Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3November 2012
ISSN: 1979-911X
PERANCANGAN KEMASAN OBAT TRADISIONAL MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Raysha Fatima1), Rahmaniyah D.A. 2), Ilham Priadythama 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir Sutami No 36-A, Kentingan, Surakarta E-mail:
[email protected];
[email protected]
ABSTRAK Dengan kembali maraknya gerakan kembali ke alam, kecenderungan penggunaan bahan obat tradisional semakin meningkat. Saat ini Pemerintah Kabupaten Karanganyar sedang mengembangkan Klaster Biofarmaka yang bergerak dalam bidang pembudidayaan dan pemasaran obat tradisional. Maka, kualitas produk Klaster Biofarmaka harus memenuhi standar kualitas termasuk kemasannya. Kemasan produk Klaster hanya dibungkus plastik dan kertas print bertuliskan jenis produk, alamat, berat dan no. produksi. Kemasan memiliki bahan yang belum diketahui dampaknya bagi kesehatan dan minim informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan kemasan obat tradisional yang memenuhi kebutuhan customer menggunakan metode Quality Function Deployment. Pemilihan metode QFD didasarkan kepada keterlibatan customer sedini mungkin dalam proses perancangan produk sehingga menjamin produk dapat memuaskan customer. Penelitian diawali dengan wawancara customer, penyusunan Voice Of Customer, penyebaran kuesioner, perhitungan GAP, penentuan karakteristik teknis, pembuatan House Of Quality (HOQ), pengembangan konsep rancangan dan visualisasi hasil rancangan. Rancangan kemasan yang dihasilkan berbentuk jar ukuran 7,5 oz (212,62 gr) dimensi 6 cm (diameter) x 13 cm (tinggi), berbahan polypropylene (PP) dan menggunakan tutup screw cap. Rancangan kemasan obat tradisional dapat memenuhi kebutuhan customer dan standar kualitas yang ada sehingga lebih aman digunakan dan siap bersaing di pasaran. Kata kunci: perancangan, kemasan, obat tradisional, quality function deployment (QFD)
PENDAHULUAN Dengan kembali maraknya gerakan kembali ke alam (back to nature), kecenderungan penggunaan bahan obat alam/herbal di dunia semakin meningkat. Gerakan tersebut dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit (Maheswari, 2002). Obat tradisional memiliki beberapa keunggulan, yaitu efek samping obat tradisional relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat, adanya efek saling mendukung dalam komponen bioaktif obat tradisional jika diramu secara tepat, dan obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif seperti asam urat, diabetes dan hepatitis. (Katno, 2003) Saat ini Pemerintah Kabupaten Karanganyar sedang mengembangkan Klaster Biofarmaka yang berdiri untuk memaksimalkan fungsi lahan pertanian dengan penerapan budidaya yang baik. Pengembangan Klaster Biofarmaka meliputi pengelolaan sumber daya, perluasan jaringan pemasaran, pengembangan teknologi budidaya, kelembagaan dan lain-lain. Dalam konteks pengembangan Klaster Biofarmaka, kualitas produk harus memenuhi standar kualitas termasuk kemasan produk. Saat ini, pertarungan produk tidak lagi terbatas pada keunggulan kualitas produk saja tetapi juga pada kemasan yang membungkus produk tersebut. Maka, salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan adalah melalui desain kemasan. Kemasan yang baik diharapkan dapat memperhatikan keamanan produk, informatif serta memiliki daya tarik visual (Cenadi, 2000). Kemasan produk Klaster Biofarmaka berupa plastik dan kertas print bertuliskan jenis produk, alamat, berat dan no. produksi. Bahan kemasan belum diketahui dampaknya bagi kesehatan manusia. Selain itu, kemasan belum memberikan informasi mengenai kandungan produk yang dikemas, keterangan halal dan tanggal kadaluarsa. Maka, diperlukan penelitian dan perancangan ulang kemasan obat tradisional yang sesuai dengan preferensi customer dan standar kemasan yang ada. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk merancang kemasan obat tradisional agar sesuai dengan preferensi customer adalah Quality Function Deployment (QFD). QFD adalah sistem untuk menerjemahkan keinginan customer ke dalam kebutuhan perusahaan secara tepat ke setiap bagian dan tidak hanya berfungsi sebagai alat kualitas tetapi sebagai alat perencanaan suatu produk alam melakukan suatu perbaikan. Pemilihan metode QFD didasarkan kepada keterlibatan customer sedini mungkin dalam proses perancangan produk yang melibatkan kebutuhan customer dan harapanA-129
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3November 2012
ISSN: 1979-911X
harapan customer sehingga menjamin produk dapat memuaskan customer. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan berupa usulan rancangan kemasan obat tradisional yang baik. METODE Penelitian ini menggunakan metode QFD dengan tahapan awal yaitu wawancara responden. Selanjutnya, penentuan atribut mengacu hasil wawancara dan atribut lain berdasarkan hasil studi literatur yang kemudian dikonfirmasikan kepada responden sehingga menjadi Voice Of Customer. Untuk mengetahui informasi mengenai tingkat kepentingan, kepuasan dan harapan responden digunakan kuesioner. Kemudian, dilakukan penghitungan tingkat kepentingan, kepuasan dan harapan responden serta GAP. Selanjutnya, penentuan karakteristik teknis dan kemudian pembuatan House Of Quality (HOQ). Pengembangan konsep rancangan kemasan dilakukan berdasar informasi pada HOQ dan literatur. Visualisasi usulan rancangan menggunakan Adobe Illustrator CS5. Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Kemudian, diikuti penyampaian saran-saran yang dapat nantinya dapat ditindaklanjuti oleh pembaca ataupun peneliti sesudahnya. PEMBAHASAN Wawancara dilakukan selama 15 menit setiap kali wawancara. Jumlah responden 15 orang dengan proporsi 7 responden untuk penjual obat tradisional, 4 orang responden pengguna obat tradisional dan 4 orang responden non pengguna obat tradisional. Penentuan atribut dilakukan dengan mengacu pada data hasil wawancara dengan penambahan atribut-atribut lain berdasarkan hasil studi literatur. Data hasil pengolahan keluhan responden dan feature tambahan yang diinginkan oleh responden ditunjukkan dalam tabel 1. Tabel 1. Voice of Customer terhadap Usulan Rancangan Kemasan Obat Tradisional Krite ria
No. Atribut 1 Kemasan terjaga kebersihannya 2 Kemasan kuat melindungi produk 3 Kemasan mampu menjaga kandungan produk Fungsional 4 Kemasan mudah dipajang 5 Kemasan mudah dibuka dan ditutup kembali 6 Kemasan mudah dipegang dan dibawa 7 Kemasan sesuai dengan ukuran dan berat produk Harga 8 Harga kemasan terjangkau 9 Identitas produk jelas 10 Kemasan memberi informasi khasiat produk 11 Kemasan memberi informasi aturan pakai produk 12 Kemasan memberi informasi komposisi atau nilai gizi produk 13 Kemasan memberi informasi efek samping produk 14 Kemasan memberi informasi tanggal kadaluarsa produk Informasi 15 Kemasan memberi informasi cara penyimpanan produk 16 Kemasan memberi informasi berat bersih produk 17 Kemasan memberi informasi alamat produsen/distributor 18 Tertera nomor produksi produk 19 Kemasan memberi label izin Departemen Kesehatan 20 Kemasan memberi label halal 21 Informasi pada label tidak mudah terhapus 22 Informasi pada kemasan menggunakan bahasa negara tempat produk dijual 23 Warna kemasan menarik, sesuai dengan produk dan sasaran pasar 24 Warna background kemasan kontras dengan warna tulisan 25 Jenis huruf pada kemasan menarik dan sesuai dengan sasaran pasar Estetika 26 Terdapat gambar produk atau bahan produk yang menarik 27 Tata letak gambar dan tulisan pada kemasan sesuai 28 Bentuk kemasan menarik
A-130
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3November 2012
ISSN: 1979-911X
VOC dimasukkan dalam kuesioner dan disebarkan kepada sampel responden. Dalam menghindari kekurangan data akibat kesalahan pengisian atau tidak kembalinya kuesioner, maka kuesioner disebarkan sebanyak 30 dengan pembagian sama besar untuk responden penjual obat tradisional, pengguna obat tradisional dan non pengguna obat tradisional. Dari hasil perhitungan secara keseluruhan dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki GAP paling tinggi adalah “Kemasan memberi informasi khasiat produk”, “Kemasan memberi informasi aturan pakai produk”, “Kemasan memberi informasi efek samping produk”, “Kemasan memberi informasi tanggal kadaluarsa produk”, “Kemasan memberi informasi cara penyimpanan produk” dan “Kemasan memberi label halal” dengan nilai GAP masing-masing sebesar -4,00. Artinya atribut tersebut belum terpenuhi pada kemasan obat tradisional yang ada sekarang ini. Penentuan karakteristik teknis dilakukan melalui studi literatur tentang perancangan dan teknologi pengemasan. Dari setiap atribut yang ada, akan dibuatkan karakteristik teknisnya masingmasing dan disesuaikan dengan literatur dan aturan peemerintah mengenai pengemasan. Adapun karakteristik teknis yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabel 2. House of Quality adalah bagan yang menampilkan hubungan antara suara konsumen dan karakteristik teknisnya. Penggambaran House of Quality dapat dilihat pada gambar 1. Selanjutnya menentukan bobot teknis yang bertujuan agar tim pengembang dapat lebih memfokuskan pada karakteristik teknis yang memiliki respon tinggi dalam memenuhi kebutuhan konsumen (customer requirement). Penghitungan bobot teknis diperoleh dengan persamaan sebagai berikut : Bti= Σ (Kti x Hi)
(1)
Dimana: Bti = Bobot karakteristik teknis i. Kti = Tingkat kepentingan teknis yang memiliki korelasi dengan karakteristik teknis i. Hi = Nilai numerik korelasi antara kebutuhan konsumen (what) dengan karakteristik teknis i (how). Berdasarkan perhitungan bobot karakteristik teknis secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa karakteristik teknis yang memiliki bobot paling tinggi yaitu background berwarna muda dan warna tulisan berwarna tua, atau sebaliknya sehingga kontras, susunan layout gambar dan tulisan tidak saling bertabrakan dan sesuai dengan panduan FDA, pemilihan teknik pencetakan yang menjamin informasi tahan lama tertera pada kemasan, pemilihan jenis, ukuran dan jarak antar huruf yang menarik namun tetap mudah dibaca, dan informasi menggunakan Bahasa Indonesia, apabila untuk ekspor maka ada translasi Bahasa Inggris. Artinya karakteristik teknis tersebut perlu mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan karakteristik yang lain. Pengembangan konsep usulan rancangan kemasan obat tradisional dilakukan berdasar informasi yang ada pada HOQ dan studi literatur. Selain itu, dalam proses pengembangan konsep rancangan juga mengutamakan karakteristik teknis yang memiliki bobot paling tinggi dan atribut dengan nilai GAP yang paling negatif. Terdapat berbagai macam material yang dapat digunakan untuk kemasan obat tradisional. Material-material tersebut kemudian diseleksi berdasarkan karakteristik teknis yang ada sehingga sesuai dengan keinginan responden. Informasi mengenai alternatif material yang digunakan untuk rancangan kemasan didapatkan dari Callister (2007), Klimchuk (2007), Korutz (2003), dan Nurminah (2002). Berdasarkan hasil perbandingan, material yang dapat memenuhi seluruh karakteristik teknis yang diinginkan adalah polypropylene (PP). Alumunium merupakan pilihan material lain yang unggul namun memiliki harga yang tinggi. Bentuk yang dipilih untuk kemasan obat tradisional adalah berupa jar silinder. Bentuk jar dipilih karena disesuaikan dengan material yang dipilih yaitu polypropylene (PP). Kemasan jar merupakan pilihan yang unik jika dibandingkan dengan kemasan obat tradisional lainnya. Jar silinder memiliki bentuk yang sangat sederhana sehingga nyaman untuk dipegang dan dibawa. Selain itu, jar dapat dipajang berdiri sehingga memudahkan pemajangan di toko dan penyimpanan di rumah. Karena produk Klaster Biofarmaka dijual per 200 gr, maka ukuran jar yang dipakai adalah 7,5 oz (212,62 gr) dengan dimensi 6 cm (diameter) x 13 cm (tinggi) beserta tutupnya. Penutup jar yang dipakai merupakan screw cap berbahan sama namun tidak bening sehingga dapat diberi bermacam-macam
A-131
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3November 2012
ISSN: 1979-911X
warna. Screw cap dipilih karena aman melindungi produk dari udara luar namun tetap mudah dibuka dan ditutup kembali. Tabel 2. Karakteristik Teknis
No. Atribut 1 Kemasan terjaga kebersihannya 2 Kemasan kuat melindungi produk 3 Kemasan mampu menjaga kandungan produk 4 Kemasan mudah dipajang 5 Kemasan mudah dibuka dan ditutup kembali 6 Kemasan mudah dipegang dan dibawa 7 Kemasan sesuai dengan ukuran dan berat produk
Karakteristik Teknis Pemilihan material yang tidak mudah kotor Pemilihan material yang tidak mudah rusak Pemilihan material yang tahan lembab, minyak, gas, panas dan mikroorganisme Bentuk kemasan dirancang agar dapat dipajang berdiri atau gantung Pemilihan jenis segel yang mudah dibuka dan ditutup kembali Kemasan memiliki bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan tangan manusia atau pemberian pegangan Penyesuaian ukuran, bentuk dan bahan kemasan dengan ukuran dan berat produk Pemilihan material kemasan yang murah 8 Harga kemasan terjangkau Detail bentuk kemasan yang tidak rumit sehingga biaya produksi lebih murah Desain visual kemasan yang sederhana sehingga biaya cetak lebih murah 9 Identitas produk jelas Tertera Merk dan Logo pada panel display utama 10 Kemasan memberi informasi khasiat produk Tertera informasi khasiat produk pada panel informasi 11 Kemasan memberi informasi aturan pakai produk Tertera informasi aturan pakai produk pada panel informasi 12 Kemasan memberi informasi komposisi atau nilai gizi produk Tertera informasi komposisi atau nilai gizi produk pada panel informasi 13 Kemasan memberi informasi efek samping produk Tertera informasi efek samping produk pada panel informasi 14 Kemasan memberi informasi tanggal kadaluarsa produk Tertera informasi tanggal kadaluarsa produk (tanggal, bulan tahun) pada panel informasi 15 Kemasan memberi informasi cara penyimpanan produk Tertera informasi cara penyimpanan produk pada panel informasi 16 Kemasan memberi informasi berat bersih produk Tertera informasi berat bersih produk pada panel display utama 17 Kemasan memberi informasi alamat produsen/distributor Tertera informasi alamat lengkap (jalan, kota, negara) produsen/pengemas/distributor pada panel informasi 18 Tertera nomor produksi produk Tertera nomor produksi produk pada panel informasi 19 Kemasan memberi label izin Departemen Kesehatan Tertera label izin Departemen Kesehatan 20 Kemasan memberi label halal Tertera label halal pada panel informasi 21 Informasi pada label tidak mudah terhapus Pemilihan teknik pencetakan yang menjamin informasi tahan lama tertera pada kemasan 22 Informasi pada kemasan menggunakan bahasa negara tempat produk dijual Informasi menggunakan Bahasa Indonesia, apabila untuk ekspor maka ada translasi Bahasa Inggris 23 Warna kemasan menarik, sesuai dengan produk dan sasaran pasar Pemilihan warna-warna alami dan menarik 24 Warna background kemasan kontras dengan warna tulisan Background berwarna muda dan warna tulisan berwarna tua, atau sebaliknya sehingga kontras 25 Jenis huruf pada kemasan menarik dan sesuai dengan sasaran pasar Pemilihan jenis, ukuran dan jarak antar huruf yang menarik namun tetap mudah dibaca 26 Terdapat gambar produk atau bahan produk yang menarik Menampilkan gambar atau bahan produk dengan komposisi warna dan tata letak yang baik pada panel display utama 27 Tata letak gambar dan tulisan pada kemasan sesuai Susunan layout gambar dan tulisan tidak saling bertabrakan dan sesuai dengan panduan FDA (Food and Drug Administration) 28 Bentuk kemasan menarik Bentuk kemasan dirancang unik
Label berupa sticker persegi panjang berbahan film polyvinyl chloride (PVC) dengan dimensi 18 cm x 8 cm yang ditempel memutar pada jar. Sticker film PVC dipilih karena flexibel, kuat menempel pada kemasan, memiliki hasil cetak yang jelas, tidak luntur dan relatif murah. Print label menggunakan tinta khusus untuk film PVC. Warna yang dipakai sebagai dasar label adalah hitam karena terkesan serius, eksklusif dan mudah untuk dikombinasikan dengan warna lain sehingga cocok sebagai background. Sedangkan untuk warna informasi yang tertera akan menggunakan warna-warna terang (selain putih) agar kontras dengan warna background yang gelap. Kemasan jar menggunakan PP bening sehingga produk terlihat dari luar dan screw cap menggunakan warna hitam menyesuaikan warna dasar label. Untuk font merk dipilih kategori Display, jenis Copperplate yaitu Copperplate Gothic Bold karena hurufnya capital dan tebal sehingga menarik perhatian, mudah untuk dibaca, terkesan bersih A-132
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3November 2012
ISSN: 1979-911X
dan eksklusif. Font yang dipakai untuk nama produk merupakan satu jenis dengan jenus font yang dipakai untuk merk, yaitu Copperplate Gothic Light agar tidak terlalu berbeda namun lebih tipis.
Gambar 1. House Of Quality (HOQ Sedangkan font yang dipakai untuk keterangan lain menggunakan Franklin Gothic Book karena memiliki jarak yang berdekatan namun tidak bertabrakan antar huruf sehingga mampu memuat informasi sebanyak-banyaknya tanpa memenuhi space label dan mudah dibaca oleh customer. Sedangkan untuk ukuran huruf, tinggi huruf tidak boleh lebih dari 3 mm dan tinggi huruf tidak boleh melebihi tiga kali lebarnya. Gambar yang ditampilkan merupakan foto bahan produk beserta tanamannya. Foto tanaman produk ditampilkan untuk memudahkan customer membedakan jenis
A-133
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3November 2012
ISSN: 1979-911X
produk yang dikemas. Kedua gambar disusun berjajar dengan dominasi gambar bahan produk dan diletakkan di tengah agar menjadi pusat perhatian. Diketahui customer memiliki harapan besar terhadap kelengkapan informasi kemasan namun belum terpenuhi oleh kemasan sebelumnya. Informasi-informasi yang sebelumnya tidak ditampilkan antara lain: komposisi, khasiat atau kegunaan produk, aturan pakai produk, efek samping, tanggal kadaluarsa produk, cara penyimpanan produk dan label halal.
Gambar 2. Contoh Label Kemasan Usulan Keterangan: 1. Komposisi 9. Label dari Departemen Kesehatan 2. Kegunaan (khasiat) produk 10. Label halal 3. Cara penyajian 11. Kode produksi 4. Efek samping 12. Berat bersih 5. Merk atau logo 13. Peringatan dan perhatian 6. Gambar 14. Cara penyimpanan 7. Nama produk 15. Tanggal kadaluarsa 8. Alamat lengkap produsen 16. Bar Code
Gambar 3. Rancangan Kemasan Usulan A-134
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3November 2012
ISSN: 1979-911X
KESIMPULAN Pembuatan rancangan kemasan obat tradisional dengan menggunakan metode Quality Function Deployment dilakukan dengan menjaring keluhan-keluhan konsumen (VOC) dan menerjemahkannya menjadi bahasa teknis (karakteristik teknik). Diperoleh 28 atribut (VOC) dan 30 karakteristik teknis. Berdasarkan pengembangan konsep rancangan dihasilkan rancangan kemasan berbentuk jar ukuran 7,5 oz (212,62 gr) dimensi 6 cm (diameter) x 13 cm (tinggi), berbahan polypropylene (PP), menggunakan tutup screw cap hitam, label sticker PVC hitam, tertera gambar produk dan informasi lengkap dengan jenis huruf yang mudah dibaca berwarna terang. Rancangan tersebut dibuat dalam bentuk gambar 2D dan 3D. DAFTAR PUSTKA Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. Percetakan Negara. Jakarta. Callister, Jr, dan William D. 2007. Fundamentals of Materials Science and Engineering Fifth Edition. John Wiley and Sons, Inc. United States of America. Cenadi, C. S. 2000. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran. Jurnal Nirmana, Volume 2, Nomor 1, 92-103. Creamer, D. 2003. Computer Typography Basics. I.D.E.A.S. United States of America. Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian. 2010. Pelatihan Kemasan Franceschini, F. 2002. Quality Function Deployment. St Lucie Press. New York. Hariana, A. 2004. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 1. Penebar Swadaya. Depok. Wijayakusuma, H. 2007. Kekayaan dan Pengembangan Tanaman Obat Indonesia. 23 Mei 2012. http://www.pusat1.litbang.depkes.go.id/ index2.php?option=content&do_pdf=1&id=175. Katno dan Pramono, S. 2003. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat Dan Obat Tradisional. Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Klimchuk, M. R, dan Krasovec, S. A. 2007. Desain Kemasan Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan. Erlangga. Jakarta. Korutz, B. J. 2003. Industry Surveys Paper and Forrest Produts. Graphmedia. United States of America. Maheshwari, H. 2002. Pemanfaatan Obat Alami: Potensi dan Prospek Pengembangan. Puslitbangtri Departemen Pertanian. Bogor. Marsot, J. 2004. QFD: A Methodological Tool For Integration Of Ergonomics At The Design Stage. French National Reseacrh and Safety Institute. France. Nurminah, M. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan Ulrich, K. T. dan Ephinger, S. D. 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk. Salemba Teknika. Jakarta. USAID West Africa. 2007. Resource Guide Packaging. Walpole, R. E. dan Myers, R. H. 1995. Ilmu peluang dan Stastistika untuk Insinyur dan Ilmuwan, Edisi Keempat. ITB. Bandung. Wasserman, G. S. 1993. On How To Pioritize Design Requiremetns During TilE QFD Planing Process. Wyne State University. Detroit
A-135