PENGEMBANGAN KONSEP QUALITY ASSURANCE STTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Eko Poerwanto, Yasrin Zabidi Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Telp: (0274) 451262, Fax : (0274) 451265 e-mail :
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Kesuksesan dan kemajuan dari suatu Perguruan tinggi juga dapat dilihat dari tingkat kualitas seluruh elemen di perguruan tinggi. Sama halnya dengan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Yogyakarta yang sangat membutuhkan kualitas di seluruh elemen STTA. Dengan keadaaan yang semacam ini maka peneliti tergugah untuk membantu STTA guna mengembangkan konsep Quality Assurance (QA) dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD). Dimana dengan QFD, akan diperoleh langkah-langkah pengembangan (karakteristik teknik) berdasarkan keinginan konsumen (mahasiswa, pemakai,staf, dosen, masyarakat). Metode yang digunakan dalam mengambangkan konsep QA adalah dengan QFD rumah mutu ke-1, sehingga langkah-langkah penelitian adalah mengacu pada metode QFD yaitu mengidentifikasi keinginan/kebutuhan “konsumen”, menentukan derajat kepentingan dari keinginan “konsumen”, menterjemahkan keinginan “konsumen” menjadi karakteristik pengembangan mutu, menentukan nilai hubungan antara keinginan “konsumen” dengan karakterisitk mutu, menentukan target dari tiap karakteristik pengembangan mutu, menentukan tingkat ranking pengembangan terhadap karakteristik mutu. Dari hasi pengolahan data diperoleh sekitar 17 keinginan dari ‘konsumen” dan 11 kriteria pengembangan jaminan mutu, yaitu visi, misi dan tujuan STTA, sistem manajemen STTA, prasarana dan sarana, finansial, sumber daya manusia, proses pembelajaran, sistem Informasi, kurikulum, lulusan, penelitian, pengabdian pada masyarakat. Dari ke-11 karakteristik tersebut diperoleh target yang ingin dicapai STTA. Kata kunci : jaminan mutu (quality assurance), QFD 1. Pendahuluan Dewasa ini persaingan dalam perguruan tinggi nampak semakin ketat. Perubahan dunia yang begitu cepat dalam hal kemajuan teknologi (produk, jasa maupun proses) serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat, mendorong perlu diadakannya suatu langkah antisipasi melalui kebijaksanaan dan strategi perguruan tinggi agar nantinya tetap bisa survive dalam segala bidang. Keberhasilan suatu perguruan tinggi tidak hanya dilihat dari satu faktor saja, tetapi banyak faktor yang menentukan keberhasilan terssebut. Baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi jumlah dan kualitas dosen yang memadai, sarana dan fasilitas yang menunjang, mahasiswa sebagai motor pengggerak yang berpotensi, pelayanan yang memuaskan dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah hubungan perguruan tinggi dengan masyarakat, pemerintah, dan perguruan tinggi lainnya. Berdasarkan faktor internal dan eksternal dituntut agar perguruan tinggi memiliki strategi agar tetap survive. Strategi tersebut adalah strategi internal yaitu mengoptimalkan sesuatu yang bersifat operasional dalam perguruan tinggi, seperti proses belajar mengajar, mengatur jadual ruangan, kuliah, jadual ujian, yang kesemuanya merupakan tugas dari bagian pengajaran dan strategi eksternal yaitu strategi agar suatu perguruan tinggi diminati oleh masyarakat, perusahaan dan pemerintah seperti mengadakan seminar, lokakarya, pelatihan dosen dan mahasiswa, mengikuti karya ilmiah, penelitian yang dapat memberikan hasil, menyekolahkan
dosen-dosen agar memiliki jenjang yang lebih tinggi sehingga ilmu yang didapat bertambah luas. Kesuksesan dan kemajuan dari suatu jurusan di Perguruan tingggi juga dapat dilihat dari mutu perguruan tinggi. Sama halnya dengan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Yogyakarta yang sangat memerlukan jaminan kualitas. Dengan keadaaan yang semacan ini maka peneliti tergugah untuk membantu STTA guna mengembangkan konsep quality Assurance dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD). Peneliti mencoba merumuskan masalah yang ada yaitu :Dengan menggunakan Quality Function Deployment, langkah-langkah pengembangan apa yang harus dilakukan STTA dalam hal quality assurance agar sesuai dengan keinginan konsumen ? 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Perencanaan Mutu Peningkatan mutu adalah merupakan salah satu kiat bagi perusahaan untuk memperoleh konsumen dan menjadikannya sebagai pelanggan tetap. Usaha untuk peningkatan mutu tidak terlepas dari perencanaan mutu karena mutu yang baik disebabkan oleh perencanaan mutu yang tepat. Perencanaan mutu merupakan kegiatan pengembangan produk dan proses yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Juran,1995). Kegiatan ini berupa serangkaian langkah-langkah yaitu : 1. Merumuskan tujuan mutu 2. Mengidentifikasikan pelanggan (mereka yang terkena dampak upaya pencapaian tujuan). 3. Menentukan kebutuhan pelanggan 4. Mengembangkan keistimewaan produk yang merespon kebutuhan pelanggan. 5. Mengembangkan proses yang dapat menghasilkan keistimewaan produk tersebut. 6. Menciptakan pengendalian proses dan menggubah rencana hasil menjadi kekuatan operasi. Kegiatan menetapkan tujuan mutu, mengidentifikasikan yang terkena dampak (pelanggan), dan menetapkan kebutuhan pelanggan merupakan langkah-langkah dari QFD, sedangkan kegiatan mengembangkan keistimewaan produk, mengembangkan keistimewaan proses dan mengembangkan pengendalian proses merupakan langkah yang dilakukan setelah QFD. Berdasarkan uraian di atas maka sangat jelas bahwa QFD sangat erat hubungannya dengan perencanaan mutu. 2.2. Quality Function Deployment (QFD) Quality Function Deployment, teknik ini digunakan pertama kali di perusahaan Mitsubishi Kobe Shipyard di Jepang. Teknik ini tumbuh dari teknik manajemen mutu terpadu . Istilah QFD timbul dari gagasan bahwa mutu berarti menghasilkan kepuasan pelanggan dan tugas pengembangan mutu adalah menciptakan ( menyebarkan) fungsi produk untuk menciptakan mutu (David Inwood, 1995). QFD didefinisikan oleh Uselac sebagai : “Suatu praktek untuk mendesain proses-proses dalam suatu perusahaan untuk memberikan tanggapan kepada kebutuhan para konsumennya”. Walaupun QFD adalah sebuah teknik yang penting , tetapi teknik ini hanya merupakan sebuah tahap dalam proses pendefinisian produk yang dapat mengatasi kekurangan pada produk yang ada saat ini. Teknik penyajian QFD adalah berupa matrik yang disebut dengan matrik korelasi atau rumah mutu (house of quality). Keuntungan/manfaat utama yang diberikan oleh teknik QFD adalah (David dan Stanley, 1997): 1. Memusatkan rancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan.
2. Dengan berfokus pada efesiensi waktu, hal tersebut akan mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk-produk baru. Perkiraan-perkiraan terbaru memperlihatkan adanya penghematan antara sepertiga sampai setengah dibandingkan dengan saat sebelum menggunakan QFD. 3. Mendorong terselenggaranya tim kerja. Semua keputusan dalam proses diambil berdasarkan ketetapan bersama dalam diskusi seluruhh departemen. Masingmasing anggota tim kerja mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada proses. 4. Menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputusan rancangan. 3. Metodologi Penelitian 3.1. Obyek Penelitian Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta. 3.2. Cara Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi adalah dengan pengamatan langsung ke unit-unit STTA. 2. Penyebaran angket (kuesioner ) Kuesioner adalah membuat daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada mahasiswa, masyarakat, staf, dosen dan perwakilan dari pemakai (perusahaan). 3. Telaah buku referensi dan borang-borang akreditasi dar BAN 3.3. Cara Analisis 3.3.1. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah meliputi : a) Mengolah kuesioner (menentukan jumlah kuesioner yang sah/ tidak cacat) dengan cara : 1) Editing, meliputi kelengkapan pengisian kuesioner, kelengkapan makna jawaban, konsistensi antar jawaban (jawaban hanya satu untuk tiap pernyataan), relevansi jawaban. 2) Tabulasi, meringkas data yang masuk (mentah) dalam tabel yang dipersiapkan. b) Menentukan nilai kepentingan (kepentingan relatif) untuk masing-masing keinginan dengan tabulasi rata-rata. c) Menghitung kepentingan teknik untuk masing-masing karakteristik yang ada d) Menentukan ranking dari masing-masing atribut berdasarkan nilai kepentingan atributnya untuk menetukan atribut mana yang menjadi prioritas untuk dikembangkan. 4.2. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif meliputi : a) Mengidentifikasikan variabel keinginan konsumen b) Menterjemahkan atribut kedalam bahasa teknik c) Penentuan nilai hubungan antara karekteristik teknik dengan atribut. d) Menentukan target untuk masing-masing karakteristik teknik.
3.4. Bagan Alir Penelitian Mulai
Penentuan Obyek Penelitian Identifikasikan Masalah dan Tujuan Penelitian
Mengidentifikasikan konsumen (mahasiswa, pemakai lulusan, staf, dosen, masyarakat) Menentukan jumlah responden (sampel)
Pengumpulan Data
Pengolahan Data Mengidentifikasi keinginan konsumen (atribut) Menentukan nilai kepentingan relatif Menentukan karakteristik teknik Menentukan nilai hubungan antara atribut dengan Gambar karakteristik teknik1. Bagan alir Penelitian 5. Menetukan nilai ranking untuk masing-masing karakteristik teknik 6. Menentukan Target 1. 2. 3. 4.
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Keinginan Konsumen Dari kuesioner yang disebarkan dapat di identifikasi keinginan konsumen sebagai berikut:
•
Tercapainya visi, misi dan tujuan STTA
•
Sistem manajemen kerja yang jelas dan mudah dipahami
•
Sistem manajemen yang kondusif dengan suasana akademis
•
Jumlah mahasiswa yang memadai (sesuai target finansial)
•
Tersedianya sarana perkuliahan
•
Tersedianya fasilitas laboratorium
•
Tersedianya buku-buku di perpustakaan.
•
Pelayanaan BAK yang cepat, baik dan ramah.
•
Jadwal kuliah yang tidak berubah-ubah.
•
Adaya kegiatan ekstra kurikuler.
•
Kemampuan dosen memadai
•
Materi praktikum dan kuliah sesuai dengan dunia pekerjaan.
•
Tersedianya sistem informasi, internet.
•
Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia pekerjaan
•
Lulusan memiliki skill khusus (bahasa, komputer,dll)
•
Hasil penelitian,skripsi yang dpat bermanfaat bagi masyarakat dan industri
•
Adanya kegiatan pelatihan bagi masyarakat.
4.2. Nilai Kepentingan Relatif Masing-masing keinginan konsumen yang telah teridentifikasi ditentukan nilai kepentingannya dengan skala 1 – 4 (tidak penting – sangat penting) untuk mengetahui seberapa penting keinginan tersebut bagi konsumen. Tabel 1. Nilai Kepentingan Relatif Keinginan Konsumen 1. Tercapainya visi, misi dan tujuan STTA 2. Sistem manajemen kerja yang jelas dan mudah dipahami 3. Sistem manajemen yang kondusif dengan suasana akademis 4. Jumlah mahasiswa yang memadai (sesuai target finansial) 5. Tersedianya sarana perkuliahan 6. Tersedianya fasilitas laboratorium 7. Tersedianya buku-buku di perpustakaan. 8. Pelayanaan BAK yang cepat, baik dan ramah. 9. Jadwal kuliah yang tidak berubah-ubah. 10. Adaya kegiatan ekstra kurikuler. 11. Kemampuan dosen memadai
Nilai Kepentingan 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4
12. Materi praktikum dan kuliah sesuai dengan dunia pekerjaan. 13. Tersedianya sistem informasi, internet. 14. Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia pekerjaan 15. Lulusan memiliki skill khusus (bahasa, komputer,dll) 16. Hasil penelitian,skripsi yang dpat bermanfaat bagi masyarakat dan industri 17. Adanya kegiatan pelatihan bagi masyarakat. 4.3. Karakteristik Teknik (Karakteristik Pengembangan mutu) Berdasarkan keinginan konsumen yang telah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menterjemehkan keinginan konsumen tersebut kedalam bentuk karakteristik pengembangan. Ada 11 karakteristik pengembangan mutu yang terbentuk, yaitu : 1. Visi, misi dan tujuan STTA 2. Sistem Manajemen STTA 3. Prasarana dan sarana 4. Finansial 5. Sumber daya manusia 6. Proses pembelajaran 7. Sistem Informasi 8. Kurikulum 9. Lulusan 10. Penelitian 11. Pengabdian pada masyarakat 4.4. RankingPengembangan Tabel 2. Nilai Ranking Karakteristik Pengembangan Mutu 1. Visi, misi dan tujuan STTA 2. Sistem Manajemen STTA 3. Prasarana dan sarana 4. Finansial 5. Sumber daya manusia 6. Proses pembelajaran 7. Sistem Informasi 8. Kurikulum 9. Lulusan 10. Penelitian 11. Pengabdian pada masyarakat
Nilai Ranking 4 7 6 1 2 3 9 5 11 8 10
4.5. Target Pengembangan Tabel 3. Target Pengembangan Mutu Karakteristik Pengembangan Target 1. Visi, misi dan tujuan STTA b) Visi, misi dan tujuan STTA yang realistis dan dapat tercapai. 2. Sistem Manajemen STTA c) Tersedianya prosedur dan peraturan d) Sistem berjalan optimal
4 3 4 4 4 3
3. Prasarana dan sarana
e) Penambahan ruang kelas f)
Laboratorium 5 Prodi tersedia
g) Kerjasama dengan AAU dalam hal fasilitas laboratorium 4. Finansial 5. Sumber daya manusia
h) Buku, jurnal penunjang perkuliahan tersedia • Finansial sehat Dosen : •
Rasio dosen dengan mahasiswa seimbang
•
Dosen minimal S2
•
Dosen memiliki jabatan akademik
Karyawan : •
Pendidikan minimal D3
•
Memiliki keahlian khusus (komputer, bahasa)
•
Pelatihan bagi karyawan Mahasiswa :
6. Proses
belajar
mengajar
a. Sistem penerimaan mahasiswa yang selektif. b. Kesesuaian materi kuliah dengan GBPP dan
dan pembelajaran
SAP c. Terpenuhi
jumlah
tatap
muka
(14
pertemuan) d. Adanya diktat kuliah e. Adanya evaluasi perkuliahan 7. Sistem Informasi
f. Adanya seminar lokal, nasional g. Komputerisasi
8. Kurikulum
h. Internet i. Sesuai dengan kebutuhan dunia kerja j.
9. Lulusan
Sesuai
dengan
visi
STTA
(bernuansa
kedirgantaraan) k. IPK lulusan >= 2,5 l.
TOEFL >= 375
m. Memiliki skill khusus/tambahan (bahasa, komputer, kepemimpinan, kewirausahaan) n. Skripsi berkualitas (bermanfaat) 10. Penelitian
o. Lulusan dapat bekerja dan berwirausaha p. Minimal 5 penelitian dalam 1 tahun q. Penelitian terpublikasi baik dalam jurnal maupun proseding seminar nasional
11. Pengabdian
pada
masyarakat
r.
Minimal 1 kali kegiatan pengabdian dalam 1 tahun dan bersifat rutin.
4.6. Indikator Penjaminan Mutu Setelah terbentuk karakteristik pengembangan mutu, langkah selanjutnya adalah menterjemahkan karakteristik pengembangan mutu kedalam bentuk indikator-indikator penjaminan mutu. Tabel 4. Indikator Penjaminan Mutu Karakteristik Pengembangan 1. Visi, misi dan tujuan STTA 2. Sistem Manajemen STTA
Indikator Penjaminan Mutu 1. Nilai pencapaian visi, misi dan tujuan 1. Nilai ketersediaan juklak/pedoman/aturan
kerja,
akademik, personil, keuangan 2. Nilai ketersediaan program kerja tiap unit kerja. 3. Nilai ketersediaan perangkat evaluasi kinerja. 3. Prasarana dan sarana
4. Nilai kepuasaan kerja 1. Jumlah ruang kelas yang tersedia 2. Jumlah laboratorium institusi/pusat 3. Jumlah laboratorium jurusan 4. Nilai ketersediaan ruang dosen 5. Nilai ketersediaan ruang kerja pejabat 6. Nilai ketersediaan ruang kerja unit pendukung 7. Nilai ketersediaan buku teks 8. Nilai ketersediaan jurnal 9. Nilai ketersediaan majalah/buletin 10. Nilai
ketersediaan
ruang
kerja
organisasi
kemahasiwaan. 11. Nilai ketersediaan fasilitas UKM 4. Finansial
12. Nilai ketersediaan sarana olah raga 1. Jumlah pemasukan 2. Jumlah pengeluaran
5. Sumber daya manusia
3. Jumlah surplus 1. Nilai kualifikasi/keahlian,intensitas kerja, jumlah dosen tetap 2. Nilai jumlah dosen tidak tetap 3. Nilai jumlah dosen tetap studi lanjut 4. Nilai jumlah dosen tetap berpangkat akademik
5. Nilai tenaga pustakawan 6. Nilai tenaga laboran 7. Nilai tenaga administrasi 8. Nilai
kepuasan
pelayanan
BAK,
administrasi
mahasiswa 6. Proses belajar mengajar dan pembelajaran
9. Nilai kualitas dosen 1. Nilai rata-rata Frekuensi Tatap Muka di Kelas 2. Nilai rata-rata prosentase kehadiran mahasiswa di kelas. 3. Nilai ketersediaan GBPP dan SAP 4. Nilai ketersediaan modul praktikum 5. Nilai ketersediaan diktat, handouts 6. Nilai ketersediaan mekanisme monitoring dan evaluasi perkuliahan. 7. Nilai ketersediaan mekanisme penelaahan dan evaluasi SAP 8. Nilai kesesuaian keahlian dosen dengan mata kuliah yang diajarkan. 9. Jumlah
kegiatan
dosen
dalam
seminar
ilmiah/lokakarya/workshop. 10. Jumlah seminar/lokakarya yang diadakan STTA 7. Sistem Informasi
11. Nilai rata-rata beban dosen 1. Nilai ketersediaan sistem informasi akademik 2. Nilai ketersediaan jaringan informasi dalam bentuk
8. Kurikulum
kerjasama dengan pihak ketiga. 1. Nilai kesesuaian kurikulum dengan
kurikulum
nasional 2. Nilai urutan mata kuliah 3. Nilai ketersediaan peninjauan kurikulum. 4. Nilai kesesuaian praktikum, kecukupan modul dan 9. Lulusan
mutu pelaksanaan praktikum. 1. Nilai ketersediaan alumni center. 2. Nilai ketersediaan mekanisme memperkenalkan calon lulusan kepada dunia kerja 3. Nilai persentase kelulusan tepat waktu 4. Nilai rata-rata IPK lulusan
5. Nilai prosentase Lulusan yang Sudah Bekerja 1. Nilai jumlah penelitian tiap semester
10. Penelitian
2. Nilai jumlah karya ilmiah terpublikasi tingkat nasional 3. Nilai jumlah karya ilmiah terpublikasi tingakt internasional 11. Pengabdian
pada
4. Nilai jumlah penelitian dengan dana dari pihak luar 1. Nilai jumlah pengabdian masyarakat yang
masyarakat
dilakukan dosen tiap tahun. 2. Nilai
jumlah
pengabdian
masyarakat
yang
dilakukan dosen dengan biaya dari pihak luar tiap tahun.
Tabel. 5. Formula Masing-masing Indikator Penjaminan Mutu No 1
Indikator Penjaminan Mutu Nilai pencapaian visi,misi dan tujuan
2
Nilai ketersediaan juklak/pedoman/aturan kerja, akademik, personil, keuangan,
3
Nilai ketersediaan program kerja tiap unit kerja.
4
Nilai ketersediaan perangkat evaluasi kinerja.
5
Nilai kepuasaan kerja
6 7 8
Jumlah ruang kelas yang tersedia Jumlah laboratorium institusi/pusat Jumlah laboratorium jurusan
Formula Penilaian Skor : 1 : tidak tercapai 2 : 5% - 49% tercapai 3 : 50% - 80% tercapai 4 : > 80% tercapai Skor : 1 : Tidak ada juklak 2 : Ada juklak tapi belum lengkap 3 : Juklak lengkap tapi sebagian yang disosialisasikan 4 : Juklak lengkap dan disosialisasikan. Skor : 1 : Tidak ada program kerja 2 : Ada program kerja tapi tidak disosialiasikan 3 : Adaprogram kerja dan tersosialisasikan Skor : 1 : Belum ada evaluasi kinerja 2 : Ada perangkat evaluasi tapi belum sistematis dan evaluasi belum teratur 3 : Ada perangkat evaluasi tersistematis dan evaluasi teratur Skor : 1 : Tidak puas 2 : Kurang puas 3 : Cukup puas 4 : Puas -
9
Nilai ketersediaan ruang dosen
10
Nilai ketersediaan ruang kerja pejabat
11
Nilai ketersediaan ruang kerja unit pendukung
12
Nilai ketersediaan buku teks
13
Nilai ketersediaan jurnal
14
Nilai ketersediaan majalah/buletin
15
Nilai ketersediaan ruang kerja organisasi kemahasiwaan.
16
Nilai ketersediaan fasilitas UKM
17
Nilai ketersediaan sarana olah raga
18 19 20 21
Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Jumlah surplus Nilai kualifikasi/keahlian,intensitas kerja, jumlah dosen tetap
Skor : 1 : Tidak ada ruang dosen 2 : Ada ruang dosen untuk bersama 3 : 1 ruang untuk 2 – 4 dosen 4 : 1 ruang untuk 1 dosen Skor : 1 : Tidak ada ruang pejabat 2 : Ada ruang untuk bersama 3 : 1 ruang untuk 2 – 4 pejabat 4 : 1 ruang untuk 1 pejabat Skor : 1 : Tidak ada ruang kerja 2 : Ada ruang untuk bersama 3 : 1 ruang untuk 2 – 3 unit kerja 4 : 1 ruang untuk 1 unit kerja Skor : 1 : < 50 judul 2 : 50 – 150 judul 3 : 151 – 200 judul 4 : > 200 judul Skor : 1 : Tidak ada 2 : 1 judul jurnal 3 : 2 – 4 judul jurnal 4 : > 4 judul jurnal Skor : 1 : Tidak ada 2 : 1- 2 judul 3 : 3 – 5 judul 4 : > 5 judul Skor : 1 : Tidak ada ruang kerja 2 : Ada ruang kerja untuk bersama 3 : 1 ruang untuk 2 – 4 unit kemahasiswaan 4 : 1 ruang untuk 1 unit kemahasiswaan Skor : 1 : tidak ada fasilitas 2 : 5% - 49% fasilitas 3 : 50% - 80% fasilitas 4 : > 80% fasilitas Skor : 1 : Tidak ada 2 : 1 – 2 sarana 3 : 3 – 4 sarana 4 : > 4 sarana Total pemasukan yang ada Total pengeluaran yang ada Total profit yang diperoleh Skor : 0 : Tidak ada dosen tetap 1 : Kurang dalam jumlah dan kualifikasi (SK
22
Nilai jumlah dosen tidak tetap
23
Nilai jumlah dosen tetap studi lanjut
24
Nilai jumlah dosen tetap berpangkat akademik
25
Nilai tenaga pustakawan
26
Nilai tenaga laboran
Mendiknas tentang dosen tetap) 2 : Memenuhi ketentuan minimum 3 : Dosen tetap sesuai dalam jumlah dan kualifikasi, dengan beban setiap dosen tetap < 7 SKS ata > 13 SKS 4 : Dosen tetap sesuai dalam jumlah dan kualifikasi, sehingga kegiatan berjalan baik dan beban nyata setiap dosen tetap adalah 8 – 12 SKS Skor : 1 : Jumlah dan kualifikasi dosen tetap dan tidak tetap tidak memenuhi rasio dosen – mahasiswa 2 : Dosen tidak tetap terlalu banyak sehingga beban nyata kurang dari 3 SKS/dosen 3 : Jumlah dan kualifikasi dosen tidak tetap cukup sehingga kegiatan dapat berlangsung 4 : Sesuai dalam jumlah dan kualifikasi (untuk gabungan dosen tetap dan tidak tetap) sehingga kegiatan berjalan baik dan beban nyata 4 – 6 SKS/dosen Skor : 0 : Tidak ada pengiriman dosen 1 : 1 orang dosen ke S2/S3 dalam bidang relevan 2 : 2 orang dosen ke S2/S3 dalam bidang relevan 3 : 3 orang dosen ke S2/S3 dalam bidang relevan 4 : ≥ 4 orang dosen ke S2/S3 dalam bidang relevan Skor : 1: 0% - 30 % 2 : 31% - 60% 3 : 61% - 90% 4 : > 90 % Skor : 1 : Pendidikan D3 non perpustakaan 2 : Pendidikan S1 non perpustakaan 3 : Pendidikan D3/S1 perpustakaan 4 : Pendidikan S2 perpustakaan Skor : 1 : Kurang dalam jumlah atau terlalu banyak sehingga kurang kegiatannya 2 : Cukup dalam jumlah dan kualifikasi tetapi mutu kerjanya sedang-sedang saja 3 : Jumlah cukup dan memadai kegiatannya 4 : Jumlah cukup dan sangat baik kergiatannya
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Nilai tenaga administrasi
Skor : 1 : Pendidikan SMU/setara 2 : Pendidikan D3/setara 3 : Pendidikan S1/setara 4 : Pendidikan S2/setara Nilai kepuasan pelayanan BAK, Skor : administrasi mahasiswa 1 : Tidak puas 2 : Kurang puas 3 : Cukup puas 4 : Puas Nilai kualitas dosen Skor : 1 : Kualitas buruk/kurang 2 : Kualitas sedang/cukup 3 : Kualitas Baik 4 : Kualitas sangat baik Nilai rata-rata Frekuensi Tatap Muka Skor : di Kelas 1 : ≤ 4 pertemuan 2 : 5 – 7 pertemuan 3 : 8 – 11 pertemuan 4 : ≥ 12 pertemuan Nilai rata-rata prosentase kehadiran Skor : mahasiswa di kelas. 1 : < 40% 2 : 40% - 65% 3 : 66% - 79% 4 : ≥ 80 % Nilai ketersediaan GBPP dan SAP Skor : 1 : Tidak ada SAP 2 : Ada SAP tapi kurang bermutu 3 : Ada SAP rata-rat bermutu 4 : Ada SAP dan sangat bermutu Nilai ketersediaan modul praktikum Skor : 1 : Tidak ada modul 2 : Ada modul tapi kurang bermutu 3 : Ada modul rata-rat bermutu 4 : Ada modul dan sangat bermutu Nilai ketersediaan diktat, handouts Skor : 1 : Tidak ada diktat 2 : Ada diktat tapi kurang bermutu 3 : Ada diktat rata-rat bermutu 4 : Ada diktat dan sangat bermutu Nilai ketersediaan mekanisme Skor : monitoring dan evaluasi perkuliahan. 1 : Tidak ada mekanisme 2 : Ada mekanisme tapi tidak jelas atau tidak berjalan baik 3 : Ada mekanisme yang hasilnya hanya diketahui para pejabat. 4 : Ada mekanisme yang hasilnya telah digunakan dengan baik untuk perbaikan Nilai ketersediaan mekanisme Skor : penelaahan dan evaluasi SAP 1 : Tidak ada mekanisme 2 : Ada mekanisme tapi tidak jelas atau tidak berjalan baik
37
38
39
40
41
42
43
3 : Ada mekanisme yang hasilnya hanya diketahui para pejabat. 4 : Ada mekanisme yang hasilnya telah digunakan dengan baik untuk perbaikan Nilai kesesuaian keahlian dosen Skor : dengan mata kuliah yang diajarkan. 1 : > 8 mata kuliah diajar oleh dosen yang tidak sesuai keahliannya 2 : 5 – 8 mata kuliah diajar oleh dosen yang tidak sesuai dengan keahliannya 3 : 1 -4 mata kuliah diajar oleh dosen yang tidak sesuai dengan keahliannya 4 : Semua mata kuliah diajar oleh dosen yang sesuai keahliannya Nilai jumlah kegiatan dosen dalam Skor : seminar ilmiah/lokakarya/workshop. 1 : <1 kegiatan 2 : 1 – 2 kegiatan 3 : 3 – 5 kegiatan 4 : ≥ 6 kegiatan Nilai pengadaan seminar/lokakarya Skor : yang diadakan STTA 1 : Tidak pernah mengadakan 2 : Pernah mengadakan tapi tidak rutin 3 : Rutin dalam 2 tahun sekali 4 : Rutin dalam 1 tahun sekali Nilai rata-rata beban dosen Skor : 1 : < 3 SKS ; > 18 SKS 2 : 4 – 5 SKS ; 16 – 18 SKS 3 : 6 – 8 SKS ; 14 – 15 SKS 4 : 9 – 13 SKS Nilai ketersediaan sistem informasi Skor : akademi 1 : Tidak ada sistem informasi 2 : Ada tapi masih manual (tidak komputerisasi) 3 : Ada tapi sebagian manual sebagian komputerisasi 4 : Ada dan semua terkomputerisasi Nilai ketersediaan jaringan informasi Skor : dalam bentuk kerjasama dengan 0 : Tidak memiliki jaringan kerjasama pihak ketiga. 1 : Ada dalam jumlahs edikit dengan hasil kurang jelas, tidak menyangkut semua dharma, lokal/regional 2 : Ada dalam jumlah sedikit, hasil jelas, tidak menyangkut semua dharma, lokal/regional/nasional. 3 : Ada dalam jumlah yang cukup, hasil jelas, menyangkut semua dharma, lokal/regional/nasional/internasional 4 : Ada dalam jumlah yang banyak, hasil jelas, menyangkut semua dharma,lokal/regional/nasional/internasio nal Nilai kesesuaian kurikulum dengan Skor Peyimpangan dari Kurnas : kurikulum nasional 1 : > 25%
44
Nilai urutan mata kuliah
45
Nilai ketersediaan peninjauan kurikulum
46
Nilai kesesuaian praktikum, kecukupan modul dan mutu pelaksanaan praktikum.
47
Nilai ketersediaan alumni center.
48
Nilai ketersediaan mekanisme memperkenalkan calon lulusan kepada dunia kerja
2 : 16% - 25% 3 : 6% - 15% 4 : < 6% Skor : 1 : > 5 mata kuliah tidak sesuai urutan 2 : 4 mata kuliah tidak sesuai urutan 3 : 2 mata kuliah tidak sesuai urutan 4 : Bagus urutannya. Skor : 1 : Tidak pernah melakukan peninjauan (juga tidak ada notulen pembahasan) 2 : Peninjauan kurikulum mengikuti perubahan di universitas lain (tanpa notulen pembahasan) 3 : Penunjauan kurikulum mengikuti perubahan di universitas lain namun ada pengembangan lebih lanjut (berdasarkan notulen pembahasan) 4 : Melakukan peninjauan dan perubahan dengan pengembangan dan pembahasan secara mandiri dengan memperhatikan visi, misi dan umpan balik. Skor : 1 : Pelaksanaan modul praktikum kurang dari minimum 2 : Pelaksanaan modul praktium cukup, tetapi dilaksanakan di PT lain. 3 : Pelaksanaan modul praktikum cukup, dilaksanakan di PT sendiri. 4 : Lebih dari cukup (ditambah dengan demonstrasi di laboratorium) di PT sendiri. Skor : 1 : Tidak ada 2 : Ada tapi manajemen belum baik 3 : Ada dengan manajemen yang baik Skor : 0 : Belum ada upaya. 1 : Sudah ada tapi belum sistematis. 2 : Sistematis dengan mengumpulkan informasi tertulis dari stakeholders dan alumni. 3 : Sistematis dengan mengumpulkan informasi tertulis dari stakeholders, mengundang stakeholders dan alumni dan mengadakan forum komunikasi dengan external stakeholders. 4 : Sistematis dengan mengumpulkan informasi tertulis dari stakeholders, mengundang stakeholders dan alumni dan mengadakan forum komunikasi
49
50
51
52
53
54
55
56
57
dengan external stakeholders dan menyediakan wadah seperti pusat jasa ketenagakerjaan. Nilai persentase kelulusan tepat Skor : waktu 1 : Tidak ada yang tepat waktu 2 : 1 – 20 % 3 : 20 – 40% 4 : > 40% Nilai rata-rata IPK lulusan Skor : 1 : ≤ 2,25 2 : 2,26 – 2,50 3 : 2,51 – 2,75 4 : > 2,75 Nilai prosentase Lulusan yang Skor : Sudah Bekerja 1 : < 10 % 2 : 10 – 40 % 3 : 41 – 69% 4 : > 70% Nilai jumlah penelitian tiap semester Skor : 0 : Tidak ada 1:1–2 2:3–5 3 : 6 – 10 4 : > 10 Nilai jumlah karya ilmiah terpublikasi Skor : tingkat nasional 1:<1 2:1-2 3:3–5 4:>5 Nilai jumlah karya ilmiah terpublikasi Skor : tingkat internasional 1:<1 2:1 3:2 4:>2 Nilai jumlah penelitian dengan dana Skor : dari pihak luar 1:<1 2:1-2 3:3–4 4:>4 Nilai jumlah pengabdian masyarakat Skor : yang dilakukan dosen tiap tahun. 1 : Tidak ada 2 : Tidak semua dosen melaksanakan 3 : Tiap dosen melaksanakannya tapi ada yang tidak sesuai bidang ilmu 4 : Tiap dosen melaksanakannya dan sesuai bidang ilmu Nilai jumlah pengabdian Skor : masyarakat yang dilakukan dosen 1 : Tidak ada dengan biaya dari pihak luar tiap 2 : Ada tapi tidak sesuai dengan bidang tahun. ilmu 3 : Ada dan sesuai dengan bidang ilmu
4.7. Lembar Kerja Penilaian Penjaminan Mutu Lembar kerja penilaian penjaminan mutu merupakan software penilaian mutu yang tersistematis, mudah digunakan dan bertujuan menyamkan satuan dari masingmasing indikator mutu. Lembar kerja penilaian mutu di buat dengan software Microsoft Excel.
4.8. Format Pelaporan Pada bagian ini, penulis membuat bentuk pelaporan nilai penjaiman mutu berupa homepage yang tentunya dapat diakses oleh orang-orang yang berkepentingan melalui sebuah jaringan intranet di kampus STTA. Adapun tujuan pembuatan pelaporan dalam bentuk homepage adalah : 1. Pelaporan penjaniman mutu mudah diakses oleh seluruh unit kerja yang diberi wewenang. 2. Pelaporan penjaminan mutu dapat dilihat kapanpun selama jam kerja. 3. Dapat memberikan informasi-informasi yang terkini 4. Memudahkan dalam pengambilan keputusan 5. Mempercepat proses pengambilan kebijakan 6. Menciptakan program paper less (mengurangi penggunaan kertas)
5. Kesimpulan 1. Dalam penelitian ini telah teridentifikasi 17 keinginan konsumen yang merupakan gabungan antara mahasiswa, staf, dosen, pemakai, masyarakat. 2. Ada 11 karakteristik pengembangan mutu yang terbentuk, yaitu Visi, misi dan tujuan STTA, Sistem Manajemen STTA, Prasarana dan sarana, Finansial, Sumber daya manusia, Proses pembelajaran, Sistem Informasi, Kurikulum, Lulusan, Penelitian, Pengabdian pada masyarakat. Daftar Pustaka Fiorenzo Franceschini and Marco Terzago, 1998, An application of quality function deployment to industrial training courses International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 15 No. 7, pp. 753-768, MCB University Press, 0265671X Glen Pitman, Jaideep Motwani and Ashok Kumar, Chun Hung Cheng, 1996, QFD application in an educational setting A pilot field study, International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 13 No. 4, pp. 99-108, MCB University Press, 0265-671X K.C. Tan, M. Xie and E. Chia, 1998, Quality function deployment and its use in designing information technology systems, International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 15 No. 6, pp. 634-645, MCB University Press, 0265671X Mohamed Zairi, Mohamed A. Youssef, 1995, Quality function deployment A main pillar for successful total quality management and product development International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 12 No. 6, pp. 9-23, © MCB University Press, 0265-671X Vivianne Bouchereau and Hefin Rowlands,2000, Methods and techniques to help quality function deployment (QFD), Benchmarking: An International Journal, Vol. 7 No. 1, , pp. 8-19, MCB University Press, 1463-5771 William D. Barnett and M.K. Raja, 1995, Application of QFD to the software development process, International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 12 No. 6, pp. 24-42, MCB University Press, 0265-671X
1. Tercapainya visi, misi dan tujuan STTA
9
2. Sistem manajemen kerja yang jelas dan mudah dipahami
9
3. Sistem manajemen yang kondusif dengan suasana akademis
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
4. Jumlah mahasiswa yang memadai (sesuai target finansial)
9
3
9
9
9
6. Tersedianya fasilitas laboratorium
9
9
9
9
9
9
9
9
9
3
9. Jadwal kuliah yang tidak berubah-ubah.
9
9
Kepentingan Relatif
Pengabdian pada masyarakat
4 4 3
3
11. Kemampuan dosen memadai
3
9
9
3
12. Materi praktikum dan kuliah sesuai dengan dunia pekerjaan
9
9
9
9
13. Tersedianya sistem informasi, internet.
9 9
3
9
10. Adanya kegiatan ekstra kurikuler.
14. Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia pekrjaan
3
3
4 4
9
3
9
9
15. Lulusan memiliki skill khusus (bahasa, komputer,dll)
9
9
16. Hasil penelitian,skripsi yang dpat bermanfaat bagi masyarakat dan industri
3
9
3
9
9
17. Adanya kegiatan pelatihan bagi masyarakat.
3
9
3
9
9
9
9
4 9
4
99
99
RANKING
4
7
6
1
2
3
9
5
11
8
10
Realistis & Tercapai
Minimal 1 kegiatan dalam 1 tahun rutin
72
Min. 5 penelitian dalam 1 tahun rutin
207
IPK>=2,5 , TOEFL >=375, Skill khusus
99
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
360
komputerisasi, internet
405
evaluasi, kesesuaan GBPP,kurukulum
531
Berkualitas dan selektif
135
Finansial sehat
90
Tersedianya sarana dan prasarana
207
Adanya prosedur, sistem optimal
KEPENTINGAN TEKNIK
TARGET
4
4
9
9
9
4
9
9
9
3
9
8. Pelayanaan BAK yang cepat, baik dan ramah.
9
4
5. Tersedianya sarana perkuliahan 7. Tersedianya buku-buku di perpustakaan.
Penelitian
Lulusan
Kurikulum
Sistem Informasi
Proses pembelajaran
Sumber daya manusia
KONSUMEN (ATRIBUT)
Finansial
KEINGINAN/KEBUTUHAN
Prasarana dan sarana
KARAKTERISTIK PENGEMBANGAN MUTU
Sistem Manajemen STTA
Visi, Misi dan Tujuan STTA
Lampiran 1. Rumah Mutu
4 3