PENGARUH TINGKAT TAWAKAL REMAJA MASJID DALAM MENYIKAPI MUSIBAH DI DESA BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh AMINATUL BADI’AH NIM 11107156 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
i
ii
PENGARUH TINGKAT TAWAKAL REMAJA MASJID DALAM MENYIKAPI MUSIBAH DI DESA BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh AMINATUL BADI’AH NIM 11107156 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
’’Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir’’.(Qs. Yusuf 87)
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada: Ayah (almarhum) dan ibuku tercinta. Kakak-kakakku, paman-paman n bulek ku yang terus memberikan dorongan serta motivasi. Teman-teman baik ku ( watix, aniez n vitri ). Teman-teman kelas ku PAI E (2007).
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah yang Maha Rohman dan Rahim, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan dan motivasi dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini selesai dengan judul “Pengaruh Tingkat Tawakal Terhadap Perilaku Remaja dalam Menyikapi Musibah di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang”. Tidak lupa, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua Program studi PAI. 3. Ibu Dra. Hj Maryatin selaku dosen pembimbing 4. Bapak/ibu dosen serta seluruh karyawan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan yang baik pada penulis. 5. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah membantu skripsi ini. Oleh karena itu, penulis hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT mencatatNya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis secara pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, Februari 2012 Penulis Aminatul Badi’ah ————————— NIM. 11107156 viii
ABSTRAK
Badiah Aminatul. 111 07 156. Pengaruh Tingkat Tawakal Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra.Hj Maryatin. Kata kunci: Tingkat Tawakal, Perilaku Remaja Masjid dalam Menyikapi Musibah. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan; Bagaimana Tingkat tawakal, bagaimana perilaku remaja masjid desa bancak dalam menyikapi musibah dan bagaimana pengaruh tingkat tawakal remaja masjid dalam menyikapi musibah Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif, dengan menggunakan studi korelasi. Sedangkan penggalian datanya menggunakan angket, observasi, dan dokumentasi. Adapun subyek penelitian sebanyak 50 responden, terdiri dari remaja masjid yang berusia 13-21 tahun. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Selanjutnya kesimpulan diambil dengan menggunakan rumus Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat tawakal dalam kategori tinggi dalam prosentase 46%. Sedangkan untuk Perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah memperoleh kategori tinggi dalam prosentase 50% dengan taraf signifikan 5%, diperoleh pada tabel N taraf signifikan 5%: 0,279, dan ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro: 0,383. Setelah dikonsultasikan dengan rtabel 0,279 hasil 0,383 maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat tawakal terhadap perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah di desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2011.
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................
I
LEMBAR BERLOGO....................................................................................
II
JUDUL............................................................................................................ III PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................
IV
PENGESAHAN KELULUSAN.....................................................................
V
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN....................................................... VI MOTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... VII KATA PENGANTAR.....................................................................................VIII ABSTRAK...................................................................................................... IX DARTAR ISI..................................................................................................
X
DAFTAR TABEL........................................................................................... XII
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................
1
B. Rumusan Masalah..........................................................................
6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................
6
D. Hipotesis Penelitian........................................................................
6
E. Kegunaan Penelitian............................................................... …… 7 F. Definisi Operasional.......................................................................
8
G. Metode Penelitian.......................................................................... 10 H. Siatematika Penulisan............................................................. …... 15 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Tingkat Tawakal………………………………………………..
16
1 Pengertian Tawakal................................................................... 20 2 Landasan Syariat Tawakal........................................................
21
3 Tata Cara Tawakal....................................................................
22
4 Hikmah Tawakal....................................................................... 22 5 Tingkat tawakal......................................................................... 23
x
B. Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah.................... 27 1
Remaja................................................................................... 27
2
Perilaku................................................................................... 30
3
Pembinaan Agama dan Jiwa Remaja .................................... 32
4
Macam-macam Perilaku Remaja Dalam Menyikapi Musibah ................................................................................ 37
C. Pengaruh Tingkat Tawakal Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah ……...............................................................................
45
BAB III. LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi ........................................................... 48 B. Penyajian Data .……………………………………………........ 53
BAB 1V. ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ......................................................................... 59 B. Analisis Kedua ........................................................................... 72 C. Pembahasan ………………........................................................ 75
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 76 B. Saran ............................................................................................ 77 C. Penutup ........................................................................................ 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Penduduk Desa Bancak Berdasarkan Jenis Kelamin.................
49
Tabel 2 Data Penuduk Desa Bancak Berdasarkan Umur.................................
49
Tabel 3 Data Penduduk Desa Bancak Berdasarkan Tingkat Penduduk ……... 50 Tabel 4 Jumlah Sarana Pendidikan .................................................................. 51 Tabel 5 Data Pencaharian Penduduk Desa Bancak …….................................
51
Tabel 6 Data Penduduk Berdasarkan Agama …….........................................
55
Tabel 7 Sarana Pendidikan …….....................................................................
52
Tabel 8 Daftar Nama Responden …................................................................
53
Tabel 9 Jawaban Angket Tingkat Tawakal Remaja Masjid............................
55
Tabel10 Jawaban Angket Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah ……….....................................................................................
56
Tabel11Tingkat Tawakal Remaja Masjid........……. …...............................
60
Tabel12 Interval Tingkat Tawakal Remaja Masjid....................…...............
63
Tabel13 Frekuensi Tingkat Tawakal Remaja Masjid................... …............
65
Tabel14 Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah ….................
66
Tabel15 Interval Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah........
69
Tabel16 Frekuensi Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah.....
71
Tabel17 Tabel Analisis Product Moment …................................................
72
xii
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia ini tidak terlepas dari problematika yang sering di anggap sebagai musibah, mulai dari persoalan himpitan ekonomi, tekanan pekerjaan, masalah pribadi, keluarga, biaya pendidikan hingga sosial kemasyarakatan. Persoalan ini menimbulkan perasaan cemas, gelisah, takut dan kawatir yang akhirnya akan menyebabkan manusia itu terpuruk, sehingga mereka merasa bahwa hidup yang menekankan ini semakin sesak untuk di jalani. Putus asa pun sering tidak dapat untuk dihindari, hingga jalan pintas di ambil sebagai jalan keluar. Pada zaman sekarang ini sudah banyak fenomena mengenai hal ini, tentang banyaknya perilaku manusia dalam menghadapi masalah kehidupan. Mulai dari menghalalkan segala cara, berbuat musrik, hingga mengakhiri hidupnya melalui bunuh diri yang sering terjadi pada kalangan remaja. Remaja merupakan golongan masyarakat yang paling mudah terpengaruh dari dunia luar (Daradjat, 1975: 94). Usia remaja merupakan usia rawan, dimana secara umum mereka beragama, tetapi dalam perilakunya sering tidak menjalankan ajaran agama.
1
2
Apabila dilihat dari perkembangan fisiknya yang
sangat cepat,
perilaku remaja juga di pengaruhi oleh acara-acara televisi, pergaulan dan lingkungan dimana ia hidup (Daradjat, 1974:117). Sedangkan dilihat dari perkembangan mental, sikap remaja sering kali rentan (lemah) dan mudah menyerah terkadang juga ada yang mempunyai keinginan untuk mencobacoba atau mengambil resiko. Hal tersebut sering terjadi karena emosi remaja belum stabil. Ketegangan emosi, peristiwa-peristiwa yang menyedihkan dan keadaan yang tidak menyenangkan dalam diri remaja, mempunyai pengaruh besar dalam sikap remaja terhadap masalah-masalah agama dan perilaku. Remaja yang didik orang tuanya dengan agama saja, mereka susah untuk menjalankan (tidak menjalankan) ajaran agama. Apalagi remaja yang tidak didik agama sama sekali. Hal tersebut juga di pengaruhi oleh masalah mental atau kejiwaan yang dapat dilihat dari sikap yang selalu merasa tersisih, kehilangan kepercayaan diri, kehilangan masa depan, merasa selalu sial dan cepat berputus asa, gelisah, bimbang atau sering bingung, dan merasa melakukan hal-hal yang siasia dan tak ada manfaatnya. Apabila segala masalah yang di hadapi remaja itu tidak mendapatkan penyelesaian yang sehat dan wajar, maka akan dibawanyalah kesukaran itu kemasa dewasanya dan persoalan itu akan menjadi bahaya yang mengancam kebahagiaannya sepanjang umur dan gangguan kejiwaan. Fenomena tersebut sering terjadi karena remaja tidak memiliki jiwa tawakal atau tingkat tawakal yang sangat rendah. Padahal dengan berusaha,
3 berdo’a dan di iringi dengan tawakal Allah pasti akan memberikan jalan atau kemudahan kepada mereka. Istilah tawakal yang secara sederhana dalam pemahaman kebanyakan orang adalah berpasrah atau berserah diri. Tawakal itu termasuk pekerjaan hati, terpatri di hati dalam menghadapi suatu menghadapi persoalan atau pekerjaan, dimana manusia merasa bahwa dengan kekuatan sendiri, tanpa bersandar pada kekuatan Allah, tidak akan sanggup menghadapinya (Sholeh, 2008: 7). Allah SWT berfirman :
Artinya : Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (Tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakka.(Qs. Ali Imron 160). Ayat di atas menerangkan bahwa Allah akan menolong orang-orang mukmin yang bertawakal, dengan pertolongan Allah maka tidak ada yang mampu mengalahkannya. Akan tetapi, jika Allah tidak memberikan pertolongan maka tidak ada siapa pun yang dapat menolongnya, maka hendaklah orang-orang mukmin itu bertawakal hanya kepada Allah. Dan hendaklah para orang tua mendidik anaknya (remaja) dengan baik serta membekalinya dengan ilmu agama.
4
Bertawakal dalam segala urusan bukan saja termasuk rohani yang baik tapi memang di perintahkan Allah, seperti dalam Qs Ibrahim : 11. Pelaksanaan tawakal pada prinsipnya meliputi segala urusan dan pekerjaan yang baik serta segala keadaan yang sulit. Allah berfirman:
Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.(QS. Al-Hadiid: 22-23) Jadi ayat diatas menjelaskan bahwa segala bencana yang ada dimuka bumi, telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh (kitab induk yang yang memuat segala peristiwa yang terjadi di alam semesta, kecil maupun besar, ghaib maupun nyata).(Mustafa, 2005:138). Dan manusia tidak boleh berduka cita atas musibah yang menimpanya, Allah juga tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri dan sombong. Dikala menghadapi bencana dan bahaya yang akan menyerang, di perlukan tawakal serta melakukan persiapan yang di perlukan untuk menolak
5
bahaya itu (Sholeh, 2008: 9). Berbicara tentang bencana atau musibah, kita perlu mengingat adanya qadha dan qadar atau pun takdir Allah, juga mengingatkan hal itu kepada orang lain dikala terjadi musibah baik untuk diri sendiri atau orang lain. Menurut Haddad (1999: 300) dalam Bukunya yang berjudul Penyejuk Hati Penawar Jiwa “jikalau orang yang terkena musibah itu sudah mengetahui bahwa apa yang berlaku atas dirinya itu sudah tertulis sejak zaman azali dahulu. Sudah terbukukan dalam kitab lauhul mahfudz”. Akan tetapi, mungkin sekali cobaan atau musibah itu dijadikan peringatan oleh Allah, sebab ia lalai atau kurang ketaatannya kepada Allah, sehingga sesudah terkena musibah tersebut ia akan kembali ke jalan yang lurus, sadar serta menyerahkan diri sepenuhnya kehadirat Allah Swt. Banyak sekali masalah-masalah atau musibah yang sering terjadi pada remaja masjid, misalkan saja di desa Bancak. Ada remaja yang sulit mendapatkan pekerjaan, hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas, aborsi, sering mabuk-mabukkan akibat terpengaruh oleh orang lain atau putus sekolah kerena tidak adanya biaya dan lain-lain (Http://mfirmansyah.wordpress.com). Akan tetapi, perilaku setiap remaja dalam menyikapi musibah sangatlah berbeda-beda, ada yang tabah menerimanya dan ada pula yang putus asa dalam menghadapinya. Berdasarkan gambaran serta paparan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin mempelajari lebih dalam dan melakukan penelitian dengan mengangkat judul “PENGARUH TINGKAT TAWAKAL REMAJA
6
MASJID
DALAM
MENYIKAPI
MUSIBAH
DI
DESA
BANCAK
KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat tawakal remaja masjid di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2011? 2. Bagaimana perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2011? 3. Apakah ada pengaruh tingkat tawakal remaja masjid dalam menyikapi musibah di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2011? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat tawakal pada remaja masjid di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2011. 2. Untuk mengetahui perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah di Desa Bancak Kecamatan Kabupaten Semarang Tahun 2011. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat tawakal remaja masjid dalam menyikapi musibah di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2011. D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu teori yang sifatnya sementara dan kebenarannya masih di uji kembali. Secara singkat hipotesis dapat dikatakan sebagai dugaan
7
sementara terhadap suatu penelitian yang masih perlu di uji kembali kebenarannya ( Arikunto, 1992 : 62). Berdasarkan
pengertian diatas penulis membuat hipotesa sebagai
berikut; adanya pengaruh yang signifikan
pada tingkat tawakal terhadap
perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah di desa Bancak kecamatan Bancak kabupaten Semarang, artinya ”Semakin tinggi tingkat tawakal perilaku remaja masjid semakin bertambah kepasrahannya kepada Allah dalam menghadapi musibah”. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya bagi penulis dan pembaca. Serta menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan berupa hasil penelitian ilmiah sebagai bahan kajian dunia pendidikan islam. 2. Manfaat Praktis a. Remaja Masjid Remaja di harapkan menambah tawakalnya sehingga dapat menghadapi era globalisasi pada zaman sekarang ini, dan tetap bertawakal serta sadar bahwa baik buruknya segala sesuatu itu sudah ditentukan oleh Allah, tetapi setelah remaja tersebut berusaha secara maksimal.
8
b. Masyarakat Apabila para remaja masjid tahu tentang ilmu agama dengan benar, maka tawakalnya akan bertambah. Dan masyarakat tidak akan khawatir pada remaja masjid akan berperilaku yang tidak sesuai dengan agama. Hal tersebut akan menimbulkan rasa persatuan antara masyarakat dengan remaja. F. Definisi Operasional Untuk
menghindari
adanya
kemungkinan
yang
salah
dalam
penggunaan istilah pada judul penelitian ini, maka perlu di jelaskan beberapa istilah pokok yaitu : 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya atau akibat yang di timbulkan dari suatu proses (Purwadarminta, 1982:865). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (benda atau orang) yang ikut membentuk, watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Depdiknas, 2007:849). Pengaruh yang dimaksud adalah apakah ketika ada musibah mereka (remaja masjid) selalu tawakal. 2. Tawakal Menurut bahasa, tawakal berarti berserah diri, mempercayakan diri, atau mewakilkan (Sholeh, 2008:5). Dalam Kamus lengkap Bahasa Indonesia, tawakal adalah pasrah sepenuh hati kepada Allah (Fajri dan Senja,hlm 798). Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, tawakal adalah
9
pecahan kata dari wakalah (perwakilan). Dikatakan : wakkala amruhu ilaa fulan yakni ia menyerahkan urusan kepada Allah dan bersandar kepadaNya dalam urusan itu. Orang yang diserahi urusan itu disebut wakil (Hawwa, 2004:331). Jadi, tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan sepenuh hati yang disertai usaha dan do’a. Akan tetapi manusia juga harus bisa menerima dengan lapang dada atas semua ketentuan Allah baik atau pun buruk. 3. Perilaku Remaja Masjid dalam Menyikapi Musibah Perilaku
secara
bahasa
adalah
perbuatan,
kelakuan,
cara
menjalankan atau berbuat (Purwadarminta, 1982:553). Sedangkan menurut istilah perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007 : 859). Jadi, perilaku adalah perbuatan, tanggapan seseorang terhadap rangsangan atau lingkungan. Remaja adalah orang yang berada pada masa peralihan dari masa anak sampai masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang mereka berumur antara 1322
tahun
(Sumini,
2004:54).
Sedangkan remaja
masjid
adalah
perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktifitas sosial dan ibadah dilingkungan masjid (http://pinterngaji.blogspot.com.memajukan.remaja ). Musibah adalah bencana atau malapetaka (Purwadarminta, 2006: 787). Musibah meliputi segala macam hal yang beraneka ragam, misalnya di kala sakit, kematian anak atau kerabat dekat atau jauh, bala yang tidak
10
diharapkan, seperti tabrakan kendaraan, kesukaran dalam kehidupan, terkena
fitnah
dan
lain-lain
(Zainudin
dan
Djaliel
,1999:299). Berdasarkan pengertian, dapat disimpulkan bahwa perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah adalah perbuatan atau tanggapan remaja masjid dalam menyikapi musibah yang menimpa mereka. G. Metode Penelitian Untuk
mempermudah penelitian ini dalam pengumpulan dan
menganalisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan sebagai berukut: 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif
dan
menggunakan rancangan penelitian studi korelasional karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Menurut Sugiyono metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya
dilakukan
secara
random,
pengumpulan
data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis (2006:14). Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu pengaruh tingkat tawakal remaja masjid sebagai varibel X dan perilaku remaja dalam menyikapi musibah sebagai variabel Y.
11
2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2011. Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 18 Oktober sampai 30 Desember 2011. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karekteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Margono, 2005 : 118). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja masjid di Desa Bancak kecamatan Bancak kabupaten Semarang yang keseluruhannya 160 orang yang terdiri dari 10 dukuh, 10 masjid dan 32 mushola. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Pengambilan sample jika subyek, kurang dari 100%, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dapat di ambil antara 10-15 % atau 2025 % atau lebih (Kartono, 1980 : 129). Berdasarkan acuan di atas, maka penulis mengambil 50 orang sebagai sampel dari seluruh remaja masjid (160 orang), yang berasal dari Masjid Al-Muslimun (Dukuh Slabruk) 20 orang, dan dari Masjid AlMuttaqin (Dukuh Banaran) 30 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Random Sampling (sampel acak). Ada pun
12
yang akan dijadikan penelitian adalah remaja masjid yang berusia 13-21 tahun. Alasan mengambil random sampling 50 karena letaknya lebih terjangkau dari domisili peneliti. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data di lapangan, penulis menerapkan metode sebagai berikut: a. Metode Angket Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden (Margono, 2007 : 167). Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data dari responden. Cara yang di tempuh ialah penulis membagikan angket kepada remaja masjid yang berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai tingkat tawakal dan perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah. Berdasarkan indikator masing-masing variabel. b. Metode Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1995 : 136). Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, data yang penulis dapatkan adalah gambaran umum mengenai obyek penelitian serta hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Data tersebut di dapatkan dari
13
sekertaris desa, ketua RT/RW dan kadus-kadus (dukuh Banaran, dan Slabruk). c. Metode Dokumentasi Dokumentasi mencari hal-hal atau variabel yang berupa, catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1987 : 188). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan objek penelitian. 5. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu yang pertama angket tentang tingkat tawakal remaja masjid dan yang kedua tentang perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah. a. Variabel 1: Tingkat Tawakal Remaja Masjid dengan indikator sebagai berikut: 1) Mengenal Allah dengan segala sifat-Nya 2) Yakin melakukan usaha (ikhtiar) dengan sungguh-sungguh 3) Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan 4) Khusnuzhan pada Allah 5) Menyerahkan diri pada Allah (pasrah). (http://Syiarfkuns.blogspot.com) b. Variabel 2: Perilaku Remaja Masjid dalam menyikapi musibah dengan indikator sebagai berikut: (http://Drise.online.com) 1) Iman dan ridha terhadap ketentuan Allah
14
2) Sabar menghadapi musibah 3) Mengetahui hikmah dibalik musibah 4) Memperbanyak berdo’a dan berdzikir 5) Taubat 6) Istiqomah pada islam 6. Analisis Data Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dianalisis statistik yang mengacu pada rumus product moment. Rumus digunakan untuk mengetahui variasi tingkat tawakal dan perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah, secara presentase digunakan rumus: P
f x100% N
Keterangan : P
: Prosentase
F
: Frekuensi objek
N
: Jumlah objek Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh tingkat tawakal terhadap perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah di Desa Bancak Kec. Bancak Kab. Semarang yaitu menggunakan rumus korelasi product moment:
X
XY
N
xy X
2
Y
X N
2
Y
2
Y N
2
15
Keterangan: XY
: Produk dari X di kali Y
x
: Variabel skor 1
Y
: Variabel skor 2
N
: Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam 5 bab yang secara sistematika kami jabarkan sebagai berikut: BAB I,
Pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesa, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika skripsi.
BAB II,
Merupakan landasan teori yang meliputi : tingkat tawakal, Perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah dan Pengaruh tingkat tawakal terhadap perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah.
BAB III, Hasil Penelitian meliputi: gambaran umum lokasi, letak geografis, struktur organisasi dan penyajian data. BAB IV, Analisis Data meliputi : analisis pendahuluan, data tentang tingkat tawakal dan data tentang perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah dan analisis lanjutan. BAB V,
Penutup yang meliputi : Kesimpulan, Saran dan Penutup.
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tingkat Tawakal 1.Pengertian Tawakal Menurut bahasa, tawakal berasal dari kata bahasa arab wakkala disebutkan: seseorang mengwakalkan urusannya kepada sifulan dan ia berpegang kepada orang itu mengenai urusannya. Orang yang kepadanya diserahi urusan disebut”wakil”. Orang yang menyerahkan kepadanya disebut ” orang yang mewakilkan kepadanya dan muwakil”, manakala ia telah tentram hatinya dan ia telah percaya dengannya, dan ia tidak menuduh kepadanya dengan teledor. Maka tawakal adalah suatu ibarat tentang pegangan hati kepada wakil (Al-Ghazali, 1982:360). Adapun tawakal menurut istilah dapat disimak dari beberapa pendapat atau pengertian sebagai berikut: a. Tawakal adalah mempercayakan atau menyerahkan segenap masalah kepada Allah sepenuhnya dan menyandarkan kepada-Nya penanganan berbagai masalah yang dihadapi. (Bahri, 2005:73) b. Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya. (Ilyas, 2007:44) c. Tawakal adalah mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu rencana, bersandar kepada kekuatan-Nya, dalam melaksanakan
17
suatu pekerjaan, berserah diri dibawah perlindungan-Nya. (Sholeh, 2008:6) d. Tawakal adalah kesadaran akan kelemahan diri dihadapan wakil (yang diwakilkan) dan habisnya upaya, disertai kesadaran bahwa wakil adalah penyabab yang menentukan keberhasilan dan kegagalannya. (Syihab, 2002: 509) e. Tawakal adalah menyandarkan kepada Allah SWT tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati, tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tentram. (http://id.wikipedia.org?wiki/Tawakal) Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Hawwa (2004: 331), tawakal adalah pecahan kata dari wakalah (perwakilan). Dikatakan: wakkala amruhu ila fulan yakni ia menyerahkan urusan kepada Allah dan bersandar kepadanya dalam urusan itu. Orang yang diserahi, urusan disebut wakil. Sedangkan menurut Imam Ahmad sebagaimana dikutip oleh Sholeh (2008:6), tawakal adalah ibadah hati. Jika demikian, tentu tawakal dalam diri manusia bertingkat-tingkat. Tawakal akan menguat dalam diri seseorang sejalan dengan bertambahnya iman. Sebaliknya, tawakal akan melemah dengan berkurangnya keimanan.
18
Tawakal itu merupakan salah satu maqam yang penting dan tidak dapat di pisahkan dengan iman (Bahri, 2005:73). Menurut Iman Al-Ghazali maqam itu terdiri dari ilmu, hal dan amal. Hal ini merupakan salah satu komponen maqam tawakal, karena tawakal dengan melakukan tahqiq merupakan ungkapannya, sedangkan ilmu merupakan buahnya (Hawwa, 2004:331). Sedangkan menurut Al-Sarraj, maqam tawakal itu membutuhkan maqam ridha. Tawakal yang berarti memasrahkan, mempercayakan dan menyerahkan segenap masalah kepada Allah sepenuhnya dengan ikhlas hanya bisa dicapai dengan sempurna melalui sikap ridha, yakni rela dan menerima dengan lapang dada segala keputusan dan perlakuan Allah kepada seorang hamba (Bahri, 2005: 77). Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Quasem (1975: 204) tawakal tersusun dari ilmu, pembawaan dan amal, namun pembawaanlah yang sebenarnya yang dimaksud dengan tawakal, sedangkan ilmu hanyalah dasarnya dan amal merupakan hasilnya. Ilmu ini diutarakan sebagai keyakinan kepada tiga hal, yaitu (a) keesaan Allah (tauhid), (b) kekuasaan atau kodratnya dan (c) kebijaksanaan (nikmatnya). Mempercayai bahwa Allah itu esa adalah keyakinan yang paling penting, dan sebab itu kadang-kadang disebut landasan tawakal, dan diidentifikasikan dengan unsur ilmu. Supaya dapat menjadi dasar sifat tawakal, ketiga keyakinan ini harus dominan sekali didalam jiwa. Dalam pandangan tasawuf, tawakal merupakan refleksi dari tauhid yang murni, sebab jika masih ada ketakutan atau ketergantungan pada
19
sesuatu makhluk berarti ia masuk kedalam syirik khafi (mempersekutukan Allah secara sembunyi). (Bahri, 2005:73). Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara tawakal dan rencana yang matang (ketetapan hati), dengan usaha untuk melaksanakan rencana itu. Suatu hal yang keliru jika tawakal diartikan sebagai berdiam diri tanpa berikhtiar sama sekali. Dan tinggi
rendahnya
iman
akan
mempengaruhi
tawakal
seseorang.
Sesungguhnya inti dari tawakal kepada Allah adalah kesadaran bahwa baik buruknya segala sesuatu itu di tentukan oleh Allah. Contoh-contoh perilaku tawakal, antara lain: a Orang yang bertawakal kepada Allah, bila mendapat karunia selalu bersyukur b Tidak berkeluh kesah dan gelisah c Menerima segala ketentuan Allah dengan ridha terhadap diri dan keadaan (Multahim, 2007:28). Jadi, manusia itu harus bertawakal kepada Allah dalam hal apa pun disertai dengan usaha dan meyakini bahwa Allah akan memberikan pertolongan atau kemudahan. 2. landasan Syariat Tawakal Landasan syariat dalam bertawakal itu adalah ayat-ayat dari AlQur’an, di antaranya:
20
Artinya:”Dan Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS Al-Maidah: 23)
Artinya:”Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (Tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal”. (QS Ali Imron: 16 Ayat diatas menerangkan bahwa orang-orang yang beriman (orang mukmin) itu hendaknya hanya bertawakal kepada Allah saja dan tidak bergantung pada selain Allah. Karena hanya Allah lah yang dapat membantu manusia. Jika ada yang membantu mereka itu hanya sebagai perantara.
Artinya:”Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.(QS Al-Anfal: 2)
21
Ayat diatas menerangkan bahwa, orang-orang yang beriman itu adalah orang yang hatinya gemetar tenang dan bertambah imannya ketika mendengar nama Allah dan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an. Hendaknya hanya kepada Allah sajalah mereka bertawakal. 3. Tata Cara Tawakal Tawakal yang benar memiliki dua ciri-ciri utama sebagai berikut: a. Bersandar kepada Allah dengan penyandaran yang jujur dan hakiki. b. Melakukan berbagai usaha
yang diperbolehkan syariat
untuk
mendapatkan apa yang di inginkan (Sholeh, 2008:17). Jadi, tawakal kepada Allah bukan berarti meninggalkan usaha. Islam telah menyeru kepada umatnya untuk beramal dan bekerja keras, selebihnya berserah diri kepada Allah. Dalam hal ini, Anwar (1999 :207) menyatakan bahwa diantara persyaratan tawakal yang benar adalah tidak melakukan maksiat kepada Allah dan berusaha menjauhi segala laranganNya sambil memohon pertolongan dan menyerahkan segala urusannya kepada-Nya. Akan tetapi, musuh yang terberat bagi orang beriman adalah dorongan hawa nafsunya sendiri. Jadi sabar itu merupakan kunci keberhasilan, tanpa kesabaran keberhasilan tidak mungkin di capai. Islam itu memuji orang-orang yang bertawakal kepada Allah, karena dengan tawakal akan menghantarkan manusia dekat dengan Allah SWT. Tawakal itu seperti seseorang yang mewakilkan kepada orang lain untuk suatu masalah, maka dia telah menjadikan wakilnya mengelola persoalan tersebut
dalam
sehingga yang di wakilkan dapat
22
melaksanakan apa yang di kehendaki oleh orang yang menyerahkan perwakilan kepadanya. Seseorang atau wakil itu di tuntut untuk memenuhi kehendak (harapan) kepadanya. Akan tetapi, boleh jadi orang yang mewakilkan lebih tinggi kedudukannya atau pengetahuannya dari sang wakil. Maka yang mewakilkan boleh saja tidak menyetujui atau membatalkan tindakan sang wakil atau menarik kembali perwakilannya. Hal tersebut bisa saja terjadi bila yang mewakilkan merasa tindakan tersebut merugikan. Dengan menjadikan Allah sebagai wakil (mewakilkan kepada Allah) berarti manusia menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Manusia itu di tuntut untuk melakukan sesuatu yang berada dalam batas kemampuannya. Karena tawakal itu bukan berarti penyerahan mutlak kepada Allah, tetapi juga di iringi dengan usaha manusiawi. Selain itu manusia juga harus yakin kepada Allah, kalau suatu saat nanti Allah pasti akan memberi pertolongan atau kemudahan. 5. Hikmah Tawakal Berikut ini hikmah yang dapat diambil dari bertawakal: a. Dicukupkan rezeki. Allah SWT berfirman:
23
Artinya:”Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangkasangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QSAt-Thalaq :3) Ayat diatas menerangkan bahwa Allah akan mencukupi rezki pada orang-orang yang senantiasa mau bertawakal kepada-Nya. Karena Allah adalah pencukup dari semua kebutuhan manusia, apapun yang terdapat di muka bumi ini tidak lain hanyalah milik Allah semata. b. Dikuatkan iman dan dijauhkan dari setan. Allah SWT berfirman:
Artinya:”Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orangorang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya”. (QS An-Nahl: 99) Ayat ini menerangkan bahwa Allah menjadikan setan-setan tidak berdaya untuk mengganggu orang-orang yang mau bertawakal kepadaNya. Karena Allah telah mengirimkan beberapa malaikatnya untuk menjaga orang tersebut. c. Termasuk umat Nabi Muhammad yang akan masuk surga tanpa hisab. Akan beruntung orang-orang yang mau bertawakal kepada Allah, karena Allah akan memberi balasan yang sangat besar pada mereka yaitu surga. 6. Tingkat Tawakal
24
Menurut Imam Al-ghazali sebagaimana dikutip oleh Bahri (2005: 75) memandang bahwa tawakal terdiri atas tiga tingkatan. Adapun tingkatan tawakal tersebut adalah: a. Menyerahkan diri kepada Allah seperti seseorang yang menyerahkan kekuasaan dalam suatu urusan kepada wakilnya, setelah ia meyakini kebenarann kejujuran, dan kesungguhan wakilnya dalam menangani urusan itu. Jadi, Allah itu diibaratkan sebagai wakil berarti seseorang tersebut sudah menyerahkan kepada Allah atas segala persoalannya. Karena ia percaya pada Allah hanya Dia yang berkehendak dan bertindak sesuai kehendak-Nya. Tawakal pada tingkat pertama ini masih memperlihatkan harapan dan keinginan yang muncul dari dalam dirinya, meskipun segala urusan telah diwakilkan kepada Allah. b. Menyerahkan diri kepada Allah, seperti seorang anak kecil menyerahkan segala persoalannya kepada ibunya. Tawakal pada tingkat kedua ini kepasrahan seorang anak kecil kepada ibunya, apabila ia terjatuh maka yang di panggil pertama kali ialah ibunya karena ibunya adalah tempat ketergantungan. Dan apabila anak kecil itu dituntut untuk menjelaskannya, maka ia tidak akan mampu untuk menjelaskannya secara teperinci. Tapi keyakinan dalam jiwanya itu berlangsung tidak lebih lama daripada sehari atau dua hari, selama itu tidak ada usaha untuk berbuat atau berupaya kecuali do’a yang sungguh kepada Allah.
25
c.
Menyerahkan diri kepada Allah laksana mayat di tangan orang yang memandikannya. Tawakal pada tingkat ketiga ini dipandang sebagai kepasrahan total kepada Allah. Serperti orang yang memandikan mayat yang melakukan gerak, kehendak, ilmu dan sifat-sifat yang lain. Keyakinan dalam jiwanya dipandang sangat kuat (dan ada untuk beberapa menit saja), orang tersebut itu akan tetap bagaikan tubuh mati dan tidak berusaha untuk bergerak. Sedangkan menurut Al-Sarraj, orang-orang yang tawakal terdiri atas tiga tingkatan: ( Bahri, 2005: 75) yaitu: 1) Tawakalnya orang-orang yang beriman Menurut Abu Turab Al-Nakhsyabi, mereka ini sufi yang suka mengembara, memilki tiga syarat untuk berada pada tingkatan pertama ini, yakni mengabdikan jasad untuk beribadah, menguatkan hati kepada Allah dan bersikap tenang dalam mencari kebutuhan, jika diberi ia bersyukur dan jika tidak, ia tetap bersabar. Jadi, tawakalnya orang-orang beriman ini yaitu dengan menyerahkan diri kepada Allah serta bersikap tenang dalam mencari kebutuhan dan mereka tetap bersabar. 2) Tawakalnya kaum khusus Mereka ini seperti yang dinyatakan oleh Abu Abbas ibn ’Atha bahwa siapa yang tawakal kepada Allah untuk selain Allah, maka sesungguhnya ia tidak tawakal kepada Allah dalam tawakalnya hingga
26
benar-benar tawakal kepada-Nya. Jadi ia hanya bertawakal pada Allah saja. 3) Tawakalnya kaum istimewa Mereka menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah semata dan menyadari bahwa mereka sesungguhnya tiada memiliki dan tidak mempunyai eksistensi. Jadi tingkat tawakal pada diri seseorang sangatlah berbedabeda. Menurut Al-Muhasibi, Najm al-Din. Al-kubra (w.618 H/ 1221 M) dan Surahwardi bahwa tingkat tawakal itu disesuaikan dengan tingkat keimanan dan derajat pengetahuan (ma’rifah). Semakin sempurna tingkat pengetahuan seorang hamba maka akan semakin sempurna pula tawakalnya. Menurut Suhrawardi, ketidaksempurnaan tawakal disebabkan oleh pengaruh jiwa
yang rendah, sedang
kesempurnaanya akan tercapai dengan hilangnya jiwa yang rendah itu (Bahri, 2005:75). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di simpulkan bahwa iman dan derajat pengetahuan bisa mempengaruhi tingkat tawakal seseorang. Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Bahri (2005:75) yaitu menyerahkan diri kepada Allah, seperti seseorang yang menyerahkan kekuasaan dalam suatu urusan kepada wakilnya, setelah ia meyakini kebenaran, kejujuran dan kesungguhan wakilnya dalam menangani urusan tersebut.
27
Menurut Imam Al-Ghazali unsur-unsur yang membentuk tawakal antara lain (Http://Syiarfkuns.blogspot.com); (a) Mengenal Allah dengan segala sifat-Nya (b) Melakukan usaha(ikhtiar) dengan sungguh-sungguh (c) Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan Allah (d) Khusnuzhan pada Allah (e) Berserah diri pada Allah B. Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah 1. Remaja a. Pengertian Remaja Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju kedewasaan. Masa ini merupakan masa rentan bagi seorang individu. Remaja adalah golongan masyarakat yang paling mudah kena pengaruh dari luar, karena mereka sedang mengalami kegoncangan emosi akibat perubahan dan pertumbuhan yang mereka lalui (Daradjat, 1975: 94). Sedangkan menurut Dariyo (1975: 11) remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang di tandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Menurut penulis sendiri, remaja adalah orang yang memasuki masa kedewasaan. Secara psikologik kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada ciri-ciri psikologik tertentu pada seseorang. Ciri-ciri kedewasaan
28
tersebut menurut G.W. Allport:( Sarwono, 1997:71) adalah sebagai berikut; 1) Pemekaran diri sendiri ( extension of the self). Ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya, perasaan egoisme berkurang, sebaiknnya akan tambah perasaan rasa memiliki. 2) Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objektivication). Ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri. Ia juga tidak marah apabila dia dikritik. 3) Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life) Remaja faham tentang kedudukannya dalam masyarakat didalam bertingkah laku, mereka juga mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang di tetapkan sendiri. Mereka juga tidak mudah terpengaruh dan pendapatnya serta sikapnya cukup jelas dan tegas ( Sarwono, 1997: 71). Jadi, remaja yang memiliki wawasan tentang dirinya sendiri dia tidak akan mudah tersinggung dia juga tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. b. Batasan Usia remaja Banyak pendapat tentang batasan usia pada remaja. Menurut WHO batasan untuk remaja itu di bagi menjadi dua yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Sedangkan PBB menetapkan usia 15-24 tahun. Di indonesia, batasan remaja yang
29
mendekati batasan PBB tentang pemuda adalah kurun usia 14-24 tahun yang di kemukaan dalam sensus penduduk 1980 ( Sarwono, 1997:910). Sedangkan usia remaja yang di sepakati oleh banyak ahli jiwa adalah antara 13-21 tahun (Daradjat, 1975: 11). Masa remaja mempunyai banyak ciri-ciri, antara lain: 1) Rasa ingin tahu; remaja mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap
hal-hal yang mereka belum ketahui.
2) Merasa tertantang oleh kemajemukan; remaja terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit dan merasa tertantang oleh situasisituasi yang rumit. 3) Bersifat imajinatif; remaja akan selalu mempunyai khayalankhayalan tentang sesuatu yang tidak atau belum pernah terjadi. 4) Sifat menghargai; remaja dapat menghargai bimbingan atau pengarahan dalam hidup serta menghargai kemampuan dan bakatbakat sendiri yang sedang berkembang. 5) Sifat berani mengambil resiko; sifat remaja yang penasaran ingin mencoba-coba akan membuat mereka berani mengambil resiko yang paling buruk asalkan keinginannya terpenuhi. Itulah remaja,
mereka
akan
melakukan
apapun
demi
memperoleh apa yang ia inginkan. Termasuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma. Mereka tidak memperdulikan akibat yang timbul dari perilaku yang mereka lakukan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap perilaku membutuhkan bimbingan dan binaan
30
agar terarah pada akhlak yang baik bukan akhlak yang buruk dan menyimpang. Dalam pembinaan proses perilaku sebaiknya disesuaikan dengan nilai-nilai islam. Apabila proses tersebut berjalan dengan baik maka akan menghasilkan generasi muda yang baik dan memiliki komitmen yang kuat. Karena remaja menjadi harapan untuk masa yang akan datang dan aset negara yang berharga. Kepada merekalah digantungkan segenap harapan dalam upaya mencapai cita-cita yang diidamkan oleh seluruh rakyat. c. Remaja Masjid Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan
aktifitas
sosial
dan
ibadah
dilingkungan
masjid
(http://pinterngaji.blogspot.com./2009/08/memajukan.remaja.masjid). Keberadaan remaja masjid sangat penting untuk memakmurkan masjid dan membentengi para remaja muslim. Remaja masjid juga bertujuan untuk membina para remaja (anggotanya) agar beriman, berilmu, dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah untuk mencapai ridhanya. Organisasi remaja masjid merupakan pilihan positif dalam rangka pembinaan remaja. Organisasi remaja masjid ini akan memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung nilai-nilllai agama sebagai penggerak semua aktifitas tersebut.
31
2. Perilaku a. Pengertian Perilaku Perilaku secara bahasa adalah perbuatan, kelakuan, cara menjalankan atau berbuat (Purwadarminta, 1982:553). Menurut istilah Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007: 859). Sedangkan penulis menyimpulkan menurut teori di atas perilaku adalah perbuatan yang ada dalam diri setiap orang. b. Macam-macam perilaku (Halim, 2000:43 ): 1) Perilaku yang berhubungan dengan Allah; disebut Hablum minallah yaitu sikap atau perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia kepada Allah, dengan cara mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada Allah. 2) Perilaku yang berhubungan dengan manusia; disebut Hablum minannas yaitu sikap atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sesuai dengan ajaran agama islam. Salah satu contohnya yaitu berbuat baik pada keluarga maupun tetangga atau masyarakat. 3) Perilaku yang berhubungan dengan makhluk lain: seorang remaja diharapkan dapat menghormati, menghargai keberadaan makhluk lain seperti malaikat dan jin. Dan menyayangi binatang serta menjaga tumbuh-tumbuhan alam sekitar. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja(Dariyo, 2004: 65 ):
32
1) Lingkungan Keluarga; suasana keluarga sangat besar terhadap jiwa atau perilaku remaja. Apalagi keluarga yang kurang harmonis, karena biasanya orang tua mereka kurang memberi perhatian ataupun kasih sayang. Hal tersebut akan
menyebabkan perilaku remaja
menjadi buruk. 2) Pendidikan (Sekolah); di lingkungan sekolah guru sangat berperan penting dalam membina atau membentuk perilaku anak didiknya. Maka dari itu guru diharuskan membinanya dengan baik dan tegas sehingga anak didiknya bisa berperilaku baik. 3) Masyarakat; seseorang yang tinggal di lingkungan yang perilakunya baik, maka remaja akan ikut-ikutan untuk menjadi lebih baik. Tapi sebaliknya jika seseorang tinggal di lingkungan orang-orang yang berperilaku buruk maka mereka akan cenderung mengikuti perilaku buruk tersebut. 4) Media Masa; media masa bisa berupa televisi, internet dan sebagainya. Remaja sering meniru dan penampilan atau tingkah laku yang mereka lihat dari media masa tersebut. 3. Pembinaan Agama dan Jiwa Remaja Masjid Masa
remaja
adalah
masa-masa
yang
penuh
dengan
kegoncangan. Keadaan seperti itu sangat memerlukan agama dan membutuhkan suatu kekuatan dari luar yang dapat membantu mereka dalam mengatasi dorongan dan keinginan-keinginan baru yang belum mereka ketahui. Dorongan dan keinginan tersebut, sering kali bertentangan
33
dengan nilai-nilai yang di anut oleh orang tua atau lingkungan dimana mereka hidup. Sangatlah beruntung bagi remaja masjid yang hidup dan di besarkan dalam keluarga yang aman tenteram dan tekun beribadah serta lingkungan sosial yang cukup menampakkan keyakinan kepada Tuhan. Maka remaja akan tenang dan dapat menerima agama dengan tenang juga. Akan tetapi, berbeda dengan remaja yang mempunyai orang tua tidak bijaksana dan tidak mampu memberikan bimbingan beragama sewaktu kecil. Maka di usia remaja akan di laluinya dengan lebih berat lagi, seperti banyak kasus-kasus kenakalan dan gangguan jiwa pada mereka. Berbicara tentang kegoncangan jiwa pada usia remaja, kita perlu melihat akibatnya terhadap keyakinan agamanya. Karena perasaan memegang peranan penting dalam menentukan sikap dan tindak agama seseorang. Apalagi, agama itu berperan penting dalam mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya gangguan
kesehatan pada jiwanya. Menurut Dradjat ( 1975: 14) ”Seorang remaja yang sangat kecewa dalam hidupnya. Dapat saja menentang Tuhan, karena merasa bahwa dia ditinggalkan Tuhan dalam menghadapi kesukarannya. Kekecewaan remaja tidak hanya terjadi karena masalah-masalah pribadinya, tapi banyak pula berhubungan dengan lingkungan di mana ia hidup”.
34
Remaja masjid atau remaja umum sering kali mengalami masalah-masalah atau musibah dalam hidupnya, apalagi masalah pribadi. Misalnya saja pada remaja putri, hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas atau akibat
pemerkosaan. Remaja yang tidak mengerti agama,
kadang mereka akan beranggapan bahwa musibah yang menimpa mereka adalah kehendak Tuhan, lalu mereka merasa kecewa serta akan menyalahkan Tuhan. Akan tetapi bagi remaja masjid yang mengerti ajaran agama, mereka akan dapat merenung memikirkan dan menerima kekecewaan tersebut, serta menyadari bahwa musibah itu adalah kesalahan mereka karena tidak menjaga dirinya. Atau mungkin mereka menyadari bahwa musibah tersebut sudah di rencanakan oleh Tuhan. Dengan hal tersebut, maka
mereka
akan kembali
kepada
Tuhan,
dan
menggunakan
kepercayaannya akan takdir dan hikmah kebijaksanaan-Nya. Selain itu, remaja juga harus mendapat pembinaan jiwa dan agama. Dalam membina jiwa dan agama remaja, perlu di lakukan usahausaha sebagai berikut (Dradjat, 1975: 85): a. Tunjukkan pengertian dan perhatian kepada remaja Seringkali remaja beranggapan bahwa mereka kurang dimengerti oleh orang dewasa, terutama oleh orang tuanya. Hal tersebut menyebabkan remaja menjauh dari orang dewasa, lari dari orang tuanya dan berkumpul atau bergabung dengan teman-temannya yang senasib dan sependeritaan dengan dia. Remaja akan merasa
35
senang dan terbuka hatinya kepada orang yang mau mengerti dirinya, bahkan
mungkin
mereka
akan bersedia
menceritakan
segala
pengalaman dan tekanan perasaan yang telah di lalui dan di simpan lama. Hal tersebut akan menimbulkan kepercayaan dan rasa positif.
b. Bantulah remaja untuk mendapatkan rasa aman Pada umumnya remaja merasa kurang aman dalam hidupnya, terutama kalau ia datang dari keluarga yang kurang harmonis (broken home). Hal ini menyebabkan kegoncangan, cemas, mudah tersesat, putus asa sehingga mereka terpengaruh dari apapun yang datang menggodanya. Hal tersebut dapat diatasi dengan menunjukkan pengertian akan rasa hati remaja yang cemas dan tidak aman itu, lalu menuntunnya pada harapan-harapan baru yang terdapat dalam ajaran agama. c. Timbulkan rasa sayang pada remaja Kebanyakan remaja sering merasa di benci dan tidak di sayangi oleh orang tuanya karena kelakuan dan sikapnya yang di anggap tidak sopan atau menjadi berubah, dari halus, lunak dan patuh menjadi keras dan sukar dikendalikan. Sehingga mereka akan merasakan hidup yang gersang dan jauh dari kasih sayang. Dengan menunjukkan bahwa kita sayang padanya, terlepas dari tingkah laku dan perbuatannya yang kurang menyenangkan. Maka dia akan mulai
36
terbuka kembali untuk menerima dan mengeluarkan rasa hatinya kepada orang dewasa. d. Hargai dan hormati mereka Rasa harga diri dan pengakuan sosial sangat dibutuhkan oleh remaja. oleh karena itu pertumbuhan jasmani yang tidak seimbang dan perkembangan jiwa sering menyebabkan mereka mudah tersinggung, rendah hati dan merasa kurang dihagai. e. Berilah remaja kebebasan dalam batas-batas tertentu Apabila remaja merasa bahwa kebebasan yang di halangi dan dibatasi
dengan
ketentuan-ketentuan
dan
aturan
yang
tidak
mengindahkan rasa hati dan kebutuhan jiwanya, maka remaja berontak terhadap aturan dan ketentuan-ketentuan yang kaku itu. Terutama dalam mengungkapkan perasaan dan pendapat jika ia tidak di perbolehkan untuk mengeluarkan pendapat, maka ia akan merasa tertekan dan frustasi serta emosinya meluap. Hal seperti itu mudah dan banyak terjadi pada mereka yang tidak atau kurang mendapat didikan agama, karena tidak mempunyai penyaluran emosi. f. Timbulkan pada remaja rasa butuh akan agama Pada umumnya remaja sangat membutuhkan agama, akan tetapi pendidikan yang dilaluinya waktu kecil dulu tidak membatunya untuk itu, maka kebutuhan itu tidak terasa. Hal tersebut dapat diatasi dengan menampilkan Allah, dengan segala sifat-sifatnya kepada remaja sehingga remaja merasakan kebutuhan kepada pertolonngan
37
dan perlindungan Allah. Dengan kebutuhan itu maka ia akan mudah diajak untuk melaksanakan ibadah dan berdo’a kepada Allah. g. Usahakan agar mereka merasa berhasil Remaja sering kurang yakin akan dirinya sendiri. Dengan keberhasilan maka akan menambah semangat untuk berusaha melakukan berbagai kegiatan agar mencapai hasil yang lebih jauh. Untuk mencapai rasa berhasil, tentu remaja perlu diberi kegiatankegiatan yang patut dan menimbulkan rasa puas baik bagi dirinya maupun masyarakat. Bidang-bidang kegiatan itu banyak sekali, membantu dalam peningkatan masyarakat. Mengerjakan berbagai ibadah sosial dan mereka harus diberi kepercayaan untuk hal itu. h. konsultasi diusahakan lebih menarik dari ceramah Isi ceramah itu hendaklah menyangkut masalah-masalah yang mungkin sering dirasakan oleh remaja dengan seolah-olah dalam konsultasi tersebut biasanya lebih berkesan dan berpengaruh dalam pembinaan jiwa dan agama remaja. baik konsultasi itu secara pribadi atau perorangan maupun dalam kelompok/grup. Dengan menerapkan usaha-usaha tersebut dalam membina jiwa dan agama pada ramaja, maka mereka akan menjadi remaja yang berperilaku baik. Jadi agama itu benar-benar merupakan satu kekuatan yang sangat penting dalam pembentukan kesehatan jiwa. 4. Macam-macam Perilaku Remaja Masjid dalam Menyikapi Musibah
38
Musibah adalah suatu bencana atau malapetaka yang meliputi segala macam hal yang beraneka ragam, misalnya dikala sakit, kerabat dekat atau jauh, banjir, gempa bumi, kesukaran dalam hidup dan lain-lain. Segala bencana tersebut sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Dan manusia tidak boleh berduka cita atas musibah yang menimpanya. Macam-macam perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah: (http://Drise.online.com/news) a. Iman dan ridha terhadap ketentuan Allah Iman kepada Allah ialah mengakui, mempercayai atau meyakini, bahwa Allah itu ada dan bersifat dengan segala sifat yang baik dan maha suci dari segala sifat yang buruk (Tatapangarsa, 1991:20). Sedangkan ridha berarti sebuah sikap menerima dengan lapang dan senang terhadap apa pun keputusan dan perlakuan Allah kepada seorang hamba entah itu menyenangkan atau tidak (Bahri, 2005:78). Ridha kepada Allah akan muncul dari keyakinan bahwa ketetapan Allah terhadap manusia akan lebih baik daripada keputusan manusia itu sendiri. Jika seseorang merasa ridha kepada Allah, niscaya Allah pun ridha kepadanya. b. Sabar menghadapi musibah Sabar dalam arti bahasa adalah menghadapi cobaan. Adapun secara istilah adalah menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah (Multahim, 2006:58). Sabar juga dapat diartikan bahwa kesabaran menuntut ketabahan dalam menghadapi
39
sesuatu yang sulit, berat, dan pahit yang harus diterima dan dihadapi dengan penuh tanggung jawab. Sedangkan menurut Ghalayani (1976:5) seseorang yang berakal ialah yang sabar menempuh segala macam kesulitan, berhati tabah menghadapi segala macam rintangan serta berani mengorbankan jiwa untuk menyingkirkan apa saja yang menghalangi usahanyadengan penuh keunggulan dan keberanian, bahkan tidak akan mundur demi mencapai cita-cita. Dalam pandangan kaum sufi, musuh terberat bagi orang-orang beriman ialah dorongan hawa nafsunya sendiri, yang setiap saat dapat menggoyahkan iman. Kesabaran merupakan kunci keberhasilan dalam meraih karunia Allah yang lebih besar, mendekatkan diri kepada-Nya, mengenalnya secara mendalam dan merasa bersatu dengan-Nya. Karena tanpa kesabaran keberhasilan tidak mungkin dicapai. Jadi, sabar yaitu ketabahan dalam menghadapi segala cobaan yang menimpa, serta menerima dengan penuh kerelaan atas ketetapan Allah yang tidak bisa di elakkan lagi. Orang yang ditimpa musibah bila mengikuti kehendak nafsunya, maka ia akan meronta, marah baik terhadap Allah, manusia atau lingkungannya. Akan tetapi bila remaja menahan diri, dia akan menerima dengan penuh kerelaan musibah tersebut. Sabar itu juga tidak berarti lemah atau menerima apa adanya, tetapi merupakan perjuangan
40
yang menggambarkan kekuatan jiwa pelakunya sehingga mampu mengendalikan nafsunya. Kesabaran yang dituntut oleh Al-Qur’an adalah kesabaran dalam usaha mencapai apa yang dibutuhkan. Dan tidak memperdulikan rintangan apapun. Kemudian sabar dalam menghadapi malapetaka sehingga dapat menerimanya dengan jiwa yang besar dan lapang dada untuk memperoleh hikmahnya.yang terakhir adalah sabar yang secara khusus di garis bawahi, yaitu sabar dalam peperangan (perjuangan). Salah satu ayat Allah tentang perintah bersabar
Artinya: Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (QS. Al-Muddats-tsir: 7) Perintah tersebut disertai dengan penekanan khusus, bahwa kesabaran harus didasari oleh lirobbik (Demi Tuhan-Mu). Kalimat ini menuntut agar kesabaran dilaksanakan semata-mata karena Allah bukan karena sesuaatu yang lain. Melalui kata lirobbik, ayat ini menegaskan bahwa yang dituntut adalah pelaksanaan perintah Allah dengan penuh ketabahan dan kesabaran apapun atas hasil yang dicapai. Karena ketabahan dalam perrjuangan dapat memudar apabila mengingat hasil yang ditargetkan terlalu besar dibandingkan dengan sarana dan prasaran yang dimiliki. Tapi, apabila perjuangan itu tidak memikirkan hasilnya maka perjuangan itu akan terus berlanjut. Kesabaran terbagi dalam 4 macam: 1). Sabar dalam menjalani ketaatan;
41
Seseorang harus selalu mngerjakan ketaatan dengan sungguhsungguh dan sesuai dengan ketentuan syara’. Sedangkan melalui batinnya, ia harus ikhlas dan menghadirkan hati ketika mengerjakan ketaatan. Kesabaran ini akan mengingatkan seseorang bahwa Allah telah mempersiapkan beberapa pahala bagi hambanya, baik di dunia maupun di akhirat. 2). Kesabaran dalam menjauhi maksiat Kesabaran ini dapat diperoleh dengan batin seseorang yaitu ia tidak boleh memberi kesempatan pada jiwanya. Karena dosa itu awalnya adalah bisikan dari jiwa. 3). Kesabaran dalam mengingat dosa-dosa terdahulu Kesabaran ini dapat melahirkan perasaan takut dan menyesal. Kesabaran ini akan mengingatkan manusia bahwa Allah akan menyiksanya di dunia atau akherat bagi orang yang mengerjakan kemaksiyatan. 4). Kesabaran dalam hal-hal yang tidak diinginkan Kesabaran ini dibagi menjadi dua. Pertama hal-hal yang tidak diinginkan langsung dari Allah. Misalnya sakit, hilangnya harta benda, kematian keluarga. Dan sabar dalam menghadapi musibah itu akan mendatangkan pahala. Kedua hal-hal yang tidak diinginkan datang dari makhluk. Misalnya menyakiti badan, perasaan dan merampas harta. Kesabaran ini akan menumbuhkan kesadaran
42
tentang keeutamaan menahan kemarahan dan memaafkan kesalahan orang lain.
c. Mengetahui hikmah dibalik musibah Remaja masjid diharapkan dapat mengetahui hikmah di balik musibah yang menimpa mereka. Dan dapat mengambil pelajaran dari musibah tersebut serta menganggap musibah sebagai peringatan. d. Memperbanyak berdo’a dan berdzikir Do’a adalah ibadah (pengabdian kepada Allah). Berdo’a adalah
memohon
sesuatu
kebaikan
berupa
keteguhan
iman,
keselamatan hidup dan memohon rizki kepada Allah SWT. Do’a seorang muslim pasti akan dikabulkan oleh Allah. Terkadang do’a itu diberikan (dikabulkan) didunia atau disimpan (diberi pahala) di akhirat kelak, atau dibuat penebus dosanya, menurut bobot do’a tersebut dengan catatan bukan do’a dalam 2 hal, (yaitu) do’a untuk laku maksiat dan memutuskan silaturrahmi. Berdo’a juga harus disertai dengan berdzikir. Berdzikir adalah mengingat Allah yang dapat dilakukan dengan hati dan lisan berupa ucapan tasbih, memuji, menyanjung dan menyebut sifat-sifat kebesaran dan keagungan serta sifat kesempurnaan yang dimiliki-Nya. Dengan berdo’a dan berdzikir Allah akan mengampuni dosa-dosa yang
43
pernah kita lakukan serta diberi kemudahan dalam menghadapi masalah (musibah). Di dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 41-42 Allah SWT berfirman:
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. (QS. AlAhzab 41-42) Dari ayat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya berdzikir. Berdo’a dan berdzikir itu bisa dilaksanakan sesudah shalat lima waktu (fardlu). Jadi remaja masjid diharapkan selalu berdo’a dan berdzikir disaat terkena musibah agar mereka di beri ketabahan dalam menjalaninya. f. Bertaubat Makna taubat menurut bahasa ialah kembali, yang bearti kembali taat kepada Allah setelah sebelumnya durhaka kepada Allah. Sedangkan pengertian taubat secara istilah menurut Imam Al-Ghazali , ialah kembali mengikuti jalan yang benar dari jalan sesat yang telah ditempuhnya (Tatapangarsa, 1991:43). Jadi taubat adalah menyesali segala perbuatan-perbuatan yang menyimpang, berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, kemudian kembali kepada Allah.
44
Manusia
harus
tunduk
patuh
kepada
Allah.
Tetapi
kenyataannya manusia sering membangkang perintah-Nya. Kenyataan ini sudah ada dan sudah berlaku semenjak manusia pertama yaitu Adam alaihisalam. Karena itu dosa atau kesalahan, suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia, manusia juga sering disebut ”Mahallul khatha’ wan-nisyan”, yaitu tempat salah dan lupa. Apabila seorang muslim melakukan kesalahan atau kemaksiatan dia wajib segera bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha. Karena manusia itu tidak akan pernah tahu, kapan ia akan mati. Taubat nasuha secara bahasa yaitu taubat yang semurnimurninya. Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, maksud taubat nasuha ialah suatu taubat yang dapat menasehati dirinya sendiri untuk tidak akan berbuat dosa lagi dengan keinsyafan yang sebenar-benarnya dan dilakukan dengan tulus, ikhlas semata-mata karena berharap ridha Allah SWT. Bersih dari segala macam tujuan yang lain (Tatapangarsa, 1991:61). Allah itu akan selalu menerima taubat manusia dan tidak akan ada istilah terlambat untuk kembali kepada jalan yang benar kecuali nyawa sudah berada di tenggorokan dan matahari sudah terbit dari barat.
45
Nabi bersabda dalam HR. Muslim halaman:2113
” Sesungguhnya Allah membentangkan tangannya pada waktu malam supaya bertaubat orang yang berbuat salah siang hari. Dan dia membentangkan tangannya pada siang hari, supaya bertaubat orang yang berbuat salah malam hari. Keadaan itu tetap terus hingga matahari terbit dari barat”.(HR. Muslim) Berdasarkan uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa taubat adalah menyesali atas sesuatu dosa yang telah ia lakukan, ia juga kembali ke jalan yang benar yaitu ke jalan Allah dengan menjauhi segala larangannya dan mengikuti segala perintah-Nya. Taubat juga harus di lakukan dengan segera, dan hendaklah dengan taubat nasuha yaitu sungguh-sungguh. g. Tetap istikomah pada islam. Agama islam merupakan agama yang benar dimata Allah dan manusia diciptakan hanya untuk menyembah-Nya. Allah juga menguji manusia dengan berbagai cobaan atau musibah. Hal tersebut hanya
46
untuk menguji iman,kesabaran manusia serta sebagai peringatan dan seberapa besar mereka akan mempertahankan agama-nya. C. Pengaruh Tingkat Tawakal Remaja Masjid dalam Menyikapi Musibah Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tawakal adalah menyerahkan urusan dan bersandar kepada Allah disertai usaha dan do’a. Tingkat tawakal menurut Imam Al-Ghazali itu ada tiga. Tingkat pertama, Menyerahkan diri kepada Allah seperti seseorang yang menyerahkan kekuasaan dalam suatu urusan kepada wakilnya, setelah ia meyakini kebenaran kejujuran, dan kesungguhan wakilnya dalam menangani urusan itu. kedua : Menyerahkan diri kepada Allah, seperti seorang anak kecil menyerahkan segala persoalannya kepada ibunya. Ketiga : Menyerahkan diri kepada Allah laksana mayat di tangan orang yang memandikannya. Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Bahri (2005:75) tingkat tawakal yang paling tinggi yaitu menyerahkan diri kepada Allah seperti orang yang menyerahkan segala urusannya kepada wakilnya. Jadi ia masih mempunyai keinginan dan harapan yang muncul dalam dirinya kemudian segala urusan itu di wakilkan kepada Allah. Ketika seseorang menjadikan Allah sebagai wakilnya (bertawakal) mengharuskan orang tersebut untuk meyakini bahwa Allah lah yang mewujudkan segala sesuatu yang terjadi di alam raya, sebagaimana dia harus menjadikan kehendak dan ketentuan Allah. Seseorang muslim itu di tuntut untuk berusaha, tapi pada saat yang sama, dia dituntut pula berserah diri pada Allah. Dia dituntut untuk
47
melaksanakan kewajibannya kemudian menanti hasilnya sebagaimana kehendak dan ketetapan Allah. Mengingat remaja masjid pada zaman sekarang ini, perilakunya mereka sering menyimpang dari agama ajaran dan menganggap enteng atas segala musibah atau masalah yang menimpanya disebabkan oleh perilaku yang mereka perbuat sendiri. Masa remaja adalah masa dimana mereka mempunyai rasa penasaran, ingin tahu dan berani mengambil resiko. Contoh musibah yang sering dialami para remaja akibat perilakunya sendiri; adalah meninggal dunia sebab sering mabuk-mabukkan, hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas. Musibah yang datang dari Allah misalnya salah satu keluarganya meninggal dunia, sulit mendapatkan pekerjaan walaupun mereka sudah berusaha semaksimal mungkin. Dalam menyikapi hal tersebut kadang mereka ingin melakukan bunuh diri meskipun tahu kalau bunuh diri sangat dilarang oleh Allah. Hal tersebut dikarenakan remaja rendah tingkat keimanannya pada Allah. Jadi, tingkat tawakal itu di sesuaikan dengan tingkat keimanan dan derajat pengetahuan. Semakin sempurna tingkat pengetahuan agama
maka
akan
semakin
sempurna
pula
tingkat
tawakalnya.
Ketidaksempurnaan tawakal di sebabkan kurang pengetahuan agama sehingga tingkat tawakal pada remaja masjid rendah. Jadi tawakal itu sangat di perlukan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam menyikapi atau menghadapi musibah, karena orang yang mempunyai tingkat tawakal yang tinggi maka hatinya akan tenang serta akan menyadari dan yakin bahwa musibah yang di berikan Allah padanya adalah
48
suatu peringatan dan cobaan hidup. Dibalik musibah Allah akan memberikan hikmah dan memberikan pelajaran tersendiri bagi si pelaku agar menjadi lebih baik.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih dahulu akan kami sajikan beberapa data fakta penting hasil observasi di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2011. A. Gambaran Umum Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 1) Letak Geografis Desa Bancak a. Batas-batas wilayah Desa Bancak Desa Bancak berbatasan dengan desa lainnya yaitu: 1) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Pucung 2) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Boto 3) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Wonokerto 4) Sebalah timur berbatasan dengan Desa Rejosari b. Luas wilayah
49
Desa Bancak memiliki luas wilayah 572.516 Ha dengan perincian: 1) Tanah Sawah Irigasi teknis
: 35 Ha
Tadah hujan
: 59 Ha
2) Tanah kering Pekarangan
: 267.274 Ha
Tegalan/kebunan
: 187.054Ha
Hutan negara
: 15.075 H
2) Keadaan Monografis Desa Bancak a. Keadaan dan jumlah penduduk Data yang diperoleh dari data kependudukan desa Bancak diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang pada tahun 2011 adalah 3447 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat diklasifikasikan jumlah penduduk
berdasarkan jenis
kelamin dan kelompok umur pada tabel dibawah ini: Tabel I Data Penduduk Desa Bancak Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
1672 orang
2
Perempuan
1805 orang
Jumlah
3477 orang
50
Tabel 2 Data Penduduk Desa Bancak Berdasarkan Umur Kelompok Umur L P Jumlah 1 0<1 91 90 181 2 1>5 145 99 244 3 6-10 127 160 287 4 11-15 149 147 296 5 16-20 116 106 222 6 21-25 112 96 208 7 26-30 172 182 354 8 31-40 182 288 470 9 41-50 112 126 238 10 51-60 226 280 506 11 60 keatas 240 231 471 Jumlah 1672 1805 3477 Sumber: Monografi Desa Bancak Tahun 2011 b. Keadaan Sosial Pendidikan Pendidikan warga masyarakat Desa Bancak kebanyakan hanya tamat di jenjang SD saja. Berdasarkan data Desa Bancak yang diperoleh perincian tingkat pendidikan sebagai berikut: Tabel 3 Data Penduduk Desa Bancak Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat pendidikan Jumlah 1
Taman Kanak-kanak
127 orang
2
Sekolah Dasar
451 orang
3
SMP/SLTP
300 orang
4
SMA/SLTA
280 orang
5
Akademi/Diploma
23orang
6
Sarjana keatas
28 orang
Adapun laporan sarana pendidikan yang terdapat di Desa Bancak adalah sebagai berikut: Tabel 4
51
Jumlah Sarana Pendidikan Jenis Sarana Pendidikan Jumlah
No 1
PAUD
1
2
TK
2
3
SD
1
4
SMP
1
c. Keadaan Sosial Ekonomi Mata pencaharian warga masyarakat Desa Bancak kebanyakan adalah buruh tani. Berdasarkan data dari Desa Bancak diperoleh perincian mata pencaharian penduduk sebagai berikut: Tabel 5 Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Bancak No
Pekerjaan
Jumlah
1
POLRI
-
2
ABRI
-
3
Pensiunan
5 orang
4
Wiraswasta/pedagang
6 orang
5
Tani
240 orang
6
Buruh Bangunan
151 orang
7
Buruh tani
260 orang
8
PNS
20 orang
9
Nelayan
-
10
Pemulung
-
11
Lain-lain
199 orang
d. Kondisi keagamaan
52
Agama yang di anut penduduk Desa Bancak mayoritas beragama islam. Berdasarkan data dari Desa Bancak dan dari hasil penelitian di lapangan sebagaimana tabel dibawah ini: Tabel 6 Data Penduduk berdasarkan Agama Tahun 2011 No
Jenis Agama
Jumlah
1
Islam
2
Kristen
-
3
Katolik
-
4
Hindu
-
5
Budha
-
No
3,477
Tabel 7 Sarana Peribadatan Jenis Sarana Ibadah
Jumlah
1
Masjid
10
2
Musholla
32
3
TPQ
1
B. Penyajian Data 1. Daftar Nama Responden Data nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 8 Daftar Nama Responden
53
No Nama Responden
Usia
Pendidikan
Alamat
20Th
Lulus SMP
Dk. Banaran
21Th
Lulus SMK
Dk. Banaran
20Th
lulus SMP
Dk. Banaran
17Th 18Th 21Th 21Th 21Th 21Th 21Th 21Th 18Th 21Th
Lulus SMP Lulus SMP Lulus SMP Lulus SMA Lulus SMP Lulus SMK Lulus SMP Lulus MI Lulus SMP Lulus MI
19Th
Lulus SMP
21Th
Lulus SMP
18Th
Lulus SMP
20Th 19Th
Lulus SMP Lulus SMA
20Th
Lulus SMA
Dk.Banaran
19Th
SMK
Dk.Banaran
19Th 17Th 21Th 20Th 21Th
Lulus SMP SMK Lulus SMA Lulus SMK Lulus SMP
19Th
Lulus SMA
21Th
Lulus SMP
20Th
Lulus SMP
21Th 21Th 21Th
Lulus SMP Lulus SMP Lulus MAN
Dk.Banaran Dk.Banaran Dk.Banaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Muthaharoh Nur Iskandar Sukamti Khosi’ah Siti Faizah Suwardi Makrifatul khoiriyah Siti Lestari Ahmadi Nuhdi Suwarto Qomariyah Windoko Khoiri Agus R Siti Zumroh Suwardi Siti Romlah Nur Rohmah Budi Mansur Deny Susanto Umi Nasikah Hery Sri Hartutik Eni Kuntari
28 29 30 31
Suciyati Tomi Thohiron Reni Sumyani
32 33
Nurul Aini Sumiyati
20Th
Lulus MAN
Dk.Banaran
19Th
Lulus SMP
Dk.Banaran
34 35 36
Sulasih Sulistyowati Zumroji
21Th
Lulus SMP
Dk.Banaran
16Th
SMP
Dk.Banaran
21Th
Lulus SMK
Dk.Banaran
37 38 39
Zazin Faizin Suyanto
21Th 17Th
Lulus SMA Lulus SMP
Dk.Banaran Dk.Banaran
15Th
SMP
Dk.Banaran
Dk. Banaran Dk. Banaran Dk.Banaran Dk. Banaran Dk. Banaran Dk.Banaran Dk.Banaran Dk.Banaran Dk.Banaran Dk.Banaran Dk.Banaran
Dk.Banaran Dk.Banaran
Dk.Banaran Dk.Banaran
Dk.Banaran Dk.Banaaran Dk.Banaran Dk.Banaran Dk.Banaran Dk.Banaran
Dk.Banaran Dk.Banaran
54
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Sholikhah Nikmatul Khoiriyah Arifudin M. Thoyib Susanto M. Alif Hamzah Ima Mujib Suwarli Miftakhur Rohmah
21Th 18Th
Lulus SMA Lulus SMP
Dk.Banaran Dk.Banaran
21Th
Lulus MI
Dk.Banaran
21Th
Lulus MAN
Dk.Banaran
14Th
SMP
Dk.Banaran
13Th
SMP
Dk.Slabruk
15Th
SMP
Dk.Slabruk
16Th
SMP
Dk.Slabruk
Th
18
SMA
Dk.Slabruk
21Th
Lulus SMP
Dk.Banaran
13Th
SMP
Dk.Banaran
2. Hasil Jawaban Angket Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel dependent dan independent yang diurai dalam item pertanyaan dalam angket sebagaimana terlampir, hasil jawaban atas opsi pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : a. Tingkat Tawakal Remaja Masjid Adapun data hasil jawaban dari angket tentang tingkat tawakal remaja masjid dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 9 Jawaban Angket Tentang Tingkat Tawakal Remaja Masjid
No
Jawaban soal
Responden
A
B
C
Jumlah
1. 2. 3.
12 13 6
3 2 6
0 0 3
15 15 15
55
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26 27 28 29 30
8 11 10 8 12 13 11 11 10 13 8 10 12 11 12 5 2 2 4 12 1 0 3 5 4 3 5
4 2 4 4 0 1 3 4 4 1 3 5 2 4 3 9 8 8 6 2 11 8 8 8 8 8 5
3 1 1 2 3 1 1 0 1 1 4 0 1 0 0 1 5 5 5 1 3 7 4 2 3 3 5
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
31
5
6
3
15
32
5
7
3
15
33
2
11
2
15
34
8
5
2
15
35
7
6
2
15
36
6
7
2
15
37 38 39
9 9 3
6 6 10
0 0 2
15 15 15
40 41 42 43
9 8 8 3
5 3 6 7
1 4 1 5
15 15 15 15
56
44 45 46 47 48 49 50 Jumlah
7 5 5 4 4 11 5 360
6 6 6 7 7 4 5 270
2 4 4 4 4 0 5 116
15 15 15 15 15 15 15 750
b. Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah Adapun hasil jawaban dari angket tentang data perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10 Jawaban Angket Tentang Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah No Jawaban soal Responden
A
B
C
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
9 14 5 10 9 11 5 5 11 14 11 11 10 13 11 11 11 13 8 4
4 1 6 4 4 2 7 6 3 1 3 3 5 1 3 2 3 2 6 8
2 0 4 1 1 1 2 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
57
21 22 23 24 25 26 27 28
2 4 12 3 4 3 8 3
10 9 2 9 8 7 5 10
3 2 1 3 3 5 2 2
15 15 15 15 15 15 15 15
29 30 31
6 6 5
7 6 7
2 3 2
15 15 15
32
7
5
3
15
33 34 35 36
3 6 7 9
8 7 6 4
4 2 2 2
15 15 15 15
37
9
4
1
15
38
9
5
0
15
39 40 41
7 10 5
5 3 6
3 1 4
15 15 15
42 43 44 45 46
8 5 5 4 6
7 7 7 6 6
0 3 3 5 3
15 15 15 15 15
47 48 49
6 6 11
6 4 3
3 4 1
15 15 15
50
6
5
4
15
Jumlah
381
259
101
750
58
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah penulis menganalisis data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawabanjawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab sebelumnya, untuk memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap dalam menganalisis data tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang akan diteliti, adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : A. Analisis Pertama Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data tiap variabel. Adapun analisanya adalah sebagai berikut: 1. Analisis Tingkat Tawakal di Desa Bancak Kecamatan Bancak Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1
59
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para remaja masjid, nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat tawakal remaja masjid. Tabel 11 Tentang Tingkat Tawakal Remaja Masjid Alternatif
Total Nilai
No.
Jawaban Tiap
Jawaban Tiap
Total
Responden
Item
Item
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
A
B
C
3
2
1
12 13 6 8 11 10
3 2 6 4 2 4
0 0 3 3 1 1
36 39 18 24 33 30
6 4 12 8 4 8
0 0 3 3 1 1
42 43 33 35 38 39
8 12 13 11 11 10 13 8 10 12 11 12 5 2 2 4 12 1
4 0 1 3 4 4 1 3 5 2 4 3 9 8 8 6 2 11
2 3 1 1 0 1 1 4 0 1 0 0 1 5 5 5 1 3
24 36 39 33 33 30 39 24 30 36 33 36 15 6 6 12 36 3
8 0 2 6 8 8 2 6 10 4 8 6 18 16 16 12 4 22
2 3 1 1 0 1 1 4 0 1 0 0 1 5 5 5 1 3
34 39 42 40 41 39 42 30 40 41 41 42 33 27 27 29 41 28
0 3
8 8
7 4
0 9
16 16
7 4
23 29
60
27
5
8
2
15
16
2
33
28
4
8
3
12
16
3
31
29 30
3 5
8 5
3 5
9 15
16 10
3 5
28 21
31
5
6
3
15
12
3
30
32
5
7
3
15
14
3
32
33
2 8
11 5
2 2
6 15
22 10
2 2
30 24
7
6
2
21
12
2
35
40
6 9 9 3 9
7 6 6 10 5
2 0 0 2 1
18 27 27 9 27
14 12 12 20 10
2 0 0 2 2
34 39 39 31 38
41
8
3
4
24
6
4
36
42 43 44
8
6
1
24
12
1
37
3 7
7 6
5 2
9 21
14 12
5 2
28 35
45 46
5 5
6 6
4 4
15 15
12 12
4 4
31 31
47
4
7
4
12
14
4
30
48
4
7
4
12
14
4
30
49 50 Σ
11 5
4 5
0 5
33 15
8 10
0 5
41 30
360
270
116
1071
540
116
1712
34 35 36 37 38 39
Berdasarkan nilai hasil tingkat tawakal remaja masjid diatas, diperoleh nilai tertinggi 43 dan nilai terendah 21, kemudian ditetapkan interval sebagai berikut:
61
xt - xr ki
i
1
Keterangan: i : Interval xt : Nilai tertinggi xr : Nilai terendah ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah) xt - xr 1 ki 43 - 21 1 i 3 22 1 i 3 23 = 7,6 3 =8 i
Setelah diketahui lebar intervalnya 8, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1. Nominasi A adalah nilai 39-47: Intensitas Tinggi 2. Nominasi B adalah nilai 30-38: Intensitas Sedang 3. Nominasi C adalah nilai 21-29: Intensitas Rendah Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat tawakal remaja masjid seperti tabel dibawah ini. Tabel 12 Interval Tingkat Tawakal Remaja Masjid No
Kategori
Interval
Jumlah
Nominal
1
Tinggi
39-47
17
A
2
Sedang
30-38
23
B
3
Rendah
21-29
10
C
62
Dengan demikian dapat diketahui: 1. Untuk tingkat tawakal remaja masjid yang mendapat nilai Tinggi (A) dengan nilai interval 39-47 sebanyak 17 responden. 2. Untuk tingkat tawakal remaja masjid yang mendapat nilai Sedang (B) dengan nilai interval 30-38 sebanyak 23 responden. 3. Untuk tingkat tawakal remaja masjid yang mendapat nilai Rendah (C) dengan nilai interval 21-29 sebanyak 10 responden. Setelah diketahui berapa banyak responden yang memperoleh nilai tingkat tawakal remaja masjid dengan kategori tinggi, sedang maupun rendah, kemudian masing-masing variabel diprosentasekan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P
F X 100% N
Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut: 1. Tingkat tawakal remaja masjid yang mendapat nilai dengan nominasi A sebanyak 17 responden, dengan interval 39-47 ada 17 responden.
63
17 X 100% 50
P
= 34% 2. Untuk kategori sedang tentang pengaruh tingkat tawakal remaja masjid dengan interval 30-38 ada 23 responden. 23 X 100% 50
P
= 46% 3. Untuk kategori rendah tentang pengaruh tingkat remaja masjid tawakal dengan interval 21-29 ada 10 responden. P
10 X 100% 50 = 20%
Untuk lebih jelasnya, penulis sampaikan dalam bentuk tabel berikut ini: Tabel 13 Frekuensi Tingkat Tawakal Remaja Masjid No Nilai Tingkat Tawakal Interval Frekuensi Prosentase Remaja Masjid 1 Tinggi(A) 39-47 17 34% 2 Sedang (B) 30-38 23 46% 3 Rendah (C) 21-29 10 20% Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa tingkat tawakal remaja masjid yang mendapat nilai Tinggi (A) 34%, sedang (B) 46% dan Rendah (C) 20%. 2. Analisis Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah
64
Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyan angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para remaja masjid, kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan perilaku remaja masjid
dalam
menyikapi musibah.
Tabel 14 Jawaban angket tentang Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah Alternatif No.
Jawaban Tiap
Responden
Item
Total Nilai Jawaban Tiap Item
Total Nilai
A
B
C
3
2
1
1
9
4
2
27
8
2
37
2
14
1
0
42
2
0
44
3
5
6
4
15
12
4
31
4
10
4
1
30
8
1
39
5
9
4
1
27
8
1
36
6
11
2
1
33
4
1
38
7
5
7
2
15
14
2
31
65
8
5
6
3
15
12
3
30
9
11
3
1
27
6
1
34
10
14
1
0
42
2
0
44
11
11
3
1
33
6
1
40
12
11
3
1
33
6
1
40
13
10
5
0
30
10
0
40
14
13
1
1
39
2
1
42
15
11
3
1
33
6
1
40
16
11
2
1
33
4
1
38
17
11
3
1
33
6
1
40
18
13
2
0
39
4
0
43
19
8
6
1
24
12
1
34
20
4
8
3
12
16
3
31
21
2
10
3
6
20
3
29
22
4
9
2
12
18
2
32
23
12
2
1
36
4
1
41
24
3
9
3
9
16
3
38
25
4
8
3
12
16
3
31
26
3
7
5
9
14
5
28
27
8
5
2
24
10
2
36
28
3
10
2
9
20
2
31
29
6
7
2
18
14
2
34
30
6
6
3
18
12
3
33
31
5
8
2
10
16
2
38
32
7
5
3
21
10
3
34
33
3
8
4
9
16
4
29
34
6
7
2
18
14
2
34
35
7
2
21
12
2
35
36
9
2
27
8
2
37
6 4
66
37
9
4
1
27
8
1
36
38
9
5
0
27
10
0
37
39
7
5
3
21
10
3
34
40
10
3
1
30
6
1
37
41
5
6
4
15
12
4
31
42
8
7
0
24
14
0
38
43
5
7
3
15
14
3
32
44
5
7
3
15
14
3
32
45
4
6
5
12
12
5
29
46
6
6
3
18
12
3
33
47
6
6
3
18
6
3
27
48
6
4
4
18
8
4
30
49
11
3
1
33
6
1
40
50
6
5
4
18
10
4
32
Σ
318
1232
501
103
1722
259 101
Berdasarkan nilai hasil tingkat perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah diatas, diperoleh nilai tertinggi 44 dan nilai terendah 27, kemudian ditetapkan interval sebagai berikut: i
xt - xr ki
1
Keterangan: i : Interval Xt : Nilai tertinggi Xr : Nilai terendah Ki : Kelas interval
i
44 - 27 3 17 1 3
1
67
18 = 63
Setelah diketahui lebar intervalnya 6, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1. Nominasi A adalah nilai 41-47: Intensitas Tinggi 2. Nominasi B adalah nilai 34-40: Intensitas Sedang 3. Nominasi C adalah nilai 27-33: Intensitas Rendah Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah seperti tabel dibawah ini: Tabel 15 Interval perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah No
Interval
Jumlah
Nominal
1
41-47
5
A
2
34-40
25
B
3
27-33
20
C
Dengan demikian dapat diketahui: 1. Untuk perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah yang mendapat nilai tinggi (A) dengan nilai interval 41-47 sebanyak 5 responden.
68
2. Untuk perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah yang mendapat nilai sedang (B) dengan nilai interval 34-40 sebanyak 25 responden. 3. Untuk perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah yang mendapat nilai rendah (C) dengan nilai interval 27-33 sebanyak 20 responden. Setelah diketahui berapa banyak responden yang memperoleh nilai perilaku remaja masjid dengan kategori tinggi, sedang maupun rendah, kemudian masing-masing variabel diprosentasekan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P
F X 100% N
Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut: 1. Untuk kategori tinggi tentang perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah dengan interval 41-47 ada 5 responden. P
5 X 100% 50
=10%
69
2. Untuk kategori sedang tentang perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah dengan interval 34-40 ada 25 responden. 25 X 100% 50
P
= 50% 3. Untuk kategori rendah tentang perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah dengan interval 27-33 ada 20 responden. 20 X 100% 50
P
= 40% Untuk lebih jelasnya, penulis sampaikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel 16 Frekuensi Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
41-47
5
10%
2
Sedang
34-40
25
50%
3
Rendah
27-33
20
40%
50
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah pada taraf tinggi 10%, sedang 50% dan rendah 40%. B. Analisis Kedua
70
1. Mencari Nilai Korelasi Antara Pengaruh Tingkat Tawakal dan Perilaku Remaja Masjid Dalam Menyikapi Musibah di Desa Bancak. Dalam analisis kedua ini penulis akan menganalisis tentang pengaruh tingkat tawakal terhadap perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah akan dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi, dimana pengaruh tingkat tawakal sebagai variabel X dan perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah sebagai variabel Y. Adapun tabel tersebut sebagai berikut: Tabel 17 Tabel Analisis Product Moment No
X
Y
X2
Y2
XY
1.
42
37
1764
1369
1554
2.
43
44
1849
1936
1892
3.
33
31
1089
961
1023
4.
35
39
1225
1521
1365
5.
38
36
1444
1296
1368
6.
39
38
1521
1444
1482
7.
34
31
1156
961
1054
8.
39
30
1521
900
1170
9.
42
34
1764
1156
1428
10.
40
44
1600
1936
1760
11.
41
40
1681
1600
1640
12.
39
40
1521
1600
1560
13.
42
40
1764
1600
1680
14.
30
42
900
1764
1260
15.
40
40
1600
1600
1600
16.
41
38
1681
1444
1558
71
17.
41
40
1681
1600
1640
18.
42
43
1764
1849
1806
19.
33
34
1089
1156
1122
20.
27
31
729
961
837
21.
27
29
729
841
783
22.
29
32
841
1024
928
23.
41
41
1681
1681
1681
24.
28
38
784
1444
1064
25
23
31
529
961
713
26
29
28
841
784
812
27
33
36
1089
1089
858
28
31
31
961
961
961
29
28
34
784
1156
952
30
21
33
441
1089
693
31
30
28
900
784
840
32
32
34
1024
1156
1088
33
30
29
900
1024
870
34
24
34
576
1146
816
35
35
35
1225
1225
1225
36
34
37
1156
1369
1258
37
39
36
1521
1296
1404
38
39
37
1521
1369
1443
39
31
34
961
1156
1054
40
38
37
1444
1369
1406
41
36
31
1296
961
1116
42
37
38
1369
1444
1406
43
28
32
784
1024
896
44
35
32
1225
1024
1120
45
31
29
961
841
899
46
31
33
961
1089
1023
72
47
30
27
900
729
810
48
30
30
900
900
900
49
41
40
1681
1600
1640
50
30
32
900
1024
960
∑
1712
1750
60228
62248
60748
Dari tabel tersebut dapat diketahui keterangan sebagai berikut : N
= 50
∑X
= 1712
∑Y
= 1750
∑ X2
= 60228
∑ Y2
= 62248
∑ XY = 60748 Dalam melakukan analisis tentang pengaruh tingkat tawakal terhadap perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah di Desa Bancak, penulis mengunakan rumus product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
X
XY rxy X
X
2
N 2
Y
N
60478 rxy 60228
1712 50
Y
2
2
N
1712 1750 50 2
60478 60228
Y
2930944 50
62248
1750 50
2
2996000 50 62248
3062500 50
73
60478 59320 60228 58618,88 62248 61250
1.428 13.881.301,76 998
1.428 731077256,32
1.428 3.725,76
= 0,3831 = 0,383 C. Pembahasan Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy sebesar 0,383, kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi , yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N=50 pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai 0,279. Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,383< rxy
tabel
sebesar
0,279, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau terdapat pengaruh antara tingkat tawakal terhadap perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang.
74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelumya, maka dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat Tawakal pada remaja masjid memperoleh nilai kategori tertinggi 46% sebanyak 23 responden yang berada pada tingkatan sedang. 2. Perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah berdasarkan dari hasil penelitian memperoleh nilai tertinggi 50% sebanyak 25 responden yang berada pada tingkatan sedang. 3. Dari penelitian yang di analisis secara statistik diperoleh hasil yang menjadi kesimpulan bahwa ada hubungan antara tingkat tawakal terhadap perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah. Karena hasil rxy sebesar
0,383 sedangkan rxy
tabel
hitung
0,279 product moment pada taraf
signifikansi 5% = dengan N =50. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, berarti tingkat tawakal remaja mempunyai pengaruh terhadap perilaku remaja masjid dalam menyikapi musibah di Desa Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang.
B. Saran
75
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut : 1. Sebagai manusia hendaknya kita menambah dan meningkatkan tawakal kita pada Allah. Dengan bertawakal, maka hati kita akan menjadi tenang dan bisa menerima/menghadapi segala ketentuan Allah yang berupa cobaan atau musibah. Jadi, kita harus berserah diri hanya kepada Allah. 2. Kita harus senantiasa berusaha mempertahankan ketawakalan dalam diri kita. Dengan cara selalu mengingat Allah dan yakin bahwa Allah satusatunya penolong kita. Adapun ada orang lain yang menolong kita itu hanya sebagai perantara saja. C. Penutup Syukur alkhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terlalu sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Menyadari atas keterbatasan tersebut, maka saran dan kritik sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT jua-lah penulis berserah diri dan kepadaNya penulis memohon semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi para pembaca, agama dan bangsa.Amin
76
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rasihan.Drs. 1999. Sentuhan-sentuhan Sufistik: Jalan Akhirat. Bandung: Pustaka Setia. Bahri, Media Zainul.2005. Menembus Tirai Kesendirian-Nya: Mengurai Maqamat dan Ahwal dalam Tradisi Sufi. Jakarta : Prenada. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dariyo, Agus. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Daradjat, Zakiyah, Dr. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang. Ghazali, Imam. 1964.Ihya’ Ulumudin. Terjemah. Prof Yakub.MA.SH. Jilid 1. Semarang: Cv.Faizan.
TK.H.
Ismail
Hadi, Sutrisno, Prof. Drs. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Haddad, Ba Alawi Syeik Al-Imam Abdullah. 1999. Penyejuk Hati Penawar Jiwa. Jakarata: Pustaka Setia. Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: LPPI Kartono, Kartini. 1980. Pengantar Metologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Mustofa, Agus. 2005. Mengubah Takdir. Surabaya: Padma Press. Musthofa, Adib Bisri. 1993. Shohih Muslim. Juz 4. Semarang: Cv.Asy-Syifa. Multahim, dkk. 2007. Agama Islam Penuntun Akhlak. Jilid 2. Jakarta: Yudistira. Munir, Ahmad, MA,Dr. 2008. Tarsir Tarbawi: Mengungkap Pesan Al-Qur’an tentang Pendidikan. Purwadarminta, W,js. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
77
Quasem, Abdul, MA. 1988. Etika Al-Ghazali. Bandung: Pustaka. Sholeh, Abdul Halim. 2008. The Power Of Tawakal. Solo: Tiga Serangkai. Syihab, Muhammad Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Bandung: Mizan. Sri Sumini dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta. Sarwono, Sarlito Wirawan. 1997. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafinda Persada. Praktek. Suharsimi, Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sai’id, Hawwa. 2004. Mensucikan Jiwa Konsep Tazkiyatun Nafs. Jakarta: Rabbani Press. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tata Pangarsa, Humaidi. Drs. 1991. Akhlak Yang Mulia.PT.Bina Ilmu.
Http://Syiar SKI FK UNS: Resume kakap. 10 Maret 2011. SyiarFKUNS. Blogspot. Com/2011/03 resume-kakap-10 Maret-2011 html. Http://Drise.Online.com/news/15.pedoman-islam-menyikapi musibah.ht 18 Juni 2011 html. Http://pinterngaji.blogspot.com/2009/08/memajukanremaja.masjid.
78
NO 1
VARIABEL Tingkat Tawakal
N O 1 2
2
Perilaku Remaja Dalam Menyikapi Musibah
KISI-KISI SOAL ANGKET
INDIKATOR Tentang tawakal
Mengenal Allah dengan segala sifat-sifat-Nya 3 Usaha (ikhtiar) dengan sungguhsungguh 4 Mentauhidkan Allah 5 Khusnuzhan 6 Menyerahkan diri kepada pada Allah 1 Iman dan ridha terhadap qadha dan qadhar 2 Sabar dalam menghadapi musibah 3 Mengetahui hikmah dibalik musibah 4 Berdo’a dan berdzikir 5 Taubat 6 Istiqomah pada islam Jumlah
ANGKET 1 2-4 5-7 8-10 11-13 14-15 1-3 4-5 6-7 8-10 11-13 1415 30
79
ANGKET PENELITIAN PENGARUH TINGKAT TAWAKAL TERHADAP PERILAKU REMAJA MASJID DALAM MENYIKAPI MUSIBAH IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama 2. Umur
: :
PETUNJUK PENGISIAN: 1. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi proses penelitian sebagai tugas akhir studi. 2. Diharapkan dalam menjawab angket ini, sejujur mungkin sebagai sumbangan informasi yang sangat berharga. 3. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara. ANGKET TENTANG TINGKAT TAWAKAL 1. Secara bahasa Tawakal berarti. . . a. Berserah diri pada Allah b. Mewakilkan c. Berserah diri pada manusia 2. Apakah Saudara percaya kalau Allah itu Maha Melihat. . . a. Iya, saya sangat percaya Allah Maha Melihat b. Iya, saya sering percaya Allah Maha Melihat c. Kadang saya percaya, kadang tidak 3. Apakah saudara hafal dan faham semua sifat-sifat yang dimiliki Allah. . . a. Saya hafal dan faham artinya b. Saya hafal tapi tidak faham artinya c. Saya belum hafal dan belum faham artinya 4. Apabila Saudara sedang mendapat musibah. Apakah Saudara masih percaya kalau Allah Maha Adil. . . a. Masih percaya karena dibalik musibah pasti ada hikmahnya b. Kadang ragu kalau Allah Maha Adil c. Tidak percaya
80
5. Apabila Saudara mempunyai keinginan untuk memperdalam ilmu agama akan tetapi kedua orang tua saudara tidak menyetujuinya. Bagaimana sikap Saudara. . . a. Tetap memperdalam ilmu agama karena mencari ilmu agama itu hukumnya fardlu ‘ain b. Tetap memperdalam ilmu agama meskipun orang tua tidak menyetujui c. Mengikuti kemauan orang tua dengan terpaksa 6. Bagaimana sikap Saudara ketika mengalami masalah yang begitu berat dalam hidup anda. . . a. Berusaha mencari solusinya dan berdo’a pada Allah agar diberi kemudahan serta kesabaran b. Berusaha mencari solusinya akan tetapi tidak disertai dengan do’a c. Berusaha akan tetapi disertai dengan rasa mengeluh 7. Bagaimana sikap Saudara ketika akan menghadapi UAN (Ujian Akhir Nasional). . . a. Belajar dengan sungguh-sungguh dan berdo’a agar diberi kemudahan b. Belajar dengan sungguh-tanpa disertai dengan do’a c. Berdo’a akan tetapi tanpa disertai dengan belajar 8. Apakah Saudara mengakui jika Allah itu Esa. . . a. Ya saya sangat yakin karena itu sebagian dari rukun islam b. Mengakui karena takut dibilang syirik c. Kadang mengakui, kadang tidak 9. Rukun iman itu ada enam. Apakah Saudara faham serta meyakininya. . . a. Faham dan meyakininya b. Hafal akan tetapi tidak meyakininya c. Hafal tetapi tidak faham 10. Apa bukti Saudara selalu mengakui adanya kekuasaan dan kebesaran Allah. . . a. Selalu berdzikir dan beristighfar setiap ditimpa musibah b. Berdo’a kepada Allah ketika ditimpa musibah
81
c. Tidak pernah berdzikir dan beristighfar 11. Apakah Saudara selalu khusnuzhan (berprasangka baik) pada Allah. . . a. Saya selalu khusnuzhan pada Allah b. Saya sering khusnuzhan pada Allah c. Saya kadang khusnuzhan pada Allah, kadang tidak
12. Setelah berdo’a. Apakah saudara yakin kalau Allah akan mengabulkan do’a Saudara. . a. Saya sangat yakin karena Allah akan mengabulkan do’a hamba-Nya yang bersungguh-sungguh b. Saya sering yakin tapi tidak tahu kapan Allah akan mengabulkannya c. Kadang yakin, kadang tidak 13. Kapan Saudara khusnuzhan pada Allah. . . a. Ketika mendapat kebahagiaan dan kesulitan b. Ketika mendapat kebahagiaan saja c. Ketika mendapat kesulitan saja 14. Apakah Saudara yakin pada Allah bahwa Allah akan memudahkan segala urusan Saudara. . . a. Sangat yakin kalau Allah akan dan memudahkan segala urusan saya b. Yakin tapi disertai rasa ragu c. Kadang yakin, kadang tidak 15. Kadang Allah memberikan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bagaimana sikap Saudara. . . a. Pasrahkan semua kepada Allah dan menerimanya dengan ikhlas b. Pasrah tapi kadang juga menolaknya c. Menerima dengan terpaksa
ANGKET TENTANG PERILAKU REMAJA MASJID DALAM MENYIKAPI MUSIBAH
82
1. Apakah saudara percaya dan yakin bahwa segala cobaan hidup dan musibah yang terjadi sudah ditetapkan oleh Allah. . . a. Saya selalu percaya bahwa semua takdir dari Allah b. Saya sering ragu karena sudah berusaha hasilnya kadang tidak maksimal c. Tidak percaya karena jika manusia tidak berusaha maka juga tidak ada hasilnya 2. Apakah saudara ikhlas dalam menerima takdir yang ditetapkan Allah. . a. Menerima dan tidak menyesalinya b. Menerima akan tetapi juga sering mengeluh dan menyesali c. Kadang menerima, kadang tidak
3. Apabila ada salah satu anggota keluarga Saudara yang meninggal dunia. Bagaimana sikap saudara. . . a. Ikhlas, mendo’akan dan menyadari bahwa itu sudah takdir b. Ikhlas tapi tidak menyadari bahwa itu sudah takdir c. Mendo’akan tapi tidak ikhlas 4. Apabila Saudara sulit mendapatkan pekerjaan. Bagaimana sikap Saudara. . . a. Selalu berusaha dan bersabar b. Sabar tapi tidak berusaha c. Kadang sabar dan berusaha, kadang tidak 5. Apabila Saudara tidak lulus UAN ( Ujian Akhir Nasional ). Bagaimana sikap Saudara. . . a. Ikhlas dan sabar b. Sabar tapi tidak ikhlas c. Sabar tapi juga bersedih dan kecewa 6. Orang yang sabar, ikhlas atas musibah yang selalu menimpanya, maka Allah akan. . . a. Menghapus dosanya b. Meninggikan derajat (pahala) c. Memberi kebahagiaan di dunia
83
7. Apakah Saudara selalu menganggap musibah yang menimpa Saudara adalah peringatan dari Allah. . . a. Ya, musibah tersebut akan mengingatkan dan menyadarkan kita b. Ya, Menganggapnya sebagai peringatan c. Kadang menganggapnya sebagai peringatan kadang tidak 8. Kapan Saudara berdo’a dan berdzikir pada Allah. . . a. Setiap waktu ketika mengingat kebesaran Allah b. Ketika ditimpa musibah c. Ketika mendapat kesenangan 9. Apa yang Saudara rasakan ketika berdo’a dan berdzikir pada Allah. . . a. Hati saya merasa tentram dan tenang b. Hati saya merasa tentram c. Tidak merasakan sesuatu 10. Apabila ada teman Saudara yang sedang sakit. Bagaimana sikap Saudara. . . a. Menjenguk dan mendo’akan agar cepat diberi kesembuhan b. Menjenguk dan berharap yang sakit diberi kesabaran c. Mendo’akan tapi tidak menjenguk 11. Secara tidak sengaja Saudara menyakiti atau berbuat salah pada orang tua anda. Bagaimana sikap Saudara setelah itu. . . a. Menyesali dan meminta maaf dengan sungguh-sungguh b. Menyesali akan tetapi tidak mau meminta maaf c. Meminta maaf saja
12. Apabila suatu saat Saudara melakukan kesalahan(dosa), Apakah yang Saudara perbuat. . . a. Saya selalu beristighfar dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi b. Sering beristighfar c. Kadang beristighfar, kadang tidak 13. Apabila Saudara mendengar ada musibah, apa yang Saudara ucapkan. . . a. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un b. Masya Allah
84
c. Alkhamdulillah 14. Dengan adanya musibah yang bertubi-tubi sebagai orang islam. Apakah Sadara tetap istiqomah pada islam. . . a. Tetap istiqomah pada islam karena musibah yang datang merupakan ujian atau cobaan dari Allah b. Istiqomah pada islam dan berusaha sabar c. Kadang istiqomah pada islam, kadang tidak 15. Ketika Saudara dibujuk seorang non islam untuk pindah agama mereka. Bagaimana sikap Saudara. . . a. Menolaknya karena agama islam adalah agama yang benar dimata Allah b. Menolanya karena hal tersebut hanya menguji iman kita c. Menolaknya karena tidak ada imbalan
85
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Aminatul Badi’ah
Jurusan: Tarbiyah
Nim
: 111 07 156
Progdi: PAI
No Jenis Kegiatan 1 Duroh Mar’atus Shalihah
Waktu Pelaksanan 27 Maret 2010
Status Peserta
Nilai 3
2
OPSPEK
28-31 Agustus 2010
Peserta
3
3
Seminar
6 Nopember 2010
Peserta
6
11-26 Februari 2010
Peserta
3
22-23 Maret 2010
Peserta
4
20 Agusutus 2010
Peserta
3
25 Maret 2009
Peserta
3
09 September 2008
Peserta
2
18 November 2008
Peserta
3
12 September 2008
Peserta
3
18 Desember 2010
Peserta
3
Nasional”Membudayakan Sebuah Pendidikan Berkarakter Ke-Indonesiaan Dalam Pendidikan Formal” 4
Praktikum ILAIK
5
Seminar Regional dan Temu SEMA/DPM PTAI SeJATENG
6
Praktikum Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
7
Seminar Pembiayaan Pendidikan Kota Salatiga
8
Aktualisasi Nilai-Nilai Spiritual Puasa di Bulan Ramadhan
9
Bimbibingan Baca Tulis AlQur’an
10
Masa Ta’aruf Mahasiswa (MASTA)
11
Dauroh Mar’atus Shalihah (DMS)
86
12
Bedah Buku”Jalan Cinta Para Pejuang”
13
Seminar Nasional dan Bedah 15 Juli 2011 Buku”Terpesona di Sidrotul Muntaha” Seminar Politik”Pilwakot 27 Januari 2011 Ideal Untuk Masa Depan Salatiga Yang Lebih Baik” Worskop Kepemimpinan” 19-21 Oktober 2009 Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Kaum Muda Sebagai Upaya Mewujudkan Bangsa yang Berdaulat Sarasehan 06 Juni 2011 Keagamaan”Membedah Pemikiran dan Gerakan di Indonesia” Training of trainer (TOT)” 14 Agustus 2008 Meretas Jalan Menuju Kader Islam Indonesia” Diskusi Region II “Sejarah 19-20 Agustus 2006 Masyarakat Indonesia” Pelatihan Advokasi”Menggali 13 Mei 2009 Kepekaan Individu Mewujudkan Kesejahteraan Sosial” Pelatihan Karya Tulis Ilmiah” 15 Maret2009 Mencetak Mahasiswa Yang Progres” Jumlah
14
15
16
17
18 19
20
24 April 2010
Peserta
2
Peserta
6
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
62
87
88
89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama :Aminatul Badi’ah Tempat/ Tanggal Lahir: Kab.Semarang, 07 Desember 1988 Jenis Kelamin: Perempuan Agama : Islam Warganegara: Indonesia Alamat: Ds. Banaran Kec. Bancak Kab. Semarang Riwayat Pendidikan: 1. MI Darussalam Bancak Tahun 2001 2. SMP Islam Sudirman Boto Tahun 2004 3. MAN Salatiga Tahun 2007 4. STAIN Salatiga
Salatiga, Februari 2012 Penulis
Aminatul Badi’ah NIM: 11107156