PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN SERVICE QUALITY TERHADAP IMPULSE BUYING PADA UMBRA BAR & LOUNGE JAKARTA
Larry Aderino Putra dan Hadir Hudiyanto Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat, (021) 53696969,
[email protected]
ABSTRAK Marak nya tempat hiburan malam di Jakarta membuat terjadinya persaingan yang ketat khususnya di industri night club atau biasa disebut kelab malam atau diskotik. Semua kelab malam berusaha meningkatkan profit mereka dengan mendorong terjadinya peningkatan pembelian. Berbagai cara dilakukan agar terjadinya pembelian secara spontanitas atau biasa disebut dengan impulse buying. Pembelian secara spontan tersebut bisa di stimuli dengan store atmosphere atau suasana toko yang nyaman dan sesuai dengan selera pengunjung. Faktor kualitas pelayanan atau service quality dari karyawan dan penyelenggara acara pada sebuah kelab malam juga dapat memicu proses impulse buying tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh store atmosphere dan service quality terhadap impulse buying pada UMBRA Bar & Lounge jakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Korelasi dan Regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa store atmosphere dan service quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Temuan tersebut mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan impulse buying, UMBRA Bar & Lounge perlu memperhatikan faktor-faktor seperti store atmosphere dan service quality. (L) . Kata Kunci: Store atmosphere, service quality, impulse buying
PENDAHULUAN Masyarakat perkotaan akan mencari suasana yang berbeda dalam mencari hiburan, biasanya dalam mencari hiburan mereka cenderung bersenang senang bersama orang orang terdekat seperti keluarga atau sahabat. Tempat hiburan seperti Bar , café , kelab malam atau diskotik , karaoke, restoran atau lounge merupakan beberapa pilihan tempat dimana seseorang akan menyantap makanan atau sekedar bersenang senang dan mengobrol bersama teman teman. Dewasa ini kegiatan kegiatan seperti itu biasa disebut dengan nongkrong atau hang out.
Dari jenis-jenis tempat hiburan tersebut terdapat suatu tempat hiburan yang saat ini cukup digandrungi oleh masyarakat perkotaan, yaitu Night Club atau kelab malam. Dalam marak nya industry night club dijakarta ini munculah sebuah tempat baru bernama UMBRA Bar & Lounge yang berada dibawah naungan PT. Silsila Karya Abadi atau Stupa Group yang launching pada bulan februari tahun 2012. Selain kualitas hiburan UMBRA juga berusaha menciptakan suasana toko yang nyaman untuk menarik minat pengunjung. Tata letak interior sudah berkali kali diubah demi mencari posisi yang pas yang membangun suasana. Tingkat layanan juga merupakan faktor yang diperhitungkan pihak UMBRA guna menciptakan kenyamanan pelanggan didalam toko, pihak UMBRA percaya jika
kualitas pelayanan semakin baik maka pengunjung akan semakin nyaman lalu akan meningkatkan pembelian. Tentu faktor-faktor itu perlu diperhatikan demi memuaskan pengunjung umbra yang sangat banyak. Faktor – faktor tersebut merupakan faktor penting yang memicu terjadinya pembelian secara spontan atau Impulse Buying. Dengan memicu terjadinya Impulse Buying, perusahan akan dapat meningkatkan tingkat pembelian pada konsumen.Menurut Sterns (1962) yang dikutip dari Bong (2011) belanja impulsif adalah suatu pembelian yang dilakukan konsumen tanpa direncanakan sebelumnya (impulsive buying is a purchase that made by consumers without being intentionally planned before). Sebagai bahan pertimbangan peneliti dalam menyusun penelitian ini maka akan dijelaskan mengenai penelitian terdahulu yang relevan sesuai dengan jenis variabel yang akan diteliti yaitu pengaruh Store Atmospher, dan Service Quality terhadap Impulse Buying. Berikut penelitianpenelitian tersebut: 1) Jurnal An Analysis Of In-Store Shopping Environtment On Consumers Impulse Buying : Evidence From Pakistan , oleh Ali dan Hasnu (2011). Jurnal ini berisi tentang penelitian pengaruh Store Environtment yang memicu Impulse Buying Decision. Sample yang digunakan dalah 100 pembeli yang diambil secara acak di Abbotabad dan Islamabad , Pakistan. Hasilnya adalah peningkatan enjoyable, pleasant dan attractive in-store yang dipengaruhi Store Atmosphere dapat meningkatkan peluang terjadinya Impulsive Buying terhadap konsumen. 2) Kurniawan dan Kunto (2013) berjudul, Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotion sebagai variable Intervening Studi Kasus Di Matahari Department Store Cabang Supermall Surabaya, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori. Sampel penelitian adalah konsumen Matahari department store cabang supermall Surabaya, yang berjumlah 150 orang. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa promotion dan store atmosphere berpengaruh terhadap shopping emotion, promotion dan Store Atmosphere berpengaruh terhadap impulse buying, serta shopping emotion berpengaruh terhadap impulse buying.
3) Jurnal penelitian berjudul The effect of culture and salespersons’ retail service quality on impulse buying, oleh Pornpotakpan dan Han (2013), Studi ini mengkaji pengaruh dari kualitas layanan retail penjual ' pada impulse buying dan memberikan bukti bahwa moderat kualitas pelayanan berpengaruh pada impulse buying Peneliti mendapatkan data sebagai bahan penelitian ini melalui beberapa pertanyaan untuk dijadikan rumusan masalah. Perumusan masalah yang diajukan dicari penjelasan serta jawabannya adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh antara Store Atmosphere UMBRA terhadap Impulse Buying? 2. Adakah pengaruh antara Service Quality UMBRA terhadap Impulse Buying? 3. Adakah pengaruh antara Store Atmosphere dan Service Quality UMBRA terhadap impulse buying? Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam tugas akhirnya adalah sebagai berikut: 1. 2. 3.
Mengetahui pengaruh antara Store Atmosphere UMBRA terhadap Impulse Buying. Mengetahui pengaruh antara Service Quality UMBRA terhadap Impulse Buying. Mengetahui pengaruh Store Atmosphere dan Service Quality UMBRA terhadap Impulse Buying.
Dalam penelitian ini, berdasarkan penelitian terdahulu dan secara teoritis maka kerangka model konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Store Atmosphere
Impulse Buying
Service Quality
Gambar 1 Model Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai variabel-variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif di sini lebih kepada analisis hubungan kausal, yaitu variabel independen (variabel bebas) memengaruhi variabel dependen (variabel bergantung). Time Horizon yang dipakai adalah cross-sectional. Desain dari penelitian ini bisa dilihat di Tabel 1 berikut: Tabel 1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian T–1
Jenis Metode Penelitian Asosiatif
Metode Penelitian Survei
Unit Analisis
Time Horizon
Konsumen
T–2
Asosiatif
Survei
Konsumen
T–3
Asosiatif
Survei
Konsumen
Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan sumber data berasal dari data primer maupun sekunder. Data dan sumber data penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini: Tabel 2 Data dan Sumber Data Penelitian Tujuan T-1
Data Hubungan antara Store Atmosphere terhadap Impulse Buying
Jenis Data Kuantitatif
Sumber Data Data Primer
T-2
Hubungan antara Service Quality terhadap Impulse Buying
Kuantitatif
Data Primer
T-3
Hubungan antara Store Atmosphere & Service Quality terhadap Impulse
Kuantitatif
Data Primer
Teknik Pegumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu:
1) Studi Pustaka Ini adalah teknik pengumpulan data sekunder yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat membantu proses penelitian ini. Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai landasan teori. Penulis melakukan studi kepustakaan melalui buku-buku, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel di internet. 2) Penelitian Lapangan Penelitian lapangan berguna untuk menghimpun data secara langsung, berikut adalah metode yang dilakukan: a. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Dalam penelitian ini, penulis wawancara langsung dengan Brand Manager UMBRA Bar & Lounge. b. Kuisioner Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas dasar penyataan tersebut.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan para Spender, yaitu pengunjung UMBRA Bar&Lounge yang melakukan pembelian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Wibisono (2003) yang dikutip dari Riduan dan Kuncoro (2008, hal 50), jumlah responden dari sebuah penelitian dapat ditentukan melalui rumus berikut :
Keterangan : = jumlah sampel = nilai dari table Z yang biasanya berkisar 95%-99% = standart deviasi e
= kesalahan yang dapat ditoleransi dalam level of confidence tertentu
Karena tidak ada sampel sebelumnya, maka σ dapat diganti dengan 0,25 sebagai perkalian antara 0,5 x 0,5. (Umar, hal 150)
Maka,
= 97 Responden = 100 Responden Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 97 orang responden. Untuk memudahkan perhitungan maka dibulatkan menjadi 100 orang responden.
Metode Analisis Teknik yang cukup penting dalam penelitian adalah pengolahan data. Pengolahan data bermaksud untuk mengungkap hasil akhir penelitian dari data yang telah diperoleh. Pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Setelah data dikumpulkan, maka uji validitas-reliabilitas, lalu dilakukan uji normalitas terhadap data yang ada. Setelah data dipastikan normal, valid, dan reliabel, maka dilakukan analisis dengan menggunakan teknik analisis seperti dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 Metode Analisis Metode Analisis
Tujuan Penelitian
Jenis Penelitian
Teknik Analisis
T-1
Asosiasif
Korelasi dan Regresi Berganda
T-2
Asosiasif
Korelasi dan Regresi Berganda
T-3
Asosiasif
Korelasi dan Regresi Berganda
HASIL DAN BAHASAN Selanjutnya, dengan menggunakan bantuan program SPSS, analisa data X1, X2, dan Y memperoleh hasil output sebagai berikut :
Tabel 4 Korelasi Pearson X1, X2, dan Y Correlations STORE_ATMO SPHERE Pearson Correlation STORE_ATMOSPHERE
Pearson Correlation IMPULSE_BUYING
1
LITY **
.504
**
.334
.000
.000
100
100
100
**
1
.504
**
.403
Sig. (1-tailed)
.000
N
100
100
100
**
**
1
Pearson Correlation SERVICE_QUALITY
NG
Sig. (1-tailed) N
IMPULSE_BUYI SERVICE_QUA
.334
.000
.403
Sig. (1-tailed)
.000
.000
N
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
100
Sumber : Hasil Output SPSS, 2014 Tabel 5. ANOVA X1 dan X2 terhadap Y a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
462.053
2
231.026
Residual
1002.300
97
10.333
Total
1464.353
99
F
Sig. b
22.358
.000
a. Dependent Variable: Impulse_buying b. Predictors: (Constant), Service_quality, store_atmosphere
Sumber: Hasil Output SPSS, 2014
Tabel 6. Model Summary uji simultan X1 dan X2 terhadap Y b
Model Summary Model
R
R Square
a
1
.562
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.316
.301
3.214
a. Predictors: (Constant), Service_quality, store_atmosphere b. Dependent Variable: Impulse_buying
Sumber: Hasil Output SPSS, 2014
Tabel 7. Coefficients uji simultan X1 dan X2 terhadap Y a
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error 9.407
2.276
store_atmosphere
.217
.046
Service_quality
.125
.042
Beta 4.133
.000
.415
4.662
.000
.264
2.964
.004
a. Dependent Variable: Impulse_buying
Sumber: Hasil Output SPSS, 2014 Tabel 8 ANOVA uji individual X1 terhadap Y ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
371.292
1
371.292
Residual
1093.061
98
11.154
Total
1464.353
99
a. Dependent Variable: Impulse_buying b. Predictors: (Constant), store_atmosphere
F 33.289
Sig. .000b
Tabel 9 Model Summary uji individualX1 terhadap Y b
Model Summary Model
R
R Square
a
1
.504
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.254
.246
3.340
a. Predictors: (Constant), store_atmosphere b. Dependent Variable: Impulse_buying
Tabel 10 Ceofficients uji individualX1 terhadap Y Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficients
Model B (Constant)
t
Std. Error
13.050
1.990
.263
.046
Beta
Tolerance 6.557
.000
5.770
.000
VIF
1 store_atmosphere
.504
a. Dependent Variable: Impulse_buying
Hasil Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat dibuat suatu rangkuman akan besar hubungan dan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara parsial maupun simultan, yang dapat dilihat pada Tabel 11 dan 12 berikut ini: Tabel 11 Hasil Uji Korelasi Pearson X1, X2 dan Y Tabel 12 Hasil Uji Regresi X1, X2 dan Y
Hubungan antara
Korelasi
Sifat Hubungan
X1denganX2
0,334
Rendah dan searah
X1denganY
0,504
Cukup kuat dan searah
X2denganY
0,403
Cukup kuat dan searah
Pengaruh Terhadap
Besar Pengaruh
Persamaan Regresi
X1 dan X2 terhadap Y
0,316 (31,6%)
Y = 9,407 + 0,217X1 + 0,125X2
X1 terhadap Y
0,254 (25,4%)
Y = 13,050+0,263 X1
X2 terhadap Y
0,162 (16,2%)
Y = 15,794+ 0,191 X2
1.000
1.000
Dengan demikian didapat diagram jalur seperti tampak pada Gambar 2 berikut 0,254 = 25,4%
X1 0,316 = 31,6%
Y X2
0,162 = 16,2%
Gambar 2 Bagan Pengaruh X1 dan X2terhadap Y Keterangan: Pengaruh Individual Pengaruh Simultan Hubungan
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian di atas, didapatkan bahwa Store Atmosphere dan Service Quality berpengaruh terhadap Impulse Buyingkonsumen UMBRA Bar & Lounge baik secara individual maupun simultan. Dari kedua variabel bebas yang diteliti, Store Atmosphere mempunyai pengaruh yang lebih besar dibanding Service Quality terhadap Impulse Buying. 1.
Store Atmosphere berpengaruh terhadap Impulse Buying Variabel Store Atmosphereterbukti memiliki pengaruh terhadap variabel Impulse Buying secara parsial, dan pengaruh tersebut bersifat signifikan. Besarnya pengaruh atau kontribusi Store Atmosphereterhadap Impulse Buying adalah 0,5042 = 0,254 atau sebesar 25,4%. Dengan demikian, hal ini menyatakan bahwa variable Store Atmosphere sudah cukup mempengaruhi Impulse Buying Pada UMBRA. Bisa dilihat pada table 4.15 , Store Atmosphere mempunyai nilai rata-rata yang Cukup yaitu sebesar 3,315 yang masuk dalam kategori 2,62-3,42. Dengan salah satu fungsi Internal Layout yang baik yaitu Penyembur Gas Oxygen atau Oxyblast dengan nilai 3,67 yang termasuk dalam kategori baik (table 4.14). Dan fungsi external layout pada papan nama yang terlihat jelas dengan nilai 3,92 yang termasuk dalam kategori baik. Indicator lain masuk dalam kategori cukup yaitu pada nilai 2,62-3,42 .
2.
Service Quality berpengaruh terhadap Impulse Buying.
Variabel Service Qualityterbukti memiliki pengaruh terhadap variabel Impulse Buying secara parsial, dan pengaruh tersebut bersifat signifikan. Besarnya pengaruh atau kontribusi Store Atmosphereterhadap Impulse Buying adalah 0,4032 = 0,162 atau sebesar 16,2%. Dengan demikian, hal ini menyatakan bahwa variable Service Qualitymemiliki pengaruh yang lebih dibandingkan pengaruh dari variable sebelum nya terhadap Impulse Buying Pada UMBRA. Tetapi variable ini masih memiliki nilai fungsi nya dengan cukup Bisa dilihat pada table 4.15 , Service Qualitymempunyai nilai rata-rata yang Cukup yaitu sebesar 3,21 yang masuk dalam kategori 2,62-3,42. Indikator yang mempengaruhi dengan baik adalah Tangibleberupa bukti fisik UMBRA dan fasilitas-fasilitas yang bias dirasakan langsung, dengan nilai 3,42 yang termasuk dalam kategori baik (table 4.14). namun ada indikator yang berfungsi secara buruk yaitu
pada indikator Assurance atau jaminan pada bagian Security dengan nilai 2,53 yang termasuk dalam kategori buruk (1,77-2,53).
3.
Store Atmospheredan Service Qualityberpengaruh terhadap Impulse Buying Variabel Store Atmospheredan Service Quality terbukti memiliki pengaruh terhadap variabel Impulse Buying secara Simultan, dan pengaruh tersebut bersifat signifikan. Besarnya pengaruh atau kontribusi Store Atmosphereterhadap Impulse Buying adalah 0,316 atau sebesar 31,6%. Dengan demikian, hal ini menyatakan bahwa variable Store Atmosphere dan Service Quality dapat mempengaruhi Impulse Buying Pada UMBRA secara bersamaan. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menjawab perumusan masalah peneliti yang telah diajukan pada Bab I. Bedasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan di Bab IV maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengolahan dan analisis data berdasarkan pendekatan SPSS menunjukkan hasil bahwa Store Atmosphere UMBRA Bar & Lounge berpengaruh secara signifikan terhadap Impulse Buying 2. Pengolahan dan analisis data berdasarkan pendekatan SPSS menunjukkan hasil bahwa Service Quality UMBRA Bar & Lounge berpengaruh secara signifikan terhadap Impulse Buying 3. Pengolahan dan analisis data berdasarkan pendekatan SPSS menunjukkan hasil bahwa Store Atmosphere dan Service Quality UMBRA Bar & Lounge berpengaruh secara signifikan terhadap Impulse Buying Saran Dengan memperhatikan hasil analisa dan pembahasan, maka saran-saran yang dapat dijadikan bahan masukan kepada UMBRA Bar & Lounge Jakarta adalah: 1. Dekorasi interior UMBRA haruslah diperbaharui guna meningkatkan suasana atau atmosfer yang lebih baik. Penambahan elemen-elemen Night Club seperti LCD Panel screen yang besar dan laser light tentu akan memperkuat atmosfer Night club. 2. Tata letak meja, sofa dan kursi dirasa sudah cukup. Tapi sebaiknya dilakukan perubahan letak agar lebih memudahkan pengunjung saat berjalan disaat suasana sedang sangat ramai. Dan jika hal itu sulit dilakukan, sebaiknya lokasi kasir dan bar diperdekat dengan area utama agar mempermudah pemesanan minuman dan melakukan pembayaran. 3. Kualitas musik yang dimainkan oleh DJ dirasa sudah cukup oleh konsumen UMBRA, tetapi alangkah baik nya jika kualitas musik yang dimainkan disesuaikan dengan selera pengunjung, yaitu dengan cara memainkan musik-musik mainstream dan popular yang disenangi orang banyak, sehingga membuat pengunjung ikut bernyanyi dan menikmati suasana. 4. Kualitas pelayanan UMBRA dirasa masi perlu ditingatkan, terutama pada pihak Security yang dirasa kurang memberikan rasa aman pada pengunjung. Sebaiknya pihak security siap sedia berada di dalam area indoor dan outdoor sehingga penggunjung merasa aman dan menjadi lebih nyaman berada di UMBRA. 5. Bagian reservasi sebaiknya ditambah menjadi dua orang. Karena jika dalam suasana yang ramai seperti saat weekend, banyak pengunjung yang tidak terlayani jika ingin melakukan reservasi sofa atau meja.
REFERENSI Ali, A., dan Hasnu, S. A. F., (2011). An Analysis Of In-Store Shopping Environment On Consumers’ Impulse Buying: Evidence From Pakistan. Proceedings of 3rd SAICON, pp. 1-9. Areni, S, C. and Kim, D. (1993) ,The Influence of Background Music on Shopping Behavior: Classical Versus Top-Forty Music in a Wine Store. in NA - Advances in Consumer Research Volume 20, eds. Leigh McAlister and Michael L. Rothschild, Provo, UT : Association for Consumer Research, 336-340. Arief. (2007) Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan - Bagaimana Mengelola Kualitas Pelayanan Agar Memuaskan Pelanggan. Edisi pertama. Malang: PT. Bayu Media Publishing,. Berman, B. and Evans, Jr. (2007). Retail Management: A Strategic Approach (10th ed.). Prentice Hall. Bong, S. (2011). Pengaruh In-store Stimuli Terhadap Impulse Buying Behaviour Konsumen Hypermarket Jakarta. Tanggerang-Banten Jawa Barat : Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Multimedia Nusantara. Graa, A. and Dani-elkebir, M. (2012). Application Of Stimulus & Response Model to Impulse Buying Behaviour of Algerian Consumer. Serbian Journal of Management, 7 (1): 53-64. Hartanto, H. (2010). Pengaruh Faktor-Faktor Store Environtment dan Faktor-faktor Product Brand Terhadap Impulse Buying Behaviour di Hypermart Ciputra World Surabaya. Jurnal Wima, Vol.1, No,2. Justus, S. F. , Srinivas, Venkadeshwaran and Ramesh. (2007) The Call of a Retailer – A Study on Retailer Evaluation Parameters. Journal of Contemporary Research in Management. December. Kharis, F, I. (2011). Studi Mengenai Impulse Buying Dalam Penjualan Online (Studi Kasus di Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Kotler, P. & Armstrong, G. (2003). Principles of Marketing.10th Edition. New Jersey: Prentice Hall International Edition, Englewood Cliffs. Kotler, P. & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid 1. 12th Edition. Jakarta: PT.Indeks, Kelompok Gramedia Kotler, P. (2002). Manajemen pemasaran 1 Milenium Edition. Jakarta : PT Prenhallindo. Kotler, P.(2008) Principles of Marketing, 12th Edition. Jakarta: Erlangga, Kotler, Philip & Gary Armstrong (2006) Principles of Marketing 11th Edition, New Jersey : Pearson Prentice Hall. Kotler, Philip. (2005). Marketing Management (11th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. Kuncoro, E. A . dan Maretha, V. (2011). Pengaruh Store Atmosphere dan Store Image terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Toko Buku Gramedia Pondok Indah. BINUS BUSINESS REVIEW, 2 (2), 979-991, November. Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Kurniawan, D. dan Kunto, S, Y. (2013). Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping Emotion Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus di Matahari Department Store Cabang Supermall Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol. 1, No. 2. 1-8 Levy, M. and Weitz, B. A. (2007). Retailling management (4th ed.). New York: McGraw-Hill. Lovelock, C. H., & Wirtz, J. (2007). Services Marketing: People, Technology, Strategy. (6th edition).USA: Pearson Prentice Hall Mattila, A. S. and Wirtz, J. (2008). The role of store environmental stimulation and social factors on impulse purchasing, Journal of Services Marketing, Vol. 22, No. 7, pp. 562-567. Mowen, J, C., Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen. Penerbit Erlangga, Jakarta. Negara, D, J. dan Dharmmesta, S. B. (2003). Normative Moderators Of Impulse Buying Behaviour. Jurnal of Bussines, Vol. 5, No. 1, 1-14 Parasuraman (1998). SERVQUAL: A Multiple Scale for Measuring Service Quality, Journal of Marketing. Pornpitakpan, C. and Han, H, J. (2013). The Effect of Culture and Salespersons’ Retail Service Quality on Impulse Buying. Australian Marketing Journal, Vol.21, No.2, 85-93 Riduwan dan Kuncoro, E, A. (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta. Sarjono, H. dam Julianita, W. (2011). SPSS vs LISREL : Sebuah Pengantar, Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi : Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan Prosedur SPSS). PT Elex Media Komputindo. Schiffman & Kanuk.(2005), Consumer Behaviour, Eastern Economy Edition, 8th edition, pp. 421. The Marketing Whitebook, Businessworld, 2005 edition.
10
Semuel, H. (2006). Dampak respon emosi terhadap kecenderungan perilaku pembelian impulsif konsumen online dengan sumber daya yang dikeluarkan dan orientasi belanja sebagai variabel mediasi, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 8 No.2, hal. 101-115. Simamora, B. (2003). Analisis multivariat pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta Tjiptono, dan Chandra (2005). Manajemen Pemasaran Jasa. Yogyakarta : Andi Offset Tjiptono, F & Gregorius, C. (2005). Service, quality and satisfaction. Yogyakarta : Andi. Tjiptono, F. & Gregorius, C. 2007. Service, Quality Satisfaction. Yogyakarta : Andi. Utami dan Aryani (2004). Pengaruh Faktor-Faktor Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Nasabah : Studi Kasus Di Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol 4 No 1. Hal : 48-60 Yamit, Z. (2005). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Edisi pertama. Yogyakarta : Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII http://www.jakarta.go.id , diakses 10 Desember 2013 http://www.lintasceria.com , diakses 10 Desember 2013 http://www.jakarta100bars.com , diakses 10 Desember 2013
RIWAYAT PENULIS Nama Tempat/ Tgl. Lahir Pendidikan
: Larry Aderino Putra : Jakarta, 24 Agustus 1991 : S1, Universitas Bina Nusantara, Fakultas Manajemen Ekonomi, fokus Pada International Marketing.
11