Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
PENGEMBANGAN KURIKULUM TERPADU DENGAN PENDEKATAN MORAL VALUES OF ISLAMIC HISTORY Abd. Azis Tata Pangarsa MI Miftahul Huda Sumberputih Wajak alang Abstrak; Pengembangan kurikulum terpadu dengan dalam pembelajaran terpadu dengan Pendekatan Moral Values Of Islamic History adalah pendekatan pembelajaran dengan cara guru menyelipkan tentang sejarah Islam yang relevan dan sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, kemudian siswa diberi tugas untuk menyimpulkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam sejarah Islam, dalam upaya mengatasi problematika pendidikan di Indonesia, khususnya problematika pada yang terjadi pada siswa di tingkat pendidikan dasar yaitu di SD/MI. Penulisan ini didasarkan pada beberapa alasan bahwa pembelajaran terpadu cocok digunakan di tingkat SD/MI adalah sebagai berikut: a) Pendidikan di SD/MI harus memperhatikan perkembangan intelektual anak b) guru juga harus membimbing anak yang tidak mampu melihat dan memecahkan masalah dari berbagai sisi, karena ia terbiasa berfikir secara fragmentasi, anak dikhawatirkan tidak memiliki cakrawala pandang yang luas dan integratif. Moral Values of Islamic History sangat penting untuk disampaikan kepada siswa, khususnya siswa yang belajar di madrasah. Sejarah Islam dalam penelitian kami ini akan menjadikan nilai lebih dari aktivitas pembelajaran terpadu, dikarenakan setiap materi pembelajaran secara terpadu, secara langsung maupun tidak langsung akan diselipi tentang nilai-nilai moral yang terkandung dalam sejarah Islam. Sehingga aktivitas pembelajaran relevan dan penuh makna, mulai dari pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengalaman siswa untuk mengerti dan memahami dunia kehidupannya. Kata Kunci: Pengembangan, Kurikulum Terpadu, Intrinsic Vallues, Islamic Histories.
PENDAHULUAN Permasalahan tentang kurikulum tidak hanya persoalan guru dan tenaga kependidikan lainnya saja, akan tetapi merupakan persoalan seluruh masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan, setiap terjadi perubahan kurikulum, maka komentar-komentar tentang perubahan tersebut bukan hanya datang dari kalangan guru dan tenaga kependidikan lainnya saja, akan tetapi juga dari kalangan masyarakat luas. Hal ini memang wajar, sebab kurikulum
Abd. Azis Tata Pangarsa
merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan, sehingga pemberlakuan suatu kurikulum dalam dunia pendidikan akan berdampak luas bagi masyarakat. Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok pengetahuan. Sementara itu, paradigma pendidikan yang selama ini diterapkan, menyebabkan proses dan materi pendidikan lebih mengutamakan pengembangan intelektual, yang bertujuan membentuk manusia yang mampu bersaing di dunia global, namun pembentukan manusia kompetitif tidak sekaligus membentuk manusia yang berkarakter. Pembelajaran terpadu dilaksanakan pada jenjang pendidikan tingkat dasar, sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajajaran. Dengan adanya pemaduan ini, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu, siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antara konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Sukayati, (2004) Kurikulum perlu dikembangkan sebagai usaha untuk merespon perubahan zaman dan upaya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat selaku stake holder lembaga pendidikan/ madrasah. Berangkat dari hal tersebut, maka perlu kiranya Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul ”Pengembangan Kurikulum Terpadu dengan Pendekatan Moral Values of Islamic History”, ini dibuat dengan harapan dapat digunakan sebagai solusi alternatif dan inspirasi dalam upaya pengembangan kurikulum terpadu untuk mengatasi problematika pendidikan dasar di Indonesia. KAJIAN PUSTAKA Pengembangan Kurikulum Terpadu Pengertian Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Definisi yang
30
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
Pengembangan Kurikulum Terpadu Dengan Pendekatan Moral Values Of Islamic History
dikemukakan terdahulu menggambarkan pengertian yang membedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa yang sesungguhnya terjadi di kelas (instruction/pengajaran). Memang banyak ahli kurikulum yang menentang pemisahan ini, tetapi banyak pula yang menganut pendapat adanya perbedaan antara keduanya. Sementara itu Unruh (1984;97) pengembangan kurikulum adalah:
mengatakan
bahwa
proses
“a complex process of assessing needs, identifying desired learning outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the cultural, social, and personal needs that the curriculum is to serve.” Kurikulum, sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagai sentra kegiatan pendidikan maka harus benar-benar dikembangkan. Pengembangan kurikulum dilakukan karena sifat kurikulum yang dinamis, selalu berubah, menyesuaikan diri dengan kebutuhan mereka yang belajar. Disamping itu, masyarakat dan mereka yang belajar mengalami perubahan maka langkah awal dalam perumusan kurikulum ialah penyelidikan mengenai situasi (situation analysis) yang kita hadapi, termasuk situasi lingkungan belajar dalam artian menyeluruh, situasi peserta didik, dan para calon pengajar yang diharapkan melaksanakan kegiatan. Proses pengembangan kurikulum harus dimulai dengan menentukan asumsi-asumsi filosofis yakni sistem nilai (value system) atau pandangan hidup suatu kelompok masyarakat. Berdasarkan asas filosofis itulah selanjutnya ditentukan tentang hakekat pengetahuan, sosio-cultural, hakekat anak didik dan teori-teori belajar. Berdasarkan landasan tersebut disusun komponen-komponen kurikulum yang tujuan baik tujuan umum maupun tujuan khusus, isi atau materi pelajaran, menyangkut kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Definisi Kurikulum Terpadu Menurut Humphreys, kurikulum terpadu adalah sebuah studi di mana para siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan dengan aspek-aspek tertentu dari lingkungan mereka. Ia melihat pertautan antara kemanusiaan, seni komunikasi, ilmu pengetahuan alam, matematika, studi sosial, musik, seni. Keterampilan pengetahuan dikembangkan dan diterapkan di lebih dari satu wilayah studi.(Trianto; 2013;148) Lebih lanjut menurut Trianto dalam Dressel (2013;148) kurikulum terpadu, adalah pengalaman pembelajaran yang telah direncanakan tidak
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
31
Abd. Azis Tata Pangarsa
hanya membekali siswa dengan pandangan terpadu mengenai pengetahuan umum (melalui pembelajaran model sistem, dan struktur kebudayaan), tetapi juga memotivasi dan mengembangkan kekuatan siswa untuk memahami hubungan baru dan menciptakan model, sistem, dan struktur baru. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut kurikulum terpadu yaitu kurikulum interdisipliner. Kurikulum interdisipliner didefinisikan sebagai organisasi kurikulum yang melintasi batas-batas mata pelajaran untuk berfokus pada permasalahan kehidupan yang komprehensif atau studi luas yang menggabungkan berbagai segmen kurikulum ke dalam asosiasi yang bermakna. Seperti yang dikemukakan oleh Everest yang dikutip oleh Trianto, bahwasanya kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam sebuah objek aktif. Sebab, dengan cara itulah siswa menemukan mata pelajaran yang digabungkan dengan dunia nyata dalam satu aktivitas. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, pada dasarnya mendukung bahwa kurikulum terpadu adalah pendekatan edukasional yang mempersiapkan siswa menghadapi pembelajaran seumur hidup (long life education). Dengan demikian, ungkap Trianto, secara umum, seluruh definisi kurikulum terpadu atau kurikulum interdispliner mencakup tujuh elemen, yaitu; kombinasi mata pelajaran, penekanan pada proyek, sumber di luar buku teks, keterkaitan antar konsep, unit-unit tematik sebagai prinsip organisasi, jadwal yang fleksibel, dan pengelompokkan siswa yang fleksibel.( Trianto 2013; 149-150) MORAL VALUES OF ISLAMIC HISTORY (BACA: NILAI-NILAI MORAL SEJARAH ISLAM) Pengertian Moral Values of Islamic History “Moral values are the principles and standards which determine whether an action is right or wrong, yang artinya nilai-nilai moral adalah prinsip-prinsip dan standar yang menentukan apakah suatu tindakan benar atau salah. Tiga komponen penting dari karakter moral yang baik yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling adalah perasaan tentang moral dan moral action atau perilaku dan perbuatan bermoral. moral knowing terdiri dari enam hal pokok yang seharusnya diajarkan yaitu: (1) adanya kesadaran moral, (2) mengetahui nilai-nilai moral, (3) perspective taking, (4) penalaran moral, (5) pengambilan keputusan dan (6) pemahaman diri sendiri. Sementara moral feeling atau perasaan moral merupakan sumber kekuatan untuk selalu bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip
32
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
Pengembangan Kurikulum Terpadu Dengan Pendekatan Moral Values Of Islamic History
moral. (Koesoema, 2007) Dalam kaitan dengan perasaan moral ini juga terdapat enam hal yang perlu ditanamkan kepada anak sesuai dengan tahapan perkembangannya yaitu : (1) penajaman hati nurani, (2) penguatan rasa percaya diri, (3) peningkatan empathy atau pelatihan untuk dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, (4) mencintai kebenaran, (5) kemampuan untuk dapat terus menerus mengontrol diri dan (6) upaya untuk mengasah kerendahan hati. Moral action adalah perilaku yang didasari pertimbangan moral, perilaku moral adalah pengejawantahan dari pengetahuan tentang moral yang termanifestasi dalam tindakan atau perilaku nyata. Pendidikan karakter yang dikembangkan melalui jalur pendidikan akan melingkupi pengetahuan, sikap dan perilaku terkait dengan nilai nilai moral (moral knowing, moral feeling, dan moral doing). Nilai yang perlu dikembangkan memalui pendidikan formal di sekolah terdiri dari 18 yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggungjawab. (Pusat Pengembangan Kurikulum Kemendiknas, 2010, ; 148) Sedangkan, Islamic History atau Sejarah Islam adalah sejarah agama Islam mulai turunnya wahyu pertama pada tahun 622 yang diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai dengan sekarang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Islam, (Diakses; Kamis, 01 Mei 2014) Jadi kesimpulannya Moral Values of Islamic History, adalah suatu pendekatan yang menggali nilai-nilai moral yang terdapat pada sejarah Islam untuk diinternalisasikan dalam kegiatan pembelajaran terpadu, yang bertujuan untuk membentuk manusia (siswa) yang bermoral, berakhlakul karimah dan menghargai perbedaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hubungan Aktivitas Pembelajaran Terpadu dengan Moral Values of Islamic History Sejarah Islam dalam penelitian kami ini akan menjadikan nilai lebih dari aktivitas pembelajaran terpadu, dikarenakan setiap materi pembelajaran secara terpadu, secara langsung maupun tidak langsung akan diselipi tentang nilai-nilai moral yang terkandung dalam sejarah Islam. Sehingga diharapkan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna, mulai dari pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
33
Abd. Azis Tata Pangarsa
pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengalaman siswa untuk mengerti dan memahami dunia kehidupannya. Cara pengemasan pengalaman belajar yang demikian akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman siswa dan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan akan membentuk skemata, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. (Trianto, 2013; 7) METODE PENULISAN Jenis penuliasan Karena menghasilkan produk pengembangan, penulisan ini merupakan jenis penulisan pengembangan, yang memuat 3 komponen utama yaitu : 1) Model pengembangan, 2) Prosedur pengembangan, dan 3) Uji coba produk. Dalam uji coba, sumber penulisan digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Sumber penulisan atau data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Karena keterbatasan waktu, sumber penulisan masih kami batasi pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kelas IV SD/ MI. Sasaran penulisan KTI ini adalah guru-guru yang mengajar pada pendidikan tingkat dasar di SD/ MI, khususnya guru kelas IV. Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian. Dalam penelitian ini untuk menentukan sumber data penelitian digunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik deskriptif untuk menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan metode analisis kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah cara analisis yang cenderung menggunakan kata-kata untuk menjelaskan (descrable) fenomena ataupun data yang didapatkan. (Darajad Suhandono, 20013;12) Tahap-Tahap Pengembangan Kurikulum Terpadu dengan Pendekatan Moral Values of Islamic History Adapun tahapan pengembangan kurikulum yang dilakukan, adalah seperti pada bagan di bawah ini;
34
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
Pengembangan Kurikulum Terpadu Dengan Pendekatan Moral Values Of Islamic History
Merumuskan tujuan Pengembangan Kurikulum Terpadu dengan Pendekatan Moral Values of Islamic History
Menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI/KD )kelas IV
Menganalisis Islamic History yang sesuai dengan KI/KD kelas IV
Menetapkan model pengembangan
Mengkaji komponen-komponen pengembangan
Melakukan prosedur pengembangan kurikulum terpadu berbasis Islamic Histories
Uji coba hasil pengembangan kurikulum terpadu berbasis Islamic Histories
Hasil pengembangan kurikulum terpadu berbasis Islamic Histories
Evaluasi dan revisi pengembangan kurikulum terpadu dengan Pendekatan Moral Values of Islamic History Gambar: Bagan alur Pengembangan Kurikulum Terpadu dengan Pendekatan Moral Values of Islamic History
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
35
Abd. Azis Tata Pangarsa
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Analisis Pentingnya Pengembangan Kurikulum Terpadu Pembelajaran terpadu sebagai bentuk implementasi implementasi kurikulum terpadu pada anak usia dini dalam hal ini siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) kelas I sampai kelas VI didasarkan pada keyakinan bahwa anak akan tumbuh dengan baik jika dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar. Istilah terpadu pada pembelajaran terpadu atau integrated adalah”………repositioning of earning experiences into meaningful contexs (Collin, Gillian dan Hazel Dixon. 1991;2) maksudnya bahwa pembelajaran terpadu menekankan pengalaman belajar dalam konteks yang bermakna. Pembelajaran dalam hal ini bertolak dari tematema. Selain itu pembelajaran terpadu didefinisikan juga sebagai, suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada anak. (Children’s resources International, Inc. 2000;17) Implementasi pengembangan kurikulum terpadu dalam pembelajaran terpadu dengan guru menyelipkan tentang sejarah Islam yang relevan dan sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan kemudian siswa diberi tugas untuk menyimpulkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam sejarah Islam sebagai sebuah solusi alternatif yang ditawarkan dalam KTI ini, dalam upaya mengatasi problematika pendidikan di Indonesia, khususnya problematika pada yang terjadi pada siswa di tingkat pendidikan dasar yaitu di SD/MI, dengan didasari beberapa alasan bahwasanya pembelajaran terpadu cocok digunakan di tingkat SD/MI adalah sebagai berikut: a) Pendidikan di SD/MI harus memperhatikan perkembangan intelektual anak. Sesuai dengan taraf perkembangannya, anak SD/MI melihat dunia sekitarnya secara menyeluruh, mereka belum dapat memisah-misahkan bahan kajian yang satu dengan yang lain. b) Di samping memperhatikan perkembangan intelektual anak, guru juga harus mengurangi dampak dari fenomena ini di antaranya anak tidak mampu melihat dan memecahkan masalah dari berbagai sisi, karena ia terbiasa berfikir secara fragmentasi, anak dikhawatirkan tidak memiliki cakrawala pandang yang luas dan integratif. Cakrawala pandang yang luas diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang akan mereka hadapi nanti di masyarakat. Jadi merupakan bekal hidup yang sehat dalam memandang manusia secara utuh.
36
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
Pengembangan Kurikulum Terpadu Dengan Pendekatan Moral Values Of Islamic History
Pengembangan Kurikulum Terpadu Dengan Pendekatan Moral Values of Islamic History Moral Values of Islamic History (baca: Nilai-nilai Moral Sejarah Islam) sangat penting untuk disampaikan kepada siswa, khususnya siswa yang belajar di madrasah. Sementara itu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Ibtidaiyah, materi yang diajarkan memiliki keterbatasan, sehingga sudah semestinya sejarah Islam yang sesuai dan relevan dapat dimasukkan ke dalam kurikulum terpadu yang dapat dijadikan nilai tambah dari materi yang diajarkan oleh guru secara lintas interdisipliner dalam pembelajaran terpadu. Pada dasarnya, pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran untuk implementasi kurikulum terpadu (integrated curriculum approach). (Trianto, 2013;147-148). Khaeruddin, 2007: 204 menyatakan hal yang sama, bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi siswa. Disamping itu dari sisi guru, sudah selayaknya profesi sebagai seorang pendidik membutuhkan kompetensi yang terintegrasi baik secara intelektual-akademik, social history, pedagogis, dan profesionalitas yang kesemuanya berlandaskan pada sebuah kepribadian yang utuh pula, sehingga dalam menjalankan fungsinya sebagai pendidik senantiasa dapat mengembangkan model-model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan relevan, dalam hal ini penulis menawarkan konsep pengembangan kurikulum terpadu dengan pendekatan Moral Values of Islamic History, yang didasari bahwasanya aktivitas pembelajaran di SD/MI selama enam tahun, sebagai upaya penanaman doktrin moral, disiplin, perilaku, dasar berhitung, budaya membaca, nasionalisme, dan juga yang tak kalah penting yang wajib diketahui dan dipahami oleh siswa adalah pengetahuan nilai-nilai moral yang dapat diambil dari sejarah Islam.
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
37
Abd. Azis Tata Pangarsa
PENUTUP Kesimpulan 1. Dalam mengembangkan kurikulum terpadu, guru sebagai pengembang kurikulum perlu menjalankan peran evaluatif dan peran kritisnya dalam menentukan muatan kurikulum dianggap layak untuk dipelajari oleh siswa. Oleh sebab itu menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat merupakan salah satu langkah penting dalam proses penyusunan suatu kurikulum. 2. Konsep pengembangan kurikulum terpadu dengan pendekatan Moral Values of Islamic History, yang didasari bahwasanya aktivitas pembelajaran di SD/MI selama enam tahun, sebagai upaya penanaman doktrin moral, disiplin, perilaku, dasar berhitung, budaya membaca, nasionalisme, dan juga yang tak kalah penting yang wajib diketahui dan dipahami oleh siswa adalah pengetahuan nilai-nilai moral yang dapat diambil dari sejarah Islam. Saran 1. Guru yang mengajar di lembaga pendidikan tingkat dasar (SD/MI) selain melaksanakan kewajiban membimbing dan mendidik siswanya, hendaknya juga mampu melakukan pengembangan kurikulum terpadu, yang notabenenya merupakan salah satu kewajiban dan fungsi guru dalam aktivitas kegiatan perencanaan pembelajaran. 2. Penulisan KTI ini masih terbatas mengembangkan kurikulum terpadu dengan pendekatan Moral Values of Islamic History pada jenjang pendidikan dasar di kelas IV, sehingga perlu dikembangkan lagi pada seluruh jenjang kelas secara komprehensif, dari kelas I sampai kelas lembaga pendidikan tingkat dasar (SD/MI).
38
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
Pengembangan Kurikulum Terpadu Dengan Pendekatan Moral Values Of Islamic History
DAFTAR PUSTAKA Children’s resources International, Inc. 2000. Menciptakan Bahan Ajar Yang Berpusat Pada Anak (Jakarta: CRI Indonesia, hlm.17. Children’s resources International, Inc. 2000. Menciptakan Bahan Ajar Yang Berpusat Pada Anak, Jakarta: CRI Indonesia. Collin, Gillian dan Hazel Dixon. 1991 Integrated Learning Planed Curriculum Units, (Australia Books Shelf Publising., hlm.2. Doni Koesoema A. 2007. Pendidikan karakter: Strategi mendidik anak di zaman global. Jakarta: Grasindo. Drajad Suharjo, Metodologi Penelitian Dan Penulisan Laporan Ilmiah, (Yogyakarta: UII Press, 2003), hlm. 12 Gillian, Collin, dan Hazel Dixon. 1991. Integrated Learning Planed Curriculum Units, Australia: Books Shelf Publising. Khaeruddin dkk. 2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); Konsep dan Implementasinya di Madrasah,Yogyakarta: Pilar Media. Khaeruddin dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); Konsep dan Implementasinya di Madrasah (Yogyakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 204 Pusat Pengembangan Kurikulum Kemendiknas, 2010, hlm. 148. Sukayati, Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu, Disampaikan dalam Diklat Instruktur/ Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6-19 Agustus 2004 di PPPG Matematika, 2004. Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Awal SD/MI (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 148. Unruh, GG. and Unruh, A, Curriculum Development: Problems Processes, and Progress, (Berkeley, California: McCutchan Publishing Corporation, 1984), hlm. 97.
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014
39
Abd. Azis Tata Pangarsa
Lampiran 1 Rujukan dari internet: http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/09/pembelajaranterpadu/ (Diakses; Jum’at, 02 Mei 2014) http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/09/pembelajaranterpadu/ (Diakses; Jum’at, 02 Mei 2014) http://gledysapricilia.files.wordpress.com/2012/06/pengembangankurikulum.pdf, (Diakses; Kamis, 01 Mei 2014) http://gledysapricilia.files.wordpress.com/2012/06/pengembangankurikulum.pdf, (Diakses; Kamis, 01 Mei 2014) http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Islam, (Diakses; Kamis, 01 Mei 2014) http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Islam, (Diakses; Kamis, 01 Mei 2014) http://Meretas Nilai-nilai Moral dan Pendidikan Karakter.htm. (Diakses; Rabu, Mei 2014) http://www.ask.com/question/definition-of-moral-values (Diakses; Senin, 12 Mei 2014) http://www.ask.com/question/definition-of-moral-values (Diakses; Senin, 12 Mei 2014)
40
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2014