EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGAR) DI KABUPATEN JENEPONTO EVALUATION OF FOLK SALT ENTERPRISE EMPOWERMENT PROGRAM IN JENEPONTO REGENCY
Haidawati , Mardiana E. Fachry , Andi Adri Arief
Jurusan Ilmu Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Haidawati, S. Pi Jl. Perintis Kemerdakaan Km. 10, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Hp: 085656890619 Email:
[email protected]
ABSTRAK Produksi garam belum bisa memenuhi kebutuhan nasional serta tingkat kesejahteraan petambak garam rendah. Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektivitas program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kabupaten Jeneponto. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur tingkat efektivitas dengan melihat capaian output program PUGAR yaitu pembentukan kelompok, tersalurnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) program PUGAR, pendampingan kelompok petambak garam dan outcome program PUGAR yaitu peningkatan pendapatan, kualitas garam, produksi dan produktivitas lahan garam menggunakan Skala Likert dengan kriteria penilaian sangat efektif, efektif, kurang efektif, dan tidak efektif. Lokasi penelitian di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kelompok kurang efektif dengan nilai 1,84, tersalurnya BLM sangat efektif dengan nilai 4, pendampingan kelompok kurang efektif dengan nilai 1,36 dan program PUGAR sangat efektif dalam meningkatkan produksi garam dengan nilai 3,63, kurang efektif dalam meningkatkan kualitas garam dengan nilai 2, dan sangat efetif dalam meningkatkan pendapatan dengan nilai 3,61. Disimpulkan bahwa program PUGAR dengan nilai rata-rata dari akumulasi beberapa variabel output dan outcome sebesar 2,74 menunjukkan bahwa program PUGAR di Kabupaten Jeneponto efektif meskipun memiliki beberapa kelemahan maka perlu untuk dioptimalkan Kata kunci : Garam, pemberdayaan usaha garam rakyat, evaluasi program
ABSTRACT Salt production can not meet national needs as well as the welfare of low salt farmers. The study aimed to analyze the effectiveness of programs for Empowerment of People's Salt (PUGAR) in Jeneponto. Use research methods qualitative and quantitative approaches to measure the effectiveness by looking at the achievements of the program output PUGAR group formation, tersalurnya Direct Aid Society (BLM) PUGAR programs, support groups and outcomes salt farmers PUGAR programs that increase revenue, the quality of the salt, the production and productivity of land salt using a Likert Scale with assessment criteria are very effective, effective, less effective, and ineffective. Research sites in the District Bangkala Jeneponto. The results showed that the formation of the group is less effective with the value of 1.84, BLM tersalurnya very effective with a value of 4, advocacy groups are less effective with the value of 1.36 and PUGAR programs are very effective in increasing the production of salt with a value of 3.63,and is less effective in increasing quality salt with a value of 2, is very effective in increasing revenues with a value of 3.61. Concluded that the program PUGAR with an average value of accumulated several output and outcome variables with 2.74 indicates that the program PUGAR in Jeneponto effective although it has some disadvantages and need to be optimized Keywords: Salt, the salt enterprise empowerment of people, a program evaluation
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan panjang garis pantai 95.181 km dan luas lautnya sekitar 5,8 juta km2 atau 70% dari luas seluruh Indonesia. Berbagai sektor tercakup di dalamnya, mulai dari masyarakat pesisirnya, nelayan, pulau-pulau kecil, perikanan, sampai sumberdaya kelautan lainnya termasuk salah satunya adalah garam, yang menjadi objek penting untuk dikaji pemerintah dalam kerangka pembangunan nasional (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013). Produksi garam merupakan salah satu isu nasional yang menjadi perhatian pemerintah saat ini. Pemenuhan kebutuhan garam nasional selama ini dilakukan melalui produksi sendiri dan impor. Potensi garam dari laut yang besar tidak memberikan kecukupan kebutuhan garam nasional. Dengan potensi dan daya dukung alam kelautan tersebut seharusnya Indonesia mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan garam sendiri. Pada tahun 2010 pemerintah mengimpor garam 2,2 juta ton impor yang berasal dari Australia 80%, India15%, China 3%, dan sisanya dari berbagai negara lain (Widiarto, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa produksi garam dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan garam sehingga mengakibatkan Indonesia masih mengimpor garam. Berdasarkan perhitungan suplai-kebutuhan total kebutuhan garam Indonesia adalah 3,2 juta, yakni dengan perincian untuk garam konsumsi, pengawetan ikan, dan sebagainya sekitar 1,2-1,4 juta ton dan garam industri 1,8 juta ton. Pada 2004-2012, volume impor garam setiap tahunnya meningkat (Rismana,2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi garam adalah faktor cuaca, rendahnya produktivitas dan kualitas garam rakyat juga disebabkan oleh tidak memadainya teknologi, kurangnya sarana dan prasarana serta rendahnya kemampuan pemasaran dan jalur distribusi yang dikuasai oleh pedagang. Rendahnya kualitas garam tersebut mengakibatkan rendahnya harga yang diterima petambak garam, kondisi tersebut jelas mempengaruhi kesejahteraan petambak garam (Rindayani, 2013) Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang memberikan kontribusi terhadap produksi garam nasional. Produksi garam Provinsi Sulawesi Selatan ±150 ton/tahun atau sekitar 15% dari produksi garam nasional yang tersebar di Kabupaten Takalar, Pangkep dan Jeneponto. Kabupaten Jeneponto menjadi kabupaten penghasil produksi garam terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan dengan kontribusi sebesar ±110 ton/tahun. Kendala-kendala yang dihadapi oleh petambak garam di Kabupaten Jeneponto seperti penurunan produksi yang diakibatkan karena faktor cuaca yang tidak menentu, status pemilikan lahan dan struktur pemasaran Petani garam di Kabupaten Jeneponto terutama di
Kecamatan Bangkala masih memproduksi garam rakyat dengan teknologi yang masih sangat sederhana (tradisional) sehingga menyebabkan kualitas garamnya rendah (Wahyudi, 2013) Dalam memenuhi kebutuhan garam secara nasional, maka Menteri Kelautan Dan Perikanan telah mencanangkan Gerakan Swasembada Garam Nasional. Strategi pencapaian swasembada garam nasional dilaksanakan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui kegiatan produksi dan peningkatan kualitas garam rakyat serta pemberdayaan masyarakat petambak garam. Mewujudkan hal tersebut, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai tahun 2011 melaksanakan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR). Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sebagai program utama dari Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Ditjen. KP3K) merupakan program pemberdayaan yang difokuskan pada peningkatan produksi dan kualitas produk garam serta peningkatan kesejahteraan dengan meningkatkan pendapatan petambak garam (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2012) Program ini telah diimplementasikan di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Jeneponto sejak tahun 2011 hingga sekarang dan menjadi penting dilakukan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kabupaten Jeneponto.
METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Jeneponto pada Kecamatan Bangkala. Lokasi ditentukan secara purposive (sengaja), alasan mengambil lokasi ini karena Kabupaten Jeneponto merupakan penghasil garam atau sentra produksi garam terbesar di Sulawesi Selatan dan dengan pertimbangan Kecamatan Bangkala merupakan kecamatan yang pertama kali menerima bantuan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sejak tahun 2011. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok usaha garam rakyat (KUGAR) yang termasuk dalam program pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto pada tahun 2012. Jumlah populasi 21 kelompok, setiap kelompok berjumlah 10 orang sehingga jumlah total sebanyak 210 orang. Adapun penentuan sampel untuk penelitian ini di sesuaikan dengan pernyataan dari Arikunto (2008) yaitu “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi, selanjutnya, jika subyeknya besar dapat
diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau lebih”. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil 50% secara acak dari kelompok PUGAR yaitu berjumlah 10 kelompok, kemudian untuk menentukan responden diambil 50% setiap kelompok secara purposive (sengaja) yaitu 5 orang pada masing-masing kelompok yang dianggap mewakili yaitu ketua, bendahara, dan 3 orang anggota dengan pertimbangan bahwa ketua dan bendahara mengetahui lebih detail sebagai pengurus mengenai implementasi program PUGAR dan tiga orang anggota dianggap mewakili terkait informasi mengenai produksi, pendapatan dan lainnya, sehingga jumlah sampel sebanyak 50 orang, selain responden kelompok PUGAR juga diambil key informan yaitu 1 orang pendamping dan 1 orang dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jeneponto yang menangani mengenai Program PUGAR sebagai pendukung penelitian . Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 2 cara yaitu teknik pengumpulan data primer antara lain pengamatan (observation), kuisioner, dan wawancara mendalam sedangkan teknik pengumpulan data sekunder yaitu studi pustaka dan dokumentasi. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur tingkat efektivitas dengan melihat capaian output program PUGAR yaitu pembentukan kelompok, tersalurnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) program PUGAR, pendampingan kelompok petambak garam dan outcome program PUGAR yaitu peningkatan pendapatan, kualitas garam, produksi dan produktivitas lahan garam menggunakan Skala Likert . Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan dengan menggunakan empat kriteria penilaian yaitu sangat efektif diberi skor 4, efektif skor 3, kurang efektif skor 2 dan tidak efektif skor 1. Hasil penjumlahan skor setiap jawaban akan dibagi dengan jumlah responden sehingga diperoleh rata-rata skor setiap pertanyaan. Data ordinal yang dimiliki kemudian diubah menjadi data interval, dengan cara mencari rata-rata skor setiap item (indikator terukur) dari variabel independen dan dependen (angka mutlak, maupun persentase), dalam klasifikasi (Sugiyono,2003) : Sangat efektif : Apabila skor rata-rata dari indikator (>3 - 4) atau 75% - 100% Efektif
: Apabila skor rata-rata dari indikator (>2 - 3) atau 50% - <75%
Kurang Efektif : Apabila skor rata-rata dari indikator (1 - 2) atau 25% - <50% Tidak efektif
: Apabila skor rata-rata dari indikator (<1) atau <25%
Perhitungan jumlah pendapatan yang diperoleh petambak garam sebelum dan setelah masuknya program PUGAR digunakan rumus sebagai berikut, (Soekartawi, 2002) : π = TR- TC Keterangan : π : Pendapatan petambak garam (Rp) TR : Total penerimaan dari usaha garam (Rp) TC : Total biaya (Rp)
HASIL Hasil dari pengolahan data penelitian (Tabel 1), memberikan informasi bahwa sebanyak 26 responden atau 53,06% mengatakan pembentukan kelompok kurang efektif karena kelompok tidak memberikan pengaruh atau manfaat dalam menjalankan usaha garam dan anggota kelompok tidak aktif bekerjasama dalam usaha garam sedangkan yang menjawab efektif hanya 8 responden atau 16,32% dengan pertimbangan bahwa berkelompok mampu mengelola usaha dengan baik dan anggota kelompok aktif bekerja sama dalam menjalankan usaha garam. Nilai rata-rata dalam mengukur efektivitas pembentukan kelompok adalah sebesar 1,84 menunjukkan pembentukan kelompok kurang efektif. Tersalurnya BLM program PUGAR sangat efektif dengan nilai 4 (Tabel 1) sebanyak 49 responden atau dengan persentase 100% menjawab sangat efektif karena BLM tersebut memberikan manfaat dalam permodalan dan peningkatan sarana prasarana usaha garam, dapat meningkatkan pendapatan petambak garam dan BLM PUGAR tersebut dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kelompok dalam menjalankan usaha garam sehingga tidak terjadi penyalahgunaan dana bantuan. Pendampingan Kelompok petambak garam rakyat kurang efektif dengan nilai 1,36 (Tabel 2) menunjukkan bahwa 18 responden atau 36,73% memberikan jawaban kurang efektif mengenai pendampingan ditandai dengan beberapa indikator atau kriteria penilaian bahwa manfaat pendampingan yaitu hanya membantu dalam penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB) dan dokumen administrasi lainnya serta diberikan bimbingan manajemen usaha dan tenaga pendamping melakukan sosialisasi mengenai usaha garam rakyat. 18 responden yang menjawab efektif adalah ketua, sekretaris atau bendahara sedangkan yang menjawab peran pendamping kurang efektif adalah para anggota kelompok disebabkan karena bentuk pendampingan yang tidak merata yaitu hanya terfokus pada ketua, sekretaris
ataupun bendahara kelompok..31 responden atau 63,26% memberikan jawaban tidak efektif karena tidak ada manfaat pendampingan dalam menjalankan usaha garam. Program pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sangat efektif dalam meningkatkan produksi garam di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan nilai 3,63 (Tabel 2) menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden atau 63,26% yang mengatakan bahwa program PUGAR khususnya melalui BLM PUGAR sangat efektif meningkatkan produksi garam sebesar >100% sedangkan 18 responden atau 37,73% menjawab bahwa program PUGAR melalui BLM efektif dalam meningkatkan produksi garam berkisar antara 50-100%.. Namun kurang efektif dalam meningkatkan kualitas garam dengan nilai 2 (Tabel 3) menunjukkan bahwa secara umum jawaban responden sebanyak 49 orang atau 100%, menjawab bahwa program PUGAR kurang efektif dalam meningkatkan kualitas garam hal ini karena kondisi kualitas garam di Kabupaten Jeneponto berada pada kisaran kadar NaCl 8090% atau garam dapur sesuai dengan kriteria penilaian dan belum mampu dalam memproduksi garam konsumsi berkualitas baik Setelah masuknya program PUGAR menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan petambak garam, hasil perhitungan diperoleh nilai 3,61 (Tabel 3) bahwa sebanyak 30 responden atau 77,55% menjawab bahwa program PUGAR sangat efektif dalam meningkatkan pendapatan dengan indikator peningkatan pendapatan >100% dan 19 responden atau 38,77% menjawab efektif dengan indikator peningkatan antara 50-100%. Berdasarkan hasil akumulasi keseluruhan indikator variabel pada (Tabel 4) bahwa nilai rata-rata dalam menilai efektivitas program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto adalah 2,81 menunjukkan program PUGAR berada pada kriteria efektif. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan kelompok petambak garam kurang efektif disebabkan karena peran kelompok tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau dengan kata lain bahwa pembentukan kelompok hanya formalitas dalam persyaratan untuk memperoleh bantuan BLM PUGAR. Hal ini karena terbentuknya kelompok baik sebelum adanya program PUGAR maupun kelompok yang terbentuk setelah adanya program PUGAR tidak terjadi perubahan dalam menunjang usaha garam rakyat, masingmasing anggota kelompok bekerja secara individu dan memecahkan permasalahan secara individu tanpa melibatkan fungsi kelompok itu sendiri.
Kurangnya kesadaran masing-masing anggota kelompok untuk bekerjasama dalam meningkatkan usaha garam dan kurangnya koordinasi antar ketua dan anggota kelompok sehingga kelompok tidak bisa bekerja sama dengan baik. Pembinaan dan pemberdayaan melalui kelompok usaha bersama sebenarnya diharapkan kelompok ini akan saling membantu satu sama lain antara yang lemah dengan yang lebih mampu, baik dalam kemampuan, keterampilan, modal dalam memecahkan permasalahan-permasalahan terkait usaha garam. (Elfindri, 2008) juga menyatakan bahwa salah satu pentingnya kelompok menjadi alat untuk pencapaian tujuan disebabkan karena kelompok merupakan sebuah kekuatan sosial yang dapat dijadikan sebagai alat peubah ditengah masyarakat, oleh sebab itu kelompok sangat efektif untuk dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk mewujudkan sebuah gagasan, atau ide yang juga sekaligus alat untuk mengimplementasikan gagasan yang telah dikemas dalam bentuk program dan kegiatan ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Tersalurnya Bantuan Langsung (BLM) Masyarakat program PUGAR berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sangat efektif, hal ini penting untuk diperhatikan mengingat bahwa kelompok petambak garam di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto menunjukkan hanya memanfaakan BLM PUGAR namun jika dilihat dari pembentukan kelompok yang bertujuan untuk menunjang usaha garam kurang berpengaruh namun sebenarnya yang menjadi point penting adalah pendekatan kelompok dalam menunjang usaha garam karena bentuk BLM PUGAR hanya memberikan manfaat dalam jangka pendek hal ini sesuai dengan Ritonga (2006) menyimpulkan bahwa kelompok memiliki peran yang cukup signifikan dalam kegiatan pemberdayaan terutama dalam pengentasan kemiskinan yang dilakukan secara bertahap, terus menerus dan terpadu yang didasarkan pada kemandirian. Pendampingan terhadap kelompok diperoleh hasil kurang efektif, hal ini karena bentuk pendampingan yang dilakukan bukan pendampingan teknis dalam melakukan usaha garam namun peran pendamping hanya pada mendampingi dalam menyusun Rencana Usaha Bersama (RUB) dan memberikanan bimbingan manajemen usaha serta sosialisasi mengenai usaha garam rakyat sehingga pengaruh yang signifikan dalam menjalankan usaha garam terhadap peningkatan produksi terutama kualitas tidak dirasakan oleh para petambak garam selama pendampingan terutama anggota kelompok yang tidak menjadi fokus pendampingan. Tidak meratanya tenaga pendampingan disebabkan terbatasnya tenaga pendamping yang bertugas mendampingi kelompok dalam menjalankan usaha garam terutama pendampingan teknis dalam melakukan proses produksi garam Produksi garam terjadi peningkatan karena pengaruh BLM PUGAR dimana petambak memanfaatkan dana bantuan tersebut untuk membeli peralatan pompa yang dapat
mempermudah petambak dalam mengalirkan air laut ke dalam tambak-tambak garam, sebelum masuknya program PUGAR mereka menggunakan timba sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mengalirkan air laut . ketersediaan air laut penting karena merupakan bahan baku pembuat garam. Namun pada dasarnya mengingat rendahnya harga jual garam peningkatan produksi saja tidak cukup jika tidak dilandasi dengan peningkatan kualitas garam yang terkait dengan keahlian petambak garam serta daya serap teknologi untuk menghasilkan garam dengan kualitas yang baik. Permasalahan lain bahwa produksi garam bergantung kepada musim kemarau dimana hanya berlangsung pada Agustus-November sehingga setelah itu para petambak garam tidak bisa lagi untuk memproduksi garam maka sangat penting untuk mengusahakan bahwa usaha garam ini tidak hanya berlangsung pada saat musim kemarau saja. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa peningkatan produksi tidak secara berkelanjutan karena sangat bergantung kepada musim. Pada tahun 2012 setelah masuknya program PUGAR produksi meningkat namun pada tahun 2013 terjadi penurunan, hal ini dipengaruhi oleh faktor cuaca dimana menurut petambak garam bahwa pada tahun 2013 intensitas hujan lebih sering dibandingkan tahun 2011 dan 2012 sehingga menyebabkan produksi garam kembali menurun kerena garam hanya bisa diproduksi pada saat cuaca panas. Hal ini didukung oleh Kumala dan Sugiarto (2012) tingkat curah hujan yang tinggi menyebabkan salinitas air garam tidak mampu meningkat secara signifikan sehingga tidak bisa membentuk kristal garam. Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) kurang efektif dalam meningkatkan kualitas garam hal ini karena pada saat sebelum maupun setelah masuknya program PUGAR kualitas garam di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto tidak mengalami perubahan yaitu pada kriteria sedang atau kurang baik dengan kadar NaCl 8090%. Peningkatan kualitas garam sangat diperlukan karena apabila mampu menghasilkan garam yang bermutu tinggi dengan kadar NaCl lebih dari 95%, Indonesia dapat mengantisipasi untuk tidak perlu lagi mengimpor garam berkualitas atau sebaiknya Indonesia dapat merencanakan usaha nasional sebagai pengekspor garam bermutu tinggi di dunia. Pembuatan garam dapat dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan NaCl nya sebagai unsur utama garam. Jenis garam dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti; kategori baik sekali, baik dan sedang. Dikatakan berkisar baik sekali jika mengandung kadar NaCl >95%, baik kadar NaCl 90–95%, dan sedang kadar NaCl antara 80– 90% sedangkan yang tidak baik atau kualitas paling rendah yaitu mengandung kadar Nacl <80% tetapi yang diutamakan adalah yang kandungan garamnya di atas 95%.
Peningkatan pendapatan berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sangat efektif. peningkatan pendapatan terjadi karena produksi garam yang dihasilkan meningkat. Dalam hal ini untuk mengetahui besarnya pendapatan kelompok usaha garam rakyat di Kecamatan Bangkala diukur dengan menghitung penerimaan kotor petambak garam dengan cara, total jumlah produksi garam per panen dikali dengan harga garam per kg, setelah itu menjumlahkan biaya tetap yaitu penyusutan peralatan-peralatan yang digunakan dalam memproduksi garam seperti pengais garam, penumbuk garam, cangkul ember, keranjang dan lain-lain sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan proses produksi seperti upah angkut, upah pengemasan, pembelian karung garam dan lain-lain. Selanjutnya total penerimaan selama musim panen dikurangi dengan total biaya produksi sehingga diperoleh pendapatan bersih kelompok petambak garam rakyat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil akumulasi penilaian efektivitas terhadap program PUGAR di Kabupaten Jeneponto berada pada kategori efektif meskipun masih terdapat beberapa kekurangan seperti pembentukan kelompok kurang efektif karena kurangnya kerjasama dalam kelompok tersebut sehingga pembentukan kelompok tidak berpengaruh dalam menjalankan usaha dalam artian kelompok hanya sebagai formalitas untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh BLM PUGAR, pendampingan kelompok juga kurang efektif dirasakan manfaatnya oleh petambak garam karena keterbatasan tenaga pendamping khusunya pendamping teknis, serta belum efektif atau kurang efektif dalam peningkatan kualitas garam. Saran Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jeneponto Perlu mendorong Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) sebagai suatu kelompok usaha bukan hanya kelompok penyalur BLM serta perlu menambah tenaga pendamping teknis.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2008). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.. Departemen Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan. (2012). Laporan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)-KP3K. Elfindri. (2008). Strategi sukses membangun daerah.. Jakarta : Gorga Media Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (2013). Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha (PMPPU). Jakarta. Kumala, Akfia Rizka dan Sugiarto, Yon. (2012). Analisis Pengaruh Curah Hujan terhadap Produktivitas Garam, Studi Kasus: Pegaraman I Sumenep PT. Garam (Persero). Prosiding Seminar Nasional Sains IV. Bogor. Rindayani. (2013). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Di Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pamekasan. (jurnal Vol 1, No 2) Rismana, E. (2013). Manfaat Rasa Asin Bagi Kesehatan. Diambil dari: www.pikiranrakyat.com. Ritonga dan Betke. (2006). Perkembangan Indikator Kemiskinan dan Ketenagakerjaan Tahun 2004 dan prakiraan Tahun 2005-2006. Bisnis & Ekonomi Politik Vol.7 No.1 Januari 2006 Soekartawi, (2002). Analisis Usaha Tani. Jakarta : UI-Press Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : . CV Alfabeta Wahyudi, Ahmad Ilham. (2013). Analisis Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Petambak Garam Di Jeneponto Dalam Menjalankan Usahanya (Studi Kasus Di Desa Malassoro Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto). Skripsi pada Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Jurusan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar Widiarto, Santoso Budi. (2012). Kajian Efektivitas Implementasi Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat di Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Tesis sekolah pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lampiran Tabel 1. Tanggapan petambak garam mengenai pembentukan kelompok petambak garam dan tersalurnya BLM PUGAR Tahun 20122013 di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Terbentuknya kelompok petambak garam rakyat Tersalurnya BLM PUGAR Kategori Bobot Frekuensi Persentase Nilai Skor Kategori Bobot Frekuensi Persentase Nilai Rata(%) Rata(%) rata rata Sangat 4 Sangat 4 0 0 0 0 49 100 196 4 Efektif Efektif Efektif 3 8 16,32 24 0,48 Efektif 3 0 0 0 0 Kurang 2 Kurang 2 26 53,06 52 1,05 0 0 0 0 Efektif Efektif Tidak Efektif 1 Tidak 1 15 30,61 15 0,30 0 0 0 0 Efektif Jumlah 49 100 91 Jumlah 49 100 196 4 1,84 Tabel 2. Tanggapan petambak garam mengenai pendampingan kelompok dan peningkatan produksi garam Tahun 2012-2013 di Kecamatan Bangkala Kabupeten Jeneponto Pendampingan kelompokpetambak garam rakyat Peningkatan produksi garam Kategori Bobot Frekuensi Persentase Nilai Skor Kategori Bobot Frekuensi Persentase Nilai Rata(%) Rata(%) rata rata 4 Sangat 0 0 0 0 Sangat 4 31 63,26 124 2,53 Efektif Efektif 3 Efektif 0 0 0 0 Efektif 3 18 37,73 54 1,10 2 Kurang 18 36,73 36 0,73 Kurang 2 0 0 0 0 Efektif Efektif Tidak Efektif 1 31 63,26 31 0,63 Tidak 1 0 0 0 0 Efektif Jumlah 49 100 67 Jumlah 49 100 178 1,36 3,63
Tabel 3. Tanggapan petambak garam mengenai peningkatan kualitas dan peningkatan pendapatan Tahun 2012-2013 di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Peningkatan kualitas garam Peningkatan Pendapatan Kategori Bobot Frekuensi Persentase Nilai Skor Kategori Bobot Frekuensi Persentase Nilai Rata(%) Rata(%) rata rata Sangat Sangat 4 0 0 0 0 4 30 77,55 120 2,45 Efektif Efektif Efektif 3 0 0 0 0 Efektif 3 19 38,77 57 1,16 Kurang Kurang 2 49 100 98 0 2 0 0 0 0 Efektif Efektif Tidak Efektif Tidak 1 0 0 0 2,0 1 0 0 0 0 Efektif Jumlah 49 100 79 Jumlah 49 100 177 2,0 3,61 Tabel 4. Hasil Akumulasi Indikator Efektivitas Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) Tahun 2012-2013 di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto No 1 2. 3. 4 5 6
Indikator Terbentuknya kelompok petambak garam rakyat Tersalurnya BLM PUGAR Pendampingan kelompok petambak garam rakyat Peningkatan produksi garam Peningkatan kualitas garam Peningkatan Pendapatan Jumlah rata-rata Keterangan
Hasil 1,84 4 1,36 3,63 2,0 3,61 2,74 Efektif