Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
PENGEMBANGAN MODEL SUSTAINABLE DEVELOPMENT DECISION-MAKING UNTUK UKM BATIK DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ANP Puspita Dewi Widayat 1, *), Moses L. Singgih 2) dan Udisubakti Ciptomulyono C3) Jurusan Teknik Industri – FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
[email protected] ABSTRAK UKM batik adalah bagian dari industri kecil tekstil yang menjadi sumber pencemaran air kedua di Indonesia, maka diperlukan pengembangan model sustainable development decicion making untuk UKM Batik. Dimensi sustainability yang digunakan adalah ekonomi, lingkungan, dan sosial. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model sustainable development decision-making UKM batik di Surabaya dengan melakukan integrasi sustainability management accounting (SMA) dan composite sustainable development index (ICSD), untuk menghasilkan alternatif penyelesaian yang dievaluasi dengan pendekatan analytic network process (ANP). Penelitian ini diawali dengan pembentukan kerangka sustainability management accounting (SMA, kemudian menentukan sub-indikator dimensi sustainability berdasarkan expert judgments untuk membentuk composite sustainable development index (ICSD). Sustainability management accounting (SMA) dibandingkan dengan best available technologies (BAT) untuk mengidentifikasi permasalahan sustainable development dan alternatif penyelesaiannya. Alternatif penyelesaian dievaluasi dengan pendekatan ANP. Composite sustainable development index (ICSD) menunjukkan kinerja sustainability. Integrasi sustainability management accounting (SMA) dan composite sustainable development index (ICSD) menjadi pendukung decision-making bagi sustainable development UKM batik di Surabaya. Kata kunci: sustainable development, UKM batik, sustainability management accounting (SMA), best available technologies (BAT), composite sustainable development index (ICSD), analytic network process (ANP)
PENDAHULUAN Saat ini isu sustainable merupakan salah satu isu penting di seluruh dunia. Industri yang tidak ramah lingkungan menjadi salah satu topik yang berkaitan dengan isu sustainable. Negara-negara di Eropa dan Asia memiliki jumlah industri yang banyak. Permasalahan sustainable development pada industri telah menjadi isu penting di negara-negara benua Eropa, Amerika dan bahkan Asia. Permasalahan lingkungan yang membutuhkan solusi penyelesaian secara cepat telah meningkatkan kesadaran masayarakat tentang dampak operasional usaha terhadap lingkungan (Arragon-Correa, Hurtado-torres et al. 2008). Seiring perkembangan jaman, isu lingkungan telah berkembang menjadi isu sustainable development. Isu lingkungan telah berkembang tidak hanya fokus pada permasalahan lingkungan secara khusus tetapi juga mempertimbangkan aspek lainnya yang saling berkaitan. Sustainable development dapat dideskripsikan dalam 3 dimensi, yaitu sosial, lingkungan, dan ekonomi. Ketiga dimensi tersebut tidak terpisahkan tetapi saling berkaitan dan saling mempengaruhi (Jasch and Stasiškienė 2005; Jasch and Lavicka 2006; Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). ISBN : 978-602-97491-6-8 A-38-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Konsep sustainable development juga diterapkan pada perusahaan. Perusahaan adalah suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Perusahaan akan melaksanakan kebijakan berkaitan dengan sustainable development jika mendapatkan keuntungan finansial (Jasch and Stasiškienė 2005). Banyak perusahaan yang tidak mampu melakukan identifikasi biaya lingkungan dan sosial serta keuntungan yang diperoleh dari perbaikan kinerja lingkungan dan sosial (Jasch and Stasiškienė 2005). Seiring perkembangan jaman, perusahaan membutuhkan sistem akuntansi manajemen yang mempertimbangkan peningkatan dampak lingkungan dan sosial sebagai bentuk tanggungjawab perlindungan lingkungan dan sosial (Jasch and Stasiškienė 2005). Saat ini dimensi sosial telah mendapat perhatian, sehingga diperlukan definisi yang jelas tentang konsep dan strategi sustainability (Labonne 2006). Environmental management accounting merupakan salah satu sistem akuntansi manajemen yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Sustainability management accounting merupakan pengembangan dari environment management accounting, dimana menggabungkan biaya kinerja sosial termasuk pengelolaan dampak yang tidak diinginkan, pencegahan, dan biaya manajemen sustainability dan sustainability pendapatan (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Susatainability management accounting (SMA) dapat memungkinkan suatu perusahaan untuk mengidentifikasi permasalahan utama sustainable development berdasarkan indikator finansial (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Pada tahun 2010, unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) di Indonesia mencapai 99,99% dari seluruh usaha atau sekitar 53.823.732 unit (Departemen Koperasi dan UKM 2010). UKM juga telah menyerap 99.401.775 tenaga kerja atau sekitar 97,22% dari total tenaga kerja (Departemen Koperasi dan UKM 2010). Peran UKM di Indonesia sangat pentung karena merupakan dasar dari kesejahteraan sosial ekonomi dan kelangsungan tenaga kerja. Peningkatan jumlah UKM akan menciptakan peluang persaingan usaha sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Pembangunan sektor UKM sangat penting untuk memperkuat industri besar (Kameyama, Kobayashi et al. 2001). Dunia usaha memiliki sifat yang cepat berubah. Untuk dapat bertahan di dunia usaha, tiap unit usaha harus fleksibel, dinamis, terbuka, dan cepat beradaptasi (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Indonesia telah berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan dengan konsep sustainable development yang juga berlaku bagi UKM. Komitmen tersebut telah dituangkan dalam berbagai bentuk kebijakan dan rencana strategis pembangunan. Status Lingkungan Hidup (Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2010) menyatakan salah satu program dari 4 prioritas program Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004 – 2014 (RPJM) Kementerian Lingkungan Hidup adalah upaya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan yang dilakukan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penerapan kebijakan dan standarisasi lingkungan melalui pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) – penerapan ISO 14001, ekolabel, Pusat Produksi Bersih Nasional, dan lain sebagainya. UKM juga merupakan salah satu objek bagi kebijakan dan strategi nasional. Kegiatan substansi inti prioritas RPJM 2010 – 2014 tentang Peningkatan Instrumen Ekonomi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan tentang kebijakan insentif dan pendanaan lingkungan terhadap UKM yang telah melaksanakan peningkatan kualitas lingkungan dengan pengendalian pencemaran. Kegiatan kajian lingkungan dalam RPJM 2010 – 2014 tentang pengendalian pencemaran limbah usaha skala kecil menjelaskan tentang upaya untuk meningkatkan pengelolaan limbah usaha kecil (Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2010). Penelitian tentang sustainable development yang ada lebih banyak fokus pada industri besar dibandingkan UKM karena beranggapan bahawa dampak lingkungan yang disebabkan ISBN : 978-602-97491-6-8 A-38-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
oleh industri besar lebih terlihat, mudah diukur, diterjemahkan, dan dievaluasi (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Menurut Julien Labonne (2006), sepertinya UKM hanya menimbulkan sedikit dampak lingkungan bahkan tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Tetapi sebenarnya hal tersebut tidak benar. UKM juga menimbulkan dampak lingkungan yang cukup signifikan. Menurut Status Lingkungan Hidup (2010), jumlah industri kecil yang berpotensi melakukan pencemaran air lebih banyak dibandingkan industri besar. Banyak penelitian tentang manajemen sustainable development, efisisensi, dan inovasi lebih fokus pada perusahaan dan industri besar bukan sektor UKM (Labonne 2006). Menurut Status Lingkungan Hidup 2010, industri kecil tekstil dan kulit adalah jenis industri kedua yang berpotensi mencemari air sejak tahun 2005 – 2007 (Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2010). UKM batik adalah bagian dari industri tekstil. Sehingga industri batik yang ramah lingkungan menjadi sangat penting untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan. Model sustainable development decision-making menunjukan bahwa perusahaan dapat mengidentifkasi permasalahan sustainable develompment berdasarkan indikator finansial dengan menggunakan SMA. Analisa perbandingan output non produk dan teknologi yang normal atau best Available technologies (BAT) dilakukan untuk memastikan relevansi permasalahan dan validasi permasalahan. Hasil identifikasi permasalahan dengan menggunakan SMA menunjukan indikator kinerja sustainability. Indikator kinerja sustainability dapat menunjukan permasalahan sustainability yang akan dipergunakan sebagai dasar internal decision-making. Untuk menunjukan efektivitas sustainability development di perusahaan, masih diperlukan indikator kinerja sustainability yang lebih banyak (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Tujuan utama composite sustainable development index (ICSD) adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder tentang kinerja sustainable development dan memberikan laporan tentang kinerja sustainability yang lebih baik (Krajnc and Glavič 2005). Integrasi sustainability management accounting (SMA) dengan composite sustainable development index (ICSD) diperlukan untuk membentuk sustainable development decision-making sebagai dasar pengambilan keputusan (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Studi ini melakukan pengembangan model baru untuk melakukan identifikasi permasalahan sustainable development. Integrasi sustainability management accounting dan composite sustainable development index dapat mengetahui permasalahan dan alternatif penyelesaian tentang sustainable development berdasarkan integrasi sustainability management accounting dan composite sustainable development index pada UKM Batik di Surabaya dengan pendekatan analytic network process (ANP) bagi UKM Batik di Surabaya. METODE 1.
2.
Tahapan kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah: Studi literatur Studi literatur yang dilakukan adalah dengan melakukan tinjauan literatur jurnal, berita, kebijakan pemerintah dan UU, serta hasil jurnal review. Keluaran yang didapatkan adalah pemahaman konsep sistem model sustainable development decision-making untuk UKM batik di Surabaya dan perencanaan studi lapangan yang akan dilaksanakan pada tahap berikutnya. Studi lapangan Studi lapangan yang dilakukan adalah survey awal rencana objek penelitian. Survey objek penelitian yang dilakukan berdasarkan data tentang UKM batik di Surabaya yang didapatkan dari berbagai sumber. Keluaran yang didapatkan adalah mengetahui kondisi awal eksisting UKM batik di Surabaya.
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-38-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
3.
Model dasar Model awal yang menjadi dasar penelitian ini adalah Sustainable Development DecisionMaking Model for Small and Medium Enterprises menurut Laurinkevičiūtė dan Stasiškienė (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Berdasarkan masukan pemahaman konsep dan survet awal kondisi eksisting UKM batik di Surabaya, model dasar tersebut akan dilakukan rencana pengembangan. 4. Pengembangan model Model dasar dilakukan pengembangan dengan memberikan penambahan evaluasi multikriteria pada alternatif penyelesaian dengan pendekatan ANP. 5. Pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengambilan data dan observasi secara langsung pada dua komunitas UKM batik di Surabaya dan survey dari expert judgments. 6. Identifikasi permasalahan Identifikasi permasalahan didapatkan dari hasil pengumpulan data dan analisa dengan menggunakan model yang telah dibuat. 7. Pemilihan alternatif Dari identifikasi permasalahan yang telah dilakukan, akan dilakukan analisa untuk mendapatkan pilihan alternatif penyelesaian tentang sustainable development. 8. Analisa sensitivitas Setiap alternatif penyelesaian yang dihasilkan akan dilakukan analisa sensitivitas. 9. Evaluasi alternatif Setiap alternatif penyelesaian yang dihasilkan akan dilakukan evaluasi multikriteria dengan pendekatan ANP(Analytical Network Process) Kriteria ANP yang digunakan adalah ekonomi, lingkungan, social, dan strategis. 10. Sustainable development decision-making Beberapa alternatif yang telah dilakukan analisa sensitivitas, evaluasi ekonomi, dan evaluasi multikriteria akan menghasilkan satu alternatif terbaik yang menjadi dasar untuk melakukan decision-making berkaitan dengan sustainable development pada UKM batik di Surabaya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penerapan sustainability management accounting dapat mengetahui kebutuhan bahan, energi dan air per meter output produksi pada masing-masing UKM. Untuk mengetahui permasalahan sustainable development pada masing-masing UKM dilakukan benchmark pada best available technique (BAT). BAT yang dipergunakan adalah hasil penelitian Sulaeman tentang Kebutuhan Air, Enerji, Zat Warna Dan Zat Pembantu Untuk Pembuatan 1 Meter Kain Batik Dari Mori. dalam Nurdalia (Nurdalia 2006). Benchmark yang dilakukan sesuai dengan struktur penelitian Sulaeman. Tabel 1 Benchmark struktur kebutuhan bahan, energy, dan air per meter output produksi dan kandungan pada air limbah No 1 2
Item Malam (lilin) batik Zat warna colet
Satuan unit
Data Benchmark
Gram
100 – 150 (sesuai motif) 0.50 – 6 (per warna)
Gram
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-38-4
Batik Mangrove Wonorejo
Batik Tugu
166,7
166,7
5
5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
No
Item
Satuan unit
Data Benchmark
Batik Mangrove Wonorejo
Batik Tugu
3
Listrik
wH
5 – 15
0.186
0.200
4 5
Minyak tanah Air
mL Liter
25 – 50 25 – 50
750 28
500 28,75
Sumber: Hasil sustainability management accounting dan data benchmark. Hasil benchmark menunjukan terjadi permasalahan inefisiensi pada 2 (dua) item, yaitu penggunaan malam (lilin) batik dan minyak tanah. Analisa permasalahan sebagai berikut: 1. Penggunaan malam (lilin) batik Malam (lilin) batik yang dipergunakan 50% – 70% menjadi output non produk karena malam tersebut hanya menjadi bahan penahan warna pada kain. Inefisieni yang terjadi karena selama ini di UKM tersebut berasal dari sisa malam di canting, wajan, dan tercecer. Selain itu juga tidak pernah dilakukan tindakan pemakaian kembali, baik reuse maupun recycle. 2. Penggunaan minyak tanah Minyak tanah yang dipergunakan merupakan bahan bakar dari kompor. Kompor batik berfungsi untuk melelehkan malam batik. Inefisiensi yang terjadi karena penggunaan bahan bakar per meter produk yang berlebihan dan tumpahan minyak pada saat pengisian. Alternatif penyelesaian yang dapat diimplementasikan sebagai berikut: 1. Proses reuse malam (lilin) batik malam (lilin) batik yang tersisa di panci, canting, dan tercecer dapat dipergunakan kembali. 2. Proses daur ulang malam (lilin) batik malam (lilin) batik yang berada pada proses pelorodan dan pencucian ditangkap dengan teknologi tertentu, kemudian diproses daur ulang dengan metode tertentu. 3. Penggantian kompor batik dengan minyak tanah kompor batik dengan bahan bakar minyak tanah digantikan dengan kompor listrik. KESIMPULAN DAN SARAN Identifikasi permasalahan sustainable development UKM batik di Surabaya adalah terjadinya inefisiensi pada 2 (dua) item, yaitu penggunaan malam (lilin) batik dan minyak tanah. Alternatif penyelesaian yang datap diimplementasikan ada 3, yaitu reuse malam (lilin) batik, daur ulang malam (lilin) batik dan penggantian kompor batik minyak tanah. Selanjutnya ketiga alternatif tersebut dievaluasi dengan ANP untuk mendapatkan alternatif terbaik. Pengembangan penelitian yang dapat dikembangkan adalah melakukan evaluasi alternatif dengan metode lain dan membandingkannya dengan pendekatan ANP. DAFTAR PUSTAKA Arragon-Correa, J. A., N. Hurtado-torres, et al. (2008). "Environmental strategy and performance in small firms : A resource-based perspective." Journal of Environmental Management 86: 88-103. Departemen Koperasi dan UKM (2010). Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM ) dan Usaha Besar (UB). D. K. d. UKM: 1-2. Jasch, C. and A. Lavicka (2006). "Pilot project on sustainability management accounting with the Styrian automobile cluster." Journal of Cleaner Production 14: 1214-1227. ISBN : 978-602-97491-6-8 A-38-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Jasch, C. and Ž. Stasiškienė (2005). "From Environmental Management Accounting to Sustainability Management Accounting." Environmental research, engineering and management 4: 77-88. Kameyama, S., H. Kobayashi, et al. (2001). Model for SME Sector Development. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (2010). Rencana Strategis Kementrian Lingkungan Hidup Tahun 2010-2014 a. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (2010). Status Lingkungan Hidup Indonesia 2010. Krajnc, D. and P. Glavič (2005). "A model for integrated assessment of sustainable development." Resources, Conservation and Recycling 43: 189-208. Labonne, J. (2006). A Comparative Analysis of the Environmental Management , Performance and Innovation of SMEs and Larger Firms: 0-44. Laurinkevičiūtė, A. and Ž. Stasiškienė (2010). "Sustainable Development Decision-Making Model for Small and Medium Enterprises." Environmental research, engineering and management 2: 14-24. Nurdalia, I. (2006). Kajian dan analisis peluang penerapan produksi bersih pada usaha kecil batik cap. Program Magister Ilmu Lingkunga. Semarang, Universitas Diponegoro. Program Pascasarjana.
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-38-6