Pendampingan Anak Jalanan .... (Ruli Utami) 331
PENDAMPINGAN ANAK JALANAN MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) DI RUMAH SINGGAH HAFARA YOGYAKARTA ASSISTING STREET CHILDREN THROUGH LIFE SKILL EDUCATION PROGRAM AT HOME SHELTER IN HAFARA YOGYAKARTA Oleh: Ruli Utami, Pendidikan Luar Sekolah
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penyelenggaraan pendampingan pendidikan kecakapan hidup (life skill) bagi anak jalanan di Rumah Singgah Hafara, (2)Manfaat pelaksanaan pendampingan pendidikan kecakapan hidup (life skill) di Rumah Singgah Hafara, (3)Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendampingan pendidikan kecakapan hidup (life skill) di Rumah Singgah Hafara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah pengelola Rumah Singgah Hafara, pendamping Rumah Singgah Hafara dan anak jalanan Rumah Singgah Hafara. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi data, dan pengambilan kesimpulan. Triangulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan berbagai narasumber dalam mencari informasi yang di butuhkan. Hasil penelitian menujukkan bahwa: (1) Penyelenggaraan pendampingan pendidikan kecakapan hidup (life skill) bagi anak jalanan di Rumah Singgah Hafara yakni melalui tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. (2) Manfaat pelaksanaan pendampingan pendidikan kecakapan hidup (life skill) di Rumah Singgah Hafara: (a) Pendidikan, anak memperoleh manfaat dari kegiatan pendampingan seperti menambah pengetahuan sehingga membuat anak menjadi termotivasi untuk belajar, b) Kecakapan personal, anak jalanan memiliki pola berpikir untuk masa depannya, c) Kecakapan sosial, anak jalanan memiliki empati dengan orang lain, dapat bersosialisasi dan berinteraksi, (3) Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan pendidikan kecakapan hidup (life skill) di Rumah Singgah Hafara, yaitu: (a) semangat dari anak jalanan untuk mengikuti pendampingan. (b) adanya motivasi dari pendamping dan relawan. (c) adanya tempat mendukung untuk keberlangsungan program. Faktor penghambatnya, yaitu : (a) Tidak adanya kerjasama dengan pihak lain sehingga segala sarana dan prasarana dipersiapkan oleh pihak Hafara sendiri. (b) karakter anak yang beragam. (c) pendanaan yang terbatas. Kata kunci : Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill), Anak Jalanan, Pendampingan di Rumah Singgah Abstract
This study aimed to describe: (1) Operation mentoring skills education (life skills) for street children in Shelter Hafara(2) Benefits of mentoring implementation of life skills (life skills) in Shelter Hafara(3) Supporting factors and assisting in the implementation of life skills (life skills) in Shelter Hafara. This research is a descriptive qualitative approach. The subjects were managers Shelter Hafara, companion Hafara Shelter and Shelter Hafara street children. The data collection is done by using the method of observation, interviews and documentation.Techniques used in the analysis of the data is the data display, data reduction, and making conclusions. Triangulation done to explain the validity of the data with various sources to find the information that is needed.The results showed that: (1) Operation mentoring skills education (life skills) for street children in Shelter Hafara namely through the preparation, implementation and evaluation. (2) The benefits of mentoring implementation of life skills (life skills) in Shelter Hafara.: (a) Education, children benefit from mentoring activities such as increase knowledge so as to make children become motivated to learn, b) Skills personal, street children have a pattern of thinking for the future, c) Social skills, street children have empathy with others, can socialize and interact. (3) The supporting factors in the implementation of life skills education assistance (life skills) in Shelter Hafara, namely: (a) the spirit of street children to attend counseling. (b) the motivation of facilitators and volunteers. (c) their point of support for the sustainability of the program. Inhibiting factors, namely: (a) The absence of cooperation with other parties so that all the facilities and
332 Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol.8, No. 5 Tahun 2016
infrastructure Hafara prepared by the parties themselves. (b) The character of children are diverse. (c) The funding is limited. Key Word : Life Skill Education, street children, mentoring in Halfway House.
lingkungannya,
PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan Anak menegaskan bahwa
terutama
lingkungan
yang
bersifat negatif. Krisis global yang terjadi membawa dampak
untuk
di berbagai sektor, baik di bidang ekonomi
mengembangkan kemampuan dan kepribadian
maupun sosial. Lapangan pekerjaan yang sempit,
bangsa untuk menjadi warga Negara yang baik
PHK yang menimpa pekerja mengakibatkan
dan
Bangsa.
meningkatnya pengangguran dan otomatis jika
Kesejahteraan, perawatan, asuhan, perlindungan,
hal ini terjadi seseorang akan mengalami
pengembangan kemampuan, pendidikan dan
permasalahan
kasih sayang merupakan point hak yang berhak
kebutuhanya
diterima anak.
selanjutnya yaitu ketidakmampuan kebutuhan
anak
berhak
atas
berguna
bagi
pelayanan
Nusa
dan
Anak dikatakan sejahtera jika perkembangan
fisik,
dalam
psikhis,
alhasil
pemenuhan
kebutuhan-
terjadilah
ketelantaran,
gizi
masalah
buruk,
fisik, mental, moral, sosial dan emosionalnya baik
pemeliharaan kesehatan yang minim, bahkan
serta terhindar dari tindakan perlakuan salah
yang lebih parah dapat mengakibatkan tindak
secara
kekerasan dan pemicu tindak kriminal.
fisik,
emosional,
terhindar
dari
penyalahgunaan seksual anak, tidak mengalami
Pusat Data dan Informasi,Kementrian Sosial
penelantaran dan eksploitasi komersil anak. Anak
mencatat jumlah anak terlantar di Indonesia
terlantar adalah anak yang karena suatu sebab
sebanyak 5,4 juta,232.000 diantaranya merupakan
tidak dapat terpenuhinya kebutuhan dasar baik
anak jalanan.
secara rohani, jasmani, maupun sosial dengan
yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai
wajar. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar tersebut yang
Anak jalanan adalah sebuah istilah umum
pada
umumnya
akan
mengakibatkan
kegiatan ekonomi di jalanan, namum mereka masih memiliki hubungan dengan keluarganya.
Terdapat
Anak jalanan umumnya berusia 6 – 18 tahun
beberapa faktor tidak terpenuhinya kebutuhan
yang bekerja atau hidup di jalanan, menghabiskan
dasar seperti: kondisi orang tua sebagai tulang
sebagian besar waktunya untuk melakukan
punggung
mampu
kegiatan sehari-hari. Mereka menganggap jalanan
memenuhi kebutuhan pokok, keluarga yang
merupakan dunia yang penuh kebebasan, bebas
brocken home ataupun keluarga disharmonis.
melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa
Faktor tersebut yang nantinya mengakibatkan
perlu terikat oleh norma dan aturan, demi
mental dan psikis anak mengalami goncangan
kebahagiaan bersama teman yang senasib dan
sehingga
juga menganggap jalanan adalah tempat yang
permasalahan
sosial
keluarga
mudah
pada
anak.
namun
terpengaruh
tidak
oleh
kondisi
Pendampingan Anak Jalanan .... (Ruli Utami) 333
mudah untuk mendapatkan uang. Tidak sulit
rumah untuk mendapat pemenuhan kebutuhan
menemukan mereka, kita bisa menjumpainya di
tersebut dengan melalui teman sebayanya. Anak
pusat keramaian seperi : Pasar, perempatan lampu
jalanan dengan indikasi ini biasanya melakukan
merah, emperan toko, terminal, taman kota
pelanggaran norma seperti ngelem, mabuk-
bahkan pelataran mall.
mabukan atau penyalahgunaan obat bahkan
Pusat Data dan Informasi Departemen Sosial
sampai penyimpangan seksual.
RI, mencatat jumlah anak jalanan pada tahun
Untuk memenuhi kebutuhan dirinya mereka
2000 sebanyak 59.517 anak, selanjutnya pada
sampai ada yang menjadi pelaku tindak kriminal
tahun 2001 sebanyak 94.674 dan pada tahun 2004
seperti mencuri atau mencopet. Sebagian yang
sebanyak 98.113 anak. Jumlahnya semakin
memiliki pikiran jernih,mereka lebih memilih
meningnkat dan itu semua tersebar di kota-kota
untuk bekerja sebagai pedagang asongan, tukang
besar.
semir sepatu, dan penjual koran. Kita dengan
Menurut Mujiyadi dkk (2011:10), masalah
mudah menemukan mereka di lampu merah,
yang disandang oleh anak jalanan di kategorikan
terminal ,pasar dan bahkan mereka ada yang
ke dalam 2 kelompok besar,yakni masalah fisik
mengkoordinir , anak jalanan di jadikan ladang
dan masalah psikis. Masalah fisik berkaitan
bisnis
dengan
memperburuk keadaan ini.
ketidakmampuan
keluarga
(kepala
keluarga) dalam pemenuhan kebutuhan dasar dikarenakan
kemiskinan
yang
melanda.
oleh
para
oknum
yang
makin
Program Pemerintah berupa Rumah Singgah bertujuan
sebagai
upaya
untuk
mengatasi
Sedangkan masalah psikis berkaitan dengan tidak
peningkatan jumlah anak jalanan,
terpenuhinya segala sesuatu yang berkaitan
Rumah
dengan peran keluarga.
membuka akses masyarakat untuk turut serta
Di dalam pemenuhan kebutuhan fisik mereka melakukan aktivitas ekonomi seperti berjualan
Singgah
ini
juga
program
bertujuan
untuk
dalam mengatasi berbagai permasalahan anak jalanan.
koran,ngamen,menjadi pedagang asongan,hingga
Banyak yang belum mengetahui apa itu
nekat menjadi pelaku tindak kriminal dengan
Rumah Singgah, dalam pengertian masyarakat
maksud hasil dari kegiatan tersebut mereka
awam
gunakan untuk pemenuhan kebutuhan pribadi
persinggahan tanpa memiliki target ketercapaian
mereka dan sebagian mereka bawa pulang. Tidak
program tertentu. Namun pengertian Rumah
sedikit dari mereka yang menerima perlakuan
Singgah yang lebih luas yaitu sebagai tempat
kekerasan baik secara fisik maupun psikis jika
pemusatan sementara yang bersifat non formal,
hasil
dimana mereka bertemu untuk memperoleh
yang
mereka
bawa
pulang
sedikit
jumlahnya. Disamping itu, dalam memenuhi kebutuhan
Rumah
Singgah
diartikan
sebagai
informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut.
psikis diantaranya berupa kasih sayang, rasa
Menurut Departemen Sosial RI Rumah
aman dan nyaman. Tidak terpenuhinya kebutuhan
Singgah didefinisikan sebagai perantara anak
psikis mereka lakukan dengan cara pergi ke luar
jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu
334 Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol.8, No. 5 Tahun 2016
mereka. Rumah Singgah merupakan proses informal
yang
memberikan
suasana
Dengan adanya Rumah Singgah ini di
pusat
harapkan dapat memberikan penyegaran terhadap
realisasi anak jalanan terhadap system nilai dan
cara penekanan jumlah anak jalanan dan bisa
norma di masyarakat.
menjadi penanganan awal untuk penanganan
Rumah Singgah merupakan upaya yang telah
selanjutnya.
Berbagai
macam
di tetapkan oleh Pemerintah yang diharapkan
mempengaruhi
keberhasilan
dapat menjadi sebuah pelayanan sosial bagi anak
Singgah baik secara internal maupun eksternal.
kinerja
faktor Rumah
jalanan guna melindungi anak dari suatu kondisi
Faktor secara internal yaitu mengenai Tutor
ataupun situasi kehidupan jalanan yang tidak
yang kurang berkompeten dalam penanganan
sehat, aman, serta sangat tidak kondusif untuk
anak jalanan dan juga soal Dana terkait
perkembanganya.
kebutuhan program yang berlangsung di Rumah
Rumah Singgah merupakan sebuah sarana
Singgah. Untuk faktor eksternal ialah berupa
yang nantinya benar-benar menjadi sebuah solusi
respon, segala respon dari berbagai pihak
bagi pengurangan jumlah anak jalanan setiap
terutama masyarakat sekitar Rumah Singgah.
tahunnya, sekaligus membantu anak jalanan
Hal terpenting di dalam penanganan anak
untuk dapat memiliki kehidupan yang lebih baik
jalanan adalah kita harus bisa menghadapi
dari kehidupan sebelumnya. Terdapat image
mereka dengan pendekatan personal dengan tata
negatif dimana masyarakat menilai bahwasanya
komunikasi yang baik dengan memposisikan
keberadaan Rumah Singgah tidak berhasil dalam
bahwa kita bukan menginterogasi tetapi kita
penanganan permasalahan dan pembinaan anak
memang menaruh kepedulian terhadap mereka.
jalanan.
Pada tahapan pembuatan program ataupun
Penanganan anak jalanan memang tidak
pelaksanaan program di Rumah Singgah adalah
mudah tetapi perlu di tangani secara total dan
dengan cara mengetahui apa kompetensi yang
perlu
agar
mereka miliki agar setelah itu kita bisa membuat
keberadaan Rumah Singgah ini benar-benar
program yang disesuaikan dengan kebutuhan
membantu dan tidak menimbulkan wacana pada
mereka. Setelah itu, seiring berjalannya interaksi
masyarakat
kita akan mengetahui apa kompetensi yang
diperhatikan
bahwa
jalinan
Rumah
kerjanya
Singgah
hanya
menghambur-hamburkan anggaran Negara.
mereka miliki dilihat dari pengalaman yang
Pemerintah, seperti Dinas Sosial, Kepolisian,
dimilikinya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, DISPOL PP,
Program yang di rancang juga didasari
Dinas kesehatan, LSM, dan juga masyarakat
dengan kebutuhan mereka dimaksudkan agar
harus saling memberi dukungan dan harus
nantinya program berjalan sesuai dengan tujuan
terbangun
agar
dan mencapai ketercapaian program yang di
perencanaan dan juga proses keberlangsungan
harapkan. Dengan melaksanakan program sesuai
program berjalan sesuai rencana dan mencapai
dengan yang mereka inginkan atau mereka
keberhasilan dalam penanganan anak jalanan.
butuhkan otomatis akan membekali mereka dan
komitmen
diantaranya
membawa perubahan bagi kehidupan mereka dan
Pendampingan Anak Jalanan .... (Ruli Utami) 335
mengembalikan atau memberikan kepercayaan
mengungkap sebab dan proses terjadinya di
diri
lapangan.
untuk
berkarya
masyarakat,berperan
di
aktif
tengah-tengah
dan
juga
dapat
menampilkan eksistensi diri mereka.
Penelitian
ini
menggunakan
kualitatif karena permasalahan
Rumah Singgah dikatakan berhasil jika
pendekatan yang akan
dibahas tidak berkaitan dengan angka-angka,
memang benar-benar dapat merubah kehidupan
tetapi
anak jalanan menjadi lebih baik bukan hanya
menggambarkan bagaimana pendampingan anak
sekedar memindahkan posisi dari jalanan ke
jalanan melalui program pendidikan kecakapan
sebuah tempat agar tidak berkeliaran di jalanan.
hidup (life skill) di Rumah Singgah Hafara
Bagi anak jalanan yang masih berminat untuk
Yogyakarta.
sekolah, mereka disalurkan ke lembaga-lembaga
Tempat dan Waktu Penelitian
formal dan mengikuti
pendampingan melalui
mendeskripsikan,
menguraikan
dan
Penelitian dilaksanakan di di Gonjen
program pendidikan Kecakapan Hidup (Life
Tamantirto
Skill).
Yogyakarta dan dilakukan pada bulan Desember
Anak jalanan yang mengikuti Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) diharapkan nantinya mereka dapat membekali atau mempersiapkan diri mereka sendiri dengan ketrampilan atau kecakapan tertentu yang dapat mereka gunakan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana
pendampingan
anak
jalanan melalui program kecakapan hidup (life skill) yang dilakukan oleh salah satu Rumah Singgah di Yogyakarta yaitu Rumah Singgah Hafara yang beralamatkan di Gonjen Tamantirto Rt.5 Rw.17 Kasihan Bantul Yogyakarta.
Rt.5
Rw.17
Kasihan
Bantul
– Maret 2016. Subyek Penelitian Subyek
penelitian
yang
dipilih
dalam
penelitian ini adalah pengelola, pendamping, dan 5
anak
jalanan
yang
mengikuti
program
pendidikan kecakapan hidup (life skill), maksud dari
pemilihan
subyek
ini
yaitu
untuk
memngumpulkan data proses pendampingan mulai dari proses awal pendampingan, proses pendampingan pemenuhan kebutuhan dan proses akhir atau dampak yang dirasakan setelah diberikan pendampingan. Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN
Di
Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif sehingga
penelitian ini ialah pendekatan kualitatif dan
teknik
metode penelitian yang digunakan ialah metode
observasi,
penelitian
deskriptif
Melalui
Iinstrumen pengumpulan data adalah alat bantu
pendekatan
ini
dapat
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna
kaitanya dalam pengumpulan data agar kegiatan
kualitatif.
diharapkan
peneliti
pengumpulan
datanya
wawancara,
dan
menggunakan dokumentasi.
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
336 Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol.8, No. 5 Tahun 2016
olehnya (Sugyono, 2010 : 204). Dalam penelitian
anak jalanan dan untuk menciptakan trust yang
ini instrumen utamanya adalah penulis sendiri
dirasakan anak jalanan kepada pekerja sosial.
dibantu dengan pedoman wawancara, pedoman
Dengan munculnya rasa percaya yang dirasakan
observasi
oleh anak jalanan hal itu membuat mereka lebih
dan
pedoman
terstruktur
yang
dirancang sendiri oleh peneliti dengan dibantu
terbuka
dan
dengan
dosen pembimbing.
memudahkan
Teknik Analisis Data
mendiskusikan dengan pihak terkait yang berada
pekerja
keterbukaan sosial
itu untuk
Analisis data yang dilakukan oleh peneliti saat
di Rumah Singgah untuk membincangkan solusi
semua data telah terkumpul melalui pengamatan
terbaik bagi anak jalanan yang tentunya solusi
yang telah dituliskan dalam catatan lapangan, dari
tersebut membuat mereka memiliki kehidupan
berbagai
yang lebih baik yang tentunya tidak lagi hidup di
sumber,
dari
responden,
dokumentasi,
selanjutnya
akan
wawancara dan
dengan
observasi,
diintepretasikan
jalanan.
secara
Sosialisasi program ini adalah kegiatan
deskriptif kualitatif. Teknik penanalisisan data
untuk memperkenalkan kepada anak jalanan
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1)
mengenai program pendidikan kecakapan hidup
Reduksi Data, 2) Display Data dan , 3) Penarikan
(life skill) dan dengan memberikan tujuan agar
Kesimpulan.
mereka
memahami
apa
maksud
dari
terlaksananya program tersebut, hal tersebut juga HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti tentang pendampingan anak jalanan melalui program pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) di Rumah Singgah Hafara Kasihan Bantul Yogyakarta yaitu:
di harapkan agar anak dapat memahami materi yang disampaikan serta mencapai keberhasilan proses pendampingan. Dapat disimpulkan
proses sosialisasi
program yang dilakukan Hafara dilaksanakan setelah proses rapat intern, di laksanakan oleh
1. Pelaksanaan Pendampingan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)
tutor dan juga pendamping anak. Sosialisasi program dilakukan dengan suasana yang santai
Di dalam proses pendampingan terdapat
disela-sela kegiatan program dan dijelaskan
empat tahapan yang dilakukan yang pertama,
mengenai tujuan dari diadakannya program
dilakukan penjangkaun. Penjangkaun adalah
tersebut,
program yang dilakukan oleh
pendamping
suasanya santai dan menyenangkan agar anak-
dengan mengunjungi tempat-tempat mereka
anak dapat memahami apa yang disampaikan
berada seperti pertigaan, perempatan, stasiun,
oleh tutor atau pendamping dan agar program
pasar, dan pusat-pusat pertokoan (Laurike Adi,
yang akan terlaksana berjalan efektif dan juga
2003 : 9-12 ). Pada proses penjangkauan ini
efisien.
sosialisasi
dilaksanakan
dengan
dengan
Dapat disimpulkan Program Pendidikan
mereka, berkumpul, berbincang dengan alasan
Kecakapan Hidup (Life Skill) ini bertujuan untuk
agar pekerja sosial mengetahui latar belakang
memberikan keahlian. Dengan memiliki keahlian
pekerja
sosial
melalukan
interaksi
Pendampingan Anak Jalanan .... (Ruli Utami) 337
tertentu manusia akan bisa membuat atau
kegiatan outdoor anak juga jadi belajar banyak
merubah kondisi hidupnya menjadi lebih baik.
hal mengenai alam. Berikut penjelasan mengenai
Agar
terciptanya
sebuah
keberhasilan
manfaat pendampingan program pendidikan
program selain adanya tutor dan pendamping
kecakapan hidup (life skill) dari segi :
yang berkompeten, sebuah program juga perlu
1. Pendidikan
ditunjang oleh alat dan bahan yang memadai.
Di dalam pendidikan, manfaat yang di
Semua alat dan bahan yang dibutuhkan tersebut
peroleh anak ialah anak menjadi termotivasi
disiapkan atau didapat dengan cara dibeli sendiri
untuk belajar, untuk ingin tahu banyak hal.
dengan biaya yang di dapat dari Hafara tanpa
2. Pola Pikir
adanya bantuan dari pihak manapun seperti dinas sosial maupun dinas pertanian Dapat
disimpulkan
bahwa
di
dalam
penyiapan alat dan bahan di dapat dari pembelian menggunakan
biaya
operasional
Hafara
dikarenakan tidak adanya bantuan alat dan bahan
Anak jalanan memiliki pola pikir yang lebih baik untuk masa depannya karena tempat terbaik adalah bukan dengan beraktivitas di jalanan anak jalanan. 3. Kehidupan Sosial
dari dinas sosial ataupun dinas pertanian dan alat
Tidak hanya manfaat dari segi pendidikan
bahan tersebut meliputi cangkul, sapu lidi, alat
dan pola pikir program pendidikan kecakapan
siram, bilah bambu, pengki, pupuk kandang dan
hidup (life skill) ini juga memberikan manfaat
tentunya bibit tanam.
di dalam kehidupan social, yakni
2.
Manfaat
Pendampingan
Pendidikan
Pihak Hafara menginginkan anak memiliki dan
juga
anak untuk memiliki sikap saling membantu, toleransi, terjalinnya komunikasi yang baik , baik
Kecakapan Hidup (Life Skill).
ketrampilan
membantu
memiliki
semangat
itu dengan teman sebayanya atupun dengan orang yang lebih tua.
kedepanya dan diharapkan bekal tersebut juga
Dapat disimpulkan bahwa banyak hal positif
dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas
yang di terima anak-anak dalam mengikuti
hidupnya
pendampingan
program pendidikan kecakapan hidup (life skill)
program pendidikan kecakapan hidup (life skill)
ini seperti munculnya semangat untuk selalu
dilakukan dengan tujuan membekali anak dengan
belajar, selalu ingin mengetahui hal baru,
ketrampilan
bisa
termotivasi untuk memiliki hidup yang lebih
untuk dapat
baik dan juga memiliki ketrampilan di dalam
membuat usaha sendiri atau membuka lapangan
berkomunikasi yang baik serta dengan program
pekerjaan untuk orang lain.
inipun menciptakan rasa saling gotong royong
nanti.
Kegiatan
tertentu
yang
nantinya
digunakan untuk hidup mandiri,
Kegiatan ini juga memberikan manfaat baik bagi
interaksinya
dengan
orang
lain,
menciptakan rasa gotong royong dan sikap kerjasama, anak-anak juga jadi memiliki rasa ingin tahu yang lebih karena kegiatan ini juga
dan saling membantu antar sesama. 3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Faktor
pendukung dalam pelaksanaan
pendampingan pendidikan kecakapan hidup (life
338 Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol.8, No. 5 Tahun 2016
skill) adalah, (a) semangat dari anak jalanan
Pendidikan
untuk mengikuti pendampingan. (b) adanya motivasi
dari
Terdapatnya
pendamping
dan
tutor.
(c)
tempat permanen untuk kegiatan
pendampingan. Faktor-faktor penghambat
Di dalam pendidikan, manfaat yang di peroleh anak ialah anak menjadi termotivasi untuk belajar, untuk ingin tahu banyak hal. Pola Pikir
Faktor penghambat dalam pelaksanaan
Anak jalanan memiliki pola pikir yang lebih
pendampingan pendidikan kecakapan hidup (life
baik untuk masa depannya karena tempat terbaik
skill) di Rumah Singgah Hafara adalah (a)
adalah bukan dengan beraktivitas di jalanan anak
karakter anak yang berbeda-beda. (b) pendanaan
jalanan.
masih terbatas dan segal pemenuhan alat dan bahan yang diperlukan di penuhi atas dana yang
Kehidupan Sosial Tidak hanya manfaat dari segi pendidikan
dimiliki Hafara .
dan pola pikir program pendidikan kecakapan hidup (life skill) ini juga memberikan manfaat
SIMPULAN DAN SARAN
di dalam kehidupan social, yakni
Simpulan
membantu
anak untuk memiliki sikap saling membantu, Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: terdapat
toleransi, terjalinnya komunikasi yang baik , baik itu dengan teman sebayanya atupun dengan orang yang lebih tua.
empat tahapan pendampingan yang dilakukan Rumah Singgah Hafara, yaitu : (1) proses awal pendampingan, meliputi : penjangkauan, rapat intern, penentuan metode belajar, penentuan pendamping.
(2)
proses
pelaksanaan
pendampingan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill), meliputi : sosialisasi program, penyediaan alat dan bahan. Rumah Singgah Hafara melakukan pemenuhan alat dan bahan sendiri tanpa bantuan dari dinas terkait, dengan
Dapat disimpulkan bahwa banyak hal positif yang di terima anak-anak dalam mengikuti program pendidikan kecakapan hidup (life skill) ini seperti munculnya semangat untuk selalu belajar, selalu ingin mengetahui hal baru, termotivasi untuk memiliki hidup yang lebih baik dan
juga
memiliki
ketrampilan
di
dalam
berkomunikasi yang baik serta dengan program inipun menciptakan rasa saling gotong royong dan saling membantu antar sesama.
adanya program ini diharapkan anak dapat memiliki pengetahuan yang nantinya dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. Manfaat pendampingan program pendidikan kecakapan hidup (life skill) dari segi :
Saran Berdasarkan
hasil
penelitian,
dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Rumah Singgah HAFARA a. Dalam langkah perencanaan dan pelaksanaan program di rumah singgah Hafara diperlukan keikutsertaan
masyarakat
sekitar,
hal
Pendampingan Anak Jalanan .... (Ruli Utami) 339
tersebut bertujuan untuk terciptanya program penanganan anak jalanan yang ideal dan
DAFTAR PUSTAKA
peran nyata masyarakat. b. Pada
tahap
terminasi
rumah
singgah
membuka akses antara anak jalanan dengan pihak
tenaga
kerja,
serta
terdapatnya
pemberian modal untuk berwirausaha. 2. Bagi Pendamping a. Memberikan motivasi dan dorongan kepada anak jalanan agar mampu menerapkan ketrampilan
yang
dimilikinya
melalui
pendekatan personal kepada anak jalanan. b. Ciptakan suasana menyenangkan, menarik dan jabarkan tujuan program sehingga anak jalanan memiliki keyakinan untuk mengikuti program. c. Lebih meningkatkan kualitas pendamping agar
kemampuan
yang
dimiliki
dapat
dipraktekkan untuk mengajarkan kepada anak jalanan.
BKKKS. (2011) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia nomer 184 tahun 2011 tentang Lembaga Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta : BKKKS. Laurike Moeliono & Adi Dananto. (2004). Pendampingan Anak Jalanan Menurut Para Pendamping Anak Jalanan. Jakarta: Save the cildern US & Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat Unika Atma Jaya. Lexy J Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mujadi MSW,dkk. (2011) Studi Kebutuhan Pelayanan Anak Jalanan. Jakarta : P3KS Press. Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta.