35
ISSN : 2303-307X
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS III Sufi Herawati S. Pd1, SDN Ba’engas 3, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan
ABSTRACT Learning Indonesian in SD focuses on four language skills. namely listening, reading, writing, and speaking. Although they have different characteristics, but all four aspects of language skills that have a relationship that is integral and can not be separated. Writing which is one aspect of language seems to be an obstacle for most elementary school children. Though writing skills for elementary school children should be given early. Theories and techniques of writing, should have been introduced and implemented since at lower grade. To anticipate the difficulties experienced by students in developing writing skills, namely by applying media beamed images. The purpose of this research is to improve the ability to write a simple essay through the use of media images beamed card. This research is a classroom action research, with the stages of planning, pelaksanann, observation, and reflection. The subjects were students of class III SDN Ba'engas 3 Kamal Bangkalan. The results showed that the results of the first cycle of learning outcomes of students achieving 75% tuntasm classical, while the second cycle of the average student learning outcomes reached 85, with learning completeness reached 80%. Based on these results, it can be said that the use of the media beamed images can improve students' skills in writing essays Keywords: language skills, essay writing, media beamed images
ABSTRAK Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD menitik beratkan pada 4 keterampilan berbahasa. yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Meskipun mempunyai karakteristik yang berbeda, akan tetapi keempat aspek keterampilan berbahasa itu mempunyai hubungan yang integral dan tidak dapat pisahkan. Menulis yang merupakan salah satu aspek berbahasa seolah-olah menjadi kendala tersendiri bagi sebagian besar anak SD. Padahal keterampilan menulis bagi anak SD sebaiknya diberikan sejak dini. Teori dan teknik-teknik menulis, hendaknya sudah dikenalkan dan diterapkan sejak di kelas rendah. Untuk mengantisipasi kesulitan yang dialami siswa dalam mengembangkan keterampilan menulis, yaitu dengan menerapakan media gambar berseri. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana melalui pemanfaatan media gambar kartu berseri. Jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas, dengan tahapannya terdiri dari perencanaan, pelaksanann, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Ba’engas 3 Kamal Bangkalan. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil siklus I hasil belajar siswa mencapai 75% tuntasm secara klasikal, sedangkan siklus II ratarata hasil belajar siswa mencapai 85, dengan ketuntasan belajar mencapai 80%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa pemanfaatan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan Kata Kunci : Keterampilan berbahasa, menulis karangan, media gambar berseri
1Korespondensi
: Sufi Herawati, S. Pd, SDN Ba’engas, Kecamatan Labang Email: Email:
[email protected]
36
Widyagogik, Vol. 3 No. 3 Januari-Juni 2016
proses atau tahapan-tahapan. Proses yang
PENDAHULUAN Proses
belajar-mengajar
tidak
dilakukan dalam pembelajaran menulis di
dapat dipisahkan dari tujuan pengajaran.
SD disesuaikan dengan tingkat kelas dan
Setiap kegiatan yang dilakukan melalui
tingkat kesulitan, serta jenis atau bentuk
proses ada tujuan yang ingin dicapai.
tulisan yang diajarkan. Dalam Kurikulum
Pembelajaran didalamnya terdapat tujuan
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada
belajar yang tidak dapat dilepaskan dari
bagian
adanya bahan pengajaran dan pendekatan.
dinyatakan
Bahasa komunikasi
merupakan digunakan
mampu
Kompetensi
bahwa
(SK)
siswa
hendaknya
mengungkapkan
pikiran,
dalam
perasaan, informasi, dan pengalaman
kehidupan sehari-hari. Bahasa mempunyai
secara tertulis dalam bentuk karangan,
peran
surat undangan, dan dialog tertulis (KTSP
yang
yang
alat
Standar
cukup
penting
dalam
kehidupan bermasyarakat agar terjalin
SD
komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan
indikator pembelajarannya adalah siswa
bahasa resmi dan bahasa pemersatu
diharapkan mampu menulis karangan
bangsa. Oleh sebab itu, pembelajaran
berdasarkan
bahasa Indonesia perlu diterapkan dan
memperhatikan
diajarkan di sekolah dasar.
penggunaan ejaan.
Belajar bahasa mencakup empat keterampilan
berbahasa
dan
MI,
2006:25).
Sedangkan
pengalaman pilihan
dengan kata
dan
Menulis merupakan keterampilan
yaitu
berbahasa yang bersifat aktif. Menulis
mendengarkan, berbicara, menulis, dan
berkaitan erat dengan aktivitas berpikir.
membaca. Keempat aspek tersebut harus
Menulis menuntut kemampuan berpikir
mendapatkan
dan
yang memadai juga menuntut berbagai
kegiatan
aspek yang terkait seperti penguasaan
pembelajaran secara terpadu. Aspek-aspek
materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis,
keterampilan
dan motivasi yang kuat.
porsi
dilaksanakan
seimbang
dalam
ini
harus
dilaksanakan
dalam pembelajaran bahasa dan sastra
Mengarang pada prinsipnya adalah
Indonesia dengan tujuan siswa mampu
bercerita tentang sesuatu yang ada dalam
dan berlatih berkomunikasi, yaitu melalui
angan-angan, kemudian dituangkan dalam
latihan-latihan dan praktik kebahasaan.
bentuk lisan maupun tulisan. Setiap
Pembelajaran menulis merupakan
manusia semuanya diciptakan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan melalui
pengarang. Namun, menuangkan buah
Sufi Herawati : Pemanfaatan Media Pembelajaran Gambar Berseri untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Pada Siswa Kelas III
narasi
37
pikiran secara teratur dan terorganisasi ke
Karangan
dalam tulisan tidak mudah. Banyak orang
menyajikan hal atau peristiwa (kejadian)
yang pandai berbicara atau berpidato
atau penonjolan pelaku. Jadi, dapat juga
tetapi mereka masih kurang mampu
dikatakan bahwa karangan narasi adalah
menuangkan gagasannya ke dalam bentuk
karangan
bahasa tulisan. Untuk bisa mengarang
peristiwa berdasarkan waktu atau aturan
dengan baik, seseorang harus mempunyai
alur (plot).
yang
menceritakan
menceritakan
atau
suatu
kemampuan untuk menulis. Kemampuan
Berdasarkan hasil pengamatan di
menulis dapat dicapai melalui proses
kelas III SDN Ba’engas Kamal, siswa
belajar dan berlatih.
kurang mampu dalam menentukan pilihan
Masalah yang sering ditemukan
kata, keruntutan gagasan, dan penggunaan
dalam pelajaran mengarang adalah siswa
ejaan dan tanda baca yang tepat dalam
kurang menguasai pemakaian bahasa
menulis karangan. Hal ini disebabkan
Indonesia yang baik dan benar. Hal ini
guru kurang mampu menciptakan proses
terlihat dari pilihan kata yang kurang
pembelajaran
tepat, kalimat yang kurang efektif, dan
menyenangkan.
sulit
observasi dan wawancara diperoleh data
mengungkapkan
gagasan
dalam
bentuk tulisan.
yang
bervariasi
Berdasarkan
dan hasil
bahwa proses pembelajaran yang terjadi
Dalam
pembelajaran
menulis
hanya berlangsung satu arah atau berpusat
karangan di kelas III siswa dituntut untuk
pada guru yaitu dari guru kepada siswa.
menulis
Akibatnya, siswa merasa kaku dan cepat
karangan
sederhana
sesuai
dengan kemampuan dan pemahamannya.
bosan
Hal ini sesuai dengan standar kompetensi
mengungkapkan pikiran dan perasaannya
untuk kelas III yaitu mengungkapkan
secara total dalam pembelajaran menulis
pikiran, perasaan, dan informasi dalam
karangan.
karangan
sederhana
dan
puisi.
sehingga
tidak
mampu
Selama ini, guru hanya bertindak
Pembelajaran mengarang yang paling
sebagai
sederhana dan mudah dipahami siswa
langsung kepada siswa, kemudian siswa
adalah karangan yang berbentuk narasi.
ditugaskan untuk menulis karangan tanpa
Ahmadi
memberi contoh bagaimana cara membuat
(dalam
mengatakan karangan
Suherni,
karangan yang
2009:12)
pemberi
narasi
adalah
karangan
yang
menuturkan
cerita.
menulis
karangan
informasi
baik. yang
secara
Pembelajaran berlangsung
38
Widyagogik, Vol. 3 No. 3 Januari-Juni 2016
secara monoton akan membuat siswa
motivasi belajar, interaksi yang lebih
menjadi cepat bosan dan jenuh. Hal ini
langsung antara siswa dan lingkungannya,
akan
belajar
dan kemungkinan siswa untuk belajar
melaksanakan
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan
menyebabkan
siswa
menurun
semangat
dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran
dan minatnya.
menulis
harus
Pemilihan
media
pembelajaran
mendapat perhatian dari guru. Cara guru
yang tepat sangat mempengaruhi prestasi
menyampaikan materi dan penggunaan
dan hasil pembelajaran. Arsyad (1996:75)
media sangat berpengaruh terhadap minat
menguraikan bahwa memilih media harus
dan dan hasil belajar siswa. Salah satu
memperhatikan beberapa kriteria dalam
cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
memilih media, yaitu: (1) sesuai dengan
meningkatkan minat belajar siswa adalah
tujuan yang ingin dicapai, (2) tepat untuk
dengan
media
mendukung isi pelajaran yang sifatnya
pembelajaran atau alat peraga. Menurut
fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi,
Hamalik (dalam Arsyad, 1996:15), media
(3) praktis, luwes, dan bertahan, (4) guru
pembelajaran mempunyai peranan penting
terampil
dalam
pengelompokan sasaran, dan (6) mutu
menggunakan
proses
belajar
mengajar.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar
(5)
teknis.
dapat
Salah satu media yang tepat untuk
membangkitkan keinginan dan minat
melatih siswa menulis karangan narasi
yang baru, membangkitkan motivasi dan
adalah dengan menggunakan media kartu
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
bercerita.
membawa pengaruh-pengaruh psokologis
bercerita dalam menulis karangan narasi
terhadap siswa.
dapat
Arsyad bahwa
(1996:26)
media
memperjelas
mengajar
menggunakannya,
mengatakan
pembelajaran penyajian
pesan
dapat dan
Penggunaan
mengarahkan
mengorganisir daya
media
kartu
siswa
untuk
nalarnya
tentang
suatu cerita atau alur karangan secara tepat.
informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan
proses
dan
hasil
METODE PENELITIAN
belajar. Media pembelajaran juga dapat
Penelitian
meningkatkan dan mengarahkan perhatian
tindakan
anak
penelitian dilakukan untuk memecahkan
sehingga
dapat
menimbulkan
ini
merupakan
(action
research),
penelitian karena
Sufi Herawati : Pemanfaatan Media Pembelajaran Gambar Berseri untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Pada Siswa Kelas III
masalah pembelajaran di kelas. Penelitian
penelitian,
ini juga termasuk penelitian deskriptif,
menyusun rumusan masalah, tujuan dan
sebab menggambarkan bagaimana suatu
membuat rencana tindakan, yang sesuai
teknik
dan
dengan permasalahan riil yang terdapat di
bagaimana hasil yang diinginkan dapat
dalam kelas. Adapun langkah-langkah di
dicapai.
dalam penelitian ini
pembelajaran
Penelitian
diterapkan
ini
mengacu
pada
perbaikan pembelajaran. Kemmis dan
peneliti
39
terlebih
dahulu
dapat dilakukan
dengan beberapa tahap: 1. Perencanaan yang meliputi perangkat
Taggart (1988:14) menyatakan bahwa
pembelajaran yang digunakan selama
model
proses penelitian, media, serta sarana
penelitian
berbentuk
spiral.
tindakan Tahapan
adalah penelitian
tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi
prasana yang mendukung. 2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan
untuk mengetaui penerapan media
dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan
gambar
dan dirasa sudah cukup.
karangan.
berseri
dalam
menulis
Penelitian ini akan dilakukan di
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat
pada siswa kelas III SDN Ba’engas
dan mempertimbangkan hasil atau
Kabupaten
Teknik
dampak dari tindakan yang dilakukan
pengumpulan data yang dilakukan dalam
berdasarkan lembar pengamatan yang
penelitian
dan
diisi oleh pengamat.
observasi. Sesuai dengan jenis penelitian
4. Rancangan/rencana
Bangkalan.
ini
terdiri
atas
tes
yang
direvisi,
yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
berdasarkan
maka penelitian ini menggunakan model
pengamat membuat rancangan yang
penelitian tindakan dari Kemmis dan
direvisi
Taggart
siklus berikutnya.
(dalam
Arikunto, Suharsimi,
2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus
yang
ke
dilaksanakan
dari
pada
Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana
berikutnya. Siklus di dalam PTK meliputi
masing siklus dikenai perlakuan yang
planning (rencana), action (tindakan),
sama (alur kegiatan yang sama) dan
observation (pengamatan), dan reflection
membahas satu sub pokok bahasan yang
Sebelum
siklus
untuk
refleksi
yang
(refleksi).
satu
hasil
mengadakan
40
Widyagogik, Vol. 3 No. 3 Januari-Juni 2016
diakhiri dengan tes formatif di akhir
PEMBAHASAN
masing putaran.
SIKLUS I dan
Pada saat ini penggunaan kurikulum
mengolah data yang terkumpul sehingga
masih dalam transisi yaitu kurikulum 2006
dapat menghasilkan suatu kesimpulan,
yang
Dalam
rangka
menyusun
maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
dikenal
Tingkat
dengan
Satuan
nama
Kurikulum
Pendidikan
(KTSP).
Kurikulum 2006 merupakan penyempurnaan kurikulum
sebelumnya
yang
memiliki
karakteristik antara lain; (1) menganut sistem semester,
(2)
menggunakan
pendekatan
dalam proses belajar mengajar sebagai
kompetensi, (3) tematis dan pragmatik,
berikut.
meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit
1.
Merekapitulasi hasil tes
2.
Menghitung
jumlah
tetap
skor
yang
pembelajaran
pembelajaran
masing-masing
diajarkan dalam konteks wacana.
siswa rumus
dengan ketuntasan
belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal
65,
sedangkan
secara
klasikal dikatakan tuntas belajar
Bahasa
Indonesia, (4) memilki sifat integrative, (5)
tercapai dan prosentasenya untuk
menggunakan
3.
menjiwai
kebahasaan
Pembelajaran
dan
Bahasa
kosakata
Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia (Permen Diknas, No. 22 Tahun 2006).
jika jumlah siswa yang tuntas
Hal tersebut sesuai dengan pendapat
secara individu mencapai 85%
Widdowson (1978) yang menyatakan bahwa
yang telah mencapai daya serap
dalam pelaksanaan pengajaran bahsa siswa
lebih dari sama dengan 65%.
didorong untuk mengekspresikan fungsi-
Menganalisa hasil observasi yang
fungsi bahasa. Pembelajaran bahasa yang
dilakukan oleh guru sendiri selama kegiatan berlangsung.
belajar
mengajar
menekankan
pada
kemampuan
siswa
mengekspresikan fungsi-fungsi bahasa sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa yang mengembangkan Sebagaimana bahwa
kompetensi
dikemukakan
penguasaan
secara
komunikatif. oleh
Hymes,
naluri
yang
Sufi Herawati : Pemanfaatan Media Pembelajaran Gambar Berseri untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Pada Siswa Kelas III
dipunyai
seorang
penutur
sejati
untuk
menggunakan dan memahami bahasa secara
41
subjek penelitian yang masih melakukan kesalahan diberikan bimbingan langsung.
wajar dalam proses berkomunikasi atau
Berdasarkan hasil tersebut ditetapkan
berinteraksi dengan orang lain dan dalam
bahwa
hubungannya dengan konteks sosial (Stern,
pembelajaran I telah tercapai. Oleh karena itu
1983:229).
tidak diperlukan mengulang tindakan, dalam
Berdasarkan teman
hasil
sejawat
pembelajaran
diskusi
disimpulkan
yang
tujuan
tindakan
perbaikan
dengan
arti dapat dilanjutkan ke tindakan perbaikan
bahwa
II.
sudah
Hal-hal unik yang muncul pada saat
menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan
penelitian tindakan kelas diantaranya adalah
dengan siswa mencapai tingkat penguasaan
pada siklus pertama (1) terjadi perubahan
materi
yang
suasana kelas. Dengan kehadiran seorang
dibuktikan dengan pencapaian nilai yang
guru ke dalam kelas (teman sejawat) mebuat
meningkat.
siswa terlihat tegang. Perhatian semua siswa
yang
semakin
Penelitian dilaksanakan
dilaksanakan
meningkat,
tindakan
dengan
kelas
pertama
menggunakan
tertuju ke depan kelas tanpa ada seorang pun
alat
yang bicara. Tetapi setelah diberitahu maksud
peraga yang sesuai materi dan disesuaikan
kedatangan guru tersebut, siswa baru terlihat
dengan tahap perkembangan berpikir siswa
tenang.
SD kelas VI. Peneliti bertindak sebagai guru yang dibantu guru kelas IV sebagai pengamat sekaligus teman sejawat.
Keefektifan pembelajaran bahasa yang
Hasil tes formatif yang dicapai oleh 16 subyek
penelitian
Siklus II
tingkat
sangat ditentukan oleh guru. Guru dituntut
keberhasilan 75% - 85%. Sedangkan 4 subjek
mampu menerapkan pendekatan komunikatif
ternyata masih mendapatkan hasil yang belum
sebagaimana dituntut oleh kurikulum 2006.
optimal
Pendekatan komunikatif, menurut Littewood
pembelajaran
(65%). I
mencapai
menekankan pada fungsi bahasa tersebut
Tindakan
difokuskan
perbaikan agar
siswa
(1981:1)
adalah
pendekatan
yang
memahami cara menulis karangan sederhana
mengintegrasikan pengajaran fungsi-fungsi
berdasarkan
bahasa dan tata bahasa. Dijelaskannya bahwa
gambar
seri.
Penerapan
pembelajaran yang dilengkapi dengan alat
pembelajaran
peraga ini memang belum dapat dilaksanakan
memberikan perhatian yang sistematik pada
secara optimal, karena siswa masih sangat
aspek-aspek fungsional dan structural dari
tergantung pada instruksi guru (peneliti).
bahasa memusatkan perhatiannya pada sistem
Namun demikian, hasil tes formatif 1 ternyata
tata bahasa, sedangkan pandangan fungsional
mencapai standar yang ditetapkan. Untuk
bahasa
yang
komunikatif
42
Widyagogik, Vol. 3 No. 3 Januari-Juni 2016
memusatkan perhatiannya pada makna yang
gambar seri dengan menggunakan pilihan
dikandung oleh bentuk-bentuk linguistic.
kata, kalimat, huruf besar, dan tanda titik
Selain
itu,
guru
dituntut
pula
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa.
Lado
Pada
tindakan
perbaikan
ke
dua,
mengemukakan
peneliti telah berusaha menciptakan suasana
sejumlah prinsip, yang antara lain adalah (1)
pembelajaran yang kondusif, dan subjek
sebagian besar waktu siswa digunakan untuk
penelitian sudah menampakan antusiasme dan
berlatih dan praktik menggunakan bahasa dan
motivasi yang tinggi. Hal ini nampak dari
(2) mengembangkan sikap positif terhadap
keberanian
bahasa yang dipelajari. Kedua prinsip ini
mencoba menggunakan alat peraga yang
dipandang sangat relevan dengan tujuan
disediakan. Hasil tes yang dicapai sudah
pembelajaran
optimal.
komunikatif
di
(1979)
dengan tepat.
bahasa
dan
atas.
Guru
pendekatan juga
harus
siswa
Penerapan
untuk
bercerita
pembelajaran
dan
yang
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran
berorientasi pada penggunaan alat peraga
bahasa yang langsung berhubungan dengan
pada tindakan II ini sudah lebih baik
aspek pembelajaran menulis, mendengarkan,
dibanding tindakan I, tetapi belum optimal.
berbicara, dan membaca.
Alat peraga yang digunakan yang ada di
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di
sekitar
kelas.
Pada
tindakan
perbaikan
atas maka dalam pelaksanaan penelitian
pembelajaran II ini, tujuan pembelajaran
penguasaan siswa dalam menulis karangan
sudah tercapai.
sederhana dengan menggunakan alat peraga
Pada saat penelitian tindakan kelas
berupa gambar-gambar yang bagus dan
pada siklus kedua, siswa kelas VI mengalami
menarik, cenderung
menunjukkan prestasi
bahwa
siswa
perubahan
belajarnya
lebih
kosentrasi mengikuti pembelajaran. Banyak
meningkat. Tindakan perbaikan pembelajaran ke
tingkah
laku.
Siswa
penuh
siswa yang mengajukan pertanyaan yang kadang-kadang
tidak
ada
hubungannya
dua merupakan kelanjutan dari tindakan
dengan materi pelajaran, sehingga guru
perbaikan pertama. Pada tindakan perbaikan
kelabakan menjawab pertanyaan-pertanyaan
pembelajaran ke dua difokuskan agar siswa
tersebut.
menguasai dan meningkatkan pemahamannya tentang penulisan karangan sederhana melalui
Sufi Herawati : Pemanfaatan Media Pembelajaran Gambar Berseri untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Pada Siswa Kelas III
Tabel I Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
20 50 20 15 50 10 15 10 10 20 15 20 15 23 20 15 20 25 20 15 15 20
15 20 45 15 35 20 20 15 20 15 20 15 20 25 20 20 20 35 20 15 20 20
50 90 85 40 100 45 50 35 40 50 50 55 50 70 65 45 55 80 45 50 45 55
30 20 25 20 25 20 25 25 25 20 25 15 25 25 25 30 20 20 20 25 30 20
30 35 30 25 30 30 30 30 25 30 25 35 30 30 35 25 30 35 25 25 25 30
Huruf Kapital
%
Pilihan Kata
15 20 20 10 25 15 15 10 10 15 15 20 15 22 25 10 15 20 15 20 10 15
Perbaikan I
Kalimat
Aji Kalaba Anton Silalahi Cintia Clarisa Nurul Qomariyah Abd. Karim Ahmad Syamsuri Saifullo Syafi’i Muhammad Suri Muhlis Muchlisin Misnawi Lailatul Badriyah Achmad Rozali Kholil Darussalam Masroil Masodah Juwairiyah As’ad Moh. Jailani Abd. Muis
Pilihan Kata
Nama Siswa
Kalimat
No
Urutan Gambar
Penguasaan Materi Awal
25 30 25 20 30 15 20 20 15 25 15 25 25 30 30 20 25 30 30 25 20 25
%
85 85 80 65 85 65 75 75 65 75 65 75 80 85 85 75 75 85 75 75 75 75
Tabel II Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Aji Kalaba Anton Silalahi Cintia Clarisa Nurul Qomariyah Abd. Karim Ahmad Syamsuri Saifullo Syafi’i Muhammad Suri Muhlis Muchlisin Misnawi Lailatul Badriyah Achmad Rozali Kholil Darussalam Masroil Masodah
30 20 25 20 25 20 25 25 25 20 25 15 25 25 25 30 20 20
30 35 30 25 30 30 30 30 25 30 25 35 30 30 35 25 30 35
25 30 25 20 30 15 20 20 15 25 15 25 25 30 30 20 25 30
85 85 80 65 85 65 75 75 65 75 65 75 80 85 85 75 75 85
35 35 35 30 35 30 35 35 20 35 30 35 30 35 35 35 35 35
25 20 25 25 25 25 30 30 25 30 25 30 25 30 25 30 35 25
Huruf Kapital
Pilihan Kata
%
Kalimat
Huruf Kapital
Nama Siswa
Pilihan Kata
No
Kalimat
Penguasaan Materi Perbaikan I Perbaikan II
20 25 20 15 20 15 15 15 15 15 15 15 15 15 20 15 10 20
%
80 80 80 70 80 70 80 80 60 80 70 80 70 80 80 80 80 80
43
44
Widyagogik, Vol. 3 No. 3 Januari-Juni 2016 19. 20. 21. 22.
Juwairiyah As’ad Moh. Jailani Abd. Muis
20 25 30 20
25 25 25 30
30 25 20 25
75 75 75 75
30 35 35 35
35 30 30 35
15 15 15 10
80 80 80 80
PENUTUP
khususnya meningkatkan keaktifan siswa
Simpulan Dari hasil perbaikan yang telah
dalam kelas yaitu:
dilaksanakan
dapt
ditarik
beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
dapat
ditingkatkan
melalui
penjelasan dengan disertai contohcontoh dan melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. 2. Setiap
siswa
memiliki
individu
dalam
memenuhi
dalam
pembelajaran, gunakan alat peraga
2. Memotivasi
belajar
siswa
melalui
berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak bosan. 3. Penggunaan
menjadi
alat
peraga/media
belajar, baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.
yang
dapat
keberadaannya
mutlak
diperlukan dalam sebuah pembelajaran. Disamping pengalaman
Saran Tindak Lanjut
bagian
memaksimalkan hasil belajar siswa, sehingga
3. Siswa memerlukan motivasi dalam
itu,
melaksanakan
berdasarkan perbaikan
pembelajaran melalui PTK, kiranya perlu kesimpulan
tersebut,
yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan
materi
pembelajaran yang bagus dan relevan
perbedaan
kebutuhannya.
Bedasarkan
menjelaskan
yang relevan.
1. Penguasaan materi pembelajaran oleh siswa
1. Untuk
kualitas
pembelajaran
buku penghubung di anatara guru dan wali murid agar dapat saling mengisi kebutuhan siswa demi tercapainya tujuan pendidikan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Brown, H. Doulas. 1994. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. New Jersey: Prenice Hail Regent. Djeniah Alim, 1996. Lancar Berbahasa Indonesia 1 Kelas III, Jakarta: Depdikbud. Lado, Robert, 1989. Language Teaching: A Scientific Approsch. New Delhi: Tata McGraw-Hill.. Littewood, William, 1981. Communicative Language Teaching: An Introduction. New York: Cambridge University Press. Nyoman Merdhana, 2002. Tindakan Kelas sebagi Salah Satu Alternatif Pengajaran Menyimak dalam PBIPA. Jakarta: Wardani, I.G.A.K., Wihardi, Kuswaya, Nasution Noehi, 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Universitas Terbuka. Wardani, I.G.A.K., Siti Julaeha, M.A. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta, Universitas Terbuka.
Sufi Herawati : Pemanfaatan Media Pembelajaran Gambar Berseri untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Pada Siswa Kelas III
45
1
Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015