PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP MOTIVASI SISWA SMAN 1 2X11 KAYUTANAM MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI
E-JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
Oleh :
GUSRINA WAHYUNI 11090177
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP MOTIVASI SISWA SMAN 1 2X11 KAYUTANAM MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI Oleh: ๐๐ฎ๐ฌ๐ซ๐ข๐ง๐ ๐๐๐ก๐ฒ๐ฎ๐ง๐ข , ๐๐ฎ๐ฆ๐๐ซ๐ง๐ข, ๐. ๐๐ ๐ , ๐๐๐ฌ๐ข ๐๐ซ๐๐ฏ๐ , ๐. ๐๐๐ 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar 2, 3) Dosen Program Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatra Barat
[email protected] Sumarni
[email protected] [email protected] ๐
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan prestasi belajar secara simultan terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan nilai koefisiennya sebesar 1,658. Nilai koefisien ini signifikan karena t hitung lebih besar dari ttabel. Artinya apabila tingkat pendidikan orang tua meningkat 1%, maka motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan meningkat sebesar 1,658 satuan. 2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pekerjaan orang tua terhadap motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan nilai koefisiennya sebesar 2,936. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung lebih besar dari ttabel. Artinya apabila pendapatan orang tua meningkat 1%, maka motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan meningkat sebesar 2,936 satuan. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan pendapatan orang tua terhadap motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan nilai koefisiennya sebesar 0,303. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung lebih besar dari ttabel. Artinya pendapatan orang tua meningkat 1%, maka motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan meningkat sebesar 0,303 satuan. 4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara prestasi belajar terhadap motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan nilai koefisiennya sebesar 0,942. Nilai koefisien ini signifikan karena t hitung lebih besar dari ttabel. Artinya apabila prestasi belajar meningkat 1%, maka motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan meningkat sebesar 0,942 satuan. 5) Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan prestasi belajar, secara simultan terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai F hitung sebesar 247,792. Besarnya pengaruh tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan prestasi belajar terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi yaitu 89,8% dan sisanya 10,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang ada diluar penelitian. Kata kunci : Tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, prestasi belajar, motivasi melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.
ABSTRACT This study aimed to analyze the influence of parents' education level, occupation of parents, parental income and achievement motivation to learn simultaneously to students of SMAN 1 2X11 Kayutanam continuing education to universities. The results showed that: The results showed that: 1) There is a significant relationship between the level of parental education on the motivation of students continue their education at universities with the coefficient value of 1.658. The value of the coefficient is significant because thitung greater than ttable. This means that if the level of parents' education increased by 1%, then the motivation of students continue their education at universities will increase by 1.658 units. 2) There is a significant relationship between the job of parents to motivate the students continue their education at universities with the coefficient value of 2.936. The value of the coefficient is significant because thitung greater than ttable. This means that if parental income increased by 1%, then the motivation of students continue their education at universities will be increased by 2,936 units. 3) There is a significant effect on the motivation of parents' income students continue their education at universities with the coefficient value of 0.303. The value of the coefficient is significant because thitung greater than ttable. It means that parents' income increased by 1%, then the motivation of students continue their education at universities will be increased by 0,303 units. 4) There is a significant relationship between learning achievement of the students' motivation to continue their education to the College by the coefficient value of 0.942. The value of the coefficient is significant because thitung greater than ttable. This means that if the learning achievement increased by 1%, then the motivation of students continue their education at universities will increase by 0.942 units. 5) There is a significant relationship between the level of parental education, parental occupation, parental income and student achievement, simultaneously on the motivation of students of SMAN 1 2X11 Kayutanam continue their education at universities with research that states that the value Fhitung 247.792. The magnitude of the effect of parental education, parental occupation, income parents on the motivation and learning achievements of students of SMAN 1 2X11 Kayutanam continuing education to universities is 89.8% and the remaining 10.2% is influenced by other factors that exist outside the research. Keywords : Level of parental education , parental occupation , income people parents , academic achievement , motivation to continue their education at Universities height. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan
sebagai hak asasi setiap individu anak bangsa telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyebutkan bahwa โsetiap warga Negara berhak mendapat pendidikanโโ Peranan Perguruan Tinggi sangat penting untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan, profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
menciptakan ilmu pengetahuan Banyak faktor yang teknologi, namun kenyataannya tidak mempengaruhi Motivasi siswa untuk semua lulusan SMA dapat melanjutkan melanjutkan pendidikan keperguruan ke Perguruan Tinggi, ada yang tinggi diantaranya adalah status sosial memutuskan untuk bekerja bahkan ada ekonomi orang tua, menurut Syah yang menganggur, tujuan dari lulusan (2011:139). Status sosial ekonomi orang SMA mempersiapkan peserta didik untuk tua terdiri atas pendidikan orang tua, melanjutkan pendidikan ke jenjang pekerjaan orang tua dan pendapatan pendidikan tinggi orang tua, menurut Friedman (2004:45). Melanjutkan keperguruan tinggi di awali dari adanya rasa ketertarikan dan kebutuhan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Tabel 1.1 : Alumni SMAN 1 2X11 Kayutanam Tahun Tidak Jumlah siswa lulus Melanjutkan tamat Melanjutkan 2010 65 16 49 2011 109 35 74 2012 104 40 64 2013 126 50 76 2014 133 54 79 Sumber : Dokumen TU SMAN 1 2X11 Kayutanam, 2015 Dari tabel 1.1 dapat diketahui dan asosiatif ini merupakan penelitian bahwa motivasi siswa SMAN 1 2X11 yang bertujuan untuk mengetahui Kayutanam untuk melanjutkan pengaruh atau hubungan antara dua pendidikan ke Perguruan Tinggi masih variabel atau lebih. rendah, rendahnya motivasi siswa Penelitian ini termasuk penelitian melanjutkan pendidikan ke Perguruan asosiatif karena bertujuan untuk Tinggi dapat disebakan juga dari segi mengetahui pengaruh atau hubungan status sosial ekonomi orang tua. Karena antara dua variabel atau lebih yaitu orang tua yang mempunyai status sosial pengaruh tingkat pendidikan orang tua, yang tinggi akan berdampak pada pekerjaan orang tua, pendapatan orang pendidikan anaknya kejenjang yang lebih tua dan prestasi belajar terhadap motivasi tinggi.. siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam Selain dari faktor status sosial melanjutkan pendidikan ke Perguruan ekonomi orang tua, faktor dari dalam diri Tinggi. Waktu yang digunakan peneliti siswa seperti Prestasi Belajar yang dalam melakukan penelitian ini adalah mereka miliki bisa menjadi dukungan selama kurang lebih 1 (satu) bulan pada dan hambatan baginya untuk melanjutkan bulan Agustus 2015. pendidikan ke Perguruan Tinggi. Populasi dalam penelitian ini Berdasarkan hal ini lah penulis tertarik adalah seluruh siswa kelas XII IPA dan melakukan penelitian dengan judul IPS yang terdaftar pada tahun ajaran โPengaruh Status Sosial Ekonomi Orang 2015/2016 sebanyak 167 orang. Teknik Tua dan Prestasi Belajar Terhadap pengambilan sampel pada penelitian ini Motivasi Siswa SMAN 1 2X11 adalah Proporsional Random Sampling. Kayutanam Melanjutkan Pendidikan ke Dalam penelitian ini jumlah sampel Perguruan Tinggi โ. sebanyak 118 orang. Motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah berupa Tinggi diperoleh dari hasil penyebaran deskriptif dan asosiatif. Menurut kuesioner yang telah diuji cobakan Sugiyono (2012:10) penelitian deskriptif terlebih dahulu.
Penyusunan angket atau yang terdiri dari uji maximum likelihood, kuesioner berpedoman kepada skala uji ramsey, uji normalitas, uji likert dengan beberapa alternatif jawaban heteroskedastisitas, uji multikolinieritas, dengan diberi bobot penilaian positif dan uji autokorelasi, dan analisis regresi negatif, sedangkan prestasi belajar (Y) linear berganda . diperoleh dari dokumentasi berupa nilai rapor kognitif semester I. Analisis yang HASIL PENELITIAN digunakan dalam penelitian ini adalah A. Motivasi Melanjutkan Pendidikan analisis deskriptif dan analisis induktif ke Perguruan Tinggi (Y) Tabel 2 : Distribusi Variabel Motivasi Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi No Indikator No RataTCR Keterangan Pernyataan Item rata 1. Adanya hasrat 1 Mudah dapat kerja 3,9 79,0 Cukup Baik dan keinginan 2 Ingin Sukses 4,2 84,9 Baik berhasil 3 Masa depan cerah 4,3 86,9 Baik 4 Dorongan dalam diri 4,4 71,1 Baik 5 Lulusan PT nganggur 4,0 70,5 Cukup Baik 6 Membuang uang 4,4 87,5 Baik 4,2 84,2 Baik Rata-rata Adanya 7 Mengembangkan ilmu 3,9 77,1 Cukup Baik 2. dorongan dan 8 Nilai disekolah tinggi 3,9 78,8 Cukup Baik kebutuhan 9 Bertanya pada guru 3,8 76,9 Cukup Baik dalam belajar 10 Meningkatkan prestasi 4,4 88,5 Baik 11 Malas belajar 4,4 88,6 Baik 12 Belajar membosankan 4,4 88,0 Baik 4,1 83,0 Baik Rata-rata 3. Adanya 13 Menggapai cita-cita 4,4 87,8 Baik harapan dan 14 Perkembangan dunia 3,9 77,3 Baik cita-cita masa kerja depan 15 Bekal masa depan 4,4 87,8 Baik 16 Dilingkungan banyak 4,3 86,4 Baik sarjana 17 Punya banyak relasi 3,8 75,6 Cukup Baik 4,1 83,0 Baik Rata-rata Adanya 18 Ingin gelar sarjana 4,3 86,9 Baik 4. penghargaan 19 Ingin dihargai orang 4,4 87,3 Baik dalam belajar 20 Mencari beasiswa 4,4 88,1 Baik 21 Bahan sindiran orang 4,3 85,8 Baik 4,4 87,0 Baik Rata-rata 5. Adanya 22 Tugas akhir susah 4,0 79,2 Cukup Baik kegiatan yang 23 Mengembangkan potensi 4,3 86,8 Baik menarik dalam organisasi belajar 24 Kuliah banyak tugas 4,4 87,1 Baik 25 Sulit untuk tamat 4,3 86,3 Baik 4,2 84,8 Baik Rata-rata 6. Adanya 26 Merasa senang 4,4 88,0 Baik lingkungan 27 Keluarga tidak mampu 3,8 76,8 Cukup Baik belajar yang 28 Tidak memperhatikan 4,0 79,2 Cukup Baik
kondusif
29 Tidak ada dukungan 3,9 79,0 Cukup Baik 30 Keluarga berpendidikan 3,8 76,2 Cukup Baik 4,0 79,2 Cukup Baik Rata-rata 4,2 83,6 Baik Total Rata-rata Sumber : Olahan data sekunder 2015 Dari Tabel 2 di atas diperoleh pengaruh faktor eksternal status sosial indikator yang memiliki TCR terendah ekonomi orang tua sangat mempengaruhi adalah adanya lingkungan belajar yang motivasi siswa melanjutkan pendidikan kondusif dengan TCR sebesar 4,0%. Hal ke Perguruan Tinggi. Artinya, semakin ini menunjukkan bahwa indikator adanya baik status sosial ekonomi orang tua lingkungan yang kondusif berada pada maka akan semakin tinggi pula motivasi kategori cukup baik karena berada pada siswa melanjutkan pendidikan ke rentang skor TCR 65-79%. Dengan Perguruan Tinggi. demikian dapat dikatakan bahwa Selain didukung oleh teori diatas, PEMBAHASAN hasil penelitian ini juga sejalan dengan 1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi hasil penelitian yang dilakukan oleh Esti Orang Tua Terhadap Motivasi Setya Rini (2012), yang menyimpulkan Siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam bahwa Terdapat hubungan positif dan Melanjutkan Pendidikan ke signifikan antara dengan Minat Perguruan Tinggi Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Berdasarkan pengujian hipotesis Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 yang telah dilakukan diperoleh hasil Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012 bahwa tingkat pendidikan orang tua (X1 ) Berdasarkan hasil uji deskriptif diperoleh t hitung sebesar > 3,232 ttabel menunjukkan bahwa tingkat pendidikan 1,65787 dengan signifikan 0,002 < 0,05 orang tua siswa di SMAN 1 2X11 berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Kayutanam Kabupaten Padang Pariaman Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berada pada kategori yang paling banyak terdapat pengaruh yang signifikan secara adalah (ayah) sebanyak 45,8% yaitu parsial antara tingkat pendidikan orang berada pada kategori tamatan SMA dan tua terhadap motivasi siwa SMAN 1 (ibu) 41,5% berada pada kategori tamat 2X11 Kayutanam melanjutkan SD. Tingkat pendidikan ayah yang paling pendidikan ke Perguruan tinggi. Hal ini sedikit terdapat pada tamatan pada berarti bahwa semakin tinggi tingkat jenjang pendidikan tidak tamat SMP pendidikan orang tua maka semakin sebanyak 0,8%, sedangkan ibu paling tinggi pula motivasi melanjutkan sedikit terdapat pada jenjang tamatan pendidikan ke Perguruan Tinggi yang tidak tamat SMA sebanyak 0,8%. akan dimiliki oleh siswa, dan begitu juga Tingkat pendidikan ayah dengan rata-rata sebaliknya. 9,76; nilai tengah 12, nilai yang sering Hasil penelitian ini sejalan muncul 12, nilai maksimum 16 dan nilai dengan pendapat yang dikemukakan oleh minimal 2 dan tingkat pendidikan ibu Dimyati (2009:87) โRemaja yang orang dengan rata-rata 9,30; nilai tengah 9, nilai tuanya berpendidikan tinggi lebih yang sering muncul 6, nilai maksimum mungkin melanjutkan pelajarannya Ke 16 dan nilai minimum 2. Perguruan Tinggi ketimbang remaja yang orang tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi dan remaja yang orang tuanya berijazah sekolah lanjutan tingkat atau lebih mungkin melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi dari pada remaja yang orang tuannya seperti ituโ.
2. Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadap Motivasi Siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pekerjaan orang tua (X2 ) diperoleh t hitung sebesar 2,332 > ttabel 1,65787 dengan signifikan 0,021 < 0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara pekerjaan orang tua terhadap motivasi siwa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan tinggi. Hal ini berarti bahwa semakin baik pekerjaan orang tua maka semakin tinggi pula motivasi melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi yang akan dimiliki oleh siswa, dan begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Siti Nachiya (2012:9) Pekerjaan orang tua merupakan suatu jerih payah yang dilakukan oleh orang tua sehingga dengan pekerjaan yang dilakukan itu akan mendapatkan hasil yang maksimal, sesuai dengan profesi yang mereka tekuni atau miliki. Pekerjaan orang tua dapat diukur dengan bidang kerjanya, bidang pekerjaan terbagi kedalam bentuk formal dan nonformal. Pekerjaan formal adalah kegiatan usaha yang bentuknya teroganisasi, cara kerjanya teratur dan pembiayaannya dari sumber resmi, menggunakan buruh dengan tingkat upah tertentu (PNS, Pegawai swasta, polisi, dokter dan lainya). Sedangkan pekerjaan nonformal adalah: lapangan pekerjaan yang diciptakan dan diusahakan sendiri oleh pencari kerja (seperti wiraswasta, petani, buruh, sopir, pedagang dan lain sebagainya). 3. Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Motivasi Siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pendapatan orang tua (X3 )
diperoleh t hitung sebesar 2,648 > ttabel 1,65787 dengan signifikan 0,009 < 0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara pendapatan orang tua terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pendapatan orang tua maka semakin tinggi pula motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ahmadi (2007:231) orang tua mempunyai andil yang sangat besar dalam pendidikan anak, orang tua yang mengarahkan dan membimbing, serta mendorong anak untuk bersekolah dan orang tua bertanggung jawab dalam menyediakan dana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Berdasarkan hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa pendapatan orang tua masih berada pada golongan yang masih rendah. Pendapatan orang tua pada Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,- sebesar 33,8% dengan jumlah responden 40 orang, pada Rp. 1.100.000,- s/d Rp. 2.000.000,- sebesar 11,8% dengan jumlah responden 14 orang, pada Rp. 2.100.000,- s/d Rp. 3.000.000,- sebesar 10,1% dengan jumlah responden 12 orang, pendapatan Rp. 3.100.000,- s/d Rp. 4.000.000,- sebesar 22,8% dengan jumlah responden 27 orang, pada pendapatan Rp. 4.100.000,- s/d Rp. 5.000.000,- sebesar 13,3% dengan jumlah responden 16 orang, dan pada pendapatan Rp. 5.100.000,- s/d Rp. 6.000.000,- sebesar 7,4% dengan jumlah responden 9 orang rata-rata pendapatan orang tua perbulan sebesar Rp.2.605.932, nilai tengah pendapatan Rp.2.650.000, pendapatan yang sering muncul Rp.600.000, pendapatan maksimum Rp.5.700.000 dan pendapatan minimum Rp.400.000.
4. Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Motivasi Siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa prestasi belajar (X3 ) diperoleh thitung sebesar 2,651 > ttabel 1,65787 dengan signifikan 0,009 < 0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara prestasi belajar terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa maka semakin tinggi pula motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Menurut syah (2011:141) mengemukakan bahwa โprestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah programโ. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku dalam penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik, Syaodih (2003:102-103) Selain didukung oleh teori diatas, hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Esti Setya Rini (2012), yang menyimpulkan bahwa Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012 5. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Belajar Terhadap Motivasi Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang
Tua dan Prestasi Belajar Terhadap Motivasi Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. Bedasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan di peroleh nilai nilai fhitung 247,792 > ftabel 2,45 dan nilai signifikan 0,000 < ฮฑ = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar maka semakin tinggi pula motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.. Secara keseluruhan tingkat pendidikan orang tua yaitu ayah yang paling tinggi terdapat pada kategori tamatan SMA sebesar 45,8% dan paling rendah sedikit terdapat pada tamatan pada jenjang pendidikan tidak tamat SMP sebanyak 0,8%. Sedangkan tingkat pendidikan ibu yang paling tinggi terdapat pada kategori tamatan SD sebesar 441,5% dan tingkat pendidikan ibu yang paling sedikit terdapat pada jenjang tamatan tidak tamat SMA sebanyak 0,8%. Sedangkan pekerjaan orang tua yaitu ayah yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani sebesar 47,5 % dan yang paling sedikit adalah bekerja sebagai buruh dan tidak bekerja dan Pegawai Negri sebesar 9,3% sedangkan ibu yang paling banyak adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga sebesar 60,2% dan paling sedikit bekerja sebagai pedagang sebesar 2,5 %. Pendapatan orang tua yang paling banyak terdapat pada kategori pendapatan Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,- sebesar 33,8%, dan prestasi anak masih banyak yang memperoleh nilai rata-rata rafor sebesar 73-74 dengan persentase sebesar 25,4%. Hal ini membuktikan sudah baik dan mampu mempengaruhi motivasi siswa melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Secara simultan status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar mempengaruhi motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan sebesar 0,898 atau 89,8%, sedangkan siswanya 10,2% dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar baik secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. PENUTUP 1. Variabel tingkat pendidikan orang tua secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 1,658. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 3,232 lebih besar dari ttabel sebesar 1,65787. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, apabila tingkat pendidikan orang tua meningkat sebesar 1%, maka motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan meningkat sebesar 1,658 satuan. 2. Variabel pekerjaan orang tua secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 2,936. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 2,332 lebih besar dari ttabel sebesar 1,65787. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, apabila pekerjaan orang tua meningkat sebesar 1%, maka motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan meningkat sebesar 2,936 satuan. 3. Variabel pendapatan orang tua secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,303. Nilai koefisien
signifikan secara statistik karena thitung sebesar 2,648 lebih besar dari ttabel sebesar 1,65787. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, apabila pendapatan orang tua meningkat sebesar 1%, maka motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan meningkat sebesar 0,303 satuan. 4. Variabel prestasi belajar secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,942. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 2,651 lebih besar dari ttabel sebesar 1,65787. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya, apabila prstasi belajar meningkat sebesar 1%, maka motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan meningkat sebesar 1,658 satuan. 5. Variabel tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan prestasi belajar secara simultan berpengaruh terhadap motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai Fhitung (247,792) > dari Ftabel (2,45), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima . Dari hasil analisa koefisien determinasi yang dilakukan diperoleh nilai Rsquare 0,898. Hal ini berarti 89,8% motivasi siswa SMAN 1 2X11 Kayutanam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dipengaruhi variabel tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan prestasi belajar sedangkan sisanya 19,2% dijelas oleh sebab-sebab lain yang ada di luar penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2007. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang republik indonesia No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Friedman, M.M. 2004. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC Mahmud, Dimyati. 2009. Psikologi Pendidikan. Yogjakarta : BPFE-Yogjakarta Nachiyah, Siti. 2012. Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadapa Semangat Belajar Siswa di MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. Salatiga: Skripsi STAIN Salatiga. Rini, Esti Setya. 2012. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan Study ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal. Yogjakarta : UNY Salmah. 2013. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Motivasi Melanjutkan ke Peguruan Tinggi. Skripsi. Pontianak :UniversitasTanjung Pura. Syah, Muhibin. 2011. Psikologi Belajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Syaodih, Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.