Analisis Efisiensi Metode Tradisional dengan Metode Activity Based Costing (ABC) Terhadap Harga Pokok Produksi Pada CV. Faiz Jaya Sidoarjo
Oleh : Dewi Maryam (0910223066) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Dosen Pembimbing : Mychelia Champaca, SE, MM, Ak. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Abstract : Activity Based Costing (ABC) is a cost model that identifies activities in an organization and provide the cost of each activity resource to all the activities and services according to the actual consumption by each: the determination of indirect costs (overhead) and direct costs. In this way the company can establish the true cost of the individual products and services for the purpose of identifying and eliminating activities that do not benefit from lower prices and unfavorable activity and lower the price of activities that are too expensive. In a company, Activity Based Costing (ABC) provides enterprise resource costs through activities during construction projects and services provided to customers. It is commonly used as a tool to understand the activity and customer cost and profitability. Thus, Activity Based Costing (ABC) has been used to support strategic decisions primarily on price, the identification and measurement of the activity improvement initiatives during the project development activities. Keywords : Activity Based Costing (ABC) Perusahaan jasa khususnya perusahaan
perkembangannya guna mempertahankan
jasa konstruksi adalah salah satu yang juga
kelangsungan hidup perusahaan. Pangsa
harus bersaing dalam persaingan global
pasar
yang
APBN/APBD,
semakin
lama
semakin
pesat
konstruksi dan
baik
dari
kegiatan
sumber investasi
BUMN/BUMD,
setiap
pemberi proyek. CV Faiz Jaya Sidoarjo
tahunnya meningkat, pada tahun 2002
terlebih dahulu menentukan pelaksana
dengan anggaran Rp. 88 triliun, sedangkan
yang akan bertugas melaksanakan jalannya
pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp.
proyek. Pelaksana yang ditunjuk kemudian
107 triliun, tahun 2004 sejumlah Rp. 160
mengestimasi bahan-bahan, mengestimasi
triliun, pada 2005 meningkat menjadi Rp.
jumlah tenaga kerja serta biaya-biaya yang
168
diperkirakan akan timbul saat proyek
triliun,
serta
tahun
Swasta
selanjutnya
terus
meningkat sampai dengan tahun 2008
dilaksanakan.
mencapai Rp. 170 triliun. Pengerjaan
Sistem
proyek infrastruktur Indonesia hingga
menunjukkan
2010 berada di peringkat dua dunia dengan
sesungguhnya
nilai proyek US$120 miliar. Peringkat
pesanan yang dikerjakan oleh perusahaan.
pertama diduduki China dengan total
Menurut Garrison et al. (2006:442) dalam
pengerjaan proyek di atas US$200 miliar
akuntansi
(Robert Mulyono Santoso, 2008), sehingga
dibebankan ke produk bahkan biaya
dapat diartikan bahwa pasar konstruksi di
produksi yang tidak disebabkan oleh
Indonesia sangat berpotensi bagi penyedia
produk. Sebagai contoh, sebagian upah
jasa konstruksi di Indonesia, tetapi hasil
untuk keamanan pabrik akan dilokasikan
penelitian yang dilakukan oleh (Andi
ke
Asnudin: 2008) menunjukkan bahwa, pada
keamanan tersebut sama sekali tidak
umumnya usaha jasa konstruksi dengan
terpengaruh
kategori skala kecil dan skala menengah,
berproduksi atau tidak. Dalam ABC, biaya
hanya mengerjakan satu paket kontrak
hanya akan dibebankan ke produk apabila
untuk setiap tahun anggaran menunjukkan
ada alasan yang mendasar bahwa biaya
bahwa jumlah proyek relatif belum dapat
tersebut dipengaruhi oleh produk yang
dikatakan cukup besar jika dibandingkan
dibuat. Dalam sistem tradisional, biaya
dengan jumlah usaha di sektor konstruksi
overhead diasumsikan proposional dengan
yang
jumlah unit yang diproduksi. Namun pada
mencapai
lebih
dari
80.000
perusahaan (Andi Asnudin : 2008).
merupakan
berapa
biaya
dikonsumsi
tradisional
meskipun
apakah
dapat yang
dalam
semua
upah
tiap
biaya
penjaga
perusahaan
data atau biaya-biaya yang timbul dari
yang
aktivitas-aktivitas yang tidak berhubungan
bergerak dalam bidang jasa konstruksi,
dengan volume produksi. Sehingga, sistem
dimana
dilakukan
tradisional tidak lagi sesuai dengan kondisi
berdasarkan pesanan yang diterima dari
perusahaan yang semakin berkembang dari
aktivitas
perusahaan
tidak
kenyataannya banyak sumber data sumber
CV Faiz Jaya yang berada di Sidoarjo
produk
tradisional
yang
waktu ke waktu, apalagi perusahaan
adalah biaya tenaga kerja tidak langsung
dituntut untuk menyelesaikan pesanan
(seperti upah pengawas, mandor, mekanik,
sesuai dengan permintaan pelanggan yang
bagian reparasi, dll), biaya bahan penolong
satu dengan yang lain (Nia Kurniasih :
yaitu
2011). Hal ini akan sangat merugikan
digunakan dalam proses pengolahan, tetapi
perusahaan khususnya perusahaan jasa
kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat
konstruksi yang mengerjakan berbagai
ditelusuri keberadaannya pada barang jadi,
jenis
biaya penyusutan gedung pabrik, biaya
pesanan
berbeda-beda.
dari
pelanggan
Alokasi
biaya
yang dengan
macam-macam
penyusutan
mesin,
bahan
dll.
yang
Dibandingkan
sistem ini mengakibatkan penyimpangan
dengan akuntansi biaya tradisional, ABC
karena tiap pesanan atau produk tidak
memiliki penerapan penelusuran biaya
mengkonsumsi biaya overhead secara
yang lebih menyeluruh. Perhitungan biaya
proporsional
yang
produk tradisional menelusuri hanya biaya
ini
bahan baku langsung dan biaya tenaga
dalam
kerja langsung ke setiap unit output.
perhitungan harga pokok konstruksi yang
Tetapi, ABC mengakui bahwa banyak
berimbas pada strategi penetapan harga
biaya-biaya lain yang pada kenyataannya
jual, keputusan manajerial yang tepat,
dapat ditelusuri tidak ke unit output, tetapi
alokasi sumber daya yang tidak efektif,
ke
bahkan hilangnya keunggulan kompetitif.
memproduksi
terhadap
diproduksi.
unit
Kondisi
mengakibatkan
seperti
kekeliruan
Metode perhitungan biaya produksi
aktivitas
yang
diperlukan
output
ilmiah.blogspot.com,
(http://skripsidi
akses
september
Costing (ABC) yang akan membantu pihak
penggunaan
manajemen untuk mengalokasikan biaya
Costing ini akan mampu memberikan
overhead yang lebih akurat. Perhitungan
informasi harga pokok produksi yang lebih
biaya berdasarkan aktivitas diperkenalkan
akurat.
perhitungan penampungan
biaya
di
biaya
mana
metode
demikian,
Activity
Based
Menurut Garrison et al. (2006:449) adalah
baik
kalkulasi
harga
pokok
yang
tradisional ataupun ABC menggunakan
jumlahnya lebih dari satu dialokasikan
dua tahap. Pada tahap pertama, kita
menggunakan dasar yang memasukkan
membebankan biaya ke pusat biaya baik
satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan
melalui pembebanan langsung maupun
dengan
yang
dasar alokasi lainnya, seperti luas lantai
termasuk dalam biaya overhead pabrik
untuk sewa. Pada tahap kedua system
volume.
overhead
tempat
Dengan
25
berdasarkan aktivitas atau Activity Based
dan didefinisikan sebagai suatu sistem
2012).
untuk
Biaya-
biaya
tradisional
berdasarkan
volume,
kita
mengalokasikan biaya ke produk dengan menggunakan
jam
dinamakan biaya produksi atau biaya jasa.
dasar
Menurut Mulyadi (2001), elemen-
lainnya. Pada tahap kedua system ABC,
elemen yang membentuk Harga Pokok
kita menelusuri biaya dari kegiatan ke
Produksi dapat dikelompokkan menjadi
produk berdasarkan permintaan produk
tiga
pada kegiatan tersebut.
Langsung, Tenaga Kerja Langsung, dan
Menurut
mesin atau
atau jasa. Biaya-biaya yang timbul tersebut
Hansen
dan
Mowen
(2004:48) dalam bukunya ”Management
golongan besar
yakni
Bahan
biaya tidak langsung. 1.
Bahan Langsung
Accounting” adalah sebagai berikut :
Merupakan bahan yang digunakan
Harga pokok produksi adalah mewakili
dan menjadi bagian dari produk jadi,
jumlah biaya barang yang diseleseikan
biaya ini mudah ditelusuri ke tiap unit
pada periode tertentu. Menurut Supriyono
barang
(2002:11)
tahapan produksi. Oleh karena itu, biaya
dalam
bukunya
”Sistem
yang
dihasilkanatau
kesuatu
Pengendalian Manajemen” adalah sebagai
bahan
berikut : Harga pokok produksi adalah
langsung kesatuan hasil produk yang
aktiva atau jasa yang dikorbankan atau
diproduksi atau ke proses produksi
diserahkan dalam proses produksi yang
2.
langsungdibebankan
secara
Tenaga Kerja Langsung
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
Tenaga kerja langsung yang terlibat
kerja, biaya overhead pabrik dan termasuk
langsung dalam proses mengubah bahan
biaya
menurut
menjadi produk jadi disebut Tenaga Kerja
Samryn (2002:85) : Harga pokok produk
Langsung. Biayatenaga kerja langsung
merupakan
nilai
investasi
yang
bisa dengan mudah dihubungkan dengan
dikorbankan
untuk
mengubah
bahan
ataudibebankan pada satuan hasil atau
yang
proses tertentu yang dikerjakan olehtenaga
komponennya terdiri dari: biaya bahan
kerja tersebut. Dalam akuntansi untuk
baku,biaya
perusahaan
produksi.
bakumenjadi
Sedangkan
barang
dan
biaya
harga
pokok
langsung harus dibedakan dari tenaga kerja
produksi atau jasa adalah biaya-biaya yang
tak langsung.Tenaga kerja tidak langsung
timbul karena adanya aktivitas produksi.
digunakan
dalam
Proses produksi suatu perusahaan akan
tetapitidak
bisa
dihubungkan
mengeluarkan
diterapkan
pada
unit
overhead
tenaga pabrik.
kerja,
jadi
Jadi,
biaya-biaya
yang
akan
digunakan untuk menghasilkan barang
manufaktur,tenaga
proses
atau
kerja
produksi atau proses
tertentudan biaya ini digolongkan sebagai biaya overhead pabrik. Rekening yang
digunakan untuk mencatat biaya tenaga
maka penulisan nama rekening dan jumlah
kerja langsungdalam sistem akuntansi
rekening akan dikelompokkan berdasarkan
berlaku
aktivitas-aktivitas.
umum
disebut
Tenaga
KerjaLangsung. 3.
Sistem
akuntansi
manajemen
Biaya tidak langsung
tradisional hanya memusatkan ukuran-
Biaya tidak langsung adalah biaya-
ukuran output aktivitas yang didasarkan
biaya produksi selain bahan langsung dan
pada volume produksi. Perhitungan harga
tenaga kerja langsung. Biaya-biaya ini
pokok produksi pada metode tradisional
disebut juga biaya produksi tak langsung.
hanya membebankan biaya produksi pada
Dalam
produk. Biaya bahan baku langsung dapat
biaya
tidak
langsung
tidak termasuk biaya penjualan dan biaya
dibebankan
administrasi
menggunakan penelusuran penggerak yang
dan
umum,
karena biaya
ke
dengan
penjualan dan biaya administrasi dan
sangat
umum tidak timbul dalam proses produksi.
pemasukan – pengeluaran atau input –
Biaya-biaya tersebut bisa disebut biaya
output yang dapat diobservasi secara fisik
overhead penjualan dan umum, tapi bukan
antara tenaga kerja langsung, bahan baku
biaya tidak langsung. Karena biaya ini
langsung, dan produk tidak tersedia untuk
diperlakukan sebagai biaya usaha dan
biaya overhead (Juaniva Sidharta dan
dikurangkan secara langsung dari laba
Yessica : 2008). Dalam metode biaya
bruto untuk menghasilkan laba bersih
tradisional, hanya penggerak aktivitas
usaha. Segala jenis biaya produksi tidak
tingkat
langsung dicatat dalam berbagai rekening
membebankan
biaya tidak langsung yang jumlah maupun
Penggerak aktivitas tingkat unit (unit-level
namanya
antara
activity drivers) adalah faktor-faktor yang
perusahaan yang satu dengan perusahan
menyebabkan perubahan biaya sebagai
yang lainya. Pemilihan nama rekening dan
akibat
jumlah
diproduksi.
bisa berbeda-beda
rekening
yang
disediakan
tergantung pada sifat perusahaan dan informasi
yang
diinginkan perusahaan.
akurat.
produk
unit
Namun,
yang
digunakan
biaya
adanya
hubungan
kepada
perubahan
untuk produk.
unit
yang
Metode penentuan harga pokok produksi
adalah
cara unsur-unsur
untuk
Jika perusahaan menggunakan metode
memperhitungkan
biaya
tradisional maka pemilihan nama rekening
kedalam harga pokok produksi. Dalam
akan ditulis
langsung sesuai dengan
memperhitungkan harga pokok produksi
transaksi, sedangkan jika menggunakan
pada metode tradisional unsur-unsur biaya
metode Activity Based Costing (ABC)
menggunakan metode full costing.
Menurut LM Samryn (2002:14)
dibebani
oleh
sumber
full costing adalah metode penentuan
sebebnarnya tidak digunakan.
harga
b. Dalam
pokok
yang
memperhitungkan
menghitung
daya
biaya
yang
produksi
semua biaya produksi yang terdiri dari
khususnya biaya overhead pabrik, metode
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
ini menggunakan tarif tunggal. Jam tenaga
overhead
kerja langsung merupakan salah satu dasar
tanpa
memperhatikan
perilakunya.
alokasi yang sering digunakan. Hal ini
Dalam
metode
full
costing,
tidak akan bermasalah jika biaya upah
perhitungan harga pokok produksi dan
langsung
memiliki
proporsi
penyajian laporan laba rugi didasarkan
signifikan dari total biaya produksi. Yang
pendekatan fungsi. Sehingga apa yang
menjadi masalah adalah jika meningkatnya
disebut sebagai biaya produksi adalah
otomatisasi
seluruh biaya yang berhubungan dengan
sehingga biaya tenaga kerja tidak lagi
fungsi produksi, baik langsung maupun
signifikan dalam menghasilkan produk.
dalam
proses
yang
produksi
tidak langsung, tetap maupun variabel.
Namun, sampai saat ini masih
Biaya periode diartikan sebagai biaya yang
banyak perusahaan yang menganggap
tidak berhubungan dengan biaya produksi,
bahwa
dan biaya ini dikeluarkan dalam rangka
bahwa metode tradisional masih relevan
mempertahankan
untuk digunakan. Biaya produksi menurut
diharapkan
kapasitas
akan
dicapai
yang
perusahaan,
dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi.
perusahaan
yang
menganggap
sistem tradisional terbagi menjadi : 1. Bahan baku langsung Bahan baku langsung adalah semua
Menurut
Garrison dan Noreen
bahan yang dapat ditelusuri ke barang
(2000 : 319), ada beberapa kelemahan dari
atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya
metode tradisional, yaitu :
ini dapat dibebankan langsung ke
a. Metode
biaya
mengakibatkan keputusan
tradisional biaya
terdistorsi.
dapat
pembuatan Seluruh
biaya
produk
karena
kuantitas
yang
dikonsumsi oleh setiap produk dapat diukur
dengan
pengamatan
fisik.
produksi – meskipun tidak disebabkan
Contoh bahan langsung adalah besi
oleh produk tertentu – dialokasikan ke
untuk proses pasangan dan benangan.
produk.
Metode
membebankan
tradisional biaya
juga
2. Tenaga kerja langsung
kapasitas
Tenaga kerja langsung adalah karyawan
menganggur ke produk. Akibatnya, produk
yang digunakan untuk mengubah bahan baku langsung menjadi barang jadi atau
menyediakan
jasa
bagi
pelanggan.
informasi akuntansi yang mengidentifikasi
Biaya tersebut meliputi upah karyawan
berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam
yang dapat dibebankan secara langsung
suatu organisasi dan mengumpulkan biaya
pada produk yang dihasilkan.
dengan dasar dan sifat yang ada dan
3. Biaya tidak langsung
perluasan dari aktivitasnya. Activity Based
Biaya tidak langsung adalah semua
Costing (ABC) memfokuskan pada biaya
biaya
yang melekat pada produk berdasarkan
lainnya
yang
tidak
dapat
dibebankan langsung ke produk. Dalam
aktivitas
metode
mendistribusikan atau menunjang produk
tradisional,
biaya
produksi
dapat dihitung sebagai berikut :
untuk
memproduksi,
yang bersangkutan.
Biaya produksi = biaya bahan baku
Penerapan Activity Based Costing
langsung + biaya tenaga kerja langsung +
(ABC) system akan relevan bila biaya
biaya tidak langsung
overhead pabrik merupakan biaya yang
Garrison dan Noreen (2000 : 319)
paling dominan dan multiproduk. Dalam
Metode Activity Based Costing (ABC)
merancang ABC system, aktivitas untuk
Activity
Based Costing
(ABC)
membuat dan menjual produk digolongkan
menurut Garrison et al. (2006:440) adalah:
dalam 4 kelompok, yaitu :
“metode perhitungan biaya (costing) yang
a.
Facility sustaining activity cost :
dirancang untuk menyediakan informasi
Biaya yang berkaitan dengan aktivitas
biaya bagi manajer untuk keputusan
mempertahankan
strategis dan keputusan lainnya yang
dimiliki perusahaan. Missal biaya
mungkin akan mempengaruhi kapasitas
depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji
dan juga biaya tetap”.
pegawai kunci.
Menurut Amin Wijaya Tunggal
b.
kapasitas
yang
Product sustaining activity cost :
(2009:02) Activity Based Costing (ABC)
Biaya yang berkaitan dengan aktivitas
adalah:
yang
penelitian dan pengembangan produk
mendasarkan pada aktivitas yang didesain
dan biaya untuk mempertahankan
untuk memberikan informasi biaya kepada
produk untuk tetap dapat dipasarkan.
para manajer untuk pembuatan keputusan
Missal biaya pengujian produk, biaya
stratejik
desain produk.
“Metode
dan
costing
keputusan
lain
yang
mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap”.
c.
Batch activity cost : Biaya yang
Dari beberapa penjelesan di atas,
berkaitan dengan jumlah batch produk
dapat di tarik kesimpulan bahwa Activity
yang diproduksi. Missal biaya setup
Based Costing (ABC) adalah suatu system
mesin.
d.
Unit level activity cost : Biaya yang
mengumpulkan data yang diperlukan
berkaitan
untuk memenuhi persyaratan pelaporan
dengan
besar
kecilnya
jumlah unit produk yang dihasilkan.
eksternal.
Missal biaya bahan baku, biaya tenaga Tahap-tahap dalam penerapan Activity
kerja.
Based Costing (ABC) menurut Garrison Keunggulan
Activity
Based
Costing
a. Mengidentifikasikan
(ABC): Dengan aktivitas kepada
menggunakan
dalam
konsep
membebankan
pelanggan
pada
biaya
perusahaan
distribusi, manajer dapat berkesempatan untuk
et al. (2006:449) adalah sebagai berikut:
meningkatkan
profitabilitas
dan
mendefinisikan aktivitas dan kelompok biaya. Langkah
utama
yang
pertama
dalam menerapkan system
Activity
Based
adalaah
Costing
(ABC)
mengidentifikasikan aktivitas yang akan
perusahaan.
menjadi dasar system tersebut
Kelemahan Activity Based Costing
b. Bila mungkin, menelusuri langsung ke
(ABC):
aktivitas dan obyek biaya. a. Meskipun Activity-based costing system
Langkah kedua dalam menerapkan
memberikan informasi biaya yang lebih
Activity Based Costing (ABC) adalah
akurat untuk biaya pada plant level,
secara langsung menelusuri sejauh
Activity-based costing system tidak
mungkin berbagai biaya overhead ke
lebih baik dari sistem tradisional.
obyek
biaya
biayanya b. Activity-based
costing
system
mempunyai batas dalam pengambilan keputusan
jangka
Activity-based
pendek costing
karena system
memperlakukan semua biaya secara variabel. c. Activity-based costing system dirancang sebagai alat pengambilan keputusan strategis dan dalam jangka panjang. d.
Activity-based costing system juga membutuhkan usaha tambahan untuk
PT
ANDA,
obyek
adalah
produk,
order
konsumen, dan konsumen. c. Membebankan biaya ke kelompok biaya aktivitas. Sebagian besar biaya overhead diklasifikasikan akuntansi
dasar
dalam
system
perusahaaan
berdasarkan departemen dimana biaya tersebut terjadi. Sebagai contoh, gaji, supplies, sewa dan sebagainya yang terjadi di departemen pemasaran akan
di
bebankan
pada
departemen
tersebut.
b. Jasa (Jenis kegiatan)
d. Menghitung Tarif Aktivitas Tarif
aktivitas
c. Departemen (Departemen teknik dan
yang
akan
digunakan untuk membebankan biaya overhead ke produk dan konsumen dihitung
a. Produk atau kelompok produk
dengan
membagi
Sumer daya manusia) d. Projek (Penlitian, Promosi atau Jasa layanan)
biaya
dengan total aktivitas dalam setiap
2. Pemicu Biaya (Aktivitas Cost driver), adalah faktor yang memberi efek
pool biaya aktivitas. e. Membebankan biaya ke obyek biaya. Langkah kelima dalam penerapan Activity Based Costing (ABC) disebut alokasi tahap kedua. system Activity Based Costing (ABC) dapat digunakan untuk membebankan biaya aktivitas keseluruh produk perusahaan, order konsumen dan konsumen.
terhadap perubahan besaran biaya yang dibebankan terhadap suatu objek biaya. Pemicu biaya pada suatu aktivitas akan disesuaikan dengan karakteristik dari aktivitas tersebut. 3. Kelompok Biaya, Terjadinya Biaya dikarenakan sumber
f. Menyusun laporan manajemen.
adanya
daya
penggunaan
ekonomis
oleh
suatukegiatan tertentu untuk tujuan
Karena Activity Based Costing (ABC) menyediakan data biaya produk yang lebih akurat dibandingkan dengan system tradisional, sehingga digunakan untuk menyusun laporan eksternal.
tertentu. Biaya –biaya sejenis yang terjadi untuk tujuan yang sama biasanya dikumpulkan menjadi satu kelompok yang disebut sebagai kelompok biaya. Pengelompokkan biaya tersebut dapat dilakukan untuk jenis kegiatan yang
Dalam tahap – tahap perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) terdapat tiga istilah yang mendasari perhitungannya, yaitu sebagai berikut :
dimana
1 ,departemen2 dst) atau dapat juga dikelompokkan
berdasarkan
pertanggungjawabannya
(Misalnya
Manajer Pemasaran, manajer produksi).
1. Objek Biaya adalah suatu tempat atau aktivitas
sama menurut sumbernya (Departemen
biaya-biaya
akan
diakumulasikan, ada empat macam objek biayayang biasa dipergunakan :
Perbedaan
antara
metode
tradisional dengan metode Activity Based Costing (ABC) yaitu pada saat perhitungan biaya dengan metode Activity Based
Costing
(ABC)
dapat
menghasilkan
overhead
pabrik
dibebankan
secara
perhitungan biaya yang lebih akurat dan
langsung ke produk. Namun, dalam tahap
dapat membantu manajemen perusahaan
Activity Based Costing (ABC) terdapat dua
untuk dapat membuat keputusan yang
tahap, pertama biaya overhead dibebankan
lebih baik.
ke produk. Baik metode Activity Based
Metode Activity Based Costing (ABC)
memiliki
karakteristik.
melakukan pembebanan ke produk. Pada
Pertama, metode ini mengidentifikasikan
metode tradisional jumlah kelompok biaya
semua biaya yang digunakan produk, baik
yang digunakan dalam metode tradisional
yang bersifat variabel maupun tetap dalam
hanya satu, yaitu jumlah unit produksi,
jangka pendek. Ini dikarenakan fokus dari
sedangkan dalam metode Activity Based
metode Activity Based Costing (ABC)
Costing (ABC) jumlah kelompok biaya
adalah pada kebijakan jangka panjang,
ada 4, yaitu unit level activity cost, batch
dengan lebih banyak biaya yang bersifat
activity cost, product sustaining activity
tetap. Kedua, penentuan tingkat aktivitas
cost, facility sustaining activity cost.
merupakan
Sehingga
hal
dua
Costing (ABC) maupun tradisional akan
penting
dalam
pengalokasian biaya ke produk.
dapat
dikatakan
dalam
perhitungan harga pokok produksinnya
Perhitungan harga pokok produksi
metode Activity Based Costing (ABC)
dapat dilihat terdapat perbedaan dari cara
lebih
efisien
dibandingkan
dengan
perhitungan biaya produksi antara metode
menggunakan metode tradisional.
tradisional dengan metode Activity Based Costing (ABC). Metode Activity Based
METODE
Costing (ABC) mengelompokkan biaya
Penelitian ini merupakan jenis
menjadi kelompok – kelompok biaya yang
penelitian studi kasus, menjelaskan kondisi
berbeda berdasarkan jenis pemicu biaya,
perusahan melalui pendekatan kuantatif
atau dasar alokasi yang berbeda. Metode
yang dijelaskan menggunakan pendekatan
Activity
deskriptif
Based
Costing
(ABC)
kualitatif.
Penelitian
ini
menggunakan beberapa tingkatan dalam
dilakukan di CV. Faiz Jaya Sidoarjo
menentukan kelompok – kelompok biaya,
dengan pertimbangan bahwa perusahaan
sedangkan
yang cukup berpotensi sebagai perusahaan
metode
menggunakan
satu
tradisional tingkat
hanya
aktivitas.
Perbedaan lain adalah alokasi pembebanan biaya overhead pabrik. Dalam metode tradisional, semua biaya termasuk biaya
jasa
pada
penelitian
ini,
disamping
pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga. Sumber karyawan
CV.
data Faiz
primer
adalah
Jaya.
Peneliti
memperoleh
informan
penelitian
ini
jajaran pimpinan CV. Faiz Jaya beserta
melalui key person dimana peneliti sudah
staff. Sedangkan peneliti memperoleh
memahami informasi awal tentang obyek
sumber data sekunder dari buku, laporan
penelitian mampu informan penelitian.
dan jurnal serta kutipan melalui internet.
Key person sebagai tokoh formal adalah
Tabel 4.1. Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Tradisional NO I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV
Uraian Pekerjaan Pek. Persiapan Pek. Tanah Pek. Beton Pek. Pasangan dan Benangan Pek. Atap dan Plafon Pek. Kusen + Daun Pek. Sanitasi Pek. Listrik + Instalasi Pek. Keramik Pek. Cat dan Batu alam Pek. Lain-lain Biaya Desain Bangunan Biaya Setup Mesin Kesejahteraan Pekerja TOTAL Sumber: Data Intern Perusahaan
Total Biaya Rp 3.270.000,00 Rp 9.856.000,00 Rp 90.701.600,00 Rp 78.944.800,00 Rp 64.692.500,00 Rp 55.192.250,00 Rp 20.580.000,00 Rp 12.339.000,00 Rp 76.343.000,00 Rp 25.403.250,00 Rp 25.053.000,00 Rp 8.400.000,00 Rp 650.000,00 Rp 2.620.500,00 Rp 474.045.900,00
Penggunaan sumber daya tidak
tidak
langsung
yang
timbul
akibat
langsung akan menimbulkan biaya tidak
penggunaan sumber daya tidak langsung
langsung aktivitas yaitu biaya selain biaya
meliputi :
bahan baku dan biaya tenaga kerja
a. Unit Level Activity Cost
langsung. Tahapan dalam perhitungan
Unit level activity cost adalah biaya
biaya tidak langsung berdasarkan Activity
aktivitas produksi yang timbul pada unit
Based Costing (ABC) adalah sebagai
level activity cost sebagai akibat dari
berikut :
penggunaan sumber daya oleh aktivitas
1. Pengidentifikasian aktivitas dan biaya
tersebut. Aktivitas yang timbul pada
aktivitas.
unit
Aktivitas yang timbul dari pemakaian
penggunaan bahan penolong sehingga
sumber daya tidak langsung dapat dilihat
biaya yang ditimbulkan yaitu biaya
pada
penggunaan bahan penolong.
tabel
4.5
aktivitas
tersebut
dikelompokkan berdasarkan aktivitas dan
level
Biaya
activity
yang
cost
dikeluarkan
adalah
per
aktivitas drivernya serta total biaya yang
aktivitas yang digunakan dalam proses
dikeluarkan. Berdasarkan tabel 4.5. biaya
pembangunan proyek terdiri dari persiapan
pembangunan dan bongkaran, pekerjaan
instalasi, pekerjaan keramik, pekerjaan cat
tanah,
pekerjaan
dan batu alam, pekerjaan lain – lain.
pasangan dan benangan, pekerjaan atap
Aktivitas yang dilakukan pada proyek A.
dan plafon, pekerjaan kusen dan daun,
Hock dapat dilihat pada Tabel 4.6.
pekerjaan
beton,
pekerjaan sanitasi, pekerjaan listrik dan
Tabel 4.6. Pengidentifikasian Aktivitas dan Biaya Aktivitas Berdasarkan Unit Level Activity Cost Proyek Rumah Tinggal Bapak A. Hock, Puri Indah – Sidoarjo
Aktivitas Persiapan pembangunan dan bongkaran Pekerjaan tanah Pekerjaan beton Pekerjaan pasangan dan benangan Pekerjaan atap dan plafon Pekerjaan kusen dan daun Pekerjaan sanitasi Pekerjaan listrik dan instalasi Pekerjaan keramik Pekerjaan cat dan batu alam Pekerjaan lain-lain
Total Biaya Rp 3.269.998,00 Rp 9.855.996,16 Rp 78.086.354,56 Rp 78.944.796,66 Rp 64.692.499,24 Rp 55.221.977,47 Rp 20.579.999,55 Rp 12.339.000,00 Rp 76.342.998,08 Rp 25.403.247,94 Rp 20.262.390,58 Rp 444.999.258,24
Total Sumber: Data Intern Perusahaan
b. Batch Activity Cost Batch
activity
cost
kusen (pintu, jendela, kursi, lemari, dll) adalah
biaya
agar mengkilap, mesin serkel digunakan
aktivitas produksi yang timbul pada
untuk memotong lurus pada kayu, mesin
batch activity cost sebagai akibat dari
bor digunakan untuk mempermudah dalam
penggunaan sumber daya oleh aktivitas
memasang sesuatu misalnya mengebor
tersebut. Biaya tersebut meliputi biaya
pintu
setup mesin.
dikaitkan, dan mesin plenner digunakan
Sumber daya ini digunakan dalam
saat
pemasangan
agar
dapat
untuk penghalusan kayu setelah proses
aktivitas pemakaian mesin kompresor,
pemotongan
mesin serkel, mesin bor dan mesin plenner.
perhitunganny dapat dilihat pada Tabel
Dalam
4.7.
pembangunan
proyek,
mesin
kayu
oleh
serkel
dan
kompresor digunakan untuk mengecat
Tabel 4.7. Pengidentifikasian Aktivitas dan Biaya Aktivitas Berdasarkan Batch Activity Cost Proyek Rumah Tinggal Bapak A. Hock, Puri Indah – Sidoarjo Total
Aktivitas Biaya Setup Mesin
Total Biaya Rp 650.000,00 Rp 650.000,00
Sumber: Data Intern Perusahaan
c. Product Sustaining Activity Cost
bangunan sesuai keinginan konsumen
Product sustaining activity cost adalah
dalam
biaya aktivitas produksi yang timbul
bangunan yang dihitung per meter
pada Product Sustaining Activity Cost
persegi dan per meternya sebesar Rp
sebagai akibat dari penggunaan sumber
30.000,00 yang akan dikerjakan oleh
daya
CV. Faiz Jaya dapat dilihat pada Tabel
oleh aktivitas tersebut
yang
meliputi biaya desain bangunan adalah biaya
untuk
ongkos
jasa
hal
ini
arsitektur
proyek
4.8.
desain
Tabel 4.8. Pengidentifikasian Aktivitas dan Biaya Aktivitas Berdasarkan Product Sustaining Activity Cost Proyek Aktivitas Rumah Tinggal Bapak A. Biaya Desain Bangunan (280m ) Hock, Puri Indah – Sidoarjo Total Sumber: Data Intern Perusahaan
d. Facility Sustaining Activity Cost
Total Biaya Rp 8.400.000,00 Rp 8.400.000,00
bangunan dalam waktu tiga bulan,
Facility Sustaining Activity Cost adalah
namun setelah lewat tiga bulan akan
biaya aktivitas produksi yang timbul
dikenakan
pada facility sustaining activity cost
pembangunan yang dikerjakan.
sebagai akibat dari penggunaan sumber daya
oleh aktivitas tersebut
yang
biaya
sesuai
2. Kesejahteraan Kesejahteraan adalah biaya yang
meliputi :
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
1. Biaya Pemeliharaan
hal ini CV. Faiz Jaya sidoarjo,
Biaya pemeliharaan adalah biaya
meliputi lemburan dan konsumsi
yang dikeluarkan untuk masa setalah
pekerja
bangunan digunakan. CV. Faiz Jaya
dikerjakan. Dari penjelasan diatas
Sidoarjo memberikan fasilitas gratis
dapat dilihat perhitungannya pada
pembayaran jika ada kerusakan pada
tabel 4.9.
setiap
aktivitas
Tabel 4.9. Pengidentifikasian Aktivitas dan Biaya Aktivitas Berdasarkan Facility Sustaining Activity Cost Proyek Rumah Tinggal Bapak A. Hock, Puri Indah – Sidoarjo
Aktivitas Kesejahteraan
Total Biaya Rp 2.620.500,00 Rp
Sumber: Data Intern Perusahaan
2.620.500,00
yang
Hock Puri Indah – Sidoarjo. Pembebanan
2. Perhitungan Aktivitas Cost Driver Perhitungan aktivitas Cost Driver diperlukan
untuk
menentukan
tarif
kelompok biaya tidak langsung. Aktivitas Cost
Jumlah volume pada pengerjaan proyek pembangunan
dapat
dilihat
berikut:
Driver yang akan dihitung antara
Jumlah Volume =
lain: a.
sebagai
Total Biaya Total Aktivitas
Jumlah Volume
Tarif aktifitas Jumlah volume pada setiap
Jumlah volume yang dikerjakan
aktivitas proyek rumah tinggal A. Hock
saat pembangunan proyek pada pekerjaan
Puri Indah – Sidoarjo dapat dilihat pada
pembangunan proyek rumah tinggal A.
tabel 4.10.
Tabel 4.10. Jumlah Volume Pada Proyek Rumah Tinggal A. Hock Puri Indah–Sidoarjo Proyek Rumah Tinggal Bapak A. Hock, Puri Indah – Sidoarjo
Aktivitas Persiapan Pembangunan dan Bangunan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Beton Pekerjaan Atap dan Plafon Pekerjaan Sanitasi dan Utilitas Sumber: Data Intern Perusahaan
b.
Jumlah m²
Jumlah
m²
pemasangan
yang
proyek
pada
Tarif Aktifitas
239,00
Rp 13.682,00
486,40 920.30 903,25 165,00
Rp 20.263,15 Rp 98.556,55 Rp 71.621,92 Rp 124.727,27
pembangunan
dapat
dilihat
sebagai
berikut:
dilakukan untuk beberapa aktivitas saat pembangunan
Total Aktivitas
Jumlah m² =
pekerjaan
Total Biaya Total Aktivitas
pembangunan proyek rumah tinggal A.
Tarif aktifitas jumlah m² pada setiap
Hock Puri Indah – Sidoarjo. Pembebanan
aktivitas proyek rumah tinggal A. Hock
jumlah
Puri Indah – Sidoarjo dapat dilihat pada
m²
pada
pengerjaan
proyek
tabel 4.11. Tabel 4.11. Jumlah M² Pada Proyek Rumah Tinggal A. Hock Puri Indah–Sidoarjo Proyek Rumah Tinggal Bapak A. Hock, Puri Indah – Sidoarjo
Aktivitas
Pekerjaan Pasangan dan Benangan Pekerjaan Keramik Pek. Cat dan Batu Alam Pekerjaan Lain – lain Biaya Desain Bangunan Sumber: Data Intern Perusahaan
c.
Jumlah Lubang Kusen
Total Aktivitas 1904,03 507,40 1301 73,95 280,00
Jumlah pembangunan
Tarif Aktivitas Rp 41.461,95 Rp 150.459,20 Rp 19.525,94 Rp 338.782,96 Rp8.400.000,00
yang proyek
dikerjakan pada
saat
aktivitas
pekerjaan
kusen
dan
daun
pengunci
Jumlah Lubang Kusen =
Total Biaya
pembangunan proyek rumah tinggal A.
Total Aktivitas
Hock Puri Indah – Sidoarjo. Pembebanan
Tarif aktifitas Jumlah lubang kusen pada
Jumlah lubang kusen pada pengerjaan
setiap aktivitas proyek rumah tinggal A.
proyek pembangunan dapat dilihat sebagai
Hock Puri Indah – Sidoarjo dapat dilihat
berikut :
pada tabel 4.12.
Tabel 4.12. Jumlah Lubang Kusen Pada Proyek Rumah Tinggal A. Hock Puri Indah– Sidoarjo Proyek Rumah Tinggal Bapak A. Pekerjaan Hock, Puri Indah – Sidoarjo pengunci Sumber: Data Intern Perusahaan
d.
kusen
dan
daun,
Tarif Aktifitas
151,64
Rp
477.276,46
Jumlah Titik Lampu dan Tiap
Pembebanan Jumlah titik lampu dan tiap
Kontak
kontak
Jumlah
yang
dikerjakan
saat
pembangunan proyek pada aktivitas listrik dan
Total Aktivitas
Aktivitas
instalasi
pekerjaan
pembangunan
proyek rumah tinggal A. Hock Puri Indah
pada
pembangunan
pengerjaan dapat
dilihat
proyek sebagai
berikut: Jumlah Titik Lampu = dan Tiap Kontak
Total Biaya Total Aktivitas
– Sidoarjo. Pada royek ini terdapat beberapa pemasangan listrik yaitu pasang instalasi, pasang box panel MCB, pasang lampu downlight, lampu fitting, biasa, stop kontak, sakular ganda, saklar tunggal, TV,
Tarif aktifitas jumlah titik lampu dan tiap kontak pada setiap aktivitas proyek rumah tinggal A. Hock Puri Indah – Sidoarjo dapat dilihat pada tabel 4.13.
telepon, dan lampu philip. Pekerjaan ini dikerjakan oleh instalator dan pihak PLN untuk
pemasangan
daya
listrik.
Tabel 4.13. Jumlah Titik Lampu dan Tiap Kontak Pada Proyek Rumah Tinggal A. Hock Puri Indah–Sidoarjo Proyek Rumah Tinggal Bapak A. Hock, Puri Indah – Sidoarjo
Aktivitas Biaya Setup Mesin
Total Aktivitas
Tarif Aktivitas
4,00
Rp 162.500,00
Sumber: Data Intern Perusahaan
a.
Jumlah Mesin
Jumlah mesin yang digunakan oleh CV. Faiz Jaya dalam proses pembangunan
proyek
pada
pekerjaan
pembangunan
Total Aktivitas
proyek rumah tinggal A. Hock Puri Indah
Tarif aktifitas jumlah mesin pada setiap
– Sidoarjo. Pembebanan jumlah mesin
aktivitas proyek rumah tinggal A. Hock
pada pengerjaan proyek pembangunan
Puri Indah – Sidoarjo dapat dilihat pada
dapat dilihat sebagai berikut :
tabel 4.14.
Jumlah Mesin = Total Biaya Tabel 4.14. Jumlah Mesin Pada Proyek Rumah Tinggal A. Hock Puri Indah–Sidoarjo Proyek Aktivitas Rumah Tinggal Bapak A. Hock, Puri Indah Biaya Setup Mesin – Sidoarjo Sumber: Data Intern Perusahaan
f.
Jumlah Lemburan
Total Aktivitas
Tarif Aktivitas
4,00
Rp 162.500,00
Jumlah Lemburan =
Jumlah yang dikeluarkan untuk
Total Biaya Total Aktivitas
kesejahteraan tenaga kerja yaitu lemburan
Tarif aktifitas jumlah lemburan pada setiap
pada setiap aktivitas pembangunan proyek
aktivitas proyek rumah tinggal A. Hock
tinggal A. Hock Puri Indah – Sidoarjo.
Puri Indah – Sidoarjo dapat dilihat pada
Pembebanan
tabel 4.15.
jumlah
lemburan
pada
pengerjaan proyek pembangunan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.15. Jumlah Lemburan Pada Proyek Rumah Tinggal A. Hock Puri Indah– Sidoarjo Proyek
Aktivitas
Total Aktivitas
Tarif Aktivitas
20,00
Rp 2.620.500,00
Rumah Tinggal Bapak A. Hock, Puri Kesejahteraan Indah – Sidoarjo Sumber: Data Intern Perusahaan
3. Pengelompokkan Aktivitas
masing
Biaya tidak langsung memiliki
aktivitas
dari
pembangunan proyek berdasarkan pemicu
pemicu biaya yang berbeda-beda sehingga
biayanya.
Pengelompokkan
perlu
pembebanan
tersebut
dikelompokkan
kelompok biayanya
biaya
ke
dalam
berdasarkan
masing-masing.
dikelompokkan
maka
biaya
–
satu
pemicu
sebagai berikut.
Setelah
a. Kelompok Biaya 1
biaya
tersebut dibebankan kepada masing –
tahapan
akan
dan dilakukan
Kelompok biaya 1 merupaka kelompok biaya
aktivitas
pada
pembangunan
proyek yang timbul akibat penggunaan
aktivitas saat pembangunan proyek.
sumber
langsung
Tarif aktivitas pada Activity Based
berdasarkan pemicu biaya jam inspeksi,
Costing (ABC) didapat dari total biaya
jumlah hari pasangan dan benangan dan
aktivitas dibagi dengan aktivitas cost
jumlah hari pemasangan. Pemicu biaya
driver. Pengelompokkan biaya aktivitas
jam inspeksi, jumlah hari pasangan dan
produksi tersebut dapat dilihat pada
benangan dan jumlah hari pemasangan
tabel 4.16.
dihitung
daya
tidak
berdasarkan
penggunaan
TABEL 4.16. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Tidak Lansgung Berdasarkan Unit Level Activity Cost Aktivitas Unit level activity cost a. Persiapan Pembangunan dan bongkaran b. Pekerjaan Tanah c. Pekerjaan Beton d. Pekerjaan Atap dan plafon e. Pek. Sanitasi dan Utilitas f. Pek. Finishing g. h.
Aktivitas Cost Driver
Total Aktivitas (a)
Total Biaya (b)
Tarif Aktivitas (b) ÷ (a)
Jumlah Volume
239,00
Rp 3.269.998,00
Rp 13.682,00
Jumlah Volume Jumlah Volume
486,40 920.30
Rp 9.855.996,16 Rp 78.086.354,56
Rp 20.263,15 Rp 98.556,55
Jumlah m²
903,25
Rp 64.692.499,24
Rp 71.621,92
Jumlah Volume
507,40
Rp 76.342.998,08
Rp 150.459,20
Jumlah Lubang Kusen Jumlah Volume
1301
Pek. Lain-Lain Pekerjaan Jumlah Titik Lampu Pasangan dan dan Tiap Kontak Benangan i. Pekerjaan kusen dan daun, Jumlah m² pengunci j. Pek. Keramik Jumlah m² lantai dan dinding k. Pekerjaan listrik Jumlah m² dan instalasi Sumber: Data Intern Perusahaan Setelah Diola
2. Kelompok Biaya 2
Rp 19.525,94
73,95
Rp 25.403.247,94 Rp 20.262.390,58
Rp 338.782,96
1904,03
Rp 78.944.796,66
Rp 41.461,95
115,64
Rp 55.221.977,47
Rp 477.276,46
165,00
Rp 20.579.999,55
Rp 124.727,27
Rp 12.339.000,00
Rp 68.550,00
180,00
mesin dihitung berdasarkan penggunaan
Kelompok
biaya
2
merupakan
kelompok
biaya
aktivitas
aktivitas saat pembangunan proyek.
pada
Tarif aktivitas Activity Based Costing
timbul
(ABC) didapat dari total biaya aktivitas
akibat penggunaan sumber daya tidak
dibagi dengan aktivitas cost driver.
langsung berdasarkan pemicu biaya
Pengelompokkan
jumlah mesin. Pemicu biaya jumlah
produksi tersebut dapat dilihat pada
pembangunan
proyek
yang
tabel 4.17.
biaya
aktivitas
TABEL 4.17. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Tidak Lansgung Berdasarkan Batch Activity Cost Aktivitas
Total Aktivitas (a) 4,00
Aktivitas Cost Driver
Batch Activity Cost
Biaya setup mesin Mesin Kompresor Jumlah Mesin Serkel Mesin Mesin Bor Mesin Plener Sumber: Data Intern Perusahaan Setelah Diolah
3. Kelompok biaya 3
Tarif aktivitas (b)÷(a) Rp 162.500,00
aktivitas saat pembangunan proyek.
Kelompok
biaya
3
kelompok
biaya
aktivitas
pembangunan
Total Biaya ABC (b) Rp 650.000,00
proyek
merupakan
yang
pada timbul
Tarif aktivitas Activity Based Costing (ABC) didapat dari total aktivitas dibagi dengan
aktivitas
cost
akibat penggunaan sumber daya tidak
Pengelompokkan
langsung berdasarkan pemicu biaya jam
produksi tersebut dapat dilihat pada
desain.
tabel 4.18.
Pemicu
dihitung
biaya
berdasarkan
jam
desain
biaya
driver. aktivitas
penggunaan
TABEL 4.18. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Tidak Lansgung Berdasarkan Product Sustaining Activity Cost Aktivitas Product Sustaining Activity Cost Biaya desain bangunan
Aktivitas Cost Driver
Total Aktivitas (a)
Total Biaya ABC (b)
Tarif aktivitas (b)÷(a)
Jumlah m²
280,00
Rp 8.400.000,00
Rp 30.000,00
Sumber: Data Intern Perusahaan Setelah Diolah
4. Kelompok biaya 4
(TKL)
Kelompok
biaya
4
kelompok
biaya
aktivitas
pembangunan
proyek
merupakan
yang
pada timbul
dihitung
berdasarkan
penggunaan aktivitas saat pembangunan proyek. Tarif aktivitas Activity Based Costing
(ABC)
didapat
dari
total
akibat penggunaan sumber daya tidak
aktivitas dibagi dengan aktivitas cost
langsung berdasarkan pemicu biaya
driver. Pengelompokkan biaya aktivitas
jumlah hari pemeliharaan dan jumlah
produksi tersebut dapat dilihat pada
tenaga kerja langsung (TKL).
tabel 4.19.
Pemicu biaya jumlah hari pemeliharaan dan jumlah tenaga kerja langsung
TABEL 4.18. Pengelompokkan dan Pembebanan Biaya Tidak Lansgung Berdasarkan Facility Sustaining Activity Cost Aktivitas Facility Sustaining Activity Cost Kesejahteraan
Aktivitas Coat Driver
Total Aktivitas (a)
Total Biaya ABC (b)
Tarif aktivitas (b)÷(a)
20,00
Rp 2.620.500,00
Rp 131.025,00
Jumlah Lemburan Sumber: Data Intern Perusahaan Setelah Diolah
4. Menghitung Tarif Aktivitas
biaya mulai dari kelompok biaya 1 sampai
Pada tahap ini, biaya untuk setiap
kelompok
biaya terakhir dijumlahkan
total aktivitas ditelusuri ke masing-masing
untuk mendapatkan total biaya tidak
proyek. Setelah tingkat konsumsi aktivitas
langsung setiap proyek. Menghitung tarif
masing-masing proyek dikalikan dengan
aktivitas dari proyek Puri Indah V – 1a/n
biaya
Bapak A.hock
per
aktivitas,
maka
langkah
selanjutnya biaya untuk masing-masing
dapat dilihat pada tabel
4.20.
proyek yang ada dari setiap kelompok TABEL 4.20. Menghitung Tarif Aktivitas Puri Indah V – 1 a/n Bapak A.Hock No 1.
Aktivitas Unit level activity cost a.
b. c. d.
e. f.
g. h.
i. j.
Persiapan Pembangunan dan bongkaran Pekerjaan Tanah Pekerjaan Beton Pekerjaan Pasangan dan Benangan Pekerjaan atap dan plafon Pekerjaan kusen dan daun, pengunci Pek. Sanitasi dan Utilitas Pekerjaan listrik dan instalasi
Aktivitas Cost Driver
Total Aktivitas (a)
Total Biaya (b)
Tarif Aktivitas (b) ÷ (a)
Jumlah Volume
239,00
Rp 3.269.998,00
Rp 13.682,00
Jumlah Volume Jumlah Volume
486,40 920.30
Rp 9.855.996,16 R p 78.086.354,56
Rp 20.263,15 Rp 98.556,55
Jumlah m²
903,25
Rp 64.692.499,24
Rp 71.621,92
Jumlah Volume
507,40
Rp 76.342.998,08
Rp 150.459,20
Jumlah Lubang Kusen
1301
Rp 25.403.247,94
Rp 19.525,94
Jumlah Volume
73,95
Rp 20.262.390,58
1904,03
Rp 78.944.796,66
Rp 41.461,95
115,64
Rp 55.221.977,47
Rp 477.276,46
165,00
Rp 20.579.999,55
Rp 124.727,27
180,00
Rp 12.339.000,00
Rp 68.550,00
Rp
650.000,00
Rp 162.500,00
280,00
Rp 8.400.000,00
Rp 30.000,00
20,00
Rp 2.620.500,00
Rp 131.025,00
Jumlah Titik Lampu dan Tiap Kontak Jumlah m²
Pek. Keramik Pek. Cak dan batu Jumlah m² alam k. Pek. Lain-Lain Jumlah m² 2. Batch activity cost Biaya setup mesin Jumlah Mesin Product sustaining 3. activity cost Biaya desain Jumlah m² bangunan Facility sustaining 4. activity cost Kesejahteraan Jumlah Lemburan Sumber: Data Intern Perusahaan Setelah Diolah
4,00
Rp 338.782,96
5. Alokasi Pembebanan Biaya Ke Obyek Biaya.
kelompok biaya dan aktivitas cost driver oleh masing-masing aktivitas.
Setelah
tarif
diketahui
kelompok
maka
biaya
Selanjutnya
menimbulkan biaya
di
dilakukan
setiap kelompok tersebut. Perhitungan
pengalokasian biaya ke masing-masing
alokasi biaya tidak langsung dapat
aktivitas.
dilihat pada tabel 4.21.
Pengalokasian
tersebut
dilakukan dengan mengalikan tarif TABEL 4.21. Alokasi Pembebanan Biaya Ke Obyek Biaya Puri Indah V – 1 a/n Bapak A.Hock No
Aktivitas Unit level activity cost
1.
a.
b. c. d. e. f. g. h.
Persiapan Pembangunan dan bongkaran Pekerjaan Tanah Pekerjaan Beton Pekerjaan Pasangan dan Benangan Pekerjaan atap dan plafon Pekerjaan kusen dan daun, pengunci Pek. Sanitasi dan Utilitas Pekerjaan listrik dan instalasi
i. j.
Pek. Keramik Pek. Cak dan batu alam k. Pek. Lain-Lain Batch activity cost Biaya setup mesin Product sustaining activity cost Biaya desain bangunan Facility sustaining activity cost Kesejahteraan
2. 3.
4.
Aktivitas Cost Driver
Total Aktivitas (a)
Tarif Aktivitas (b)
Jumlah Volume
239,00
Rp 13.682,00
Rp
Jumlah Volume Jumlah Volume
486,40 920.30
Rp 20.263,15 Rp 98.556,55
Rp 9.855.996,16 Rp 78.086.354,56
Jumlah m²
1904,03
Rp 41.461,95
Rp 78.944.796,66
Jumlah Volume
903,25
Rp 71.621,92
Rp 64.692.499,24
Jumlah Lubang Kusen
151,64
Rp 477.276,46
Rp 55.221.977,47
Jumlah Volume
165,00
Rp 124.727,27
Rp 20.579.999,55
180,00
Rp 68.550,00
Rp 12.339.000,00
507,40
Rp 150.459,20
Rp 76.342.998,08
Jumlah m²
1301
Rp 19.525,94
Rp 25.403.247,94
Jumlah m²
73,95
Rp 338.782,96
Rp 20.262.390,58
Jumlah Mesin
4,00
Rp 162.500,00
Rp
Jumlah m²
280,00
Rp 30.000,00
Rp 8.400.000,00
Jumlah Lemburan
20,00
Rp 131.025,00
Rp
Jumlah Titik Lampu dan Tiap Kontak Jumlah m²
TOTAL Sumber: Data Intern Perusahaan Setelah Diolah
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa
terdapat
perhitungan
perbandingan antara
menggunakan
metode
Biaya ABC (a) X (b) 3.269.998,00
650.000,00
2.620.500,00
Rp 456.669.758,24
perbandingan
total
biaya
antara
menggunakan metode tradisional dengan menggunakan
metode
ABC,
untuk
tradisional dengan metode Activity Based
perhitungannya dapat dilihat pada tabel
Costing (ABC). Berikut ini akan terlihat
4.22.
TABEL 4.22. Perhitungan Total Biaya Keterangan
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung Rp 75.810.350,00
Metode Rp 295.208.480,00 Tradisional Metode ABC Rp 295.208.480,00 Rp 75.810.350,00 Sumber: Data Intern Perusahaan Setelah Diolah
Biaya tidak langsung Rp 475.541.650,80
Total biaya
Rp 458.165.509,04
Rp 829.184.339,04
Rp 846.560.480,80
Tabel 4.23. Perhitngan Laba Menggunakan Kebijakan Perusahaan Pendapatan usaha
Rp 846.560.480,80
Harga Pokok Pendapatan : Beban kontrak
Rp 789.640.730,00
laba kotor
Rp 56.919.750,80
Beban usaha : Beban umum dan administrasi
Rp
14.695.000,00
Kesejahteraan karyawan
Rp
3.191.500,00
Sewa
Rp
8.400.000,00
Penyusutan
Rp
1.574.750,80
Laba Bersih
Rp 29.058.500,00
Sumber: Data Intern Perusahaan Setelah Diolah
Tabel 4.24. Perhitngan Laba Menggunakan Format Kontribusi Margin Pendapatan usaha
Rp 829.184.339,04
Dikurangi beban variabel : Biaya langsung kontra
Rp
418.621.900,00
Beban umum dan administrasi
Rp
5.000.000,00
Margin Kontribusi
Rp 405.562.439,04
Dikurangi beban tetap : Bahan baku langsung
Rp 295.208.480,00
Biaya tenaga kerja langsung
Rp 75.810.350,00
Beban umum dan administrasi
Rp
8.695.000,00
Laba Bersih
Rp
25.848.609,04
Sumber: Data Intern Perusahaan Setelah Diolah
Pembahasan
periode diartikan sebagai biaya yang tidak
Dari perhitungan diatas, dapat dilihat
berhubungan dengan biaya produksi, dan
bahwa laba yang diperoleh lebih besar
biaya
menggunakan kebijakan perusahaan yaitu
mempertahankan
sebesar Rp 29.058.500,00 daripada format
diharapkan
kontribusi margin yang hanya sebesar Rp
dengan kata lain biaya periode adalah
25.848.609,04
pada
biaya operasi. Sedangkan dalam format
perhitungan kebijakan perusahaan biaya
kontribusi margin, yang dimaksud dengan
dikarenakan
ini
dikeluarkan
akan
dalam
kapasitas dicapai
rangka yang
perusahaan,
biaya periode adalah biaya yang setiap
menghitung
biaya
periode harus tetap dikeluarkan atau
menggunakan
tarif
dibebankan tanpa dipengaruhi perubahan
menghitung biaya tidak langsung dan
kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya
menulusuri biaya bahan baku langsung
periode adalah biaya tetap, baik produksi
dan biaya tenaga kerja langsung hanya
maupun operasi.
ke
Pada kebijakan perusahaan laba dibebankan pada biaya operasionalnya yaitu
dibebankan
untuk
sehingga
dapat
menyebabkan distorsi biaya. c. Perhitungan
biaya
produksi
menggunakan metode Activity Based
pendapatan atau beban kontrak sebesar Rp
Costing (ABC) mengakui bahwa unit
789.640.730,00 yang terdiri dari biaya
produk bukan satu-satunya objek biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
yang penting. Untuk memahami dan
dan biaya tidak langsung, dan dibebankan
memperbaiki suatu produk atau proses,
pada
Rp
biaya dari aktivitas harus ditentukan
27.861.250,80 yang terdiri dari beban
dan ditelusuri ke objek biaya yang
umum dan administrasi, kesejahteraan
sesuai. Metode ini merupakan suatu
karyawan,
penyusutan.
sistem
perhitungan
Sedangkan pada format kontibusi margin
tempat
penampungan
dibebankan pada biaya variabel sebesar Rp
langsung yang jumlahnya lebih dari
423.621.900,00
yang terdiri dari biaya
satu dialokasikan menggunakan dasar
umum dan administrasi, dan biaya tidak
yang memasukkan satu atau lebih faktor
langsung sedangkan dan dibebankan pada
yang tidak berkaitan dengan volume.
biaya tetap sebesar Rp 379.713.830,00
Saran
usaha
sewa
dan
harga
output,
tunggal
pokok
beban
pada
unit
produksinya
sebesar
biaya
dimana
biaya
tidak
yang terdiri dari biaya overhead tetap, dan
a. Harga pokok produksi pada CV. Faiz
biaya umum dan administrasi, biaya bahan
Jaya Sidoarjo dengan menggunakan
baku, dan biaya tenaga kerja langsung.
metode Activity Based Costing (ABC)
Kesimpulan
menampakkan hasil yang lebih efisien
a. Terdapat perbedaan total biaya antara
daripada harga pokok produksi dengan
menggunakan
metode
tradisional
menggunakan
metode
dengan metode Activity Based Costing
namun
(ABC) dikarenakan terdapat perbedaan
Sidoarjo mengevaluasi kembali sistem
tarif aktivitas.
pembebanan
b. Perhitungan
biaya
produksi
menggunakan metode tradisional dalam
sebaiknya
menentukan
CV.
tradisional, Faiz
biayanya harga
pokok
Jaya
dalam produksi
karena harga pokok produksi akan
mempengaruhi posisi CV. Faiz Jaya
(http://denmassukiman.blogspot.com
dengan pesaing.
, diakses 14 juli 2011).
b. CV. Faiz Jaya Sidoarjo masih dapat
Andi Asnudin, 2008, Potensi Bisnis
menggunakan sistem tradisional jika
Usaha Jasa Konstruksi Di Indonesia
harga
(Jurnal SMARTek, Vol.6, No.4,
pokok
produksinya
tidak
melebihi harga dari perusahaan lain, sehingga dapat bersaing dengan harga pesaing.
Apabila
CV.
Faiz
Jaya
Sidoarjo menghasilkan produk yang
2008 Nopember : 228 – 240). Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Keempat, PT Rineka Cipta , Jakarta.
semakin bervariasi CV. Faiz Jaya dapat
Bustami, Bastian, and Nurlela, 2009,
mengadopsi Activity Based Costing
Akuntansi Biaya, Edisi Pertama,
(ABC), tetapi harus benar-benar dapat
Penerbit
membantu pihak manajemen dalam
Jakarta.
Mitra
Wacana
Media,
mengambil keputusan karena penetapan
Carter, William K, and Milton F. Usry,
metode Activity Based Costing (ABC)
2004, .Akuntansi Biaya, Edisi Ketiga
membutuhkan biaya yang cukup besar.
Belas, Jilid satu, Terjemahan oleh
DAFTAR PUSTAKA
Krista, Penerbit Salemba Empat,
Aldhika Darajat, 2008, Pengaruh Musim
Jakarta.
Terhadap Perhitungan Harga Pokok
Dita Aryanto, 2011, Perbandingan Metode
Produksi dan Laba/Rugi Perusahaan
Activity Based Costing (ABC) Dan
Genteng Studi Kasus UKM Genteng
Konvensional Dalam Perencanaan
Press
Cost Profit Volume Pada PT. Central
Mahkota,
Laporan
Hasil
Penelitian, FAKULTAS EKONOMI
Utama
Dan
Penelitian, FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
INSTITUT
PERTANIAN, Bogor.
UNIVERSITAS
Amin Widjaja Tunggal, 2009, Akuntansi Manajemen,
Terjemahan
Textile,
oleh
Harvindo, Jakarta
Laporan
Hasil
GUNADARMA,
Jakarta Garrison, Ray H., Eric W. Noren, and Peter C. Brewer, 2006, Managerial
Analisis Laporan Sumber Dan Penggunaan
Accounting, Edisi Kesebelas, Jilid
Modal Kerja Dan Tingkat Likuiditas
Satu,
Perusahaan Studi Perbandingan pada
Hinduan, Penerbit Salemba Empat,
Perusahaan Rokok yang Go Public,
Jakarta.
2008,
(online),
Terjemahan
oleh
Nuri
Garrison, and Noreen, 2000, Akuntansi Manajerial. Jilid Satu, Terjemahan
oleh Totok Budi Santoso, Salemba
Keenam, Cetakan Pertama, Penerbit
Empat, Jakarta.
AMP YKPN, Jakarta.
Hansen Don R, and Maryanne M. Mowen,
Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan
2000, Akuntansi Manajemen, Edisi
Pengendalian
Kedua, Terjemahan oleh A.
Ketiga, Jilid Satu, Penerbit Salemba
Hermawan, Penerbit Erlangga,
Empat, Jakarta.
Jakarta.
Manajemen,
Edisi
Nia Kurniasih, 2011, Penerapan Activity
Indriantoro,
dan
Supomo,
2002,
Based Costing dalam Penentuan
Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Harga
Akuntansi dan Manajemen, Edisi
Pelaksanaan Pengecatan
Pertama,
(http://nia45.wordpress.com, diakses
Penerbit
BPFE,
Yogyakarta.
Pokok
Konstruks
pada
25 september 2012).
Juaniva Sidharta, and Yessica, 2008, Perbandingan
Penerapan
Meningkatkan
Akurasi
Dalam
Tradisional dengan Metode Activity
Perhitungan
Harga
Pokok
Based Costing dalam Perhitungan
Konstruksi, (Online), (http://skripsi-
Biaya Produksi Pada Perusahaan
ilmiah.blogspot.com, di akses 25
XYZ
September 2012).
(Buletin
Ekonomi,
Metode
Penerapan Activity Based Costing Untuk
2008
September Vol.12, No.02).
Samryn,
Miles Huberman, 2007, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Terjemahan oleh
Tjetjep
Rohendi
Rohidi,
Jakarta. Metodologi
Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Remaja
Rosdakarya,
Bandung.
Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. 2003,
2002,
Akuntansi
Manajerial, Edisi Pertama, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sugiyono,
2008,
Metode
Penelitian
Penerbit Alfabeta, Bandung. Sugiyono,
2010,
Cost
System: Sistem Informasi
Biaya
untuk Pengurangan Biaya, Edisi
Penelitian
dan
R&D,
Penerbit
Alfabeta, Bandung. Trianto Kurniawan, 2011, Pengertian Jasa Konstruksi,
Activity-Based
Metode
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi
Mulyadi,
M.,
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
Moleong, Lexy. J., 2007,
Penerbit
L.
(online),
(Premiumbloggertemplates.com, diakses pada 26 September 2012.