Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA Bambang Kushartono, Nani Iriani clan Gunawan Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Keterbatasan pakan dapat menyebabkan populasi temak padasuatu daerah menurun . Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan ketersedisan pakan diperlukan teknologi baik yang berkaitan langsung dengan produksi pakan maupun teknologi pemberian pakan. Salah satu teknologi pemberian pakan; temak diberikan hijauan cacahan. Pada percobaan ini digunakan 4 ekordombajantan dewasa, tiap ekor diberikan 5 kg rumput rajacacahan yang berbeda ukuran ; 2 cm, 5 cm, 10 cm, clan 25 cm serta membandingkan pengaruh perbedaan umur pemanenan rumput raja 50 hari clan 60 hari dengan tujuan mengetahui efisiensi hijauan yang dikonsumsi temak. Panjang pencacahan berpengaruh terhadap efisiensi pakan hijauan, semakin pendek pencacahan semakin tinggi persentase hijauan yang dikonsumsi. Umur pemanenan rumput raja 50 hari dengan perlakuan pencacahan 2 cm menunjukkan persentase tertinggi yang termakan temak (93,4 %). KataKunci : Hijauan pakan, efisiensi, pencacahan. PENDAHULUAN Pakan hijauan merupakan komponen utama dari ransum temak ruminasia, termasuk domba clan kambing. Dalam rangka pengembangan petemakan suplai hijauan mutlak diperlukan . Menurut Sabrani dalam Winugroho (1991), kelemahan sistim produksi petemakan pada umumnya terletak pada tatalaksana pakan clan kesehatan. Keterbatasan pakan dapat menyebabkan populasi temak suatu daerah menurun. Oleh karena itu kemampuan peteruak dalam menyediakan pakan akan menentukan jumlah temakyang mampu dipelihara. Untuk menjamin kecukupan pakan harus ditunjang oleh upaya penyediaan pakan secara kontinyu sepanjang musim baik melalui penanaman hijauan seperti rumput, leguminosa ataupun melalui pemanfaatan limbah pertanian . Ketersediaan pakan tersebut khususnya untukjenis temak ruminansia dipengaruhi oleh kondisi cuaca clan kesuburan tanah . Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan pakan, tidak hanya diperlukan teknologi yang berkaitan langsung dengan produksi pakan, namun juga teknologi pemberian pakan yang lebih baik. Hal ini didorong oleh kondisi dimana jumlah populasi temak selalu cendrung diusahakan untuk meningkat karena kebutuhan akan temak yang selalu bertambah . Sedangkan dilain pihak lahan untuk pemeliharaan temak semakin menyempit karena tergusur untuk kepentingan industri clan perumahan (Satryo B, 1977) .
32
Pusat Penelitian clan Pengembangan Petemakan
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
Ditinjau dari aspek sumber daya sebenarnya tidak ada alasan yang menyatakan bahwa usaha temak ruminansia kecil tidak memiliki keunggulan komperatifclan kompetitif(Yulistiani, dkk, 1998) . Pernyataan tersebut menggambarkan masih banyak upaya yang harus diperbuat untuk meningkatkan efisiensi usaha clan peningkatan produktivitasnya . Pencacahan hijauan pakan ternak merupakan salah satu teknologi dalam pemberian pakan ternak, yaitu dengan cara memotong/mencacah hijauan sepanjang antara 2 cm sampai 8 cm (Supriyanto, 1994). Dengan mencacah hijauan terlebih dahulu, menjadikan pakan lebih mudah dikonsumsi oleh ternak, memungkinkan untuk ditambah dengan bahan suplemen lain seperti dedak, vitamin clan lainlain, clan juga dapat dijadikan silase . Jenis hijauan yang dipotong ada beberapa macam, seperti rumput raja, rumput gajah,jerami padi, jagung, kacang-kacangan clan lain-lain . Ketinggian (panjang) tanaman yang dicacah biasanya berkisar antara 0,5 meter sampai 2,5 meter. Peternak biasanya mencacah hijauan tersebut secara konvensional yaitu dengan menggunakan sabit atau golok dengan efisiensi yang rendah clan ukuran cacahan yang kurang seragam . Oleh karena itu, penggunaan alat/mesin pencacah (alsin) akan membantu mengatasi permasalahan tersebut . Pengamatan pada percobaan ini akan membandingkan berbagai ukuran panjang cacahan clan perbedaan umur saat rumput raja di panen. Dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh perlakuan pencacahan terhadap efisiensi hijauan yang termakan oleh ternak. BAHAN DAN METODA Percobaan dilakukan di Kandang Percobaan Balai Penelitian Ternak Ciawi pada bulan Nopember 2002 clan Mei 2003. Rumput raja diperoleh dari Kebun Rumput Balai PenelitianTernak Ciawi. Dengan perlakuan yaitu A Rumput raja saat dipanen berumur 1. 50 hari 2. 60 hari. B. Panjang cacahan rumput raja 1. 2 cm. 2.5 cm. 3.10 cm. 4.25 cm. Ternak yang digunakan pada pengamatan ini adalah dombajantan dewasa lokal sebanyak4 ekor, masing-masing ditempatkan dalam kandang individu dengan ukuran kandang 0,70 meter x 1,40 meter. Rancangan pengamatan yaitu ternak ditempatkan di kandang individu dengan pemberian rumput raja cacahan yang ukuran panjangnya berbeda yaitu panjang cacahan 2 cm, 5 cm, 10 cm, clan 25 cm.
Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian
33
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
Setiap ekor diberikan 5 kg rumput cacahan sebagai bahan makanan dasar dan diberikan makanan tambahan konsentrat 200 gram . Kriteria pengamatan yaitu pada setiap perlakuan, rumput raja cacahan ditimbang pads, awal pemberian dan dilakukan penimbangan ulang pada setiap sisa hijauan yang tidak termakan . Penimbangan dilakukan setiap hari, masing-masing perlakuan diulang dua kali . Pada akhir pengamatan hasilnya dijumlahkan dan dirata-ratakan.
Analisis komposisi kimia dari daun dan batang rumput raja dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi, yang terdiri dari kandungan protein dan serat kasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan pendahuluan terhadap rumput raja (Pennisetum Purpurephoides) dilakukan di Kebun Rumput Balai Penelitian Ternak Ciawi didapatkan rata-rata produksi 4-6 kg/m2 atau 360 ton/ha/ tahun . Dengan catatan jarak tanam 1 meter x 1 meter, umur rumput raja saat dipanen 50 - 60 hari atau 6 kali pemanenan dalam satu tahun ( Kushartono, 2001) . Tinggi atau panjang tanaman rumput raja berkisar 254 cm, bahkan menurut laporan Siregar (1988) ketinggian rumput raja mencapai 3 -4 meter dengan produksi 1076 ton/ha/tahun . Dengan kenyataan
ini tentunya sangat tidak efisien apabila rumput raja diberikan tanpa perlakuan . Apabila dilihat secara fisik tanaman rumput raja terdiri dari daun dan batang didapatkan perbandingan 40 : 60 dapat dilihat
pada Tabel l .
Tabel l . Data pengamatan kondisi awal rumput raja No . 2. 3. 4. 5. 8. 7. 8. 9. 10 .
Panjang (cm) 240 290 285 290 310 278 234 188 210 216
' 8
U'
57 57 62 82 .5 80 57 68 8o BO
4-0 -43 43 38 37,5 40 43 42 40 40
sl y
(Sumber : Kushartono, 2001) Hasil pengamatan pengaruh berbagai panjang cacahan terhadap efisiensi konsumsi pakan tertera pada Grafik 1 .
34
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
Gafik 1. Persentase rumput raja yang dikonsumsi oleh Tmak domba dewasa Pada pemanenan umur 50 hari dengan panjang cacahan 2 cm persentase bagian yang termakan cukup tinggi (93,4%) . Apabila dibandingkan dengan ukuran cacahan 5 cm hal tersebut tidak berbeda nyata (83,5 %). Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh bagian daun dan batang termakan . Sedangkan pada pencacahan 10 cm mulai terlihat pengaruhnya dengan banyaknya sisa yang tidak termakan (33,1%), terutama pada pencacahan 25 cm sisa bagian yang tidak termakan cukup tinggi (43,7%) . Terlihat pada Grafik 1 umur pemanenan dan panjang cacahan sangat besar pengaruhnya terhadap efisiensi bagian yang termakan . Pada pemanenan rumput raja umur 60 hari persentase yang termakan pada umumnya menurun, kemungkinan tekstur batang sudah mulai mengeras yang berakibat Tmak kurang menyukainya. Pada pencacahan 2 cm memperlihatkan masih tingginya persentase bagian yang termakan (91,9%) . Sedangkan untuk pencacaahan 5, 10 dan 25 cm mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan bagian yang termakan diperlukan perlakuaan pencacahan, atau semakin pendek pencacahan semakin tinggi persentase rumput yang dikonsumsi oleh Tmak. Pada umumnya pada setiap perlakuan, sisa yang tidak termakan adalah bagian batang rumput, sedangkan bagian daunnya selalu habis dikonsumsi Trnak. Mengingat palatabilitas serta tingginya persentase bagian yang termakan Tmakterutama pada pencacahan 2 cm dan 5 cm, maka perlu dikaji lebih lanjut nilai gizi bagian daun dan bagian batang. Hasil analisis kimia, komposisi zat makanan (kandungan protein kasar dan sertrtt kasar) dari bagian-bagian rumput raja dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2.
Hasil analisis kimia protein kasar dan sertrtt kasar rumput raja
Umur panen
Bagian rumput
50 hari
DaunBatang DaunBatang
60 hari
Serat Kasar (%)
Protein Kasar(%) 12,844,94
31,2037,05
12,433,89
32,9238,26
Sumber : Lab. Proximat Balai Penelitian Ternak
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
35
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003
Ditinjau dari kandungan zat-zat makanan dari bagian yang dapat dimanfaatkan oleh ternak, maka bagian daun adalah yang terbaik dimana karena pada bagian daun menganclung kadarprotein sebesar 12,84 % clan lebih besar dari kandungan protein yang terdapat pada bagian batang. Namun demikian kedua bagian tersebut sangat baik untuk dimanfaatkan ternak ruminansia yaitu sebagai sumber protein nabati clan serat kasar yang diperlukan dalam proses pencernaan ternak ruminansia. Ditinjau dari perbedaan umur pemanenan yaitu rumput raja dipanen pada umur 50 hari clan 60 hari tidak nyata perbeclaan nilai gizinya. Kandungan protein kasar untuk umur pemanenan 50 hari dari daun clan batang rata-rata 8,89 % clan untuk pemanenan 60 hari dari daun clan batang rata-rata 8,16 %, meski demikin kanclungan penurunan nilai gizi pengaruh umur tetap ada . Hal ini dapat dilihat pada persentase bagian yang termakan, clan umur pemanenan sangat besar pengaruhnya . Perlakuan dengan pencacahan terhadap rumput raja seperti yang diuraikan dalam makalah ini mempunyai keuntungan antara lain; 1. Terdapat peningkatan bagian yangtermakan oleh ternak sehingga pemberian rumput lebih efisien. 2. Mempermudah penyimpanan clan distribusi, karena proses pencacahan akan menyebabkan penyusutan dalam volume bahan tersebut. 3. Meperpanjang daya simpan karena bisa dibuat silase yang relatif lebih tahan terhadap serangan mikro organisme perusak. KESIMPULAN Dari hasil clan percobaan tersebut, clapat disimpulkan sebagai berikut 1. Umur pemanenan berpengaruh terhadap persentase bagian yang termakan ternak . 2. Panjang pencacahan berpengaruh sangat nyata terhadap efisiensi pakan hijauan, semakin pendek pencacahan semakin tinggi persentase hijauan yang termakan . 3. Persentase tertinggi bagian yang termakan yaitu pada umur pemanenan 50 hari dengan panjang pencacahan 2 cm dengan persentase termakan ternak 93,4 %. DAFTAR BACAAN Kushartono .B, 2001 . Pengaruh Curah Hujan clan Pola Pemupukan Terhadap Produksi Rumput Raja Pennisetum Purpurephoides ). Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan. Bogor. P : 42-49. Siregar,M .E, 1988. King Grass Sebagai Hijauan Pakan Ternak. Warta Penelitian clan Pengembangan Pertanian. Vol 10No.4 Juli 1988. Supriyanto, 1994. Mesin Pencacah Hijauan Pakan Ternak . Laporan Hasil Rekayasa clan Rancang Bangun. Balai Besar Pengembangan Alat clan Mesin Pertanian . Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian . Departemen Pertanian .
36
Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003
Satryo,B, 1997. Rancang Bangun Alsin Pencacah Hijauan Pakan Ternak Dengan Pisau Vertikal Tipe BS V Temu Ilmiah dan Ekspose Alat dan Mesin Pertanian. Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . Departemen Pertanian . Winugroho,M., 1991 . Pedoman Cara Pemanfaatan Jerami pada Pakan Ruminansia. Balai Penelitian Ternak Bogor. Hal : 32-38 . Yulistiani, D., B. Triesnamurti, U.Adiati, A.Priyantini dan H. Setiyanto,1988 . Optimalisasi Teknologi Usaha Ternak Kambing dan Domba Sebagai Upaya Meningkatkan Efisiensi Usaha. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . Bogor. P : 130-150.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
37