PENGARUH TINGKAT EFISIENSI TERHADAP DAYA SAING PERBANKAN NASIONAL PERIODE 2009-2010 Djony Edward Abstract This research examined the influence of the level of efficiency on the competitiveness of banking in Indonesia is based on the financial statements of 2009 and 2010 by using Data Envelopment Analysis (DEA), Revealed Comparative Advantage (RCA) and Regression Pooled Data. Results of this research showed a significant influence between the level of efficiency on the competitiveness of aggregate bank in 2009 and 2010. In the same period there was also a significant influence between the level of efficiency of the BPD group competitiveness and foreign banks. While there was no significant influence between the level of efficiency on the competitiveness of state-owned bank group (BUMN), private bank, mixed bank and syariah bank. Other research result, the banks with perfect efficiency as much as 10 banks in 2009 and 9 banks in 2010. While the optimum competitive bank in 2009 there were 45 banks and in 2010 dropped to 37 banks. The results showed there were 7 banks in 2009 and 6 banks in 2010, which has a perfect level of efficiency as well as optimum competitiveness. While there are 2 banks at the same time achieve optimum efficiency point perfectly consistently competitive both in 2009 and 2010, the 2nd it was a bank PT Bank Bukopin Tbk and PT Bank OCBC Indonesia. Based on average different test levels of efficiency and competitiveness of banks in 2009 and 2010 revealed, syariah banking group is dominant, followed by the stateowned bank, foreign banks and mixed banks. Other research results, competition in the banking industry lending has entered a saturation point, local banks began to catch up with foreign banks in terms of efficiency, although foreign banks still better, while state banks began to match the level of efficiency of private banks. Keywords: efficiency, competitiveness, aggregate bank, banks, Data Envelopment Analysis, DEA, Revealed Comparative Advantage, RCA, Regression Pooled Data. Pendahuluan Ada banyak cara bagi perbankan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing sehingga mengungguli perbankan lainnya. Persoalannya ada bank yang berhasil meningkatkan efisiensi, namun gagal mengatrol daya saing. Sebaliknya, ada bank yang berhasil mengatrol daya saing, namun dalam operasionalnya tidak efisien. Namun sedikit sekali bank yang
Proceeding Research Day 2013
berhasil meningkatkan efisiensi, pada saat yang sama mampu mengatrol daya saing. Selama ini proses perhitungan efisiensi perbankan hanya dengan menggunakan pendekatan tradisional, efisiensi buku atau biasa disebut dengan pendekatan akunting semata. Yakni dengan membandingkan beban operasional dengan pendapatan operasional (BOPO). Penilaian kinerja bank biasanya dilakukan dengan melihat pada indikator keuangan masingmasing bank. Apabila bank mampu membukukan laba yang semakin besar maka sudah bisa dianggap baik, tetapi bank tersebut belum tentu efisien apalagi kompetitif. Wheelock dan Wilson (1995) mencatat bahwa efisiensi adalah ukuran penting dari kondisi operasional bank dan merupakan salah satu kunci indikator pencapaian kinerja individual bank dibandingkan dengan kinerja seluruh industri perbankan. Studi efisiensi juga penting untuk mengukur dampak potensial yang muncul dari kebijakan perbankan yang ditetapkan oleh otoritas pengawas bank. Pada umumnya penilaian efisiensi bank dilakukan dengan cara membandingkan antara biaya overhead, seperti aktiva tetap dan biaya tenaga kerja, dibandingkan dengan jumlah jasa ( financial services) yang dihasilkan oleh bank (De Young, 1997). Atau efisiensi juga dapat dilakukan dengan membandingkan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional atau lazim disebut sebagai rasio BOPO. Konsep pengukuran efisiensi yang lebih maju dikenal dengan konsep Data Envelopment Anlysis (DEA). DEA merupakan metodologi nonparametrik (matematik) yang didasarkan pada linear programming. Pada awalnnya dikembangkan untuk pengukuran kinerja industri, dan sekarang aplikasi DEA telah dipakai sebagai pengukuran pada berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan berbagai kegiatan operasional (Cooper, Seiford dan Tone, 2000). Metodologi ini berhasil diterapkan untuk mengukur kinerja relatif dari sekumpulan perusahaan yang menggunakan beragam input identik untuk menghasilkan beragam output identik. Sementara untuk mengukur daya saing perbankan dapat diukur dari total aset yang dimiliki, kemudian dikombinasikan dengan penerapan bunga deposito maupun penerapan bunga kredit pada masing-masing bank. Output dari kebijakan masing-masing bank ini akan menghasilkan pendapatan bunga bersih (net interest income--NII), tentu pada akhirnya akan membukukan laba bersih (net income). Karena itu menarik untuk diteliti bagaimana polarisasi persaingan dalam penentuan bunga simpanan dan bunga kredit tersebut. Oleh karena perbankan menerapkan aneka jenis 588
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
simpanan dan jenis kredit, maka yang dapat dijadikan acuan adalah bunga deposito dan suku bunga dasar kredit (SBDK). Untuk mengukur tingkat daya saing industri perbankan nasional menggunakan model Revealed Comparative Advantage (RCA) yang pernah dipakai Asvi Warman Adam. Asvi sendiri mengutip peneliti sebelumnya, Bela Balassa (1965), dan penelitian itu berhasil menggambarkan tentang daya saing industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional terhadap industry TPT Asean. Hanya saja Asvi mencoba memfokuskan pada daya saing industri TPT dan mengaitkannnya dengan daya saing relatif masingmasing negara Asean. Penelitian ini mengukur kesuksesan perbankan dalam meningkatkan efisiensi sekaligus mengatrol daya saing, sehingga mampu menjadi bank yang efisien sekaligus memiliki daya saing yang unggul. Perumusan Masalah Pada umumnya perbankan nasional yang berhasil melakukan efisiensi, gagal meningkatkan daya saing. Sebaliknya, bank yang berhasil meningkatkan daya saing, namun dalam prosesnya tidak efisien atau boros. Namun demikian ada beberapa bank, dan mungkin teramat sedikit, bank yang mampu meningkatkan efisiensi sekaligus mampu meningkatkan daya saing. Artinya, upaya manajemen bank melakukn efisiensi berdampak terhadap daya saing bank yang dikelolanya. Ada beberapa pertanyaan penelitian yang relevan untuk diajukan sebagai bentuk perumusan masalah dalam penelitian ini: a. Bagaimana polarisasi efisiensi dan daya saing perbankan nasional sepanjang tahun 2009 dan 2010? b. Apakah tingkat efisiensi pada kelompok Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2009 dan 2010 berpengaruh terhadap daya saing kelompok bank itu? c. Apakah tingkat efisiensi pada kelompok Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) pada 2009 dan 2010 berpengaruh terhadap daya saing kelompok bank itu? d. Apakah tingkat efisiensi pada kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) pada 2009 dan 2010 berpengaruh terhadap daya saing kelompok bank itu? e. Apakah tingkat efisiensi pada kelompok Bank Campuran pada 2009 dan 2010 berpengaruh terhadap daya saing kelompok bank itu? f. Apakah tingkat efisiensi pada kelompok Bank Asing pada 2009 dan 2010 berpengaruh terhadap daya saing kelompok bank itu? 589
Proceeding Research Day 2013
g. Apakah tingkat efisiensi pada kelompok Bank Syariah pada 2009 dan 2010 berpengaruh terhadap daya saing kelompok bank itu? h. Bank mana saja yang memiliki tingkat efisiensi sempurna sekaligus berdaya saing sepanjang periode 2009 dan 2010? Tinjauan Pustaka Pada umumnya penilaian efisiensi bank dilakukan dengan membandingkan antara biaya overhead (seperti aktiva tetap dan biaya tenaga kerja) dibandingkan dengan jumlah jasa ( financial services) yang dihasilkan oleh bank (De Young, 1997) atau perbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional atau lazim disebut sebagai rasio BOPO. Rasio BOPO merupakan pendekatan tradisional untuk mengukur efisiensi bank, karena data ini diambil dari laporan keuangan makan sering juga disebut accounting-based cost ratio. Efisiensi dinyatakan dalam persentase dari beban operasional terhadap pendapatan operasional atau beban non operasional (seperti biaya karyawan, aktiva tetap dan sebagainya) terhadap total aset atau pendapatan tahunan (annual revenue). Pengukuran efisiensi modern pertama kali diperkenalkan oleh Farrel (1957), bekerja sama dengan Debreu dan Koopmas, dengan mendefinisikan suatu ukuran yang sederhana untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi teknis (technical efficiency) dan efisiensi alokatif (allocative efficiency). Efisiensi teknis merupakan refleksi kemampuan dari suatu perusahaan untuk memaksimalkan output dengan input tertentu, sementara efisiensi alokatif merefleksikan suatu organisasi untuk memanfaatkan input secara optimal dengan tingkat harga yang telah ditentukan. Pengukuran efisiensi secara khusus terhadap kinerja kantor pajak, diantaranya dilakukan oleh Gonzalez dan Miles (2000), Moesen dan Persoon (2002), Conceicao, et al. (2007), dan Barros (2007). Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan metodologi nonparametrik (matematik) yang didasarkan pada linear programming. Pada awalnnya dikembangkan untuk pengukuran kinerja industri, dan sekarang aplikasi DEA telah dipakai sebagai pengukuran pada berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan berbagai kegiatan operasional (Cooper, Seiford dan Tone, 2000). Metodologi ini berhasil diterapkan untuk mengukur kinerja relatif dari sekumpulan perusahaan yang menggunakan beragam input identik untuk menghasilkan beragam output identik.
590
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Prinsip-prinsip DEA diperkenalkan oleh Farrel (1957), kemudian dikembangkan secara luas oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (1978). DEA dibuat sebagai alat bantu untuk evaluasi kinerja suatu aktivitas dalam sebuah unit entitas (organisasi). Menurut Ventelou dan Bry (2006) dalam sebuah Journal of Policy Modeling 28 (2006) 403–413, ”The DEA method is,
above all, a management science tool which aims at measuring comparative “efficiency” in decentralized production units, i.e., factories, branch offices, etc. It assumes that output (results) from a factory or branch office is established and then considers the input (resources) implemented to obtain the result . Its purpose is to evaluate the relative efficiency of several “decision making units”.
Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weights) atau timbangan untuk setiap input dan output DMU. Bobot tersebut memiliki sifat tidak bernilai negatif dan bersifat universal, artinya setiap DMU dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya (total weighted output/total weighted input) dan rasio tersebut tidak boleh lebih dari satu (total weighted output/total weighted input ≤ 1). Cara pengukuran yang digunakan dalam DEA adalah dengan membandingkan antara output yang dihasilkan dengan input yang ada (Ramanathan, 2003). Efisiensi = Output
Input
Dalam membandingkan output dan input, digunakan bobot untuk masing-masing input dan output yang ada (Ramanathan, 2003). Efisiensi = total weighted input
total weighted output
Adapun persamaan DEA sebagaimana diungkapkan Charnes, Cooper, dan Rhodes (1978), dirumuskan dengan formulasi sebagai berikut: max ho = ∑ uryr0 r=1
________ m
∑ νrxi0 i=1
591
Proceeding Research Day 2013
Rumus tersebut terkait langsung dengan: s
∑ uryrj r=1
________ ≤ 1 ;
j = 1, 2,…, n
m
∑ νrxi0 i=1
Keterangan: 1. Output: Output dari model di atas terdiri dari dua variabel, yakni: - Y1 = net loan, pinjaman bersih setelah dikurangi PPAP - Y2 = others earning assets, penempatan dana interbank ke bank lain ditambah investasi bank pada portfolio (sekuritas, obligasi pemerintah atau derivatif) - U = weight of output variabel (bobot tertimbang dari output) 2. Input: Input dari model di atas terdiri dari tiga variabel, yakni: - X1 = purchase fund, dana pihak ketiga (DPK) ditambah penempatan dana interbank dari bank lain - X2 = labor cost, biaya gaji dan tunjangan karyawan - X3 = physical capital, nilai aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan - V = weight of input variable (bobot tertimbang dari input) c. νr, νi ≥ 0; r = 1,…, s (output); i = 1,…, m (input); j = 1,…n
(dmu)
Sementara, konsep daya saing perbankan sebagaimana difahami kebanyakan orang dapat didekati dengan berbagai-bagai model, bisa dengan menggunakan besaran aset, kemampuan mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK), kesanggupan melempar kredit kepada pihak ketiga. Ada juga menggunakan model kemampuan bank membukukan pendapatan bunga bersih (net interest margin) maupun kemampuan membukukan laba bersih (net income). Armanto (2005) mengidentifikasi faktor-faktor penentu daya saing permintaan kredit diantaranya aktivitas perekonomian, kondisi internal debitur (perusahaan) dan faktor-faktor ekonomi lainnya. Dari sisi teoritis suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit, ceteris paribus. Dengan demikian kenaikan suku bunga akan menurunkan jumlah kredit yang diminta, sedangkan penurunan suku bunga akan menaikan jumlah kredit yang diminta. Kondisi perekomian suatu Negara yang baik dan kondisi internal debitur yaitu perusahaan peminjam yang sehat akan menaikkan permintaan kredit. 592
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Sedangkan Bikker dan Haaf (2002: 20) mengajukan dua pendekatan yang dapat digunakan dalam pengukuran tingkat daya saing dalam industri perbankan yaitu pendekatan struktural serta pendekatan non struktural. Konsep daya saing yang paling popular dan sering digunakan sebagai landasan teori adalah Porter Five Forces Analysis, yakni lima kekuatan analisa Porter (1998). Teori Porter tersebut adalah kerangka untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari Harvard Business School pada 1997. Porter dalam analisisnya menggunakan prinsip-prinsip pengembangan, organisasi industri ekonomi untuk menurunkan kelima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif, hal itu adalah daya tarik dari pasar. Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut (lihat Grafik 1), antara lain, pertama, ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, diferensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.
Kedua, kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah. Ketiga, kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.
Keempat, ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk. Kelima, persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan. Model penelitian tentang daya saing juga pernah juga dilakukan di industri perbankan, dengan menggunakan pendekatan penawaran kredit (loan supply function) yang telah diuji secara empiris melalui penelitian 593
Proceeding Research Day 2013
Chaikal Nuryakin dan Perry Warjiyo yang bertajuk Perilaku Penawaran
Kredit Bank di Indonesia: Kasus Pasar Oligopoli Periode Januari 2001-Juli 2005. Bank dihadapkan pada fungsi penawaran dan permintaan kredit sehingga deposit dianggap sebagai given yang dimasukkan ke dalam fungsi biaya. Sementara Asvi Warman Adam (1995), dalam risetnya yang bertajuk
Daya Saing Industri Tekstil Dan Produk Tekstil (TPT) Negara-Negara Asean, mencoba mengukur tingkat daya saing industri TPT nasional terhadap industri TPT di negara-negara Asean, menggunakan model Revealed Comparative Advantage (RCA). Asvi sendiri mengutip peneliti sebelumnya, Bela Balassa (1965), dan penelitian itu berhasil menggambarkan tentang daya saing industri masing-masing negara Asean. Hanya saja Asvi mencoba memfokuskan pada daya saing industri TPT dan mengaitkannnya dengan daya saing relatif masing-masing negara Asean. Adapun model RCA yang digunakan baik dalam penelitian Asvi maupun Bela menggunakan model berikut:
Dimana: RCA = Revealed Comparative Advantag (Indeks Keunggulan Komparatif) XTPT1 = Nilai ekspor TPT Indonesia XTotal1 = Nilai total ekspor Indonesia Ind = Indonesia XTPT2 = Nilai ekspor TPT anggota Asean XTotal2 = Nilai total ekspor anggota Asean Asean = Asosiasi Negara-Negara Anggota Asean Modifikasi model RCA untuk industri TPT nasional terhadap industri TPT Asean dapat diturunkan dalam melihat daya saing individual bank terhadap industri perbankan nasional. Adapun modelnya dapat dimodifikasi sebagai berikut:
594
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Model persamaan RCA di atas pada dasarnya sama dengan:
RCAi
=
X Dimana: = Revealed Comparative Advantage (Indeks Keunggulan Komparatif) bank i NLi = net loan, pinjaman bersih bank i OEAi = others earning assets, penempatan dana antarbank bank i kepada bank lain ditambah investasi bank i pada portofolio (sekuritas, obligasi pemerintah, derivatif) TAi = Nilai total aset bank i ΣNLi = net loan industri perbankan ΣOEAi = others earning assets industri perbankan ΣTAi = Nilai total aset industri perbankan Metode Penelitian Efisiensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa besar
output (other earning asset dan net loan) yang dialokasikan perbankan mampu mengembalikan input (labor cost, DPK, dan aset fisik) yang dianggarkannya. Sementara bobot dari input dan output varibel bank i (weight of input and output variable) merupakan turunan dari variabel input dan output bank i dengan menggunakan perhitungan matematis dengan software DEAP 2.1. Adapun pembobotan output dan input dapat dilakukan dengan perhitungan berikut: Bobot output = Bobot input
=
595
Proceeding Research Day 2013
Model DEA yang digunakan dalam penelitian ini, sebagaimana digunakan oleh Hermansyah & Rokhim (2011). Dalam menghitung efisiensi perbankan, penelitian ini menggunakan penghitungan dengan software DEAP 2.1, yang secara detil menerjemahkan semua rumusan model DEA. Hasil dari perhitungan software DEAP 2.1 ini berupa keterangan bank mana yang masuk kategori efisien secara skala bisnis (SCALE), efisien secara operasional (VRSTE) dan efisien baik dari skala bisnis maupun operasional (CRSTE). Penelitian ini mencoba menerapkan model penelitian Asvi dan Bela dalam melihat tingkat daya saing individual bank terhadap industri perbankan nasional. Modifikasi model RCA untuk industri TPT nasional terhadap industri TPT Asean dapat diturunkan dalam melihat daya saing individual bank terhadap industri perbankan nasional. Adapun modelnya dapat dimodifikasi sebagai berikut: X Dimana: = Revealed Comparative Advantage (Indeks Keunggulan Komparatif) NLi = net loan, pinjaman bersih bank i OEAi = others earning assets, penempatan dana antarbank bank i kepada bank lain ditambah investasi bank i pada portofolio (sekuritas, obligasi pemerintah, derivatif) TAi = Nilai total aset bank i ΣNLi = net loan industri perbankan ΣOEAi = others earning assets industri perbankan ΣTAi = Nilai total aset industri perbankan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang mendukung penghitungan tingkat efisiensi dan daya saing. Data sekunder disini adalah data dalam bentuk yang sudah jadi, yaitu berupa data publikasi perbankan nasional. Data tersebut sudah disusun oleh pihak lain, yakni Bank Indonesia, data publikasi bank, data Bisnis Indonesia Inteligence Unit (BIIU), Pusat Informasi Pasar Uang Bank Indonesia, dan data Bloomberg News Service.
596
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Obyek penelitian ini dibatasi pada bank-bank yang beroperasi di Indonesia pada periode 2009 dan 2010. Terdapat 120 bank yang beroperasi di Indonesia berdasarkan laporan keuangan yang diterima sampai perhitungan dilakukan pada Desember 2010. Untuk menguji pengaruh tingkat efisiensi terhadap daya saing perbankan nasional, penelitian ini akan menganalisis pengaruh tingkat efisiensi dan daya saing pada dua level, yakni level agregat keseluruhan bank dan level kelompok bank. Pada level agregat bank akan dihitung pengaruh tingkat efisiensi individual bank terhadap daya saing bank tersebut secara relatif, sementara pada level kelompok bank akan dihitung pengaruh tingkat efisiensi masing-masing kelompok bank terhadap daya saing kelompok bank tersebut secara relatif. Dalam menguji pengaruh efisiensi terhadap daya saing agregat keseluruhan bank, penelitian ini menggunakan model Regresi Pooled Data atau sering disebut dengan Data Panel, dengan teknik Ordinary Least Square (OLS) sebagai berikut:
Yit = α + β Xit + εit Keterangan: Yit = tingkat daya saing bank i, pada periode t Xit = tingkat efisiensi bank i, pada periode t i = 1, 2, … , N (jumlah bank yang diteliti) t = 1, 2, … , T (jumlah periode waktu penelitian) Metode ini akan menggambarkan, jika β = 0, maka tingkat efisiensi individual bank tidak akan mempengaruhi tingkat daya saing bank tersebut. Sebaliknya β ≠ 0, maka tingkat efisiensi individual bank akan berpengaruh terhadap daya saing bank tersebut. Sementara untuk menguji pengaruh efisiensi terhadap daya saing kelompok bank, penelitian ini juga menggunakan model Regresi Pooled Data dengan teknik OLS sebagai berikut:
Yi(k)t = α + β Xi(k)t + εi(k)t Keterangan: Yi(k)t = tingkat daya saing bank i pada kelompok bank k, pada periode t Xi(k)t = tingkat efisiensi bank i pada kelompok bank k, pada periode t i = 1, 2, … , k (jumlah bank pada kelompok bank yang diteliti) t = 1, 2, … , T (jumlah periode waktu penelitian) 597
Proceeding Research Day 2013
Metode ini akan menggambarkan, jika β = 0, maka tingkat efisiensi kelompok bank tertentu tidak akan mempengaruhi tingkat daya saing kelompok bank tersebut. Sebaliknya β ≠ 0, maka tingkat efisiensi kelompok bank tertentu akan berpengaruh terhadap daya saing kelompok bank tersebut. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengajukan beberapa hipotesis sebagai berikut: Tabel 1. Hipotesis Penelitian
Adapun untuk menguji hipotesis di atas, penelitian ini melakukan pengujian statistik menggunakan uji t dan uji R Squared. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil perhitungan efisiensi agregat bank untuk tahun buku 2009 menunjukkan bahwa ada 10 bank yang masuk dalam kategori efisien secara sempurna, baik dalam kategori efisiensi operasional maupun efisiensi skala, dengan skor 1 (lihat Tabel 2). Sementara hasil perhitungan efisiensi agregat bank untuk tahun buku 2010 menunjukkan bahwa ada 9 bank yang masuk dalam kategori efisien secara sempurna. Artinya ada penurunan jumlah bank yang masuk kategori efisien secara sempurna di tahun 2010, ada juga bank-bank yang efisien sempurna di 2009, maka pada 2010 tidak masuk lagi, ada juga bank pendatang baru yang masuk kategori efisien secara sempurna (lihat Tabel 3).
598
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Hasil perhitungan tingkat daya saing perbankan pada 2009 menunjukkan ada 45 bbank yang memiliki tingkat daya saing di atas ratarata, Terungkap bahwa daya saing 5 besar bank teratas ternyata dikuasai bank campuran dan BUSN, serta BUSN non devisa (lihat Tabel 4). Sedangkan hasil perhitungan tingkat daya saing bank pada 2010 menunjukkan penurunan signifikan jumlah bank yang memiliki daya saing di atas rata-rata yakni hanya 37 bank. Terlihat pula adanya pergeseran peringkat 5 besar bank yang memiliki daya saing optimum. Bank campuran tak lagi muncul karena perannya digantikan oleh bank BUMN dan bank asing (lihat Tabel 5). Dalam menguji pengaruh efisiensi terhadap daya saing berdasarkan rumus Regresi Pooled Data agregat bank 2009-2010, penelitian ini menggunakan software Pooled OLS yang hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut (lihat Tabel 6). Analisis per variabel, T-hitung menunjukkan hasil 2,17905, atau lebih besar dari angka t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (1,984). Dengan demikian H1 ditolak atau β berbeda signifikan dengan nol, artinya ada pengaruh yang signifikan antara tingkat efisiensi terhadap daya saing agregat bank. Berikut ini hasil pengujian Regresi Pooled Data atas tingkat efisiensi terhadap daya saing kelompok bank BUMN pada 2009 dan 2010 (lihat Tabel 7). Analisis per variabel: T-hitung menunjukkan hasil 0,15965, atau berada pada level antara t-tabel -2,896 dan 2,896 pada kurva normal dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian H2 diterima atau β tidak berbeda signifikan dengan nol, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat efisiensi terhadap daya saing kelompok bank BUMN. Hasil perhitungan pengaruh efisiensi terhadap daya saing kelompok bank BUSN pada periode 2009-2010 terungkap dalam tabel berikut (lihat Tabel 8). Analisis per variabel: T-hitung menunjukkan angka -1,05485, atau berada pada level antara t-tabel -1,984 dan 1,984 pada kurva normal dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian H3 diterima atau β tidak berbeda signifikan dengan nol, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara efisiensi terhadap daya saing kelompok bank BUSN. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara efisiensi dan daya saing kelompok bank BPD (lihat Tabel 9). Analisis per variabel: T-hitung menunjukkan angka 2,62055, lebih besar dari angka t-tabel sebesar 2,021 dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian uji t menunjukkan H4 ditolak atau β berbeda signifikan dengan nol, artinya ada pengaruh yang signifikan antara tingkat efisiensi terhadap daya saing kelompok bank BPD. 599
Proceeding Research Day 2013
Sementara hasil pengujian pengaruh efisiensi terhadap daya saing kelompok bank campuran menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan (lihat Tabel 10). Analisis per variabel: T-hitung menunjukkan angka -0,81805, atau berada pada level antara t-tabel -2,042 dan 2,042 pada kurva normal dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian H5 diterima atau β tidak signifikan berbeda dengan nol, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat efisiensi dengan daya saing kelompok bank campuran. Sedangkan hasil pengujian pengaruh tingkat efisiensi terhadap daya saing kelompok bank asing menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan (lihat Tabel 11). Analisis per variabel: T-hitung menunjukkan angka 2,3667, lebih besar dari angka t-tabel sebesar 2,093 dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian H6 ditolak atau β berbeda signifikan dengan nol, artinya ada pengaruh yang signifikan antara tingkat efisiensi dengan daya saing kelompok bank asing. Hasil perhitungan pengaruh efisiensi terhadap daya saing kelompok bank syariah pada periode 2009-2010 terungkap tidak adanya pengaruh yang signifikan (lihat Tabel 12). Analisis per variabel: T-hitung menunjukkan angka 0,7903, atau berada pada level antara t-tabel -2,120 dan 2,120 pada kurva normal dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian H7 diterima atau β tidak signifikan berbeda dengan nol, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara efisiensi dengan daya saing kelompok bank syariah. Mengingat hasil uji perbedaan rata-rata dua sampel baik untuk kategori efisiensi dan daya saing kelompok bank pada periode 2009 dan 2010 begitu banyak dan bervariasi, sehingga agak menyulitkan untuk menengok hasilnya satu per satu, penelitian ini mencoba merangkum hasil tersebut (lihat Tabel 13). Dari tabel tersebut terungkap adanya dinamika efisiensi dan daya saing masing-masing kelompok bank di masing-masing periode, dari tabel tersebut terungkap kelompok Bank Syariah mendominasi, kemudian diikuti oleh kelompok Bank BUMN, Bank Asing dan Bank Campuran. Sebagai informasi tambahan dalam penelitian ini, jika disandingkan hasil perhitungan efisiensi dan daya saing pada kinerja perbankan nasional pada 2009 terlihat beberapa irisan yang menarik. Sedikitnya ada 7 bank yang selain telah mencapai efisiensi sempurna (efisiensi operasional maupun efisiensi skala), juga berdaya saing optimum. Ke-7 bank tersebut adalah Bank OCBC Indonesia, Bank Kesejahteraan Ekonomi, Bank Mayapada, Bank Bukopin, Bank Victoria International, Bank Syariah Mandiri, dan Bank UOB Indonesia (lihat Tabel 14). 600
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Adapun jika disandingkan hasil perhitungan efisiensi dan daya saing pada kinerja perbankan nasional pada 2010 terjadi irisan pada 6 bank, yakni: Bank Bukopin, Deutsche Bank, Bank Nagari, Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Bank OCBC Indonesia, dan Bank China Trust Indonesia (lihat Tabel 15). Yang menarik, dalam penelitian ini menunjukkan, baik untuk tahun 2009 maupun 2010, bank yang masuk klasifikasi efisien secara sempurna sekaligus berdaya saing bergantian, artinya dikedua tahun tersebut tidak sama. Hanya dua bank yang secara konsisten mencapai tingkat efisiensi sempurna sekaligus berdaya saing, yakni Bank Bukopin dan Bank OCBC Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Bukopin dan Bank OCBC Indonesia merupakan sosok bank yang paling ideal sepanjang periode 2009 dan 2010, karena kedua bank tersebut berhasil mempertahankan tingkat efisiensi operasional dan efisiensi skala maupun tingkat daya saing yang optimum. Fenomena Bank Bukopin dapat dimengerti mengingat segmentasi bisnis bank tersebut lebih fokus ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ranah bisnis yang memberikan keuntungan lebih besar ketimbang segmentasi korporasi maupun konsumer. Sementara Bank OCBC Indonesia merupakan bank campuran yang dimiliki oleh OCBC Bank berasal dari Singapura, bank ini merupakan bank papan tengah yang fokus dalam pembiayaan konsumer dan ritel. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan pengaruh efisiensi terhadap daya saing perbankan nasional dengan model Regresi Pooled Data menunjukkan, adanya pengaruh signifikan antara tingkat efisiensi terhadap daya saing agregat bank pada 2009 dan 2010. Pada periode yang sama juga terdapat pengaruh signifikan antara tingkat efisiensi terhadap daya kelompok bank BPD dan bank asing. Sementara tidak ada pengaruh signifikan antara tingkat efisiensi terhadap daya saing kelompok bank BUMN, bank BUSN, bank campuran dan bank syariah Rekomendasi Dari temuan-temuan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini, ada beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan sebagia berikut: 1. Bank-bank yang memiliki elastisitas output lebih kecil dari 1 atau α + β < 1 (decreasing return to scale—DRS), perlu meningkatkan skala usahanya agar dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna dan lebih kompetitif. 601
Proceeding Research Day 2013
2. Bank-bank yang memiliki elastisitas output lebih besar dari 1 atau α + β > 1 (increasing return to scale—IRS), perlu menurunkan skala usahanya atau mempertajam produk dan layanan lewat teknologi informasi yang modern agar dapat mencapai tingkat efisiensi sempurna dan kompetitif. 3. Bank-bank yang memiliki elastistas output sama dengan 1 atau α + β = 1, walaupun telah mencapai tingkat efisiensi sempurna namun tetap perlu mempertahankan, terutama meningkatkan daya saingnya. ***** Daftar Pustaka Adam, Warman, Asvi, 1995, Daya Saing Industri Tekstil dan Produk Tekstil NegaraNegara Asean, Balassa, Bela. 1965, Trade Liberalisation and ‘Revealed’ Comparative Advantage”, The Manchester School, h. 33, 99-123. Aigner, D., Lovell, C.K., Schmidt, P., 1977, Formulation and Estimation of Stochastic Frontier Production Function Models, Journal of Econometrics, Vol. 6. h. 2137. Anindita, Naya, Ajeng, 2008, Analisis Kinerja Tehnical Efficiency Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2006-2007): Aplikasi Pendekatan Stochastic Frontier Analysis, Program Magister Manajemen Universitas Indonesia. Anto Dajan, (1996), “Pengantar Metode Statistik Jilid 2”, LP3S, Jakarta. Armanto, Boedi, 2005, Fenomena credit crunch dalam pasar kredit dan
implikasinya terhadap intermediasi perbankan: analisis empiris perbankan Indonesia sebelum dan setelah periode krisis, Disertasi
Pascasarjana Ilmu Ekonomi, FEUI. Avriano, Irvin, 2011, Fitch perbaiki peringkat tujuh bank, bisnis.com edisi 20 Desember 2011 (Bisnis Indonesia edisi 21 Desember 2011). Banker, R.D., Charnes, A., Cooper, W.W., 1984, Some Models for Estimating Technical and Scale Inefficiencies in Data Envelopment Analysis, Management Science, Vol 30. h.1078-1092. Barnum , Darold T. & Gleason, John M., 2008, Estimating Data Envelopment
Analysis Frontiers For Nonsubstitutable Inputs And Outputs: The Case Of Urban Mass Transit. A Great Cities Institute Working Paper, Publication
Number: GCP-08-03. Barros, C.P., 2007, Technical And Allocative Efficiency Of Tax Offices: A Case Study. Int. J. Public Sector Performance Management, Vol. 1, No. 1, h. 41–61. Barr, R.S., Killigo, A.K., Siems, F.T., Zimmei, S., 1999, Evaluating the Productive Efficiency & Performance of US Commercial Bank", Journal of Banking and Finance, Vol. 20. Bikker, J.A and K.Haaf, 2002b, Competition, Concentration and Their Relationship: An Empirical Analysis of the Banking Industry, Journal of Money, Credit and Banking 35, pp.2191-214. Bisnis Indonesia, Harian, 2011, Garuda Ingin Tetap Leading, Tahun XXVI 35 No. 8942. BPK, 2009, Laporan Hasil Pemeriksaan Investigasi Atas Kasus PT Bank Century
Tbk: Pada Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan dan PT Bank Century Tbk.
Cobb, C.W., Douglas, P.H.. 1928. "A Theory of Production". American Economic Review, Vol 18 (Supplement). 139-165. 602
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Coelli, T.J., Rao, D.S.P., O'Donnel, C.J., Battese G.E., 2005, An Introduction to Efficiency and Productivity Analysis, Springer, New York. Colander, David C., 1998, Microeconomics 3rd Edition, Massachusetts: Irwin/McGraw-Hill International, chapter 13-14. Conceicao, Maria da et al, 2007, Residual And Technical Tax Efficiency Scores For Brazilian Municipalities: a two-stage approach. Brazil. Cooper, W.W., Seiford, L.M., Tone, K., 2000, Data Envelopment Analysis, Kluwer, Boston, MA. Charnes, A., Cooper, W.W., Rhodes, E., 1978, Measuring the Efficiency of Decision Making Units, European Journal of Operational Research, Vol. 2. h. 429444. Daruri, A. Deni dan Edward, Djony, 2004, BPPN Garbage In Garbage Out, Center for Banking Crisis, h. 250. Debreu, G., 1951, The Coefficient of Resource Utilisation. Econometrica, Vol. 19. h. 273-292. Demsetz, H., 1973, Industry Structure, Market Rivalry, and Public Policy, Journal of Law and Economics, Chicago University, Vol. I. No. 10. DeYoung, R.. 1997, Measuring Bank Cost Efficiency: Don't Count on Accounting Ratios, Financial Practice and Education, Vol 7. 20-31. Dyson, R.G., Allen, R., Camanho, A.S., Podinovski, V.V., Sarrico, C.S. and Shale, E.A., 2001, Pitfalls And Protocols In DEA. European Journal of Operational Research, 132 (2). 245-259. Edward, Djony, 2010, BLBI Extraordinary Crime: Satu Analisis Historis dan Kebijakan, Lembaga Kajian, LKIS Printing Cemerlang, h. xix. Erbetta, F., Rappuoli, L., 2008, Optimal Scale in The Italian Gas Distribution . Omega, Vol 36. April. 325-336. Farrel, M.J., 1957, The Measurement of Production Efficiency, Journal of The Royal Statistical Society, Vol Series A-120. h. 253-281. Gonzalez, M.X. & Miles, D, 2000, Eficiencia en la inspección de hacienda, Revista de Economia Aplicada, Vol. 8, No. 24, h. 203–219. Hadad, Muliaman D., et al., 2003, Pendekatan Parametrik Untuk Mengukur Efisiensi Perbankan Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia. Hadad, Muliaman & Santoso, Wimboh, 2003, Analisis Efisiensi Industri Perbankan
Indonesia: Penggunaan metode nonparametrik data envelopment analysis (DEA). Penelitian Bank Indonesia. Hermansyah, Anton, Rokhim, Rofikoh, 2011, Laporan Penelitian Banking Efficiency Award, Bisnis Indonesia Intelligence Unit (BIIU). Iksan, Mohammad, 2004, Pengukuran Tingkat Kompetisi Dalam Industri Perbankan Umum Nasional Dalam Periode Krisis Dan Pasca Krisis (Pemulihan Ekonomi), Program Magister Paramadina Graduate School, Universitas Paramadina, h. 4. Khiari, N., Achouri, T., Ben Mohamed, M.L., Omrani, K., 2006, Finite Difference Approximate Solutions for The Cahn-Hillard Equation. Numerical Methods for Partial Differential Equations, Vol 23. h. 437-455. Koopmans, 1951, Koopmans, T.C., An Analysis of Production as an Efficient Combination of Activities, 1951. Majalah Tempo, 1997, Analisa dan Peristiwa, Edisi 35 Vol. 2. Makmun, 2002, Efisiensi Kinerja Asuransi Pemerintah. Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 6, No. 1.
603
Proceeding Research Day 2013
Mason, E.S., 1939, Price and Production Policies of Large-Scale Enterprise, American Economic Review, Vol. 29, h. 61-74. Meeusen, W., van de Broeck, J., 1977, Efficiency Estimation from Cobb-Douglas Production Functions with Composed Errors, International Economic Review, Vol. 18. h. 435-444. Moesen, W. & Persoon, A, 2002, Measuring And Explaining The Productive
Efficiency Of Tax Offices: A Non Parametric Best Practice Frontier Approach, Tijdschrift Voor Economie en Management, Vol. 47, No. 3, h. 399–
416. Nuryakin, Chaikal dan Perry Warjiyo, 2006, Perilaku penawaran kredit bank di Indonesia: Kasus pasar oligopoli periode Januari 2001-Juli 2005, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2006. Peltzman, 1977, The Gains and Losses from Industrial Concentration , Journal of Law and Economics, Chicago University, Vol. I. No. 10. Porter, E, Michael, Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance, With a New Introduction, The Free Press, 1998, h. 60. Pratomo, Ajie, dkk, Positioning Three Dalam Kompetisi Industri Telekomunikasi , Sekolah Tinggi Manajemen PPM, 2008. Purwantoro, R. Nugroho, 2003, Penerapan Data Envelopment Analysis (DEA) Dalam Kasus Pemilihan Produk Inkjet Personal Printer. Manajemen Usahawan Indonesia, No. 10, Th XXXI, 364. Ramanathan, R. (2003). An Introduction To Data Envelopment Analysis: A Tool For Erformance Measurement. Sage Publications India Private Ltd: New Delhi. Rahmasari, Yulia Budi, 2008, Analisis Efisiensi Kinerja Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Di Jakarta Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA), Jakarta, Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Rivai, Veithzal, Veithzal, Andria, Idroes, Ferry, 1997, Bank And Financial Institution Management, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT Raja Grafindo Persada. Rokhim, Rofikoh, 2010, Bank-Based vs Market-Based, Bank And Economic Growth, materi presentasi kuliah Bank Dan Lembaga Keuangan Paramadina Graduate School. Schoeder, Roger, G, 2005, Operation Management, McGraw-Hill Publishing, h. 46-49 Simorangkir, Iskandar, 2006, Determinan Bank Runs Pada Krisis Perbankan
1997/1998: Suatu Kajian Dengan Menggunakan Panel Data Dinamis.
Siswadi, Erwinta & R. Nugroho Purwantoro, 2005, Paradigma Baru Pengukuran Efisiensi Kinerja Relatif Berbasis Pendekatan Matematik . Manajemen Usawan Indonesia, No. 006, Th. XXXIV. Sjahrir, 1994, Kredit Macet Bapindo, Bukan Hal Baru, Dalam Spektrum Ekonomi Politik Indonesia, Jakarta, Lembaga Penerbit FEUI. h. 104-108. Sufian, Fadzlan. (2006). The Efficiency Of Non-Bank institutions: empirical evidence from malaysia. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 6 (2006), EuroJournals Publishing, Inc. 2006. http://www.eurojournals.com/finance.htm Sutalaksana, Dahlan, 1992, Proyeksi Moneter Dan Perbankan Indonesia Dalam Strategi Mengelola Bisnis Keuangan Dan Perbankan Menjelang Tahun 2000, Infobank. Tim UI, UGM, 2010, Alternatif OJK Yang Optimum: Kajian Akademik. Van Overtveld, Johan, 2009, Bernanke Test: Ben Bernanke, Alan Greenspan, and the Drama of Central Banker, New York, Agate Publishing. 604
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Warjiyo, Perry dan Boedi Armanto, 2010, Market and Monetary Environment: Konsep dan Implikasinya bagi perbankan dan keuangan , Materi Kuliah Banking Capital Market and Financial Industries. Wheelock, D.C., Wilson, P.W.. 1995, Explaining Bank Failures: Deposit Insurances Regulation and Efficiency, The Review of Economics and Statistics , Vol 77. November, h. 689-700. Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi pertama. Ekonisia FE UII. Yogyakarta. Zuliani, Rani, 2006, Analisis kompetisi industri perbankan periode Januari 1999Januari 2005, Tesis Pascasarjana Ilmu Ekonomi, FEUI. Daftar Grafik dan Tabel Grafik 1. Porter Five Forces Analysis
Sumber: http://www.kppu.go.id/docs/Kompetisi/kompetisi_13.pdf Tabel 2. Perhitungan Efisiensi Agregat Bank Pada 2009
605
Proceeding Research Day 2013
Tabel 3. Perhitungan Efisiensi Agregat Bank Pada 2010
Tabel 4. Perhitungan Daya Saing Agregat Bank Pada 2009
Tabel 5. Perhitungan Daya Saing Agregat Bank Pada 2010
606
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Tabel 6. Perhitungan Regresi Pooled Data Agregat Bank Pada 2009-2010
Tabel 7. Perhitungan Regresi Pooled Data Kelompok Bank BUMN Pada 2009-2010
Tabel 8. Hasil Perhitungan Regresi Pooled Data Kelompok Bank BUSN Pada 2009-2010
Tabel 9. Hasil Perhitungan Regresi Pooled Data Kelompok Bank BPD Pada 2009-2010
607
Proceeding Research Day 2013
Tabel 10. Hasil Perhitungan Regresi Pooled Data Kelompok Bank Campuran Pada 2009-2010
Tabel 11. Hasil Perhitungan Regresi Pooled Data Kelompok Bank Asing Pada 2009-2010
Tabel 12. Hasil Perhitungan Regresi Pooled Data Kelompok Bank Syariah Pada 2009-2010
Tabel 13. Rangkuman Uji Perbedaan Rata-Rata Efisiensi Dan Daya Saing Kelompok Bank
608
Djony Edward
Pengaruh Tingkat Efisiensi Terhadap Daya Saing Perbankan Nasional Periode 2009-2010
Tabel 14. Bank Yang Efisien Sekaligus Berdaya Saing Optimum Pada 2009
Tabel 15. Bank Yang Efisien Sekaligus Berdaya Saing Optimum Pada 2009
609