PENGEMBANGAN LIFE SKILL (KECAKAPAN HIDUP) SISWA DI SMA NEGERI 3 GORONTALO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang (1) Pengembangan Kecakapan Personal Siswa. (2) Pengembangan kecakapan sosial siswa. (3) Pengembangan Kecakapan Akademik Siswa. (4) Pengembangan Kecakapan Vokasional Siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan kecakapan personal siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni diperluas melalui program kecakapan siswa dalam mengenal diri dan program kecakapan berpikir siswa. (2) Pengembangan kecakapan sosial siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni diperluas melalui program kecakapan berkomunikasi dan program kecakapan bekerja sama bagi siswa (3) Pengembangan kecakapan akademik siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni diperluas melalui pembinaan debat bahasa inggris, program kelas akselerasi, penelitian ilmiah remaja, dan pelaksanan praktikum pada mata pelajaran IPA. (4) Pengembangan kecakapan vokasional yakni (a) pengembangan kecakapan vokasional siswa diintegrasikan kedalam program ekstrakurikuler sekolah berupa ekstrakurikuler kepramukaan dan kesenian. Untuk itu disarankan: (1) Untuk siswa harus selalu mengkoordinasikan program Life Skill dengan pihak guru dan kepala sekolah. (2) Untuk Kepala sekolah dapat memberikan sebuah informasi bahwa pengembangan Life Skill siswa di sekolah harus dijalankan sebagaimana mestinya. (3) Bagi peneliti dapat dijadikan pedoman untuk penelitian dimasa mendatang. Kata Kunci : Pengembangan, Life Skill, Kecakapan Personal, Kecakapan Sosial, Kecakapan Akademik, Kecakapan Vokasional 1
1
David Lasaba, Asrin*, Novianty Djafri**, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo
2
PENDAHULUAN Pendidikan harus kembali pada tujuan asalnya, yaitu mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang tersurat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pada Pasal 3 yang menjelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggug jawab. Makna yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional tersebut adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan pendidikan. Melalui pendidikan, kepribadian, kecerdasan, keterampilan serta wawasan menjadi lebih luas, sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup peserta didik. Intinya, kecakapan hidup perlu dikembangkan dalam pendidikan sehingga peserta didik mampu mengatasi berbagai persoalan hidupnya dalam kehidupan nyata. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Di antara tanggung jawab lembaga pendidikan adalah membina siswa supaya berani berdiri sendiri dan berusaha sendiri serta memiliki kacakapan untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupannya. Sekolah sebagai agen perubahan dan tempat berkembangnya aspek intelektual (head-on), moral (heart-on), dan keterampilan (hand-on) tidak dapat direduksi hanya untuk satu tujuan belajar saja. (Hidayanto dalam Marwiyah, 2012:92). Keberhasilan tujuan pendidikan di sekolah bergantung pada seberapa besar pengembangan potensi siswa yang dilakukan. Potensi tersebut pada akhirnya akan menjadikan siswa memiliki kecakapan hidup yang diperlukannya ketika berada di masyarakat. Kecakapan hidup adalah suatu hal yang sangat penting bagi tercapainya tujuan hidup. Kecakapan ini bukan hanya menyangkut aspek pengetahuan, tetapi
3
juga sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik, sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dan kehidupan. Fenomena yang terjadi dewasa ini adalah pendidikan kecakapan hidup (Life Skill Education) di sekolah sekolah formal terutama di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat
perbedaan
pandangan
baik
secara
konsep
pengimplementasiannya, sehingga kecakapan hidup diartikan
masih maupun
terbatas kepada
satu kegiatan pembekalan dalam keterampilan tertentu yang sifatnya vokasional saja. Sehingga hakekat pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran yang sebenarnya kecenderungan minim sekali bahkan menjadi hilang. Kontribusi kecakapan hidup siswa terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangatlah penting, sebab SDM yang berkualitas merupakan wujud dari pengembangan kecakapan hidup siswa yang dilakukan secara optimal. Konsep kecakapan hidup bukan hanya menekankan pada aspek keterampilan kerja atau vokasional, akan tetapi juga kecakapan hidup lainnya yang diperluan oleh seseorang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brolin (Anwar, 2006:20) menjelaskan bahwa Kecakapan Hidup yang perlu dikembangkan mencakup Kecakapan Personal, Kecakapan Sosial, Kecakapan Akademik atau Kecakapan Intelektual, dan
Kecakapan Vokasional. Kecakapan personal tersebut
dimaksudkan agar siswa mampu menghayati serta memahami diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kepribadian yang baik serta mampu mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya dalam konteks hidup di masyarakat. Adapun Kecakapan Sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Kecakapan vokasional terkait dengan pekerajaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kecakapan hidup dapat meningkakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
4
Pengembangan Kecakapan Hidup Siswa 1. Pengembangan Kecakapan Personal Siswa Anwar (2006:20), mengemukakan bahwa “Kecakapan Personal mencakup kecakapan dalam mengenali diri ( self awareness skill ) dan kecakapan berpikir (thinking skill ). Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekaligus sebagai modal dalam dirinya untuk meningkatkan sebagai individu yang bermamfaat bagi lingkungannya. Kecakapan berpikir mencakup antara lain kecakapan mengenali dan menemukan informasi, mengolah dan mengambil keputusan, serta memecahkan masalah secara kreatif”. 2. Pengembangan Kecakapan Sosial Siswa Pengembangan adalah membangun, memperluas, mentransformasi, dan beradaptasi dengan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kerja yang telah ada (Kaswan, 2011:4). Adapun pengembangan kecakapan sosial Siswa dimaksudkan agar siswa mampu menunjukkan sikap berinteraksi secara baik dengan orang lain, serta memiliki kepekaan terhadap sesama, seperti mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain, serta mampu bekerja sama secara baik. Hal ini didukung oleh Anwar (2006:20), bahwa Kecakapan Sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan kecapakapan bekerjasama (collaboration skill). Menurut Yusuf (2014:50), bahwa “komunikasi yang paling indah adalah bila hati dan jiwa kita membuat kesepakatan untuk hidup bermakna dan berguna. Kesepakatan dari dua kekuatan besar, yaitu kekuatan jiwa (power of soul) dan kekuatan hati (power of heart) akan membuat seseorang menjadi pahlawan, menjadi tokoh yang berpengaruh, serta seseorang yang kelak menjadi inspirasi. Namun, yang terpenting adalah menjadi seseorang yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan dunia, serta alam raya.”
5
3. Pengembangan Kecakapan Akademik Siswa Peran guru sangat penting terutama dalam pengembangan kecakapan akademik
siswa
di
sekolah.
Husamah
dan
Setyaningrum
(2013:175),
mengemukakan bahwa guru sebagai seorang pendidik perlu membangun kreativitas
peserta
didik.
Hal
ini
sesuai
dengan
Djamarah
(2005:1)
mengemukakan bahwa guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Kecakapan Akademik siswa dapat diwujudkan dalam pelaksanaan program atau kegitan sekolah yang mendukung penguasaan bidang ilmu yang diajarkan secara formal di lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anwar (2006:20), mengemukakan bahwa kecakapan akademik berkenaan dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Program pengembangan kecakapan Akademik dapat berupa Pembinaan debat bahasa inggris, serta pelaksanakaan praktikum pada mata pelajaran. Sudrajat (2008), mengemukakan bahwa pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah, teratur, dan bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuannya,
sebagai
bekal
untuk
selanjutnya
atas
atas
pengembangan dirinya 4. Pengembangan Kecakapan Vokasional Siswa Kecakapan vokasional terkait dengan pekerajaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Untuk jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Atas
(SMA), Kecakapan Vokasional yang dilaksanakan berbeda dengan apa yang diajarkan pada tingkat SMK. Pengembangan Kecakapan Vokasional siswa di SMA dapat diintegrasikan kedalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan bakat dan minat siswa dengan maksud mengembangkan kecakapan hidup siswa. Sidi dalam Karomah dkk (2007:19),
6
mengemukakan bahwa tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah mengfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang. Ali (2008:5), menyatakan bahwa “kecakapan yang dimiliki masing-masing siswa itu meliputi kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan;maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar”. Pendapat tersebut juga didukung oleh Coyle (2013:45), bahwa salah satu cara menuju kesuksesan adalah meningkatkan kemahiran. Metode Penulisan Penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus hal ini dilakukan karena penulis berfokus untuk mengidentifikasi secara lansung mengenai pengembangan kecakapan hidup siswa. Alasan penggunaan metode kualitatif adalah karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan kecakapan hidup siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini diambil data yang berkaitan dengan pengembangan kecakapan hidup siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Data yang dijaring dalam penelitian ini sesuai dengan fokus penelitian yakni (1) Pengembangan kecakapan personal siswa; (2) Pengembangan kecakapan sosial siswa; (3) Pengembangan kecakapan akademik siswa; (4) Pengembangan kecakapan vokasional siswa. Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data hasil observasi dan wawancara dengan sumber data adalah manusia atau informan yang disesuaikan dengan fokus penelitian. Penentuan informan atau responden pada penelitian ini mengacu pada pertimbangan sebagai berikut: (1) informan telah berada cukup lama dan selalu menyatu dengan kegiatan-kegiatan yang menjadi fokus penelitian, (2) informan masih bersifat aktif ditempat penelitian serta selalu ada ditempat kegiatan yang menjadi fokus penelitian, (3) informan yang aktif memiliki waktu
7
sangat banyak untuk dimintai data seputar fokus penelitian, (4) informan yang dapat dipercaya dan (5) informan yang bersifat asing. Dengan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu akhirnya ditetapkan sampel yang menjadi sumber data adalah: (1) Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan sebagai informan kunci, (2) Wakil Kepala Sekolah bagian Hubungan Masyarakat (3) Koordinator Bimbingan Konseling, (4) Pembina OSIS, (5) Guru Agama, (6) Pembina Pramuka, (7) Koordinator Ekstrakurikuler Seni, (8) Guru Fisika, (9) Guru Bahasa Inggris, (10) Ketua OSIS. Teknik sampling yang digunakan adalah Snowball sampling yang merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar (Sugiyono, 2011:127). Hasil dan Pembahasan Pengembangan Kecakapan Personal Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Adapun temuan di SMA Negeri 3 Gorontalo terkait
pengembangan
kecakapan personal siswa ialah (diperluas melalui program kecakapan siswa dalam mengenal diri (self awarness skill) dan program kecakapan berpikir (thinking skill) siswa. (b) kebijakan yang melandasi program pengembangan kecakapan personal siswa antara lain mengacu
pada dasar hukum Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Petunjuk Teknis (Juknis) suatu kegiatan, serta mengacu pada visi dan misi SMA Negeri 3 Gorontalo. (c) strategi yang dilakukan meliputi membina disiplin dan tata tertib siswa termasuk kebersihan lingkungan sekolah, membuat rencana kegiatan Latihan
Dasar
Kepemimpinan
(LDK),
dsb.
(d)
Yang
terlibat
dalam
pengembangan kemampuan siswa memahami diri ialah pimpinan institusi sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan wakil kepala sekolah terutama wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, kemudian guru, Osis, orang tua, dan seluruh warga sekolah di SMA Negeri 3 Gorontalo.
8
Pengembangan Kecakapan Sosial Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Pengembangan kecakapan sosial siswa diperluas melalui program kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan
program
kecakapan
bekerja sama (colaborations skill) bagi siswa. Kebijakan yang melandasi program pengembangan kecakapan sosial siswa antara lain mengacu pada visi dan misi SMA Negeri 3 Gorontalo, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dasar hukum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) suatu kegiatan, serta mengacu pada keputusan kepala sekolah terkait pembentukan program dan panitia. Strategi yang dilakukan untuk pengembangan kecakapan sosial siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo antara lain membangun komunikasi yang baik dengan siswa serta pemberian motivasi bagi siswa untuk berani menyampaikan pendapat tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas. seluruh stakeholder sekolah terlibat dalam proses pengembangan kecakapan sosial siswa, mulai dari pimpinan sekolah, guru, Osis, Alumni dan Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Pengembangan Kecakapan Akademik Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Program pengembangan kecakapan akademik siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo antara lain diperluas melalui pembinaan debat bahasa inggris yang didalamnya siswa terlibat secara aktif dengan pengembangannya yaitu siswa dibentuk kedalam dua kelompok utama yang terdiri atas government speech dan oposition speech dan kemudian dipandu oleh guru. Kebijakannya yakni disesuaikan dengan Kalender Pendidikan Tahun 2013/2014, visi misi dan tujuan sekolah, serta keputusan kepala sekolah terkait pelaksanaan program akademik sekolah. Untuk pelaksanaan program pembinaan debat bahasa inggris juga mengacu pada pedoman pelaksanaan pembinaan debat tersebut. Strategi tersebut meliputi (a) pendataan terhadap bidang studi yang akan diperdalam siswa, (b) pelaksanaan tes untuk kelas akselerasi, dsb, (d) yang terlibat dalam
9
pengembangan kecakapan akademik siswa ialah seluruh warga sekolah, mulai dari pimpinan institusi sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan wakil kepala sekolah terutama wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, kemudian guru, Osis, dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Pengembangan Kecakapan Vokasional Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Pengembangan kecakapan vokasional siswa diintegrasikan kedalam program ekstrakurikuler sekolah berupa ektrakurikuler kepramukaan dan kesenian. Dalam kepramukaan juga melatih siswa untuk mendaur ulang sampah. Sedangkan dalam ekstrakurikuler kesenian, mencakup kegiatan paduan suara, ekstrakurikuler band, pembinaan nasyid, tari, pentas seni, dan sebagainya. Temuan
penelitian
mengenai
kebijakan
yang menjadi
landasan
dalam
pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni petunjuk teknis pelaksanaan program dan disesuaikan dengan visi dan misi sekolah SMA Negeri 3 Gorontalo. strategi dan proses pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni bekerja sama dengan pihak luar sekolah atau instansi lain mengenai pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo, dengan melibatkan seluruh stakeholder sekolah, mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dibantu oleh guru-guru dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Pembahasan Pengembangan Kecakapan Personal Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Adapun jenis perluasan program pengembangan kecakapan personal yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Gorontalo yakni diperluas melalui program kecakapan siswa dalam mengenal diri (self awarness skill) dan program kecakapan berpikir (thinking skill) siswa. Hal ini didukung oleh Anwar, (2006:20) menyatakan bahwa “Kecakapan personal mencakup kecakapan dalam memahami diri (self awareness skill) dan kecakapan berpikir ( thinking skill )”.
10
Perluasan program kecakapan siswa dalam mengenal diri yakni melalui kegiatan
pembiasaan
sholat
zhuhur
berjamaah
di
musholah
dimana
pengembangannya berupa kegiatan dilakukan secara terjadwal yang disesuaikan dengan daya tampung musholah, dan dikoordinir langsung oleh wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, kemudian dibantu oleh guru agama dan wali kelas. Program kecakapan berpikir siswa dijabarkan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah, meliputi pelaksanaan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), pelaksanaan out bond, melalui identifikasi short functional text dalam pelajaran bahasa inggris, dan menelaah dasa dharma pramuka. Kebijakannya mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, juknis kegiatan serta visi dan misi sekolah, dengan strategi (1) membina disiplin dan tata tertib siswa, (2) membuat rencana kegiatan LDK, dsb, serta melibatkan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah sebagai pimpinan, kemudian dibantu oleh guru, Osis, dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. Pengembangan Kecakapan Sosial Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Sehol (2009:80) mengemukakan bahwa kecakapan sosial merupakan salah satu kecakapan yang perlu dikembangkan bagi siswa. Berkenaan dengan pengembangan kecakapan sosial siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo diperluas melalui program kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan program kecakapan bekerja sama (colaborations skill) bagi siswa. Program kecakapan berkomunikasi (communications skill) dijabarkan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah seperti kegiatan salam setiap pagi atau bersalaman dengan guru pada saat masuk ke lingkungan sekolah, Rapat Osis, diskusi kelas, dan latihan speaking (berbicara) dalam belajar berkomunikasi bahasa inggris. Untuk program kecakapan bekerja sama (colaborations skill) bagi siswa dijabarkan melalui meeting class, kepramukaan yang didalamnya siswa diajarkan untuk memiliki nilai-nilai tanggung jawab dan kerja sama. Dalam pembentukan kelompok diskusi belajar, siswa dilatih untuk bekerja sama secara baik dalam kelompok, saling menghargai pendapat orang lain. Disamping itu, program
11
kecakapan siswa untuk bekerja sama dilakukan melalui pemilihan osis, dimana seluruh siswa berperan serta, bekerja sama. Kebijakannya mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, juklak kegiatan dsb, dengan strategi yakni membangun komunikasi yang baik dengan siswa serta pemberian motivasi bagi siswa untuk berani menyampaikan pendapat tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas. Yang terlibat ialah seluruh stakeholder sekolah mulai dari pimpinan sekolah, guru, Osis, Alumni dan Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Pengembangan Kecakapan Akademik Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Mulyatiningsih umumnya
dirancang
(2012:110) untuk
mengemukakan
meningkatkan
mutu
bahwa
program
pendidikan.
pada
Program
pengembangan kecakapan akademik di SMA Negeri 3 Gorontalo antara lain mencakup pembinaan debat bahasa inggris yang didalamnya siswa terlibat secara aktif, dengan pengembangannya yaitu siswa dibentuk kedalam dua kelompok utama yang terdiri atas government speech dan oposition speech dan kemudian dipandu oleh guru sebagai moderator. Disamping itu juga meliputi pelaksanaan kelas akselerasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Riduwan (2013:87), bahwa Kecakapan hidup di sekolah dapat ditunjukkan dengan siswa yang bermutu, yaitu siswa yang memiliki kemampuan mengembangkan potensi dirinya serta mutu pembelajarannya di sekolah. Untuk kelas akselerasi, diperluas dengan melakukan tambahan jam pelajaran selama 2 jam setelah pembelajaran reguler selesai. Selain itu, ada juga penelitian ilmiah remaja, dan pelaksanaan praktikum pada mata pelajaran Sains atau IPA. Hal ini juga didukung oleh Anwar (2006:20) mengemukakan bahwa “kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual”.
Adapun kebijakannya yakni disesuaikan
dengan Kalender Pendidikan Tahun 2013/2014, visi misi dan tujuan sekolah, dan sebagainya. Strategi meliputi (a) pendataan terhadap bidang studi yang akan diperdalam siswa, (b) pelaksanaan tes untuk kelas akselerasi, dan sebagainya.
12
Yang terlibat mulai dari pimpinan sekolah, guru, Osis, Alumni dan Siswa di SMA Negeri 3 Gorontal Pengembangan Kecakapan Vokasional Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo Salah satu hal penting dalam pengembangan kecakapan hidup siswa ialah kecakapan vokasional bagi siswa. Anwar (2006:20) mengemukakan bahwa Kecakapan vokasional terkait dengan pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Adapun pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo diintegrasikan kedalam program ekstrakurikuler sekolah berupa ektrakurikuler kepramukaan dan kesenian. Dalam kepramukaan juga melatih siswa untuk mendaur ulang sampah. Sedangkan dalam ekstrakurikuler kesenian, mencakup kegiatan paduan suara, ekstrakurikuler band, pembinaan nasyid, tari, Adapun pengembangannya melalui kegiatan kesenian berupa pentas seni yang mengambil tema “Ansamble music”. Khusus untuk ekstrakurikuler band, siswa dilatih untuk bermain band secara baik dan benar, sehingga setelah mereka memiliki kemampuan tersebut dapat membuka kursus atau les untuk anak-anak diluar. Kebijakan nya yakni mengacu pada petunjuk teknis pelaksanaan program dan disesuaikan dengan visi dan misi sekolah SMA Negeri 3 Gorontalo. Strategi yang dilakukan yakni bekerja sama dengan pihak luar sekolah atau instansi lain mengenai pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo, membuat jadwal program ekstrakurikuler, dsb. Dalam kaitan dengan pemahaman tentang strategi, Akdon (2009:5), mengemukakan bahwa “secara etimologis asal kata penggunaan kata strategi dalam manajemen sebuah organisasi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sisematis dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi dan rancangan bersifat sistematik disebut perencanaan strategik. Adapun yang terlibat ialah seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dibantu oleh guru-guru dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo.
13
Simpulan Berdasarkan pemaparan data dan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pengembangan kecakapan personal siswa yakni diperluas melalui program kecakapan siswa dalam mengenal diri dan program kecakapan berpikir siswa, yang mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, juknis kegiatan serta visi dan misi sekolah, dengan strategi (1) membina disiplin dan tata tertib siswa, (2) membuat rencana kegiatan LDK, dsb, serta melibatkan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah sebagai pimpinan, kemudian dibantu oleh guru, Osis, dan seluruh siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. (2) Pengembangan kecakapan sosial siswa yakni diperluas melalui program kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan program kecakapan bekerja sama (colaborations skill) bagi siswa, yang mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, juklak kegiatan dsb, dengan strategi yakni membangun komunikasi yang baik dengan siswa serta pemberian motivasi bagi siswa untuk berani menyampaikan pendapat tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas. Yang terlibat ialah seluruh stakeholder sekolah. (3) Pengembangan kecakapan akademik siswa yakni diperluas melalui pembinaan debat bahasa inggris, program kelas akselerasi, penelitian ilmiah remaja, dan pelaksanaan praktikum mata pelajaran IPA, yang disesuaikan dengan Kalender Pendidikan Tahun 2013/2014, visi misi dan tujuan sekolah, dan sebagainya. Strategi meliputi (a) pendataan terhadap bidang studi yang akan diperdalam siswa, (b) pelaksanaan tes untuk kelas akselerasi, dan sebagainya. Yang terlibat mulai dari pimpinan sekolah, guru, Osis, Alumni dan Siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo. (4) Pengembangan kecakapan vokasional siswa diintegrasikan kedalam program ekstrakurikuler sekolah berupa ektrakurikuler kepramukaan dan kesenian, dengan mengacu pada petunjuk teknis pelaksanaan program dan disesuaikan dengan visi dan misi sekolah SMA Negeri 3 Gorontalo. Strategi yang dilakukan yakni bekerja sama
14
dengan pihak luar sekolah atau instansi lain mengenai pengembangan kecakapan vokasional siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo, membuat jadwal program ekstrakurikuler, dsb, Yang terlibat ialah seluruh warga sekolah. SARAN Berdasarkan simpulan tersebut dapat dipaparkan beberapa saran sebagai berikut: (1) Untuk siswa dapat memberikan sumber informasi tentang pedoman pengembangan
kecakapan
hidup
siswa
secara
baik
dan
harus
selalu
mengkoordinasikan setiap kegiatan atau program kecakapan hidup dengan pihak guru dan kepala sekolah. (2) Untuk Guru dapat dijadikan sumber panduan untuk dapat menerapkan pengembangan kecakapan hidup siswa agar lebih bermanfaat. (3) Untuk Kepala sekolah dapat memberikan sebuah informasi bahwa pengembangan kecakapan hidup siswa di sekolah harus dijalankan sebagaimana mestinya serta tidak hanya terfokus disatu pengembangan kecakapan hidup siswa saja namun diharapkan pengembangan kecakapan hidup yakni pengembangan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional dijalankan bersama-sama. (4) Untuk masyarakat khususnya orang tua siswa perlu mendorong anaknya agar mengembangkan kecakapan hidup terutama melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. (5) Untuk Dinas Dikbud dapat dijadikan masukan serta pertimbangan terutama dalam pembuatan kebijakan pengembangan kecakapan hidup siswa di jenjang sekolah SMA. (6) Untuk peneliti dapat dijadikan pedoman untuk penelitian dimasa mendatang agar lebih dalam lagi akan hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Akdon.2009. Manajemen Strategi untuk Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta Ali, Muhammad. 2008. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
15
Anhar, Nurastrid. 2011. Pengembangan Budaya Madrasah ( Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Muhamammadiyah Unggulan Kota Gorontalo).Skripsi. Gorontalo : Fakultas Ilmu Pendidikan. Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta Coyle, Daniel. 2013. Bakat Sukses. Tangerang Selatan: Gemilang Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Husamah dan Setyaningrum, Yanur. 2013. Desain Pembelajaran berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka Karomah, Prapti dkk. 2007. Kesiapan Masyarakat code Untuk Meningkatkan Kecakapan Hidup dengan Memanfaatkan Limbah Industri Sebagai Cinderamata Khas Yogyakarta. Jurnal Penelitian Bappeda Kota Yogyakarta.
Kaswan. 2011. Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabeta Marwiyah, Syarifatul. 2012. Konsep Pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup. Jurnal Falasifa. Jember: Sekolah Tinggi Al-Falah As-Sunniyyah (STAIFAS) Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta Sehol, Muhamad. 2009. Pendidikan Kecakapan hidup (Life Skill Education ) dan kontribusinya untuk kemajuan bangsa. Yogyakarta. Wacana Indonesia. Jurnal Mahasiswa dan Alumni Pasca Sarjana se- Indonesia Sudrajat.2008.http://www.blogspot.com/pengertiankepalasekolah/(online).25/11/2 011 Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta ________, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung: Alfabeta Yusuf, Nanang Qosim. 2014. The 7 Awareness 7 Kesadaran Hati dan Jiwa Menuju Manusia diatas Rata-Rata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama