR, TAB_FISHING_GEAR.MASA_BERLAKU, " OleDbs &= "TAB_FISHING_GEAR.KELOMPOK_FISHING_GEAR, TAB_FISHING_GEAR.TARIF_PER_GT_TH, TAB_FISHING_GEAR.AKRONIM " OleDbs &= "FROM TAB_FISHING_GEAR INNER JOIN " OleDbs &= "TAB_JENIS_KAPAL ON TAB_FISHING_GEAR.JENIS_KAPAL_ID = TAB_JENIS_KAPAL.JENIS_KAPAL_ID " OleDbs &= "where tab_fishing_gear.fishing_gear_id = " & Idx & "" Try myConn.Open() Dim MyCmd As New OleDbCommand MyCmd.Connection = myConn MyCmd.CommandText = OleDbs rd = MyCmd.ExecuteReader() Dim MyReader As OleDbDataReader While rd.Read TxtJnsKpl.Text = CekNul(rd("nama_jenis_kapal")) txtNama.Text = CekNul(rd("NAMA_FISHING_GEAR")) txtType.Text = CekNul(rd("TYPE_FISHING_GEAR")) txtKet.Text = CekNul(rd("KELOMPOK_FISHING_GEAR")) 'txtKode.Text = CekNul2(rd("KODE_FISHING_GEAR")) 'txtJenis.Text = CekNul2(rd("JENIS_FISHING_GEAR")) 'txtMasa.Text = CekNul2(rd("MASA_BERLAKU")) 'txtKel.Text = CekNul(rd("KELOMPOK_FISHING_GEAR")) 'txtTarif.Text = CekNul2(rd("TARIF_PER_GT_TH")) 'txtAkronim.Text = CekNul(rd("AKRONIM")) End While rd.Close() Catch ex As Exception MsgBox(ex.ToString) End Try myConn.Close() End Sub Sub GoSearchID() Dim OleDbs As String OleDbs = "SELECT Max(fishing_gear_id) as jml FROM tab_fishing_gear" txtID.Text = FindMaxID(OleDbs, "jml") End Sub Private Sub btnClose_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnClose.Click Me.Close() End Sub End Class Imports System.Data Imports System.Data.OleDb Public Class FrmAddDom Inherits System.Windows.Forms.Form Dim XStatus As Integer
91 Dim Dim Dim Dim
XIdData As Integer OleDbs As String ObjReader As OleDbDataReader cn As New OleDbConnection(DbName)
#Region " Windows Form Designer generated code " Public Sub New(ByVal StatusMod As Integer, ByVal IdData As Integer) MyBase.New() XStatus = StatusMod XIdData = IdData 'This call is required by the Windows Form Designer. InitializeComponent() 'Add any initialization after the InitializeComponent() call End Sub 'Form overrides dispose to clean up the component list. Protected Overloads Overrides Sub Dispose(ByVal disposing As Boolean) If disposing Then If Not (components Is Nothing) Then components.Dispose() End If End If MyBase.Dispose(disposing) End Sub