PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENGELOLAAN LAHAN BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Diselenggarakan atas Kerjasama: Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) Komda Aceh Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh
Di Gedung Academic Activity Center (AAC) Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 16 – 17 September 2014 Editor: Syakur Suwardi Fikrinda Manfarizah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENGELOLAAN LAHAN BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Diselenggarakan atas Kerjasama: Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) Komda Aceh Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh
Di Gedung Academic Activity Center (AAC) Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 16 – 17 September 2014
Editor: Syakur Suwardi Fikrinda Manfarizah
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENGELOLAAN LAHAN BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL Penerbit: SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Kampus Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh 23111 ACEH-INDONESIA Telp. 0651-7552440 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagian atau seluruh buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit ISBN: 978-602-1270-17-2
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Prosiding Seminar Nasional: Pengelolaan Lahan Berkelanjutan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional / Syakur [et al.] – Banda Aceh: Syiah Kuala University Press, 2015. Xv, 400 p.; ilus. 20 cm Bibliografi ISBN: 978-602-1270-17-2 Dicetak di Banda Aceh, Indonesia
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar Kata Sambutan Ketua Panitia BIDANG KONSERVASI TANAH DAN AIR Potensi dan Keberlanjutan Budidaya Padi Sawah di Lahan Gambut Pantai Timur Sumatera Utara, Abdul Rauf dan Rahmawaty
1
Pengaruh Aplikasi Hidrogel Terhadap Beberapa Karakteristik Tanah, Abraham Suriadikusumah
9
Pertanian Terpadu Berbasis Rambutan Menunjang Pertanian Berkelanjutan di Lahan Kering, Bachrul Ibrahim, Muh. Jayadi, dan Asmita Ahmad
17
Aliran Permukaan, Erosi dan Kadar Hara Sedimen akibat Tindakan Konservasi Tanah Vegetatif pada Pertanaman Kelapa Sawit, Zahrul Fuady, Halus Satriawan, dan Nanda Mayani
27
Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Terdegradasi di Kabupaten Belitung Timur, D. Subardja, Erna Suryani, dan A. Kasno
36
Efek Salinitas pada Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Wan Arfiani Barus, Abdul Rauf , B. Sengli J. Damanik(Ϯ), dan Rosmayati
47
Panen Air Hujan Menggunakan Rorak dan Saluran Resapan dalam Pengelolaan Lahan Pala Berkelanjutan Kabupaten Aceh Selatan, Fachruddin, Mustafril, Budi Indra Setiawan, dan Prastowo
54
Analisis Kualitas Tanah yang Telah Mengalami Konversi Lahan Menjadi Lahan Industri Batu Bata di Kabupaten Serdang Bedagai, Muhammad Rizwan, dan Abdul Rauf
65
Pengaruh Kadar Air terhadap Dekomposisi Bahan Gambut, Putri Oktariani, G. Djajakirana, dan B. Sumawinata
73
Akumulasi Logam Berat dan Respon Tanaman Padi terhadap Ameliorasi Gambut Dengan Dregs, Nelvia
80
Manajemen Restorasi Rawa Tripa di Provinsi Aceh, Hairul Basri dan Ahmad Reza Kasuri
88
Manajemen Lahan dalam Konteks Tataguna pada Pembukaan Lahan Transmigrasi di Gampong Owaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah, Zulkifli Nasution, Ichwana, Ashfa, dan Kansih Sri Hartini
99
BIDANG BIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI TANAH Pengaruh Pemberian Azospirillum Sp. Menggunakan Carrier Kompos dan Pupuk Urea dalam Meningkatkan Serapan Nitrogen serta Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.), Wanda Syahdul Haq, Sarifudin, dan T. Sabrina
109
Peningkatan Ketahanan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) terhadap Cekaman Air Melalui Penggunaan Va-Mikoriza Di Rumah Kasa, Asmarlaili Sahar Hanafiah, T. Sabrina, Diana Sofia Hanafiah dan Yossi C Manurung
118
Dampak Pemupukan Nitrogen Terhadap Hama Penggerek Batang dan Pelipat Daun Padi, Hendrival
125
Pengaruh Gulma Siam Terhadap Kandungan Bahan Organik Tanah dan Pertumbuhan Sawi di Entisol, Fikrinda dan Nazir Akhmad
134
Pemanfaatan Kompos Jerami Dan Biochar pada Dosis Pupuk NPK yang Berbeda untuk Meningkatkan Kesehatan Tanah dan Hasil Tanaman Padi Berbasis Teknologi IPAT-BO, Ania Citraresmini, Bobby Clinton Siregar, Emma Trinurani Sofyan, Tien Turmuktini dan Tualar Simarmata
142
Seleksi Isolat-Isolat Bakteri Pelarut Kalium dan Pemanfaatannya dalam Penyediaan Kalium untuk Pertumbuhan Tanaman, Diyan Herdiyantoro, Mieke Rochimi Setiawati, dan Ridha Hudaya
152
Efek Residu Pupuk Organik dan Penambahan Pupuk Anorganik terhadap Sifat Kimia dan Biologi Tanah pada Lahan Sawah Tadah Hujan, Elli Afrida, Abdul Rauf, Hamidah Hanum, dan Didik Harnowo
160
Kandungan P Tanah dan Pertumbuhan Jagung yang Dipengaruhi Oleh Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Pupuk P pada Tanah Marginal, Betty Natalie Fitriatin, Anny Yuniarti, dan Tien Turmuktini
167
Seleksi Isolat Bakteri Penambat N2 Asal Tanah dan Tanaman Padi Sawah dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan N Planlet Padi Sawah, Mieke Rochimi Setiawati, Pujawati Suryatmana, dan Diyan Herdiyantoro
175
Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L) Merr ) pada Ultisol Yang Diinokulasi dengan Rhizobakteri Penghasil Fitohormon IAA, Agustian, Muthia Oktaviana, dan Lusi Maira
182
Dampak Inkubasi Kombinasi Kompos Jerami dan Biochar pada Berbagai Dosis Pupuk NPK terhadap C-Organik dan Populasi Mikroba Tanah serta Hasil Tanaman Padi Berbasis Teknologi Budidaya IPAT-BO, Ania Citraresmini, Ivan Ezer Barus, Yuliati Machfud, dan Tualar Simarmata
190
BIDANG KESUBURAN TANAH Biochar dan Kompos Memperbaiki Sifat Kimia dan Biologi Tanah Andisol pada Dataran Tinggi Aceh Tengah, Sufardi, Muyassir, dan Darwin Efendi
201
Ameliorasi Air Laut Untuk Tanah Gambut Dataran Rendah Sumatera, Sarifuddin, Zulkifli Nasution, A. Rauf dan B. Mulyanto
213
Fosfor Total, P Tersedia Tanah dan Serapan P Tanaman Jagung akibat Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk Fosfat pada Fluventic Eutrudepts, Yusra
221
Formula Pupuk untuk Lahan Padi Sawah Tercemar Kadmium dan Timbal, Rija Sudirja, Benny Joy, Santi Rosniawaty, Ade Setiawan, dan Dadang Supriatna
230
Pengaruh Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Abu Vulkanis yang Dikapur serta Produksi tanaman gandum (Triticum aestivum L.) Di Alahan Panjang, Syafrimen Yasin, Irfan Suliansyah, Gusnidar, Juniarti, dan Irwan Darfis
239
Peningkatan Fosfat Larut dari Batuan Fosfat dengan Campuran Limbah Cair Industri Tapioka dan Asam Sulfat pada Waktu Inkubasi Berbeda, Ainin Niswati, Riana Maulida, Abdul Kadir Salam, dan Sri Yusnaini
248
Peningkatan Kualitas Limbah Cair Agroindustri Nanas dengan Penambahan Limbah Kepala Udang sebagai Bahan Dasar Pembuatan Pupuk Organik Cair, Sri Yusnaini, Ainin Niswati, dan Udin Hasanudin
256
Dinamika Respirasi Tanah Selama Pertumbuhan Tanaman Jagung Akibat Pemberian Kombinasi Biomassa Azolla dan Pupuk Urea, Dermiyati, Tia Amendia Putri, Ainin Niswati dan Sri Yusnaini
262
Hasil Dan Kadar Gula Jagung Manis Dengan Aplikasi Pupuk Hayati dan berbagai Sumber Pupuk P , Asritanarni Munar, Alridiwirsah, dan Dani Prayoga
271
Keragaman Genetik Padi Lokal Aceh Toleran Nitrogen Rendah, Bakhtiar, Muyassir, dan Chairunas
278
Respons Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Terhadap Intensitas Cahaya Rendah, Taufan Hidayat , Zaitun, Hasanuddin
285
BIDANG KLASIFIKASI TANAH DAN EVALUASI LAHAN Karakterisasi Ultisol Di Perkebunan Kelapa Sawit PTPN I Pulau Tiga Aceh Tamiang, Teti Arabia, Ashabul Anhar, Fikrinda, dan Noor Faiqoh Mardatin
291
Karakteristik dan Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Jagung (Zea mays L.) di Daerah Tropika Basah Sulawesi Selatan, Risma Neswati, Christianto Lopulisa, dan Hernusye Husni
301
Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Memetakan Daya Dukung Lahan Permukiman di Banda Aceh, Indonesia, Muhammad Rusdi, Ruhizal Roosli, dan Mohd Sanusi S. Ahamad
309
Evaluasi Kemampuan Lahan untuk Pertanian di Sub Das Krueng Sieumpo Aceh, Halus Satriawan, Erwin Masrul Harahap, Rahmawaty, dan Abubakar Karim
317
Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Aceh Selatan, Mustafril
327
Fluks CO2 Andisol dari Tanaman Hortikultura di Bogor Jawa Barat, Jon Hendri, Suwardi, Basuki Sumawinata, dan Dwi Putro Tejo Baskoro
337
Analisis Sumberdaya Lahan Kakao Rakyat Dengan Mengintegrasikan Komunitas Fauna Tanah, Hasbullah Syaf dan Laode Muhammad Harjoni Kilowasid
347
Karakteristik Kimia dan Total Elemental Oksida Abu Vulkanis Gunung Sinabung Kabupaten Karo Pasca Erupsi Januari 2014, Dian Fiantis, Shamshuddin Jusop, dan Eric Van Ranst
356
Penilaian Potensi Lahan Berdasarkan Analisis Kemampuan Lahan di Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar, Manfarizah, Syamsidah Djuita, dan Abubakar Karim
365
Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Manggis di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, Syamsidah Djuita, Zainabun, dan Syakur
374
Daftar Peserta Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional, Kerjasama HITI Komda Aceh, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala dan Bappeda Aceh, Tanggal 16 – 17 September 2014 Di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
384
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN MANGGIS DI KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR Syamsidah Djuita, Zainabun, Syakur Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universita Syiah Kuala
ABSTRAK Kecamatan Lembah Seulawah terletak dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar, yang secara geografis berada di kaki Gunung Seulawah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei langsung ke lapangan dengan sistem taktis (land form system) yang didasarkan pada perbedaan faktor lingkungan yang ada seperti : bentuk wilayah, pola penggunaan lahan dan jenis tanah. Berdasarkan parameter, ditemukan 6 SPL dengan jenis tanah Inceptisol, penggunaan lahan pertanian tanaman pangan, persawahan, kebun campuran dan lahan terbuka. Keadaan drainase baik, kedalaman efektif 30-60 cm, topografi mulai berombak (3-8%) sampai berbukit (15-25%). Analisis tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman manggis adalah Kelas Sesuai marginal (S3) seluas 15004,64 ha dan kelas Tidak sesuai saat ini (N1) seluas 3840,40 ha Kesesuaian lahan potensial disemua SPL tingkat perbaikannya adalah Medium Input (MI). Dengan jenis perbaikan pengolahan tanah, pemberian pupuk dan pembuatan teras.
PENDAHULUAN Latar Belakang Propinsi Aceh memiliki potensi pertanian yang cukup besar, luas lahan yang potensial untuk lahan pertanian sekitar 2.411.194 dan yang dimanfaatkan 41 % yaitu untuk tanaman pangan 14,95%, perkebunan 18,80 %, perikanan darat 1,66% dan peternakan/padang pengembalaan 5,59% (BPS, Aceh) Jumlah penduduk yang bekerja disektor pertanian semakin meningkat, sedang tingkat pendidikan masih rendah, hal ini merupakan tantangan yang paling mendasar dalam meningkatkan pembangunan pertanian. Setiap usaha pertanian menitik beratkan kepada tingginya produksi yang akan dicapai, hal ini dapat disadari bila pengelola lahan memahami kondisi lahan yang akan digunakan. Oleh sebab itu suatu lahan perlu dievaluasi sehingga komoditas yang akan dikembangkan dapat memberikan hasil yang optimal. Kesesuaian lahan (land suitability)adalah gambaran tingkat kecocokan lahan untuk penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu areal dapat berbeda tergantung dari tipe penggunaan lahan yang dipertimbangkan, sedang penilaian kesesuaian lahan dapat berubah tergantung dari jenis tanaman yang akan dikembangkan (Sitorus, 1985). Untuk menetapkan seberapa jauh tingkat kecocokan suatu lahan tersebut dapat dilaksanakan dengan meninterpretasikan peta tanah atau melalui survey tanah di lapangan dan mengkorelasikannya dengan syarat tumbuh tanaman (PPT-Agroklimat,1993; sitorus, 1985) Melalui survei dan evaluasi lahan akan memberikan informasi bagi sipemakai tanah tentang jenis tanah, bentuk wilayah, kemampuan lahan dan kesesuaian lahan sehingga menjadi informasi dasar dalam penyusunan rencana pengembangan penggunaan lahan atau pola tata guna tanah yang sesuai. Evaluasi lahan juga merupakan suatu proses dalam menduga potensi lahan untuk penggunaan tertentu baik untuk pertanian maupun non pertanian. Potensi suatu wilayah untuk suatu pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan
374
antara sifat fisik lingkungan yang mencakup iklim, tanah, topografi, batuan dipermukaan dan persyaratan penggunaan lahan atau persyaratan tumbuh tanaman (Deptan, 1997). Sehubungan dengan hal tersebut dalam rencana pengembangan dan tingkat kecocokan tanaman manggis perlu dilakukan penelitian. Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar merupakan suatu lokasi yang potensi lahannya masih mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan tanaman hortikultura seperti manggis. Saat ini tanaman manggis banyak dikonsumsi masyarakat karena khasiatnya yang dapat dijadikan obat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kesesuaian/kecocokan lahan dalam rangka pengembangan tanaman manggis. METODOLOGI Lokasi penelitian pengembangan tanaman manggis dilaksanakan di Kecamatan Lembah Seulawah kabupaten Aceh Besar. Waktu pelaksanaan dilaksanakan selama dua bulan, dimulai bulan Agustus sampai dengan September 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei langsung ke lapangan dengan sistem taktis (land form system) yang didasarkan pada perbedaan faktor lingkungan yang ada seperti : bentuk wilayah, pola penggunaan lahan dan jenis tanah. Pada bentang lahan (land scape) yang kompleks digunakan metode sistematis (grid system) dengan membuat jalur rintisan. Berdasarkan atas parameter tersebut disusun Satuan Peta Tanah (SPT) yang selanjutnya setelah analisa tanah di laboratorium dibuat Satuan Lahan yang definitif. Kegiatan penelitian terdiri atas beberapa tahap yaitu: persiapan, penelitian pendahuluan, penelitian utama dan analisis laboratorium. (1) Tahap Persiapan: meliputi persiapan pembuatan peta kerja dan penelusuran informasi awal sebagai dasar dalam penyusunan rencana kerja selanjutnya, (2) Penelitian Pendahuluan: pada tahap ini dilakukan pengurusan administrasi, pengumpulan data sekunder dan penentuan jalur-jalur rintisan serta melihat kondisi awal lapangan, (3) Penelitian Utama: meliputi pengamatan langsung di lapangan, baik melalui pengukuran maupun pengamatan profil pewakil. Penelitian dilakukan dengan menggunakan peta kerja skala 1 : 125.000. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan pengeboran tanah pada titik-titik pengamatan pada peta kerja dari setiap satuan peta tanah yang dibuat dengan cara mengoverlay peta lereng, peta penggunaan tanah dan peta jenis tanah. Pada kondisi wilayah yang kompleks dibuat rintisan dengan metode sistematik, (4) Analisis Laboratorium : tahap ini meliputi analisis contoh tanah dari profil pewakil, tanah komposit dan contoh tanah utuh. Analisis tanah dilakukan di laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Dari hasil analisis di lapangan dan laboratorium disusun rekomendasi kesesuaian lahan sesuai kriteria/karakteristik kesesuaian lahan untuk tanaman manggis menurut DEPTAN, 1997. Data yang dikumpulkan baik berupa data primer maupun data sekunder terdiri atas : - Data iklim : curah hujan, hari hujan dan temperatur diperoleh dari BMKG. Data Tanah : Sifat fisik tanah (tekstur, struktur, drainase, kedalaman efektif, kepekaan erosi dan warna tanah) dan Sifat kimia tanah (pH tanah, kadar N, C organik, kejenuhan basa, kapasitas tukar kation (KTK), Kadar Ca, Mg, K dan Na. 375
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kecamatan Lembah Seulawah adalah salah satu kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar, yang secara geografis terletak antara 95036’ -95048 BT dan 5060’ – 5052’ LU. Luas kecamatan Lembah Seulawah adalah 31.994,58 ha. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut :sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Seulimum, sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Jantho, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Seulimum, sebelah Timur dengan Kabupaten Pidie. Tanah dan Topografi Berdasarkan peta jenis tanah di lokasi penelitian terdapat tiga jenis tanah yaitu : Entisol dengan luas 722,26 ha, Inceptisol dengan luas 28.291,83 ha, Ultisol dengan luas 2.890,49 ha. Topografi merupakan perbedaan tinggi atau bentuk wilayah Dengan komponen utama adalah derajat kemiringan lereng. Lereng merupakan faktor yang sangat menentukan dalam sangat curam lebih mudah terganggu karena dipengaruhi oleh curah hujan sehingga mudah tererosi. Keadaan bentuk wilayah dan persentase lereng di Kecamatan Lembah Seulawah sangat bervariasi mulai datar (0 – 3%), agak landai (3 – 8%), bergelombang (8 -15%), agak bergelombang (15 – 25%), curam (25 – 40%) sampai sangat curam (>40%). Jelasnya bentuk wilayah dan persentase kelerengan terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase Kelerengan, Bentuk wilayah dan Luas di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. No 1 2 3. 4. 5. 6.
Tingkat Kelerengan (%) 0–3 3–8 8 – 15 15 – 25 25 – 40 >40
Bentuk Wilayah Landai Agak Landai Bergelombang Agak Bergelombang Curam Sangat Curam
Luas (ha) 1.105,48 7.417,13 4.838,78 6.968,92 2.362,34 9.301, 94
Sumber : Bappeda Kabupaten Aceh Besar,2010.
Penggunaan Lahan Berdasarkan peta penggunaan tanah Kecamatan Lembah Seulawah sebagian besar penggunaannya adalah hutan dan tanah terbuka. Adapun jenis penggunaan lahan yaitu persawahan, kebun campuran, pertanian lahan kering, padang rumput dan tanah terbuka. Luas dari masing-masing jenis penggunaan tanah tersebut terlihat pada Tabel 2. Iklim Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang peranannya sangat penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama tanaman tahunan seperti tanaman manggis. Berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun terakhir yaitu 2002-2011 yang diperoleh dari BMKG Blang Bintang Kab. Aceh Besar, terlihat pada Tabel 3.
376
Tabel 2. Jenis dan Luas Penggunaan tanah di Kecamatan Lembah Seulawah. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jenis Penggunaan Tanah Persawahan Perkampungan Tanah terbuka Kebun campuran Pertanian lahan kering Padang rumput Hutan Jumlah Sumber : Peta Penggunaan Lahan, BPN Provinsi Aceh (2010).
Luas (ha) 36,42 490,60 1.022,10 1.210,37 1.641,67 255,07 27.338,35 31.994,58
Tabel 3. Jumlah dan Rata-rata Curah Hujan di Kecamatan lembah Seulawah selama 10 tahun terakhir (2002-2011) Tahun
Curah Hujan (mm) 2002 1.318,3 2003 1.537,6 2004 1.503,3 2005 1.449,1 2006 1.504,2 2007 1.320,4 2008 1.207,4 2009 1.760,4 2010 1.565,6 2011 1.269,3 Jumlah 14.435,6 Rata-rata 14.435,56
Hari Hujan (hari) 150 158 165 162 162 139 169 154 176 151 1.586 158,6
Bulan Basah (BB) 6 8 7 6 7 7 4 9 7 7 68 6,8
Bulan Lembab (BL) 3 2 3 3 3 3 4 0 3 2 26 2,6
Bulan Kering (BK) 3 2 2 3 2 2 4 3 2 3 26 2,6
Sumber : BMKG (2012)
Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt &Ferguson (1986), tipe iklim di lokasi penelitian termasuk tipe iklim C (agak basah), dengan nilai Q yaitu : 38,23%. Dimana rasio nilai Q adalah dari perbandingan antara bulan kering dengan bulan basah dikalikan 100%. Adalah : Q = 2,6/ 6,8 x 100% = 38,23 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Satuan Peta Lahan Satuan Peta Lahan (SPL) terdiri dari satuan tanah, bentuk wilayah dan penggunaan tanah. Satuan tanah terdiri dari jenis tanah dan drainase, serta penambahan beberapa sifat seperti besar butir, kedalaman efektif, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basah dan kemasaman tanah. Hasil pencirian di lapangan untuk Satuan Peta Lahan didapat enam (6) satuan lahan (land unit), setiap SPL diamati berdasarkan sifat fisik di lapangan dan sifat kimia melalui analisis sampel tanah di laboratorium. Uraian masing-masing satuan peta lahan terlihat pada Tabel 4.
377
Tabel 4. Uraian karakteristik SPL di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar No SPL Uraian Bentuk Lereng 1. Inceptisol, penggunaan lahan pertanian tanaman Agak landai pangan dan persawahan, drainase baik, kedalaman 3-8% efektif 30-60 cm, warna tanah 10YR 4/4 (dark yellowsh brown) 2. Inceptisol, penggunaan lahan tanah terbuka, Agak drainase baik, kedalaman efektif 0-30 cm, warna bergelombang tanah 10 YR 3/3 (dark brown) 15-25 % 3. Inceptisol, penggunaan lahan kebun campuran Agak landai dan tanah terbuka, kedalaman efektif 30-60 cm 3 - 8% Warna tanah 7,5 YR 3/6 (dark yellowish brown) 4. Inceptisol, penggunaan lahan kebun campuran Agak landai dan tanah terbuka, kedalaman efektif 30-60 cm 3 - 8% Warna tanah 7,5 YR 3/2 (dark yellowish brown) 5. Inceptisol, penggunaan lahan kebun campuran Agak Dan tanah terbuka, kedalaman efektif 30-60 cm bergelombang Warna tanah 7,5 YR 2,5/3 (dark yellowish brown) 15-25 % 6. Inceptisol, penggunaan lahan perkampungan Agak landai dan tanah terbuka, kedalaman efektif 30-60 cm 3 - 8% Warna tanah 7,5 YR 3/2 (dark yellowish brown)
Luas(ha) 3.299,32
3.860,40
10.193,43
601,02
522,70
388,17
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Sifat Morfologi Lahan Hasil analisis sifat morfologi lahan di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, yang diamati di lapangan adalah : fisiografi, drainase, kedalaman efektif, kelerengan, batuan di permukaan, warna tanah, dan tekstur tanah. Sifat morfologi lahan tersebut erat hubungannya dengan sifat fisika tanah dan sifat kimia tanah, dimana sifat yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Sifat Fisik Tanah Sifat fisika tanah yang diamati di lapangan antara lain fisiografi mulai dari agak landai sampai dengan bergelombang, terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Karakteristik Sifat Fisik Tanah pada masing-masing Satuan Peta Lahan di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. No Karakteristik Lahan
Satuan Peta Lahan 1 2 3 4 5 6 1 Fisiografi berombak bergelombang berombak berombak bergelombang berombak 2 Drainase baik baik baik baik baik baik 3 Kedalaman Efektif (cm) 30-60 0-30 30-60 30-60 30-60 30-60 4 Kelerengan (%) 3-8 15-25 3-8 3-8 15-25 3-8 5 Batuan Permukaan (%) 4 10 14 4 5 4 6 Warna Tanah 10YR4/4 10YR3/3 10YR3/6 10YR3/2 7,5YR2,5/3 7,5YR3/2 Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan (2012)
Sifat Kimia Tanah Hasil analisis sifat kimia tanah yang diambil sampelnya berdasarkan satuan peta lahan, dimana sampel yang diambil adalah pada lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil), 378
pengamatannya berdasarkan Kriteria Sifat-Sifat Kimia tanah menurut Puslitanak (P3MT, 1983). Sampel tersebut telah dianalisis di Laboratorium Analisa Tanah dan Tanaman Fakultas Pertanian dapat diuraikan sebagai berikut : a. Kemasaman Tanah (pH tanah) Kemasaman tanah (pH) merupakan indikator terhadap reaksi tanah yang menggambarkan ketersediaan hara di dalam tanah, aktivitas mikroorganisme dan tingkat kehancuran unsur hara tertentu bagi tanaman. Hasil analisis pH tanah menunjukkan bahwa di lokasi penelitian mempunyai tingkat kemasaman tanah yang bervariasi mulai 6 – 6,42 termasuk dalam kriteria agak masam. Hal ini menurut Kriteria DEPTAN (1997) untuk syarat tumbuh tanaman manggis sangat sesuai. b. C-Organik dan N-total Kadar C-organik di lokasi penelitian antara 0,40 – 1,30 % dan kadar N-total antara 0,03 – 0,18 %, dapat dikategorikan sangat rendah sampai dengan rendah. Menurut Stevenson (1982) bervariasinya nilai C-organik dan N-total tanah disebabkan karena wilayah tersebut merupakan tanah yang miskin bahan organik, dimana bahan tanahnya merupakan serasah yang miskin unsur N dengan laju akumulasi organik yang lebih cepat dibanding laju dekomposisi. Proses ini terjadi karena kondisi iklim setempat lebih sedang dengan temperatur relatif besar, sehingga sangat mendukung berlangsungnya proses mineralisasi bahan organik dari lapisan tanah. Menurut Winarso (2005), pemupukan dengan pupuk yang mengandung unsur N dapat mendorong dan mempercepat tumbuhnya bagian-bagian vegetatif serta memperbanyak butir hijau daun, dan semua proses vital dalam tanaman ada hubungannya dengan ketersediaannya N, dari semua unsur hara yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah nitrogen yang paling banyak diperlukan, dimana nitrogen diperlukan dari awal pertumbuhan sampai pematangan. Nitrogen umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- dan NH4+. c. P-tersedia Kadar P-tersedia dalam tanah di daerah penelitian berkisar antara 1,83 – 7,24 ppm, termasuk dalam kriteria rendah sampai dengan sedang. Dengan demikian untuk tanah-tanah pada wilayah penelitian diperlukan masukkan teknologi dengan pemberian pupuk P dosis tinggi. Peningkatan P-tersedia berkolerasi dengan derajat kemasaman (pH), dimana menurut pendapat Hanafiah (2005) P-optimum yaitu kisaran pH 6,0 – 7,0 karena apabila derajat kemasaman tanah di bawah 5,6 maka kelarutan Fe (hara mikro toksik) dan Al (unsur toksik) meningkat sehingga memfiksasi dan mengendap (presipitasi) P larutan membentuk Al-P dan Fe-P (koloid) yang kemudian mengalami kristalin. Selain itu untuk mempertinggi ketersediaan unsur P maka harus didahului dengan penambahan kation-kation valensi satu. Hal ini didasarkan bahwa pemberian pupuk P sebelumnya harus diciptakan terlebih dahulu tapak-tapak jerapan agar pemberian P tidak siasia. d. Kalium Dapat Dipertukarkan (K-dd) Hasil analisis K-dd memperlihatkan bahwa kadar K-dd tertukar secara umum berkisar antara 0,57 – 1,78 me/100 g, termasuk dalam kriteria sedang sampai dengan sangat tinggi.
379
e. Ca dan Mg Hasil analisis menunjukkan nilai Ca berkisar antara 10,12 – 32,24 me/100 g dan nilai Mg berkisar antara 1,28 – 3,84 me/100 g, termasuk dalam kriteria sedang sampai dengan sangat tinggi. Teknologi yang mungkin dialokasikan untuk meningkatkan status kedua unsur hara Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) adalah dengan penambahan kapur atau pupuk organik yang mengandung Ca dan sekaligus Mg dalam dosis rendah hingga sedang. Dugaan di atas sesuai dengan pendapat Hakim et al, (1986) yang menyatakan bahwa pemberian bahan organik ke dalam tanah dapat mengurangi jumlah dan persentase kejenuhan Al dalam larutan tanah, serta menaikkan kemasaman tanah (pH). f. Kapasitas Tukar Kation (KTK) Kapasitas Tukar Kation (KTK) suatu tanah dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan koloid tanah menyerap dana mempertukarkan kation. Hasil analisis tanah memperlihatkan KTK tanah di daerah penelitian berkisar antara 25,60 – 49,60 me/100 g, termasuk dalam kriteria tinggi sampai dengan sangat tinggi. Penilaian Status Kesuburan Tanah Penilaian kesuburan tanah di lokasi penelitian didasarkan pada data hasil analisis tanah yang meliputi parameter; KTK, KB, P-tersedia, K2O, dan C-organik. Hasil penilaian sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan potensi kesuburan tanah pada tiap satuan peta lahan di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Harkat penilaian kesuburan tanah tersebut mengacu pada kriteria TOR P3MT (PPT, 1983). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Harkat kesuburan tanah pada masing-masing satuan peta lahan di Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. SPL
KTK
KB
P-tersedia
K2O
C-org
1 2 3 4 5 6
ST T ST T T ST
S S ST S T ST
R R SR S SR R
T T ST ST ST ST
R R SR R R SR
Kecamatan
Tingkat Kesuburan Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang
Keterangan : ST : Sangat Tinggi, T: Tinggi, S : Sedang, R : Rendah, SR : Sangat Rendah
a. Evaluasi Kesesuaian Lahan Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu, kesesuaian lahan tersebut dinilai untuk kondisi saat ini atau aktual. Kesesuaian lahan aktual ditetapkan dengan membandingkan karakteristik lahan dengan persyaratan penggunaannya. Setelah faktor pembatas yang terdapat di lahan tersebut diperbaiki kelas kesesuaiannya berubah menjadi kesesuaian lahan potensial. b. Kesesuaian Lahan Aktual Berdasarkan data lapangan dan hasil analisis tanah di laboratorium menunjukkan bahwa, hasil analisis kesesuaian lahan saat ini untuk tanaman manggis di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, dapat dilihat pada Tabel 7.
380
Tabel 7. Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual pada Tanaman Manggis di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar SPL 1 2 3 4 5 6
Kesesuaian Lahan Aktual S3-rc N1-rc S3-rc, nr S3-rc S3-rc, eh S3-rc, nr Jumlah
Faktor Pembatas Kedalaman efektif Kedalaman efektif Kedalaman efektif, retensi hara Kedalaman efektif Kedalaman efektif, lereng Kedalaman efektif, retensi hara
Luas (ha) 3.299,32 3.860,40 10.193,40 601,02 522,70 388,17 18.865,04
Sumber : Hasil analisis (2012) Keterangan : S3 ; sesuai marginal ; N1 : tidak sesuai saat ini, rc : kedalaman efektif nr : retensi hara, eh : lereng.
c. Kesesuaian Lahan Potensial Berdasarkan hasil analisis kelas kesesuaian lahan aktual di lokasi penelitian yaitu tergolong kelas S3 dan N1 dengan faktor pembatas kedalaman efektif, lereng dan retensi hara. Keadaan faktor pembatas yang terjadi, dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan cara memberikan input teknologi (perbaikan), dengan memperhatikan faktor pembatas yang akan diperbaiki. Hasil kesesuaian lahan potensial setelah diberikan input teknologi untuk pengembangan tanaman manggis di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, disemua SPL tingkat perbaikannya adalah Medium Input (MI). Sedang jenis perbaikannya SPL 1, 3, 4, 5 dan 6 jenis perbaikan pengolahan tanah, pemberian pupuk dan pembuatan teras sedang SPL 2 dengan kelas N1 (tidak sesuai saat ini) bisa dinaikkan kelas kesesuaiannya menjadi S3 dengan memperbaiki sistem pengolahan tanah, d. Rekomendasi Pengembangan Tanaman Manggis Berdasarkan penilaian kelas kesesuaian lahan aktual menjadi kelas kesesuaian lahan potensial di lokasi penelitian dapat direkomendasikan menjadi lahan pengembangan tanaman manggis dengan memperhatikan faktor karakteristik lahan dan syarat tumbuh tanaman manggis seperti terlihat pada Tabel 8. Dari hasil penilaian karakteristik lahan untuk pengembangan tanaman manggis di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar dan nilai kesesuaian lahan potensial pada lokasi penelitian adalah sesuai marginal (S3) memiliki potensi lahan yang baik, dan tanaman ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan sumber pendapatan petani/ masyarakat dengan memperhatikan sistem pengolahan lahan seperti pemberian bahan organik dan memperhatikan keadaan topografi.
381
Tabel 8. Penilaian Karakteristik Lahan untuk Pengembangan tanaman Manggis di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Karakteristik Curah Hujan Drainase Tekstur Kedalaman tanah KTK liat Kejenuhan basa pH H2O C-Organik Lereng Bahaya Erosi Batuan permukaan
Syarat tumbuh 1.250-1.750 mm Baik, Sedang Agak halus-halus >100 cm > 16 cmol > 35 % 5–6 > 1,2 % <8% Sangat Rendah <5%
Hasil Analisis 1.443,56 mm Baik Agak halus-halus 30 - 60 cm 28 - 49,6 cmol 35 – 83 % 6 – 6,4 0,4 – 1,44 % 3 – 25 % Sangat rendah- Sedang <5%
Nilai Baik Baik Baik Sedang Tinggi Tinggi Agak masam Rendah Sedang Baik Baik
Sumber : Data Diolah (2012)
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan hasil analisis laboratorium dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ditemukan enam (6) Satuan Peta Lahan (SPL) dengan jenis tanah Inceptisol, penggunaan lahan pertanian tanaman pangan, persawahan, kebun campuran dan lahan terbuka. Keadaan drainase baik, kedalaman efektif 30-60 cm, topografi mulai berombak (3-8%) sampai berbukit (15-25%). SPL 1 seluas 3299,32 ha, SPL 2 seluas 3860,40 ha, SPL 3 seluas 10.193,43 ha, SPL 4 seluas 601,02 ha, SPL 5 seluas 522,70 ha, SPL 6 seluas 388,17 ha. Dengan total luas lokasi penelitian 18.865,04 ha. 2. Analisis tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman manggis adalah Kelas Sesuai marginal (S3) seluas 15.004,64 ha dan kelas Tidak sesuai saat ini (N1) seluas 3.840,40 ha 3. Sesuai dengan karakteristik lahan untuk pengembangan tanaman manggis dapat memberikan input perbaikan untuk kesesuaian lahan agar dapat dinaikkan kelas kesesuaiannya dengan mengadakan perbaikan pengolahan tanah dan pemberian pupuk. Saran Berdasarkan luas lahan di Kecamatan Lembah Seulawah dapat direkomendasikan untuk pengembangan tanaman manggis seluas 18.865,04 ha dengan memperhatikan sistem pengolahan tanah. DAFTAR PUSTAKA BAPPEDA Kabupaten Aceh Besar. 2009. Profil Pembangunan Ekonomi Kabupaten Aceh Besar. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. 2012. Curah Hujan di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Blang Bintang. Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh Badan Pusat Statistik, 2012. Aceh Besar Dalam Angka 2012. Katalog BPS. Aceh Besar. Provinsi Aceh. Buckman, H.O and N. C. Brady, 1982 Ilmu Tanah Terjemahan Soegiman Bhatara Karya Aksara, Jakarta 382
DEPTAN,1997. Perencanaan Tata Guna Tanah dan Kesesuaian Lahan. Tarsito. Jakarta FAO, 1976. A Frame Work For land Evaluation. FAO Soil Bull. Roma Hakim, N,. M.Y.Nyakpa, A.M.Lubis, S.Nugroho., M.R. Saul., M.A.Diha, G.B Hong., dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung Hanafiah, A.K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta Karim K dan K Zailani, 1986. Dasar-Dasar Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala , Banda Aceh. Pracaya. 2003. Budi Daya Tanaman Manggis, Kanisius. Jogyakarta Rukmana, R. 2003. Bibit Manggis, Kanisius. Jogyakarta. Sitorus,S.R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito. Bandung Sobir, 2009. Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia. Agro Media, Jakarta. Stevenson, F.A. 1982. Humus Chemistry, Genesis Classification Reaction, John dan Wiley, New York Sutejo, M.M. 2002. Analisis Tanaman. Kanisius. Jakarta. TOR, P3MT. 1983. Petunjuk Teknik Evaluasi Lahan, Puslitanak, Bogor. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah dan Kualitas Tanah. Penerbit Gava Media Yogyakarta
383