Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,256-266
PENGARUH TINGKAT KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN SISWA DI SMA
Reni Pratiwi Nurdiyanti Elisabeth Christiana S.Pd., M.Pd Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
[email protected]
Abstrak Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui perbandingan motivasi belajar siswa yang di ukur melalui tingkatan keharmonisan keluarga dan ditinjau dari perbedaan jenis kelamin siswa di SMA. Subjek penelitian ialah siswa kelas XII SMA NU 2 Gresik. Subjek penelitian ini diperoleh dari populasi yang berjumlah 96 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, dimana untuk mengetahui perbandingan 3 variabel. Analisis data yang digunakan ialah analisis varian (anava) 2 jalan dengan metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode angket, untuk mengetahui tingkat keharmonisan keluarga dan skor motivasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh tingkat keharmonisan keluarga terhadap motivasi belajar siswa, terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa laki-laki dan perempuan, namun tidak adanya perbedaan pada motivasi belajar jika ditinjau secara bersamaan baik dari segi tingkat keharmonisan keluarga maupun dari jenis kelamin siswa. Abstract: This study is conducted to explore the influence of family harmony with student learning motivation in terms of gender differences in 12th grade students in SMA. The population of this research is all of students in SMA NU 2 Gresik as much 96 student. This studyis comparative research, which are to know the comparation of 3 variable. The data is analyzed with ANAVA two-lines with data accumulate method which used is questionnaire, to know harmony level and student learning motivation scor. The research’s shows that difference influences family harmony level to student motivation learning, there isb difference in between students learning motivation of male and female, but no difference between students learning motivation of male and female when simultaneously distinguished from family harmony level.
PENDAHULUAN
Proses
“Belajar adalah suatu proses aktif, yang dimaksud aktif disini adalah bukan hanya aktifitas yang nampak seperti gerakangerakan badan, akan tetapi juga aktifitas mental, seperti proses berpikir, mengingat, dan
sebagainya”.
Pendapat
tersebut
dikemukakan oleh Gestalt (dalam Mustaqim, 1991:61).
belajar
membutuhkan
dukungan penuh dari lingkungan sekitar. baik lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, dan
lingkungan
keluarga
keluarga.
merupakan
Lingkungan
pendukung
paling
penting karena lingkungan keluarga yang paling sering berinteraksi dengan anak. Bahkan sejak si anak masih bayi hingga kini, lingkungan keluarga merupakan lingkungan
Pengaruh Tingkat Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa Ditinjau Dari perbedaan Jenis Kelamin Siswa Di SMA
yang dapat mempengaruhi kondisi psikis anak
berkembang di dalam keluarga, serta keluarga
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
itu pula yang mengisi pribasi anak. Dengan
motivasi belajar anak.
demikian, dapat disadari pentingnya peranan
Motivasi
belajar
keluarga
merupakan
sebagai
dasar
pembentukan
kepribadian anak.
pendorong dalam diri anak/siswa untuk mencapai tujuan belajar yang ingin dicapai.
Untuk mendapatkan keluarga yang
Motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap
harmonis, dapat dilakukan dengan membina
siswa bertujuan untuk menumbuhkan gairah
hubungan yang baik antara ayah, ibu, dan
belajar serta mencapai hasil belajar yang
anak-anak
efektif dan maksimal. Pencapaian hasil
Apabila usaha tersebut terwujud, maka dalam
belajar efektif dan maksimal harus ditunjang
keluarga akan tercipta suasana kerukunan,
dengan
yang
kasih sayang, saling pengertian, dan perasaan-
alat-alat
perasaan lain yang menyenangkan seperti
berbagai
memadai
seperti
sarana-prasarana perlengkapan
belajar dan kesiapan jiwa (batin) anak/siswa.
dalam
kehidupan
sehari-hari.
dinyatakan oleh William J. Goede bahwa
Motivasi dapat dikatakan sebagai
anak yang dibesarkan dalam keluarga atau
keseluruhan daya penggerak didalam diri
rumah tangga yang bahagia lebih banyak
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
kemungkinan tumbuh bahagia sehat secara
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa
psikologis (Goede, 1991).
dapat
dicapai,
yang
tentunya
dengan
Yusuf
dan
Juntika
(2009:78)
dukungan dan dorongan dari lingkungan
menjelaskan bahwa keharmonisan interaksi
keluarga. Keluarga merupakan lingkungan
antar anggota keluarga akan memperlancar
pertama dan utama bagi pendidikan anak.
penataan
Karena sejak kecil, anak hidup, tumbuh dan
kemasyarakatan.
257
kehidupan
pribadu
Namun
dan jika
sosial terjadi
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,256-266
ketidakharmonisan,
broken
home,
atau
kurang
memperhatikan
hubungan
antar
konflik berkepanjangan antara suami-istri
orangtua, antara orangtua dengan anak, dan
atau orangtua-anak, maka keluarga tersebut
antara anak dengan anak.
menjadi sumber stress bagi keluarga, terutama bagi anak.
Kurangnya motivasi belajar dapat dilihat dari kurang antusiasnya siswa dalam
Berdasarkan hasil wawancara yang
mengikuti pelajaran, seringnya membolos
dilaksanakan pada hari Senin, 9 Januari 2012,
atau tidak masuk sekolah, siswa mengantuk
terdapat
atau
beberapa
siswa
yang memiliki
keluar
kelas
saat
jam
pelajaran
keluara kurang harmonis dan kurang memiliki
berlangsung. Motivasi belajar yang kurang
motivasi
sehingga
baik berdampak pada hasil belajar yang
berdampak pada hasil belajar yang kurang
kurang maksimal disebabkan oleh bermacam-
maksimal. Keluarga kurang harmonis yang
macam alasan. Namun yang paling mendasar
dimaksud
dengan
ialah dorongan belajar dan perhatian dari
berpisah/bercerainya kedua orangtua dengan
orangtua serta tingkat keharmonisan keluarga
anak ikut salah satu orang tua atau tidak sama
dinilai kurang dalam penilaian si anak. Jadi
sekali (anak ikut anggota keluarga yang lain
besar
selain ayah dan ibu), orangtua yang sering
terhadap motivasi belajar siswa. Dengan
bertengkar, orangtua yang tinggal terpisah
kurangnya dukungan dan dorongan belajar
meskipun masih dalam lingkup 1 kota,
dari orangtua siswa, maka siswa menjadi
orangtua
kurang termotivasi untuk belajar dengan baik
belajar
yang
disini
baik,
ialah
yang memiliki banyak hutang
sehingga kebutuhan pendidikan siswa tersebut
keharmonisan
keluarga
dan maksimal.
kurang tercukupi, orangtua yang kurang terbuka dengan anak, dan orangtua yang
pengaruh
Selain faktor keharmonisan keluarga, faktor
jenis
kelamin
juga
berpengaruh
Pengaruh Tingkat Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa Ditinjau Dari perbedaan Jenis Kelamin Siswa Di SMA
terhadap motivasi belajar siswa. Karena siswa
Menurut
Gunarsa
Gunarsa
bahwa
keluarga
perempuan memiliki keinginan dan keuletan
(2000:209)
belajar lebih tinggi daripada siswa laki-laki.
harmonis ialah jika seluruh anggota keluarga
Hal ini menunjukkan bahwa siswa perempuan
merasa
memiliki
berkurangnya ketegangan, kekecewaan, dan
motivasi
belajar
yang
baik
menjelaskan
dan
bahagia
keadaan
oleh
puas
berarti siswa laki-laki tidak memiliki motivasi
keberadaan dirinya (eksistensi atau aktualisasi
belajar.
diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi permasalahan
seluruh
ditandai
dibandingkan siswa laki-laki, namun bukan
Berdasarkan
terhadap
yang
dan
dan sosial.
dan ingin
Dalam bukunya yang lain, Gunarsa
mengetahui pengaruh tingkat keharmonisan
menjelaskan agar setiap anggota merasa aman
keluarga dengan motivasi belajar siswa jika
dan
ditinjau dari jenis kelamin siswa di SMA NU
hubungan serasi antara suami dan istri, perlu
2 Gresik.
kesatuan, keseragaman sistem dan sikap
informasi
diatas,
maka
penulis
damai
dalam
keluarga
perlu
ada
penilaian ayah-ibu terhadap tindak-tanduk anak, Tingkat Keharmonisan dalam Keluarga
kesinambungan
anak
dalam
berkomunikasi dengan orangtua dan tata cara
Menurut K.H.N. Yunan Nasution
hidup yang mantap dan konsisten akan
yang dikutip oleh Achmad Sanusi (1996:26),
memberi rasa yang aman pada anak dalam
terciptanya keluarga yang harmonis adalah
keteraturan keluarga (2002:13).
dengan adanya sikap saling menghormati dan
Gunarsa menggambarkan komunikasi
menyayangi antara ayah dan ibu, antara
dan hubungan timbal balik dalam keluarga
orangtua dan anak serta anak dengan anak.
sebagai berikut: a. hubungan suami istri
259
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,256-266
berdasarkan cinta kasih, baik diungkapkan
hubungan orangtua dengan anak-anaknya, d)
secara lisan maupun perbuatan, b. hubungan
ukuran keluarga, keluarga dengan ukuran
orangtua dengan anak didasarkan kasih
kecil, memungkinkan kedekatan hubungan
sayang, baik diungkapkan dalam ucapan
antara orangtua dengan anak.
maupun perbuatan, c. hubungan orangtua dengan anak remaja berdasarkan kasih sabar, Motivasi Belajar Siswa yang diungkapkan dengan kesabaran dalam menghadapi anak-anaknya baik secara lisan maupun perbuatan, d. hubungan antar anak didasarkan kasih sesama, baik diungkapkan dalam
ucapan
maupun
perbuatan,
e.
komunikasi dalam keluarga berlandaskan kasih, dengan adanya interaksi timbal bail
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan
belajar,
yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatab belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2010:75)
antar anggota keluarga. Terdapat beberapa faktor penyebab keharmonisan keluarga, yaitu: a) komunikasi interpersonal,
tanpa
adanya
kemungkinan
besar
dapat
terjadinya
Motivasi belajar adalah keseluruhan
kesalahpahaman,
komunikasi, menyebabkan b)
tingkat
ekonomi keluarga, apabila berada pada taraf yang sangat rendah, taraf ekonomi dapat menyebabkan konflik dalam keluarga, c) sikap orangtua, akan berpengaruh dalam
Menurut Sardiman, terdapat 2 jenis motivasi,
yaitu
motivasi
motivasi
ekstrinsik.
intrinsik
Motivasi
dan
intrinsik,
merupakan motif-motif yang fungsinya tidak perlu adanya rangsangan dari luar diri individu, atau dapat dikatakan motif-motif yang berasal dari dalam diri individu tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik, merupakan motif-motif
yang
fungsinya
perlu
Pengaruh Tingkat Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa Ditinjau Dari perbedaan Jenis Kelamin Siswa Di SMA
mendapatkan
rangsangan
dari
luar
diri
individu.
Perbedaan Jenis Kelamin
Terdapat
beberapa
ciri-ciri
dari
Salah satu kategori paling mendasar
motivasi belajar, yaitu: 1) tekun menghadapi
dalam kehidupan sosial dalam masyarakat
tugas, 2) mandiri menghadapi kesulitan, tidak
ialah jenis kelamin. Sebagian besar kultur
perlu mengandalkan oranglain 3) minat dalam
mendefinisikan sekumpulan besar minat, sifat
belajar, ingin memiliki pengetahuan yang
kepribadian, dan perilaku sebagai “feminine”
tidak dibatasi waktu, tempat, maupun gender,
atau “maskulin”.
4)
kemampuan
berpendapat
dan
Penggolongan jenis kelamin memiliki
mempertahankannya.
beberapa komponen, yaitu: a) identitas jenis
Fungsi dari motivasi belajar, yaitu: a.
kelamin,
merupakan
kesadaran
dan
memberi semangat seorang pembelajar dalam
penerimaan akan sifat biologis dasar individu
kegiatan belajarnya, b. menentukan arah
sebagai laki-laki dan perempuan, b) identitas
perbuatan seseorang, c. menyeleksi perbuatan
peran jenis kelamin, merupakan persepsi atau
yang ingin dilakukan oleh seseorang.
keyakinan individu bahwa dirinya maskulin
Menurut
Sardiman
atau feminine, c) pemakaian peran jenis
(2010:91-95),
mengatakan ada beberapa cara dan bentuk
kelamin,
dalam menumbuhkan motivasi belajar di
karakteristik kepribadian dan tingkah laku
sekolah, yaitu memberi angka, pemberian
yang didefinisikan oleh kultur seseorang
hadiah,
sesuai dengan satu jenis kelamin atau jenis
saingan
atau
kompetisi,
ego-
merupakan
pengambilan
kelamin lainnya.
involvement, memberi ulangan, mengetahui
Jadi, identitas peran jenis kelamin
hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar,
memberikan definisi pribadi anak mengenai
minat, dan tujuan yang diakui.
261
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,256-266
diri,
sedangkan
kelamin
pemakaian
mengacu
pada
peran
jenis
yang dimaksud dari tujuan pelajaran tersebut.
karakteristik
Kaum laki-laki berperan sebagai pembuat
psikologis yang dianggap sesuai dengan suatu
atau
penentu
keputusan
yang
sangat
jenis kelamin.
mempengaruhi oranglain. Dalam keluarga
Menurut pandangan umum, bayi laki-
pun, laki-laki menempati status yang lebih
laki cenderung dilukiskan sebagai sosok yang
tinggi yang secara formal dinamakan sebagai
kokoh, kasar, nakal dan kuat. Sedangkan bayi
kepala keluarga.
perempuan dilukiskan sebagai sosok yang lembut,
manis,
dan
jelita.
Pandangan
Hipotesis
masyarakat terhadap perbedaan jenis kelamin
Berdasarkan uraian kajian pustaka
tidak hanya sampai disitu saja, namun berlaku
diatas, maka dapat disimpulkan hipotesisnya
pula pada sisi yang lainnya. Dari segi
ialah: 1) terdapat perbedaan motivasi belajar
psikologis, seorang perempuan dipandang
antara siswa dengan keharmonisan tinggi,
lebih
laki-laki.
sedang, dan rendah pada siswa kelas XII
Perempuan dipandang sebagai sosok yang
SMA NU 2 Gresik, 2) terdapat perbedaan
mudah
emosional
murung
mengutamakan
daripada
dan
cemas,
perasaannya
lebih daripada
pikirannya.
motivasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XII SMA NU 2 Gresik, 3) terdapat perbedaan motivasi belajar
Begitu pula pada aktivitas intelegensi
yang dipengaruhi oleh interaksi keharmonisan
antara anak laki-laki dan perempuan. Anak
keluarga dan jenis kelamin siswa kelas XII
perempuan lebih mudah untuk menghafal
SMA NU 2 Gresik.
pelajaran, sedangkan anak laki-laki lebih mudah memberikan respon terhadap sesuatu METODE PENELITIAN
Pengaruh Tingkat Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa Ditinjau Dari perbedaan Jenis Kelamin Siswa Di SMA
Berdasarkan rumusan masalah dan
analisis
menggunakan
anava
2
jalan,
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
diketahui bahwa adanya perbedaan motivasi
ini, ,maka penelitian yang digunakan ialah
belajar jika dilihat dari tingkat keharmonisan
penelitian
mana
dalam keluarga. Simpulan ini didukung
ada
dengan temuan penelitian yaitu didapatkan
perbandingan 2 variabel atau lebih.Metode
harga FA 9,273 lebih besar dari Ftabel baik
pengumpul data yang digunakan ialah angket.
pada taraf 5% maupun 1%. Diketahui pula
Dalam penelitian ini menggunakan 2 macam
adanya
angket yakni angket keharmonisan keluarga
ditinjau dari jenis kelamin siswa. Simpulan
dan angket motivasi belajar. Uji validitas
ini didukung dengan temuan penelitian yaitu
dalam penelitian ini menggunakan rumus
didapatkan harga FB 15,043 lebih besar dari
korelasi product moment dari Karl Pearson.
Ftabel
Sedangkan untuk menghitung reliabilitas
Namun, juga diketahui bahwa tidak adanya
instrument dengan rumus spearman brown.
perbedaan pada motivasi belajar jika ditinjau
Teknik analisis data yang digunakan ialah
secara bersamaan baik dari segi keharmonisan
teknik analisis varian (anava) 2 jalan.
keluarga
dimaksudkan
komparatif.
Yang
untuk
mengetahui
perbedaan motivasi
belajar jika
baik pada taraf 5% maupun 1%.
Simpulan
maupun ini
jenis
kelamin
didukung dengan
siswa. temuan
penelitian yaitu didapatkan harga FAB 2,968 HASIL DAN PEMBAHASAN lebih kecil dari Ftabel baik pada taraf 5% Untuk
menguji
diterima
atau
maupun 1%.
ditolaknya hipotesis yang diajukan, maka Maka masalah penelitian ini telah berikut
disajikan
analisis
dengan terjawab
bahwa
tidak
ada
pengaruh
menggunakan analisis varian (anava) 2 jalan. keharmonisan keluarga terhadap motivasi Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
263
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,256-266
belajar siswa jika dibedakan berdasarkan jenis
Menurut pandangan umum, bayi laki-
kelamin secara bersamaan pada siswa SMA
laki cenderung dilukiskan sebagai sosok yang
NU 2 Gresik.
kokoh, kasar, nakal dan kuat. Sedangkan bayi
Menurut Gunarsa (2000:58), suasana
perempuan dilukiskan sebagai sosok yang
hubungan antara orangtua dengan anak
lembuut,
seringkali
yang
masyarakat terhadap perbedaan jenis kelamin
mempengaruhi motivasi dan dorongan untuk
tidak hanya sampai disitu saja, namun berlaku
berprestasi pada anak. Benturan nilai antara
pula pada sisi yang lainnya. Dari segi
orangtua ketegangan
menjadi
dan
anak yang
sumber
bias
menimbulkan
berlarut-larut
yang
mengganggu pula konsentrasi belajar si anak. Motivasi belajar adalah keseluruhan
manis,
dan
jelita.
Pandangan
psikologis, seorang perempuan dipandang lebih
emosional
daripada
laki-laki.
Perempuan dipandang sebagai sosok yang mudah
murung
dan
cemas,
daya penggerak di dalam diri siswa yang
mengutamakan
menimbulkan kegiatan belajar dan memberi
pikirannya. Keadaan psikologis ini akan
arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
membedakan pendekatan seks antara laki-laki
yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Karena motivasi belajar memiliki
dan
perasaannya
perempuan.
Perasaan
dari
lebih
seks
pada
bagi
perempuan disertai oleh rasa cinta, sementara
faktor intern (diri sendiri) dan ekstern
laki-laki
kurang disertai
(lingkungan) yang mana faktor ekstern biasa
(Dagun, 1992:75).
perasaan cinta
didapat dari lingkungan keluarga, maka dari
Begitu pula pada aktivitas intelegensi
itu keluarga sangat berpengaruh dalam proses
antara anak laki-laki dan perempuan. Anak
belajarnya. Terutama pada keharmonisan
perempuan lebih mudah untuk menghafal
dalam suatu keluarga.
pelajaran, sedangkan anak laki-laki lebih
Pengaruh Tingkat Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa Ditinjau Dari perbedaan Jenis Kelamin Siswa Di SMA
mudah memberikan respon terhadap sesuatu
siswa perempuan kelas XII SMA NU 2
yang dimaksud dari tujuan pelajaran tersebut.
Gresik,
Kaum laki-laki berperan sebagai pembuat
motivasi
atau
keharmonisan keluarga berdasarkan jenis
penentu
keputusan
yang
sangat
serta
tidak
terdapat
perbedaan
belajar yang dipengaruhi oleh
mempengaruhi orang lain. Dalam keluarga
kelamin siswa kelas XII SMA NU 2 Gresik.
pun, laki-laki menempati status yang lebih
Saran
tinggi yang secara formal dinamakan sebagai
Saran
kepala keluarga.
diberikan
kepada
konselor
sekolah dan peneliti lain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan pada pihak yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
SIMPULAN DAN SARAN
pemberian layanan informasi dan bimbingan
Simpulan
kelompok sehingga dapat memaksimalkan Berdasarkan analisis data yang telah pelayanan BK di Sekolah. Sedangkan bagi dilakukan
dengan
menggunakan
analisis peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan
varian (anava) 2 jalan, dapat disimpulkan acuan dan dan dikembangkan lagi oleh bahwa, terdapat perbedaan motivasi belajar peneliti lain yang memiliki keinginan untuk antara siswa dengan keharmonisan tinggi, meneliti
faktor-faktor
lain
yang
sedang, dan rendah pada siswa kelas XII mempengaruhi motivasi belajar siswa di SMA NU 2 Gresik, terdapat perbedaan sekolah. motivasi belajar antara siswa laki-laki dan
Daftar Pustaka Dagun, Save M. 1992 Maskulin dan feminin: Perbedaan Pria-Wanita dalam Fisiologi, Psikologi, Seksual, Karier
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
265
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,256-266
dan Masa Depan. Cet 1. Jakarta: Rineka Cipta. Goode, William J. 1991. Sosiologi Keluarga cet.3 Jakarta: Rineka Cipta. Gunarsa, Singgih D. 1992. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. Gunarsa, Singgih D. 2002. Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Gunarsa, Singgih D., dan bY. Singgih D. Gunarsa. 2000. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga cet.5. Jakarta: Gunung Mulia. Maria,
Ulfah. 2007. Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan konsep Diri Terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja (http://www.damandiri.or.id/detailphp?i d-534, diakses 10 April 2011)
Mustaqim dan Absul Wahib. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sanusi, Achmad. 1996. Membina Keluarga Bahagia. Jakarta: Pustaka Antara. Sardiman, A.M. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Silalahi, Gabriel Amin. 2003. Metodologi Penelitian dan Studi Kasus. Sidoarjo: CV Citra. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: Rineka Cipta.
Walgito, Bimo. 1982. Kenakalan Anak (Juvenile Deliquency). Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Winarsunu, Tulus. 2007. Statistik: Dalam Penelitian Psikologi, dan Pendidikan. Edisi Revisi Cet. 4. Malang: UMM Press.