PENGARUH STRATEGI MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Lukas Sirat NIM 109017000091
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK LUKAS SIRAT (109017000091), ”Pengaruh Strategi Mind Mapping Terhadap Kemampuan Koneksi Matematik”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Strategi Mind Mapping terhadap kemampuan koneksi matematik. Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Tahun Ajaran 2015/2016. Metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Postest-Only Control Group Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah VIII-B dan VIII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditentukan melalui teknik Cluster Random Sampling. Kelas eksperimen pembelajannya menggunakan strategi Mind Mapping, dan kelas kontrol pembelajarannya menggunakan strategi konvensional. Pengambilan data menggunakan instrumen berupa tes koneksi matematik berbentuk essay. Nilai rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan strategi Mind Mapping adalah sebesar 68,26 dan nilai rata-rata hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan strategi konvensional adalah sebesar 59,72 (thitung = 2,65 dan ttabel = 1,67 serta besar pengaruh (r2) = 0,11). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan strategi Mind Mapping lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan strategi konvensional dan pengaruh strategi Mind Mapping terhadap kemampuan koneksi tergolong dalam kategori sedang. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi Mind Mapping berpengaruh terhadap kemampuan koneksi matematik siswa. Kata kunci: Strategi Mind Mapping, Kemampuan Koneksi Matematik
i
ABSTRACT LUKAS SIRAT (109017000091), “The Effect of Mind Mapping Strategic to Mathematical Connection Skill”. Thesis Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016. The purpose of this research is to analyze the effect of Mind Mapping strategic to mathematical connection skill. The research was conducted at SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, for academic year 2015/2016. The method used in this research is quasi experimental method with Postest-Only Comparison Group Design. Sample of this research are VIII-B and VIII-A as exsperimen class and control class used cluster random sampling technique. Exsperimen class taught by Mind Mapping strategic and control class taught by convensional strategic. Retrieval of data used instruments such as written essay test. The mean score of the results test mathematical connections who taught with Mind Mapping strategic is 68,26 and who taught with conventional strategic have mean score of the test mathematical connections is 59,72 (tcount = 2,65 and ttable = 1,67 and effect size (r2) = 0,11). The results of research that mathematical connections who are taught by Mind Mapping strategic higher than students taught by conventional strategic and and the effect of Mind Mapping strategic to connection skill is intermediate. Conclusion the results of this research that mathematics’ learning with Learning Mind Mapping strategic have effect to mathematical connection skill. Key words: Mind Mapping strategic, Mathematical Connection Skill
ii
`
KATA PENGANTAR ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selesainya skripsi ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA, Penanggung Jawab Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika 3. Bapak Abdul Mu’in, M.Pd, sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing saya selama saya menutut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 6. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd, selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 8. Bapak Drs. Sayuti Sufriatna, MM. selaku kepala SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian disekolah tersebut. 9. Mulyoko, S.Pd, selaku guru pamong yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
iii
`
10. Siswa/i kelas VIII-A dan VIII-B SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, yang telah bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian. 11. Yang teristimewa kepada Nyai saya Maiyah tersayang, Mama saya Shopianah tercinta dan Papa saya Rudy Sirat yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan baik moril maupun materil, cinta dan kasih sayangnya serta do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Adik-adikku Melinda Dwi Amelia, Vidya Dwi Amelia, M. Guruh Amanah A., Pandu Rizki Karim tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Guru tempat saya menimba ilmu agama Guru Sholahuddin Al-Ayubi dan Ust. Asep yang telah mendoakan dan memberi arahan kepada penulis hingga terselesaikanlah penulisan ini. 14. Sahabat seperjuangan Desi, Johana dan Afif yang terus berjuang bersamasama mulai dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga perjuangan dan kebersamaan kita memberikan cerita yang indah dalam menggapai citacita di masa depan. 15. Teman-teman seperjuangan Frendy, Ghufron, Anang, Muchtar, Mulyoko, Tommy, Ade, Wahyu, Rizki, Munawir, Johana, Ivan, Ikhsan, Irkham yang selalu setia menemani penulis selama masa perkuliahan mulai dari semester awal hingga sekarang. 16. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2009, khususnya kelas C yang selalu memberikan motivasi dan saling bertukar informasi selama awal perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. 17. Adik – Adik kelas seperjuangan proposal skripsi yang telah membantu dan memberikan motivasi Huswatun Khasanan dan Laili Hikmah. 18. Teman-temanku Arif Akbar B.M., Yuda A., Awalia, Dhoni, Lia, Mukti, Adi, Witri, Dewi, Syahrul R., Fauzi, Imam, Kudus, Deki, Puji W.B., Aresi Q.A., Ndaru D.K. yang memberi motivasi pada penulis. 19. Guru SMAN 5 Tangerang Selatan Ibu Mela yang terus mengingatkan kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
iv
`
20. Guru SMP PGRI 371 Pondok Aren Bapak Sardi, Bapak Dedi, Bapak Fajar, Ibu Rizki, Ibu Yanti yang telah memotivasi penulis. 21. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangankekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan, Amin. Jakarta, 13 Juli 2016 Penulis
Lukas Sirat
v
DAFTAR ISI ABSTRAK .........................................................................................................
i
ABSTRACT ........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
7
C. Pembatasan Masalah .....................................................................
7
D. Rumusan Masalah .........................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................
8
BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN .............................................................................
9
A. Deskripsi Teoritik...........................................................................
9
1. Kemampuan Koneksi Matematik .............................................
9
2. StrategiMind Mapping ............................................................. 13 3.
Pembelajaran Konvensional ................................................... 22
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 24 C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 25 D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 28 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 28 B. Metode dan Desain Penelitian........................................................ 28 C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 29 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 29 E. Instrumen Penelitian....................................................................... 30 vi
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 36 1. Uji Prasyarat Analisis .............................................................. 36 a. Uji Normalitas .................................................................... 36 b. Uji Homogenitas ............................................................... 37 2. Uji Hipotesis Statistik .................. ........................................... 38 G. Hipotesis Statistik .......................................................................... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 43 A. Deskripsi Data .................................................................................. 43 1.
Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen ............... 43
2.
Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Kontrol ...................... 46
3.
Perbandingan Statistik Deskriptif Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ............... 48
4.
Perbandingan Skor Rata-rata Indikator Koneksi Matematik Pada Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ........................ 51
B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................ 53 1.
Uji Normalitas .......................................................................... 53
2.
Uji Homogenitas ....................................................................... 54
C. Pengujian Hipotesis Statistik ........................................................... 56 D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 57 E. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 71 A. Kesimpulan ...................................................................................... 71 B. Saran ................................................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 75
vii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Tahap Pembelajaran Konvensional .................................................... 23
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian ............................................................................. 28
Tabel 3.2
Posttest-only Control Group Design ................................................ 29
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Koneksi Matematik ........................................... 30
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Koneksi Matematik ............. 31
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Koneksi Matematik .... 32
Tabel 3.6
Hasil Uji Reabilitas Instrumen Kemampuan Koneksi Matematik ... 33
Tabel 3.7
Klasifikasi Nilai Taraf Kesukaran .................................................... 33
Tabel 3.8
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Koneksi Matematik ........................................................................................ 33
Tabel 3.9
Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Koneksi Matematik ........................................................................................ 35
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen ........................ 36 Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen ....................................................................................... 44
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Komulatif Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen .......................................................... 45
Tabel 4.3
Skor Rata-rata Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen........................................................................................ 46
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Kontrol ............................................................................................. 47
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Komulatif Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Kontrol ................................................................. 48
Tabel 4.6
Skor Rata-rata Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Kontrol ............................................................................................. 49
Tabel 4.7
Perbandingan Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................................. 50
viii
Tabel 4.8
Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperiment dan Kelas Kontrol ....................................................... 51
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................ 54
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Varians Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................. 55 Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................ 56 Tabel 4.12 Perolehan Skor Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Indikator 1 Nomor 1 ......................................................................... 63 Tabel 4.13 Hasil Rata-rata Skor Indokator 1 ..................................................... 65 Tabel 4.14 Perolehan Skor Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Indikator 2 Nomor 3 ......................................................................... 66 Tabel 4.15 Hasil Rata-rata Skor Indokator 2 ..................................................... 68
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Contoh Mind Map Perencanaan Liburan ..................................... 16
Gambar 2.2
Contoh Mind Mapping Materi Segitiga ....................................... 17
Gambar 2.3
Kerangka Berfikir ......................................................................... 26
Gambar 4.1
Kurva Garis Perbandingan Nilai Kemampuan Koneksi Matematik Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................. 50
Gambar 4.2
Diagram Skor Rata-rata Kemampuan Konemsi Matematik Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................................... 52
Gambar 4.3
Diagram Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Konemsi Matematik Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................. 53
Gambar 4.4
Kurva Uji Perbedaan Rata-rata Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................................................................. 57
Gambar 4.5
Hasil Mind Mapping Siswa Kelompok 5 Unsur-unsur dan Sifat Bangun Ruang Sisi Datar ............................................................. 59
Gambar 4.6
Hasil Mind Mapping Siswa Kelompok 1 Unsur-unsur dan Sifat Bangun Ruang Sisi Datar ............................................................. 60
Gambar 4.7a Penyelesaian Soal Dengan Mind Mapping .................................... 61 Gambar 4.7b Penyelesaian Soal Secara Biasa .................................................... 61 Gambar 48
Kesalahan Perkalian Pada Kelas Eksperimen ............................... 67
Gambar 49
Jawaban Soal Nomor 2 .................................................................. 68
Gambar 49
Jawaban Soal Nomor 6 .................................................................. 69
Gambar 49
Jawaban Soal Nomor 3 .................................................................. 69
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............... 75
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ..................... 106
Lampiran 3
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Koneksi Matematik ......... 138
Lampiran 4
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik Sebelum Validitas ......................................................................... 139
Lampiran 5
Tes Kemampuan Koneksi Matematik .......................................... 140
Lampiran 6
Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik 142
Lampiran 7
Hasil Uji Validitas Instrimen ........................................................ 145
Lampiran 8
Hasil Uji Reliabilitas .................................................................... 146
Lampiran 9
Taraf Kesukaran ........................................................................... 147
Lampiran 10 Daya Pembeda .............................................................................. 148 Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas, Reabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda ........................................................................................ 149 Lampiran 12 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ................................................... 152 Lampiran 13 Hasil Posttest Kelas Kontrol ........................................................ 153 Lampiran 14 Perhitungan Statistik Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen ................................................................................... 154 Lampiran 15 Perhitungan Statistik Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Kontrol ......................................................................................... 158 Lampiran 16 Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen......................................... 162 Lampiran 17 Uji Normalitas Data Kelas Kontrol ............................................... 164 Lampiran 18 Uji Homogenitas ........................................................................... 166 Lampiran 19 Uji Hipotesis .................................................................................. 167 Lampiran 20 Tabel nilai Klomogorov-smirnov .................................................. 169 Lampiran 21 Uji Referensi .................................................................................. 171
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengetahuan adalah senjata yang tidak dapat terlihat, saat ini dunia jelas sedang beperang dalam bidang ilmu pengetahuan. Kita umat muslim haruslah ikut serta dalam peperangan ini, karena pada dasarnya derajad orang yang berilmu (pengetahuan) akan lebih tinggi derajadnya, sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Mujadalah ayat 11:
Yang artinya: “…. , niscaya Allah akan mengangkat (derajad) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajad. ….”. maka saya mengutip perkataan dari syekh Ibrohim pada pembukaan kitabnya:
ا لا د ال فضل بن آددم بعلعل واعلعمل عل جيع اعلعال Yang artinya : Bermula segala puji yaitu milik Allah (tegesnya) zat yang mengunggulkan akan kelompok manusia dengan sebab ilmu dan mengamalkan ilmu atas seluruh alam semesta.1 kalimat diatas adalah sepotong kalimat dalam kitab sara Ta'limulta'alim karya syekh Zarnuzi oleh pensaranya syekh Ibrohim Bin ismail yang mengungkapkan bahwa manusia diunggulkan oleh Allah atas seluruh makhluk dengan dua syarat yaitu ilmu dan mengamalkan ilmu. Berawal dari keterangan diatas, maka patutlah kita umat (kelompok) manusia hendaknya mencari dan mengamalkan ilmu, karena mengunggulkannya Allah atas kita karena ilmu dan pengamalannya. Telah diketahui banyak orang bahwasanya matematika (matematika dasar) telah erat melekat dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam kegiatan Pengolahan uang belanja untuk membeli bahan-bahan 3 1 Ibrohim, Sara Ta'limuta'alim Karya Zarnuzi, (Semarang: Pustaka Alalawiyah Semarang, 1414 H / 1983), h. 2.
1
2 macam kue tar, identifikasi perkiraan kebutuhan bahan bangunan dalam kontruksi rumah, identifikasi rasa jus dari beberapa resep dan menghitung berapa banyak bahan-bahan yang di perlukan untuk memenuhi pesanan jus dan matematika tingkat lanjut melekat pada berbagai perkembangan ilmu Teknologi dan pengetahuan seperti pada perhitungan luas silinder yang di butuhkan dalam pembuatan pipa gas, dalam bidang Mechanical dalam perhitungan untuk menghitung kemampuan topang bahan-bahan metal, dll. Maka dapat kita garis bawahi bahwa dalam setiap aspek kehidupan kita terhubung (terkoneksi) oleh matematika, baik secara sadar atau tak sadar kita akan selalu dan akan terus menggunakan matematika. Melihat pentingnya peran matematika maka wajar pula jika dalam tiap tingkat satuan sekolah selalu ada mata pelajaran matematika, mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan Universitas, baik itu matematika dasar maupun matematika terapan. Karena perannya yang penting maka haruslah ada respon positif siswa terhadap mata pelajaran matematika, namun pada kenyataannya
mata pelajaran
matematika mendapat respon yang kurang baik oleh para siswa yang mana siswa beranggapan
matematika
merupakan
pelajaran
yang
menyebalkan
dan
menyulitkan. Maka perlu adanya suatu strategi pembelajaran agar siswa merespon matematika dengan baik dan menghilangkan anggapan-anggapan akan sulit dan menyebalkannya matematika. Dibalik peran matematika yang penting dalam aspek kehidupan ada mathematical power (daya matematik) yang membuat matematika lebih spesial, daya matematik tersebut ialah : matematika sebagai kegiatan menemukan kembali (mathematical
as
reinvention);
matematika
sebagai
aktivitas
bernalar
(mathematical as reasoning); matematika sebagai media mengkomunikasikan ide atau gagasan (mathematics as communication); matematika sebagai kegiatan mengaitkan antar topik matematika dan dengan bidang lain (mathematics as connection); matematika sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah (mathematics as problem solving).2 Dari kelima daya 2 Suhendra. Dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta; Universitas Terbuka, 2007), h.7.18-7.20.
3 tersebut daya matematika sebagai kegiatan mengaitkan antar topik matematika dan dengan bidang lain (mathematics as connection) adalah daya yang dapat mengamalkan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari, baik antar topik (ide) matematika atau dengan kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud dengan mathematics as conection adalah bahwa matematika bukan pengetahuan yang terpisah dan tersendiri serta dapat sempurna karena dirinya sendiri. Keberadaan matematika itu utamanya adalah untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan baik dalam bidang sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan alam dan lain sebagainya.3 Dari daya matematika tersebut ada suatu keterkaitan dengan indikator kopetensi matematika yang saling berhubungan. Adapun kopetensi matematika yang terdiri dari : Pemahaman Konsep (Conceptual Understanding); Penalaran Adaptif (Adaptive Reasoning); Penggunaan Prosedur (Procedural Fluency); Penguasaan Komunikasi (Communicational Fluency); Penguasaan Koneksi (Conectional Fluency); Kompetensi Strategis (Strategic Competence); Pemecahan Masalah (Problem Solving); Disposisi Produktif (Productive Disposition).4 Dari kopetensi diatas kopetensi yang dapat mengamalkan ilmu matematika adalah Penguasaan koneksi (Connectional Fluency) dimana seseorang dikatakan mampu mengoneksi matematika bila ia mampu melakukan : 1) menghubungkan antara topik atau pokok pembahasan matematika dengan topik atau pokok bahasan matematika lainnya; 2) mengaitkan berbagai topik atau pokok bahasan dalam matematika dengan bidang lain atau hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.5 Berdasarkan survei PISA kemampuan siswa-siswi indonesia termasuk berada di daerah yang memprihatinkan, bahwa indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara dunia, namun dibalik itu semua peringkat kebahagian siswa-siswi indonesia berada pada peringkat 1 dari 65 dunia.6 Melihat dari data hasil uji PISA 3 Ibid., h. 7.20. 4 Ibid., h. 7.21-7.23. 5 Ibid., h. 7.22. 6 Febrialdi Rusli Umar Ali, Siswa Indonesia Peringkat 64 dari 65 Negara, Taapi Paling Bahagia di Dunia, 2016, (http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/06/siswa-indonesia-palingbahagia-di-dunia-615696.html).
4 tahun 2006-2012 terjadi penurunan peringkat. Adapun peringkat hasil PISA 2006 (50 dari 57 partisipan dengan score 391)7; 2009 (60 dari 65 partisipan dengan score 371)8; 2012 (64 dari 65 partisipan dengan score 375) 9. Menurut data dari hasil PISA 2003 sekitar 50% siswa Indonesia mampu mengerjakan soal dibawal lvl 1, sekitar 25% mampu menyelesaikan soal di lvl 1, sekitar 15 % mampu menyelesaikan soal lvl 2, sekitar 8 % mampu menyelesaikan soal lvl 3, dan sekitar 2 % hanya mampu menyelsaikan soal lvl 4 10, Hasil PISA 2012 pun menunjukan sekitar 75,7 bagian mampu mengerjakan soal di bawah lvl 2, dan 0,3 bagian berada antara lvl 5 dan 611. adapun tingkat kemahiran dalam matematika pada PISA: lvl 1 (score 358-420) students can answer questions involving familiar contexts where all relevant information is present and the questions are clearly defined.; lvl 2 (420-482)
students can interpret and recognise situations in
contexts that require no more than direct inference; lvl 3 (482-544) students can execute clearly described procedures, including those that require sequential decisions; lvl 4 (544-606) students can work effectively with explicit models for complex concrete situations that may involve constraints or call for making assumptions; lvl 5 (606-668) students can develop and work with models for complex situations, identifying constraints and specifying assumptions; lvl 6 (668 - ) student can conceptualise, generalise, and utilise information based on their investigations and modelling of complex problem situations12. Berfokus pada lvl 4, 5 dan 6 saat penyelesaian masalah situasi kongkret yang kompleks memerlukan kemampuan koneksi untuk dapat melakukan identifikasi masalah tersebut sehingga dapat diketahui konsep- konsep dengan jelas, dengan kata lain tanpa kemampuan koneksi matematik maka tidak akan ada hubungan-hubungan yang dapat dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan dan melihat pada hasil tingkat kemampuan siswa pada PISA 2003 dan 2012 maka peneliti simpulkan 7 OECD, PISA 2006. Science Competencies for Tomorrow's World Executive Summary, 2016, (www.oecd.org) h. 53. 8 OECD, PISA 2009 Result : Executive Summary, 2016, (ww w.oecd.org) h. 8. 9 OECD, PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and what they can do with what they know, 2016, (www.oecd.org) h. 5. 10 OECD, FIRST RESULTS FROM PISA 2003 Executive Summary, 2016, (www.oecd.org) h.8. 11 OECD, loc. cit. 12 OECD, op. cit.,. h.5.
5 kemampuan koneksi siswa rendah. Karena rendahnya kemampuan koneksi siswa maka akan berdampak pada kemampuan daya ingat siswa , mengutip perkataan filsafat cina "Apa yang saya dengar, saya lupa." "Apa yang saya lihat, saya ingat." "Apa yang saya kerjakan, saya pahami."13 Peneliti disini memaknai kalimat tersebut bahwa pada saat mengalami atau menjalani suatu pengaplikasian atau penerapan ilmu baik dalam kehidupan sehari-hari atau antar topik materi pelajaran akan berdampak pada kemampuan daya ingat siswa. Jadi dapat disimpulkan saat siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal penerapan matematika pada kehidupan sehari-hari dan antar topik matematika, hal tersebut merupakan pengaruh dari tingkat kemampuan koneksi yang rendah dan rendahnya tingkat kemampuan koneksi menunjukan sedikitnya pengalaman pengkoneksian pembelajaran, dan sedikitnya pengkoneksian mengakibatkan kemampuan daya ingat siswa rendah. Jadi peneliti simpulkan kamampuan koneksi dan daya ingat siswa rendah berdasarkan hasil pisa yang telah peneliti jabarkan berlandaskan laporan PISA. Adapun dalam pembelajaran matematika di sekolah yang telah peneliti temukan pada saat Praktek Profesi Kegutruan Terpadu (PPKT) di SMP Muhammadiyah Parakan tingkat daya ingat dan kemampuan koneksi matematika siswa rendah, pada saat siswa memulai pelajaran bangun ruang bentuk prisma siswa kesulitan dalam melihat hubungan antara Unsur-unsur Prisma yaitu bidang segi tiga dan segi empat. Dengan cara mendapatkan luas permukaan prisma dan selain itu banyak pula siswa yang lupa pada materi bangun datar yang membuat siswa semakin sulit dalam mempelajari bangun ruang. Selain kemampuan siswa yang kurang terdapat cara pengajaran guru yang masih konvensional dikarenakan minimnya sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang menyebabkan guru melakukan cara pengajaran yang teacher center. Selain daripada itu dalam kegiatan evaluasi belajar masih menggunakan bentuk soal-soal yang baku atau dasar, tidak menggunakan sarana soal yang aplikatif dan jenis soal-soal berfikir tingkat tinggi untuk membuat pengalaman belajar siswa lebih bermakna dan mengetahui pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari. 13 Dicky Lopulalan, Belajar Paling Baik, Mempraktekkan dan Mengajarkan!, 2016, (http://www.dickylopulalan.com/2012/06/belajar-paling-baik-mempraktekkan.html).
6 Untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut
maka
di
perlukan
strategi
pembelajaran yang mampu untuk membantu siswa cepat mengingat pelajaran, mampu menunjukan hubungan-hubungan antar materi pelajaran dan di luar pelajaran, mampu membuat pengajaran menyenangkan agar minat siswa meningkat. Salah satu strategi yang dapat meningkatkan hal-hal tersebut adalah Strategi Mind Mapping. Tony Buzan mengemukakan bahwa Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar otak, mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran.14 Mind Map akan mempermudah dalam menempatkan dan mengeluarkan informasi dari otak. Konsep Mind Map seperti halnya sebuah peta kota. Memiliki pusat ditengah dengan beberapa jalan yang menyebar kesegala arah. Pusat Mind Map mewakili ide pokok pikiran sedangkan jalan-jalan tersebut mewakili penjabaran dari pokok pikiran. Yang mampu membuat koneksi antar topik matematika dan dengan kehidupan sehari-hari. Brickmann mengatakan dalam jurnalnya bahwa Struktur khusus dari peta pikiran memungkinkan untuk mengatur pengetahuan matematika terstruktur secara hierarki. Sebuah gambaran dan ringkas yang jelas dari keterhubungan objek matematika sekitar topik memungkinkan. Selain itu, ini didukung oleh penggunaan warna dan gambar. Terlebih lagi, pemetaan pikiran mendukung proses berpikir alami, yang berlangsung secara acak dan dengan cara nonlinier. Sebagaimana, peta pikiran memiliki struktur terbuka, seseorang mungkin hanya membiarkan aliran pikiran seseorang; setiap ide yang dihasilkan dapat diintegrasikan dalam peta pikiran dengan menghubungkannya dengan ide yang sudah tersimpan, dan hampir tanpa usaha mental15 Sesuai dengan yang telah dipaparkan maka dapat di atas maka penulis mengambil judul “PENGARUH STRATEGI MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK” 14 Tonny Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama 2013), h. 4. 15 Astrid Brinkmann. Knowledge maps-Tools For Building Struckture In Mathematics, 2016, (http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/brinkmann.pdf).
7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita identifikasi beberapa masalah yang ada yaitu : 1. Rendahnya minat belajar siswa dimana siswa beranggapan matematika merupakan pelajaran yang menyebalkan dan menyulitkan. 2. Siswa belum dibiasakan melihat koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari dan antar topik. 3. Lemahnya daya ingat siswa akan topik matematika yang telah dipelajari, dimana materi ajar selanjunya berkaitan dengan materi yang telah di pelajari sebelumnya. 4. Rendahnya tingkat kemampuan koneksi siswa. 5. Kurangnya pengalaman belajar siswa terhadap masalah matematika yang berkaitan dengan soal-soal koneksi. 6. Penggunaan strategi pembelajaran yang masih monoton (teacher center) 7. Kesadaran siswa terhadap pentingnya matematika yang rendah. C. Pembatasan Penelitian Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah yang akan di bahas, agar pembahasan masalah tidak meluas, yaitu: 1. Strategi Pembelajaran yang di gunakan dalam penelitian ini adalah strategi Mind Mapping. 2. Kemampuan koneksi yang akan diteliti dibatasi pada kemampauan koneksi antar konsep matematika (koneksi Internal) dan koneksi materi matematika dengan kehidupan sehari-hari (koneksi Eksternal). 3. Materi yang akan diajarkan adalah materi Bangun Ruang Sisi Datar. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang akan peneliti teliti yakni: 1. Bagaimana kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan Strategi Mind Mapping? 2. Bagaimana kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional?
8 3. Apakah kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan strategi Mind Mapping lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan strategi Mind Mapping. 2. Mengetahui kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. 3. Mengetahui apakah kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan strategi Mind Mapping lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional. F. Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi siswa Sebagai sarana dalam meningkatkan kemampuan koneksi siswa dalam menyelesaikan berbagai masalah 2. Bagi guru Sebagai salah satu pilihan strategi dalam pengajaran, agar pembelajaran makin kreatif dan inovatif sehingga siswa makin bergairah untuk belajar. 3. Bagi sekolah Sekolah dapat merekomendasikan strategi Mind Mapping dalam mata pelajaran lain. 4. Bagi Penulis Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai pengajar matematika yang profesional. 5. Bagi Pembaca a. Umum sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan b. Mahasiswa hasil penelitian ini sebagai bahan studi lebih lanjut mengenai pemanfaatan strategi Mind Mapping pada mata pelajaran matematika.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Koneksi Matematika Koneksi matematis berasal dari Bahasa Inggris yaitu dari kata Mathematical Connection yang kemudian dipopulerkan NCTM pada tahun 1989 dan dijadikan sebagai salah satu standar kurikulum yang bertujuan membantu pembentukan persepsi siswa, dengan cara melihat matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan sebagai materi yang berdiri sendiri-sendiri dan mengenal relevansi dan manfaat matematika baik disekolah maupun diluar sekolah.1 Menurut suherman kemampuan dalam koneksi adalah kemampuan untuk mengkaitkan konsep atau aturan matematika yang satu dengan yang lainnya, dengan bidang studi lain, atau dengan aplikasi pada kehidupan nyata.2 Adapun
daya
matematika
Mathematics
as
Connection
yang
megungkapkan bahwa Matematika bukan pengetahuan yang terpisah dan tersendiri serta dapat sempurna karena dirinya sendiri. Keberadaan matematika itu utamanya adalah untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai permasalahan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan alam, dan lain sebagainya 3 Pada tahun 1995 koneksi matematik dalam kurikulum NCTM difokuskan pada koneksi matematik dengan kehidupan sehari-hari, dimana orang-orang menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan matematika yang timbul dari pengaturan tertentu. 4 Seperti menentukan lama waktu memanggang makanan dan tingkat panas memanggang dengan menggunakan aturan perbandingan, dan lain sebagainya. 1 Ridwan Panji Gunawan, Kemampuan Koneksi Matematik, 2016, (http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/kemampuan-koneksi-matematik.html). 2 Ibid. 3 Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta; Universitas Terbuka, 2007), h.7.20. 4 W. George Cathcart, Learning Mathematics in Elementary and Middle Schools, (Canada: Pearson Education, 2004), p. 15.
9
10 Burrill dalam george menyatakan “There are many threads that run through the curriculum from K to 12. These threads need to be explicity identified so that students can “see” the connections between topics”.5 Terdapat banyak urutan yang harus dijalankan sesuai urutan dalam kurikulum tingkat TK sampai SMP. Urutan ini harus di identifikasi secara ekplisit sehingga siswa dapat “melihat” hubungan antar topik. Seperti hubungan Bangun ruang balok dengan persegi, ketika siswa melihat balok adalah 6 buah persegi yang disatukan. Koneksi matematik memiliki peranan yang penting dalam peningkatan pemahaman siswa dalam pelajaran. Siswa yang telah paham tentang satu kaidah berarti mampu menghubungkan beberapa konsep. Bruner mengatakan bahwa; “Dalam matematika setiap konsep itu berkaitan dengan konsep lain. Begitu pula antara yang lainnya, misalnya antara dalil dengan dalil, antara teori dan teori, antara topik dengan topik, antara cabang matematika. Oleh karena itu, agar siswa berhasil belajar matematika, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untk melihat kaitan-kaitan itu”.6 Adapun tiga tujuan koneksi matematis di sekolah menurut NCTM yaitu : 1. Memperluas wawasan pengetahuan siswa. Dengan koneksi matematis, siswa diberi suatu materi yang bisa menjangkau ke berbagai aspek permasalahan baik didalam maupun diluar sekolah, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak bertumpu pada materi yang sedang dipelajari saja tetapi secara tidak langsung siswa memperoleh banyak pengetahuan yang pada akhirnya dapat menunjang peningkatan kualitas hasil belajar secara menyeluruh; 2. Memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan materi yang berdiri sendiri; 3. Menyatakan relevansi dan manfaat baik disekolah maupun diluar sekolah.7 Berdasarkan tujuan dari koneksi matematika yang diberikan kepada siswa 5 Ibid. 6 Ridwan Panji Gunawan, Kemampuan Koneksi Matematik, 2016, (http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/kemampuan-koneksi-matematik.html). 7 Ika Wahyu Anita, “Pengaruh Kecemasan Matematika (MATHEMATICS Anxiety) Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp”, Infinity Jurnal Ilmiah, Vol 3, 2014. h. 128.
11 tersebut, maka NCTM mengindikasikan bahwa koneksi matematika terbagi ke dalam 3 aspek kelompok koneksi yang akan menjadi indikator kemampuan koneksi matematika siswa, yaitu: 1) Aspek koneksi antar topik matematika (K1), 2) Aspek koneksi dengan ilmu lain (K2), 3) Aspek koneksi dengan dunia nyata siswa/ koneksi dengan kehidupan sehari-hari (K3)8 Thinking mathematically involves looking for connections, and making connections builds methematical understanding. Without connections, students must learn and remember too many isolated concepts and skills. With connections, they can build new understanding on previous knowledge. 9 Artinya berfikir matematik termasuk didalamnya mencari koneksi dan membuat koneksi membangun pemahaman-pemahaman matematik. Tanpa koneksi siswa harus belajar dan banyak mengingat konsep-konsep dan rumusrumus yang terpisah. Dengan koneksi siswa dapat membangun pemahamanpemahan baru dari pengetahuan yang sebelumnya. Seseorang dikatakan mampu mengkoneksi atau mengaitkan antara satu hal dengan yang lainnya bila ia telah dapat melakukan beberapa hal dibawah ini antara lain : a) Menghubungkan antara topik atau pokok bahasan matematika yang lainnya b) Mengaitkan berbagai topik atau pokok bahasan dalam matematika dengan bidang lain dan atau hal-hal yang berkaitan dengan kehidpan sehari-hari.10 Sedangkan NCTM menyebutkan bahwa standar program pembelajaran dari TK sampai kelas 12 hendaknya memungkinkan siswa untuk: a) Menyusun
dan
menggunakan
koneksi-koneksi
antara
ide-ide
matematika (Recognize and use connections among mathematical ideas) 8 Rendya Logina Linto,Sri ElniatiYusmet Rizal, Kemampuan Koneksi Matematis Dan Metode Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Peta Pikiran, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, 2012, h. 83. 9 NCTM, Principles and Standards for School Mathematics, (Reston: NCTM, 2000), h. 274. 10 Suhendra, dkk., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. (Jakarta : Universitas Terbuka. 2007),h.7.22.
12 b) Memahami
bagaimana
terhubungnya
ide-ide
matematika
dan
membangun satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan satu kesatuan yang utuh (Understand hoe mathematical ideas interconnect and buil on oe another to produce a coherent whole) c) Kenali dan menerapkan matematika dalam konteks di luar matematika
(Recognize
and
apply
mathematics
in
contexts
outside
of
mathematics)11 In the past, mathematics was often considered a subject unto itself and was often internally broken down into many unrelated parts. You will now find mathematics to be more integrated, both internally and externally.12 Artinya
Di masa lalu, matematika sering dianggap sebagai subjek
tersendiri dan sering dipecah menjadi banyak bagian yang tidak terkait dalam matematika itu sendiri. Anda sekarang akan menemukan matematika menjadi lebih terintegrasi, baik secara internal maupun eksternal. George mengungkapkan bahwa ada 5 koneksi matematika yang penting dikuasai dalam pembelajaran di kelas, yaitu :13 a) Conceptual and Procedural Knowledge. (Pengetahuan Konsep dan
Prosedur) b) Different Representation.(Representasi yang berbeda) c) Connecting Different Mathematical Topics.(Mengkaitkan topik-topik yang berbeda dalam matematika) d) Connections to the Real World. (Menghubungkan dengan dunia yang sesungguhnya) e) Connections to other School Subject. (menghubungkan dengan mata pelajaran yang lainnya) kemampuan yang tergolong pada koneksi matematik di anataranya adalah :14 11 NCTM, loc. cit. 12 W. George Cathcart, Learning Mathematics in Elementary and Middle Schools, (Canada: Pearson Education, 2004), p. 14. 13 Ibid., p. 14-15. 14 Rochman dkk, Rujukan Filsafat, Teori dan Praktis Ilmu Pendidikan, (Upi press; bandung 2007), h. 683.
13 a) Mencari hubungan beberapa representasi konsep dan prosedur b) Memahani hubungan antar topik matematika, c) Menerapkan matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan sehari-hari, d) Memahami representasi ekuivalen suatu konsep, e) Mencari hubungan satu prosedur dengan prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen, f) Menetapkan hubungan antar topik matematika dan antar topik matematika dengan topik luar matematika. Dari Pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa Kemampuan koneksi adalah kemampuan dalam membuat akses antar konsep matematika yang membutuhkan pemahaman dalam pembuatan akses, serta menggunakan akses tersebut dalam pencarian solusi baik dalam pemecahan masalah kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan matematika atau pemecahan masalah antar topik matematika. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka indikator koneksi yang akan diteliti oleh penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Kemampuan koneksi antar konsep matematika (koneksi internal) dan b) Koneksi materi matematika dengan kehidupan sehari-hari (koneksi eksternal) 2. Strategi Mind Mapping Mind Mapping pertama kali ditemukan oleh seorang filsuf neoplatonist pada abad ke tiga yang bernama Poephyry (234-305 M) dalam memodifikasi konsep pengelompokan data aristoteles menjadi model Mind Mapping sederhana dengan bentuk jari lingkaran kemudian oleh Ramon Llill (12351315 M) seorang cendikiawan abad pertengahan Eropa yang mengembangkan konsep Mapping berupa “Disc Lillian” dan pada tahun 1950-an Allan M. Collins dan M. Ross Quillian keduanya mengembangkan Mapping untuk diterapkan di dunia pendidikan atas kontribusinya tersebut keduanya dijuluki “Bapak Mind Map Modern”. Kemudian pada tahun 1960-an, seseorang yang banyak menulis tentang human brain yang bernama Tony Buzan mempelajari
14 bahwa sebenarnya manusia dilahirkan dengan juaan kali lebih canggih dari komputer. Ia mengaitkan teknik peta konsep ala Mapping dengan teori Radiant Thinking pada otak manusia.15 Mind Map sepertinya halnya peta jalan, Mind Map akan: Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas; Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada; Mengumpulkan sejumlah besar data disatu tempat; Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan- jalan terobosan baru; Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.16 Mind Mapping menurut Buzan Center, Pusat Mind Mapping yang berada di Kanada menjelaskan bahwa Mind Mapping merupakan metode grafik ampuh yang menyediakan suatu kunci yang universal untuk membuka seluruh potensi otak manusia sehingga dapat menggunakan seluruh kemampuan yang ada di kedua belah otak seperti gambar, kata, angka, logika, ritme dan warna dalam suatu cara yang unik. Mind Mapping merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran kita, secara menarik, mudah dan berdaya guna.17 Tonny Buzan mengatakan dalam bukunya Buku Pintar Mind Map mengatakan bahwa mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi kedalam otak dam mengambil informasi keluar otak.18 Mapping (Mind Mapping) ditinjau dalam teori pendidikan memiliki kesesuaian, dalam Teori Konstruktivisme Piaget Mapping menjadi salah satu solusi, sebab dapat menghadirkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang abstrak ke tahap operasional konkret. Pada teori kecerdasan berganda Gardner Mapping sangat tepat dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran, sebab dapat 15 Doni Swadarma, Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran, (Gramedia jakarta 2013), h. 5. 16 Tonny Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), Cet. 12, h. 5. 17 Made widiari, A.A. Gd. Agung, I Nym. Jampel, Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Matematika di SD Gugus IX Kecamatan Buleleng, e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan, Vol. 2, 2014, h. 5. 18 Tonny Buzan, op. cit, h. 4.
15 memaksimalkan potensi kecerdasan anak sesuai dengan jenis kecerdasannya. Pada teori belajar penguatan Skinner Mapping menjadi metode belajar yang tepat karena semua unsur penguat dapat diterapkan pada pembelajaran dengan pendekatan Mapping. Pada teori belajar fase Gagne Mapping merupakan salah satu cara yang tepat untuk menyimpan banyak informasi kedalam memori jangka panjang, dan juga dapat mengakomodasi semua fase belajar Gagne. Pada teori koneksionisme Thorndike Mapping sangat tepat untuk menerapkan teori koneksionisme Thorndike karena adanya suasanya belajar yang menyenangnkan. Pada teori Discovery Jerome Bruner agar peserta didik dapat memiliki kemampuan analisis, penalaran dan Critical Thinking yang tinggi, mereka harus lentur, terbuka dalam mengakomodir setiap informasi dan dapat mengelola informasi tersebut menjadi sebuah paparan yang padat, sederhana dan lugas sebagaimana sebuah Mapping.19 Tujuh langkah membuat Mind Map, yaitu:20 a) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakan mendatar. b) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Gambar akan bermakna seribu bahasa dan membantu kita menggunakan imajinasi. c) Gunakan warna. Warna membuat Mind Map lebih hidup, menambah energi yang menyenangkan. d) Hubungkan cabang-cabang utama kegambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. e) Buatlah garis hubung yang melengkung. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata. f) Gunakan setiap kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Map. g) Gunakan gambar. 19 Doni Swadarma, Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran, (Gramedia jakarta 2013), h. 23 – 59. 20 Tonny Buzan, op. cit., h. 15-16.
16
Gambar 2.1 Contoh Mind Map Perencanaan Liburan21 Strategi Mind Maps (Peta Pikiran/Ingatan) adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat peta pikiran, mereka akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan. 22 Adapun aturan dalam membuat Mind Mapping menurut Astrid Brickmann: a) Use a large sheet of paper without lines in landscape format b) Place the topic of the mind map in the centre of the paper. (The topic of the mind map should be displayed in an eye-catching way, preferably by a coloured image. If a picture does not seem appropriate, the topic should be named by a well-chosen keyword.) c) From the topic draw a main branch for each of the main ideas linked to the topic. Write keywords denoting the main ideas directly on the lines. Use printed letters. (The order of the branches is not important. If a special order is needed for understanding the topics, the branches 21 Ibid., h. 21 22 Laili, Model Pembelajaran Sastra dengan Metode Mind Maps 'Peta Pikiran' untuk Peningkatan Daya Berfikir Kreatif dan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Sekolah Dasar, 2016, (http://cahayalaili.blogspot.co.id/2011/05/model-pembelajaran-sastra-dengan-metode.html).
17 may be numbered or ordered clockwise. If possible, only one word per line, preferably a noun, should be written down. As 90% of the words in texts are unnecessary, using a few meaningful keywords will be sufficient to remember the entire context.) d) Starting from the main branches you may draw further lines (subbranches) for secondary ideas (sub-topics) and so on. The order follows the principle: from the abstract to the concrete, from the general to the special. e) Use colours when drawing a mind map. f) Add images, sketches, symbols, such as little arrows, geometric figures, exclamation marks or question marks, as well as self-defined symbols to your mind map. 23
Gambar 2.2 Contoh Mind Mapping Materi segitiga24 Prosedur penerapan strategi Mind Maps dalam penyelesaian masalah sebagai berikut: a) Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinan 23 Astrid Brinkmann, Graphical Knowledge Display – Mind Mapping and Concept Mapping as Efficient Tools in Mathematics Education, Mathematics Education Review, April, 2013, p. 36-37. 24 Ibid., p.37.
18 mencakup: 1) Problem atau isu tentang ide-ide tindakan yang diinginkan untuk mencipatakan ide-ide aksi. 2) Konsep atau kecakapan yang baru saja diajarkan. 3) Penelitian yang harus direncanakan oleh siswa. b) Konstruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warna, khayalan atau simbol. Misalnya, berjalan ke toko grosir
di
mana
seseoran
belanja.
Dari
peta
pikiran
yang
mengkategorisasikan barang-barang yang dibutuhkan menurut toko di mana semuanya ditemukan misalnya, hasil bumi dan makanan, buatlah dalam peta pikiran. Guru mendorong seluruh pikiran otak (versus pikiran otak kanan dan otak kiri). Ajaklah peserta didik untuk menceriterakan contoh-contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari yang dapat mereka petakan. c) Berikan kertas, pena, dan sumber-sumber lain yang Anda pikir akan membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan indah. Berilah peserta, tugas memetakan pikiran. Tunjukkan bahwa mereka memulai peta mereka dengan membuat gambar yang menggambarkan topik atau ide utama. Kemudian, berilah mereka semangat untuk membagi-bagi seluruhnya ke dalam komponenkomponen yang lebih kecil dan mengambarkan komponen-komponen ini hingga batas luar peta (dengan menggunakan warna dan grafik). Doronglah mereka untuk menghadirkan setiap ide secara bergambar, dengan menggunakan sedikit mungkin kata-kata. Dengan mengikuti ini, mereka dapat mengelaborasi letupan secara detil ke dalam pikiran mereka. d) Berikanlah
waktu
yang
banyak
bagi
peserta
didik
untuk
mengembangkan peta pikiran mereka. Doronglah mereka untuk melihat karya orang lain untuk menstimulasi ide-ide.
19
e) Perintahkan kepada peserta didik untuk saling membagi peta pikirannya. Lakukan diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide-ide.25 Adapun langkah pembelajaran menggunakan strategi Mind Mapping : a) Setiap siswa menyediakan kertas kosong tanpa garis dan spidol warnawarni. b) Menentukan topik utama materi pelajaran yang akan dibahas. c) Menuliskan topik utama ditengah kertas kemudian melingkari dan mewarnainya semenarik mungkin. d) Membuat garis penunjuk di sekeliling lingkaran sebagai subtopik, mewarnainya dengan warna berbeda serta menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. e) Dari setiap garis penunjuk subtopik dibuat garis seperti cabang pohon untuk membuat informasi tambahan dan menuliskan kata kunci pada setiap cabang berupa kata-kata penting dari ringkasan materi menggunakan huruf kapital. f) Membuat gambar atau simbol di samping teks atau tulisan yang disesuaikan dengan isi teks, menggaris bawahi kata-kata dan menggunakan huruf tebal. g) Informasi baru dapat terus ditambah dengan menambah cabang-cabang tambahan secara kreatif dan imajinatif. h) Kegiatan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.26 Menurut Surya Penggunaan strategi Mind Mapping membuat siswa belajar berpikir untuk membentuk kerangka berfikir, bukan belajar menghafal materi pelajaran. Ia juga menyatakan keuntungan menggunakan strategi Mind Mapping yaitu: (1) merangsang partisipasi aktif siswa dalam proses belajar, (2) membebaskan pikiran siswa dari sifat subjektif, bias maupun 25 Laili, loc. cit. 26 Fitria Dwi Prasetyaningtyas “strategi Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPS Di SD”, 2016, (http://fitriadp.blogspot.co.id/2013/05/strategipembelajaran-mind-mapping.html).
20 pengelompokan-pengelompokan mental, (3) merangsang siswa untuk fokus dan konsentrasi pada pembahasan subjek pemikiran, (4) mengaktifkan fungsi kerja otak secara maksimal untuk berpikir, (5) mengarahkan siswa untuk mengembangkan rekonstruksi sebuah organisasi subjek pemikiran yang terperinci dan objektif, (6) menunjukkan hubungan antara potongan informasi yang terisoli, (7) memberikan representasi grafis dari apa yang dipahami siswa tentang subjek pemikiran sehingga memudahkannya mengidentifikasi asosiasi dalam informasi, (8) mengarahkan siswa untuk konsentrasi, membantu mendapatkan pemahaman dan pengertian sehingga informasi yang diperoleh dapat membentuk kecakapan dan memberi memori jangka panjang.27 Adapun kegunaan Mind Map pada mata pelajaran matematika menurut Brickmann yaitu: 1. Mind maps help to organise information (Peta pikiran membantu untuk menyusun informasi) ; 2. Mind maps can be used as a memory aid ( Peta pikiran dapat digunakan sebagai alat bantu memori) ; 3. Mind maps can be of help to repetition and summary (Peta pikiran dapat membantu untuk mengulang dan meringkas); 4. A mind map may summarise the ideas of several students (Sebuah peta pikiran dapat merangkum ide-ide dari beberapa siswa); 5. Mind maps help meaningfully connect new information with given knowledge (Peta pikiran membantu menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang diberikan jadi bermakna); 6. New concepts may be introduced by mind maps (Konsep baru dapat diperkenalkan oleh peta pikiran); 7. Mind maps let cognitive structures of students become visible (Peta pikiran membuat struktur kognitif siswa menjadi terlihat); 8. Mind maps foster creativity (Peta pikiran membantu perkembangan kreativitas); 9. Mind maps may show the connections between mathematics and the "rest of the world" (Peta pikiran dapat menunjukkan hubungan antara matematika dan "seluruh dunia").28 Adapun kegunaan Mind Map menurut Michael Micalko, bahwa Mind Map 27 Ibid. 28 Astrid Brinkmann, Graphical Knowledge Display – Mind Mapping and Concept Mapping as Efficient Tools in Mathematics Education, Mathematics Education Review, No 16 april, 2013, University of Duisburg, Germany p. 39 – 41.
21 akan; Mengaktifkan seluruh otak; Membereskan akal dan kekusutan mental; Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan; Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah; memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian; Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya; Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.29 Dari beberapa pengertian tersebut strategi Mind Mapping adalah strategi yang mampu menampung ide, mengasosiasi informasi dalam sebuah gambar kerangka berfikir dalam proses pengingatan, perencanaan dan penyelesaian masalah. Mind Mapping dalam matematika digambarkan sebagai benang merah dalam menemukan rumus luas permukaan limas segi tiga, Mind Mapping membuat koneksi antara luas segitiga, phitagoras, luas persegi menjadi terlihat. Langkah – langkah strategi Mind Mapping yang akan digunakan: a) Memberikan materi ajar dapat berupa materi pelajaran, rencana penelitian atau soal-soal latihan yang akan dibahas b) Memberikan contoh Mind Mapping sederhana yang tidak berkaitan dengan materi ajar yang berguna dalam memahami hubungan keterkaitan antar konsep dan berikan contoh Mind Mapping sederhana dalam penyelesaian contoh soal. c) Mengkondisikan kelas, mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok kecil beranggotakan 4-6 siswa dalam pembuatan Mind Mapping, serta menyiapkan alat-alat untuk membuat Mind Mapping. d) Membimbing siswa dalam perencanaan membuat cabang utama yang memuat kata kunci berupa beberapa cara, hal-hal yang diketahui, beragam kaitan masalah, beberapa point-point penyelesaian, pointpoint hubungan (koneksi) persoalan yang terkait terhadap materi atau sub materi dan mewarnai tiap cabang dengan warna yang berbeda serta 29 Tonny Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), Cet. 12, h. 6-7.
22 gunakan simbol. e) Membimbing siswa dalam perencanaan membuat anak cabang yang memuat kata kunci atau gambar atau simbol-simbol atau kata yang berhubungan dengan cabang sebelumnya atau melakukan olah data atau perhitungan dan mewarnai anak cabang dengan warna yang berbeda 3. Pembelajaran Konvesional Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa diterapkan guru di kelas. Pembelajaran konvensional yang diterapkan pada penelitian ini adalah strategi pembelajaran ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.30 Jadi pembelajaran ini masih bersifat “teacher centered”, siswa berperan sebagai objek pembelajaran yang hanya menerima materi dari penjelasan gurunya. Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori, yakni: a) Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentifikasikannya dengan ceramah. b) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah meteri pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang. c) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan meteri pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharap dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Pembelajaran dengan menggunakan ekspositori sama seperti pembelajaran matematika lainnya, memiliki kelemahan dan keunggulan. Keunggulan metode ini antara lain, guru dapat mengontrol urutan penyampaian materi 30 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2008), Cet. 5, h. 179
23 secara mutlak, guru dapat menyampaikan materi dengan waktu yang relatif singkat dan dapat digunakan untuk jumlah siswa dengan ukuran yang besar.31 Kelemahan metode ini antara lain tidak efektif untuk kelompok siswa dengan kemampuan menyimak yang rendah dan karena pembelajaran berpusat pada guru sangat bergantung pada kemampuan dan kecakapan yang dimiliki guru32 serta desain dan cara penyampaiannya yang membuat siswa menghapal konsep atau materi yang disampaikan yang membuat siswa tidak terangsang untuk berpikir. Hal ini menyebabkan siswa tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk membuat koneksi matematik. Langkah penerapan strategi ekspositori dapat dilihat pada Tabel 2.1.33 Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Konvesional Tahapan
Kegiatan
Persiapan
• Memberikan sugesti yang positif dan menghindari sugesti negatif • Mengemukakan tujuan pembelajaran • Melakukan review
Penyajian
• Menyampaikan materi pelajaran yang sudah dipersiapkan
Menghubungkan
• Menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memahami keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya
Menyimpulkan
• Mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan • Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang disajikan • Melakukan keterkaitan antar materi pokok-pokok materi
Penerapan
• Membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan • Memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang disajikan
31 Ibid., h. 190-191. 32 Ibid., h. 191 33 Ibid., h. 185-190.
24 B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat penelitian terkait dengan strategi Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa adalah : 1. Winda Kurnuasari (2014) dalam Penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Komunikasi Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Mind Mapping “. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 1 Kartasura Tahun 2013/2014. hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi Mind Mapping dapat meningkatkan Kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. 2. Puji Rahayu Ningsih (2012) dalam Penelitiannya yang berjudul “Penerapan Strategi Mind Mapping (Peta Pikiran) Dengan Kombinasi Flash Card Pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Trigonometri Di Kelas Xi Sma Negeri I Babat Lamongan” Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuatitatif yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Babat Lamongan. Dalam kesimpulannya Hasil belajar siswa dengan dengan penerapan strategi mind mapping dengan kombinasi flash card pada pembelajaran matematika materi pokok trigonometri di kelas XI SMA Negeri I Babat, diperoleh bahwa dari 32 siswa, yang mendapatkan skor hasil belajar ≥ 65 ada 26 siswa, dan yang kurang dari 65 ada 6 siswa. Ini berarti siswa yang dapat dikatakan tuntas pada materi trigonometri sebanyak 26 siswa. Untuk ketuntasan klasikal kelas adalah 81,25 %, sehingga dapat dikatakan kelas tersebut tuntas karena ketuntasan mencapai lebih dari 75 %. dan respon siswa terhadap penerapan strategi Mind Mapping positif. 3. S O Adodo Ph. D, (2013) dalam jurnalnya yang berjudul “Effect of MindMapping as Self-Regulated Learning Strategy on Students' Achievement in Basic Science and Tecnology”. Menggunakan kuasi Eksperimen dengan 120 siswa subject penelitian. Dengan kesimpulan bahwa strategi mindmapping sebagai Self-Regulated Learning (SRL), membantu dalam
25 meningkatkan kinerja siswa dalam Basic Science and Tecnology (BST) dan harus digunakan di dalam kelas sebagai pendekatan yang lebih baik untuk mengajar Ilmu Pengetahuan Dasar dan Teknologi (BST) dimana Mind Mapping dalam penelitian ini sangat jelas berpotensi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan keterampilan kreatif. 4. Rendya Logina Linto, Sri Elniati, dan Yusmen Rizal, (2012) dalam jurnalnya yang berjudul “Kemampuan Koneksi Matematis dan Metode Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Peta Pikiran”, dengan metode penelitian pra-eksperimen dan deskriptif pada siswa kelas VIII semester 2 SMPN 1 Lubuk Sikaping Tahun Pelajaran 2011/2012. menunjukan bahwa kemampuan koneksi siswa setelah pembelajaran dengan metode Quantum Teaching dengan peta pikiran dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis dalam aspek koneksi antar topik (K1), dengan disiplin ilmu lain (K), dengan kehidupan sehari-hari (K3). C. Kerangka Berfikir Burrill dalam george menyatakan “There are many threads that run through the curriculum from K to 12. These threads need to be explicity identified so that students can “see” the connections between topics”.34 Terdapat banyak urutan yang harus di jalankan sesuai urutan dalam kurikulum tingkat TK sampai SMP. Urutan ini harus di identifikasi secara ekplisit shingga siswa dapat “melihat” hubungan antar topik. Menghubungkan pendapat Burrill dengan identifikasi masalah maka untuk membuat siswa dapat melihat hubungan antar topik dan menyelesaikan masalah lemahnya kemampuan mengingat siswa dan rendahnya kemampuan koneksi siswa maka saya berasumsi hal tersebut diatas dapat diselesaikan dengan pengalaman belajar saat menyelesaikan masalah matematika, yaitu dengan menggunakan strategi Mind Mapping. Dimana strategi Mind Mapping akan membuat penyelesaian masalah matematika yang lebih menarik.
Dimana
Mind
Mapping
ini
dapat
membantu
siswa
dalam
menghubungkan antara konsep-konsep matematika saat merancang Mind 34 W. George Cathcart, Learning Mathematics in Elementary and Middle Schools, (Canada: Pearson Education. 2004), p. 15.
26 Mapping dalam proses penyelesaian soal. Siswa dapat membuat cabang-cabang yang berhubungan dengan cara, materi, atau subbab masalah yang berkaitan dengan soal yang diberikan. Brickmann mengatakan dalam jurnalnya bahwa Struktur khusus dari peta pikiran memungkinkan untuk mengatur pengetahuan matematika terstruktur secara hierarki. Sebuah gambaran dan ringkas yang jelas dari keterhubungan objek matematika sekitar topik memungkinkan. Selain itu, ini didukung oleh penggunaan warna dan gambar. Terlebih lagi, pemetaan pikiran mendukung proses berpikir alami, yang berlangsung secara acak dan dengan cara nonlinier. Sebagaimana, peta pikiran memiliki struktur terbuka, seseorang mungkin hanya membiarkan aliran pikiran seseorang; setiap ide yang dihasilkan dapat diintegrasikan dalam peta pikiran dengan menghubungkannya dengan ide yang sudah tersimpan, dan hampir tanpa usaha mental35 Rancangan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi internal serta koneksi eksternal siswa dan memberikan respon positif terhadap mata pelajaran matematika. Strategi Mind Mapping ini diharapkan mampu memberi pengaruh terhadap kemampuan koneksi matematika siswa. Masalah
Daya ingat rendah
Penerapan
Kemampuan koneksi rendah
Strategi Mind Mapping
Pemberikan Materi
Meningkatkan
Memberikan Contoh Mind Mapping Membuat Kelompok Perencanaan cabang utama Mind Mapping Perencanaan anak cabang Mind Mapping
Membuat Koneksi Internal Membuat Koneksi Eksternal
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir 35 Astrid Brinkmann. Knowledge maps-Tools For Building Struckture In Mathematics, 2016, (http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/brinkmann.pdf).
27 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi Mind Mapping lebih tinggi dari pada kemampuan koneksi siswa yang diajarkan dengan strategi ekspositori”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajar 2015-2016 pada subbab Bangun Ruang Sisi Datar. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Kegiatan Perencanaan Observasi Penelitian Analisis Data Laporan Penelitian
Februari
Maret
3
4
5
1
2
Mei
April
3
4
1
2
3
4
1
2
3
B. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi eksperimen, desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperiment.1 Peneliti akan menguji pengaruh strategi Mind Mapping terhadap kemampuan koneksi matematik siswa dengan cara membandingkan kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Mind Mapping (kelompok eksperimen) dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori (kelompok kontrol). Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Posttest-Only Control Group Design 2. Dalam desain penelitian ini objek yang akan diteliti akan diberikan tes akhir setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan. Desain ini digambarkan pada Tabel 3.2 : 1 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. X, h.114. 2 Ibid., h. 112.
28
29 Tabel 3.2 Posttest-only Control Group Design3 Kelompok
Perlakuan
Post-test
Eksperiment
X1
O
Control
O
Keterangan : X1
: Pembelajaran menggunakan Strategi ..Mind Mapping
O
: Tes kemampuan koneksi matematik
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ingin diteliti4 Dalam penelitian ini populasi meliputi seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Tahun Ajaran 2015/2016. Dari keseluruhan empat kelas yang ada dipilih dua kelas yang akan menjadi objek penelitian. Kelas pertama (VIIIB) sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas lainnya (VIIIA) sebagai kelas kontrol. Sampel adalah bagian dari populasi yang merepresentatifkan populasi yang akan diteliti.5 Data yang diberikan sampel dapat digunakan untuk menaksir data keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Cluster Random Sampling6, dengan sampel dipilih berkelompok dari beberapa kelas yang homogen. D. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah nilai kemampuan koneksi matematik siswa. Data tersebut diperoleh dari hasil tes kemampuan Koneksi matematik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes kemampuan koneksi yang diberikan terdiri dari 6 soal dengan pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar yang dilaksanakan pada pertemuan ke 9.
3 Ibid. 4 Ibid., h. 117. 5 Ibid., h. 118. 6 Ibid., h. 121-122.
30 E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes kemampuan koneksi matematik yang berbentuk tes uraian tertulis. Tes ini disusun berdasarkan indikator kemampuan koneksi matematik, yaitu : 1. Kemampuan koneksi antar konsep matematika (koneksi internal) 2. Koneksi materi matematika dengan kehidupan sehari-hari (koneksi eksternal) Banyakya tes kemampuan koneksi yang diujikan berjumlah 6 soal, dimana masing–masing indikator berjumlah 3 soal. Berikut di sajikan kisi – kisi instrumen tes kemampuan koneksi matematika pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kisi – kisi Instrumen Koneksi matematik No 1
Indikator Koneksi Matematik Koneksi antar konsep matematika
Indikator Operasional 1. 2. 3.
2
Koneksi dengan kehidupan sehari-hari
4. 5. 6.
Mengitung Volume balok dengan menghoneksikan konsep perbandingan senilai dan volume Menghitung luas permukaan balok dengan mengkoneksikan konsep aljabar dan konsep volume kubus Menghitung Volume limas dengan mengkoneksikan konsep luas bangun datar Menerapkan konsep rusuk dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari - hari Menerapkan konsep volume balok dalam menyelesaikan persoalah seharihari. Menerapkan konsep volume dalam menentukan lama waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian persoalan kehidupan sehari - hari
No. Soal
5 1 4
2 3 6
Dan berikut disajikan pedoman penskoran tes kemampuan koneksi matematik pada Tabel 3.4
31 Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Koneksi Matematik SKOR
KETERANGAN
4
Dapat membuat koneksi dengan baik, proses pengerjaan (perhitungan) baik, jawaban tepat
3
Dapat membuat koneksi dengan baik, namun terdapat kesalahan dalam proses perhitungan, jawaban tidak tepat
2
Kurang tepat dalam membuat koneksi, jawaban tepat.
1
Kurang tepat dalam membuat koneksi, jawaban tidak tepat.
0
Tidak menjawab soal.
Sebelum instrumen digunakan dalam post-test, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang berupa uji validitas dan uji reabilitas agar instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini memiliki kevalidan dan teabilitas yang cukup untuk di gunakan dalam penelitian. Soal diujikan kepada kelas lain yang telah menerima materi bangun ruang sisi datar yaitu kelas IX A SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, Tangerang Selatan yang terdiri dari 30 siswa. 1. Uji Validitas Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.7 untuk mengukur validitas butir soal, maka akan di cari kevaliditasannya dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar :8 r xy =
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y ) } 2
2
2
2
7 Suharsimi Arikuto Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), Edisi ke 2, h. 80. 8 Ibid., h, 87.
32 Keterangan: rxy = Koefesien korelasi antara X dan Y N = jumlah responden X = Skor item Y = Skor total X2 = Kuadrat skor item Y2 = Kuadrat skor total XY = Hasil kali skor X dan Y Hasil uji validitas butir soal disajikan pada Tabel 3.5 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Koneksi Matematik rtabel α = 0,05 N = 30
Butir Soal
rxy
1
0.51
Valid
2
0.65
Valid
3
0.69
4
0.66
5
0.72
Valid
6
0.44
Valid
Tiap butir soal dinyatakan valid apabila
0.36
Kesimpulan
Valid Valid
r xy ⩾r tabel . Hasil perhitungan uji
validitas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7 Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas didapatkan hasil bahwa dari 6 butir soal yang telah diuji validitasnya dan akan digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini 2. Reabilitas Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan (reabilitas) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. 9 Rumus yang akan digunakan adalah rumus alpha sebagai berikut:10
9 Ibid., h,100. 10 Ibid., h,122.
33
(
r 11=
n ( n−1)
)(
1−
∑ σi2 σ2t
)
Dimana : r11
= Reliabilitas yang dicari
∑ σ 2i
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2
= Varians total
Hasil uji reabilitas instrumen disajikan pada Tabel 3.6 Tabel 3.6 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Kemampuan Koneksi Matematik Butir Soal Valid (n)
Jumlah Varians (∑σ2)
Varians Total (σt2)
Koefesien Reabilitas (r11)
6
9.48
21.39
0.67
Dari uji reabilitas yang dilakukan pada butir soal valid, didapatkan reabilitas sebesar 0,61 (Lampiran 8) 3. Taraf Kesukaran Uji taraf kesukaran berfungsi untuk mengetahui apakah butir-butir soal yang aka di ujikan tergolong klasifikasi mudah, sukar atau sedang. Untuk mengukur taraf kesukaran tiap butir soal digunakan rumus :11 P=
B JS
Dimana: P
= Indeks kesukaran
B
= Jumlah skor siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS
= Skor Maksimum Peserta
Untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 3.7:12
11 Ibid., h, 223. 12 Ibid., h. 225.
34 Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai Taraf Kesukaran Indeks Kesukaran
Keterangan
0,00-0,30
Sukar
0,31-0,70
Sedang
0,71-1,00
Mudah
Hasil uji taraf kesukaran disajikan dalam Tabel 3.8 Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Koneksi Matematik Butir Soal
Jumlah Skor (B)
Skor Maksimal Taraf (JS) Kesukaran (P)
1
27
0.23
Sukar
2
103
0.86
Mudah
3
69
0.58
Sedang
4
101
0.84
Mudah
5
64
0.53
Sedang
6
65
0.54
Sedang
120
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran didapati bahwa terdapar 1 butir soal koneksi matematik terkalsifikasi dalam kategori sulit, 3 butir soal koneksi matematik dalam kategori sedang dan 2 butir soal koneksi matematik dalam kategori mudah. (Lampiran 9) 4. Uji Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan antara siswa yang
pandai
(berkemampuan
tinggi)
dengan
siswa
yang
bodoh
(berkemampuan rendah).13 Untuk mengetahui daya pembeda soal digunakan rumus berikut:14 D=
13 Ibid., h, 226. 14 Ibid., h, 228.
BA BB − =P A−P B JA J B
35 Di mana: D
= Daya Pembeda
JA
= Skor Maksimum peserta kelompok atas
JB
= Skor Maksimum peserta kelompok bawah
BA
= Jumlah skor peserta kelompok atas
BB
= Jumlah skor peserta kelompok bawah
PA
= Proporsi peserta kelompok atas
PB
= Proporsi peserta kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda15: Jika D < 0,20 maka butir soal termasuk dalam kategori jelek Jika 0,20 < D < 0,40 maka butir soal termasuk dalam kategori cukup Jika 0,40 < D < 0,70 maka butir soal termasuk dalam kategori baik Jika D > 0, 70 maka butir soal termasuk dalam kategori baik sekali Hasil uji daya pembeda disajikan dalam Tabel 3.9 Tabel 3. 9 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Koneksi Matematik Butir Soal
Proporsi Kelompok Atas (PA)
Pro porsi Kelompok Bawah (PB)
Daya Pembeda (D)
Klasifikasi
1
0.35
0.10
0.25
Cukup
2
0.97
0.75
0.22
Cukup
3
0.77
0.38
0.38
Cukup
4
0.97
0.72
0.25
Cukup
5
0.77
0.30
0.47
Baik
6
0.65
0.43
0.22
Cukup
Berdasarkan hasil uji daya pembeda di dapatkan data berupa 5 soal terklasifikasi cukup dan 1 butir soal terklasifikasi baik. (Lampiran 10) Berikut ini rekapitulasi hasil perhitungan uji coba instrumen tes kemampuan koneksi matematik disajikan pada Tabel 3. 10
15 Ibid., h, 232.
36
No. Soal
Tabel 3. 10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen Taraf Validitas Daya Beda Keterangan Kesukaran
1
Valid
Sukar
Cukup
Digunakan
2
Valid
Mudah
Cukup
Digunakan
3
Valid
Sedang
Cukup
Digunakan
4
Valid
Mudah
Cukup
Digunakan
5
Valid
Sedang
Baik
Digunakan
6
Valid
Sedang
Cukup
Digunakan
Derajad Reliabilitas
0.61
Berdasarkan hasil uji coba istrumen tes kemampuan koneksi matematik pada Tabel 3.10, maka jumlah butir soal yang akan digunakan sebagai posttest dalam penelitian ini adalah 6 butir soal. F. Teknik Analisis Data Pada akhir pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, diberikan post-test berupa instrumen tes kemampuan koneksi matematik yang telah diujicobakan. Kedua kelas diberikan tes dengan soal yang sama. Berdasarkan hasil post-test tersebut, didapatkan skor kemampuan koneksi matematik dari masing-masing siswa. Kemudian dilakukan analisis skor kemampuan koneksi matematik yang diperoleh dari hasil post-test tersebut melalui beberapa uji berikut : 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sampel yang terpilih berasal dari sebuah distribusi normal atau tak normal.16Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan uji Kolmogrof-Smimov, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut17: 16 Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/ Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h. 143. 17 Ibid., h.147.
37 1. Perumusan hipotesis H0
: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1
: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar 3. menentukan komulatif proporsi (kp) 4. Data ditransformasi ke skor baku
z i=
x i −̄x SD
5. Menentukan luas kurva zi (z-tabel) 6. Menentukan a 1 dan a 2 : a1
: nilai mutlak selisih Z-tabel dan kp pada batas atas a 1=∣kp−Z tab∣
a2
: nilai mutlak selisih Z-tabel dan kp pada batas bawah a 2=∣a 2− f i /n∣
7. Nilai mutlak minimum dari a 1 dan a 2 dinotasikan dengan Do 8. Menentukan D-tabel 9. Kriteria pengujian Jika Do ≤ D-tabel maka H0 diterima Jika Do > D-tabel maka H0 ditolak 10. Kesimpulan Do ≤ D-tabel : sampel berasa dari populasi berdistribusi normal Do > D-tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak -'normal b. Uji Homogenitas Varians Uji Homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel memiliki kesamaan karekteristik (homogen) atau tidak. Apabila hasil pengujian menunjukan varians homogen maka pada tahap pengujian hipotesis digunakan uji t dan digunakan varians gabungan. Sedangkan apabila hasil pengujian menunjukkan varians tidak homogen maka digunakan uji t tanpa varians gabungan. Uji homogenitas varians dua buah variabel indepen dapat dilakukan dengan menggunakan uji F. Adapun formula statistik uji F adalah sebagai
38 berikut18: F hitung =
2 Varians terbesar S b = 2 Varians terkecil S k
dan F tabel =F (α ; db ;db ) 1
2
dengan: 1. Ftabel pada taraf signifikan α = 0,05; db1 (derajad bebas varians terbesar) = (n1-1);db2 (derajad bebas varians terkecil) = (n2-1) 2. Hipotesis statistik: H0
: (σ 2e =σ 2k ) (Data memiliki varians homogen)
H1
: (σ 2e≠σ 2k ) (data tidak memiliki varians homogen)
3. Kriteria pengujian Jika
F hitung ⩽F tabel , maka H0 diterima
Jika
F hitung >F tabel , maka H0 ditolak
4. Kesimpulan F hitung ⩽F tabel , : Varians eksperimen sama dengan varians kontrol F hitung >F tabel , : Varians eksperimen tidak sama dengan varians kontrol 2. Uji Hipotesis Statistik Uji hipotesis statistik dilakukan menggunakan uji t dengan taraf signifikan α = 0,05 dengan hopotesis H 1 : kemampuan koneksi matematik siswa yang dajarkan dengan strategi Mind Mapping lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ekpositori dan H0 : kemampuan koneksi matematik siswa yang dajarkan dengan strategi Mind Mapping sama dengan atau lebih rendah daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ekpositori adalah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis statistik H0 : μ1 ⩽μ 2 H1 : μ1 >μ 2 18 Ibid., h. 162.
39 b. Menghitung harga thitung atau t0 dan ttabel dengan ketentuan : 1. Jika distribusi kelompok normal dan varians datanya homogen maka menggunakan rumus sebagai berikut19: Ȳ −Ȳ2 t 0= 1 dan t tabel =t (a , db) Se dengan S e=
√
(n 1+n 2)( ∑ y 21 +∑ y 22) ( n1 )(n 2)(db)
dimana 2
2
(∑ Y ) (∑ Y ) ∑ y =∑ Y − n 1 ; ∑ y 22 =∑ Y 22 − n 2 1 2 dan df =n 1+n 2−2 2 1
2 1
Keterangan : Ȳ1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen Ȳ2 = Nilai rata-rata kelas kontrol S e = Simpangan baku gabungan 2. Jika distribusi kedua kelompok normal namun varians datanya tidak homogen, maka digunakan rumus sebagai berikut20:
t 0=
Ȳ1−Y 2
√
2 1
2 2
S S + n1 n2
dan t tabel =
t 1 S 21 t 2 S 22 + n1 n2 S 21 S 22 + n1 n 2
dengan 2 y1 ∑ S = 2 1
n1
dan
2 y2 ∑ S = 2 2
n2
t 1=t (α , n −1) dan t 2=t (α , n −1) 1
2
Keterangan : Ȳ1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen Ȳ2 = Nilai rata-rata kelas kontrol S 21 = Varians kelas eksperimen 19 Ibid., h. 296. 20 Ibid., h. 306.
40 S 22 = Varians kelas kontrol c. Kriterian pengujian Jika t0 ≤ ttabel maka H0 diterima Jika t0 > ttabel maka H0 ditolak d. Menghitung besar pengaruh (effect size) Untuk menghitung effect size strategi Mind Mapping terhadap kemampuan koneksi matematik dapat ditentukan dengan rumus21: 2
t r = 2 t +df 2
dengan kriteria22: 0,01 < r2 < 0,09
: Efek kecil
0,09
: Efek sedang
r2 > 0.25
: Efek besar
e. Kesimpulan Jika H0 diterima maka disimpulkan bahwa
kemampuan koneksi
matematik siswa yang dajarkan dengan strategi Mind Mapping sama dengan atau lebih rendah daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ekpositori Jika H0 ditolak maka disimpulkan bahwa
kemampuan koneksi
matematik siswa yang dajarkan dengan strategi Mind Mapping lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ekpositori Uji t dilakukan dengan syarat, data berasal dari populasi berdistribusi normal. Jika normalitas data tidak terpenuhi, maka akan dilakukan uji nonparametik yang digunakan ialah uji Mann-Whitney dengan prosedur sebagai berikut23 a. Merumuskan hipotesis statistik H0 : μ1 ⩽μ 2 H1 : μ1 >μ 2 21 Frederick J. Gravetter and larry B. Wallnau, Statistics for The Behavioral Science, (Wadsworth Publishing, 2013), 9th Ed, p. 299 22 Ibid. 23 Kadir, op. cit., h. 490.
41 b. Menentukan U-kritis untuk sampel lebih besar dari 20 menggunakan rumus24: n1 n2 2 Z= (n +n +1) n1 n 2 1 2 12 U−
√
dengan 1 U =n 1 n2+ n1 ( n1+1)−∑ P a 2 Keterangan :
P a = Peringkat sampel kelas eksperimen n 1 = Jumlah sampel kelas eksperimen n 2 = Jumlah sampel kelas kontrol
c. Menentukan nilai statistik Mann-Whitney dengan rumus: n1 n1+1 −K 1 2 n n +1 U 2=n1 n2+ 2 2 − K 2 2
U 1=n1 n2 +
keterangan ; K1
= total rangking kelas eksperimen
K2
= total rangking kelas kontrol
Nilai statistik U diambil dari nilai terkecil antara U1 dan U2 d. Kriteria pengujian Jika U ≤ Ukritis maka H0 ditolak Jika U > Ukritis maka H0 diterima e. Kesimpulan Jika H0 diterima maka disimpulkan bahwa
kemampuan koneksi
matematik siswa yang dajarkan dengan strategi Mind Mapping sama dengan atau lebih rendah daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ekpositori Jika H0 ditolak maka disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa yang dajarkan dengan strategi Mind Mapping lebih 24 Ibid., h. 491.
42 tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ekpositori G. Hipotesis Statistik Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H0 : μ1 ⩽μ 2 H1 : μ1 >μ 2 Keterangan: μ1
: rata-rata kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen
μ2
: rata-rata kemampuan koneksi matematik kelas kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Deskripsi Data Data yang akan dipaparkan pada bab ini adalah hasil penelitian yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, dengan mengambil dua kelas secara acak sebagai sampel penelitian, yaitu kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dan VIII-A sebagai kelas kontrol. Pada penelitian ini kelas eksperimen yang terdiri dari 37 siswa diajarkan dengan menggunakan strategi Mind Mapping sedang kelas kontrol yang terdiri dari 38 siswa diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Kemampuan yang diuji adalah kemampuan koneksi matematik dan materi yang diajarkan adalah Bangun Ruang Sisi Datar. Setelah pemberian perlakuan, kedua kelas akan diberikan tes kemampuan koneksi matematik berupa 6 butir tes uraian. Sebelum tes di berikan kepada kelas kontrol dan eksperimen, tes tersebut diujikan kepada kelas IX SMP Muhammadiyan 17 Ciputat. Tujuan pemeberian tes ini kepada siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 17 Ciputat agar dapat diketahui nilai dari kevaliditan soal, reabilitas soal, daya pembeda soal dan tingkat kesulitan soal yang akan diujikan ke kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan dari perhitungan hasil tes yang telah diujikan kepada kelas IX, didapatkan 6 butir soal tersebut bernilai valid, soal tersebut memiliki nilai reabilitas sebesar 0.67, 1 soal memiliki taraf kesukaran sukar 2 soal mudah dan 3 soal sedang, 1 soal memiliki daya beda yang baik dan 5 soal lainnya memiliki daya beda cukup. Setelah dilakukan tes kepada kelas eksperimen dan kontrol, kemudian akan dilakukan analisis data. berikut disajikan deskripsi data hasil tes kemampuan koneksi matematik dari kedua kelas. 1. Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen Data hasil post-test yang telah diberikan kepada kelas eksperimen dengan jumlah siswa 34 orang siswa dari 37 siswa, dapat dilihat pada Tabel 4.1
43
44 Tabel 4.1 Statistik Deskripsi Kemampuan Koneksi Matematik kelas Eksperimen Statistik Deskriptif Jumlah siswa (n)
Nilai 34
Nilai Tertinggi ( Xmax )
87.5
Nilai Terendah ( Xmin ) ̄ ) Mean ( X
33.33
Median ( Me )
72.92
Modus ( Mo )
79.17
Varians ( s2 )
195.72
Standar Deviasi ( s )
13.99
Kemiringan ( skewness )
-0.78
Kurtosis
0.28
68.26
Berdasarkan Tabel 4.1, terlihat bahwa dari 34 siswa dikelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 68.26 dengan perolehan nilai terendah 33.33. median atau nilai tengah data kelas eksperimen adalah 72.92 yang mengartikan bahwa terdapat sebanyak 50% siswa yang mendapatkan nilai dibawah 72.92 dan 50% lainnya mendapatkan nilai di atas 72.92. sedangkan modus atau nilai frekuensi terbesar data kelas eksperimen adalah 79.17. Karena nilai modus lebih besar dari nilai rata-rata, maka dapat disimpulkan data cenderung mengumpul di atas rata-rata. Hal tersebut dibuktikan dengan besar nilai kemiringan (skewness) sebesar –0.78. Nilai skenewss yang negatif memiliki artian data miring negatif atau landai kiri. Dengan kata lain, kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata. Selanjutnya, sebaran dari kemampuan koneksi matematik pada kelas eksperimen ditunjukan dengan skor varians adalah 195.72 dan skor simpangan baku adalah 13.99. Nilai kurtosis data kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen sebesar 0.28. Karena nilai kurtosis lebih dari 0,26, maka model kurvanya adalah kurva runcing (leptokurtis). Perhitungan statistik kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 14.
45 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Komulatif Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen Frekuensi fi
f(%)
Frekuensi Komulatif
33.33
1
2.94
1
2
37.50
1
2.94
2
3
45.83
2
5.88
4
4
54.17
2
5.88
6
5
58.33
5
14.71
11
6
66.67
5
14.71
16
7
70.83
1
2.94
17
8
75.00
3
8.82
20
9
79.17
10
29.41
30
10
83.33
3
8.82
33
11
87.50
1
2.94
34
34
100
No
Nilai
1
Jumlah
Tabel 4.2 menunjukkan distribusi frekuensi data tunggal untuk kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen. Dari Tabel 4.2 di atas dapat dilihat nilai tertinggi kelas eksperimen 87.50 dan nilai terendah kelas eksperimen 33.33 dimana nilai terendah dan tertinggi memiliki persentase sebesar 2.94%. dan nilai yang paling banyak diperoleh siswa berada pada nilai 79.17 sebesar 29.41%. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 18 siswa atau sebesar 53%, yaitu siswa dengan nilai 70.83-87.50. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 16 siswa atau sebesar 47%, yaitu siswa dengan nilai 33.33-66.67. Perolehan skor rata-rata kemampuan koneksi matematik pada masingmasing indikator dapat dilihat pada Tabel 4.3
46 Tabel 4.3 Skor Rata-rata Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen No
Indikator Koneksi Matematik
Skor Rata-rata
1
Mampu mengkoneksi antar konsep matematika (koneksi internal)
63.97
2
Mampu mengkoneksi matematik dengan kehidupan sehari-hari (koneksi eksternal)
72.55
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat perolehan tertinggi kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen dicapai pada indikator ke dua, yaitu koneksi eksternal sebesar 72.55%. hal ini mengindikasikan bahwa siswa kelas eksperimen yang di berikan perlakuan strategi Mind Mapping mampu mengkoneksi matematika dengan persoalan kehidupan sehari-hari. Dan kemampuan koneksi internal mempunyai persentase 63.97%. 2. Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Kontrol Data hasil post-test yang telah diberikan kepada kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 orang siswa dari 38 siswa, dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Statistik Deskripsi Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Kontrol Statistik Deskriptif Jumlah siswa (n)
Nilai 30
Nilai Tertinggi ( Xmax )
75,00
Nilai Terendah ( Xmin ) ̄ ) Mean ( X
25 59,72
Median ( Me )
60.42
Modus ( Mo )
58.33
Varians ( s2 )
129.71
Standar Deviasi ( s )
11.39
Kemiringan ( skewness )
0.12
Kurtosis
0.21
Berdasarkan Tabel 4.4, terlihat bahwa dari 30 siswa dikelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 59.72 dengan perolehan nilai terendah 25.00.
47 median atau nilai tengah data kelas kontrol adalah 60.42 yang mengartikan bahwa terdapat sebanyak 50% siswa yang mendapatkan nilai dibawah 60.42 dan 50% lainnya mendapatkan nilai di atas 60.42. sedangkan modus atau nilai frekuensi terbesar data kelas normal adalah 58.33. Karena nilai modus lebih kecil dari nilai rata-rata, maka dapat disimpulkan data cenderung mengumpul dibawah rata-rata. Hal tersebut dibuktikan dengan besar nilai kemiringan (skewness) sebesar 0.12. Nilai skenewss yang positif memiliki artian data miring positif atau landai kanan. Dengan kata lain, kecenderungan data mengumpul dibawah rata-rata. Selanjutnya, sebaran dari kemampuan koneksi matematik pada kelas kontrol ditunjukan dengan skor varians adalah 129.71 dan skor simpangan baku adalah 11.39. Nilai kurtosis data kemampuan koneksi matematik kelas kontrol sebesar 0.21. Karena nilai kurtosis kurang dari 0,26, maka model kurvanya adalah kurva datar (platikurtis). Perhitungan statistik kemampuan koneksi matematik kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 15. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Kontrol Frekuensi fi
f(%)
Frekuensi Komulatif
25.00
1
3.33
1
2
37.50
1
3.33
2
3
45.83
2
6.67
4
4
50.00
2
6.67
6
5
54.17
2
6.67
8
6
58.33
7
23.33
15
7
62.50
5
16.67
20
8
66.67
4
13.33
24
9
70.83
2
6.67
26
10
75.00
4
13.33
30
30
100
No
Nilai
1
Jumlah
48 Tabel 4.5 menunjukkan distribusi frekuensi data tunggal untuk kemampuan koneksi matematik kelas kontrol. Dari Tabel 4.5 dapat dilihat nilai tertinggi kelas kontrol 75.00 dan nilai terendah kelas kontrol 25.00 dimana nilai terendah memiliki persentase 3.33% dan tertinggi memiliki persentase sebesar 13.33%. dan nilai yang paling banyak diperoleh siswa berada pada nilai 58.33 sebesar 23.33%. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 15 siswa atau sebesar 50%, yaitu siswa dengan nilai 62.50-83.33. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 15 siswa atau sebesar 50%, yaitu siswa dengan nilai 25.00-58.33. Perolehan skor rata-rata kemampuan koneksi matematik pada masingmasing indikator dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Skor Rata-rata Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Kontrol No
Indikator Koneksi Matematik
Skor Rata-rata
1
Mampu mengkoneksi antar konsep matematika (koneksi internal)
45.56
2
Mampu mengkoneksi matematik dengan kehidupan sehari-hari (koneksi eksternal)
73.89
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat perolehan rata-rata skor tertinggi kemampuan koneksi matematik kelas kontrol dicapai pada indikator ke dua, yaitu koneksi eksternal sebesar 73.89 dan kemampuan koneksi internal mempunyai persentase 45.5. 3. Perbandingan Statistik Deskriptif Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan uraian mengenai kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen dan kemampuan koneksi matematik kelas kontrol dapat terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan koneksi matematik antara kelas eksperimen (kelas dengan perlakuan strategi Mind Mapping) dan kelas kontrol (kelas dengan perlakuan metode ekspossitori), disajikan pada Tabel 4.7
49 Tabel 4.7 Perbandingan Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Deskriptif
Nilai Eksperimen
Kontrol
34
30
Nilai Tertinggi ( Xmax )
87.5
75
Nilai Terendah ( Xmin ) ̄ ) Mean ( X
33.33
25
68.26
59.72
Median ( Me )
72.92
60.42
Modus ( Mo )
79.17
58.33
Varians ( s2 )
195.72
129.71
Standar Deviasi ( s )
13.99
11.39
Kemiringan ( skewness )
-0.78
0.12
Kurtosis
0.28
0.21
Jumlah siswa (n)
Tabel 4.7 menunjukkan adanya perbedaan hasil perhitungan statistik antara kedua kelas. Dari Tabel 4.7 tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kelas kontrol dengan selisih 8.53, begitu pula dengan nilai median (Me) yaitu pada kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol, dimana median kelas eksperimen 72.92 dan kelas kontrol 60.42. Modus (Mo) atau nilai dengan frekuensi terbesar kelas eksperimen berada pada nilai 79.17. Dimana nilai modus kelas ekperimen lebih tinggi 20.84 dibandingkan dengan kelas kontrol yang berada pada nilai 59.33. Disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematik lebih banyak berada pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 87.50, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 25.00. artinya kemampuan koneksi matematik perorangan tertinggi terdapat pada kelas eksperimen dan nilai kemampuan koneksi matematik terendah berada pada kelas kontrol. Jika dilihat dari sebaran data kedua kelas terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki sebaran data yang
50 berbeda dengan kelas kontrol. Dimana perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah pengelompokan data lebih banyak di atas rata-rata untuk kelas eksperimen dan di bawah rata-rata untuk kelas kontrol. Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelas, yakni kelas eksperimen dengan perlakuan strategi Mind Mapping dan kelas kontrol dengan metode ekspositori dapat dilihat pada Gambar 4.3
12 10
Frekuensi
8 6
Kelas Eksperimen
4
Kelas Kontrol
2 0 20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai
Gambar 4.1 Kurva Garis Perbandingan Nilai Kemampuan Koneksi Matematik antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.1, tingkat kemiringan di kelas eksperimen -0.77960, karena sk < 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kiri atau landai kiri. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata. Sedangkan pada kelas kontrol memperoleh kemiringan 0.12 karena nilai sk > 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kanan atau landai kanan. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul dibawah rata-rata. Artinya ada perbedaan penyebaran data dimana kelas eksperimen mengumpul di atas rata-rata dan kelas kontrol mengumpul dibawah rata-rata. Ketajaman/ kurtosis pada kelas eksperimen lebih dari 0, 26 maka model kurva adalah meruncing (leptokurtis) sehingga data mengelompok. Sedangkan pada kelas kontrol kurang dari 0.26, maka model kurva kelas kontrol adalah datar
51 (platikurtis) sehingga data tidak terlalu mengelompok. 4. Perbandingan Skor Rata-rata Indikator Koneksi Matematik Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Penelitian ini mengukur kemampuan koneksi matematik berdasarkan dua indikator yaitu : 1. Koneksi antar konsep matematik (koneksi internal); 2. Koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari (koneksi eksternal). Ditinjau dari indikator kemampuan koneksi matematik tersebut, skor pencapaian koneksi matematik kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No
Indikator Koneksi Matematik
Rata-rata Kelas Eksperimen
Rata-rata Kelas Kontrol
1
Mampu mengkoneksi antar konsep matematika (koneksi internal)
63.97
45.56
2
Mampu mengkoneksi matematik dengan kehidupan sehari-hari (koneksi eksternal)
72.55
73.89
Dari Tabel 4.8 dapat dilihat perolehan tertinggi kemampuan koneksi matematik kelas kontrol dan kelas eksperimen dicapai pada indikator yang ke dua, yaitu mampu mengkoneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari (koneksi eksternal) sebesar 73, 89% dan 72.55%. Ini menunjukkan bahwa kelas kontrol memilliki kemampuan mengkoneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari (koneksi eksternal) yang lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Dimana perbedaan skor ketercapaian antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 1.34%. Untuk indikator yang pertama, yaitu mampu mengkoneksi antar konsep matematika (koneksi internal, siswa pada kelas kontrol memperoleh skor ketercapaian sebesar 45.56% dan siswa pada kelas eksperimen memperoleh skor ketercapaian sebesar 63.97%. Ini menunjukkan bahwa siswa pada kelas kontrol kurang mampu mengkoneksi matematika antar konsep matematika
52 (koneksi internal) daripada siswa pada kelas eksperimen. Dimana perbedaan skor ketercapaian antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 18.42%. Secara visual rata-rata skor ketercapaian kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen dan kontrrol perindikator dapat dilihat pada Gambar 4.4 80 70
72.55
73.89
63.97
Skor Rata-rata
60 50
45.56 Eksperimen Kontrol
40 30 20 10 0 Koneksi Internal
Koneksi Eksternal
Gambar 4.2 Diagram Skor Rata-rata Kemampuan Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan kontrol Pada Gambar 4.2, dapat terlihat persentase skor ketercapaian kemampuan koneksi matematik yang diperoleh oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada diagram di atas terlihat bahwa pada Indikator kedua dari masing-masing kelas yaitu eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai tertinggi. Dimana perbedaan rata-rata antara nilai skor kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 1.34. Dan pada indikator pertama baik kelas ekperimen dan kontrol memiliki nilai terendah. Dimana selisih nilai skor rata-rata ketercapaian kelas eksperimen dan kelompok sebesar 18.42. Dapat dikatakan bahwa pada indiakator kedua kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen dan pada indikator pertama kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Jika dilihat dari hasil perolehan skor rata-rata kemampuan koneksi matematik, maka kemampuan koneksi siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol berikut ditampilkan skor rata-rata kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen dan kontrol pada Gambar
53 4.3
Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa kemampuan koneksi matematik siswa kelas eksperimen secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan koneksi matematik kelas kontrol. Hal ini dapat memperkuat dugaan adanya pengaruh positif terhadap perlakukaan kelas eksperimen dengan strategi Mind Mapping dibanding kelas kontrol yang menggunakan strategi ekspositori. B. Pengujian Prasyarat Analisis Penelitian ini menggunakan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov karena data yang digunakan berupa data tunggal dan jumlah data kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 30 dan 34. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan kriteria Do ≤ D-tabel maka data berasal dari distribusi normal. Dimana D-tabel diukur pada tarat signifikansi
tertentu yang sudah
ditetapkan.α = 0,05 Hipotesis yang diajukan dan akan diuji dalam uji normalitas ini adalah
54 sebagai berikut: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal a. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok eksperimen, diperoleh nilai Do = 0.19, sedangkan dari tabel nilai kritis uji Kolmogorov-Smimov diperoleh D-tabel = 0.23 (untuk jumlah sampel 34 dan taraf signifikansi α = 0,05). karena Do kurang dari D-tabel (0.19 < 0.23) maka H0 diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Lampiran 16) b. Uji Normalitas Data Kelas Kontrol Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol, diperoleh nilai Do = 0.18, sedangkan dari tabel nilai kritis uji Kolmogorov-Smimov diperoleh D-tabel = 0.24 (untuk jumlah sampel 30 dan taraf signifikansi α = 0,05). karena Do kurang dari D-tabel ( 0.18 < 0.24) maka H 0 diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Lampiran 17) Hasil perhitungan uji normalitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4,.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol n
Do
D-tabel α = 0,05
Eksperimen
34
0.19
0.23
Kontrol
30
0.18
0.24
Kelas
Kesimpulan Berdistribusi Normal
Karena Do pada kedua kelas kurang dari D-tabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Varians Setelah kedua kelas pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji
55 homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama (homogen) atau tidak (heterogen). Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji-F. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dikatakan homogen apabila Fhitung ≤ Ftabel dukur pada taraf signifikansi tertentu. Hipotesis yang diajukan dan akan diuji dalam uji Homogenitas ini adalah sebagai berikut: H0 : Varians kedua populasi homogen H1 : Varians kedua populasi tidak homogen Hasil perhitungan untuk kelompok eksperimen diperoleh varians (s 2) = 195.72 dan untuk kelompok kontrol diperoleh varians (s 2) = 129.71, sehingga diperoleh nilai Fhitung = 1.51. Dari tabel distribusi F dengan taraf signifikan α = 0,05 dan db pembilang = 33 dan db penyebut = 29, diperoleh Ftabel = 1.84 karena Fhitung ≤ Ftabel (1.13 ≤ 1.84), maka Ho diterima atau dengan kata lain varians kedua populasi homogen (Lampiran 18) Untuk lebih jelasnya, hasil uji Homogenitas dari kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Varians Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas
n
Varians
Eksperimen
34
195.72
Kontrol
30
129.71
Fhitung
Ftabel α = 0,05
Kesimpulan
1.51
1.84
Ho diterima
Karena Fhitung kurang dari Ftabel (1.51 < 1.84) maka H0 diterima, artinya kedua varians homogen. C. Pengujian Hipotesis Statistik Dari hasil uji prasyarat yang telah dilakukan didapatkan keterangan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji daya perbedaan dua rata – rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan uji t. Kriterian pengujian yang digunakan, yaitu t0 > ttabel maka H0 ditolak diukur pada
56 taraf signifikan tertentu. Hipotesis yang diajukan dan akan diuji dalam uji Hipotesis ini adalah sebagai berikut: H0
: kemampuan koneksi matematik siswa yang dajarkan dengan
strategi Mind Mapping sama dengan atau lebih rendah daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ekpositori H1
: kemampuan koneksi matematik siswa yang dajarkan dengan
strategi Mind Mapping lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ekpositori Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji t maka diperoleh to = 2.65 dan dengan menggunakan formula pada OpenOffice Calc diperoleh nilai ttabel = 1.67 pada taraf signifikasi α = 0,05 dan derajad kebebasan (df) = 62. Diperoleh pula besar pengaruh terhadap kriterium r2 = 0,11. Karena 0.9 < r2 < 0.25 maka pengaruh perlakuan terhadap kriterium tergolong kategori sedang. (Lampiran 19) Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Koneksi Matematik Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Perlakuan
Selisih ( Ȳ1−Ȳ2 )
se
to
ttab
r2
Kesimpulan
Mind Mapping dan ekspositori
8.54
3.22
2.65
1.67
0.11
Tolak H0
Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa t 0 > ttabel (2.65 > 1.67) maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya kemampuan koneksi matematik siswa yang dajarkan dengan strategi Mind Mapping lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ekpositori dan pengaruh terhadap kriterium berada pada kategori sedang. Berikut sketsa kurva hipotesis dengan taraf signifikansi 5%, di tampilkan pada Gambar 4.4.
57
Gambar 4.4 Kurva Uji Perbedaan Parameter Rata-rata Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Gambar 4.4, dapat terlihat bahwa nilai t0 yaitu 2.65 lebih besar dari ttabel = 1.67. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak, sedang H1 diterima. H1 menyatakan bahwa rata-rata kemampuan koneksi matematik pada kelas eksperimen dengan perlakuan strategi Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan perlakuan strategi ekspositori dengan taraf signifikan 5%. Dapat disimpulkan juga dari nilai pengaruh r 2 berada 0.9 < r2 < 0.25 maka pengaruh stategi Mind Mapping terhadap kemampuan koneksi matematik berkategori sedang. D. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil pengujian hipotesis didapatkan bahwa kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi Mind Mapping lebih efektif daripada strategi ekspositori dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematik. Hal ini dikarenakan
pada
strategi
Mind
Mapping
mampu
mendukung
siswa
menghubungkan materi ajar sebelumnya dengan materi ajar yang akan diajarkan. Temuan penelitian ini serupa dengan penelitian sebelumnya oleh S O Adidi Ph. D, yang berkesimpulan bahwa strategi Mind Mapping sebagai self-regulated learning (SLR), Membantu dalam meningkatkan kinerja siswa dalam Bassic Science and Tecnology (BST),1 Selanjutnya, penelitian yang juga serupa dengan 1 S O Adodo, Effect of Mind-Mapping as a Self-Regulated Learning Strategy on Students' Achievement in Basic Science and Technology, Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol. 4, 2013, h. 170.
58 penelitian ini adalah penelitian Made Widiari, A.A Gd. Agung, I Nym. Jampel yang berkesimpulan bahwa hasil belajar matematika kelas eksperimen yang menggunakan metode Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.2 Pada pertemuan pertama pada kelas eksperimen siswa diajarkan materi unsur dan sifat bangun ruang sisi datar kubus, balok, limas dan prisma. Siswa pada kelas eksperimen pada pertemuan pertama diajarkan menggunakan strategi ekspositori. Ini dimaksudkan agar siswa mendapatkan pengetahuan awal yang mencukupi agar nanti dalam pembuatan Mind Mapping dapat berjalan lebih mudah. Pada pertemuan pertama siswa tidak dikelompokkan. Selanjutnya pada pertemuan ke dua siswa diarahkan dan diajarkan membuat Mind Mapping materi sebelumnya, yaitu unsur dan sifat bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma dan limas). Pada awal pembelajaran pertemauan kedua siswa dipecah menjadi 6 kelompok yang heterogen. Selanjutnya disampaikan kepada siswa tentang Mind Mapping, langkah-langkah dan cara pembuatan Mind Mapping. Peneliti membuat contoh Mind Mapping yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari siswa. Selanjutnya tiap kelompok siswa difasilitasi dengan 5 spidol warna dan 1 lembar kertas gambar A3. Tiap kelompok mulai mengerjakan Mind Mapping sifatsifat dan unsur bangun ruang sisi datar. Pada awalnya tiap-tiap kelompok mengalami kesulitan dalam membuat Mind Mapping karena belum terbiasanya siswa dalam membuat Mind Mapping. Kemudian peneliti memberi arahan kepada para siswa tentang penggambaran kata kunci dalam menyimbolkan unsur-unsur bangun ruang sisi datar baik simbol panjang, lebar, tinggi dan peneliti memberikan arahan untuk sketsa diagonal ruang dan bidang diagonal pada suatu bangun ruang sisi datar. Berikut hasil Mind Mapping unsur-unsur bangun ruang sisi datar yang dibuat oleh kelompok 5.
2 Made Widian, A.A. Gd. Agung, I Nym. Jampel, Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Matematika di Sd Gugus IX Kecamatan Buleleng, e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2014, h.10.
59
Gambar 4.5 Hasil Mind Mapping Siswa Kelompok 5 Unsur-unsur dan Sifat Bangun Ruang Sisi Datar Dapat dilihat Mind Mapping kelompok 5 para siswa menggambarkan sebuah mobil sebagai ide sentral dengan memiliki 4 buah cabang atau jalan. Disini para siswa berperan sebagai pengendara mobil yang mencari tempat tujuan apakah ia akan ke kota kubus, kota balok, kota prisma segitiga atau kota limas segitiga. Dimana tiap kota tujuan tersebut memiliki destinasi wisata, dimana destinasi wisata disini digambarkan dengan unsur-unsur bangun ruang tersebut. Dimana tiap destinasi wisata memiliki ikon-ikon atau simbol untuk menggambarkan tiap destinasi wisata yang akan dikunjungi. Dari sini siswa mampu membuat koneksi dari sebuah bangun ruang kepada unsur-unsur bangun ruang tersebut dengan cara yang berbeda, menghubungkan cara berfikir siswa terhadap materi yang dipelajari. Berbeda dengan Mind Mapping yang dibuat kelompok 5, Mind Mapping yang dikerjakan oleh kelompok 1 memiliki anak cabang yang lebih spesifik pada bagian sisi prisma dan limas. Berikut gambar hasil Mind Mapping kelompok 1
60
Gambar 4.6 Hasil Mind Mapping Siswa Kelompok 1 Unsur-unsur dan Sifat Bangun Ruang Sisi Datar Pada Mind Mapping kelompok 1 dapat dilihat pada cabang sisi memiliki cabang lanjutan yaitu cabang sisi alas dan sisi tegak pada bangun ruang prisma dan limas. Selain itu kelompok ini membuat penekanan ketiadaan suatu unsur pada bangun ruang dengan menggunakan kata yang memiliki warna huruf yang berbeda-beda dapat dipahami ini adalah salah satu kesulitan mereka dalam meyimbolkan ketiadaan. Selain siswa diminta untuk membuat Mind Mapping materi pelajaran, siswa juga diajarkan cara menjawab soal dengan menggunakan Mind Mapping. Siswa mulai diajarkan cara menjawab soal dengan Mind Mapping pada pertemuan yang ke lima. Pada pertemuan kelima inilah guru memberikan contoh soal dan pembahasan contoh soal menggunakan Mind Mapping. Pada saat pengerjaan contoh soal yang pertama siswa diperintahkan untuk memperhatikan kemudian, pada pembahasan contoh yang ke dua siswa diminta untuk memandu peneliti dalam menjawab contoh soal dengan Mind Mapping. Hal ini bertujuan agar siswa dapat membuat penyelesaian persoalan dengan Mind Mapping. Dan pada kelas kontrol siswa diajarkan dengan menggunakan metode ekpositori. Siswa kelas
61 kontrol diberikan contoh soal yang sama, namun berbeda dalam penyelesaian masalahnya. Dimana kelas kontrol tidak menggunakan Mind Mapping dalam penyelesaian contoh soal. Berikut penyelesaian soal dengan Mind Mapping pada kelas eksperimen dan penyelesaian dengan cara biasa pada kelas kontrol yang ditunjukkan pada Gambar 4.7a dan 4.7b
Gambar 4.7 a Penyelesaian Soal Dengan Mind Mapping
Gambar 4.7 b Penyelesaian Soal Secara Biasa
62 Gambar 4.8a memperlihatkan sebuah penyelesaian soal dengan menggunakan Mind Mapping dimana siswa membuat 3 cabang pokok berupa cabang informasi (diketahui), cabang pertanyaan (ditanya) dan cabang penyelesaian (jawaban). Dalam pembuatan cabang lanjutan dari cabang pokok tergantung pada banyaknya informasi, banyaknya pertanyaan dan banyaknya jawaban. Seperti Gambar 4.8a dimana sub cabang pokok hanya ada pada cabang informasi, karena informasi yang diterima ada lebih dari 1 informasi maka diperlukannya sub cabang utama, dalam sub cabang tersebut juga terdapat pensimbolan untuk definisi masingmasing informasi, seperti panjang berupa garis horizontal, tinggi garis vertikal dan lebar garis yang miring. Dan pada cabang pertanyaan tidak memiliki sub cabang dikarenakan tidak adanya informasi yang kurang dan pertanyaannya tidak ganda. Sedang pada cabang penyelesaian siswa tidak membuat sub cabang ini mungkin dikarenakan siswa belum terlalu paham dalam pebuatan sub cabang. Gambar 4.8b menunjukkan penyelesaian menggunakan cara biasa dimana siswa menyusun jawaban dengan cara mendaftar dimulai dari mendaftar informasi, pertanyaan dan jawaban. Siswa cenderung menjawab dengan pola teratur, lain halnya dengan Mind Mapping siswa dapat menentukan tata letak informasi, pertanyaan dan penyelesaian sesuai dengan ide masing-masing siswa dengan syarat 3 hal tersebut merupakan cabang utama dari gagasan atau ide utama. Pada akhir pertemuan dilakukan tes akhir kemampuan koneksi matematik untuk kelas kontrol dan eksperimen berjumlah 6 soal yang terdiri dari 2 indikator. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan post-test dengan soal yang sama. Adapun indikator koneksi matematik, yaitu: 1. Mengkoneksi antar konsep matematika 2. Mengkoneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Berikut ini perbandingan serta gambaran umum hasil penelitian mengenai kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Indikator 1 : Koneksi antar konsep matematika Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai kemampuan koneksi matematik pada materi bangun ruang sisi datar indikator koneksi antar konsep
63 matematika, secara umum siswa kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik daipada siswa kelas kontrol. Sebagai contoh pada soal nomor 1 dengan indikator koneksi antar konsep matematika. Dimana soal ini terkalsifikasi pada tingkat soal yang sulit. Siswa kelas eksperimen menjawab dengan memaparkan koneksi yang baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Sebagai contoh pada butir soal 1 Soal (1) Volume sebuah kubus sama dengan volume balok yaitu 8.000 cm 3. Diketahui panjang balok dua kali panjang kubus dan tinggi balok setengah kali lebar balok. Tentukanlah luas seluruh permukaan balok. Pada butir soal ini kebanyakan siswa kelas kontrol dan eksperimen menjawab soal dengan tidak tepat. Dimana kelas kontrol banyak sekali yang tidak dapat menjawab soal ini, sedangkan kelas eksperimen sebagian besar dapat menjawab soal tersebut. Berikut hasil perolehan skor siswa kelas kontrol dan eksperimen untuk soal nomor 1: Tabel 4.12 Perolehan Skor Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Indikator 1 Nomor 1 Kelas Kontrol Eksperimen
Banyak Siswa yang Memperoleh Skor 4 3 2 1 0 0 0 0 7 23 1 0 13 14 6
Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dalam kelas kontrol tidak ada siswa mendapat skor 4 (Dapat membuat koneksi dengan baik, proses pengerjaan (perhitungan) baik, jawaban tepat) begitu pula dengan skor 3 (Dapat membuat koneksi dengan baik, namun terdapat kesalahan dalam proses perhitungan, jawaban tidak tepat) dan 2 (Kurang tepat dalam membuat koneksi, jawaban tepat). sedangkan pada skor 1 (Kurang tepat dalam membuat koneksi, jawaban tidak tepat) dan 0 (Tidak menjawab soal ) terdapat 7 orang siswa memperoleh skor 1 dan 23 siswa lainnya memperoleh skor 0 atau tidak menjawab soal tersebut. Sedang pada kelas eksperimen 1 siswa memperoleh skor 4, 13 siswa mendapat skor 2, 14 siswa mendapat skor 1 dan selainnya yaitu 6 siswa tidak menjawab soal
64 tersebut. Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari kelas ekperimen mendapat skor 2 dan 1. Rata-rata siswa yang mendapat skor 1 dapat menemukan nilai panjang jari-jari kubus dengan menggunakan rumus volume kubus (V=s 3) dengan mencari bilangan yang berpangkat 3 dengan hasil volume yang diketahui, namun banyak siswa yang terhenti dalam membuat dan mencari hubungan antara volume balok dan volume kubus, mereka terhenti pada proses pensubtitusian nilai panjang, lebar dan tinggi balok sehingga proses pengerjaan tidak tuntas sampai menemukan luas permukaan balok. Sebagian siswa yang mendapat skor 2 dapat menemukan nilai panjang jari-jari kubus dengan menggunakan rumus volume kubus (V=s3) dengan mencari bilangan yang berpangkat 3 dengan hasil volume yang diketahui, kemudian mereka dapat menentukan nilai panjang balok (p=2xr) dengan mensubtitusikan nilai panjang rusuk kubus, setelah itu mereka mampu menemukan lebar dan tinggi balok tanpa melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus volume balok. Mereka menentukan lebar secara tepat dan menentukan tinggi dengan menggunakan pernyataan yang diketahui (t = 1/2 lebar balok), kemudian mereka menentukan luas permukaan balok dengan mensubtitusi nilai panjang, lebar dan tinggi balok pada rumus luas permukaan, dan mendapat hasil jawaban yang tepat. Kemudian seorang siswa kelas eksperimen mampu mendapat skor 4, dimana ia dapat menentukan panjang rusuk balok menggunakan rumus volume balok dengan mencari akar pangkat 3, kemudian ia dapat menentukan nilai panjang balok dengan mensubtitusikan nilai panjang rusuk kubus, kemudian menentukan nilai lebar balok dengan mengkoneksikan rumus volume balok dan mendapatkan nilai lebar balok, lalu mencari tinggi balok dengan mensubtitusikan nilai lebar balok dan dapat menentukan luas permukaan balok dengan menggunakan perhitungan dan hasil yang tepat. Beberapa siswa kelas kontrol mendapat skor 1, dimana mereka dapat menemukan nilai panjang jari-jari kubus dengan menggunakan rumus volume kubus (V=s3) dengan mencari bilangan yang berpangkat 3 dengan hasil volume yang diketahui, kemudian mereka dapat menentukan nilai panjang balok (p=2xr) dengan mensubtitusikan nilai panjang rusuk kubus, setelah itu mereka mampu
65 menemukan lebar dan tinggi balok tanpa melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus volume balok. Mereka menentukan lebar secara tepat dan menentukan tinggi dengan menggunakan pernyataan yang diketahui (t = 1/2 lebar balok), kemudian mereka menentukan luas permukaan balok dengan mensubtitusi nilai panjang, lebar dan tinggi balok pada rumus luas permukaan, namun salah dalam proses perhitungan dan hasilnya tidak tepat. Sebagian besar siswa kelas eksperimen mendapat skor 0, dimana mereka hanya mampu menyebutkan keterangan-keterangan yang diketahui dan tidak mencoba untuk membuat koneksi antara volume kubus dan volume balok. Jika dianalisis pada tiap butir soal koneksi internal kelas eksperimen selalu mandapat rata-rata skor yang lebih tinggi diandingkan dengan kelas kontrol, berikut diberikan hasil rekapitulasi rata-rata skor koneksi internal untuk tiap soalnya: Tabel 4.13 Hasil Rata-rata Skor Indikator 1 Kelas Kontrol Eksperimen
Rata-rata skor soal 1 4 5 0.23 3.43 1.80 1.29 3.74 2.65
Secara umum skor rata-rata kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan besar rata-rata skor kelas eksperimen 63,97 dan skor rata-rata kelas kontrol 45,56. Indikator 2 : Koneksi matematik dengan kehidupan sehari-hari Pada pembahasan sebelumnya telah dipaparkan bahwa pada indikator ke dua kelas kontrol lebih tinggi persentase ketercapaiannya, yakni 73,89% dan kelas eksperimen sebesar 72.55%. Dimana kemampuan koneksi matematika dengan kehidupan kelas eksperimen lebih rendah. Ini dapat terjadi karena siswa sudah melakukan koneksi dengan baik namun hasil dari perhitungan siswa tidak tepat. Dan siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat menjawab soal koneksi tersebut dengan baik.
66 Sebagai contoh pada butir soal nomor 3 Soal (3) Sebuah lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 40 m dan lebar 50 m. Lapangan tersebut digenangi air setinggi 20 cm. Berapakan biaya yang harus di keluarkan untuk menguras air di lapangan tersebut, jika biaya pengurasan itu Rp.50 per liter. Pada butir soal ini kebanyakan siswa kelas kontrol menjawab soal dengan tepat dan kelas eksperimen menjawab soal tidak tepat. Pada kelas ini pula terlihat bahwa kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen dan kelas kontrol tergambarkan Berikut hasil perolehan skor siswa kelas kontrol dan eksperimen untuk soal nomor 3: Tabel 4.14 Perolehan Skor Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Indikator 2 Nomor 3 Kelas Kontrol Eksperimen
Banyak Siswa yang Memperoleh Skor 4 3 2 1 0 22 6 1 1 0 10 19 0 5 0
Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dalam kelas kontrol sebayak 22 siswa (73,3%) memperoleh skor 4, 6 siswa (20%) memperoleh skor 3, 1 siswa (3,3%) memperoleh skor 2, 1 siswa (3,3%) memperoleh skor 1 dan tidak ada siswa yang tidak menjawab soal. Sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak 10 siswa (29,4%) memperoleh skor 4, 19 siswa (59,9%) memperoleh skor 3, 5 siswa (14,7%) memperoleh skor 1 dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 2 ataupun tidak menjawab soal. Dari data di atas dapat terlihat bahwa dari masing-masing kelas tidak ada yang mendapat skor 0. Sebagian besar kelas kontrol memperoleh skor 4, mereka dapat mengkonversi satuan panjang centimeter menjadi satuan meter dan menentukan nilai volume air yang menggenangi lapangan dengan menggunakan volume balok dan melakukan operasi hitung antara bilangan bulat dan bilangan desimal dengan tepat, kemudian mereka dapat mengkonversi satuan meter kubik (m 3) menjadi liter (dm3), kemudian menghitung biaya pengurasan lapangan dengan mengalikan
67 volume air dengan biaya pengurasan per-liter dan mendapatkan total biaya yang diperlukan untuk menguras lapangan dengan tepat. Sedangkan pada kelas eksperimen banyak siswa yang mendapat skor 3, dimana mereka dapat mengkonversi satuan panjang centimeter menjadi satuan meter dan menentukan nilai volume air yang menggenangi lapangan dengan menggunakan volume balok, namun pada proses perhitungan volume air mereka mengalami kesalahan dalam proses perhitungan antara bilangan bulat dengan bilangan desimal sehingga memperoleh volume air yang salah. Namun mereka dapat mengkonversi satuan meter kubik (m3) menjadi liter (dm3), kemudian menghitung biaya pengurasan lapangan dengan mengkalikan volume air dengan biaya pengurasan peliter, karena volume yang didapatkan salah maka hasil dari biaya yang diperlukan salah pula. Berikut salah satu jawaban dari kelas eksperimen yang salah dalam proses perkalian antara bilangan bulat dan bilangan desimal pada Gambar 4.10 di tandai dengan kota berwarna merah.
Gambar 4.8 Kesalahan Perkalian Pada Kelas Eksperimen Kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan strategi Mind Mapping mampu membuat koneksi dengan baik, karena strategi Mind Mapping lebih berfokus membuat hubungan-hubungan satu dengan yang lain. Mind Mapping layaknya jalan raya dalam satu kota Mind Mapping berfokus menjadi peta bukan menjadi kendaraan, maksudnya Mind Mapping hanya memfasilitasi dalam membuat hubungan-hubungan (koneksi) bukan memfasilitasi kemampuan berhitung siswa. Kesalahan siswa dalam perhitungan dapat diakibatkan proses
68 perhitungan siswa yang terlalu terburu-buru, terbiasanya menggunakan soal-soal bilangan bulat, kemampuan perhitungan desimal siswa yang rendah atau hal lainnya. Jika dianalisis pada tiap butir soal koneksi eksternal hanya pada no 3 kelas kontrol memperoleh skor tinggi di bandingkan kelas eksperimen, berikut diberikan hasil rekapitulasi rata – rata skor koneksi eksternal untuk tiap soalnya: Tabel 4.15 Hasil Rata – Rata Skor Indikator 2 Kelas Kontrol Eksperimen
Rata – rata skor soal 2 3 6 3.50 3.63 1.73 3.88 3.00 1.82
Pada soal nomor 3 kelas kontrol memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen, ini dikarenakan banyak siswa pada kelas kontrol memperoleh skor 4, sedangkan pada kelas eksperimen siswa lebih banyak mendapat skor 3 karena kesalahan dalam proses perhitungan bukan pada rendahnya kemampuan koneksi matematik siswa. Dari Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa pada soal nomor 2 dan 6 kelas eksperimen memiliki rata-rata yang lebih tinggi dari kelas eksperimen dan hanya pada soal no 3 kelas kontrol lebih tinggi. Peneliti temukan bahwa pada soal nomor 2 dan 6 pengerjaan operasi hitung hanya berupa perkalian antar bilangan bulat, dan hanya pada soal nomor 3 terdapat operasi perhitungan antara bilangan bulat dan desimal. Berikut gambar jawaban siswa pada soal nomor 2, 6 dan 3 yang memiliki kesamaan perhitungan namun berbeda jenis perkalian bilangannya.
Gambar 4.9 Jawaban Soal Nomor 2
69
Gambar 4.10 Jawaban Soal nomor 6
Gambar 4.11 Jawaban Soal Nomor 3 Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa kemampuan koneksi eksternal kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol pada soal nomor 2 dan nomor 6, namun pada soal nomor 3 yang melibatkan operasi bilangan desimal kelas eksperimen melakukan kesalahan dalam proses perhitungan yang menyebabkan kelas kontrol memiliki nilai skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil deskripsi data dapat kita lihat nilai rata-rata ketercapaian kemampuan koneksi (koneksi internal dan eksternal) kelas eksperimen sebesar 68.28%, dan nilai ketercapaian kemampuan koneksi (koneksi internal dan eksternal) matematik kelas kontrol sebesar 59.72%. Hal ini sejalan dengan hasil hipotesis dimana H1 diterima, dimana hipotesis H1 adalah rata-rata kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan koneksi matematik kelas kontrol. Hasil ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Astrid Brickmann
70 bahwa: New concepts may be introduced by mind maps (Konsep baru dapat diperkenalkan oleh peta pikiran)3 dan juga sejalan dengan pendapat Michael Micalko bahwa Mind Maps dapat Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah.4 Dari pembahasan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi Mind Mapping dapat mengingkatkan kemampuan koneksi matematik khususnya pada indikator koneksi internal. E. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian, masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat dikendalikan sehingga hasil dari penelitian inipun mempunyai keterbatasan. Hal tersebut antara lain: 1. Perlakuan ini hanya dilakukan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain. 2. Pembelajaran dengan strategi Mind Mapping membutuhkan perlengkapan dan kesiapan yang cukup banyak, sehingga memakan waktu yang cukup lama 3. Pola atau jalan pembuatan dan penyelesaian soal dengan Mind Mapping yang dilakukan siswa masih mengikuti contoh pembuatan Mind Mapping dan penyelesaian soal dengan Mind Mapping yang peneliti buat. 4. Pada pembelajaran peneliti masih belum mampu memadukan Lembar Kerja Siswa yang digabungkan dengan strategi Mind Mapping. 5. Penggunaan strategi Mind Mapping pada awal pertemuan masih menggunakan strategi ekspositori saat penyampaian materi pelajaran. 6. Peneliti belum maksimal dalam membuat RPP yang sesuai dengan strategi Mind Mapping
3 Astrid Brinkmann, Graphical Knowledge Display – Mind Mapping and Concept Mapping as Efficient Tools in Mathematics Education, Mathematics Education Review, April, 2013, p. 40. 4 Tonny Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), Cet. 12, h. 6.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dalam penelitian mengenai strategi Mind Mapping terhadap kemampuan koneksi matematik diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan strategi Mind Mapping memiliki nilai rata-rata 68,26. tingkat indikator kemampuan koneksi matematik yang paling baik adalah pada indikator koneksi eksternal dengan skor rata-rata 72,55 dan pada indikator koneksi internal 63,97. 2. Kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan metode ekpositori memiliki nilai rata-rata 59,72. Tingkat indikator kemampuan koneksi matematik yang paling baik adalah pada indikator koneksi eksternal dengan skor rata-rata 73,89 dan pada indikator koneksi internal 45,56. 3. Kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan strategi Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan dengan koneksi matematik yang diajarkan dengan metode ekpositori. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan hipotesis diperoleh t0 > ttab (2,65 > 1,67). B. Saran Dari hasil penelitian dan kesimpulan pada penelitian ini, terdapat beberapa saran penulis kepada beberapa pihak: 1. Bagi siswa Berdasarkan hasil penelitian hasil Mind Mapping dapat dijadikan sarana untuk mereview pelajaran dengan cara yang berbeda. 2. Bagi guru a. Berdasarkan hasil penelitian, siswa yang diajarkan strategi Mind Mapping memiliki kemampuan koneksi matematik yang lebih tinggi. Sehingga
strategi
ini
dapat
dijadikan
matematika yang dapat diterapkan oleh guru. 71
alternatif
pembelajaran
72 b. Perlunya manajemen waktu seefektif mungkin agar dalam penggunaan strategi Mind mapping dapat dilaksanakan secara maksimal. c. Sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan koneksi antar konsep dalam pembelajaran. 3. Bagi sekolah Berdasarkan hasil penelitian ini, pihak sekolah dapat menjadikan strategi Mind Mapping dalam pembelajaran lainnya. 4. Bagi Penulis Menerapkan strategi Mind Mapping pada tiap pokok materi pembelajaran matematika 5. Bagi Pembaca a. Umum Dari hasil penelitian yang didapat dapat dijadikan sebagai wawasan tambahan untuk pembaca b. Mahasiswa •
Dari hasil penelitian ini mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut baiknya memadukan strategi ini dengan Lembar Kerja serta menguatkan kemampuan berhitung antara bilangan bulat dan desimal.
•
Mahasiswa yang ingin melakukan penelitian dengan strategi Mind Mapping disarankan melakukan tes awal
•
Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat menerapkan strategi Mind Mapping pada masalah-masalah yang lebih variatif
DAFTAR PUSTAKA Ali, Febrialdi Rusli Umar. “Siswa Indonesia Peringkat 64 dari 65 Negara, Tapi Paling Bahagia di Dunia”, (http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/06/siswa-indonesia-palingbahagia-di-dunia-615696.html), 2016. Anita, Ika Wahyu. Pengaruh Kecemasan Matematika (MATHEMATICS Anxiety) Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp, Infinity Jurnal Ilmiah, Vol 3, February 2014. Arikuto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi ke-2, Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Brinkmann, Astrid. Graphical Knowledge Display – Mind Mapping and Concept Mapping as Efficient Tools in Mathematics Education, Mathematics Education Review, April, 2013. -------. “Knowledge maps-Tools For Building Struckture In Mathematics”, http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/brinkmann.pdf, 2016. Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map, Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama, 2013. Cathcart. W. George. Learning Mathematics in Elementary and Middle Schools, Canada: Pearson Education, 2004. Frederick J. Gravetter and larry B. Wallnau, Statistics for The Behavioral Science, 9th Ed, USA: Wadsworth Publishing, 2013. Gunawan, Ridwan Panji. “Kemampuan Koneksi Matematik”, http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/kemampuan-koneksimatematik.html, 2016. Ibrohim, Sara Ta'limuta'alim Karya Zarnuzi, Semarang: Pustaka Alalawiyah Semarang, 1414 H / 1983. Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/ Lisrel dalam Penelitian, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2015. Laili, “Model Pembelajaran Sastra dengan Metode Mind Maps 'Peta Pikiran' untuk Peningkatan Daya Berfikir Kreatif dan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Sekolah Dasar”, http://cahayalaili.blogspot.co.id/2011/05/modelpembelajaran-sastra-dengan-metode.html, 2016. Lopulalan, Dicky. “Belajar Paling Baik, Mempraktekkan dan Mengajarkan!”, http://www.dickylopulalan.com/2012/06/belajar-paling-baikmempraktekkan.html, 2016.
73
74 Made widiari, A.A. Gd. Agung, I Nym. Jampel, Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Matematika di SD Gugus IX Kecamatan Buleleng, e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan, Vol. 2, 2014. NCTM, Principles and Standards for School Mathematics, Reston: NCTM, 2000 OECD, “FIRST RESULTS FROM PISA 2003 Executive Summary”, www.oecd.org, 2016. -------, “PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow's World Executive Summary”, www.oecd.org, 2016. -------, “PISA 2009 Result : Executive Summary”, ww w.oecd.org, 2016. -------, “PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and what they can do with what they know”, www.oecd.org, 2016. Prasetyaningtyas, Fitria Dwi. “Strategi Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPS Di SD”, http://fitriadp.blogspot.co.id/2013/05/strategi-pembelajaran-mindmapping.html, 2016. Rendya Logina Linto,Sri ElniatiYusmet Rizal, Kemampuan Koneksi Matematis Dan Metode Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Peta Pikiran, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, 2012. Rochman dkk. Rujukan Filsafat, Teori dan Praktis Ilmu Pendidikan. Bandung: Upi press, 2007 Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana, Cet.V, 2008 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta, Cet.X, 2010. Suhendra, dkk., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007 S O Adodo, Effect of Mind-Mapping as a Self-Regulated Learning Strategy on Students' Achievement in Basic Science and Technology, Mediterranean Journal of Social Sciences Vol. 4, 2013. Swadarma, Doni. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum, Jakarta: PT Gramedia, 2013.
Lampiran 1
75 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 1 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kopetensi Dasar
: 5. 1. Mengidentifikasi sifat -sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya.
A) Indikator 5.1.1 Menentukan unsur – unsur kubus, balok, prisma dan limas 5.1.2 Menentukan sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas 5.1.3 Menghitung nilai diagonal sisi pada kubus dan balok. B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur kubus, balok, prisma dan limas. 2) Siswa dapat menyebutkan sifat -sifat kubus, balok, prisma dan limas 3) Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi pada kubus dan balok. C) Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran ekspossitori D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
Lampiran 1
76
E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang topik yang akan diajarkan. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi sifat – sifat dan unsur – unsur kubus, balok, prisma dan limas. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masingmasing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah. c) Kegiatan Penutup
Lampiran 1
77
1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol warna – warni, peenggaris, busur, jangka, kertas
HVS, LKS Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Lampiran 1
78
G
F
H
E
D A
Dari gambar kubus disamping, tentukan : a. panjang rusuk BC b. panjang diagonal bidang AC c. panjang diagonal ruang AF
C B
Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 1
79 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 2 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 1 Mengidentifikasi sifat -sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian - bagiannya
A) Indikator 5.1.1 Menentukan unsur – unsur kubus, balok, prisma dan limas 5.1.2 Menentukan sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas 5.1.3 Menghitung nilai diagonal sisi pada kubus dan balok. B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur kubus, balok, prisma dan limas. 2) Siswa dapat menyebutkan sifat -sifat kubus, balok, prisma dan limas 3) Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi pada kubus dan balok. C) Strategi Pembelajaran Strategi Mind Mapping D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
Lampiran 1
80
E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) 1) Guru Mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pengenalan tentang mind mapping dengan membuat contoh mind mapping secara langsung tentang kegiatan sehari – hari. 2) Elaborasi a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. b. Guru memerintahkan siswa untuk membuat Mind mapping tentang materi sifat – sifat bangun ruang sisi datar c. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya. d. Masing – masing kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil mind maping yang telah mereka kerjakan. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Guru memberi soal latihan jika waktu masih mencukupi atau memberikan PR kepada siswa. c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol warna – warni, penggaris, kertas Karton.
Sumber Belajar
Lampiran 1 •
81
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Pada pelajaran matematika, siswa diminta menentukan nama 2 bangun ruang. Dimana bangun-1 memiliki 5 sisi dan bangun-2 memiliki 6 sisi, bangun-1 tidak memiliki diagonal ruang sedang bangun-2 memiliki diagonal ruang, bangun-1 dan-2 memiliki titik sudut, bangun-2 punya 12 rusuk sedang bangun-1 memiliki 9 rusuk. Bangun-2 memiliki diagonal bidang yang sama panjang di setiap sisinya dan bangun-1 memiliki alas dan atap yang kongruen Seorang pelajar ingin membuat kerangka balok yang memiliki ukuran p= 6 cm, l= 3cm dan t= 4 cm. Tentukan a. berapa total panjang lidih yang diperlukan oleh pelajar tersebut
Lampiran 1
82
b. berapa uang yang diperlukan untuk membeli lidih tersebut jika harga lidih Rp. 1.000 per 10 cm.
Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 1
83 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 3 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 2 Membuat jaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas.
A) Indikator 5.2.1 Membuat jaring - jaring kubus, balok, prisma dan limas 5.2.2 Memberikan beberapa contoh jaring -jaring kubus, balok, prisma dan limas. B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat membuat jaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas 2) Siswa dapat memberikan beberapa contoh jaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas. C) Strategi pembelajaran Strategi Mind Mapping D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Lampiran 1
84
1) Guru Mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang topik yang akan diajarkan. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi Jaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru 2) Elaborasi a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok b. Masing – masing kelompok membuat Mind mapping jaring – jaring bangun ruang c. Salah satu kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil Mind mappingnya. d. Kelompok lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Guru memberi soal latihan jika waktu masih mencukupi atau memberikan PR kepada siswa.. c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol warna – warni, peenggaris, kertas Karton, LKS
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Lampiran 1
85
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE) •
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Buatlah 2 kemungkinan jaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas dengan panjang yang ditentukan sendiri. Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 1
86 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 4 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 1 Mengidentifikasi sifat -sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian – bagiannya 5. 2 Membuat jaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas.
A) Indikator 5.1.1 Menghitung nilai tinggi sisi tegak limas 5.1.1 Menghitung panjang diagoonal bidang 5.2.1 Membuat jaring - jaring kubus, balok, prisma dan limas 5.2.2 Memberikan beberapa contoh jaring -jaring kubus, balok, prisma dan limas. B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menghitug bilai tinggi limas 2) Siswa dapat mengitung panjang diagonal bidang 3) Siswa dapat membuat jaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas 4) Siswa dapat memberikan beberapa contoh jaaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas.
C) Strategi pembelajaran
Lampiran 1
87
Strategi pembelajaran ekpositori D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) 1) Guru Mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang topik yanng akan diajarkan. b. Guru melakukan proses pengulangan pembelajaran materi sifat dan Jaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas. c. Guru membahas contoh soal 2) Elaborasi a. Guru memberi soal dipapan tulis b. Guru memerintahkan siswa mengerjakan soal latihan c. Jika waktu memungkinkan siswa diminta uyntuk mengerjakan soal di papan tulis 3) Konfirmasi a. Guru meluruskan kesalahan pemahaman dalam pengerjaan soaldan pada materi yang diulang c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Lampiran 1
88
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Buatlah 2 kemungkinan jaring – jaring kubus, balok, prisma dan limas dengan panjang yang ditentukan sendiri. T
D A
Sebuah limas memiliki alas berbentuk persegi dengan rusuk 40 cm dan tinggi 15 cm. Tentukanlah tinggi sisi tegaknnya. C E B
Lampiran 1
89
balok memiliki ukuran ( 3 x 4 x 6). tentukan berapa panjang diagonal bidang alas balok tersebut. Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 1
90 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 5 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan Limas
A) Indikator 5.3.1 Menentukan Luas Permukaan kubus, balok, prisma dan limas 5.3.2 Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menentukan Luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas. 2) Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas C) Strategi pembelajaran Strategi ekspositori D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Lampiran 1
91
1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang topik yang akan diajarkan. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi Luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah. c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
Lampiran 1
92
F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Sebuah kubus panjang setiap rusuknya 8 cm. Tentukan luas permukaan kubus tersebut. Sebuah balok berukuran (6 cm x 5 cm x 4 cm). Tentukan luas permukaan balok. Suatu prisma alasnya berbentuk segitiga siku – siku dengan panjang sisi 6
Lampiran 1
93
cm, 8 cm, dan 10 cm. Serta tinggi prisma 12 cm. Tanpa menggambar terlebih dahulu, tentukan luas permukaan prisma Diketahui alas sebuah limas T. ABCD berbentuk persegi dengan panjang rusuk 10 cm dan tinggi limas 12 cm. Hitunglah luas permukaan limas.
Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 1
94 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 6 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
A) Indikator 5.3.1 Menentukan Luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas 5.3.2 Menghitung Luas Permukaan kubus, balok, prisma dan limas B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menentukan luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas. 2) Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas C) Strategi pembelajaran Strategi Mind Mapping D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) 1) Guru Mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, mengabsen)
Lampiran 1
95
2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan 2 Contoh soal b. Guru secara individu membahas contoh soal yang pertama dengan menggunakan mind mapping c. Siswa memperhatikan d. Guru membahas contoh soal yang kedua bersama – sama dengan para siswa menggunakan mind mapping. 2) Elaborasi a. Guru memberi soal di papan tulis b. Guru memerintahkan siswa untuk mengerjakan soal dengan menggunakan Mind mapping. c. Siswa di perbolehkan berdiskusi dengan teman sebangkunya. d. Jika waktu memungkinkan salah seorang siswa di minta maju kedepan untuk membahas jawaban soal. 3) Konfirmasi a. Guru meluruskan kesalahan pemahaman dalam pengerjaan soal dan pada materi yang telah diajarkan. c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol warna – warni, penggaris, kertas Karton.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Lampiran 1
96
2008. (BSE) •
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
sebuah prisma alasnya berbentuk segitiga siku – siku dengan panjang sisi siku – siku 3 cm dan 4 cm dan tinggi rusuk tegak prisma 10 cm. Tanpa menggambar tentukan luas permukaan prisma. Sebuah kubus memiliki luas permukaan 150 cm2. Tantukan panjang rusuk kubus tersebut. Tantukan tinggi balok jika luas permukaannya 2350 cm2. Dan panjangnya 25 cm seta lebarnya 20 cm.
Lampiran 1 Tangerang Selatan,
97 April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 1
98 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 7 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan Limas
A) Indikator 5.3.1 Menentukan Volume kubus, balok, prisma dan limas 5.3.2 Menghitung Volume kubus, balok, prisma dan limas B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menentukan Volume kubus, balok, prisma dan limas. 2) Siswa dapat menghitung Volume kubus, balok, prisma dan limas C) Strategi pembelajaran Strategi ekspossitori D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen)
Lampiran 1
99
2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang Isi (volume). b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi Volume kubus, balok, prisma dan limas. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah. c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Lampiran 1
100
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Sebuah limas segi empat dengan panjang alas 15 cm dan lebar alas 9 cm. Tentukan voluma limas jika tinggi = 12 cm. Sebuah prisma memiliki luas alas 84 cm2. Jika tinggi prisma tersebut adalah 17 cm. Volumenya adalah .... sebuah balok memiliki ukuran panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 9 cm. Tentukanlah volume balok tersebut.
Lampiran 1 Tangerang Selatan,
101 April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 1
102 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 7 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 8 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
A) Indikator 5.3.1 Menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas 5.3.2 Mengkoneksi konsep volume bangun ruang sisi darat dengan luas .........permukaan bagun ruang sisi datar 5.3.3 Mengkoneksi konsep Volume kedalam kehidupan sehari – hari B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas 2) Siswa dapat mengkoneksi konsep volume bangun ruang sisi datar dengan luas permukaan bangun ruang sisi datar 3) Siswa dapat mengkoneksi konsep volume kedalam kehidupan sehari – hari. C) Strategi pembelajaran Strategi Mind Mapping
D) Materi Ajar
Lampiran 1
103
Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) 1) Guru Mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan 2 Contoh soal b. Guru secara individu membahas contoh soal yang pertama dengan menggunakan mind mapping c. Siswa memperhatikan d. Guru membahas contoh soal yang kedua bersama – sama dengan para siswa menggunakan mind mapping. 2) Elaborasi a. Guru memberi soal di papan tulis b. Guru memerintahkan siswa untuk mengerjakan soal dengan menggunakan Mind mapping. c. Siswa di perbolehkan berdiskusi dengan teman sebangkunya. d. Jika waktu memungkinkan salah seorang siswa di minta maju kedepan untuk membahas jawaban soal. 3) Konfirmasi a. Guru meluruskan kesalahan pemahaman dalam pengerjaan soal dan pada materi yang telah diajarkan. c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol warna – warni, penggaris, kertas Karton.
Lampiran 1
104
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Volume kubus yang luas permukaannya 1.014 cm2 adalah .... diketahui volume suatu balok 154 cm3. Tingginya 11 cm dan lebarnya 2 cm. Tentukanlah: a. panjang balok b. luas permukaaan balok. Suatu bak berbentuk balok memiliki panjang 15 cm, lebar 4 cm dan tinggi 12 cm. Tentukanlah: a. Volume air dalam bak tersebut
Lampiran 1
105
b. biaya pengisian air jika harga air Rp. 10 per cm3 Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 2
106 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 1 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 1 Mengidentifikasi sifat -sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian – bagiannya 5. 2 Membuat jaring – jaring kubus, balik, prisma dan limas
A) Indikator 5.1.1 Menentukan unsur – unsur kubus. 5.1.2 Menentukan sifat-sifat kubus. 5.1.3 Menghitung nilai diagonal sisi pada kubus 5.2.1 Membuat jaring – jaring kubus B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur kubus. 2) Siswa dapat menyebutkan sifat -sifat kubus. 3) Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi pada kubus. 4) Siswa dapat membuat jaring – jaring kubus. C) Strategi Pembelajaran Strategi ekspossitori
Lampiran 2
107
D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang sifat, unsur dan jaring – jaring kubus. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi sifat, unsur – unsur dan jaring - jaring kubus. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang
Lampiran 2
108 diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah.
c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Lampiran 2
109
G
F
H
E
D A
Dari gambar kubus disamping, tentukan : a. panjang rusuk BC b. panjang diagonal bidang AC c. panjang diagonal ruang AF
C B
Buatlah 2 kemungkinan jaring – jaring yang membentuk kubus. Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 2
110 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 2 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
A) Indikator 5.3.1 Menentukan luas permukaan kubus. 5.3.2 Menentukan volume kubus. 5.3.3 Menghitung luas permukaan kubus 5.3.4 Menghitung volume kubus B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menentukan luas permukaan kubus. 2) Siswa dapat menentukan Volume kubus. 3) Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus. 4) Siswa dapat menghitung volume kubus. C) Strategi Pembelajaran Strategi ekspossitori D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
Lampiran 2
111
E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang luas permukaan dan volume kubus. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi luas permukaan dan volume kubus. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah.
Lampiran 2
112
c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Sebuah kubus panjang setiap rusuknya 8 cm. Tentukan luas permukaan kubus tersebut. Sebuah kubus memiiki panjang rusuk 10 cm. Tentukanlah volume kubus
Lampiran 2
113
tersebut Sebuah kubus memiliki luas permukaan 150 cm2. Tantukan panjang rusuk kubus tersebut. Volume kubus yang luas permukaannya 1.014 cm2 adalah .... Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 2
114 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 3 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 1 Mengidentifikasi sifat -sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian – bagiannya 5. 2 Membuat jaring – jaring kubus, balik, prisma dan limas
A) Indikator 5.1.1 Menentukan unsur – unsur balok. 5.1.2 Menentukan sifat-sifat balok. 5.1.3 Menghitung nilai diagonal sisi pada balok 5.2.1 Membuat jaring – jaring balok B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur balok. 2) Siswa dapat menyebutkan sifat -sifat balok. 3) Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi pada balok. 4) Siswa dapat membuat jaring – jaring balok. C) Strategi pembelajaran Strategi ekspossitori
Lampiran 2
115
D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang sifat, unsur dan jaring – jaring balok. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi sifat, unsur – unsur dan jaring - jaring balok. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang
Lampiran 2
116 diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah.
c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
balok memiliki ukuran ( 3 x 4 x 6). tentukan berapa panjang diagonal bidang alas balok tersebut.
Lampiran 2
117
Buatlah 2 kemungkinan jaring – jaring balok dengan ukuran yang ditentukan sendiri.
Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 2
118 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 4 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
A) Indikator 5.3.1 Menentukan luas permukaan balok. 5.3.2 Menentukan volume balok. 5.3.3 Menghitung luas permukaan balok 5.3.4 Menghitung volume balok. B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menentukan luas permukaan balok. 2) Siswa dapat menentukan Volume balok. 3) Siswa dapat menghitung luas permukaan balok. 4) Siswa dapat menghitung volume balok. C) Strategi Pembelajaran Strategi ekspossitori D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
Lampiran 2
119
E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang luas permukaan dan volume balok. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi luas permukaan dan volume balok. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah.
Lampiran 2
120
c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Sebuah balok berukuran (6 cm x 5 cm x 4 cm). Tentukan luas permukaan balok. sebuah balok memiliki ukuran panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 9 cm.
Lampiran 2
121
Tentukanlah volume balok tersebut. Tantukan tinggi balok jika luas permukaannya 2350 cm2. Dan panjangnya 25 cm seta lebarnya 20 cm. Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 2
122 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 5 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 1 Mengidentifikasi sifat -sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya 5. 2 Membuat jaring – jaring kubus, balik, prisma dan limas
A) Indikator 5.1.1 Menentukan unsur – unsur prisma. 5.1.2 Menentukan sifat-sifat prisma. 5.1.3 Menghitung nilai diagonal sisi pada prisma. 5.2.1 Membuat jaring – jaring prisma. B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur prisma. 2) Siswa dapat menyebutkan sifat -sifat prisma. 3) Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi pada prisma. 4) Siswa dapat membuat jaring – jaring prisma. C) Strategi Pembelajaran Strategi ekspossitori
Lampiran 2
123
D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang sifat, unsur dan jaring – jaring prisma. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi sifat, unsur – unsur dan jaring - jaring prisma. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi
Lampiran 2
124
a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah. c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,…[et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Lampiran 2
125
Hitunglah diagonal bidang dari bangun prisma segitiga Sama sisi disamping 10 cm
6 cm Buatlah 2 kemungkinan jaring – jaring prisma segi enam. Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 2
126 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 6 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
A) Indikator 5.3.1 Menentukan luas permukaan prisma. 5.3.2 Menentukan volume prisma. 5.3.3 Menghitung luas permukaan prisma 5.3.4 Menghitung volume prisma. B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menentukan luas permukaan prisma. 2) Siswa dapat menentukan Volume prisma. 3) Siswa dapat menghitung luas permukaan prisma. 4) Siswa dapat menghitung volume prisma. C) Strategi Pembelajaran Strategi ekspossitori D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
Lampiran 2
127
E) Langkah-Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang luas permukaan dan volume prisma. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi luas permukaan dan volume prisma. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah.
Lampiran 2
128
c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Suatu prisma alasnya berbentuk segitiga siku – siku dengan panjang sisi 6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Serta tinggi prisma 12 cm. Tanpa menggambar terlebih dahulu, tentukan luas permukaan prisma
Lampiran 2
129
Sebuah prisma memiliki luas alas 84 cm2. Jika tinggi prisma tersebut adalah 17 cm. Volumenya adalah .... Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 2
130 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 7 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 1 Mengidentifikasi sifat -sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya 5. 2 Membuat jaring – jaring kubus, balik, prisma dan limas
A) Indikator 5.1.1 Menentukan unsur – unsur limas. 5.1.2 Menentukan sifat-sifat limas. 5.1.3 Menghitung nilai tinggi sisi tegak pada limas. 5.2.1 Membuat jaring – jaring limas. B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur limas. 2) Siswa dapat menyebutkan sifat -sifat limas. 3) Siswa dapat menghitung tinggi sisi tegak pada limas. 4) Siswa dapat membuat jaring – jaring limas. C) Strategi Pembelajaran Strategi ekspossitori
Lampiran 2
131
D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang sifat, unsur dan jaring – jaring limas. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi sifat, unsur – unsur dan jaring - jaring limas. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang
Lampiran 2
132 diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah.
c) Kegiatan Penutup 1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Lampiran 2
133
T
D A
Sebuah limas memiliki alas berbentuk persegi dengan rusuk 40 cm dan tinggi 15 cm. Tentukanlah tinggi sisi tegaknnya. C E B
Buatlah 2 kemungkinan jaring – jaring limas yang alasnya berbentuk persegi. Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 2
134 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Pertemuan ke
: 8 dari 8 pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar kopetensi
: 5. Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kopetensi Dasar
: 5. 3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
A) Indikator 5.3.1 Menentukan luas permukaan limas. 5.3.2 Menentukan volume limas. 5.3.3 Menghitung luas permukaan limas 5.3.4 Menghitung volume limas. B) Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat menentukan luas permukaan limas. 2) Siswa dapat menentukan Volume limas. 3) Siswa dapat menghitung luas permukaan limas. 4) Siswa dapat menghitung volume limas. C) Strategi pembelajaran Strategi ekspossitori D) Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
Lampiran 2
135
E) Langkah – Langkah Kegiatan a) Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas (mengucap salam, berdoa, mengabsen) 2) Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya 3) Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti (60 Menit) 1) Eksplorasi a. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang luas permukaan dan volume limas. b. Guru melakukan proses pembelajaran dengan pemberian materi luas permukaan dan volume limas. c. Siswa menyimak penjelasan dari guru d. guru menjelaskan contoh soal 2) Elaborasi a. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru di papan tulis secara individu b. Guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lainnya untuk memantau pekerjaan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya masing – masing bersama teman sebangkunya. d. Salah seorang siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. e. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan temannya. 3) Konfirmasi a. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal – hal yang diketahui, kemudian guru meluruskan kesalahan dalam pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulah. c) Kegiatan Penutup
Lampiran 2
136
1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. F) Alat dan Sumber Belajar Alat
: Papan Tulis, Spidol.
Sumber Belajar •
Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Endah Budi Rahaju,… [et. al].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII/ oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni; editor Indratno. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
•
Mudah belajar matematika 2: untuk kelas viii Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. (BSE)
G) Nilai Karakter Bertaqwa ( religioius), Rasa hormat dan perhatian (respect), Rasa ingin tahu (curiosity) , Kerjasama (cooperation), Bertanggung jawab (responsibility), Keberanian (courage ). H) Penilaian •
Teknik Instrument
: Tertulis
•
Bentuk Instrument
: Uraian
•
Contoh instrumen
:
Suatu prisma alasnya berbentuk segitiga siku – siku dengan panjang sisi 6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Serta tinggi sisi tegak limas 12 cm. Tanpa menggambar terlebih dahulu, tentukan luas permukaan prisma Sebuah prisma memiliki luas alas 84 cm2. Jika tinggi prisma tersebut
Lampiran 2
137
adalah 17 cm. Volumenya adalah .... Tangerang Selatan,
April 2016
Guru Bidang Studi,
Mahasiswa Peneliti,
Mulyoko, S.Pd.
Lukas Sirat
NIP.
NIM. 109017000091
Lampiran 3
138
PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SKOR 4
3
KETERANGAN Dapat membuat koneksi dengan baik, proses pengerjaan (perhitungan) baik, jawaban tepat Dapat membuat koneksi dengan baik, namun terdapat kesalahan dalam proses perhitungan, jawaban tidak tepat Kurang tepat dalam membuat koneksi, jawaban tepat.
2
1
Kurang tepat dalam membuat koneksi, jawaban tidak tepat. Tidak menjawab soal.
0
Lampiran 4
139
KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SEBELUM VALIDITAS No 1
Indikator Koneksi Matematik Koneksi antar konsep matematika
Indikator Operasional 1. 2. 3.
2
Koneksi dengan kehidupan sehari-hari
4. 5. 6.
Mengitung Volume balok dengan menghoneksikan konsep perbandingan senilai dan volume Menghitung luas permukaan balok dengan mengkoneksikan konsep aljabar dan konsep volume kubus Menghitung Volume limas dengan mengkoneksikan konsep luas bangun datar Menerapkan konsep rusuk dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari Menerapkan konsep volume balok dalam menyelesaikan persoalah sehari-hari. Menerapkan konsep volume dalam menentukan lama waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian persoalan kehidupan sehari-hari
No. Soal
5 1 4 2 3 6
Lampiran 5
140
TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK Petunjuk:
Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan
1. Volume kubus sama dengan volume balok yaitu 8.000 cm 3. Diketahui panjang balok dua kali panjang kubus dan tinggi balok setengah kali lebar balok. Tentukanlah luas seluruh permukaan balok. 2. Seorang tukang las di minta
50 cm
membuat kerangka aquarium menggunakan besi dengan
50 cm
seketsa sebagai berikut berapa
panjang
40 cm
total
50 cm
60 cm
keseluruhan batang besi yang dibutuhkan? 3. Sebuah lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 40 m dan lebar 50 m. Lapangan tersebut digenangi
air
setinggi
Berapakan
biaya
yang
20 harus
cm. di
keluarkan untuk menguras air di lapangan tersebut, jika biaya pengurasan itu Rp.50 per liter. 4. Alas sebuah limas berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonalnya 6 cm dan 8 cm. Jika tinggi limas adalah 15 cm, berapakah volume limas tersebut? 5. Terdapaat dua kubus dengan perbandingan panjang rusuk kubus 1 dan rusuk kubus 2 adalah 1 : 2. Tentukanlah volume kubus ke 2 jika volume kubus ke 1 adalah 125 cm3.
Lampiran 5 6.
141 Seorang tukang bensin memiliki wadah bensin berbentuk prisma dengan alas berbentuk persegi.
Diketahui
bahwa
panjang rusuk alas adalah 1 m dan tinggi prisma tersebut adalah 2m. Dalam sehari ia menghabiskan 50 liter bensin. Saat bensinnya kurang dari 55 liter maka dia harus mengisi ulang bensinnya. Padahari ini (senin) ia mengisi penuh wadahnya, maka pada minggu dan hari apa dia harus mengisi ulang wadahnya.
Lampiran 6
142
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK 1.
1 t= l 2 1 t= (20 cm) 2 t=10 cm
Diketahui: Vkubus = Vbalok = 8000 cm3 p balok = 2 x p. Kubus = 2r t balok = 1/2 x lebar balok = 1/2 l
L=2( pxl+ pxt+lxt) L=2(40 cm x 20 cm+40 cm x 10 cm+20 cm x 10 cm) L=2(800 cm2 +400 cm2 +200 cm2 ) L=2(1400 cm2 ) L=2400 cm 2
ditanya: Luas permukaan jawab L . Permukaaan = 2((pxl)+(pxt)+(lxt)) V kubus=8000 cm
3
3
r kubus =√8000 cm3 r kubus =20 cm p balok =2 r p balok =2(20 cm) p balok =40 cm V balok = p x l x t 1 V balok =40 cm x l x l 2 1 3 8000 cm =40 cm x l 2 2 3 1 2 8000 cm l = 2 40 cm 1 2 l =200 cm2 2 l 2=200 cm2 x 2 l 2=400 cm2 2 l=√ 400 cm l=20 cm
2. 50 cm
50 cm 40 cm
50 cm
60 cm
Diketahui : t = 50 cm l = 50 cm p1 = 40 cm p2 = 50 cm p3 = 60 cm ditanya : Panjang Total jawab : total tinggi = 8 x 50 = 400 cm total lebar = 8 x 50 = 400 cm total P1
= 4 x 40 = 160 cm
total p2
= 4 x 50 = 200 cm
total p3
= 4 x 60 = 240 cm
Lampiran 6 Total seluruhnya
143 = 1400 cm atau 14
5.
m 3.
diketahui: perbandingan jari-jari
:1:2
Vkubus1
: 125 cm2
diketahui:
ditanya:
p
= 40 m
Vkubus2
l
= 50 m
jawab: (r )3 V 1 = (2r)3 V 2 r3 125 cm3 = V2 8r 3 3 1 125 cm = 8 V2 V 2=8 x 1254 cm3 V 2=1000 cm3
tair = 20 cm ditanya: Biaya pengurasan air jawab: Volume= p x l x t =40 m x 50 m x 0,2 m =400 m3 =400.000 dm 3 atau 400.000 liter Biaya=400.000 liter x Rp.50 perliter =Rp. 20.000.000
6.
diketahui : r
4.
diketahui:
=1m
tlimas = 3 m
d1
= 6 cm
tiap < 55 lt harus isi ulang
d2
= 8 cm
isi ulang terakhir hari senin
tlimas = 15 cm
ditanya:
Ditanya:
kapan harus isi ulang lagi
Volume Limas
jawab:
Jawab: 1 V = L.alas x t 3 1 L. alas= d 1 x d 2 2 1 = x6 x 8 2 =24 cm2 1 V = x 24 cm2 x 15 cm 3 =120 cm3
Lampiran 6 V limas =L.alas x tinggi =s x s x t =1 m x 1 m x 2 m =2 m3=2000 liter pada hari senin tersedia 1200 liter tiap harinya menghabiskan 50 liter dan saat bensintersisa<55 liter maka harus diisi ulang. artinya saat bensin telah terjual 1950 liter penjual baru membeli bensinnya kembali 1950 liter lama hari= =39 hari 50 liter perhari lama hari adalah5 minggu 3 hari( kamis)
144
Lampiran 7
145
Hasil Uji Validitas Instrumen No
Nama
1 A 2 B 3 C 4 D 5 E 6 F 7 G 8 H 9 I 10 J 11 K 12 L 13 M 14 N 15 O 16 P 17 Q 18 R 19 S 20 T 21 U 22 V 23 W 24 X 25 Y 26 Z 27 AA 28 BB 29 CC 30 DD Jumlah r hitung r tabel Kriteria
1 1 3 1 0 2 0 1 1 2 1 1 3 1 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 2 1 27 0,508
2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 0 4 1 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 103 0,651
0,361 Valid
Butir Soal 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 0 4 2 1 2 0 0 0 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 0 2 2 4 0 4 0 4 4 4 69 101 0,694 0,657
0,361 Valid
0,361 Valid
5 4 1 4 3 0 1 2 4 2 2 2 3 4 2 4 4 2 0 2 0 0 0 2 2 2 0 4 2 2 4 64 0,723
0,361 Valid
6 3 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 4 3 1 4 1 1 2 3 2 4 4 3 4 4 0 2 1 4 3 65 0,437
0,361 Valid
0,361 Valid
Y 20 17 19 11 12 12 14 16 18 14 16 20 20 13 20 15 12 6 11 3 12 14 13 16 18 3 17 11 16 20 429
Lampiran 8
146
Hasil Uji Reliabilitas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD Jumlah Si σi2 ∑σi2
St
σt2
r hitung
1 1 3 1 0 2 0 1 1 2 1 1 3 1 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 2 1 27 0,923 0,852 9,482 4,625 21,390 0,668
2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 0 4 1 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 103 1,135 1,289
Butir Soal 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 0 4 2 1 2 0 0 0 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 0 2 2 4 0 4 0 4 4 4 69 101 1,442 2,079
1,245 1,551
5 4 1 4 3 0 1 2 4 2 2 2 3 4 2 4 4 2 0 2 0 0 0 2 2 2 0 4 2 2 4 64 1,432 2,051
6 3 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 4 3 1 4 1 1 2 3 2 4 4 3 4 4 0 2 1 4 3 65 1,289 1,661
Y 20 17 19 11 12 12 14 16 18 14 16 20 20 13 20 15 12 6 11 3 12 14 13 16 18 3 17 11 16 20 429
Lampiran 9
147
Taraf Kesukaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD Jumlah JS P Kriteria
1 1 3 1 0 2 0 1 1 2 1 1 3 1 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 2 1 27 120
2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 0 4 1 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 103 120
Butir Soal 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 0 4 2 1 2 0 0 0 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 0 2 2 4 0 4 0 4 4 4 69 101 120 120
5 4 1 4 3 0 1 2 4 2 2 2 3 4 2 4 4 2 0 2 0 0 0 2 2 2 0 4 2 2 4 64 120
6 3 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 4 3 1 4 1 1 2 3 2 4 4 3 4 4 0 2 1 4 3 65 120
0,225 0,858 0,575 0,842 0,533 0,542 Sukar Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang
Lampiran 10
148
Daya Pembeda No
Nama
1 12 13 15 30 3 9 25 2 27 8 11 24 29 16
A L M O DD C I Y B AA H K X CC P Ba Pa
7 10 22 14 23 5 6 17 21 4 19 28 18 20 26
G J V N W E F Q U D S BB R T Z Bb
Pb Daya Beda Kriteria
1 1 3 1 2 1 1 2 0 3 1 1 1 2 2 0 21 0,350
2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 0,967
1 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0
4 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 0 1 1
Butir Soal 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 0 4 2 4 46 58 0,767 0,967 2 3 2 2 4 1 2 0 2 1 2 0 2 0 0
4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 0 4 1 0 2
5 4 3 4 4 4 4 2 2 1 4 4 2 2 2 4 46 0,767
6 3 4 3 4 3 2 2 4 1 2 1 1 4 4 1 39 0,650
2 2 0 2 2 0 1 2 0 3 2 2 0 0 0
1 1 4 1 3 1 1 1 4 1 3 1 2 2 0
6 45 23 43 18 26 0,100 0,750 0,383 0,717 0,300 0,433 0,250 0,217 0,383 0,250 0,467 0,217 Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup
Y 20 20 20 20 20 19 18 18 17 17 16 16 16 16 15
14 14 14 13 13 12 12 12 12 11 11 11 6 3 3
Lampiran 11
149
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS, UJI TARAF KESUKARAN, DAYA PEMBEDA DAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN A.
Uji Validitas
Tabel perhitungan uji validitas nomor 1 Nama
X
Y
X2
Y2
X.Y
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD ∑
1 3 1 0 2 0 1 1 2 1 1 3 1 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 2 1 27
20 17 19 11 12 12 14 16 18 14 16 20 20 13 20 15 12 6 11 3 12 14 13 16 18 3 17 11 16 20 429
1 9 1 0 4 0 1 1 4 1 1 9 1 0 4 0 1 1 0 0 0 0 0 4 0 0 1 0 4 1 49
400 289 361 121 144 144 196 256 324 196 256 400 400 169 400 225 144 36 121 9 144 196 169 256 324 9 289 121 256 400 6755
20 51 19 0 24 0 14 16 36 14 16 60 20 0 40 0 12 6 0 0 0 0 0 32 0 0 17 0 32 20 449
Lampiran 11
150
Contoh perhitungan uji validitas soal nomor 1b r xy =
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y ) } 2
2
2
2
30( 449)−(27)(429) √ {30 (49)−(27)2 }{30(6755)−(429)2 } 13470−11583 = √ {1470−729}{405300−184041} 1887 = √ {741}{18609} 1887 = √ {13789269} 1887 = 3713,39 =0,508 Dengan dan diperoleh rtabel = 0,361. =
Karena rhitung ˃ rtabel, maka soal nomor 1b valid. B.
Uji Daya Pembeda
Contoh perhitungan daya pembeda untuk soal nomor 1 BA BB − =P A−P B JA J B 21 6 = − 60 60 =0,350−0,100 =0,250
D=
Daya pembeda berada pada interval 0,21-0,40, maka soal nomor 1b mempunyai daya pembeda cukup. C.
Uji Taraf Kesukaran
Contoh perhitungan taraf kesukaran soal nomor 1. B JS 27 P= =0,225 120
P=
Taraf kesukaran soal nomor 1b sebesar 0,225 berada pada interval 0,00 < P ≤ 0,30, maka soal masuk dalam kategori sukar.
Lampiran 11 D.
151
Uji Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas instrumen soal yang digunakan dalam penelitian ini.
( )( ( )( ) ( )( ) ( )( )
n r 11= (n−1)
2 σi ∑ 1−
σ2t
)
6 9,482 1− 5 21,390 6 = 1−0,443 5 6 = 0,557 5 =0,668 =
Reliabilitas instrumen (r11) berada pada interval 0,60 < r11<0,80 , maka reliabilitas soal memiliki kriteria baik.
Lampiran 12
152
HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN No Subjek 1 E1 2 E2 3 E3 4 E4 5 E5 6 E6 7 E7 8 E8 9 E9 10 E10 11 E11 12 E12 13 E13 14 E14 15 E15 16 E16 17 E17 18 E18 19 E19 20 E20 21 E21 22 E22 23 E23 24 E24 25 E25 26 E26 27 E27 28 E28 29 E29 30 E30 31 E31 32 E32 33 E33 34 E34 Jumlah
1 1 1 1 1 0 0 0 2 1 0 2 0 0 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 4 1 1 1 2 44
2 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 132
Butir Soal 3 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 2 1 4 3 4 1 4 1 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 102 127
5 3 3 3 3 0 0 3 3 3 0 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90
6 0 1 1 1 0 0 0 3 1 0 3 1 0 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 62
Jumlah
Nilai
16 66.67 14 58.33 13 54.17 14 58.33 11 45.83 11 45.83 13 54.17 20 83.33 17 70.83 8 33.33 19 79.17 16 66.67 9 37.50 14 58.33 16 66.67 14 58.33 14 58.33 19 79.17 19 79.17 19 79.17 19 79.17 18 75.00 19 79.17 19 79.17 20 83.33 19 79.17 19 79.17 18 75.00 20 83.33 21 87.50 18 75.00 16 66.67 16 66.67 19 79.17 557 2320.833 Rata-rata Skor Ideal
Indikator KBRM 1 2 8 8 8 6 8 5 8 6 3 8 3 8 5 8 9 11 8 9 1 7 9 10 7 9 2 7 8 6 8 8 8 6 8 6 9 10 9 10 9 10 9 10 8 10 9 10 9 10 9 11 9 10 9 10 8 10 9 11 11 10 8 10 8 8 8 8 9 10 261 296 7.676 8.706 12.000 12.000
Rata-rata Skor 63.971 Kemampuan Koneksi
72.549
Lampiran 13
153 HASIL POSTTEST KELAS KONTROL
No Subjek 1 K1 2 K2 3 K3 4 K4 5 K5 6 K6 7 K7 8 K8 9 K9 10 K10 11 K11 12 K12 13 K13 14 K14 15 K15 16 K16 17 K17 18 K18 19 K19 20 K20 21 K21 22 K22 23 K23 24 K24 25 K25 26 K26 27 K27 28 K28 29 K29 30 K30 Jumlah
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7
2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 105
Butir Soal 3 4 4 3 3 4 3 1 4 2 4 4 4 4 3 4 2 0 4 4 1 2 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 109 103
5 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 54
6 3 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 1 3 0 52
Jumlah 16 14 12 11 15 17 14 6 15 9 12 14 13 15 15 13 14 18 18 18 18 15 16 16 16 14 14 14 17 11 430
Nilai
Indikator KBRM 1 2 6 10 6 8 4 8 2 9 6 9 6 11 6 8 0 6 6 9 4 5 6 6 6 8 4 9 6 9 6 9 4 9 6 8 7 11 7 11 7 11 7 11 6 9 6 10 6 10 6 10 6 8 6 8 6 8 7 10 3 8 164 266 5.467 8.867 12.000 12.000
66.67 58.33 50.00 45.83 62.50 70.83 58.33 25.00 62.50 37.50 50.00 58.33 54.17 62.50 62.50 54.17 58.33 75.00 75.00 75.00 75.00 62.50 66.67 66.67 66.67 58.33 58.33 58.33 70.83 45.83 1791.667 Rata-rata Skor Ideal Rata-rata Skor 45.556 Kemampuan Koneksi
73.889
Lampiran 14
154
PERHITUNGAN STATISTIK KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK KELAS EKSPERIMEN A. Tabel Distribusi Frequensi Tunggal 66.67 45.83 70.83 37.50 58.33 79.17 83.33 83.33 66.67 58.33 45.83 33.33 58.33 79.17 75.00 79.17 87.50 79.17 54.17 54.17 79.17 66.67 79.17 79.17 79.17 75.00 66.67 58.33 83.33 66.67 58.33 79.17 79.17 75.00 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Frekuensi fi f(%) 33.33 1 2.94 37.50 1 2.94 45.83 2 5.88 54.17 2 5.88 58.33 5 14.71 66.67 5 14.71 70.83 1 2.94 75.00 3 8.82 79.17 10 29.41 83.33 3 8.82 87.50 1 2.94 Jumlah 34 100 Mean 68.260 Median 72.917 79.167 Modus 195.723 Varians Simpangan Baku 13.990 Titik Tengah (Xi )
Frekuensi Kumulatif 1 2 4 6 11 16 17 20 30 33 34
Xi 2
fi Xi
fi Xi 2
1111.11 1406.25 2100.69 2934.03 3402.78 4444.44 5017.36 5625.00 6267.36 6944.44 7656.25 46909.72
33.33 37.50 91.67 108.33 291.67 333.33 70.83 225.00 791.67 250.00 87.50 2320.83
1111.11 1406.25 4201.39 5868.06 17013.89 22222.22 5017.36 16875.00 62673.61 20833.33 7656.25 164878.47
B. Nilai Rata-rata (Mean) ̄ =∑ X
f i Xi 2320.83 = = 68.260 n 34
Keterangan: ̄ X : Nilai rata – rata/Mean ∑ f i X i : Jumlah hasil perkalian nilai tengah dari masing – masing interval dengan frequensinya n : Banyak siswa
Lampiran 14 C. Median
n n Data Ke− +Data Ke−( +1) 2 2 Me= 2 Data Ke−17+Data Ke−18 = 2 70.83+75.00 = 2 =72.917 Keterangan : Me : Median n : Banyak siswa
D. Modus (Mo) Mo= X freq.terbesar =79.167 E. Quartil
3n 3n +Data Ke−( +1) 4 4 Q 3= 2 Data Ke−25.5+Data Ke−27.5 = 2 79.17+79.17 = 2 =79.170 n n Data Ke− +Data Ke−( +1) 4 4 Q 1= 2 Data Ke−8.5+Data Ke−9.5 = 2 58.33+58.33 = 2 =58.330 Keterangan : Q : Quartil n : Jumlah siswa Data Ke−
155
Lampiran 14
156
F. Persentil 90n 90n + Data Ke−( +1) 100 100 P 90= 2 Data Ke−30.6+Data Ke−31.6 = 2 83.33+83.33 = 2 =83.330 10n 10n Data Ke− + Data Ke−( +1) 100 100 P 10= 2 Data Ke−3.4+Data Ke−4.4 = 2 45.83+45.83 = 2 =45.830 Data Ke−
Keterangan : P : Persentil n : Jumlah siswa G. Varians (s2) 2
s 2=
∑
(∑ f i X i ) 2320.83 2 fiX − 164878.47− n 34 = = 195.723 n−1 34−1 2 i
H. Simpangan Baku (s) s=√ s 2 =
√195.723=13.990
I. Kemiringan α3 =
̄ −Mo X 68.26−79.17 = = −0.780 s 13.99
Karena nilai kemiringan (skewness) negatif, sk < 0, maka distribusi data miring negatif atau landai kiri. Dengan kata lain, kecenderungan data mengumpul diatas rata- rata.
Lampiran 14 J. Kurtosis 1 1 (Q 3−Q1 ) (79.17−58.33) 2 2 α 4= = = 0.278 P 90−P 10 83.33−45.83 Karena α 4 > 0.263, maka model kurva runcing (leptokurtis)
157
Lampiran 15
158
PERHITUNGAN STATISTIK KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK KELAS EKSPERIMEN A. Tabel Distribusi Frequensi Tunggal 66.67 62.50 62.50 54.17 58.33 75.00 66.67 70.83 58.33 58.33 70.83 37.50 62.50 75.00 62.50 58.33 45.83 66.67 50.00 58.33 50.00 62.50 75.00 66.67 58.33 75.00 54.17 45.83 25.00 58.33 Frekuensi fi f(%) 1 25.00 1 3.33 2 37.50 1 3.33 3 45.83 2 6.67 4 50.00 2 6.67 5 54.17 2 6.67 6 58.33 7 23.33 7 62.50 5 16.67 8 66.67 4 13.33 9 70.83 2 6.67 10 75.00 4 13.33 30 100.00 Jumlah Mean 59.722 Median 60.417 58.333 Modus Varians 129.711 11.389 Simpangan Baku No
Titik Tengah (Xi )
Frekuensi Kumulatif 1 2 4 6 8 15 20 24 26 30
Xi 2
fi Xi
fi Xi 2
625.00 1406.25 2100.69 2500.00 2934.03 3402.78 3906.25 4444.89 5016.89 5625.00 31961.78
25.00 37.50 91.67 100.00 108.33 408.33 312.50 266.68 141.66 300.00 1791.67
625.00 1406.25 4201.39 5000.00 5868.06 23819.44 19531.25 17779.56 10033.78 22500.00 110764.72
B. Nilai Rata-rata (Mean) ̄ =∑ X Keterangan: ̄ X ∑ f i Xi interval n
f i Xi 1781.67 = = 59.722 n 30
: Nilai rata – rata/Mean : Jumlah hasil perkalian nilai tengah dari masing – masing dengan frequensinya : Banyak siswa
Lampiran 15 C. Median n n Data Ke− +Data Ke−( +1) 2 2 Me= 2 Data Ke−15+Data Ke−16 = 2 58.33+62.50 = 2 =60.417 Keterangan : Me : Median n : Banyak siswa D. Modus (Mo) Mo= X freq.terbesar =58.333 E. Quartil 3n 3n +Data Ke−( +1) 4 4 Q 3= 2 Data Ke−22.5+Data Ke−23.5 = 2 66.67+66.67 = 2 =66.670 n n Data Ke− +Data Ke−( +1) 4 4 Q 1= 2 Data Ke−7.5+Data Ke−8.5 = 2 54.17+54.17 = 2 =54.170 Data Ke−
Keterangan : Q : Quartil n : Jumlah siswa
159
Lampiran 15
160
F. Persentil 90n 90n + Data Ke−( +1) 100 100 P 90= 2 Data Ke−27+Data Ke−28 = 2 75.00+75.00 = 2 =75.000 10n 10n Data Ke− + Data Ke−( +1) 100 100 P 10= 2 Data Ke−3+Data Ke−4 = 2 45.83+45.83 = 2 =45.830 Data Ke−
Keterangan : P : Persentil n : Jumlah siswa G. Varians (s2) 2
s 2=
∑
(∑ f i X i ) 1791.672 fiX − 110764.72− n 30 = = 129.711 n−1 30−1 2 i
H. Simpangan Baku (s)
I. Kemiringan α3 =
s=√ s 2 =
√129.711=11.389
̄ −Mo X 59.72−58.33 = = 0.123 s 11.39
Karena nilai kemiringan (skewness) negatif, sk > 0, maka distribusi data miring positif atau landai kanan. Dengan kata lain, kecenderungan data mengumpul dibawah rata- rata.
Lampiran 15 J. Kurtosis 1 1 (Q 3−Q1 ) (66.67−54.17) 2 2 α 4= = = 0.214 P 90−P 10 75.00−45.83 Karena α 4 < 0.263, maka model kurva datar (platikurtis)
161
Lampiran 16
162
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK KELAS EKSPERIMEN
3. Hipotesis H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal 4. Menentukan kumulatif proporsi, zi , Ztabel , a1 dan a2
Nilai (Xi ) Frek. (f i ) 33.33 37.50 45.83 54.17 58.33 66.67 70.83 75.00 79.17 83.33 87.50 Jumlah Mean SD
1 1 2 2 5 5 1 3 10 3 1 34 68.260 13.990
f i Xi
f i Xi 2
33.333 37.500 91.667 108.333 291.667 333.333 70.833 225.000 791.667 250.000 87.500 2320.833
1111.111 1406.250 4201.389 5868.056 17013.889 22222.222 5017.361 16875.000 62673.611 20833.333 7656.250 164878.472
Perhitungan Mean,
̄ =∑ X
Frek. Komulatif Komulatif Proporsi (fk ) (k p) 1 0.029 2 0.059 4 0.118 6 0.176 11 0.324 16 0.471 17 0.500 20 0.588 30 0.882 33 0.971 34 1.000
Skor Baku (zi ) -2.497 -2.199 -1.603 -1.007 -0.710 -0.114 0.184 0.482 0.780 1.077 1.375
Luas Kurva (ztab ) 0.006 0.014 0.054 0.157 0.239 0.455 0.573 0.685 0.782 0.859 0.915 Do
f i Xi 2320.83 = = 68.260 n 34
Perhitungan SD,
s=
√
2
∑
(∑ f i X i ) fiX − n = n−1 2 i
√
2320.832 164878.47− 34 = 13.990 34−1
a1
a2
0.006 0.023 0.015 0.045 0.004 0.063 0.039 0.020 0.063 0.085 0.131 0.016 0.044 0.073 0.009 0.097 0.194 0.100 0.023 0.111 0.055 0.085 0.194
Lampiran 15
163
Contoh perhitungan untuk Xi = 75 a. Kumulatif proporsi, kp =
b. Skor baku,
z i=
fk 20 = =0,588 n 34
x i −̄x 75−68,26 = =0,482 SD 13,99
c. Luas kurva, Z-tabel untuk z i=0,482 ditentukan melalui formula pada Ms. Excel (NORMSDIST). Diperoleh
Z tab =0,685 .
d. a2 = ∣kp−Z tab∣=∣0,588−0,685∣=0,097 e. a1 = ∣a 2−
fi 3 ∣=∣0,097− ∣=0,009 n 34
Perhitungan untuk Xi lainnya, sama dengan contoh di atas. 5. Menentukan Do adalah nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2. Sehingga diperoleh, Do = 0,19396 6. Menentukan D-tabel Dari tabel nilai kritis uji Kolmogorov-Smirnov untuk α = 0,05 dan n = 34, diperoleh D-tabel = 0,227 7. Kriteria pengujian Jika Do ≤ D-tabel maka H0 diterima Jika Do > D-tabel maka H0 ditolak 8. Membandingkan Do dan D-tabel Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh: Do < D-tabel ( 0,194 < 0,227) 9. Kesimpulan Karena Do < D-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Lampiran 17
164
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS SISWA KELAS KONTROL
1. Hipotesis H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal 2. Menentukan kumulatif proporsi,zi , Ztabel , a1 dan a2
Nilai (Xi ) Frek. (f i ) 25.00 37.50 45.83 50.00 54.17 58.33 62.50 66.67 70.83 75.00 Jumlah Mean SD
1 1 2 2 2 7 5 4 2 4 30 59.722 11.389
f i Xi
f i Xi 2
25.000 37.500 91.667 100.000 108.333 408.333 312.500 266.680 141.660 300.000 1791.673
625.000 1406.250 4201.389 5000.000 5868.056 23819.444 19531.250 17779.556 10033.778 22500.000 110764.722
Perhitungan Mean,
̄ =∑ X
Frek. Komulatif Skor Komulatif Proporsi Baku (z ) i (fk ) (k p) 1 0.033 -3.049 2 0.067 -1.951 4 0.133 -1.220 6 0.200 -0.854 8 0.267 -0.488 15 0.500 -0.122 20 0.667 0.244 24 0.800 0.610 26 0.867 0.975 30 1.000 1.341
Luas Kurva (ztab ) 0.001 0.026 0.111 0.197 0.313 0.451 0.596 0.729 0.835 0.910 Do
a1
0.001 0.032 0.008 0.041 0.045 0.022 0.063 0.003 0.020 0.046 0.185 0.049 0.096 0.070 0.062 0.071 0.035 0.031 0.043 0.090 0.185
f i Xi 1791,673 = = 59,72 n 30
Perhitungan SD,
s=
√
2
∑
(∑ f i X i ) fiX − n = n−1 2 i
√
a2
1791,673 2 110764,722− 30 = 11,389 30−1
Lampiran 17
165
Contoh perhitungan untuk Xi = 50 a. Kumulatif proporsi, kp =
b. Skor baku,
z i=
fk 6 = =0,200 n 30
x i −̄x 50−59,72 = =−0,854 SD 11,39
c. Luas kurva, Z-tabel untuk z i=−0,854 ditentukan melalui formula pada Ms. Excel (NORMSDIST). Diperoleh
Z tab =0,197 .
d. a2 = ∣kp−Z tab∣=∣0,200−0,197∣=0,003 e. a1 = ∣a 2−
fi 6 ∣=∣0,003− ∣=0,063 n 30
Perhitungan untuk Xi lainnya, sama dengan contoh di atas. 3. Menentukan Do adalah nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2. Sehingga diperoleh, Do = 0,185 4. Menentukan D-tabel Dari tabel nilai kritis uji Kolmogorov-Smirnov untuk α = 0,05 dan n = 30, diperoleh D-tabel = 0,2417 5. Kriteria pengujian Jika Do ≤ D-tabel maka H0 diterima Jika Do > D-tabel maka H0 ditolak 6. Membandingkan Do dan D-tabel Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh: Do < D-tabel ( 0,185 < 0,242) 7. Kesimpulan Karena Do < D-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Lampiran 18
166 PERHITUNGAN HOMOGENITAS VARIANS
1. Hipotesis H0
: Data memiliki varians homogen
H1
: Data tidak memiliki varians homogen
2. Menentukan nilai Ftabel ditentukan melalui formula pada Ms. Excel (FINV) untuk taraf signifikan α = 0,05 dan db1 = 34 – 1 dan db2 = 30-1 = 29 . Diperoleh F0,05:34: 29=1,847 3. Menentukan nilai Statistik 2
Varians (s ) Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas Eksperimen 195.723
Kelas Kontrol 129.711
1.509 1.837 Varians kedua kelompok homogen
Berdasarkan perbandingan data statistik kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh s12 = 195,723 dan s22 = 129,711 sehingga: F hitung =
195,723 =1,509 129,711
4. Kriteria pengujian Jika F hitung⩽F tabel maka H0 diterima Jika F hitung ⩽F tabel maka H0 ditolak 5. Membandingkan Fhitung dan Ftabel Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh: Fhitung < Ftabel (1,509 < 1,837) 6. Kesimpulan Karena Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya data memiliki varians homogen
Lampiran 19
167 PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK
1. Hipotesis H0 : μ1 ≤ μ2 H1 : μ1 > μ2 2. Kriteria pengujian Jika t0 ≤ ttabel maka H0 diterima Jika t0 ≤ ttabel maka H0 ditolak 3. Menentukan ttabel ttabel ditentukan melalui formula pada OpenOffice Calc (TINV) untuk taraf signifikan α = 0,05 dan db = 34 + 30 – 2 = 62. Diperoleh t(0,05:62) = 1,999 4. Menentukan ttabel atau t0 Tabel persiapan Y1 33.33 37.50 45.83 54.17 58.33 66.67 70.83 75.50 79.17 83.33 87.50
f1 1 1 2 2 5 5 1 3 10 3 1
f1Y1 33.333 37.500 91.667 108.333 291.667 333.333 70.833 225.000 791.667 250.000 87.500
f1Y12 1111.111 1406.250 4201.389 5868.056 17013.889 22222.222 5017.361 16875.000 62673.611 20833.333 7656.250
Y2 25.00 37.50 45.83 50.00 54.17 58.33 62.50 66.67 70.83 75.00 ∑
f2 1 1 2 2 2 7 5 4 2 4 30
∑
34
2320.833
164878.472
Ȳ2
59.722
Ȳ1
68.260
f2Y2 25.000 37.500 91.667 100.000 108.333 408.333 312.500 266.680 141.660 300.000 1791.673
f2Y22 625.000 1406.250 4201.389 5000.000 5868.056 23819.444 19531.250 17779.556 10033.778 22500.000 110764.722
2
∑ y =∑ 2 1
( ∑ f 1 Y 1) 2320,8332 f 1Y − =164878,472− =6458,844 n 34 2 1
2
2 ( f Y ) =3761,611 ∑ y =∑ f 2 Y − ∑ n2 2 =110764,722− 1791,673 30 n1 = 34 dan n 2 = 30 ; db= 34 + 30 − 2 = 62 2 2
2 2
Lampiran 19
se =
√
168
( n1+n2 )( ∑ y 21+∑ y 22 ) (34+30)(6458,844+3761,611) = =3,216 (n 1)( n2 )( db) (34)(30)(62)
Sehingga, t 0=
√
Ȳ1−Ȳ2 68,260−59,722 = =2,655 se 3,216
5. Membandingkan t0 dengan ttabel Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh t0 > ttabel (2,655 > 1,999) 6. Besar pengaruh perlakuan terhadap kriterium 2
t t 2+df 2,655 2 = 2,655+1 =0,109
r 2=
Jadi, pengaruh strategi Mind Mapping terhadap kemampuan konrksi matematik siswa adalah sebesar 0.109. Karena karena berada pada rentang 0,09 dan 0,25, maka pengaruh perlakuan terhadap kriterium tergolong kategori Sedang. 7. Ringkasan dan kesimpulan Dari perhitungan di atas, diperoleh
maka H0 ditolak dan H1 diterima atau
dengan kata lain rata-rata kemampuan koneksi matematik pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan koneksi matematik pada kelompok kontrol. Sedangkan, pengaruh perlakuan terhadap kriterium tergolong sedang atau dengan kata lain pengaruh strategi mind mapping terhadap kemampuan koneksi matematik berkategori sedang.
Lampiran 20
169
Lampiran 20
170
Lampiran 21
171
UJI REFERENSI
Nama
:
NIM
: 109017000091
Lukas Sirat
Judul Skripsi : Pengaruh Strategi Mind Mopp,lzg Terhadap Kemampuan
Koneksi Matematik
_ *"r*111*
r.^ui-fing i BAB
Ibrohim, Sara Ta'limuta'alim Karya Zarnuzi, (Semarang : Pustaka Alalawiyah Semarang, t414}J I 1983),h,2.
p.rrui-ni"g lI
I
T.
)
INL ln\.,
u4
W Indonesia Peringkat 64 dari 65 Negara, Tapi Paling Bahagia di
Dunia,2016, I
t,
(http ://edukasi.kompasiana. com/2 0 13l12106lsiswa..indonesia-palingbahagia-d i-dunia-6 1 5 696. html.1.
o'
OECD, PISA 2006 Science Compelencies for Tomorrotv's World Exectlive Sunnary,20l6 (www.oecd.org) h. 53.
5
OECD. PISA 2009 Resttlt Executive Summary.2016. (ww w.oecd.org) h. 8.
I
;
q q
Lampiran 21
172
OECD, FIRST RESULTS FROM IPISA 2003 Executive Summary, 2076, (www.oecd.org) h.8, h. 5. Dicky Lopulalan, Belajar Paling Baik, Mempraktekkan dan
Mengajarkan!,2016, (http ://www.dickylopul alan.com/2 0 12 I 0 6 /belajar-paling-baikmempraktekkan.html).
Tonny Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Iakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama 2013),h.4.
l
]
]
Astrid Brinkmann . Know I e dge maps-Tools For Building Struckture In Mothemqtics, 201 6, I
(http ://www. cimt.plymouth. ac.uk/j ournal/brinkmann.pdf).
BAB I n.
t
Ridwan Panji Gunawan, Kemampuan Koneksi Matematik,
20t6, (http //propo salmatem atikaZ3 .blo g spot. com/20 1 3 /05/kemampuan:
koneksi-matematik.html). Suhendra, dl
W. George Cathcart, Learning Mathematics in Elementary and Middle Schools, (Canada: Pearson Edtrcation, 2004),p. 1 5.
1y
Lampiran 21
173
Ridwan Panji Gunawan, e l<s i M at e m at ik, 2016, (http ://proposalmatematika23 .blog spot. com/2 0 1 3 /05&emampuankoneksi-matematik.html). Ke m ampu an Kon
-s
Ika Wahyu Anita, "Pengaruh Kecemasan Matematika (MATHEMATICS Anxiety) Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp", Infinity Jurnal llmiah, Vol3, 2014. h. 128.
6
Rendya Logina Linto,S.i ElniatiYusmet Rizal. Kemampuan Koneksi Matematis Dan Metode Pembelajaran Quantum Teaching rDengan Peta Pikiran, Jurnal Pendidikan \ulatematika, Vol. 1, 2ot2-h. 83.
, ',
l
-l
INCTM, Principles and Standards 7
for School Mathematics.
(Reston:
NCTM,2000), h.274.
, o L 9
Suhendra, dl
NCTM, Principles and Standards
for School Mathematics, ,NCT\,Il2000), h ?1a
(Reston:
ro
W. George Cathcart, Learning Mathcmatics in Elemcntary and Middle School.s. (Canada: Pearson Education, 2OO4), p. 74,h. 14- I 5.
l1
Rochman dkk, Rujukcrn Filsafht, Teori dan Praktis llmu Pendidikan. (Upi press; bandung 2007), h. 683.
1l
1P
Doni Sr,vadarma, Penerapan Mind Mapping dalam Kurikult tm P
e
m b e I aj
ar an, (Gr amedia j akarta
2013), h. 5.
,lY 1L+
W
w
I
Lampiran 21
174
Tonny Buzan, Buku Pintar Mind Map, (J akarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), Cet.12,h.
Nym. Jampel, Pengaruh Metode lPembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Matematika di SD Gugus IX Kecamatan Buleleng e-Journal Edutech Universitas P endidikan Ganesha Juruson Teknologi Pendidikan, Vol. 2, 20I4,h.5. Tonny Buzan, Buku Pintar Mind Map, (J akarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), Cet. 12,h. 4.
\r
T
Doni Swadarma, Penerapan Mind Mapping dal am Kurikulum P e mb e I aj ar an, (Gramedia j akarta
I
q
l
W
Pustaka Utama, 2013), Cet. 12,h. 15-16, h.21.
Lalli, Model Pembelajaran Sastra
l8
dengan Metode Mind Maps 'Peta P ikir an' untuk P eningkatan Day a Berfikir Kreatif dan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Sekolah
Dasar,2076, (
http ://cah ayalail
i.
blogspot.co. id/2
0 I I /05/model-pernbelaj aran-sastra-
dengan-metode.html).
l9
Astrid Brinkmann, Graphical Knowledge Display - Mind Mapping and Concept Mapping Efficient Tools in Mathematics
as
Education, Mathematic s Education Review, April, 2073,p.36-37. p. )1.
1t
w
Lampiran 21
175
rl.aili, Model Pembelaiaran Sastra dengan Metode Mind Maps'Peta Pikiran' untt* Peningkalan Daya Berfikir Kreutif dan Kemampuan Menulis Puisi Dasar,20l6,
Siswa
I
:
Sekolah
A\
(hnp://canayalaili.blogspot.co.id/2
1P
liili:i,f;'.1;Xiiffiryl*u, Dwi Prasetyaningtyas,
] I
2t
]Fitria I Strategi Pembelajaran Mind : lJnluk Meningkatkan MaPPing Untuk Mapping lPenbetajaran IPS Di
W
_ i _,1
Meningkatkan 5D.2016.
]
/fi.' Ah
(W-
/
4fi, 05/strategi-pembelajaran-mind-
i;;;;ir:;'^ip.brogspot.co.id/20r3
1
W
V
mapping.html;. i
.)1
A^r,-r; *r: r Astrid Brinkmann, Graphical Knowledge Display - Mind Mapping and Concept Mapping as Efficient Tools in Mathematics Educalion, Education, Mathematics Education Educaiion Review.No 16 april, 2013" University of Duisburg, Germany p. 39 - 41.
n lW
4,L 4,1.,
(A' (
&
V"
Tonny B\zan, Buku Pintar Mind
23
Yop,Q*?rta:PT.Gramedia
Pustaka Utama, 2013), Cet. 12,h. 6-7.
24
Wina Sanjaya, Strategi aran B er orientasi Standar Proses P endidikan, (Jakarta : Kencana, 2008), Cet. 5, h.l7g, h. lg0-i91, h. 191, h. 195le0
24
W. George Cathcart, Learning Mathematics in Elementary and Midclle Schools, (Canada: Pearson Education. 2004), p. 15.
1t
Astricl Brinkmann . Kno*leclge maps-Tools For Building Struckture In Mathematics, 201 6, (http ://www. cimt.plymouth. ac. r-rk/j ournalibrinkrnann.pdt).
1P
I
P emb el aj
25
Lampiran 21
176 BAB
III
Sugiyono. Metodologi Penelitian P endidikan (P endekatan t Kuantitatif Kualitatif dan R&D), Cet.X, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.114, h.ll2, h. 116, h. 117, h. 1 18, h. 121-122. I
Suharsimi Arikuto Dasar - Dosor Evaluasi Pendidikan edisi ke 2, Jakarta : Bumi Aksara 2012h.80, h. 87, h. 100, h.122,h.223,h. 225, h. 226, h. 229, h. 232.
Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengon Program SPSS/ Lisrel dalam iPenelitian, Jakarta : PT. Raja lGrafindo Persada, 2015, h. 143, h. ]e6, h 306.
lv?4e,h
_-
r
lFrederick J. Gravetter and larry B. lWallnau, Statistics for The Behavioral Science, 9th Ed, (Wadsworlh Publishin g, 2013). p. 299. Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/ Lisrel dalam Penelitian, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2015,h. 490, h. 491.
BAB IV
I
S O Adodo Effect of MindMapping as a Self-Regulated Learning Strategy on Students' Achievement in Basic Science and Technology, Me diterr ane an Journal of Social Sciences Vol. 4, 2073,h. 170.
I
i
i
Lampiran 21
I -,
177
Made Widian, A.A. G;. Agung,I Nym. Jampel, Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar ,Matematika di Sd Gugus IX Kecamatan Buleleng, e-Jottrnal Edute ch Universitas P endidikan Ganesha, Y ol. 2, 201 4, h.10.
Astrid Brinkmann, Graphical Knowledge Display - Mind Mapping and Concept Mapping as Efficient Tools in Mathematics Education, Mathematics Education Review, April, 2013,p. 40.
I
o'
lTonny Buzan, Buku Pintar Mind Mop, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), Cet. 12,h. 6.
1y
Jakarta,l5 Juli 2016
Mengetahui,
MW Pembimbing I
Dr. Gelar Dwiraha),u. M.Pd NIP. 19790601 200604 2 004
Pembimbing
II
Gusni Satriarvati. M.Pd NIP. 19780809 200801 2 032