PENGEMBANGAN FABRIC INSPECTION MACHINE DENGAN METODE HOUSE OF QUALITY PADA CV. TEGASSAMA JAYA Handy Prima, Jl. Kebon Jeruk, 08999148923,
[email protected] Ricky Aditya Sianipar, Jl. Palm Bintang BLK BA 021 Tangerang 15318, 0815-86101838,
[email protected] Thomas Alfred, Jl. Taman Aries H3/9, 021-5844466,
[email protected] Januar Nasution ABSTRAK CV. Tegassama Jaya adalah pabrik yang memproduksi beberapa macam jenis mesin. Mesin tersebut antara lain adalah fabric inspection machine , Thread Sucking Machine, Vacuum table, serta alat untuk menggelar kain . Tujuan hasil produksi agar mengurangi jumlah defect serta sesuai standar pengembangan produk pada mesin fabric inspection machine. Peneliti melakukan metodologi penelitian dengan cara melakukan penentuan topik serta melakukan studi lapangan, setelah itu melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan topik seperti proses produksi, spesifikasi serta kebutuhan pasar. Setelah data dirasa cukup maka peneliti melakukan pengolahan serta analisa sehingga mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan peneliti. Hasil pengembangan mesin ini dari mesin yang hanya memiliki 1 jenis operasi pemerikasaan kain yaitu Roll To Zig Zag memeriksa kain dari gulungan menjadi lipatan , mesin ini ditambahkan kemampuan Roll To Roll sehingga mesin ini mampu melakukan pemeriksaan dari bahan roll menjadi roll kembali. Setelah dilakukan perhitungan waktu secara keseluruhan dari waktu setting, inspeksi dan finishing, maka didapatkan mesin yang baru mampu menginspeksi satu roll kain lebih banyak dari mesin yang lama dalam waktu satu hari. Kata Kunci: ekonomi, inovasi, ergonomis, inspeksi, persyaratan CV. Tegassama Jaya is a factory that produces several different types of machines. The machine include fabric inspection machine, Thread Sucking Machine, Vacuum table, as well as a tool to hold the fabric. The purpose of production in order to reduce the number of defects and product development standards on machine fabric inspection machine. Researchers conduct research methodology by way of determining the topic and conduct field studies, after which the collection of data relating to topics such as manufacturing processes, specifications and market requirements. Once the data are considered, the researcher doing the processing and analysis so as to get the product in accordance with the wishes of the researchers. The results of the development of this machine from a machine that only has one type of surgery examination ie cloth Zig Zag Roll To examine the fabric of the roll into the fold, this machine is the added ability Roll To Roll so that the machine is able to perform inspection of the material roll to roll back. After calculation of the overall time period setting, inspection and finishing, then obtained a new machine capable of inspecting the fabric roll more than the old machine in one day. Keywords: economy, innovation, ergonomics, inspection, requirements
PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, keinginan konsumen terhadap suatu produk juga semakin berkembang. Konsumen ingin berbagai macam kelebihan dalam suatu produk. Hal ini menuntut kreatifitas dari para produsen untuk berlomba-lomba menciptakan inovasi yang baru. Pengembangan produk juga menjadi perhatian dari perusahaan CV. TEGASSAMA JAYA. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi mesin ini memproduksi 3 jenis mesin yaitu vacuum table, fabric inspection machine dan thread suction machine. Ketiga jenis mesin ini digunakan pada produksi garmen. Vaccum table berfungsi untuk menghilangkan uap air yang ada pada pakaian di produksi garmen agar tidak menimbulkan jamur, sedangkan thread suction machine berfungsi untuk menarik benang kusut yang terdapat pada jahitan pakaian. Fabric inspection machine berfungsi untuk mendeteksi cacat pada kain. Pada studi kasus ini, jenis mesin yang akan dikembangkan adalah fabric inspection machine. Perusahaan memang berniat untuk mengembangkan mesin ini. Alat ini berjalan dengan cara manual. Kain yang akan diperiksa diletakkan di atas mesin dan mesin dijalankan dengan cara manual. Dari pihak perusahaan ingin menambah fitur sensor untuk mempermudah mendeteksi cacat pada kain. Penulis ingin membantu pihak perusahaan dalam mengembangkan mesin tersebut. Maka penulis melakukan studi kasus untuk mendapatkan data-data yang dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan mesin tersebut. Pengembangan fabric inspection machine diharapkan dapat membantu konsumen dalam hal ini pabrik garmen, mempermudah dalam menginspeksi cacat pada bahan baku. Selama ini mesin yang digunakan beroperasi secara manual sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk bisa mendeteksi cacat. Dengan pengembangan produk yang akan dilakukan, maka cacat bisa dideteksi lebih cepat karena menggunakan sensor. Hal ini akan sangat membantu karena dapat menghemat waktu dan mempercepat produksi.
Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.
Dengan latar belakang masalah yang ada maka dapat dibuat perumusan masalah seperti berikut : Produk seperti apa yang diinginkan oleh pabrik garment selaku konsumen dari CV Tegassama Jaya? Apa sajakah fungsi tambahan yang terdapat pada mesin yang baru? Apakah mesin yang baru ini dapat meningkatkan jumlah inspeksi per harinya? Apa sajakah keuntungan-keuntungan yang didapat setelah membuat mesin yang baru?
Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian skripsi antara lain : 1. Memahami kendala-kendala yang dijumpai dalam mengembangkan produk. 2. Mengetahui konsep produk apa yang diinginkan oleh konsumen dalam hal ini pabrik garmen. 3. Mengetahui sejauh mana konsumen merasa puas dengan produk yang sudah dikembangkan.
METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan urutan penelitian yang dilakukan dari hal pengamatan sampai dengan penyusunan laporan, adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Topik Langkah pertama dalam melakukan penelitian adalah menentukan topik penelitian. Ini sangat penting karena menentukan arah dari penelitian yang dilakukan. Topik ditentukan berdasarkan pada hasil dari survei dari masalah yang ditemukan. 2. Studi Lapangan Setelah penentuan topik langkah berikutnya adalah studi lapangan. Pada langkah ini dilakukan pengamatan terhadap masalah yang dibahas. Penulis mengamati faktor-faktor yang menjadi suatu penyebab sari masalah yang dihadapi. 3. Pengumpulan Data Sesudah melakukan studi lapangan maka data-data mulai dikumpulkan. Data-data berupa data proses produksi, ukuran dari produk yang akan dikembangkan, spesifikasi produk, biaya produksi, dan kebutuhan pasar dikumpulkan agar penulis bisa menemukan dimana sumber masalah itu bermula. Dalam hal pengembangan produk, data-data tersebut dikumpulkan untuk digunakan dalam mengembangkan produk.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan pihak konsumen atau dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang akan dikembangkan. 4. Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah. Dalam pengembangan produk data-data tersebut akan dibuat dalam bentuk house of quality untuk mengembangkan produk. House of quality berisi tentang kriteria kebutuhan pelanggan akan suatu produk. Maka akan dibuat spesifikasi dari produk yang diharapkan bisa memenuhi akan kebutuhan dari konsumen. Lalu akan dilakukan perhitungan terhadap biaya yang digunakan untuk mengembangkan produk tersebut. Dari relationship antara spesifikasi dari produk yang telah dibuat dan kebutuhan pelanggan yang telah didapatkan, maka dapat dilihat technical difficulty dari spesifikasi tersebut dari yang paling mudah sampai yang paling sulit untuk direalisasikan. Untuk importance rating, maka rating yang kita berikan kepada produk itu dinilai secara subjektif berdasarkan dari hasil pengolahan data yang kita dapatkan. Dan setelah mendapatkan data tentang biaya produksi baik biaya material, biaya assembly ,biaya produksi maka biaya-biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan produk dapat diperhitungkan juga untuk biaya yang dapat diterima oleh pasar . Dari produk yang telah ada , produk tersebut akan dikembangkan dan akan dikumpulkan data ukuran-ukuran yang ada untuk dikembangkan lebih lanjut. 5. Analisis Data Setelah melakukan pengolahan data, maka hasil dari pengolahan data akan dianalisis. Analisa yang dilakukan berupa hasil dari matriks kriteria dan house of quality. Dari data house of quality data yang akan dianalisis berupa hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan spesifikasi. lalu juga akan dianalisa hubungan antara produk yang akan dikembangkan dengan produk kompetitor . Akan dilihat apakah produk yang dikembangkan sudah sesuai dengan pengolahan data. Untuk perhitungan biaya akan cara memperhitungkan material cost dan komponen serta biaya produksi. Akan dijelaskan juga pada bab ini tentang kelebihan dari produk yang telah dikembangkan. Lalu akan dilakukan analisis biaya apakah harga yang dibuat bisa bersaing dengan harga pasaran yang ada. 6. Kesimpulan dan Saran Setelah melalui semua proses di atas maka dapat dibuat kesimpulan dari hasil pengembangan produk yang dilakukan. Lalu saran diberikan agar bisa menjadi bahan evaluasi untuk masa mendatang.
HASIL DAN BAHASAN Dari hasil penelitian yang didapatkan, tipe-tipe cacat yang harus diperhatikan dalam melakukan inspeksi terdapat bermacam-macam, antara lain : Slubs ( Tebal Benang ), Knots ( Benang Timbul ), Shade Bar ( Benang Lain ), Holes ( Lobang ), Broken pick/end, Thick/Thin filling ( Tebal Tipis ), Kiks / Snarling ( Kusut ), Bleading ( Luntur ), Smudges ( Coretan ), Oil Stain ( Noda Minyak ), Dirts/stains ( Kotor ), Spot Defect ( BS titik ), Flying Yarn ( Kusut akibat Gosokan ), Crease Dying ( Belang ), Densing ( Serat Ketarik ), Wavy ( Gelombang ), Skewing/Bowing ( Miring ). Metode yang digunakan untuk studi kasus penulis adalah House of Quality(HOQ). HOQ adalah metode yang berfungsi untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan matriks pendukungnya, mengetahui importance rating, dalam hal ini untuk mengetahui manakah di antara matriks pendukung tersebut yang memiliki tingkat kepentingan paling besar. Dari data pendukung tersebut, penulis telah mencari data-data yang dibutuhkan untuk membuat House of Quality.
Matriks Pendukung dan Kebutuhan Pelanggan
Matriks Pendukung Harga Simple Daya Tahan Maintenance Multifungsi Pengerjaan Lebih cepat Ergonomis
Kebutuhan Pelanggan Harga lebih murah Bentuk lebih simple Multifungsi Umur lebih lama Inspeksi lebih cepat Pemeliharaan mudah
Dari Data-data pendukung di atas, kita sudah dapat membuat suatu HOQ
Prioritas 1 2 4 6 3 5
Produk yang akan dikembangkan itu adalah Fabric Inspection Machine, yaitu sejenis mesin yang digunakan pada pabrik-pabrik garment untuk menginspeksi suatu gulungan/Roll kain sebelum dipakai untuk produksi agar pada saat proses produksi kain tersebut tidak ditemukan cacat yang akan menimbulkan kerugian. Pada kesempatan kali ini, mesin ini akan dikembangkan dengan mengubah beberapa komponen seperti rangka mesin, kepala mesin. dan beberapa komponen lainnya yang dapat dilihat di bawah ini antara lain : rangka mesin, layar mesin, bearing 6200 dan pembuat zig zag, keranjang penampung kain, bearing 6200, kepala mesin, rangkaian dalam mesin. Dalam pembuatan Fabric Inspection Machine yang baru ini, dibutuhkan yang namanya biaya material, biaya produksi, dan biaya jasa lainnya. Tabel Estimasi Biaya
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Bahan Aklirik Susu Papan Kayu Lampu + Rumah Lampu Pipa Roll Besar Pipa 1 inch Pipa 1 1/4 inch Bearing 6200 Dinamo + Gear box Gigi 15 Gigi 20 Gigi 58 Rantai + Spee Inverter Riley Tombol on/off In Bow Potensio Pengukur panjang kain Sensor Terminal Vinil Besi Holo 5x5 Besi Holo 2,5x5 Siku 4x3 As pipa
Jumlah/Ukuran 210 cm x 60 cm 9 3 6 7 14 1 5 1 1 2 Kotak 1 2 1 1 1 1 1 1 kotak (isi 12) 1 1 batang(6m) 3 batang(6m) 1 batang(6m) 3
Harga Satuan 400000 800000 50000 400000 70000 90000 10000 1200000 25000 35000 160000 100000 1500000 100000 70000 20000 10000 800000 400000 30000 50000 150000 120000 45000 150000
Total 400000 800000 450000 1200000 420000 630000 140000 1200000 125000 35000 160000 200000 1500000 200000 70000 20000 10000 800000 400000 30000 50000 150000 360000 45000 450000
Ket Beli jadi dari furniture -
Tabel Lanjutan Estimasi Biaya Material
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
As pipa Bearing UCP Dudukan mesin Pengunci kain Meja Tatakan Kain Pelat roller kain Pelat tempat mesin Bearing Pengait Karet u/ roll besar Aksesoris Kabel-kabel Baut + Sekrup JUMLAH
3 10 2 4 1 2 1 1 2 6 Keseluruhan Keseluruhan
150000 50000 50000 50000 250000 50000 200000 20000 200000 20000 50000 60000 Rp
450000 500000 100000 200000 250000 100000 200000 20000 400000 120000 50000 60000 11845000
-
Tabel Estimasi Biaya Pengerjaan
No 1 2 3 4 5 5
Jenis pengerjaan Powder Coating Presisi Las Pressing Bubut Perakitan JUMLAH
Biaya 500000 200000 300000 200000 20000 500000 1720000
Ket Pengecatan dengan metode powder coating Presisi pipa supaya pipa tidak bengkok U/ membengkokkan pelat agar membentuk siku Ongkos perakitan mesin termasuk biaya tenaga kerja
Perhitungan Break Even Point :
Keuntungan yang diambil oleh perusahaan adalah 100% dari total biaya Maka harga jual produk adalah Rp. 13.565.000 * 2 = Rp. 27.130.000 Break Even Point = 13.565.000/27.130.000 = 0,5 Unit Pada bagian ini akan dijelaskan perhitungan waktu inspeksi pada model mesin yang lama dan setelah mesin tersebut dikembangkan. Di sini ada 2 jenis pengoperasian, yaitu pengoperasian secara Zig Zag dan pengoperasian secara Roll to Roll. 1. Untuk Pengoperasian secara Zig Zag a. Mesin Baru
Tabel Perhitungan Waktu Inspeksi secara Zig Zag Mesin Baru Panjang Kain
Frekuensi (hz)
Rpm
100m
15
33
50m
15
33
120m
15
33
b.
Penyelesaian Tanpa defect
Waktu
33*36cm = 1188cm = 11,88 m 33*36cm = 1188cm = 11,88 m 33*36cm = 1188cm = 11,88 m
8,42 menit = 505 detik 4,2 menit = 252 detik 10,10 menit = 606 detik
Defect
20 18 21
Waktu Periksa 5 detik/defect 5 detik/defect 5 detik/defect
Total Waktu 605 detik 342 Detik 711 Detik
waktu Setting
waktu Finishing
Total Waktu
25
5
635
25
5
372
25
5
741
Mesin Lama Tabel Perhitungan Waktu Inspeksi secara Zig Zag Mesin Baru
Panjang
Frekuensi
Kain
(hz)
Rpm
100m
15
33
50m
15
33
120m
15
33
Penyelesaian Tanpa defect 33*36cm = 1188cm = 11,88 m 33*36cm = 1188cm = 11,88 m 33*36cm = 1188cm = 11,88 m
Waktu
Defect
8,42 menit = 505 detik
20
4,2 menit = 252 detik 10,10 menit = 606 detik
18 21
Waktu
Total
waktu
waktu
Total
Periksa 5 detik/defect 5 detik/defect 5 detik/defect
Waktu 605 detik 342 Detik 711 Detik
Setting
Finishing
Waktu
30
7
642
30
7
379
30
7
748
Contoh Perhitungan Inspeksi Tanpa Defect : Kain 100 m, F = 15, Rpm = 33 Contoh Perhitungan Waktu Inspeksi : Panjang Kain = 100 m = 10.000 cm, Inspeksi tanpa defect = 11,88 m
2.
Asumsi mesin lama Efisiensi 80% (8jam x 60 menit x 60 dtk)/642 * 80% = 35 gulung kain per hari Asumsi mesin baru Efisiensi 80% (8jam x 60 menit x 60 dtk)/635 * 80% = 36 gulung kain per hari Untuk Pengoperasian secara Roll to Roll a. Asumsi mesin lama Tidak bisa melakukan operasi Roll to Roll, karena operasi Roll to Roll hanya terdapat pada mesin yang baru. b. Asumsi mesin baru Tabel Perhitungan Waktu Inspeksi secara Roll to Roll Mesin Baru
Panjang
Frekuensi
Kain
(hz)
Rpm
100m
15
33
50m
15
33
120m
15
33
Penyelesaian Tanpa defect 33*36cm = 1188cm = 11,88 m 33*36cm = 1188cm = 11,88 m 33*36cm = 1188cm = 11,88 m
Waktu
Defect
8,42 menit = 505 detik
20
4,2 menit = 252 detik 10,10 menit = 606 detik
18 21
Waktu
Total
waktu
waktu
Total
Periksa 5 detik/defect 5 detik/defect 5 detik/defect
Waktu 605 detik 342 Detik 711 Detik
Setting
Finishing
Waktu
45
20
670
45
20
407
45
20
776
Efisiensi 80% (8jam x 60 menit x 60 dtk)/670 * 80% = 34 gulung kain per hari Dengan melihat asumsi di atas dapat dilihat untuk operasi zigzag mesin baru memiliki keuntungan lebih banyak 1 gulung kain per hari yang bila di hitung perbulan menjadi 30 gulung dan di konversi ke uang brarti mesin baru emmiliki keuntungan sebesar Rp 1.320.000 dengan asumsi harga 1 gulung kain Rp 44.000. Sedangkan untung operasi Roll to Roll berarti mesin baru memiliki keuntungan dengan dapat mealakukan inspeksi 34 gulung kain yang apabbila di konversi ke uang berarti Rp 44.880.000 sebulan karena mesin lama tidak bisa mengoperasikan tipe ini maka bila dibandingkan seluruh keuntungan mesin baru dapat di hitung.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah dilakukan beberapa penelitian, pengolahan data, dan analisa terhadap produk yang telah dikembangkan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa: 1. Produk yang diinginkan oleh pabrik garment selaku konsumen adalah produk yang simple, memiliki daya tahan yang lama, multifungsi, dan harga yang terjangkau. Berdasarkan keinginan konsumen maka didesain produk yang dapat memenuhi kriteria dari konsumen. 2. Dibandingkan dengan mesin yang lama yang hanya dapat mengoperasikan mesin dengan Roll to Zig Zag, mesin yang baru ini memiliki fungsi tambahan yaitu mengoperasikan mesin dengan Roll to Roll dengan hanya mencopot meja tatakan kain dengan keranjang untuk meletakan Roll sehingga pabrik dapat lebih hemat dan praktis dalam menggunakan mesin tersebut. 3. Setelah dilakukan perhitungan waktu secara keseluruhan dari waktu setting, inspeksi dan finishing, maka didapatkan mesin yang baru mampu menginspeksi satu roll kain lebih banyak dari mesin yang lama dalam waktu satu hari. Berarti dalam satu bulan, akan bertambah 26 roll jika dihitung 1 bulan kerja sama dengan 26 hari. 4. Keuntungan yang didapat setelah dibuat mesin yang baru itu antara lain, ukuran mesin dibuat lebih kecil, pada bagian rangka mesin dan rumah mesin digabungkan menggunakan baut sehingga mudah dibongkar pasang dan lebih mudah pada saat pengangkutan, peletakan mesin dibuat dalam 1 rumah mesin sehingga mesin terpusat pada satu tempat, terdapat sensor dalam hal ini bernama Proximity Sensor yang berguna untuk mematikan aliran mesin jika tidak ada objek/gulungan kain yang terdapat di depannya sehingga waktu inspeksi dapat berkurang dan dapat dilanjutkan ke inspeksi pada gulungan berikutnya. 5. Dari analisis House of Quality, dapat dilihat bahwa maintenance memiliki tingkat kepentingan yang paling besar daripada yang lain. Karena akan berakibat fatal bila maintenance tidak dilakukan secara rutin, mesin akan cepat rusak dan dari pihak pabrik harus mengeluarkan cost untuk membelinya kembali.
Saran Setelah dilakukan berbagai pengolahan dan analisa, ternyata terdapat beberapa kekurangan dan ingin memberikan beberapa saran untuk menjadi lebih baik, diantaranya : 1. Dalam mengembangkan produk, kriteria pelanggan harus diperhatikan. Dengan memperhatikan kriteria pelanggan maka produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik dan dapt bersaing di pasaran. 2. Perusahaan hendaknya memperhatikan bagaimana kualitas bahan yang digunakan untuk membuat suatu produk agar produk yang dihasilkan mempunyai daya tahan yang baik dan kualitas yang bagus. 3. Selain kulitas bahan, produsen harus memikirkan bagaimana supaya bisa menekan biaya sehingga bisa menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang bisa bersaing.
REFERENSI Achmad Fazri, E. B. (2012). Laporan Akhir Praktikum Sistem Produksi (OPC, APC, Struktur Produk, dan BOM). Barry Render, R. M. (2010). Quanitative Analysis for Management 10th edition. US: Pearson International Edition. Cagan, J. a. (2002). Creating Breakthough Product: Innovation from Product Planning to Program Approval. Prentice-Hall.
Gasperz, V. (2004). Production Planning and Inventory COntrol berdasarkan pendekatan sistem terintegrasi MRP II dan JIT menuju Manufaktur 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hariandja, E. S., & Kautser, A. W. (2007). STRATEGI PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN PRODUK BARU: PENELITIAN KASUS PERUSAHAAN. In S. Perusahan. Bandung: INASEA. Irawan, D. (2007). Materi Manajemen Operasi. 27. Jono. (2006). Implementasi Metode Quality Fuction Deployment (QFD) Guna Meningkatkan Kualitas Kain Batik Tulis. Jurnal Ilmiah Teknik Industri , 5, 33-38. Karl T.Ultich, S. D. (2008). Product Design And Development. 4th edition. Singapore: The Mcgraw-Hill Companies. Nasution, A. H. (2005). Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi. Render, B. H. (2005). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Septin Puji Astuti, U. C. (2004). Evaluasi Konsep Produk Dengan Pendekatan Green Quality Fuction Deployment II. Jurnal Teknik Industri , 156-158.
RIWAYAT PENULIS Handy Prima lahir di kota Jakarta pada 8 November 1988. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri pada tahun 2012. Saat ini tidak bekerja. Penulis aktif di HIMTRI sebagai Kepala HRD. Ricky Aditya Sianipar lahir di kota Surabaya pada 7 October 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri pada tahun 2012. Saat ini tidak bekerja. Penulis Aktif di HIMTRI sebagai staff HRD. Thomas Alfred lahir di kota Jakarta pada 28 Febuari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri pada tahun 2012. Saat ini tidak bekerja. Penulis Aktif di HIMTRI sebagai staff HRD.