PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN Studi pada Kabupaten Karanganyar Desiandi Sayful Anwar Dewi Amalia Universitas Ahmad Dahlan ABSTRACT This study empirically examined the influence of the supervising, culture, personality, and training on the completeness of financial statements of the local governments. To collect the data, a research instrument was prepared to participant. Using survey information collected from 50 accountant who prepare the financial statement on Kabupaten Karanganyar Central Java Province, this study uses full regression method. The results of the test show that the supervising and training provide influence on the completeness of financial statements on Kabupaten Karanganyar. The results indicated that the supervising from the higher managers increase the financial statements completeness. And in the same way, training for the accountant increase the completeness of financial statements too.However, the researcher failed to find the influence of the culture and personality on the completeness of financial statements of the local governments. Keywords:supervising, culture, personality, training, and completeness of financial statements. PENDAHULUAN
akan mengidentifikasikan dirinya dalam satu
Tujuan utama birokrasi pemerintahan
kelompok fungsional atau hirarkis yang
adalah mengatur mekanisme dan prosedur
mempunyai kesamaan bahasa (dictionary
dalam memberikan pelayanan masyarakat
knowledge). Hal tersebut akan menjadi
sehingga berbagai kepentingan dan kebutuhan
pedoman bagi partisipan dalam menjalankan
tidak saling bertentangan yang akan merugikan
dan menyelesaikan tugas, serta berinteraksi.
semua pihak. Birokrasi pemerintahan yang
Kepedulian positif/partisipasi dari lingkungan
profesional, efektif, dan efisien merupakan
kerja sangat diperlukan dalam membangun
hal yang menjadi idaman masyarakat sebagai
suatu etika perilaku dan budaya organisasi
customer layanan pemerintahan. Pelayanan
yang kuat. Rendahnya kepedulian dan moral
yang baik akan memberikan image terhadap
partisipan akan
pemerintah dan meningkatkan kepercayaan
kecurangan yang akan merusak bahkan
masyarakat bahwa uang rakyat telah dikelola
menghancurkan organisasi (Amrizal, 1971
dengan baik pula.
dalam Hikmawan, 2006). Organisasi dengan
Setiap organisasi memiliki kultur yang
menyuburkan tindakan
kultur tertentu memberikan daya tarik bagi
berbeda dan setiap partisipan dalam organisasi Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 17 - 32
17
individu untuk bergabung, yang memiliki karakteristik yang sama dengan individunya. Kematangan
pribadi/kepribadian
Unsur utama dalam penyelenggaraan good
governance,
Administrasi
menurut
Lembaga
adalah
partisipasi,
Negara
mempengaruhi perilaku kerja seseorang dalam
akuntabilitas, transparansi, dan supermasi
kaitannya dengan peningkatan pelayanan
hukum. Pemerintahan yang baik sesuai
publik. Semakin matang individu mengasah
dengan prinsip otonomi daerah dituntut untuk
nilai-nilai moralnya, maka semakin kuat
melibatkan seluruh elemen dan komponen
daya saing individu tersebut sehingga siap
masyarakat untuk berperan serta membangun
menghadapi budaya global yang semakin
dirinya (Humas BID Prop Kalbar, 2004).
rumit dan menantang yang menuntut kualitas
Akuntabilitas suatu organisasi bisa
pribadi yang cerdas, terampil, tangguh,
dilihat dari kelengkapan laporan keuangan
mandiri, berdaya saing, dan berpusatkan pada
serta susunan laporan keuangan, apakah
kecerdasan ruhaniah yang tinggi, serta budaya
laporan
keuangan
kerja yang memenuhi persyaratan manusia
dengan
standar
profesional
(Standar Akuntansi Pemerintah/SAP). Salah
yang
berakhlak
(Hikmawan,
2006).
satu
upaya
tersebut yang
konkrit
telah
telah
untuk
sesuai
ditetapkan mewujudkan
Perubahan paradigma dari pemerin-
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
tahan (government) menjadi kepemerintahan
keuangan negara adalah penyampaian laporan
(governance)
merupakan wujud interaksi
pertanggungjawaban keuangan pemerintah
dan kolaborasi antara pemerintah, swasta,
yang memenuhi prinsip tepat waktu dan
dan masyarakat (civil society) untuk menang-
disusun
gulangi berbagai masalah kontemporer yang
diterima secara umum. Hal ini diatur dalam
demikian kompleks, dinamis, dan beraneka
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
(Kooiman, 1993 dalam Soter, 2003). Tuntutan
yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan
terhadap terciptanya good governance sudah
pertanggungjawaban
menjadi kehendak sebagian besar masyarakat.
APBD disusun dan disajikan sesuai dengan
Untuk menjawab tuntutan itu, pemerintah ter-
SAP.
us berupaya untuk bersikap lebih transparan
mengikuti
Laporan
standar
yang
pelaksanaan
keuangan
telah
APBN/
pemerintah
dalam pertanggungjawaban publiknya. Hal
merupakan titik awal untuk pengungkapan
ini sesuai dengan yang diisyaratkan oleh IMF
efektivitas dan efisiensi APBN/APBD, titik
(1999) dalam “Code of Good Practices on
awal keikutsertaan seluruh rakyat dalam
Fiscal Tranparency” (Dewi, 2008).
mengawal setiap rupiah keuangan negara
18
PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN Studi pada Kabupaten Karanganyar Desiandi Sayful Anwar Dewi Amalia Universitas Ahmad Dahlan
melalui DPR/DPRD dan awal era transparansi
keungan yang sesuai dengan standar. Tindakan
keuangan Indonesia baru. Dengan munculnya
supervisi ini diharapkan akan memberikan
pertanggungjawaban dalam bentuk laporan
dampak yang positif kepada pihak yang
keuangan, maka BPK dan Aparat Pengawas
disupervisi (Sriyono, 2004).
Fungsional Pemerintah (APFP) kini mempunyai
Penelitian yang dilakukan Sriyono
basis baku, mantap, dan komprehensif dalam
(2004) menunjukkan korelasi positif antara
tugas pemeriksaan keuangan dan audit laporan
tindakan supervisi, pelatihan profesional,
keuangan. Pakar ekonomi juga akan mendapat
dan personaliti terhadap kreativitas auditor
masukan terperinci tentang aspek keuangan
BPK. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
negara, misalnya rincian utang pemerintah,
yang dilakukan Hikmawan (2006) yang
aset pemerintah yang belum dimanfaatkan
menunjukkan terdapat korelasi positif antara
optimal, PAD daerah otonom, serta perincian
tindakan supervisi dan kepribadian terhadap
penerimaan pajak dan pungutan (Soegijanto
kreativitas pegawai sekretariat Pemerintahan
dan Husada, 2003).
di D.I.Y. Kreativitas dalam dua penelitian
Faktor yang tidak kalah penting terkait
tersebut di atas didefinisikan sebagai aktivitas
dengan kelengkapan laporan keuangan adalah
berfikir yang menghasilkan sesuatu yang
pelatihan profesional. Laporan keuangan
bersifat baru, bermanfaat, dan dimengerti.
yang baik akan dihasilkan oleh individu
Peneliti
akan
tindakan
pelaporan keuangan. Pelatihan profesional
kepribadian,
akan dapat meningkatkan reaksi positif yang
kelengkapan laporan keuangan pada instansi
pada akhirnya meningkatkan job performance
Pemerintahan di Kabupaten Karanganyar. Jika
seseorang (Harison, 1992 dalam Sriyono,
atasan melakukan tindakan supervisi terhadap
2004).
pembuat laporan keuangan maka laporan keuangan
dan
budaya
pengaruh
yang paham akan alur/proses perekayasaan
Laporan
supervisi,
menguji
organisasi,
pelatihan
terhadap
merupakan
keuangan yang dihasilkan akan semakin
bentuk pertanggungjawaban manajer dalam
lengkap. Jika organisasi yang mempunyai
pengelolaan
organisasi.
kultur birokrat, inovatif, dan suportif maka
Laporan keuangan yang dibuat oleh pembuat
akan mempengaruhi kelengkapan laporan
laporan keuangan suatu organisasi akan
keuangan organisasi/instansi tersebut. Jika
dipertanggungjawabkan oleh manajer atau
pembuat laporan keuangan memiliki tipe
pimpinan instansi kepada rakyat (DPR).
kepribadian ekstrovert dari akan mempengaruhi
Supervisor (pimpinan) dan akuntan internal
kelengkapan
berperan dalam rangka menciptakan laporan
dihasilkan. Jika pembuat laporan keuangan
keuangan
suatu
laporan
keuangan
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 17 - 32
yang
19
sering mengikuti pelatihan yang berhubungan
Penggunaan
dengan tugasnya maka akan mempengaruhi
meliputi
kelengkapan yang dihasilkannya pula.
penjelasannya
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
istilah
semua
“laporan
laporan
yang
keuangan”
dan
berbagai
mengikuti
laporan
tersebut. Pelaporan keuangan pemerintah
memberikan bukti empiris tentang pengaruh
seharusnya
tindakan
organisasi,
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
terhadap
akuntabilitas dan membuat keputusan baik
kelengkapan laporan keuangan pada instansi
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik
pemerintahan di Kabupaten Karanganyar.
(Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005)
Permasalahan yang akan dijawab adalah
dengan:
“Apakah
1. Menyediakan
supervisi,
kepribadian,
organisasi,
dan
budaya pelatihan
tindakan
supervisi,
kepribadian,
dan
budaya pelatihan
berpengaruh terhadap kelengkapan laporan keuangan pada Instansi Pemerintahan di Kabupaten Karanganyar?”.
menyajikan
informasi
informasi
yang
mengenai
kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran. 2. Menyediakan
informasi
mengenai
kesesuaian cara memperoleh sumberdaya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran
TINJAUAN PUSTAKA DAN
yang ditetapkan dan peraturan perundang-
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
undangan.
Kelengkapan Laporan Keuangan
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah
Laporan keuangan adalah hasil dari
sumber daya ekonomi yang digunakan
proses akuntansi yang meliputi pencatatan,
dalam kegiatan entitas pelaporan serta
penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan
hasil-hasil yang telah dicapai.
penganalisisan data keuangan dari suatu
4. Menyediakan
informasi
mengenai
organisasi. Pencatatan dan penggolongan
bagaimana entitas pelaporan mendanai
merupakan kegiatan rutin dan berulang setiap
seluruh
kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan
kebutuhan kasnya.
kegiatan
pelaporan
dan
mencukupi
penganalisisan
5. Menyediakan informasi mengenai posisi
biasanya hanya dilakukan pada waktu tertentu
keuangan dan kondisi entitas pelaporan
(Jusup, 2001: 11).
berkaitan
Laporan
dan
kegiatannya
keuangan
pemerintah
dengan
penerimaannya,
baik
sumber-sumber jangka
pendek
ditujukan untuk memenuhi tujuan umum
maupun jangka panjang, termasuk yang
pelaporan keuangan, namun tidak untuk
berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
memenuhi kebutuhan khusus pemakainya. 20
PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN Studi pada Kabupaten Karanganyar Desiandi Sayful Anwar Dewi Amalia Universitas Ahmad Dahlan
6. Menyediakan perubahan
informasi posisi
mengenai
keuangan
entitas
disajikan sesuai dengan SAP yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan
Tindakan Supervisi Supervisi pekerjaan
(supervision)
mengawasi
dan
membimbing
untuk membandingkan realisasi pendapatan,
pelaksanaan
belanja, transfer, dan pembiayaan dengan
(Winarno dan Ismaya, 2007: 400). Pemimpin
anggaran yang telah ditetapkan, menilai
adalah seseorang yang memiliki kemampuan
kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas
memimpin artinya memiliki kemampuan
dan efisiensi suatu entitas pelaporan, serta
untuk mempengaruhi perilaku orang lain
membantu menentukan ketaatannya terhadap
atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk
peraturan perundang-undangan.
alasannya (Thoha, 1983 dalam Martoyo,
Peraturan
Pemerintah
pekerjaan
adalah
secara
langsung
Nomor
2000: 174). Supervisi adalah sebuah kegiatan
24 Tahun 2005 merupakan pelaksanaan
terencana dan terpadu yang diterapkan untuk
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
mengawasi suatu pekerjaan (Amalia dan
tentang Keuangan Negara pasal 32 ayat (2)
Kurniawan, 2007).
yang menyatakan bahwa SAP disusun oleh
Tipe pemimpin turut menentukan
suatu komite standar yang independen dan
efisiensi dan efektivitas suatu organisasi.
ditetapkan
Pemimpin
dengan
peraturan
pemerintah
yang
baik
akan
mampu
setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan
mendelegasikan tugas dan wewenang kepada
BPK. SAP dibutuhkan dalam penyusunan
bawahannya, sehingga seorang bawahan
laporan
pelaksanaan
mampu melakukan sesuatu secara kreatif tanpa
keuangan
harus terus melapor kepadanya (Hafidhuddin,
pertanggungjawaban
APBN/APBD
berupa
laporan
yang setidaknya meliputi Laporan Realisasi
2003 dalam Hikmawan, 2006).
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Berkaitan dengan pentingnya tindakan
Catatan atas Laporan Keuangan. Peraturan
supervisi bagi pegawai, maka Accounting
Pemerintah ini juga merupakan pelaksanaan
Education Change Commission (AECC/1993)
pasal 184 ayat (1) dan (3) Undang-Undang
menerbitkan Issues Statement Nomor 4 yaitu
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Recommendation for Supperfisors of Early
Daerah, yang menyatakan bahwa laporan
Work Experience yang memuat petunjuk
keuangan pemerintah daerah disusun dan
pelaksanaan supervisi yang dikelompokkan
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 17 - 32
21
dalam tiga aspek utama (Sriyono, 2004) ,
3. Penugasan yang menantang dan stimulasi
yaitu:
terselesaikannya tugas.
1. Sikap kepemimpinan dan mentoring,
a. Memberikan tanggung jawab kepada
meliputi:
karyawan
a. Memberi umpan balik yang jujur,
memahaminya.
terbuka, dan interaktif dengan para
baru
b. Menambah
stafnya.
setelah
kesempatan
mereka bawahan
untuk menggunakan keahliannya dan
b. Mendengarkan pengalaman karyawan
meningkatkannya.
baru, bila timbul ketidakpuasan maka perlu dicari apa penyebabnya.
Beberapa penelitian telah dilakukan
c. Melakukan perbaikan konseling dan
berkaitan dengan supervisi. Sriyono (2004)
mentoring dengan cara mengakui
membuktikan dalam penelitiannya bahwa
kinerja,
karyawan
terdapat pengaruh yang signifikan antara
memahami kesempatan yang ada,
tindakan supervisi yang dilakukan atasan
serta mengetahui minat dan rencana
untuk bawahannya terhadap kreativitas auditor
mereka.
ahli dan terampil BPK RI. Penelitian lain
d. Menjadi
membantu
orang
yang
profesional,
yang dilakukan Hikmawan (2006) berhasil
bangga dengan pekerjaannya, dan
membuktikan adanya korelasi positif antara
menekankan pentingnya tugas
tindakan supervisi dengan kreativitas pegawai
ter-
sebut dalam masyarakat. 2. Menciptakan
kondisi
sekretariat daerah se-DIY. Kreativitas dalam kerja
yang
dua penelitian tersebut di atas didefinisikan
mendukung untuk mencapai keberhasilan,
sebagai aktivitas berfikir yang menghasilkan
meliputi:
sesuatu yang bersifat baru, bermanfaat, dan
a. Menanamkan mental untuk melakukan
dimengerti.
sesuatu dengan benar pada kesempatan
Berdasarkan
hubungan
ini,
yang pertama (do it right the first
peneliti
time) dan menciptakan kondisi yang
pengaruh antara tindakan supervisi dengan
mendukung.
kelengkapan laporan keuangan. Jika atasan
b. Mempertahankan aturan main untuk bawahan. c. Mengurangi tekanan (stress) yang timbul karena pekerjaan.
akan
melakukan
menguji
tindakan
apakah
supervisi
terdapat
terhadap
pembuat laporan keuangan apakah laporan keuangan yang dihasilkan pembuat laporan keuangan akan semakin lengkap. Hipotesis 1 yang diajukan peneliti adalah:
22
maka
PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN Studi pada Kabupaten Karanganyar Desiandi Sayful Anwar Dewi Amalia Universitas Ahmad Dahlan
Ha.1: Tindakan supervisi dari pimpinan
norma, dan keyakinan. Instrumen yang
berpengaruh terhadap kelengkapan
akan
laporan
budaya organisasi adalah instrumen yang
keuangan
di
Kabupaten
Karanganyar.
digunakan
dalam
pengukuran
dikembangkan oleh Wallach (1983) dalam Organizational Culture Index (OCI), yang
Budaya Organisasi
menggolongkan budaya organisasi menjadi
Budaya organisasi adalah nilai dan
tiga observed variables/indicator variables
kebiasaan kerja seluruh anggotanya yang
(Sriyono, 2004), yaitu:
dibakukan serta diterima sebagai standar
1. Birokrat tercermin dalam lingkungan
perilaku kerja dalam rangka pencapaian
kerja yang terstruktur, teratur, tertib, dan
sasaran dan hasil yang telah direncanakan
berurutan serta mempunyai regulasi yang
terlebih dahulu. Budaya organisasi mengacu
jelas.
ke suatu sistem makna bersama yang
budaya birokrat mempunyai garis batas
dianut oleh anggota organisasi dan yang
tanggung jawab yang jelas antar bagian
membedakan organisasi itu dari organisasi
atau level birokrasi organisasi.
Lingkungan dengan kultur atau
lain. Budaya organisasi pada hakekatnya
2. Inovatif memiliki lingkungan kerja yang
merupakan pondasi suatu organisasi. Jika
penuh tantangan, menyediakan tugas-
pondasi yang dibuat tidak cukup kokoh, maka
tugas berisiko, dan memerlukan kreativitas
betapa pun bagusnya suatu bangunan namun
untuk
pondasi tersebut tidak akan cukup kokoh
kerjanya bersifat menekan, kompetitif,
untuk menopangnya
dan berorientasi hasil.
(Menghayati Budaya
Organisasi, 2005).
menyelesaikannya.
Lingkungan
3. Suportif ditandai dengan lingkungan kerja
Kebudayaan
keterkaitan
yang bersahabat, ramah, saling percaya,
antara pola pikir, perilaku, dan artifak pada
adil, saling membantu, dan memberikan
suatu kelompok etnik tertentu. Budaya
kebebasan individu. Kultur ini lebih
organisasi adalah sebuah pola dari nilai-nilai
mengutamakan
dan kepercayaan yang disepakati bersama
kepada semua pihak.
yang
memberikan
adalah
kepada
hubungan
anggota
Penelitian sebelumnya yang dilaku-
dari organisasi tersebut dan aturan-aturan
kan Sriyono (2004) menguji adakah hubungan
berperilaku (Hikmawan, 2006).
antara budaya organisasi dengan kreativitas
Budaya
arti
pembinaan
organisasi
memberikan
auditor ahli dan terampil BPK RI. Hikmawan
gambaran bagaimana perusahaan mengelola
(2006) juga menguji adakah hubungan antara
sumber daya manusia berdasarkan nilai,
budaya organisasi dengan kreativitas pegawai Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 17 - 32
23
pegawai sekretariat daerah se-DIY, dan kedua
Campbell
dan
Hawley
(1982)
penelitian tersebut menunjukkan adanya ko-
menemukan bahwa orang yang memiliki
relasi negatif antara variabel budaya dengan
kepribadian ekstrovert akan lebih cenderung
variabel kreativitas. Peneliti mencoba men-
memiliki pekerjaan yang memungkinkan
gulangi penelitian yang dilakukan Sriyono
mereka berhubungan dengan orang lain
(2004) dan Hikmawan (2006) dengan menguji
(Sriyono,
hubungan antara budaya organisasi dengan
kepribadian ekstrovert mempunyai bakat
kelengkapan laporan keuangan dengan men-
lebih baik untuk mengelola orang lain
gajukan hipotesis 2 yaitu:
karena individu dengan tipe ekstrovert lebih
Ha.2: Budaya
organisasi
terhadap
berpengaruh
kelengkapan
laporan
keuangan di Kabupaten Karanganyar.
2004).
Individu
tipe
menyenangkan jika berhubungan dengan orang lain (Aranya dan Ferris, 1994 dalam Sriyono, 2004). Penelitian
Kepribadian
dengan
Hikmawan
(2006)
menunjukkan adanya korelasi positif antara didefinisikan
nilai kepribadian extrovert dengan kreativitas
sebagai keseluruhan pola perilaku, baik yang
pegawai pegawai sekretariat daerah se-
aktual maupun potensial dari organisme yang
DIY. Penelitian tersebut sejalan dengan
ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan
penelitian yang dilakukan Sriyono (2004)
(Sriyono,
kepribadian
yang menunjukkan korelasi positif antara
merupakan aspek sentral dalam pengembangan
tipe personalitas ekstrovert dengan kreativitas
sumberdaya manusia, mengingat eksistensinya
auditor ahli dan audior terampil BPK RI.
sebagai pelaku pembangunan, yang akan
Berdasarkan penelitan-penelitian terdahulu
menentukan arah dan makna pembangunan.
yang telah dijelaskan, peneliti mengajukan
Kematangan
hipotesis 3 yaitu:
Personalitas
individu
2004).
pribadi
Aspek
seseorang
akan
mempengaruhi perilaku kerjanya. Semakin
Ha.3:
Kepribadian dari pembuat laporan
matang dirinya mengasah nilai-nilai moralnya,
keuangan
berpengaruh
semakin kuat daya saingnya sehingga mampu
kelengkapan
menghadapi budaya global yang semakin rumit
Kabupaten Karanganyar.
laporan
terhadap
keuangan
di
dan menantang dituntut kualitas pribadi yang cerdas, terampil, tangguh, mandiri, berdaya
Pelatihan
saing dan berpusatkan pada kecerdasan
Sosialisasi, latihan, dan pengembangan
ruhaniayah yang tinggi (Tasmara, 1995 dalam
pegawai merupakan usaha organisasi yang
Hikmawan, 2006).
sengaja
24
dilakukan
untuk
meningkatkan
PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN Studi pada Kabupaten Karanganyar Desiandi Sayful Anwar Dewi Amalia Universitas Ahmad Dahlan
kinerja sekarang dan yang akan datang dengan
didapatkannya dan mempunyai pengaruh
meningkatkan kemampuan. Secara khusus
yang lebih besar dalam peningkatan keahlian
”sosialisasi” mengacu pada mengajarkan
daripada yang didapatkan dari program
budaya dan filsafat perusahaan mengenai
tradisional.
bagaimana menjalankan usaha, ”melatih”
Instrumen yang digunakan untuk
mengacu kepada meningkatkan keterampilan
mengukur
yang dibutuhkan sekarang ini atau segera
pernyataan yang ditujukan kepada responden,
muncul, dan ”perkembangan” mengacu pada
apakah pernah melakukan pelatihan profesoinal
peningkatan
atau tidak, jika “ya” berapa kali. Penelitian
keterampilan
dalam
jangka
panjang (Jackson dan Schueler, 1997: 323).
pelatihan
profesional
adalah
yang dilakukan Sriyono (2004) yang menguji
Kemampuan dari individu maupun
antara variabel pelatihan profesional dan
kelompok, diyakini dapat ditingkatkan dengan
kreativitas auditor ahli dan auditor terampil
pelatihan. Demikian pula dalam lingkungan
menunjukkan adanya korelasi positif antara
profesional,
dapat
variabel pelatihan dengan variabel kreativitas.
meningkatkan kemampuan profesionalisme
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti
(Sriyono, 2004). Peningkatan pengetahuan
mengajukan hipotesis 4 yaitu:
muncul dari penambahan pelatihan formal positif antara variabel pelatihan dengan akan sama baiknya dengan yang didapat variabel kreativitas. Berdasarkan dari pengalaman khusus (Boner dan Walker, pemaparan tersebut, peneliti mengajukan 1994 dalam Sriyono, 2004). Program khusus hipotesis 4 yaitu: tertentu akan menimbulkan pengalaman yang
Ha.4: Pelatihan profesional pembuat laporan Ha.4: Pelatihan profesional pembuat keuangan berpengaruh terhadap laporan keuangan berpengaruh kelengkapan laporan keuangan di terhadap kelengkapan laporan Kabupaten Karanganyar. keuangan di Kabupaten
pelatihan
profesional
Karanganyar.
Gambar 2.1 Gambar 2.1 Rerangka Penelitian Rerangka Penelitian
Tindakan Supervisi (X1) Budaya Organisasi (X2)
Kelengkapan Laporan Keuangan (Y)
Kepribadian (X3) Pelatihan (X4) METODA PENELITIAN
laporan
Data dan Sampel Penelitian
akuntansi
Data yang akan digunakan oleh peneliti
adalah
data
primer
berupa
keuangan atau
(pegawai akuntan
bidang internal)
dinas/instansi di Kabupaten Karanganyar. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 17 - 32
25
tanggapan responden atas kuesioner yang
Definisi Operasional dan Pengukuran
berisi
Variabel
pernyataan
tentang
bagaimana
METODA PENELITIAN
diukur dengan menggunakan skala likert lima
Data dan Sampel Penelitian
poin. Semakin tinggi skor yang diperoleh,
Data yang akan digunakan oleh
maka semakin besar tindakan supervisi
peneliti adalah data primer berupa tanggapan
yang dilakukan pimpinan di Kabupaten
responden
atas
Karanganyar
pernyataan
tentang
kuesioner
yang
bagaimana
berisi
tindakan
supervisi, budaya organisasi, kepribadian,
mempengaruhi
kelengkapan
laporan keuangan. Budaya Organisasi (X2)
dan pelatihan mempengaruhi kelengkapan
Budaya
organisasi
memberikan
laporan keuangan yang dibuat oleh instansi
gambaran
pemerintahan di Kabupaten Karanganyar.
sumberdaya manusia berdasarkan nilai, norma,
Penelitian ini menggunakan populasi pegawai
dinas/instansi
di
cara
perusahaan
mengelola
dan keyakinan. Instrumen yang digunakan
Kabupaten
merupakan instrumen yang dikembangkan
Karanganyar. Metoda pengambilan sampel
oleh Wallach (1983) dalam Organizational
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Culture Index (OCI), yang menggolongkan
kombinasi dari metoda convenience sampling
budaya organisasi menjadi tiga observed
dan purposive sampling dengan
variables/indicator variables (Sriyono, 2004)
kriteria
sampel tersebut adalah para pembuat laporan
yaitu:
keuangan (pegawai bidang akuntansi atau
a. Birokrat
tercermin
dalam
lingkungan
akuntan internal) dinas/instansi di Kabupaten
kerja yang terstruktur, teratur, tertib, dan
Karanganyar.
berurutan serta mempunyai regulasi yang jelas.
Definisi Operasional dan Pengukuran
b. Inovatif memiliki lingkungan kerja yang
Variabel
penuh tantangan, menyediakan tugas-tugas
Tindakan Supervisi (X1)
berisiko dan memerlukan kreativitas untuk
Supervisi adalah pekerjaan mengawasi
menyelesaikannya.
dan membimbing pelaksanaan pekerjaan
c. Suportif ditandai dengan lingkungan kerja
secara langsung (Winarno dan Ismaya,
yang bersahabat, ramah, saling percaya,
2007: 400). Berdasarkan Recommendation
adil, saling membantu, dan memberikan
for Supperfisors of Early Work Experience
kebebasan individu.
yang dikeluarkan oleh Accounting Education Change
Commission
(AECC),
Instrumen diukur dengan mengguna-
Sriyono
kan skala likert lima poin. Semakin tinggi
terdiri
skor yang diperoleh maka semakin besar
atas 22 pertanyaan dan setiap pertanyaan
budaya organisasi di Kabupaten Karanganyar
(2004)
26
menyusun instrumen yang
PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN Studi pada Kabupaten Karanganyar Desiandi Sayful Anwar Dewi Amalia Universitas Ahmad Dahlan
dalam mempengaruhi kelengkapan laporan
sengaja
dilakukan
untuk
meningkatkan
keuangan.
kinerja sekarang dan yang akan datang dengan
Kepribadian (X3)
meningkatkan kemampuan. Secara khusus
Kepribadian merupakan keseluruhan
”sosialisasi” mengacu pada budaya perusahaan
pola perilaku, baik aktual maupun potensial,
mengenai bagaimana menjalankan usaha,
yang
dan
”melatih” mengacu kepada meningkatkan
lingkungan (Sriyono, 2004). Kematangan
keterampilan yang dibutuhkan sekarang ini
pribadi
mempengaruhi
atau segera muncul, dan ”perkembangan”
perilaku kerjanya. Semakin matang dirinya
mengacu pada peningkatan keterampilan
mengasah nilai moralnya, semakin kuat daya
dalam jangka panjang (Jackson dan Schueler,
saingnya sehingga mampu menghadapi budaya
1997: 323).
ditentukan seseorang
oleh
pembawaan
akan
global yang semakin rumit dan menantang
Menggunakan
instrumen
yang
yang menuntut kualitas pribadi yang cerdas,
dikembangkan oleh Sriyono (2004) dan diukur
terampil, tangguh, mandiri, berdaya saing,
menggunakan lima skala likert. Semakin
dan berpusatkan pada kecerdasan rohaniah
tinggi skor yang diperoleh berarti semakin
yang tinggi (Tasmara, 1995 dalam Hikmawan,
sering para pembuat laporan keuangan di
2006).
Kabupaten Karanganyar mengikuti pelatihan Penelitian ini menggunakan instrumen
berpengaruh terhadap kelengkapan laporan
Eysenck Personality Inventory oleh Eysenck
keuangan.
dan Eysenck (1964) terdiri atas 8 pertanyaan
Kelengkapan Laporan Keuangan
dan memisahkan kepribadian menjadi dua
Pelaporan
keuangan
tipe, yaitu kepribadian exstrovert dan introvert
seharusnya
(Sriyono,
kuesioner
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
berdasarkan Eysenck Personality Inventory
akuntabilitas dan membuat keputusan baik
akan diukur dengan menggunakan skala
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik.
likert lima poin. Semakin tinggi skor yang
Pertanyaan mengenai kelengkapan laporan
diperoleh, maka semakin terbuka kepribadian
keuangan disusun berdasarkan pada Peraturan
yang dimiliki pembuat laporan keuangan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
di Kabupaten Karanganyar mempengaruhi
laporan keuangan yang harus dibuat oleh
kelengkapan laporan keuangan.
instansi pemerintah, yaitu laporan realisasi
Pelatihan (X4)
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan
2004).
Pertanyaan
Sosialisasi, latihan, dan pengembangan pegawai merupakan usaha organisasi yang
menyajikan
pemerintah
informasi
yang
atas laporan keuangan. Pernyataan ini diukur menggunakan skala likert lima poin. Semakin Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 17 - 32
27
tinggi skor yang diperoleh berarti semakin
HASIL DAN PEMBAHASAN
lengkap laporan keuangan yang dibuat oleh
Kuesioner disebar pada 24 dinas/
pembuat laporan keuangan di Kabupaten
instansi di Kabupaten Karanganyar. Kuesioner
Karanganyar.
yang disebarkan 72 kuesioner dan keusioner yang kembali sebanyak 50. Dengan tingkat
Pengujian Hipotesis
pengembalian kuesioner dalam penelitian ini
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan
analisis
regresi
sebesar 69,4%.
berganda Uji Kualitas Data
dengan model persamaan sebagai berikut: Y= a+b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4
Uji validitas dilakukan dengan metoda product moment Karl Pearson, yaitu dengan
Keterangan: Y = Kelengkapan laporan keuangan
mengkorelasikan skor butir pada kuesioner
a = Konstanta
dengan skor totalnya. Jika nilai koefisien
bn = Koefisien regresi tiap Xn
korelasinya (corrected item-total correlation)
X1 = Tindakan supervisi
lebih dari 0,3, maka butir pertanyaan tersebut
X2 = Budaya organisasi
dapat dikatakan valid.
X3 = Pelatihan X4 = Kepribadian
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Item
Corrected ItemTotal Correlation
Batas Kritis
Ket.
Tindakan Supervisi
28
Corrected ItemTotal Correlation Budaya Organisasi Item
Batas Kritis
Ket.
1
0,478
0,300
Valid
1
0,515
0,300
Valid
2
0,477
0,300
Valid
2
0,410
0,300
Valid
3
0,446
0,300
Valid
3
0,553
0,300
Valid
4
0,421
0,300
Valid
4
0,501
0,300
Valid
5
0,698
0,300
Valid
5
0,607
0,300
Valid
6
0,406
0,300
Valid
6
0,531
0,300
Valid
7
0,478
0,300
Valid
7
0,484
0,300
Valid
8
0,477
0,300
Valid
8
0,316
0,300
Valid
9
0,446
0,300
Valid
9
0,585
0,300
Valid
10
0,558
0,300
Valid
10
0,585
0,300
Valid
11
0,698
0,300
Valid
11
0,607
0,300
Valid
12
0,406
0,300
Valid
12
0,607
0,300
Valid
13
0,666
0,300
Valid
13
0,607
0,300
Valid
14
0,565
0,300
Valid
14
0,752
0,300
Valid
15
0,442
0,300
Valid
15
0,686
0,300
Valid
PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN Studi pada Kabupaten Karanganyar Desiandi Sayful Anwar Dewi Amalia Universitas Ahmad Dahlan
Item
Corrected ItemTotal Correlation
Batas Kritis
Ket.
Item
Corrected ItemTotal Correlation
Batas Kritis
Ket.
16
0,770
0,300
Valid
16
0,667
0,300
Valid
17
0,334
0,300
Valid
17
0,379
0,300
Valid
18
0,342
0,300
Valid
18
0,639
0,300
Valid
19
0,770
0,300
Valid
19
0,719
0,300
Valid
20
0,621
0,300
Valid
20
0,628
0,300
Valid
21
0,770
0,300
Valid
21
0,671
0,300
Valid
22
0,660
0,300
Valid
22
0,464
0,300
Valid
23
0,607
0,300
Valid
0,396
0,300
Valid
Kepribadian
Pelatihan
1
0,667
0,300
Valid
2
0,379
0,300
Valid
3
0,639
0,300
Valid
4
0,719
0,300
Valid
1
0,304
0,300
Valid
5
0,628
0,300
Valid
2
0,480
0,300
Valid
6
0,443
0,300
Valid
3
0,355
0,300
Valid
7
0,686
0,300
Valid
4
0,385
0,300
Valid
8
0,607
0,300
Valid
1
Kelengkapan Laporan Keuangan
Sumber: Data primer, diolah (2009) Kemudian
dilakukan
pengujian
daripada r tabel dan alpha hitung bernilai
reliabilitas pada item instrumen yang valid
positif, maka suatu instrumen penelitian dapat
menggunakan metoda cronbach alpha dengan
disebut reliabel.
kriteria uji apabila alpha hitung lebih besar Tabel 3 Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha
r Tabel (N=50; df=48)
Ket.
Tindakan Supervisi
0,958
0,279
Reliabel
Budaya Organisasi
0,958
0,279
Reliabel
Kepribadian
0,958
0,279
Reliabel
Pelatihan
0,958
0,279
Reliabel
Kelengkapan Laporan Keuangan
0,958
0,279
Reliabel
Item
Sumber: Data primer, diolah (2009) Analisis Regresi Berganda
koefisien determinasi diketahui R Square
Hasil pengujian
menunjukkan data
sebesar 0,508. Hal ini berarti bahwa 50,8%
penelitian lolos uji asumsi klasik sehingga
kelengkapan laporan keuangan dipengaruhi
model yang diajukan peneliti layak jika
oleh variabel independen yaitu tindakan
digunakan sebagai estimator. Jika dilihat dari
supervisi, budaya organisasi, kepribadian, dan
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 17 - 32
29
pelatihan. Sedangkan sisanya yaitu 49,2%
dijelaskan oleh variabel lain.
Tabel 4 Hasil Uji F pada Analisis Regresi Berganda F hitung
p-value
F tabel
11,633
2,59
R square
Alpha
0,000
0,050
0,508
Variabel dependen: kelengkapan laporan keuangan
Sumber: Data primer, diolah (2009) Berdasar tabel 4 diketahui nilai F-hitung
kepribadian, atau pelatihan secara individual
lebih besar dari F-tabel (11,633 > 2,59) dan
dalam menerangkan variasi variabel dependen
signifikansi kurang dari alpha (0,000 < 0,050).
yaitu kelengkapan laporan keuangan. Kriteria
Hal ini berarti bahwa variabel independen
pengujian hipotesis adalah:
yang terdiri atas tindakan supervisi, budaya
a. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan
organisasi, kepribadian, dan pelatihan secara
lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel,
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
maka mendukung hipotesis alternatif satu
dependen kelengkapan laporan keuangan.
sampai dengan empat, dan
dasarnya
b. Jika nilai p-value lebih kecil dari alpha,
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
maka hasil penelitian mendukung hipotesis
variabel penjelas atau independen yaitu
alternatif satu sampai dengan empat.
Uji
tindakan
statistik
supervisi,
t
pada
budaya
organisasi,
Tabel 5 Hasil Uji t pada Analisis Regresi Berganda t hitung
t tabel
p-value
α
Tindakan Supervisi
4,349
2,0141
0,000
0,05
Mendukung Ha1
Budaya Organisasi
-0,254
2,0141
0,801
0,05
Menolak Ha2
Kepribadian
-0,822
2,0141
0,416
0,05
Menolak Ha3
Pelatihan
4,025
2,0141
0,000
0,05
Mendukung Ha4
Model
Keterangan
Sumber: Data primer, diolah (2009) Berdasar tabel 5 diketahui bahwa variabel tindakan supervisi memiliki nilai
p-value lebih besar dari alpha (0,801> 0,050) sehingga menolak Ha2.
t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,349>
Variabel kepribadian memiliki nilai
2,0141) dan p-value kurang dari alpha (0,000
t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0,022 <
< 0,050) maka penelitian ini mendukung Ha1.
2,0141) dan p-value lebih besar dari alpha
Pada variabel budaya organisasi, nilai t-hitung
(0,416 > 0,050). Dengan demikian, penelitian
lebih kecil dari t-tabel (0,254 < 2,0141) dan
menolak Ha3. Sedangkan untuk variabel
30
PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN Studi pada Kabupaten Karanganyar Desiandi Sayful Anwar Dewi Amalia Universitas Ahmad Dahlan
pelatihan karena nilai t-hitung lebih besar dari
terlebih sistem akuntansi keuangan daerah
t-tabel (4,025 > 2,0141) dan p-value kurang
di Indonesia ini yang terus berbenah menuju
dari alpha (0,000 < 0,050), maka menerima
accrual basis.
Ha4. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil menunjukkan
penelitian
secara
bahwa
variabel
parsial yang
berpengaruh terhadap kelengkapan laporan keuangan adalah variabel tindakan supervisi dan variabel pelatihan. Sedangkan variabel budaya organisasi dan variabel kepribadian secara parsial tidak berpengaruh terhadap kelengkapan laporan keuangan pada instansi di Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini memiliki kekurangan yang diharapkan dapat disempurnakan bila ada penelitian serupa untuk selanjutnya. Keterbatasan penelitian ini, yaitu pada saat penelitian dilakukan, bersamaan waktunya dengan inspeksi BPK-RI di Kabupaten Karanganyar, sehingga berdampak pada proses pengisian kuesioner. Selain menggunakan kuesioner sebagai tolok ukur pemerolehan data hendaknya penelitian selanjutnya juga melakukan
analisis
untuk
data
laporan
keuangan, agar hasil penelitian dapat lebih komprehensif. Saran yang diajukan peneliti kepada objek riset bahwa Pemerintah Kabupaten Karanganyar dapat mempertahankan bahkan meningkatkan penggunaan variabel supervisi
DAFTAR PUSTAKA Amalia, Dewi. 2004. Identifikasi Karakteristik Keahlian Auditor Pemerintah (Badan Pemeriksa Keuangan) di Indonesia. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Amalia, Eka Rezeki, dan Fajar Kurniawan. 2007. Supervisi Sebaya sebagai Salah Satu Komponen Pendukung dalam Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan. Lomba Karya Tulis Mahasiswa. Malang: Universitas Muhammadiyah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2008a. 8 Kelompok Data Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Karanganyar dengan Sebaran Kecamatan Tahun 2008. Karanganyar, Jawa Tengah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2008b. Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Karanganyar, Jawa Tengah. Dewi, Yusna. 2008. Prospek dan Kendala Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah. [Online].aDidapatkan: http://www.mep.ugm.ac.id/kuliah/ file.php/1/Artikel/Akuntansi_ Pemerintahan/mp082200128.pdf [23 maret 2008]. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
dan pelatihan dalam pelaporan keuangan, Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 17 - 32
31
Hikmawan, Muhammad Arief. 2006. Pengaruh Tindakan Supervisi, Budaya Organisasi dan Kepribadian terhadap Kreativitas Pegawai Sekretariat Pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Rangka Mendukung Terwujudnya Pemerintahan yang Baik. Skripsi. Surakarta: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Humas BID Prop Kalbar. 2004. Birokrasi Pemerintahan yang Profesional Merupakan Idaman Masyarakat. Sosialisasi Standarisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 di Balai Petitih Pontianak [Online] Didapatkan: http://www.kalbar.go.id/ news.php?extend.150. [25 November 2008]. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 00: Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan. Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Cetakan kedua. Yogyakarta: BPFE UGM. Jackson, Susan E dan Randal S. Schuler. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. (Terjemahan). Edisi Keenam, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 4, Yogyakarta: BPFE UGM. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005, tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta, Indonesia. Prijadi, Budi. 2004. “Survei Transparansi Fiskal di Beberapa Daerah Sebagai Bahan Laporan ke Lembaga Internasional” Bunga Rampai Hasil Penelitian Tahun 2004 [Online] Didapatkan: http://www. fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajian% 5C16Survei%20Transparansi%20 Fiskal%20di%20Beberapa%20 Daerah%20Sebagai%20Bahan%20 laporan%20ke%20Lembaga%20 Internasional-Budi%20 Prijadi.pdf [7 Mei 2009] Soegijanto, dan Jan Hoesada. 2003. Menyambut Era Baru Akuntansi Pemerintahan.[Online]. Didapatkan: http://www.sinarharapan.co.id/berita/ index.htm. [22 Maret 2008]. Sriyono. 2004. Pengaruh Tindakan Supervisi, Pelatihan Profesional, Kultur Organisasional, dan Personaliti terhadap Kreativitas Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI). Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Jusup, Al Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid 2. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
32
PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN Studi pada Kabupaten Karanganyar Desiandi Sayful Anwar Dewi Amalia Universitas Ahmad Dahlan