Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KIPAS ANGIN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Yuni Hermawan Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik - Universitas Jember Email:
[email protected]
ABSTRAK Kipas angin merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia untuk menyejukkan udara sekitar. Untuk perancangan produk kipas tersebut, persyaratan yang harus dipenuhi adalah rancangan yang dapat dirakit, dapat didaur ulang, biaya yang rendah, dapat dimanufaktur serta dapat diperiksa hasil akhirnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa produk yang dihasilkan harus memenuhi segitiga aspek produk yaitu kualitas, beaya dan waktu. Metode QFD merupakan suatu metode yang terstruktur didalam pengembangan produk yang memungkinkan tim pengembangan produk untuk menetapkan dengan jelas semua keinginan dan kebutuhan konsumen dan mengevaluasi masing-masing kemampuan produk atau servis yang ditawarkan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan. Dari hasil perencangan produk, identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi produk, penyusunan dan seleksi konsep maka dapat ditarik keinginan pelanggan kipas angin harus memenuhi aspek: kipas angin yang ringan (14.1%), pilihan pemindah kecepatan (14.7%), system remot (12.7 %), daya yang rendah (10.2%) dan kipas dengan tambahan evaporator (11.4%) dari 100 kuisioner yang disebarkan oleh peneliti. Kata Kunci : Kipas Angin, Perancangan, Pengembangan Produk dan QFD.
PENDAHULUAN Rancangan suatu produk yang benar adalah rancangan yang dapat dirakit, dapat didaur ulang, biaya yang rendah, dapat dimanufaktur serta dapat diperiksa hasilnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa produk yang dihasilkan harus memenuhi tiga aspek, yaitu: kualitas yang baik, biaya yang rendah, dan jadual (waktu) yang tepat. Ketiga aspek ini sering disebut dengan segi tiga aspek produk. Dalam kenyataannya sebagian besar industri diindonesia khususnya industri otomotif atau industri berat masih belum merancang produk sendiri. Mereka hanya menerima rancangan dalam bentuk gambar teknik. Dari gambar ini selanjutnya akan dilakukan proses pembuatan. Pada proses pembuatan produk sering dijumpai masalah dimana terjadi salah pengertian antara bagian manufaktur dengan bagian desain. Rancangan produk yang dibuat oleh bagian desain sering tidak bisa dibuat oleh bagian manufaktur, hal ini yang sering timbul adalah rancangan yang tidak bisa direalisasi, onkos pembuatan yang terlalu tinggi, produk tidak bisa dirakit, atau produk tidak sesuai dengan fungsinya. Permaslahan tersebut disebabakan tinjauan manufaktur dan kontrol kualitas belum dimasukkan dalam perancangan. Kemungkinan lain adalah tinjauan maufaktur dan kontrol kualitas tidak diikut sertakan pada saat perancangan. Untuk itu akan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009
dikembangkan produk kipas angin yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, sehingga kepuasan pelanggan dapat tercapai. SURVEY DAN KUISIONER Pada tahap Voice Of Custemer dilakukan survey tentang keinginan dan kebutuhan dari pelanggan. Diamana informasi yang didapat dapat digunakan sebagai masukan dalam tahap berikutnya yaitu pembuatan rumah kualitas. Prosedur umum dalam dalam pengumpulan suara pelanggan adalah: Menentukan atribut-atribut yang dipentingkan pelanggan (berupa data kualitatif). Mengukur tingkat kepentingan dari atribut-atribut tersebut (berupa data kuantitatif). Data kualitatif umumnya diperoleh dari wawancara dan observasi terhadap pelanggan, sementara data kuantitatif diperoleh melalui survey atau poling. DASAR TEORI Metode QFD merupakan suatu metode yang terstruktur didalam pengembangan produk yang memungkinkan tim pengembangan produk untuk menetapkan dengan jelas semua keinginan dan kebutuhan konsumen dan mengevaluasi masing-masing kemampuan produk atau servis yang ditawarkan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan.
Gambar 1. Rumah kualitas menurut Cohen
Bagian A: Berisi sebuah daftar terstruktur tentang keinginan dan kebutuhan pelanggan. Susunannya biasanya ditentukan dengan riset pasar kualitatif. Bagian B: Berisikan tiga jenis informasi utama yaitu data pasar kuantitatif, penetapan tujuan strategis untuk pelayanan dan perhitungan untuk pengurutan ranking dari kebutuhan pelanggan Bagian C: Berisikan penjelasan tingkat tinggi dari sebuah produk atau layanan yang direncanakan untuk ditingkatkan, biasanya penjelasan teknis ini dihasilkan dari keinginan dan kebutuhan pelanggan di bagian A. Bagian D: Berisi pertimbangan kelompok pengembangan tentang kekuatan hubungan antara masing-masing elemen dari respon teknik dan masing-masing keinginan pelanggan. Bagian E: Korelasi teknik, adalah stengah matrik bujur sangkar, yang dipisah sepanjang diagonalnya dan diputar 45o. Karena bagian ini menyusun atap
ISBN : 978-979-99735-7-3 A-18-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009
dari sebuah rumah, istilah ’Rumah Kualitas’ digunakan untuk seluruh matrik dan telah menjadi istilah standart untuk struktur matrik. Bagian E berisikan kegiatan tim pengembang untuk menerapkan hubungan antara elemen respon teknik. Bagian F: Berisi tiga macam informasi yaitu: pengurutan peringkat, informasi komparatif pada kinerja teknik kompetitor dan target kinerja teknik. Penentuan Task Penetuan dari task sangat penting sebelum alngkah-langkah yang lain dilakukan. Tiap task akan mempunyai batasan-batasan sendiri yang harus benar-benar dimengerti untuk mendapatkan solusi terbaik yang diinginkan. Seorang disainer harus bisa mendefinisikan task secara penuh dan sejelas-jelasnya sehingga jika nanti ada tambahan atau koreksi bisa dideteksi dari awal. Persyaratan Produk Kebutuhan konsumen adalah faktor yang tidak bisa ditinggalkan dan merancang suatu produk karena bagaimana pun juga produk dijual kekonsumen untuk mendapstkan informasi tentangpermintaan konsumen bisa dilakukan tanya jawab langsung kekonsumen atau dengan menyebarkan kuisioner ke konsumen.Hal ini bisa dilakukandengan pemakaimetode QFD dan hasilnya akan di susun dalam suatu daftar persyaratan (List of requrement). Pengembangan Konsep Pada tahapan ini akan dibuat beberapa konsep atau sketsa dari produk/komponen berdasarka list requirement yang telah ditetapkan sebelumnya. Semakin banyak konsep yang dapat dibuat semakin baik. Hal ini disebabkan desainer dapat memilih alternatif konsep. Konsep produk tidak diberi ukuran detail tetapi hanya bentuk dan dimensi dasar produk. Pemilihan Konsep Pada tahapan ini ada 2 langkag yang dialakukan yaitu penyaringan konsep (consept screening) dan penilaian konsep (consept scooring). Pada kedua langkah ini akan diberikan bobot kepada masing-masing konsep berdasarkan atas kriteria perancangan yang telah ditetapkan melalui QFD. Dengan metode penjumlahan angka maka konsep yang memilki nilai paling tinggi akan dipilih untuk dikemngkan. Evaluasi Manufaktur Sering kali seorang desainer merancang sebuah konsep hanya berdasarka keinginan konsumen dan kebutuhan desain saja tanpa mempedulikan apakah konsep ini bisa dimanufaktur atau tidak. Oleh karena itu seorang desainer harus mengetahui proses pengerjaan dari produk dirancang. Untuk itu pada langkah ini akan dilakukan evaluasi manufaktur terhadap produk yang dirancang. Evaluasi akan dibantu dengan checklist yang disusun berdasarkan atas aturan-aturan perancangan untuk manufaktur (DFM). DATA DAN PEMBAHASAN Tim pengembangan produk telah melakukan quisioner terhadap 10 orang yang mempunyai kipas angin. Adapun datanya sebagai berikut:
ISBN : 978-979-99735-7-3 A-18-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009 Tabel 1. Data Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Part Timer Motor Pengatur Kecptn Daya Pengarah Udara Sudu Ukuran Model Warna Remot Berat Debit Kebersihan Filter Uap air
Banyak Responden 10 7 10 7 10 7 6 5 5 6 6 7 5 4 3
Gambar 2. Rumah mutu (HoQ)
Gambar 3. Cara optimasi dan matrik atap
ISBN : 978-979-99735-7-3 A-18-4
Tingkatan Primer Sekunder Primer Sekunder Primer Sekunder Tersier Tersier Tersier Tersier Tersier Sekunder Tersier Tersier Tersier
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009 Tabel 2. Matrik penyaringan konsep (consept screening)
Selection criteria Daya Berat Debit Filter udara Model Timer Pengatur kecp Pengarah udara Remot Uap air Sum +’s Sum 0’s Sum –‘s Net score Rank Continue
A Light fan (referensi) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 5 No
B Vertical rotation fan + 0 + + + 0 + + 6 2 2 4 2 Yes
Consept C Horizontal Rotation fan + 0 + + 0 + + 5 2 3 2 3 Yes
D Vertical Sliding fan 0 + + + + + + + 7 1 2 5 1 Yes
E Fan box + 0 + + + + 5 1 4 1 4 No
Tabel 3. Matrik penilaian konsep (consept scooring) Consept C
B Criteria Daya Berat Debit Filter udara Model Timer Pengatur kecp Peng udara Remot Uap air
Weight 10.2 8.9 14.1 7.8 5.3 7.6 14.7 7.3 12.7 11.4 Net score Rank Continue
Rating 3 4 3 2 2 3 3 2 2 2
Score 0.36 0.36 0.42 0.16 0.11 023 0.44 0.15 0.25 0.23 0.27 2 No
Rating 3 4 3 2 1 3 3 1 1 1
D Score 0.36 0.36 0.42 0.16 0.05 023 0.44 0.07 0.13 0.11
2.33 3 No
Rating 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Score 0.36 0.27 0.42 0.23 0.16 0.23 0.44 0.22 0.38 0.34
3.05 1 Develope
Gambar 4. Rancangan dan dimensi dari konsep terpilih: kipas angin vertikal (konsep D)
ISBN : 978-979-99735-7-3 A-18-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009
ANALISA KEGAGALAN Bagian kipas angin yang sering mengalami kerusakan adalah handle pengatur kecepatan dan sudu dari kipas angin. Untuk itu akan dimodelkan dengan bantuan software CATIA V5R13 untuk menentukan posisi tegangan terbesar dimana pada posisi ini akan terjadi awal kerusakan/kegagalan. Tagangan prinsipal Von Mises
Material properties: Material Modulus young Poison ratio Thermal expansion Density
: plastik : 2.2 x 109 : 0.38 : 6.84 x 10-5 : 1200 kg/m3
Gambar 5. Distribusi tegangan pada blade kipas angin
Gambar 6. Distribusi tegangan pada handle pengatur kecepatan
KESIMPULAN Dari hasil pengembangan produk dengan metode QFD ini maka yang perlu dipertimabangkan dalam perancangan kipas angin ini adalah: 1. Hasil rancangan kipas angin harus ada bagian pengatur kecepatan dengan bobot 14.7 %, debit udara yang besar (14.1 %), sistem remot (12.7 %), sistem evaporator (11.4 %) dan daya yang kecil (10.2 %).
ISBN : 978-979-99735-7-3 A-18-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Pebruari 2009
2. Dari proses penilaian terhadap beberapa konsep yang sufah dilakukan maka konsep D (sliding vertikal fan) akan dikembangkan sebagai produk baru dengan total score 3.05. 3. Keuntungan pengembangan produk dengan metode ini yaitu produk terfokus ke pelanggan, perancangan kompetitif, penurunan waktu produksi, pengambilan keputusan yang efektif dan keputusan yang terdokumentasi. DAFTAR PUSTAKA Batan, I Made Londen (2004), Pengembangan Produk, Dikatat Kuliah Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, ITS – Surabaya. Batan, I Made Londen (2001), Metode Perancangan Produk Untuk Manufaktur, Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS , Surabaya. Cohen, Lao (1995), Quality Function Deployment – How to make FD work for you. Addison Wesley publishing company, New york. Otto, Kevin (1999), Peoduct design and development. Mc Graw Hill, Inc. Robert C Juvinall (1967), Stress, strain and strength, Mc Graw Hill Book Company. Ulrich and Epinger Steven D (1995), Peoduct design and development. Mc Graw Hill, Inc. VDI 2221 (1987), Design handbook 2221: systematic approach to the design of technical system and products. Dusseldorf.
ISBN : 978-979-99735-7-3 A-18-7