Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL JENIS-JENIS PEKERJAAN SISWA KELAS III SDN KECAMATAN BANYAKAN SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
OLEH:
FIBRI ALFINDRA ZESY ARISONA NPM: 11.1.01.10.0142
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1. Halaman persetujuan lengkap TTD (scan)
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL JENIS-JENIS PEKERJAAN SISWA KELAS III SDN KECAMATAN BANYAKAN Fibri Alfindra Zesy Arisona 11.1.01.10.0142 FKIP - PGSD
[email protected] Dr. Zainal Afandi M.Pd. dan Drs. Agus Budianto M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK
Fibri Alfindra Zesy Arisona: Pengaruh Strategi Pembelajaran Inquiry Dengan Media Gambar Terhadap Kemampuan Mengenal Jenis-Jenis Pekerjaan Siswa Kelas III SDN Kecamatan Banyakan, Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2015. Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa terhadap aktivitas dilapangan kegiatan belajar mengajar di sekolah pada umumnya cenderung monoton dan tidak menarik, hal ini disebabkan karena guru kurang menerapkan model pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar dan ini akan menimbulkan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru akan dianggap sulit oleh siswa termasuk didalamnya adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Permasalahan peneliti adalah (1) Bagaimana peningkatan belajar siswa dengan menggunakan model strategi pembelajaran inquiri pada siswa kelas III SDN Kecamatan Banyakan? (2) Bagaimana peningkatan belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiry dengan media gambar? (3) Adakah pengaruh menggunakan strategi pembelajaran inquiry dengan tidak menggunakan strategi pembelajaran inquiry terhadap kemampuan mengenal jenis-jenis pekerjaan siswa kelas III SDN Kecamatan Banyakan? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Pendekatan kuantitatif dengan subjek penelitian siswa kelas III SDN Parang I dan SDN Parang II Kecamatan Banyakan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester II berlangsung selama kurang lebih 6 bulan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.Bentuk soal dalam tes adalah menggunakan pilihan ganda. Berdasarkan hasil temuan penelitian, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: Ada perbedaan antara siswa yang diajar dengan menggunakan media dan tidak dengan media. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil perhitungan independent sample t test dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Siswa yang diajar dengan media memiliki kemampuan lebih tinggi dari pada siswa yang tidak diajar dengan menggunakan media. Guru harus lebih cermat dalam memilih dan menggunakan metode yang cocok untuk menyampaikan materi pelajaran
Kata Kunci: Strategi pembelajaran inquiri, media gambar, kemampuan mengenal.
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mata pelajaran yang kurang menarik,
1. Latar Belakang Pendidikan menyiapkan
mempunyai
sumber
daya
tugas manusia
untuk pembangunan. Suatu pendidikan dapat dipandang bermutu dan diukur dari
kedudukannya
untuk
ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral, dan berkepribadian. Maka dari itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan,
merangsang,
dan
menantang bagi siswa sehingga dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai
dengan
bakat
dan
kemampuannya. Pelajaran IPS di sekolah dirasakan sebagai mata pelajaran yang kurang menarik dan membosankan. Mengapa demikian, karena mata pelajaran IPS ruang lingkupnya luas sekali, berisikan cerita atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau dalam jangka waktu
yang
lama,
siswa
tidak
mengalami secara langsung peristiwa tersebut. Disamping itu siswa juga dituntut
untuk
menghafal
tentang
wilayah, tahun, tokoh, kejadian dan tempat
kejadian,
sehingga
mata
pelajaran IPS sering dirasakan sebagai
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
monoton dan kurang bervariasi. Menurut Umar Tirtahardja dan S. L. La Sulo (2008: 34) “Sebagai proses pembentukan
pribadi,
pendidikan”
diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Terkait
dengan
mutu
pendidikan
khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar sampai saat ini masih jauh
dari
apa
yang
diharapkan.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di SDN Parang 1 dan 2 , ditemukan guru yang kreatif dalam pembelajaran mata pelajaran IPS dan ada juga guru yang hanya menggunakan metode ceramah yang
monoton.
Pada
kegiatan
pembelajaran kelas dengan guru yang kreatif
siswa
lebih
aktif
dalam
pembelajaran dan nilai yang di dapatkan cukup memuaskan sedangkan di kelas dengan
guru
yang
menggunakan
ceramah saja siswa cenderung pasif dan nilai yang didapat kurang memuaskan. Observasi tersebut membuktikan bahwa kreativitas guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Penyebab lainnnya adalah sarana dan
prasarana
yang
minim
dapat
mempengaruhi aktifitas belajar menjadi tidak
kondusif
seperti
penggunaan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
media yang kurang tepat dan tidak
kemandirian belajar penting di miliki
menarik serta faktor lingkungan yang
oleh siswa dalam mata pelajaran IPS.
belum tercukupi sepenuhnya hal ini
Tujuan dari penggunaan media
akan menimbulkan berbagai macam
pembelajaran mata pelajaran IPS dapat
keluhan
memperjelas penyajian guru dalam
seperti
malas
belajar,
membosankan (jenuh), tidak menarik,
menyampaikan
akan mempengaruhi hasil belajar siswa
mengatasi keterbatasan guru, mengatasi
tidak dapat tercapai dengan baik dan ini
sikap
merupakan suatu permasalahan dasar
keterbatasan ruang. kebanyakan guru
yang harus segera diatasi.
dalam
Kondisi pembelajaran disekolah
aktif
materi
siswa,
dan
mengajar
menggunakan
pelajaran,
mengatasi
masih
model
dengan
pembelajaran
tersebut juga memperlihatkan peran
langsung,
guru yang lebih banyak mendominasi
keaktifan siswa dalam proses belajar
kegiatan
mengajar. Guru kurang memberikan
dikelas.
Siswa
hanya
kurang
memperhatikan
mengamati apa yang dilakukan guru
model dan motivasi belajar
seperti
menjadi
ceramah,
tanya
jawab,
sulit
ditumbuhkan.
mengajarkan
dianjutkan latihan-latihan soal. Selain
memperhatikan
itu guru juga kurang memotivasi siswa
pembelajaran
utnuk
menambah
pengetahuannya
siswa. Hal ini menyebabkan rendahnya
diluar.
Siswa
mengandalkan
kemampuan berfikir kritis siswa yang
pengetahuan yang ditransfer oleh guru
terlihat dari kwalitas pertanyaan dan
didalam kelas. Sikap pasif siswa ini
jawaban
salah
pembelajaran berlangsung
satunya
disebabkan
pola
guru
Dalam
demonstrasi cara mengerjakan soal, dan
hanya
siswa,
siswa
penggunaan untuk
siswa
kurang media
membimbing
pada
saat
proses
pembelajaran yang membiasakan siswa
Media gambar merupakan salah
untuk menerima bukan mencari. Hal ini
satu media pembelajaran yang dapat
sangat berpengaruh pada kemandirian
digunakan untuk membantu guru dalam
siswa khususnya pada kemandirian
memberikan pelajaran kepada siswa.
belajar. Siswa jadi tidak memaknai
Penggunaan media gambar membantu
proses belajar yang mereka alami.
siswa
Kondisi tersebut tentu membutuhkan
pelajaran yang disajikan.
perhatian
dan
perlakuan
mengingat
penguasaan
khusus
konsep
dan
dalam
Berdasarkan
kajian
materi
terhadap
masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
memahami
pada
upaya
penerapan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Strategi
pembelajaran
Inquiri
pada
Pembelajaran
melalui
inkuiri,
pembelajaran IPS. Ada beberapa hal
dalam hal ini adalah salah satu model
yang
yang
menjadi
ciri
utama
strategi
cukup
membantu
dalam
pembelajaran inkuiri menurut Wina
mengembangkan bakat siswa. Sesuai
Sanjaya
situasi
(2006:
196)
menyatakan
bahwa:
dan
kondisi
perkembangan
emosi, moral dan intelektual anak,
Pertama,
Strategi
menempatkan subjek
siswa
belajar.
inquiry
inkuiri dapat didesain menjadi sebuah
sebagai
strategi
Dalam
pembelajaran
yang
proses
menyenangkan. Untuk tingkat dasar,
pembelajaran, siswa tidak hanya
model inkuiri ringan dapat dijadikan
berperan
penerima
salah satu strategi pengayaan dalam
pelajaran melalui penjelasan dari
pembelajaran IPS agar menjadi sebuah
guru tetapi mereka berperan untuk
mata pelajaran
menemukan
menantang. Model ini menggunakan
sebagai
sendiri
inti
dari
meteri pelajaran itu sendiri. Dilihat
dari
kemampuan
dialog atau diskusi dengan mengajukan dan
potensi berfikir manusia yang Karena
melihat
yang menarik dan
serangkaian pertanyaan yang harus dijawab siswa.
potensi
yang
Guru sekolah dasar adalah orang
memang sudah ada pada diri manusia
yang
itulah
strategi
sumber daya manusia berkualitas yang
dikembangkan.
dapat bersaing di zaman pesatnya
Peneraparan
pembelajaran Strategi
inkuiri
pembelajaran
menekankan
pada
inkuiri
proses
lebih
berfikir.
berperan
dalam
menciptakan
perkembangan teknologi. Guru sekolah dasar
dalam
setiap
pembelajaran
Peserta didik tidak hanya sekedar
sebaiknya menggunakan pendekatan,
melakukan proses menghafal tetapi
strategi dan metode pembelajaran yang
peserta
dapat memudahkan siswa memahami
didik
menemukan
dituntut
jawaban
mampu atas
materi yang diajarkannya, namun masih
sesuatu hal yang dipertanyakan serta
sering terdengar keluhan dari para guru
dapat memecahkan suatu masalah. Oleh
di lapangan tentang materi pelajaran
karena itu diperlukannya kemampuan
yang
mengembangkan
kekurangan waktu untuk mengajarkan
pola
sendiri
fikir
secara
terlalu
banyak
materi
dan
pelajaran.
keluhan
optimal dengan cara berfikir yang logis
semua
Dalam
dan analitis.
pembelajaran di kelas guru belum menggunakan model pembelajaran yang
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
bervariatif.
Guru
cenderung
menggunakan
model
pembelajaran
II. METODE Dalam penelitian ini teknik yang
konvensional pada setiap pembelajaran
digunakan
yang dilakukan di kelas. Hal ini
eksperimen
disebabkan kurangnya penguasaan guru
penelitian Quasi Experimental Design.
terhadap
pembelajaran
Menurut Sugiyono (2011:77) tentang
yang ada, Padahal penguasaan terhadap
Quasi Experimental Design, “Bentuk
model-model
desain
model-model
pembelajaran
diperlukan
untuk
sangat
meningkatkan
dengan
eksperimen
adalah
teknik
jenis
desain
ini
adalah
pengembangan dari True Ekperimental Design, yang sulit dilaksanakan.” Dalam
profesional guru. Selain itu, pemanfaatan media dalam
peneliti
proses
pembelajaran
dirasa
Quasi Experimental Design dibedakan menjadi dua desain yaitu Time Series
penting karena membantu siswa untuk
Design
lebih mudah dalam memahami materi
Group Design. Dalam penelitian ini
yang diajarkan. Media gambar dapat
objek yang diteliti dibagi menjadi dua
diproduksi dengan mudah. Serta mampu
kelompok, maka peneliti mengambil
memberikan
secara
desain Nonequivalent Control Group
langsung. Dengan penggunaan media
Design. Desain Nonequivalent Control
gambar ini siswa akan lebih aktif dalam
Group Design
dipilih karena hampir
pembelajaran
sama
desain
pengalaman
dan
mampu
dan
Nonequivalent
dengan
Control
Pretest-Postest
mengkonstruk pengetahuannya melalui
Control Group Design, yaitu dalam
media gambar ini.
desain Nonequivalent Control Group
Berdasarkan
pemikiran
Design terdapat dua kelompok, yang
sebagaimana dijelaskan diatas maka
kemudian
cukup
mengetahui
alasan
bagi
peneliti
untuk
diberi keadaan
pre-test
untuk
awal
adakah
mengadakan penelitian dengan judul:
perbedaan antara kelompok eksperimen
“Pengaruh
dan kelompok kontrol, hanya saja pada
Strategi
Pembelajaran Gambar
desain Nonequivalent Control Group
Terhadap Kemampuan Mengenal Jenis-
Design ini kelompok eksperimen maupun
Jenis Pekerjaan Siswa Kelas III SD
kelompok kontrol tidak dipilih secara
Kecamatan Banyakan”.
acak (random). Sebagaimana pendapat
Inquiry
Dengan
Media
Sugiyono (2011:79) “desain ini hampir sama dengan pre-test – post-test control group desaign, hanya saja pada desain ini Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kelompok eksperimen maupun kelompok
Berdasarkan
desain
rancangan
kontrol tidak dipilih secara random.” Dari
penelitian di atas, terdapat dua kelompok
beberapa pertimbangan peneliti memilih
sampel yang dipilih secara penunjukkan.
menggunakan
Pada desain ini kelompok eksperimen
kategori
Nonequivalent
Control Group Design. Selanjutnya
maupun kelompok kontrol diberi pre-test.
dapat
digambarkan
pola desain sebagai berikut:
treatment dengan strategi pembelajaran
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2011:79) Ekperimen
O1
Kontrol
O3
X
Kemudian kelompok eksperimen diberi
yang
akan
Sedangkan O2 O4
dieksperimenkan pada
kelompok
(X). kontrol
dilakukan dengan pembelajaran seperti biasanya dengan metode pembelajaran konvensional.
Keterangan: Selanjutnya Eksperimen: Kelas yang menggunakan strategi pembelajaran inquiri didukung media gambar.
dilakukan
post-test
terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kemudian hasil kedua post-test
diperbandingkan
(diuji
Kontrol: Kelas yang tidak menggunakan
perbedaanya), demikian juga antara hasil
strategi pembelajaran inquiri.
pre-test
O1: Nilai pre-test sebelum menggunakan strategi pembelajaran inquiri didukung media gambar. X : Perlakuan kelas menggunakan strategi pembelajaran inquiri didukung media gambar.
dengan
hasil
post-test
pada
masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil posttest dan antara pre-test dan post-test pada kelompok
eksperimen
menunjukan
pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Berdasarkan penjabaran diatas, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan
O2: Nilai post-test setelah menggunakan
pendekatan kuantitatif karena data-data
strategi pembelajaran inquiri didukung
pada variabel ini cenderung bersifat angka
media gambar.
(numerik).
O3: Nilai pre-test sebelum menggunakan strategi pembelajaran inquiri.
Dalam melakukan penelitian, peneliti melaksanakan penelitian di SDN Parang I dan II Kecamatan Banyakan Kabupaten
O4: Nilai post-test setelah menggunakan
Kediri. SDN Parang I sebagai kelompok
strategi pembelajaran inquiri.
eksperimen dan SDN Parang 2 Kediri
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sebagai kelompok kontrol yang berlokasi di
Desa.Parang
Kecamatan
Banyakan
Kabupaten Kediri.
Adapun populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Parang 1 dan SDN
Alasan dilakukan penelitian ditempat
Parang 2 Kecamatan Banyakan Kabupaten
ini adalah karena SDN Parang I merupakan
Kediri tahun ajaran 2014-2015 dengan
salah satu tempat peneliti melakukan
rincian jumlah siswa sebagai berikut.
Praktik kerja selama ini, sehingga peneliti mengetahui
akan
diterapkan
guru
menggunakan
Sugiyono
(2012:118),
yang
“sampel adalah bagian dari jumlah dan
banyak
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
pembelajaran
tersebut”. Selanjutnya menurut Suharsimi
pembelajaran masih
strategi
Menurut
pembelajaran namun tidak didukung oleh
Arikunto
sebuah media pembelajaran, sehingga
sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
peneliti
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
tertarik
untuk
melakukan
penelitian.
(2006:131)
“sampel
adalah
bahwa sampel adalah perwakilan dari
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester II berlangsung selama
jumlah populasi yang diteliti. Berdasarkan penjelasan diatas maka
kurang lebih 6 bulan, mulai bulan Januari
penetapan
penelitian
menggunakan
sampai dengan bulan Juni 2015.Karena
penelitian populasi. Menurut Suharsimi
pada waktu itu pembelajaran berlangsung
Arikunto (2006:134) “… maka apabila
secara efektif.
subyeknya kurang dari 100, lebih baik
Populasi merupakan seluruh subyek
diambil semua sehingga penelitiannya
penelitian. Populasi menurut Suharsimi
merupakan penelitian populasi”. Hal ini
Arikunto (2006:130) “populasi adalah
dilakukan karena jumlah pupulasi relatif
keseluruhan
subyek
penelitian”.
kecil. Semua anggota kelas IV SDN
Sedangkan
Sugiyono
(2013:117)
Parang 1 dengan jumlah
siswa 25
mendefinisikan “populasi sebagai wilayah
digunakan sebagai sampel untuk kelas
generalisasi yang terdiri atas obyek atau
eksperimen
subyek yang mempunyai kualitas dan
strategi pembelajaran inquiri didukung
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
media gambar, sedangkan semua anggota
peneliti untuk dipelajari dan kemudian
kelas IV SDN Parang 2 dengan jumlah 25
ditarik kesimpulannya”. Dengan demikian
siswa digunakan sebagai sampel untuk
populasi
kelas kontrol yaitu dengan menerapkan
dapat
dirumuskan
sebagai
keseluruhan subyek yang dapat digunakan
yaitu
dengan
menerapkan
strategi pembelajaran inquiri.
sebagai penelitian. Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Instrumen salah
satu
penelitian merupakan
penentu
dan
melakukan uji t yang nantinya digunakan
kelancaran dalam pemecahan masalah
untuk menguji hipotesis pada penelitian
penelitian.
dalam
ini. Uji t yang digunakan ada dua macam
diperlukan
yaitu pired sample t-test untuk menguji
karakteristik data. Berdasarkan sumber
hipotesis 1 dan 2, berikutnya independent
data yang ada, maka instrumen dalam
sample t-test untuk menguji hipotesis 3.
penelitian ini berupa skor kemampuan
Berikut hasil uji t yang diperoleh dengan
siswa kelas IV SDN Parang 1 dan 2 dalam
menggunakan SPSS.
Oleh
menentukan
keberhasilan
varians yang sama, selanjutnya adalah
karena
itu,
instrumen
mengenal jenis-jenis pekerjaan. Instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel penelitiannya. a) Untuk variabel bebas dalam penelitian ini
adalah
“strategi
pembelajaran
inquiri” dan “strategi pembelajaran inquiri
didukung
dimana
media
instrumen
gambar”,
penelitiannya
berupa perangkat pembelajaran yang memuatlangkah-langkah pembelajaran dengan strategi pembelajaran inquiri dan
strategi
pembelajaran
inquiri
didukung media gambar. b) Untuk
variabel
terikat
dalam
penelitian ini adalah “kemampuan mengenal jenis-jenis pekerjaan. Untuk menghimpun
data
tes
tersebut,
digunakan instrumen penelitian berupa tes.
Untuk
teknik
penskorannya
berupa perhitungan hasil jawaban yang benar
Setelah mengetahui bahwa populasi normal
yaitu 6.771 dan untuk t tabel diperoleh df = n - k = 25 – 1 = 24 dengan taraf signifikan 1% yaitu 2,796 dan untuk taraf signifikan 5 %
yaitu
2,063
yang berarti
tingkat
signifikansinya 0,000 (<0,01). Hasil dari hipotesis 2 t hitung yaitu 16,247 dan untuk t tabel diperoleh df = n k = 25 – 1 = 24 dengan taraf signifikan 1% yaitu 2,796 dan untuk taraf signifikan 5 % yaitu
2,063
yang
berarti
tingkat
signifikansinya 0,000 (<0,01). Hasil Hipotesis 3 yaitu t hitung yaitu 8.604 dan untuk t tabel diperoleh df = 48 dengan taraf signifikan 1% yaitu 2,682 dan taraf signifikan 5% yaitu 2,010 yang berarti
tingkat
signifikansinya
0,000
(<0,05). Maka sebagaimana telah ditetapkan pada bab III, dapat ditemukan hasil pengujian hipotesis bahwa hipotesis nol
III. HASIL DAN KESIMPULAN
berdistribusi
Diperoleh hasil Hipotesis t hitung
dan
mempunyai
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
(H0) ditolak pada taraf signifikan 1% yang berarti hipotesis kerja (Ha) yang diajukan terbukti benar.
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Selanjutnya
menguji
kelemahan yaitu suasana pembelajaran
keunggulan dengan membandingkan nilai
kurang menyenangkan tidan ada media
data
strategi
pendukung maderi sehingga membuat
strategi
siswa tidak semangat untuk mengikuti
media
pembelajaran. Keadaan yang demikian
gambar. Diketahui bahwa nilai data post-
membuat siswa merasa bosan. Sehingga
test yang diperoleh melalui penerapan
ketuntasan
strategi pembelajaran inquiry adalah 70,08
kemampuan
sedangkan nilai rerata post-test melalui
pekerjaan <75%.
penerapan strategi pembelajaran inquiry
2. Strategi pembelajaran inquiry dengan
antara
untuk
penggunaan
pembelajaran
inquiry
pembelajaran
inquiry
dengan dengan
dengan media gambar adalah 83,52.
klasikal
siswa
mengenal
dalam
jenis-jenis
media gambar berpengaruh terhadap
Dari pengujian yang telah dilakukan
kemampuan
mengenal
jenis-jenis
dan membandingkan nilai rerata maka
pekerjaan pada siswa kelas III SDN
diperoleh
ada
Banyakan B di Kabupaten Kediri
perbedaan pengaruh antara penggunaan
dengan ketuntasan klasikal 88%. Hal
strategi pembelajaran inquiry dibanding
ini membuktikan kebenaran teori
strategi
dengan
pada bab II bahwa pada penggunaan
kemampuan
strategi pembelajaran inquiry dengan
mengenal jenis-jenis pekerjaan pada siswa
media gambar siswa lebih aktif
kelas III SDN Banyakan B di Kabupaten
dalam proses pembelajaran karena
Kediri, dengan keunggulan pada strategi
selama
pembelajaran
berlangsung strategi pembelajaran
media
kesimpulan
pembelajaran gambar
bahwa
inquiry
terhadap
inquiry
dengan
media
gambar.
proses
pembelajaran
inquiri didukung oleh media yang
Berdasarkan hasil analisis dan uji
sesuai, sehingga akan berpengaruh
hipotesis sebagaimana dikemukakan pada
terhadap minat siswa dalam belajar.
bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Apabila minat siswa baik, maka
1. Strategi
pembelajaran
berpengaruh mengenal
terhadap
jenis-jenis
inquiry kemampuan
pekerjaan
pada
siswa
akan
menerima
pembelajaran. Sehingga ketuntasan klasikal siswa dalam kemampuan
siswa kelas III SDN Banyakan A di
mengenal
Kabupaten Kediri dengan ketuntasan
≥75%.
klasikal 26,4%. Hal ini membuktikan
mudah
3. Ada
jenis-jenis
perbedaan
pekerjaan
pengaruh
kebenaran teori pada bab II bahwa dalam
penggunaan
Strategi pembelajaran inquiry memiliki
inquiry dibanding dengan strategi
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
strategi
antara
pembelajaran
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pembelajaran inquiry dengan media
Praktek. Jakarta: PT Rineka
gambar
Cipta.
terhadap
kemampuan
mengenal jenis-jenis pekerjaan pada
Arsyad,
Azhar.
2013.
siswa kelas III SDN Banyakan A dan
Pembelajaran.
B
Grafindo Persada.
di
Kabupaten
keunggulan
Kediri,
pada
dengan
Media
Jakarta:
Raja
strategi
Haryanto. 2012. Pengertian dan Tujuan
pembelajaran inquiry dengan media
Pembelajaran (Online), tersedia:
gambar.
http://belajarpsikologi.com/peng
Hal
kebenaran
ini
pada
penggunaan
membuktikan bab
strategi
II
yaitu
ertian-dan-tujuan-
pembelajaran
pembelajaran/,diunduh 24 juni
inquiry kurang sesuai untuk siswa jika tanpa
media
pendukung,
karena
2014. Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian
pembelajaran menjadi membosankan. Sedangkan
penggunaan
strategi
dan Sosial. Jakarta : Referensi. Michael,
Donny.
2013.
Penggunaan
pembelajaran inquiry dengan media
Media Gambar Dalam Proses
gambar, siswa belajar denagn melihat
Belajar.
contoh gambar yang sesuai dengan
http://pendas2013.blogspot.com/
materi dan apabila ada kesulitan bisa
2013/01/penggunaan-media-
melihat pada media gambar yang
gambar-dalam-proses.html,
sudah disediakan oleh guru.
diunduh 2 agustus 2015.
Ilmu
Aqib, zainal. 2013. Model-model, dan
pembelajaran (inovatif).
ilmu-ilmu-sosial-dalam-
Widya.
pembelajaran/
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Cipta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu
Pendekatan
(Online),
011/04/24/konsep-dasar-ips-dan-
Yrama
Praktek. Jakarta: PT Rineka
dalam
http://oktaseiji.wordpress.com/2
kontsektual
Pendekatan
Sosial
Pembelajaran,
strategi
Bandung:
Penelitian:Suatu
tersedia:
Oktaseji. Konsep Dasar IPS dan Ilmu-
IV. DAFTAR PUSTAKA
media
(online),
diunduh
30
Agustus 2015). Sanjaya,
Wina.
2006.
Pembelajaran.
Strategi Jakarta:
Kencana. Sudjana, nana dan ahmad rivai, 2010. Media pengajaran. Bandung: sinar baru.
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sugiyono.
2010.
Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono.
2011.
Metode
Yamin, martinis.
2013.
Strategi
dan
metode dalam model pembelajaran.
Bandung: Alfabeta. 2012.
Jakarta :. Grasindo.
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Sugiyono.
W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Jakarta:
referensi
(GP
Press
Group).
Bandung: Alfabeta. Sugiyono.
2013.
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tegeh, I M. 2008. Pengembangan Paket Pembelajaran
dengan
Model
Dick & Carey Mata Kuliah Sinetron Pendidikan Program S1 Teknologi Pendidikan IKIPN Singaraja.
Tesis
tidak
diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Trianto.
2007.
Model
Terpadu
Pembelajaran
Dalam
Praktek. Jakarta:
Teori
dan
Prestasi
Pustaka. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi
Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto. 2008. Mendesain pembelajaran kontekstual
(contekstual
teaching dan learning) dikelas. Jakarta:
cerdas
pustaka
publisher.
Fibri Alfindra Zesy Arisona | 11.1.01.10.0142 FKIP – PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 11||