BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada era modern, paradigma pembangunan saat ini cenderung mengarah pada
sustainable development. Sustainable development merupakan pembangunan yang memperhatikan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan secara seimbang. Salah satu alternatif pembangunan yang mampu mewadahi kebutuhan sosial dan lingkungan adalah dengan mengembangkan lahan sebagai taman kota yang dapat difungsikan sebagai ruang terbuka hijau ataupun ruang terbuka publik. Mokhtari dan Housineffar (2013) mengemukakan bahwa dikarenakan taman kota tidak menghasilkan nilai ekonomi, mengakibatkan taman kota sangat jarang dievaluasi oleh pemerintah. Hal tersebut merupakan sebuah kerugian karena tidak dapat diketahui bagaimana kontribusinya pada konsep sustainable development. Dalam mewujudkan keseimbangan lingkungan, terdapat aturan pada pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 mengenai penataan ruang yang menjelaskan bahwa dalam suatu kota harus memiliki ruang terbuka hijau paling sedikit sebesar 30 persen dari luas wilayah. Penjelasan ayat tersebut diperinci kembali pada pasal 29 ayat (2), yang menyatakan bahwa proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 persen dari luas wilayah kota dan 10 persen lainnya berasal dari ruang terbuka hijau privat. Pengembangan ruang terbuka hijau tersebut bertujuan agar mampu menciptakan keseimbangan ekologi lingkungan di perkotaan dan agar tidak terus menerus untuk mengembangkan lahan terbangun. Di sisi lain, Mokhtari dan Housineffar (2013), peran dan signifikansi
1
lingkungan dan taman kota menjadi meningkat setiap harinya ketika pada era teknologi dan industrialisasi seperti saat ini. Orang akan melakukan perjalanan ke suatu tempat untuk keluar dari aktivitas hariannya untuk mendapatkan hiburan dan ketenangan. Kota Mojokerto pada saat ini hanya mempunyai taman kota sebanyak 5 taman. Lima taman kota yang ada di Mojokerto diantaranya adalah Alun-alun Kota Mojokerto, Taman RTH Semeru, Taman Bermain Magersari, Taman Hayam Wuruk, dan Taman Benteng Pancasila. Dengan jumlah taman kota tersebut, tentu saja Kota Mojokerto belum memenuhi persyaratan kepemilikan ruang terbuka hijau publik yang syaratnya mengharuskan setidaknya sebesar 20 persen dari luas wilayah perkotaan. Alun-alun Kota Mojokerto merupakan salah satu di antara 5 taman kota yang ada di Kota Mojokerto, di mana tempatnya terletak di Kecamatan Magersari. Alunalun tersebut baru saja direvitalisasi pada tahun 2015. Sebelum dilakukannya revitalisasi, Alun-alun Kota Mojokerto dipenuhi oleh pedagang kaki lima sehingga mengganggu fungsi utama alun-alun sebagai ruang publik yang seharusnya menjadi sarana untuk tempat rekreasi dan bersosialisasi. Revitalisasi tersebut dilakukan dengan tujuan awal agar dapat mengembalikan fungsi utama alun-alun sebagai ruang publik, namun besaran nilai ekonomis Alun-alun Kota Mojokerto setelah mengalami revitalisasi tersebut masih belum diketahui. Setelah dilakukannya revitalisasi, pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto menjadi lebih meningkat dibandingkan ketika kondisi alun-alun sebelum dilakukannya revitalisasi. Peningkatan
jumlah
pengunjung
tersebut
secara
tidak
langsung
dapat
2
merepresentasikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai dari manfaat alun-alun pascarevitalisasi yang didapat dari manfaat sosial dan lingkungan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa revitalisasi Alun-alun Mojokerto mampu menciptakan sebuah nilai (creating value). Nilai ekonomi dari suatu aset publik seperti alun-alun tidak bisa didapatkan melalui Nilai Pasar, untuk itu, pendekatan yang digunakan untuk menilai alun-alun tersebut dapat menggunakan penilaian untuk non-market value. Nilai ekonomi suatu barang non-market value dapat diukur melalui jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Konsep ini disebut kesediaan untuk membayar (willingness to pay) oleh seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan (Fauzi, 2010: 209). Untuk mengetahui besaran nilai Alun-alun Kota Mojokerto setelah dilakukannya revitalisasi, maka diperlukan perhitungan berapa besaran benefit yang didapatkan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perhitungan nilai benefit tersebut dapat dihitung dengan menggunakan Travel Cost Method dengan menghitung koefisien total biaya perjalanan masyarakat untuk melakukan kunjungan ke Alun-alun Kota Mojokerto agar dapat mengetahui besaran surplus konsumen pada tiap satu kali kunjungan. Hasil yang didapatkan dari valuasi ekonomi Alun-alun Kota Mojokerto diharapkan agar pemerintah dapat mengetahui nilai sebenarnya yang ada dalam suatu taman kota. Hasil tersebut diharapkan di masa yang akan mendatang pemerintah dapat menjadikannya sebagai dasar maupun prinsip dalam mengembangkan taman kota lebih banyak lagi di masa mendatang guna memenuhi
3
ketentuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang yang mewajibkan kota memiliki ruang terbuka hijau publik sebesar 20 persen dari luas wilayah administrasi.
1.2
Keaslian Penelitian Penelitian tentang valuasi ekonomi lingkungan khususnya pada studi kasus
tempat wisata ataupun eco-asset telah dikaji melalui penelitian-penelitian terdahulu. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu mengenai valuasi ekonomi lingkungan. 1. Mokhtari dan Hosseinifar (2013) meneliti tentang Economic and Social Value of Recreational Facilities in Urban Areas by Using Travel Cost Method (Case study: Amirkola Urban Park, Mazandaran Province, Iran) dengan variabel menggunakan alasan pengunjung melakukan kunjungan ke taman, willingness to pay, pendapatan, biaya perjalanan, dan biaya lain-lain. Hasil dari penelitian ini diketahui nilai dari Taman Kota Amirkola adalah sebesar $9.150. 2. Song et al. (2006) dengan penelitian Valuing Eco-assets: A Note on Valuation Methods dengan variabel consumer purchase, social development stage coefficient dan waktu menghasilkan sebuah output berupa simpulan bahwa kuantitas dan kualitas eco-asset akan meningkat seperti halnya peningkatan standar hidup. 3. Iamtakrul et al. (2005) dengan penelitian Public Park Valuation Using Travel Cost Method dengan variabel usia, pendapatan, waktu perjalanan, biaya perjalanan, willingness to pay, lama waktu kunjungan, pengeluaran dalam satu kali kunjungan, dan rata-rata jumlah kunjungan dalam satu tahun. Diketahui
4
bahwa rata-rata willingness to pay untuk kunjungan pada Taman Kota Saga Castle Park adalah 374.48 yen. Hasil lain menunjukkan bahwa menjaga kualitas layanan taman kota melalui preferensi masyarakat memiliki peran penting bagi para pembuat kebijakan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan kota yang layak huni. 4. Mwebaze dan Bannett (2012) dengan penelitian Valuing Australian Botanic Collections: A Combined Travel-cost and Contingent Valuation Study pada studi kasus Australian National Botanic Garden, Royal Botanic Garden Melbourne dan Royal Botanic Garden Sydney, dengan variabel kunjungan dalam satu tahun, biaya perjalanan, waktu kunjungan, waktu tempuh, dummy multiple sites/destination, pendapatan, usia, dan dummy jenis kelamin. Melalui analisis Travel Cost Method, diketahui bahwa besaran consumer surplus adalah $39/individu/kunjungan dan estimasi nilai sosial yang terkandung dari Australian National Botanic, Garden Royal Botanic Garden dan Melbourne Royal Botanic Garden Sydney adalah sebesar sebesar $194 juta. 5. Hakim et al. (2011) dengan penelitian Economic Valuation of Nature-Based Tourism Object in Rawapening, Indonesia: An Application of Travel Cost and Contingent Valuation Method. Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, usia, dummy persepsi masyarakat. Nilai objek wisata tersebut diestimasikan sebesar Rp7.410.000.000. Valuasi ekonomi lingkungan Alun-alun Kota Mojokerto setelah revitalisasi 2015 belum pernah dikaji dan memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya. Terdapat perbedaan variabel independen dari penelitian Mokhtrari dan Housineffar
5
(2013) diantaranya menggunakan alasan pengunjung melakukan kunjungan ke taman, willingness to pay, pendapatan, biaya perjalanan dan biaya lain-lain, sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel biaya waktu dan perubahan kualitas lingkungan. Hal tersebut berdasarkan pada teori mengenai Travel Cost Method yang dikemukakan oleh Fauzi (2010: 215). Pada penelitian ini juga membahas public value management untuk mengetahui kinerja pemerintah, khususnya pada pengembangan ruang terbuka hijau di Kota Mojokerto dan juga memberikan rekomendasi inovasi dalam layanan ataupun pemeliharaan Alun-alun Kota Mojokerto.
1.3
Rumusan Masalah Kota Mojokerto pada kondisi eksisting hanya memiliki 5 unit taman kota,
salah satunya merupakan Alun-alun Kota Mojokerto yang telah direvitalisasi pada tahun 2015. Dengan jumlah taman kota tersebut, tentu saja Kota Mojokerto belum memenui persyaratan kepemilikan ruang terbuka hijau publik yang syaratnya mengharuskan setidaknya sebesar 20 persen dari luas wilayah perkotaan. Alun-alun merupakan salah satu aset dari Pemerintah Kota Mojokerto. Ketika suatu aset seperti alun-alun belum diketahui pemanfaatannya, maka hal tersebut merupakan bentuk inventarisasi aset saja. Menurut Siregar (2004: 518-520), alur manajemen aset dapat dibedakan menjadi 5 tahapan kerja, yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset, dan pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset). Dari kelima tahapan tersebut, aset yang berupa alunalun ini belum pernah dinilai setelah mengalami revitalisasi sehingga belum diketahui apakah aset tersebut telah bermanfaat secara optimal atau belum. Untuk
6
mengidentifikasi nilai aset dari manfaat non-ekonomi yang terkandung dalam Alunalun Kota Mojokerto maka perlu dilakukan penilaian Alun-alun Kota Mojokerto dan kedepannya dapat dijadikan sebagai best practice untuk mengembangkan dan membangun taman kota yang baru.
1.4
Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Berapa nilai Alun-alun Kota Mojokerto setelah mengalami revitalisasi pada tahun 2015 menggunakan Travel Cost Method? 2. Apakah Pemerintah Kota Mojokerto telah mencapai public value management dalam pengelolaan dan pengembangan ruang terbuka hijau?
1.5
Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menghitung nilai ekonomis Alun-alun Kota Mojokerto setelah mengalami revitalisasi pada tahun 2015 menggunakan Travel Cost Method. 2. Menganalisis capaian public value management di Pemerintah Kota Mojokerto dalam pengelolaan dan pengembangan ruang terbuka hijau.
1.6
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Keilmuan Dapat mengetahui nilai dari barang publik seperti alun-alun melalui Travel Cost Method dan juga berdasarkan manfaatnya secara sosial dan lingkungan. 2. Bagi Pemerintah
7
Adapun manfaat penelitan ini bagi pemerintah diantaranya adalah: a.
pemerintah dapat mengetahui bahwa aset seperti taman kota dapat memberikan manfaat bagi masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung;
b.
dapat dijadikan dasar rekomendasi untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan Alun-alun Mojokerto oleh pemerintah;
c.
dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan ruang terbuka hijau berupa taman kota untuk memenuhi persyaratan RTH publik sebesar 20 persen dari luas wilayah administrasi.
3. Bagi Masyarakat Masyarakat dapat mengetahui nilai yang terdapat dari suatu taman kota, sehingga kedepannya diharapkan masyarakat dapat berpartispasi dalam menjaga seluruh aset taman kota yang ada.
1.7
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terkait valuasi ekonomi ekonomi Alun-alun Kota
Mojokerto setelah mengalami revitalisasi pada tahun 2015 dibedakan menjadi dua, yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi penelitian. Adapun ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah penilitian pada penelitian ini merupakan seluruh kawasan Alun-alun Kota Mojokerto yang terdapat Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
8
2. Ruang Lingkup Materi Penelitian Materi yang dibahas pada penelitian ini merupakan penilaian Alun-alun Kota Mojokerto ini menggunakan metode analisis Travel Cost Method dengan dipengaruhi oleh variabel independen berupa biaya perjalanan, waktu tempuh, biaya perjalanan untuk berkunjung ke taman kota lain, pendapatan pengunjung, usia pengunjung dan perubahan kualitas lingkungan dengan variabel dependen rasio kunjungan ke Alun-alun Mojokerto dalam satu tahun. Penelitian ini juga mengkaji public value management untuk mengetahui kinerja Pemerintah Kota Mojokerto, khususnya pada pengembangan ruang terbuka hijau di Kota Mojokerto.
1.8
Sistematika Penulisan Bab I pada penelitian ini berisi tentang teori dan isu yang melatar belakangi
rumusan masalah penelitian dan mendasari pentingnya untuk melakukan valuasi ekonomi Alun-alun Kota Mojokerto pascarevitalisasi. Pada Bab I, terdapat bahasan mengenai keaslian penelitian ini dengan menunjukkan persamaan dan hal-hal yang menjadi pembeda dari penelitian yang terlebih dulu dilakukan. Bab II pada penelitian ini berisi tentang studi literatur dan teori-teori mengenai ruang terbuka hijau, eco-asset, sustainable development dan public value management. Literatur dan teori tersebut dijadikan sebagai dasar dalam penelitian valuasi ekonomi Alun-alun Kota Mojokerto dan mengetahui keterselenggaraannya public value management di Pemerintahan Kota Mojokerto dalam pengelolaan ruang terbuka hijau. Pada bab landasan teori dan tinjauan pustaka ini juga dilengkapi kerangka teori yang bertujuan untuk mempermudah dalam
9
mengidentifikasi dan mengaplikasikan teori-teori yang akan digunakan dalam kajian penelitian. Bab III pada penelitian ini berisi metode-metode yang digunakan dalam penelitian seperti jenis penelitian, definisi operasional kerangka metode analisis penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data seperti analisis regresi dan analisis Travel Cost Method. Metode-metode tersebut digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini. Bab IV pada penelitian ini berisi tentang gambaran umum eksisting wilayah studi di Alun-alun Kota Mojokerto dan hasil Travel Cost Method melalui analisis regresi dan surplus konsumen pada pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto yang akan merepresentasika nilai Alun-alun Kota Mojokerto pascarevitalisasi. BAB IV pada penelitian ini juga membahas mengenai keterselenggaraannya public value management di Pemerintahan Kota Mojokerto dalam pengelolaan ruang terbuka hijau. Bab V pada penelitian ini berisi tentang simpulan dari hasil temuan yang merupakan hasil hitungan valuasi ekonomi Alun-alun Kota Mojokerto dan kondisi eksisting keterselenggaraannya public value management di Pemerintahan Kota Mojokerto dalam pengelolaan ruang terbuka hijau. Bab V pada penilitian ini juga membahas implikasi, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi penelitian yang sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.
10