PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASITERHADAPEFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Disusun oleh Nama Peneliti/Pengkaji I NIP Pangkat/Golongan Jabatan
: : : :
Syahrul 19871125 201012 1 004 Penata Muda/III/a Pelaksana
Nama Peneliti/Pengkaji II NIP Pangkat/Golongan Jabatan
: : : :
Gunawan 19831225 200412 1 001 Pengatur/II/c Pelaksana
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN JAKARTA 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN BALIKPAPAN JALAN MT HARYONO DALAM RT 40 NOMOR 97 KELURAHAN GUNUNG BAHAGIA, BALIKPAPAN 76114 TELEPON (0542) 7206452, 7206454; FAKSIMILI (0542) 7206453; SITUS www.bppk.depkeu.go.id/bdk/balikpapan
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama Peneliti/Pengkaji I : NIP : Pangkat/Golongan : Jabatan :
Syahrul 19871125 201012 1 004 Penata Muda/III/a Pelaksana
Nama Peneliti/Pengkaji II NIP Pangkat/Golongan Jabatan
Gunawan 19831225 200412 1 001 Pengatur/II/c Pelaksana
: : : :
dengan ini menyatakan bahwa kajian akademis yang kami susun dengan judul : Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Pegawai terhadap Efektifitas Organisasi pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan adalah benar-benar hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan plagiat dari kajian akademis orang lain. Hasil Kajian Akademis ini diserahkan kepada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) untuk digandakan/diperbanyak dan disebarluaskan. Apabila kemudian hari pernyataan kami tidak benar, maka kami bersedia menerima sanksi yang berlaku (dikenakan sanksi disiplin Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku). Demikian pernyataan ini kami buat dipergunakan bilamana diperlukan.
dengan sebenarnya,
Balikpapan,
untuk
September 2013
Pembuat Pernyataan, Peneliti/Pengkaji I
Pembuat Pernyataan, Peneliti/Pengkaji II
ttd
ttd
Syahrul, S.Si.
Gunawan
ii
dapat
ABSTRAK
Penilaian efektifitas organisasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Budaya organisasi dan motivasi pegawai merupakan bagian penting dari efektifitas organisasi. Budaya dan motivasi menjadi penting ketika ukuran kerja yang dipersoalkan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas dugaan bahwa penerapan faktor budaya organisasi yang berkesinambungan dan perhatian yang lebih intens terhadap motivasi pegawai memberikan pengaruh terhadap peningkatan efektifitas organisasi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor budaya organisasi dan motivasi pegawai terhadap efektifitas organisasi pada BPPK. Sampel pada penelitian ini adalah pegawai di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dengan unit kerja Pusdiklat dan BDK. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana dan penentuan jumlah sampel dihitung menggunakan rumus slovin. Data yang digunakan adalah data primer berupa jawaban responden mengenai variabel-variabel penelitian yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Untuk menguji pengaruh antar variabel penelitian digunakan teknik analisis bivariat dan multivariat regresi logistik dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20. Penggunaan Regresi Logistik bertujuan untuk menguji apakah budaya organisasi dan motivasi pegawai (variabel independen) berpengaruh terhadap efektifitas organisasi (variabel dependen), baik secara parsial maupun secara bersamaan. Hasil pengolahan data menyimpulkan bahwa budaya organisasi dan motivasi memiliki hubungan positif dan pengaruh signifikan terhadap efektifitas organisasi. Hasil pengolahan data juga menyimpulkan bahwa Probabilitas Efektifitas BPPK dengan memiliki Budaya Kuat dan Motivasi Pegawai Tinggi di BDK (80%) lebih besar dibandingkan di Pusdiklat (58%). Oleh karena itu, saran yang diberikan pada bagian terakhir penelitian adalah bagaimana meningkatkan kedua variabel tersebut, budaya organisasi dan motivasi pegawai dalam rangka meningkatkan efektifitas organisasi. Kata-kata Kunci:
Efektifitas Organisasi, Budaya Organisasi, Motivasi Pegawai, Regresi Logistik, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
iii
ABSTRACT
Measuring the effectiveness of an organization is an essential activity since it can be used to evaluate the success of the organization in achieving its mission. Organizational culture and employee motivation are important parts of organizational effectiveness. Culture and motivation become important when discussing the size of the work. This study aims to provide answers to the allegations that the continuous application of organizational culture and intense attention to the employee motivation affect the improvement of organizational effectiveness. Thus, the purpose of this study is to analyze the influence of organizational culture and employee motivation to the organizational effectiveness in FETA (Finance Education and Training Agency). The samples in this study are employees of FETA especially in Training Center and Local Finance Training Office. Simple random sampling is applied to collect samples and the amount of samples is determined using Slovin formula. The data used are primary data in the form of respondents' answers regarding the variables in the study which were obtained through questionnaires and interviews. To examine the relations among variables in the study, bivariate and multivariate logistic regression analysis techniques are employed by using IBM SPSS Statistics 20 program. Logistic regression aims at testing whether organizational culture and employee motivation (independent variables) affect the effectiveness of the organization (the dependent variable) , either partially or simultaneously. The results of data analysis show that organizational culture and employee motivation influence organizational effectiveness positively and significantly. Moreover, it can be concluded that the effectiveness probability in FETA by having Strong Culture and High Employee Motivation in Local Finance Training Office (80 %) is higher than in the Training Center (58 %). Therefore, the suggestion provided in the last part of the study is how to improve those two variables, organizational culture and employee motivation in order to improve organizational effectiveness.
Keywords: Organizational Effectiveness, Organizational Culture, Employee Motivation, Logistic Regression, Finance Education and Training Agency (FETA)
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kajian akademis yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Pegawai terhadap
Efektifitas Organisasi
pada
Badan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Keuangan”. Kajian akademis ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan di bidang pengembangan SDM. Shalawat serta salam semoga selalu terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan pengikutnya yang istiqomah hingga akhir zaman. Kedua orang tua tercinta, istri dan anakku yang selalu ada di hati untuk semua doa, cinta, dukungan, dan semua yang terbaik yang telah diberikan kepada penulis. Juga tak lupa untuk saudara-saudara penulis yang selalu mendorong dan mendukung penulis dalam semangat dan do‟anya. Penulis menyadari selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam kajian akademis ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan, dorongan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan hormat kepada: 1. Bapak Agus Hermanto selaku Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. 2. Bapak Eko Sulistyo selaku Kepala Balai Diklat Keuangan Balikpapan sekaligus narasumber kajian teori MSDM. 3. Prof. Dr. Rina Oktaviani, MS selaku pembimbing dan penguji metodologi. 4. Bapak Anwar Sanusi selaku pembimbing dan penguji substansi.
v
5. Bapak M. Fathurahman, M.Si selaku narasumber kajian analisis statistik. 6. Seluruh staf Bagian OTL BPPK, yang banyak membantu keperluan administrasi. 7. Responden yang telah memberikan tanggapan atas kuesioner dan wawancara. 8. Semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan, kesempatan, motivasi dan masukan dalam penulisan penelitian ini. Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dan mengarah pada kebaikan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis berharap semoga penulisan penelitian ini dapat memenuhi kehendak semua pihak dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... ii ABSTRAK ............................................................................................................iii ABSTRACT ........................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ............................................................................................ v DAFTAR ISI ........................................................................................................vii DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A.Latar Belakang ...................................................................................... 1 B.Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C.Ruang Lingkup...................................................................................... 6 D.Maksud dan Tujuan .............................................................................. 7 E.Manfaat ................................................................................................. 8 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 9 A.Tinjauan Pustaka .................................................................................. 9 2. 1.Efektifitas Organisasi................................................................... 9 2. 2.Budaya Organisasi .................................................................... 19 2.2.1.Teori dan Definis Budaya Organisasi ............................... 19 2.2.2.Fungsi Budaya Organisasi ............................................... 23 2.2.3.Dimensi Budaya Organisasi ............................................. 26 2.2.4.Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektifitas Organisasi ..... 28 2. 3. Motivasi .................................................................................... 30 2.3.1.Pengertian Motivasi .......................................................... 30 2.3.2.Teori Motivasi ................................................................... 31 B.Penelitian Terdahulu ............................................................................ 40 C.Kerangka Pemikiran ............................................................................ 41 D.Hipotesis Penelitian ............................................................................. 46 BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 47 A Jenis Penelitian .................................................................................... 47 B.Jenis Dan Sumber Data ....................................................................... 48 C.Definisi Operasional Variabel............................................................... 48
vii
D.Populasi dan Sampel ........................................................................... 51 E.Instrumen Penelitian/Teknik Pengumpulan Data .................................. 51 F.Metode Analisis Data ........................................................................... 53 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................................. 67 A.Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 67 B.Karakteristik Responden ...................................................................... 69 C.Deskripsi Variabel Penelitian ............................................................... 72 D.Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 114 E.Pengujian Hipotesis ........................................................................... 117 F.Pembahasan ...................................................................................... 135 G.Implikasi Penelitian ............................................................................ 139 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 143 A.Simpulan ............................................................................................ 143 B.Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 145 C.Saran ................................................................................................. 146 D.Agenda Penelitian Mendatang ........................................................... 149 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 151 BIODATA PENELITI 1 ..................................................................................... 153 BIODATA PENELITI 2 ..................................................................................... 154
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ..................................... 64 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 69 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia..................................... 69 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............ 70 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .......................... 70 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan ............................ 71 Tabel 4.6 Tanggapan Responden Atas Subvariabel Karakteristik Organisasi . 72 Tabel 4.7 Tanggapan Responden Atas Subvariabel Karakteristik Lingkungan 75 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Atas Subvariabel Karakteristik Pekerja ...... 77 Tabel 4.9 Tanggapan Responden Atas Subvariabel Kebijakan dan Praktek Manajemen...................................................................................... 81 Tabel 4.10 Kriteria Tanggapan Responden Terhadap Efektifitas Organisasi ..... 84 Tabel 4.11 Tanggapan Responden Atas Indikator Involvement ......................... 92 Tabel 4.12 Tanggapan Responden Atas Indikator Consistency ........................ 93 Tabel 4.13 Tanggapan Responden Atas Indikator Adaptability ......................... 95 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Atas Indikator Mission ................................ 96 Tabel 4.15 Tanggapan Responden Atas Indikator Integritas ............................. 97 Tabel 4.16 Tanggapan Responden Atas Indikator Profesionalisme................... 99 Tabel 4.17 Tanggapan Responden Atas Indikator Sinergi ............................... 100 Tabel 4.18 Tanggapan Responden Atas Indikator Pelayanan ......................... 102 Tabel 4.19 Tanggapan Responden Atas Indikator Kesempurnaan .................. 103 Tabel 4.20 Kriteria Tanggapan Responden Terhadap Budaya Organisasi ...... 105 Tabel 4.21 Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan Fisiologikal ...... 106 Tabel 4.22 Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan Keamanan....... 107 Tabel 4.23 Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan Bermasyarakat 108 Tabel 4.24 Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan akan Penghargaan dan Prestise ............................................................ 109 Tabel 4.25 Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan akan Aktualisasi diri ................................................................................................. 112 Tabel 4.26 Kriteria Tanggapan Responden Terhadap Budaya Organisasi ...... 113 Tabel 4.27 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ...................................... 115
ix
Tabel 4.28 Analisis Bivariat Variabel Budaya, Motivasi, Unit, Jenis Kelamin, Lama Bekerja, Umur, Pendidikan, Pangkat, dan Unit Kerja dengan Efektifitas ....................................................................................... 117 Tabel 4.29 Tabel Analisis Regresi Logistik ...................................................... 120 Tabel 4.30 Hasil analisis terhadap variabel konfounder ................................... 130 Tabel 4.31 Resume Analisis Hubungan Antara Budaya Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di mana Motivasi Pegawai dan Unit Sebagai Variabel Moderating (Konfounder/Perancu) ................................... 131
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kebutuhan Bertingkat Maslow..................................................... 32 Gambar 2.2
Bagan Kerangka Konseptual Penelitian Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Efektifitas Organisasi pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan .......................................... 45
Gambar 3.1. Bagan Indikator-indikator Variabel Penelitian .............................. 50 Gambar 3.2. Kerangka Konsep Prediktif (Kiri) dan Kerangka Konsep Etiologik (Kanan)......................................................................... 59 Gambar 3.3. Definisi Variabel Perancu (Kiri) dan Penyederhanaan dalam Kerangka Konsep (Kanan). ......................................................... 59 Gambar 3.4. Klasifikasi Variabel Perancu: Konfounder atau Interaksi ............. 59 Gambar 3.5. Langkah Analisis Regresi Logistik pada Kerangka Konsep Prediktif ....................................................................................... 61 Gambar 3.6. Langkah-langkah Analisis Regresi Logistik pada Kerangka Konsep Etiologik ......................................................................... 63 Gambar 4.1. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Subvariabel Karakteristik Organisasi .............................................................. 73 Gambar 4.2. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Subvariabel Karakteristik Lingkungan ............................................................. 75 Gambar 4.3. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Subvariabel Karakteristik Pekerja ................................................................... 78 Gambar 4.4. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Subvariabel Kebijakan dan Praktek Manajemen ............................................. 81 Gambar 4.5. Pembobotan Tanggapan Responden Atas Pernyataan Efektifitas Organisasi .................................................................. 84 Gambar 4.6. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Involvement ................................................................................ 92 Gambar 4.7. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Consistency ................................................................................ 94 Gambar 4.8. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Adaptability ................................................................................. 95 Gambar 4.9. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Mission .... 96
xi
Gambar 4.10. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Integritas.. 98 Gambar 4.11. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Profesionalisme .......................................................................... 99 Gambar 4.12. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Sinergi ... 101 Gambar 4.13. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Pelayanan ................................................................................. 102 Gambar 4.14. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kesempurnaan.......................................................................... 103 Gambar 4.15. Pembobotan Tanggapan Responden Atas Pernyataan Budaya Organisasi ................................................................................. 104 Gambar 4.16. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kebutuhan Fisiologikal .............................................................. 106 Gambar 4.17. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kebutuhan Keamanan .............................................................. 107 Gambar 4.18. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kebutuhan Bermasyarakat ........................................................ 108 Gambar 4.19. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kebutuhan akan Penghargaan dan Prestise ............................. 110 Gambar 4.20. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Kebutuhan akan Aktualisasi diri ........................................................................... 112 Gambar 4.21. Pembobotan Tanggapan Responden Atas Pernyataan Budaya Organisasi ................................................................................. 113
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan zaman yang semakin pesat saat ini membuat organisasi menyadari pentingnya memiliki kondisi organisasi yang kondusif dan responsif. Kondisi organisasi yang dapat memberikan dorongan motivasi pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di dalam organisasi untuk berupaya semaksimal mungkin mencapai visi dan misi organisasi. Kondisi organisasi tersebut dapat tercipta dari budaya organisasi yang dibangun dan diterapkan pada organisasi tersebut serta pemahaman dan perhatian terhadap motivasi SDM.Konsep budaya organisasi sendiri dalam manajemen sekarang ini diyakini merupakan bagian penting dari kesuksesan/efektifitas organisasi. Budaya organisasi dapat menjadi keunggulan kompetitif yang utama apabila budaya organisasi mendukung strategi dan jika organisasi dapat meluruskan tantangan lingkungan organisasi dengan tepat. Budaya yang kuat (strong culture) memiliki pengaruh yang jelas terhadap perilaku anggota organisasinya. Organisasi yang memiliki budaya kuat mampu memberikan kemampuan adaptasi dan perkembangan yang berkelanjutan di seluruh bidang operasi. Budaya organisasi sektor private (swasta) berbeda dengan budaya organisasi sektor publik. Budaya organisasi sektor private
lebih berorientasi pada keuntungan
(profit oriented), sedangkan budaya organisasi sektor publik adalah budaya organisasi di lingkungan organisasi/birokrasi pemerintah yang lebih berorientasi pada pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan masyarakat. Disamping itu,
1
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
motivasi juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam organisasi, dan apa yang memotivasi seseorang tidak selamanya membuat orang lain termotivasi oleh hal yang sama. Dalam organisasi, motivasi merupakan salah satu bagian dalam proses pengarahan (directing). Motivasi adalah segala sesuatu yang menyebabkan seseorang untuk melaksanakan sesuatu (dorongan) dan mengarahkan perilakunya ke arah pencapaian sesuatu tujuan secara konsisten. Agar organisasi dapat berjalan dengan lancar dan efektif diperlukan pegawai yang mau dan mampu bekerja secara maksimal. Oleh karena itu pemahaman dan perhatian terhadap motivasi pegawai dalam pencapaian efektifitasorganisasi menjadi sangat penting. Sebagaimana dikemukakan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010, permasalahan birokrasi diantaranya terkait SDM Aparatur, Pola Pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set). Masalah utama SDM aparatur negara adalah alokasi dalam hal kuantitas, kualitas, dan distribusi PNS menurut territorial (daerah) tidak seimbang, serta tingkat produktivitas PNS masih rendah. Manajemen sumber daya manusia aparatur belum dilaksanakan secara optimal untuk meningkatkan profesionalisme, kinerja pegawai, dan organisasi. Selain itu, sistem
penggajian
pegawai
negeri
belum
didasarkan
pada
bobot
pekerjaan/jabatan yang diperoleh dari evaluasi jabatan. Gaji pokok yang ditetapkan berdasarkan golongan/pangkat tidak sepenuhnya mencerminkan beban tugas dan tanggung jawab. Tunjangan kinerja belum sepenuhnya dikaitkan dengan prestasi kerja. Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (cultureset) birokrat belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang efisien, efektif dan produktif, dan profesional. Selain itu, birokrat belum benar-benar memiliki pola pikir yang melayani masyarakat, belum mencapai kinerja sektoral yang lebih baik
2
BAB I PENDAHULUAN
(better performace), dan belum berorientasi pada hasil (outcomes).Hal ini antara lain ditunjukkan dari data Transparency International pada tahun 2009, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia masih rendah (2,8 dari 10) jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, kualitasnya masih perlu banyak pembenahan termasuk dalam penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Dalam hal pelayanan publik, pemerintah belum dapat menyediakan pelayanan publik yang berkualitas sesuai dengan tantangan yang dihadapi, yaitu perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin maju dan persaingan global yang semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei integritas yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2009 yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan publik Indonesia baru mencapai skor 6,64 dari skala 10 untuk instansi pusat, sedangkan pada tahun 2008 skor untuk unit pelayanan publik di daerah sebesar 6,69. Skor integritas menunjukkan karakteristik kualitas dalam pelayanan publik, seperti ada tidaknya suap, ada tidaknya Standard Operating Procedures (SOP), kesesuaian proses pelayanan dengan SOP yang ada, keterbukaan informasi, keadilan dan kecepatan dalam pemberian pelayanan, dan kemudahan masyarakat melakukan pengaduan. Dalam kaitan dengan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi, kondisinya masih banyak dikeluhkan masyarakat. Berdasarkan penilaian government effectiveness yang dilakukan Bank Dunia, Indonesia memperoleh skor -0,43 pada tahun 2004, -0,37 pada tahun 2006, dan -0,29 pada tahun 2008, dari skala -2.5 menunjukkan skor terburuk dan 2,5 menunjukkan skor terbaik. Meskipun pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi -0,29, skor tersebut masih menunjukkan kapasitas kelembagaan/efektifitas pemerintahan di Indonesia
3
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
tertinggal jika dibandingkan dengan kemajuan
yang
dicapai
oleh
negara-
negara tetangga. Kondisi ini mencerminkan masih adanya permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, seperti kualitas birokrasi, pelayanan publik, dan kompetensi aparat pemerintah. Selanjutnya, berdasarkan penilaian terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), pada tahun 2009 jumlah instansi pemerintah yang dinilai akuntabel baru mencapai 24%. Badan Pendidikan Pelatihan Keuangan (BPPK) yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem birokrasi negara, dengan sendirinya tidak luput dari tuntutan untuk meningkatkan efektif dan efisiensi dalam mengelola sumber daya dan dana. BPPK sebagai salah satu unit organisasi di Kementerian Keuangan yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan tentu menyadari bahwa dalam usaha pencapaian tujuan organisasi dibutuhkan nilai-nilai dan keyakinan
yang
membantu
pegawai
dalam
bertindak,
berpikir,
dan
menyelesaikan masalah. Sistem nilai yang sudah terinternalisasi dan menjadi budaya
organisasi
yang
kuat
dapat
menumbuhkan
rasa
kepemilikan,
membangkitkan semangat kerja, dan dapat mendatangkan sukses bagi organisasi. Dalam membangun budaya organisasi tidak semudah yang dibayangkan. Keragaman latar belakang budaya yang dibawa oleh pegawai menjadi halangan bagi organisasi dalam menerapkan budaya organisasinya. Ketidakselarasan antara pegawai dan organisasi dalam membangun budaya organisasi akan dapat mengganggu stabilitas organisasi. Ditambah seringnya terjadi perubahan dan pergantian pimpinan puncak dalam tubuh organisasi. Kendala yang juga dihadapi dalam rangka peningkatan efektifitas adalah belum maksimalnya koordinasi baik antar pegawai maupun antar bidang/bagian, hal ini nampak dari kurangnya kepekaan PNS terhadap permasalahan lingkungan dan
4
BAB I PENDAHULUAN
sikap tak acuh terhadap permasalahan kerja yang dihadapi pimpinan maupun rekan kerja serta masih belum maksimalnya pelayanan kepada stakeholder. Pembinaan pegawai dan penegakkan disiplin dari pimpinan belum maksimal. Dan belum banyaknya pegawai yang termotivasiuntuk meningkatkan prestasi kerja, hal ini dikarenakan gaji/penghasilan yang selama ini mereka terima tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi kerja, artinya baik buruknya prestasi kerja tidak menentukan besar kecilnya gaji/penghasilan mereka, sehingga para PNS kurang termotivasi untuk melakukan prestasi kerja yang baik artinya mereka hanya melakukan dan melaksanakan pekerjaan sebatas yang diperintahkan kepada
mereka.
Dari
hasil
survey
opini
stakeholderterhadap
layanan
Kementerian Keuangan RI tahun 2011 yang dilakukan Kemenkeu dan IPB, diperoleh informasi bahwa hanya 36.88% responden yang mengetahui jenis layanan BPPK; 67.38% responden puas terhadap layanan BPPK; 73.05% responden menilai kinerja BPPK lebih baik dari tahun sebelumnya; dilihat dari tingkat kepuasan pengguna layanan, BPPK memperoleh nilai IK (Indikator Kepuasan) sebesar 3.79 berada di bawah IK Kemenkeu sebesar 3.86; dari analisis persepsi korupsi 4.3% responden memberikan biaya tambahan dan 83.33% menyatakan biaya tambahan tersebut memberatkan, 66.67% inisiatif pemberian biaya tambahan berasal dari petugas (pegawai BPPK), 50% besarnya biaya tambahan ditentukan petugas meskipun 66.67% responden menyatakan biaya tambahan tersebut tidak mempengaruhi kualitas layanan. Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa BPPK sebenarnya sudah efektifnamun dapat ditingkatkan lebih maksimal lagi.Usaha peningkatan efektifitas organisasi BPPK menurut pengamatan penelitibisa dilakukan melalui penerapan faktor budaya organisasi yang
5
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
berkesinambungan dan perhatian yang lebih intens terhadap motivasi pegawai di samping faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih jauh mengenai: “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Pegawai terhadap EfektifitasOrganisasi pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas bersumber pada tiga hal pokok yaitu budaya organisasi, motivasi pegawai, dan efektifitas organisasi. Dari ketiga hal pokok tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Seberapa besar budaya organisasi berpengaruh terhadap efektifitas organisasi pada BPPK. 2. Seberapa
besar
motivasi
pegawai
berpengaruh
terhadap
efektifitas
organisasi pada BPPK. 3. Seberapa besar budaya organisasi berpengaruh terhadap efektifitas organisasi pada BPPK dengan motivasi pegawai sebagai variabel moderating/perancu.
C. Ruang Lingkup Penelitian ini dibatasi beberapa hal, yaitu jumlah responden yang dijadikan sampel terbatas hanya pada pegawai yang berasal dari satuan kerja Pusdiklat dan BDK di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan. Adapun alasan BPPK sebagai objek penelitian, karena BPPK merupakan salah satu unit eselon I Kementerian Keuangan yang melaksanakan tugas dibidang pendidikan dan pelatihan keuangan bagi pegawai-
6
BAB I PENDAHULUAN
pegawai Kementerian Keuangan, diharapkan dengan penerapan budaya organisasi yang kuat di BPPK dapat menjadi acauan atau pertimbangan bagi unit-unit eselon I lainnya di Kementerian Keuangan. Dilain sisi, peneliti adalah pegawai di BPPK sehingga harapannya peneliti dapat lebih mudah dalam melakukan pengamatan dan perolehan data. Selain itu, aspek yang diteliti hanya dibatasi pada pengukuran pengaruh dari budaya organisasi dan motivasi pegawai terhadap efektifitas organisasi sedangkan faktor-faktor lainnya di luar objek penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Multivariat Regresi Logistik dengan variabel bebas adalah budaya organisasi (pendekatan teori Daniel R. Denison dan Nilai Kementerian Keuangan), motivasipegawai (pendekatan teori Hierarchy of NeedsMaslow), dan variabel tergantungnya adalah efektifitas organisasi (pendekatan teori Richard M. Steers) dengan alpha(α) sebesar5% dan tingkat signifikansi 95%.
D. Maksud dan Tujuan Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan, yang hasilnya akan digunakan sebagai salah satu kajian akademis dalam rangka melaksanakan salah satu misi BPPK yaitu meningkatkan kegiatan penelitian di bidang pengembangan SDM serta bidang keuangan dan kekayaan negara. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk lebih memahami konsep budaya organisasi, motivasi pegawai, dan efektifitas organisasi. Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pengaruh faktor budaya organisasi terhadap efektifitas organisasi pada BPPK.
7
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
2. Menganalisis
pengaruh faktor
motivasi
pegawai terhadap
efektifitas
organisasi pada BPPK. 3. Menganalisis pengaruh faktor budaya organisasi terhadap efektifitas organisasi pada BPPK dengan adanya faktor motivasi pegawai sebagai variabel moderating/perancu.
E. Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi BPPK
Diharapkan melalui penelitian ini didapat suatu informasi yang menjadi bahan
masukan,
organisasi
sumbangan
mengenai
sejauh
pemikiran, mana
dan
efektifitas
pertimbangan penerapan
bagi
budaya
organisasi dan perhatian terhadap motivasi yang telah dilakukan oleh BPPK selama ini.
Memberikan rekomendasi yang bersifat saran untuk lebih memperkuat budaya organisasi, meningkatkan motivasi pegawai dan efektifitas organisasi.
2. Bagi Pihak Lain Dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian yang sama pada objek dan lingkup penelitian yang berbeda, sebagai bahan pembanding dalam melakukan penelitian
8
sehingga
dapat
memajukan
disiplin
ilmu
yang
diteliti.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 2. 1
Efektifitas Organisasi Sebelum menginjak pada teori yang mendasari penelitian tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, maka terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa pengertian organisasi. Robbins (1994) mengemukakan bahwa “organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan”. Selanjutnya menurut Waldo (1982)pada Sembiring (2012) bahwa“organisasi adalah struktur antar hubungan pribadi yang berdasarkan atasa wewenang formil dan kebiasaan di dalam suatu sistem administrasi”. Dengan demikian dari kedua definisi tersebut terlihat bahwa organisasi itu adalah struktur atau kesatuan sosial dimana orangorang didalamnya diatur, digerakkan, dan dikoordinasikan secara formal untuk mencapai tujuan bersama. Supaya organisasi dapat mencapai tujuannya, maka organisasi harus digerakkan oleh pemimpin (leader) beserta para manajer. Organisasi bukan tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan.Organisasi itu sendiri terdiri dari individu-individu dan kelompok karena itu efektifitas organisasi juga terdiri dari individu dan kelompok, tetapi efektifitas organisasi lebih dari sekedar penjumlahan efektifitas individu dan kelompok melalui efek sinergi, organisasi mendapatkan tingkat efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan penjumlahan bagian-bagiannya.
9
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Robbins (1994) mendefiniskan keefektifan organisasi sebagai “tingkatan pencapaian organisasi atas tujuan jangka pendek (tujuan) dan jangka panjang (cara). Berdasarkan Ensiklopedi Umum Administrasi, Efektifitas berasal dari kata kerja Efektif, berarti terjadinya suatu akibat atau efek yang dikehendaki dalam perbuatan. Kata efektifitas sering diikuti dengan kata efisiensi, dimana kedua kata tersebut sangat berhubungan dengan produktivitas dari suatu tindakan atau hasil yang diinginkan. Suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Dengan demikian istilah efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil dari usaha yang telah dicapai lebih besar dari usaha yang dilakukan.Dari
pengertian
diatas,
efektifitas
dapat
dikatakan
sebagai
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dari 2 (dua) sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi „hasil‟ maka tujuan atau akibat yang dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi „usaha‟ yang telah ditempuh atau dilaksanakan telah tercapai sesuai dengan yang ditentukan. Dengan demikian pengertian efektifitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran–ukuran tertentu sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah ditetapkan. Efektifitas setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia, karena merupakan sumber daya yang umum dan utama bagi semua organisasi. Organisasi yang efektif adalah yang memiliki struktur organisasi yang tepat, dan bagaiamana cara manajer/pimpinan menempatkan orang serta pekerjaannya dan menetapkan peran serta hubungan mereka merupakan sebuah determinan
10
BAB II LANDASAN TEORI
penting. Tidak sedikit pendapat yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung, akan tetapi pada dasarnya pendapat-pendapat tersebut sudah terangkum dalam hasil penelitian Richard M. Steer seperti misalnya teori mengenai pembinaan organisasi yang menekankan adanya perubahan yang berencana dalam organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas organisasi. Pendiagnosaan organisasi sebagai salah satu metode pembinaan organisasi
menekankan
pada
hal-hal
yang
dianggap
mempengaruhi
ketidakstabilan atau ketidakberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Stephen P. Robbins (1994) mengemukakan bahwa terdapat 4 pendekatan yang utama didalam menganalisis apa yang disebut efektifitas organisasi, yaitu: (1) Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach), yaitu keefektifan sebuah organisasi harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan (end) ketimbang caranya (means). Yang perlu diperhitungkan adalah bottom line-nya dan yang harus diperhatikan adalah tujuan (ends) karena organisasi diciptakan untuk mencapai hal itu. Organisasi adalah kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Oleh karena itu, pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifian; (2) Pendekatan sistem (system approach), yaitu efektifitas organisasi berfokus bukan pada tujuan akhir tertentu, tetapi pada cara yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan akhir itu. Dalam pendekatan ini, tujuan akhir tidak diabaikan, namun hanya dipandang sebagai satu elemen di dalam kumpulan kriteria yang lebih kompleks. Modelmodel sistem menekankan kriteria yang akan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang dari organisasi – seperti kemampuan organisasi untuk memperoleh sumber daya, mempertahankan dirinya secara internal sebagai
11
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
sebuah organisme sosial, dan berintegrasi secara berhasil dengan lingkungan eksternalnya.
Pendekatan
sistem
terhadap
efektifitas
organisasi
mengimplikasikan bahwa organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika salah satu sub bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak negatif terhadap performa keseluruhan sistem. Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang berhasil dengan konstituensi lingkungan. Kelangsungan hidup membutuhkan penggantian yang terus menerus untuk sumber konstituensi-strategis
daya yang
(strategic-constituencies
dikonsumsi; (3) Pendekatan approach),
yaitu
keefektifan
organisasi menjadi sebuah penilaian tentang sejauh mana keberhasilan sebuah organisasi dalam memenuhi tuntutan konstituensi kritisnya yaitu pihak-pihak yang menjadi tempat bergantung organisasi tersebut untuk kelangsungan hidupnya di masa depan. Organisasi dikatakan efektif apabila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat di dalam lingkungan organisasi tersebut yaitu konstituensi yang menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut. Organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompokkelompok yang berkepentingan (vested interests) bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Kiasan dari“arena politik” selanjutnya mengasumsikan bahwa organisasi
mempunyai
sejumlah
konstituensi
dengan
berbagai
tingkat
kekuasaan, yang masing-masing mencoba untuk memenuhi kebutuhannya; (4) Pendekatan nilai-nilai bersaing (competing-values approach), yaitu bahwa kriteria yang anda nilai dan gunakan dalam menilai keefektifan organisasi bergantung kepada siapa sebenarnya anda dan siapa yang anda wakili. Nilai-nilai bersaing secara nyata melangkah lebih jauh daripada hanya pengakuan tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa berbagai
12
BAB II LANDASAN TEORI
macam pilihan tersebut dapat dikonsolidasikan dan diorganisasi. Pendekatan nilai-nilai bersaing mengatakan bahwa ada elemen umum yang mendasari setiap daftar kriteria efektifitas organisasi yang komprehensif dan bahwa elemen tersebut dapat dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menciptakan kumpulan dasar mengenai nilai-nilai bersaing. Masing-masing kumpulan tersebut lalu membentuk sebuah model keefektifan yang unik. Pemahaman terhadap suatu penelitian harus didasarkan atas suatu kerangka kerja analisa yang dipakai sebagai pedoman. Kerangka kerja ini merupakan variabel yang memainkan peranan penting dalam memperlancar terwujudnya keberhasilan organisasi. Menurut Steers (1985), kerangka kerja yang dipakai dapat mengidentifikasi empat rangkaian variabel yang berhubungan dengan efektifitas, yakni ciri organisasi, ciri lingkungan, ciri pekerja serta kebijakan dan praktek manajemen. 1. Ciri organisasi Penekanan ciri organisasi oleh Steers adalah terhadap struktur dan teknologi karena kedua variabel tersebut sangat mempengaruhi efektifitas organisasi. Perubahan yang bersifat inovatif dalam hubungan interaktif antar anggota-anggota organisasi atau penyusunan hubungan SDM akan meningkatkan efektifitas organisasi. Dengan tercapainya berbagai kemajuan di dalam struktur organisasi, misalnya dengan meningkatkan
spesialisasi
fungsi,
ukuran
organisasi,
sentralisasi
pengambilan keputusan dan formalisasi akan meningkatkan produktivitas organisasi.
Tercapainya
kemajuan
di
dalam
teknologi
dapat
memperkenalkan cara-cara yang lebih produktif dengan menggunakan sarana-sarana
baru
akan
mempengaruhi
efektifitas
organisasi.
13
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Pemanfaatan kedua hal tersebut secara baik, yakni struktur dan teknologi akan mempermudah organisasi untuk mencapai tujuannya. Peranan manajer/direktur di dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungan dan merumuskan sasaran-sasaran pokok sangat menentukan sebab akan membawa kemajuan-kemajuan di dalam organisasi. Ciri organisasi yang berupa struktur organisasi meliputi faktor luasnya desentralisasi, faktor ini akan mengatur atau menentukan sampai seberapa jauh para anggota organisasi dapat mengambil keputusan atau diikutsertakan dalam pengambilan keputusan. Faktor lainnya yaitu spesialisasi pekerjaan yang membuka peluang bagi para pekerja untuk mengembangkan
diri
dalam
bidang
keahliannya
sehingga
tidak
mengekang daya inovasi mereka. Faktor formalisasi berhubungan terhadap tingkat adaptasi organisasi terhadap lingkungannya yang selalu berubah. Semakin formal suatu organisasi semakin sulit organisasi itu untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Hal diatas berpengaruh terhadap efektifitas organisasi, karena faktor tersebut menyangkut para pekerja yang cenderung lebih terikat pada organisasi dan merasa lebih puas jika mereka mempunyai kesempatan mendapat tanggung jawab yang lebih besar dan mengandung lebih banyak variasi jika peraturan dan ketentuan yang ada dibatasi seminimal mungkin. Tanda-tanda organisasi yang baik dan efektif antara lain; (a) Tujuan organisasi itu jelas dan realistis, (b) Pembagian kerja dan hubungan pekerjaan antara unit-unit, sub sistem-sub sistem atau bagian-bagian harus baik dan jelas, (c) Organisasi itu harus menjadi alat dan wadah yang efektif dalam mencapai tujuan, (d) Tipe organisasi dan strukturnya harus sesuai dengan
14
BAB II LANDASAN TEORI
kebutuhan, (e) Unit-unit kerja (departemen, bagian) nya ditetapkan berdasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan, (f) Rentang kendali setiap bagian harus berdasarkan volume pekerjaan dan tidak boleh terlalu banyak, (g) Jenis wewenang (authority) yang dimiliki setiap pejabat harus jelas. 2. Ciri Lingkungan Baik lingkungan ekstern maupun lingkungan intern mempengaruhi efektifitas organisasi. Lingkungan ekstern merupakan semua kekuatan yang timbul di luar batas-batas organisasi dan mempengaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi. Pengaruh lingkungan ekstern meliputi derajat kestabilan yang relatif dari lingkungan, derajat kompleksitas lingkungan dan derajat ketidakpastian lingkungan. Yang termasuk dalam lingkungan luar antara lain adalah hukum, ekonomi dan pasar di mana organisasi berusaha mendapatkan sumber daya dan mendistribusikan keluarannya. Lingkungan intern dikenal sebagai iklim organisasi, yang meliputi macam-macam atribut lingkungan kerja, khususnya atribut-atribut yang diukur pada tingkat individual. Lingkungan dalam meliputi kebudayaan dan sosial yang sangat menentukan perilaku kerja. Ciri lingkungan menjelaskan bahwa keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menanggapi lingkungannya. Dalam menentukan tepat-tidaknya tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan, ada tiga variabel kunci yang dipakai yakni tingkat keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan dan tingkat rasionalitas organisasi. Dengan arti lain, semakin tepat tanggapannya, maka semakin berhasil kemampuan organisasi
15
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pemantauan yang terus-menerus terhadap perubahan lingkungan harus diikuti dengan penyesuaian standar design, teknologi, sasaran dan perilaku organisasi. Dalam hubungan ini terdapat suatu pola dimana tingkat keterdugaan dari keadaan lingkungan disaring oleh para pengambil keputusan dalam organisasi melalui ketepatan persepsi yang tepat mengenai lingkungan dan
pengambilan
keputusan
yang
sangat
rasional
akan
dapat
pekerja
juga
memberikan sumbangan terhadap efektifitas organisasi. 3. Ciri Pekerja Selain
ciri
organisasi
dan
ciri
lingkungan,
mempengaruhi tingkat efektifitas organisasi sebab lancar-tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi tergantung dari kemampuan pekerja sendiri. Kemajemukan yang ada dalam suatu organisasi (organization diversity) menggambarkan perbedaan individual di antara pekerja. Perbedaan individual menggambarkan perbedaan di dalam pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan. Hal yang dipengaruhi di dalam pencapaian efektifitas adalah rasa keterikatan terhadap organisasi atau jangkauan identifikasi para pekerja dengan majikannya dan prestasi kerja individual. Katz Kahn (1966) dalam Steers (1985) meneliti peranan tingkah
laku
dalam
efektifitas
organisasi
harus
memenuhi
tiga
persyaratan tingkah laku yaitu: Pertama, setiap organisasi harus mampu membina dan mempertahankan suatu armada kerja yang mantap yang terdiri dari pekerja baik pria maupun wanita yang terampil. Hal ini berarti disamping
mengadakan
penerimaan
dan
penempatan
pegawai,
organisasi juga harus mampu memelihara para pekerja dengan imbalan
16
BAB II LANDASAN TEORI
yang pantas dan memadai sesuai dengan kontribusi individu dan yang relevan bagi pemuasan kebutuhan individu. Kedua, organisasi harus dapat menikmati prestasi peranan yang dapat diandalkan dari para pekerjanya. Sering terjadi manajer puncak yang seharusnya memikul tanggung jawab utama dalam merumuskan kebijakan organisasi, membuang terlalu banyak waktu untuk keputusan dan kegiatan seharihari yang sepele dan mungkin menarik akan tetapi tidak relevan dengan peranannya, sehingga berkurangnya waktu yang tersedia bagi kegiatan kearah tujuan yang lebih tepat. Bila sebuah organisasi ingin beroperasi efektif, setiap anggota bukan hanya harus bersedia berkarya, tetapi juga harus bersedia melaksanakan tugas khusus yang menjadi tanggung jawab utamanya. Terakhir, disamping prestasi peranan yang dapat diandalkan, organisasi yang efektif menuntut agar para pekerja mengusahakan bentuk tingkah laku yang spontan dan inovatif. Job discription tidak akan dapat secara mendetail merumuskan apa yang mereka kerjakan setiap saat, karena jika terdapat keadaan darurat atau yang luar biasa, individu harus mampu bertindak atas inisiatif sendiri atau mengambil keputusan dan mengadakan tanggapan terhadap yang paling baik bagi organisasi. Peranan pekerja sangat mempengaruhi proses pencapaian tujuan sebab menyangkut tingkat produktivitas kerja di dalam menghasilkan output. Apabila pekerja bekerja secara produktif dan memperbesar serta memperlancar kemungkinan tercapainya tujuan organisasi, maka efektifitas kerja akan meningkat. Di lain pihak, apabila para pekerja dihadapkan pada situasi dimana tujuan pribadi mereka
17
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
bertentangan dengan sasaran organisasi, maka efektifitas kerja akan berkurang. 4. Kebijakan dan Praktek Manajemen Kebijakan dan praktek manajemen merupakan mekanisme yang meliputi penetapan tujuan strategi, pencarian dan pemanfaatan sumber daya
secara
efisien,
menciptakan
lingkungan
prestasi,
proses
komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan serta adaptasi dan inovasi organisasi. Dalam hal ini, peranan manajer sangat penting untuk
mengarahkan
kegiatan-kegiatan
secara
proporsional
untuk
mencapai tujuan. Sebuah kebijakan yang baik adalah kebijakan yang berjalan, yang membuat kebijakan itu berjalan adalah bila kebijakan tersebut secara jelas membawa kita kearah yang ingin kita tuju. Kebijakan harus dipahami dan menuntut adanya kontribusi para pelaksana kebijakan dalam penetapannya, karena merekalah yang akan menjadi implementor dari kebijakan yang telah dibuat.
Musyawarah untuk
mencapai mupakat diperlukan pula dalam menetapkan suatu kebijakan dalam
suatu organisasi.
Kebijakan dan paraktik manajemen ini
berpengaruh terhadap efektifitas organisasi, karena para pekerja dalam organisasi yang menentukan efektif atau tidaknya suatu organisasi dapat digerakkan oleh manajer yang baik untuk melaksanakan kebijakan guna mencapai tujuan organisasi.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa pendekatan efektifitas bertumpu pada dua posisi yang dominan yaitu pendekatan tujuan (goal attainment) dan sistem. Yang pertama menetapkan efektifitas organisasi sebagai pencapaian
18
BAB II LANDASAN TEORI
tujuan akhir. Yang terakhir memfokuskan diri kepada cara-cara mendefinisikan efektifitas organisasi sebagai kemampuan untuk memperoleh masukan, memproses masukan tersebut, menyalurkan keluaran, dan mempertahankan stabilitas dan keseimbangan di dalam sistem. Kelebihan utama dari dua pendekatan ini adalah bahwa sukses organisasi diukur menurut maksud organisasi dan menurut pertimbangan orang luar mengenai apa yang seharusnya dilakukan organisasi tersebut. Karena setiap organisasi memiliki tujuan-tujuan tersendiri dan mempunyai cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut, maka masuk akal kiranya untuk mengetahui keunikan yang terjadi dalam usaha mengadakan evaluasi yang bersifat obyek. Oleh karena yang menjadi obyek penelitian ini adalah organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, maka pengukuran yang akan dilakukan terhadap konsep efektifitas dengan ancangan pendekatan tujuan dan sistem adalah tujuan dan kegiatan organisasi secara keseluruhan dan terpadu. Keseluruhan penjelasan dan pemahaman tentang konsep efektifitas organisasi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa efektifitas organisasi adalah kemampuan atau keberhasilan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara-cara atau proses yang berkesinambungan. 2. 2
Budaya Organisasi
2.2.1. Teori dan Definis Budaya Organisasi Stephen P. Robbins (1994) mendefinisikan budaya organisasi dalam beberapa hal, misalnya, sebagai “nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi”, “falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan”, “cara pekerjaan dilakukan di tempat itu”, dan “asumsi
19
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi”. Suatu peninjauan yang lebih mendalam dari sederet definisi memperlihatkan sebuah tema sentral – budaya organisasi merujuk pada suatu sistem pengertian yang diterima secara bersama. Kusdi (2011) dalam bukunya berjudul “Budaya Organisasi” telah memaparkan berbagai definisi budaya organisasi menurut para ahli, diantaranya: Caren Siehl dan Janne Martin (1984), “Kultur organisasi dapat dibayangkan sebagai lem yang merekat organisasi menjadi satu kesatuan melalui suatu kebersamaan dalam hal pola-pola makna, kultur terfokus pada nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan harapan-harapan yang dimiliki bersama para anggota; Edgar Schein (1985), Kultur Organisasi adalah suatu pola asumsiasumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dibangun suatu kelompok dalam proses learning untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, serta telah terbukti berjalan cukup baik sehingga dianggap valid dan harus diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat dalam memandang, ini.Bahkan
berpikir,
Kennedy,
dan A
merasa
Allan
and
berkaitan Deal,
E
dengan
masalah-masalah
Terrence
(2000)
dalam
Sembiring(2012) mengatakan bahwa “The Corof the Culture: Values. Inti dari budaya organisasi adalah nilai. Nilai-nilai itu dipahami dan ditularkan oleh pimpinan ke seluruh anggota organisasi mulai dari unit yang terendah sampai dengan manajemen senior, dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Menurut Daniel R. Denison (1990), budaya organisasi adalah suatu istilah yang muncul untuk mengartikan variabel-variabel perilaku yang menarik banyak penelitian. Budaya itu sendiri mengacu pada nilai keyakinan dan prinsipprinsip yang ada sebagai dasar untuk mengelola organisasi. Prinsip dasar tersebut akan diperjelas dan didukung oleh praktek manajemen dan perilaku
20
BAB II LANDASAN TEORI
yang ada. Budaya organisasi menurut Denison mempunyai pengaruh terhadap keefektifan suatu organisasi. Budaya organisasi dapat dilihat dari aspek rasa Keterlibatan (involvement), Konsistensi (consistency), Adaptabilitas (adaptability), dan Misi (mission). 1. Keterlibatan (involvement) Tingkat keterlibatan dan partisipasi yang tinggi dari pegawai akan meningkatkan rasa tanggung jawab. Rasa kepemilikan dan tanggung jawab tersebut akan meningkatkan komitmen pegawai terhadap organisasi sehingga tidak memerlukan kontrol yang terbuka. Dengan rasa keterlibatan yang tinggi juga diharapkan dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan,
dimana
hal-hal
tersebut
penting
dalam
membantu
menyelesaikan pekerjaan. 2. Konsistensi (consistency) Konsistensi menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki organisasi yang perlu dipahami oleh para anggota organisasi. Nilai-nilai tersebut meliputi masalah komunikasi, kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan, toleransi, penghargaan terhadap prestasi. Hal-hal tersebut mempunyai dampak yang positif terhadap proses pencapaian tujuan organisasi dan perlu dibangun atau dikembangkan dalam organisasi secara konsisten. Komunikasi
merupakan
sesuatu
yang
penting,
karena
mempunyai unsur-unsur antara lain: suatu kegiatan untuk
komunikasi membuat
seseorang mengerti, suatu sarana pengaliran informasi, dan suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu. Kerjasama dalam melaksanakan
pekerjaan
harus
dibiasakan,
karena
dengan adanya
kerjasama maka akan membantu mempermudah pencapaian tujuan.
21
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Penghargaan terhadap prestasi yang dicapai, harus dibentuk dalam format yang baik, dan tepat, agar dapat dijadikan motivasi dalam bekerja. 3. Adaptabilitas (adaptability) Menekankan pentingnya adaptabilitas di dalam organisasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Perubahan-perubahan dalam lingkungan dapat berwujud perkembangan teknologi, perubahan kondisi ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap pegawai, tuntutan pengguna terhadap produk organisasi. Adaptabilitas tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi tetapi juga sebagai tantangan pengembangan organisasi. 4. Misi (mission) Hal ini menekankan pada pentingnya kejelasan misi dan tujuan dari suatu organisasi bagi para anggotanya. Beberapa ahli berpendapat bahwa pengertian akan misi memberikan dua pengaruh utama pada fungsi organisasi, yaitu: 1) suatu misi memberikan kegunaan dan arti yang menentukan peran sosial dan tujuan ekstra dari suatu lembaga dan menentukan peran-peran individu dari lembaga tersebut. Proses internalisasi dan identifikasi ini memberikan komitmen jangka pendek dan jangka panjang serta mengarah pada efektifitas organisasi; 2) pengertian akan misi akan memberikan kejelasan arah pada tingkat individu, ada rasa percaya bahwa kesuksesan organisasi membutuhkan adanya koordinasi yang merupakan hasil dari menentukan tujuan bersama.
Dari penjelasan teori dan definisi di atas, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan karateristik organisasi, bukan individu anggotanya. Jika organisasi disamakan dengan manusia, maka budaya organisasi merupakan personalitas atau kepribadian organisasi. Akan tetapi,
22
BAB II LANDASAN TEORI
budaya organisasi membentuk perilaku organisasi anggotanya, bahkan tidak jarang perilaku anggota organisasi sebagai individu digerakkan oleh budaya organisasi. Sehubungan dengan itu, jika dikaitkan dengan organisasi pemerintah, budaya organisasi adalah sistem tata nilai bersama yang mewujudkan integrasi internal serta adaptasi eksternal dalam mendorong terwujudnya motivasi dan perilaku serta kinerja organisasi pemerintah terutama dalam bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan masyarakat (Masana Sembiring, 2012).
2.2.2. Fungsi Budaya Organisasi Dalam buku berjudul “Budaya&Kinerja Organisasi” oleh Masana Sembiring (2012), ada beberapa pendapat tentang fungsi budaya organisasi diantaranya yaitu: 1. Fungsi Budaya Organisasi menurut Robbins (2006): “Pertama, menetapkan tapal batas; artinya budaya organisasi menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain; kedua, budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi; ketiga, budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang; keempat, budaya
itu
meningkatkan
kemantapan
sistem
sosial
(perekat/
mempersatukan anggota organisasi). Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standarstandar yang tepat mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota organisasi; dan kelima, budaya organisasi berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku para anggota organisasi.”
23
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
2. Schein pada Tika (2008) mengemukakan fungsi organisasi dalam tiga fase yaitu: a. Fase awal merupakan tahap pertumbuhan suatu organisasi. Pada tahap ini, fungsi budaya organisasi terletak pada pembeda, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kelompok atau organisasi lain; b. Fase pertengahan hidup organisasi. Pada Fase ini budaya organisasi berfungsi sebagai integrator karena munculnya sub-sub budaya baru, sebagai penyelamat krisis identitas dan membuka kesempatan untuk mengarahkan perubahan budaya organisasi; c. Fase dewasa. Pada fase ini, budaya organisasi dapat berfungsi sebagai penghambat dalam berinovasi, karena berorientasi pada kebesaran dan kemapanan masa lalu dan menjadi sumber nilai untuk berpuas diri. 3. Masana Sembiring (2012), mengemukakan sejumlah fungsi budaya organisasi sebagai berikut: a. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain. Semua organisasi memiliki identitas masing-masing yang berbeda satu dengan yang lain; b. Sebagai perekat bagi para anggota organisasi. Mereka merasa bangga memiliki dan menjadi pegawai dari organisasi; c. Sebagai kekuatan penggerak. Budaya organisasi bersifat dinamis, menjadi pedoman dalam bersikap dan bertindak bagi para anggota organisasi; d. Sebagai hal yang diwariskan. Budaya organisasi diajarkan dan ditularkan kepada orang-orang yang baru masuk sebagai penerus generasi organisasi;
24
BAB II LANDASAN TEORI
e. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan. Organisasi berada pada lingkungan yang terbuka yang mengalami perubahan. Organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya agar supaya dapat eksis. f.
Sebagai proses belajar. Budaya organisasi dapat mengalami perubahan dan setiap anggota organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan budaya organisasi.
g. Sebagai milik bersama. Budaya organisasi menjadi nilai-nilai bersama yang diterima oleh seluruh anggota organisasi. h. Sebagai simbol. Budaya organisasi sebagai sarana yang mengikat dan mempersatukan seluruh anggota organisasi. i.
Memberikan rasa identitas ke para anggota organisasi.
j.
Menumbuhkan komitmen bersama. Budaya organisasi menumbuhkan kemauan para anggota organisasi untuk menjalankan visi dan misi organisasi,
k. Memantapkan sistem sosial. Budaya organisasi mendorong terjadinya hubungan informal diantara para anggota organisasi. l.
Sebagai mekanisme pengendali dan pembentuk sikap dan perilaku para anggota organisasi.
m. Sebagai integrator. Budaya organisasi dapat berkembang karena adanya departementasi dan pemekaran organisasi, sehingga muncul sub budaya baru dalam organisasi. Sub-sub budaya itu kemudian diintegrasikan oleh budaya yang dominan dalam organisasi, sehingga tetap tercipta persatuan dan kesatuan dalam organisasi.
25
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
n. Sebagai penghambat untuk berinovasi. Budaya organisasi dapat pula menjadi penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi karena budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah yang terjadi berdasarkan adaptasi lingkungan eksternal dan integrasi internal organisasi sesuai dengan pendapat Schein. Pimpinan organisasi harus berubah sesuai dengan perubahan lingkungan organisasi. Ia harus tidak status quo.
2.2.3. Dimensi Budaya Organisasi Budaya organisasi terdiri dari beberapa faktor, elemen, karakteristik atau dimensi. Masing-masing dimensi memerlukan pengetahuan tersendiri, agar dapat memahami budaya organisasi secara utuh. Melalui dimensi-dimensinya budaya organisasi diukur. Beberapa pendapat tentang dimensi budaya organisasi dari para penulis, diantaranya: 1. Pendapat Schein(2010): Schein mengemukakan lima dimensi budaya organisasi sebagai berikut: a. Assumptions about external adaptation; Assumptions about external adaptation meliputi segala sesuatu yang berkiatan dengan adaptasi lingkungan luar organisasi. Asumsi dasar yang terkait dengan adaptasi dengan lingkungan organisasi terdiri dari: misi dan strategi, konsensus terhadap goal, cara atau alat untuk mencapai goal, memperoleh data dan informasi serta kriteria-kriteria pengukuran dan pengembangan konsensus untuk perbaikan sasaran dan tujuan yang belum dicapai dengan baik; b. Assumtion aboout Internal Integration;
26
BAB II LANDASAN TEORI
Assumtion aboout Internal Integration adalah semua faktor yang berkaitan dengan integrasi ke dalam organisasi seperti komunikasi yang baik, batas-batas kelompok organisasi, kemampuan mengenal diri sendiri, distribusi kewenangan dan status, aturan main dan saling mengasihi dalam organisasi, penghargaan dan sanksi hukuman serta penjelasan
tentang
ideologi
dan
penyuluhan
tentang
kepercayaan/agama yang berkaitan dengan ketergantungan anggota organisasi kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. Assumtion aboout reality and truth; Assumtion aboout reality and truth meliputi segala sesuatu asumsi dasar tentang realitas dan kebenaran. Hal ini juga terkait dengan sifat-sifat ruang, manusia, aktivitas manusia dan hubungan antar manusia; d. Assumption about the nature of time and space; Assumption about the nature of time and space meliputi segala sesuatu mengenai sifat waktu dan sifat ruang yang dapat didayagunakan untuk mencapai kinerja anggota dan kinerja organisasi secara keseluruhan; e. Assumption about human nature, activity and relationship. Assumption about human nature, activity and relationship adalah faktorfaktor budaya yang berhubungan dengan hakikat sifat manusia, sifat aktivitas manusia dan sifat hubungan antar manusia. 2. Pendapat Masana Sembiring (2012): Masana
Sembiring
berpendapat
bahwa
dimensi
atau
karakteristik
budayaorganisasi khususnya sektor publik atau birokrasi pemerintah adalah sebagai berikut: 1. Iman dan Taqwa;
27
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Terdiri atas: Hormat Kepada TYME Pencipta Alam Semesta, Menjalankan Ibadah Secara Teratur, Kesetiaan, Saling Menghormati, Saling Menolong, Kejujuran, Keadilan, Netralitas, dan Keteladanan Yang Baik di dalam dan di luar organisasi; 2. Profesionalisme; Terdiri atas: Akuntabel, Transparansi, Kedisiplinan, Kemauan dan Kemampuan Integrasi Internal dan Adaptasi Eksternal, Efektif dan Efisien, Peningkatan Kualitas Terus Menerus, Dinamika, Penegakan Hukum Visioner; 3. Orientasi Masyarakat; Terdiri atas: Pelayanan, Pengaturan, Pemberdayaan, Ketanggapan Keluhan,
Kesejahteraan,
Aspirasi,
Partisipasi,
Penghargaan,
Pengawasan, dan Sanksi Hukuman; 4. Orientasi Kinerja; Tediri atas: Kerja Keras, SOP, Kuantitas, Kualitas, Sumber Daya, Tim Kerja, Kinerja Tim, Evaluasi dan Pelaporan, Kinerja Organisasi Sektor Publik; 5. Orientasi Kesejahteraan Pegawai; Terdiri atas: Jaminan atas resiko pekerjaan, Kompensasi, Keseimbangan, Pengembangan, dan Jaminan Pensiun.
2.2.4. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektifitas Organisasi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di atas, menurut Daniel R.Denison (1990), ada empat konsep yang perlu diperhatikan untuk mengukur kekuatan suatu budaya organisasi, yaitu involvement, consistency, adaptability
28
BAB II LANDASAN TEORI
dan mission. Keempat konsep tersebut adalah merupakan kerangka kerja untuk melihat hubungan budaya organisasi dan efektifitasorganisasi. Pendapat lain dari Daniel R.Denison yaitu bahwa efektifitas organisasi merupakan fungsi dari budaya organisasi tersebut. Hubungan antara budaya organisasi dengan efektifitas organisasi tersebut didefinisikan sebagai berikut: 1. Efektifitas merupakan fungsi dari nilai dan keyakinan yang dianut oleh para anggota suatu organisasi. Nilai-nilai khusus mempengaruhi efektifitas. Pendapat ini merupakan pendapat yang sukar untuk dijelaskan mengapa budaya organisasi dapat mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Walaupun demikian keyakinan yang dipegang teguh, pengertian akan misi atau konsentrasi berasal dari sekumpulan nilai-nilai dan keyakinan yang dihayati yang memberikan dasar berpijak untuk koordinasi kegiatan dalam suatu organisasi. 2. Efektifitas
merupakan
fungsi
dari
kebijakan-kebijakan
dan
praktek
manajemen sumber daya manusia dan lingkungan internal dari sebuah organisasi, mempengaruhi performance dan efeknya. Ketentuan dalam pemecahan konflik, perencanaan suatu strategi, pendesainan pekerjaan akan menghasilkan performance yang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Efektifitas merupakan fungsi dari perwujudan nilai-nilai inti dan keyakinan kedalam kebijakan-kebijakan dan praktek manajemen dengan cara yang konsisten. Pandangan dari seorang pemimpin harus dioperasionalkan melalui tindakan, membangun suatu budaya yang kuat berarti konsistensi yang tinggi antara nilai-nilai dan tindakan. Tindakan ini merupakan bentuk dari konsistensi yang sering disebutkan sebagai suatu sumber kekuatan
29
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
suatu organisasi dan sebagai suatu jalan untuk memperbaiki performance dan efektifitas. 4. Efektifitas merupakan fungsi dari hubungan antara nilai-nilai dan keyakinan, praktek dari organisasi, dan lingkungan dunia usaha dari organisasi tersebut.
Keefektifan mensyaratkan bahwa budaya, strategi, lingkungan, dan teknologi sebuah organisasi bersatu. Makin kuat budaya suatu organisasi, makin penting bahwa budaya tersebut cocok untuk meningkatkan efektifitas organisasi. (Stephen P. Robbins, 1994).
2. 3
Motivasi
2.3.1. Pengertian Motivasi Dalam buku berjudul “Perilaku Organisasi” oleh Basalamah (2004), Greenberg dan Baron (2003)mendefiniskan motivasi sebagai seperangkat proses yang mendorong, mengarahkan dan menjaga perilaku manusia ke arah pencapaian beberapa tujuan. Robbins (2003) sendiri mendefiniskan motivasi sebagai proses yang menimbulkan intensitas seseorang, mengarahkan dan menjaga agar orang tersebut tetap berupaya mencapai suatu tujuan. Sementara itu George dan Jones (2002) dalam Basalamah (2004) mendefiniskan motivasi bukan sebagai suatu proses melainkan sebagai suatu kondisi, yaitu faktor-faktor psikologis yang ada dalam diri seseorang yang menentukan arah bagi perilaku orang tersebut di dalam organisasi, menentukan tingkatan upaya orang yang bersangkutan, serta tingkatan konsistensi yang bersangkutan dalam menghadapi tantangan.
30
BAB II LANDASAN TEORI
Dari tiga definisi di atas, Anies S.M. Basalamah menyimpulkan bahwa motivasi
adalah
segala
sesuatu
yang
menyebabkan
seseorang
untuk
melaksanakan sesuatu (dorongan) dan mengarahkan perilakunya ke arah pencapaian sesuatu tersebut secara konsisten. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi menjadi penting ketika ukuran kerja yang dipersoalkan. Dari jenjang efektifitas diketahui bahwa terdapat efektifitas individu, yang akan bergabung menjadi efektifitas kelompok, dan penggabungan selanjutnya menjadi efektifitas organisasi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Robbins (2003) yang mengatakan bahwa motivasi sebagai suatu proses yang menghasikan suatu intensitas, arah, dan ketekuanan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan, sementara motivasi umum bersangkutan dengan upaya ke arah setiap tujuan dan fokus pada tujuan organisasi dalam perilaku yang berkaitan dengan kerja.
2.3.2. Teori Motivasi Koeswara
(1995)
menjelaskan
bahwa
Abraham
Maslow
telah
mengembangkan teori motivasi yang menekankan pada pertumbihan diri, yang ia sebut aktualisasi diri (self actualization). Sebagai bapak spiritual dari psikologi humanistik, Maslow mengembangkan teori motivasi atau teori kepribadian dengan bertumpu pada sejumlah anggapan dasar mengenai manusia dan tingkah laku yang khas ajaran psikolog humanistik. Maslow menyusun teori motivasi yang dikenal dengan sebutan teori kebutuhan bertingkat, dan aktuatlisasi diri sebagai kebutuhan yang paling tinggi.
31
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Maslow yakin bahwa banyak tingkah laku manusia yang bisa diterangkan dengan memperhatikan tendensi individu untuk mencapai tujuan-tujuan personal yang membuat kehidupan dirinya memuaskan dan penuh makna. Keyakinan ini mendorong Maslow untuk menyusun teori kebutuhan yang di dalamnya mencakup lima kebutuhan universal. Menurut Maslow, lima kebutuhan dasar dan universal tersusun dalam tingkatan, yaitu kebutuhan yang ada di bawah pemuasannya lebih mendesak daripada kebutuhan yang ada di atasnya. Maslow menambahkan bahwa individu tidak akan berusaha meloncat ke pemuasan kebutuhan ke tingkat atas sebelum kebutuhan yang ada di bawah terpuaskan. Bagaimanapun, manusia adalah makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Ini menurut Maslow ditunjukkan oleh fakta bahwa kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam diri manusia tidak pernah berhenti menuntut pemuasan. Kebutuhan yang pada suatu saat telah terpuaskan, di lain saat akan kembali menuntut pemuasan. Demikian seterusnya, sehingga tuntutan dan pemuasan kebutuhan-kebutuhan membentuk lingkaran yang tak berujung, untuk
jelasnya
marilah
perinci
satu
per
satu
lima
kebutuhan
yang
dimaksud.Susunan kebutuhan bertingkat menurut Maslow (Hierarchy of Needs):
Kebutuhan akan aktualisasi diri Kebutuhan akan rasa harga diri Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis
Gambar 2.1. Kebutuhan Bertingkat Maslow
32
BAB II LANDASAN TEORI
a. Kebutuhan-Kebutuhan Dasar Fisiologis(physiological needs) Kebutuhan
fisik
adalah
kebutuhan
pokok
untuk
memelihara
kelangsungan hidup manusia, seperti makanan, udara, tidur, dsb. Misalnya, manusia akan termotivasi untuk bekerja ketika ia memerlukan uang untuk membeli kebutuhan pangan keluarganya. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis (physiological needs), sebagaimana terlihat dalam gambar adalah kebutuhan-kebutuhan manusia yang paling dasar. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis terdiri dari kebutuhan-kebutuhan yang pemuasannya ditujukan pada pemeliharaan proses-proses biologis dan kelangsungan hidup. Misalnya kebutuhan akan makanan, air, udara, seks, dan sebagainya. Sebagai
kebutuhan-kebutuhan
kelangsungan
hidup,
maka
yang
paling
dasar
kebutuhan-kebutuhan
dan
menyangkut
dasar
fisiologis
pemuasannya paling mendesak dan paling didahulukan oleh individu. Karenanya individu tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan lain sebelum salah satu kebutuhan fisiologis terpuaskan. Dalam perumpamaan umum bisa dinyatakan bahwa jika sedang lapar, kita tidak akan tergerak untuk memecahkan soal matematika, atau membuat komposisi musik. b. Kebutuhan Akan Rasa Aman(security or safety needs) Kebutuhan akan rasa aman (need for security) adalah salah satu kebutuhan yang akan muncul dominan pada diri individu apabila kebutuhankebutuhan fisiologisnya telah terpuaskan. Manusia selalu mencari cara untuk merasa aman. Untuk mencapai rasa aman tersebut, manusia akan berusaha dengan berbagai cara. Dalam dunia kerja misalnya, pegawai akan bekerja dengan semangat dan berusaha sebaik-baiknya ketika mereka merasa tidak aman, atau ada ancaman diberhentikan dari pekerjaannya.Kebutuhan akan
33
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
rasa aman adalah kebutuhan individu untuk memperoleh ketenteraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya. Maslow mencatat bahwa kebutuhan akan rasa aman juga bisa dilihat pada orang-orang dewasa sebagai suatu kebutuhan yang normal. Misalnya ditunjukkan untuk memperoleh
pekerjaan
tetap,
perlindungan
kerja,
dan
membayar
asuransi.Selanjutnya Maslow mengemukakan bahwa tipe tertentu dari keadaan neurotik, yakni obsesi-kompulsi, terutama didorong oleh rasa terancam dan pencarian rasa aman. Orang yang mengalami obsesikompulsi,
apabila
menghadapi
situasi-situasi
yang
dianggapnya
mengancam, biasanya akan berusaha untuk menstabilkan dunianya dengan cara berpenampilan rapi, teratur, dan disiplin. Kebutuhan akan rasa aman dari orang-prang neurotik itu juga sering diekspresikan melalui hasrat mencari pelindung atau orang kuat yang bisa dijadikan tempat bergantung (Maslow,1970). c. Kebutuhan Akan Cinta Dan Rasa Memiliki(social/love needs) Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (need for love and belongingness)
adalah
kebutuhan
yang
mendorong
individu
untuk
membangun hubungan afektif dengan orang lain, baik di lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan atau dalam kelompok. Bentuk kebutuhan ini adalah kebutuhan akan kasih sayang dan berpartisipasi. Salah satu implementasinya dalam dunia kerja adalah manusia akan termotivasi dalam bekerja,
ketika
di
kantor,
ia
menemui
rekan-rekan
kerja
yang
menyenangkan.Keterpisahan atau ketiadaan ikatan dengan orang lain bisa mengakibatkan individu merasa kesepian, terasing, hampa, dan tak berdaya. Keadaan semacam ini bisa dan sering dialami dalam perpisahan dengan
34
BAB II LANDASAN TEORI
orang-orang yang dicintai dan mencintai (orang tua, saudara, kekasih, atau sahabat), yang memotivasi mereka untuk membentuk ikatan baru dengan orang-orang yang dijumpai di lingkungan yang baru. Maslow menolak anggapan freud bahwa cinta berasal dari naluri seksual yang disublimasikan. Bagi Maslow, cinta dan seks adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Selanjutnya Maslow menekankan bahwa yang dibutuhkan oleh setiap orang adalah cinta yang matang, yakni cinta yang dibangun oleh dua orang atau lebih yang di dalamnya terdapat sikap saling percaya dan saling menghargai. Maslow juga menekankan bahwa kebutuhan akan cinta mencakup mencintai dan dicintai. Mencintai dan dicintai merupakan instrumen bagi adanya perasaan yang sehat. Menurut Maslow, antara pengalaman afeksi (cinta) di masa kanak-kanak dan kesehatan di masa dewasa terdapat korelasi yang signifikan. Akhirnya Maslow menyimpulkan pentingnya cinta bagi manusia dengan mengibaratkan pentingnya oli bagi mesin mobil. d. Kebutuhan Akan Rasa Harga Diri(esteem needs) Kebutuhan yang keempat yang ada pada individu menurut Maslow adalah kebutuhan akan rasa harga diri (need for self esteem). Kebutuhan untuk
memperoleh
reputasi/kemasyhuran,
kehormatan terhormat
yaitu dan
kebutuhan
dihormati.
memperoleh
Maslow
membagi
kebutuhan akan rasa harga diri ke dalam dua sub, yakni penghormatan dari diri sendiri, dan penghargaan dari orang lain. Misalnya, seseorang akan bekerja lebih giat ketika ia dihargai dan dihormati dengan pekerjaannya tersebut.Sub pertama mencakup hasrat dari individu untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, prestasi,
35
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
kemandirian, dan kebebasan. Kesemuanya mengimplikasikan bahwa individu ingin dan perlu mengetahui bahwa dirinya mampu menyelesaikan segenap tugas atau tantangan dalam hidupnya. Sub yang kedua mencakup antara lain prestasi. Dalam hal ini individu butuh penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya. Maslow menekankan bahwa terpuaskannya kebutuhan akan rasa harga diri pada individu menghasilkan rasa dan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, dan rasa mampu. Sebaliknya, terhambatnya atau tidak terpuaskannya kebutuhan akan rasa harga diri menyebabkan individu mengalami perasaan rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah, dan rasa tak berguna. Perasaan-perasaan diri yang negatif ini pada gilirannya bisa menimbulkan keraguan, kehampaan, dan keputusasaan dari individu dalam menghadapi tuntutan-tuntutan dan tantangan-tantangan hidupnya, serta menghasilkan penilaian yang rendah atas diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Maslow juga menekankan bahwa rasa harga diri yang sehat lebih didasarkan pada prestasi dan kemampuan diri ketimbang pada prestise, popularitas status, dan keturunan. Dengan perkataan lain, rasa harga diri yang sehat adalah bersumber pada hasil usaha individu. Menurut Maslow, adalah bahaya psikologis yang nyata apabila individu lebih mengandalkan rasa harga dirinya pada opini orang lain ketimbang pada kemampuan dan prestasi nyata dirinya sendiri. e. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri(self actualization needs) Sebagaimana telah disinggung di muka, kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization) adalah kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori kebutuhan bertingkat Maslow. Kebutuhan untuk memperoleh
36
BAB II LANDASAN TEORI
kebanggaan atau kebutuhan akan aktualisasi diri mengandung arti kebutuhan
untuk
membuktikan
sebagai
seseorang
yang
mampu
mengembangkan potensi dan bakatnya, sehingga mempunyai prestasi yang dibanggakan. Contohnya adalah seseorang yang memiliki profesi kurang populer dan kurang diminati banyak orang. Namun demikian, karena ia merasa bangga dan puas dengan pekerjaannya itu, ia tetap termotivasi dalam menjalaninya.Konsep kebutuhan akan aktualisasi diri diciptakan pertama kali oleh kurt goldstein, oleh Maslow diartikan sebagai kebutuhan individu untuk mewujudkan dirinya sebagai apa yang
ada dalam
kemampuannya, atau kebutuhan individu untuk menjadi apa saja menurut kemampuan (potensi) yang dimilikinya (Maslow, 1970). Menurut Maslow, bentuk khusus kebutuhan akan aktualisasi diri pada setiap orang berbeda-beda. Pada orang yang satu kebutuhan akan aktualisasi diri kemungkinan berupa keinginan untuk menjadi ibu yang ideal, sedangkan pada orang lain mungkin berupa keinginan menjadi atlet, dan seterusnya. Pendek kata, menurut Maslow, pengaktualisasian diri menunjuk pada upaya dari masing masing orang untuk menjadi yang terbaik sesuai dengan bidangnya atau sesuai dengan potensi yang dimilikinya tetapi Maslow menemukan bahwa upaya untuk memuaskan kebutuhan akan aktualisasi
diri
atau
mencapai
taraf
aktualisasi
diri
tidaklah
mudah.Selanjutnya teori motivasi Maslow ini dikembangkan dan dilengkapi oleh Maslow dan Lowery pada tahun 1998. Mereka mengembangkan kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu tingkatan yang kelima ke dalam 4 (empat) tingkatan kebutuhan yang berbeda yaitu: a. Cognitive yaitu kebutuhan untuk mengetahui, memahami dan menelusuri, b. Aesthetic yaitu
37
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
kebutuhan akan keseimbangan, keteraturan dan keindahan, c. Self Actualization yaitu kebutuhan untuk diakui aspirasi dan harapannya dan menyadari potensi diri, dan d. Seft-transcendence yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan sesuatu yang melebihi egonya atau keinginan menolong orang lain dan memenuhi aspirasi.Maslow juga berhasil menyimpulkan 15 ciri yang spesifik dari orang-orang yang mampu mengaktualisasikan diri (self actualized), yaitu: a. Mengamati Realitas Secara Efisien b. Penerimaan Atas Diri Sendiri, Orang Lain, Dan Kodrat c. Spontan, Sederhana, dan Alamiah d. Terpusat pada Masalah e. Kebutuhan Privasi f.
Kemandirian dari Lingkungan dan Kebudayaan
g. Kesegaran dan Apresiasi h. Pengalaman Puncak atau Pengalaman Mistik i.
Minat Sosial
j.
Hubungan Antarpribadi
k. Berkarakter Demokratis l.
Perbedaan Antara Cara dan Tujuan
m. Rasa Humor yang Filosofis n. Kreativitas o. Penolakan Enkulturasi
38
BAB II LANDASAN TEORI
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan bagaimana logika hubungan asimetris antara variabel motivasi dengan efektifitas organisasi, Steers (1997) mengemukakan bahwa motivasi perseorangan dalam suatu organisasi berdampak langsung pada arah pencapaian tujuan organisasi. Sebagaimana pada penjelasan teori motivasi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi kerja atau kinerja individual yang didorong oleh motivasi, secara otomatis akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melihatteori diatas, dengan demikian motivasi adalah faktor dalam diri anggota organisasi sebagai pendorong untuk bekerja secara optimal, sehingga keinginan
para
anggota
organisasi
sekaligus
tujuan
organisasi
dapat
tercapai.Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong sumber daya manusia dalam sebuah organisasi terlibat dalam membentuk goal congruence. Motivasi yang membuat sumber daya manusia melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan/efektifitas guna mencapai sasaran akhir yaitu kepuasan kerja.
39
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan budaya dan motivasi telah lama diteliti dan sudah banyak dilakukan, misalnya penelitian sebagai berikut.
No. 1
2
3
40
Judul Penelitian Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Pemimpin Terhadap Kinerja Pegawai di Bappeda di Kabupaten Gorontalo Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Unit-Unit Kerja Bappeda” (Studi Pada Kantor Bappeda Kabupaten Cianjur)
Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai (Survey pada Perbankan di Sulawesi Tenggara)
Penulis dan Tahun Mulyani (2008)
Teknik Analisis Data Regresi Berganda
Rahmat Mulyana (2006)
Regresi Berganda
Wa Ode Zusnita Muizi (2007)
Analisis Jalur
Hasil dan Kesimpulan Secara simultan sekitar 71.2% variasi pada variabel kinerja pegawai mampu diterangkan oleh variabel budaya organisasi dan komitmen pimpinan.
Variabel budaya organisasi secara parsial maupun simultan mempengaruhi kinerja Unit-Unit Kerja Bappeda secara positif dan signifikan. Secara simultan budaya organisasi berpengaruh sebesar 91.93% terhadap unit-unit kerja Bappeda. Dimensi yang paling dominan berpengaruh dari variabel budaya organisasi tentang: dimensi/karakteristik toleransi terhadap konflik, pola-pola komunikasi, dan inisiatif individual baik secara parsial maupun simultan Budaya organisasi, kepemimpinan, dan motivasi kerja berpengaruh secara signifikan, baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti bahwa semakin baik penerapan budaya organisasi, kepemimpinan, dan motivasi kerja, maka akan semakin optimal pencapaian kinerja pegawai Perbankan Sulawesi.
BAB II LANDASAN TEORI
C. Kerangka Pemikiran Perubahan paradigma atau cara pandang tentang organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini telah mengalami perubahan. Organisasi tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat atau instrumen yang bersifat formal dan rasional yang sengaja dibentuk sekedar untuk membantu manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, tetapi kini organisasi dipandang seolaholah sebagai makhluk hidup (living system) dan sebagai sebuah masyarakat dimana aspek kehidupan organisasi dan lingkungannya (environment) lebih mendapat perhatian ketimbang menempatkan organisasi sebagai alat. SDM juga kini tidak hanya dipandang sebagai alat produksi saja, tetapi kini SDM telah dipandang sebagai aset organisasi yang harus dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Organisasi sebagai makhluk hidup, selain dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya, maka kekuatan organisasi dapat dianalisis juga dari lingkungan internalnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka konsep budaya organisasi menjadi penting diperhatikan baik pada aspek eksternal maupun aspek internal, demi kelangsungan hidup organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Budaya organisasi memberikan ketegasan yang mencerminkan secara khas suatu organisasi, sehingga dapat dibedakan budaya suatu organisasi dengan budaya organisasi lainnya. Budaya organisasi melingkupi pola sikap dan perilaku seluruh anggota organisasi dan menjadi pedoman bagi setiap individu dalam melakukan interaksi secara internal maupun interaksi secara eksternal organisasi. Disisi lain, faktor motivasi turut andil mempengaruhi efektifitas organisasi. Motivasi adalah segala sesuatu yang menyebabkan
seseorang
untuk
melaksanakan
sesuatu
(dorongan)
dan
mengarahkan perilakunya ke arah pencapaian sesuatu tujuan secara konsisten.
41
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Motivasi juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam organisasi, dan apa yang memotivasi seseorang tidak selamanya membuat orang lain termotivasi oleh hal yang sama. Agar organisasi dapat berjalan dengan lancar dan efektif diperlukan pegawai yang mau dan mampu bekerja secara maksimal. Oleh karena itu pemahaman dan perhatian terhadap motivasi pegawai dalam pencapaian efektifitas organisasi menjadi sangat penting. Dalam penelitian mengenai efektifitas organisasi, sumber daya manusia dan perilaku manusia muncul sebagai fokus primer dan usaha-usaha
untuk
meningkatkan efektifitas harus selalu dimulai dengan meneliti perilaku ini ditempat kerja. Mengingat kenyataan bahwa sekarang organisasi menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam mendapatkan sumber daya yang langka dan berharga yang diperlukan untuk memenuhi baik sasaran individu maupun organisasi, keharusan memahami sifat dan proses efektifitas organisasi sangat penting artinya bagi para pimpinan. Hubungan antara budaya organisasi, motivasi dan efektifitas organisasi, bukan saja secara logis dapat diterima melainkan juga secara faktual menunjukkan bahwa perubahan budaya organisasi dan motivasi mempengaruhi bagaimana individu di dalam organisasi harus beradaptasi, sehingga dapat memberikan kinerja yang baik dalam organisasi dan pada akhirnya memberikan kontribusi dalam pencapaian efektifitas organisasi. Denison, Daniel R (1990) mengemukakan empat hipotesis utama tentang keterkaitan budaya organisasi dengan efektifitas organisasi, yaitu Involvement Hypothesis, Adaptability Hypothesis, Consistency Hypothesis, dan Mission Hypothesis.
42
BAB II LANDASAN TEORI
Involvement Hypothesis merupakan hipotesis tentang tingkat keterlibatan, yaitu sejauhmana rasa keterlibatan dan kebersamaan dalam organisasi mempengaruhi efektifitas organisasi. Adaptibility Hypothesis memfokuskan pada kemampuan organisasi beradaptasi dengan kemajuan zaman, dan bagaimana pengaruh dari adaptasi tersebut terhadap efektifitas organisasi. Consistency Hypothesis menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki organisasi dan cara organisasi menanamkan nilai-nilai sehingga memberi pengaruh terhadap efektifitas organisasi. Dan Mission Hypothesis menekankan pada ketaatan organisasi akan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta sejauhmana pengaruh penekanan tersebut terhadap efektifitas organisasi. Di sisi lain faktor motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi adalah faktor pendorong dalam diri seseorang untuk bekerja secara optimal, sehingga keinginan yang ada pada anggota organisasi dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Dalam kaitannya dengan
efektifitas
organisasi
maka
dapat
dikatakan
bahwa
motivasi
perseorangan dalam suatu organisasi berdampak langsung pada arah pencapaian tujuan organisasi, karena prestasi kerja atau kinerja individual yang didorong oleh motivasi, secara otomatis akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga efektifitas organisasi akan tercapai. Hasibuan (1996), mengatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Maslow mengemukakan hasil-hasil pemikirannya mengenai motivasi kerja manusia dalam bukunya ”Motivation and
43
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Personality”. Menurutnya seseorang bekerja atau berprilaku karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhannya dan kebutuhan manusia itu memiliki tingkatan atau hirarki. Ia mengelompokkan semua kebutuhan manusia dalam 5 (lima) tingkatan atau yang biasa disebut dengan hirarki kebutuhan Maslow, yaitu: a. Kebutuhan
fisiologis,
seperti
pangan,
sandang dan papan; b. Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental dan psikologis, termasuk di dalamnya terbebas dari ancaman fisik dan kehilangan pekerjaan; c. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan pergaulan dan diterima dalam lingkungan sosialnya, kasih sayang dan afiliasi yaitu hasrat untuk mendapatkan hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab; d. Kebutuhan akan penghargaan dan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; e. Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Satu hal yang penting dalam penelitian tentang efektifitas organisasi adalah tindakan merinci sifat hubungan antara beberapa rangkaian variabel pokok yang secara bersama-sama mempengaruhi hasil yang diinginkan (efektifitas) dengan membuat kerangka kerja analisis sebagai pedoman untuk memahami berbagai aspek tentang efektifitas organisasi. Kerangka kerja disini mengidentifikasi empat rangkaian variabel pokok yang berhubungan dengan masalah efektifitas yaitu karakteristik organisasi, karakteristik lingkungan, karakteristik pekerja serta kebijakan dan praktek manajemen(Richard M. Steers, 1985). Karakteristik organisasi yang diharapkan untuk dapat mencapai suatu efektifitas yaitu suatu organisasi yang dinamis, yang senantiasa mengarahkan organisasinya pada perbaikan dan pengembangan organisasi. Karakteristik
44
BAB II LANDASAN TEORI
lingkungan yang menggambarkan suatu organisasi yang efektif yaitu suatu organisasi yang mengembangkan iklim organisasi yang berorientasi pada prestasi dan perhatian terhadap pegawai serta berkembangnya iklim keadilan baik berupa penghargaan terhadap pegawai (reward) maupun hukuman (punishment). Karakteristik pekerja menunjukkan sejauhmana keterikatan pekerja dengan organisasi, dan keinginan pekerja untuk berkarya dalam kerja dan memberikan sumbangannya bagi pencapaian tujuan organisasi. Kebijakan dan Praktek manajemen meliputi pencarian dan pemanfaatan sumber daya (terutama SDM), penciptaan lingkungan prestasi dan penyusunan tujuan strategis termasuk penanaman tujuan tersebut kepada pekerja. Dari penjelasan di atas, maka kerangka pemikiran tersebut terangkum dalam bagan kerangka pemikiran berikut ini: Budaya Organisasi Daniel R. Denison (1990)&Nilai Kemenkeu
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Involvement Consistency Adaptability Mission Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan Motivasi E. Koeswara (1995)
1. 2. 3. 4. 5.
Efektifitas Organisasi Richard M. Steers (1985)
1. 2. 3. 4.
Karakteristik Organisasi Karakteristik Lingkungan Karakteristik Pekerja Kebijakan & Praktek Manajemen
Self-Actualization Esteem Love/Belonging Safety Physiological
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Konseptual Penelitian Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Efektifitas Organisasi pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
45
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
D. Hipotesis Penelitian Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan ex post facto, hipotesis sangat diperlukan. Hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara, sehingga masih memerlukan pembuktian. Pembuktian yang ingin dicapai adalah sebagai upaya untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Berikut merupakan hipotesis yang diuji dalam penelitian ini: 1. Ada hubungan positif dan pengaruh signifikan antara variabel budaya organisasi dengan variabel efektifitas organisasi pada BPPK. 2. Ada hubungan positif dan pengaruh signifikan antara variabel motivasi dengan variabel efektifitas organisasi pada BPPK. 3. Ada hubungan positif dan pengaruh signifikan antara variabel budaya organisasi dan variabel efektifitas organisasipada BPPK dengan motivasi sebagai variabel moderating/perancu.
Hipotesis 1 dan 2 Budaya Organisasi (X1) Efektifitas Organisasi (Y) Motivasi Pegawai (X2)
Hipotesis 3 Budaya Organisasi (X)
Efektifitas Organisasi (Y)
Motivasi Pegawai (M)
46
Variabel Konfounder/ Variabel Interaksi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan digolongkan sebagai penelitian survei dan penelitian bersifat ex post facto. Penelitian surveiyaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual tentang institusi yang bersangkutan (Nazir, Moh., 1999) sedangkan penelitian ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau halhal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi. Dalam model ini peneliti tidak memberikan perlakuan tetapi memperkirakan bahwa satu atau lebih variabel telah menjadi penyebab timbulnya variabel lain (Suharsimi Arikunto, 2010). Kegiatan penelitian dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara. Masing-masing metode ini ditujukan untuk saling melengkapi. Informasi-informasi yang belum tertuang dalam kuesioner, dapat dijaring melalui pertanyaan-pertanyaan di lembar wawancara. Kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari budaya organisasi dan motivasi terhadap efektifitas organisasi. Sedangkan lembar wawancara bisa menjaring beberapa aspek yang belum tertuang dalam kuesioner
47
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
B. Jenis Dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan pada organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang menjadi objek penelitian melalui
penyebaran
kuesioner,
ditujukan
kepada
responden
yang
memberikan penilaian terhadap penerapan budaya organisasi dan motivasi serta penilaian terhadap efektifitas organisasi selama ini. Data primer juga diperoleh melalui wawancara dengan pegawai organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. 2. Data sekunder yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melaui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data diperoleh dari berbagai sumber tertulis seperti literatur (buku-buku), majalah, artikel, jurnal serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
C. Definisi Operasional Variabel Sesuai dengan judul penelitian yaitu: “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Efektifitas Organisasi”, maka terdapat tiga variabel konstrak laten yang diteliti yaitu:
Efektifitas Organisasi sebagai variabel terikat (dependen)--yang selanjutnya disebut sebagai variabel Y menggunakan konsep Richard M. Steers, diukur dengan menggunakan indikator: Karakteristik organisasi, Karakteristik lingkungan, Karakteristik pekerja dan, Kebijakan dan praktek manajemen.
Budaya Organisasi dengan menggunakan konsep menurut Daniel R. Denison. Budaya organisasi diukur dari empat dimensi, yaitu: involvement, consistency, adaptability, dan mission, sertanilai-nilai kementerian keuangan
48
BAB III METODE PENELITIAN
yaitu: integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan, dan kesempuraan-yang selanjutnya disebut sebagai variabel X1 (variabel independendan atau independen utama).
Motivasi
Pegawai
(moderating
sebagai
variabel
independen)--yang
independen
selanjutnya
dan
disebut
atau
perancu
sebagai
variabel
X2menggunakan konsep E.Koeswara dari Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, diukur dengan menggunakan indikator: physiological needs, security or safety needs, social/love needs, esteem needs, dan self actualization needs.
Research Question
Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Efekivitas Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Variabel Konstrak Laten
Sub Variabel
Cara Pengukuran
a.Karakteristik Organisasi Kuesioner dengan Y (Efektifitas b. Karakteristik Lingkungan skala Likert Organisasi) c. Karakteristik Pekerja d. Kebijakan & Praktek Kuesioner dengan skala Likert
Faktor X1(Budaya Organisasi)
a.Involvement Hypothesis b. Adaptability Hypothesis c. Consistency Hypothesis d. Mission Hypothesis e. Integritas f. Profesionalisme g. Sinergi h. Pelayanan i. Kesempurnaan
Faktor X2(Motivasi Pegawai)
a.Self-Actualization b. Esteem c. Love/Belonging d. Safety e. Physiological
Kuesioner dengan skala Likert
49
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Budaya Organisasi 1. Tingkat partisipasi pegawai 2. Rasa kebersamaan di dalam organisasi 3. Penerapan kedisiplinan di organisasi 4. Kemampuan memahami kondisi pasar dan persaingan (Respon BPPK terhadap kebutuhan stakeholders atau lingkungan strategis) 5. Komitmen menjalankan misi organisasi 6. Bersikap Jujur, Tulus dan Dapat Dipercaya 7. Menjaga Martabat dan Tidak Melakukan Hal-Hal Tercela 8. Memiliki Keahlian dan Pengetahuan yang Luas 9. Melaksanakan Pekerjaan Dengan Hati 10. Memiliki sangka baik, saling percaya, dan menghormati 11. Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik 12. Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan 13. Bersikap proaktif dan cepat tanggap 14. Perbaikan secara terus menerus 15. Mengembangkan inovasi dan kreativitas
Efektifitas Organisasi 1. Kedinamisan organisasi BPPK 2. Tingkat perhatian dan dukungan iklim organisasi BPPK 3. Tingkat keadilan dalam pemberian reward & punishment 4. Tingkat kesetiaan pegawai terhadap organisasi BPPK 5. Tingkat kemampuan menyelesaikan tugas 6. Tingkat partisipasi pegawai untuk memajukan organisasi BPPK 7. Tingkat prestasi kerja pegawai 8. Produktivitas kerja pegawai 9. Kepuasan kerja pegawai 10. Tingkat komitmen pegawai dalam peningkatan kinerja 11. Tingkat kesesuaian penempatan SDM 12. Tingkat kesempatan dan dorongan kerja yang diberikan organisasi BPPK 13. Tingkat kemampuan manajemen mensosialisasikan visi & misi kepada anggotanya
Motivasi 1. Tingkat kesejahteraan yang memadai 2. Kebutuhan akan keamanan (need for safety) 3. Kebutuhan bermasyarakat 4. Kebutuhan akan status (need for status) 5. Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan (esteem needs) 6. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power) 7. Tingkat rasa percaya diri dan dihargai 8. Keberanian menerima tantangan dan tanggungjawab 9. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) 10. Kebebasan berekspresi dalam mengemukakan ide-ide Gambar 3.1. Bagan Indikator-indikator Variabel Penelitian
50
BAB III METODE PENELITIAN
D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dengan lokasi kerja Pusdiklat dan BDK yang berjumlah 900 orang. Dengan pertimbangan dari segi waktu dan biaya, maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling), yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian (satuan elementer) dari populasi penelitian mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dari jumlah populasi tersebut, kemudian diambil sampel dengan persentase sampling error yang ditoleransi 7,5% untuk mewakili seluruh populasi dengan pendekatan rumus Slovin sebagai berikut:
n
N 1 Ne 2
dimana n : Ukuran/jumlah sampel yang dibutuhkan N : Jumlah populasi pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (Pusdiklat dan BDK) e : Kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir Maka jumlah sampel minimum yang diambil adalah:
900 148,454 148 1 900(0,075)2 E. Instrumen Penelitian/Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan untuk digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
51
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Kuesioner:
yaitu
mengajukan kuesioner
yang
berisi
seperangkat
pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap-tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Wawancara: merupakan metode pengumpulan data dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada pihak manajemen dan responden. Observasi: yaitu pengamatan yang dilakukan oleh responden. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku-buku, jurnal, artikel, literatur, majalah dan sebagainya. Uji kualitas terhadap instrumen yang dipakai untuk mengukur variabel penelitian dilakukan sebelum melakukan analisis terhadap pokok masalah. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur (Riduwan, 2005). Untuk menguji validitas alat ukur, dengan menggunakan rumus Pearson Product-Moment. Kriteria yang digunakan atau batas minimum suatu instrumen/angket/kuesioner atau bahan tes dinyatakan valid atau dianggap memenuhi syarat adalah jika harga koefisien rhitung ≥ 0,300 (Sudarmanto, 2005). Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Sudarmanto, 2005). Menurut Malhotra (1999), jika koefisien alpha > 0,600 mengindikasikan konsistensi internal reliabilitas alat ukur yang baik. Konsistensi internal reliabilitas
52
BAB III METODE PENELITIAN
adalah sebuah pendekatan untuk menilai konsistensi internal kumpulan butir ketika beberapa butir dijumlahkan sehingga menghasilkan total nilai (skor) untuk pengukuran (Malhotra, 1999). Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bentuk skala 1-5 menggunakan teknik dari Cronbach Alpha. Dalam penelitian ini uji validitas dan reliabilitas menggunakan alat bantu pengolah data Statistical Package for the Social Sciences, yang lazim dikenal dengan sebutan SPSS.
F. Metode Analisis Data Jika data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data. Tahap analisis data dibagi menjadi tiga tahap. Ketiga tahap tersebut adalah deskriptif, analisis bivariat, dan analisis multivariat. Deskriptif berbicara tentang gambaran suatu variabel, analisis bivariat berbicara tentang hubungan antara dua variabel, sementara multivariat berbicara tentang hubungan antara banyak variabel bebas dengan suatu variabel terikat.Data yang diperoleh dalam penelitian ini berskala ordinal, pengambilan data dilakukan melalui kuesioner kepada responden menggunakan skala Likert 1-5. Tiap-tiap variabel memiliki dua kategori yaitu: Budaya (Budaya Kuat dan Budaya Lemah), Motivasi (Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah), dan Efektifitas (Efektif dan Tidak Efektif). Berbeda dengan penelitian dalam bidang eksak, salah satu masalah utama dalam penelitian sosial atau psikologi adalah bagaimana mengukur suatu objek untuk memperoleh data yang akurat dan informatif sehingga dapat mengambil keputusan yang benar dan dapat dipercaya.Metode pengukuran suatu objek, misalnya berat badan seorang anak, pada bidang eksak dapat menggunakan timbangan, dimana jarum jam menunjukkan berat anak tersebut.
53
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Akan tetapi dalam bidang psikologi dan sosial, konsep pengukuran terkadang terkadang bukan kepada sesuatu yang sifatnya bisa diukur secara fisik atau material. Sebagai contoh, aspek kepribadian, kepercayaan diri seseorang, kecerdasan,
produktivitas,
loyalitas,
dan
lain-lain.
Dalam
praktiknya,
dikembangkan suatu dimensi yang digunakan untuk mengukut suatu objek amatan. Dimensi tersebut merupakan suatu alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang benar, baik secara logis maupun teoritis. Dimensi tersebut adalah alat ukur yang memiliki kriteria valid, reliable, praktis, dan ekonomis.Konstrak merupakan suatu proses atau kejadian suatu amatan yang diformulasikan dalam bentuk konseptual dan memerlukan indikator untuk memperjelasnya, misalnya konstrak loyalitas. Loyalitas sebagai suatu konstrak didefinisikan sebagai perwujudan dari fenomena psikologis yang ditampilkan oleh seseorang pelanggan atau pembeli dengan tetap setia, konsisten dan berkesinambungan disertai perasaan puas untuk tetap membeli pada suatu toko atau tempat tertentu. Dalam praktik penelitian berbasis kuesioner, sebuah konstrak didefinisikan sebagai suatu hipotesis permasalahan yang akan diteliti. Apabila hubungan variabel tidak dapat diukur secara langsung, maka didefinisikan sebagai suatu konstrak laten.Variable konstrak laten adalah operasionalisasi suatu konstrak dalam model persamaan struktural, tetapi dapat direpresentasikan atau ditentukan oleh satu atau lebih variabel/indikator (Hair et al.,1995). Konstrak laten tidak dapat diukur secara langsung dan dibutuhkan indikator-indikator yang mendukungnya. Indikator-indikator tersebut disebut variable manifest. Dalam format kuesioner, variabel manifest tersebut merupakan item-item
pertanyaan
mendefinisikan
54
dari
setiap
indikator-indikator
variabel yang
yang
dihipotesakan.Setelah
mengukur
konstrak,
yang
BAB III METODE PENELITIAN
diimplementasikan dalam item-item pertanyaan suatu kuesioner, maka sebuah pengujian indikator tersebut sebagai kelayakan alat ukur perlu dilakukan. Dalam hal ini, seberapa jauh indikator tersebut benar-benar mengukur sebuah konstrak dikenal sebagai validitas. Validitas berasal dari sebuah kata validity yang mempunyai arti
sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Saifuddin Azwar, 2000).Suatu dimensi atau indikator dikatakan valid apabila indikator tersebut mampu mencapai tujuan pengukuran dari konstrak laten dengan tepat. Suatu indikator yang mengukur konstrak laten A haruslah indikator yang pada akhirnya memberikan informasi/menggambarkan konstrak laten A (Sofyan Yamin, 2009). Dalam praktiknya, kesalahan pada kecermatan pengukuran, baik secara eksak maupun sosial/psikologi masih diidapati. Kesalahan-kesalahan inilah yang kita kenal dengan measurement error (kesalahan pengukuran).Indikator yang valid adalah indikator yang memiliki tingkat measurement error yang kecil.Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang berasal dari kata rely dan ability. Reliabilitas bisa diartikan sebagai kepercayaan, keteladanan, atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik. Sebaliknya, apabila diperoleh suatu hasil yang berbeda-beda dengan subjek yang sama, maka dikatan inkonsisten (Sofyan Yamin, 2009). Bisa disimpulkan bahwa suatu alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang mempunyai tingkat reliabilitas tinggi. Secara empiris, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), semakin reliabel alat ukur tersebut.
55
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Teknik analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik karena penelitian ini dirancang untuk melihat apakah faktor budaya organisasi dan motivasi yang merupakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap efektifitas organisasi sebagai variabel terikatnya, dimana variabel terikatnya berupa variabel kategorik. Regresilogistik biner atau biasa disebut regresi logistik adalah bentuk regresi yang digunakan untuk memodelkan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen, ketika variabel dependen adalah sebuah data dengan ukuran biner/dikotomi (misal: efektif atau tidak efektif, sukses atau gagal). Sementara, jenis data untuk variabel independen dapat berupa jenis data nominal, ordinal, interval, dan rasio. Regresi logistik dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen oleh sebuah atau beberapa variabel independen; untuk menentukan persentase varians dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen; serta untuk menentukan peringkat kepentingan relatif variabel independen terhadap variabel dependen. Berbeda dengan regresi OLS (ordinary least squares – kuadrat terkecil), regresi logistik tidak mengasumsikan hubungan linier antara variabel dependen dan independen. Akan tetapi, variabel independen memiliki hubungan linier dengan logit variabel dependen. Selain itu regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas, homoskedastisitas, dan memiliki sedikit asumsi yang ketat. Regresi logistik memiliki nilai R2yang dinamakan pseudo R-square, dimana digunakan untuk mengukur derajat keeratan hubungan. Pengujian goodness of fit (kecocokan model) dapat dilakukan dengan uji hosmer-lemeshow.Pengujian individual variabel independen dapat menggunakan pengujian statistik (Uji) Wald. Hasil akurasi model regresi logistik dapat dilihat dari table klasifikasi yang akan mengelompokkan hasil prediksi dari model. Selain tabel klasifikasi, ROC Curve juga bisa digunakan.
56
BAB III METODE PENELITIAN
Model regresi logistik biner untuk dua variabel independen: 𝑒𝑥𝑝 𝛽 0 +𝛽 1 𝑥 1 +𝛽2 𝑥 2 𝛽 0 +𝛽1 𝑥 1 +𝛽 2 𝑥 2
𝜋 𝑥 = 1+𝑒𝑥𝑝
……………………………………………...(persamaan 1)
Persamaan ini bersifat nonlinier dalam parameter. Selanjutnya, untuk menjadikan model tersebut linier, proses transformasi yang dinamakan Logit Transformation perlu dilakukan.Jika dilakukan transformasi logit terhadap persamaan 1, maka diperoleh persamaan berikut. 𝑔 𝑥 = ln
𝜋 𝑥 1−𝜋 𝑥
= 𝛽0 + 𝛽1 𝑥1 + 𝛽2 𝑥2 …………………………………(persamaan 2)
dengan 𝜋 𝑥 = 𝐸 𝑌 𝑥 yaitu nilai harapan (ekspektasi) dari Y, diberikan nilai x atau nilai harapan dari Y dengan syarat x dan 0 ≤ 𝐸 𝑌 𝑥 ≤ 1. Estimasi koefisien dalam model regresi logistik (nilai β) tidak dapat dilakukan dengan metode OLS. Metode alternatif yang bisa digunakan adalah metode ML (maximum likelihood). Regresi logistik membentuk variabel dependen [logit(p(xi)/(1- p(xi)))] yang merupakan kombinasi linier dari variabel independen. Nilai variabel dependen ini kemudian ditransformasikan menjadi probabilitas dengan fungsi logit. Regresi logistik juga menghasilkan rasio peluang atau biasa disebut odds ratios, yang terkait dengan nilai setiap variabel independen. Peluang (odds) dari suatu kejadian diartikan sebagai peluang hasil yang muncul (p) dibagi dengan peluang suatu kejadian tidak muncul (1-p). Interpretasi hasil regresi logistik dari variabel independen tidak secara langsung dilihat dari koefisien beta-nya, tetapi diamati dari bentuk odds ratio-nya. Untuk variabel independen berbentuk data kategori, interpretasi odds ratio-nya dapat dijelaskan: “risiko atau kemungkinan untuk membeli produk dibandingkan tidak membeli produk untuk kelompok A (misal: wanita) lebih tinggi sebesar Exp(B) kali kelompok B (misal: pria).
57
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Untuk uji Wald, rumus statistik ujinya adalah seperti persamaan berikut. 𝛽
𝑊𝑗 = 𝑆𝐸(𝛽𝑗 ) , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑗 = 0,1,2……………………………………………(persamaan 3) 𝑗
Regresi logistik memiliki dua kerangka konsep penelitian, yaitu kerangka konsep prediktif dan kerangka konsep etiologik. Penelitian dengan konsep status variabel bebas setara, tanpa ada variabel bebas utama (v1, v2, v3 dan seterusnya)dinamakan penelitian dengan kerangka konsep prediktif. Tujuan kerangka konsep prediktif adalah mengetahui variabel-variabel apa saja yang berhubungan dengan variabel tergantung. Sedangkan penelitian dengan konsep status variabel bebas dapat berupa variabel bebas utama (V) atau variabel perancu berupa konfounder (K) atau interaksi (I) dinamakan penelitian dengan kerangka konsep etiologik. Variabel perancu adalah variabel yang berhubungan dengan variabel utama (syarat 1), juga berhubungan dengan variabel tergantung (syarat 2), akan tetapi bukan variabel antara (syarat 3). Variabel perancu dapat berupa konfounder atau interaksi. Variabel konfounder adalah variabel perancu yang mempengaruhi hubungan antara variabel utama dengan variabel tergantung secara sistematis.Variabel interaksi adalah variabel perancu yang mempengaruhi hubungan antara variabel utama dengan variabel tergantung secara tidak sistematis. Tujuan kerangka konsep etiologik adalah mengetahui bagaimana hubungan yang murni antara variabel bebas utama (V) dengan variabel tergantungnya (Y).
58
BAB III METODE PENELITIAN
V
V1
Y
V2 K1 K2 VK1 VK2
Y V3 V4
Y = V, K1, K2, VK1, VK2
Y = V1, V2, V3, V4
Keterangan: V= variabel bebas, K= variabel konfounder, VK1= variabel interaksi antara V dengan K1, VK2= variabel interaksi antara V dengan K2. Gambar 3.2. Kerangka Konsep Prediktif (Kiri) dan Kerangka Konsep Etiologik (Kanan).
V
Y
Perancu (konfounder atau interaksi)
V
Y
Perancu (konfounder atau interaksi)
Gambar 3.3. Definisi Variabel Perancu (Kiri) dan Penyederhanaan dalam Kerangka Konsep (Kanan).
Pengaruh Bersifat Sistematis
Konfounder
Perancu Pengaruh Bersifat Tidak Sistematis
Interaksi
Gambar 3.4. Klasifikasi Variabel Perancu: Konfounder atau Interaksi
59
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Salah satu cara untuk mendeteksi apakah suatu variabel berperan sebagai konfounder atau interaksi adalah analisis stratifikasi. Pada analisis ini, kita membandingkan pola hubungan antara variabel utama dengan variabel tergantung pada keseluruhan subjek dan pada masing-masing strata. Pola hubungan dapat berupa odds rasio (OR). Apabila secara sistematis OR pada masing-masing strata lebih besar dari OR keseluruhan, atau secara sistematis OR masing-masing strata lebih kecil daripada OR keseluruhan, maka variabel perancu tersebut berpotensi sebagai konfounder. Apabila OR keseluruhan berada di antara OR masing-masing strata, variabel perancu tersebut berpotensi sebagai variabel interaksi. Langkah-langkah analisis regresi logistik tergantung kepada kerangka konsep penelitian: kerangka konsep prediktif atau etiologik. Analisis pada kerangka konsep prediktif lebih sederhana dibandingkan kerangka konsep etiologik. Pada konsep prediktif, terdapat empat tahap analisis (gambar 3.5). Pertama, melakukan analisis bivariat. Bila variabel bebas adalah variabel kategorik, analisis bivariat yang digunakan adalah chi-square. Bila variabel bebas adalah variabel numerik, analisis bivariat yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan atau mann-whitney. Kedua, menyeleksi variabel yang akan dimasukkan ke dalam analisis regresi logistik. Variabel yang dimasukkan ke dalam analisis regresis logistik adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p kurang dari 0,25 dan variabel yang secara teoritis penting. Ketiga, melakukan analisis multivariat regresi logistik dengan cara enter, backward, atau forward dengan memanfaatkan secara langsung fasilitas yang pada umumnya sudah tersedia pada perangkat lunak, dianjurkan metode backward. Pada metode backward, analisis dilakukan dengan cara memasukkan semua variabel yang layak masuk analisis regresi logistik. Kemudian, secara
60
BAB III METODE PENELITIAN
otomatis perangkat lunak akan mengeliminir satu per satu variabel yang tidak bermakna sampai diperoleh model akhir. Keempat, menginterpretasikan model akhir. Interpretasi utama dari kerangka konsep prediktif adalah mengetahui variabel-variabel apa saja yang berhubungan dengan variabel tergantung. Analisis bivariat: Chi-Square, uji t tidak berpasangan, atau Mann-Whitney p>0,25
Tidak masuk ke dalam regresi logistik
p<0,25
Masuk ke dalam regresi logistik
Melakukan eliminasi bertahap menggunakan backward stepwise
Mendapatkan dan menginterpretasikan model akhir Gambar 3.5. Langkah Analisis Regresi Logistik pada Kerangka Konsep Prediktif
Sedangkan analisis regresi logistik pada kerangka konsep etiologik berbeda dengan kerangka konsep prediktif. Pada konsep etiologik, terdapat lima tahap analisis (Gambar 3.6). Pertama, melakukan analisis bivariat. Bila variabel bebas adalah variabel kategorik, analisis bivariat yang digunakan adalah ChiSquare. Bila variabel bebas adalah variabel numerik, analisis bivariat yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan atau Mann-Whitney. Kedua, menyeleksi variabel yang akan dimasukkan ke dalam analisis regresi logistik. Variabel yang dimasukkan ke dalam analisis regresi logistik adalah variabel utama, variabel konfounder yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p kurang dari 0,25 dan variabel interaksi. Variabel bebas kemudian disusun berdasarkan
61
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
prinsip hierarchically well formulated (HWF) yaitu variabel disusun mulai dari variabel utama, variabel konfounder, dan variabel interaksi. Ketiga, melakukan penyeleksian terhadap variabel interaksi dengan prosedur backward dan prinsip hirarkis. Prosedur backward adalah membuang satu per satu variabel interaksi yang tidak bermakna. Prinsip hirarkis adalah apabila variabel interaksi bermakna, maka variabel penyusunnya harus dipertahankan di dalam model regresi. Setelah tahap analisis terhadap variabel interaksi, kita memperoleh model baku emas. Keempat, melakukan analisis terhadap variabel konfounder dengan prinsip valid dan presisi. Prinsipnya adalah “cari model yang paling sederhana yang bisa memberikan odds rasio (OR) yang sama dengan model baku emas (valid) serta memberikan interval kepercayaan yang lebih sempit (presisi). Bila tidak ada model lain yang valid dan presisi, model baku emas akan menjadi model akhir”. Kelima, menginterpretasikan model akhir. Interpretasi dari kerangka konsep etiologik adalah mengetahui hubungan murni antara variabel utama dengan variabel tergantung (M. Sopiyudin Dahlan, 2012).
62
BAB III METODE PENELITIAN
(1)
Analisis bivariat: Chi-Square, uji t tidak berpasangan, atau Mann-Whitney
p> 0,25
Tidak masuk ke dalam regresi logistik
Variabel utama dan p<0,25
(2)
Masuk ke dalam regresi logistik Variabel kemudian disusun berdasarkan prinsip HWF
Melakukan analisis terhadap variabel interaksi secara hierarchical backward elimination procedure dan prinsip hirarkis p>0,05
p<0,05
(3) Variabel interaksi dibuang dari model. Variabel penyusunnya akan dianalisis pada tahap analisis konfounder.
Variabel interaksi dan variabel penyusunnya pasti masuk ke dalam model. Variabel penyusun tidak perlu dianalisis lagi pada tahap analisis konfounder.
Diperoleh model baku emas (model 1)
Analisis terhadap konfounder: Carilah model yang valid, lebih sederhana, dan mempunyai presisi yang lebih baik dari baku emas
Mendapatkan model terbaik. Melakukan interpretasi.
(4)
(5)
Gambar 3.6. Langkah-langkah Analisis Regresi Logistik pada Kerangka Konsep Etiologik
Rumus korelasi Gamma dan Somers‟d: Sommer‟s
Gamma 𝑑𝑠𝑦𝑚 =
P−Q γ= 𝑃+𝑄
(P − Q) 𝑛 𝑛 − 1 − 𝑇𝑥 𝑇𝑦 /2
𝑑𝑦−𝑥 = 𝑛
𝑑𝑥−𝑦 = 𝑛
(P − Q) 𝑛−1 2
− 𝑇𝑥
(P − Q) 𝑛−1 2
− 𝑇𝑦
63
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Keterangan: γ
= Koefisien korelasiGamma
P
= Pasangan concordant
Q
= Pasangan discordant
dsym
= Koefisien korelasiSommer’s simetris
dy-x
= Koefisien korelasiSommer’s asimetris dengan y sebagai variabel bebas
dx-y
= Koefisien korelasiSommer’s asimetris dengan x sebagai variabel bebas
n
= total pengamatan (jumlah sampel)
Analisis korelasi akan mencapai derajat keeratan hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi berada dalam range 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah perubahan yang sama (searah). Semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya, sedangkan tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawanan. Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya (Dahlan, 2012). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = +1 berarti
korelasinya
sangat
kuat
(Riduwan,
2006).
Arti
harga
r
akan
dikonsultasikan dengan tabel di bawah. Interpretasi nilai r sebagai berikut: Tabel 3.1Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.80-1.000 0.60-0.799 0.40-0.599 0.20-0.399 0.00-0.199
Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah
Sumber: Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Hal: 280
64
BAB III METODE PENELITIAN
Untuk mengetahui kualitas persamaan regresi logistik didasarkan pada kalibrasi dan diskriminasi. Nilai kalibrasi diuji dengan uji Hosmer and Lameshow sedangkan diskriminasi dengan melihat Area Under The Curve (AUC). Prinsip uji Hosmer and Lameshow adalah membandingkan nilai observasi dengan nilai yang diharapkan (ekspektasi). Hipotesis nolnya adalah tidak ada perbedaan antara observasi dengan ekspektasi, dengan kata lain persamaan regresi mempunyai kalibrasi baik. Kalibrasi dikatakan baik apabila nilai p pada uji tersebut lebih besar dari 0,05. Nilai diskriminasi memberikan informasi seberapa kuat persamaan tersebut bisa membedakan subjek yang positif dan negatif (misalnya subjek sakit dan sehat). Nilai diskriminasi diuji dengan membuat kurva ROC (receiver operating characteristic) untuk memperoleh nilai area under curve (AUC). Nilai AUC adalah antara 50% sampai dengan 100%. Semakin mendekati 100%, semakin baik nilai diskriminasinya. Secara statistik, AUC diuji dengan uji perbandingan AUC. Hipotesis nol dari uji perbandingan AUC adalah “nilai AUC sama dengan 50%”. Hipotesis nol ditolak apabila nilai p pada uji perbandingan AUC lebih kecil dari 0,05. Nilai AUC juga diuji dengan melihat interval kepercayaan. Nilai AUC dikatakan bermakna apabila tidak terdapat angka 50% pada rentang interval kepercayaan dari AUC. Untuk memudahkan dalam hal komputasi pengolahan data, penelitian ini menggunakan bantuan Microsoft Office Excel dan software statistika SPSS.
65
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
66
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diuji secarastatistik. Hal tersebut bertujuan untuk menganalisishubungan variabel budaya
organisasidan
variabel
motivasi
pegawai
terhadap
efektifitas
organisasi.Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalahanalisis Regresi Logistik. Namun sebelum dilakukan analisis data dengan Regresi Logistik, terlebih dahulu dijelaskan mengenai gambaran umumobjek penelitian,
yang
terdiri
dari
deskripsi
objek
penelitian
dan
aspek
demografiresponden. Setelah memaparkan gambaran umum objek penelitian, bagian iniakan menjelaskan mengenai jawaban responden berkenaan variabelvariabelpenelitian dan dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas.Responden dalam penelitian ini adalah pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dengan unit kerja Pusdiklat dan BDK. Jumlah responden berdasarkan perhitungan jumlah sampel yang mewakili populasi adalah sebanyak 148 orang.
A. Deskripsi Objek Penelitian Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, merupakan unit eselon I yang berada di bawah Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. BPPK memiliki delapan unit eselon II, yaitu Sekretariat Badan, Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) , Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan (AP), Pusdiklat Pajak, Pusdiklat Bea dan Cukai (BC), Pusdiklat Keuangan Umum (KU),
67
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
dan Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan (KNPK), serta Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). BPPK juga memilikiunit Balai Diklat Keuangan yang merupakan eselon III, yang kesemuanya berposisi di sebelas tempat yaitu Medan, Pekanbaru, Palembang, Cimahi, Yogyakarta, Malang, Denpasar, Pontianak, Balikpapan, Makassar, dan Manado serta ditambah satu unit Balai Diklat Kepemimpinan di Magelang.Visi BPPK adalah menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan terdepan dalam menghasilkan SDM keuangan dan kekayaan
negara
yang
amanah,
profesional,
berintegritas
tinggi,
dan
bertanggung jawab. Misi BPPK adalah melaksanakan pengembangan SDM pengelola keuangan dan kekayaan negara melalui pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kegiatan penelitian di bidang pengembangan SDM serta bidang keuangan dan kekayaan negara; melanjutkan reformasi birokrasi BPPK; dan mewujudkan tata kelola yang baik di BPPK.Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan Bab XV dijelaskan bahwa Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun fungsi BPPK: 1) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara; 2) pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara; 3) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara; dan 4) pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Sumber daya manusia BPPK terdiri dari tenaga struktural dan fungsional yang semuanya berjumlah 1212 orang (update per April 2013).
68
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Karakteristik Responden Informasi mengenai karakteristik responden dikelompokkan ke dalam beberapa kriteria yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, masa kerja, dan golongan dari pegawai. Berikut ini adalah karakteristik responden yang menjadi objek penelitian:
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
%
Pria Wanita Jumlah
87 61 148
58.8 41.2 100
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, terlihat komposisi jumlah responden yang terdiri dari Pria sebanyak 87 orang (58,8%)jauh lebih banyak daripada wanita sebanyak 61 orang (41,2%).
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia
Jumlah
%
Di bawah 30 tahun 30 – 40 tahun 41 – 50 tahun Di atas 50 tahun Jumlah
88 40 19 1 148
59.5 27.0 12.8 0.7 100
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Sementara jika dilihat dari karakteristik responden berdasarkan usia, maka dapat dilihat bahwa responden yang berusia di bawah 30 tahun jumlahnya dominan yakni sebesar 59,5 %. Sedangkan responden berusia 30 – 40 tahun sebesar 27%, sisanya yaitu sebesar 13,5% berusia di atas usia 41 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai BPPK berada pada usia produktif (usia muda) untuk bekerja. Tingginya persentase pegawai BPPK dengan usia dibawah
69
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
30 tahun mengindikasikan regenerasi pegawai BPPK kedepannya semakin baik. Sementara persentase kedua dengan usia 30 – 40 tahun mengisyaratkan bahwa pegawai-pegawaitersebut memiliki kematangan intelektual dan emosional sehingga konflik yangterjadi pada lingkungan kerja dapat diminimalisasi.
Tabel 4.3Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir SMA/SMK D1 D3 D4/S1 S2 Jumlah
Jumlah 3 4 41 79 21 148
% 2.0 2.7 27.7 53.4 14.2 100
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Dari tabel 4.3 di atas dapat terlihat bahwa presentase jumlah responden yang berpendidikan SLTA dan D1 yaitu berjumlah 7 orang (4,7%) dan presentase jumlah responden yang berpendidikan D3, D4/Sarjana (S1) yaitu berjumlah 120 orang (81,1%). Sedangkan sisanya berpendidikan S2 berjumlah 21 orang (14,2%). Besarnya persentase pegawai BPPK dengan pendidikan D3 dan D4/S1, mengindikasikan bahwa pegawai memiliki kemampuan personal yang lebih baik dan akan berdampak pada kinerjanya. Disisi lain, BBPK mempunyai peluang besar untuk menyaring/menyeleksi pegawai-pegawainya dalam rangka mencari bibit-bibit pemimpin unggul untuk generasi BPPK kedepannya. Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Pendidikan Terakhir Di bawah 10 tahun 10 – 20 tahun Di atas 20 tahun Jumlah Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
70
Jumlah 101 42 5 148
% 68.2 28.4 3.4 100
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pegawai yang mempunyai masa kerja yang lebih lama, cenderung lebihmemahami struktur harapan-imbalan (reward and expectations structures) yangberlaku di organisasi sehingga mereka memiliki perilaku yang lebih efektifdaripada pegawai yang kurang berpengalaman. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa mayoritas masa kerja pegawai BPPK adalah dibawah 10 tahun, yaitu sebesar 68.2%, sedangkan pegawai dengan masa kerja di atas 20 tahun merupakan masa kerja minoritas dalam penelitian ini, yaitu sebesar 3.4%.
Tabel 4.5Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Golongan II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a Jumlah
Jumlah 5 37 9 49 14 18 15 1 148
% 3.4 25.0 6.1 33.1 9.5 12.2 10.1 0.7 100
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Semakin tinggi golongan kepangkatan responden diasumsikan motivasi dan komitmen yang dimilikinya juga semakin tinggi. Hal tersebut dapat juga dikaitkan
dengan
faktor
penghasilan
karena
semakin
tinggi
golongan
kepangkatan maka penghasilan yang diterima juga akan semakin besar. Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak adalah yang mempunyai golongan III yaitu sebanyak 96 orang atau 64.9%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya persentase pegawai golongan III akan meningkatkan persaingan yang lebih ketat di BPPK, khususnya mengenai suksesi posisi jabatan.
71
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
C. Deskripsi Variabel Penelitian 1. Efektifitas Organisasi pada BPPK 1.1. Analisis Tanggapan Responden Mengenai Efektifitas Organisasi Berikut ini tanggapan responden mengenai pernyataan Efektifitas Organisasi dengan menggunakan konsep menurut Richards M. Steers yang meliputi indikator karakteristik organisasi, karakteristik lingkungan, karakteristik pekerja serta kebijakan dan praktek manajemen. 1.2. Efektifitas Organisasi Dalam Karakteristik Organisasi Efektifitas organisasi yang ditunjukkan dalam karakteristik organisasi dapat dilihat dari kedinamisan BPPK dari beberapa hal, diantaranya tingkat perhatian terhadap kerjasama dalam organisasi, peningkatan kualitas kerja pegawai, perhatian terhadap masukan dari pegawai, pembagian kerja, tipe dan struktur organisasi, rentang kendali, dan jenis wewenang. Tabel 4.6Tanggapan Responden Atas Subvariabel Karakteristik Organisasi
No.
1
2
3
4
72
Pernyataan
Dalam melakukan pekerjaan, kerjasama antar pegawai menjadi hal yang sangat penting Perhatian organisasi BPPK terhadap kualitas kerja pegawai semakin meningkat Organisasi BPPK sangat memperhatikan masukan dari pegawai Pembagian kerja dan hubungan pekerjaan antara unit-unit, sub sistemsub sistem atau bagian-bagian di BPPK sudah baik dan jelas
Sangat Tidak Setuju (STS) %
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
0
0.68
0.68
43.92
0
4.73
20.95
3.38
7.43
2.03
11.49
Total Responden
Skor
54.73
148
670
67.57
6.76
148
557
43.24
44.59
1.35
148
493
35.81
50
0.68
148
497
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BPPK sudah menjadi alat dan wadah yang efektif dalam mencapai tujuan Tipe dan struktur organisasi BPPK sudah sesuai dengan kebutuhan Unit-unit kerja (bidang, bagian, seksi) sudah ditetapkan berdasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan Rentang kendali setiap bagian sudah berdasarkan volume pekerjaan dan tidak terlalu banyak Jenis wewenang (authority) yang dimiliki setiap pejabat di BPPK sudah jelas
5
6
7
8
9
1.35
8.78
31.76
57.43
0.68
148
514
1.35
9.46
29.05
57.43
2.7
148
519
0
4.73
30.41
63.51
1.35
148
535
2.03
8.78
39.19
48.65
1.35
148
501
0
4.05
32.43
61.49
2.03
148
535
Jumlah
4,821
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
1,332
Med Tidak baik
2,664
K3 Baik
3,996
Maks Sangat baik
5,328
6,660
4,821 Gambar 4.1. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Subvariabel Karakteristik Organisasi Dengan memperhatikan Tabel 4.6 maka dapat dikatakan bahwa efektifitas
organisasi
yang
menyangkut
karakteristik
organisasi
menunjukkan kondisi yang baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.1 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 4,821 yang berada pada kategori baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa di BPPK kerjasama antar pegawai menjadi hal
73
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
yang sangat penting dalam melakukan pekerjaan (98.65%), perhatian organisasi BPPK terhadap kualitas kerja pegawai semakin meningkat (74.33%), organisasi BPPK sangat memperhatikan masukan dari pegawai (45.94%), pembagian kerja dan hubungan pekerjaan antara unit-unit, sub sistem-sub sistem atau bagian-bagian di BPPK sudah baik dan jelas (50.68%), organisasi BPPK sudah menjadi alat dan wadah yang efektif dalam mencapai tujuan (58.11%), tipe dan struktur organisasi BPPK sudah sesuai dengan kebutuhan (60.13%), unit-unit kerja (bidang, bagian, seksi) sudah ditetapkan berdasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan (64.86%), rentang kendali setiap bagian sudah berdasarkan volume pekerjaan dan tidak terlalu banyak (50%), dan jenis wewenang (authority) yang dimiliki setiap pejabat di BPPK sudah jelas (63.52%). Hal ini menunjukkan bahwa BPPK senantiasa melakukan dinamisasi dalam tubuh organisasi agar dapat berubah menjadi lebih baik lagi. BPPK berupaya untuk terbuka dan senantiasa melakukan perbaikan. Kondisi ini ditunjang dengan adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh BPPK menyangkut dengan skilldan team work. BPPK dengan senantiasa memperhatikan skill para pegawai dan mengurangi tingkat kesalahan dalam bekerja.
1.3. Efektifitas Organisasi Dalam Karakteristik Lingkungan Efektifitas organisasi yang ditunjukkan dalam karakteristik lingkungan dapat dilihat dari tingkat perhatian dan dukungan iklim organisasi dan tingkat keadilan dalam pemberian reward&punishment.
74
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.7. Tanggapan Responden Atas Subvariabel Karakteristik Lingkungan
No.
1
2
3
4
5
6
Pernyataan
Iklim organisasi yang berkembang di organisasi BPPK sudah berorientasi pada prestasi dan perhatian yang besar terhadap kepentingan pegawai Organisasi BPPK selama ini belum mampu memberikan kepuasan terhadap Anda sebagai pegawai Anda merasa bebas dari rasa tertekan dan tegang dalam bekerja di kantor Atasan selalu memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi dengan imbalan yang memadai Atasan menegur anda karena melanggar peraturan Organisasi BPPK sudah adil dalam memberikan reward dan punishment kepada pegawainya Jumlah
Sangat Tidak Setuju (STS) %
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
2.03
16.22
35.81
44.59
1.35
18.24
44.59
0.68
6.76
3.38
Total Responden
Skor
1.35
148
484
31.08
4.73
148
415
27.7
56.76
8.11
148
540
16.22
47.3
31.08
2.03
148
462
15.54
38.51
20.95
22.97
2.03
148
381
7.43
18.92
49.32
23.65
0.68
148
431
2,713
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
888
Med Tidak baik
1,776
K3 Baik
2,664
Maks Sangat baik
3,552
4,440
2,713 Gambar 4.2. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Subvariabel Karakteristik Lingkungan
75
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Dengan memperhatikan Tabel 4.7 maka dapat dikatakan bahwa efektifitas
organisasi
yang
menyangkut
karakteristik
lingkungan
menunjukkan kondisi yang baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.2 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 2,713 yang berada pada kategori baik. Meskipun jika dilihat per item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan kecenderungan pendapat bahwa iklim organisasi yang berkembang di organisasi BPPK belum berorientasi pada prestasi dan perhatian yang besar terhadap kepentingan pegawai (54.06%), atasan jarang memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi dengan imbalan yang memadai (66.89%), atasan tidak menegur pegawai karena melanggar peraturan (75%), dan responden mengganggap BPPK belum
adil
dalam
memberikan
reward
dan
punishment
kepada
pegawainya (75.67%). Hal ini dikarenakan sebagian pegawai masih merasa bahwa iklim organisasi yang berkembang di BPPK saat ini kendati sudah berorientasi pada peningkatan prestasi, akan tetapi porsi terbesarnya lebih ditujukan untuk kepentingan peningkatan prestasi BPPK secara umum, meskipun untuk kepentingan pegawai sendiri masih tetap diperhatikan oleh BPPK. Dari sisi penghargaan, pihak atasan memang tidak
selalu
memberikan
penghargaan
dalam
bentuk
finansial
(uang).Selain itu, sampai saat ini meskipun pegawai cukup mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku di BPPK, akan tetapi BPPK tetap harus berupaya untuk mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di organisasi. Namun demikian, BPPK selama ini sudah mampu memberikan kepuasan terhadap sebagian besar pegawai (64.19%) dan pegawai merasa bebas dari rasa tertekan dan tegang dalam bekerja di kantor (64.86%).
76
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1.4. Efektifitas Organisasi Dalam Karakteristik Pekerja Efektifitas organisasi yang ditunjukkan dalam karakteristik pekerja dapat dilihat dari tingkat kesetiaan pegawai terhadap organisasi, tingkat kemampuan menyelesaikan tugas, tingkat partisipasi pegawai untuk memajukan organisasi, dan tingkat prestasi, produktivitas, kepuasan kerja serta komitmen pegawai dalam peningkatan kinerja.
Tabel 4.8. Tanggapan Responden Atas Subvariabel Karakteristik Pekerja
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Pernyataan
Loyalitas anda terhadap organisasi BPPK menjadi meningkat setelah anda bekerja selama ini Hasil pekerjaan anda sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi BPPK Anda berpartisipasi dalam memberikan sumbangan pemikiran (masukan) bagi organisasi BPPK Anda berkontribusi dalam organisasi BPPK, sehingga sasaran sasaran organisasi BPPK yang telah ditetapkan selama ini dapat tercapai Para pegawai sudah berpartisipasi aktif untuk memajukan organisasi BPPK Anda memahami, sungguh-sungguh, dan tepat waktu dalam melakukan tugas yang diberikan Anda belum memperhatikan kelengkapan administrasi dalam melakukan tugas yang diberikan Setiap hari Anda selalu menerima dan melaksanaan dengan tuntas atas tugas yang diberikan
Sangat Tidak Setuju (STS) %
Tidak Kurang Sangat Setuju Setuju Setuju Setuju
Total Responden
Skor
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
2.03
4.05
25
61.49
7.43
148
545
0
0.68
22.97
72.97
3.38
148
561
1.35
8.78
46.62
40.54
2.7
148
495
0.68
2.7
22.97
69.59
4.05
148
553
0
5.41
33.11
58.11
3.38
148
532
0
2.03
10.14
77.03
10.81
148
587
7.43
37.16
41.22
13.51
0.68
148
499
0
1.35
15.54
75
8.11
148
577
77
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
9
10
11
12
13
14
15
16
Anda secara individual memiliki kemampuan menyelesaikan pekerjaan/ tugas yang diberikan Standar kerja yang ditetapkan organisasi sudah sesuai dengan kuantitas hasil kerja yang dicapai oleh instansi/unit kerja dan pegawai Kuantitas atau jumlah pekerjaan yang diberikan dan Anda lakukan selama ini sudah sesuai dengan kapasitas kemampuan yang Anda miliki Unit-unit kerja yang ada di organisasi BPPK sudah diberikan beban pekerjaan yang seimbang Masalah-masalah yang terjadi dilingkungan kantor selalu diselesaikan dengan demokratis dan adil Setiap hasil pekerjaan yang Anda berikan sering ada koreksi dari atasan Anda selalu memiliki kemauan yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi melalui peningkatan prestasi dan produktivitas kerja Anda di kantor Komitmen yang Anda miliki berdampak pada pencapaian visi dan misi organisasi (sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki organisasi) Jumlah
0
1.35
7.43
79.05
12.16
148
595
0.68
3.38
30.41
64.19
1.35
148
536
0.68
8.11
25.68
61.49
4.05
148
533
2.03
18.92
31.08
47.3
0.68
148
482
1.35
6.76
35.81
53.38
2.7
148
517
2.7
27.7
43.24
25
1.35
148
452
0
0
8.78
72.3
18.92
148
607
0
2.03
13.51
75
9.46
148
580
8,651
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
2,368
Med Tidak baik
4,736
K3 Baik
Maks Sangat baik
7,104
9,472
11,840
8,651 Gambar 4.3. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Subvariabel Karakteristik Pekerja
78
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dengan memperhatikan Tabel 4.8 maka dapat dikatakan bahwa efektifitas organisasi yang menyangkut karakteristik pekerja menunjukkan kondisi yang baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.3 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 8,651 yang berada pada kategori baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa loyalitas pegawai terhadap BPPK menjadi meningkat setelah pegawai bekerja selama ini (68.92%), hasil pekerjaan pegawai sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh BPPK (76.35%), pegawai berpartisipasi dalam memberikan sumbangan pemikiran (masukan) bagi BPPK (43.24%), pegawai berkontribusi di BPPK sehingga sasaransasaran BPPK yang telah ditetapkan selama ini dapat tercapai (73.65%), para pegawai sudah berpartisipasi aktif untuk memajukan organisasi BPPK (61.49%), pegawai memahami, sungguh-sungguh, dan tepat waktu dalam melakukan tugas yang diberikan (87.84%), pegawai sudah memperhatikan kelengkapan administrasi dalam melakukan tugas yang diberikan
(85.81%),
setiap
hari
pegawai
selalu
menerima
dan
melaksanaan dengan tuntas atas tugas yang diberikan (83.11%), pegawai secara individual memiliki kemampuan menyelesaikan pekerjaan/tugas yang diberikan (91.22%), standar kerja yang ditetapkan BPPK sudah sesuai dengan kuantitas hasil kerja yang dicapai oleh instansi/unit kerja dan pegawai (65.54%), kuantitas atau jumlah pekerjaan yang diberikan dan pegawai lakukan selama ini sudah sesuai dengan kapasitas kemampuan yang pegawai miliki (65.54%), unit-unit kerja yang ada di BPPK sudah diberikan beban pekerjaan yang seimbang (47.97%),
79
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
masalah-masalah yang terjadi dilingkungan kantor selalu diselesaikan dengan demokratis dan adil (56.08%), setiap hasil pekerjaan yang pegawai berikan jarang ada koreksi dari atasan – atasan puas atas kerja pegawai (73.65%), pegawai selalu memiliki kemauan yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi BPPK melalui peningkatan prestasi dan produktivitas kerja pegawai di kantor (91.22%), dan komitmen yang pegawai miliki berdampak pada pencapaian visi dan misi BPPK – sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki organisasi (84.46%) Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai merasa nyaman bekerja di BPPK dan mempunyai loyalitas yang baik terhadap organisasi. Sebagian besar pegawai sudah memiliki kepedulian yang besar atas kemajuan organisasi. Walaupun ada pegawai yang kurang berkontribusi bagi BPPK, namun potensi
mereka
begitu
besar
sehingga
ke
depannnya
tinggal
membutuhkan dorongan lebih extra saja, disinilah peran pimpinan/atasan sangat dibutuhkan untuk membangkitkan dan meningkatkan motivasi para pegawainya.
1.5. Efektifitas Organisasi Dalam Kebijakan dan Praktek Manajemen Efektifitas organisasi yang ditunjukkan dalam Kebijakan dan Praktek Manajemen dapat dilihat dari tingkat kesesuaian penempatan SDM, tingkat kesempatan dan dorongan kerja yang diberikan organisasi dan tingkat kemampuan manajemen mensosialisasikan visi & misi kepada anggotanya.
80
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.9. Tanggapan Responden Atas Subvariabel Kebijakan dan Praktek Manajemen
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Sangat Tidak Kurang Sangat Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju Total Setuju Skor Responden (STS) (TS) (KS) (S) (SS) % % % % %
Pernyataan
Anda merasa pekerjaan yang Anda jalani selama ini sesuai dengan yang Anda inginkan Penempatan pegawai di organisasi BPPK sudah sesuai dengan aturan dan yang diharapkan Organisasi BPPK selalu memberikan kesempatan dan dorongan bagi para pegawainya untuk berprestasi, maju, dan berkembang Sistem kontrol atau pengendalian yang diterapkan organisasi BPPK efektif untuk membuat hasil kerja Anda semakin baik Anda sudah memahami visi dan misi organisasi BPPK yang ditetapkan oleh manajemen Selama ini organisasi BPPK selalu menetapkan sasaransasaran yang ingin dicapai secara jelas dan realistis sebagai tolak ukur pegawai dalam bekerja BPPK selalu bisa meminimalisasi konflik-konflik internal yang ada dalam organisasi BPPK Manajemen organisasi BPPK telah mensosialisasikan visi & misi kepada para pegawainya Jumlah
3.38
8.11
31.08
53.38
4.05
148
513
8.11
23.65
42.57
25
0.68
148
424
1.35
14.86
26.35
51.35
6.08
148
512
1.35
13.51
33.78
49.32
2.03
148
499
1.35
6.08
27.7
59.46
5.41
148
535
0
11.49
29.73
56.08
2.7
148
518
2.03
12.16
40.54
44.59
0.68
148
488
0
6.08
33.78
57.43
2.7
148
528 4,017
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1
Sangat tidak baik 1,184
Med Tidak baik
2,368
K3 Baik
3,552
Maks Sangat baik
4,736
5,920
4,017 Gambar 4.4. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Subvariabel Kebijakan dan Praktek Manajemen
81
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Dengan memperhatikan Tabel 4.9 maka dapat dikatakan bahwa efektifitas
organisasi
yang
menyangkut
Kebijakan
dan
Praktek
Manajemen menunjukkan kondisi yang baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.4 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 4,017 yang berada pada kategori baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa di BPPK pegawai merasa pekerjaan yang dijalani selama ini sesuai dengan yang pegawai inginkan (57.43%), BPPK selalu memberikan kesempatan dan dorongan bagi para pegawainya untuk berprestasi, maju, dan berkembang (57.43%), sistem kontrol atau pengendalian yang diterapkan BPPK efektif untuk membuat hasil kerja pegawai semakin baik (51.35%), pegawai sudah memahami visi dan misi organisasi BPPK yang ditetapkan oleh manajemen (64.86%), selama ini BPPK selalu menetapkan sasaran-sasaran yang ingin dicapai secara jelas dan realistis sebagai tolak ukur pegawai dalam bekerja (58.78%), BPPK selalu bisa meminimalisasi konflik-konflik internal yang ada dalam organisasi BPPK (45.27%), dan manajemen BPPK telah mensosialisasikan visi & misi kepada para pegawainya (60.14%). Namun demikian mayoritas responden yaitu sebesar 74.32% menyatakan penempatan pegawai di BPPK belum sesuai dengan aturan dan yang diharapkan. Hal ini mencerminkan BPPK selalu memberikan kesempatan dan dorongan bagi pegawainya untuk maju dan berkembang dan manajemen organisasi mampu mensosialisasikan visi dan misi organisasi dengan baik. Meskipun dari sisi kesesuaian penempatan SDM di BPPK masih dianggap kurang baik. Oleh karena itu, BPPK harus mengatasi pegawai yang masih merasa tidak sesuai dengan penempatannya, agar
82
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
tidak mengganggu jalannya organisasi. Dalam penempatan SDM harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efisiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. Kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang pimpinan/manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
1.6. Sikap Responden Mengenai Efektifitas Organisasi di BPPK Berdasarkan jawaban-jawaban responden atas penyataan efektifitas organisasi, maka dapat diketahui kecenderungan sikap responden mengenai efektifitas organisasi pada BPPK. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan skor terhadap variabel efektifitas organisasi : Skor Maksimum
Skor K3
Skor Median
Skor K1
Skor Minimum
195 (5x39)
156 (4x39)
117 (3x39)
78 (2x39)
39 (1x39)
83
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Min
Tidakefektif
K1
Med Kurangefektif
39
78
Sangat efektif
K3 Efektif
117
Maks
156
195
123 Responden (83.11%)
Efektif
Belum Efektif
Gambar 4.5. Pembobotan Tanggapan Responden Atas Pernyataan Efektifitas Organisasi
Tabel 4.10Kriteria Tanggapan Responden Terhadap Efektifitas Organisasi KRITERIA
SKOR
F
%
Sangat Efektif
157-195
8
5.41
Efektif
118-156
123
83.11
Kurang Efektif
79-117
17
11.49
Tidak Efektif
39-78
0
0.00
JUMLAH
-
148
100
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sebagian besar responden (83.11%) menyatakan bahwa BPPK berada pada ketegori organisasi EFEKTIF. Hal ini didukung dan diperkuat dari hasil capaian kinerja BPPK Tahun 2012, capaian IKU tahun 2012 (26 IKU:100%) lebih baik dibandingkan tahun 2011 (21 IKU:95.45%) jika dilihat dari uraian IKU, mayoritas realisasi IKU BPPK tahun 2012 melebihi dari target yang ditetapkan yaitu:
84
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
No.
Uraian IKU
Target
2012 Realisasi
1
Persentase Diklat yang Berkontribusi terhadap Peningkatan Kompetensi
85%
100%
2
Persentase Jam Pelatihan Pegawai terhadap Jam Kerja Kementerian Keuangan
2,5%
3,2%
3
Persentase Lulusan Diklat dari Kementerian Keuangan dengan Predikat Minimal Baik
85%
85,78%
Penjelasan Capaian 1. IKU ini diukur dengan menggunakan evaluasi pascadiklat sebagai tools-nya; 2. Pada tahun 2012, BPPK menggunakan 30 sampel program diklat yang mewakili programprogram diklat di BPPK untuk dilakukan evaluasi pascadiklat. Ke-30 program diklat tersebut telah selesai dievaluasi dengan hasil positif dimana diklat dimaksud terbukti memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi SDM Kemenkeu; 3. Laporan rekomendasi dari hasil evaluasi pascadiklat telah disampaikan kepada pihak-pihak terkait (unit eselon I sebagai unit pengguna). 1. IKU ini diukur dari realisasi kegiatan penyelenggaraan diklat di BPPK yang ditujukan bagi para pegawai Kementerian Keuangan; 2. Hingga akhir tahun 2012, BPPK telah menyelenggarakan diklat sebanyak 2.668.833 jamlator, yang diikuti oleh 40.084 pegawai Kementerian Keuangan, pada 276 program diklat; 3. Selain itu, BPPK juga telah membantu mengembangkan SDM Kementerian/Lembaga lain dan Pemda, yang sampai dengan akhir tahun 2012, telah mendidik sebanyak 2.597 peserta dari 94 program yang diselenggarakan. 1. Sampai dengan akhir tahun 2012, dari 15.809 peserta yang lulus ujian, sebanyak 13.561 lulus dengan predikat minimal baik. Artinya 85,78% peserta diklat berhasil lulus dengan nilai di atas 76 (batasan lulus adalah minimal 65); 2. Hal-hal yang mendukung ketercapaian target IKU ini antara lain: Proses pembelajaran bagi peserta telah berjalan optimal sesuai desain kurikulum yang dibuat. Peserta yang dikirimkan unit peng guna sesuai dengan kualifikasi minimal peserta diklat tertentu.
85
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
86
4
Capaian Kualitas Layanan Prima dalam Pendidikan dan Pelatihan
75%
87,38%
5
Rasio Program Diklat Dipenuhi terhadap Program Diklat Dibutuhkan
55%
71,88%
6
Indeks Kepuasan Pengguna Layanan
3,87
4,00
7
Kesesuaian Program Diklat dengan Kebutuhan Pemenuhan Kompetensi
95%
98%
8
Persentase Widyaiswara/Pengaj ar yang Dinilai Minimal Baik
95%
99,15%
1. Responden adalah para peserta diklat; 2. Aspek yang dinilai adalah aspek akademis (kurikulum, durasi diklat, bahan ajar, dll) dan non-akademis (sarana prasarana, konsumsi, asrama, dll); 3. Sampai dengan akhir tahun 2012, dari 30.750 responden, sebanyak 26.868 (87,38%) menyatakan puas dan sangat puas dengan layanan yang diberikan oleh BPPK. 1. IKU ini didasarkan pada hasil TNA yang dilakukan oleh masing-masing unit pengguna; 2. Dari 384 program diklat yang dibutuhkan oleh unit pengguna di tahun 2011 dan 2012, pada tahun 2012 ini BPPK telah dapat memenuhi 276 program. 1. IKU yang dilekatkan pada semua unit eselon I ini dimotori oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi yang bekerja sama dengan IPB untuk melakukan survey layanan kepuasan. 2. Di tahun 2012, BPPK berhasil melampaui target yang ditetapkan oleh SMO Kemenkeu. Hal tersebut menunjukkan hasil kerja yang baik dari BPPK hingga mampu memenuhi kepuasan pengguna layanan diklat. 1. Kesesuaian program diklat dengan kebutuhan pemenuhan kompetensi merupakan hasil dari proses validasi diklat dengan menghitung perbandingan antara jumlah program diklat yang mendapat nilai validasi minimal B dengan jumlah program diklat yang divalidasi. Proses validasi diklat akan dilakukan oleh tim validasi yang merupakan gabungan dari seluruh Pusdiklat dan dikoordinasikan oleh Setban; 2. Hasil Validasi Program Diklat sampai dengan akhir tahun 2012: Program Diklat Divalidasi : 100 Program Diklat Mendapat A : 92 Program Diklat Mendapat B : 6 Program Diklat Mendapat C : 2 1.Hingga akhir tahun 2012, dari 8.960 tatap muka yang dilakukan Widyaiswara/pengajar untuk menyampaikan materi di BPPK,
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
9
Jumlah Karya Tulis Widya- iswara yang Dipublikasikan
165 KT
299 KT
10
Rasio Unit yang Widyaiswara nya Melaksanakan Riset terhadap Jumlah Unit Kerja
100%
100%
11
Tingkat Kesesuaian Sarana Diklat dengan Standar Pelayanan Minimal
70%
95,60%
12
Tingkat Validitas Materi Evaluasi Belajar
85%
98,53%
8.884 diantaranya dinilai baik dan baik sekali oleh peserta diklat. Dengan demikian, IKU ini tercapai 104,37%. 2.Capaian yang melebihi target ini merupakan hasil perbaikan yang telah dilakukan BPPK dari segi penentuan kualifikasi pengajar pada tiap-tiap diklat yang diselenggarakan. Hingga akhir tahun 2012, Widyaiswara di BPPK semakin banyak yang mempublikasikan karya tulisnya, hingga mencapai 299 karya tulis WI telah dipublikasikan, dengan rincian: Pusdiklat : Q1 19 Q3 26 Q2 70 Q4 104 BDK: Q1 9 Q3 12 Q2 26 Q4 33 1. Target di tahun 2012 adalah 100% unit (Pusdiklat dan STAN) memiliki Widyaiswara yang melaksanakan riset; 2. Setiap unit hanya dihitung satu capaian, walaupun ada lebih dari 1 Widyaiswara yang melakukan riset di unit tersebut; 3. Sampai akhir 2012, semua unit telah memiliki WI yang menyelesaikan riset. 1. IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah sarana dan prasarana diklat yang telah sesuai Standar Sarana Prasarana (SSP) dengan jumlah seluruh sarana dan prasarana diklat yang tersedia; 2. Jumlah sarana dan prasarana primer sesuai Pedoman SSP yang harus dipenuhi oleh setiap unit adalah 180 item; 3. Sesuai hasil penilaian hingga akhir 2012, dari total 3.240 item yang harus dipenuhi oleh seluruh unit seBPPK, telah dipenuhi sebanyak 3.093, atau sebesar 95,60% telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sampai dengan akhir tahun 2012, tingkat validitas materi evaluasi belajar (jumlah soal valid dari jumlah soal yang divalidasi pada kesempatan pertama) mencapai 98,53%. Dari 12.062 soal yang divalidasi, 11.885 telah valid.
87
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
88
13
Persentase Rekomendasi Pendidikan dan Pelatihan yang Ditindaklanjuti
14
Jumlah Rekomendasi Strategis Hasil Evaluasi Pascadiklat kepada Unit Pengguna
15
16
90%
97,61%
6 laporan
6 laporan
Indeks Kepuasan Pegawai
3,00
3,33
Persentase PolicyRecommendation Hasil Pengawasan yang Ditindaklanjuti
85%
100%
1. Sampai dengan akhir tahun 2012, dari 1.590 rekomendasi yang masuk, 1.552 rekomendasi ditindaklanjuti oleh unit-unit kerja; 2. Rekomendasi yang belum dapat ditindaklanjuti merupakan rekomendasi terkait penyediaan layanan internet (wi-fi) di lingkungan asrama Balai Diklat, pengadaan sarana olahraga yang sesuai Standar Sarana Prasarana (SSP), pengadaan sarana kesenian, dan lain-lain sarana penunjang diklat, mengingat tindak lanjut ini baru dapat dimasukkan dalam perencanaan Pengadaan Barang dan Jasa untuk periode 2013. Sampai dengan akhir tahun 2012, dari 6 Pusdiklat yang melaksanakan evaluasi pascadiklat, seluruhnya telah menyampaikan rekomendasi kepada unit terkait (unit eselon I/ pengguna diklat). 1. Indeks Kepuasan pegawai adalah rata-rata tingkat kepuasan pegawai BPPK terhadap organisasi dan kepegawaian yang diukur melalui survei dengan metode sampling; 2. Adapun variabel yang akan diukur dalam survei antara lain: faktor fisik, psikologis, interaksi sosial, dan finansial; 3. Di akhir tahun 2012, BPPK memperoleh skor 3,33 dari skala 2,9 – 3,6. PolicyRecommendation berdasarkan hasil pengawasan yang telah ditindak- lanjuti di tahun 2012 adalah sebagai berikut: Policy Recommendation: Keputusan Kepala BPPK berupa SOP TNA dan Validasi Program Diklat Status: Selesai dilaksanakan pada triwulan I tahun 2012 dengan ditetapkannya: SOP TNA dan Validasi Program Diklat; Per 30 September 2012 telah diselesaikan konsep baru TNA yang akan berlaku pada level Kemenkeu beserta RPMKnya. Pedoman AKD dan IKD (PER004/PP/2011); Pedoman Validasi Program Diklat (PER-006/PP/2011).
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
17
Persentase Pegawai BPPK yang Memenuhi Target Diklat
60%
80,52%
18
Persentase Pejabat yang telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan
87%
94,12%
19
Tingkat Efektifitas Penegakan Disiplin Pegawai
85%
100%
20
Persentase Akurasi Data SIMPEG
100%
100%
1. Yang menjadi dasar pengukuran adalah jumlah pegawai aktif BPPK per 1 Januari 2012 yaitu 1.042 pegawai. 2. Hingga akhir tahun 2012, sebanyak 839 pegawai BPPK telah mencapai target diklat, yaitu sedikitnya 30 jam pelatihan. Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya pada 2012 ditargetkan sebesar 87%, dengan realisasi sebesar 94,12%, dengan rincian:
1. IKU ini ditargetkan tercapai 85% di tiap triwulannya untuk memastikan bahwa upaya penegakan kode etik dan peraturan mampu mempengaruhi pegawai yang terkena sanksi untuk tidak mengulangi pelanggaran yang dilakukan dan juga mampu mengikat komitmen pegawai yang belum pernah melanggar untuk tetap menjaga kedisiplinannya; 2. Hingga akhir tahun 2012, terdapat lima kasus pelanggaran yang terjadi di BPPK dan tidak ada kasus yang berulang. 1. Berdasarkan hasil pengujian dari 440 Sampel, Persentase akurasi data SIMPEG sampai dengan akhir tahun 2012 mempunyai nilai realisasi sebesar 100% dengan target 100%; 2. Tercapainya target tersebut disebabkan oleh selalu di-update-nya kelengkapan dan kebenaran komponen data pegawai yang terdapat pada aplikasi SIMPEG BPPK meliputi Nama Lengkap, Nomor Induk Pegawai, Pangkat (golongan/Ruang), Tempat Tanggal Lahir, Status Perkawinan/Jumlah Anak, Jabatan (dirinci sampai unit terendah), Riwayat Jabatan dan Riwayat Pendidikan.
89
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
90
21
Persentase Penyelesaian Penataan Organisasi
22
Indeks Reformasi Birokrasi
23
24
100%
100%
92
92,52
Persentase Mitigasi Risiko yang Selesai Dijalankan
70%
87,36%
Kualitas Layanan TIK terhadap Pemenuhan Kebutuhan
80%
100%
Hingga akhir tahun 2012, BPPK telah melakukan seluruh tahapan penataan organisasi berupa: Pengumpulan Data; Analisis/Telaahan; Pembahasan Internal; Usulan ke Menteri Keuangan. 1.Indeks Reformasi Birokrasi diukur dengan menggunakan tool yang ditetapkan oleh MenPAN-RB dan dilaksanakan oleh BPKP/Itjen untuk menilai kualitas reformasi birokrasi; 2.Ukuran tersebut meliputi: Pola Pikir dan Budaya Kerja, Penataan Peraturan Perundang-undangan, Penataan dan Penguatan Organisasi, Penata-an Tatalaksana, Penataan Sistem SDM Aparatur, Penguatan Penga-wasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; 3.Di tahun 2012, BPPK berhasil melampaui target indeks reformasi birokrasi berdasarkan hasil quality assurance yang telah dilakukan terhadap BPPK dengan rincian skor: Pola Pikir dan Budaya 7,37 Penataan Per-UU-an 10,00 Penataan Organisasi 8,76 Penataan Tata Laksana 10,00 Penataan SDM 20,00 Penguatan Pengawasan 8,95 Penguatan Akuntabilitas 9,59 Peningkatan Pelayanan 18,20 1. Jumlah Mitigasi Risiko yang direncanakan adalah sejumlah risiko yang teridentifikasi dalam Profil Risiko; 2. Jumlah Mitigasi Risiko yang selesai dijalankan adalah mitigasi suatu risiko yang sudah selesai dilaksanakan dan disampaikan dalam Laporan Manajemen Risiko; 3. Profil Risiko telah dibuat di awal semester dan Laporan Manajemen Risiko disampaikan di akhir semester; 4. Hingga akhir tahun, dari 348 mitigasi risiko yang direncanakan, 304 mitigasi risiko telah diselesaikan. 1. IKU ini diukur dengan melihat berapa jumlah permintaan kebutuhan organisasi terhadap layanan ICT yang dapat diselesaikan atau
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Organisasi
25
Persentase Penyerapan DIPA (Non Belanja Pegawai)
95%
97,20%
26
Persentase Realisasi Pengadaan Barang dan Jasa
85%
99,49%
difasilitasi oleh Sekretariat Badan cq. Bagian TIK sebagai pengelola ICT di BPPK; 2. Permintaan unit yang dimaksud dalam IKU ini adalah permintaan unit terkait kebutuhan ICT, seperti misalnya: kebutuhan network, permintaan akun dan password, kebutuhan software, perbaikan hardware, dll. 1. Belanja Barang Pagu : 287,53 M Realisasi : 278,9 M (97%) 2. Belanja Modal Pagu : 55,58 M Realisasi : 54,6 M (98,20%) 1. Yang diukur oleh IKU ini adalah pengadaan barang dan jasa di atas Rp 100 juta; 2. Semua unit telah mengontrakkan paket pengadaan barang dan jasa. Hingga akhir tahun ini telah terealisasi kontrak pengadaan 195 paket dari 196 paket pengadaan yang direncanakan.
Sumber: BPPK 2012
2. Budaya Organisasi pada BPPK 2.1. Analisis Tanggapan Responden mengenai Budaya Organisasi Berikut ini adalah pembahasan jawaban responden terhadap pernyataan pengembangan Budaya Organisasi dengan menggunakan konsep menurut Daniel R. Denison dan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan. Budaya organisasi diukur dari empat dimensi dan lima nilai, yaitu: dimensi keterlibatan (involvement), konsistensi (consistency), adaptabilitas (adaptability), dan misi (mission) serta nilai Integritas (Integrity),
Profesionalisme
(Profesionalism),
Sinergi
(Synergy),
Pelayanan (Service), dan Kesempurnaan (Excellence)
91
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
2.2. Subvariabel Dimensi Involvement
Tabel 4.11Tanggapan Responden Atas Indikator Involvement
No.
Pernyataan
Anda dapat memberikan masukan kepada organisasi BPPK setiap saat Para pegawai belum berperan aktif dalam mengembangkan tujuan diri, tim, dan unit kerja secara keseluruhan Suasana kerja yang tercipta di organisasi BPPK menyenangkan dan penuh kekeluargaan antara pimpinan dan pegawai
1
2
3
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
(STS) %
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
0.68
10.14
33.11
47.3
1.35
19.59
39.86
0
5.41
25
Total Responden
Skor
8.78
148
523
38.51
0.68
148
418
62.16
7.43
148
550
Jumlah
1,491
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
444
Med Tidak baik
888
K3 Baik
1,332
Maks Sangat baik
1,776
2,220
1,491 Gambar 4.6. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Involvement Dengan memperhatikan Tabel 4.11 maka dapat dikatakan bahwa organisasi telah menerapkan budaya organisasi pelibatan (involvement) dengan baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.1 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 1,491 berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa
92
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
pegawai dapat memberikan masukan kepada BPPK setiap saat sesuai dengan kondisi yang ada di dalam organisasi (56.08%), para pegawai sudah berperan aktif dalam mengembangkan tujuan diri, tim, dan unit kerja secara keseluruhan (60.81%), dan suasana kerja yang tercipta di BPPK
menyenangkan dan penuh kekeluargaan antara pimpinan dan
pegawai (69.59%). Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas pegawai BPPK dapat berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan kepada organisasi setiap saat dan suasana kerja di BPPK menyenangkan. Meskipun memang masih ada beberapa responden merasa hal tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini bisa dimengerti karena ada pegawai-pegawai yang masa kerjanya belum lama.
2.3. Subvariabel Dimensi Consistency
Tabel 4.12. Tanggapan Responden Atas Indikator Consistency
No.
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Kurang Sangat Setuju Setuju Setuju Setuju
(STS) % (TS) %
1
2
3
Organisasi BPPK senantiasa menanamkan kedisiplinan di dalam lingkungan kerja Organisasi BPPK konsisten dalam menegakkan kebijakan yang terkait dengan pengembangan manajemen kinerja Para pegawai selalu tiba lebih awal di kantor sehingga bisa memulai tugas lebih awal
(KS) %
(S) %
(SS) %
Total Skor Responden
0
6.08
26.35
55.41
12.16
148
553
2.03
10.14
43.92
39.86
4.05
148
494
0
5.41
20.95
50
23.65
148
580
Jumlah
1,627
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
93
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Min
K1 Sangat tidak baik
444
Med Tidak baik
888
K3
Maks
Baik 1,332
Sangat baik 1,776
2,220
1,627 Gambar 4.7. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Consistency
Dengan memperhatikan Tabel 4.12 maka dapat dikatakan bahwa para pemimpin organisasi senantiasa konsisten dalam menjalankan kebijakan organisasi dengan baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.7 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 1,627 yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa BPPK senantiasa menanamkan kedisiplinan di dalam lingkungan kerja (67.57%) dan para pegawai selalu tiba lebih awal di kantor sehingga bisa memulai tugas lebih awal (73.65%). Hal ini menunjukkan bahwa BPPK dan pegawainya dalam hal menanamkan disiplin di dalam lingkungan kerja secara umum sudah baik. Meskipun sekitar 56.08% responden meyakini bahwa BPPK belum konsisten
dalam
menegakkan
pengembangan manajemen kinerja.
94
kebijakan
yang
terkait
dengan
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
2.4. SubvariabelDimensi Adaptability Tabel 4.13. Tanggapan Responden Atas Indikator Adaptability
No.
1
2
3
Pernyataan
Jenis diklat BPPK dibuat dengan memperhatikan selera pengguna/stakeholder Produk-produk BPPK (jenis diklat) mempunyai kualitas yang baik Produk organisasi BPPK (jenis diklat) sesuai dengan perkembangan zaman dan unit-unit di Kementerian Keuangan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
(STS) %
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
0
4.05
16.89
65.54
0
4.73
23.65
0
4.73
25
Sangat Setuju
Total Responden
Skor
13.51
148
575
67.57
4.05
148
549
66.22
4.05
148
547
Jumlah
1,671
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013 Min
K1 Sangat tidak baik
444
Med Tidak baik
888
K3 Baik
1,332
Maks Sangat baik
1,776
2,220
1,671 Gambar 4.8. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Adaptability
Dengan memperhatikan Tabel 4.13 maka dapat dikatakan bahwa organisasi senantiasa melakukan adaptasi dengan baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.8 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 1,671 yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa desain produk BPPK (jenis diklat) dibuat dengan memperhatikan selera pengguna/stakeholder
95
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
(79.05%), produk-produk BPPK (jenis diklat) mempunyai kualitas yang baik
(71.62%),
dan produk
BPPK (jenis diklat) sesuai dengan
perkembangan zaman dan unit-unit di Kementerian Keuangan (70.27%). Hal ini menunjukkan bahwa BPPK mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan lingkungannya yang bersifat dinamis.
2.5. Subvariabel Dimensi Mission Tabel 4.14Tanggapan Responden Atas Indikator Mission
No.
1
2
Pernyataan
Tujuan dan sasaran organisasi BPPK telah ditetapkan dengan jelas dan realistis Kebijakan organisasi BPPK selama ini sesuai dengan misi organisasi
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
(STS) %
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
0.68
4.05
31.76
58.78
0.68
5.41
31.08
56.08
Sangat Setuju
Total Responden
Skor
4.73
148
537
6.76
148
537
Jumlah
1,074
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
296
Med Tidak baik
592
K3 Baik
888
Maks Sangat baik
1,184 1,074
Gambar 4.9. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Mission Dengan memperhatikan Tabel 4.14 maka dapat dikatakan bahwa organisasi senantiasa memiliki kejelasan misi yang baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.9 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 1,074
96
1,480
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa tujuan dan sasaran BPPK telah ditetapkan dengan jelas dan realistis (63.51%) dan kebijakan BPPK selama ini sesuai dengan misi organisasi (62.84%). Hal ini menunjukkan bahwa organisasi telah berupaya memberikan arah bagi organisasi dengan menetapkan tujuan dan sasaran dengan jelas. Ketaatan BPPK akan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam pencapaian efektifitas organisasi sudah baik. Namun yang tetap perlu diperhatikan oleh organisasi yaitu dengan adanya 36,49% reponden yang menyatakan bahwa pernyataan yang disampaikan tidak sesuai dengan realitas yang ada, maka bisa jadi responden belum mampu menangkap hal-hal yang disampaikan oleh organisasi.
2.6. SubvariabelNilai Integritas Tabel 4.15Tanggapan Responden Atas Indikator Integritas
No.
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Kurang Sangat Setuju Setuju Setuju Setuju
(STS) % (TS) % 1
2
3
4
Anda bertindak sesuai aturan meskipun tidak diawasi Anda berani mengemukakan hal yang sebenarnya berdasarkan fakta meskipun karier/pekerjaan anda yang menjadi taruhannya Anda tidak menjanjikan dan menerima pemberian dalam bentuk apapun terkait pekerjaan yang Anda lakukan Anda tidak membicarakan hal-hal buruk tentang organisasi dengan pihak di luar organisasi (pihak eksternal)
(KS) %
(S) %
(SS) %
Total Skor Responden
0
1.35
10.14
69.59
18.92
148
601
0.68
3.38
19.59
66.22
10.14
148
565
0.68
0.68
4.05
12.84
81.76
148
702
0.68
4.05
16.22
33.11
45.95
148
621
Jumlah
2,489
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
97
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Min
K1 Sangat tidak baik
592
Med Tidak baik
1,184
K3 Baik
1,77
Maks Sangat baik
2,368
2,960 2,489
Gambar 4.10. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Integritas
Dengan memperhatikan Tabel 4.15 maka dapat dikatakan bahwa organisasi memiliki pegawai yang memiliki integritas yang sangat baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.10 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 2,489 yang berada pada kategori Sangat Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa pegawai BPPK bertindaksesuai aturan meskipun tidak diawasi (88.51%), pegawai berani mengemukakan hal yang sebenarnya berdasarkan fakta meskipun karier/pekerjaan yang menjadi taruhannya (76.35%), pegawai tidak menjanjikan dan menerima pemberian dalam bentuk apapun terkait pekerjaan yang dilakukan (94.59%), dan pegawai tidak membicarakan hal-hal buruk tentang organisasi dengan pihak di luar organisasi/pihak eksternal (79.05%). Hal ini menunjukkan bahwa BPPK memiliki pegawaipegawai yang berintegritas tinggi, sehingga nilai-nilai untuk membentuk budaya yang kuat di BPPK akan semakin mudah.
98
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
2.7. SubvariabelNilai Profesionalisme Tabel 4.16Tanggapan Responden Atas Indikator Profesionalisme
No.
Sangat Tidak Setuju
Pernyataan
Tidak Kurang Sangat Setuju Setuju Setuju Setuju
(STS) % (TS) %
1
2
3
Anda menyelesaikan pekerjaan dgn efektif&efisien sesuai target yang ditetapkan Anda bekerja dengan komitmen tinggi, penuh tanggungjawab, cepat, tepat, dan akurat Anda biasanya tidak menghabiskan jam kerja untuk membicarakan hal-hal di luar pekerjaan, bersantai, atau main game
(KS) %
(S) %
(SS) %
Total Skor Responden
0
2.03
8.11
76.35
13.51
148
594
0
1.35
8.78
71.62
18.24
148
602
0.68
12.16
39.86
38.51
8.78
148
507
Jumlah
1,703
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
444
Med Tidak baik
888
K3 Baik
1,332
Maks Sangat baik
1,776
2,220
1,703 Gambar 4.11. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Profesionalisme Dengan memperhatikan Tabel 4.16 maka dapat dikatakan bahwa organisasi memiliki pegawai yang memiliki tingkat profesionalisme yang baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.11 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 1,703 yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa pegawai menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan efisien sesuai target yang ditetapkan dan pegawai bekerja dengan komitmen tinggi, penuh tanggungjawab, cepat, tepat, dan akurat masing-masing sebesar
99
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
89.86%. Hal ini menunjukkan bahwa BPPK telah berupaya meningkatkan profesionalisme pegawainya dalam bekerja. Namun yang tetap perlu diperhatikan oleh BPPK yaitu dengan adanya 52,70% responden yang menyatakan bahwa pegawai biasanya menghabiskan jam kerja untuk membicarakan hal-hal di luar pekerjaan, bersantai, atau main game, maka bisa jadi usaha percepatan pencapaian efektifitas BPPK terhambat. Oleh sebab itu, tindakan tegas dan pemberdayaan oleh atasan/pimpinan menjadi hal yg penting, karena jika waktu senggang/luang yang dimiliki pegawai bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi organisasi misalnya melakukan kreatifitas dan inovasi kerja, maka bisa dipastikan efektifitas organisasi akan semakin meningkat karena pegawainya produktif.
2.8. Subvariabel Nilai Sinergi Tabel 4.17. Tanggapan Responden Atas Indikator Sinergi
No.
1
2
3
4
Pernyataan
Anda menghargai dan menerima masukan, kritikan, pendapat, dan gagasan dari atasan dan rekan kerja mengenai pekerjaan Anda bekerja sama dalam mencapai tujuan dan tidak saling bersaing untuk memperoleh hasil yang berbeda Anda senantiasa memberikan kontribusi terbaik dalam menyelesaikan masalah Koordinasi antara unit-unit kerja (bidang, bagian, seksi) maupun antar pegawai di kantor sulit dilakukan sehingga beberapa pekerjaan dapat diselesaikan secara cepat
Sangat Tidak Kurang Sangat Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju (STS) %
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
0
0
1.35
76.35
22.3
148
623
0
0
4.73
75
20.27
148
615
0
1.35
16.22
72.97
9.46
148
578
2.03
16.89
30.41
41.22
9.46
148
386
Jumlah
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
100
Total Skor Responden
2,202
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Min
K1 Sangat tidak baik
592
Med Tidak baik
1,184
K3 Baik
Maks Sangat baik
1,776
2,368
2,960
2,202 Gambar 4.12. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Sinergi
Dengan
memperhatikan
Tabel
4.17
maka
dapat
dikatakan
bahwaorganisasi memiliki sinergitas pegawai yang baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.12 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 2,202 yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa pegawai menghargai dan menerima masukan, kritikan, pendapat, dan gagasan dari atasan dan rekan kerja mengenai pekerjaan (98.65%), pegawai bekerja sama dalam mencapai tujuan dan tidak saling bersaing untuk memperoleh hasil yang berbeda (95.27%), dan pegawai senantiasa memberikan kontribusi terbaik dalam menyelesaikan masalah (82.43%). Namun yang tetap perlu diperhatikan oleh BPPK yaitu 50.68% responden menyatakan bahwa koordinasi antara unit-unit kerja (bidang, bagian, seksi) maupun antar pegawai di kantor sulit dilakukan sehingga beberapa pekerjaan terhambat untuk diselesaikan secara cepat. Oleh sebab itu, peran pimpinan untuk mengambil kebijakan terkait peningkatan koordinasi perlu dilakukan agar produktifitas kerja meningkat dalam usaha pencapaian efektifitas organisasi.
101
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
2.9. Subvariabel Nilai Pelayanan Tabel 4.18Tanggapan Responden Atas Indikator Pelayanan
No.
1
2
Pernyataan
Kepedulian, ramah, dan santun dalam memberikan pelayanan sudah ditunjukkan pegawai di kantor Para pegawai senantiasa memberikan layanan yang tepat waktu, cepat dan transparan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
(STS) %
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
0
1.35
11.49
75.68
0
2.03
25
66.89
Sangat Setuju
Total Responden
Skor
11.49
148
588
6.08
148
558
Jumlah
1,146
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
296
Med Tidak baik
592
K3 Baik
Maks Sangat baik
888
1,184
1,480
1,146
Gambar 4.13. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Pelayanan Dengan memperhatikan Tabel 4.18 maka dapat dikatakan bahwa pelayanan pegawai di organisasi sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.13 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 1,146
yang
berada
pada
kategori
Baik.
Dilihat
dari
item
pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa kepedulian, ramah, dan santun dalam memberikan pelayanan sudah ditunjukkan pegawai di kantor (87.16%) dan para pegawai senantiasa memberikan layanan yang tepat waktu, cepat dan transparan (72.97%).
102
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di BPPK sudah memberikan pelayanan yang baik kepada stakeholder. Dengan pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan bagi stakeholder sehingga tujuan organisasi akan mudah tercapai.
2.10.
Subvariabel Nilai Kesempurnaan
Tabel 4.19Tanggapan Responden Atas Indikator Kesempurnaan
No.
1
2
Pernyataan
Pegawai senantiasa berupaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja Anda biasanya mengemukakan gagasan/pendapat positif dan bernilai tambah demi kemajuan organisasi
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
(STS) %
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
0
1.35
18.24
72.3
0
0.68
35.14
55.41
Total Responden
Skor
8.11
148
573
8.78
148
551
Jumlah
1,124
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
296
Med Tidak baik
592
K3 Baik
888
Maks Sangat baik
1,184
1,480
1,124 Gambar 4.14.Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kesempurnaan
Dengan memperhatikan Tabel 4.19 maka dapat dikatakan bahwa keinginan dan kemampuan organisasi untuk memperbaiki diri menuju sesuatu yang lebih baik sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada
103
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Gambar 4.14 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 1,124 yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa pegawai senantiasa berupaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja (80.41%) dan pegawai biasanya mengemukakan gagasan/pendapat positif dan bernilai tambah demi kemajuan organisasi (64.19%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di BPPK sudah memberikan kontribusi terbaik dalam rangka organisasi terus menerus melakukan perbaikan dalam proses kerja guna mencapai hasil yang maksimal. 2.11.
Sikap Responden Mengenai Budaya Organisasi di BPPK
Berdasarkan jawaban-jawaban responden atas pernyataan tentang budaya
organisasi,
maka
dapat
diketahui
kecenderungan
sikap
responden mengenai pengembangan budaya organisasi di BPPK sebagai berikut: Skor
jawaban
yang
mungkin
atas
dua
puluh
enam
pertanyaan/pernyataan budaya organisasi adalah:
Min
26
Skor Maksimum
Skor K3
Skor Median
Skor K1
Skor Minimum
130 (5x26)
104 (4x26)
78 (3x26)
52 (2x26)
26 (1x26)
Sangat Lemah
K1
Med Lemah
52
K3
Sangat Kuat Maks
104
130
Kuat 78
118 Responden (79.73%) Budaya Lemah
Budaya Kuat
Gambar 4.15.Pembobotan Tanggapan Responden Atas Pernyataan Budaya Organisasi
104
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.20. Kriteria Tanggapan Responden Terhadap Budaya Organisasi KRITERIA Sangat Kuat Kuat Lemah Sangat Lemah JUMLAH
SKOR 105 – 130 79 – 104 53 – 78 26 – 52 -
F 28 118 2 0 148
% 18.92 79.73 1.35 0 100
Berdasarkan Tabel 4.20 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sebagian besar pegawai menganggap bahwa BPPK sudah menerapkan budaya organisasi dengan baik artinya Budaya BPPK berada pada ketegori BUDAYA KUAT, meskipun ada sebagian kecil pegawai yang ragu mengenai hal tersebut. Hal ini dapat terlihat dari kuesioner yang sudah dijawab oleh 148 responden.
3. Motivasi Pegawai pada BPPK 3.1. Analisis Tanggapan Responden mengenai Motivasi Pegawai Berikut ini adalah pembahasan jawaban responden terhadap pernyataan pengembangan Motivasi Pegawai dengan menggunakan konsep
menurut
E.
Koeswara
berdasarkan
Teori
Kebutuhan
Maslow.Motivasi pegawai diukur dari lima dimensi, yaitu: kebutuhan fisik/fisiologikal (physiological needs), kebutuhan keamanan (safety needs), kebutuhan bermasyarakat (social/love needs), kebutuhan akan penghargaan dan prestise (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).
105
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
3.2. Subvariabel Kebutuhan Fisiologikal Tabel 4.21Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan Fisiologikal
No.
1
2
Pernyataan
Penghasilan/gaji yang Anda terima saat ini sudah sesuai dengan beban tanggung jawab pekerjaan dan tugas yang diberikan Penghasilan dan tunjangan yang anda terima memotivasi anda bekerja dengan lebih keras dan lebih baik lagi
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
(STS) %
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
2.03
6.08
28.38
58.78
2.7
4.73
17.57
64.86
Sangat Setuju
Total Responden
Skor
4.73
148
530
10.14
148
555
Jumlah
1,085
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
296
Med Tidak baik
592
K3 Baik
888
Maks Sangat baik
1,184
1,480
1,085 Gambar 4.16. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kebutuhan Fisiologikal
Dengan memperhatikan Tabel 4.21 maka dapat dikatakan bahwa kesesuaian pemenuhan kebutuhan fisiologikal pegawai oleh organisasi sudah dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.16 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 1,085 yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan
106
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
persetujuannya bahwa penghasilan/gaji yang pegawai terima saat ini sudah sesuai dengan beban tanggung jawab pekerjaan dan tugas yang diberikan (63.51%), dan penghasilan serta tunjangan yang pegawai terima memotivasi pegawai bekerja dengan lebih keras dan lebih baik lagi (75%).
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
sebagian
besar
pegawai
mengganggap BPPK sudah sesuai memenuhi kebutuhan fisiknya.
3.3. Subvariabel Kebutuhan Keamanan Tabel 4.22. Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan Keamanan
No.
1
Pernyataan
Situasi, kondisi kerja, dan perlakuan yang diberikan di BPPK memotivasi Anda untuk berbuat yang terbaik dalam melaksanakan tugas
Sangat Tidak Setuju (STS) %
0.68
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
5.41
12.16
65.54
16.22
Total Responden
Skor
148
579
Jumlah
579
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
148
Med Tidak baik
296
K3 Baik
Maks Sangat baik
444
592
740
579 Gambar 4.17. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kebutuhan Keamanan
Dengan memperhatikan Tabel 4.22 maka dapat dikatakan bahwa organisasi sudah memberikan rasa aman dan nyaman bekerja kepada pegawai dengan baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.17 dari hasil
107
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
penelitian total skor yang berjumlah 579 yang berada pada kategori Baik. Dilihat
dari
item
pertanyaan/pernyataan,
responden
memberikan
persetujuannya bahwa situasi, kondisi kerja, dan perlakuan yang diberikan di BPPK memotivasi pegawai untuk berbuat yang terbaik dalam melaksanakan tugas sebesar 81.76%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai di BPPK sudah merasa aman dan nyaman dalam bekerja.
3.4. Subvariabel Kebutuhan Bermasyarakat Tabel 4.23. Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan Bermasyarakat
No.
1
2
3
Pernyataan
Kinerja Anda membuat orang lain respek kepada Anda Anda memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan stakeholder Anda ingin berpartisipasi dengan bekerja dalam periode waktu yang lebih lama
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
(STS) %
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
0
0
8.78
82.43
0
0
3.38
2.03
8.78
22.3
Total Responden
Skor
8.78
148
592
72.97
23.65
148
622
52.03
14.86
148
546
Jumlah
1,760
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
444
Med Tidak baik
888
K3 Baik
1,332
Maks Sangat baik
1,776
2,220
1,760 Gambar 4.18. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kebutuhan Bermasyarakat
108
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dengan memperhatikan Tabel 4.23 maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan untuk berkelompok atau bermasyarakat pegawai sudah dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.18 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 1,760 yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa kinerja pegawai membuat orang lain respek kepada pegawai (91.22%), pegawai memelihara dan meningkatkan hubungan
baik
dengan
stakeholder(96.62%),
dan
pegawai
ingin
berpartisipasi dengan bekerja dalam periode waktu yang lebih lama di BPPK (66.89%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai di BPPK sudah merasa termotivasi dalam bekerja, ketika di kantor, ia menemui rekan-rekan kerja yang menyenangkan.
3.5. Subvariabel Kebutuhan akan Penghargaan dan Prestise Tabel 4.24. Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan akan Penghargaan dan Prestise
No.
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
(STS) % (TS) % 1
2
3
4
Anda menerima evaluasi kinerja yang memuaskan Anda mendapatkan pujian dan ucapan terima kasih ketika telah melakukan pekerjaan dengan baik Anda berusaha konsisten untuk memperoleh kredibilitas (kepercayaan) dalam melakukan pekerjaan Promosi jabatan
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
(KS) %
(S) %
(SS) %
Total Responden
Skor
0.68
2.03
12.84
73.65
10.81
148
580
0.68
3.38
23.65
64.19
8.11
148
556
0
0
2.7
77.03
20.27
148
618
2.7
4.73
25
54.05
13.51
148
549
109
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
memotivasi Anda bekerja lebih baik lagi Anda tidak dihargai dalam melakukan 5 pekerjaan sehari-hari di kantor Anda memiliki rasa percaya diri dalam 6 berinteraksi dengan rekan kerja di kantor Anda selalu siap menerima kewenangan dan 7 melaksanakan tanggung jawab untuk tugas yang menantang. Pekerjaan yang Anda lakukan memotivasi 8 Anda untuk berbuat yang terbaik Anda dapat melakukan lebih 9 banyak pekerjaan dalam waktu tertentu dibanding yang lain Anda menggunakan umpan balik yang diperoleh setelah setiap periode untuk 10 memikirkan bagaimana melakukan perbaikan dalam periode berikutnya. Dalam melakukan pekerjaan, Anda mengoptimalkan kemampuan dan 11 keterampilan yang dimiliki untuk memberikan hasil kerja yang terbaik Anda merasa tugas 12 Anda di kantor membosankan Jumlah
11.49
39.19
37.16
12.16
0
148
518
0
0
4.73
81.76
13.51
148
605
0
0
9.46
77.03
13.51
148
598
0.68
2.03
6.08
74.32
16.89
148
599
0
1.35
29.73
62.84
6.08
148
553
0
2.03
11.49
77.03
9.46
148
583
0
0.68
6.08
77.7
15.54
148
604
8.11
20.27
42.57
21.62
7.43
148
444 6,807
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
1,776
3,552
Med Tidak baik
K3 Baik
5,328
Maks Sangat baik
7,104
8,880
6,807 Gambar 4.19. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Indikator Kebutuhan akan Penghargaan dan Prestise 110
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dengan memperhatikan Tabel 4.24 maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan pegawai akan penghargaan dan prestise sudah terakomodir dengan baik. Hal ini terlihat pada Gambar 4.19 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 6,807 yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa pegawai menerima evaluasi kinerja yang memuaskan (84.46%), pegawai mendapatkan pujian dan ucapan terima kasih ketika telah melakukan pekerjaan dengan baik (72.30%), pegawai berusaha konsisten untuk memperoleh kredibilitas (kepercayaan) dalam melakukan pekerjaan (97.30%), promosi jabatan memotivasi pegawai bekerja lebih baik lagi (67.57%), pegawai dihargai dalam melakukan pekerjaan sehari-hari di kantor (87.84%), pegawai memiliki rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan rekan kerja di kantor (95.27%), pegawai selalu siap menerima kewenangan dan melaksanakan tanggung jawab untuk tugas yang menantang (90.54%), pekerjaan yang pegawai lakukan memotivasi pegawai untuk berbuat yang terbaik (91.22%), pegawai dapat melakukan lebih banyak pekerjaan dalam waktu tertentu dibanding yang lain (68.92%), pegawai menggunakan umpan balik yang diperoleh setelah setiap periode untuk memikirkan bagaimana melakukan perbaikan dalam periode berikutnya (86.49%), dalam melakukan pekerjaan, pegawai mengoptimalkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki untuk memberikan hasil kerja yang terbaik (93.24%), dan pegawai merasa tugasnya di kantor menyenangkan (70.95%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai di BPPK sudah merasa tercukupi kebutuhan akan penghargaan dan prestise.
111
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
3.6. Subvariabel Kebutuhan akan Aktualisasi diri Tabel 4.25Tanggapan Responden Atas Indikator Kebutuhan akan Aktualisasi diri Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
(STS) %
(TS) %
(KS) %
(S) %
(SS) %
1
Anda diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi diri
3.38
18.24
43.24
27.03
2
Dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kantor, Anda diberikan kebebasan unutk mengemukakan ideide dan pendapat
0.68
16.89
41.89
31.08
No.
Pernyataan
Sangat Setuju
Total Responden
Skor
8.11
148
471
9.46
148
491
Jumlah
962
Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah, Juli 2013
Min
K1 Sangat tidak baik
296
Med Tidak baik
592
K3 Baik
888
Maks Sangat baik
1,184 962
Gambar 4.20. Pembobotan Tanggapan Responden Untuk Kebutuhan akan Aktualisasi diri
Dengan memperhatikan Tabel 4.25 maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan pegawai akan aktualisasi diri sudah diakomodir dengan baik oleh organisasi. Hal ini terlihat pada Gambar 4.20 dari hasil penelitian total skor yang berjumlah 962 yang berada pada kategori Baik. Dilihat dari item pertanyaan/pernyataan, responden memberikan persetujuannya bahwa pegawai diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi diri (78.38%) dan dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kantor,
112
1,480
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
pegawai diberikan kebebasan untuk mengemukakan ide-ide dan pendapat (82.43%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai di BPPK sudah merasa tercukupi kebutuhan akan aktualisasi diri, meskipun ada sebagian kecil pegawai yang ragu mengenai hal tersebut
3.7. Sikap Responden Mengenai Motivasi Pegawai di BPPK Berdasarkan jawaban-jawaban responden atas pernyataan tentang motivasi pegawai, maka dapat diketahui kecenderungan sikap responden mengenai tingkat motivasi pegawai di BPPK sebagai berikut: Skor jawaban yang mungkin atas dua puluh pertanyaan/pernyataan motivasi pegawai adalah:
Mi n 20
Skor Maksimum
Skor K3
Skor Median
Skor K1
Skor Minimum
100 (5x20)
80 (4x20)
60 (3x20)
40 (2x20)
20 (1x20)
Sangat Rendah
K1
Med Tinggi
Rendah 40
K3
60
Sangat Tinggi
Maks
80
100
116 Responden (78.38%)
Motivasi Rendah
Motivasi Tinggi
Gambar 4.21. Pembobotan Tanggapan Responden Atas Pernyataan Motivasi Pegawai
Tabel 4.26. Kriteria Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Pegawai KRITERIA Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah JUMLAH
SKOR 81 – 100 61 – 80 41 – 60 20 – 40 -
F 29 116 3 0 148
% 19.59 78.38 2.03 0 100
113
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Berdasarkan Tabel 4.26 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya mayoritas responden (78.38%) menganggap bahwa Motivasi Pegawai di BPPK berada pada ketegori Motivasi Tinggi bahkan 19.59% responden menganggap tingkat motivasi pegawai sangat tinggi, meskipun ada sebagian kecil pegawai (2.03%) yang ragu mengenai hal tersebut. Hal ini dapat terlihat dari kuesioner yang sudah dijawab oleh 148 responden.
D. Uji Validitas dan Reliabilitas Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian-penelitian sosial adalah bagaimana mengukur suatu objek untuk memperoleh data yang akurat dan informatif sehingga dapat mengambil keputusan yang benar dan dapat dipercaya. Hal ini menjadi sangatpenting artinya karena kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabiladidasarkan pada data yang dapat dipercaya. Agar penelitian tidak keliru dan tidakmemberikan gambaran yang jauh berbeda dari kenyataan yang sebenarnya, makadiperlukan instrumen pengukuran yang valid dan reliabel. Data mengenai jawaban responden, yang diperoleh dari pengiriman kuesioner, akandiuji validitas serta reliabilitasnya. Hal ini dikarenakan kuesioner yang digunakansebagai penjabaran dari masing-masing variabel diperoleh dari penelitian yangtidak sejenis atau tanpa bukti empiris.Uji validitas instrumen
pengukuran
dimaksudkan
untuk
mengetahui
ketepatandan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukurdikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut mampu mencapai tujuan pengukuran dari variabel dengan tepat. Sedangkan ujireliabilitas digunakan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapatdipercaya.
114
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kalipelaksanaan pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Uji validitas
dalam
penelitian
menggunakan
analisis
butir
(item)
yakni
denganmengkorelasikan skor tiap item dengan skor total per konstrak (construct) dan skortotal seluruh item. Dalam output SPSS, analisis item/butir tersebut dinyatakansebagai
corrected
item-total
correlationdan
batas
kritis
untuk
menunjukkan itemyang valid pada umumnya dalah 0,30. Sehingga nilai corrected item-total correlation di atas 0,30 menunjukkan item yang valid/sahih (Ghozali, 2005). Hasillengkap terlampir dan rangkumannya ditampilkan dalam tabel di bawah ini.Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode internal consistency,yaitu metode untuk melihat sejauhmana konsistensi tanggapan responden terhadapitem-item pertanyaan dalam suatu instrumen penelitian. Dalam penelitian inipengukuran konsistensi tanggapan responden (internal consistency)
menggunakankoefisien
Cronbach’s
Alpha.
Suatu
kuesioner
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha dalampenelitian ini adalah >0,60. Hasillengkap terlampir dan rangkumannya ditampilkan dalam tabel 4.27 dibawah ini. Tabel 4.27Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Cronbach‟s Alpha Keterangan Efektifitas Organisasi (Y) 0.932 Sangat Reliabel Budaya Organisasi (X) 0.863 Sangat Reliabel Motivasi Pegawai (M) 0.858 Sangat Reliabel Variabel
Efektifitas Organisasi (Y)
No. Item Pertanyaan E01 E02 E03 E04 E05 E06 E07 E08
Corrected Item-Total Correlation 0.12 0.62 0.66 0.63 0.75 0.57 0.69 0.64
Rtabel Keterangan 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
115
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Budaya Organisasi (X)
116
E09 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 E28 E29 E30 E31 E32 E33 E34 E35 E36 E37 E38 E39 B01 B02 B03 B04 B05 B06 B07 B08 B09 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19
0.63 0.69 0.40 0.46 0.36 -0.26 0.63 0.50 0.57 0.32 0.58 0.59 0.54 0.21 0.44 0.13 0.70 0.58 0.65 0.60 0.00 0.27 0.54 0.52 0.51 0.70 0.79 0.62 0.76 0.64 0.46 0.29 0.13 0.44 0.52 0.54 0.35 0.41 0.53 0.41 0.59 0.57 0.42 0.36 0.19 0.41 0.57 0.50 0.38 0.47
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Motivasi Pegawai (M)
B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 M01 M02 M03 M04 M05 M06 M07 M08 M09 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20
0.50 0.32 0.30 0.39 0.47 0.59 0.40 0.35 0.40 0.62 0.52 0.53 0.37 0.62 0.55 0.51 0.50 0.36 0.32 0.49 0.62 0.33 0.42 0.59 0.51 0.43 0.37
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
E. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Bivariat Tabel 4.28. Analisis Bivariat Variabel Budaya, Motivasi, Unit, Jenis Kelamin, Lama Bekerja, Umur, Pendidikan, Pangkat, dan Unit Kerja dengan Efektifitas Tidak Efektif Efektif p n % n % Budaya Budaya Kuat 87 96.7 41 70.7 0.000 Budaya Lemah 3 3.3 17 29.3 Motivasi Motivasi Tinggi 89 98.9 46 79.3 0.000 Motivasi Rendah 1 1.1 12 20.7 Unit BDK 56 62.2 20 34.5 0.001 Pusdiklat 34 37.8 38 65.5 Jenis Kelamin Laki-Laki 55 61.1 32 55.2 0.474 Perempuan 35 38.9 26 44.8 Kelas Lama Bekerja <10 Tahun 52 57.8 49 84.5 0.013 10-20 Tahun 34 37.8 8 13.8 >20 Tahun 4 4.4 1 1.7
117
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Kelas Umur
Pendidikan
Pangkat
Unit Kerja
Total
<30 Tahun 30-40 Tahun 41-50 Tahun >50 Tahun SMA/SMK D1 D3 D4/S1 S2 II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a BD Kepemimpinan BDK Balikpapan BDK Cimahi BDK Makassar BDK Manado BDK Medan BDK Pekanbaru BDK Pontianak BDK Yogyakarya Pusdiklat AP Pusdiklat Bea dan Cukai Pusdiklat KNPK Pusdiklat KU Pusdiklat Pajak Pusdiklat PSDM
47 26 16 1 1 3 22 47 17 4 19 5 23 10 14 14 1 7 7 6 5 4 9 3 8 7 7 6 7 3 5 6 90
52.2 28.9 17.8 1.1 1.1 3.3 24.5 52.2 18.9 4.4 21.1 5.6 25.6 11.1 15.6 15.6 1.1 7.8 7.8 6.7 5.6 4.4 10.0 3.3 8.9 7.8 7.8 6.7 7.8 3.3 5.6 6.7 100
41 14 3 0 2 1 19 32 4 1 18 4 26 4 4 1 0 3 3 2 1 4 1 1 2 3 3 5 7 8 9 6 58
70.7 24.1 5.2 0.0 3.4 1.7 32.8 55.2 6.9 1.7 31.0 6.9 44.8 6.9 6.9 1.7 0.0 5.2 5.2 3.4 1.7 6.9 1.7 1.7 3.4 5.2 5.2 8.6 12.1 13.8 15.5 10.3 100
0.180
0.691
0.009
0.003
Dari tabel 4.28 di atas, terlihat bahwa variabel bebas yang akan dimasukkan ke dalam analisis regresi logistik adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p kurang dari 0.25 yaitu Budaya Organisasi, Motivasi Pegawai, Unit, Lama Bekerja, Umur, Pangkat, dan Unit Kerja.
118
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Efektifitas Organisasi Budaya Organisasi
Efektif
Tidak Efektif
Budaya Kuat
87
41
128
Budaya Lemah
3
17
20
90
58
148
Total
p
r
Total Uji Somers'd
Uji Gamma
0.530
0.846
0.000
Uji Korelasi Somers‟d dan Gamma Efektifitas Organisasi Motivasi Pegawai
Efektif
Tidak Efektif
89
46
1
12
13
90
58
148
Motivasi Tinggi Motivasi Rendah
Total
135
p
r
Total Uji Somers'd
Uji Gamma
0.582
0.917
0.000
Uji Korelasi Somers‟d dan Gamma Budaya Organisasi Budaya Budaya Kuat Lemah Motivasi Pegawai
Motivasi Tinggi Motivasi Rendah
Total
p
r Total
123
12
135
5
8
13
128
20
148
Uji Somers'd
Uji Gamma
0.526
0.885
Uji Korelasi Somers‟d dan Gamma Dari tabel analisis korelasi di atas dapat disimpulkan bahwa: a. Budaya Organisasi mempunyai hubungan/korelasi yang kuat terhadap Efektifitas Organisasi, hal ini terlihat dari nilai p (0.000) lebih kecil dari alpha (0.05) dengan nilai r sebesar 0.530 (Uji Somers‟d) dan 0.846 (Uji Gamma) artinya 53%-85% variabel efektifitas organisasi dipengaruhi oleh variabel budaya organisasi, semakin kuat budaya organisasi maka semakin efektif pula organisasi BPPK; b. Motivasi Pegawai mempunyai hubungan/korelasi yang kuat terhadap Efektifitas Organisasi, hal ini terlihat dari nilai p (0.000) lebih kecil dari alpha (0.05) dengan nilai r sebesar 0.582 (Uji Somers‟d) dan 0.917 (Uji Gamma) artinya 58%-92% variabel efektifitas organisasi dipengaruhi oleh variabel motivasi pegawai, semakin tinggi motivasi pegawai maka semakin efektif pula organisasi BPPK; dan
119
0.005
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
c. Motivasi Pegawai mempunyai hubungan/korelasi yang kuat terhadap Budaya Organisasi, hal ini terlihat dari nilai p (0.005) lebih kecil dari alpha (0.05) dengan nilai r sebesar 0.526 (Uji Somers‟d) dan 0.885 (Uji Gamma) artinya 53%-89% variabel budaya organisasi dipengaruhi oleh variabel motivasi pegawai, semakin tinggi motivasi pegawai maka semakin kuat pula budaya organisasi bisa diterapkan dan tertanam di BPPK. 2. Regresi Logistik dengan Kerangka Konsep Prediktif Regresi logistik dengan kerangka konsep prediktif bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang berhubungan dengan variabel tergantung (Efektifitas Organisasi). Dari hasil analisis bivariat, variabel bebas yang akan dimasukkan ke dalam analisis multivariat regresi dengan kerangka konsep prediktif adalah variabel budaya organisasi, motivasi pegawai, unit, lama bekerja, umur, pangkat, dan unit kerja. Perhitungan koefisien regresi dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 di mana jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥ Sig], maka hubungan signifikan dan hasil pengolahan regresi diperlihatkan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.29Tabel Analisis Regresi Logistik B
BUDAYA(1)
3,169
9,991 0,002
23,772
3,333
169,561
MOTIVASI(1)
2,120
3,119 0,077
8,330
0,792
87,569
UNIT(1)
0,482
0,153 0,696
1,620
0,144
18,169
Model
KLS_BEKERJA Langkah KLS_BEKERJA(1) 1 KLS_BEKERJA(2)
Nilai p
Odds Ratio
0,984 0,611 -1,620
0,399 0,528
0,198
0,001
30,249
-0,341
0,032 0,857
0,711
0,017
29,126
PANGKAT
120
Interval Kepercayaan 95% Minimal Maksimal
Uji Wald
7,875 0,344
PANGKAT(1)
-18,472
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(2)
-21,405
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(3)
-21,956
0,000 1,000
0,000
0,000
.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
PANGKAT(4)
-20,489
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(5)
-19,928
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(6)
-20,482
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(7)
-19,082
0,000 1,000
0,000
0,000
.
UNITKERJA
11,003 0,611
UNITKERJA(1)
-0,696
0,273 0,601
0,498
0,037
6,781
UNITKERJA(2)
0,875
0,461 0,497
2,398
0,192
29,969
UNITKERJA(3)
0,205
0,023 0,880
1,227
0,086
17,550
UNITKERJA(4)
0,545
0,131 0,717
1,724
0,091
32,713
UNITKERJA(5)
-1,144
0,690 0,406
0,319
0,021
4,740
UNITKERJA(6)
0,996
0,423 0,516
2,708
0,135
54,505
UNITKERJA(7)
0,206
0,017 0,896
1,229
0,056
27,197
UNITKERJA(8)
1,816
1,092 0,296
6,146
0,204
185,169
UNITKERJA(10)
1,840
2,028 0,154
6,294
0,500
79,183
UNITKERJA(11)
-0,427
0,195 0,659
0,653
0,098
4,328
UNITKERJA(12)
-0,041
0,002 0,966
0,960
0,142
6,464
UNITKERJA(13)
-1,310
1,406 0,236
0,270
0,031
2,352
UNITKERJA(14)
-1,097
1,314 0,252
0,334
0,051
2,179
KLS_UMUR
1,551 0,671
KLS_UMUR(1)
-15,778
0,000 1,000
0,000
0,000
.
KLS_UMUR(2)
-16,834
0,000 1,000
0,000
0,000
.
KLS_UMUR(3)
-17,049
0,000 1,000
0,000
0,000
.
Konstanta
33,518
0,000 1,000 360298446250433,000
BUDAYA(1)
3,120
9,917 0,002
22,657
3,249
158,004
MOTIVASI(1)
2,134
3,177 0,075
8,447
0,808
88,249
KLS_BEKERJA
1,222 0,543
KLS_BEKERJA(1)
-1,769
0,492 0,483
0,170
0,001
23,942
KLS_BEKERJA(2)
-0,375
0,040 0,841
0,688
0,018
26,940
PANGKAT
7,849 0,346
PANGKAT(1)
-18,439
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(2)
-21,327
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(3)
-21,912
0,000 1,000
0,000
0,000
.
Langkah PANGKAT(4) 2 PANGKAT(5)
-20,442
0,000 1,000
0,000
0,000
.
-19,825
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(6)
-20,499
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(7)
-19,044
0,000 1,000
0,000
0,000
.
UNITKERJA
13,808 0,387
UNITKERJA(1)
-0,394
0,136 0,713
0,675
0,083
5,484
UNITKERJA(2)
1,161
1,221 0,269
3,193
0,407
25,049
UNITKERJA(3)
0,492
0,189 0,663
1,635
0,179
14,970
UNITKERJA(4)
0,835
0,416 0,519
2,306
0,182
29,193
UNITKERJA(5)
-0,843
0,560 0,454
0,431
0,047
3,909
UNITKERJA(6)
1,293
0,958 0,328
3,645
0,273
48,604
121
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
UNITKERJA(7)
0,522
0,149 0,699
1,685
0,120
23,728
UNITKERJA(8)
2,121
1,874 0,171
8,342
0,400
173,862
UNITKERJA(10)
1,637
1,912 0,167
5,140
0,505
52,306
UNITKERJA(11)
-0,592
0,457 0,499
0,553
0,100
3,078
UNITKERJA(12)
-0,208
0,056 0,813
0,812
0,144
4,576
UNITKERJA(13)
-1,477
2,062 0,151
0,228
0,030
1,715
UNITKERJA(14)
-1,267
2,170 0,141
0,282
0,052
1,521
KLS_UMUR
1,719 0,633
KLS_UMUR(1)
-15,662
0,000 1,000
0,000
0,000
.
KLS_UMUR(2)
-16,769
0,000 1,000
0,000
0,000
.
KLS_UMUR(3)
-16,982
0,000 1,000
0,000
0,000
.
Konstanta
33,699
0,000 1,000 431997626343576,900
BUDAYA(1)
3,083
9,710 0,002
21,815
3,138
151,632
MOTIVASI(1)
2,053
2,934 0,087
7,789
0,744
81,562
KLS_BEKERJA
0,306 0,858
KLS_BEKERJA(1)
-0,759
0,176 0,675
0,468
0,013
16,246
KLS_BEKERJA(2)
-0,264
0,030 0,863
0,768
0,038
15,545
PANGKAT
7,003 0,429
PANGKAT(1)
-17,982
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(2)
-20,837
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(3)
-21,550
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(4)
-20,152
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(5)
-19,811
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(6)
-20,187
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(7)
-18,841
0,000 1,000
0,000
0,000
.
Langkah UNITKERJA 3 UNITKERJA(1)
-0,284
0,072 0,789
0,753
0,095
5,991
UNITKERJA(2)
1,190
1,283 0,257
3,286
0,419
25,742
UNITKERJA(3)
0,453
0,163 0,687
1,572
0,174
14,174
UNITKERJA(4)
0,918
0,510 0,475
2,505
0,201
31,154
UNITKERJA(5)
-0,981
0,783 0,376
0,375
0,043
3,290
UNITKERJA(6)
1,332
1,004 0,316
3,790
0,280
51,359
UNITKERJA(7)
0,639
0,228 0,633
1,894
0,138
26,018
UNITKERJA(8)
1,737
1,543 0,214
5,682
0,366
88,088
UNITKERJA(10)
1,730
2,128 0,145
5,639
0,552
57,608
UNITKERJA(11)
-0,548
0,402 0,526
0,578
0,106
3,149
UNITKERJA(12)
-0,151
0,030 0,862
0,860
0,156
4,730
UNITKERJA(13)
-1,514
2,302 0,129
0,220
0,031
1,555
UNITKERJA(14)
-1,178
1,895 0,169
0,308
0,058
1,647
Konstanta
16,615
0,000 1,000
16436351,994
3,069
9,610 0,002
21,521
3,092
149,819
2,062
2,953 0,086
7,865
0,748
82,664
BUDAYA(1) Langkah MOTIVASI(1) 4 PANGKAT
122
14,150 0,363
9,727 0,205
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
PANGKAT(1)
-18,503
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(2)
-21,342
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(3)
-21,864
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(4)
-20,627
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(5)
-20,088
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(6)
-20,177
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(7)
-18,812
0,000 1,000
0,000
0,000
.
UNITKERJA
14,654 0,329
UNITKERJA(1)
-0,306
0,087 0,768
0,736
0,097
5,611
UNITKERJA(2)
1,229
1,388 0,239
3,418
0,442
26,409
UNITKERJA(3)
0,545
0,240 0,624
1,724
0,195
15,257
UNITKERJA(4)
0,876
0,462 0,497
2,400
0,192
30,010
UNITKERJA(5)
-0,852
0,692 0,406
0,427
0,057
3,174
UNITKERJA(6)
1,281
0,952 0,329
3,600
0,275
47,201
UNITKERJA(7)
0,524
0,156 0,693
1,688
0,125
22,766
UNITKERJA(8)
1,724
1,539 0,215
5,604
0,368
85,343
UNITKERJA(10)
1,709
2,100 0,147
5,525
0,547
55,769
UNITKERJA(11)
-0,581
0,452 0,501
0,559
0,103
3,041
UNITKERJA(12)
-0,194
0,050 0,822
0,824
0,152
4,467
UNITKERJA(13)
-1,587
2,564 0,109
0,205
0,029
1,427
UNITKERJA(14)
-1,235
2,099 0,147
0,291
0,055
1,546
Konstanta
16,378
0,000 1,000
12962997,963
BUDAYA(1)
2,224
7,430 0,006
9,245
1,868
45,757
MOTIVASI(1)
2,110
3,616 0,057
8,250
0,937
72,626
PANGKAT
9,228
,237
PANGKAT(1)
-18,571
,000 1,000
,000
,000
.
PANGKAT(2)
-20,709
,000 1,000
,000
,000
.
-20,980
,000 1,000
,000
,000
.
Langkah PANGKAT(3) 5 PANGKAT(4)
-20,781
,000 1,000
,000
,000
.
PANGKAT(5)
-19,794
,000 1,000
,000
,000
.
PANGKAT(6)
-19,950
,000 1,000
,000
,000
.
PANGKAT(7)
-18,564
,000 1,000
,000
,000
.
16,869
,000 1,000
21179587,803
BUDAYA(1)
2,332
7,799 0,005
10,294
2,004
52,869
MOTIVASI(1)
1,978
3,121 0,077
7,232
0,805
64,951
UNIT(1)
0,866
4,002 0,045
2,376
1,018
5,549
Konstanta
PANGKAT
7,142 0,414
Langkah PANGKAT(1) 6 PANGKAT(2)
-18,493
0,000 1,000
0,000
0,000
.
-20,291
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(3)
-20,785
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(4)
-20,134
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(5)
-19,422
0,000 1,000
0,000
0,000
.
PANGKAT(6)
-19,564
0,000 1,000
0,000
0,000
.
123
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PANGKAT(7) Konstanta BUDAYA(1) Langkah MOTIVASI(1) 7 UNIT(1) Konstanta
-18,333
0,000 1,000
0,000
0,000
.
16,027
0,000 1,000
9132741,829
2,124
9,076 0,003
8,363
2,100
33,298
2,259 1,065
4,118 0,042
9,572
1,080
84,814
7,540 0,006
2,900
1,356
6,202
-4,056 10,823 0,001
0,017
Hasil analisis regresi menggunakan metode backward memperlihatkan pada setiap langkah, variabel-variabel yang tidak bermakna (tidak signifikan) akan dieliminir dari analisis regresi logistik pada langkah berikutnya, hingga berhenti pada langkah terakhir karena sudah mendapatkan model terbaik. Dari langkah terakhir (langkah 7), dapat disimpulkan bahwa variabel yang signifikan akan masuk kedalam model regresi logistik adalah variabel Budaya Organisasi, Motivasi Pegawai, dan Unit. Karena nilai p uji Wald dari koefisien lebih kecil α(0.05) dan pada rentang interval kepercayaan dari OR tiap-tiap variabel tidak ada angka 1. Adapun persamaan regresi logistik yang terbentuk:
p ( xi ) 0 1 x1 2 x2 3 x3 Ln 1 p ( x ) i p( xi ) 4,056 2,124 * BudayaOrganisasi(1) 2,259 * MotivasiPegawai(1) 1,065 * Unit (1) Ln 1 p( xi )
dengan makna odds ratio sebagai berikut:
nilai OR budaya kuat dibandingkan budaya lemah adalah 8,363. Artinya, kemungkinan BPPK dengan budaya kuat untuk mencapai efektifitasnya adalah 8,4 kali kemungkinan BPPK dengan budaya lemah untuk mencapai efektifitasnya;
nilai OR motivasi tinggi dibandingkan motivasi rendah adalah 9,572. Artinya, kemungkinan BPPK dengan motivasi pegawai tinggi untuk
124
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
mencapai efektifitasnya adalah 9,6 kali kemungkinan BPPK dengan motivasi pegawai rendah untuk mencapai efektifitasnya;
nilai OR unit BDK dibandingkan unit Pusdiklat adalah 2,900. Artinya, kemungkinan BPPK dengan unit BDK untuk mencapai efektifitasnya adalah 2,9 kali kemungkinan BPPK dengan unit Pusdiklat untuk mencapai efektifitasnya.
Probabilitas Efektifitas BPPK dengan memiliki Budaya Kuat, Motivasi Pegawai Tinggi, dan Unit BDK adalah sebesar 80%
p
1 1 1 0,8009 1 exp[ ( y)] 1 exp[ (4,056 2,124(1) 2,259(1) 1,065(1))] 1 exp( 1,392)
Probabilitas Efektifitas BPPK dengan memiliki Budaya Kuat, Motivasi Pegawai Tinggi, dan Unit Pusdiklat adalah sebesar 58% p
1 1 1 0,5810 1 exp[ ( y)] 1 exp[ (4,056 2,124(1) 2,259(1) 1,065(0))] 1 exp( 0,327)
Tabel Uji Hosmer and Lemeshow Langkah
Chi-square
df
Nilai p
1
3,890
8
0,867
2
6,239
8
0,620
3
7,094
8
0,527
4
0,342
6
0,999
5
0,466
8
1,000
6
0,209
2
0,901
Dari hasil uji Hosmer and Lemeshow diperoleh nilai p sebesar 0,910 > 0,05, artinya persamaan regresi yang diperoleh terkalibrasi dengan baik.
125
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Area Under the Curve (AUC) Interval Kepercayaan (95%) Area
Nilai p
Std. Error
0,747
0,043
Batas Bawah
Batas Atas
0,663
0,830
0,000
Sementara Nilai Area Under the Curve (AUC) sebesar 74,7% (IK 95%: 66,3%-83,0%). Secara statistik, oleh karena nilai p lebih kecil dari 0,05 dan pada interval kepercayaan dari AUC tidak terdapat angka 50%, maka dapat disimpulkan secara statistik AUC dari persamaan regresi berbeda signifikan dengan reference line dan AUC berada pada kategori sedang. Artinya 74,7% persamaan regresi yang didapat bisa membedakan efektif tidaknya BPPK berdasarkan variabel budaya organisasi, motivasi pegawai, dan unit.
Analisis Uji Hipotesis Pertama (Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Efektifitas Organisasi BPPK)
Model BUDAYA(1) Konstanta
Beta (β)
Uji Wald
Nilai p
OR
2.487
14.449
0.000
12.024
-1.735
7.673
0.006
0.176
IK 95% Minimal 3.336
Persamaan regresi logistik yang terbentuk:
p ( xi ) 1,735 2,487 * BudayaOrganisasi(1) Ln 1 p ( xi )
126
Maksimal 43.347
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
dengan nilai OR budaya kuat dibandingkan budaya lemah adalah sebesar 12.024. Artinya, perbandingan kemungkinan BPPK dengan budaya kuat dibandingkan dengan budaya lemah untuk mencapai efektifitasnya adalah sebesar 12.024. Probabilitas Efektifitas BPPK dengan memiliki Budaya Kuat:
p
1 1 1 0,680 1 exp[ ( y)] 1 exp[ (1,735 2,487(1)] 1 exp( 0,752)
Probabilitas BPPK Efektif dengan Budaya Kuat adalah sebesar 68%
Analisis Uji Hipotesis Kedua (Pengaruh Motivasi Pegawai terhadap Efektifitas Organisasi BPPK)
Model MOTIVASI(1) Konstanta
Beta
Uji Wald
Nilai p
OR
3.145
8.860
0.003
23.217
-2.485
5.700
0.017
0.083
IK 95% Minimal
Maksimal
2.927
184.143
Persamaan regresi logistik yang terbentuk:
p ( xi ) 2,485 3,145 * MotivasiPegawai (1) Ln 1 p ( xi ) dengan nilai OR motivasi tinggi dibandingkan motivasi rendah adalah sebesar 23.217. Artinya, kemungkinan BPPK dengan motivasi pegawai tinggi untuk mencapai efektifitasnya adalah 23 kali kemungkinan BPPK dengan motivasi pegawai rendah untuk mencapai efektifitasnya. Probabilitas Efektifitas BPPK dengan memiliki Motivasi Pegawai Tinggi:
p
1 1 1 0,659 1 exp[ ( y)] 1 exp[ (2,485 3,145(1)] 1 exp( 0,660)
Probabilitas BPPK Efektif dengan Motivasi Pegawai Tinggi adalah sebesar 66%
127
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
3. Regresi Logistik dengan Kerangka Konsep Etiologik
Analisis Uji Hipotesis Ketiga (Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Efektifitas Organisasi BPPK dengan Motivasi Pegawai sebagai Varaiabel Perancu/Moderating) Regresi logistik dengan kerangka konsep etiologik bertujuan untuk
mengetahui bagaimana hubungan yang murni antara variabel bebas utama (budaya organisasi) dengan variabel tergantungnya (efektifitas organisasi). Dari hasil analisis bivariat, variabel bebas yang akan dimasukkan ke dalam analisis multivariat regresi dengan kerangka konsep etiologik adalah variabel utama (Budaya Organisasi) serta variabel konfounder dan interaksi (Motivasi Pegawai dan Unit) yang pada analisis regresi dengan kerangka konsep prediktif dianggap signifikan dan masuk kedalam model regresi. Perhitungan koefisien regresi dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 dimana jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥ Sig], maka hubungan signifikan dan hasil pengolahan regresi diperlihatkan pada output di bawah ini. Beta
Uji Wald
Nilai p
OR
BUDAYA(1)
19,841
0,000
0,999
MOTIVASI(1)
19,888
0,000
0,999
Model
UNIT(1) BUDAYA(1) by MOTIVASI(1) BUDAYA(1) by UNIT(1) Konstanta
IK 95% Minimal
Maksimal
413981412,175
0,000
.
433816458,628
0,000
.
0,916
0,431
0,512
2,500
0,162
38,599
-17,918
0,000
0,999
0,000
0,000
.
0,160
0,012
0,912
1,173
0,068
20,257
-21,498
0,000
0,999
0,000
Pada tahap analisis terhadap variabel interaksi, untuk sementara diabaikan analisis terhadap variabel utama (budaya organisasi) dan konfounder (motivasi pegawai dan unit). Fokus analisis hanya pada interaksi (budaya by motivasi dan budaya by unit). Dari tabel di atas terlihat bahwa variabel budaya by motivasi
128
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
mempunyai nilai p lebih besar dari 0,05 yang paling besar. Karena nilai p lebih dari 0,05, variabel interaksi budaya by motivasi tidak layak masuk ke dalam model regresi. Selanjutnya, dilakukan analisis regresi logistik dengan membuang variabel interaksi budaya by motivasi dan hasil pengolahan regresi diperlihatkan pada output di bawah ini. Model
Beta
Uji Wald
Nilai p
IK 95%
OR
Minimal
Maksimal
BUDAYA(1)
2.068
3.458
0.063
7.910
0.894
69.964
MOTIVASI(1)
2.261
4.123
0.042
9.595
1.082
85.108
UNIT(1)
0.981
0.512
0.474
2.666
0.182
39.169
BUDAYA(1) by UNIT(1)
0.091
0.004
0.949
1.096
0.067
18.020
-4.005
7.596
0.006
0.018
Konstanta
Dari tabel di atas terlihat bahwa variabel budaya by unit mempunyai nilai p lebih besar dari 0,05. Karena nilai p lebih dari 0,05, variabel interaksi budaya by unit tidak layak masuk ke dalam model regresi. Regresi logistik dilakukan kembali dengan membuang variabel interaksi budaya by unit dan hasil pengolahan regresi diperlihatkan pada output di bawah ini. Model
Beta
Uji Wald
Nilai p
IK 95%
OR
Minimal
Maksimal
BUDAYA(1)
2,124
9,076
0,003
8,363
2,100
33,298
MOTIVASI(1)
2,259
4,118
0,042
9,572
1,080
84,814
1,065
7,540
0,006
2,900
1,356
6,202
-4,056
10,823
0,001
0,017
interaksi
tidak
UNIT(1) Konstanta
Berdasarkan
prinsip
hirarkis,
apabila
variabel
bermakna,maka variabel penyusunnya mempunyai peluang dieliminir dari model regresi. Dengan demikian, karena variabel interaksi budaya by motivasi dan budaya by unit tidak signifikan, maka variabel penyusunnya (yaitu motivasi dan unit) mempunyai peluang dieliminir dari model regresi. Setelah menyelesaikan analisis terhadap variabel interaksi, kita memperoleh model baku emas yaitu budaya organisasi, motivasi pegawai, dan unit. Nilai OR budaya organisasi pada
129
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
model baku emas sebesar 8,363 (IK95% 2,100-33,298). Variabel konfounder adalah motivasi pegawai dan unit. Variabel ini mempunyai peluang untuk dieliminir dari model regresi. Untuk mengetahui apakah motivasi pegawai dan unit adalah konfounder, perlu dibandingkan OR budaya organisasi pada model baku emas dengan OR budaya organisasi setelah motivasi pegawai dan unit dikeluarkan dari model regresi. Terdapat beberapa kemungkinan model regresi yang dapat dibuat, yaitu:
Budaya organisasi, motivasi pegawai, dan unit (baku emas)
Budaya organisasi, motivasi pegawai
Budaya organisasi, unit
Budaya organisasi
Tabel di bawah ini menjelaskan analisis terhadap variabel konfounder. Kemungkinan Model
Beta (β)
S.E.
Uji Wald
df
Nilai p
Budaya dan Motivasi
BUDAYA(1)
2,038
0,685
8,859
1
0,003
MOTIVASI(1)
2,502
1,096
5,214
1
Konstanta
-3,689
1,200
9,447
1
Budaya dan Unit
BUDAYA(1)
2,509
0,673
13,923
UNIT(1)
1,162
0,380
Konstanta
-2,314
BUDAYA(1)
2,487
Konstanta
-1,735
Budaya
OR
IK 95% Minimal
Maksimal
7,677
2,006
29,384
0,022
12,205
1,425
104,524
0,002
0,025
1
0,000
12,298
3,291
45,951
9,355
1
0,002
3,196
1,518
6,728
0,679
11,615
1
0,001
0,099
0,654
14,449
1
0,000
12,024
3,336
43,347
0,626
7,673
1
0,006
0,176
Perbandingan nilai OR budaya organisasi berdasarkan empat kemungkinan model adalah sebagai berikut: Tabel 4.30Hasil analisis terhadap variabel konfounder Model BUDAYA+MOTIVASI+UNIT (Model Baku Emas) BUDAYA+MOTIVASI (Model 2)
130
OR
Min
Maks
Perubahan OR Presis dari Baku Emas (maks-min) (%)
8.363 2.100 33.298
0.00
31.20
7.677 2.006 29.384
-8.20
27.38
BUDAYA+UNIT (Model 3)
12.298 3.291 45.951
47.06
42.66
BUDAYA (Model 4)
12.024 3.336 43.347
43.78
40.01
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Perubahan OR dari baku emas ke model 2, model 3, dan model 4 berturutturut sebesar 8,2%, 47,1%, dan 43,8%. Apabila perubahan sebesar 47,1%, dan 43,8% dianggap signifikan, maka model regresi model 3 dan model 4 tidak valid. Sementara itu, perubahan model 2 sebesar 8,2% lebih kecil dari 10% artinya model 2 memberikan nilai OR yang relatif tidak jauh berbeda dengan baku emas. Model 2 adalah model yang valid. Dengan demikian, ada dua opsi model regresi, yaitu budaya organisasi+motivasi pegawai+unit (baku emas) dan budaya organisasi+motivasi pegawai (model 2). Nilai presisi yang diberikan oleh model 2 lebih sempit daripada presisi baku emas. Oleh karena model 2 adalah model yang sama validnya dengan baku emas dan mempunyai presisi yang lebih baik dari baku emas, model 2 dapat diambil sebagai model akhir. Dengan demikian, hubungan murni (dengan parameter OR/adjusted OR) antara budaya organisasi dengan efektifitas organisasi BPPK adalah 7,68(IK95% 2,01-29,38) dengan motivasi pegawai sebagai variabel konfoundernya.
Tabel 4.31. Resume Analisis Hubungan Antara Budaya Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di mana Motivasi Pegawai dan Unit Sebagai Variabel Moderating (Konfounder/Perancu) No Tahap Analisis Hierarchy Well Formulated 1 (HWF) 2
Analisis terhadap interaksi
3
Model Baku Emas OR variabel utama pada model 1 (model baku emas)
4
Hasil Analisis Y = BudayaOrganisasi + MotivasiPegawai + Unit + BudayaOrganisasi*MotivasiPegawai + BudayaOrgansasi*Unit BudayaOrganisasi*MotivasiPegawai tidak signifikan BudayaOrganisasi*Unit tidak signifikan Y=BudayaOrganisasi+MotivasiPegawai+Unit (Model 1) 8,363 (IK95% 2,100-33,298) Y=Budaya Organisasi+Motivasi Pegawai (Model 2)
5
Model Alternatif
Y=Budaya Organisasi+Unit (Model 3) Y=Budaya Organisasi (Model 4)
6
OR variabel utama pada masing-masing model alternatif
Model 2: 7,677 (IK95% 2,006-29,384) Model 3: 12,298 (IK95% 3,291-45,951)
7
Analisis
Model 4: 12,024 (IK95% 3,336-43,347) Y=Budaya Organisasi+Motivasi Pegawai (Model 2) adalah model yang paling valid dan mempunyai presisi baik. Model Akhir adalah:
8
Kesimpulan
Model Y=Budaya Organisasi + Motivasi Pegawai OR Budaya Organisasi adalah 7,677 (IK95% 2,006-29,384)
131
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Dari hasil akhir yang didapat pada Regresi Logistik dengan kerangka konsep etiologik menunjukkan bahwa variabel yang signifikan akan masuk ke dalam model regresi logistik adalah variabel Budaya Organisasi (variabel utama) dan Motivasi Pegawai (variabel konfounder). Adapun persamaan regresi logistik yang terbentuk:
p ( xi ) 0 1 x1 2 x2 Ln 1 p ( x ) i p ( xi ) 3,689 2,038 * BudayaOrganisasi(1) 2,502 * MotivasiPegawai (1) Ln 1 p ( xi ) dengan makna odds ratio sebagai berikut:
nilai OR budaya organisasi adalah 7,677. Artinya, perbandingan kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Budaya Kuat adalah 7,7 kali perbandingan kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Budaya Lemah;
nilai OR motivasi adalah 12,205. Artinya, perbandingan kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Motivasi Pegawai Tinggi adalah 12,2 kali perbandingan kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Motivasi Pegawai Rendah.
Probabilitas Efektifitas BPPK:
p
1 1 1 exp[ ( y)] 1 exp[ (3,689 2,038(budaya _ organisasi) 2,502(motivasi _ pegawai ))]
Kuat
Lemah
Tinggi
0.701
0.234
Rendah
0.161
0.024
Motivasi
132
Budaya
Probabilitas Efektifitas BPPK
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Risiko Relatif (RR) Efektifitas BPPK:
Nilai RR antara motivasi tinggi dibanding motivasi rendah yang memiliki budaya kuat adalah sebesar 4.353
Nilai RR antara motivasi tinggi dibanding motivasi rendah yang memiliki budaya lemah adalah sebesar 9.587
Nilai RR antara budaya kuat dibanding budaya lemah yang memiliki pegawai dengan motivasi tinggi adalah sebesar 2.997
Nilai RR antara budaya kuat dibanding budaya lemah yang memiliki pegawai dengan motivasi rendah adalah sebesar 6.601 Tabel Kontingensi untuk Uji Hosmer and Lemeshow
Kategori Efektifitas = Tidak Efektif
Kategori Efektifitas = Efektif
Total
Observed
Expected
Observed
Expected
12
12,000
1
1,000
13
9
9,195
3
2,805
12
37
36,805
86
86,195
123
Chisquare
Nilai p
0,019
0,890
Dari hasil uji Hosmer and Lemeshow diperoleh nilai p sebesar 0.89 > 0.05, artinya tidak ada perbedaan antara nilai observasi (observed) dan nilai yang diharapkan (expected). Dengan demikian, persamaan regresi yang diperoleh terkalibrasi dengan baik
133
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Area Under the Curve (AUC) Interval Kepercayaan (95%) Area
0,662
Std. Error
0,048
Nilai p
0,001
Batas Bawah
Batas Atas
0,568
0,757
Sementara Nilai Area Under the Curve (AUC) sebesar 66.2% (IK 95%: 56.8%-75.7%). Secara statistik, oleh karena nilai p lebih kecil dari 0,05 dan pada interval kepercayaan dari AUC tidak terdapat angka 50%, maka dapat disimpulkan secara statistik AUC dari persamaan regresi berbeda signifikan dengan reference line dan AUC berada pada kategori lemah. Artinya 66.2% persamaan regresi yang diperoleh mampu membedakan efektif tidaknya BPPK berdasarkan variabel budaya organisasi dan motivasi pegawai dan sisanya 33.8% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai yang diperoleh sekaligus juga menunjukkan adanya hubungan antara budaya organisasi dan motivasi pegawai terhadap efektifitas organisasi. Hubungan yang positif ditunjukkan oleh nilai odds ratio dan resiko relatif yang positif yang berarti bahwa semakin baik organisasi(BPPK) menerapkan budaya organisasinya dan fokus terhadap motivasi pegawainya, maka efektifitas organisasi (BPPK) pun akan semakin meningkat.
134
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
F. Pembahasan 1. Berdasarkan analisis regresi logistik, budaya organisasi (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK (Y). Hasil penelitian menujukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK. Besarnya odds ratio budaya organisasi terhadap efektifitas BPPK adalah sebesar 12.024 artinya perbandingan kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Budaya Kuat adalah 12.02 kali perbandingan kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Budaya Lemah. Oleh karena itu, untuk memperkuat budaya organisasi, BPPK perlu memastikan program budaya yang dicanangkan Kementerian Keuangan berdasarkan KMK Nomor 127/KMK.01/2013 tanggal 3 April 2013 tentang Program Budaya di Lingkungan Kementerian Keuangan dan ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Nomor
SE-14/MK.12/2013
Tentang
Program
Transformasi
Budaya
Di
Lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan berjalan baik sesuai rencana dan sebagaimana mestinya sehingga nilai-nilai kementerian keuangan dapat tertanam dengan kuat di BPPK. Makin kuat budaya suatu organisasi, makin penting bahwa budaya tersebut cocok untuk meningkatkan efektifitas organisasi (Stephen P. Robbins, 1994). Temuan ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumo (2005) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara budaya perusahaan yang diterapkan terhadap efektifitas organisasi. Semakin kuat budaya yang tertanam di dalam perusahaan maka semakin meningkat efektifitas organisasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2008) juga mendukung penelitian ini, dimana Mulyanimenunjukkan bahwa budaya organisasi dan komitmen pemimpin berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Bappeda
135
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Kabupaten Gorontalo. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis bahwa secara simultan sekitar 71.2% variasi pada variabel kinerja pegawai mampu diterangkan oleh variabel budaya organisasi dan komitmen pimpinan. Penelitian lainnya oleh Rahmat Mulyana (2006) yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Unit-Unit Kerja Bappeda” (Studi Pada Kantor Bappeda Kabupaten Cianjur). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi secara parsial maupun simultan mempengaruhi kinerja Unit-Unit Kerja Bappeda secara positif dan signifikan. Secara simultan budaya organisasi berpengaruh sebesar 91.93% terhadap unit-unit kerja Bappeda. Dimensi yang paling dominan berpengaruh dari variabel budaya organisasi tentang: dimensi/karakteristik toleransi terhadap konflik, pola-pola komunikasi, dan inisiatif individual baik secara parsial maupun simultan. 2. Berdasarkan analisis regresi logistik, motivasi pegawai(X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK (Y). Hasil penelitian menujukkan bahwa motivasi pegawai memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK. Besarnya odds ratio motivasi pegawai terhadap efektifitas BPPK adalah sebesar 23.217 artinya perbandingan kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Motivasi Pegawai Tinggi adalah 23.22 kali perbandingan kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Motivasi Pegawai Rendah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pencapaian efektifitas organisasi, BPPK perlu meningkatkan kepedulian dan perhatian terhadap motivasi pegawainya. Temuan ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Rofai (2006) yang mengatakan bahwa motivasi memiliki hubungan positif terhadap efektifitas organisasi. Penelitian empiris dari Pullins et al. (2000) juga mendukung kajian ini.
136
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pullins et al. (2000) mengatakan bahwa motivasi seseorang memegang peranan penting dalam peningkatan kinerja pegawai sehingga semakin tinggi motivasi yang diperoleh dari dalam diri (motivasi intrinsik) maupun dari lingkungan ekternal (motivasi ekstrinsik) akan meningkatkan kinerga pegawai tersebut, begitu juga sebaliknya. Sebagaimana diketahui kinerja organisasi merupakan akumulasi dari berbagai macam kinerja yang ada pada organisasi tersebuit, khususnya
kinerja
pegawai.
Dikarenakan
kinerja
organisasi
merupakan
akumulasi dari kinerja pegawai maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin termotivasi pegawai dalam bekerja maka kinerja organisasinya akan semakin efektif. 3. Berdasarkan analisis regresi logistik, budaya organisasi (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK (Y)dengan adanya faktor motivasi pegawai (X2) sebagai variabel moderating. Hasil penelitian menujukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK dengan adanya motivasi pegawai sebagai variabel moderating/perancu. Besarnya Risiko Relatif (RR) antara motivasi tinggi dibanding motivasi rendah yang memiliki budaya kuat adalah sebesar 4.353. Artinya, kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Budaya Kuat dan Motivasi Pegawai Tinggi adalah 4,35 kali kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Budaya Kuat dan Motivasi Rendah. Besarnya Risiko Relatif (RR) antara budaya kuat dibanding budaya lemah yang memiliki pegawai dengan motivasi tinggi adalah sebesar 2.997. Artinya, kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Motivasi Pegawai Tinggi dan Budaya Kuat adalah 3.00 kali kemungkinan Efektifitas BPPK dengan Motivasi Pegawai Tinggi dan Budaya Lemah.Oleh
137
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
karena itu, untuk meningkatkan pencapaian efektifitas organisasi, BPPK perlu memastikan berjalannya budaya organisasi untuk menjadi budaya yang kuat dan meningkatkan kepedulian dan perhatian terhadap motivasi pegawainya. Penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wa Ode Zusnita Muizi (2007) yang menunjukkan bahwa budaya organisasi, kepemimpinan, dan motivasi kerja berpengaruh secara signifikan, baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti bahwa semakin baik penerapan budaya organisasi, kepemimpinan, dan motivasi kerja, maka akan semakin optimal pencapaian kinerja pegawai Perbankan Sulawesi. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Cooke (1999) yang mengatakan bahwa iklim kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Cooke (1999) karena iklim kerja merupakan bagian dari budaya organisasi dan motivasi ekstrinsik sedangkan produktivitas kerja merupakan proksi dari efektifitas organisasi. Sementara itu, Grant et al. (2001) mengatakan bahwa iklim kerja, yang bersumber dari kebijakan organisasi, hubungan dengan atasan, hubungan dengan teman sekerja, kondisi lingkungan kerja dan gaji, yang merupakan bagian dari budaya organisasi, dapat mendorong sikap keterbukaan dan meningkatkan motivasi pegawai dalam rangka meningkatkan efektifitas organisasi.
138
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
G. Implikasi Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan penelitian. 1. Pengolahan dan analisis data dengan regresi logistik menunjukkan bahwa budaya organisasi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK. Hal ini ditunjukkan dengan nilai OR sebesar 12.024 dan probabilitas 68%. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk memastikan tertanamnya budaya organisasi yang kuat di BPPK dengan cara sebagai berikut: a. membentuk kultur melalui partisipasi dan komitmen (shaping culture through participation and commitment) yaitu melalui penghargaan terhadap kebebasan, teladan hal-hal yang nyata, dan melalui rencana yang pasti. Komunikasi dan keteladanan para pejabat/manajer di masing-masing unit kerja/satker BPPK menjadi hal yang sangat penting karena mereka menyandang kewajiban terdepan untuk memberi contoh, baik dengan komunikasi maupun dengan teladan perilaku, bagaimana nilai-nilai itu dipraktikkan dalam aktivitas organisasi karena nilai-nilai akan memiliki makna yang riil jika telah menjadi bagian dari praktik sehari-hari dalam organisasi. b. membentuk kultur melalui tindakan-tindakan simbolik (shaping culture through symbolic actions) yaitu melalui manajemen perilaku sehari-hari dengan memperhatikan hal-hal yang kecil yang dilakukan para pejabat/manajer yang dapat menyampaikan pesan tertentu kepada anggota organisasi atau dengan kata lain “sebuah tindakan dapat berbicara lebih kuat daripada seribu kata-kata”. Mengubah nilai-nilai
139
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
menjadi perilaku, bagaimana menciptakan pedoman perilaku etis yang menjadi pegangan kuat bagi semua anggota, nilai-nilai tidak perlu diperinci menjadi aturan-aturan perilaku yang bersifat khusus dan detail karena justru akan membatasi kreativitas dan ruang gerak anggota namun berkenaan dengan aturan-aturan moral atau etika yang sudah disepakati, harus ada kesungguhan untuk menegakkannya secara tegas dan tidak pandang bulu; c. membentuk kultur melalui hadiah dan pengakuan (shaping culture through reward and recognition) yaitu organisasi perlu menciptakan suatu sistem pemberian hadiah/penghargaan dan pengakuan kepada perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kultur baru yang diinginkan; d. membangun kontrol sosial (building comprehensive system for social control) yaitu dengan membangun sistem kontrol sosial terhadap perilaku-perilaku yang tidak sesuai; 2. Pengolahan dan analisis data dengan regresi logistik menunjukkan bahwa motivasi pegawai memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK. Hal ini ditunjukkan dengan nilai OR sebesar 23.217 dan probabilitas 66%. Efektifitas organisasi dapat ditingkatkan bila pegawai memiliki motivasi yang tinggi dan tercermin dari keinginan untuk berprestasi, memiliki tingkat percaya diri tinggi, tingkat kesejahteraan yang baik, keberanian menerima tantangan dan tanggung jawab serta memiliki kebebasan berekspresi. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi pegawai di BPPK dengan cara sebagai berikut: a. mempertahankan lingkungan kerja yang dinamis agar selalu tercipta suasana kerja yang kondusif sehingga motivasi pegawai meningkat;
140
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
b. memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya; c. memberikan penghargaan khusus kepada pegawai yang mampu meraih target dalam bekerja; 3. Pengolahan dan analisis data dengan regresi logistik menunjukkan bahwa budaya organisasi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK dengan motivasi pegawai sebagai faktor perancu. Hal ini ditunjukkan dengan nilai OR sebesar 7.677 dan probabilitas 70%. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk memperkuat budaya organisasi dan meningkatkan motivasi pegawai di BPPK dengan cara sebagai berikut: a. organisasi perlu memperhatikan masukan dan melibatkan pegawai dalam
pembuatan
kebijakan
maupun
pengambilan
keputusan
organisasional; b. organisasi perlu memberikan pelatihan dan keterampilan secara berkala dan evaluasi rancangan pekerjaan secara continue.
141
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
142
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan terhadap 148 responden dalam menilaiefektivitas organisasi, budaya organisasi, dan motivasi pegawai pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan serta untuk menjawab perumusan masalah penelitian yang telah diajukan pada bab pertamadapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Organisasi BPPK saat ini menunjukkan kategori organisasi yang efektif (dilihat dari perilaku organisasi). Hal ini terlihat dari pendapat responden mengenai efektifitas organisasi di BPPK pada dasarnya sebagian besar responden (83.11%) menyatakan bahwa BPPK berada pada ketegori organisasi EFEKTIF. 2. Budaya organisasi yang sudah dibangun dan diterapkan di BPPK saat ini berada pada kategori budaya kuat. Hal ini terlihat dari pendapat responden mengenai budaya organisasi di BPPK pada dasarnya sebagian besar pegawai menganggap bahwa BPPK sudah menerapkan budaya organisasi dengan baik artinya Budaya BPPK berada pada ketegori BUDAYA KUAT (79.73%) dengan subvariabel Nilai Integritas pegawai sebesar 2,489 yang berada pada kategori sangat baik. 3. BPPK memiliki pegawai yang mayoritas mempunyai motivasi tinggi. Hal ini terlihat dari pendapat responden mengenai motivasi pegawai di BPPK pada dasarnya mayoritas responden (78.38%) menganggap bahwa Motivasi Pegawai di BPPK berada pada ketegori MOTIVASI TINGGI bahkan 19.59% responden menganggap tingkat motivasi pegawai sangat tinggi.
143
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
4. Budaya organisasi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK dengan nilai Odds Ratio sebesar 12.024 dan probabilitas 68% artinya peluang BPPK efektif dengan budaya kuat sebesar 68% dengan kemungkinan efektif dengan budaya kuat 12 kali lebih besar dibandingkan budaya lemah. 5. Motivasi pegawai memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK dengan nilai Odds Ratio sebesar 23.217 dan probabilitas 66% artinya peluang BPPK efektif dengan motivasi tinggi sebesar 66% dengan kemungkinan efektif dengan motivasi tinggi 23 kali lebih besar dibandingkan motivasi rendah. 6. Budaya organisasi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas organisasi BPPK dengan motivasi pegawai sebagai faktor moderating/perancu dengan nilai Odds Ratiosebesar 7.677 dan probabilitas 70% artinya peluang BPPK efektif dengan budaya kuat dengan motivasi tinggi sebesar 70% dengan kemungkinan efektif dengan budaya kuat dan motivasi tinggi 7.7 kali lebih besar dibandingkan budaya lemah dan motivasi rendah. 7. Melalui perhitungan statistik dengan dibantu dengan IBM SPSS Statistics 20, dengan menggunakan regresi logistik dengan kerangka konsep prediktif diperoleh nilai p uji Wald variabel budaya organisasi, motivasi pegawai, dan unit masing-masing sebesar 0.003, 0.042, dan 0.006 yang lebih kecil dari α (0.05) artinya ketiga variabel tersebut secara simulatan berpengaruh terhadap efektifitas organisasi. Nilai p hasil uji Hosmer and Lemeshow sebesar 0,910 lebih besar dari α (0.05) artinya persamaan regresi yang diperoleh terkalibrasi dengan baik. Nilai Area Under the Curve (AUC)
144
BAB V PENUTUP
sebesar 74,7% (IK 95%: 66,3%-83,0%), secara statistik AUC dari persamaan regresi berbeda signifikan dengan reference line dan AUC berada pada kategori sedang, artinya variabel budaya organisasi, motivasi pegawai, dan unit memberikan kontribusi sebesar 74,7% terhadap efektifitas BPPK atau 74,7% efektif tidaknya BPPK mampu diterangkan dari persamaan regresi yang didapat berdasarkan variabel budaya organisasi, motivasi pegawai, dan unit. 8. Probabilitas Efektifitas BPPK dengan memiliki Budaya Kuat dan Motivasi Pegawai Tinggi di BDK (80%) lebih besar dibandingkan di Pusdiklat (58%). B. Keterbatasan Penelitian Variabel
indepeden
yang
digunakan
untuk
menjelaskan
efektifitas
organisasi, sebagai variabel dependen, hanya terdiri dari dua variabel, yaitu budaya organisasi dan motivasi pegawai. Sementara permasalahan efektifitas organisasi tidaksemata-mata dapat diselesaikan oleh kedua variabel tersebut tetapi jugadisebabkan oleh variabel lain artinya budaya organisasi dan motivasi pegawai bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam peningkatan efektifitas organisasi. Budaya organisasi dan motivasi pegawai hanya merupakan salah satu komponen dari beberapa variabel yang berinteraksi dan secara bersamasamaakan menentukan efektifitas organisasi. Disamping itu juga, teknik analisis multivariat yang digunakan adalah Regresi Logistik. Penggunaan teknikanalisis tersebut tidak dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai indikator yang berpengaruh dominan dalammasing-masing variabel penelitian.
145
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
C. Saran Dari hasil pengolahan data dengan Regresi Logistik diketahui bahwa secara parsial budaya organisasi (68%) dan motivasi pegawai (66%), serta secara simultan budaya organisasi, motivasi pegawai, dan unit (74%) merupakan variabel yang memiliki pengaruh dengan efektifitas organisasi. Oleh karena itu, dalam implikasi kebijakan praktis ini disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. BPPK perlu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap BDK, penguatan unit di BDK perlu dilakukan karena BDK adalah miniatur BPPK di daerah, BDK adalah unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan diklatdiklat yang diprogram oleh Pusdiklat sehingga dengan BDK yang efektif (memiliki budaya yang kuat dan pegawai yang bermotivasi tinggi) akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian efektifitas BPPK yang lebih maksimal.Perhatian tersebut misalnya dapat berupa kebijakan yang dapat lebih memperkuat koordinasi dan kerjasama antara BDK dengan Pusdiklat, STAN, dan Sekretariat;unit-unit kerja (bidang, bagian, seksi) maupun antar pegawai di kantor dapat lebih ditingkatkan agar produktifitas kerja meningkat dalam usaha pencapaian efektifitas organisasi. 2. Iklim organisasi yang berkembang di organisasi BPPK hendaknya tidak hanya berorientasi pada stakdeholder tetapi juga berorientasi pada prestasi dan perhatian yang besar terhadap kepentingan pegawai karena dari hasil survei didapat data bahwa 54.06% responden memberikan kecenderungan pendapat bahwa iklim organisasi yang berkembang di organisasi BPPK belum berorientasi pada prestasi dan perhatian yang besar terhadap kepentingan pegawai. Oleh sebab itu, hal yang mungkin bisa dilakukan,
146
BAB V PENUTUP
misalnya memperhatikan masukan dari pegawai; memberikan penghargaan kepada
pegawai
yang
berprestasi
dengan
imbalan
yang
memadai
diantaranya dengan mengkombinasikan dan menyeimbangkan pemberian penghargaan antara yang sifatnya materiil insentif dengan materiil insentif, seperti pemilihan pegawai teladan yang disertai pula dengan kenaikan gaji atau promosi kepada pegawai yang bersangkutan; insentif, misalnya tunjangan-tunjangan,
bonus
dan
lain-lain
perlu
diperhatikan
karena
berdampak pada kesejahteraan pegawai beserta keluarganya, organisasi perlu
mengevaluasi
apakah
insentif
yang
diberikan
sudah
mempertimbangkan aspek keadilan dan kepatutan; penempatan pegawai perlu dilaksanakan sesuai dengan aturan dan yang diharapkan, karena apabila pegawai merasakan ketidaksesuaian dengan posisi pekerjaan yang dijalaninya selama ini dan dibiarkan terus menerus maka pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai tersebut tidak akan optimal dan akan menggangu kinerja organisasi. 3. BPPK lebih konsisten dalam menegakkan kebijakan yang terkait dengan pengembangan manajemen kinerja karena hasil analisis data menunjukkan 52,70% responden menyatakan bahwa pegawai biasanya menghabiskan jam kerja untuk membicarakan hal-hal di luar pekerjaan, bersantai, atau main game, maka bisa jadi usaha percepatan pencapaian efektifitas BPPK dapat terhambat. Atasan/Pejabat di BPPK hendaknya selalu konsisten dan tegas bertindak menegur pegawai yang melanggar peraturan tanpa pandang bulu serta mampu menggerakkan/memberdayakan pegawainya untuk lebih aktif berekspresi dan berpartisipasi dalam memberikan sumbangan ide/pemikiran (masukan) bagi organisasi. Unit-unit kerja yang ada di BPPK hendaknya
147
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
diberikan beban pekerjaan yang seimbang, rentang kendali setiap bagian perlu diatur berdasarkan volume pekerjaan dan hendaknya tidak terlalu banyak sehingga konflik-konflik internal yang ada dalam organisasi BPPK bisa diminimalisasi. 4. Organisasi juga perlu menjelaskan mengenai transparansi pengembangan karir yang didasarkan kepada kemampuan serta masa kerja. Adanya tranparansi tersebut akan memberikan pandangan serta kejelasan karir bagi pegawai dimana pegawai akan mempersiapkan diri untuk menanggung tanggung jawab, wewenang, status jabatan bila dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi. 5. BPPK perlu memastikan berjalannya program budaya sebagaimana diatur dalam
Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
127/KMK.01/2013 tentang Program Budaya di Lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2013 dalam rangka internalisasi dan implementasi NilaiNilai Kementerian Keuangan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011 tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, sehingga budaya yang tertanam di BPPK semakin kuat.
148
BAB V PENUTUP
D. Agenda Penelitian Mendatang Penelitian mendatang perlu menambahkan variabel yang memiliki hubungan terhadap efektifitas organisasi. Hubungan variabel-variabel baru tersebut perlu didasari atas justifikasi teoritis yang kuat. Penelitian mendatang dapat
menggunakan
faktor
kepemimpinan,
keterlibatan
organisasi,
pemberdayaan pegawai, kepuasan kerja, dan komitmen pegawai sebagai variabel tambahan yang diduga akan berpengaruh terhadap efektifitas organisasi. Penelitian mendatang perlu melakukan replikasi penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis yang berbeda, misalnya Structural Equation Modeling (SEM). Penggunaan teknik analisis tersebut akan memberikan gambaran komprehensif mengenai indikator yang berpengaruh dominan dalam masing-masing variabel penelitian. Pentingnya mengetahui dominasi masingmasing indikator karena variabel penelitian dijelaskan oleh indikator.
149
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
150
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Basalamah, Anies S.M. 2004. Perilaku Organisasi. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. Jakarta: Usaha Kami. Dahlan, M. Sopiyudin. 2012. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Dahlan, M. Sopiyudin. 2012. Analisis Multivariat Regresi Logistik. Jakarta: Epidemiologi Indonesia. Denison, Daniel R.1990. Corporate Culture and Organizational Effectiveness. NY. John Willey & Sons. --------------. 1979. “Ensiklopedi Umum Administrasi”. Jakarta: Gunung Agung. Hair, Anderson, Thatam, dan Black.1995. Multivariate Data Analysis with Reading. Hasibuan, Malayu. S.P. 1996. Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara Koentjoroningrat. 1994. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. Koeswara, E. 1995. Motivasi: Teori dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa. Kusdi. 2011. Budaya Organisasi: Teori, Penelitian, dan Praktik. Jakarta: Salemba Empat. --------------. 2010. “Modul Diklat Kompetensi Khas Motivasi dan Pemberdayaan”. Jakarta: Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Malhotra, Naresh K. 1999. Marketing Research (an Applied Orientation). Third Edition. Jakarta: Prenhallindo Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. th
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. 9 Indeks Kelompok Gramedia.
ed., Jilid I. Jakarta: PT th
Schein, Edgar H. 2010. Organizational Culture and Leadership. 4 ed.JosseyBass,Inc.
151
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Sembiring, Masana. 2012. Budaya & Kinerja Organisasi. Bandung: Fokusmedia. Steers, Richard M.1985. Efektifitas Organisasi : Kaidah Perilaku. Cet. Kedua. Jakarta: Erlangga. Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
152
BIODATA PENELITI 1
Nama
: Syahrul, S. Si.
NIP
: 19871125 201012 1 004
Tempat/Tanggal Lahir
: Samarinda/25 November 1987
Unit Organisasi
: BDK Balikpapan - BPPK
Riwayat Pekerjaan/Jabatan: 1. Pelaksana Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pusdiklat PSDM 2. Pelaksana Subbagian Tata Usaha dan Kepatuhan Internal BDK Balikpapan Riwayat Pendidikan:
1. SD Negeri 010 Samarinda 2. SLTP Negeri 4 Samarinda 3. SMK Negeri 1 Samarinda 4. S-1 FMIPA Jurusan Statistika Universitas Mulawarman Karya yang Pernah Dibuat: 1.
Pendekatan Regresi Spline Untuk Memodelkan Dan Mengetahui FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Nilai Unas Siswa SMK Negeri 1 Samarinda (Skripsi)
2.
Analisis Pengaruh Unconditional Grants, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Di Indonesia (Pembantu Peneliti Kajian Akademis 2011)
153
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
BIODATAPENELITI 2 Foto 3x4 Nama
: Gunawan
NIP
: 19831225 200412 1 001
Tempat/Tanggal Lahir
: Balikpapan/25 Desember 1983
Unit Organisasi
: BDK Balikpapan - BPPK
Riwayat Pekerjaan/Jabatan: 1. Pelaksana Seksi Penyelenggaraan BDK Balikpapan 2. Pelaksana Seksi Evaluasi dan Informasi BDK Balikpapan Riwayat Pendidikan:
1. SDN No. 036 Semoi I (Kab. Pasir) 2. SLTPN 2 Sepaku (Kab. Pasir) 3. SMUN 10 Samarinda 4. Prodip I Keuangan Spesialisasi Perpajakan - STAN
154