PENGEMBANGAN PERSAMAAN ECONOMIC LIMIT UNTUK SISTEM KONTRAK BAGI HASIL MIGAS DI INDONESIA
TUGAS AKHIR
Oleh : NOR HIDAYATULLAH NIM 12203050
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK pada Program Studi Teknik Perminyakan
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
PENGEMBANGAN PERSAMAAN ECONOMIC LIMIT UNTUK SISTEM KONTRAK BAGI HASIL MIGAS DI INDONESIA
TUGAS AKHIR
Oleh : NORHIDAYATULLAH NIM 12203050
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK pada Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Ilmu Kebumian Dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung
Menyetujui, Tanggal :
Pembimbing I,
____________________ Dr. Ir. Arsegianto.
Pembimbing II,
_____________________ Ir. Bambang Yasmadi.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’aalamiin, atas berkat rahmat, hidayah dan inayah dari Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir dengan judul “PENGEMBANGAN PERSAMAAN ECONOMIC LIMIT UNTUK SISTEM KONTRAK BAGI HASIL MIGAS DI INDONESIA” penulis ajukan untuk memenuhi salah satu syarat wajib untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung. Melalui Tugas Akhir ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penyelesaian Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih secara khusus penulis tujukan kepada : 1. Bapak dan Ibu di Banyuwangi yang tidak pernah berhenti mendukung, mendoakan dan memberikan segalanya untuk penulis. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga keduanya. 2. Adikku Kartika Fitri Astutik dan kakakku Wahab Abdullah, Mohammad Rofi’i Al Karim, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.agar selalu menjadi lebih baik. 3. Bapak Ir. Taufan Marhaendrajana, M.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan, sekaligus sebagai dosen wali penulis selama perkuliahan di Teknik Perminyakan. 4. Bapak Ir. Arsegianto, M.Sc, Ph.D, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir penulis di Teknik Perminyakan. 5. Mas Bambang Yasmadi, selaku pembimbing II Tugas Akhir penulis 6. Seluruh staf pengajar di Program Studi Teknik Perminyakan yang telah membagi ilmunya kepada penulis, 7. Pak Oman, Pak Acep, Pak Haryanta, serta seluruh pegawai tata usaha Program Studi Teknik Perminyakan yang telah membantu tanpa kenal lelah dan sabar agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan di ITB, 8. Ibu Retno Sudarto, yang selama ini selalu memberikan banyak bantuan sehingga penulis tidak kekurangan dan dapat hidup layak selama perkuliahan di ITB, semoga kebaikan ibu dibalas dengan kemudahan yang lebih dari Allah SWT. 9. Bapak Sunarko dan keluarga, atas bantuan materiil kepada penulis, terima kasih banyak, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia yang berlebih kepada Bapak sekelurga. 10. Teman teman di Teknik Perminyakan ITB, SPE SC-ITB, IATMI SC-ITB, dan teman teman di OPPINET-ITB, terima kasih atas dukungannya. 11. Teman teman sepenanggungan yang selalu mengungatkan, berbagi kebahagiaan dan keaedihan bersama, terutama untuk Mas’un Hidayat, Mohammad Dede Nasir, Budi Syamsudin, Yuyus Bachtiar, Mardhani Cahyanto. Semoga kita dapat mencapai cita cita yang kita harapkan. 12. Terutama untuk “Niken”, terima kasih untuk do’a tulus disetiap malam, dan setiap mengawali pagi. Dan pihak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan dan pertolongan yang diberikan, mendapatkan imbalan yang berlebih dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dari itu segala bentuk pertanyaan, kritik serta saran dengan senang penulis terima untuk kelancaran studi berikutnya. Segala bentuk tanggapan tersebut dapat diajukan melalui e-mail penulis dengan alamat:
[email protected]. Harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, 2 Juli 2008
Nor Hidayatullah.
Jika kita menunda untuk melakukan yang terbaik hari ini, berarti kita telah memilih menunda untuk mendapatkan kesempatan besar esok hari ……
ʺChampions arenʹt made in the gyms. Champions are made from something they have deep inside them ‐ a desire, a dream, a vision.ʺ ‐ Muhammad Ali ʺIt is observed that successful people get ahead in the time that other people waste.ʺ ‐ Henry Ford ʺThe journey of a thousand miles begins with one step.ʺ ‐ Lao‐Tse
Kupersembahkan untuk: Ayah, Ibu, dan saudara saudaraku
PENGEMBANGAN PERSAMAAN ECONOMIC LIMIT UNTUK SISTEM KONTRAK BAGI HASIL MIGAS DI INDONESIA Developing of Economic Limit Equation for Oil and Gas Production Sharing Contract System in Indonesia Nor Hidayatullah* Dr. Ir. Arsegianto** Sari Terdapat sejumlah volume tertentu dari hidrokarbon yang dapat diproduksi secara ekonomis dari suatu sumur, lapangan atau reservoir yang biasa disebut sebagai ultimate recovery yang sebanding dengan cadangan (reserve) sebelum produksi dimulai. Sebagai akibat dari terproduksinya hidrokarbon, cadangan akan menurun seiring dengan meningkatnya produksi kumulatif, namun jumlah dari kumulatif produksi dengan cadangan harus sama dengan jumlah ultimate recovery yang diprediksi pada saat itu. Ultimate recovery sendiri mangalami perubahan seiring dengan evaluasi terhadap performa produksi sepanjang waktu hingga mencapai pada suatu titik dimana sumur harus ditutup karena produksi yang tidak ekonomis lagi. Kapan produksi suatu sumur akan dihentikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk diketahui. Dalam kebanyakan kasus, produksi akan dihentikan sebelum sumur tersebut secara alamiah tidak mampu lagi berproduksi. Hal ini dilakukan karena produksi akan mengalami penurunan pada suatu rate dimana biaya untuk memproduksi hidrokarbon lebih besar dibandingkan pendapatan yang diperoleh dari hasil minyak tersebut terproduksi yang biasa dikenal sebagai sebagai economic limit. Pada economic limit,biaya produksi sebanding dengan harga dari hidrokarbon yang terproduksi, produksi lebih lanjut melewati titik ini akan mengakibatkan economic loss. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi rate produksi minyak yang terambil dari suatu sumur atau lapangan. Faktor geologi yang meliputi karakteristik batuan, kedalaman, ketebalan, energi alamiah reservoir, serta sifat dan karakteristik fluida reservoir diantaranya merupakan faktor yang mempunyai efek yang cukup besar. Namun perubahannya memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga efeknya tidak dapat dirasakan secara langsung. Faktor lain yang juga penting adalah mekanisme pasar global yang secara implisit terwujud dalam harga hidrokarbon dan biaya yang terkait dengan kegiatan produksi. Faktor kebijakan dari pemerintah berwenang, berikut sistem kontrak yang digunakan juga merupakan faktor utama yang memiliki pengaruh yang besar. Dalam paper ini akan diulas penurunan model persamaan economic limit untuk sistem bagi hasil yang berlaku di Indonesia, beserta analisis sensitivitas terhadap parameter parameter yang berpengaruh dalam kaitannya terhadap evaluasi sistem kontrak yang berlaku. Kata Kunci : economic limit, kurva biaya, Marginal dan Variable cost, sistem PSC ,Ultimate recovery, sharing profit.
Abstract There is a finite volume of hydrocarbons that can be produced economically from any wells, field, or reservoir, which referred to as ultimate recovery and is equal to the reserve before production commences. As hydrocarbons are produced, reserves will decline as cumulative production increase, but the sum of cumulative production and reserves always equal the estimated ultimate recovery at that time. The ultimate recovery itself change as production performance evaluated along the production life until it reach at some point where the well must be ceased as the production no longer economically profit. When the production of the well must be ceased is an important to know. In most cases, production will be abandoned before it would ceased due to natural cause. It is considered because production will decline to a rate at which its cost more to produce hydrocarbon than those the hydrocarbon are worth which known as the economic limit. At the economic limit, the production cost are equal to the value of the produced hydrocarbon, to continue the production beyond this point will cause economic loss. There are many factor which effect the rate at which hydrocarbon produced from a well or a reservoir. Geologic factor, i. e, characterictic of the rock, depth, thickness, natural reservoir energy, and reservoir fluid characteristic are the factor that have significant effect. But its alter need more time in result of its effect couldn’t be instantaneous. The other important factor is global market mechanism which implicitely discribed as hidrocarbon price and cost conducted due to production activity. The government regulation factor, and the contract system conducted is one of ultimate factor that have significant effect.
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
1
In this paper will reveal the equation model derivation of economic limit for production sharing contract that prevail in Indonesia, also sensitivity analysis of influent variables which related to evaluation of contract system prevailed. Key Words : economic limit, cost curve, Marginal and Variable cost, PSC system , Ultimate recovery, sharing profit. *) **)
I.
Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan ITB
Dosen Pembimbing Program Studi Teknik Perminyakan – Institut Teknologi Bandung
PENDAHULUAN
Cadangan total minyak bumi Indonesia pada tahun 2005 adalah sebesar 8,627 milyar barel (billion barrels oil, BBO) yang terdiri atas cadangan terbukti sebesar 4,439 BBO dan cadangan potensial sebesar 4,187 BBO dan cenderung mengalami penurunan. Dimana Sebagian besar cadangan minyak bumi berlokasi di wilayah Indonesia bagian barat, terutama di Sumatera yang mencapai 70% dan Jawa sebesar 12%, sedangkan sisanya di wilayah Indonesia Timur, meliputi Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. Adapun untuk gas bumi, berdasarkan data terbaru, cadangan total gas bumi Indonesia pada tahun 2006 adalah 188,2 TSCF atau sebesar 3% cadangan gas bumi dunia, yang terdiri terdiri atas cadangan terbukti (proven reserve) sebesar 94,4 TSCF (51,9%) dan cadangan potensial (possible reserve) sebesar 90,57 TSCF (48,1%). Selengkap nya perkembangan cadangan minyak bumi nasional dalam 5 tahun terakhir berikut cadangan terbukti, cadangan potensial, serta produksi dari gas bumi di Indonesia.dapat dilihat pada tabel 1.1. dan tabel 1.2
Tabel 1.1 Cadangan minyak bumi Indonesia (dalam Milyar Barel) Tahun 2001-2005 Tahun
Terbukti
Potensial
Jumlah
2001
5,095
4,659
9,754
2002
4,722
5,025
9,747
2003
4,728
4,404
9,132
2004
4,301
4,312
8,613
2005
4,439
4,187
8,627
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
Sumber: Data dan Informasi Tahun 2006, Ditjen Migas
Tabel 1.2 Cadangan Gas Bumi Tahun 2000-2004 (Triliun Kaki Kubik) Tahun
Terbukti
Potensial
Jumlah
2001
92,100
76.068
168,168
2002
90,300
86,288
176,588
2003
91,170
86,959
178,129
2004
97,810
90,530
188,340
2005
88,510
97,320
185,830
Sumber: Data dan Informasi Tahun 2005, Ditjen Migas Besar cadangan tersebut tentu saja bukan tidak mengalami perubahan, seiring dengan berjalan nya waktu produksi, nilai cadangan akan selalu dievaluasi dan diperbaharui. Disisi lain, politik ekonomi dan faktor pasar sering berkombinasi sebagai faktor penentu terhadap besarnya produksi, oleh karenanya peramalan terhadap life time produksi menjadi bagian yang sangat penting dalam hal ini. Dengan mengetahui peramalan tersebut, perencanaan terhadap pengembangan lapangan pada waktu yang akan datang akan semakin mudah. Banyaknya jumlah sumur tambahan yang akan dibor, metode peningkatan produksi yang dipilih dan lain lain sangat bergantung kepada prediksi keekonomian dari lapangan tersebut. Disisi lain, analisa keuntungan dan kerugian dari suatu lapangan sangat ditentukan oleh performa dari setiap sumurnya. Perhitungan keekonomian akan menjadi lebih akurat bila kita dapat memprediksi apakah suatu sumur harus
2
ditingkatkan produksinya dengan sejumlah tambahan biaya atau sebaliknya dihentikan karena besarnya kerugian yang diderita akibat kegiatan produksi tersebut. Terdapat banyak metode peramalan yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap lamanya periode produksi suatu sumur atau lapangan, Diantaranya adalah metode economic limit yang menjadi bahasan utama dalam paper kali ini. Metode ini didasarkan atas analisis keuntungan dan kerugian yang dialami sepanjang kegiatan produksi berlangsung, tujuan utamanya adalah meramalkan kapan waktu kritis kegiatan produksi harus dihentikan akibat akumulasi kerugian yang akan diderita. Dengan mengetahui parameter waktu, maka besarnya rate kritis dapat dengan mudah diketahui. Karena metode ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi regional, maka bentuk sistem kontrak suatu negara menjadi sangat berpengaruh, disamping itu faktor harga yang merupakan efek dari mekanisme pasar global menjadi sangat penting. Studi mengenai peramalan dengan metode economic limit ini belum cukup berkembang, sehingga diperlukan pengkajian lebih lanjut.
II. SISTEM BAGI HASIL PRODUKSI PSC dimulai di Indonesia pada tahun 1966 antara Pertamina dan perusahaan Amerika Independen, dan kontrak sejenis di buat di Peru 1971. Kemudian banyak negara yang memberlakukan nya diantaranya negara pengekspor minyak: Indonesia, Mesir, Malaysia, Siria, Oman, Angola, Gabon, Libia, Qatar, Cina, Aljazair dan Tumisu. Formula ini dapat berkembang dengan cepat terutama di negara negara berkembang adalah disebabkan beberapa hal, diantaranya hubungan kontraktual (perusahaan minyak bukanlah pemegang langsung kuasa pertambangan) dan konsep dari sharing (membagi) produksi, disamping kekuasaan negara yang lebih besar terhadap aktivitas perusahaan minyak, yang berlaku sebagai pemberi jasa atau kontraktor. Secara hukum peranan negara pada kontrak bagi hasil mengikuti prinsip prinsip berikut; pertama, Negara memiliki hak pertambangan sehingga mereka memiliki produksi, hal ini secara hukum mengakibatkan monopoli negara pada eksplorasi dan produksi hidrokarbon. Perusahaan minyak bertindak sebagai pemberi jasa atau kontraktor. Selain itu, walaupun negara atau perusahaan negara mengandalkan kemampuan teknis dan Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
sumber dana dari perusahaan minyak (yang meminjamkan atau mendanai kapital yang dibutuhkan) dia tetap memiliki bagian terbesar dan produksi. Bagi hasil ini adalah dari produksi yang terlihat pada laporan tahunan dan bukan pada cadangan total. Kontraktor bertanggung jawab atas pembiayaan dan menjalankan operasi dan hanya memperoleh pengembalian biaya dan keuntungan jika terdapat penemuan komersial yang dikembangkan. Beberapa parameter utama yang menjadi ciri kas dari sistem ini adalah : 1.
Pengembalian biaya
Pengembalian biaya berbeda antar negara bahkan dalam suatu negara tergantung kepada waktu ditandatangani kontrak. Pada kontrak bagi hasil kontraktor berhak menerima pengembalian biaya selama tidak melebihi persentase tertentu dari produksi tahunan pada daerah kontrak. Proporsi ini dikenal sebagai cost oil. Kekurangan yang belum diperoleh di carried forward (bawa ke depan) untuk recovery pada tahun tahun berikutnya dengan prinsip yang sama, cost oil diberi nilai dengan menggunakan harga pasar dari minyak mentah sebelum dibandingkan dengan recoverable cost. Batas maksimum dari cost oil di kenal sebagai cost stop, yang besarnya bervariasi tergantung kepada negara dan kontraknya, tapi biasanya berkisar antara 30% sampai 60%, walaupun dapat juga 100%. Harga cost stop mempengaruhi keekonomian, makin besar makin bagus return on investment (pengembalian investasi)nya. 2.Domestic market Obligation Domestic market Obligation (Kewajiban Pasok Pasar Domestik) adalah bagian produksi yang harus diserahkan kepada pemerintah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri 3. Pajak Keuntungan Pada kontrak bagi hasil sampai 1976 bagi hasil keuntungan minyak (profit oil split) dihitung sesudah pajak sehigga kontraktor tidak dikenakan pajak keuntungan secara eksplisit. Bagi hasilnya adalah bersih dari pajak dimana pajaknya sudah termasuk pada governmnet’s share. Walaupun demikan, kontraktor menerima bukti pembayaran pajak, sehingga dia memper hitungkan jumlahnya terhadap kewajiban pajak di negaranya, untuk menghindari pajak ganda. Pada tahun 1996, the U.S. Internal Revenue Service (IRS) berhenti mengijinkan pajak national sebagai kredit pajak. Akibatnya atas
3
permohonan perusahaan-perusahaan Amerika, terjadi perubahan formula pada PSC. Hal ini mengakibatkan diperkenalkannya prosedur terpisah untuk menentukan pajak pendapatan dengan menggunakan peraturan umum perpajakan untuk perusahaan komersial dan industri di negara tuan rumah. Prosedur ini tidak berlaku untuk perusahaan-perusahaan Eropa. Sebagai contoh, apabila bagi hasilnya antar Negara dan kontraktor adalah 70 – 30 % dan pajaknya 50 %, maka bagi hasil sebelum pajak 60 % (atau 30 % / (1 – 50 %))sehingga pendapatan pemerintah di luar pajak adalah 40 % (atau 1 – 60 %) dan pajaknya sendiri adalah 30 % (atau 50 % dari 60 %) sehingga pendapatan total pemerintah adalah 70 % dari ketersediaan produksi.
negara-negara dan kontrak-kontrak yang berhak. Hal ini memperlihatkan perbedaan pada potensi dan biaya perminyakan perceived dimana biaya tergantung pada karaktenstik dan lokasi dari penemuan. Kesuksesan PSC dibandingkan konsesi adalah karena lebih fleksibel untuk di negosiasikan. Skematik PSC Indonesia dapat dilihat pada lampiran I dibagian akhir paper ini. III. PENURUNAN PERSAMAAN ECONOMIC LIMIT. Untuk mengawali penjelasan mengenai economic limit, tinjau grafik biaya terhadap jumlah produksi barang di bawah ini;
Berlainan dengan sistem konsesi, dimana kontraktor hanya berhak atas bagian dari produksi sama dengan the costs oil (recoverable costs) ditambah share- nya pada profit oil dan memasarkannya. Hal ini merupakan keuntungan jika terdapat perusahaan minyak nasional. 4. Bagi hasil dari produksi (profit oil split) Proporsi minyak sesudah dipotong oleh costs oil disebut profit oil. Pada awalnya produksi dibagi atas dasar yang tetap. Di Indonesia 65 – 35 % split antara pemerintah dan kontraktor diubah menjadi 85 – 15 % untuk minyak dan 70 – 30 % untuk gas. Kemudian pada 1979 split tergantung pada produksi, 50-50% untuk produksi rendah dan 85 – 15 % untuk produksi tinggi. Di Angola pada 1979 skala progresif diberlakukan untuk komulatif produksi dari suatu lapangan minyak – skalanya tergantung dari geografi (onshore, offshore, dangkal atau dalam). Beberapa negara memberlakukan mekanisme penyesuaian untuk harga minyak tertentu (price capping). Dengan bagian pemerintah untuk bagian harga diatas price cap dapat mencapai 100 % (sebagai contoh Angola, Malaysia, Peru dan Indonesia sebelum 1978). Pada tahun 1983 sejumlah negara memperkenal kan mekanisme production sharing tidak pada produksi harian atau komulatif tetapi berdasarkan rate of return (atas indikator lain dari keuntungan) kepada kontraktor pada waktu tertentu. Negara-negara ini adalah : Equiatorial Gunica, Leberia (sharing berdasarkan rate of return), India, Libiya, Tunisia, Pantai Gading dan Azarbaijan (bagi hasil menurut R-ratio, yang kelihatannya lebih mudah di terima). Terdapat variasi yang cukup besar pada the profit oil split (bagi hasil keuntungan minyak) antar Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
Gambar 3.1 grafik biaya terhadap jumlah produksi barang
Dari sudut pandang ekonomi, grafik tersebut secara sederhana menunjukkan perjalanan hidup produksi suatu komoditi pada suatu periode produksi tertentu. Dapat diamati dari grafik tersebut, garis revenue yang berwarna merah tebal menurun seiring dengan turunnya jumlah barang yang komoditi yang diproduksi, hal ini sangat mudah dipahami karena revenue merupakan hasil kali dari jumlah komoditi yang dihasilkan terhadap harga dari komoditi yang bersangkutan. Garis putus putus mendatar menunjukkan karakteristik dari biaya tetap (fix cost), yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang nilainya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi yang dihasilkan, oleh karenanya nilai dari biaya ini tetap.Yang termasuk kedalam biaya tetap adalah pembelian barang barang investasi, tanah gedung, dan mesin mesin yang harganya tidak bergantung tehadap besarnya produksi. Biaya yang lain adalah biaya yang nilainya bergantung terhadap besarnya volume produksi dari komoditi yang dihasilkan. Biaya ini disebut sebagai biaya berubah (variable cost), seperti biaya material, biaya energi yang dibutuhkan
4
dalam kegiatan produksi dll. Biaya ini digambar kan dengan garis tipis pada grafik di atas. Jumlah dari kedua biaya tersebut dinyatakan oleh besaran total biaya (total cost) yang digambarkan sebagai garis biru tebal. Secara matematis, hubungan antara besaran besaran di atas dapat dituliskan sebagai berikut :
R = P. X ..................................................... 3.1 TC = FC + VC ........................................ 3.2 Sedangkan selisih antara revenue terhadap biaya total, dapat kita sebut sebagai keuntungan, jika bernilai positif, atau jika bernilai negatif biasa kita sebut sebagai kerugian. Yang secara sederhana dapat dituliskan sebagai:
π = R − TC ............................................... 3.3
π = PX − ( FC + VC )
............................. 3.4
Dimana : R : pendapatan (Revenue) π : keuntungan atau kerugian yang diterima P : harga dari unit komoditi yang diproduksi X : unit komoditi terproduksi TC : total biaya (Total Cost) FC : biaya tetap (Fix Cost) VC : biaya berubah (Variable Cost) Produksi dari suatu komoditi dapat mengalami penurunan pada suatu periode seiring dengan bertambahnya waktu, atau yang biasa disebut sebagai depletion periode. Keadaan tersebut dapat terjadi secara alamiah yang biasa kita temukan pada produksi hidrokarbon setelah suatu sumur melewati masa puncak produksi (peak time)-nya. Tanpa dibantu oleh metode pengangkatan buatan (artificial lift methode), maupun metode penambahan produksi yang lain seperti enhanced oil recovery (EOR) maka produksi akan menurun hingga pada suatu titik dimana produksi sama dengan nol, hal ini terjadi saat sumur sudah tidak mampu lagi mengalirkan hidrokarbon. Keadaan tersebut yang akan di angkat dalam permasalahan kali ini, dimana seiring dengan peningkatan waktu, produksi akan mengalami penurunan.
untuk meneruskan kegiatannya akibat kerugian yang diderita mencapai suatu titik akhir batas toleransi kerugian yang sanggup ditahan oleh perusahaan tersebut. Seiring dengan menurunnya komoditi yang dapat dihasilkan, life time dari kegiatan produksi dapat diilustrasikan oleh garis revenue pada grafik 3.1 di atas. Pada point a, tampak kurva revenue terletak di sebelah atas dari kurva Total cost, keadaan tersebut menggambarkan kondisi dimana perusahaan bersangkutan mengalami keuntungan. Profit yang diterima perusahaan akan berlanjut hingga kegiatan produksi mencapai titik b. Sedang besarnya keuntungan yang diterima adalah sebesar luas daerah dibawah kurva revenue dan diatas kurva total cost hingga mencapai titik b. Titk b merupakan titik dimana besar keuntungan yang diterima sama dengan pengorbanan yang dilakukan melalui total cost. Menghentikan kegiatan produksi pada titik ini akan mengakibat kan perusahaan menanggung kerugian sebesar harga fix cost-nya. Seiring dengan penurunan komoditi yang dapat dihasilkan, kegiatan produksi akan mencapai titik c, dimana revenue yang diterima perusahaan sebanding dengan harga dari variable cost yang dikelurkan. Sedangkan titik d menggambarkan keadaan dimana kegiatan produksi yang dilakukan akan mengakibatkan perusahaan menderita kerugian sebesar variable cost. Kegiatan produksi tersebut berlanjut hingga mencapai titik e, dimana perusahaan harus berhenti berproduksi akibat tiadanya bahan baku yang dapat diolah untuk menghasilkan komoditi produksi. Pertanyaannya kemudian adalah, kapan suatu perusahaan harus berhenti berproduksi? Pertanyaan tersebut secara implisit mengisyaratkan kondisi optimal yang harus dipilih untuk menghentikan kegiatan produksi. Yang dapat diartikan pula sebagai meminimalisir kerugian yang di derita oleh perusahaan. Inilah yang menjadi dasar dari penurunan persamaan economic limit, yang akan dibahas dalam paper ini.
Selama masa produksi, suatu perusahaan akan mengalami periode dimana keuntungan dapat diperoleh dengan baik, kemudian perusahaan tersebut mengalami kerugian hingga pada suatu saat perusahaan harus menutup kegiatan produksi nya karena dianggap sudah tidak mampu lagi
Kondisi yang paling optimal untuk menghentikan kegiatan produksi adalah kondisi dimana besar kerugian yang diderita dari hasil poduksi suatu sumur sebanding dengan kerugian yang dialami ketika sumur tersebut dihentikan produksinya.
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
5
Dengan merujuk persamaan dasar yang telah dikemukakan di atas, secara matematis keadaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: Kerugian yang diderita akibat kegiatan produksi adalah : Loss = Revenue − Total _ Cost ........... 3.5 Tinjau kembali persamaan 3.3 diatas, dengan mengganti komoditi dengan rate produksi, diperoleh : π prod = R − TC .......................................... 3.6
π prod = P.Q − ( FC + VC )
........................ 3.7
Sedangkan kerugian yang dialami ketika sumur berhenti berproduksi adalah sebesar fix cost-nya, π stop = FC ................................................... 3.8 Dengan menyamakan kerugian di dua kondisi ter sebut maka: π prod = π stop ................................................. 3.9
P.Q − ( FC + VC ) = − FC ....................... 3.10 P.Q = VC ................................................. 3.11 R = VC ...................................................... 3.12 Dari penurunan yang sederhana tersebut terlihat bahwa persamaan 3.12 tersebut mengindikasikan kondisi produksi suatu perusahaan yang berada pada point c dari ilustrasi kurva biaya diatas, kondisi inilah yang menjadi dasar penurunan persamaan economic limit. Untuk sistem PSC Indonesia yang cukup kompleks, disamping biaya yang harus dikeluar kan, terdapat juga beban pengeluaran yang lain yang dapat dapat dikelompokkan kedalam semua beban tarikan oleh pemerintah. Beban tersebut dapat berupa; goverment share, tax, ataupun DMO. Beban beban tersebut diatas dikenakan jika perusahaan menghasilkan produksi, sehingga dalam hal ini segala beban dari dari pemerintah diasumsikan masuk dalam kelompok variable cost. Untuk penurunan persamaan, selanjutnya secara detail dapat dilihat pada halaman lampiran II di bagian akhir dari paper ini.
dapat dituliskan sebagai berikut:
PEconomic _ Limit =
( OC + D )(1 − τ )(1 − g ) + FoC Q (1 − τ )(1 − g − d )
................................................................... 3.13 Untuk harga d, dan g, dapat dihitung dengan per samaan berikut :
(1 − γ ) 1 − δ δ ………………… 3.14 ( f) (1 − τ ) (1 − γ ) …........................................3.15 g = 1− (1 − τ )
d=
Dimana :
PE . L : economic limit Price OC D Q
FoC
τ γ δ δf
: Biaya Operasional (Operating cost) : Depresiasi : production flow rate : Biaya operasional tetap (Fix Operating Cost) : fraksi pajak : fraksi bagian pemerintah : fraksi DMO : fraksi FDMO
Secara garis besar, persamaan economic limit di atas menunjukkan pengaruh parameter global dan parameter regional dalam negara terhadap keberlangsungan hidup dari kegiatan produksi suatu sumur atau lapangan. Harga sebagai parameter global merupakan efek yang dihasilkan dari supplay and demand mekanisme pasar global, disamping keadaan politik ekonomi dunia. Banyak model yang digunakan untuk memprediksi pergerakan dari harga minyak dunia, namun tidak terdapat satu model pun yang cukup representatif mampu dengan tepat menggambarkannya. Bagi negara dengan cadangan yang tidak mempunyai kontribusi terhadap perubahan mekanisme pasar tersebut, tentu saja sulit sekali menyandarkan prediksi kondisi economic limit terhadap harga minyak dunia..
Kondisi economic limit diindikasikan oleh parameter harga dimana harga economic limit menunjukkan batas harga minimum suatu unit volume tertentu dari hidrokarbon yang masih ekonomis untuk diproduksi. Secara matematis
Adapun production rate menggambarkan mekanisme energi alamiah dari suatu reservoir, production rate dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan beberapa cara meliputi metode
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
6
pengangkatan buatan, maupun enhanced oil recovery. Parameter yang lain adalah parameter regional yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah setempat, yaitu goverment sharing profit fraction, DMO fraction, dan tax fraction.
harga minyak yang meningkat, kasus 1-b menggambarkan besaran harga yang tetap, sedangkan kasus 1-c menunjukkan penurunan dari harga minyak tersebut.
Persamaan economic limit tersebut dapat dipakai baik untuk produksi kumulatif suatu lapangan maupun untuk suatu sumur, dengan asumsi pajak dan segala beban tarikan dari pemerintah tidak diberlakukan lagi jika sumur tersebut berhenti berproduksi. Selain itu, paket insentif yang dapat berupa Invesment Credit tidak menjadi bahasan dalam formula di atas.
IV. ANALISIS SENSITIVITAS DAN PEMBAHASAN. Gambar 4.1 depletion periode
Data yang digunakan dalam sensititas persamaan economic limit tersebut merupakan data data hipotetis, dimana terdapat dua parameter utama yang menjadi pokok acuan yaitu harga dari minyak dan rate minyak. Untuk depresiasi, dipilih metode straight line, dimana memberikan harga yang tetap. Adapun waktu produksi dipilih dalam satuan unit bulan. Kombinasi dari kedua parameter harga dan rate produksi minyak tersebut memberikan enam keadaan yang berbeda yaitu kondisi dimana harga naik, turun, dan tetap terhadap production rate yang meningkat dan turun yang akan dibagi kedalam dua kasus. Hasil simulasi berupa grafik harga terhadap waktu yang terdiri dari kurva harga real dan kurva harga economic limit. Titik perpotongan dari kedua kurva tersebut menunjukkan titik economic limit dari masa hidup suatu produksi. Dari perpotongan tersebut dapat diketahui waktu yang optimal untuk menghentikan produksi (waktu economic limit-nya). Sedangkan besarnya flow rate yang optimal dapat diperoleh dengan meng ekstrapolasi waktu economic limit tersebut terhadap kurva flowrate dalam grafik rate vs time. Grafik hasil simulasi dapat diamati di bagian lampiran.
Tabel 4.1 data data asumsi inputan simulasi kasus 1-a, 1-b, dan 1-c
KASUS 1 split DMO fraction Tax fraction FDMO fraction
(%) (%) (%)
85 : 15 25 44 10
Kasus 1-a Pada kasus ini disimulasikan dampak dari trend kenaikan harga terhadap waktu economic limit.
Gambar 4.2 kondisi naik harga
Kasus I : depletion period Dalam kasus ini disimulasikan suatu keadaan dimana production rate dari suatu sumur mengalami penurunan akibat faktor alamiah. Kombinasi terhadap parameter harga memberikan hasil yang berbeda beda, dimana kasus 1-a menggambarkan efek yang disebabkan oleh Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
7
Gambar 4.3 Hasil simulasi kasus 1-a, waktu economic limit terjadi pada t = 31
Gambar 4.6 kondisi trend harga turun
Kasus 1-b Pada kasus ini penagruh harga yang tetap disimulasikan terhadap waktu economic limit.
Gambar 4.7 Hasil simulasi kasus 1-c, waktu economic limit terjadi pada t = 29 Gambar 4.4 kondisi harga tetap
Hasil dari kombinasi harga tersebut dapat diamati dalam tabel 4.2 berikut, Tabel 4.2 data hasil simulasi kasus 1-a, 1-b, dan 1-c
Gambar 4.5 Hasil simulasi kasus 1-b, waktu economic limit terjadi pada t = 18
Kasus 1-c Untuk kasus 1-c pengaruh trend penurunan harga disimulasikan terhadap waktu economic limit.
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
KASUS 1-A Price ($/bbl) Q (bbl) T (bln) Kasus 1-b Price ($/bbl) Q (bbl) T (bln) Kasus 1-c Price ($/bbl) Q (bbl) T (bln)
104 1356 31 85 1826 18 1488 95,64 29
Untuk visualisasi waktu economic limit dari berbagai kombinasi trend harga pada kasus 1, dapat diamati pada gambar 5.8 berikut ini:
8
Gambar 4.8 visualisasi berbagai trend harga pada kasus 1
Gambar 4.10 kondisi trend harga turun
Kasus II : rise up period Berbeda dengan kasus pertama, pada kasus kedua ini production rate yang disimulasikan menunjukkan kenaikan harga selama periode produksi berlangsung terhadap kombinasi kondisi harga minyak, kasus 2-a untuk harga minyak yang meningkat, kasus 2-b untuk harga yang tetap, dan kasus 2-c untuk penurunan dari harga minyak tersebut, .terdapat anomali yang terjadi untuk variasi kasus kedua ini, Tabel 4.3 data data asumsi inputan simulasi kasus 2
KASUS 1 split DMO fraction Tax fraction FDMO fraction
(%) (%) (%)
Gambar 4.11 Hasil simulasi kasus 2-a, waktu economic limit terjadi pada t = 38
85 : 15 25 44 10
Gambar 4.12 visualisasi trend harga turun pada kondisi rise up period kasus 2-a
Kasus 2-b Gambar 4.9 rise up period
Pada kasus ini penagruh harga yang tetap disimulasikan terhadap waktu economic limit.
Kasus 2-a Pada kasus ini disimulasikan dampak dari trend penurunan harga terhadap waktu economic limit.
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
9
Gambar 4.13 kondisi trend harga tetap, pada P = 90 $US
Gambar 4.16 Hasil simulasi kasus 2c, tidak menunjukkan adanya kondisi economic limit
data hasil simulasi dapat diamati pada tabel 4.4 berikut ini, Tabel 4.4 data hasil simulasi kasus 2-a, 2-b, dan 2-c
Gambar 4.14 Hasil simulasi kasus 2b, tidak menunjukkan adanya perpotongan,
Kasus 2-c Untuk kasus 2-c pengaruh trend penurunan harga disimulasikan terhadap waktu economic limit.
KASUS 2-A Price ($/bbl) Q (bbl) T (bln) Kasus 2-b Price ($/bbl) Q (bbl) T (bln) Kasus 2-c Price ($/bbl) Q (bbl) T (bln)
63 1981 28 -
Dari hasil simulasi sepanjang 50 bulan tersebut menunjukkan berbagai variasi perpotongan kurva harga real terhadap harga economic limit, yang secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut; •
Gambar 4.15 kondisi naik harga
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
Economic limit condition
Kondisi ini merupakan kondisi dimana suatu sumur diprediksi akan ditutup karena akan mencapai economic limit-nya, kondisi ini dapat terjadi pada sumur sumur depletion dengan tingkat penurunan produksi yang tinggi yang diiringi oleh harga minyak yang sangat rendah, menurun atau meningkat dengan laju yang sangat rendah (kasus I), kondisi seperti ini juga dapat terjadi pada sumur yang sedang mengalami kenaikan produksi namun tidak diimbangi oleh harga minyak yang baik (kasus 2-a).
10
•
Non economic limit condition
Kondisi ini dapat terjadi bila kenaikan produksi diiringi oleh kenaikan harga minyak yang tinggi atau mengalami kenaikan cukup drastis pada suatu periode tertentu (kasus 2-b, 2-c), pada keadaan ini kurva harga economic limit tidak berpotongan dengan kurva harga sebenarnya, hal ini menunjukkan bahwa kondisi economic limit tidak akan tercapai selama periode tersebut. Sensitivitas yang lain meliputi perubahan split keuntungan, dan perubahan fraksi DMO, yang selanjutnya akan dibahas dalam kasus ketiga.
Kasus III : Sharing Profit Split Differences
t Kasus 3-c Split 85 : 15 Price Q t Split 80 : 20 Price Q t
(bln)
36
($/bbl) (bbl) (bln)
95,64 1488 29
($/bbl) (bbl) (bln)
87,37 1184 38
Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai pengaruh perubahan sharing profit dan besarnya fraksi DMO diatas, perhatikan tiga buah grafik berikut yang merupakan visualisasi sensitivitas data dalam tabel 4.6
Data yang digunakan dalam simulasi kasus tiga ini menggunakan data yang sama dengan data pada kasus 1-a, namun disini akan disensitivity terhadap perbedaaan sharing profit, adapun untuk harga fraksi tax, DMO, dan FDMO di set tetap. Data sensitivitas dapat diamati dalam tabel 4.5 berikut ini, Tabel 4.5 data untuk simulasi kasus 3-a, 3-b, dan 3-c
KASUS 3 DMO fraction Tax fraction FDMO fraction
(%) (%) (%)
25 44 10
Dari data tersebut kemudian diperoleh hasil yang ditabelkan kedalam tabel 4.6 berikut ini, Tabel 4.6 data hasil simulasi kasus 3-a, 3-b, dan 3-c
KASUS 3-A Split 85 : 15 Price Q t Split 80 : 20 Price Q t Kasus 3-b` Split 85 : 15 Price Q t Split 80 : 20 Price Q
Gambar 4.17 depletion period untuk data kasus 3, data serupa dengan kasus 1
Kasus 3-a Pada kasus ini, akan di lihat pengaruh dari trend kenaikan harga dan perbedaan sharing profit terhadap waktu economic limit-nya,
($/bbl) (bbl) (bln)
105,89 1356 31
($/bbl) (bbl) (bln)
109,56 756 48
($/bbl) (bbl) (bln)
85 1826 18
($/bbl) (bbl)
85 1208
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
Gambar 4.18 kondisi trend harga naik untuk kasus 3-a
11
Gambar 4.19 Hasil simulasi kasus 3-a dengan komposisi sharing profit 85 : 15, waktu economic limit terjadi pada t = 31
Gambar 4.19 Hasil simulasi kasus 3-a dengan komposisi sharing profit 80 : 20, waktu economic limit terjadi pada t = 48
Gambar 4.20 kondisi harga tetap untuk kasus 3-b
Gambar 4.21 Hasil simulasi kasus 3-b dengan komposisi sharing profit 85 : 15, waktu economic limit terjadi pada t = 18
Gambar 4.22 Hasil simulasi kasus 3-b dengan komposisi sharing profit 80 : 20, waktu economic limit terjadi pada t = 36 Gambar 4.19 Visualisasi untuk kasus 3-a, split 80 :20 terlihat mempunyai waktu economic limit yang lebih panjang daripada split 85 :15
Kasus 3-b Untuk kasus ini, harga di set tetap, dan akan disensitivity pengaruh perubahan split terhadap waktu economic limitnya.
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
12
Gambar 4.23 Visualisasi untuk kasus 3-b, split 80 :20 terlihat mempunyai waktu economic limit yang lebih panjang daripada split 85 :15
Gambar 4.26 Hasil simulasi kasus 3-b dengan komposisi sharing profit 80 : 20, waktu economic limit terjadi pada t = 38
Kasus 3-c Pengaruh trend harga turun akan diamati dalam kasus ini, berikut perubahan split terhadap waktu economic limitnya.
Gambar 4.27 Visualisasi untuk kasus 3-b, split 80 :20 terlihat mempunyai waktu economic limit yang lebih panjang daripada split 85 :15 Gambar 4.24 kondisi trend harga turun
Dari perbandingan grafik tersebut tampak terdapat perbedaan antar waktu economic limitnya yang dapat diterjemahkan sebagai banyaknya minyak yang secara ekonomis dapat diexploitasi atau yang lebih umum dikenal sebagai ultimate recovery. Dari ketiga kasus dari kasus – III, tampak bahwa untuk semua variasi trend harga, menunjukkan bahwa semakin besar beda sharing profit split antar pihak pemerintah dan kontraktor maka kondisi economic limit akan semakin cepat terjadi, atau dengan kata lain semakin sedikit ultimate recovery yang dapat diexploitasi Gambar 4.25 Hasil simulasi kasus 3-c dengan komposisi sharing profit 85 : 15, waktu economic limit terjadi pada t = 29
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
Banyak cara untuk memperpanjang waktu terjadi nya kondisi economic limit tersebut, salah satu caranya adalah dengan menaikkan produksi dengan penggunaan metode pengangkatan buatan, bila dirasa energi dari reservoir tidak memadai. Cara yang lain adalah dengan
13
enhanced oil recovery. Adanya penambahan metode ini tentu saja akan memberikan tambahan biaya operasional dari sauatu sumur atau lapangan yang bersangkutan. Hal ini juga akan memberikan perubahan terhadap kondisi economic limit-nya. Namun metode ini bisa digunakan jika keadaan ekonomi sangat men dukung seperti keadaan dimana harga minyak tinggi. Penggunaan untuk lapangan lapangan marginal di nilai tidak memberikan profit yang menjanjikan. Peramalan terhadap kondisi economic limit menjadi sangat penting jika dikaitkan terhadap masa kontrak yang ditetapkan antara pemerintah dan pihak pemegang hak pertambangan. Sangat dimungkinkan sekali economic limit time suatu lapangan lebih singkat dibandingkan dengan masa kontrak yang disetujui, hal ini biasa terjadi pada lapangan lapangan yang mengalami depletion, maupun lapangan lapangan brown field. Akibat yang seringkali terjadi kemudian adalah penelantaran lapangan tersebut (hostage field). Hal ini dimungkinkan karena kontraktor sebagai pemegang hak kuasa pertambangan menghentikan kegiatan operasinya dikarenakan produksi dirasa sudah tidak ekonomis lagi. Kondisi ini memberikan kerugian bagi pihak pemerintah yang seharusnya mendapatkan ke untungan berupa produksi pada hari itu. Namun karena masa kontrak belum berakhir, pemerintah tidak mempunyai kewenangan terhadap area kerja tersebut. Perubahan terhadap split profit sharing menjadi cara alternatif yang memberikan jalan keluar cukup baik. Perubahan sharing profit tentu saja membutuhkan kajian yang lebih mendetail dan lebih mendalam. Namun, pendekatan sederhana menggunakan kondisi economic limit perlu menjadi pertimbangan. Seperti dipaparkan dalam hasil simulasi kasus 3, yang menunjukkan bagaimana perubahan sharing profit dapat memper panjang waktu hidup produksi. Dengan merubah sharing profit bagian pemerintah, berarti mengurangi keuntungan yang diperoleh oleh pemerintah. Namun dalam kasus lapangan lapangan yang mengalami periode depletion, dimana kondisi economic limit akan segera dicapai, mendapatkan keuntungan yang sedikit dan kontinue untuk waktu yang cukup lama tentu saja lebih baik dibandingkan tidak memperoleh keuntungan sama sekali akibat produksi yang tidak ekonomis. Keadaan ini mengisyaratkan bahwa, sharing profit sebaiknya dapat fleksibel terhadap efek yang ditimbulkan oleh perubahan Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
iklim politik dan ekonomi global. Pendekatan seperti ini telah dilakukan oleh beberapa negara asia timur jauh, diantaranya penganut sistem PSC meliputi: malaysia, china, dan negara penganut sistem konsesi/royalti, yaitu: Brunei, thailand, dan australia, adapun philipina yang menganut sistem servis juga menerapkan sistem sharing profit yang dinamis tersebut. Sangat sulit sekali untuk merubah fraksi dari DMO, karena parameter ini menyangkut pemenuhan ketersediaan minyak untuk konsumsi dalam negeri, pengurangan terhadap fraksi DMO dapat mengakibatkan kesengsaraan bagi rakyat. Sedangkan pajak sangat sulit untuk dirubah karena pajak berhubungan langsung dengan beban anggaran belanja negara. Solusi yang lain yang cukup menarik adalah pemberian bantuan berupa paket insentif agar kegiatan produksi dapat berjalan kembali. Solusi ini dimaksudkan untuk menarik Investasi para kontraktor agar dapat mengembangkan lapangan lapangan marginal. Kredit ini baru akan diperoleh apabila lapangan yang dikelola tersebut telah berproduksi. Pendapatan kotor sebagai hasil penjualan minyak akan dikurangi kredit investasi ini sebelum dibagi antara pemerintah dan kontraktor Solusi ini akan menjadi kajian yang menarik bila dalam kaitannya dengan pengembangan kajian economic limit selanjutnya. Sehingga dapat diperoleh solusi yang tepat dalam menyikapai kondisi ekonomic limit yang terjadi pada suatu lapangan minyak. Singkatnya analisis economic limit berusaha meramalkan kondisi kritis dari suatu kegiatan produksi, sehingga dapat menjadi bahan per timbangan evaluasi keekonomian suatu lapangan. Kondisi yang diinginkan dari pembahasan ini adalah suatu kondisi optimal dimana produksi nasional dapat ditingkatkan dengan tujuan utama memberikan keuntungan bagi perekonomian negara dari sektor migas
V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
persamaan economiuc limit di atas dapat digunakan untuk meramalkan waktu optimal untuk menghentikan produksi berikut rate produksi, dan harga.
14
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
persamaan tersebut menggambarkan pengaruh parameter global berupa harga minyak, maupun parameter regional dalam negara terhadap kondisi economic limit suatu lapangan atau sumur. Kondisi economic limit dicirikan oleh per potongan kurva harga real terhadap harga economic limit yang dapat terjadi untuk kondisi dimana tingkat penurunan produksi tinggi diiringi oleh harga minyak yang sangat rendah, menurun atau meningkat dengan laju yang sangat rendah. asumsi asumsi yang digunakan dalam persamaan economic limit ini diantaranya adalah: • tidak berlakunya paket insentif yang dapat berupa Invesment credit • biaya operasional dapat dengan mudah dipisahkan atas biaya tetap (fix cost) dan biaya berubah-nya (variable cost) • depresiasi dibebankan sepanjang umur proyek dengan besar yang sama (straight line) sehingga dapat dimasukkan sebagai komponen total biaya tetap (fix cost total) perubahan rasio profit sharing antara pemerintah dan kontraktor berpengaruh besar terhadap perubahan kondisi economic limitnya, dengan mengurangi share profit bagian pemerintah, maka waktu untuk mencapai kondisi economic limit menjadi semakin besar. perubahan split profit sharing dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi masalah penelantaran lapangan yang timbul akibat kondisi economic limit untuk lapangan lapangan yang mulai masuk masa depletion maupun untuk lapangan lapangan marginal Saran Perlu dilakukan studi lebih lanjut khususnya mengenai pemisahan fix cost dan variabel cost dalam biaya operasional untuk menyempurnakan kajian mengenai persamaan economic limit tersebut. Perlu dilakukan validasi persamaan dengan pendekatan yang berbeda, untuk diperoleh model yang lebih baik lagi. kajian perbandingan kondisi economic limit untuk sistem kontrak antar negara yang berbeda sangat mungkin dilakukan sehingga kita dapat lebih baik lagi dalam menganalisa kekurangan model secara khiusus, maupun mengadakan evaluasi terhadap sistem kontrak yang berlaku secara umum.
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
4.
karena model ini tidak mengikutkan parameter insentif, maka perlu sekali diadakan perbandingan dengan metode pendekatan yang sama terhadap pengaruh pemberian insentif dibandingankan dengan perubahan profit sharing, sehingga nantinya dapat menjadi pertimbangan dalam peng ambilan keputusan regulasi di dunia migas Indonesia.
VI. DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Austvik, Ole Gunnar., Lillehammer, Høgskolen, i., Olje og gass - de viktigste energibærerne det moderne samfunnet, slide presentation, Sveries Landtbruks universitet, 2008. Arsegianto, Implementation of Depletion Premium in Indonesia’s Oil and Gas Cooperation Contract, Proceeding of Indonesian Petroleum Association, Jakarta, May, 2007. Grote, M., Taxation of Natural Resources, slide presentation, Cape town, 2006. Kjemperud, A, General Aspect of Petroleum Fiscal Regimes, slide presentation, Cambodia, 2004. Amranand, P,. Thailand’s Experience in Oil Price Deregulation, slide presentation, Jakarta, 2002 Partowidagdo, W, Manajemen dan Ekonomi Minyak dan Gas Bumi, Program Studi Pembangunan Program Pasca Sarjana ITB, 2002. Arsegianto, Ekonomi Minyak dan Gas Bumi, Jurusan Teknik Perminyakan – ITB, Bandung 2000. Seba, R.D., Economics of Worldwide Petroleum Production, OGCI and PetroSkill, USA, 1998. Rubinfeld, D. L., Pindyck, Robert, S. Microeconomics, Prentice Hall International Editions, USA, 1995 Griffin, J. M., Steele, H. B., Energy Economics and Policy, Academic Press, USA, 1980.
15
LAMPIRAN I Diagram Alir Sistem Kontrak Migas (PSC) di Indonesia
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
16
LAMPIRAN II Penurunan Persamaan Economic Limit Tinjau kembali persamaan 4.8 diatas, dengan memberikan harga mutlak untuk kedua ruas, persamaan tersebut menjadi:
π prod = − FC
.............................................................................................................................................. 1
Tinjau kembali skema cash flow sistem PSC Indonesia dalam gambar 4.1. Dengan mendasarkan penurunan terhadap skema sistem PSC tersebut dan fix cost yang terjadi merupakan fix cost total yang terjadi dari suatu pengusahaan proyek migas sepanjang umur proyek, maka persamaan 1 di atas dapat di tuliskan sebagai: (CS − DMO − T + CR − Exp) = FCt .................................................................................................... 2 Dimana,
CS = ETS − GS dan ................................................................................................................................... 3 ETS = GR − CR ......................................................................................................................................... 4
Sedangkan untuk Tax, mengikuti ketentuan sistem kontrak yang berlaku di Indonesia, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: T = τ (CS − DMO) .................................................................................................................................... 5 Sehingga dengan mensubtitusikan persamaan 3 kedalam persamaan 3 dan 4 dan mengelompokkan variabel sejenis akan diperoleh :
(1 − τ ) [GR − CR − GS − DMO ] + CR − Exp = FCt .........................................................................6
Selanjutnya, dihadirkan persamaan berikut;
GS = g (GR − CR) DMO = d .GR
..................................................................................................................................... 7
Besarnya DMO dapat ditentukan besarnya sebagai fraksi dari Gross Revenue. (lihat perjanjian kontrak Bagi Hasil Produksi antara BP migas dan KKS, pasal 4.2.15) .Subtitusikan kedua persamaan tersebut di atas, kedalam persamaan 6. diperoleh:
(
GR 1 − τ
)(1 − g − d ) + CR ⎡⎣1 − (1 − τ )(1 − g )⎤⎦ − Exp = FCt ................................ 8
Partowidagdo [6] mendefinisikan beberapa parameter sebagai berikut: CR = NC + D + OC + UR ......................................................................................................................... 9 Exp = NC + CP + OC ............................................................................................................................. 10 Dengan menganggap bahwa pada periode depletion, tidak terjadi penambahan Investasi terhadap kegiatan produksi, dan sepanjang masa produksi, Gross Revenue yang dihasilkan selalu lebih besar dari biaya yang akan dibayarkan kembali oleh pemerintah (Cost recovery), GR > CR maka:
CR = D + OC Exp = OC
............................................................................................................................................ 11
Dalam kenyataannya di dalam akuntansi industri perminyakan, pemisahan operating cost menjadi komponen komponennya meliputi variable cost dan fix cost tidaklah mudah, namun dalam persamaan kali ini keduanya dapat dengan mudah dipisahkan, sehingga: OC = VOC + FOC ....................................................................................................................................... 12
FCt = FOC + D ......................................................................................................................................... 13 Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
17
Depresiasi dimasukkan kedalam parameter Fix cost karena dianggap bahwa Depresiasi tetap dibebankan walaupun produksi dihentikan, subtitusi terhadap persamaan 8 akan menghasilkan:
(
)(
)
(
)(
)
GR 1 − τ 1 − g − d + (VOC + FOC + D ) ⎡⎢1 − 1 − τ 1 − g ⎤⎥ − (VOC + FOC ) = FOC + D ..... 14 ⎣ ⎦ Dengan mengelompokkan variabel variabel sejenis ke ruas kanan, persamaan 14 dapat disederhanakan menjadi :
GR (1 − τ )(1 − g − d ) = FOC ⎡⎣1 + (1 − τ )(1 − g ) ⎤⎦ + (VOC + D )(1 − τ )(1 − g ) ..................................
15
(1 − τ )(1 − g ) , akan diperoleh: GR (1 − τ )(1 − g − d ) = ( OC + D )(1 − τ )(1 − g ) + FoC .................................................................. 16
Sederhanakan kembali dengan mengelompokkan
Gross Revenue merupakan pendapatan yang diperoleh dari penjualan setiap unit volume hidrokarbon yang terproduksi, mengingat Gross Revenue tersebut dievaluasi pada kondisi economic limit, maka harga yang terjadi pada kondisi produksi tersebut adalah harga economic limit -nya. GR = Peconomic _ limit .Q ................................................................................................................................ 17 Sehingga diperoleh persamaan akhir dari economic limit untuk sistem PSC Indonesia sebagai berikut :
PEconomic _ Limit =
( OC + D )(1 − τ )(1 − g ) + FoC ............................................................................... Q (1 − τ )(1 − g − d )
18
Dimana untuk harga g, dan d, diperoleh dari gross up method sebagai berikut :
(1 − γ ) 1 − δ δ ……………………………..…………................................………………… 19 ( f) (1 − τ ) (1 − γ ) ……………………………………………………….....................................................20 g = 1− (1 − τ )
d=
dimana: GR
= Pendapatan kotor: Q * P
Q
= laju produksi minyak
P
= harga minyak
GS
= Bagian Pemerintah
ETS
= Equity to be split = GR - RC
CS
= Bagian kontraktor = 28,85% * (GR - RC)
CR
= Cost Recovery
OC
= Biaya operasi
D
= Depresiasi
Exp
= Expenditure
DMO
= Domestic Market Obligation 25% * (GR * 28,85%)
T
= Pajak
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
18
PE . L : economic limit Price OC D Q
FoC
τ γ δ δf
: Biaya Operasional (Operating cost) : Depresiasi : production flow rate : Biaya operasional tetap (Fix Operating Cost) : fraksi pajak : fraksi bagian pemerintah (biasanya 44%) : fraksi DMO (biasanya 25%) : fraksi FDMO (biasanya 10%)
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
19
LAMPIRAN III Data Hasil Simulasi
DATA KASUS 1-a bulan kum Q (Bbl/bln)
GR
Cost Prod ($/Bbl)
OC
FoC
VoC
D
P_el
254,405
25
77,225
15,000
62,225
25,000
64
0
3,089
P ($/Bbl) 82.35823254
1
3,025
82.98058694
251,016
25
75,625
15,000
60,625
25,000
64
2
2,874
83.60764427
240,288
25
71,850
15,000
56,850
25,000
66
3
2,684
84.23944007
226,099
25
67,100
15,000
52,100
25,000
68
4
2,625
84.87601015
222,800
25
65,625
15,000
50,625
25,000
69
5
2,591
85.51739058
221,576
25
64,775
15,000
49,775
25,000
70
6
2,502
86.16361771
215,581
25
62,550
15,000
47,550
25,000
71
7
2,485
86.81472817
215,735
25
62,125
15,000
47,125
25,000
71
8
2,401
87.47075886
210,017
25
60,025
15,000
45,025
25,000
73
9
2,381
88.13174697
209,842
25
59,525
15,000
44,525
25,000
73
10
2,297
88.79772994
203,968
25
57,425
15,000
42,425
25,000
74
11
2,286
89.46874553
204,526
25
57,150
15,000
42,150
25,000
75
12
2,099
90.14483177
189,214
25
52,475
15,000
37,475
25,000
78
13
1,982
90.82602697
180,017
25
49,550
15,000
34,550
25,000
81
14
1,969
91.51236975
180,188
25
49,225
15,000
34,225
25,000
81
15
2,008
92.20389899
185,145
25
50,200
15,000
35,200
25,000
80
16
1,981
92.90065389
184,036
25
49,525
15,000
34,525
25,000
81
17
1,954
93.60267395
182,900
25
48,850
15,000
33,850
25,000
82
18
1,826
94.30999894
172,210
25
45,650
15,000
30,650
25,000
85
19
1,754
95.02266896
166,670
25
43,850
15,000
28,850
25,000
87
20
1,722
95.74072439
164,866
25
43,050
15,000
28,050
25,000
88
21
1,685
96.46420593
162,542
25
42,125
15,000
27,125
25,000
90
22
1,723
97.19315459
167,464
25
43,075
15,000
28,075
25,000
88
23
1,688
97.92761168
165,302
25
42,200
15,000
27,200
25,000
90
24
1,547
98.66761882
152,639
25
38,675
15,000
23,675
25,000
95
25
1,652
99.41321796
164,231
25
41,300
15,000
26,300
25,000
91
26
1,665
100.1644513
166,774
25
41,625
15,000
26,625
25,000
90
27
1,643
100.9213616
165,814
25
41,075
15,000
26,075
25,000
91
28
1,542
101.6839915
156,797
25
38,550
15,000
23,550
25,000
95
29
1,488
102.4523844
152,449
25
37,200
15,000
22,200
25,000
97
30
1,452
103.2265838
149,885
25
36,300
15,000
21,300
25,000
99
31
1,356
104.0066335
141,033
25
33,900
15,000
18,900
25,000
104
32
1,304
104.7925778
136,650
25
32,600
15,000
17,600
25,000
106
33
1,400
105.5844613
147,818
25
35,000
15,000
20,000
25,000
101
34
1,321
106.3823288
140,531
25
33,025
15,000
18,025
25,000
106
35
1,287
107.1862255
137,949
25
32,175
15,000
17,175
25,000
107
36
1,208
107.9961969
130,459
25
30,200
15,000
15,200
25,000
112
37
1,258
108.8122891
136,886
25
31,450
15,000
16,450
25,000
109
1,184
109.6345482
129,807
25
29,600
15,000
14,600
25,000
114
38
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
20
1,058
110.4630209
116,870
25
26,450
15,000
11,450
25,000
124
40
1,025
111.297754
114,080
25
25,625
15,000
10,625
25,000
127
41
1,121
112.138795
125,708
25
28,025
15,000
13,025
25,000
119
42
1,053
112.9861914
118,974
25
26,325
15,000
11,325
25,000
124
43
1,012
113.8399914
115,206
25
25,300
15,000
10,300
25,000
128
44
986
114.7002432
113,094
25
24,650
15,000
9,650
25,000
130
45
968
115.5669956
111,869
25
24,200
15,000
9,200
25,000
132
46
884
116.4402979
102,933
25
22,100
15,000
7,100
25,000
142
47
820
117.3201994
96,203
25
20,500
15,000
5,500
25,000
150
48
756
118.20675
89,364
25
18,900
15,000
3,900
25,000
160
49
692
119.1
82,417
25
17,300
15,000
2,300
25,000
172
628
120
75,360
25
15,700
15,000
700
25,000
186
GR
Cost Prod ($/Bbl)
OC
FoC
VoC
D
P_el
3,089
P ($/Bbl) 85.00
262,565
25
77,225
15,000
62,225
25,000
64
1
3,025
85.00
257,125
25
75,625
15,000
60,625
25,000
64
2
2,874
85.00
244,290
25
71,850
15,000
56,850
25,000
66
3
2,684
85.00
228,140
25
67,100
15,000
52,100
25,000
68
4
2,625
85.00
223,125
25
65,625
15,000
50,625
25,000
69
5
2,591
85.00
220,235
25
64,775
15,000
49,775
25,000
70
6
2,502
85.00
212,670
25
62,550
15,000
47,550
25,000
71
7
2,485
85.00
211,225
25
62,125
15,000
47,125
25,000
71
8
2,401
85.00
204,085
25
60,025
15,000
45,025
25,000
73
9
2,381
85.00
202,385
25
59,525
15,000
44,525
25,000
73
10
2,297
85.00
195,245
25
57,425
15,000
42,425
25,000
74
11
2,286
85.00
194,310
25
57,150
15,000
42,150
25,000
75
12
2,099
85.00
178,415
25
52,475
15,000
37,475
25,000
78
13
1,982
85.00
168,470
25
49,550
15,000
34,550
25,000
81
14
1,969
85.00
167,365
25
49,225
15,000
34,225
25,000
81
15
2,008
85.00
170,680
25
50,200
15,000
35,200
25,000
80
16
1,981
85.00
168,385
25
49,525
15,000
34,525
25,000
81
17
1,954
85.00
166,090
25
48,850
15,000
33,850
25,000
82
18
1,826
85.00
155,210
25
45,650
15,000
30,650
25,000
85
19
1,754
85.00
149,090
25
43,850
15,000
28,850
25,000
87
20
1,722
85.00
146,370
25
43,050
15,000
28,050
25,000
88
21
1,685
85.00
143,225
25
42,125
15,000
27,125
25,000
90
22
1,723
85.00
146,455
25
43,075
15,000
28,075
25,000
88
23
1,688
85.00
143,480
25
42,200
15,000
27,200
25,000
90
24
1,547
85.00
131,495
25
38,675
15,000
23,675
25,000
95
25
1,652
85.00
140,420
25
41,300
15,000
26,300
25,000
91
26
1,665
85.00
141,525
25
41,625
15,000
26,625
25,000
90
27
1,643
85.00
139,655
25
41,075
15,000
26,075
25,000
91
1,542
85.00
131,070
25
38,550
15,000
23,550
25,000
95
39
50
DATA KASUS 1-b bulan kum Q (Bbl/bln) 0
28
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
21
1,488
85.00
126,480
25
37,200
15,000
22,200
25,000
30
1,452
85.00
123,420
25
36,300
15,000
21,300
25,000
99
31
1,356
85.00
115,260
25
33,900
15,000
18,900
25,000
104
32
1,304
85.00
110,840
25
32,600
15,000
17,600
25,000
106
33
1,400
85.00
119,000
25
35,000
15,000
20,000
25,000
101
34
1,321
85.00
112,285
25
33,025
15,000
18,025
25,000
106
35
1,287
85.00
109,395
25
32,175
15,000
17,175
25,000
107
36
1,208
85.00
102,680
25
30,200
15,000
15,200
25,000
112
37
1,258
85.00
106,930
25
31,450
15,000
16,450
25,000
109
38
1,184
85.00
100,640
25
29,600
15,000
14,600
25,000
114
39
1,058
85.00
89,930
25
26,450
15,000
11,450
25,000
124
40
1,025
85.00
87,125
25
25,625
15,000
10,625
25,000
127
41
1,121
85.00
95,285
25
28,025
15,000
13,025
25,000
119
42
1,053
85.00
89,505
25
26,325
15,000
11,325
25,000
124
43
1,012
85.00
86,020
25
25,300
15,000
10,300
25,000
128
44
986
85.00
83,810
25
24,650
15,000
9,650
25,000
130
45
968
85.00
82,280
25
24,200
15,000
9,200
25,000
132
46
884
85.00
75,140
25
22,100
15,000
7,100
25,000
142
47
820
85.00
69,700
25
20,500
15,000
5,500
25,000
150
48
756
85.00
64,260
25
18,900
15,000
3,900
25,000
160
49
692
85.00
58,820
25
17,300
15,000
2,300
25,000
172
50
628
85.00
53,380
25
15,700
15,000
700
25,000
186
GR
Cost Prod ($/Bbl)
OC
FoC
VoC
D
P_el
3,089
P ($/Bbl) 128
395,392
25
77,225
15,000
62,225
25,000
64
1
3,025
126.72
383,328
25
75,625
15,000
60,625
25,000
64
2
2,874
125.45
360,543
25
71,850
15,000
56,850
25,000
66
3
2,684
124.2
333,353
25
67,100
15,000
52,100
25,000
68
4
2,625
122.96
322,770
25
65,625
15,000
50,625
25,000
69
5
2,591
121.73
315,402
25
64,775
15,000
49,775
25,000
70
6
2,502
120.51
301,516
25
62,550
15,000
47,550
25,000
71
7
2,485
119.3
296,461
25
62,125
15,000
47,125
25,000
71
8
2,401
118.11
283,582
25
60,025
15,000
45,025
25,000
73
9
2,381
116.93
278,410
25
59,525
15,000
44,525
25,000
73
10
2,297
115.76
265,901
25
57,425
15,000
42,425
25,000
74
11
2,286
114.6
261,976
25
57,150
15,000
42,150
25,000
75
12
2,099
113.46
238,153
25
52,475
15,000
37,475
25,000
78
13
1,982
112.32
222,618
25
49,550
15,000
34,550
25,000
81
14
1,969
111.2
218,953
25
49,225
15,000
34,225
25,000
81
15
2,008
110.09
221,061
25
50,200
15,000
35,200
25,000
80
16
1,981
108.99
215,909
25
49,525
15,000
34,525
25,000
81
17
1,954
107.9
210,837
25
48,850
15,000
33,850
25,000
82
1,826
106.82
195,053
25
45,650
15,000
30,650
25,000
85
29
97
DATA KASUS 1-c bulan kum Q (Bbl/bln) 0
18
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
22
1,754
105.75
185,486
25
43,850
15,000
28,850
25,000
87
20
1,722
104.69
180,276
25
43,050
15,000
28,050
25,000
88
21
1,685
103.65
174,650
25
42,125
15,000
27,125
25,000
90
22
1,723
102.61
176,797
25
43,075
15,000
28,075
25,000
88
23
1,688
101.58
171,467
25
42,200
15,000
27,200
25,000
90
24
1,547
100.57
155,582
25
38,675
15,000
23,675
25,000
95
25
1,652
99.56
164,473
25
41,300
15,000
26,300
25,000
91
26
1,665
98.57
164,119
25
41,625
15,000
26,625
25,000
90
27
1,643
97.58
160,324
25
41,075
15,000
26,075
25,000
91
28
1,542
96.6
148,957
25
38,550
15,000
23,550
25,000
95
29
1,488
95.64
142,312
25
37,200
15,000
22,200
25,000
97
30
1,452
94.68
137,475
25
36,300
15,000
21,300
25,000
99
31
1,356
93.73
127,098
25
33,900
15,000
18,900
25,000
104
32
1,304
92.8
121,011
25
32,600
15,000
17,600
25,000
106
1,400
91.87
128,618
25
35,000
15,000
20,000
25,000
101
34
1,321
90.95
120,145
25
33,025
15,000
18,025
25,000
106
35
1,287
90.04
115,881
25
32,175
15,000
17,175
25,000
107
36
1,208
89.14
107,681
25
30,200
15,000
15,200
25,000
112
37
1,258
88.25
111,019
25
31,450
15,000
16,450
25,000
109
38
1,184
87.37
103,446
25
29,600
15,000
14,600
25,000
114
39
1,058
86.49
91,506
25
26,450
15,000
11,450
25,000
124
40
1,025
85.63
87,771
25
25,625
15,000
10,625
25,000
127
41
1,121
84.77
95,027
25
28,025
15,000
13,025
25,000
119
42
1,053
83.92
88,368
25
26,325
15,000
11,325
25,000
124
43
1,012
83.09
84,087
25
25,300
15,000
10,300
25,000
128
44
986
82.25
81,099
25
24,650
15,000
9,650
25,000
130
45
968
81.43
78,824
25
24,200
15,000
9,200
25,000
132
46
884
80.62
71,268
25
22,100
15,000
7,100
25,000
142
47
820
79.81
65,444
25
20,500
15,000
5,500
25,000
150
48
756
79.01
59,732
25
18,900
15,000
3,900
25,000
160
49
692
78.22
54,128
25
17,300
15,000
2,300
25,000
172
50
628
77.44
48,632
25
15,700
15,000
700
25,000
186
19
33
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
23
DATA CASE 2 DATA KASUS 2-a bulan kum 0
Q P ($/Bbl) (Bbl/bln) 1,012 128.00
GR 129,536
Cost Prod ($/Bbl) 20
20,240 10,000
10,240
20,000
85
1
1,025
124.80
127,920
20
20,500 10,000
10,500
20,000
85
2
1,053
121.68
128,129
20
21,060 10,000
11,060
20,000
83
3
1,058
118.64
125,519
20
21,160 10,000
11,160
20,000
83
4
1,121
115.67
129,668
20
22,420 10,000
12,420
20,000
80
5
1,184
112.78
133,532
20
23,680 10,000
13,680
20,000
77
6
1,208
109.96
132,833
20
24,160 10,000
14,160
20,000
76
7
1,258
107.21
134,872
20
25,160 10,000
15,160
20,000
74
8
1,287
104.53
134,532
20
25,740 10,000
15,740
20,000
73
9
1,304
101.92
132,901
20
26,080 10,000
16,080
20,000
72
10
1,321
99.37
131,268
20
26,420 10,000
16,420
20,000
71
11
1,356
96.89
131,377
20
27,120 10,000
17,120
20,000
70
12
1,400
94.46
132,249
20
28,000 10,000
18,000
20,000
69
13
1,452
92.10
133,732
20
29,040 10,000
19,040
20,000
67
14
1,488
89.80
133,622
20
29,760 10,000
19,760
20,000
66
15
1,542
87.55
135,009
20
30,840 10,000
20,840
20,000
65
16
1,547
85.37
132,061
20
30,940 10,000
20,940
20,000
65
17
1,643
83.23
136,750
20
32,860 10,000
22,860
20,000
62
18
1,652
81.15
134,061
20
33,040 10,000
23,040
20,000
62
19
1,665
79.12
131,738
20
33,300 10,000
23,300
20,000
62
20
1,685
77.14
129,988
20
33,700 10,000
23,700
20,000
62
21
1,688
75.22
126,964
20
33,760 10,000
23,760
20,000
61
22
1,722
73.34
126,283
20
34,440 10,000
24,440
20,000
61
23
1,723
71.50
123,197
20
34,460 10,000
24,460
20,000
61
24
1,754
69.71
122,279
20
35,080 10,000
25,080
20,000
60
25
1,826
67.97
124,116
20
36,520 10,000
26,520
20,000
59
26
1,954
66.27
129,495
20
39,080 10,000
29,080
20,000
57
27
1,969
64.62
127,227
20
39,380 10,000
29,380
20,000
56
28
1,981
63.00
124,803
20
39,620 10,000
29,620
20,000
56
29
1,982
61.42
121,744
20
39,640 10,000
29,640
20,000
56
30
2,008
59.89
120,257
20
40,160 10,000
30,160
20,000
56
31
2,099
58.39
122,565
20
41,980 10,000
31,980
20,000
54
32
2,286
56.93
130,147
20
45,720 10,000
35,720
20,000
52
33
2,297
55.51
127,504
20
45,940 10,000
35,940
20,000
52
34
2,381
54.12
128,862
20
47,620 10,000
37,620
20,000
51
35
2,401
52.77
126,696
20
48,020 10,000
38,020
20,000
51
36
2,485
51.45
127,851
20
49,700 10,000
39,700
20,000
50
37
2,502
50.16
125,507
20
50,040 10,000
40,040
20,000
50
38
2,591
48.91
126,722
20
51,820 10,000
41,820
20,000
49
39
2,625
47.69
125,175
20
52,500 10,000
42,500
20,000
49
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
OC
FoC
VoC
D
P_el
24
40
2,684
46.49
124,789
20
53,680 10,000
43,680
20,000
48
41
2,874
45.33
130,282
20
57,480 10,000
47,480
20,000
47
42
3,025
44.20
133,699
20
60,500 10,000
50,500
20,000
46
43
3,089
43.09
133,115
20
61,780 10,000
51,780
20,000
45
44
3,153
42.02
132,476
20
63,060 10,000
53,060
20,000
45
45
3,217
40.97
131,786
20
64,340 10,000
54,340
20,000
45
46
3,281
39.94
131,047
20
65,620 10,000
55,620
20,000
44
47
3,345
38.94
130,264
20
66,900 10,000
56,900
20,000
44
48
3,409
37.97
129,437
20
68,180 10,000
58,180
20,000
43
49
3,473
37.02
128,570
20
69,460 10,000
59,460
20,000
43
50
3,537
36.09
127,666
20
70,740 10,000
60,740
20,000
43
P ($/Bbl)
GR
FoC
VoC
D
P_el
90.00
91,080
Cost Prod ($/Bbl) 20
OC
0
Q (Bbl/bln) 1,012
20,240
10,000
10,240
20,000
85
1
1,025
90.00
92,250
20
20,500
10,000
10,500
20,000
85
2
1,053
90.00
94,770
20
21,060
10,000
11,060
20,000
83
3
1,058
90.00
95,220
20
21,160
10,000
11,160
20,000
83
4
1,121
90.00
100,890
20
22,420
10,000
12,420
20,000
80
5
1,184
90.00
106,560
20
23,680
10,000
13,680
20,000
77
6
1,208
90.00
108,720
20
24,160
10,000
14,160
20,000
76
7
1,258
90.00
113,220
20
25,160
10,000
15,160
20,000
74
8
1,287
90.00
115,830
20
25,740
10,000
15,740
20,000
73
DATA KASUS 2-b bulan kum
9
1,304
90.00
117,360
20
26,080
10,000
16,080
20,000
72
10
1,321
90.00
118,890
20
26,420
10,000
16,420
20,000
71
11
1,356
90.00
122,040
20
27,120
10,000
17,120
20,000
70
12
1,400
90.00
126,000
20
28,000
10,000
18,000
20,000
69
13
1,452
90.00
130,680
20
29,040
10,000
19,040
20,000
67
14
1,488
90.00
133,920
20
29,760
10,000
19,760
20,000
66
15
1,542
90.00
138,780
20
30,840
10,000
20,840
20,000
65
16
1,547
90.00
139,230
20
30,940
10,000
20,940
20,000
65
17
1,643
90.00
147,870
20
32,860
10,000
22,860
20,000
62
18
1,652
90.00
148,680
20
33,040
10,000
23,040
20,000
62
19
1,665
90.00
149,850
20
33,300
10,000
23,300
20,000
62
20
1,685
90.00
151,650
20
33,700
10,000
23,700
20,000
62
21
1,688
90.00
151,920
20
33,760
10,000
23,760
20,000
61
22
1,722
90.00
154,980
20
34,440
10,000
24,440
20,000
61
23
1,723
90.00
155,070
20
34,460
10,000
24,460
20,000
61
24
1,754
90.00
157,860
20
35,080
10,000
25,080
20,000
60
25
1,826
90.00
164,340
20
36,520
10,000
26,520
20,000
59
26
1,954
90.00
175,860
20
39,080
10,000
29,080
20,000
57
27
1,969
90.00
177,210
20
39,380
10,000
29,380
20,000
56
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
25
28
1,981
90.00
178,290
20
39,620
10,000
29,620
20,000
56
29
1,982
90.00
178,380
20
39,640
10,000
29,640
20,000
56
30
2,008
90.00
180,720
20
40,160
10,000
30,160
20,000
56
31
2,099
90.00
188,910
20
41,980
10,000
31,980
20,000
54
32
2,286
90.00
205,740
20
45,720
10,000
35,720
20,000
52
33
2,297
90.00
206,730
20
45,940
10,000
35,940
20,000
52
34
2,381
90.00
214,290
20
47,620
10,000
37,620
20,000
51
35
2,401
90.00
216,090
20
48,020
10,000
38,020
20,000
51
36
2,485
90.00
223,650
20
49,700
10,000
39,700
20,000
50
37
2,502
90.00
225,180
20
50,040
10,000
40,040
20,000
50
38
2,591
90.00
233,190
20
51,820
10,000
41,820
20,000
49
39
2,625
90.00
236,250
20
52,500
10,000
42,500
20,000
49
40
2,684
90.00
241,560
20
53,680
10,000
43,680
20,000
48
41
2,874
90.00
258,660
20
57,480
10,000
47,480
20,000
47
42
3,025
90.00
272,250
20
60,500
10,000
50,500
20,000
46
43
3,089
90.00
278,010
20
61,780
10,000
51,780
20,000
45
44
3,153
90.00
283,770
20
63,060
10,000
53,060
20,000
45
45
3,217
90.00
289,530
20
64,340
10,000
54,340
20,000
45
46
3,281
90.00
295,290
20
65,620
10,000
55,620
20,000
44
47
3,345
90.00
301,050
20
66,900
10,000
56,900
20,000
44
48
3,409
90.00
306,810
20
68,180
10,000
58,180
20,000
43
49
3,473
90.00
312,570
20
69,460
10,000
59,460
20,000
43
50
3,537
90.00
318,330
20
70,740
10,000
60,740
20,000
43
P ($/Bbl)
GR
FoC
VoC
D
P_el
99.52
100,716
Cost Prod ($/Bbl) 20
OC
0
Q (Bbl/bln) 1,012
20,240
10,000
10,240
20,000
85
1
1,025
99.72
102,215
20
20,500
10,000
10,500
20,000
85
2
1,053
99.92
105,217
20
21,060
10,000
11,060
20,000
83
3
1,058
100.12
105,929
20
21,160
10,000
11,160
20,000
83
4
1,121
100.32
112,461
20
22,420
10,000
12,420
20,000
80
5
1,184
100.52
119,020
20
23,680
10,000
13,680
20,000
77
6
1,208
100.72
121,676
20
24,160
10,000
14,160
20,000
76
7
1,258
100.93
126,966
20
25,160
10,000
15,160
20,000
74
8
1,287
101.13
130,153
20
25,740
10,000
15,740
20,000
73
9
1,304
101.33
132,136
20
26,080
10,000
16,080
20,000
72
10
1,321
101.53
134,127
20
26,420
10,000
16,420
20,000
71
11
1,356
101.74
137,957
20
27,120
10,000
17,120
20,000
70
12
1,400
101.94
142,719
20
28,000
10,000
18,000
20,000
69
13
1,452
102.15
148,316
20
29,040
10,000
19,040
20,000
67
14
1,488
102.35
152,298
20
29,760
10,000
19,760
20,000
66
15
1,542
102.56
158,142
20
30,840
10,000
20,840
20,000
65
16
1,547
102.76
158,972
20
30,940
10,000
20,940
20,000
65
DATA KASUS 2-c bulan kum
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
26
17
1,643
102.97
169,176
20
32,860
10,000
22,860
20,000
62
18
1,652
103.17
170,443
20
33,040
10,000
23,040
20,000
62
19
1,665
103.38
172,129
20
33,300
10,000
23,300
20,000
62
20
1,685
103.59
174,546
20
33,700
10,000
23,700
20,000
62
21
1,688
103.80
175,207
20
33,760
10,000
23,760
20,000
61
22
1,722
104.00
179,094
20
34,440
10,000
24,440
20,000
61
23
1,723
104.21
179,557
20
34,460
10,000
24,460
20,000
61
24
1,754
104.42
183,154
20
35,080
10,000
25,080
20,000
60
25
1,826
104.63
191,054
20
36,520
10,000
26,520
20,000
59
26
1,954
104.84
204,857
20
39,080
10,000
29,080
20,000
57
27
1,969
105.05
206,843
20
39,380
10,000
29,380
20,000
56
28
1,981
105.26
208,521
20
39,620
10,000
29,620
20,000
56
29
1,982
105.47
209,044
20
39,640
10,000
29,640
20,000
56
30
2,008
105.68
212,211
20
40,160
10,000
30,160
20,000
56
31
2,099
105.89
222,272
20
41,980
10,000
31,980
20,000
54
32
2,286
106.11
242,560
20
45,720
10,000
35,720
20,000
52
33
2,297
106.32
244,215
20
45,940
10,000
35,940
20,000
52
34
2,381
106.53
253,653
20
47,620
10,000
37,620
20,000
51
35
2,401
106.75
256,297
20
48,020
10,000
38,020
20,000
51
36
2,485
106.96
265,795
20
49,700
10,000
39,700
20,000
50
37
2,502
107.17
268,150
20
50,040
10,000
40,040
20,000
50
38
2,591
107.39
278,245
20
51,820
10,000
41,820
20,000
49
39
2,625
107.60
282,461
20
52,500
10,000
42,500
20,000
49
40
2,684
107.82
289,388
20
53,680
10,000
43,680
20,000
48
41
2,874
108.04
310,495
20
57,480
10,000
47,480
20,000
47
42
3,025
108.25
327,463
20
60,500
10,000
50,500
20,000
46
43
3,089
108.47
335,061
20
61,780
10,000
51,780
20,000
45
44
3,153
108.69
342,689
20
63,060
10,000
53,060
20,000
45
45
3,217
108.90
350,345
20
64,340
10,000
54,340
20,000
45
46
3,281
109.12
358,031
20
65,620
10,000
55,620
20,000
44
47
3,345
109.34
365,747
20
66,900
10,000
56,900
20,000
44
48
3,409
109.56
373,492
20
68,180
10,000
58,180
20,000
43
49
3,473
109.78
381,266
20
69,460
10,000
59,460
20,000
43
50
3,537
110.00
389,070
20
70,740
10,000
60,740
20,000
43
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
27
DATA CASE 3 DATA KASUS 3-a bulan kum Q (Bbl/bln) P ($/Bbl) 99.52 0 3,089
GR
Cost Prod ($/Bbl)
OC
FoC
VoC
D
P_el
307,424
25
77,225
15,000
62,225
25,000
53
1
3,025
99.72
301,658
25
75,625
15,000
60,625
25,000
54
2
2,874
99.92
287,174
25
71,850
15,000
56,850
25,000
55
3
2,684
100.12
268,727
25
67,100
15,000
52,100
25,000
56
4
2,625
100.32
263,346
25
65,625
15,000
50,625
25,000
57
5
2,591
100.52
260,456
25
64,775
15,000
49,775
25,000
57
6
2,502
100.72
252,014
25
62,550
15,000
47,550
25,000
58
7
2,485
100.93
250,803
25
62,125
15,000
47,125
25,000
58
8
2,401
101.13
242,811
25
60,025
15,000
45,025
25,000
59
9
2,381
101.33
241,271
25
59,525
15,000
44,525
25,000
59
10
2,297
101.53
233,225
25
57,425
15,000
42,425
25,000
60
11
2,286
101.74
232,573
25
57,150
15,000
42,150
25,000
60
12
2,099
101.94
213,976
25
52,475
15,000
37,475
25,000
63
13
1,982
102.15
202,454
25
49,550
15,000
34,550
25,000
65
14
1,969
102.35
201,529
25
49,225
15,000
34,225
25,000
65
15
2,008
102.56
205,933
25
50,200
15,000
35,200
25,000
64
16
1,981
102.76
203,571
25
49,525
15,000
34,525
25,000
65
17
1,954
102.97
201,199
25
48,850
15,000
33,850
25,000
65
18
1,826
103.17
188,396
25
45,650
15,000
30,650
25,000
68
19
1,754
103.38
181,330
25
43,850
15,000
28,850
25,000
69
20
1,722
103.59
178,378
25
43,050
15,000
28,050
25,000
70
21
1,685
103.80
174,895
25
42,125
15,000
27,125
25,000
71
22
1,723
104.00
179,198
25
43,075
15,000
28,075
25,000
70
23
1,688
104.21
175,910
25
42,200
15,000
27,200
25,000
70
24
1,547
104.42
161,539
25
38,675
15,000
23,675
25,000
74
25
1,652
104.63
172,849
25
41,300
15,000
26,300
25,000
71
26
1,665
104.84
174,558
25
41,625
15,000
26,625
25,000
71
27
1,643
105.05
172,597
25
41,075
15,000
26,075
25,000
72
28
1,542
105.26
162,311
25
38,550
15,000
23,550
25,000
74
29
1,488
105.47
156,941
25
37,200
15,000
22,200
25,000
76
30
1,452
105.68
153,451
25
36,300
15,000
21,300
25,000
77
31
1,356
105.89
143,593
25
33,900
15,000
18,900
25,000
80
32
1,304
106.11
138,363
25
32,600
15,000
17,600
25,000
82
33
1,400
106.32
148,847
25
35,000
15,000
20,000
25,000
78
34
1,321
106.53
140,729
25
33,025
15,000
18,025
25,000
81
35
1,287
106.75
137,382
25
32,175
15,000
17,175
25,000
82
36
1,208
106.96
129,207
25
30,200
15,000
15,200
25,000
86
37
1,258
107.17
134,825
25
31,450
15,000
16,450
25,000
84
38
1,184
107.39
127,148
25
29,600
15,000
14,600
25,000
87
39
1,058
107.60
113,845
25
26,450
15,000
11,450
25,000
93
1,025
107.82
110,515
25
25,625
15,000
10,625
25,000
95
40
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
28
1,121
108.04
121,108
42
1,053
108.25
113,990
25
26,325
15,000
11,325
25,000
94
43
1,012
108.47
109,771
25
25,300
15,000
10,300
25,000
96
44
986
108.69
107,165
25
24,650
15,000
9,650
25,000
98
45
968
108.90
105,419
25
24,200
15,000
9,200
25,000
99
46
884
109.12
96,464
25
22,100
15,000
7,100
25,000
105
47
820
109.34
89,660
25
20,500
15,000
5,500
25,000
111
48
756
109.56
82,828
25
18,900
15,000
3,900
25,000
118
49
692
109.78
75,968
25
17,300
15,000
2,300
25,000
125
50
628
110.00
69,080
25
15,700
15,000
700
25,000
135
41
25
28,025
15,000
13,025
25,000
90
DATA KASUS 3-b bulan kum Q (Bbl/bln) P ($/Bbl) 85 0 3,089
GR
Cost Prod ($/Bbl)
OC
FoC
VoC
D
262,565
25
77,225
15,000
62,225
25,000
53
P_el
1
3,025
85
257,125
25
75,625
15,000
60,625
25,000
54
2
2,874
85
244,290
25
71,850
15,000
56,850
25,000
55
3
2,684
85
228,140
25
67,100
15,000
52,100
25,000
56
4
2,625
85
223,125
25
65,625
15,000
50,625
25,000
57
5
2,591
85
220,235
25
64,775
15,000
49,775
25,000
57
6
2,502
85
212,670
25
62,550
15,000
47,550
25,000
58
7
2,485
85
211,225
25
62,125
15,000
47,125
25,000
58
8
2,401
85
204,085
25
60,025
15,000
45,025
25,000
59
9
2,381
85
202,385
25
59,525
15,000
44,525
25,000
59
10
2,297
85
195,245
25
57,425
15,000
42,425
25,000
60
11
2,286
85
194,310
25
57,150
15,000
42,150
25,000
60
12
2,099
85
178,415
25
52,475
15,000
37,475
25,000
63
13
1,982
85
168,470
25
49,550
15,000
34,550
25,000
65
14
1,969
85
167,365
25
49,225
15,000
34,225
25,000
65
15
2,008
85
170,680
25
50,200
15,000
35,200
25,000
64
16
1,981
85
168,385
25
49,525
15,000
34,525
25,000
65
17
1,954
85
166,090
25
48,850
15,000
33,850
25,000
65
18
1,826
85
155,210
25
45,650
15,000
30,650
25,000
68
19
1,754
85
149,090
25
43,850
15,000
28,850
25,000
69
20
1,722
85
146,370
25
43,050
15,000
28,050
25,000
70
21
1,685
85
143,225
25
42,125
15,000
27,125
25,000
71
22
1,723
85
146,455
25
43,075
15,000
28,075
25,000
70
23
1,688
85
143,480
25
42,200
15,000
27,200
25,000
70
24
1,547
85
131,495
25
38,675
15,000
23,675
25,000
74
25
1,652
85
140,420
25
41,300
15,000
26,300
25,000
71
26
1,665
85
141,525
25
41,625
15,000
26,625
25,000
71
27
1,643
85
139,655
25
41,075
15,000
26,075
25,000
72
28
1,542
85
131,070
25
38,550
15,000
23,550
25,000
74
29
1,488
85
126,480
25
37,200
15,000
22,200
25,000
76
30
1,452
85
123,420
25
36,300
15,000
21,300
25,000
77
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
29
1,356
85
115,260
32
1,304
85
110,840
25
32,600
15,000
17,600
25,000
82
33
1,400
85
119,000
25
35,000
15,000
20,000
25,000
78
34
1,321
85
112,285
25
33,025
15,000
18,025
25,000
81
35
1,287
85
109,395
25
32,175
15,000
17,175
25,000
82
36
1,208
85
102,680
25
30,200
15,000
15,200
25,000
86
37
1,258
85
106,930
25
31,450
15,000
16,450
25,000
84
38
1,184
85
100,640
25
29,600
15,000
14,600
25,000
87
39
1,058
85
89,930
25
26,450
15,000
11,450
25,000
93
40
1,025
85
87,125
25
25,625
15,000
10,625
25,000
95
41
1,121
85
95,285
25
28,025
15,000
13,025
25,000
90
42
1,053
85
89,505
25
26,325
15,000
11,325
25,000
94
43
1,012
85
86,020
25
25,300
15,000
10,300
25,000
96
44
986
85
83,810
25
24,650
15,000
9,650
25,000
98
45
968
85
82,280
25
24,200
15,000
9,200
25,000
99
46
884
85
75,140
25
22,100
15,000
7,100
25,000
105
47
820
85
69,700
25
20,500
15,000
5,500
25,000
111
48
756
85
64,260
25
18,900
15,000
3,900
25,000
118
49
692
85
58,820
25
17,300
15,000
2,300
25,000
125
50
628
85
53,380
25
15,700
15,000
700
25,000
135
GR
Cost Prod ($/Bbl)
OC
FoC
VoC
D
P_el
31
25
33,900
15,000
18,900
25,000
80
DATA KASUS 3-c bulan kum Q (Bbl/bln) P ($/Bbl) 128 0 3,089
395,392
25
77,225
15,000
62,225
25,000
53
3,025
126.72
383,328
25
75,625
15,000
60,625
25,000
54
2
2,874
125.45
360,543
25
71,850
15,000
56,850
25,000
55
3
2,684
124.2
333,353
25
67,100
15,000
52,100
25,000
56
4
2,625
122.96
322,770
25
65,625
15,000
50,625
25,000
57
5
2,591
121.73
315,402
25
64,775
15,000
49,775
25,000
57
6
2,502
120.51
301,516
25
62,550
15,000
47,550
25,000
58
7
2,485
119.3
296,461
25
62,125
15,000
47,125
25,000
58
8
2,401
118.11
283,582
25
60,025
15,000
45,025
25,000
59
9
2,381
116.93
278,410
25
59,525
15,000
44,525
25,000
59
10
2,297
115.76
265,901
25
57,425
15,000
42,425
25,000
60
11
2,286
114.6
261,976
25
57,150
15,000
42,150
25,000
60
12
2,099
113.46
238,153
25
52,475
15,000
37,475
25,000
63
13
1,982
112.32
222,618
25
49,550
15,000
34,550
25,000
65
14
1,969
111.2
218,953
25
49,225
15,000
34,225
25,000
65
15
2,008
110.09
221,061
25
50,200
15,000
35,200
25,000
64
16
1,981
108.99
215,909
25
49,525
15,000
34,525
25,000
65
17
1,954
107.9
210,837
25
48,850
15,000
33,850
25,000
65
18
1,826
106.82
195,053
25
45,650
15,000
30,650
25,000
68
19
1,754
105.75
185,486
25
43,850
15,000
28,850
25,000
69
20
1,722
104.69
180,276
25
43,050
15,000
28,050
25,000
70
1
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
30
1,685
103.65
174,650
22
1,723
102.61
176,797
25
43,075
23
1,688
101.58
171,467
25
42,200
24
1,547
100.57
155,582
25
38,675
25
1,652
99.56
164,473
25
41,300
26
1,665
98.57
164,119
25
27
1,643
97.58
160,324
28
1,542
96.6
148,957
29
1,488
95.64
30
1,452
94.68
31
1,356
32 33
21
25
27,125
25,000
71
15,000
28,075
25,000
70
15,000
27,200
25,000
70
15,000
23,675
25,000
74
15,000
26,300
25,000
71
41,625
15,000
26,625
25,000
71
25
41,075
15,000
26,075
25,000
72
25
38,550
15,000
23,550
25,000
74
142,312
25
37,200
15,000
22,200
25,000
76
137,475
25
36,300
15,000
21,300
25,000
77
93.73
127,098
25
33,900
15,000
18,900
25,000
80
1,304
92.8
121,011
25
32,600
15,000
17,600
25,000
82
1,400
91.87
128,618
25
35,000
15,000
20,000
25,000
78
34
1,321
90.95
120,145
25
33,025
15,000
18,025
25,000
81
35
1,287
90.04
115,881
25
32,175
15,000
17,175
25,000
82
36
1,208
89.14
107,681
25
30,200
15,000
15,200
25,000
86
37
1,258
88.25
111,019
25
31,450
15,000
16,450
25,000
84
38
1,184
87.37
103,446
25
29,600
15,000
14,600
25,000
87
39
1,058
86.49
91,506
25
26,450
15,000
11,450
25,000
93
40
1,025
85.63
87,771
25
25,625
15,000
10,625
25,000
95
41
1,121
84.77
95,027
25
28,025
15,000
13,025
25,000
90
42
1,053
83.92
88,368
25
26,325
15,000
11,325
25,000
94
43
1,012
83.09
84,087
25
25,300
15,000
10,300
25,000
96
44
986
82.25
81,099
25
24,650
15,000
9,650
25,000
98
45
968
81.43
78,824
25
24,200
15,000
9,200
25,000
99
46
884
80.62
71,268
25
22,100
15,000
7,100
25,000
105
47
820
79.81
65,444
25
20,500
15,000
5,500
25,000
111
48
756
79.01
59,732
25
18,900
15,000
3,900
25,000
118
49
692
78.22
54,128
25
17,300
15,000
2,300
25,000
125
50
628
77.44
48,632
25
15,700
15,000
700
25,000
135
Nor Hidayatullah -12203050- Sem. 2/2007-2008
42,125
15,000
31