JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ISLAMIYAH KOTA MADIUN
Elit Prambara Yudha Mahasiswa Program Studi S-1 Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Fatin Fadhilah Hasib Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT This study aimed to investigate the effect of motivation to organizational commitment of teacher. This research uses questionaire as the primary data and the samples are 67 teachers and candidates of MI Islamiyah Madiun.this research uses quantitative approach with multiple linear regression as the analysis method. Based on the findings, it obtained multiple linear regression equation : Y = -0,460 + 0,666X1 + 0,473X2. The result reveals that motivation affect positively and significantly to the organizational commitment of teachers in Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Madiun. It is known from the calculated F vakue of 105,532 with a significance level (probability) of 0,000. Value of the variable t test Motivator and Hygiene partial effect on organizational commitment of teacher in MI Islamiyah Madiun significance level <0,05. MI Islamiyah should maintenance motivation of teachers, especially to endure the motivator factors and improve the hygiene factors to achieve organizational commitment of teachers in MI Islamiyah Madiun Keywords: motivation, motivator, hygiene, organizational commitment.
I. PENDAHULUAN
pendapatan (John C. Bock, 1992 dalam
A. Latar Belakang
Zamroni, 2000:2).
Pendidikan berperan besar dalam pembangunan
negara.
merupakan
Kualitas pendidikan di Indonesia,
Pembangunan
terutama ditentukan oleh proses belajar
proses
yang
yang
mencakup
kehidupan
masyarakat,
elemen di dalam kelas tersebut adalah
termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan
tenaga pengajar atau guru. Guru memiliki
kultural,
utama
peran yang penting dalam proses belajar
warga
mengajar. Kualitas dan kuantitas tenaga
berkesinambungan seluruh
aspek
dengan
meningkatkan
tujuan
kesejahteraan
mengajar yag berlangsung di ruang-ruang kelas
(Zamroni,
2000:74).
Salah
satu
bangsa secara keseluruhan. Pendidikan
pengajar
berperan sebagai: a) memasyarakatkan
mencukupi kebutuhan pendidikan. Seperti
ideologi
kultural
yang dikatakan oleh Zamroni (2000:55)
bangsa, b) mempersiapkan tenaga kerja
bahwa dalam usaha peningkatan kualitas
untuk memerangi kemiskinan, kebodohan
pendidikan
dan mendorong perubahan sosial, dan c)
fundamental,
yakni
bahwa
kunci
untuk
keberhasilan
mempersiapkan
dan
dan
nilai-nilai
meratakan
sosio
kesempatan
dan 305
haruslah
diperhatikan
disadari
satu
guna
kebenaran
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
menciptakan guru-guru yang profesional,
SWT
yang memiliki kekuatan dan tanggung
sebagai bagian dari masyarakat yang
jawab yang baru untuk merencanakan
terbaik. Sehingga apa yang kita kerjakan
pendidikan di Indonesia. Mereka dituntut
haruslah dilandasi rasa ikhlas karena Allah
untuk bekerja secara profesional dan
SWT
berkomitmen
kemudharatan bagi orang lain. Sehingga
terhadap
lembaga
yang
harus
dan
menundukkan
tidak
dunia
menimbulkan
pendidikan untuk mencapai tujuan yang
tertanam
tak
bekerja. Seperti firman Allah SWT dalam Al
lain
adalah
mencerdaskan
anak
bangsa.
makna
spiritualitas
Quran surat At Taubah ayat 105 : ِ ِ ٔ م ِ Ϳ
Upaya untuk menemukan kualitas
ۡ ۡ ﻮن
pendidikan yang bermutu, kemampuan
ﺎ
ﱠﮭﺪة
ﱢﺌ
dalam
ِ ۡ ۡﻐ
و
guru, kemauan guru dan kesejahteraan
Wa quliʽmalū fasayarallāhu ʽamalakum
guru harus ditingkatkan (Zamroni, 2000:12).
warasūluhū
Fenomena yang terjadi saat ini, meskipun
wasaturaddūna
peran guru sangat besar dalam dunia
wasysyahādati
pendidikan, namun nyatanya kinerja dan
kuntum taʽmalūn.
wal
muʽminūn(a),
ilā
ʽālimil
gaibi
fayunabbi’ukum
bimā
kreativitas guru terbatas. Otonomi mereka terbatas oleh kebijakan sekolah. Matinya
Artinya : “Dan Katakanlah: Bekerjalah
kreativitas
guru
kamu, maka Allah SWT dan Rasulnya serta
penyebab
turunnya
ditengarai
menjadi
orang-orang
mukmin
motivasi guru untuk mengajar dengan
pekerjaanmu
itu,
metode yang menurut mereka positif
dikembalikan kepada (Allah SWT) yang
sehingga proses belajar mengajar menjadi
mengetahui akan yang ghaib dan yang
monoton, kaku dan membosankan. Tidak
nyata, lau diberitakan-Nya kepada kamu
mengherankan bahwa pekerjaan guru
apa yang telah kamu kerjakan.” (DEPAG
merupakan pekerjaan yang tidak menarik
RI, 2010)
semangat
dan
Motivasi
bagi individu-individu yang berbakat dan
dan
melihat
kamu
merupakan
akan
salah
faktor
gaji kecil dan status sosial di masyarakat
manusia. Motivasi ini yang juga harus
rendah (Zamroni, 2000:41).
dimiliki oleh guru Madrasah Ibtidaiyah (MI)
umat
muslim,
Islamiyah
bekerja
Kota
mempengaruhi
satu
memiliki otak cemerlang, ditambah lagi
Bagi
yang
akan
Madiun.
MI
kinerja
memiliki
merupakan salah suatu ibadah, bahkan
lingkungan kerja religius, artinya dalam
menurut Tasmara (1995, dalam Muafi,
setiap visi dan misi serta sistem yang
2003) makna bekerja bagi seorang muslim
diterapkan sesuai dengan syariat Islam.
adalah
Lingkungan kerja yang religius tersebut
suatu
upaya
yang
sungguh-
sungguh dengan mengerahkan seluruh
ditengarai
aset,
membuat guru MI tersebut mau bertahan
fikir
dan
dzikir
untuk
merupakan
faktor
dan menunjukkan loyalitasnya.
mengaktualisasikan sebagai hamba Allah 306
yang
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
Berdasarkan dari uraian di atas
Motivasi
berarti
membangkitkan
dalam kesempatan ini peneliti bermaksud
motif, membangkitkan daya gerak, atau
menganalisa
apakah
motivasi
menggerakkan seseorang atau diri sendiri
berpengaruh
terhadap
komiten
untuk berbuat sesuatu dalam rangka
Madrasah
mencapai suatu kepuasan atau tujuan
organisasonal
pada
Guru
Ibtidaiyah Islamiyah Kota Madiun. Kajian
(Sobur,
ini selanjutnya akan diwujudkan dalam
motivasi ini sebagai sesuatu yang penting,
bentuk penelitian skripsi dengan judul :
seperti firman Allah SWT
“PENGARUH
Baqarah ayat 148 : Ϳ͉ ِ ِ ىήِΨِ
MOTIVASI
TERHADAP
2009:268).
Islam
memandang
dalam surat Al γِ ϓ ͋ م
Οِ ١ ٨ή Ϊ ˯ ِ η͋ ϰ Ϳ͉ ͉ · ىΟ
KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ISLAMIYAH KOTA MADIUN.”
Walikulliw-wijhatun
II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN
fastabiqul
huwa
khoirāt(i),
muwall hā,
ainamā
takūnū
ya’tibikumullāhu jam ʽa(n), innallāha ʽalā
HIPOTESIS
kulli syai’in qod r(un).
A. Motivasi Motivasi adalah suatu dorongan yang
menggerakkan
melakukan
suatu
untuk
Artinya :bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya
(Djamarah,
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
seseorang
aktivitas
1994:50). Motivasi sebagai suatu faktor
Maka
yang
untuk
membuat) kebaikan. Dimana saja kamu
melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh
berada pasti Allah akan mengumpulkan
karena itu motivasi sering kali diartikan
kamu
pula sebagai faktor pendorong perilaku
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
seseorang
segala sesuatu. (DEPAG RI, 2010)
mendorong
(2001:6)
seseorang
(Sutrisno, memiliki
2009:115).
definisi
Winardi
sendiri
berlomba-lombalah
sekalian
(pada
(dalam
hari
kiamat).
dari
motivasi, yaitu suatu kekuatan potensial
Dari definisi yang telah dijelaskan
yang ada dalam diri seorang manusia,
oleh para peneliti di atas, maka dapat
yang dapat dikembangkannya sendiri,
disimpulkan
atau
dorongan yang muncul dari dalam diri
dikembangkan
oleh
sejumlah
bahwa
motivasi
adalah
kekuatan luar yang pada intinya berkisar
seseorang
ataupun
sekitar imbalan moneter dan imbalan non
lingkungan
luar
moneter, yang dapat mempengaruhi hasil
seseorang
kinerjanya
secara
yang tinggi untuk melakukan kegiatan-
negatif, hal mana tergantung pada situasi
kegiatan guna mencapai suatu tujuan
dan kondisi yang dihadapi orang yang
tertentu.
bersangkutan.
membuat
semua hal yang berasal dari pengaruh
seseorang akan memiliki semangat yang
situasi luar ataupun dari dalam diri sendiri,
lebih untuk melakukan suatu pekerjaan.
sehingga setiap individu memiliki motivasi
secara
positif
Motivasi
atau
307
yang
tersebut
Motivasi
pengaruh
dari
menyebabkan
memiliki
dapat
semangat
mencakup
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
yang berbeda-beda dalam melakukan
di tengah-tengah masyarakat (Tasmara,
aktivitasnya sehari-hari.
2013:16)
Umat
manusia
seharusnya
B. Teori Motivasi Klasik
menyadari
bahwa
salah
satu
kewajibannya
di
bumi
adalah
Teori ini dikemukakan oleh Abraham
mencari karunia Allah SWT. Karunia Allah
Maslow. Dasar teori ini adalah bahwa
SWT atau rezeki bisa diperoleh ketika kita
manusia
melakukan
keinginannya
muka
pencarian,
usaha
1. Hierarki Teori Kebutuhan
atau
merupakan
manusia
yang
terbatas,
alat
kepuasan
yang
tak
bekerja. Rezeki memang telah ditentukan
motivasinya
oleh Allah SWT, tetapi kita wajib mencari
belum
dan berusaha mendapatkannya. Allah
berjenjang
SWT berfirman dalam Surat Al Mulk ayat
Maslow, pada setiap diri manusia itu terdiri
15 :
dari lima kebutuhan yaitu: kebutuhan
ْ ﻮا ﻓﻲ ﻨﺎ ﺒﮭﺎ و ْ ﻮﻻ ﻓﭑ ۡ ﺸ ٗ ۡٱﻷ ۡرض ذ ﻮا ﻦ ر ۡزﻗ ۖۦﮫ
ھﻮ ٱ ﺬي ﺟﻌ
secara
١ وإ ۡﯿﮫ ٱ ﻨﺸﻮر
adalah
terpenuhi
serta
(Sunyoto,
fisiologis,
penghargaan,
2013:2).
rasa dan
kebutuhannya Menurut
aman, aktualisasi
sosial, diri.
huwalladz jaʽala lakumul ardo dzalūlan fā-
Kebutuhan tersebut mendorong manusia
msyū f manā kibihā wakulū mi(n)rrizqih
untuk melakukan sesuatu. seperti terlihat
wailaihinnusyūr.
pada gambar berikut : 1. Aktualisasi diri, Kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu. 2. Penghargaan diri, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati dan dihargai orang lain. 3. Kepemilikan sosial, Kepemilikan sosial yaitu kebutuhan merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai 4. Rasa aman, kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup 5. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, seksual sebagai kebutuhan terendah. Menurut Rivai (2009:864) urutan dan rangkaian kebutuhan seseorang selalu
Artinya : Dialah yang menjadikan buni itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya
dan
makanlah
sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (DEPAG RI, 2010)
Motivasi kerja memiliki hubungan timbal
balik
antara
usaha
dengan
hasilnya, antara amal dengan pahala. Allah SWT berjanji bahwa Dia tidak akan menyianyiakan setiap pekerjaan manusia barang seberat biji zarrah (atom) pun. Sekecil
apapun
amal
manusia
akan
mendapat pahala dari Allah SWT. Selain itu nilai-nilai ibadah seharusnya menjadi motivasi
yang
kuat
untuk
berbuat
kebaikan bagi kehidupan pergaulannya
308
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
mengikuti alur yang dijelaskan oleh teori Maslow. Semakin ke atas kebutuhan seseorang, semakin sedikit jumlah atau kuantitas manusia yang memiliki kriteria kebutuhannya, contohnya kebutuhan kategori self actualization atau kebutuhan kebebasan diri untuk merealisasikan citacita atau harapan individu untuk mengembangkan bakat atau talenta yang dimilikinya. 2. Teori Herzberg Herzberg
dalam
Daft
dan
a. pencapaian (prestasi), b. penghargaan, c. tanggungjawab, dan d. peluang untuk tumbuh e. pekerjaan itu sendiri Herzberg
(2003:98)
tidaknya
ketidakpuasan
kerja
(job
maka pekerja akan termotivasi dan puas. Jadi
faktor
mendorong
bekerja.
b. gaji,
Motivasi
seseoarng
c. kebijakan perusahaan
Faktor Hygiene tidak
buruk,
menghilangkan
faktor
kedua
Hygiene
merupakan
faktor
mungkin seseorang dapat bekerja agar pekerja bekerja dengan baik dan nyaman sehingga
dalam pekerjaannya (Daft, 2003:98).
dapat
meminimalisasi
rasa
ketidakpuasan. Perusahaan juga harus yaitu
memahami faktor-faktor apa yang dapat
Motivator. Motivator merupakan faktor
digunakan untuk memotivasi bagi para
yang mempengaruhi tingkat kepuasan
karyawan.
pemenuhan
3. Mc Clelland’s Theory Of Needs
kebutuhan tingkat tinggi. Faktor yang sebagai
yang
cukup untuk menciptakan suasana yang
ketidakpuasan,
menyebabkan orang menjadi termotivasi
berperan
kekuatan
pada
faktor Hygiene harus tersedia dengan
faktor tersebut tidak dengan sendirinya
berdasarkan
merupakan
ada
pencegah ketidakpuasan, oleh karena itu
memuaskan.
Namun, faktor Hygiene yang baik hanya
bekerja
yang
untuk
mencapai kepuasan diri (Sunyoto, 2013:1).
e. kualitas supervisi
Rangkaian
seseorang
akan mewujudkan suatu perilaku dalam
d. hubungan dengan rekan kerja
akan
yang
Herzberg bahwa kepuasan kerjalah yang dapat
menjadi
faktor
Jadi apa yang dikemukakan oleh
a. kondisi kerja,
pekerjaan
dua
Motivator
berbeda yang mempengaruhi motivasi.
adalah :
faktor
dan
Hygiene
mempresentasikan
disatisfiers). Dimensi dalam faktor Hygiene
Ketika
(2003:98)
begitu faktor Motivator tersebut ada,
adalah yang disebut faktor Hygiene, yaitu atau
Daft
ada, pekerja bersikap netral, akan tetapi
Faktor Hygiene dan Motivator. Pertama
hadir
dalam
meyakini bahwa ketika Motivator tidak
perilaku karyawan di tempat kerja yaitu
melibatkan
untuk
dari:
benar terpisah yang berkontribusi pada
yang
orang-orang
bekerja dengan baik, faktor tersebut terdiri
meyakini bahwa dua dimensi yang benar-
faktor
mendorong
Teori ini memfokuskan pada tiga hal
motivator terhadap
yaitu :
karyawan yaitu yang mampu memuaskan
309
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
a. Need for achievement : kemampuan
dengan peraturan yang berlaku, dan
untuk mencapai hubungan kepada
manjer
standar
telah
dalam menggunakan kebijakannya. Oleh
ditentukan juga perjuangan karyawan
karena itu, jika karyawan mendapatkan
untuk menuju keberhasilan.
penghargaan
perusahaan
yang
b. Need for power : kebutuhan orang untuk
berperilaku
dalam
keadaan
atau
berhati-hati
hukuman
dalam
hati lagi dalam bekerja. 2. Keadilan
masing-masing
Keadilan
merupakan
batu
hasrat
untuk
pertama dari motivasi. Dalam sebuah
mengenal
lebih
organisasi, kasus-kasus seperti larangan
dekat rekan kerja atau para karyawan
bekerja, pemogokan, dan pemberhentian
dalam organisasi.
kerja sementaran merupakan suatu hasil
for
affiliation :
lebih
pekerjaannya, mereka harus lebih berhati-
wajar dan bijaksana dalam tugasnya
c. Need
seharusnya
bersahabat
dan
dari ketidakadilan. Dengan memebentuk
C. Teori Motivasi dalam perspektif Islam Menurut Ruhul Amin (dalam Khaliq
keadilan,
organiasasi
dapat
dengan
dkk, 2012:247-249) ada beberapa cara
mudah meningkatkan motivasi. Pekerja
lain
dalam
harus diyakinkan bahwa pekerjaannya
sebagai
diakui atau paling tidak mereka dihargai
untuk
perspektif
memotivasi Islam,
orang
antara
lain
berikut :
ketika bekerja dengan baik. Sebaliknya
1. Hadiah Dan Hukuman
mereka
Penghargaan
dan
hukuman
mungkin
beberapa
akan
dorongan
kehilangan
untuk
menjaga
merupakan faktor yang berperan dalam
produktivitas dan kualitas. Pekerja harus
motivasi.
membutuhkan
diperlakukan secara adil dan harus diakui
proses yang panjang untuk menjadikan
niat baiknya untuk bekerja selama mereka
keduanya sebagi motivator. Dalam Islam,
mengemban
juga ada penghargaan dan hukuman
menghargai
bagi manusia yang keduanya berlaku
seperti dalam firmanNya dalam Al Quran
baik di dunia dan di akhirat. Al Qur’an dan
Surat An Nisa’ ayat 135 :
hadis pun juga mengandung berita baik
ِ
dan peringatan. Keduanya penting untuk
Ը
Akan
tetapi
ِ
Yā
Perlu disadari bahwa hukuman itu
setiap
Allah
muslim
SWT
yang
adil,
˯ Ըٍ ِ Ϳ˯Ը η ِ ِ ϼ Ϳ ِ م ِ ˱ Ϗ ِ ِ ىϷِ ِ ِ ِ Ϳ ِ ِ ٔԸ ِ ِ ى Χ
Ը ٣
membatasi tingkah laku manusia.
tugas.
ayyuhallaż na
āmanū
kūnūqowwām nabilqisţi syuhadā ‘alillāhi
sendiri sebenarnya bukan sebuah faktor
wa law ʽalā anfusikum awilwā lidaini wal
Motivator, melainkan dorongan seseorang
aqrib na
menghindari hal yang membuatnya bias
in-yakun
gon yyan
awfaq ron
fallāhu awlābihim(a), falātātbiʽul hawā
dihukum. Pendidikan Islam mengingatkan
antaʽ
tentang adanya hukuman. Dalam Islam, hukuman yang diberikan harus sesuai 310
dilū
wa
intalqū
awtuʽri
dhū
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014 fa’innallāha
kānabimā
:
Wahai
orang-orang
Fabimā rohmatim-minallāhi linatalahum,
yang
walaw
beriman, jadilah kamu orang yang benar-
kerabatmu. miskin,
ibu Jika
bapa ia[361]
maka
dan
kaya
Allah
fa
kaum
hawa
nafsu
karena
sesungguhnya Mengetahui
Allah
segala
saksi,
maka
adalah
Maha
apa
yang
iżā
ʽazamta
ʽalallāhi
fatawakkal
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
ingin
terhadap
mereka.
Sekiranya
kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
kamu memutar balikkan (kata-kata) atau menjadi
faʽfuʽanhum
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari
menyimpang dari kebenaran. Dan jika
enggan
houlik(a),
lā
tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
min
qolbi
innallāha yuhibbul mutawakkil n(a).
ataupun
lebih
ghol ẕol
faẕẕō
wastagfirlahum wa syā wir hum fil amr(i),
karena Allah biarpun terhadap dirimu atau
kunta
unfaḏḏū
benar penegak keadilan, menjadi saksi
sendiri
ۡﻮﱠ
Ϳى
khob ron.
Artinya
ِ ِ ڈφ Ϗ ˱ψ ِ Ϳ ِمΔ ِ ۡﭑ ۡ ۡ ﮭ ۡ و ۡ ۡﻐ ۡﺮ ﮭ ۡ و ﺎو ۡرھ ۡ ﻲ ۡﻷ ۡ ۖﺮ ﺈذا ﺰ ِ Ϳ ٩
ِ ِ م
taʽmalūna
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena
itu
ma'afkanlah
mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
kamu
bermusyawaratlah dengan mereka dalam
kerjakan. (DEPAG RI, 2010)
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah Akan tetapi hal ini belum cukup bagi manajer untuk bersikap adil, mereka
mereka
pekerja
dengan
seksama
tidak
kepada
Allah. orang-
hal yang mutlak untuk diterima yaitu gaji
Mengadakan
atau upah. Hal ini seperti dalam Hadits rapat
Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
dilakukan
“berikan yang seharusnya diberikan pada
sebagai upaya yang terpenting untuk karyawan
agar
pekerja, bayarlah mereka sesuai dengan
mereka
kemampuan fisik (gaji).”
terlibat setiap keputusan yang diambil
Hal tersebut jelas bahwa ketika
organisasi. Al Quran telah menegaskan
pekerja
bahwa pemimpin muslim wajib untuk
organisasi
menyukai
Dalam Islam, pekerja memiliki suatu
hal
3. Keterlibatan Peran
berumding
Allah
4. Pemberian Gaji
ketidakadilan.
memotivasi
bertawakkallah
(DEPAG RI, 2010)
sehingga
merasakan
maka
orang yang bertawakkal kepada-Nya.
memperhatikannya.
Keputusan yang manajer buat seharusnya dijelaskan
tekad,
Sesungguhnya
juga harus membuat bawahan yakin bahwa
membulatkan
dengan agar
orang–orang
dapat
mendapatkan
kompensasi,
di
untuk
memberikan
mereka
gaji
akan
berkontribusi
5. Kebebasan Berpendapat
dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 159 : 311
mencoba
lebih
kesejahteraan organisasi.
pendapat atau nasihat. Hal ini dijelaskan
atau
dari
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
Manajer seharusnya memberikan bawahannya
untuk
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
menyampaikan
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
pendapat dan secara bebas, bahkan
jika kamu benar-benar beriman kepada
mereka seharusnya melibatkan dalam
Allah dan hari kemudian. Yang demikian
membuat
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
saran
atau
kritik
yang
membangun. Pada masa khalifah, hal
akibatnya. (DEPAG RI, 2010)
tersebut dipertimbangkan sebagai faktor
7. Pemeliharaan Kejujuran
penting
dari
Dalam
pengertian
seharusnya
sebuah
selalu
kepemimpinan. Islam,
Ini adalah faktor yang penting
manajer
untuk menciptakan motivasi di organisasi.
sebagai
Baik manajer ataupun pekerja seharusnya
bertindak
pelayan bagi semua orang di organisasi.
selalu
Pekerja atau bawahan harus dimotivasi
memelihara
untuk menjalankan system ini di organisasi.
sebagai suatu yang abadi. Pekerja harus
6. Disiplin
dimotivasi
bertanggung
jawab
kejujuran
dengan
di
cara
untuk
organisasi
memberikan
Menegakkan kedisiplinan adalah
suasana yang jujur dan sikap tulus ikhlas
kunci sukses organisasi. Hal ini mungkin
dari manajer. Dan pekerja seharusnya
secara nyata dikatakan bahwa sebuah
melaksanakan tugasnya dengan jujur dan
hiasan yang baik dan organisasi yang
ikhlas. Pekerja yang jujur dalam melayani
kaya bisa menjadi semakin buruk jika
Allah SWT dan manajernya adalah suatu
tidakn menerapkan kedisiplinan. Pekerja
kesalehan yang tinggi.
akan
D. Komitmen Organisasional
termotivasi
dengan
cara
menegakkan kedisiplinan dalam kegiatan
Mowday (dalam Sopiah, 2008:155)
organisasi. Allah SWT berfirman dalam Al
menyebut komitmen kerja sebagai istilah
Quran Surat An Nisa’ ayat 59 :
lain dari komitmen organisasional dan
ِم
ِ Ϸِ
ِ ِ Ϳ
ِ ِ
Ϳ Ϳ
Ը
٩ ً ۡﺄو
Ը
˯
komitmen
˯ ِ η ِ ِ ΰ ﺧ ۡ ﺮ وأ ۡﺣ
wa
tanāzaʽtum warrasūli
f
ūlilamri sya n
inkuntum
minkum,
untuk menilai kecenderungan karyawan untuk
fain
faruddūhu
ilallāhi
tuʽminūna
billāhi
merupakan
dimensi perilaku yang dapat digunakan
ۡﻷٓﺧ ۚﺮ ذ
yā ayyuhallaż na āmanū athi’ullāha wa aţ ʽurrasūla
organisasional
bertahan
sebagai
anggota
organisasi. Komitmen menunjukkan
walyaumil akhir(i), żālika khoiru wa ahsanu
sejauh
organisasional mana
seseorang
memihak sebuah orhganisasi serta tujuan-
taʽw lan.
tujuannya
dan
keinginan
untuk
mempertahankan keanggotaan dalam Artinya : Hai orang-orang yang beriman,
organisasi
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
Menurut
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
tersebut
(Sunyoto,
2013:53).
Goleman
(Tasmara,
2002:85)
orang yang berkomitmen adalah para
jika kamu berlainan pendapat tentang
warga perusahaan teladan yang bersedia 312
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
menempuh
perjalanan
panjang.
Komitmen adalah suatu perjanjian
Lebih lanjut, Goleman mengidentifikasikan
yang menuntut untuk ditunaikan dan
ciri orang yang berkomitmen antara lain
bersifat mengikat. Dalam Islam terdapat
sebagai berikut :
istilah komitmen kerja Islami. Komitmen
a. sikap
rela
lebih
berkorban
demi
kerja
Islami
adalah
kesediaan
dan
pemenuhan sasaran perusahaan
kerelaan
yang lebih penting.
segala ketentuan kerja dalam ajaran
b. merasakan dorongan semangat
bekerja
dengan
menepati
agama Islam (Amin, 2010).
dalam misi yang besar.
Komitmen sangat penting untuk
c. menggunakan
nilai-nilai
dimiliki
oleh
setiap
muslim
dalam
kelompok dalam pengambilan
melakukan suatu yang baik. Komitmen
keputusan
dapat
dan
penjabaran
pilihan-pilihan. Robbins
diartikan
sebagai
pengabdian,
pengabdian yang baik adalah mengabdi
(2008:100)
menjelaskan
kepada Allah SWT. Tasmara (2002:4) juga
bahwa komitmen organisasional adalah
berpendapat bahwa menjadi seorang
tingkat sampai mana seorang karyawan
muslim
memihak sebiah organisasi serta tujuan
menampilkan dirinya sebagai manusia
tujuan
yang
dan
haruslah
terlebih
dahulu
keinginannya
untuk
keanggotaan
dalam
menunjukkan sikap pengabdian karena
organissi tersebut. Menurut Randall dalam
mereka sadar bahwa kehadiran dirinya di
Sunyoto (2013:53), komitmen terhadap
muka
organisasi
mengabdi. Seperti dalam firman Allah SWT
mmpertahankan
terdiri
dari
tiga
komponen
utama yaitu : (1) kepercayaan seseorang yang
kuat
organisasi
dan (2)
kesediaan
mengupayakan menjadi
menerima
sekuat
bagian
dari
bumi
lain
ۡ ﺪون
tujuan Wa
yang
hanya
untuk
mā
kholaqtūjinna
ۡ ﺠ ﱠ و ۡﻹ
إﱠ
wal
و ﺎ ﺧ ۡﻘ
‘insa
illā
liyaʽbudūn.
untuk
organisasi
tidak
manusia
dalam surat Adz Dzariyaat ayat 56 :
seseorang
tenaga
amanah,
(3)
keinginan seseorang untuk memelihara
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin
keanggotaannya.
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (DEPAG RI, 2010)
Berdasarkan teori komitmen di atas, dapat
disimpulkan
komitmen
bahwa
tergantung
sebuah
dalam Luth
tekad,
(2001:22)
menjelaskan
bentuk
tentang syarat yang harus dimiliki untuk
vitalitas yang penuh gairah, selain itu
mewujudkan komitmen dalam bekerja
komitmen merupakan sebuah tindakan
agar bisa menjadi suatu amal shaleh,
keberanian (Tasmara, 2002:86).
diantaranya sebagai berikut:
keyakinan,
E.
yang
Komitmen
melahirkan
Organisasional
a) Ikhlas, yaitu menyatunya badan,
dalam
pikiran dan hati dalam tugas atau
Perspektif Islam 313
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
aktivitas serasa menyucikan niat
Hipotesis adalah suatu penjelasan
karena Allah SWT semata. Bukan
sementara tentang perilaku, fenomena,
untuk
atau keadaan tertentu yang telah terjadi
prestise
keuntungan.
atan
mencari
Bekerja
adalah
atau
terjadi
(Kuncoro,
2009:59)
belakang,
rumusan
ibadah karena Allah SWT, maka
Berdasarkan
ikhlas harus terpatri di dalam kerja
masalah, tujuan penelitian dan landasan
tersebut.
teori, maka hipotesis yang diajukan dalam
b) Cinta, yaitu adanya rasa rindu
kebahagiaan
bila
latar
penelitian ini adalah sebagai berikut :
untuk mendapat ketenangan atau
a. Motivasi berpengaruh secara parsial
bertemu
dan
simultan
dengan yang didamba. Mencintai
organisasional
pekerjaan
Madiun.
adalah
suatu
keharusan, karena di dalamnya kita
dapat
memperoleh
terhadap Guru
komitmen
MI
Islamiyah
b. Faktor Motivator berpengaruh paling
nilai
dominan
terhadap
Komitmen
tambah secara materi dan spiritual
Organisasional pada Guru MI Islamiyah
berupa
Madiun.
pengalaman
untuk
memenuhi hajat hidup kita. c) Istiqamah, dengan
yaitu
III. METODOLOGI PENELITIAN
tetap
berpihak
tekun
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah
pendekatan kuantitatif, yang bertujuan
ibadah maka kita harus istiqamah,
untuk menguji hipotesis, dengan data
tidak boleh menghalalkan segala
yang
cara
kesimpulan
Karena
pada
Pendekatan
yang
benar.
bekerja
untuk
memperoleh
terukur
dan
yang
digeneralisir.
dalam
melakukan
Langkah
awal
dalam arti tetap berpihak pada
penelitian
kuantitatif
yang benar sesuai dengan apa
menentukan
yang diperintahkan agama.
selanjutnya
bekerja
sebagai
menurut
ibadah
menghasilkan
dapat
penghasilan. Kita harus istiqamah
d) Sedia berkorban, diketahui bahwa
F.
akan
dimulai
hipotesis, membuat
dengan langkah
model
analisis,
indentifikasi variabel, definisi operasional,
juga
pengumpulan
pengorbanan.
sekunder)
data
(primer
berdasarkan
maupun
populasi
dan
Pengorbanan dalam hal waktu,
sampel
tenaga, pikiran, harta benda dan
analisis. Variabel yang digunakan dalam
perasaan. Ibadah adalah kerelaan
penelitian
berkorban
menjadi 2 (dua) variabel, yaitu:
dan
keikhlasan
penelitian,
ini
serta
dapat
melakukan
diidentifikasikan
menerima segala cobaan juga
a.
sebagai ibadah.
Motivator dan (X2) yaitu Hygiene.
Variabel
independen,
(X1)
yaitu
b. Variabel dependen (Y), yaitu komitmen
Hipotesis
organisasional. 314
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
A. Definisi Operasional Variabel
keadaan wajib untuk menanggung
1. Motivator (X1)
segala
Faktor
adalah
Motivator
faktor
sesuatunya.
menduduki jabatan, seseorang akan
yang mempengaruhi tingkat kepuasan
merasa
bekerja
tanggung
berdasarkan
Dengan
pemenuhan
akan
dipercaya,
jawab,
dan
diberi
wewenang
kebutuhan tingkat tinggi (job satisfiers).
yang besar untuk melakuan kegiatan-
Faktor ini bersifat intrinsik dan bersumber
kegiatan.
dari
berdampak
dalam
berhubungan
diri
seseorang
dengan
serta
penghargaan
Hal
tersebut
terhadap
akan
kedisiplinan
karyawan dalam bekerja.
terhadap pribadi yang secara langsung
d.
Peluang untuk tumbuh
berkaitan dengan pekerjaan.
Kebutuhan untuk menjadi produktif
Indikator faktor Motivator ini adalah :
dan kreatif, misalnya diberdayakan di
a.
Pencapaian (prestasi) Menurut
b.
dan
berkembang
secara terus menerus. Diadakannya
Indonesia (1998), kata prestasi berarti
pelatihan dalam hal pengajaran murid
hasil yang telah dicapai dari apa yang
merupakan cara yang cukup efektif
telah dilakukan. Sedangkan prestasi
untuk meningkatkan kemampuan guru
kerja adalah hasil kerja yang telah
dalam mengajar.
seorang
Besar
potensi
Bahasa
dicapai
Kamus
dalam
karyawan
dalam
e.
Pekerjaan itu sendiri.
melaksanakan tugas yang diberikan
Profesi
guru
kepadanya. Hasil kerja atau prestasi
yang
sangat
tersebut untuk menambah peluang
masyarakat
untuk
pekerjaan menyediakan kesempatan
kenaikan
pangkat
atau
merupakan umum
pekerjaan
di
kalangan
indonesia.
Suatu
mendapat penghargaan dari atasan.
seseorang untuk belajar, memperoleh
Pengakuan dan penghargaan
tanggung jawab dalam suatu tugas
Pengakuan dan penghargaan dari
tertentu dan
orang lain dapat dijadikan sebagai
yang menarik.
tantangan
pekerjaan
2. Hygiene (X2)
motivator. Menurut Sutrisno (2009:125) pengakuan dan penghargaan bagi
Faktor Hygiene adalah faktor yang
seorang karyawan meliputi hal-hal :
melibatkan
1. pengakuan dan penghargaan dari
ketidakpuasan
atasan dan rekan kerja
hadir kerja
atau (job
tidaknya disatisfiers).
Faktor ini bersifat ekstrinsik dan bersumber
2. pimpinan yang adil dan bijaksana
dari luar diri seseorang. Faktor Hygiene
3. perusahaan tempat bekerja dihargai
merupakan faktor yang harus diberikan
c.
oleh masyarakat
oleh pimpinan demi kesehatan, kepuasan
Tanggung jawab
dan kesejahteraan bawahannya.
Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indikator Faktor Hygiene adalah :
Indonesia tanggung jawab adalah
a. 315
Gaji
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Rekan kerja secara teknis cakap dan
gaji adalah balas jasa yang diterima
secara sosial mendukung tugas rekan-
pekerja dalam bentuk uang berdasarkan
rekan kerja lainnya.
waktu tertentu. Gaji merupakan sumber
e.
penghasilan utama bagi para karyawan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
untuk
supervisi
adalah
keluarganya. Menurut Sutrisno (2009:126 )
Dalam
penelitian
gaji
alat
tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah
ampuh
bagi
sebagai pengawas tertinggi di sekolah.
mendorong
para
Kemampuan kepala sekolah untuk bisa
menghidupi
yang
motivasi
diri
memadai yang
perusahaan
sendiri
merupakan
paling
untuk
beserta
karyawan bekerja dengan baik. b.
kepada
Berdasarkan
pendapat oleh
Sutrisno
pengawasan ini,
utama.
pengawasan
adil dalam memberikan bantuan teknis
Kondisi kerja
dikemukakan
Kualitas supervisi
yang
para
terhadap
(2009:126),
guru
dan
pekerjaan
dukungan
yang
menjadi
tanggung jawab para guru.
lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan
3. Komitmen Organisasional (Y)
sarana dan prasarana kerja yang ada di
Mowday
sekitar karyawan yang sedang melakukan
menyebut komitmen kerja sebagai istilah
pekerjaaan yang dapat mempengaruhi
lain dari komitmen organisasional dan
pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja
komitmen
ini meliputi tempat bekerja, fasilitas dan
dimensi perilaku yang dapat digunakan
alat
untuk menilai kecenderungan karyawan
bantu
pekerjaan,
pencahayaan,
ketenangan,
kebersihan, termasuk
untuk
(dalam
Sopiah,
organisasional
bertahan
2008:155)
merupakan
sebagai
anggota
juga berhubungan kerja antara orang-
organisasi. Komitmen kerja Islami adalah
orang yang ada di tempat tersebut.
kesediaan dan kerelaan bekerja dengan
c.
Kebijakan perusahaan
menepati segala ketentuan kerja dalam
Menurut Sutrisno (2009:129) menyatakan
ajaran agama Islam (Amin, 2010).
bahwa bagi organisasi besar, biasanya
Berdasarkan
sudah ditetapkan sistem dan prosedur
(2013:53)
kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh
diimplementasikan
karyawan. Sistem dan prosedur kerja ini
Madiun, indikator atas variabel komitmen
dapat kita sebut dengan peraturan yang
organisasional
berlaku
sebagai berikut :
dan
bersifat
mengatur
dan
Randall
dan
Luth
dalam
Sunyoto
(2001:22)
pada
perspektif
MI
Islam
yang
Islamiyah
adalah
melindungi para karyawan. Pemberian
1. bekerja dengan ikhlas sebagai
sanksi atau hukuman haruslah dilakukan
niat ibadah kepada allah swt
secara bijaksana. d.
2. merasa nilai-nilai yang ada di mi
Hubungan dengan rekan kerja
islamiyah adalah benar sesuai dengan
apa
diperintahkan agama 316
yang
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
3. mencintai
pekerjaan
yang
topik
pembahasan
dilakukan dan juga organisasi
kemudian
tempat
mengolah
bekerja
yaitu
mi
islamiyah
Model
dari mi islamiyah
untuk
sungguhmemelihara
untuk
analisis yang digunakan
mengetahui
independen
6. menerima tujuan mi islamiyah
dependen.
berusaha
untuk
Tabel 1.
untuk
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
mi
Koefisien
Variabel
islamiyah madiun
pengumpulan
Sign.
-
-
0,106
0,460
1,642
Beta
Reg. data
Konstanta
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: yakni
t hit.
Koef.
B. Prosedur Pengumpulan Data
kepustakaan,
variabel
A. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
tenaga, pikiran, harta benda,
1. Studi
variabel
terhadap
7. bersedia mengorbankan waktu,
perasaan
pengaruh
IV. DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN
mewujudkannya
Prosedur
data
berganda. Model analisis ini digunakan
keanggotaan di mi islamiyah
dan
menganalisa
dalam penelitian ini berbentuk regresi linier
dengan
dan
dan
dengan
C. Teknik Analisa Data
tenaga untuk menjadi bagian
sungguh
dilanjutkan
ini,
tersebut dengan metode statistik.
4. bersedia mengupayakan sekuat
5. bekerja
penelitian
dengan
Motivator
0,666
0,507
6.384
0,000
Hygiene
0,473
0,457
5.746
0,000
mempelajari dan mengumpulkan teori-
Multiple R = 0,876
teori dari berbagai literatur dan buku
105,532
bacaan lain yang berkaitan dengan
R Square = 0,767
permasalahan yang sedang dibahas
0,000
F Hitung =
N = 67 Sign
=
dalam penelitian ini. 2. Penelitian pendahuluan, yaitu dengan mengadakan penelitian
peninjauan
secara
mendapatkan
umum, informasi
Nilai dari koefisien determinasi dari
dan
hasil regresi pada penelitian ini adalah
untuk
0,767 yang berarti bahwa sebesar 76,7 %
dan
komitmen
organisasional
mengetahui permasalahan yang akan
tergantung)
mampu
diangkat dalam penelitian ini.
variabel
bebas,
(variabel
dijelaskan
sedangkan
oleh sisanya
3. Penyebaran kuesioner, yaitu dilakukan
sebesar 23,3 % dijelaskan oleh variabel lain
dengan cara menyebarkan kuesioner
yang tidak dimasukkan dalam model
kepada karyawan Waroeng Steak &
(faktor galat).
daftar
Berdasarkan hasil analisis regresi
pertanyaan secara singkat mengenai
linear sederhana yang dilakukan pada
Shake
dengan
mengajukan
317
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
penelitian
ini
diperoleh
korelasi
berganda
sebesar
0,876.
nilai
atau
koefisien
Formulasi hipotesis statistik Ho = b1 = 0 ; Ha b1 0
(R)
Multiple
0,876
Nilai uji t untuk variabel Motivator
menunjukkan adanya hubungan yang
(X1) adalah sebesar 6,384 dengan
cukup tinggi antara variabel bebas (X)
tingkat
dengan variabel tergantung (Y).
signifikasi ini lebih lebih kecil dari
B. Uji Hipotesis
0,05, sehingga dapat dinyatakan
1. uji F
ada
Nilai F hasil regresi adalah sebesar 105,532,
variabel Motivator (X1) terhadap
dengan nilai probabilitas kesalahan (Sig)
Komitmen Organisasional.
Nilai
R
sebesar
signifikasi
pengaruh
0.000.
secara
Nilai
parsial
2. Variabel Hygiene
sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga ada pengaruh secara
Formulasi hipotesis statistik Ho = b2
simultan variabel bebas Motivator dan
= 0 ; Ha b2 0
Hygiene terhadap variabel terikat (Y)
Nilai uji t untuk variabel Hygiene
Komitmen
(X2) adalah sebesar 5,746 dengan
Organisasional.
demikian
hipotesis
Dengan
pertama
tingkat
yang
signifikasi
0.000.
Nilai
menyatakan “Terdapat pengaruh secara
signifikasi ini lebih lebih kecil dari
simultan yang signifikan Motivator dan
0,05, sehingga dapat dinyatakan
terhadap
Hygiene
ada
Komitmen
pengaruh
secara
parsial
Organisasional diterima kebenarannya.
variabel Hygiene (X2) terhadap
2. Uji t
Komitmen Organisasional. Pengujian hipotesis koefisien regresi
3. Variabel Berpengaruh Dominan Tabel 3.
secara parsial (uji t) ditunjukkan untuk mengetahui secara
pengaruh
parsial
variabel
terhadap
Perhitungan Nilai Beta
bebas variabel
Variabel
Beta
tergantung dalam satu model. Hasil uji
Motivator
0.507
parsial dipaparkan selengkapnya pada
Hygiene
0,457
Tabel berikut:
Berdasarkan Tabel 2.
t
pengujian
menunjukkan nilai beta untuk variabel
Hasil Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) Variabel
hasil
Motivator
Tingkat
merupakan
variabel
yang
berpengaruh dominan dengan nilai beta
signifikansi
terbesar
yaitu
0.507
Ini
berarti
Motivator
6,384
0.000
dibandingkan dengan variabel Hygiene
Hygiene
5,746
0.000
maka variabel Motivator merupakan yang berpengaruh
Berdasarkan
tabel
tersebut
dapat
dominan
Komitmen Organisasional.
dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Motivator (X1) 318
terhadap
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
yang sangat tinggi dari para Guru MI
C. Pembahasan Penelitian
mengenai
pengaruh
Islamiyah
motivasi yang terdiri faktor Motivator dan terhadap
Hygiene
Madiun.
Komitmen
manajemen
atau
Islamiyah
guna
Islamiyah
bersedia
bertahan
Pihak
MI
Islamiyah
Madiun sudah memberikan ijin kepada peneliti
untuk
terhadap
melakukan
guru.
pembahasan
Untuk
membuat di
MI
para
guru
organisasi
dan
melakukan pekerjaan dengan baik.
penelitian
Berdasarkan hasil analisis koefisien
melengkapi
korelasi,
menunjukkan
untuk
variabel
Motivator (X1) dan Hygiene (X2) secara
survey, wawancara kepada beberapa
simultan mempunyai hubungan yang kuat
guru
dan
kepala
juga
perserikatan
melakukan
dan
peneliti
Komitmen
Organisasional harus dipertahankan oleh
Organisasional sudah dilaksanakan di MI Madiun.
Variabel
sekolah
dan
juga
positif
terhadap
Komitmen
mengamati suasana belajar di sekolah
Organisasional guru (Y), atau dengan kata
tersebut. Wawancara dan pengamatan
lain semakin positif variabel Motivator (X1)
tersebut diharapkan dapat membantu
dan Hygiene (X2) maka semakin positif
peneliti
pula Komitmen Organisasional (Y) guru MI
menjelaskan
variabel
yang
hubungan
dapat
antra
menambah
Islamiyah madiun.
pembahasandan menjelaskan fenomena
Perhitungan
yang terjadi.
menghasilkan
Hasil
kuesioner
menunjukkan
0,000.
Nilai
nilai
nilai
F
hitung
signifikansi
sebesar
probabilitas
ini
kemudian
bahwa ketiga variabel, yaitu Motivator,
dibandingkan dengan level of significant
Hygiene dan Komitmen Organisasional
sebesar0,05. Karena nilai probabilitas ini
rata-rata memiliki respon yang sangat
lebih kecil daripada 0,05, maka hal ini
tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa variabel Motivator
faktor Motivator yang merupakan faktor
(X1)
yang
bersama-sama secara signifikan terhadap
bersifat
intrinsik
yaitu
yang
dan
Hygiene
bersumber dalam diri sendiri sudah dimiliki
Komitmen
oleh para guru MI Islamiyah Madiun.
Islamiyah Madiun
Faktor Hygiene juga menunjukkan respon yang
sangat
menunjukkan
tinggi. bahwa
(X2)
Organisasional
berpengaruh
guru
MI
Motivator (X1) terdiri dari 5 dimensi
Hal
tersebut
yaitu pencapaian (prestasi), pengakuan
faktor
Hygiene
dan
penghargaan,
tanggung
jawab,
dirasa sudah memberikan kepuasan guru
peluang untuk tumbuh, dan pekerjaan itu
dalam bekerja. Faktor Hygiene adalah
sendiri.
faktor yang bersifat konkrit yang berasal
dengan 3 pertanyaan. Pada pengujian
dari luar diri seseorang (ekstrinsik). Variabel
hipotesis atas variabel bebas terhadap
yang
Komitmen
variabel terikat secara parsial melalui uji t,
Organisasional yang diukur dengan 7 item
diketahui bahwa nilai t hitung variabel
pertanyaan
bebas Motivator (X1) lebih besar daripada
ketiga
juga
yaitu
menunjukkan
respon 319
Masing-masing
dimensi
diukur
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
t tabel. Hal ini berarti variabel Motivator
bersedia
secara
keanggotannnya di MI Islamiyah Madiun.
parsial
signifikan
brpengaruh
terhadap
secara Komitmen
untuk
mempertahankan
Dari hal di atas
pimpinan MI
Organisasional guru MI Islamiyah Madiun.
Islamiyah
Pernyataan ini sesuai dengan
Islamiyah Madiun untuk berprestasi baik di
yaitu
bisa
mendukung
guru
MI
Hygiene (X2) terdiri dari 5 dimensi
tingkat internal mapun eksternal sekolah.
gaji,
Selain
kondisi
kerja,
kebijakan
itu,
pimpinan
harus
terus
organisasi, hubungan dengan rekan kerja,
memberikan penghargaan, baik berupa
dan
materi maupun non materi karena guru-
kualitas
supervisi.
Masing-masing
dimensi diukur dengan 3 pertanyaan.
guru
Pada pengujian hipotesis atas variabel
mencintai pekerjaannya.
MI
Islamiyah
Madiun
sangat
bebas terhadap variabel terikat secara
Adanya motivasi dari organisasi
parsial melalui uji t, diketahui bahwa nilai t
dan dari dalam diri guru itu sendiri, guru
hitung variabel bebas Hygiene (X2) lebih
akan
besar daripada t tabel. Hal ini berarti
organisasinya.
variabel
pendapat
Hygiene
secara
parsial
memiliki
komitmen Hal
ini
terhadap
sesuai
Trisnaningsih
dengan
(2003)
bahwa
brpengaruh secara signifikan terhadap
motivasi untuk mencapai target yang
Komitmen
sudah ditetapkan oleh perusahaan dapat
Organisasional
guru
MI
Islamiyah Madiun.
mempengaruhi komitmen pada organisasi
Variabel Komitmen Organisasional
sebagai
upaya
mewujudkan
tujuan
guru (Y) merupakan variabel terikat dalam
bersama.
penelitian ini dimana variabel komitmen
mendukung penelitian yang dilakukan
organissional merupakan variabel yang
oleh Burton, James P., Thomas W Lee,
dipengaruhi oleh variabel Motivator (X1)
Brooks C Holtom (2002) yang menjelaskan
dan Hygiene (X2)
bahwa karyawan yang memiliki motivasi
Dari kedua faktor Herzberg yaitu
Hasil
penelitian
ini
juga
tingi
motivator dan Hygiene, faktor motivator
V. SIMPULAN DAN SARAN
memiliki
dominan
A. Simpulan
terhadap komitmen organisasional. Hal
Berdasarkan
hasil
tersebut tentunya merupakan suatu hal
pengujian
hipotesis
yang baik karena guru di MI Islamiyah
sebelumnya maka dapat dikemukakan
sudah
simpulan dari penelitian sebagai berikut :
pengaruh
meletakkan
yang
kebutuhan
tingkat
analisis
data
pada
dan bab
tinggi seperti kebutuhan untuk berprestasi
1. Hasil penelitian menunjukkan ada
dan berkembang, dalam bekerja di MI
pengaruh bersama-sama variabel
Islamiyah
motivasi yang terdiri dari Motivator
Madiun.
Faktor
Motivator
tersebut telah mendorong guru untuk
(X1)
bekerja dengan sungguh-sungguh dan
bersama-sama terhadap Komitmen
dan
Hygiene
(X2)
secara
Organisasional dengan nilai F hitung 320
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
sebesar
105,532
dengan
tingkat
karena terbukti dari penelitian ini
signifikansi 0,000. Dari hasil tersebut
terbukti bahwa faktor motivasi
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Motivator dan Hygiene mempunyai
Besarnya koefisien korelasi berganda
pengaruh yang signifikan terhadap
(R) = 0,876 menunjukkan hubungan
Komitmen
bersama-sama yang sangat kuat
Selanjutnya,
antara Motivator (X1) dan Hygiene
motivasi
(X2)
perhatian yang lebih dari pimpinan
terhadap
Organisasional.
Komitmen
Sedangkan
nilai
MI
koefisien determinasi berganda (R2)
Organisasional. diharapkan tersebut
Islamiyah
faktor
mendapat
sehingga
komitmen
guru dapat ditingkatkan.
= 0,767 berarti secara bersama-sama
2. Pihak
MI
Islamiyah
76,7% perubahan variabel terikat (Y)
memperhatikan
yaitu
untuk
Komitmen
:
Organisasional
seharusnya
faktor
Motivator
meningkatkan
Komitmen
disebabkan oleh variabel motivasi.
Organisasional.
Sedangkan
penelitian ini faktor Motivator (X1)
sisanya
yaitu
23,3%
Karena
dalam
disebabkan oleh variabel lain yang
merupakan
tidak masuk dalam model.
memiliki pengaruh paling dominan
2. Hasil penelitian juga menunjukkan ada
pengaruh
parsial
faktor
motivasi
yang
terhadap Komitmen Organisasional.
variabel
3. Penelitian
Motivator (X1) dan Hygiene (X2)
dilakukan
yang
penelitian tentang motivasi kerja di
seluruhnya
memiliki
tingkat
berikutnya dengan
dapat melakukan
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dari
tempat
hasil
hipotesis
menambahkan variabel kepuasan
diterima
kerja
tersebut
penelitian
maka kedua
kebenarannya. beta
diketahui
Berdasarkan bahwa
nilai
kerja
atau
dengan
kompensasi
dalam
perspektif Islam.
variabel
motivator
mempunyai
pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
dominan
terhadap
Komitmen
Al
Organisasional.
Qur’an
Dan
Terjemahannya.
Departemen
Agama
2010.
Republik
Indonesia.
B. Saran Setelah
melalui
proses
penelitian
Amin, Ayoeb. 2010. Pengaruh Komitmen
yang dilakukan, maka dapat diberikan
Kerja
saran
peneliti
Kerja dan Status Pendapatan serta
Madiun
Kesejahteraan Keluarga Muslim di
sebagai
maupun
bagi
masukan MI
bagi
Islamiyah
sebagai berikut:
Islami
Kabupaten
1. Disarankan pada pihak MI Islamiyah
Jawa
untuk mempertahankan dan lebih
321
Motivasi
Pekalongan,
Tengah.
diterbitkan.
meningkatkan kinerja karyawannya,
Terhadap
Provinsi
Disertasi
Surabaya
tidak
Fakultas
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
Ekonomi
dan
Bisnis
Universitas
Khaliq, Ahmad, dkk. 2011. Isuues in Islamic
Airlangga.
Management
Anshori, Muslich dan Iswati . 2009. Buku Ajar
Metodologi
:
and
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset
Pusat
untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
Penerbitan dan Percetakan Unair.
Erlangga.
Burton, James P, dkk. 2002. The Influence
Lieke.
2010.
Pengaruh
Motivasi
dan
of Motivation to Attend, Ability to
Kompensasi Terhadap Komitmen
Attend,
Organisasional
and
Organizational
Pendidikan
Commitment on Different Types of Absence
Journal
Behaviors.
of
Organisasi
Islam.
Jurnal
Luth, Thohir. 2001. Antara Perut Dan Etos
197
Kerja Dalam Perspektif Islam.
Richard
L.
2003.
Jakarta : Gema Insani.
Manajemen.
(Terjemahan Emil Salim dan Iman
Muafi. 2003. “Pengaruh Motivasi Spiritual
Karmawan). Edisi kelima. Jakarta :
Karyawan
Erlangga.
Religius”.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar
Dan
Cetakan
Kompensasi
Pertama.
:
Yogyakarta.
Fakultas
Rahim, Husni. 2001. Arah Baru Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta : Logos
Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariat
Wacana Ilmu.
dengan Program SPSS. Semarang :
Rivai,
Universitas Diponegoro. Oemar.
Kinerja
Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Guru.
Surabaya
Terhadap
Ekonomi Universitas Pembangunan
Usaha Nasional.
Hamalik,
di
Managemen.
Managerial Issues, Summer, p. 181-
Daft,
Theories
Practices. Selangor : IIUM Press
Penelitian
Surabaya
Kuantitatif.
:
Veithzal. Capital.
1993.
Psikologi
2009. Dari
Islamic Teori
Human
Ke
Praktik
Manajemen Sumber Daya Islami.
Manajemen. Bandung : Trigenda
Jakarta : Rajawali Pers.
Karya.
Robbins, Stephen P and Timothy Judge.
Hasibuan, Malayu, S.P. 2001. Manajemen
2008.
Perilaku
Organisasi.
Sumberdaya Manusia. Edisi Revisi.
Penerjemah Diana Angelica dkk..
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Jakarta : Salemba Empat.
Kamaluddin,
Rustian.
1999.
Pengantar
Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah :
Ekonomi Pembangunan. Jakarta :
Pesan, Kesan Dan Keserasian Al
LPFE UI.
Qur’an. Jakarta : Lentera Hati.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Departemen
Pendidikan
Kebudayaan.
Jakarta
:
Soemanto,
Wetsy.
1998.
Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dan Balai
Sopiah.
Pustaka.
2008.
Perilaku
Organisasional.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
322
JESTT Vol. 1 No. 5 Mei 2014
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta : Kencana. Syafitri, Maylina. 2012. Pengaruh Motivasi Spiritual Islam Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Ekonomi Islam FEB Universitas Airlangga Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya Fakultas
Ekonomi
Dan
Bisnis
Universitas Airlangga Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta : Gema Insani. ----------. 2013. 7 Menit Mengenal Islam. Jakarta: Gema Insani. Trisnaningsih, Sri. 2003. Pengaruh Kepuasan Terhapdap
Komitmen
Auditor
Motivasi
Sebagai
Varoabel
Intervening
Studi
Empiris
:
Pada
Kantor Akuntan Public di Jawa Timur.
Jurnal
Riset
Akuntansi
Indonesia, vol. 6 no. 2 Mei 2003. Yogyakarta
:
Universitas
Gajah
Mada. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. www.
Journal.uii.ac.id.
Data
Statistik
Madrasah. Diakses tanggal 27 Mei 2013. Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS
Complete:
Statistik
Teknik
Terlengkap
Analisis dengan
Software SPSS. Jakarta : Salemba Infotek. Zamroni.
2000.
Paradigma
Pendidikan
Masa Depan. Yogyakarta : Bigraf Publishing. 323