Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
PENGARUH RESPONSIBILITAS PROFESI, MOTIVASI PERPRESTASI, DAN PENGETAHUAN MATERI AJAR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL GURU SMAN DI DKI JAKARTA NUROCHIM* ABSTRACT The objective of this research is to study comprehensively the effect of responsibility profession, knowledge of economics material learning, and achievement motivation on organizational commitment. The research was conducted at State Senior High School Jakarta, and 57 samples were selected by using simple random sampling. The data were collected, by using questionnaires concerning four variables, and they are were analyzed in Path Analysis. The data analysis indicates that (1) organizational commitment was directly affected by responsibility profession, (2) organizational commitment was directly affected by knowledge of economics material learning, (3) organizational commitment was directly affected by achievement motivation, (4) achievement motivation was directly affected by responsibility profession, (5) achievement votivation was directly affected by knowledge of economics material learning. The result lead to recommendation, all of education authorities, the management of school, and especially economics teacher to give full support to increase responsibility profession, knowledge of economics material learning, and achievement motivation. Keywords: Responsibility profession, knowledge of economics achievement motivation, and organizational commitment PENDAHULUAN 1 Salah satu faktor utama yang menentukan kualitas atau mutu pendidikan adalah guru. Guru memiliki peran yang sangat penting yakni mendidik harapan masa depan masyarakat, dalam hal ini adalah peserta didik. Guru di intsitusi pendidikan merupakan pelaksana pengajaran dalam proses pendidikan, proses pendidikan merupakan bagian penting dalam percepatan pertumbuhan ekonomi dan teknologi, serta keberlangsungan suatu masyarakat. Menurut Tsui dan Ceng, sebagaimana dikutip oleh Rozak et. al, kualitas sebuah sistem pendidikan paling utama tergantung pada guru yang membimbing dan melaksanakan aktivitas pendidikan di sekolah. Berdasarkan Dosen UIN Jakarta
material learning,
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa guru yang mengajar di kelas harus menyediakan dan menjaga kinerja yang terbaik. Masyarakat memiliki harapan yang tinggi terhadap guru sebagai profesional, teladan, dan pemimpin masyarakat (Saha & Dworkin, 2009:343). Guru yang profesional dalam melakukan pekerjaan dituntut untuk memiliki komitmen dalam pekerjaan atau tugas yang dilaksanakan. Melalui komitmen yang tinggi, maka guru akan menjadi lebih bertanggung jawab dan berupaya menyelesaikan pekerjaannya dengan baik serta dapat meningkatkan kinerjanya. Pendidikan yang berkualitas tidak dapat dicapai tanpa guru yang memiliki dedikasi dan komitmen yang tinggi. Komitmen merupakan sumber daya internal yang
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1001 1001
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
dimiliki oleh seorang guru, yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab, dan tantangan yang ada dalam perkembangan pendidikan. Komitmen juga diperlukan untuk memenuhi standar pendidikan yang tinggi. Komitmen organisasional penting dimiliki oleh guru sebab, menurut Reyes sebagaimana dikutip oleh Rozak, guru yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi lebih suka untuk; (1) bekerja keras dan tidak meninggalkan tempat kerja tanpa alasan, (2) menyedikan waktu lebih untuk kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung tercapainya tujuan sekolah, (3) menunjukkan kinerja terbaik yang dimiliki, (4) berusaha meningkatkan prestasi siswa, (5) berpegang teguh dan melaksanaka visi dan misi sekolah, (6) bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki, (7) bangga menjadi anggota sekolah (Saha & Dworkin, 2009: 345). Namun sangat disayangkan banyak guru sebatas hanya melaksanakan tugas kedinasan untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam pelajaran, dan jam dinas 37,5 jam dalam enam hari kerja. Apalagi sekolah telah menerapkan kebijakan check clock menggunakan finger print untuk mendeteksi tingkat kehadiran guru. Pemberlakuan peraturan ini cukup mempengaruhi perilaku para guru untuk “berlomba” memenuhi syarat yang ditetapkan sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Tinggi rendahnya komitmen organisasional guru di organisasi sekolah disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Meyer dan Allen, faktor penyebab tinggi rendahnya komitmen organisasional adalah karakteristik individu yang meliputi: kebutuhan untuk berprestasi, berafiliasi, dan keberwenangan; kualitas pekerjaan; lingkungan pekerjaan yang sesuai; kesesuaian kompetensi
yang dimiliki, dalam hal ini adalah pengetahuan materi ajar yang dimiliki oleh guru. Selain karakteristik individu struktur organisasi juga berpengaruh terhadap komitmen organisasional, yang meliputi aturan dan kebijakan, serta desentralisasi dalam pengambilan keputusan, hubungan antara karyawan dengan atasan, kejelasan peran. Elemen lain yang merupakan bagian dari karakteristik individu yang mempengaruhi komitmen organisasional adalah lamanya seseorang berada dalam organisasi tersebut. Dampak yang didapatkan oleh anggota organisasi, dalam hal ini keuntungan dan kerugian, juga merupakan faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional seseorang. Selanjutnya menurut Meyer dan Allen, penggunaan segala daya dan upaya sebagai bentuk rasa tanggung jawab atau responsibilitas, juga merupakan faktor penentu tinggi rendahnya komitmen organisasional yang dimiliki oleh anggota organisasi (Meyer & Allen, 1991:70-73). Pendapat tersebut, senada dengan argumen yang dikemukakan oleh Colquitt et. al yang berpendapat bahwa komunikasi interpersonal seperti saling membantu, tidak saling curang, saling memberi dukungan, saling memahami, dan rasa kebersamaan antar anggota organisasi. Selain itu, keuntungan atau kerugian yang didapat dan adanya kesenjangan dengan organisasi lain juga berpengaruh terhadap komitmen organisasional individu. Kesenjangan itu berupa perbedaan jumlah gaji, kondisi ekonomi, kesesuaian latar belakang keterampilan dan kemampuan. Selanjutnya hak dan responsibilitas dalam hal ini disebut juga responsibilitas profesi, secara moral juga mempengaruhi tingkat loyalitas individu terhadap organisasi (Colquitt, et al, 2009:7074). Selain variabel Responsibilitas profesi, pengetahuan materi ajar, dan motivasi berprestasi terhadap komitmen organisasional, secara teoritik motivasi berprestasi dipengaruhi
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1002 1002
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
oleh responsibilitas profesi dan pengetahuan materi ajar. Pendapat Herzberg sebagaimana dikutip oleh (Guajardo, 2011:7) menemukan bahwa “achievement, recognition, the work itself, responsibility and advancement are more effective long-run motivators than interpersonal relations, working conditions, and pay.” Berdasarkan pendapat tersebut bahwa prestasi, penghargaan, pekerjaan yang dilakukan, responsibilitas profesi, dan pelatihan dan pengembangan adalah lebih efektif berpengaruh terhadap motivasi daripada hubungan interpersonal, kondisi kerja, dan gaji. McClelland juga mengemukakan pendapat dalam Schemerhorn, dengan kompetensi profesional yang tinggi, salah satunya adalah pengetahuan materi ajar, maka seorang guru memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, sebab dengan memiliki kompetensi profesional guru dapat mencapai prestasi dengan realistis (Schermerhorn, 2002:367). Penelitian ini diharapkan mengungkap (1) pengaruh Responsibilitas Profesi terhadap Komitmen Organisasional, (2) pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Komitmen Organisasional, (3) pengaruh Pengetahuan Materi Ajar Ekonomi terhadap Komitmen Organisasional, (4) pengaruh Responsibilitas Profesi terhadap Motivasi Berprestasi, (5) pengaruh Pengetahuan Materi Ajar Ekonomi terhadap Motivasi Berprestasi. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode survey, dengan tehnik analisis model analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah guru ekonomi negeri yang bertugas di SMAN DKI Jakarta yang berjumlah 200 orang. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah guru ekonomi negeri SMAN se Jakarta selatan berjumlah 86 orang dan untuk uji coba instrumen berjumlah 20 orang, sehingga populasinya
66 orang. Penetapan jumlah sampelnya diambil dengan rumus Slovin dilakukan dengan sampel acak sederhana (simple random sampling) melalui undian (lotre) diperoleh sampel sebanyak 57 orang. Proses penelitian ini beberapa fase (1) pemilihan sampel, (2) paradigma dan sudut pandang teoritis, (3) metode pengumpulan data dan analisis melalui angket dan tes yang diberikan kepada responden, sesuai dengan variabel yang akan diteliti, yakni angket komitmen organisasional, angket responsibilitas profesi, dan motivasi berprestasi, dan tes untuk memperoleh data tentang tingkat pengetahuan materi ajar ekonomi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan terhadap guruguru ekonomi di SMAN di DKI Jakarta. Berikut ini adalah hasil penelitian mengenai pengaruh responsibilitas profesi, pengetahuan materi ajar ekonomi, dan motivasi berprestasi terhadap komitmen organisasional. Dari pengujian dan penghitungan pengaruh responsibilitas profesi terhadap komitmen organisasional, diperoleh nilai koefisien jalur ( = 0,155 dengan 2,01 dan taraf nyata = 0.05 1.67. Karena diperoleh 2,01 lebih besar dari 1.67, maka ditolak dan dengan demikian dapat dinyatakan bahwa responsibilitas profesi berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasional. Dari pengujian dan perhitungan pengaruh pengetahuan materi ajar ekonomi terhadap komitmen organisasional diperoleh nilai koefisien jalur ( = 0,567 dengan 6,12 dan taraf nyata = 0.05 1.67. Karena diperoleh 6,12 lebih besar dari 1.67, maka ditolak dan dengan demikian dapat dinyatakan
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1003 1003
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
bahwa pengetahuan materi ajar ekonomi berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasional. Dari pengujian dan perhitungan pengaruh motivasi berprestasi terhadap komitmen organisasional diperoleh nilai koefisien jalur ( = 0,277 dengan 2,67 dan taraf nyata = 0.05 1.67. Karena diperoleh 2,67 lebih besar dari 1.67, maka ditolak dan dengan demikian dapat dinyatakan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasional. Dari pengujian dan perhitungan pengaruh responsibilitas profesi terhadap motivasi berprestasi diperoleh nilai koefisien = 0,337 dengan 3,72 dan jalur ( taraf nyata = 0.05 diperoleh 1.67. 3,72 lebih besar dari Karena 1.67, maka ditolak dan dengan demikian dapat dinyatakan bahwa responsibilitas profesi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi berprestasi. Dari pengujian dan perhitungan pengaruh pengetahuan materi ajar ekonomi terhadap motivasi berprestasi diperoleh nilai koefisien jalur ( = 0,597 dengan 6,59 dan taraf nyata = 0.05 1.67. Karena diperoleh 6,59 lebih besar dari 1.67, maka ditolak dan dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pengetahuan materi ajar berpengaruh langsung positif terhadap motivasi berprestasi. Hasil perhitungan pengaruh responsibilitas profesi terhadap komitmen organisasional, diperoleh koefisien jalur 0,155 dari koefisien jalur sebesar dan nilai = 2,01 yang lebih besar =2,01. Nilai dari yakni sebesar = 1.67. Untuk sebesar = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif responsibilitas profesi terhadap komitmen organisasional.
Berdasarkan pembuktian empirik ini, maka dikatakan bahwa temuan ini menunjukkan responsibilitas profesi merupakan salah satu variabel yang berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Meyer dan Allen,yang didukung oleh Kreitner dan Kinicki, bahwa penggunaan segala daya dan upaya sebagai bentuk responsibilitas profesi, merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya komitmen organisasional yang dimiliki oleh anggota organisasi (Meyer&Allen, 1991:70-73). Dan sesuai juga dengan teorinya Colquitt, Lepine dan Wesson bahwa hak dan responsibilitas profesi yang dalam hal ini termasuk kedalam taksonomi personality juga mempengaruhi tingkat loyalitas individu terhadap organisasi (Colquitt, 2009:355). Hasil perhitungan pengaruh pengetahuan materi ajar ekonomi terhadap komitmen organisasional, diperoleh koefisien jalur 0,567 dari koefisien jalur sebesar = dan nilai = 6,12 yang lebih besar 6,12. Nilai dari yakni sebesar = 1.67. Untuk sebesar = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan materi ajar ekonomi terhadap komitmen organisasinal. Berdasarkan pembuktian empirik ini, maka dikatakan bahwa temuan ini menunjukkan pengetahuan materi ajar ekonomi merupakan salah satu variabel yang berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Colquit yang membagi karakteristik individu menjadi Personality dan ability, (Colquit, 2009:355) pengatahuan materi ajar adalah salah satu taksonomi dari ability yang berpengaruh terhadap komitmen organisasional. Pendapat ini didukung oleh Dunnette yang dikutip Gibson, Ivancevich, Donnely, ability merujuk kepada intelegensi yang dimiliki seseorang (Gibson, 1985:58).
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1004 1004
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
Pengetahuan materi ajar merupakan subkompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru. Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan materi ajar ekonomi sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemampuan mengembangkan materi secara efektif, mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi atau media pembelajaran, untuk berkomunikasi dalam proses pembelajaran, serta mengembangkan diri. Teori Loui mengemukakan tentang keahlian, dalan hal ini adalah pengetahuan materi ajar, dalam kutipan Brown “reported positive relationships with organizational commitment, more specifically, perceived trust in the supervisor, an ability to be involved with the job” (Brown, 2003:28). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa ada keterkaitan yang positif antara kepercayaan dari atasan, sebuah keahlian yang berkaitan dengan tugas dengan komitmen organisasional. Hal ini juga sesuai dengan teori Meyer dan Allen sebagaimana dikutip oleh Kreitner dan Kinicki, mengungkapkan bahwa faktor penyebab tinggi rendahnya komitmen organisasional adalah karakteristik individu yang meliputi: kebutuhan untuk berprestasi, berafiliasi, dan berkewenangan; kualitas pekerjaan; lingkungan pekerjaan yang sesuai; kompetensi profesional yang dimiliki, dalam hal ini adalah pengetahuan materi ajar (Kreitner, 2007:189). Hasil perhitungan pengaruh motivasi berprestasi terhadap komitmen organisasional, diperoleh koefisien jalur 0,277 dan nilai dari koefisien jalur sebesar = 2,67. = 2,67 yang lebih besar dari Nilai yakni sebesar = 1.67. Untuk sebesar = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif motivasi berprestasi terhadap komitmen organisasinal. Berdasarkan pembuktian empirik ini, maka dikatakan bahwa temuan ini
menunjukkan motivasi berprestasi merupakan salah satu variabel yang berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasional. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Jae yang menunjukkan bahwa “motivasi karyawan sangat efektif untuk meningkatkan komitmen organisasional dan kinerja karyawan di mana faktor-faktor motivasi tersebut diukur melalui faktor intrinsik (kebutuhan prestasi dan kepentingan) dan faktor ekstrinsik (keamanan kerja, gaji, dan promosi)” (Prihantono, 2014:80). Pendapat tersebut didukung oleh Burton et al yang menyatakan bahwa “motivasi karyawan berpengaruh signifikan positif terhadap komitmen yang diukur melalui tiga dimensi dari komitmen, yaitu affective commitment, normative commitment, dan continuance commitment (Prihantono, 2014:80). Serasi dengan pendapat Chughtai dan Zafar, “commitment has been found to be related to feedback, and job challenge, training and mentoring opportunities (Chughtai&Zafar, 2006:39-40). Berdasarkan pendapat Chughtai dan Zafar, tersebut dapat dipahami bahwa komitmen organisasional berkaitan dengan umpan balik, dan tantangan, dan kesempatan untuk latihan dan melatih yang menjadi karakteristik motivasi berprestasi. Hasil perhitungan pengaruh responsibilitas profesi terhadap motivasi berprestasi, diperoleh koefisien jalur 0,337 dan nilai dari koefisien jalur sebesar = 3,72. = 3,72 yang lebih besar dari Nilai yakni sebesar = 1.67. Untuk sebesar = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif responsibilitas profesi terhadap motivasi berprestasi. Berdasarkan pembuktian empirik ini, maka dikatakan bahwa temuan ini menunjukkan responsibilitas profesi merupakan salah satu variabel yang berpengaruh langsung positif terhadap motivasi berprestasi. Hal ini sesuai dengan teori yang
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1005 1005
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
dikemukakan oleh Herzberg sebagaimana dikutip oleh Guajardo, menemukan bahwa “achievement, recognition, the work itself, responsibility and advancement are more effective long-run motivators than interpersonal relations, working conditions, and pay (Guajardo, 2011:7). Berdasarkan pendapat tersebut bahwa prestasi, penghargaan, pekerjaan yang dilakukan, responsibilitas profesi, dan pelatihan dan pengembangan adalah lebih efektif berpengaruh terhadap motivasi daripada hubungan interpersonal, kondisi kerja, dan gaji. Hal ini sesuai dengan teori Griffin dan Moorhead mengungkapkan tentang bahwa individu yang memiliki responsibilitas profesi yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi maka akan memiliki kebutuhan motivasi berprestasi yang tinggi (Griffin, 2007:94). Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnely individu yang memiliki responsibilitas dalam menyelesaikan permasalahan merupakan ciri bahwa individu tersebut memiliki motivasi berprestasi yang tinggi (Gibson, 1985:120). Dengan demikian individu yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan maka memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Hasil perhitungan pengaruh pengetahuan materi ajar ekonomi terhadap motivasi berprestasi, diperoleh koefisien jalur 0,597 dan dari koefisien jalur sebesar = 6,59. nilai = 6,59 yang lebih besar dari Nilai yakni sebesar = 1.67. Untuk sebesar = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan materi ajar ekonomi terhadap motivasi berprestasi. Berdasarkan pembuktian empirik ini, maka dikatakan bahwa temuan ini menunjukkan pengetahuan materi ajar ekonomi merupakan salah satu variabel yang berpengaruh langsung positif terhadap motivasi berprestasi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bandura, sebagaimana
dikutip oleh Guajardo mengungkapkan “in terms of self- efficacy, or one‟s belief in their ability to realize goals, is an important determinant of motivation (Guajardo, 2011:7). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan diri, atau kepercayaan diri terhadap kemampuan untuk mencapai tujuan merupakan faktor penting dalam motivasi. Kemampuan diri dalam hal ini adalah pengetahuan materi ajar ekonomi yang dilakukan oleh guru ekonomi. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh McClelland dalam Schemerhorn, dengan kompetensi profesional yang tinggi, salah satunya adalah pengetahuan materi ajar, maka seorang guru memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, sebab dengan memiliki kompetensi profesional guru dapat mencapai prestasi dengan realistis (Shermerhorn, 2002:367). Sejalan dengan perdapat tersebut di atas Baron dan Cook dalam bukunya Luthan mengungkapkan, seseorang yang merasa yakin mampu untuk menjalankan tugasnya dengan memiliki keyakinan yang kuat untuk melaksanakan tugas yang lebih baik, yang dalam hal ini menjadi salah satu ciri orang yang memiliki motivasi tinggi sebagimana dalam pendapat McClelland, dipengaruhi oleh kepemilikikan kemampuan, ketrampilan, atau pengetahuan (Luthans, 2002:237). Dari pendapat McClelland juga dapat dipahami bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi memiliki standar keunggulan sebagai dasar dalam berkompetisi dalam melakukan tugas yang lebih baik dari sebelumnya, atau lebih baik daripada individu lainnya. KESIMPULAN Berdasarkan paparan yang telah disampaikan di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa; Pertama, terdapat pengaruh langsung positif responsibilitas profesi terhadap komitmen organiasional,
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1006 1006
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
yang berarti peningkatan pelaksanaan responsibilitas profesi guru ekonomi negeri SMAN di DKI Jakarta menyebabkan guru merasa harus berada dan melaksanakan tugasnya, serta tetap tinggal, dalam organisasi sekolah tempatnya mengajar. Selain itu dengan tingginya pelaksanaan responsibilitas profesi, maka seorang guru akan loyal terhadap suatu organiasi sekolah. Dengan melaksanakan responsibilitas profesi, maka sudah menjadi salah satu indikator bahwa seorang guru memiliki komitmen organisasional, sebab dalam responsibilitas profesi tersebut terdapat tugas-tugas keorganisasian sekolah yang harus dilaksanakan oleh guru-guru ekonomi, baik tugas yang berkaitan dengan siswa, dalam hal ini adalah merencanakan dan mengorganisir kegiatan pembelajaran di dalam kelas, sampai evaluasi perkembangan prestasi siswa, tugas yang bersifat keprofesian dan peningkatan kualitas profesi guru, tugas yang berkaitan dengan kemasyarakatan, dalam hal ini berkaitan dengan fungsi organisasi sekolah sebagai mitra masyarakat. Kedua, terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan materi ajar ekonomi terhadap komitmen organiasional. Dalam hal ini pengetahuan materi ajar ekonomi merupakan sub-kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru. Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan materi ajar ekonomi sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan mengembangkan materi secara efektif, mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Jika guru ekonomi memiliki pengetahuan materi ajar yang sesuai dengan bidang tugas yang diberikan kepada guru-guru ekonomi tersebut, maka guru akan merasa nyaman dalam sebuah organisasi, karena ahli dan mampu, serta adanya kesesuaian kompetensi yang dimiliki dalam
melaksanakan tugas. Dengan memiliki pengetahuan materi ajar yang tinggi, dapat digunakan sebagai modal untuk tetap tinggal dalam organisasi sekolah tersebut, dan merasa rugi atau belum tentu di organisasi sekolah yang lain, guru-guru ekonomi tersebut dapat mengemban tugas yang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan pengetahuan materi ajar ekonomi yang tinggi pula, guru ekonomi dapat merekatkan diri dan selaras dengan tujuan organisasi sekolah tersebut. Ketiga, terdapat pengaruh langsung positif motivasi berprestasi terhadap komitmen organiasional. Dapat dipahami bahwa guru ekonomi yang memiliki kesungguhan atau daya dorong untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya, dalam hal ini individu akan selalu memperbarui pengalaman yang dimilikinya, cenderung memiliki komitmen organisasional yang tinggi. Guru ekonomi yang memiliki keinginan untuk selalu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, untuk mendharmabaktikan kemampuan yang dimiliki tersebut untuk organisasi sekolah, maka guru-guru ekonomi tersebut memiliki komitmen organiasional yang tinggi. Motivasi berprestasi juga merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi bagi guru-guru ekonomi, jika kebutuhan tersebut dipenuhi oleh organisasi sekolah, maka akan meningkatkan komitmen organisasional. Keempat, terdapat pengaruh langsung positif responsibilitas profesi terhadap motivasi berprestasi. Individu yang memiliki responsibilitas profesi yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi maka akan memiliki kebutuhan motivasi berprestasi yang tinggi. Individu yang memiliki responsibilitas profesi dalam menyelesaikan permasalahan merupakan ciri bahwa individu tersebut memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1007 1007
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
Kelima, terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan materi ajar ekonomi terhadap komitmen organisasional. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa dengan kompetensi profesional yang tinggi, salah satunya adalah pengetahuan materi ajar ekonomi, maka seorang guru memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, sebab dengan memiliki kompetensi profesional guru dapat mencapai prestasi dengan realistis. Guru ekonomi yang memiliki motivasi berprestasi dengan kompetensi yang dimiliki dengan dibuktikan kepemilikan pengetahuan materi ajar ekonomi yang tinggi, maka mampu untuk menjalankan tugasnya dengan lebih baik, yang dalam hal ini menjadi salah satu ciri orang memiliki motivasi beprestasi yang tinggi. DAFTAR PUSTAKA Brown, Barbara B. “Employees’ Organizational Commitment and Their Perception of Supervisors’ Relations-Oriented and Task-Oriented Leadership Behaviors.” Dissertation, Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University, 2003. Colquitt,Jason A. Jeffery A. Lepine & Michael J Wesson. Organizational Behaviour, Improving and commitment in the workplace. New York: Mc-Graw Hill, 2009. Chughtai, Aamir Ali dan Zafar, Sohail “Antecedents and Consequences of Organizational Commitment Among Pakistani University Teachers,” Applied H.R.M. Research, Vol. 11, No. 1. Pakistan: Lahore School of Economics, 2006.
Edition. Texas: Business Publication, INC, 1985. Guajardo, Jarret, ”Teacher Motivation: Theoretical Framework, Situation Analysis of Save the Children Country Offices, and Recommended Strategies.” Save the Children (SC) Country Office, Spring 2011. Griffin, Ricky W. dan George Moorhead. Organizational Behavior: Managing People and Organizations, 8th Edition. New York: Houghton Mifflin Company, 2007. Kreitner, Robert & Angelo Kinicki. Organizational Behavior, Seventh Edition. New York: Mc-Graw-Hill, Irwin, 2007. Luthans, Fred. Organizational Behavior. New York: The McGraw-Hill Companies, 2002. Meyer, John P. & Natalie J. Allen, Human Resource Management Review VOLUME 1. Canada: JAI Press, Inc., 1991. Saha, Lawrence J..& Dworkin, A. Gary. International Handbook of Research on Teachers and Teaching Part One. New York: Springer Schermerhorn, John R. Management 7th Edition (New York: John Wiley & Sons, Inc., 2002.Science+Business Media, LLC., 2009.
Gibson, James L. John M. Ivanchevich, dan James H. Donnelly. Organizations Behavior-Strucktur-ProcessesI 5th
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1008 1008