Pengembangan Produk Baru Impregnasi Bahan Insectarium pada CV. Harbinan 1
2
Cahaya Utama , Soewarno T. Soekarto dan Fransiska R. Zakaria
2
Abstract CV. Harbinan is a producer of the hang locked which is on artistic material, using scorpion and other insect as models. This company is the kind of small and medium enterprise which can accelerate the development of economic through a role in increasing the national income and to suport the structure of national industry. The method used in this case is a, descriptive analysis to show the real condition, analyzed by SWOT, to know strengths-weaknesses (SW), opportunities and threats (OT). The development of the technique accumulate data through library research method, interview with the personel of the company asking specific question comply with the research. The result of the interview showed that CV. Harbinan is a small and medium enterprise has produce 21.000 hang locked per month with sale about Rp. 535,500,000 per month. Production of CV. Harbinan relies on customer necessity and made more to order. Based on Matrix IE, CV Harbinan exists in the cell V which is described as held and maintance area, so a strategy at that condition is intensive strategy (market penetration or developing product). SWOT analysis based on internal and external factor could find the total score matrix IFE which was 2,505(factory had average internal position) and total score matrix EFE was 2,073 (factory had medium external position).
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pendapatan atau laba perusahaan, Industri Kecil Menengah (IKM) penghasil gantungan kunci CV. Harbinan melakukan pengembangan dan promosi produk baru, dilakukan kajian tentang faktor-faktor lingkungan, baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi efektifitas pengendalian dan pengembangan produk. Pengembangan produk baru adalah suatu alat strategis suatu perusahaan untuk bertahan atau bahkan memenangkan kompetisi pasar yang ketat dengan cara menghasilkan suatu produk yang memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif (Yuktyanta, 1998). Untuk mencapai pengembangan produk yang efektif dan sekaligus memenangkan kompetisi pasar, suatu perusahaan seharusnya mempertimbangkan implementasi "lima inisiatif strategis" menurut Yuktyanta (1998), yaitu memperbaiki conformance quality, memperbaiki mutu produk, mengurangi biaya-biaya persatuan produk, mengurangi biaya overhead dan mengurangi "siklus pengembangan produk baru". Keberhasilan suatu produk baru tergantung pada kemampuan perusahaan dan dipengaruhi oleh lingkungan strategisnya, yaitu seberapa jauh produk mampu memuaskan kebutuhan yang dirasakan pelanggan, keunggulan relatif dibandingkan para pesaingnya, kecenderungan pesaing untuk mempertahankan pasarnya, besarnya segmen pasar dan laju pertumbuhan dari segmen pasar (Urban dan Hauser, 1993). 2. Permasalahan a. Bagaimana proses pengembangan produk baru impregnasi bahan insectarium ditinjau dari biaya terhadap volume penjualan CV. Harbinan ? b. Bagaimana dampak penjualan produk baru terhadap peningkatan laba CV. Harbinan ? c. Faktor lingkungan apakah yang mempengaruhi pengembangan produk baru, terutama terhadap peningkatan pendapatan CV. Harbinan ? 3. Tujuan a. Mengetahui hubungan antara biaya pengembangan produk baru terhadap volume penjualan produk IKM CV. Harbinan. 1 2
Alumni PS MPI, SPs IPB Staf Pengajar PS MPI, SPs IPB
69
b. Mengetahui dan menganalisis pengembangan produk yang dilaksanakan CV. Harbinan terhadap peningkatan laba perusahaan. c. Mengetahui kondisi lingkungan, lingkungan internal maupun eksternal yang mempengaruhi pengembangan produk baru CV. Harbinan terhadap peningkatan pendapatan perusahaan.
METODOLOGI 1. Lokasi Kajian dilakukan di sebuah industri kecil CV. Harbinan, yang berlokasi di Kampung Rawa 2 Denok, Kecamatan Depok, Kabupaten Bogor Jawa Barat pada lahan seluas 500 m , yang terletak arah selatan Depok + 6 km atau arah Jalan Raya Sawangan menuju Parung. 2. Metode Kerja Pengumpulan data Kajian ini bersifat deskriptif-analitik dan bersumber dari data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan interview (wawancara) kepada pemilik usaha dan observasi langsung pada lokasi usaha, serta studi kepustakaan. Pengolahan dan analisis data Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisa deskriptif kualitatif Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT), seperti yang diilustrasikan pada Tabel 1. Menurut Rangkuti (2003), analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan berdasarkan logika memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Berdasarkan kombinasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dari suatu perusahaan, diperoleh empat strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan tersebut untuk menghadapi lingkungan usahanya (David, 1995), yaitu strategi kekuatan peluang (SO), kelemahan-peluang (WT), kekuatan-ancaman (ST) dan kelemahan ancaman (WO). Tabel 1. Analisis SWOT Internal Eksternal OPPORTUNITIES (O) Daftar peluang-peluang
THREATS (T) Daftar ancaman-ancaman
STRENGHTS (S) Daftar faktor-faktor Kekuatan STRATEGI (SO)
WEAKNESSES (W) Daftar faktor-faktor Kelemahan STRATEGI (WO)
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. STRATEGI (ST)
Menciptakan strategi untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. STRATEGI (WT)
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 2003. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan dengan analisis keuangan (Bambang, 2001), dengan memperhatikan hal berikut : a. Besarnya modal usaha b. Biaya Produksi c. Perhitungan laba/rugi d. Break Even Point (BEP). BEP (dalam rupiah) =
FC 1 − VCS
Keterangan : FC = biaya tetap VC = biaya variabel S = volume penjualan
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
70
e. Profit Margin f. Net Present Value (NPV). NPV dihitung dengan persamaan : n
NPV =
At
∑ (1 + k ) t =0
t
Keterangan : n = periode/tahun terakhir aliran kas atau cash flow At = aliran kas pada periode t k = tingkat keuntungan yang diharapkan atau discount rate yang digunakan g. Interest Rate Return (IRR) IRR dihitung dengan persamaan : IRR =
NPV1 (i 2 – i 1 ) ( NPV1 − NPV2
Keterangan : IRR = Nilai Internal Rate of Return NPV 1 = Net Present Value pertama NPV 2 = Net Present Value kedua = Tingkat suku bunga/discount rate pertama i1 = Tingkat suku bunga/discount rate kedua i2 h. Cash Flow
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Umum CV. Harbinan dibentuk sekitar bulan Oktober 1998, dengan produk usaha asesori berupa gantungan kunci impregnasi bahan insectarium. Perusahaan ini merupakan industri rumah tangga yang awalnya dikelola oleh keluarga dan kemudian diubah menjadi perseroan komanditer (CV) pada bulan September tahun 2000 dengan nama CV. Harbinan yang memiliki 36 karyawan dengan status pegawai borongan dan tetap. Perusahaan ini berlokasi di Kampung Rawa Denok, Kecamatan Depok, 2 Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada lahan seluas 500 m . CV. Harbinan memproduksi gantungan kunci, terletak dalam lingkungan perumahan kampung dengan bangunan permanen. Dalam memproduksi gantungan kunci, dihasilkan limbah berupa fiberglass. Limbah ini tidak membahayakan bagi lingkungan perusahaan, karena tidak menghasilkan racun yang berbahaya. Pembuangan limbah dilakukan ke dalam septik tank yang mempunyai 2 (dua) fungsi, yaitu tempat septik tank untuk pengendapan limbah yang di dalamnya terdapat batu koral dan ijuk, serta 1 buah septik tank antara keduanya saling berhubungan, tetapi tidak mengakibatkan tercemarnya lingkungan masyarakat sekitarnya, misalnya bau tidak sedap. Dalam hal keselamatan pekerja, CV. Harbinan memperhatikan keselamatan karyawannya dengan menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan memenuhi syarat keselamatan kerja, serta memberikan penyuluhan kepada pekerja mengenai cara kerja yang aman. Dengan keamanan kerja yang baik, karyawan dapat bekerja dengan lancar dan peralatan pabrik dapat difungsikan dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas kerja dan volume produksi. Berkembangnya IKM “gantungan kunci” CV. Harbinan ini tidak lepas dari adanya faktor keunggulan strategis yang dimiliki CV. Harbinan (faktor internal), dalam menghadapi kondisi eksternal yang dinamis dan kuat dalam mempengaruhi aktivitas perusahaan. Faktor lingkungan eksternal yang cukup berpengaruh terhadap kelangsungan hidup CV. Harbinan ini adalah faktor persaingan. Persaingan begitu ketat, karena banyak industri kecil penghasil gantungan kunci dalam negeri yang bergerak di bidang ini, dengan bentuk aneka ragam, sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan dalam menggunakan gantungan kunci sebagai asesori. Pesaing utamanya adalah industri gantungan kunci dari China. Kelancaran usaha CV. Harbinan dan IKM penghasil gantungan kunci ini juga sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku. Bahan baku industri penghasil gantungan kunci CV. Harbinan ini sebagian besar dipasok dari pulau Jawa (diantaranya Jawa Timur), Pulau Irian, Sulawesi dan Ambon.
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
71
2. Hal yang Dikaji Produk yang dihasilkan sampai saat ini baru membuat kerajinan gantungan kunci, jenis produksi gantungan kunci ini terdiri dari gantungan kunci berbentuk oval dan segi empat dengan spesifikasi binatang, yaitu : a. Insectarium berupa kepiting b. Insectarium berupa kumbang CV. Harbinan melakukan pengembangan produk-produk sejenis seperti jam dinding, tatakan gelas, tempat pulpen. CV Harbinan adalah suatu IKM yang memproduksi gantungan kunci dari serangga. Pemanfaatan serangga tersebut sebagai komoditi telah memberikan nilai jual tinggi dengan sentuhan seni, yang akhirnya dapat membentuk gantungan kunci berhias aneka serangga. Motto yang diambil dari filsafat Jawa, yakni tatag (mantap), dadag (tegar) dan tanggap, digunakan perusahaan dalam memproduksi gantungan kunci yang khas (untuk cindra mata). Dalam perjalanannya, perusahaan ini terus berkembang, baik dalam peningkatan kapasitas produksi maupun perluasan pabrik dengan waktu kerja 6 hari dalam seminggu, yaitu dari 45.000 satuan pada tahun 1998 menjadi 250.000 satuan pada tahun 2003. CV. Harbinan sebagai produsen "gantungan kunci" di desa Rawa Denok Depok Jawa Barat, berproduksi atas dasar made to order (sesuai dengan keinginan konsumen), yang berarti barang diproduksi kalau ada pesanan. Penjualan CV. Harbinan terus meningkat, terutama penjualan ekspornya. Penjualan Dalam Negeri 10% dan 90% penjualan ekspor. Hal ini menunjukkan bahwa CV. Harbinan dalam produksinya tidak terpengaruh dengan adanya krisis yang melanda Indonesia. Konsumen luar negeri berasal dari Florida Amerika Serikat. "Gantungan kunci" yang dipesan umumnya memakai ornamen bergambar binatang yang beraneka ragam, sehingga perlu dikerjakan oleh tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus. Dengan demikian, faktor sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan memegang peranan penting dalam menghadapi lingkungan (perubahan selera konsumen) yang mempunyai kemungkinan berubah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan keterampilan mutu SDM dengan meningkatkan keterampilan tenaga kerja, agar mampu melakukan antisipasi terhadap kemungkinan berbagai perubahan, terutama keunggulan bersaing (competitive advantage) bagi perusahaan. Pengadaan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah : a. Plastik/yukalac. b. Katalis. c. Karton. d. Metal penggantung berupa Zipper, Keychain dan kalung. e. Mata gerinda. f. Label. Produk gantungan kunci ini dihasilkan dari perpaduan bahan-bahan baku plastik dan dicampur katalis yang dipadukan dengan binatang seperti kalajengking dan kumbang. Binatang-binatang tersebut didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia, misalnya Surabaya, Sulawesi, Ambon dan Irian Jaya. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah sbb. : a. Alat pencetak yang dibuat dari karton, digunakan untuk membuat alat pencetak pembuat gantungan kunci berbentuk oval dan segi empat. b. Mesin gerinda kasar (8 unit) digunakan untuk membuat bentuk atau model yang dikehendaki. c. Mesin gerinda halus (2 unit). Setelah terjadinya bentuk atau model yang dikehendaki, kemudian dihaluskan dengan menggunakan gerinda ini. d. Pembungkus plastic. Setelah dihaluskan dimasukkan ke dalam pembungkus plastik yang berisi 20, 50 dan 100 buah gantungan kunci. e. Tempat/Wadah. Setelah dibungkus plastik ditempatkan dalam wadah sebelum di pasarkan. Proses Produksi Proses produksi produk gantungan kunci CV. Harbinan (Gambar 1) dapat diuraikan sebagai berikut : a. Dari bahan baku karton dibuat alat pencetak dalam berbagai bentuk seperti oval dan segi empat. b. Pengisian bahan baku.
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
72
Plastik/yukalac dan katalis berbentuk cair yang dibutuhkan sebagai bahan baku produk gantungan kunci ini dicampur dan diaduk dalam suatu tempat/wadah ember, setelah diaduk menjadi panas + o 70 C kemudian dimasukkan atau dituangkan ke dalam alat pencetak. Setelah padat, bahan tersebut didiamkan selama 3 (tiga) hari dan baru dipasang insectariumnya. Proses selanjutnya dikeringkan selama 1 (satu) hari, lalu ditutup kembali dengan pengisian bahan baku plastik dan katalis yang dilanjutkan dengan pengeringan selama 2 (dua) hari. c. Pembentukan model. Untuk mendapatkan model yang bernuasa seni, dibuatkan bentuk-bentuk model yang bermutu dengan menggunakan peralatan mesin gerinda kasar. d. Penghalusan model. Dalam penghalusan model produk gantungan kunci diadakan suatu proses penghalusan dengan menggunakan alat produksi gerinda halus. e. Pemasangan gantungan kunci/label. Proses pemasangan gantungan kunci dilakukan secara manual disesuaikan dengan jenisnya, yaitu Zipper, Keychain dan Kalung (pendant) dan pemberian label sesuai pihak permintaan pemesan.
Bahan baku
Bahan Baku
Pencetakan
Pembentukan Model
Penghalusan Model
Pengepakan
Pemasangan Gantungan Kunci/Label
Gambar 1. Proses produksi CV. Harbinan Penanganan Pasca Produksi Penanganan setelah Pasca Produksi/pengepakan dilakukan sesuai order, dengan masingmasing pak berisi 20 buah jenis berbeda, yaitu bentuk insectarium berupa kalajengking dan insectarium berupa kumbang. Alat-alat produksi yang digunakan sederhana, yaitu cetakan terbuat dari karton dan alat penghalus berupa mesin gerinda kasar dan halus untuk menghaluskan hasil cetakan insectarium. Setelah proses terakhir dipasang, gantungan kunci diberikan label. Label tersebut didapat dari pihak importir untuk dipasangkan pada gantungan kunci. Penyimpanan produk dilakukan setelah diberi label produk dan selanjutnya dinyatakan selesai, serta siap kirim (ekspor) ke Bandara via jasa pengiriman paket. Pengiriman tersebut dimasukkan dalam kardus yang terlebih dahulu diberi busa pelindung. Setiap kardus berisikan gantungan kunci insectarium berjumlah 1.200 buah atau berisi 60 pak dan dengan berat seluruhnya 25 kg. Pemasaran dan Mutu Produk Tujuan pendirian CV. Harbinan adalah memenuhi kebutuhan gantungan kunci yang mempunyai seni dengan orientasi ekspor. Dilihat dari tujuan pendirian, perusahaan merupakan produsen gantungan kunci dengan pasar sasaran kelas menengah ke bawah yang berkiblat pada mode-mode luar negeri. Pemasaran/penjualan CV. Harbinan adalah pasar domestik dan internasional. Produk CV. Harbinan untuk pasar domestik dipasarkan melalui distributor untuk daerah pemasaran di Depok dan
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
73
Jakarta. CV. Harbinan mulai serius mengembangkan pasar ekspornya pada tahun 2000. Produk yang diekspor semuanya berupa insectarium binatang, dengan tujuan Amerika Serikat. Pengembangan pasar ekspor ini menyebabkan proporsi pasar domestik dalam penjualan produknya perlahan-lahan mulai mengecil. Gantungan kunci memang bukan kebutuhan vital bagi semua orang, akan tetapi gantungan kunci dapat dipergunakan sebagai assesoris atau cinderamata yang bernuasa seni. Strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan ini adalah sederhana, yaitu melalui internet yang memuat iklan dan jenis produksi. Meskipun promosi yang digunakan perusahaan ini tidak berupa iklan secara langsung, tetapi produk ini banyak diminati konsumen luar negeri. Produk yang diekspor merupakan job order yang diperoleh CV. Harbinan dari pembeli luar negeri (buyer). Produk yang diekspor tersebut tidak menggunakan merek perusahaan sendiri, melainkan merek atas permintaan yang telah disiapkan oleh pemesan. Daerah pelanggan-pelanggan untuk perusahaan ini tersebar di beberapa daerah seperti di Jakarta, Depok, Bekasi dan di Jawa Barat. Selain itu daerah pelanggan juga terdapat di luar negeri, seperti di Amerika Serikat. Pemasaran yang dilakukan CV. Harbinan adalah mempergunakan internet sebagai sarana promosi. CV. Harbinan juga memasarkan produknya secara langsung ke toko-toko, dimana bagian pemasarannya cenderung bersifat customer relation. Melalui bagian pemasaran ini pembeli menyampaikan spesifikasi produk dan mutu yang diinginkan, karena produk CV. Harbinan terdiri dari berbagai macam variasi, yaitu berupa gantungan kunci yang terbuat dari bahan binatang yang diawetkan. Dalam menerapkan konsep pengembangan produk baru, terlebih dahulu perlu mengetahui pengertian pengembangan produk (Product Development). Mitchel (1980) mengemukakan, bahwa pengembangan produk berarti suatu usaha yang direncanakan dan dilakukan secara sadar untuk memperbaiki atau menyempurnakan produk yang ada sekarang atau menambah variasi produk yang dihasilkan atau dipasarkan. Untuk melaksanakan pengembangan produk ini perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu : 1. Strategi perusahaan. Hal ini merupakan kegiatan yang menyangkut macam dari barang apa yang dijual dan kapan produk akan diganti atau dibatasi macamnya. 2. Saat berdirinya perusahaan. Sudah beberapa lama perusahaan didirikan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan, karena jika perusahaan telah lama berdiri dan tidak mengadakan perubahan sama sekali untuk produknya, maka dapat menimbulkan kebosanan konsumen. Untuk itu produsen harus selalu mengembangkan produknya, agar dapat mengikuti selera konsumen. 3. Faktor pesaing dan diketemukannya cara penggunaan baru/teknologi baru. Hal ini perlu diperhatikan, karena misalnya suatu perusahaan mengadakan perbaikan atau mengembangkan produk baru dan perusahaan lain tidak melakukannya, maka perusahaan yang disebut terakhir ini sudah tentu akan kehilangan posisinya. Untuk melaksanakan pengembangan produk baru perlu kerjasama yang baik antara bagian pemasaran (marketing) dan bagian produksi atau perencanaan (planning) dan pengawasan (controlling). Bagian perencanaan dan pengawasan inilah yang mempunyai tugas untuk menciptakan, memperbaiki dan mengolah ideide produk baru, serta mengajukannya pada pihak pimpinan. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pengembangan produk. Dengan tidak stabilnya keinginan dan daya beli konsumen disatu pihak dan tidak stabilnya persaingan di pihak lain, maka setiap perusahaan menghendaki agar produksinya tidak tersisihkan di pasaran dan setiap produsen selalu berusaha untuk memperbaiki produknya. Dalam upaya menjalankan pengembangan produk baru yang unggul, CV. Harbinan telah menerapkan hal berikut : 1. Memperbaiki daya saing melalui pengembangan produk baru. 2. Kontrol mutu gantungan kunci melalui upaya pengiriman yang tepat waktu, pemberian pelatihan keterampilan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan. 3. Prosedur untuk memastikan bahwa produk cukup baik dikemas, ditangani, dan disimpan untuk mencegah kerusakan dan penyusutan mutu pada semua tahap dari saat penerimaan barang sampai pengiriman dengan selamat kepada pelanggan. Ukuran pencegahan ini meliputi keamanan lokasi untuk mencegah perbuatan merusak atau pencurian, prosedur pengemasan atau pengamanan untuk melindungi cat luar produk atau teknis penanganan khusus untuk mencegah, misalnya kerusakan terhadap komponen gantungan kunci. 4. Penerapan program pengembangan produk baru yang melibatkan seluruh karyawan.
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
74
Analisa Finansial 1. Modal usaha a. Modal Tetap Tanah dan Bangunan 2 Tanah seluas ± 250 m @ Rp. 100.000,2 Bangunan seluas ± 150 m @ Rp. 500.000, Alat-alat Produksi Jumlah (a)
Rp. 25.000.000,Rp. 75.000.000,Rp. 20.000.000,Rp.120.000.000,-
b. Modal Tidak Tetap : Produksi sebesar 21.000 buah untuk produksi 1 (satu) bulan No. 1 2 3
4 5 6 7
Jenis Plastik/Yukalac Katalis Serangga jenis : Kepiting Kalajengking Kumbang Metal Gantungan kunci Kartas Karton Cetak Mata gerinda Upah Karyawan borongan Jumlah (b)
Jumlah 600 Kg 15 glas
Harga Satuan (Rp) 25.000 15.000
7.000 ekor 7.000 ekor 7.000 ekor 21.000 bh 21.000 bh 5 26
Total Harga (Rp) 15.000.000 225.000
1.000 1.000 1.250 1.500 250 125.000 250.000
7.000.000 7.000.000 8.750.000 31.500.000 5.250.000 625.000 6.500.000 81.850.000
Total modal (a + b) = 2. Biaya produksi (periode 1 bulan) a. Biaya Tetap 1) Biaya gaji 1 orang Pemimpin 2) Biaya gaji 10 orang karyawan 3) Biaya Pemeliharaan : Bangunan (4% per tahun) Peralatan (5% per tahun) 4) Biaya Penyusutan : Bangunan (5% per tahun) Peralatan (10% per tahun) 5) Biaya Umum dan Administrasi 6) Biaya promosi/pemasaran Jumlah (a) b. Biaya Tidak Tetap 1) Biaya Produksi 2) Biaya ongkos kirim 450 Kg X US$ 68,73 *) 3) Biaya tak terduga (biaya lain) Jumlah (b) Total biaya produksi (a+b)
201.850.000
Rp. Rp.
2.000.000,10.000.000,-
Rp. Rp.
250.000,83.334,-
Rp. Rp. Rp. Rp.
312.500,166.667,400.000,150.000,-
Rp.
13.362.501,-
Rp. 81.850.000,Rp. 262.892.250,Rp. 400.000,Rp. 345.142.250,Rp. 358.504.751,-
3. Perhitungan laba/rugi (1 US$= (Rp. 8.500,-) a. Penjualan ekspor 90% x 21.000 bh x 3 US$
Rp. 481.950.000,-
b. Penjualan Dalam Negeri 10% x 21.000 bh x Rp.10.000,Jumlah (a + b)
Rp. 21.000.000,Rp. 502.950.000,-
c. Biaya Operasional (biaya produksi)
Rp. 358.504.751,-
d. Laba sebelum Pajak (a + b – c)
Rp. 144.445.249,-
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
75
e. Pajak Penghasilan (d x PPn = 10% dan Pph 1.5%)
Rp.
16.611.212,-
f. Laba Bersih (d – e)
Rp. 127.834.047,-
4. Analisis usaha a. BEP 1) Nilai pada titik impas 13.362.501 BEP = -----------------------358.504.751 1 - -----------------502.950.000 2) Persentase pada titik impas
= Rp. 44.541.670,-
Rp. 44.541.670,= ----------------------- x 100% = 8,8% Rp. 502.950.000,3) Volume produksi pada titik impas = 8,8 % X 21.000 bh gantungan kunci = 1.848 buah/bulan. b. Profit Margin (laba bersih/penjualan bersih x 100%) Rp. 127.834.047,PM = ---------------------------- x 100% = 25,4% / bulan. Rp. 502.950.000,c. NPV dan IRR Biaya produksi diperhitungkan dalam 1 tahun (Rp. 358.504.751,- x 12) Penerimaan berdasarkan penjualan per tahun (Rp. 502.950.000,- x 12) Biaya dan penerimaan setiap tahun diasumsikan tanpa peningkatan, umur teknis diasumsikan 5 tahun, serta discount factor (DF) 12% dan 20%. Th 1 2 3 4 5
Biaya (Rp : a) 4,302,057,012 4,302,057,012 4,302,057,012 4,302,057,012 4,302,057,012
Penerimaan (Rp : b) 6,035,400,000 6,035,400,000 6,035,400,000 6,035,400,000 6,035,400,000
Selisih (Rp : b-a) 2,123,942,988 2,123,942,988 2,123,942,988 2,123,942,988 2,123,942,988
DF 12% 0.8929 0.7972 0.7118 0.6355 0.5674
DF 20% 0.8333 0.6944 0.5787 0.4823 0.4019
PV 12% (Rp) 1,547,701,954 1,381,821,030 1,233,793,539 1,101,539,469 983,498,811 6.248,354,803
PV 20% (Rp) 1,444,394,712 1,203,633,371 1,003,085,587 835,991,323 696,630,546 5,183,735,539
NPV (pada tingkat discount rate 12% per tahun) = Rp. 6. 248.354.803,-
IRR = 12%
7.248.354.803 + -------------------------------------------------6.248.354.803 - 5.183.735.539
x (20-12)
IRR = 25,8 % Bila dibandingkan dengan suku bunga simpanan di Bank (asumsi bunga deposito 6% - 7% per tahun dan bunga komersial kredit 16% per tahun pada tahun 2004), maka nilai keuntungan (profit margin), yang didapat usaha ini 25,4% per bulan jauh lebih besar dari rate suku bunga deposito Bank dan bunga komersial kredit Bank. Dengan nilai IRR = 25,8% lebih besar dari suku bunga Bank, maka industri ini layak dan memiliki prospek baik. Analisis Lingkungan Eksternal a. Faktor ekonomi Faktor ekonomi yang spesifik dianalisis dan diagnosis pada perusahaan meliputi tahapan siklus bisnis, gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi, kebijakan fiskal dan neraca pembayaran. Setiap faktor ekonomi tersebut dapat merupakan peluang ataupun ancaman.
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
76
b. Faktor sosial Faktor sosial mempengaruhi peluang dan ancaman yang dihadapi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Supriyono (1993) menitik beratkan faktor sosial ini pada nilai dan sikap masyarakat, khususnya pelanggan dan karyawan yang dapat mempengaruhi strategi perusahaan. c. Faktor teknologi Perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong berkembangnya cara pemasaran baru, diantaranya internet sebagai media promosi produk. Perusahaan dapat menawarkan produknya dengan memasang iklan di situs perusahaan lain (misalnya, Yahoo, Bisnis Indonesia), maupun mengembangkan situs perusahaan sendiri. Perubahan teknologi dapat mempengaruhi bahan mentah, metode dan proses produksi, serta produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan. d. Faktor demografi Pertumbuhan penduduk Indonesia dalam tahun 1995-2000 dan tahun 2000-2005 diperkirakan sebesar 1,5% dan 1,4%. Pertumbuhan penduduk ini akan mendorong permintaan akan produk gantungan kunci dan kenaikan pendapatan per kapita akan meningkatkan daya beli masyarakat. e. Faktor politik Ketidakpastian politik yang meliputi isu korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi kendala bagi pihak asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Gejolak politik dan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan dinaikkannya berbagai komponen penting, seperti tarif listrik, telepon dan bahan bakar minyak merupakan suatu kendala pengembangan usaha. f. Faktor pemerintah Pemerintah dapat meningkatkan peluang dan hambatan usaha, misalnya peraturan pemerintah yang mengubah kondisi ekonomi, undang-undang pajak dan sebagainya, dapat menimbulkan ancaman bagi masing-masing perusahaan, pemerintah juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan laba perusahaan secara negatif, peraturan pemerintah dapat pula menciptakan peluang dan bisnis baru bagi perusahaan tertentu, sekaligus menghambat kelangsungan hidup dan laba atau membatasi kebebasan perusahaan lainnya. Dalam hal investasi di industri gantungan kunci, pemerintah tidak memberikan hambatan, karena industri ini bersifat padat karya, sehingga mendapatkan prioritas dalam pemberian ijin investasi. Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam hal tenaga kerja (jumlah melimpah dan relatif murah) dan adanya dukungan untuk industri berorientasi ekspor diberikan berbagai insentif, misalnya pembebasan bea masuk maupun pemberian fasilitas untuk melakukan restitusi bea masuk yang telah dibayar atas impor barang maupun bahan baku untuk produks ekspor. Analisa Lingkungan Internal a. Pemasaran CV. Harbinan memasarkan produknya secara langsung ke toko-toko, dimana bagian pemasarannya cenderung bersifat customer relations. Melalui bagian pemasaran ini pembeli menyampaikan spesifikasi produk dan mutu yang diinginkan, karena produk CV Harbinan terdiri dari berbagai macam produk, yaitu gantungan kunci yang terbuat dari bahan binatang. b. Produksi Untuk meningkatkan efisiensi dalam proses produksinya, CV. Harbinan menggunakan berbagai alat produksi yang modern, seperti gerinda berkecepatan tinggi yang mampu meningkatkan produktivitas karyawan terampil. c. Keuangan Kinerja perusahaan dapat dinilai dari kemampuan menghasilkan laba. d. SDM Tingkat perputaran karywan CV. Harbinan dapat dikatakan rendah, karena persentase karyawan yang keluar 2-3% dari seluruh karyawan, sedangkan persentase karyawan baru yang bergabung dengan CV. Harbinan 3-4%.
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
77
e. Manajemen dan organisasi Struktur organisasi CV. Harbinan relatif sederhana oleh karena itu, proses pengambilan keputusan CV. Harbinan dapat dilakukan dengan cepat, tanpa birokrasi yang terlalu panjang, selain itu koordinasi antar fungsi perusahaan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Analisis Faktor Internal menggunakan metode IFE pada CV. Harbinan disajikan pada Tabel 2, sedangkan analisis Faktor Eksternal menggunakan metode EFE disajikan pada Tabel 3. Tabel 2. Hasil IFE Faktor Strategi Internal A. Kekuatan Pengalaman dalam bisnis gantungan kunci, yaitu dari industri rumah tangga menjadi IKM. Kemampuan CV Harbinan untuk mengembangkan pasar ekspornya. Hubungan baik dengan pembeli luar negeri yang telah terbina selama ini. Jumlah (A) B. Kelemahan Ketidakmampuan keuangan dan manajemen untuk peningkatan kinerja perusahaan. Persentase rework masih cukup besar. Peran manajemen masih minim dalam penyusunan strategi untuk menghadapi persaingan ketat. Kompetisi gantungan kunci dari negara China. Tidak adanya merek sendiri yang dikeluarkan CV Harbinan untuk ekspor, namun telah disiapkan oleh pemesan. Jumlah (B) Total (A + B)
Bobot (a)
Rating (b)
Skor (c = a x b)
0,151
4
0,604
0,098 0,133
3 4
0,294 0,532 1,430
0,089
2
0,178
0,133 0,098
2 2
0,266 0,196
0,142 0,151
2 1
0,284 0,151 1,075 2,505
1,000
Tabel 3. Hasil EFE Faktor Strategi Eksternal Peluang Kosumsi produk gantungan kunci terus meningkat, baik domestik maupun global. Perkembangan teknologi internet mempermudah promosi dan pemasaran produk gantungan kunci perusahaan secara domestik dan global. Kekayaan spesies sumber daya alam hayati sebagai bahan dasar. Jumlah (A) Ancaman Kenaikan upah minimum regional (UMR) dari tahun ke tahun. Bertambahnya pesaing domestik maupun asing dalam memasok pasar domestik maupun ekspor. Pemalsuan merek untuk pasar domestik yang akan mengurangi penerimaan perusahaan.. Jenuh kosumsi bagi kosumen yang sama. Kelangsungan bahan baku. Jumlah (B) Total (A+B)
Bobot (a)
Rating (b)
Skor (c = a x b)
0,116
4
0,464
0,089
2
0,178
0,151
3
0,453 1,095
0,169 0,089
3 1
0,507 0,089
0,133
1
0,133
0,107 0,142
1 1
0,107 0,142 0,978 2,073
1,000
Posisi CV. Harbinan Dalam rangka penyusunan matriks IE diperlukan data dari matriks EFE dan IFE. Nilai rataan EFE 2,073 menunjukkan pengaruh eksternal bagi CV. Harbinan dinilai sedang dan matriks IFE 2,505 menunjukkan posisi internal CV. Harbinan adalah rataan. Matriks IE tersebut disajikan pada Gambar 2.
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
78
Skor Tertimbang Faktor Internal Kuat (3,00 – 4,00)
Rataan (2,00 – 2,99)
4,0 Skor
4,0 Tinggi
Tertimbang
I
Rendah 1,0
2,0
2,505
Pertumbuhan
3,0
Faktor Sedang Eksternal 2,0 .
3,0
IV
Lemah (1,99 – 1,00) 1,0
II
III
(Pertumbuhan)
(Stabilitas)
2,073
V
(Pertumbuhan)
(Stabilitas)
VI (Divestasi)
VII
VIII
IX
(Stabilitas)
(Panen)
Likuidasi
Gambar 2. Matriks Internal – Eksternal CV. Harbinan. Dari analisis matriks IFE dan EFE, disamping diperoleh matriks IE, juga dapat disusun analisis SWOT untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Tabel 4). Dari matriks IE tersebut berada pada kotak kuadran V, yaitu hold and maintance atau pertahankan dan pelihara (David, 1995). Strategi yang disarankan pada kondisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk, artinya CV. Harbinan merumuskan strategi pemasaran untuk menembus pasar, melakukan diversifikasi produk dan mengembangkan wilayah pasar yang dikuasainya. Tabel 4. Perumusan strategi CV. Harbinan dengan matriks SWOT KEKUATAN (S) INTERNAL
1. Pengalaman dalam bisnis gantungan kunci 2. Kemampuan CV. Harbinan untuk mengembangkan pasar ekspor. 3. Hubungan baik dengan pembeli luar negeri yang telah terbina selama ini.
1. Ketidakmampuan keuangan dan 2. 3.
4. 5.
EKSTERNAL
PELUANG (O)
KELEMAHAN (W) manajemen untuk peningkatan kinerja perusahaan. Persentase rework cukup besar. Peran manajemen masih minim dalam penyusunan strategi untuk menghadapi persaingan ketat. Kompetisi gantungan kunci dari negara China. Tidak adanya merek sendiri yang dikeluarkan CV. Harbinan untuk ekspor, tetapi disiapkan oleh pemesan.
STRATEGI SO
STRATEGI WO
1. Konsumsi produk gantungan kunci terus meningkat, baik domestik maupun global. 2. Perkembangan teknologi internet yang mempermudah promosi dan pemasaran produk gantungan kunci perusahaan secara domestik dan global. 3. Kekayaan spesies sumber daya alam hayati sebagai bahan dasar. ANCAMAN (T)
a. Tetap mempertahankan hubungan bisnis yang telah terjalin dan menjaga loyalitas pelanggan. b. Mengembangkan produk lama dan menciptakan produk baru sesuai dengan pasar sesuai standar mutu. STRATEGI ST
a. Mencari pembeli baru atau meningkatkan pesanan dari pelanggan untuk memanfaatkan kapasitas produksi. b. Peningkatan keterampilan karyawan c. Meningkatkan peran manajemen mutu untuk meraih pasar domestik maupun global.
1. Kenaikan UMR dari tahun ke tahun 2. Bertambahnya pesaing domestik maupun asing dalam pemasok pasar domestik maupun pasar ekspor. 3. Pemalsuan merek untuk pasar domestik yang akan mengurangi penerimaan perusahaan. 4. Jenuh kosumsi bagi kosumen yang sama. 5. Kelangsungan bahan baku.
a. Peningkatan produktivitas karyawan untuk mengimbangi kenaikkan UMR. b. Peningkatan disain dan mutu produk. c. Menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pembeli di negara kuota.
a. Melakukan aliansi strategi dengan pembeli. b. Memfokuskan produk yang diminati pembeli luar negeri
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007
STRATEGI WT
79
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Produksi CV. Harbinan mengandalkan kepada kebutuhan pelanggan dan lebih kepada made to order (pesanan konsumen). b. Berdasarkan matriks IE, CV. Harbinan berada pada daerah pertama pada sel V yang digambarkan sebagai daerah hold and maintance, maka strategi pada kondisi tersebut adalah strategi intensif (penetrasi pasar dan pengembangan produk). c. Analisis SWOT berdasarkan faktor internal dan eksternal didapati total skor matriks IFE 2,505 (perusahaan memiliki posisi internal rataan) dan total skor matriks EFE 2,073 (perusahaan memiliki posisi eksternal sedang). 2. Saran a. CV. Harbinan perlu mengadakan pelatihan karyawan untuk meningkatkan keterampilan dalam produksi. b. Dalam pemasaran dan promosi produk baru, CV. Harbinan perlu menggunakan teknologi informasi yang lebih intensif, khususnya penggunaan internet. c. Diperlukan tenaga desainer untuk menciptakan bentuk-bentuk baru untuk memperluas pelanggan atau menangkal kejenuhan konsumsi, disamping memperluas bahan baku (misal, jenis serangga, tanaman/hewan laut (atau sumber daya alam hayati).
DAFTAR PUSTAKA Bambang, R. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta. David, F. R. 1995. Strategic Management. Prentice Hall International Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Mitchel, C. H. 1980. Elemens of Marketing. Prentice Hall, New Jersey. Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia, Jakarta. Supriyono, R.A. 1993. Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis. BPFE, Yogyakarta. Urban, G.L and J.L. Hauser. 1993. Design and Marketing of New Products. Prentice Hall, New Jersey, USA. Yuktyanta, H. B. 1998. Pengembangan Produk Baru sebagai Alat Strategies untuk Meraih Keunggulan Pasar yang Bersaing. Universitas Indonesia, Jakarta.
Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007