Nomor 21 Volume XI Januari 2013: 102-116
Spectra
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI AMAL KOTA TARAKAN KALIMANTAN TIMUR Suparlan A. Wahid Hasyim Surjono Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAKSI Pantai Amal merupakan kawasan wisata alam yang menjadi prioritas pengembangan di Kota Tarakan tetapi segala keterbatasan dokumen pengembangan dan kondisi destinasi wisata yang belum memadai memerlukan perencanaan yang baik dengan dukungan dari masyarakat serta semua stakeholder agar dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, Pantai Amal juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan karena memiliki jumlah kunjungan tertinggi di banding destinasi wisata yang lainnya di Kota Tarakan. Dari hasil analisis Analisis Hierarkhi Proses (AHP) dibuat rekomendasi pengembangan dengan memperhatikan prioritas penanganan dari stakeholder/expert diantaranya adalah penambahan keragaman atraksi wisata merupakan prioritas pertama penanganannya dengan bobot sebesar 14,08%, prioritas kedua yaitu penghijauan lingkungan dengan bobot sebesar 11,84%, prioritas ketiga yaitu sarana pelengkap berupa sarana olahraga dengan bobot 11,09%, prioritas keempat yaitu pengadaan sarana pelengkap berupa toliet dengan bobot 10,76% serta penyediaan kios cenderamata dengan bobot 10,23%. Kata kunci: Wisata Pantai, Infrastruktur, AHP, Berkunjung, Prioritas
PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tarakan adalah kota terbesar ketiga dan merupakan pintu gerbang utama di utara Propinsi Kalimantan Timur, kota ini memiliki luas wilayah 250,80 km² dengan jumlah penduduk pada Agustus 2011 sebesar 239.787 jiwa. Kondisi geografis berupa kepulauan menjadikan kawasan pantai merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Kota Tarakan selain sebagai salah satu Pusat Kegiatan Nasional (Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional), menjadikan begitu penting posisinya secara nasional dan regional, apalagi kota ini juga berada di kawasan perbatasan negara Republik Indonesia dengan Malaysia. Paradigma bahwa wisata merupakan bagian penting dari kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi 102
Pengembangan Wisata Pantai Tarakan | Suparlan | A. Wahid Hasyim | Surjono
ketersediaannya menjadikan pengembangan daerah tujuan wisata di Kota Tarakan harus disesuaikan dengan potensi yang ada, yaitu wisata pantai (RTRW Kota Tarakan 2010-2030). Infrastruktur yang ada merupakan bagian penting dari dukungan pengembangan daerah tujuan wisata pantai di Kota Tarakan, berupa sistem transportasi yang memadai berupa bandara yang menghubungkan ke seluruh daerah di Indonesia bahkan tahun mulai 2012 sudah dibuka penerbangan Tarakan-Tawau Sabah Malaysia setiap hari. Pelabuhan laut yang melayani angkutan barang dan penumpang serta pintu eksport merupakan salah satu modal yang mendukung kemudahan akses Kota Tarakan keluar negeri maupun dalam lingkup nasional dan regional Kalimantan. Ketersediaaan hotel juga cukup memadai mulai dari kelas melati sampai kelas hotel berbintang empat serta akses menuju dalam kota dan keluar kota yang mudah menjadikan keunggulan Kota Tarakan dalam pengembangan sektor pariwisata pantai. Pantai Amal merupakan destinasi pariwisata (terminologi UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) di Kota Tarakan yang menawarkan wisata alam pantai dengan atraksi yang ditawarkan berenang di pantai, menikmati keindahan pantai, belanja ikan, olahraga pantai serta budidaya rumput laut. Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur. Pemandangan di pantai amal sangat indah karena memiliki banyak pohon kelapa dan airnya yang berwarna biru serta hamparan pasir yang memanjang sepanjang pantai, di pantai ini berbagai aktifitas penduduk yang mendiami terlihat mulai dari berjualan, menangkap ikan, memelihara rumput laut bahkan para pengunjung sering mengadakan lomba-lomba olahraga pantai. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Amal dalam lima tahun terakhir (tahun 2006-2011) mengalami peningkatan sebesar 73,33%, angka ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat Kota Tarakan akan daerah tujuan wisata semakin meningkat dan Pantai Amal merupakan destinasi wisata favorit. Pantai amal memiliki kesan yang melegenda bagi masyarakat Kota Tarakan dan daerah sekitarnya karena pernah menjadi perebutan antara Jepang dan Belanda pada tahun 1942 karena Tarakan dianggap strategis untuk diduduki untuk keberlangsungan penjajahan. Hal ini diperkuat karena Pulau Tarakan termasuk penghasil minyak dan gas yang dibutuhkan untuk menggerakkan mesin perang mereka serta menjadi pintu masuk pertama di utara Indonesia untuk selanjutnya menguasai Indonesia secara keseluruhan, pantai amal adalah tempat strategis untuk pendaratan pasukan karena memiliki pantai yang landai dan sebaga akses untuk masuk ke Kota Tarakan. Pantai amal sering menjadi tempat pagelaran Pesta Rakyat Iraw Tengkayu, merupakan peristiwa bersejarah bagi masyarakat bumi paguntaka biasa diperingati setiap 2 tahun sekali, dan saat itulah
103
Spectra
Nomor 21 Volume XI Januari 2013: 102-116
masyarakat Kota Tarakan dan pengunjung dari luar berkumpul menjadi satu dan menyaksikan berbagai acara adat dan kegiatan lainnya. Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Amal menjadi Indikasi Pengembangan Prioritas kota Tarakan, hal ini tertuang pada PRJMD Kota Tarakan dengan memaksimalkan potensi Pantai Amal yang memiliki potensi besar sebagai kawasan wisata pantai di Kota Tarakan. Pantai ini mampu menjadi tujuan utama wisata di wilayah bagian utara Kalimantan Timur jika dikelola secara baik dan profesional dan dengan ditunjang perbaikan infrastruktur (RPJMD Kota Tarakan 2009-2014). Minimnya infrastruktur di kawasan wisata Pantai Amal merupakan hal yang paling mendasar dalam pengelolaan objek-objek wisata selama ini seperti masalah sanitasi, kebersihan lingkungan, sarana ibadah yang bersih, pengelolaan parkir kendaraan serta kurangnya petunjuk/arah menuju daerah wisata, belum tertatanya pedagang yang ada di kawasan, di samping juga terbatasnya jumlah pemandu wisata dan kurang menguasai penggunaan bahasa Inggris/asing serta penjualan makanan yang kurang memperhatikan kebersihan. Pengembangan sarana prasarana penunjang daerah tujuan wisata Pantai Amal harus memperhatikan aspek lingkungan dan sesuai dengan kemampuan lahannya (spasial). Adanya kawasan hutan lindung seluas + 1400 Ha dan hutan mangrove seluas 8 Ha membatasi pengembangan daerah tujuan wisata Pantai Alam dalam pengembangannya menenuhi kebutuhan sarana prasarana penunjang pariwisata seperti yang diharapkan oleh wisatawan. Sehingga pengembangan kawasan wisata Pantai Amal juga harus memperhatikan aspek lingkungan dengan pendekatan kemampuan lahan. Dengan latar belakang tersebut, peneliti mengambil judul Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Amal Berdasarkan Persepsi Wisatawan dan Kemampuan Lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik kawasan wisata Pantai Amal Kota Tarakan. 2. Mengetahui persepsi wisatawan terhadap kawasan wisata Pantai Amal Kota Tarakan. 3. Menyusun rekomendasi pengembangan kawasan wisata Pantai Amal berdasarkan persepsi wisatawan, prioritas stakeholder dan kemampuan lahan.
METODE PENELITIAN Pada tahap awal analisis yang dilakukan yaitu analisis deskriptif berupa analisis kebijakan pengembangan pariwisata Kota Tarakan. Analisis ini mengkaji tentang kebijakan pengembangan pariwisata Kota Tarakan berdasarkan RTRW Kota Tarakan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan juga kebijakan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Tarakan Timur. Selanjutnya dilakukan analisis kondisi eksisting obyek wisata. Analisis kondisi eksisting destinasi wisata meliputi 104
Pengembangan Wisata Pantai Tarakan | Suparlan | A. Wahid Hasyim | Surjono
analisis terhadap kondisi menyeluruh destinasi wisata, karakteristik kawasan wisata, aksesibilitas, sarana prasarana pendukung, utilitas pendukung. Hasil analisis ini nantinya dapat memberikan gambaran kondisi sesungguhnya pada obyek wisata dan hal-hal yang berkaitan sebagai penunjang kegiatan pariwisata. Analisis evaluatif yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan penilaian dan evaluasi terhadap berbagai aspek yang berpengaruh dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan Kawasan Wisata Pantai Amal Kota Tarakan. Selanjutnya dilakukan analisis evaluatif dengan metode analisis Importance Performance Analysis (IPA) dengan responden wisatawan Pantai Amal Kota Tarakan, dapat diidentifikasi variabel yang terpilih berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pengunjung yang nantinya diperlukan sebagai acuan dalam peningkatan pelayanan dimasa mendatang. Selanjutnya variabel yang berada di kuadran A (prioritas utama) dan kuadran B (pertahankan prestasi) pada diagram kartesius kepuasan wisatawan. Hasil analisis IPA pada diagram kartesius kuandran A (prioritas utama) ditindaklanjuti dengan analisis hirarkhi proses (AHP) yang memanfaatkan variabel-variabel pada kuadran A tersebut untuk menentukan prioritasnya berdasarkan akademisi pariwisata dan dinas terkait. Sedangkan analisis kemampuan lahan digunakan untuk mengetahui alokasi pemanfaatan ruang yang tepat berdasarkan kemampuan lahan untuk kegiatan budidaya yang dikatagorikan berdasarkan kelas-kelas. Dengan menggunakan analisis kemampuan lahan ini dapat diketahui lahan yang sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya, lahan yang harus dilindungi dan lahan yang dapat dikembangkan untuk kegiatan lainnya. 'Analisis Kemampuan lahan ini menggunakan Parameter yang terdapat dalam SK. Mentan No. 837/Kpts/UM/II 1980 dan No. 683/Kpts/UM/II/1981.
LANDASAN PEMIKIRAN Deskripsi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kota Tarakan Dalam Kebijakan Pemerintah Kota Tarakan dalam pengembangan Pariwisata diarahkan pada pengembangan wisata alam, wisata cagar budaya, dan wisata buatan. Berdasarkan RTRW Kota Tarakan tahun 20102030, pengembangan wisata alam diarahkan pada lokasi-lokasi: 1. Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan yang berada di Kecamatan Tarakan Barat. 2. Kebun Anggrek yang terletak di Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur. 3. Wisata Agro terletak di Mamburungan Kecamatan Tarakan Timur. 4. Wana Wisata Persemaian yang terletak di Kecamatan Tarakan Utara.
105
Spectra
Nomor 21 Volume XI Januari 2013: 102-116
5. Kawasan Wisata Pantai Amal direncanakan sebagai kawasan wisata pantai yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan seperti hotel, motel, cottage, restoran, permukiman real estate, fasilitas komersial dan hutan kota serta taman anggrek; dengan jenis kegiatan wisata pantai, belanja, hunian dan konservasi yang berlokasi di kawasan pantai yang membentang dari Tanjung Binalatung di Kelurahan Pantai Amal sampai dengan Tanjung Batu di Kelurahan Mamburungan. Kondisi Umum Obyek dan Daya Tarik Wisata Kawasan Wisata Pantai Amal merupakan obyek wisata bahari dengan menawarkan berbagai macam atraksi wisata. Atraksi yang ditawarkan kawasan wisata Pantai Amal antara lain pengamatan matahari terbit, memancing, berenang, wisata kuliner, photografi serta olahraga jogging. Pantai Amal memiliki kekhasan dengan keindahan alam pantai serta menjadi bagian dari prioritas pengembangan wisata alam di Kota Tarakan. Kawasan wisata Pantai Amal dikenal oleh dominasi wisatawan baik lokal maupun regional Kalimantan Timur, setidaknya 57.200 wisatawan berkunjung setiap tahunnya ke Pantai Amal. Obyek wisata Pantai Amal memiliki berbagai macam atraksi wisata seperti: 1. Pengamatan matahari terbit Terdapat beberapa spot lokasi untuk mengamati matahari terbit secara langsung, kegiatan ini menjadi salah satu daya tarik wisata Pantai Amal. 2. Memancing Wisatawan dengan hobi memancing dapat melakukan kegiatan ini, terdapat perahu nelayan yang siap mengantarkan para pemancing ke lokasi pemancingan di laut lepas. 3. Berenang Kegiatan ini banyak dilakukan oleh wisatawan yang berkunjung ke Pantai Amal. di sepanjang kawasan Pantai Amal sangat aman untuk berenang karena ombaknya yang tidak terlalu besar dan pantainya landai. 4. Tur kampung nelayan Penduduk Pantai Amal sebagian besar bekerja sebagai nelayan (1.204 jiwa) dan di sepanjang pesisir Pantai Amal banyak terdapat pemukiman nelayan yang masih terjaga kearifan lokalnya. Wisatawan yang ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang kehidupan masyarakat nelayan di Pantai Amal dapat mengetahuinya dengan melakukan tur kampung nelayan. 5. Wisata kuliner Wisata kuliner yang terdapat di sekitar kawasan Pantai Amal menawarkan beragam kuliner berupa seafood serta buah-buahan lokal kalimantan seperti paken, durian. 106
Pengembangan Wisata Pantai Tarakan | Suparlan | A. Wahid Hasyim | Surjono
6. Olahraga jogging Wisatawan dapat memanfaatkan jogging track yang berada di sepanjang kawasan wisata Pantai Amal untuk berolahraga. ANALISIS Analisis Competitive Object Pada kondisi eksisting, Kawasan Wisata Pantai Amal memiliki karakteristik yang khas sehingga diminati oleh wisatawan. Kawasan Wisata Pantai Amal termasuk salah satu obyek wisata alam yang memiliki keragaman obyek (pantai, kuliner, fasilitas olahraga/jogging track, memancing), dibandingkan dengan obyek wisata lain yang hanya mempunyai satu jenis obyek saja. Tabel 1. Obyek Wisata Kota Tarakan No
Nama Obyek
1 2
Pantai Amal Kawasan Konservasi Mangrove & Bekantan (KKMB) AgroWisata Karungan Monumen Perabuan Jepang Kawasan Wisata Sejarah Peningki Lama Kawasan Wisata Sejarah Juata Laut Rumah Bundar Total
3 4 5 6 7
Jumlah Pengunjung (orang) 45.000 29.855 0 104 209 207 253 76.528
Prosentase (%) 59,50 39,48 0 0,14 0,28 0,27 0,33 100,00
Sumber : Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, 2010
Sedangkan competitive dengan destinasi wisata lain, destinasi wisata di Kota Tarakan sebagian besar merupakan obyek peninggalan sejarah dan budaya yang berupa benteng, tugu serta adat Suku Tidung, sedangkan obyek wisata buatan yang ada yang terdekat dengan Kawasan Wisata Pantai Amal adalah obyek wisata kebun anggrek dan Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB). Dengan melihat karakteristik wisatawan yang cenderung lebih menyukai wisata alam, maka Kawasan Wisata Pantai Amal memiliki keunggulan kompetitif untuk menarik wisatawan dalam jumlah besar. Dengan adanya kebijaksanaan Paket wisata untuk menggabungkan antara wisata peninggalan sejarah – wisata buatan – wisata alam, maka Kawasan Wisata Pantai Amal yang terletak pada satu jalur dengan wisatawisata tersebut mempunyai peluang besar untuk menangkap wisatawan dalam jumlah besar, terutama juga karena didukung oleh lokasinya yang berdekatan dengan Kebun Anggrek dan Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB). Dengan demikian, Kawasan Wisata Pantai Amal
107
Spectra
Nomor 21 Volume XI Januari 2013: 102-116
memiliki keunggulan kompetitif dari jumlah pengujung dibandingkan dengan obyek wisata yang lain. Analisis Karakteristik Supply Demand Kawasan Wisata Pantai Amal Berdasarkan survey lapangan tahun 2012 diketahui beberapa gambaran kondisi alam yang menjadi potensi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi Kawasan Wisata Pantai Amal Kota Tarakan antara lain: 1. Kawasan Wisata Pantai Amal Kota Tarakan memiliki bentang alam yang berupa daerah pesisir pantai yang landai dan perbukitan dengan pemandangan alam yang indah. 2. Kawasan Wisata Pantai Amal Kota Tarakan berada pada topografi rendah berupa pantai yang landai dan memiliki kemiringan lereng dengan lingkungan sekitarnya yang bervariasi berupa perbukitan sehingga dapat dikembangkan berbagai jenis atraksi alam selain kegiatan wisata pantai, seperti outbound, camping ataupun menikmati pemandangan alam. Atraksi wisata wisata pada Kawasan Wisata Pantai Amal dibedakan menjadi tiga (3) yaitu atraksi alam (natural attractions), senii budaya (cultural attractions), dan buatan (built attractions). Analisis terhadap atraksi wisata yang ditawarkan pada Kawasan Wisata Pantai Amal Kota Tarakan meliputi tiga hal, yaitu something to do, something to see, dan something to buy. Penilaian Something to Do Something to do merupakan bentuk aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan ketika berada di kawasan wisata. Analisis terhadap faktor something to do meliputi penilaian atraksi objek wisata berdasarkan aktivitas/kegiatan yang dilakukan wisatawan di dalam objek wisata di Kawasan Wisata Pantai Amal. Parameter yang digunakan untuk menilai atraksi wisata something to do yaitu apa saja sesuatu yang bisa dikerjakan di Kawasan Wisata Pantai Amal yang menurut wisatawan adalah sesuatu yang menarik dan mendukung pengembangan kawasan wisata. Selain itu kegiatan yang dipilihpun mempertimbangkan seberapa besar kegiatan tersebut dilakukan oleh wisatawan (dominan). Penilaian Something to See Something to see merupakan bentuk aktivitas yang bisa dilihat wisatawan ketika berada di kawasan wisata. Parameter yang digunakan untuk menilai atraksi wisata something to see yaitu apa saja sesuatu yang bisa dilihat di Kawasan Wisata Pantai Amal yang menurut wisatawan adalah sesuatu yang menarik dan mendukung pengembangan kawasan wisata. Berdasarkan faktor something too see, atraksi wisata yang bisa dilihat di
108
Pengembangan Wisata Pantai Tarakan | Suparlan | A. Wahid Hasyim | Surjono
Kawasan Wisata Pantai Amal yaitu keindahan alam, cultural event, serta adat istiadat dan kesenian daerah. Penilaian Something to Buy Aktivitas something to buy merupakan kegiatan wisatawan untuk berbelanja di dalam kawasan wisata. Parameter yang digunakan untuk menilai atraksi wisata something to buy yaitu apa saja sesuatu yang bisa dibeli di Kawasan Wisata Pantai Amal yang menurut wisatawan adalah sesuatu yang menarik dan mendukung pengembangan kawasan wisata. Aktivitas belanja dapat dilakukan untuk memenuhi minat atau permintaan wisatawan akan kebutuhan makan, minum dan barang-barang kerajinan yang memiliki kekhasan lokal sebagai cinderamata. Selain untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, penyediaan sarana belanja juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan produksi cindera mata dan produk khas masyarakat Kota Tarakan maupun Kalimantan Timur pada umumnya. Kawasan Wisata Pantai Amal dilengkapi fasilitas perdagangan yang berupa rumah makan, serta penginapan/losmen. Penilaian Aksesibilitas Akses menuju kawasan wisata Pantai Amal cukup mudah. Penilaian akses yang mudah ini diukur dari kondisi jaringan jalan yang cukup baik dengan perkerasan aspal hotmix dengan lebar 7 meter dan juga dilengkapi dengan penunjuk arah maupun rambu lalu lintas yang memadai. Kawasan Wisata Pantai Amal yang berjarak + 25 Km dari Kota Tarakan dihubungkan dengan jaringan jalan kolektor sekunder. Dengan moda transportasi kendaraan pribadi dari pusat Kota Tarakan Tarakan menuju Pantai Amal dibutuhkan waktu + 30 menit. Kemudahan pencapaian ke Kawasan Wisata Pantai Amal juga didukung dengan ketersediaan moda transportasi berupa kendaraan umum. Angkutan umum yang ada rutenya tidak langsung menuju kawasan wisata Pantai Amal akan tetapi melayani rute Kota Tarakan-Kawasan Perkotaan Tarakan Timur. Akses dari perkotaan Tarakan Timur menuju kawasan wisata Pantai Amal dapat ditempuh dengan angkutan ojek. Terdapat 10 armada angkutan umum yang melayani rute Kota Tarakan-Perkotaan Tarakan Timur PP. Terdapat kendala terkait moda transportasi yang digunakan tersebut yaitu kendaraan umum berupa MPU tersebut hanya beroperasi hingga pukul 17.00 WITA. Sedangkan ketersediaan moda transportasi khusus untuk mencapai ke lokasi-lokasi objek wisata Pantai Amal masih sangat kurang, hal ini terlihat dari waktu tunggu angkutan yang terlalu lama (+ 18 menit) dengan lama perjalanan dari Kota Tarakan menuju perkotaan Tarakan Timur + 50 menit. Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Amal dikenakan retribusi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Tarakan yang dibayarkan untuk 109
Spectra
Nomor 21 Volume XI Januari 2013: 102-116
sekali masuk. Besarnya retribusi sepeda motor Rp 2.000,00, kendaraan pribadi roda empat dan bus pariwisata Rp 6.000,00. Sedangkan untuk biaya transportasi dan waktu tempuh perjalanan sangat dipengaruhi oleh moda transportasi yang digunakan. Jika menggunakan angkutan umum, maka dari Kota Tarakan menuju Pantai Amal dikenakan tarif Rp 5000,00/orang dan dapat ditempuh selama + 50 menit perjalanan. Sedangkan untuk wisatawan yang menggunakan kendaraan sewaan/charter mobil dikenakan harga Rp 300.000/hari dengan kapasitas kendaraan 8 penumpang. Amenitas atau Sarana dan Prasarana Wisata Dalam pengembangan objek wisata pada Kawasan Wisata Pantai Amal sarana dan prasarana wisata merupakan suatu hal yang harus diperhatikan, diantaranya penyediaan jaringan air bersih, jaringan telekomunikasi, ketersediaan parkir, mushola, kamar mandi umum yang berada di dalam kawasan wisata dan mudah diakses. Secara umum sarana pokok yang ada di kawasan wisata Pantai Amal berupa penginapan/losmen, rumah makan/restoran di kawasan wisata sudah cukup mendukung dan tidak ditemui permasalahan yang berarti. Sedangka mushola dan kamar mandi umum blm tersedia di kawasan wisata. Wisatawan jika ingin mandi sehabis berenang maupun sholat memanfaatkan tempat makan yang ada untuk membeli makan sekaligus memanfaatkan kamar mandi dan mushola pemilik rumah makan. Secara umum permasalahan kawasan selain terbatasnya sarana dan prasarana wisata adalah penataan lingkungan untuk kegiatan perdagangan yang tidak teratur dengan bangunan semipermanen yang mengganggu keindahan dan kebersihan lingkungan wisata. Jaringan telekomunikasi telah tercover oleh pelayanan menara telekomunikasi sehingga wisawatan tetap bisa menggunakan telepon seluler di kawasan wisata Pantai Amal. Sedangkan prasarana lain seperti prasarana air bersih di kawasan wisata Pantai Amal masih sangat kurang, sebagian masyarakat menggunakan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian lain memanfaatkan air hujan yang ditampung untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Kebutuhan sarana pelengkap dan penunjang di Kawasan Wisata Pantai Amal belum bisa memenuhi kebutuhan wisatawan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Analisis Linkage System Linkages system eksternal Kawasan Wisata Pantai Amal berada pada jalur wisata Kota Tarakan. Jalur wisata Kota Tarakan menghubungkan beberapa kawasan wisata yaitu Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan yang berada di Kecamatan Tarakan Barat, Kebun Anggrek yang terletak di Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur, Wisata Cagar Budaya (situs peninggalan PD II yang tersebar di Kecamatan Tarakan Timur, 110
Pengembangan Wisata Pantai Tarakan | Suparlan | A. Wahid Hasyim | Surjono
Kecamatan Tarakan Barat, Kecamatan Tarakan Utara dan Kecamatan Tarakan Tengah, situs peninggalan industri minyak di Kecamatan Tarakan Tengah, bangunan/makam bersejarah yang tersebar di Kecamatan Tarakan Tengah dan Kecamatan Tarakan Utara). Untuk mencapai Kawasan Wisata Pantai Amal dengan orientasi jalur wisata kota dapat dicapai dengan pintu gerbang utama Kota Tarakan. Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Berdasarkan hasil analisis IPA dengan mempertimbangkan aspek kepentingan dan kepuasan wisatawan berdasarkan variabel kondisi destinasi wisata dan sapta pesona pariwisata dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel yang terdiri dari kondisi dan keragaman atraksi wisata (something to do), sarana pokok berupa obyek dan atraksi wisata, sarana pelengkap berupa sarana olahraga, sarana pelengkap berupa toilet, gasebo, kamar bilas & mushola, utilitas berupa air bersih, listrik dan telekomunikasi, kontribusi masyarakat dalam pengembangan pariwisata, kebersihan lingkungan, penghijauan lingkungan, keindahan penataan lingkungan dan penyediaan cenderamata yang khas merupakan variabel yang berada di kuadran A ’prioritas utama’ termasuk variable yang sangat penting, namun dalam kenyataannya belum memenuhi keinginan wisatawan, sehingga wisatawan/ merasa tidak puas. 2. Variabel yang terdapat pada kuadran B ’pertahankan’ merupakan variabel yang dalam kondisi saat ini telah memuaskan wisatawan dan merupakan hal penting berdasarkan persepsi wisatawan. Variabel tersebut antara lain kondisi dan keragaman atraksi wisata (something to see), kondisi dan keragaman atraksi wisata (something to buy), sarana pokok berupa tempat makan dan minum, sarana pelengkap berupa tempat parkir, keamanan dari gangguan kekerasan, keamanan dari penularan penyakit, kerapian dan keteraturan penataan lingkungan, kebersihan sarana wisata, penampilan atraksi seni budaya yang ditampilkan, sajian makanan dan minuman khas. 3. Variabel yang terdapat pada kuadran C ’prioritas rendah’ merupakan variabel yang dalam kondisi saat ini dengan tingkat penilaian kepuasan rendah dan tidak penting menurut wisatawan. Variabel tersebut antara lain sarana pokok berupa sarana akomodasi, sarana pelengkap berupa pos informasi, keakraban dan keramahan petugas, kesopanan petugas, kesigapan petugas dalam membantu pengunjung serta penampilan petugas yang menarik dan murah senyum. Prioritas pada variabel ini adalah rendah. 4. Variabel yang terdapat pada kuadran D ’berlebihan’ merupakan variabel dengan tingkat kepuasan tinggi dan tidak penting atau 111
Nomor 21 Volume XI Januari 2013: 102-116
Spectra
dianggap berlebihan yaitu kemudahan pencapaian, kenyamanan pelayanan, kedisiplinan pelayanan dan pemberian informasi, kebersihan alat-alat perlengkapan pelayanan wisata, kebersihan dan kesehatan petugas pelayanan wisata dan ketertiban dan kelancaran penggunaan fasilitas umum.
PEMBAHASAN Analisis Prioritas Penanganan Kawasan Wisata dengan Metode AHP Variabel yang digunakan dalam analisis AHP ini merupakan 10 variabel yang terdapat dalam kuadran A prioritas utama dalam analisis IPA yang telah dikaji sebelumnya. Sebagai pengambil kebijakan harapannya dari 10 variael prioritas utama (kuadran A analisis IPA) dapat dibuat rangking urutannya berdasarkan bobotnya menurut ahli dibidang pariwisata dan pengambil kebijakan. Pengisian kuesioner dilakukan oleh 8 (delapan) stakeholders dari masing-masing instansi pemerintahan di wilayah Kota Tarakan (instansi terkait), akademisi dari Universitas Borneo dan pelaku pariwisata PHRI dan ASITA Kota Tarakan, kemudian dilakukan uji konsistensi data dan analisa pembobotan. Dari perhitungan bobot indikator/variabel rata-rata seluruh responden, maka dapat diketahui bobot indikator/variabel total dari masing-masing indikator/variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Pantai Amal. Berdasarkan hasil tersebut, variabel keragaman atraksi wisata (something to do) merupakan variabel untuk prioritas pertama penangannya, yaitu sebesar 14,08%. Prioritas kedua yaitu penghijauan lingkungan dengan bobot sebesar 11,84%, prioritas ketiga yaitu sarana pelengkap berupa sarana olahraga dengan bobot 11,09%, prioritas keempat yaitu pengadaan sarana pelengkap berupa toliet dengan bobot 10,76% serta penyediaan kios cenderamata dengan bobot 10,23%. Rekomendasi Pengembangan Kawasan Wisata Rekomendasi pengembangan dari penelitian Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Amal Kota Tarakan didasarkan dari persepsi wisatawan terhadap deman supply wisata dan konsep sapta pesona wisata serta prioritas menurut ahli/expert yang merupakan output dari analisis hierarkhi proses (AHP). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, rekomendasi penelitian diarahkan pada 2 hal, yaitu variabel yang harus diprioritaskan dalam pengembangan kawasan wisata Pantai Amal dalam memenuhi konsep Sapta Pesona dan supply demand wisata pariwisata serta capaian-capian yang harus dipertahankan dalam pengembangannya. Prioritas yang harus dilakukan dalam pengembangan kawasan wisata Pantai Amal berdasarkan konsep sapta pesona pariwisata dan supply demand pariwisata antara lain : 112
Pengembangan Wisata Pantai Tarakan | Suparlan | A. Wahid Hasyim | Surjono
1. 2. 3. 4.
Penambahan keragaman atraksi wisata (something to do) Peningkatan penghijauan lingkungan Penambahan sarana pelengkap berupa sarana olahraga Penambahan sarana pelengkap berupa toilet, kamar bilas, gasebo dan mushola 5. Penyediaan kios cenderamata serta 6. Pentingnya penataan keindahan lingkungan Sedangkan capaian terhadap pengembangan kawasan wisata Pantai Amal berdasarkan konsep sapta pesona pariwisata dan supply demand pariwisata yang harus dipertahankan antara lain : 1. Kondisi dan keragaman atraksi wisata (something to see), 2. Kondisi dan keragaman atraksi wisata (something to buy), 3. Sarana pokok berupa tempat makan dan minum, 4. Sarana pelengkap berupa tempat parkir, 5. Keamanan dari gangguan kekerasan, 6. Keamanan dari penularan penyakit, 7. Kerapian dan keteraturan penataan lingkungan, 8. Kebersihan sarana wisata, 9. Penampilan atraksi seni budaya yang ditampilkan, 10. Sajian makanan dan minuman yang khas.
Gambar 1. Rekomendasi Spasial Kawasan Wisata Pantai Amal
113
Spectra
Nomor 21 Volume XI Januari 2013: 102-116
KESIMPULAN 1. Rekomendasi pengembangan atraksi wisata (something to do) dan sarana pelengkap berupa sarana olahraga Pengembangan atraksi wisata pada di Kawasan Wisata Pantai Amal dilakukan dengan tetap mempertahankan atraksi wisata yang sudah ada dan penambahan atraksi wisata baru sesuai dengan potensi komponen supply dan demand yang dimiliki kawasan wisata. Adapun pengembangan atraksi wisata berdasarkan something to do ditelaah dengan dengan memperhatikan potensi yang ada dan persepsi wisatawan berdasarkan hasil analisis IPA. Kegiatan something to do yang dapat dikembangkan adalah kegiatan wisata harian yaitu bersepeda ria, outbond (penyiapan lokasi dan fasilitasnya), jogging track, lapangan olahraga voli pantai dan lapangan bola. 2. Rekomendasi peningkatan penghijauan lingkungan Penghijauan di kawasan wisata Pantai Amal saat ini masih sangat terbatas, sehingga sering menjadi keluhan wisatawan yang datang. Hal ini berimplikasi pada kurangnya kenyamanan wisatawan untuk menikmati pemandangan pantai dibawah terik matahari. Peningkatan penghijauan diharapkan akan mengurangi efek terik matahari dan memberikan suasana yang nyaman bagi wisatawan selain fungsi penyangga kawasan mengingat kawasan ini berada di sempadan pantai. Jenis tanaman yang bisa dikembangkan yaitu akasia, kelapa dan ketapang. Penghijauan lingkungan diarahkan di sepanjang Pantai Amal dan fungsinya mendukung pengembangan wisata dan kelestarian lingkungan pesisir. 3. Rekomendasi penambahan sarana pelengkap berupa toliet, gasebo, kamar bilas & mushola Sarana pelengkap berupa toilet, gasebo, kamar bilas dan mushola dikeluhkan wisatawan karena belum ada di kawasan wisata Pantai Amal. Untuk saat ini kebutuhan akan sarana pelengkap tersebut dipenuhi wisatawan dengan menumpang di rumah makan/restoran yang ada di kawasan wisata Pantai Amal, sehingga wisatawan memanfaatkan restoran untuk makan sekaligus ijin untuk ke toliet, beribadah (sholat di mushola) maupun untuk bilas setelah berenang di pantai. Untuk gasebo yang saat ini ada 1 unit dengan kondisi yang tidak memadai (atapnya rusak dan bocor pada saat hujan) perlu ditambahkan dengan pertimbangan jumlah wisatawan dan lokasi penghijauan. Sarana pelengkap ini belum disediakan oleh pengelola wisata sehingga wisatawan menganggap sarana pelengkap ini merupakan prioritas utama yang harus dibangun di kawasan wisata untuk mengoptimalkan kepuasan wisatawan dalam berwisata d Pantai Amal. 114
Pengembangan Wisata Pantai Tarakan | Suparlan | A. Wahid Hasyim | Surjono
4. Rekomendasi penyediaan kios cenderamata Oleh-oleh ataupun buah tangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan wisata. Hal ini memberikan kenangan tersendiri bagi wisatawan karena cenderamata yang khas akan mengingatkan kembali wisatawan terhadap destinasi wisata yang pernah dikunjungi. Rekomendasi penyediaan kios cenderamata di kawasan wisata Pantai Amal diharapkan dibangun di areal sekitar restoran dengan menyajikan kerajinan khas Kota Tarakan maupun Kalimantan Utara pada umumnya. Pengelola wisata bisa bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tarakan yang telah membina usaha kerajinan dan industri kecil untuk membangun kios cenderamata di kawasan wisata Pantai Amal. 5. Rekomendasi penataan keindahan lingkungan Penataan keindahan lingkungan merupakan gabungan dari ketersediaan atraksi wisata, penghijauan lingkungan, penataan kawasan perdagangan, penataan sarana pelengkap, pengaturan sirkulasi kendaraan maupun pejalan kaki serta penyediaan lokasi parkir. Tujuan dari penataan keindahan lingkungan yaitu terciptanya kawasan wisata Pantai Amal yang indah, bersih dan teratur. Rekomendasi spasial dari kawasan perdagangan/restoran yang saat ini merupakan lahan terbangun semi permanen yaitu relokasi dan penataan ulang lokasinya. Apalagi dari status lahan, kepemilikan lahannya masih belum jelas. Rekomendasi spasial pengembangan destinasi wisata Pantai Amal didasarkan dari hasil analisa kemampuan lahan di Kawasan Wisata Pantai Amal yang sesuai untuk kegiatan budidaya, kebijakan yang tertuang dalam RDTRK Tarakan Timur maupun dalam RTRW Kota Tarakan, hasil analisis IPA wisatawan dan AHP.
DAFTAR PUSTAKA th
Anton, Howard. 2000. Elementary Linear Algebra. 7 Edition. John Wiley & Sons Inc., New York. Basuki, Yudi dan Maryono. 2003. Penataan Ruang Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) dan Penyangganya. Jurnal Teknik Volume X No. 2 Agustus 2003. Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik. Malang: Universitas Brawijaya Damanik, Janianton dan F. Helmut Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: Andi. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2007. Buku Kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Jakarta. Departemen Pertanian. 1981. Surat Keputusan Menteri Pertanian No.680684/kpts/um/8/1981. Jakarta.
115
Spectra
Nomor 21 Volume XI Januari 2013: 102-116
Fandeli, Chafid. 1995. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty. Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta : UI Press. Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hermawanto, Tonny. 2006. Pemilihan Trase Jalan dengan Metode IPA (Importance Performance Analysis) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) (Studi Kasus Jalan Lingkar Utara Kota Blitar). Tesis. Program Studi Teknik Sipil Minat Rekayasa Transportasi, Program Pascasarjana. Malang: Universitas Brawijaya. Kusmayadi dan Endar Sugiarto Endar. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Martilla, J dan James, J. 1977. Importance Performance Analysis. Journal of Marketing. Musanef. 1995. Manajemen Usaha Pariwisata Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. Oktaviani, Riandina Wahyu dan Rita Nurmalina Suryana. 2006. Analisis Kepuasan Pengunjung dan Pengembangan Fasilitas Wisata Agro (Studi Kasus di Kebun Wisata Pasirmukti, Bogor). Jurnal Agro Ekonomi: Bogor: IPB. Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar. Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Pitts, David. 1995. Kecenderungan Baru dalam Pengadaan Prasarana Pariwisata di Daerah Alami Australia. Prosiding Pelatihan dan Lokakarya. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Saaty, T.L. Vargas, G. 1994. Decision Making in Economic, Political, Social and Technological Environments with The Analytical Hierarchy Process. The Analytical Hierarchy Process Series Vol. VIII. University of Pittsburgh. Pittsburgh, USA: RWS Publication. Salah, Wahab, Ph.D. 1976. Tourism Management. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Soekadijo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata sebagai Systemic Linkage). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum. Spillane, J.J. 1987. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Supranto. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi. Yoeti, Oka, A. 1993. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa. ________. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT Karya Unipress. Wicaksono, Agus Dwi dan Budi Sugiarto. 2001. Modul Studio Perencanaan Desa. Malang: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT. Unibraw.
116