EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP ( LIFE SKILL EDUCATION ) BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS UNTUK DAPAT BERTAHAN HIDUP DI MASYARAKAT ( Penelitian Eksperimental di SLB Bina Putra Salatiga Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ) Oleh : Lydia Ersta Kusumaningtyas ABSTRAK Judul Penelitian ini EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP ( LIFE SKILL EDUCATION ) DALAM MEMBEKALI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB BINA PUTRA SALATIGAUNTUK DAPAT BERTAHAN HIDUP DI MASYARAKAT ( Penelitian Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ). Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui efektif atau tidaknya pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup ( Life Skill Education ) dalam membekali anak berkebutuhan khusus di SLB Bina Putra Salatiga untuk dapat bertahan hidup di masyarakat ( Penelitian pada tahun pelajaran 2009/2010 ) Sesuai dengan tujuan peneliltian , maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif . Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa SMPLB Bina Putra Salatiga pada tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 13 orang siswa . Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tekhnik observasi dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung tentang Efektifitas Bimbingan pribadi dari para guru dalam memberikan pendidikan kecakapan hidup ( Life Skill Education ) , jenis dan macam kecakapan hidup, hambatan , kesulitan dalam memberikan keterampilan pada siswa SLB Bina Putra Salatiga tingkat SMPLB . Untuk menguji data digunakan teknik triangulasi data, triangulasi peneliti dan triangulasi metodologi . Sedangkan analisis yang ditempuh dengan pengumpulan data , reduksi data , penyajian data dan penarikan kesimpulan . Dari hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa Anak berkebutuhan khusus dengan keanekaragaman karakteristiknya akan berhasil mempelajari Kecakapan hidup ( Life Skill ) yang dijarkan dengan bimbingan pribadi dari para guru sebagai bekal agar mereka kelak memiliki keterampilan yang dapat dipergunakan untuk bertahan hidup di masyarakat di kelak kemudian hari.
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
23
ABSTRACT Title of this research THE EFFECTIVENESS OF LIFE SKILLS EDUCATION FOR THE STUDENTS WITH SPECIAL NEEDS TO SURVIVE IN THE COMMUNITY (AN EXPERIMENTAL RESEARCH IN SLB BINA PUTRA SALATIGA IN 2016/2017 ACADEMIC YEAR) The objective of this study was to determine the effectiveness of the implementation of life skills education (Life Skill Education) to provide children with special needs in SLB Bina Putra Salatiga to survive in society (research in the academic year 2009/2010). In accordance with the purpose peneliltian, the research method used is descriptive qualitative method. In this study, the subjects were students of Bina Putra SMPLB Salatiga in the academic year 2009/2010, totaling 13 students. Collecting data in this study using techniques of observation with the aim to find out directly about the Effectiveness Guidance private of teachers in providing life skills education (Life Skill Education), types and kinds of life skills, barriers, difficulties in providing skills to students SLB Bina Putra Salatiga SMPLB level. To test the data used technique of data triangulation, researcher and triangulation methodology. While the analysis pursued with data collection, data reduction, data presentation and conclusion. From observations and interviews can be seen that Children with special needs with the diversity of its characteristics will successfully learn life skills (Life Skills) which dijarkan with personal guidance of teachers as a provision so that they can later have the skills used to survive in society in days to come. Hal itu sesuai dengan UUD 1945
PENDAHULUAN Pada dasarnya tidak ada orang tua
Pasal 31 yakni :
yang menghendaki kelahiran anaknya
(1) “
dengan mengalami kekurangan
mendapat pendidikan “
fisik.
Setiap
Bagitu pula sebaliknya anak berkebutuhan
(2) “
khusus
mengikuti
tidak mengenal apakah mereka
dari keluarga kaya
miskin,
keluarga
Setiap
warga
pendidikan
Juga tercantum
berkebutuhan
manusia khusus,
hak
untuk
dalam UUSPN
mereka
juga
“ Warga negara yang memiliki kelainan
tumbuh
dan
fisik, emosional, mental
masyarakat dan bangsa. Ia juga memiliki
pendidikan khusus “
hak untuk sekolah , sama seperti saudara
24
dan
pasal 5 ayat 2 sebagai berikut :
atau
lain yang dikaruniai fisik tak
kurang suatu apa.
dasar
wajib
yang
berkembang di tengah-tengah keluarga,
mereka
Negara
berhak
wajib membiayai “
atau tidak . Sebagai
Negara
Pemerintah
berpendidikan, keluarga taat beragama
memiliki
warga
social
berhak
intelektual dan memperoleh
Selain itu pada UU RI Nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, Bab III pasal 12 juga dinyatakan bahwa :
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
“ Setiap orang berhak atas perlindungan
(1) “Pendidikan Luar Biasa bertujuan
bagi pengembangan pribadinya, untuk
untuk membantu
memperoleh
menyandang
pendidikan, mencerdaskan
peserta didik yang
dirinya dan meningkatkan kualitas
kelainan fisik dan atau mental
hidupnya agar menjadi manusia yang
agar mampu mengembangkan
beriman, bertaqwa bertanggung jawab
sikap
berakhlak mulia, bahagia sejahtera sesuai
keterampilan
dengan hak asasi manusia “.
maupun
Anak-anak berkebutuhan khusus
pengetahuan
dalam
dan
sebagai
anggota
pribadi
masyarakat
mengadakan
hubungan
misalnya anak tuna netra , tuna rungu
timbal balik dengan lingkungan
wicara, tuna grahita, tuna daksa dan anak
social , budaya dan alam sekitar
tuna
serta
laras
tidak
dapat
memperoleh
dapat
mengembangkan
pendidikan di sekolah umum ( normal ) ,
kemampuannya
sehingga
kerja atau mengikuti pendidikan
mereka
mempunyai
tempat
Luar Biasa ( SLB ) .
(2) “ Untuk
mencapai
sebagaimana dimaksud dalam
Anak berkebutuhan
khusus ini ,
dunia
lanjutan “ .
pendidikan tersendiri yang memang sesuai dengan kebutuhan khususnya di sekolah
dalam
tujuan ayat (1)
penyelenggaraan
terutama anak tuna grahita/ tuna mental ,
Pendidikan
Luar
Biasa
dalam hidupnya kurang dapat mandiri
berpedoman
pada
Tujuan
secara penuh sehingga dalam pergaulan
pendidikan nasional “ .
dan sosialisasi sering ditolak oleh orang normal. Pendek kata mereka memerlukan
Karena salah
Luar Biasa
meningkatkan kualitas hidup manusia
khusus
agar
dapat
mengembangkan
mandiri
potensi
diri
dan serta
yang
pilar
diwujudkan
pembangunan
penting
merupakan
pelayanan khusus, sehingga pada Sekolah mereka dilatih oleh tenaga
satu
Pendidikan
dalam
dalam
tindakan
pendidikan,
ternyata
kemampuan yang masih ada agar mereka
hasilnya masih jauh dari harapan . Ada
dapat menolong diri sendiri dan dapat
kecenderungan
memiliki
sekolah normal terlalu menekankan pada
keterampilan
sebagai
bekal
hidupnya di kelak kemudian hari. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 72 tahun 1991
khususnya ayat 1 dan ayat 2 Yakni :
bahwa pendidikan anak
aspek kognitif atau kecerdasan intelektual dengan mengabaikan pada aspek afektif, emosional
dan
psikomotor.
Kecenderungan pembelajaran di sekolah
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
25
masih
cenderung teoritik dan kurang
terkait dengan lingkungan dimana anak
berkebutuhan khusus di SLB (Tingkat SMP ) Bina Putra Salatiga
berada , anak didik terasing dari akar budaya dan tidak mampu secara fungsional
METODE PENELITIAN
bertahan hidup di masyarakat .
Bentuk dan Strategi Penelitian
Untuk menghadapi permasalahan
Bentuk penelitian mengikuti
dalam kehidupan nyata anak berkebutuhan
paradigma
khusus harus dapat mendiri , maka bekal
Penelitian
ini
tepat
deskriptif
kualitatif,
yang
perlu
penelitian
kualitatif.
adalah
penelitian
diupayakan
untuk
didik
dengan
adalah mendiskripsikan
tentang
kecakapan hidup ( life skill ) dan
Efektifitas Pelaksanaan
Pendidikan
kesempatan kerja. Oleh karena itu untuk
Kecakapan
meningkatkan
Education)
membekali
peserta
pendidikan
mutu
dan
diperlukan
meningkatkan
relevansi
strategi,
mutu
dalam membekali Anak
pendidikan
Putra Salatiga Untuk dapat bertahan hidup di Masyarakat “ (Penelitian
di sekolah luar biasa tingkat SMPL lebih
keterampilan
( Life Skill
Berkebutuhan Khusus di SLB Bina
Pendidikan untuk anak tuna grahita
memberikan
“
yaitu
berorientasi pada kecakapan hidup .
banyak
Hidup
maksudnya
pendidikan
dibandingkan
dengan
pada tahun 2016/2017) Laxy J Moleong (
2002 : 27
)
berpendapat bahwa : “ Penelitian kualitatif merupakan
pendidikan akademik yaitu 58 % untuk
penelitian
pendidikan keterampilan dan 42 % untuk
berakar latar belakang ilmiah sebagai
pendidikan akademik.
keutuhan , mengadakan analisa secara
Dengan hidup
berbekal
keterampilan
ini diharapkan setelah lulus dari
ilmiah , penelitian
induktif, mengarah pada penemuan teori ,
bersikap deskriptif, lebih
SMPLB siswa dapat mulai memiliki
mementingkan
proses dari
kecakapan
membatasi
studi
hidup
yang
akan
lebih
diperdalam di tingkat SMALB agar kelak
penelitian
dikemudian hari mereka dapat mandiri dan
pihak , yakni
dapat bertahan hidup di masyarakat.
penelitian “ .
Berdasarkan
kenyataan
itulah
ini
focus,
hasil , hasil
disepakati kedua belah peneliti dan subyek
maka
dilakukan penelitian tentang efektifitas
Menurut Zainal Aqib ( 2008 :
penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan
14 ) penelitian deskriptif: dilakukan
hidup
oleh peneliti untuk mengumpulkan
26
(
Life
Skill)
bagi
anak
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
informasi atau data tentang fenomena
mengklasifikasikan
yang
menginterpretasikan tentang arti dari
diteliti
,
misalnya
sesuatu
,
kejadian ,atau faktor-faktor penyebab
data- data itu, Perlunya
terjadinya sesuatu “
menggunakan
Dari hal itu maka penelitian
serta
penulis
metode
deskriptif
karena untuk mencarl data yang
kualitatif dilakukan secara cermat ,
sebanyak- banyaknnya
mendalam
sehingga
meneliti secara langsung keadaan di
didapatkan data yang lengkap serta
lapangan , kemudian mengumpulkan
dapat menghasilkan informasi yang
data
menunjukkan kualitas tertentu.
mengklasifikasikan serta menjelaskan
dan
rinci
Sedangkan
Karekteristik
penelitian kualitatif menurut Hamidi (
yang
dengan cara
telah
ada
,
arti dari data – data tersebut . Sumber Data
2004 : 10 – 13 ) adalah sebagai
Sumber data dalam penelitian ini
berikut :
terdiri dari sumber data primer dan
1. Penelitian harus sistimatis
sekunder .
2. Penelitian harus logis dan rasional
1. Sumber data Primer
3. Penelitian harus empiric
Yaitu
pihak-pihak yang
4. Penelitian bersifat reduktif
terkait langsung dengan masalah
5. Penelitian bersifat replicable dan
yang dijadikan obyek penelitian.
transmitable
Dalam
6. Penelitian
harus
memiliki
Penelitian
ini
yang
menjadi sumber dari data primer
kegunaan
yang penulis ambil adalah : a.
Untuk dapat mencapai sasaran
Kepala Sekolah SLB Bina
Putra Salatiga
yang dikehendaki , maka digunakan
b.
metode penelitian. Dalam penelitian
Salatiga
ini
c.
penulis menggunakan metode
Guru- Guru SLB Bina Putra
Tata Usaha SLB Bina Putra
penelitian deskriptif kualititif yang
Salatiga
memberikan dan menafsirkan data
d.
yang ada. Metode ini juga merupakan
Putra Salatiga
suatu
e.
cara
atau
Orang Tua Siswa SLB Bina Siswa – Siswa SLB Bina
jalan
untuk
memecahkan masalah yang
ada
Putra SLB Bina Putra Salatiga
pada
dan
tingkat SMPLB
masa sekarang
mengumpulkan
,
menyusun
,
2. Sumber data Sekunder
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
27
Yakni sumber data yang tidak
secara
memberikan
langsung
keterangan
dapat melengkapi
dan
sumber data
sesudah
dibimbing
dan
mendapat bimbingan dari
guru – guru keterampilan masing – masing .
primer . Adapun yang termasuk
Teknik Pengumpulan Data
sumber data sekunder adalah
Untuk
mengumpulkan
data
dokumen sekolah, buku - buku
dari sumber data yang telah penulis
Ilmiah
sebutkan
yang berhubungan erat
diatas
,
maka
penulis
dengan penelitian dan catatan
mempergunakan teknik pengumpulan
penting yang berkaitan dengan
data sebagai berikut :
kegiatan siswa – siswa SLB Bina Putra Salatiga
tingkat SMPLB
yang diteliti .
1. Metode Observasi ( Pengamatan ) Pengertian
observasi
menurut HB. Sutopo ( 2002 : 46 ) disebutkan:“
Subyek Dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Observasi
adalah
teknik pengumpulan data ,dimana
Yang menjadi subyek dalam
peneliti mengadakan pengamatan
penelitian ini adalah seluruh siswa
secara langsung dengan pencatatan
SMPLB Bina Putra Salatiga jurusan
yang sistimatis tentang fenomena –
Tuna Rungu
fenomena yang diselidiki“ .
( B ) , Tuna Grahita
Ringan (C) ; Tuna Grahita Sedang ( C1 ) , dan Tuna Ganda ( G ) .
Obyek
alasan
a) Teknik
penelitian
menurut
Suharsimi Arikunto ( 2002 : 97 ) bahwa variable adalah : “ Obyek Penelitian atau apa
Adapun
menggunakan
metode observasi ini adalah :
2. Obyek Penelitian
yang menjadi
pengumpulan
ini
didasarkan atas pengalaman langsung . b) Teknik
ini
melihat
dan
mengamati sendiri , kemudian
titik perhatian suatu penelitian “
mencatat
.Dalam penelitian ini yang menjadi
kejadian yang terjadi pada
obyek
keadaan yang sebenarnya.
penelitian
pembelajaran
adalah
proses
keterampilan ( Life
perilaku
c) Pengamatan
serta
memungkinkan
Skill Education ) seperti menjahit ,
peneliti
smook
dalam situasi yang berkaitan
pertukangan , rekayasa (
sablon ) membuat telur asin .
28
Sebelum
dengan
mencatat
peristiwa
pengetahuan
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
proporsional/ langsung yang
Validitas Data
diperoleh melalui data.
Dalam
mempertimbangkan
d) Mudah mengecek kepercayaan
validitas data dalam penelitian ini ,
data tersebut dengan jalan
Suharsimi Arikunto ((2002: 14-15 )
memanfaatkan pengamatan.
berpendapat bahwa: “
e) Peneliti
mampu
memahami
situasi yang rumit. f) Dalam
teknik
adalah
penyilangan
informasi yang diperoleh dari sumber
kasus-kasus
dimana
Triangulasi
pengertian
tertentu
komunikasi
sehingga pada akhirnya hanya data yang absah saja yang digunakan.”.
lainnya tidak memungkinkan,
Untuk mencapai
hasil
pengamatan dapat menjadi alat
maksimal
yang bermanfaat
triangulasi yang digunakan
2. Wawancara ( interview)
ada 4 (empat) macam dalam
penelitian ini , yakni :
Pengertian Wawancara : Wawancara
yang
1. Triangulasi merupakan
teknik pengumpulan data dengan
data
yaitu
dengan
memperkaya data yang mantap 2. Triangulasi
peneliti
yaitu
mengadakan tanya jawab secara
mengadakan pengecekan dengan
langsung antara peneliti dengan
penelitian
responden.
Menurut
Sugiyono
(2007:72) “ wawancara merupakan pertemuan
dua
orang
untuk
3. Triangulasi
teori
4. Triangulasi
metodologi
mengumpulkan
Tanya
metode lain.
sehingga
dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu “.
Teknik
Adapun pergunakan
3. Metode Study Dokumenter
dengan
mencocokkan teori terlebih dahulu
bertukar informasi dan ide melalui jawab,
yaitu
yang dalam
data
akan
dengan
penulis
penelitian
ini
adalah teknik pemeriksaan data yang
Dokumentasi
memanfaatkan
Triangulasi
dengan
dipergunakan untuk memperoleh
sumber yaitu membandingkan dan
data
mengecek
mengenai
dasar
kembali
derajad
penyelenggaraan SLB Bina Putra,
kepercayaan suatu informasi yang
Program pengajaran dan kurikulum
diperoleh
SLB tingkt SMPLB.
untuk dapat mengetahui keberhasilan
melalui
waktu
berbeda
pelaksanaan pembelajaran tersebut.
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
29
kegiatan
Analisis Data Analisis
data
merupakan
yang
terjadi
secara
bersamaan , yaitu : reduksi data
,
bagian yang sangat penting di dalam
penyajian data penarikan kesimpulan
penelitian ini. Pada bagian ini peneliti
atau verifikasi .
akan merangkum
1. Reduksi Data
mengorganisir,
data perolehan, menyusun
dan
Yaitu
:
proses
merakitnya dalam suatu kesatuan yang
pemusatan
logis dan sistematis sehingga jelas
penyederhanaan
keterkaitannya.
dan
Adapun
analisa
data
perhatian
,
pada
pengabstrakan
transformasi
kasar
yang
muncul dari catatan – catatan
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Karena data-
pemilihan
tertulis di lapangan . 2. Penyajian data
datanya merupakan data kualitatif
Yaitu :
sekumpulan informasi
yakni berujud informasi dan sumber
tersusun
yang
diskriptif yang luas, berlandaskan
kemungkinan
tokoh,
kesimpulan
setra
memuat
penjelasan
tentang proses-proses yan terjadi pada lingkungan setempat.
memberikan
adanya dan
penarikan
pengumpulan
tindakan . 3. Menarik kesimpulan
Dalam pengertian ini analisa
Dari permulaan pengumpulan data
data kualitatif merupakan upaya yang
, mencatat keadaan yang terjadi ,
berlanjut
terus-
proses pelaksanaan , serta terakhir
HB.Sutopo
peneliti harus menarik kesimpulan .
menerus.
,
berulang Menurut
dan
(2002:87), yang dimaksud dengan
Adapun
model
tersebut
analisis data yaitu terdiri dari tiga alur
digambarkan sebagai berikut :
dapat
Pengumpulan data Reduksi data
Sajian data
Penarikan Kesimpulan Verifikasi ( HB. Sutopo, 2002 : 87 ) Model Analisis Interatif 30
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
HASIL PENELITIAN
1) Anak kurang sabar .
1. Kondisi realitas Anak Tuna Grahita
2) Cepat putus asa dan mudah
Karakteristik Anak tuna grahita yang mudah bosan , cepat beralih
ngambek 3) Takut mempelajari hal – hal
perhatian , kurang mampu menerima pelajaran dengan cepat sering terjadi pada setiap kali pendidikan
baru . 4) Sering
pembelajaran , baik
akademik
itu
maupun
kuat/ terlalu kuat pada saat proses pengamplasan telur .
masih
hambatan
dalam
keterampilan
,
terdapat
5) Sering mematahkan Gergaji
mempelajari
hal
itu
memang
kecil 6) Belum
disebabkan hal – hal baru yang mereka pelajari
diharapkan
akan
7) Sering
menghasilkan uang yang pada akhirnya
border
akan menjadikannya sebagai produsen /
mematahkan jarum
8) Hasil
penghasil barang konsumtif yaitu hasil Misalnya
dapat menggerakkan
mesin jahit sama sekali.
dapat
keterampilannya.
telur
bebek karena dipegang kurang
pendidikan keterampilan Selain
memecahkan
jahitan
yang
menggumpal 9) Kain
yang dibuat menjadi
keterampilan smook tidak hanya dibuat
kotor karena dipegang kuat-
bahan
kuat
lembaran
saja
tetapi
juga
dimodifikasi untuk menjadi sarung
10) Titik – titik pada kain saten
bantal kursi, tas tangan putri dari
menjadi
smook.
kesalahan menjalankan pola
Hal
itu
membutuhkan
keterampilan membuat smook dan juga
rusak
karena
smook
menjahit bahan hingga menjadi hasil
Dari hasil observasi tersebut
karya modifikasi. Dari Extra Kurikuler
dapat
tata
diajarkan
kemampuan dan kesabaran siswa
membuat telur asin , yang bahkan SLB
untuk mempelajari keterampilan
Bina Putra sudah dikenal oleh kalangan
masih sangat kurang , sehingga
pejabat PLB di Propinsi . Temuan
guru
tersebut disajikan secara rinci sebagai
memberikan bantuan kepada siswa
berikut :
dengan penuh kesabaran.
boga,
utamanya
a. Hasil Observasi
siswa sebelum
disimpulkan
keterampilan
bahwa
perlu
b. Hasil Interview
mendapat bimbingan pribadi : EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
31
1) Hasil interview dengan guru keterampilan
sebelum
pemberian layanan pribadi . Beberapa
istimewa
sehingga manja,
siswa
mengalami gangguan motorik
anak
menjadi
egois,
kurang
semangat belajar, kurang mau bersusah – susah.
, takut terhadap benda – benda
Dari hasil
runcing seperti jarum , silet ,
interview tersebut. maka guru
gunting , pisau . Juga takut
sangat
terhadap
layanan
bayangan
sendiri
observasi dan
perlu
memberikan
pribadi
kepada
bahwa keterampilan tersebut
anak . Setelah
amat sulit , tidak yakin akan
layanan
kemampuan sendiri . Siswa
hasilnya adalah :
ada yang mengeluarkan sistim
1) Hasil wawancara
pertahanan diri dengan cara ngambek,
menangis
diajak
mempelajari
memberikan
pribadi
maka
dengan
guru Keterampilan
bila
keterampilan tertentu.
Pelajaran keterampilan yang diajarkan tersebut meskipun dengan
2) Hasil Interview ( Wawancara )
susah payah , pada akhirnya
dengan orang tua sebelum
telah dapat dipelajari oleh
pemberian layanan pribadi.
siswa , misalnya
a) Orang
menganggap
Ratna( siswa SMPLB G)
rendah akan kemampuan
telah mahir menjahit sprei
anaknya .
lengkap
tua
b) Kurang
memberikan
dengan
bantalnya,Bagus
Ditya
sarung Galih
pelatihan keterampilan di
Maulana ((Siswa SMPLB
rumah
C) sudah mampu membuat
c) Kebanyakan orang tua tidak mau repot
tempat HP berujud Kursi
mengajarkan
goyang yang terbuat dari
keterampilan kepada putra
kayu sengon, Weny dan
– putrinya.
Widya Bidya Putri ( siswa
d) Sering
orang
tua
SMPLB C1 ) yang IQ nya 25
–
memperlakukan anak nya
antara
yang
mengalami
mampu membuat smook .
dengan
Untuk keterampilan jahit
kekurangan 32
perlakuan
50
sudah
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
disini bukan ditujukan agar
membuat
siswa menjadi penjahit /
rumah yang dikonsumsikan
tailor , karena kemampuan
untuk
–
siswa
siswi
utamannya grahita
Siswa
,
asin
penghuni
di
panti
SLB
tersebut. Wulan yuliani juga
Tuna
sudah
rendah bila harus
menghitung
telur
membuat
smook
yang akan dibuat sarung
mengukur,
bantal bagi keluarganya .
membuat pola, namun bila
Sesungguhnya
jahitan yang mudah seperti
secara
terperinci
sarung bantal, sprei,
tas ,
bimbingan dan konseling
taplak meja mereka mampu
seperti yang dikemukakan
mengerjakannya .
oleh
Coleman
tujuan
dalam
2) Hasil Wawancara dengan
Thomson & Rudolph dan
orang tua siswa setelah
dikutip oleh Prof . dr H .
mendapatkan
layanan
Prayitno, M.Sc.Ed ( 1999 :
pribadi dalam mempelajari
113 ) dapat dirumuskan
keterampilan .
sebagai berikut :
Dari uraian diatas berdasarkan dengan
Bimbingan dan konseling
wawancara
bertujuan :
orang tua ( Bp
-
Memberikan dukungan
Gunawan dan ibu Rondiyah
-
Memberikan wawasan ,
didapatkan
data
yang
pandangan,
menyatakan bahwa mereka
pemahaman,
sudah
keterampilan
mulai
lega
dan
senang bahwasanya putra-
alternative baru .
putri mereka sudah mulai
-
Mengatasi
mampu
mempelajari
permasalahan
keterampilan
yang
akan
dihadapi .
dipergunakan untuk
masa
SLB Bina Putra
salah satu siswa SMPLB
bimbingan dan
Bina
siswinya .
yang
hidup
yang
Pada dasarnya semua pendidik di
yang akan datang . Dan
Putra
dan
berperan sebagi guru konseling
Kekurangan
bagi siswa – dari
segi
dipanti asuhan (Asih Setiati
psikologis sangat perlu bimbingan dan
)
konseling dari para pendidiknya . Hal itu
sudah
mulai
dilatih
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
33
juga telah dilakukan bukan hanya pada
a) Kemampuan berprestasi di sekolah
saat tertentu saja , akan tetapi disetiap saat
b) Sikap menghormati kepentingan dan
para guru tersebut mengajar.
harga diri orang lain
Sudah menjadi konsekuensi bagi
c) Cara- cara mengatasi kesuitan dirinya
guru luar biasa yang secara otomatis, mau
d) Pemahaman tentang kesulitan sekolah
ataupun tidak mau harus menjadi guru BK
e) Penyesuaian
kesulitan
dalam
hal
meskipun mereka kurang memahami ilmu
belajar , pengarahan dan mengatasi
Bimbingan dan konseling secara luas.
masalah
Konseling
sekolah
dapat dilaksanakan secara
kelompok maupun individu seperti yang dikemukakan oleh Yulia
Singgih D.
dalam
hal
melanjutkan
f) Persiapan bidang kerja yang dapat untuk hari kemudian
Gunarsa ( 2000 : 23 ) bahwa “ Konseling dalam pelaksanaan dapat dilakukan secara
KESIMPULAN DAN SARAN
berkelompok dan secara individu “ .
Kesimpulan
Dari
pengertian
itulah
maka
Berdasarkan hasil penelitian dan
seorang guru di SLB Bina Putra dituntut
pembahasan
memberikan bimbingan kelompok apabila
sebelumnya,,dapat
dalam kelas itu terdapat beberapa siswa
bahwa pemberian layanan Bimbingan
mengalami masalah yang sama. Namun
pribadi di SLB pada umumnya dan anak
apabila hanya terdapat seorang siswa yang
Tuna
menghadapi masalah tertentu, maka guru
diperlukan
tersebut
mengesampingkan pemberian contoh sikap
siswa
diharapkan dapat membantu dalam
mengatasi
yang
telah diambil
Grahita .
diuraikan kesimpulan
khususnya Hal
ini
mutlak tanpa
masalahnya,
, pemberian tugas , latihan , kedisiplinan
sehingga siswa tersebut dapat memahami
serta motivasi dari para pendidik dan para
dirinya,
orang tua .
lingkungannya,
lalu
dengan
pemahaman itu individu ersebut dapat
Disamping itu peranan orang tua di rumah
menyesuaikan diri, memahami diri sendiri,
juga sangat membantu Anak Tuna Grahita
tahu
dalam
potensinya
mengembangkan
dan
bahkan
potensinya
dapat tersebut
mempelajari
keterampilan/
kecakapan hidup yang diajarkan di sekolah
dengan optimal.
serta berkelanjutan di rumah . hal tersebut
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
mengingat
Yulia Singgih D. Gunarsa ( 2000 : 14 )
kemampuan Anak Tuna Grahita yang
Bahwa tujuan Konseling secara umum di
sangat
sekolah supaya anak memperoleh:
pembiasaan.
34
akan keterbatasan
terbantu
dengan
segala
serta
jenis
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
Layanan tersebut
Bimbingan
ternyata
dapat
pribadi membantu
mengembangkan sikap , antusiasme dan membantu menumbuhkan rasa percaya diri
dengan
kesabaran
ketelatenan,
pembiasaan serta bimbingan. 2. Bagi Guru Luar Biasa a. Dapat memberikan
pada anak Tuna Grahita , sehingga mereka
pribadi
mampu mempelajari kecakapan hidup
dapat
yang diharapkan menjadi bekal
kemampuan dan keterampilannya .
hdup
mereka agar dapat hidup mandiri dalam menjalani
kehidupannya
kelak,
b. Dapat
secara rutin
bimbingan agar siswa
mengembangkan
menerapkan
Bimbingan
Layanan
Pribadi
untuk
dikemudian hari apabila telah menamatkan
mengembangkan sikap disiplin ,
pendidikannya di Sekolah Luar Biasa
tidak mudah putus asa dan bekerja
tingkat SMPLB maupun berlanjut ke
keras .
SMALB.
c. Memberikan motivasi , pada Anak Tuna Grahita sesuai pada porsinya .
Saran 1. Bagi Orang Tua
d. Memberikan informasi , contoh
a. Hendaknya 35ember dukungan dan
dan pembiasaan hidup disiplin pada
bekerjasama dengan sekolah dalam
Anak tuna Grahita dengan sebenar
rangka
– benarnya .
b. memberikan bekal keterampilan
e. Memberikan layanan Bimbingan
khususnya kecakapan hidup pada
Pribadi
putra putrinya
ketelatenan dan penuh kesabaran
c. Memberikan contoh dan tauladan tentang kedisiplinan .
yang
kekurangan
dengan
mengalami istimewa semena –
ataubahkan dengan
pengertian,
mengingat karakter Anak tuna Grahita yang unik. Namun tetap
d. Tidak memperlakukan Putra – putrinya
dengan
mena .
mengingat bahwa mereka harus tetap dapat bertahan masyarakat, dan mandiri
hidup di apabila
orang – orang yang selama ini disandarinya sudah tidak ada lagi.
e. Lebih memberikan motivasi akan bakat dan minat putra – putrinya . f. Memperhatikan perkembangan
sikap putra-
dan putrinya
tanpa memberikan tekanan namun
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2006, Kurikulum Pendidikan Luar iasa Landasan Program dan Pengembangan, Jakarta
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016
35
Ciptono,2004,Pengalaman Mendidik anak Tuna Grahita, Semarang : P Diksus Laxy
Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Prayitno, 1999, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta Suharsimi Arikunto,2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta Sutopo HB, 2002,Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Surakarta: Universitas Sebelas Maret Yulia Singgih D Gunarso, 2000, Psikologi untuk membimbing,BPK Gunung Agung
36
EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016