Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
PENGARUH CURAH HUJAN DAN POLA PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (PENNISETUM PURPUREPHOIDES) BAMBANG KUSHARTONO Balai Penelitian Ternak, PO BOX221, Bogor 16002
RINGKASAN Produksi rumput raja sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kesuburan tanah clan kandungan air tanah . Kandungan air dalam tanah sangat dominan pengaruhnya dalam proses produksi clan erat hubungannya dengan pola pemupukan . Pada perubahan ini digunakan tiga jenis pupuk untuk mengetahui tingkat efektifitas pada musim hujan clan musim kemarau, pengamatan dilakukan selama satu tahun 6 kali pemanenan . Berdasarkan pengamatan curah hujan clan pemupukan mempengaruhi produksi rumput raja. Dari hasil rata-rata produksi yang diamati diperoleh data sebagai berikut, tanpa pemberian pupuk 1,05 kg/m', pupuk urea 1,71 kg/M2, pupuk kandang 3,26 kg/m2, pupuk air limbah (sludge) 4,4 kg/m'. Dari hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa pemberian pupuk air limbah kandang produksi rumput stabil clan ticlak terpengaruh adanya perubahan curah hujan . Penggunaan pupuk kandang clan pupuk urea pada musim kemarau kurang efektif. Kata kunci : Produksi rumput raja, curah hujan, pupuk. PENDAHULUAN Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan petemakan misalnya perkandangan, pakan, kesehatan clan lain sebagainya. Khususnya bagi temak ruminansia untuk faktor pakan banyak dipengaruhi oleh ketersediaan hijauan karena sebagian besar dari pakan yang dikonsumsi oleh Tmak ruminansia berupa hijauan . Dalam rangka pengembangan Tmak ruminansia pakan khususnya hijauan perlu mendapatkan perhatian karena setiap kenaikan jumlah populasi temak tidak diikuti oleh peningkatan areal penanaman hijauan . Untuk mengatasi keterbatasan lahan perlu adanya upaya dalam peningkatan produksi hijauan pakan, khususnya rumput dengan cara intensifikasi (WAHYUDI, 1981) . Sebetulnya telah banyak hasil penelitian tentang pakan temak baik dari segi kualitas maupun kuantitas namun kenyataannya sampai saat ini masih kekurangan persediaan pakan terutama pada musim kemarau. Salah satu hijauan pakan yang telah diteliti mempunyai produksi tinggi clan merupakan unggulan adalah rumput raja. Menurut SIREGAR (1988), bahwa rumput raja (Pennisetum purpurephoides) adalah jenis rumput gajah hibrida (Pennisetum hybrid) merupakan hasil persilangan antara Pennisetum purpureum
42
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
dengan Pennisetum typhoides . Rumput hibrida ini mudah ditanam dengan stek batang atau rumpun dan tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi 2.000 m di atas permukanaan laut (dpl). Rumput raja merupakan tanaman tahunan, tingginya mencapai 3-4 m, panjang daun dapat mencapai 130 cm dan lebar daun mencapai 5 m. rumput ini tumbuh baik pada tanah yang berat dengan kemampuan menahan air yang tinggi. Hasil produksi menurut pengamatan di lapangan mencapai 4-6 kg per rumpun atau ±400 ton/ha/tahun pada lahan subur dengan irigasi yang baik. Bahkan SIREGAR (1988) melaporkan bahwa produksi rumput raja bisa mencapai 1076 ton/ha/tahun . Produksi rumput raja sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kesuburan tanah, kandungan air tanah dan intensitas sinar matahari. Namun faktor yang paling dominan yang dapat mempengaruhi produksi rumput raja yaitu tinggi rendahnya kandungan air dalam tanah . Menurut pengamatan di lapangan apabila kandungan air dalam tanah tinggi seperti pada musim hujan produksi rumput raja meningkat dan sebaliknya pada musim kemarau kandungan air dalam tanah menurun berakibat turunnya produksi rumput. Selain curah hujan berdampak positif terhadap peningkatan produksi rumput, pada saat-saat tertentu yaitu pada curah hujan yang berlebihan akan berdampak negatif (buruk) yang dapat mempengaruhi produksi rumput . Menurut SAJIMIN (komunikasi pribadi) apabila terlalu banyak kandungan air dalam tanah dapat menimbulkan kejenuhan akar yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan rumput . Dalam keadaan demikian drainase tanah harus diperhatikan yaitu dengan cars genangan air segera dialirkan . Untuk mendapatkan tingkat produksi rumput raja dalam mempertahankan umur potong yang relatif pendek dengan produktivitas tinggi perlu dilakukan pemupukan .Untuk mempertahankan produksi rumput raja dalam menunjang penelitian, maka penulis mencoba mengamati sejauh mana pengaruh curah hujan dan pola pemupukan terhadap peningkatan produksi rumput raja. Tujuan penulisan ini untuk memberikan informasi bagaimana efektifitas penggunaan pupuk pada musim hujan maupun pada musim kemarau dan bagaimana pengaruh curah hujan terhadap produksi rumput raja, sehingga dapat dipakai acuan dalam menunjang kontinyuitas penyediaan rumput raja. MATERI DAN METODA Pengamatan ini dilakukan di lapangan Percobaan Balai Penelitian Temak Ciawi-Bogor. Waktu pengamatan satu tahun mulai bulan Februari 2000 sampai dengan bulan Februari 2001 .Data lokasi pengamatan adalah sebagai berikut : a . Tinggi tempat dari permukaan laut 550 m b. Curah hujan per tahun rata-rata 1 .221 mm c. Suhu rata-rata harian 24° C d . Kelembaban 90 e. Ph tanah 5-6
43
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
Materi yang digunakan dalam pengamatan ini adalah rumput raja dan pupuk. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea, pupuk kandang dan air limbah (sludge) . Perlakuan pada percobaan ini adalah pola pemberian pupuk yang berbeda antara petak satu dengan yang lain. Rancangan percobaan dibuat 4 petak, masing-masing seluas 200 m2 dengan jumlah tanaman 200 rumpun per petak. Petak pertama sebagai kontrol tanpa pemberian pupuk, petak kedua dengan urea, petak ketiga dengan pupuk kandang dan petak keempat dengan air limbah kandang (sludge) . Waktu pemupukan setiap satu minggu setelah pemanenan dan dosis dari masing-masing pupuk pada Tabel 1 . Tabel 1 . A. B. C. D.
Dosis pupuk yang digunakan Jenis Pupuk Kontrol Pupuk Urea Pupuk Kandang Air Limbah Kadang (sludge)
Dosis Tanpa pemupukan 100 kg/ Ha 10 ton/ Ha Dialirkan pada bahan
Setiap perlakuan diamati pertumbuhan dan diukur penambahan pada setiap pemanenan . Pengamatan ini dilakukan selama satu tahun atau 6 kali pemanenan . Parameter yang diamati adalah rataan hasil produksi rumput segar setiap pemanenan, pengukuran tinggi rumput, panjang daun, lebar daun, diameter batang dan jumlah rumpun . Untuk mendukung pengamatan ini dilakukan pencatatan data curah hujan selama satu tahun dari bulan Februari 2000 sampai dengan bulan Februari 2001 di stasiun Klimatologi Balai Penelitian Ternak Ciawi. Setelah data terkumpul dianalisis secara sederhana yaitu dijumlah dan dirata-ratakan, kemudian dibandingkan satu dengan yang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan ini menunjukan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi proses produksi adalah tanah, irigasi dan iklim . Tanah yang cocok untuk tanaman rumput raja yaitu tanah yang mempunyai tekstur clan drainase yang baik serta tersedia bahan organik yang cukup. Untuk meningkatkan produktivitas tanah dilakukan pengolahan dan pemupukan sesuai dengan yang disarankan oleh SUSETYO et al. (1969) yang menyatakan bahwa salah satu komponen pengelolaan yang penting dan perlu mendapatkan perhatian dalam usaha budidaya hijauan pakan ternak adalah pemupukan . Dalam teknologi penggunaan pupuk untuk pertanian ada tiga hal yang perlu diperhatikan ketepatan dan kecermatannya yaitu dosis, waktu dan cara pemupukan .
44
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 1001
Produksi rumput
Pada pengamatan ini mencoba membandingkan sejauh mana pengaruh peningkatan produksi dari beberapa pola pemupukan . Dibawah ini disajikan hasil produksi dari tiga pola pemupukan yaitu dengan pemberian pupuk urea, pupuk kandang clan air limbah kandang (sludge) bisa dilihat pada Grafik 1 clan Tabel 2. 30 25
e
N E Y
20
T x
15
a
10
= LN E
Y 7
LN
5 0 Maret
Mei
Juli
September
November
Januari
Waktu (bulan) Pupuk Urea
IControl M Pupuk kandang
Grafik 1 .
Pupuk Air Limbah
a Curah Hujan
Pengaruh Curah Hujan clan Pola Pemupukan terhadap Produksi Rumput Raja
Tabel 1 . Data produksi rumput raja segar dari pola pemupukan yang berbeda selama 1 tahun Petak 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol Pu uk urea Pu uk kandan Punuk air limbah
Hasil 1 220 29 0 ]E4 80 4.00
rataan roduksi setia emanenan (kg/m') 6 2 3 4 5 1,00 1,08 0,80 0.40 0,70 1,51 0,95 1,40 2,00 151 2,60 2,80 3,20 3 360 2,80 4,10 4,40 4,70 4,7 4,60
Rataan rod. 1,05 1,71 3.26 4,40
Dari Grafik 1, terlihat bahwa sampai pemanenan ke 6 ternyata produksi rumput segar dengan pola pemupukan air limbah kandang (sludge) produksinya stabil, diikuti penggunaan pupuk kandang clan urea. Rata-rata prduksi berkisar: pupuk air limbah (.sludge) 4,4 kg/m2, pupuk kandang 3,26 kg/m2, pupuk urea 1,71 kg/m2 clan tanpa pemupukan 1,05 kg/m2 . Pada penggunaan pupuk air limbah kandang produksinya stabil, hal ini menandakan bahwa pada lahan tanaman rumput tersebut tidak terpengaruh adanya perubahan iklim, karena dengan adanya pengaliran air limbah mampu membasahi tanah yang kering sehingga kelembaban clan kesuburan tanah tetap terjaga. Menurut SYAHRUDDIN et al. (1999), pemberian pupuk kandang akan memperbaiki sifat fisika tanah antara lain struktur, pori-pori tanah clan suhu tanah. Bahan organik mempunyai sifat higroskopis, sehingga tanah menjadi
45
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
lembab clan dingin, hal ini menyebabkan aktifitas mikro-organisme bertambah . Keadaan demikian ini sangat cocok dengan tanaman rumput raja, bisa dilihat dari hasil produksi pada setiap pemanenan pada penggunaan rumput kandang hasilnya lebih baik bila dibandingkan dengan penggunaan pupuk urea. Apabila kita lihat pada pemanenan ke 1 clan ke 2 produksinya hampir tidak berbeda antara penggunaan pupuk air limbah clan pupuk kandang, hal ini disebabkan oleh curah hujan mampu melarutkan pupuk dalam tanah sehingga mudah terserap oleh akar. Namun pada pemanenan ke 3 clan ke 4 sangat mencolok perbedaan produksinya, lebih-lebih pada penggunaan pupuk urea. Adanya perbedaan produksi pada saat pemanenan ke 3 clan ke 4 kemungkinan disebabkan oleh perbedaan kesuburan clan kandungan air tanah, karena pada saat pemanenan ke 3 clan ke 4 curah hujan suclah mulai menurun . Kemungkinan lain pada musim kemarau kandungan air dalam tanah minim sehingga pertumbuhan akar terhenti yang mengakibatkan pupuk tidak dapat terserap seluruhnya oleh tanaman rumput tersebut. Selanjutnya terlihat pada pemanenan ke 5 clan ke 6 produksi mulai meningkat sejalan dengan meningkatnya turunnya curah hujan . Apabila kita perhatikan data produksi di atas menunjukan bahwa curah hujan sangat berpengaruh terhadap proses produksi rumput terutama pada lahan tadah hujan . Hal ini menunjukan bahwa curah hujan clan tingkat produksi sangat erat hubungannya . Pada tanaman rumput raja air merupakan salah satu faktor penting, karena tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman yang membutuhkan air cukup banyak, sehingga pada saat musim kemarau perlu dilakukan penyiraman. Namun perlu diketahui bahwa sifat tanaman ini ticlak menyukai air yang menggenang oleh karena itu pada musim penghujan, kelebihan air harus segera dialirkan sehingga ticlak ada air yang menggenang. Pada lahan-lahan yang drainasenya kurang baik curah hujan yang tinggi clapat berakibat buruk terhadap produksi karena apabila terlalu banyak kandungan air tanah dapat menimbulkan kejenuhan akar clan busuk batang yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan rumput . Pada masa pertumbuhan vegetatif setelah masa tumbuhnya akar clan tunas kebutuhan air clan pupuk bagi rumput raja memuncak karena clibutuhkan untuk pertumbuhan akar, batang clan daun. Penampilan pertumbuhan Di bawah ini disajikan pengukuran pertumbuhan rumput raja pada empat perlakuan pemupukan yang berbeda pada setiap pemanenan . Hasil pengukuran tinggi rumput, panjang daun, lebar daun, diameter batang clan jumlah rumpun terlihat pada Tabel 3, 4, 5, 6, clan 7. Pada Tabel 3, 4, 5, clan 6 terlihat bahwa pemberian pupuk terhadap pertumbuhan pengaruhnya sangat nyata, rumput raja responsif terhadap pemberian pupuk . Pupuk merupakan salah satu komponen yang sangat penting, diperlukan tanaman ini clan perlu mendapatkan perhatian dalam usaha budidayanya . Selain itu pada kontrol (tanpa pemberian pupuk) terl hat bahwa pertumbuhan rumput terhambat, rumput menjadi kerdil, diameter batang mengecil clan banyak tanaman yang mati.
46
Temu Teknis Fungsional Non Peneliei 2001
Tabel 3 .
Hasil rataan pengukuran tinggi rumput raja (cm)
Perlakuan A. B. C. D.
Kontrol Pupuk Urea Pupuk Kandang Pupuk Air Limbah
Perlakuan Kontrol Pupuk Urea Pupuk Kandang Pupuk Air Limbah
Tabel 5 .
Kontrol Pupuk Urea Pupuk Kandang Pupuk Air Limbah
1
6 130 190 220 310
1 102,6 102,3 116,9 124
2 83 102 124 126
Pemanenan 3 4 97 95 98,5 99 110,6 112 120 122
5 85 100 118 126
6 90 103 120 130
1 2,7 3,25 4,03 4
2 3,4 3,71 3,84 4,1
Pemanenan 3 4 2,9 3 3,1 3,1 3,90 3,9 4 3,9
5 2,8 3,2 3,9 4,2
6 3 3,4 4,0 4,4
Hasil rataan pengukuran diameter diameter batang rumput raja (cm)
Tabel 6.
Perlakuan A. B. C. D.
5 125 170 215 3 10
Hasil rataan pengukuran lebar daun rumput raja (cm)
Perlakuan A. B. C. D.
2 170 201 279 290
Hasil rataan pengukuran panjang daun rumput raja (cm)
Tabel 4. A. B. C. D.
1 156 205 234 240
-
Pemanenan 3 4 136, 136 154,5 150 188 210 290 285
Kontrol Pupuk Urea Pupuk Kandang Pupuk Air Limbah
1 1,37 1,68 1,81 1,9
2 1,34 160 1,70 2
Pemanenan 4 3 1,3 1,3 1,4 1,5 1,6 1,6 1,9 1,9 -
5 1 1,5 1,7 - 2,2 -
6 1 1,7 1,8 - 2,2
Pada tabel di atas terlihat bahwa pemupukan dengan air limbah temyata pertumbuhan rumput lebih baik, tidak ada perbedaan yang mencolok antara pemanenan ke 1 dan seterusnya. Jika kita amati pada penggunaan pupuk kandang terlihat ada penurunan pertumbuhan pada pemanenan ke 3 dan ke 4 karena pada saat itu curah hujan menurun yang mengakibatkan pupuk kandang tidak bisa larut ke dalam tanah seluruhnya sehingga tidak terserap oleh rumput, lebih-lebih penggunaan pupuk urea pertumbuhannya sangat menurun . Pada musim kemarau penggunaan pupuk urea sangat tidak efektif tidak nampak pertambahan pertumbuhannya, kemunginan pada musim kemarau pupuk urea banyak yang menguap sehingga tidak terserap oleh rumput. Pendapat ini dikuatkan oleh SABRI (1980) bahwa teknologi penggunaan pupuk untuk mencapai tingkat daya guna yang tinggi perlu diperhatikan ketepatan,
47
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
kecermatan dosis, waktu clan cara pemupukannya .Kesuburan tanah dapat dipengaruhi oleh adanya curah hujan clan erat hubungannya dengan jumlah rumpun (anakan) . Pada umumnya rumput raja tumbuh baik pada curah hujan yang tinggi atau sebaliknya kurang tahan pada tanah yang kering karena rumput ini mengandung t 80% air .Jumlah rumpun (anakan) clan curah hujan bisa dilihat pada Tabel 7 clan 8 . Pada Tabel 6 terlihat bahwa untuk lahan-lahan yang subur jumlah rumpun atau anakan lebih sedikit namun ukuran diameter batang lebih besar. Hal ini dapat dimaklumi karena kecepatan dalam pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh kesediaan air hujan . Makin banyak curah hujan tanaman semakin subur karena pengambilan unsur hara dari tanah lebih lancar sehingga tidak mengganggu proses fotosintesa yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan clan perkembangan tanaman . Tabel 7 .
Hasil rataan penghitungan jumlah rumpun (anakan) rumput raja (bt) Perlakuan
A. B. C. D.
1 31 34 27 28
Kontrol Pupuk Urea Pupuk Kandang Pupuk Air Limbah
Tabel 8 .
2 25 34 25 26
3 40 36 34 30
Pemanenan 4 38 36 34 29
5 35 34 30 25
6 31 30 28 22
Data curah hujan harian dalam mm
o~aao~a®ss~~~o~®®~~ra~ a®®eoe~l~®o®ee®® a®e®tee®oee®-®® o®®®eoea_®ego®® _I 1 0®®O~oa00000®® ®0 LIJ 112
1 .1
13 q_
?.7
2 .1
-2-
GI
®o®~®eo®oo~eo® ®o®ae®ogee®®®m ~ooe~oeee®®e®® ®e®ooovo®~®eo® ®~®®®00®O®OOO® I 1 1( ©e®v®eoooo®~®® . ®~®ooae~o®® ®o ®v®o®eveaae~oo ®®®oeooo®ee®®® ®®®®e®ee~®®tee® 11
=
62
24
02
111
_
.x
ea
u4
-
I
La
1
1
. .9 -
La
_
ul .±
-
111
21)
11_1
, .z
a.s
I'
I.
11 .2
o.z
n._
IfI,N
. ..1
1.2
16.
_ x I ®000~~0®®0~0~®
®ooa nl 1 la
48
u171 I
x111
vlv
aos
_.
17
IG
-
o~ aa:: v
17
oo~~~ ul. .
m-
I_
17
97,-T-] . I_
La _
N
-
f,
Temu 7eknis Fungsional Non Peneliti 1001
KESIMPULAN Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa curah hujan clan pemupukan dapat mempengaruhi pertumbuhan clan produksi rumput raja. Dari hasil rata-rata produksi yang diamati penggunaan pupuk air limbah kandang (sludge) produksinya stabil clan lebih baik bila dibandingkan dengan penggunaan pupuk kandang clan urea yaitu berkisar 4,4 kg/m2 diikuti penggunaan pupuk kandang 3,26 kg/m2, pupuk urea 1,71 kg/m2 clan tanpa pemupukan 1,05 kg/m2 . Disarankan waktu pemupukan sebaiknya dilakukan pada musim hujan terutama penggunaan pupuk urea karena penggunaan pupuk urea pada musim kemarau kurang efektif. Untuk mengoptimalkan hasil produksi rumput raja penggunaan pupuk kandang sengat dianjurkan DAFTAR BACAAN M.E. 1988 . King Grass sebagai Hijauan Pakan Temak. Warat Penelitian clan Pengembangan Pertanian . Departemen Pertanian . 10 (4) Juli 1988.
SIREGAR,
clan B. SOEWARDI . 1969. Hijauan Makanan Temak. Direktorat Jenderal Petemakan . Departemen Pertanian . Jakarta .
SUSETYO, K .
1980. Tingkat Daya Guna Pemupukan Tanaman Padi Sawah di Wilayah III Cirebon . Majalah Pertanian No. 2, XXVII, th 1980. Departemen Pertanian .
SABRI SA .
clan NURAINI . 1999. Pemberian Pupuk Kandang Memperbaiki Sifat Fisika clan Kimia Tanah. Prosiding Lokakarya Fungsional Non Peneliti, hal 42 - 49 Pusat Penelitian clan Pengembangan Petemakan .
SYAHRUDIN, A .
1981 . Pengelolaan Rumput Gajah. Balai Penelitian Pegawai Pertanian Songgoriti,Batu Malang .
WAHYUDI, D .