176 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 2 Tahun 2017
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DEVELOPING OF MULTIMEDIA LEARNING SOCIAL SCIENCE FOR THE STUDENTS OF CLASS V PRIMARY SCHOOL Oleh: Amalia Asih, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, email:
[email protected] Abstrak
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia pembelajaran IPS materi Kerajaan Budha dan Peninggalannya di Indonesia yang layak bagi siswa kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan (R&D) menurut Borg dan Gall. Langkah yang ditempuh meliputi penelitian dan pengumpulan informasi awal, perencanaan, pengembangan, format produk awal yang didalamnya meliputi validasi ahli materi dan validasi ahli media, uji coba awal, merevisi hasil uji coba awal, uji coba lapangan, merevisi hasil uji coba lapangan, uji lapangan, dan penyempurnaan produk akhir. Kelayakan produk didasarkan pada hasil penilaian ahli materi, ahli media dan siswa kelas V sebagai subjek uji validasi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Analisis data berupa deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian dari serangkaian uji coba serta validasi ahli dinyatakan layak. Penilaian ahli materi dengan rata-rata skor 4,29 termasuk kategori layak, penilaian ahli media dengan rata-rata skor 4,12 termasuk kategori layak, uji coba lapangan awal mendapatkan skor 0,96 termasuk kategori layak, uji coba lapangan utama mendapatkan skor 1 termasuk kategori layak dan uji coba lapangan operasional mendapatkan skor 1 termasuk kategori layak. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Multimedia Pembelajaran IPS materi Kerajaan Budha dan Peninggalannya di Indonesia untuk pembelajaran kelas V SD Negeri Wojo Bantul Yogyakarta layak digunakan. Kata Kunci: pengembangan, multimedia pembelajaran, siswa kelas V Abstract
The development research aims to produce multimedia instructional material IPS Buddhist kingdom and legacy in Indonesia viable for Elementary School fifth grade students. This study uses research and development (R & D) by Borg and Gall. Steps to be taken include research and gathering initial information, planning, development, product formats initial therein includes validation of subject matter experts and expert validation media, initial trial, revise the results of early trials, field trials, revise the results of field trials, field trials and improvement of the final product. Eligibility product is based on the results of expert assessment of materials, media experts and fifth grade students as a validation test subjects. Data collection techniques using observation, interviews, questionnaires and documentation. Analysis of the data is a quantitative descriptive. The results showed that the assessment of a series of tests and validation experts declared eligible. Ratings matter experts with an average score of 4.29, including a decent category, media expert ratings with an average score of 4.12, including a decent category, field trials beginning to get a score of 0.96, including a decent category, major field trials to get a score of 1 category feasible and operational field trials to get a decent score of 1 category. Based on the research that has been done can be concluded that the material IPS Multimedia Learning Buddhist kingdom and legacy in Indonesia for teaching a class V SD Negeri Bantul Yogyakarta Wojo fit for use. Keywords: development, multimedia instructional, fifth grade students diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
PENDAHULUAN Perkembangan
dan
pelaksanaan
Salah satu komponen pembelajaran yang amat
pendidikan di Indonesia saat ini masih terus
penting untuk menjembatani penyampaian materi
Pengembangan Multimedia Pembelajaran.... (Amalia Asih) 177
di antaranya adalah media pembelajaran. Oleh
interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.
karena itu, pada era globalisasi yang sedang
Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu
berlangsung sekarang ini, perkembangan ilmu
mengajar, yaitu sebagai penunjang penggunaan
pengetahuan dan teknologi sangat cepat. Seiring
metode mengajar yang digunakan guru. Dengan
dengan kemajuan zaman, arus komunikasi akan
penggunaan media pembelajaran ini diharapkan
mempengaruhi terhadap proses pendidikan. Oleh
dapat meningkatkan proses pembelajaran yang
karena itu, tidak dapat mengelakkan dari situasi
kemudian akan memperngaruhi haasil belajar
yang demikian itu, tetapi seharusnya mampu
siswa.
memanfaatkan hal-hal yang mendorong ke arah
Selain menjadi unsur penting dalam proses
positif. Sehingga setiap anak memiliki bekal
belajar mengajar, media pembelajaran berguna
mengarungi era global.
untuk meningkatkan semangat dan antusias siswa
Perkembangan teknologi dan informasi
dalam mengikuti proses belajar. Terlebih lagi jika
yang semakin pesat itu akan memberikan
media yang digunakan merupakan media yang
pengaruh yang kuat pada berbagai bidang
menarik, inovatif dan bisa menjadikan siswa lebih
kehidupan,
bidang
mudah memahami materi pelajaran. Siswa akan
pendidikan. Teknologi dalam dunia pendidikan
lebih aktif dalam proses belajar, tidak hanya
dapat digunakan sebagai media penyampaian
mendengarkan penjelasan dari guru teteapi dapat
materi pembelajaran secara lebih menyenangkan.
mengamati, mendemostrasikan dan lain lain.
Pada saat ini banyak media yang dapat digunakan
Dengan kata lain media pembelajaran yang
oleh guru untuk lebih memaksimalkan materi
digunakan merupakan alat pendidikan yang
sehingga dapat meningkatkan tingkat pemahaman
bertujuan uuntuk mempermudah penyampaian
siswa.
materi dalam proses pembelajarn.
salah
satunya
adalah
Menurut gagne dan Briggs dalam azhar
Berdasarkan
hasil
observasi
yang
arsyad (2004: 4) media pembelajaran meliputi
dilakukan dikelas V SD N Wojo Bantul
alat
untuk
Yogyakarta, pada tanggal 20 januari 2016
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri
didapatkan hasil bahawa media pembelajaran
antara lain buku, tape recorder, kaset, video
yang sering digunakan oleh guru dalam proses
kamera, video recorder, film, slide (gambar
pembelajaran
bingkai), foto, gambar, grafik, televise, dan
Pengetahuan Sosial (IPS) adalah berupa buku
komputer. Dengan kata lain, media adalah
paket dan Lembar Kerja siswa (LKS). Buku paket
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
sebagai acuan utama dalam proses pembelajaran,
mengandung materi instruksional dilingkungan
sementara lks merupakan sumber belajar yang
siswa yang dapat merangsang siswa untuk
dapat digunakan siswa sebagai pendamping
belajar. Kedudukan media dalam pembelajaran
keberadaan buku paket dan guru.
yang
secara
fisik
digunakan
khususnya
pembelajaran
Ilmu
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
Proses pembelajaran IPS yang selama ini
proses interaksi antara guru dan siswa, serta
dilaksanakan hanya sebatas menggunakan metode
178 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 2 Tahun 2017
ceramah dan sesekali dilakukan Tanya jawab
waktu di Indonesia sudah menggunakan alat
sebagai selingan agar siswa tidak cepat bosan.
peraga
Pelajaran ips merupakan pembelajaran yang kaya
mempermudah
akan konsep dan materi maka guru berusaha
wilayah di Indonesia yang menjadi 3 wilayah
untuk mentransferkan materi IPS tersebut kepada
waktu. Penggunaan alat peraga ini terbatas pada
siswa melalui metode ceramah dan Tanya jawab,
materi pembagian wilayah waktu di Indonesia. .
sebagian siswa cenderung tidak terterik pada
sementara untuk materi mata pelajaran IPS yang
mata pelajaran IPS, hal tersebut terliha pada
lain hanya sebatas penggunaan buku paket dan
proses pembelajaran berlangsung sebagian siswa
penjelasan dari guru untuk membantu proses
tidak
guru
pembelajaran. Sehingga menyebabkan motivasi
terutama pada materi yang memerlukan banyak
siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran
hafalan. Ketika siswa sudah mulai bosan dengan
cepat berkurang.
memperhatikan
penjelasan
dari
seperti
globe dalam
atau
peta
menunjukan
untuk wilayah
penjelasan materi yang diberikan oleh guru,
IPS di Sekolah Dasar merupakan mata
mereka akan sibuk bermain dengan teman yang
pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi
lain, mengobrol bahkan membuat gaduh sehingga
dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,
suasana kelas menjadi tidak kondusif.
humaniora, sains, bahkan berbagai isu dan
Suasana kelas yang menjadi tidak kondusif
masalah sosial kehidupan. Mata pelajaran IPS SD
itu juga terjadi ketika proses pembelajaran materi
merupakan
kerajaan Budha dan Peninggalannya di Indonesia.
disederhanakan
Hambatan yang dihadapi siswa pada materi ini
dimodivikasi khusus berdasarkan karakteristik
yaitu menghafal isi materi kerajaan Budha dan
siswa SD, bersifat ilmiah atau materi disajikan
Peninggalannya di Indonesia, karena dalam
terstruktur dan sistematis, dan pedagogis. Proses
penyampaiannya
dengan
pembelajaran IPS bukan sekedar memberikan
penjelasan dari guru dan buku paket yang disertai
materi dan konsep kepada siswa yang bersifat
gambar tidak berwarna, padalah dalam materi
hafalan, namun terletak pada upaya materi yang
tersebut dibutuhkan adanya gambar atau video
dipelajari dapat dijadikan bekal dalam memahami
agar siswa mempunyai gambaran tentang materi
kehidupan masyarakat serta untuk melanjutkan ke
tersebut. Hal inilah yang menjadi penyebab siswa
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sementara
mengganti suasana kelas menjadi tidak kondusif
pada kenyataanya untuk memahami materi IPS
untuk melakukan proses pembelajaran.
ini harus melalui banyak hafalan karena mata
Mata
hanya
pelajaran
dilakukan
IPS
bersifat
abstrak
ilmu
pengetahuan lingkungan
sosial
yang
siswa
SD,
pelajaran IPS ilmu sosial dan masyarakat yang
sehingga harus dibuat menjadi lebih konkrit agar
bisa
berubah
seiring
siswa lebih mudah untuk memahami materinya
Berdasarkan hal tersebut, maka kemampua dan
sebab karakteristik siswa pada masa sekolah
keterampilan
dasar berada dalam tahapan operasional konkrit.
menggunakan berbagai metode, strategi dan
Proses pembelajaran IPS materi pebagian wilayah
model
guru
pembelajaran
berjalannya
dalam IPS
memilih harus
waktu. dan
senantiasa
Pengembangan Multimedia Pembelajaran.... (Amalia Asih) 179
ditingkatkan. Sehingga proses pembelajaran IPS
bagi siswa untuk mengembalikan lagi motivasi
dapat dengan mudah dipahami dan
belajar siswa.
diimplementasikan
dalan
kelak
kehidupan
bermasyarakat oleh siswa.
Proses pembelajaran dikelas akan menarik minat belajar siswa apabila guru menggunakan
Menurut guru kelas V SD N Wojo Bantul
media pembelajaran yang bervariasi dan dengan
Yogyakarta, karakteristik siswa kelas V dalam
memanfaatkan sarana prasarana dan teknologi
proses pembelajaran IPS sering kali merasa cepat
yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Bank
bosan kemudian mereka melakukan kegiatan di
& Cleggs dalam Ahmad Susanto (2014:324) yang
luar pembelajaran seperti gaduh dan bermain-
menyatakan bahwa keragaman media yang
main dengan teman-temannya, terlebih ketika
digunakan dalam pembelajaran ilmu – ilmu sosial
guru menggunakan metode ceramah yang terlalu
akan sangan membantu guru untuk menentukan
lama. Pada materi pelajaran IPS ini disajikan
media yang sesuai dengan pembelajaran beberapa
dengan mengambil tema sosial yang terjadi di
konsep. SD N Wojo Bantul Yogyakarta memiliki
sekitar siswa. Demikian juga dengan materi sosial
saran dan teknologi berupa ruang perpustakaan,
yang dikaji berangkat dari fenomena-fenomena
ruang komputer, dan LCD proyektor, namun
sekitar aktivitas sosial yang terjadi disekitar
belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
siswa. Materi – materi tersebut kemudian
kepentingan pembelajaran.
semakin meluas pada lingkungan yang semakin
Dengan penggunaan teknologi canggih
jauh dari lingkungan kehidupan sosial siswa.
seperti komputer akan memudahkan proses
Dalam mengatasi hal tersebut, yang dilakukan
pembelajaran dan meningkatkan minat belajar
guru kelas V adalah menggunakan metode lain
siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara
yaitu tanya jawab. Metode ini digunakan sebagai
kepada siswa adanya ketertarikan dan motivasi
selingan selain metode ceramah. Namun tidak
tinggi oleh siswa ketika mereka melaksanakan
semua siswa kelas V berperan aktiv dalam
pembelajaran menggunakan multimedia atau
metode tanya jawab. Beberapa siswa masih
dengan
terlihat tidak focus dan tidak memperhatikan
Daryanto
penjelasan dari guru. Motivasi belajar siswa akan
multimedia
cepat berkurang ketika penggunaan metode pada
multimedia
proses
pembelajaran, dengan kata lain multimedia
pembelajaran
terlalu
monoton
yaitu
menggunakan (2013:
52)
bantuan
mengatakan
pembelajaran yang
adalah
digunakan
merupakan
komputer.
alat
dalam yang
bahwa aplikasi proses
dengan metode ceramah dan tanya jawab, adapun
pembelajaran
dapat
media yang digunakan adalah dengan hanya
digunakan untuk menyalurkan pesan berupa,
menggunakan media gambar yang dirasa kurang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta dapat
menarik bagi siswa. Sehingga guru harus
merangsang pilihan, perasaan, perhatian dan
menggunakan metode pembelajaran yang lain
kemauan siswa sehingga secara sengaja proses
bahkan media pembelajaran yang lebih menarik
pembelajaran terjadi. materi yang diajarkan dengan menggunakan aplikasi yang ada melalui
180 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 2 Tahun 2017
teknologi komputer ini memungkinkan siswa
belajar utama. Terlebih sekolah ini sudah
belajar melalui simbol, gambar, animasi, bahkan
memiliki ruang komputer yang sangat bisa
video yang dirancang untuk memudahkan siswa
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran dan
memahami materi pelajaran. Dengan materi yang
siswa memiliki semangat tinggi ketika proses
disajikan sedemikian rupa menggunakan aplikasi
pembelajaran
yang
menggunakan bantuan perangkat komputer.
dijalankan
kompuer
maka
akan
menimbulkan ketertarikan siswa untuk mengikuti, memperhatikan,
bahkan
memahami
materi
dilangsungkan
dengan
Berdasarkan uraian di atas dan melihan beberapa permasalahan yang ada, maka peneliti
pelajaran lebih tinggi dari pada dengan materi
tertarik
dari buku cetak.
pengembangan yang berjudul “Pengembangan
Proses
penelitian
Multimedia Pembelajaran IPS materi Kerjaan
sebelumnya hanya menggunakan buku paket,
Budha dan Peninggalannya di Indonesia untuk
LKS dan media berupa gambar, maka proses
Siswa Kelas V SD N Wojo Bantul Yogyakarta”
materi
yang
melakukan
dilakukan
pembelajaran
pembelajaran
untuk
kerajaan
Budha
dan
Peninggalannya di Indonesia ini akan lebih baik
METODE PENELITIAN
jika menggunakan aneka media pembelajaran.
Jenis Penelitian
Karena pada
pokok bahasan tersebut banyak
Jenis penelitian yang digunakan adalah
menampilkan materi yang berkaitan dengan
Research and Development (R&D). Menurut
wujud dari peninggalan kerajaan Budha di
Sugiyono
Indonesia
sehingga
proses
pengembangan bersifat Longitudinal (bertahap
pembelajarannya
siswa
mudah
bisa multy years). Penelitian pengembangan atau
memahami dan melihat langsung bagaimana
Research and Development (R&D) merupakan
wujud dari peninggalan kerajaan Buhda di
penelitian
Indonesia tersebut melalui pembelajaran dengan
mengembangkan suatu produk seperti salah
multimedia pembelajaran. Dengan adanya aneka
satunya produk pembelajaran. Produk yang
media pembelajaran tersebut siswa tidak akan
dikembangkan bertujuan untuk menghasilkan
mudah
proses
Multimedia Pembelajaran IPS Materi Kerajaan
pembelajaran. Selain itu metode yang digunakan
Budha dan Peninggalannya di Indonesia yang
oleh guru juga semakin bervariasi. Setelah
layak untuk pembelajaran siswa kelas V SD Wojo
peneliti melakukan observasi, SD N Wojo Bantul
Bantul Yogyakarta.
bosan
Yogyakarta
dalam
belum
dalam akan
lebih
melaksanakan
menyediakan
(2013:
yang
407)
penelitian
berorientasi
dan
kepada
media
Menurut Borg and Gall yang dikutip
pembelajaran berupa multimedia pembelajaran
dalam Sugiyono (2013:409), terdapat 10 langkah
IPS sebagai salah satu media pembelajaran
prosedur
khususnya pada materi “Kerajaan Budha dan
Penelitian dan pengumpulan data (Research and
Peninggalannya di Indonesia” yang melengkapi
Information
adanya buku paket dan gambar sebagai sumber
(Planning),
metode
pengembangan,
Collecting), 3)
2)
Pengembangan
yaitu
1)
Perencanaan draf
produk
Pengembangan Multimedia Pembelajaran.... (Amalia Asih) 181
(Develop Preliminary Form Product), 4) Uji coba
mendesiminasikan
lapangan awal (Preliminary Field Testing), 5)
produk.
dan
mengimplementasikan
Merevisi hasil uji coba (Main Product Revision), 6) Uji coba lapangan (Main field Testing), 7) Penyempurnaan
produk
hasil
uji
Jenis Data dan Instrumen
lapangan
(Operational
Product
Revision),
pelaksanaan
lapangan
(Operational
yang
diperoleh
dalam
Uji
pengembangan Multimedia Pembelajaran IPS
Field
Materi Kerajaan Budha dan Peninggalannya di
Testing), 9) Penyempurnaan produk akhir (Final
Indonesia ini berupa data deskriptif kuantitatif
Product
dan
untuk menentukan kelayakan produk. Metode
and
pengumpulan data yang digunakan adalah metode
revision),
implementasi
10)
8)
Data-data
Diseminasi
(Dissemination
Implementation).
wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Data kuantitatif diperoleh dari hasil penilaian ahli materi, ahli media dan subjek uji validasi.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Semester Ganjil
Metode
pengumpulan
data
yang
Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan
digunakan diantaranya: a) Metode Observasi
di SD Negeri Wojo Bantul, beralamat
di Jl
dilakukan pada saat penelitian pendahuluan
Sewon,
dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang
Imogiri
Barat
Km.5,
Bangunharjo,
Bantul, Yogyakarta.
terjadi dikelas berkaitan dengan karakteristik peserta didik, b) Metode wawancara dilakukan pada
Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam pengembangan
saat
penelitian
mengumpulkan
informasi
pendahuluan berkaitan
untuk dengan
ini adalah siswa kelas V SD Negeri Wojo Bantul
pembelajaran yang ada di SD Negeri Wojo
Yogyakarta. Jumlah subjek uji coba lapangan
Bantul Yogyakarta. Wawancara dilakukan kepada
awal sebanyak 4 anak, uji coba lapangan utama
guru kelas V untuk mendapatkan informasi-
sebanyak 8 anak dan uji coba pelaksanaan
informasi yang mendetail berkaitan dengan
operasional sebanyak 13 anak.
permasalahan yang ada dalam pembelajaran, c) Angket digunakan sebagai alat ukur untuk
Prosedur
menentukan kelayakan produk yang diperoleh
Dengan tidak mengurangi validitas proses dan
dari hasil penilaian produk oleh ahli materi, ahli
temuan dari penelitian ini, langkah-langkah atau
media dan subjek uji coba lapangan, d)
prosedural Research and development (R&D)
Dokumentasi
yang dikemukakan Borg and Gall, mengalami
penyusunan data bahan pengembangan media
sedikit
baik dalam bentuk dokumentasi file maupun foto.
modifikasi.
Pada
penelitian
pengembangan ini hanya sampai tahapan yang ke-9
atau
tidak
sampai
kepada
langkah
produksi
dilakukan
dengan
182 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 2 Tahun 2017
rentang nilai 0,5< X ≤ 1 maka media dikatakan
Teknik Pengumpulan Teknik
pengumpulan
data
dalam
pengembangan Multimedia Pembelajaran IPS Materi Kerajaan Budha dan Peninggalannya di Indonesia ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis data ini digunakan untuk menentukan kelayakan produk melalui hasil penilaian ahli materi, ahli media dan uji validasi pada subjek penelitian. Data yang diperoleh dikategorikan berdasarkan konversi Sukardjo (2008: 52-53) sebagai berikut:
5
X > 4,08
Sangat baik
4
3,36 < X ≤ 4,08
Baik
3
2,64 < X ≤ 3,36
Cukup
2
1,92 < X ≤ 2,64
Kurang
1
X ≤ 1,92
Sangat kurang IPS
dikatakan
“Layak”
sebagai
pengumpulan
data
dilakukan melalaui observasi dan wawancara kepada guru kelas V dan siswa kelas V di SDN
Wojo
mendapatkan
media
Materi media
didapatkan minimal dengan kriteria “Baik”. Sedangkan teknik analisis data untuk subjek uji coba hasil validasi menggunakan Skala Guttman yang dapat dilihat yang dikutip pada Eko Putro Widyoko (2012: 109).
Bantul
Yogyakarta
informasi
awal
untuk
mengenai
pembelajaran
yang
digunakan,
karakter siswa dalam kegiatan belajar, dan kesulitan
yang
dialami
dalam
proses
pembelajaran. Berdasarkan
hasil
observasi
dan
wawancara yang dilakukan di SDN Wojo Bantul
Yogyakarta
maka
ditemukan
beberapa masalah antara lain: 1. Proses pembelajaran IPS yang selama ini dilakukan masih menggunakan bahan ajar cetak berupa buku paket dan LKS. 2. Penggunaan media pembelajaran yang belum mengikuti perkembangan teknologi jadi kurang diminati oleh siswa sehingga
Berikut tabel skala Guttman:
membutuhkan variasi media pembelajaran
Tabel Skala Guttman
yang digunakan.
Kriteria
1
Setuju
0
Tidak setuju kriteria
dan
guru kelas V mengenai proses pembelajaran,
penilaian ahli materi dan ahli media yang
Berdasarkan
Penelitian
Sementara wawancara dilakukan kepada
pembelajaran untuk siswa kelas V apabila hasil
Skor
a. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Data
mengamati langsung proses kegiatan belajar.
Kerajaan Budha dan Peninggalannya di Indonesia ini
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan
Kriteria
Pembelajaran
maka media dikatakan “belum layak”.
situasi dan kondisi yang di alami pada proses
Skor Rentang
Multimedia
“layak”, dan jika memperoleh skor 0 < X ≤ 0,5
tersebut,
3. Adanya fasilitias komputer yang belum digunakan
secara
maksimal
untuk
keperluan belajar IPS. dapat
dijelaskan bahwa ketika memperoleh skor dengan
4. Belum
tersedia
media
pembelajaran
interaktif khususnya mata pelajaran Ilmu
Pengembangan Multimedia Pembelajaran.... (Amalia Asih) 183
Pengetahuan Sosial kelas V untuk materi kerajaan Budhaa dan peninggalannya di
1) Merumuskan isi materi pembelajaran dan berkonsultasi dengan guru kelas.
Indonesia.
2) Pelaksanaan pengembangan produk.
Berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan
3) Evaluasi
Media
dilakukan
tersebut dapat disimpulkan bahawa perlu
meminta
dikembangkan media pembelajaran
yang
judgement) atau validasi ahli. Validasi
dapat membantu guru dalam memberikan
ahli dilakukan oleh ahli materi dan ahli
pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS.
media.
Produk yang layak dan dirasa mampu untuk mnegatasi
permasalahan
ahli
(expert
Validasi materi dilakukan oleh dosen
adalah
PGSD, dengan validasi melalui 3 tahapan.
multimedia pembelajaran. Hal ini dikarenakan
Tahap I mendapatkan jumlah skor 66 dari 20
pada multimedia pembelajaran
memiliki
aspek yang dinilai, dengan rata-rata 3,26
banyak kelebihan yaitu dapat menampilkan
diinterprestasikan kriteria “cukup ”dan tingkat
gambar, video, animasi yang dapat membantu
kelayakan
siswa dalam mempelajari materi pembelajaran
memberikan saran untuk merevisi antara lain:
khususnya
dan
a) sesuaikan antara soal dengan indikator; dan
peninggalannya di Indonesia mata pelajara
b) penggunaan bahasa dalam penjelasan materi
IPS.
di sesuaikan;. Tahap II mendapatkan jumlah
materi
tersebut
pertimbangan
dengan
kerajaan
Budha
lanjutan
perancangan
dari
Validator
ini
merupakan
dan tingkat kelayakan “Layak”. Validator
rangka
memberikan saran untuk merevisi yaitu untuk
ada.
menambahkan keterangan gambar pada bagian
Pengembangan sebuah media pembelajaran
materi. Tahap III mendapatkan jumlah skor 86
berupa Multimedia Pembelajaran IPS Materi
dari 20 aspek yang dinilai, dengan rata-rata
Kerajaan Budha dan Peninggalannya di
4,29 diinterprestasikan kriteria “Sangat Baik”
Indonesia yang layak, pada tahap ini peneliti
dan tingkat kelayakan “Layak”. Validator ahli
merencanakan
materi
memecahkan
data
penelitian
rata-rata 3,46 diinterprestasikan kriteria “Baik”
dan
pengumpulan
tahapan
Layak”.
skor 72 dari 20 aspek yang dinilai, dengan
b. Hasil Perencanaan Tahapan
“Tidak
dalam
permasalahan
menggunakan
yang
metodologi
menyatakan
bahwa
Multimedia
penelitian R&D menurut Borg and Gall.
Pembelajaran IPS materi Kerajaan Budha dan
Metodologi penelitian R&D Borg and Gall
Peninggalannya di Indonesia sudah lebih baik
dilakukan sampai pada tahapan ke 9 saja.
dari perubahan tahap awal dan sudah layak di
c. Hasil Pengembangan Produk Awal Pengembangan produk awal melalui proses berikut:
dan
langkah-langkah
sebagai
uji coba tanpa revisi. Validasi media dilakukan oleh dosen Teknologi Pendidikan, dengan validasi melalui 2 tahapan. Tahap I mendapatkan jumlah skor 57 dari 17 aspek yang dinilai, dengan rata-rata
184 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 2 Tahun 2017
3,30.
diinterprestasikan
kriteria
“Cukup”.
Validator memberikan saran untuk merevisi antara
lain:
penyajian
a)
teks,
memperbaiki pada
menu
tampilan materi;
f. Hasil Uji Coba Lapangan Uji coba lapangan melibatkan 8 siswa kelas V SD Negeri Wojo Bantul Yogyakarrta.
b)
Hasil uji coba lapangan memperoleh skor
memberikan respon pada games setelah games
penilaian 1 dari jumlah total maksimal
paszzle terpasang semua;
penilaian 1. Jumlah skor masuk dalam kategori
Validasi media Tahap II mendapatkan skor
“Layak”.. Dari hasil uji coba lapangan tidak
70 dari 17 aspek yang dinilai, dengan rata-rata
terdapat kekurangan dalam produk multimedia
4,12, diinterprestasikan kriteria “Baik” dan
pembelajaran ini sehingga tidak ada bagian
tingkat kelayakan “Layak” untuk di uji coba
multimedia pembelajaran yang harus direvisi.
lapangan. Validator ahli media menyatakan bahwa Multimedia Pembelajaran IPS materi Kerajaan
Budha
dan
Peninggalannya
di
Indonesia layak uji coba lapangan.
g. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Berdasarkan hasil uji coba Lapangan dinyatakan bahwa multimedia pembelajaran interaktif IPS sudah layak untuk digunakan siswa kelas V SD Negeri Wojo Bantul
d. Uji Coba Lapangan Awal Uji coba lapangan melibatkan 4 siswa
Yogyakarta. Dalam pelaksanaan uji coba
kelas V SD Negeri Wojo Bantul Yogyakarrta.
lapangan, siswa tidak mengalami kesulitan
Hasil uji coba lapangan memperoleh skor
dalam menggunakan produk sehinggal peneliti
penilaian 0,96 dari jumlah total maksimal
tidak melakukan revisi produk multimedia
penilaian 1. Jumlah skor masuk dalam kategori
pembelajaran
“Layak”. Dari pengamatan yang dilakukan,
penelitian pengembangan dilanjutkan pada uji
para siswa Respon dari subjek uji coba, antara
lapangan..
lain; mereka sangat antusias, tertarik dan termotivasi.
IPS.
Kegiatan
h. Hasil Uji Coba Uji coba lapangan melibatkan 13 siswa kelas V SD Negeri Wojo Bantul Yogyakarta.
e. Hasil Merevisi Uji Coba Berdasarkan Berdasarkan hasil uji coba awal
interaktif
dinyatakan
multimedia
penilaian 1 dari jumlah total maksimal
pembelajaran interaktif IPS sudah layak untuk
penilaian 1. Jumlah skor masuk dalam kategori
digunakan siswa kelas V SD Negeri Wojo
“Layak”.. Dari hasil uji coba lapangan tidak
Bantul. Dalam pelaksanaan uji coba awal,
terdapat kekurangan dalam produk multimedia
siswa
pembelajaran ini sehingga tidak ada bagian
tidak
bahwa
Hasil uji coba lapangan memperoleh skor
mengalami
kesulitan
dalam
menggunakan produk sehinggal peneliti tidak melakukan pembelajaran
revisi
produk
interaktif
IPS.
multimedia Kegiatan
multimedia pembelajaran yang harus direvisi. i. Hasil Penyempurnaan Produk Akhir Pada
uji
lapangan
tidak
didapatkan
penelitian pengembangan dilanjutkan pada uji
kendala oleh siswa sebagai pengguna. Hasil
coba lapangan awal..
yang didapat dari penelitian menyatakan
Pengembangan Multimedia Pembelajaran.... (Amalia Asih) 185
bahwa multimedia pembelajaran interaktif
pengembangan
produk
materi Kerajaan Budha dan Peninggalannya di
menentukan
Indonesia mata pelajaran IPS sudah baik dan
flowchart, penulisan story board, pengumpulan
layak digunakan oleh siswa kelas V.
data grafis, pemrograman hingga finishing, tahap
model
awal
yang meliputi
pembelajaran,
desain
selanjutnya yaitu proses uji coba kemudian diakhiri dengan melakukan revisi produk akhir.
Pembahasan Berdasarkan penelitian dan pengumpulan
Multimedia yang dikembangkan ini dianggap
data awal dapat disimpulkan bahwa perlu
perlu bagi siswa kelas V karena multimedia
dikembangkannya
pembelajaran
pembelajaran interaktif ini berisi gambar dan
Budha
video yang nyata atau kongkrit yang berkaitan
interaktif
multimedia
materi
Kerajaan
dan
Peninggalannya di Indonesia mata pelajaran IPS
dengan materi
yaitu
Kerajaan
Budha dan
kelas V Sekolah Dasar. Rusman (2012;153)
Peninggalannya
di
Indonesia.
Multimedia
menyatakan
berbasis
pembelajaran interaktif ini dapat memudahkan
computer atau multimedia pembelajaran yang
siswa dalam memahami materi sesuai dengan
digunakan dalam proses pembelajaran dengan
kemampuan
menggunakan
(CD
pengembangan ini ditunjukan pada anak dengan
Pembelajaran) berupa program komputer yang
masa kelas atas SD yaitu di usia sekitar 9 tahun
berisi tentang muatan pembelajaran yang meliputi
sampai 13 tahun yang sudah mulai berfikir
judul, tujuan, materi pembelajaran, dan evaluasi
kongret.
pembelajaran .
Budiningsih (2012;34) masa kelas atas SD
bahwa
pembelajaran
software
komputer
Melalui multimedia pembelajaran
siswa,
Manurut
karena
Piaget
penelitian
dalam
C.
dan
Asri
yang
tersebut berada masa kelas atas SD tersebut
dikembangkan ini diharapkan dapat digunakan
berada dalam tahap oprasional konkret, dimana
sebagai media pembelajaran oleh guru maupun
konsep awal yang dimiliki siswa tidak jelas dan
digunakan sendiri oleh siswa. Seperti yang
samar –samar sekarang menjadi lebih konkret.
dikatakan Daryanto (2010;53) bahwa salah satu
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah
karakteristik multimedia adalah bersifat mandiri,
untuk menghasilkan multimedia pembelajaran
artinya
dan
interaktif yang layak digunakan dalam proses
sehingga
pembelajaran IPS. Sesuai dengan tujuan yang
pengguna bisa menggunakan multimedia tanpa
ingin dicapai, kelayakan produk diperoleh dengan
bimbingan
dalam
kelengkapan
memberi
isi
sedemikian
orang
pengembangan
kemudahan rupa
lain.
Dalam
penyusunan
data menggunakan penelitian responden yang
produk
awal
multimedia
diperoleh
dari
ahli
materi,
ahli
pembelajaran interaktif memperhatikan prinsip
pembelajaran
dan
siswa
sebagai
dasar
multimedia.
Data
yang
berkenaan
penyusunan
interaktif
yang
multimedia dikembangkan
pembelajaran
pengguna dengan
Deni
penilaian responden tentang kelayakan produk
Darmawan (2011;41) pada bab II, yaitu meliputi
dijaring dengan menggunakan instrument angket
analisis
yang disertai
kebutuhan;
oleh
media
identifikasi
materi;
catatan
komentar
dan
saran
186 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 2 Tahun 2017
perbaikan produk. Penilaian angket didapat dari
kandungan kognisi yang harus memberikan
hasil penilaian ahli materi, ahli media, dan siswa
pengalaman
kelas V SDN Wojo Bantul.
dibutuhkan siswa. Pada validasi materi tahap 2,
kognitif
(pengetahuan)
yang
Uji kelayakan produk dalam penelitian
hasil yang didapatkan mengalami peningkatan
pengembangan ini dilakukan melalui beberapa
pada rata – rata skor yaitu kategori “layak”.
tahap, yaitu 1) tahap validasi ahli materi, 2) tahap
Namun masih ada beberapa hal yang harus
validasi ahli media, 3) tahap uji coba awal, 4)
diperbaiki
tahap uji coba lapangan, 5) tahap uji lapangan.
keterangan pada gambar materi. Pada tahap 3
Uji
guna
validasi ahli materi memperoleh kategori “layak”.
mendapatkan penilaian, masukan dan komentar
Ahli materi sudah tidak memberikan saran dan
sehingga
masukan
kelayakan
produk
multimedia
dilakukan pembelajaran
yang
yakni
sehingga
mengenai
penambahan
multimedia
pembelajaran
dikembangkan baik dan layak untuk digunakan
materi Kerajaan Budha dan Peninggalannya di
dalam proses pembelajaran IPS khususnya materi
Indonesia mata pelajaran IPS telah layak di uji
Kerajaan
di
coba tanpa revisi. Pada tahap validasi ahli media
Indonesia. Sebelum dilakukan validasi, terlebih
pembelajaran dilakukan dalam 2 tahap. Dosen
dahulu dilakukan perbaikan berdasarkan saran
ahli media pembelajaran melakukan penilaian dan
dan masukan dari dosen pembimbing. Setelah itu
memberikan masukan serta saran terkait dengan
baru dilakukan tahap validasi ahli dan uji coba
aspek tampilan dan aspek pemrograman. Data
terhadap produk pengembangan.
hasil penilaian tahap 1 memperoleh kategori
Budha
dan
Peninggalannya
Pada tahap validasi materi, dosen ahli materi
“layak”. Namun masih ada perbaikan pada
pembelajaran IPS melakukan penilaian dan
multimedia pembelajaran, diantaranya Perbaikan
memberikan saran terkait aspek materi dan aspek
pada tampilan penyajian teks di menu materi,
pembelajaran. Kegiatan validasi materi dilakukan
Respon pada games setelah pazzle terpasang
melalui 3 tahap. Data hasil validasi tahap 1
semua. Seperti yang dikatakan Rayandra Asyhar
memperoleh kategori “Layak”. Beberapa saran
dalam multimedia yang baik tampilan harus
dan komentar yang diberikan ahli materi antara
menaruk baik dari sisi bentuk gambar maupun
lain 1) Kesesuaian soal dengan indikator belum
kombinasi warna yang digunakan. Pada penilaian
tepat , 2) Penggunaan bahasa dalam penjelasan
ahli media tahap 2 memperoleh kategori “Layak”.
materi masih belum tepat sehingga harus
Ahli
diperbaiki.
Multimedia
sudah
memberikan
diperbaiki
sesuai
materi
multimedia pembelajaran materi Kerajaan Budha
pembelajaran IPS yang disesuaikan dengan
dan Peninggalannya di Indonesia mata pelajaran
indicator
Sebagaimana
IPS yang dikembangkan telah layak digunakan
dikemukakan oleh Yudhi Munandi (2013:153)
tanpa revisi dan siap untuk diujicobakan kepada
dalam merancang dan memproduksi program
siswa atau pengguna.
multimedia
yang
saran
ingin
perlu
pembelajaran dari
dicapai.
ahli
memperhatikan
kriteria
media
pembelajaran saran
sudah
perbaikan
tidak
sehingga
Pengembangan Multimedia Pembelajaran.... (Amalia Asih) 187
Pada tahap uji coba, peneliti melakukan 3 kali tahap uji coba dengan 7 indikator penilaian. Uji coba awal melibatkan 4 orang siswa, uji coba
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Multimedia pebelajaran IPS materi Kerajaan
awal mellibatkan 8 orang siswa, uji lapangan
Budha dan Peninggalannya di Indonesia
melibatkan 12 orang siswa. Dalam uji lapangan
dikembangkan
ini terdapat indikator yang tidak memperoleh skor
penelitian pengembangan R&D dari Borg & Gall
maksimal pada jumlah jawaban dari siswa yaitu
dengan serangkaian uji coba serta uji validasi ahli
mengenai kemenarikan gambar. Uji lapangan ini
sampai Multimedia pebelajaran
merupakan
tahap
untuk
Kerajaan Budha dan Peninggalannya di Indonesia
mengetahui
kelayakan
produk
dinyatakan “Layak” untuk digunakan sebagai
multimedia pembelajaran materi Kerajaan Budha
media pembelajara kelas V mata pelajaran IPS
dan Peninggalannya di Indonesia mata pelajaran
materi Kerajaan Budha dan Peninggalannya di
IPS. Hasil uji lapangan memperoleh kriteriaa
Indonesia SD N Wojo Bantul Yogyakarta.
akhir
penelitian
penggunaan
penilaian “layak”. Sebagian besar siswa terlihat antusias dalam mengguakan multimedia pembelajaran interaktif dan memperhatikan penjelasan materi dalam multimedia. Bahkan siswa yang terlihat tidak telalu mempelajari materi multimedia dan sering tidak serius dalam proses pembelajaran ketika ia menjawab soal – soal yang ada di evaluasi tidak mengalami kesulitan dan mendapat nilai tuntas. Berdasarkan nilai rata – rata hasil penilaian produk melalui validasi ahli materi pelajaran IPS, ahli media pembelajaran, dan siswa kelas V SD Negeri 1 Wojo Bantul Yogyakarta selaku pengguna
produk,
multimedia
pembelajaran
materi Kerajaan Budha dan Peninggalannya di Indonesia mata pelajaran IPS hasil pegembangan dinyatakan “layak” dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran IPS khususnya pada materi Kerajaan Budha dan Peninggalannya di Indonesia baik oleh guru maupun oleh siswa kelas V.
menggunakan
tahap
ini
model
IPS materi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran yang akan disampaikan sebagai berikut: 1. Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat melakukan
pengadaan
multimedia
pembelajaran ini dan menambah koleksi produk – produk multimedia pembelajaran lainnya sehingga dapat menambah kualitas pembelajaran. 2. Bagi guru, diharapkan dapat memanfaatkan multimedia
pembelajaran
interaktif
ini
sebagai media dalam proses pembelajaran. 3. Bagi siswa, diharapkan dapat memanfaatkan multimedia pembelajaran ini sebagai media dalam proses pembelajaran. 4. Bagi pengembang selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan produk multimedia pembelajaran
yang
disesuaikan
dengan
materi pelajaran, kondisi siswa, dan kondisi lapangan serta dapat melakukan penelitian eksperimen
untuk
efektifitas produk.
mendapatkan
hasil
188 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 2 Tahun 2017
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar & Pembalajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Kharisma Utama Putra. Asri
Budiningsih C. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azhar Arsyad. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Grava Media Deni Darmawan. 2012. Teknologi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya ———. 2011. Inovasi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Eko Putro Widoyoko. 2014. Teknik Penyusunan Insturmen Penelitian. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatf, Kualitatif, dan R&D . Bandung : Alfabeta Sukardjo. 2008. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran . Prodi Teknologi Pendidikan : Pps UNY