PENGEMBANGAN MODEL PENANAMAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS CERITA MELALUI KOMIK BAGI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V Winda Astiarini Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Pascasarjana UNJ
[email protected] Abstrack : The main purpose of this research develop an instructional of character building model for fifth grade elementary school’s students. This research used Research and Development (R&D) method which main core is Dick and Cerey’s model. Before developing proccess begin, author check out the educational journal to make sure for this development process. First journal is published by UNY and the second journal published by Ganesha Education University. Both of that journals said that the using of comics bery usedfull. It helped to support for better instructional process. And next, in this development proces was doing step by step continuely and it used expert review by content expert, instructional design expert, and media expert to get properness test and it also helped by students as the users in the one to one and small group evaluation. The result of this test is indicate that the product is proper to used. And for the next test is effectiveness test by pre test and post test. From that pre test and post test’s result by t-test indicate that there is a difference result between pre test and post test which indicate this comic is effective to used. Keyword : Character Building, comic, and elementary school’s students Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan sebuah model pembelajaran pendidikan karakter bagi siswa SD kelas V. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) dengan model Dick and Carey. Sebelum proses pengembangan yang lebih jauh,pengembang melakukan studi literatur melalui jurnal yang diterbitkan oleh UNY dan Universitas Pendidikan Ganesha. Hasil kedua jurnal tersebut menyatakan bahwa penggunaan komik mampu mendukung pembelajaran yang lebih baik. Kemudian pada proses pengembangan dilakukan dengan urutan yang hirarki dan juga dilakukan expert review melalui ahli materi, ahli instruksional desain, dan ahli media untuk menilai uji kelayakan dibantu dengan siswa sebagai objek pengguna yakni one to one dan small group evaluation. Hasil uji tersebut menyatakan komik ini layak untuk digunakan. Dan tahapan uji selanjutnya adalah uji efektivitas melalui pretest dan posttest. Hasil pretest dan post test yang ada, dihitung melalui uji-t dengan hasil akhir terdapat perbedaan antara pre test dan post test yang mengindikasikan bahwa komik ini efektif digunakan. Kata kunci: Pendidikan Karakter, komik, siswa SD.
176
Pengembangan Model Penanaman Pembelajaran endidikan Karakter Berbasis Cerita Melalui Komik Winda Astiarini
Pendidikan suatu bangsa sangat berkaitan
Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-
erat dengan pembentukan karakter di
2014,
dalamnya. Setiap bangsa mengidamkan
gambaran bahwa pendidikan karakter juga
generasi penerusnya memiliki karakter
memiliki pengertian proses olah hati akan
yang kuat dengan membekali pendidikan
menghasilkan
yang memadahi. Pembangunan karakter
religius,
dewasa ini menjadi suatu sasaran yang
menghasilkan
utama
pendidikan.
kreatif dan terbuka, proses olah raga
Pembangunan dan pendidikan karakter
menghasilkan karakter gigih, kerja keras,
menjadi suatu keharusan karena pendidikan
disiplin, bersih dan bertanggung jawab, dan
tidak hanya menjadikan peserta didik
proses olah rasa dan karsa menghasilkan
menjadi cerdas juga mempunyai budi
karakter peduli, demokratis, gotong-royong
pekerti
dan suka membantu.
oleh
dan
dunia
sopan
santun,
sehingga
keberadaannya sebagai anggota masyarakat
M.
Nuh,
maupun masyarakat pada umumnya.
heterogennya
karakter
ikhlas,
olah pikir
bervisi,
cerdas,
yang
mudah
terlebih
kondisi
dengan
masyarakat
dan
Indonesia. Namun semua itu dapat berawal
Hariyanto (2011 : 1-2) telah menegaskan
dari lingkungan kecil terlebih dahulu.
bahwa “Bangsa ini harus dibangun dengan
Sekolah
pembangunan karakter (character building)
pendidikan utama yang dicanangkan oleh
karena character building inilah yang akan
pemerintah
membuat Indonesia menjadi bangsa yang
pendidikan karakter di dalam segala aspek.
besar, maju dan jaya, serta bermartabat.
Penanaman karakter yang dioptimalkan
Kalau
melalui proses pembelajaran di kelas dapat
character
Samani
jujur,
suatu
Pendidikan karakter memang bukan suatu
dalam
karakter
dan adil, proses
mejadi bermakna baik bagi dirinya sendiri Soekarno
memberikan
building
ini
tidak
misalnya, sendiri
dilakukan maka bangsa Indonesia akan
diintegrasikan dengan
menjadi bangsa kuli.”
dalam bidang studi.
Pernyataan
presiden
pertama
RI
Dalam
menjadi untuk
agen
menerapkan
berbagai materi
praktiknya
penanaman
tersebut mengindikasian bahwa pendidikan
pendidikan karakter di sekolah bukan
karakter akan membawa indivdu untuk
hanya sembarang memberikan nilai. Inilah
terstimulasi cara kerja otaknya yang cerdas.
yang dinamakan sekolah sebagai wadah
Dalam pandangan yang serupa, Menteri
tepat guna dalam mendidik siswanya sesuai 177
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
dengan kebutuhannya, termasuk aspek
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial
pendidikan karakter. Hidayatullah ( 2010 :
dam tanggung jawab.
32) merangkum bahwa pendidikan karakter
Dari kesekian banyak nilai karakter
dapat diklasifikasikan dalam tahapan ; adab
yang telah disebutkan sebelumnya, penulis
pada usia 5-6 tahun ; tanggung jawab diri
mencoba mengerucutkan beberapa nilai
untuk usia 7-8 tahun ; caring-peduli pada
karakter yang sesuai dengan pembelajaran.
usia 9-10 tahun ; kemandirian pada usia 11-
Beberapa karakter yang dikembangkan
12 tahun dan bermasyarakat 13 tahun dan
tersebut diantaranya, religius, kejujuran,
seterusnya.
disiplin, dan tanggung jawab. Dipilihnya
Dalam sisi lain Hasan et. al (2010 ; 9-
kelima nilai tersebut sesuai pula dengan
10) merangkum 18 nilai karakter yang
perkembangan
dijabarkan secara apik dalam bentuk Nilai
dipaparkan oleh Hidayatullah sebelumnya
dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan
serta kompetensi inti dan kompetensi dasar
Karakter Bangsa, yaitu religius, jujur,
pada Kurikulum 2013 serta sangat fleksibel
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
pula jika akan di kembangkan pada
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
cakupan
semangat kebangsaan, cinta tanah air,
Pendidikan tahun (KTSP) 2006. Masing-
menghargai
masing nilai tersebut memiliki kriteria
prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
karakter
Kurikulum
yang
Tingkat
telah
Standar
sebagai berikut:
Tabel 1 Nilai Dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa No
Nilai
1
Religius
2
Jujur
3
Disiplin
4.
Tanggung -jawab
Deskripsi Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
178
Dewasa ini proses pendidikan sangat
saling berdekatan, dalam urutan tertentu
banyak terbantu dengan adanya media,
untuk
menyampaikan
informasi
atau
termasuk penanaman pendidikan karakter.
mendapatkan respon estetis dari pembaca.
Media berperan penting dalam sebuah proses
pembelajaran.
Media
METODE
mampu
Media komik akan dikembangkan
membantu guru sebagai perantara materi
sebagai media penanaman pembelajaran
kepada siswa. Media akan memperkaya
pendidikan karakter berbasis cerita pada
proses pembelajaran yang pada awalnya
siswa kelas V SD dengan menggunakan
hanya bertadisikan lisan dan tulisan saja.
metode Penelitian dan Pengembangan,
Selain itu media juga memudahkan siswa
yang
dalam menemukan sumber belajar yang
dengan
pembelajaran
asas
pendidikan
yang
mengembangkan
sesuai
karakter
baru
dalam
proses
menghasilkan
penanaman
produk.
Adapun
dalam
oleh Dick, Carey and Carey. Model ini membagi proses menjadi 10 (sepuluh)
kumpulan-kumpulan
tahapan.
karakter kartun yang terangkum dalam satu
Bila dijabarkan lebih luas langkah-
buku komik.
langkah model ini adalah sebagai berikut :
Komik dirasa dapat menjadi media
a. Indentify instructional goal (s) atau
yang menyenangkan bagi siswa sekolah
Identifikasi tujuan pembelajaran atau
dasar. Hal ini disebabkan karakter siswa
pembuatan
sekolah dasar yang gemar dengan bentukKomik
juga
produk.
Adapun
tujuannya adalah Setelah mengikuti
bentuk kartun, warna-warni dan bentuk unik.
peneliti
penelitian tindakan yang dikembangkan
Wujud media ini dapat berupa media
yang
produk
penelitian ini, peneliti menggunakan model
tak terasa sedang belajar sambil bermain. berupa
disebut
instruksional untuk mempermudah proses
pendidikan karakter. Dengan media siswa
sederhana
Inggris
membutuhkan model dalam pengembangan
dan
karakteristik siswa sekolah dasar adalah nafas
Bahasa
Research and Development (R&D).Dalam
tidak hanya berupa buku teks semata. Media
dalam
pembelajaran cerita dongeng dalam
mampu
bidang studi Bahasa Indonesia siswa
menerjemahkan suatu pesan ke dalam
SD
sebuah cerita yang dapat dilihat secara
kelas
V
akan
dapat
menyimpulkan hikmah dari cerita
visual. Seperti yang dijelaskan oleh Scott
pada
McCloud (2001 : 9 ) bahwa komik adalah
media
pendidikan
gambar-gambar atau simbol-simbol yang 179
komik
karakter
mengenai serta
dapat
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
3) Siswa Sekolah Dasar Kelas V
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
dapat
b. Conduct instructional analysis atau melakukan
analisis
menyimpulkan
(C2)
hikmah dari bagian nilai disiplin
instruksional,
cerita “Si Encang Sahabat Kita”
yaitu mengerucutkan nilai karakter
dengan benar. 4) Siswa
yang dikmbangkan. Adapun nilai
sekolah
dasar
dapat
karakter tersebut meliputi religius,
menghubungkan
(C3)
jujur, disiplin, cinta tanah air dan
keteladanan dari
bagian cerita
tanggung jawab.
“Si Encang
c. Analyze learners and contexts atau
dengan sikap tanggung jawab
perilaku awal dan karakteristik siswa,
dengan baik. e. Develop assesment instrument atau
yakni berupa pengamatan terhadap siswa
mengenai
latar
Sahabat Kita”
belakang
menyusun alat penilaian hasil belajar,
kehidupan dan kebiasaan belajar di
yang dapat berupa tes maupun non
sekolah.
tes. Pada tahap ini peneliti melakukan
d. Write performance objectives atau merumuskan
tujuan
tes
instruksional
mengenai
khusus yakni berdasarkan rumusan ABCD;
Audience,
berupa
soal
uraian
pemahaman
singkat
pendidikan
karakter terhadap nilai yang terkait. f.
Behaviour
Develop instuctional strategy atau
Conditions, Degree. Tujuan Khusus
mengembangkan
dari pengembangan ini adalah
instruksional yang berkenaan dengan
1) Siswa Sekolah Dasar Kelas V
berbagai
strategi
pendekatan
dapat menyimpulkan (C2) cerita
mengelola
“Si Encang Sahabat Kita” pada
instruksional. Dalam pengembangan
bagian
ini peneliti memberikan media yang
nilai
religius
dengan
benar. dapat menghubungkan “Si Encang
dan
proses
telah dirancang pada siswa dalam
2) Siswa sekolah dasar kelas V keteladanan dari
isi
dalam
pembelajaran
(C3)
secara
bergantian
karakternya.
bagian cerita
pendidikan Dengan
karakter
per
nilai
demikian
Sahabat Kita”
diharapkan peneliti dapat mengamati
dengan sikap kejujuran dengan
dengan seksama nilai karakter yang
baik.
ditujukan pada siswa.
180
Pengembangan Model Penanaman Pembelajaran endidikan Karakter Berbasis Cerita Melalui Komik Winda Astiarini g. Develop and Select Instructional
narasumber yang tidak terlibat dalam proses pengembangan.
Materials atau mengembangkan dan memilih bahan instruksional, yakni
HASIL
berupa memilih dan memadukan cerita
sehari-hari
dengan
Hasil tahapan pengembangan model
nilai
pembelajaran pendidikan karakter berbasis
karakter religius, jujur, disiplin, dan
cerita melalui media komik terdiri dari :
tanggung jawab yang di kemas dalam
a. Pra produksi
komik edukatif berjudul “Si Encang
Sebelum
Sahabat Kita”. h. Design
and
evauation
conduct
of
merancang evaluasi
dan formatif.
atau
melaksanakan Evaluasi
beberapa ahli, yakni ahli materi ahli
disimpulkan
bahwasannya
adalah
satu
salah
alternatif
komik yang
yang
sangat
besar
guna
mulai bekerja sama dengan komikus yang berasal dari jurusan Seni Rupa
20 siswa. instruction
pembelajaran
atau
dilakukan
FBS UNJ guna membantu tahap
revisi
produksi sebagai illustrator.
sesuai b.
dengan temuan penelitian evaluasi tahap
delapan
(revisi
and
conduct
Produksi Model Pendidikan Karakter melalui
dan
Komik ini menggunakan dua langkah
masukkan terdapat dalam instrumen). Design
dari
di dalamnya. Kemudian pengembang
siswa dan field trial dengan lebih dari
j.
didapatkan
menyisipkan nilai pendidikan karakter
small group evaluation dengan 8-20
pada
yang
potensi
one evaluation dengan 3 orang siswa,
Revise
kebutuhan
menganalisis
disukai oleh anak-anak dan memiliki
desain
instruksional dan ahli media, one to
i.
dahulu
wawancara dan observasi tersebut
yang terdiri dari : expert review oleh karakter,
terlebih
wawancara dan observasi. Dari hasil
ini
dilakukan oleh evaluator internal
pendidikan
tahap
produksi yang lebih jauh, pengembang
formative
instruction
melakukan
utama, yakni pembuatan dengan langkah
summative
manual dan digital. Adapun langkah
evaluation atau melakukan evaluasi
manual yang dimaksud adalah membuat
sumatif oleh evaluator eksternal yang
naskah dan story board. Sedangkan dalam
dilakukan dengan melibatkan tim dan
langkah digital yakni membuat desain tampilan dalam program Photoshop mulai 181
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
dari meneruskan story board yang ada
diperhatikan dalam pembuatan latar
hingga proses pewarnaan dan pencetakan.
belakang adalah arah cahaya dan
1. Langkah-langkah Produksi
suasana alam (pagi, malam, cerah dan
a)
Pembuatan Karakter
sebagainya).
Dalam tahap penentuan karakter tokoh
d) Scanning dan Editing ke dalam bentuk
cerita dalam komik ini dilakukan
digital
beberapa hal yang terkait dengan
Dalam tahapan ini pengembang yang
kebutuhan yakni melalui wawancara,
masih
observasi ke lapangan, diskusi dengan
melakukan scaning terhadap gambar
siswa serta guru dan menanggapi
yang dibuat secara manual ke dalam
usulan dari beberapa teman sejawat.
bentuk JPEG dan diedit melalui Adobe
Dari
dikumpulkan
Photoshop
CS3.
pengembang, maka dipilihlah tokoh
melakukan
scanning
Betawi sebagai bentuk rasa cinta
gambar untuk di edit.
informasi
yang
terhadap budaya
sekitar. Adapaun
e)
oleh
komikus,
Pengembang pada
setiap
Pewarnaan Digital
tokoh tersebut yakni : Encang sebagai
Pewarnaan ini merupakan bagain yang
tokoh utama, serta sahabat Enchang
tak kalah penting, tujuannya agar
yang berusia 10-11 tahun diantaranya
komik
Fauzan, Kadul dan Kadut.
memberikan
b) Penyusunan Naskah dan Story Board
menjadi ciri
menarik
dan
khas
dan
memberikan perbedaan antar tokoh.
Naskah dan storyboard adalah langkah
Tahap
paling penting dalam pengembangan
pewarnaan terhadap latar belakang
ini.
ini
yang telah diedit. Pewarnaan digital ini
memerlukan waktu yang cukup lama,
masih menggunakan Adobe PhotoShop
hal ini disebabkan revisi yang sering
CS3.
penyusunan
naskah
terjadi berdasarkan kejadian yang ada c)
dibantu
c.
ini
juga
dilakukan
untuk
Pasca Produksi
di sekitar.
Pada
Pembuatan Setting atau Latar Belakang
penyempurnaan
Latar belakang atau setting merupakan
cover serta pencetakan komik pada
lokasi di mana tokoh-tokoh dalam
percetakan digital.
komik
itu
pemandangan disesuaikan.
berada.
ini berupa
dilakukan pembuatan
Termasuk
Adapun tahap selanjutnya adalah
yang
uji kelayakan dan efektivitas. Uji kelayakan
harus
dilaukan melalui expert review, one to one
perspektif Hal
tahapan
yang
182
Pengembangan Model Penanaman Pembelajaran endidikan Karakter Berbasis Cerita Melalui Komik Winda Astiarini evaluation dan small group evaluation. Expert review yang dilibatkan terdiri dari ahli materi, ahli desain instruksional dan
t 2,23
ahli media. Ketiga ahli tersebut memiliki
3. Kriteria pengujian hipotesis
pandangan 90%, 79% dan 89% kriteria
Tolak Ho,jika thitung > ttabel dan
baik untuk penilaian terhadap komik.
terima H0,jika thitung < ttabel.
Sedangkan pada one to one evaluation, dari
ttabel : α = 0.05 dan db = n-1 = 25-1 =
tiga
24
siswa
dengan
latar
belakang
kemampuan kognitif yang berbeda hanya
ttabel = 2,06
dua siswa yang mencoret bagian yang
karena 2,23 > 2,06 atau thitung > ttabel
menurut ia tidak mengerti. Sedangkan pada
maka Ho ditolak yang artinya pada
small group evaluation, dari 8 siswa yang
tingkat
terlibat dengan latar belakang kognitif yang
perbedaan antara sebelum dan sesudah
berbeda,
diberikan komik.
sebagai
objek
pengguna
kepercayaan
95%
terdapat
menyimpulkan 80% komik ini dikatakan
Dengan demikian dapat disimpulkan
baik.dan berikut ini merupakan grafik
bahwa komik ini efektif digunakan sebagai
prosentase dari hasil uji kelayakan.
model pembelajaran pendidikan karakter
Dalam uji efektifitas, pengembang
bagi siswa kelas V.
melakukan uji coba terhadap 25 siswa PEMBAHASAN
dengan mengadakan pretest dan post test mengenai
pemahaman
dasar
konsep
Pengembangan komik ini bukanlah
pendidikan
karakter.
Berikut
adalah
sekedar membuat komik biasa tanpa
langkah-langkah untuk mengetahui thitung
adanya landasan yang kuat. Pengembang
1. Menghitung nilai rata-rata dari gain (d)
melakukan studi literatur dan menemukan
Md
d n
37 Md 25
beberapa
M d 1,48
bahwasannya
M
komik
menguatkan
dapat
dijadikan
Salah satu temuan pengembang adalah
d
x
yang
media pembelajaran alternatif di sekolah.
2. Menetukan thitung t
fakta
2
jurnal yang dikeluarkan oleh FMIPA
d
n ( n 1)
Universitas Negeri Yogyakarta oleh Retno t
t
1,48 16,24 25( 25 1)
Puspitorini, A.K. Prodjosantoso, Bambang Subali,
1,48 0,027
183
dan
Juma,
dengan
judul
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
“Penggunaan
Media
Komik
Dalam
tanpa menghilangkan unsur-unsur sebuah
Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan
komik.
Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif dan
Dengan demikian pengembang semakin
Afektif”. Pada jurnal tersebut disimpulkan
mantap untuk melakukan pengembangan
bahwasannya
media
mampu
komik sebagai media alternatif dalam
meningkatkan
motivasi,
belajar
pembelajaran pendidikan karakter bagi
komik hasil
kognitif, dan hasil belajar afektif. Selain
itu
pengembang
siswa SD kelas V. juga
SIMPULAN
menemukan fakta lain pada e-jurnal yang dikeluarkan
oleh
PPs
Berdasarkan
Universitas
hasil ujicoba baik melalui expert review,
oleh I Putu Wina Yasa Pramadi, I Wayan
one to one evaluation,
Suastra, dan I Made Candiasa dengan “Pengaruh
Penggunaan
guna
rata-rata
kriteria
baik.
field test, komik ini dapat dikatakan efektiv
Fisika” memiliki kesimpulan bahwa hasil
dengan perhitungan uji-t pada hasil pretest
bahwa
dan post test.
pembelajaran yang menggunakan komik berorientasi kearifan lokal Bali
dengan
Sedangkan dalam segi efektivitas melalui
Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep menunjukkan
small group
evaluation komik ini dapat dikatakan layak
Komik
Berorientasi Kearifan Lokal Bali terhadap
penelitian
pengembangan
dengan serangkaian evaluasi dan revisi dari
Pendidikan Ganesha. Jurnal yang dibuat
judul
hasil
lebih
DAFTAR RUJUKAN
cocok diterapkan dibandingkan dengan
Borg, Walter R & Meredith D Gall,
pembelajaran tanpa menggunakan komik
Educational
berorientasi kearifan
Edition,(New York : Longman,
pencapaian
local Bali dalam motivasi belajar dan
Research
Fourth
2007)
pemahaman konsep.
Hasan Said Hamid, et al, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Dua penelitian dalam jurnal tersebut sangat sejalan dengan Marcel Bonef
Bangsa,
Jakarta
(1998:67) bahwasannya saat ini komik
Balitbang, 2010
:
Kemdiknas
telah dijadikan sarana edutainment yang
Hidayatullah, M. Furqon, Membangun
dirancang khusus untuk membelajarkan
Peradaban Bangsa. Surakarta :
baik aspek kognitif maupun dengan cerita
Yuma Pustaka 2010
menarik dan ilustrasi yang mendukung
184
Pengembangan Model Penanaman Pembelajaran endidikan Karakter Berbasis Cerita Melalui Komik Winda Astiarini McCloud, Scout, Understanding Comic, Jakarta:
Kepustakaan
Pramadi, I Putu Wina Yasa, I Wayan
Populer
Suastra, dan I Made Candiasa, e-
Gramedia, 2001
Jurnal
Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep
Pendidikan
Universitas
Ganesha
Prodi
dan Model Pendidikan Karakter,
Pendidikan IPA Vol 3 tahun 2013:
Bandung
“Pengaruh Penggunaan Komik
:
PT.Remaja
Rosdakarya, 2011
Berorientasi Kearifan Lokal Bali
Puspitorini, Retno , A.K. Prodjosantoso,
terhadap Motivasi Belajar dan
Bambang
Subali,
dan
Juma,
Pemahaman
Jurnal
“Penggunaan
Media
Surabaya : Universtas Pendidikan
:
Konsep
Fisika”.
Komik Dalam Pembelajaran IPA
Ganesha.
untuk Meningkatkan Motivasi dan
https://www.google.co.id/url?sa=t
Hasil
&rct=j&q=&esrc=s&source=web
Belajar
Kognitif
dan
Afektif”. Yogyakarta : UNY. 2012 Gramedia,
1998
2013.
dalam
&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0C
Bonef, Marcel, Komik Indonesia. Jakarta :
Nuh,
PPs
DAQFjAC&url=http%3A%2F%2
dalam
Fpasca.undiksha.ac.id%2Fe-
http://books.google.co.id/books?id
journal%2Findex.php%2Fjurnal_i
=IJ7NbNW0HEC&pg=PT47&nu
pa%2Farticle%2FviewFile%2F56
m=10&source=gbs_selected_page
5%2F357&ei=366dVebcOMf_ug
s&cad=2#v=onepage&q&f=false
TY8LzIDA&usg=AFQjCNGtK4c
pada 26 Februari 2015
SOWAiRhZdI9PTxKmY6TQIHw
Muhammad, Pendidikan Peringatan
Sambutan
Menteri
Nasional Hari
&bvm=bv.96952980,d.c2E
pada
unduh pada 25 Januari 2015
Pendidikan
Nasional Mei 2010, h.3, di unduh dari
:
(http://www.kemdiknas.go.id.list_ announcement/sambutanmenteripe ndidikan-nasional-pada[eringatan-hari-guru-asional2010.aspx pada 12 Januari 2014
185
di