REKAYASA LAPORAN KEMAJUAN HIBAH BERSAING
Pengembangan Model PUGAR Berbasis Sustainable Manufacturing Untuk Mensukseskan Swasembada Garam Industri
TIM PENGUSUL : Ratih Setyaningrum, ST,MT 0603108101 (Ketua) Herwin Suprijono, ST,MT 0620047202
(Anggota)
Ariati Anomsari, SE, MM
0626126801
(Anggota)
Eko Hartini, ST, M.Kes
0625117401
(Anggota)
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG JUNI, 2014
I. Identitas Penelitian 1. Judul Usulan
: Pengembangan Model PUGAR Berbasis Sustainable Manufacturing
Untuk
Mensukseskan
Swasembada
Garam Industri 2. Ketua Peneliti (a) Nama lengkap
: Ratih Setyaningrum, MT
(b) Bidang keahlian
: Teknik Industri
(c) Jabatan Struktural
: Kepala Laboratorium Fakultas Teknik Udinus
(d) Jabatan Fungsional
: Lektor ( III C)
(e) Unit Kerja
: Fakultas Teknik Udinus
(f) Alamat surat
: Jalan Nakula I No 5-11 Semarang
(g) Telepon / Faks
: (024) 3555628
(h) email
:
[email protected],
[email protected]
3. Anggota peneliti Alokasi Waktu
No. Nama dan Gelar
Keahlian
Institusi
1
Teknik
UDINUS
10
Herwin Supprijono, MT
(jam/minggu)
Elektro 2
Ariati Anomsari, SE,MM
Ekonomi
UDINUS
10
3
Eko Hartini,ST., M.Kes
Kesehatan
UDINUS
10
4 . Objek penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian) Usaha Garam Rakyat wilayah Jawa Tengah meliputi Demak, Rembang dan Pati 5. Masa Pelaksanaan Penelitian : Mulai
: Tahun 2013
Berakhir
: Tahun 2014
6. Anggaran yang diusulkan : Tahun Pertama
: Rp 57.895.000,-
Anggaran Keseluruhan
: Rp 117.135.000,-
7. Lokasi penelitian
: Usaha Garam Rakyat Wilayah Jawa Tengah meliputi Demak,
Rembang,Pati 8. Hasil yang ditargetkan (temuan baru / paket teknologi / hasil lain ) beri penjelasan : Mengidentifikasi kinerja usaha garam rakyat Jawa Tengah Menganalisis pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) berdasarkan aspek produksi, distribusi, permintaan garam industri Jawa Tengah. Menentukan tingkat pemberdayaan usaha garam rakyat di wilayah Jawa Tengah Mengidentifikasi proses pengolahan air laut menjadi garam industri Mengevaluasi proses produksi garam yang sedang berjalan agar produktivitas petani garam meningkat. Merumuskan strategi pemberdayaan peningkatan kinerja usaha garam rakyat (UGAR) Jawa Tengah. Merancang proses produksi garam dengan pendekatan Sustainable manufacturing. Merancang pengolahan air garam dengan teknologi reverse osmosis mikrokontroler sehingga dapat mengubah air limbah menjadi air tawar. Merumuskan model pemberdayaan dalam upaya meningkatkan kinerja usaha garam rakyat (UGAR) Jawa Tengah 9. Institusi yang terlibat :
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Usaha Garam Rakyat wilayah Jawa Tengah (Demak, Rembang dan Pati)
Asosiasi KADIN wilayah Jawa Tengah
Balabkes provinsi Jawa Tengah
10. Keterangan lain yang dianggap perlu : Dukungan dana dari sumber lain dari Dinas Kelautan dan Perikanan Wilayah Jawa Tengah.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas yang terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.290 km. Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Namun potensi laut yang melimpah belum bisa dioptimalkan, hal ini terbukti dengan import garam. Negara kita yang terdiri dari lautan masih saja mengimport garam dari luar negeri hal ini sangat memalukan dan tidak sewajarnya bangsa Indonesia yang tidak bisa mengoptimalkan produksi alamnya yang sangat melimpah dan juga mempengaruhi pendapatan suatu daerahnya. Produksi garam dalam negeri hingga awal September 2011 tercatat mencapai 308.355 ton sehingga diperkirakan dapat memenuhi target produksi garam pada 2011. Dari jumlah tersebut, sebanyak 133.457 ribu ton di antaranya telah terserap oleh pasar dan stok garam saat ini adalah 174.898 ton dan untuk stok tahun 2012 belum terpenuhi (kompas,2012). Di Indonesia walaupun merupakan negara kepulauan, tetapi pusat pembuatan garam terkonsentrasi di Jawa dan Madura yaitu di Jawa seluas 10.231 Ha (Jawa Barat 1.159 Ha, Jawa Tengah 2.168 Ha, Jawa Timur 6.904 Ha) dan Madura 15.347 Ha. Luas areal yang dikelola oleh PT Garam hanya 5.116 Ha yang seluruhnya berada di pulau Madura yaitu di Sumenep 3.163 Ha, Pemekasan 907 Ha dan di Sampang 1.046 Ha. Lokasi lainnya yaitu di NTB seluas 1.155 Ha, Sulawesi Selatan 2.040 Ha, Sumatera dan lain-lain 1.885 Ha, sehingga luas areal penggaraman seluruhnya sebesar 30.658 Ha dimana 25.542 Ha dikelola secara tradisional oleh rakyat. Areal garam yang dikelola oleh PT. Garam produksinya 60 ton/Ha/tahun, sedang garam rakyat hanya 40 ton/Ha/tahun (PT. Garam Persero, 2000). Kebutuhan garam nasional sekitar 1,839 juta ton per tahun terdiri atas garam konsumsi 855.000 ton dan garam industri 984.000 ton. Kebutuhan garam untuk industri sudah menempati urutan teratas yaitu 76%, diikuti untuk kebutuhan industri pengeboran minyak (15%) dan jenis industri lain seperti kulit, kosmetik, sabun, dan es (9%). Kebutuhan garam konsumsi untuk makanan merupakan 72% sedangkan sisanya dibutuhkan untuk bahan penolong dalam industri makanan. Konsumsi garam per kapita adalah 3 kg per tahun per orang. Jawa Tengah memiliki potensi cukup tinggi sebagai penghasil garam. Daerah yang
memiliki potensi yakni, Rembang memiliki luasan lahan garam sebanyak 1.584,42 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 4.120 orang yang bekerja disektor ini. Pada tahun 2010 produksi garam di Rembang mencapai 125.119,4 ton atau sekitar 6,8 persen dari kebutuhan garam nasional. Dengan luasan lahan 1.584,42 ha dan 1.058 orang pemilik garam mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4.120 orang. Penerapan
program
pemberdayaan
usaha
garam
rakyat
(PUGAR)
untuk
mengintensifkan lahan garam dan mendongkrak produktivitas garam rakyat dinilai lamban. Penyaluran bantuan itu baru turun memasuki musim panen garam. Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) perlu diberdayakan lagi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani garam dan mensukseskan swasembada garam industri pada tahun 2015. Dengan demikian perlu adanya kajian studi tentang pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) untuk mensukseskan
program
Program tersebut akan dioptimalkan dengan
swasembada garam industri tahun 2015. proses produksi berbasis suistanable
manufaktur dan pengolahan air reserve osmosis berbasis mikrokontroler (Rachmawati, 2010). Proses produksi berbasis sustainable manufacturing merupakan pengoptimalan proses dari hulu ke hilir sehingga keberlanjutan proses produksi dan produktivitas meningkat. Sedangkan reverse osmosis berbasis mikrokontroler untuk mengoptimalkan dan meminimalkan proses pengolahan garan yang masih tergantung sinar matahari sehingga output produksi dapat berupa garam dan air tawar.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan sebagai berikut: a) Mengidentifikasi kinerja usaha garam rakyat Jawa Tengah b) Menganalisis pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) berdasarkan aspek produksi, distribusi, permintaan garam industri Jawa Tengah. c) Menentukan tingkat pemberdayaan usaha garam rakyat di wilayah Jawa Tengah d) Mengidentifikasi proses pengolahan air laut menjadi garam industri e) Mengevaluasi proses produksi garam yang sedang berjalan agar produktivitas petani garam meningkat.
1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang yang dihadapi, maka penelitian difokuskan pada analisa tingkat pemberdayaan usaha garam rakyat dan evaluasi proses produksi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Originalitas Penelitian 2.1 State of The Art Pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) dilakukan dengan tahapan awal identifkasi kinerja usaha garam rakyat dari aspek ekonomi, sosial, produksi dan pemasaran. Kinerja yang optimal akan menghasilkan produktivitas yang tinggi, hal itu sejalan dengan Setyaningrum (2012) yang menyatakan kinerja karyawan dipengaruhi oleh stimulus factor. Oleh sebab itu perlu dirumuskan strategi pemberdayaan usaha garam rakyat agar produktivitas meningkat sehingga mampu mensukseskan program swasembada garam industry tahun 2015. Penelitian ini menargetkan luaran pengolahan air laut adalah garam dan air tawar. Garam berkualitas dihasilkan melalui metode sustainable manufacturing yang ramah lingkungan. Proses pengolahan air laut menjadi garam yang ada saat ini masih bisa dioptimalkan, menurut Purbani (2010) proses pengolahan garam menggunakan proses kristalisasi. Hal tersebut sejalan dengan Wustoni (2013) menyatakan bahwa cara pengolahan
garam di Indonesia cenderung masih konvensional dan
bergantung
terhadap keadaan alam. Proses pengolahan garam di negara ini masih menggunakan prinsip penjemuran dengan sinar matahari dan membutuhkan waktu 10 – 15 hari. Proses pengolahan garam yang membutuhkan waktu sinar
lama dan terlalu bergantung terhadap
matahari yang akhir-akhir ini tidak menentu kondisinya, membuat garam hasil
produksi dalam
negeri tidak sebanding dengan permintaan masyarakat. Selain itu,
garam hasil produksi dalam negara yang hanya dijemur, kualitasnya masih jauh di bawah negara – negara yang dengan teknologi canggihnya dapat menghasilkan garam dalam waktu cepat namun dengan kualitas yang baik. Salah satu cara mengatasi masalah ini sekaligus untuk mewujudkan program pemerintah untuk melakukan swasembada garam konsumsi pada tahun 2012 dan garam industri pada tahun 2015 adalah dengan mencari suatu teknologi (aplikasi IPTEK) yang dapat mempercepat proses produksi garam, mulai melepaskan kebergantungan terhadap kondisi alam, namun tetap menghasilkan garam yang berkualitas dan dapat bersaing dengan garam impor. Pada penelitian ini, hasil air limbah produksi garam akan diolah menjadi air tawar yang layak minum. Menurut Asfawi (2012) kualitas air minum masih perlu
ditingkatkan , mengingat banyak depo air minum isi ulang yang belum standart proses pengolahannya. Hal tersebut ditegaskan pula oleh Asfawi (2004) menyatakan bahwa sebagian besar usaha air minum isi ulang belum melakukan uji laboratorium produknya secara periodik. Teknologi yang diterapkan untuk merubah air limbah produksi garam menjadi air tawar menggunakan mikrokontroler untuk memonitor besarnya tekanan air yang bekerja pada sistem untuk mengetahui kualitas produk dari reverse osmosis. Prinsip kerja mengacu pada Rakhmawati,dkk (2010) membahas otomatisasi system pengolahan air laut menjadi air tawar menggunakan prinsip reverse osmosis microcontroller. Hal ini sejalan dengan Suprijono (2008) yang memanfaatkan mikrokontroler untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan merancang produk berbasis mikrokontroler seperti monitoring suhu dengan SMS, kontrol sistem keamanan, pengukur kadar CO2, pengukur Ph dan lain sebagainya. Penelitian sejenis yaitu Soejono (2012) yang merancang alat pemurni air payau menggunakan teknologi membran reverse osmosis untukmemenuhi kebutuhan air masyarakat daerah pesisir. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka proses rancang bangun pengolahan air laut menjadi garam dan air tawar menggunakan metode sustainable manufacturing berteknologi
reverse
osmosis
microcontroller, ditargetkan
akan
meningkatkan
pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) sehingga mampu mensukseskan program swasembada garam industri.
2.2. Tinjauan Pustaka 2.2.1. Kondisi Terkini Produksi Garam Dalam Negeri Indonesia memiliki luas lautan lebih luas dibandingkan daratan. Namun pada kenyataannya hingga saat ini Indonesia masih harus mengimpor garam dalam jumlah yang tidak sedikit dari negara lain, seperti Australia, Cina, dan India. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor garam pada Oktober 2010 berjumlah 154.782,6 ton (7,9 juta dollar AS) naik menjadi 275.027,2 ton (15,2 juta dollar AS) pada November 2010. Selama Januari-November 2010 Indonesia sudah mengimpor 1,8 juta ton garam dengan nilai 96,4 juta dollar AS. Rendahnya produksi garam di Indonesia diakibatkan oleh masih tradisionalnya sistem produksi yang digunakan oleh para petani garam.
Perkembangan ilmu pengetahuan tentunya harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Berbeda dengan negara-negara lain yang sudah mengadaptasi ilmu pengetahuan ke dalam sistem produksinya, masyarakat di Indonesia cenderung sulit untuk menerimanya. Hingga saat ini, mereka masih tetap memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk memproduksi garam. Sehingga saat cuaca tidak mendukung, misalnya hujan atau mendung berkepanjangan, akan sangat mengganggu proses produksi. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor kurangnya sosialisasi tentang bagaimana cara pengembangan produksi garam yang lebih efektif dan efisien dari lembaga lembaga yang memiliki bidang di pengembangan proses produksi garam dengan para petani garam. Sedangkan di sisi yang lain, para petani garam Indonesia juga kurang memiliki akses tentang perkembangan metode produksi
yang dapat
dikolaborasikan dengan IPTEK (Observasi Lapangan, November 2010). Bukan hanya dari segi kuantitas, kemurnian kristal garam produksi Indonesia pun masih rendah, hanya mencapai 94%. Sedangkan garam yang digunakan dalam industri non pangan harus memiliki tingkat kemurnian 99%. Matahari hanya mampu menguapkan air, bukan zat pengotor yang ada di dalam air laut. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses pemisahan pengotor untuk menghasilkan garam yang memiliki tingkat kemurnian tinggi. Proses pengolahan garam di Indonesia masih menggunkan metode kristalisasi dengan cara diuapkan seperti terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Proses pembuatan garam evaporasi kadar NaCl tinggi (sumber : Purbani, 2010)
2.2.2. Strategi Pemberdayaan Strategi pemberdayaan yang dapat diupayakan menurut Kuncoro (2006) dapat diklasifikasikan dalam: a) Aspek
managerial,
yang
meliputi:
peningkatan
produktivitas/omset/tingkat
utilisasi/tingkat hunian, meningkatkan kemampuan pemasaran, dan pengembangan sumberdaya manusia. b) Aspek permodalan, yang meliputi: bantuan modal dan kemudahan kredit (KUPEDES, KUK, KIK, KMKP, KCK, Kredit Mini/Midi, KKU). c) Mengembangkan program kemitraan dengan besar usaha baik lewat sistem BapakAnak Angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir (forward linkage), keterkaitan hilir-hulu (backward linkage), modal ventura, ataupun subkontrak. d) Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan apakah berbentuk PIK (Pemukiman Industri Kecil), LIK (Lingkungan Industri Kecil), SUIK (Sarana Usaha Industri Kecil) yang didukung oleh UPT (Unit Pelayanan Teknis) dan TPI (Tenaga Penyuluh Industri). e) Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok Usaha Bersama), KOPINKRA (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan). Menurut
Assauri
(1993)
bentuk
pemberdayaan
UKM
yaitu
dengan
mengembangkan interorganizational process dalam pembinaan usaha kecil. Dalam praktek, struktur jaringan dalam kerangka organisasi pembinaan usaha kecil semacam ini dapat dilakukan dalam bentuk inkubator bisnis dan PKPK (Pusat Konsultasi Pengusaha Kecil). 2.2.3. Sustainable Manufacturing Sustainable innovation merupakan inovasi yang berkelanjutan yang melibatkan aspek social, ekonomi dan lingkungan. Beberapa tahapan untuk menghasilkan inovasi yang berkelanjutan seperti pada Gambar 2.2 (Predeep, 2013).
Gambar 2.2. Tahapan menuju sustainable innovation Sustainable manufacturing mengkategori indikator oleh NIST didasarkan pada lima dimensi sustainable yaitu: kepedulian terhadap lingkungan, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, kemajuan teknologi, dan kinerja manajemen.
Gambar 2.3. NIST indicator categorization structure Struktur kategorisasi NIST terdiri dari tiga dimensi utama dan dua dimensi tambahan. Dimensi utamanya yaitu keberlanjutan, ekonomi, lingkungan, dan social. Sedangkan sedangkan tambahan antara lain kemajuan teknologi dan manajemen kinerja.
Gambar 2.5.. Key Componen of sustainability measurement infrastructure (Sumber : Rosnah, 2013)
13 2.2.4.Prinsip Reverse Osmosis Microcontroller Pemurni Air Laut Pada sistem monitoring pengolahan air dengan menggunakan reverse osmosis seperti Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Pengolahan air dengan teknologi RO (Rakhmawati, 2010)
14 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah menentukan formulasi model pemberdayaan usaha garam
rakyat agar dapat mensukseskan swasembada garam industri tahun 2015.
Pemberdayaan
dioptimalkan
dengan
perbaikan
pengolahan berbasis sustainable
manufacturing dan reverse osmosis mikrokontroler. Tujuan khusus dari penelitian ini dapat dikembangkan lebih spesifik sebagai berikut:
Tujuan khusus Tahun Pertama : a) Mengidentifikasi kinerja usaha garam rakyat Jawa Tengah b) Menganalisis
pemberdayaan
usaha
garam
rakyat
(PUGAR)
berdasarkan
aspek
produksi, distribusi, permintaan garam industri Jawa Tengah. c) Menentukan tingkat pemberdayaan usaha garam rakyat di wilayah Jawa Tengah d) Mengidentifikasi proses pengolahan air laut menjadi garam industri e) Mengevaluasi proses produksi garam yang sedang berjalan agar produktivitas petani garam meningkat.
3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Mahasiswa (praktikan) membantu pelaksanaan penelitian ini, akan dijadikan tugas akhir, yang merupakan bagian dari penelitian ini. Serta mampu melakukan pengujian statistika proses pemberdayaan usaha garam rakyat. b. Universitas Dian Nuswantoro Research pioneer ini diharapkan bisa dikembangkan sehingga mampu membantu petani usaha garam rakyat wilayah Demak, kudus dan rembang,serta mensukseskan swasembada garam Indonesia. c. Petani garam rakyat Membantu menyalurkan aspirasi petani kepada pemerintah dan memberikan problem solving atas permasalahan yang ada. d. Pemerintah Menjembatani suksesnya program swasembada garam Indonesia
15 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Populasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha garam
rakyat di wilayah Jawa
Tengah, antara lain : Demak, Kudus dan Rembang. Populasi dan sampel penelitian adalah Usaha garam rakyat yang berjumlah 30. 4.2. Penelitian Tahun Pertama 4.2.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai pada penelitian ini adalah data primer. 4.2.2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tahun kedua meliputi (1) Kuesioner (2) FGD
(3) Wawancara Mendalam. Focused Group Discussion (FGD)
yang dilakukan melibatkan para pelaku usaha garam
pemerintah yang membuat
regulasi (Dinas Kelautan dan Perikanan, DISPERINDAG Kota Jawa Tengah, Dinkop Kota Jawa Tengah, BAPEDA Kota Jawa Tengah), asosiasi (KADIN, FEDEP,GTZ), Lembaga Akademis (UNDIP), Lembaga penelitian CEMSED Salatiga,
Perbankan,
Dekranasda
Kota
Jawa
UKSW
Tengah. Wawancara mendalam
dilakukan dengan 11 keypersons yang kompeten, terdiri dari pelaku usaha garam Jawa Tengah (1), Pemerintah (3), Asosiasi (3), Lembaga akademisi (2), Perbankan (1), Dekranasda Kota Jawa Tengah (1). 3.2.3. Teknik Alat Analisis 1. Analisis tingkat Keberdayaan Untuk menganalisis tingkat keberdayaan UKM GaramJawa Tengah digunakan analisis deskriptif. Tingkat keberdayaan UKM GaramJawa Tengah dilihat dari akses terhadap produksi, distribusi, permintaan pasar
dan sosial budaya.
2. Analisis Strategi Pemberdayaan Langkah untuk menentukan strategi pemberdayaan UKM Garam di Jawa Tengah adalah sebagai berikut: a. Focus Group Discussion (FGD) dilakukan guna memeroleh informasi mengenai pemberdayaan UKM garamJawa Tengah. Peserta FGD meliputi pelaku usaha garamJawa Tengah, pemerintah yang membuat regulasi (Dinas Kelautan dan Perikanan, DISPERINDAG Kota Jawa Tengah, dan paguyupan petani garam)
16 b. Wawancara mendalam
(In depth Interview) dengan Keypersons
yang berkompeten.
3. Model Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat di Jawa Tengah Berdasarkan strategi pemberdayaan, maka dapat dirumuskan model pemberdayaan UKM Garam di Jawa Tengah. Model pemberdayaan peningkatan kinerja UKM Garam di Jawa Tengah. Model pemberdayaan usaha garam seperti gambar dibawah ini :
Aspek Produksi, Distribusi, Permintaan Pasar, sosial buadaya
Strategi
Aksi
Pihak
Pemberdayaan
Tindak
Terkait
Prioritas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Tujuan: Identifikasi kinerja usaha garam rakyat
Model Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)
Analisis kinerja Usaha Garam Rakyat
Kondisi Sosial Ekonomi Petani Garam
Aspek Sosial
Aspek Ekonomi
Pendidikan, tingkat upah, budaya masyarakat
Jumlah produksi, kontribusi ekonomi
TAHUN PERTAMA
Aspek Produksi
Identifika si & optima lisasi sistem produksi garam rakyat
Alat analisis: -R/C ratio -ROA -Valuue Added
Aspek Distribusi
Aspek Permintaan Pasar Alat analisis : -Struktural -pemasaran
Alat analisis : Deskriptif
Identifikasi Tingkat Keberdayaan Analisis statistik Deskriptif
Powerless -------------Powered Strategi Pemberdayaan Identifikasi sistem produksi garam Pengolahan air laut
A
B
-
FGD : Pengusaha, Pemerintah, Akademisi, LSM Indepth Interview: Pengusaha, Pemerintah, Akademisi, LSM
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
I.
HASIL DAN PEMBAHASAN AWAL
Pelaksanaan survey dilakukkan petani usaha garam di wilayah Demak, Kudus, dan Rembang. Dari 40 berkas kuisioner yang kembali sebanyak 30 kuisioner. Sehingga tingkat pengembaliannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5.1. Tingkat pengembalian kuisioner
Berdasarkan gambar 5.1 diatas maka tingkat pengembalian kuisioner sebesar 75%. Kuisioner tersebut merupakan total dari jumlah responden (petani garam) yang tersebar di wilayah Demak, Kudus dan Rembang.
II. LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN
1. Indikator Capaian Tahun Pertama
2
Indikator capaian pada tahun ke-1 adalah survey kondisi usaha garam rakyat di daerah Demak, Kudus, pati dan Rembang. Selain itu melakukan penelitian kondisi petani garam yang meliputi: Kondisi rumah tangga Aspek produksi Aspek pemasaran Akses usaha Distribusi,dan Sustainability Data-data tersebut didapatkan dengan bantuan kuisioner Pugar yang telah dibagikan kepada 30 responden (petani garam di wilayah Demak, Kudus dan Rembang). Hasil kuisioner tersebut akan diolah sehingga akan ditentukan tingkat pemberdayaan usaha garam rakyat di wilayah tersebut. Setelah mengetahui kondisi keberdayaan usaha garam rakyat maka akan dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi sistem produksi garam. Evaluasi yang dilakukan diharakan akan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan. Sedangkan pada tahun ke-2, setelah penelitian ini selesai, maka penelitian selanjutnya adalah melakukan uji teknologi pengolahan garam berbasis sustainable manufacturing dan
mengimplementasikan strategi pemberdayaan yang telah
dibangun untuk diaplikasikan pada usaha garam rakyat di wilayah Jawa Tengah. Pada tahap akhir teknologi yang telah dirancang akan diproses pengajuan hak intelektual (HKI) atau paten. Teknologi dan strategi pemberdayaan diharapkan akan meningkatkan produksi garam rakyat dan mampu mensukseskan program swasembada garam industri tahun 2015. Penelitian ini mendapat dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan, dinas Perindustrian dan perdagangan provinsi Jawa Tengah. Harapannya produk dapat dipatenkan pada tahun ke-3.
2. Laporan kemajuan Secara umum kegiatan penelitian berjalan lancar sesuai dengan jadwal. Aktivitas yang dilakukan dalam penelitian pada tahun pertama terlampir di Log Book, yang kemudian dapat disimpulkan sebagai berikut :
3
No
Kegiatan / Aktivitas
Penyelesaian mulai
1
Koordinasi
&
pelaksanaan
penelitian
penyusunan
brainstorming 8
kuisioner,
Hiber, 2014
Ket
selesai
Maret 14
Maret 100 %
2014
penentuan
area penelitian. 2
Koordinasi
awal
dengan
petani 15
garam 3
2014
Permohonan surat ijin penelitian 22 (pengambilan data) :
4
Maret 17
Maret 100%
2014 Maret 1 Mei 2014
100 %
2014
LP3M Udinus
Kesbanglinmas Kota Semarang
Dinas Kelautan & Prikanan
Pengambilan data proses produksi 29 dan penyebaran kuisioner PUGARdi 2014
Maret 31 Mei 2014 100 % 2014
wilayah Demak, Kudus, Rembang 5
Koordinasi kuisioner
hasil
pengolahan 20
Juni 20 Juni 2014
100 %
Juni 21 Juni 2012
95%
untuk penentuan tingkat 2014
pemberdayaan usaha garam rakyat dan strategi untuk evaluasi proses produksi garam, dengan target area lahan garam di wilayah Rembang 6
Evaluasi kondisi, proses produksi 21 garam dan pencarian literatur dan 2014 jurnal terkait teknologi terkini untuk meningkatkan produksi
3. Rencana dan Jadual Selanjutnya: Tahapan selanjutnya setelah penentuan tingkat pemberdayaan usaha garam rakyat wilayah Jawa Tengah yaitu :
4
Analisis kritis tentang aspek usaha/produksi, distribusi, permintaan pasar. Penentuan tingkat pemberdayaan usaha garam rakyat dan strateginya Penentuan aksi tindak, koordinasi dengan pihak terkait Penentuan strategi jangka panjang dan jangka pendek Evaluasi proses pengolahan, proses produksi garam Perancangan alat bantu produksi 4. Hambatan Penelitian ini berjalan secara lancar, kendala saat inginmelakukan pengamatan langsung pengolahan garam saat musim hujan tidak dapat dilakukan. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan wawancara detail kepada petani garam terkait proses pengolahan dan proses produksi garam.
LAPORAN PENGGUNAAN ANGGARAN HIBAH BERSAING Dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan Nasional Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian No : 005/A.35-02/UDN.09/III/2012 Tanggal 8 Maret 2012
A. TABEL RINCIAN PENERIMAAN DANA PENELITIAN No
Uraian
Tahap I (70%)
Tahap II
Total
(30%) Dana yang disetujui
Rp 36.750.000
DPP
Rp 33.409.091
Pajak (PPN : 10%)
Rp 3.340.909
Pajak (PPH : 5%)
Rp 948.000
Dana yang diterima
Rp 32.461.091
Rp 32.461.091
2
Penggunaan saat ini
Rp 32.596.155
Rp 32.596.155
3
Kekurangan
Rp 135.064
Rp 135.064
1
5
6
7
B. URAIAN PENGGUNAAN DANA PENELITIAN Total Dana (realisasi) = Rp 36.750.000,PELAKSANAAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PUGAR TAHUN ANGGARAN 2014 NO Komponen 1. Gaji dan Upah No Pelaksana
Satuan
Pagu
Pajak
Jumlah Jam/Minggu
Jumlah Minggu
Honor/Jam (Rp)
Jumlah (Rp)
32.461.091
Tahun 1 (70%) = Diterimakan
Realisasi
Pajak
kurang = diterimakan
70% Jumlah Pelaksana
(sesuai DIKTI)
diterimakan=
LAPORAN PENGGUNAAN DANA
Pajak
diterima
32,596,155.00 -135.064 Ket
Sisa 30%
Jmlah
Pajak
lamp 1 (L1)
1
Peneliti Utama
1
10
40
15,000
6,000,000
300,000
5,700,000
4,200,000
210,000
3,990,000
1,800,000
Lamp 1a
2
Anggota Peneliti
1
9
40
12,000
4,320,000
216,000
4,104,000
3,024,000
151,200
2,872,800
1,296,000
Lamp 1b
3
Anggota Peneliti
1
9
40
12,000
4,320,000
4,104,000
3,024,000
151,200
2,872,800
1,296,000
Lamp 1c
4
Anggota Peneliti
1
9
40
12,000
4,320,000
4,104,000
3,024,000
151,200
2,872,800
1,296,000
Lamp 1d
JUMLAH TOTAL 2. Bahan Habis Pakai No Nama alat 1
Kertas HVS
Jumlah 10
216,000 216,000
18,960,000 Harga Satuan (Rp)
Jumlah (rupiah)
13,272,000
Pajak
40,000
Cartride Laser Jet
2
700,000
3
Refill Tinta Printer Ink Jet
6
100,000
4
CD Blank
20
5
DVD Blank
15
6
FlashDisk
4
Pajak
Sisa
Ket
400,000 400,000
2
Realisasi
5,688,000
PPN & PPh 22
lamp 2e 1,400,000
1,400,000
PPN & PPh 23
lamp 2d 600,000
600,000
PPN & PPh 24
7,000
lamp 2d 140,000
140,000
PPN & PPh 25
10,000
lamp 2a 150,000
150,000
PPN & PPh 26
150,000
lamo 2a 600,000
600,000
PPN & PPh 27
lamp 2a& 3f
8
7
Baterai Kecil Alkalin
20
12,000
240,000 240,000
8
Buku dan jurnal Referensi
20
9
Spidol Whiteboard
2
10
Spidol Transparansi
2
190,000
11
Transparency write on
3
210,000
12
Stop map & Folder
5
175,000
13
10
150,000
14
Pulpel, pensil, penggaris, gunting dll Software original
15
souvenir
25
100,000
16
Dokumentasi
6
250,000
17
fasilitas institusi
1
1,623,055
PPN & PPh 28
lamp 2e
200,000
2,000,000 4,000,000
PPN & PPh 29
lamp 2h
80,000
160,000 160,000
PPN & PPh 30
380,000
PPN & PPh 31
lamp 2a 630,000
630,000
PPN & PPh 32
lamp 2a 875,000
875,000
1
lamp 2a 380,000
PPN & PPh 33
lamp 2e 1,500,000
1,500,000
PPN & PPh 34
lamp 2e
4,000,000
PPN & PPh 35
1,000,000
2,500,000
PPN & PPh 36
600,000
lamp 2g
1,500,000
PPN & PPh 37
500,000
lamp 2d
1,623,055
PPN & PPh 37
1,623,055
4,000,000 lamp 2b,c
JUMLAH TOTAL 20,698,055 3. Perjalanan Dinas No
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
12,798,055
Jumlah Pajak
Jenis Pengeluaran
Realisasi
Pajak
Sisa
Ket
(Rp) 1
Perjalanan ke Lokasi (10 x 4 org)
40
100,000
4,000,000
0
2
Presentasi dan call paper
2
2,000,000
4,000,000
0
3
Enumerator (10 lokasi x 5 org)
30
3,750,000
0
1,000,000
11,750,000
0
5,000,000
JUMLAH TOTAL
125,000
4,000,000
0
0
lamp 3
0 2,750,000 0
berkelanjutan
0
9
4.b Pelaporan dan Publikasi No
Pajak Jenis Pengeluaran
Jumlah
1
Foto Copy data sekunder
4
Harga Satuan (Rp) 100,000
2
Foto Copy kuesioner
60
1,000
60,000
3
Lumpsum Enumerator
60
10,000
600,000
4
Analisis Data
2
1,000,000
2,000,000
5
3
150,000
450,000
6
Administrasi (pengiriman dokumen, transfer, dll) Konsumsi rapat koordinasi
10
125,000
1,250,000
7
Copy dan Jilid Draft Laporan
10
100,000
1,000,000
8
Copy dan Penjilidan Laporan Akhir
10
75,000
750,000
9
Artikel ilmiah
1
400,000
400,000
10
Komunikasi
12
100,000
1,200,000
Realisasi
5,455
394,545
342,100
17,045
1,232,955
1,184,000
22,500
1,627,500
1,526,100
Pajak
Jml Pajak
Sisa
Ket
Jumlah (Rp) 400,000
SUB TOTAL JUMLAH TOTAL
Jml - Pajak
lamp 4a
16,145
1,167,855
0
0
0
0
66,000
Lamp 4b
8,110,000
TOTAL PENGELUARAN = Rp 32.596.155,-
Menyetujui, Kepala Pusat Penelitian
Juli Ratnawati, SE, M.Si NIP. 0686.11.2000.193
Ketua Peneliti
Ratih Setyaningrum, MT NIP.0686.11.2007.335
10
2
3
4
5
SURVEY LAPANGAN : LAHAN / AREA USAHA GARAM RAKYAT
6
SURVEY LAPANGAN : RUMAH PEKERJA, LAHAN DAN GUDANG PENYIMPANAN GARAM
7
PENGISIAN KUISIONER PUGAR & PEMBAGIAN SOUVENIR
8
PENGISIAN KUISIONER PUGAR & PEMBAGIAN SOUVENIR
9
RAPAT KOORDINASI, FORUM GRUP DISKUSION DENGAN PETANI GARAM
10