PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA TUNA DAKSA DI SLB D-D1 YPAC JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: SERLI WIDIYAWATI NIM: 1110011000074
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional Remaja Tuna Daksa di SLB D-Dl ypAC Jal<arta,, disusun oleh Serli
Widiyawati Nomor Induk Mahasisrva 1l10011000074, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalarn ujia, Munaqasah pada tanggal z Febniari 2015 di hadapan der'van penguji. I(arena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjala S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agarna Islain.
J
al<arta, 9 Februari 20 1 5
Panitia Ujian Munaqasah I(etua Panitia (l(etua Jurusan pAI) Tanggal Dr. H. Abdul il4ajiC l(]ron, M.Ag NIP. 19580707 198703 I 00s
S
ekretaris
(S
ekretarisJurusan,pAl)
L,
Marharnah Saleh. Lc. MA NrP. 19720313 200801 2o1o
7-o
Penguji I
Prof. Dr. H. Salman Harun NIP. 19450612196510 1 001 Penguji
II
u/, lot{ Siti ICradtiah. MA NIP. 19700727 199703 2
oO4
Mengetahui: Dekan,
'a'I Ph.D 1020 198603 2 001
,'-1{)
a -) lS '\\ -\-_--,
r--7--> -/
,'
LEMBAR PEI\GESAHAN SKRIPSI PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP KECBRDASAN
BMOSIONAL REMAJA TUNA DAKSA DI SLB D.Dl YPAC JAKARTA Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana pendidikan (s. pd. D OIeh:
Serli Widivawati
NIM: 1110011000074
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Surfurin. M.A NIP. 19710319 199803 2 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 201,5
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional Reaja Tuna Daksa di SLB D-Dl YPAC Jakara disusun oleh Serli Widiyawati Nomor Induk Mahasiswa 1110011000074, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatull ah, J akarta.
.lakarta"
Yang Mengesahkan, Dosen Pembimbing
NIP. 19710319 199803 2 001
l:l
.lanuari 2015
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
Serli Widiyawati
NIM
11
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Alamat
Jl"
1001 1000074
Ki Muhammad Idris,
Desa Sumuranja
Rt.
15104 Kec. Pulo
Ampel Kab. Serang-Banten
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan Ernosional Remaja Tuna Daksa
di SLB D-Dl
YP.A.C Jakarta adalah benar
hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama
NIP
Pembimbing : Dr. Sururin, M.Ag :19710319 199803 2001
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, I 4 J antari 201 5 Yang Menyatakan
Serli Widiyawati
NIM. 1110011000074
ABSTRAK Serli Widiyawati (NIM: 1110011000074). Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional Remaja Tuna Daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Tuna daksa dapat didefinisikan sebagai penyandang bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan perkembangan keutuhan pribadi. Penting bagi para remaja tuna daksa untuk mampu keluar dari berbagai sesuatu yang menekan baik dari dalam dirinya. Untuk keluar dari situasi tersebut individu harus secara cerdas memaknai setiap masalah yang dihadapi dan mampu merespon secara tepat, sehingga ketika nanti harus beradaptasi dengan lingungan sosialnya individu tidak mengalami kesulitan dan mampu membawa diri dengan baik. Dalam hal ini kecerdasan memiliki peran yang sangat penting baik itu kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kecerdasan emosional, bagaimana religiusitas dan bagaimana pengaruh religiusitas terhadap kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2014 di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk skala likert. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara religiusitas terhadap kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai r hitung 0,877 dan termasuk kategori tinggi (nilai r hitung pada rentang 0,800-1,00) dengan nilai KD sebesar 76,91%. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara religiusitas terhadap kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Dan religiusitas memberikan kontribusi yang besar dalam memberikan pengaruh terhadap kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat kasih dan sayang-Nya yang senantiasa tercurah pada kita semua terutama bagi penulis sediri. Dan dengan seizin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW suri tauladan paling mulia bagi semesta alam. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2.
Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Dosen Penasehat Akademik
3.
Ibu Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4.
Ibu Dr. Sururin, M.Ag, dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti dengan segenap kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan maksimal.
5.
Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti selama perkuliahan sampai selesai penyusunan skripsi.
6.
Ibu Dra. Siti Khoiriyah, kepala sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di sekolah.
7.
Bapak Mudofir, S.Pd.I, guru agama di SLB D-D1 YPAC terima kasih atas do’a, motivasi dan bantuannya.
8.
Seluruh siswa SLB D-D1 YPAC Jakarta yang menjadi subjek penelitian, terima kasih atas waktunya dan kesediaannya untuk menjadi responden.
9.
Teruntuk kedua orangtuaku ayahanda H. Ali Mukti dan ibunda Hj. Istinawati, serta adik-adikku terima kasih atas semua dukungan baik moril
ii
dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan menganugerahkan kebahagiaan kepada keluargaku tersayang. 10.
Untuk Ade Pratama Putra Risman, seseorang yang selalu memberikan inspirasi, dukungan, semangat, dan doa selama penulis menyusun skripsi. Semoga kamu akan selalu terus ada di hatiku.
11.
Seluruh sahabat terbaikku Winda Ainnur Happy, Dian Hayati, Puji, Tiara, Sofi, Aji, Wilda, Ela. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
12.
Teman yang membantu dalam penulisan skripsi Nurhamimah, Intan, Cuda, Intan, dan semua teman-teman yang sabar membantu dalam penulisan skripsi.
13.
Keluarga besar P20AI yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengukuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.
14.
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena dukungan dan pengertian mereka sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis semoga mendapatkan balasan pahala berlipat ganda dari Allah SWT.
Peneliti menyadari dengan segala kemmapuan dan keterbatasan yang dimiliki, dalam penyusunan skripsi ini oleh karena itu peneliti mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, terutama untuk peneliti sendiri. Akhirnya peneliti ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang sudah membantu penyelesaian laporan penelitian ini. Jakarta,
Januari 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................................i KATA PENGANTAR .............................................................................................ii DAFTAR ISI ……….. ..............................................................................................iv DAFTAR TABEL.....................................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1 B. Identifikasi Masalah ...............................................................................7 C. Pembatasan Masalah ...............................................................................8 D. Perumusan Masalah ................................................................................8 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................................9
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..............................10 A. Penyusunan Kerangka Teori ...................................................................10 1. Religiusitas ........................................................................................10 a. Pengertian Religiusitas ..................................................................10 b. Dimensi-Dimensi Religiusitas .......................................................11 c. Religiusitas dalam Perspektif Islam ...............................................15 d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Religiusitas ...........................17 2. Kecerdasan Emosional ......................................................................19 a. Pengertian Kecerdasan Emosional.................................................19 b. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional .............................................23 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ..........25 iv
3. Tuna Daksa .........................................................................................27 a. Pengertian Tuna Daksa ..................................................................27 b. Klasifikasi Tuna Daksa ..................................................................27 c. Karakteristik Tuna Daksa .............................................................28 B. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................30 C. Kerangka Berpikir ...................................................................................31 D. Hipotesis Penelitian .................................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................34 A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................34 B. Metode Penelitian....................................................................................34 C. Variabel Penelitian ..................................................................................34 D. Populasi dan Sampel ..............................................................................35 1. Populasi Penelitian .............................................................................36 2. Teknik Pengambilan Sampel ..............................................................35 E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ..............................................36 1. Teknik Pengumpulan Data .................................................................36 2. Instrumen Penelitian ...........................................................................37 3. Validitas Instrumen ............................................................................40 4. Reliabilitas Instrumen .........................................................................41 F. Teknik Analisis Data ...............................................................................43 G. Hipotesis Statistik ....................................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. ...........................46 A. Deskripsi Data.. .......................................................................................46 1. Gambaran Umum Objek Penelitian....................................................46 2. Visi, Misi, dan Tujuan ........................................................................47 3. Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Siswa ......................................48 4. Fasilitas Sekolah .................................................................................50 5. Kegiatan Keagamaan ..........................................................................51 v
6. Deskripsi Data Religusitas .................................................................52 7. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional ..............................................60 B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ..........................71 1. Pengujian Persyaratan Analisis ..........................................................71 a. Uji Normalitas................................................................................71 b. Uji Linearitas .................................................................................72 2. Pengujian Hipotesis ............................................................................73 C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................76 D. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................79 A. Kesimpulan …………… ...............................................................................79 B. Saran-saran ……… ........................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................81 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
No.
Uraian
Halaman
Tabel 3.1
Nilai Skor Jawaban
37
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Skala Religiusitas
38
Tabel 3.3
Kisi-kisi Skala kecerdasan Emosional
39
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y
41
Tabel 3.5
Reliabilitas Variabel X
42
Tabel 3.6
Reliabilitas Variabel Y
42
Tabel 3.7
Interprestasi Analisis Deskriptif
43
Tabel 3.8
Interpretasi Nilai r
44
Tabel 4.1
Tenaga Pendidik
48
Tabel 4.2
Tenaga Kependidikan
48
Tabel 4.3
Siswa TKLB
48
Tabel 4.4
Siswa SDLB. D1
49
Tabel 4.5
Siswa SDLB. D2
49
Tabel 4.6
Siswa SMPLB. DI
49
Tabel 4.7
Siswa SMPLB. D2
50
Tabel 4.8
Siswa SMALB. D1
50
Tabel 4.9
Siswa SMALB. Keterampilan
50
Table 4.10
Fasilitas Sekolah
51
Tabel 4.11
Memiliki keyakinan terhadap apa yang agama ajarkan
52
Tabel 4.12
Tidak mengetahui jumlah surat didalam al-Qur’an
53
Tabel 4.13
Mengerjakan solat lima waktu
53
Tabel 4.14
Menjaga diri dari dosa kecil dan besar
54
vii
Tabel 4.15
Percaya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah
54
Tabel 4.16
Malas membaca kitab suci al-Quran
54
Tabel 4.17
Surga dan neraka hanyalah dongeng dari orang tua
55
Tabel 4.18
Membantu yang membutuhkan bantuan
55
Tabel 4.19
Tidak mengetahui kapan Nabi Muhammad lahir
56
Tabel 4.20
Mempercayai bahwa berkewajiban untuk
56
melaksanakan ibadah Haji jika mampu melaksanakannya
Tabel 4.21
Solat tahajjud terasa begitu berat
57
Tabel 4.22
Seringkali berbohong demi kepuasan hati
57
Tabel 4.23
Selalu berusaha mengamalkan ajaran agama dalam seluruh 58 Hidup
Tabel 4.24
Merasa selalu diawasi oleh Allah
58
Tabel 4.25
Khusu’dalam solat merupakan suatu hal yang sulit
58
Tabel 4.26
Merasa senang dengan melihat orang lain mengikuti ajaran 59 Islam
Tabel 4.27
Terkadang merasa Allah tidak adil
59
Tabel 4.28
Skor Perolehan Religiusitas
60
Tabel 4.29
Tidak pernah memisahkan teman yang berdebat
60
Tabel 4.30
Segera bertanya ketika tidak mengerti penjelasan guru
61
Tabel 4.31
Merasa kesulitan membujuk teman melakukan sesuatu
61
Tabel 4.32
Perasaan saya mudah berubah-ubah
62
Tabel 4.33
Siap menerima resiko atas keputusan yang diambil
62
Tabel 4.34
Tetap berusaha sebaik mungkin meskipun banyak yang
63
mengatakan tidak
viii
Tabel 4.35
Menyesali kemarahan karena hal tersebut tidak sesuai
63
dengan ajaran Agama Tabel 4.36
Dapat bersabar meskipun disaat ingin sekali marah
64
Tabel 4.37
Ada keinginan kuat dalam diri untuk terus meningkatkan
64
Prestasi Tabel 4.38
Berusaha untuk selalu berkata jujur
64
Tabel 4.39
Tenang dalam menyampaikan pendapat sendiri dihadapan 65 teman-teman
Tabel 4.40
Tidak mengakui kesalahan yang diperbuat
65
Tabel 4.41
Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
66
Tabel 4.42
Membantu seseorang yang membutuhkan bantuan
66
Tabel 4.43
Dapat merasakan kesedihan yang dirasakan orang lain
67
Tabel 4.44
Tidak pernah berpendapat didalam kelompok karena tidak 67 yakin dengan pendapat sendiri
Tabel 4.45
Mengingkari janji yang telah perbuat
68
Tabel 4.46
Ketika membutuhkan bantuan banyak teman yang mau
68
menolong Tabel 4.47
Seringkali menyerah mengerjakan sesuatu yang sulit
68
Tabel 4.48
Tidak dapat bekerja sama dalam kelompok
69
Tabel 4.49
Mengenal banyak teman sebaya membuat banyak
69
memahami berbagai hal Tabel 4.50
Lebih memilih mengerjakan segala sesuatunya seorang diri 70
Tabel 4.51
Skor Perolehan Kecerdasan Emosional
70
Tabel 4.52
Uji Normalitas Data
71
Tabel 4.53
ANOVA Table
73
ix
Tabel 4.54
Perhitungan Hasil Penelitian
73
Tabel 4.55
Analisis Koefisien Korelasi
74
Tabel 4.56
Angka indeks korelasi product moment
75
x
DAFTAR GAMBAR
No.
Uraian
Halaman
Gambar 4.1
Normal Q-Q Plot Variabel X&Y
72
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Lampiran 2
Angket Uji Coba Variabel X dan Y
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Setelah Uji Coba
Lampiran 4
Angket Sesudah Uji Coba Variabel X dan Y
Lampiran 5
Hasil Angket Variabel X
Lampiran 6
Hasil Angket Variabel Y
Lampiran 7
Validitas Variabel X dan Y
Lampiran 8
Tabel Harga R (Pearson Product Moment)
Lampiran 9
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 10
Surat Izin Penelitian
Lampiran 11
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12
Lembar Uji Referensi
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup tidak akan terlepas dari mind dan body. Kedua komponen tersebut merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh subjek. Konsepsi mengenai tubuh ideal terus berkembang dalam sejarah ilmu pengetahuan. Keinginan manusia untuk terus mencari sisi ideal dari konsep mengenai tubuh pun tidak pernah berhenti sampai detik ini. Romantisme manusia tentang tubuh secara tidak langsung diatur oleh masyarakat, berpegang teguh pada keyakinan atas tubuh normal yang digambarkan oleh ilmu pengetahuan. Contohnya adalah apabila masyarakat melihat perempuan memiliki tubuh berotot karena dia sering melakukan aktivitas olahraga angkat beban, maka akan dianggap sebagai anomali. Otot dan kekar adalah label yang melekat pada tubuh laki-laki dan apabila ada perempuan yang memiliki struktur tubuh yang demikian, maka masyarakat akan menganggap hal tersebut tidak ”normal”. Dalam kehidupan masyarakat tubuh yang anomali ini diidentikkan sebagai tubuh yang mengalami pengalaman yang sedikit daripada pengalaman dengan tubuh rata-rata. Ide tentang tubuh anomali ini dianggap tidak mampu meyerap dunia dengan kesempurnaan tubuh yang telah ratusan tahun melekat pada pikiran manusia. Hal ini terjadi dalam tubuh-tubuh yang dimarginalkan, salah satunya adalah tubuh difabel. Difabel/disabiltas adalah (cacat, ketidakmampuan) ; organ tubuh yang cacat berat, tidak ada (tidak berfungsi) rusak, terganggu, atau sangat kurang, juga berkaitan dengan gangguan fungsional.1 Istilah disabilitas merupakan suatu kondisi yang menyimpang dari rata-rata umumnya. Penyimpangan tersebut memiliki nilai lebih atau kurang. Efek penyimpangan yang dialami oleh 1
J.P Chaplin, terjemahan Dr. Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006), h. 139.
1
2
penyandang disabilitas secara fisik seringkali mengundang perhatian orang-orang yang ada disekelilingnya, baik ketika penyandang disabilitas tersebut bertemu dengan orang baru maupun selama dia tinggal di lingkungan masyarakat tempatnya bersosialisasi.2 Difabel di Indonesia lebih dikenal dengan anak luar biasa (ALB). Istilah anak luar biasa (ALB) digunakan sebagai istilah umum untuk semua anak yang mempunyai keluarbiasaan, dan untuk menggantikan berbagai istilah yang selama ini digunakan, seperti anak cacat, anak berkelainan, atau anak lemah menggambarkan
mental.
kondisi
Istilah setiap
yang lebih jenis
halus
penyimpangan,
digunakan
untuk
terutama
yang
penyimpangannya berada dibawah normal, seperti tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, dan tuna laras. Istilah-istilah ini meskipun menggambarkan kekurangan, tetapi mengandung rasa bahasa yang dapat diterima.3 Difabel tuna daksa merupakan sebutan bagi mereka para penyandang cacat fisik. Ada beberapa macam penyebab yang dapat menimbulkan kerusakan pada manusia hingga menjadi tuna daksa diantaranya, polio myelitis, akibat kecelakaan, akibat keturunan, cacat sejak lahir, kelayuan otot-otot, akibat peradangan otak, dan kelainan motorik yang disebabkan oleh kerusakan pada pusat syaraf/cerebrum.4 Kondisi fisik yang berbeda bahkan tak lengkap, terkadang menyebabkan para difabel tuna daksa ini merasa menjadi kaum minoritas yang dikucilkan oleh masyarakat. Terkadang masyarakat memandang para difabel ini sebelah mata. Bahkan tidak sedikit mereka mencibir dan menjaga jarak dengan mereka. Hal ini akan semakin menjadi masalah ketika penyandang tuna daksa beranjak remaja. Masa remaja merupakan suatu periode penting dalam seluruh rentang kehidupan manusia. Masa remaja adalah masa yang penuh emosi. Salah 2
Winda Wahyuni dan Anggia K.E Marettih, Jurnal Psikologi vol.8 no.1, ( Riau: Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim , 2012), h. 63. 3 IG.A.K. Wardani, Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 1.4 cet. 16 4 Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus,(Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuranan Pendidikan Psikologi Kampus Baru UI, 2011), h. 24.
3
satu ciri periode “topan dan badai” dalam perkembangan jiwa manusia ini adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit untuk dikendalikan. Disatu pihak, emosi yang menggebu-gebu ini memang menyulitkan, terutama untuk orang lain mengerti jiwa si remaja. Dipihak lain, emosi yang menggebu ini bermanfaat untuk remaja itu untuk terus mencari identitas dirinya.5 Remaja dengan gangguan fisik atau tuna daksa adalah remaja yang memiliki salah satu kelainan yang sifatnya gangguan dari fungsi otot dan urat syaraf yang disebabkan adanya kerusakan otak atau bagian tubuh lainnya. Karakter fisik inilah yang membedakan remaja penyandang tuna daksa dengan remaja lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia ketika ketunadaksaan mulai menjadi turut mempengaruhi perkembangan emosi anak tersebut. Dukungan orangtua
dan orang-orang disekelilingnya
merupakan hal
yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan emosi anak tunadaksa. Orangtua anak tuna daksa sering memperlakukan anak-anak mereka dengan sikap terlalu melindungi (over protection), misalnya dengan memenuhi segala keinginannya, melayani secara berlebihan, dan sebagainya. Disamping itu ada juga orangtua yang menyebabkan anak-anak tunadaksa merasakan ketergantungan sehingga merasa takut serta cemas dalam menghadapi lingkungan yang tidak dikenalnya. 6 Secara khusus, remaja dengan cacat fisik akan rawan memiliki permasalahan psikis karena umumnya pada masa tersebut kesadaran akan bentuk tubuh mulai menjadi perhatian utama. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya hasil polling Psychology Today terhadap 4000 pembacanya yang dilakukan pada
5
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 83. 6 T. Sutjihanti Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung:PT Refika Aditama, 2006), Cet. 1, h. 131-132
4
tahun 1997 dan menemukan bahwa 56 persen dan 43 persen laki-laki memiliki ketidakpuasan terhadap penampilan dirinya.7 Peran masyarakat dan media, memang membawa pengaruh yang besar dalam mendorong seseorang untuk begitu peduli pada penampilan dan image tubuhnya. Contohnya saja, sejak dulu di dalam masyarakat sudah terlihat polapola, bahwa yang cantik, yang ganteng, yang keren, yang langsing, akan lebih populer, disukai dan banyak mendapatkan peluang di sana sini - dari pada yang "biasa-biasa saja". Belum lagi, berbagai media dan iklan bermunculan di sana sini untuk memperkenalkan keampuhan produk mereka yang tentu saja banyak mendapat sambutan hangat dari masyarakat, baik tua muda, pria maupun wanita. Kehadiran media, tidak dipungkiri semakin mendorong pribadi-pribadi untuk meletakkan standar ideal dirinya seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Kecantikan dan kesempurnaan fisik, menjadi ukuran ideal bagi seseorang sehingga banyak yang berusaha mengejar kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, gymnastic, fashion yang up to date, ke salon untuk menata rambut mode mutakhir, sampai dengan melakukan koreksi wajah dan tubuh di sana sini. Nampak atau tidaknya kondisi tuna daksa, menunjukkan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian individu, terutama mengenai gambaran tubuhnya (body image).8 Sebagian dari mereka amat merasa terganggu dan tidak nyaman dengan penampilan fisiknya. Mereka merasa mempunyai kekurangan fatal yang sulit diperbaiki. Oleh karena itu, penting bagi para remaja tuna daksa untuk mampu keluar dari berbagai sesuatu yang menekan baik dari dalam dirinya seperti muncul perasaan rendah diri, minder, frustasi, mengisolasi diri, yang mengabaikan munculnya penolakan terhadap
diri, maupun juga sikap dari
masyarakat entah itu positif maupun negatif. Untuk keluar dari situasi tersebut individu harus secara cerdas memaknai setiap masalah yang dihadapi dan mampu 7
Taufan Heryanto Putro, “Konsep Diri pada Remaja dengan Cacat Anggota Tubuh”, Skripsi pada Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 2009, h. 1, tidak dipublikasikan. 8 T. Sutjihanti Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung:PT Refika Aditama, 2006), Cet. 1, h. 135
5
merespon secara tepat, sehingga ketika nanti harus beradaptasi dengan lingungan sosialnya individu tidak mengalami kesulitan dan mampu membawa diri dengan baik. Dalam hal ini kecerdasan memiliki peran yang sangat penting baik itu kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual. 9 Kecerdasan emosional atau EQ bukan didasarkan pada kepintaran seorang anak, melainkan pada sesuatu yang dahulu disebut karakteristik pribadi. Penelitian-penelitian sekarang menemukan bahwa keterampilan sosial dan emosional ini mungkin bahkan lebih penting bagi keberhasilan hidup ketimbang kemampuan intelektual. Dengan kata lain memiliki EQ tinggi mungkin lebih penting dalam pencapaian keberhasilan ketimbang IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan kognitif verbal dan nonverbal. Kecerdasan emosi tidak muncul dari pemikiran intelek yang jernih, tetapi dari pekerjaan hati manusia. Kecerdasan emosional menuntut individu untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, seseorang yang memiliki kecerdasan emosional mudah menyerap segala peristiwa-peristiwa maupun keadaan-keadaan yang membahayakan sekalipun menjadi peristiwa yang penuh tantangan dan menyenangkan. Goleman
menyebutkan
beberapa
unsur
pembentukan
kecerdasan
emosional, seperti, “keyakinan, rasa ingin tahu, niat, kendali diri, keterkaitan, kecakapan berkomunikasi, dan koperatif”.10 Unsur keyakinan inilah kemudian yang diajarkan oleh suatu agama dalam menyikapi segala hal, termasuk dalam urusan bagaimana menyikapi dan meluapkan emosi. Agama (khususnya Islam) telah mengajarkan etika kepada manusia tentang bagaimana meregulasi emosi dengan baik. Oleh karenanya, orang
9
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), cet. 14, h. 7 10 Ibid., h. 274
6
yang beragama seharusnya memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dibanding orang yang tidak beragama. Aktifitas beragama erat kaitannya dengan religiusitas, bukan hanya terjadi ketika melakukan ritual (ibadah) tetapi juga aktifitas lain yang didorong kekuatan batin. Jadi sikap religiuisitas merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan keagamaan dalam diri. Sikap agamis seseorang dapat diperoleh dari kebiasaan (tradisi) dan lembaga (institution), anjuran, pergerakan aktifitas, ide motorik melalui cara meniru (imitation). Namun sikap agamis tersebut pada hakikatnya adalah salah satu keinginan alami untuk mengetahui arti dan pentingnya praktek-praktek ibadah. 11 Seseorang yang memiliki keberagamaan yang baik akan mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk mengetahui, mengatur, dan mengendalikan emosi sehingga dapat diterima disuatu tempat. Sebagai contoh konkrit seperti Muhammad Karim Amrullah, mahasiswa Fakultas Hukum UGM ini merupakan penyandang tunadaksa, kedua tangannya tidak bisa berfungsi sempurna seperti orang normal. Namun, dalam segala keterbatasannya, pemuda 20 tahun asal Sleman ini memiliki Indek Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata 3,44. Selain nilai akademik yang bagus, ia juga pernah dinobatkan menjadi mahasiswa beprestasi terbaik Fakultas Hukum UGM tahun 2012. Memiliki predikat penyandang cacat diakui Karim awalnya memberikan beban baginya. Dia sempat mengalami frustrasi saat menempuh pendidikan di bangku sekolah dasar. Pasalnya ia sering diejek oleh teman sekelasnya karena keterbatasan fisiknya. Sehingga dia sempat minder, dan takut berangkat sekolah. Tapi berkat motivasi ibunya untuk mengikhlaskan dan mendoakan mereka yang mengejek agar menjadi lebih baik, akhirnya Karim tidak memperdulikan hinaan teman-temannya. Dari sini terlihat
11
Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 16, h. 310.
7
bagaimana keikhlasan dan tidak menyimpan rasa dendam yang merupakan bagian dari ajaran agama bisa membuat Karim bisa seperti sekarang. 12 Berdasarkan observasi pada studi pendahuluan di YPAC Jakarta, peneliti melihat begitu kreatifnya siswa-siswa di YPAC Jakarta. Mereka melakukan pekerjaan yang tidak bisa kita percaya,ternyata sebuah perusahaan industri korek api TOKAI (ternama di Jepang) bekerja sama dengan mereka dalam proses pembuatannya. Peneliti melihat mereka begitu semangat ketika menjelaskan proses pembuatannya, tidak hanya sampai di situ mereka memiliki kemampuan dalam bidang kesenian seperti menjahit. Mereka juga melakukan hal yang sangat bermanfaat yaitu mendaur ulang barang bekas menjadi barang yang bermanfaat seperti tas dan sandal. Tanpa penulis sadari mereka tetap memiliki kemampuan dalam kekurangan mereka. Mereka juga selalu tersenyum ketika melihat orang yang baru di kenal,selalu ada keceriaan di wajah mereka yang membutuhkan respon. Mereka memandang dan melihat dunia ini dengan cara yang berbeda. Melihat hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang keberagamaan yang berkaitan dengan emosi. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk mengetahui bagaimana pengaruh keberagamaan terhadap kecerdasan emosi remaja tunadaksa di YPAC Jakarta untuk dijadikan penelitian dengan judul “Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional pada Remaja Tuna Daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta”. B. Identifikasi Masalah 1.
Remaja tuna daksa cenderung merasa apatis, malu, rendah diri, sensitif dan kadang-kadang pula muncul sikap egois terhadap lingkungannya.
2.
Remaja tuna daksa sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial sekitar.
3.
Beberapa remaja tuna daksa tidak bisa mandiri dan masih bergantung pada orang lain.
12
Gusti, Berprestasi, Mahasiswa Difabel UGM Bentuk UKM Peduli Difabel, 2014, http://ugm.ac.idid/berita/8833, 16 Juli 2014
8
4.
Kurangnya pemahaman keagamaaan yang diberikan kepada anak tuna daksa.
C. Pembatasan Masalah Suatu penulisan ilmiah sangat diperlukan adanya pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar penulis ini tidak menyimpang dari sasarannya. 1.
Religiusitas yaitu seberapa jauh pengetahuan seberapa kokoh keyakinan, seberapa tekun pelaksanaan ibadah, dan seberapa dalam penghayatan agama yg dianutnya. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori keberagamaan menurut Glock dan Stark yaitu terdiri dari lima dimensi: keyakinan, praktik agama, pengalaman, pengetahuan agama, dan pengamalan.
2.
Kecerdasan Emosional adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori kecerdasan emosional menurut Salovey yang terdiri atas lima aspek yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.
3.
Remaja Tuna Daksa adalah remaja yang memiliki berbagai hambatan. Mereka memiliki berbagai hambatan, sehingga megalami kesulitan dan kesempatan untuk mengekspresikan ide dan perasaan dalam peran dan fungsi sosialnya didalam lingkungan kehidupan masyarakat dan YPAC Jakarta.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan hal-hal di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana kecerdasan emosional remaja tunadaksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
9
2.
Bagaimana religiusitas remaja tunadaksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
3.
Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
2.
Untuk mengetahui bagaimana religiusitas remaja tuna daksa di SLB DD1 YPAC Jakarta.
3.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh religiusitas terhadap kecerdasan emosional mereka.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian
ini
diharapkan
pengimplementasian
nilai-nilai
dapat
dijadikan
religiusitas
dan
referensi
dalam
kecerdasan
emosi
disekolah. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa. 3. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu psikologi Agama terutama pada religiusitas dan kecerdasan emosi.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik 1. Religiusitas a. Pengertian Religiusitas Secara bahasa religiusitas berasal dari kata religius (religious), religius merupakan kata sifat (adjective) dari religion. Menurut kamus Oxford, kata religion memiliki dua definisi, pertama, ”belief in an worship of God or gods. ”Yaitu sebuah kepercayaan dan peribadatan pada Tuhan atau dewa-dewa. Kedua, “Particular system of faith and worship based on such belief.” Yaitu bagian dari sistem kepercayaan dan peribadatan yang berdasarkan keyakinan. Adapun kata religious menurut definisi kamus Oxford adalah “ adjective of religion, (religious) of a person believing in and practicing religion.”1Yaitu sifat keagamaan yang ada pada seseorang, atau keberagamaan seseorang dalam meyakini dan mengamalkan agama. Menurut Roland Abeles definisi konseptual dari religiusitas adalah religiousness has spesific behavioral, social, doctrinal, and denominational characteristics because it involves a system of worship and doctrine that is shared within a group.”2 Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa religiusitas adalah sistem peribadatan dan doktrin ada pada suatu kelompok, yang bersifat perilaku (behavioral), sosial (social), dan kedoktrinan (doctrinal), dan peginternalisasian sifat-sifat tertentu. Religiusitas atau keberagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku yang berkaitan 1
Oxford University Press, Oxford Learner’s Pocket Dictionary: Fourth Edition, (Oxford: Oxford University Press, 2008), 372. 2 Ahmad Rusydi, Religusitas dan Kesehatan Mental, (Ciputat: YPM, 2012), Cet. 1, h. 28.
10
11
dengan agama. Keberagamaan terbentuk karena adanya konsistensi
antara
kepercayaan terhadap agama sebagai komponen kognitif persamaan terhadap agama sebagai komponen konatif. Didalam sikap keagamaan antara komponen kognitif, afektif, dan konatif saling berintegrasi sesamanya secara komplek.3 Dollahite mendefinisikan religiusitas adalah sebuah perjanjian keyakinan suatu komunitas yang mengajarkan dan menceritakan tentang sesuatu yang sakral. James mendefinisikan religiusitas adalah perasaan, perbuatan, dan pengalaman indvidual pada kesendiriannya dalam hubungannya dengan Tuhan.4 Kemampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama yang terletak pada nilai-nilai luhurnya serta menjadikan nilai-nilai dalam bersikap dan bertingkah laku merupakan ciri dari kematangan beragama.5 Jadi religiusitas merupakan sebuah bentuk kepercayaan seseorang yang bersumber dari keyakinan adanya Allah SWT. Religiusitas bukan sekedar keyakinan dalam hati, lebih dari itu, ia merupakan sebuah komitmen seseorang untuk mengaplikasikan apa yang diyakini dalam bentuk ibadah atau ritual-ritual keagamaan yang juga turut mempengaruhi perilaku seseorang. Dengan terinternalisasinya religiusitas dalam diri seseorang, akan menanamkan nilai dan perilaku yang sesuai dengan kepercayaan yang ia yakini, selain itu juga memberikan pengaruh dengan bagaimana orang tersebut berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. b. Dimensi-Dimensi Religiusitas Agama adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sisitem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoalanpersoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).6
3
Jalaluddin dan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia, 1993),
h. 13. 4
Brian J. Zinnbauer, Religiousness and Spirituality in Handbook of Religion and Spirituality, ( New York: The Guildford Press, 2005), h. 23. 5 Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan PrinsipPrinsip Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 16, h. 313.
12
Religiusitas merupakan menifestasi sejauhmana individu meyakini, memahami, mengetahui, menghayati, dan mempraktekkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Aktifitas beragama tidak hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual, tetapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Yakni bukan hanya berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan terjadi dalam hati sesorang. Karena itu, menurut Glock dan Stark religiusitas (keberagamaan) seseorang meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Adapun dimensi-dimensi keberagamaan menurut Glock dan Stark, yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Dimensi keyakinan. Dimensi praktik agama. Dimensi pengalaman. Dimensi pengetahuan. Dimensi pengamalan.7
Dimensi keyakinan adalah bagian dari keberagamaan yang berkaitan dengan apa yang harus dipercayai termasuk dalam kategori dimensi ideologis. Kepercayaan atau doktrin agama adalah dimensi yang paling dasar. Inilah yang membedakan satu agama dengan agama yang lainnya,bahkan satu mazhab dalam satu agama dari mazhab lainnya. Dimesi praktik agama adalah dimensi keberagamaan yang berkaitan dengan sejumlah perilaku. Yang dimaksud dengan perilaku disini bukanlah perilaku umum yang dipengaruhi keimanan seseorang, melainkan mengacu kepada perilaku-perilaku khusus yang ditetapkan oleh agama, seperti tata cara ibadah, pembaptisan, pengakuan dosa, berpuasa, atau menjalankan ritus-ritus khusus pada hari-hari suci. Shalat dengan menghadap kiblat beserta ruku’ dan sujud adalah simensi ritualistik Islam.8 Dimensi ini merupakan refleksi langsung dari dimensi
6
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), Cet. 2, h. 76. 7 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Agama: Sebuah Pengantar, ( Bandung: MIZAN, 2005), Cet. 3, h. 43. 8 Ibid.,, h. 44.
13
pertama. Ketika agama mengkonsepsikan adanya Allah yang menjadi pusat penyambahan, disebut juga dimensi praktek agama atau peribadatan (ritual).9 Dimensi pengalaman berkaitan dengan perasaan keagamaan yang dialami oeh penganut agama. Pengalaman keagamaan ini bisa saja terjadi sangat moderat, seperti kekhusukan di dalam shalat atau sangat intens seperti yang dialami oleh para sufi. Dimensi pengalaman adalah bentuk respon kehadiran Tuhan yang dirasakan oleh seseorang atau komunitas keagamaan. Respon kehadiran Tuhan dalam diri seseorang atau komunitas keagamaan tercermin pada adanya emosi keagamaan yang kuat. Terdapat rasa kekaguman, keterpesonaan, dan hormat yang demikian melimpah. Dimensi pengetahuan. Setiap agama memiliki sejumlah informasi khusus yang harus diketahui oleh para pengikutnya. Ilmu fiqih di dalam Islam menghimpun informasi tentang fatwa ulama berkenaan dengan pelaksanaan ritusritus keagamaan. Sikap orang dalam menerima atau menilai ajaran agamanya berkaitan erat dengan pengetahuan agamanya itu. Orang yang sangat dogmatis tidak mau mendengarkan pengetahuan dari kelompok manapun yang bertentangan dengan keyakinan agamanya.10 Dimensi pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan satu sama lain karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya. Walaupun demikian keyakinan tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan. Lebih jauh, seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit.11 Dimensi pengamalan menunjukkan akibat ajaran agama dalam perilaku umum, yang tidak secara langsung dan secara khusus ditetapkan agama (seperti 9
Muhyani, Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan peran Guru di Sekolah Menurut Persepsi Murid terhadap Kesadaran Religius dan Kesehatan Mental, ( Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, 2012), Cet. 1, h. 66. 10 Jalaludin Rakhmat, op. cit.,h. 46. 11 Roland Robertson, AGAMA: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, (Jakarta: CV Rajawali, 1988), Cet.1, h. 297.
14
dalam dimensi praktik agama). Inilah efek ajaran agama pada perilaku individu dalam kehidupannya sehari-hari. Pengamalan adalah bentuk nyata dari semua perbuatan manusia yang disandarkan kepada Tuhan. Hidup dalam pengertian ini merupakan pengabdian yang sepenuhnya diabadikan kepada Tuhan. Orientasi dari semua perilaku dalam hidup semata tertuju kepada Tuhan. 12 Setelah dilakukan analisa statistik, akhirnya Kendler dkk menemukan 7 dimensi religiusitas, yaitu: 1) Dimensi religiusitas umum yang mencerminkan: a) Perhatian dan keterlibatan pribadi dengan isu-isu spiritualitas termasuk posisinya di alam semesta. b) Keterlibatan aktif seseorang dengan Tuhan dalam keseharian dan pada saat krisis. 2) Dimensi religiusitas sosial yang mencerminkan: Tingkat interaksi dengan orang lain yang taat beragama a) Frekuensi kehadiran di tempat ibadah. b) Sikap terhadap penggunaan narkoba dan zat lainnya (Napza). 3) Dimensi keterlibatan Tuhan yang mencerminkan: a) Keyakinan terhadap Tuhan yang secara aktif dan positif terlibat dalam semua urusan manusia. 4) Dimensi pemanfaatan yang mencerminkan: a) Pendekatan perhatian. b) Pendekatan cinta. c) Pendekatan maaf terhadap dunia. 5) Dimensi Tuhan sebagai hakim. Dimensi ini lebih menekankan sisi keputusan dan keadilan Tuhan. 6) Dimensi tanpa dendam yang mencerminkan: a) Sikap terhadap dunia yang mencerminkan balas dendam ketimbang memaafkan. 7) Dimensi syukur yang mencerminkan: a) Rasa syukur. b) Religious coping. 13 Berdasarkan uraian dimensi religiusitas diatas maka diambil lima dimensi religiusitas dari Glock dan Stark yang meliputi 5 dimensi yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan,
12
Muhyani, op. cit., h. 66. Gazi dan Faojah, Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama terhadap Perilaku Manusia, (Ciputat: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), Cet. 1, h. 125126. 13
15
dan dimensi pengamalan. Pada dimensi keyakinan religiusitas digambarkan dengan keperayaan terhadap agama dan juga ajarannya. Pada dimensi praktik agama menjelaskan religiusitas berdasarkan aksi-aksi spesifik berupa ritual agama yang diharuskan dan dianjurkan oleh agama yang dianut. Dimensi pengalaman menggambarkan religiusitas dengan adanya pengalaman emosi yang bersifat positif maupun negatif yang dirasakan individu berkaitan dengan agamanya. Pada dimensi pengamalan religiusitas dapat digambarkan dengan kelakuan pada kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran agama. Dimensi pengetahuan menggambarkan religiusitas melalui pengetahuan individu mengenai agama dan ajarannya. Dimensi religiusitas dari Glock dan Stark diambil sebagai dimensi dalam penelitian ini disebabkan dimensi-dimensi ini mencerminkan kehidupan religiusitas dan bersesuaian pula dengan agama Islam. c. Religiusitas Dalam Perspektif Islam Agama adalah hubungan antar makhluk dan Khaliqnya. Hubungan ini terwujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya.14 Religiusitas menurut Islam adalah melaksanakan ajaran agama atau berIslam secara menyeluruh.15 Religiusitas dalam Islam bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ritual saja, tapi juga dalam berbagai aktifitas yang lain. Sebagai suatu sistem yang menyeluruh, Islam mendorong pemeluknya untuk beragama secara menyeluruh pula. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Baqoroh ayat 208, yaitu:
14
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. VI, h. 210 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 5, h. 297. 15
16
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Al-Baqoroh: 208) Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap muslim baik dalam berpikir, bersikap, maupun bertindak diperintahkan untuk berIslam. Dalam melakukan aktivitas ekonomi, sosial, politik atau aktivitas apapun, seorang muslim hendaknya berIslam. Esensi Islam adalah tauhid. Oleh karenanya tidak ada satupun perintah dalam Islam yang bisa dilepas dari tauhid. Tauhid adalah intisari Islam dan suatu tindakan tidak bernilai Islam bila tidak dilandasi dengan kepercayaan kepada Allah SWT. 16 Rumusan Glock dan Stark yang membagi religiusitas menjadi lima dimensi memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan ajaran Islam. Dimensi keyakinan dapat disejajarkan dengan akidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syariah, dan dimensi pengalaman disejajarkan dengan akhlak. Dimensi keyakinan atau akidah dalam Islam menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental atau dogmatik. Isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitabkitab Allah, surga dan neraka serta qadha dan qadar. Dimensi praktik agama atau syariah menunjukkan kepada sebarapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana diperintah dan dianjurkan oleh agamanya. Dimensi ini menyangkut pelaksanaan salat, puasa, zakat, haji, membaca al-Qur’an, doa, zikir, ibadah kurban,dan sebagainya. Dimensi pengalaman atau akhlak menunjukkan pada seberapa muslim berperilaku yang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana 16
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, op.cit, h.79.
17
individu-individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama, menyejahterakan dan menumbuhkembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak berjudi, tidak meminum-minuman memabukkan, mematuhi norma-norma Islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran Islam dan sebagainya. 17 d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Religiusitas Keberagamaan atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang direfleksikan kedalam peribadatan kepada-Nya, baik yang bersifat hablumminallah dan hablumminannas. Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi oleh faktorfaktor pembawaan dan lingkungan yaitu: 1) Faktor Pembawaan (internal) Matt Bradshaw dan Christhoper G. Ellison dalam penelitiannya menjelaskan bahwa genetik dan faktor biologi memainkan peran pada psikologis manusia. Faktor genetik akan membentuk suatu kepribadian pada diri seseorang, dan kepribadian seseorang tentunya akan mempengaruhi keberagamaan seseorang.18 Jadi, faktor genetik dan biologi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberagamaan seseorang. 2) Faktor Lingkungan (eksternal) Faktor pembawaan atau fitrah beragama merupakan potensi yang mempunyai kecenderungan untuk berkembang. Namun, perkembangan itu tidak akan terjadi jika tidak ada factor luar yang memberikan rangsangan atau stimulus yang memungkinkan fitrah itu berkembang dengan sebaik-baiknya. Faktor eksternal itu adalah lingkungan dimana individu itu hidup. Lingkungan itu adalah:
17
Ibid., h.78. Ahmad Rusydi, op.cit., h.31.
18
18
a) Lingkungan Keluarga Pendidian keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan. Menurut Rasul Allah SAW fungsi dan peran orang tua bahkan mampu untuk membentuk arah keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau, setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan, dan pengaruh kedua orang tua mereka.19 Lingkungan Institusional Lingkungan institusional yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisasi.20 Perkembangan jiwa keagamaan seseorang erat kaitannya dengan pembentukan moral yang dibentuk melalui materi pengajaran, sikap, dan keteladanan seorang guru sebagai pendidik serta pergaulan antar teman di sekolah. b) Lingkungan Masyarakat Boleh dikatakan setelah menginjak sekolah, sebagian besar waktu jaganya dihabiskan di sekolah dan masyarakat. Berbeda dengan situasi di rumah dan sekolah, umumnya pergaulan di masyarakat kurang menekankan pada disiplin atau aturan yang dipatuhi secara ketat. Lingkungan masyarakat yang memilki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengarug positif bagi perkembangan jiwa keagaman anak, sebab kehidupan keagamaan terkondisi dalam tatanan nilai maupun institusi keagamaan. 21 Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara garis besar religiusitas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu genetik, dan faktor sosial. Faktor genetik dapat membentuk perbedaan kepribadian, jenis kelamin, dan sifat bawaan. Adapun faktor sosial dapat berpengaruh melalui kultur, keluarga, sekolah, teman, dan 19
Jalaluddin, op.cit., h. 312, Ibid., h. 313. 21 Ibid., h. 314. 20
19
faktor-faktor sosial lainnya. Salah satu fakor yang dapat menentukan tinggi rendahnya tingkat kecerdasan emosional adalah kepribadian dimana tingkat religiusitas salah satu faktornya. 2. Kecerdasan Emosional a. Pengertian Kecerdasan Emosional Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai “Any agitation or distrubance of mind, feeling, passion, any vehement or excited mental state”.22Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa emosi adalah keadaan yang sangat mempengaruhi perilaku individu. Emosi merupakan reaksi terhadap perangsang dari luar maupu dalam diri individu yang berkaitan dengan perubahan fisiologis dan psikis. Menurut Lazarus sebagaimana dikutip oleh Riani Mashar mengatakan bahwa emosi dapat didefinisikan sebagai Keadaan yang kompleks pada diri organisme, yang meliputi perubahan secara badaniah dalam bernapas, detak jantung, perubahan kelenjar-dan kondisi mental, seperti keadaan menggembirakan yang ditandai dengan perasaan yang kuat dan biasanya disertai dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk perilaku.23 Menurut Lewis dan Haviland-Jones emosi dapat diartikan sebagai aktivitas badaniah secara eksternal, atau reaksi meyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap peristiwa atau suatu kondisi mental tertentu.24 Sedangkan menurut Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, dalam bukunya, Executive EQ, kata emotion bisa didefinisikan dengan gerakan (movement), baik secara metamorfosis maupun literal; kata emotion adalah kata yang menunjukkan gerakan perasaan. 25
22
Netty Hartaty, TAZKIYA Journal of Psikologi vol.6 no.1, ( Ciputat: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.55. 23 Riani Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 16. 24 Ibid., 25 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, ( Bandung: ALFABETA, 2005), Cet. 1, h. 176.
20
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa emosi adalah keadaan yang sangat mempengaruhi perilaku individu. Emosi merupakan reaksi terhadap perangsang dari luar maupu dalam diri individu yang berkaitan dengan perubahan fisiologis dan psikis. Para peneliti berdebat tentang emosi mana yang benar-benar dapat dianggap sebagai emosi primer. Sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan besar. Jenis-jenis emosi tersebut adalah: 1) Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis. 2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan jika menjadi patologis – depresi hebat. 3) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, dan jika menjadi patologi, -fobia dan panik. 4) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, dan batas ujungnya-mania 5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. 6) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana. 7) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebat. 26 Petunjuk tentang emosi manusia terdapat dalam al-Quran, dan lebih ditekankan pada jenis-jenis emosi yang dimiliki manusia itu sendiri dan kapan emosi itu muncul. Allah dalam al-Qur’an menjelaskan tentang jenis-jenis emosi manusia seperti : 1) Takut. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah Al-Anfal:2, AsySyu’ara:14, Az-Zumar:13. 2) Marah. Emosi ini antara lain dijelaskan dalam surah Al-A’raf: 150; dan Ali Imran: 119. 3) Cinta. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah al-Baqarah : 165; Al-Adiyat :8 4) Senang atau gembira. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah ArRad: 26; Al-Insan: 11 26
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, Terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), cet. 14, h. 412-413.
21
5) Benci. Emosi benci dijelaskan dalam surah An-nisa: 19 dan A-hasyr :10. 6) Cemburu. Emosi ini dijelaskan Allah dalam surah Yusuf : 8-9 7) Dengki/iri hati. Penjelasan emosi ini diungkapkan dalam surah An-nisa: 54, Al-Falaq: 5 8) Penyesalan. Emosi ini dijelaskan dalam surah al-Qiyamah: 1-2, AlMaidah 30-31 9) Sedih. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah Yusuf: 84-86, AliImran: 176 10) Bahagia. Penjelasan tentang emosi bahagia ini dikemukakan dalam surah Ar-Ra’d: 26, Yunus: 57-58. 27 Kecerdasan manusia yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yakni kecerdasan emosional. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontaran pada tahun 1990 oleh Salovey dan John Mayer yang menerangkan kualitas kecerdasan emosional yang penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas ini antara lain adalah empati, mengungkapkan dan memahami
perasaan,
mengendalikan
amarah,
kemandirian,
kemampuan
menyesuakan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat. 28 Goleman sebagaimana dikutip Netty Hartaty mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ) adalah Suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi ( to manage our emotioallife wth intelligence). Menjaga keselarasan emosi dan pengungkapan nya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivai diri, empati dan keterampilan sosial. 29 Sedangkan kecerdasan emosional menurut Salovey dan Mayer adalah Kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memantau baik emosi-dirinya maupun emosi orang lain, dan juga kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain,
27
Netty Hartaty, op.cit., h.55-56. Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 5. 29 Netty Hartaty, op.cit., h.55. 28
22
dimana kemampuan ini digunakannya untuk megarahkan pola pikir dan perilakunya. 30 Sedangkan menurut Robert
K. Cooper dan Ayman Sawaf kecerdasan
emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi,dan pengaruh yang manusiawi. 31 Disaat membahas tentang dimensi kecerdasan yang sangat kompleks, kita mengenal suatu kecerdasan yang dikenal dengan kecerdasan emosional yang berkaitan dengan dimensi rohani (spiritual) dan imani. Dimensi rohani ini oleh sebagian kalangan disebut kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual adalah yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. 32 Untuk menggambarkan adanya kecerdasan emosional pada diri manusia, AlQuran lebih menginformasikan adanya unsur nafs, qalb, ruh, dan aql. Istilah qalb, fu’ad dan aql lebih dekat dengan pengetian emosional, karena pada istilah-istilah itulah beberapa hal yang terkait dengan potensi emosional dapat dijumpai, yaitu potensi kasih sayang, bermoral, beriman, takut berbuat salah, saling menolong, dapat bekerjasama dengan orang lain, dapat menerima pelajaran dari Tuhan, dan dapat dikembangkan dapat dijumpai. Istilah kecerdasan emosional dalam Islam dapat pula dijumpai dalam konsep lahir batin yang terdapat dalam ajaran Islam. Menurut petunjuk al-Qur’an bahwa setiap ciptaan Tuhan seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, air, udara, tanah, dan 30
Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatn Emosional Anak, Terj. Muhammad Muchson Anasy, ( Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2010), Cet. 4, h. 15. 31 Robert K.Cooper dan Ayman Sawaf, Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi, Terj.Alex Tri Kantjono Widodo, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2002) Cet. 5, h. xv. 32 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ (Emotional Spiritual Quotient), ( Jakarta: Arga, 2005), h. 46.
23
sebagainya memiliki jiwa. Yaitu selain mengisyaratkan adanya sifat kasih sayang dan kekuasaan Tuhan yang terdapat di balik ciptaan tersebut juga semua itu memiliki jiwa emosi.33 Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam hubungannya dengan diri sendiri maupun dengan orang lain dalam hal menilai dan mengelola emosi diri, sehingga mampu mengatasi kesulitan, tantangan dan hambatan hidup dalam menjalin hubungan dengan orang lain. b. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional Menurut Salovey ada lima aspek dalam kecerdasan emosional yaitu: 1) Mengenali Emosi Diri Kesadaran diri (mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi) merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman
diri.
Ketidakmampuan
untuk
mencermati
perasaan
yang
sesungguhnya membuat individu ada dalam kekuasaan perasaan. Kesadaran diri adalah kemampuan individu untuk menyadari emosi yang sedang dialaminya, dapat mengenal emosi itu, memahami kualitas, intensitas, dan durasi emosi yang sedang berlangsung serta tahu penyebab terjadinya. 34 2) Mengelola Emosi Menangani perasaan agar perasaan terungkap dengan baik adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri.Mengelola emosi ini meliputi kemampuan menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan dasar. 33
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. 1, h. 49. 34 Netty Hartaty, op.cit., h. 62.
24
3) Memotivasi Diri Sendiri Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri.Orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang dikerjakan. 4) Mengenali Emosi Orang Lain Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, yang merupakan keterampilan dasar “bergaul”. Kemampuan berempati yaitu kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain, ikut berperan dalam pergulatan arena kehidupan. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Semakin individu terbuka kepada emosi diri sendiri, maka individu akan semaki terampil membaca perasaan. Emosi jarang diungkapkan dengan kata-kata, emosi jauh lebih sering diungkapkan melalui isyarat. Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan nonverbal, diantaranya nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah, dan sebagainya. 5) Membina Hubungan dengan Orang Lain Seni membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi.35 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada intinya aspek kecerdasan emosi ada tiga yaitu, mengelola emosi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional dapat menstabilkan kondisi psikologis dengan adanya kesadaran seseorang baik pada diri sendiri maupun orang lain, bagaimana sesorang dapat mengelola emosinya,
35
Daniel Goleman, op.cit., h. 58-59.
25
dan mereka dapat bertahan dengan berbagai tekanan serta dapat menjalin hubungan baik dalam lingkungan sendirinya. Dalam mengembangkan kecerdasan emosional, tentunya tidak begitu saja dapat terbentuk dengan baik dalam diri pibadi seseorang. Kecerdasan emosional ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti otak, keluarga, dan sekolah. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosi tidak ditentukan sejak lahir tetapi dapat dilakukan melalui proses pembelajaran. Kecerdasan emosional ini dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti otak, keluarga, dan sekolah. 1) Faktor Otak Otak manusia terdiri dari tiga bagian yang kompleks pada gambar 3 bagian otak, yaitu batang otak, sistem limbik, dan neokorteks. Bagian otak manusia yang disebut sistem limbik merupakan pusat emosi. Amigdala menjadi bagian penting dalam mengatur kehidupan yang berkaitan dengan masalahmasalah emosional. Pemisahan amigdala dari bagian-bagian otak lainnya akan menyebabkan seseorang tidak mampu dalam menangkap makna emosional dari suatu peristiwa. Ini berarti amigdala dalam dalam struktur otak berfungsi sebagai tempat ingatan emosi dan makna dari emosi. 36 Jika amigdala rusak, maka manusia akan kehilangan perasaan dan emosinya. Akibatnya, ia menjadi manusia yang “cuek”, tidak memperdulikan orang lain, dan buta emosi. Sebagaimana Firman Allah
…. “…Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (Q.S Al-Hajj: 46) 37
36
Daniel Goleman, op.cit., h. 19. Makmun Mubayidh, op.cit., h. 28.
37
26
2) Keluarga Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama kita untuk mempelajari emosi. Pembelajaran emosi ini bukan hanya melalui hal-hal yang diucapkan dan dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anaknya, melainkan juga melalui contoh-contoh yang mereka berikan sewaktu menangani perasaan mereka sendiri atau perasaan yang bisa muncul antara suami dan istri.38 Bagaimana orang tua mengasuh dan memperlakukan anaknya adalah tahapan awal yang diterima atau dipelajari oleh anak dalam mengenal kehidupan. Kehidupan emosi yang ditanamkan di keluarga sangat berguna bagi anak di kemudian hari. 3) Sekolah Guru memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi anak melalui teknik, gaya kepemimpinan, dan metode mengajarnya sehingga kecerdasan emosional berkembang secara maksimal. Setelah lingkungan keluarga, kemudian lingkungan sekolah yang mengajarkan anak sebagai individu untuk mengembangkan keintelektualan dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecedasan emosi seseorang secara fisik dan psikis. Secara fisik terletak di bagian otak, secara psikis diantaranya meliputi lingkungan keluarga dan sekolah. 3. Tuna Daksa a. Pengertian Tuna Daksa Secara etimologis, gambaran seseorang yang diidentifikasikan mengalami ketunadaksaaan, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luar, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan.
38
Daniel Goleman, op.cit., h. 268.
27
Secara definitif pengertian kelainan fungsi anggota tubuh (tuna daksa) adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan secara khusus. 39 Tuna daksa berarti suatu keadaan rusak atau terganggu akibat ganguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir.40 Anak tuna daksa dapat didefinisikan sebagai penyandang bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan gangguan
koordinasi,
komunikasi,
adaptasi,
mobilisasi,
dan
gangguan
perkembangan keutuhan pribadi. Salah satu definisi mengenai anak tuna daksa menyatakan bahwa anak tuna daksa adalah anak penyandang cacat jasmani yang terlihat kelianan bentuk tulang, otot, sendi maupun saraf-sarafnya .41 Gangguan fisik atau cacat tubuh mempunyai pengertian yang luas, secara umum dikatakan ketidakmampuan tubuh secara fisik untuk menjalankan fungsi tubuh seperti dalam keadaan normal. b. Klasifikasi Tuna Daksa Secara umum klasifikasi atau kategori gangguan dapat dibagi atas: 1) Anak tuna daksa yang tergolong bagian D (SLB D) ialah anak yang menderita gangguan karena polio atau lainnya, sehingga mengalami ketidak normalan dalam fungsi tulang, otot-otot atau kerjasama fungsi
39
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 2, h. 114. 40 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, ( Bandung: Refika Adintama, 2006), cet. 1, h. 121 41 I.G.A.K. Wardani, dkk.,Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2011), Cet. 16, h.7.
28
otot-otot atau kerjasama fungi otot-otot, tetapi mereka berkemampuan normal. 2) Anak tuna daksa yang tergolong bagian D1 (SLB D1) ialah anak yang mengalami gangguan semenjak lahir atau cerebral palsy, sehingga mengalami hambatan jasmani karena tidak berfungsinya tulang, otot sendi dan syaraf-syaraf. 42 c. Karakteristik Tuna Daksa 1) Karakteristik Akademik Pada umumnya tingkat kecerdasan anak tuna daksa yang mengalami kelainan pada sistem otot dan rangka adalah normal, sedangkan anak tuna daksa yang mengalami kelainan pada sistem cerebral, tingkat kecerdasannya berentang mulai dari idiocy sampai dengan gifted. Selain tingkat kecerdasan yang bervariasi anak cerebral palsy juga mengalami kelainan persepsi, kognisi, dan simbolisasi. Kelainan persepsi terjadi karena saraf penghubung dan jaringan saraf ke otak mengalami kerusakan sehingga proses persepsi yang dimulai dari stimulus merangsang alat maka diteruskan ke otak oleh saraf sensoris, kemudian ke otak (yang bertugas menerima dan menafsirkan, serta menganalisis) mengalami gangguan. 2) Karakteristik Sosial/Emosional Karakteristik sosial/emosional anak tuna daksa bermula dari konsep diri anak yang merasa dirinya cacat, tidak berguna, dan menjadi beban orang lain yang mengakibatkan mereka malas belajar, bermain, dan perilaku yang salah lainnya. 43 Anak akan melihat keadaan tubuhnya tidak normal, seperti anak-anak yang lain. Bagaimana anak mampu mengadakan adaptasi terhadap hambatannya,
42
Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus,(Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuranan Pendidikan Psikologi Kampus Baru UI, 2011), h. 25. 43 I.G.A.K. Wardani, dkk, op. cit., h. 76.
29
merupakan problema yang menimbulkan stres sendiri. Dengan keadaannya ini anak dapat menunjukkan reaksi emosi yang berbeda-beda. 44 Kegiatan jasmani yang tidak dapat dilakukan oleh anak tuna daksa dapat mengakibatkan timbulnya problem emosi, seperti mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri, kurang dapat bergaul, pemalu, menyendiri, dan frustasi. Problem emosi seperti ini banyak ditemukan pada anak tuna daksa dengan gangguan sistem cerebral. Oleh sebab itu,tidak jarang dari mereka tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. 45
Dapat disimpulkan bahwa masalah anak tuna daksa menimbulkan konsekuensi, sebagai berikut: a) Tingkah
laku
dalam
mengatasi
kesukaran
sebagai
akibat
ketergangguannya. Dua macam resiko penyesuaian diri secara psikologis yang harus dilakukan anak adalah mengatasi rasa depresi, shock, apatis dan penarikan diri, meningkatkan atau memulihkan kembali harga diri anak. b) Penyesuaian diri dan penyesuaian sosial. c) Kemampuan kognitif dan keberhasilan dalam pendidikannya.46
3) Karakteristik Fisik / Kesehatan Sistem syaraf dalam mengatur fungsi-fungsi tubuh ini bekerja dengan mekanisme yang rumit, karena bekerjanya satu sistem organ dipengaruhi juga oleh organ yang lain. Gangguan yang diakibatkan oleh cacat fisik akan menimbulkan gangguan fungsi-fungsi fisiologis dalam tubuh. 47 Karakteristik fisik/kesehatan anak tuna daksa biasanya selain mengalami cacat tubuh adalah kecenderungan mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi, 44
Frieda Mangunsong, op. cit., h. 43. I.G.A.K. Wardani, dkk., op. cit., h. 77. 46 Frieda Mangunsong, op. cit., h. 45-46. 47 Ibid, h. 43. 45
30
berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara, dan lain-lain. Kelainan tambahan itu banyak ditemukan pada anak tuna daksa sistem cerebral. Dilihat dari aktivitas motorik, intensitas gangguannya dikelompokkan atas hiperaktif yang menunjukkan tidak mau diam, gelisah; hipoaktif yang menunjukkan sikap pendiam, gerak lamban, dan kurang merespon rangsangan yang diberikan; dan tidak ada koordinasi , seperti waktu berjalan kaku, sulit melakukan gerakan yang membutuhkan integrasi gerak yang lebih halus, seperti menulis, menggambar, dan menari. 48 Masalah psikologis anak tuna daksa dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari diri anak dan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan keluarga dimana ia tinggal dan lingkungan masyarakat. Anak atau siswa tuna daksa yang satu dengan yang lain belum tentu sama apa yang dipikirkannya. Lingkungan sosial memiliki pengaruh yang cukup besar bagi anak tunadaksa. Lingkungan yang baik akan memberikan respon yang baik, sebaliknya lingkungan yang negatif maka akan menimbulkan sikap yang buruk pula pada pembentukan pribadi anak tuna daksa. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai Religiusitas dan Kecerdasan Emosional sudah pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian dilakukan oleh Desi Anggraini mengenai Hubungan antara Kecerdasan (Intelektual, Emosi, Spiritual) dengan Penerimaan Diri Dewasa Muda Penyandang Cacat Tubuh di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. dr.Suharso Surakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual dengan penerimaan diri pada dewasa muda penyandang cacat tubuh. Kemudian penelitian oleh Sri Rahayu tentang Hubungan antara Religiusitas dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMU Institut Indonesia 1 Yogyakarta. 48
I.G.A.K. Wardani, dkk., op. cit., h. 78
31
Penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara religiusitas dan kem`atangan emosi pada siswa-siswi SMU Institut Indonesia 1 Yogyakarta dimana semakin tinggi religiusitas siswa siswi SMU Institut Indonesia 1 maka semakin tinggi pula kematangan emosinya, dan sebaliknya semakin rendah religiusitas siswa-siswi SMU Institut Indonesia 1 semakin rendah juga kematangan
emosinya.
Religiusitas merupakan salah satu
faktor
yang
mempengaruhi kematangan emosi, karena individu yang menghayati nilai-nilai agamanya tidak akan mudah terpengaruh oleh gangguan-gangguan emosi. Penelitian yang dilakukan oleh Habibah dengan judul Pengaruh Religiusitas dan Dukungan Sosial Team Sebaya terhadap Kecerdasan Emosional Remaja Siswa SMPIT AL-Kahfi. Penelitian ini menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan
keyakinan,
pengetahuan
agama,
praktik
agama,
konsekuesi,
pengalaman beragama, appraisal support, tangible support, self esteem support dan belonging support terhadap kecerdasan emosional. C. Kerangka Berpikir Goleman menyatakan bahwa Setinggi-tingginya IQ menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses hidup, maka yang 80 persen diisi oleh kekuatankekuatan lain diantaranya kecerdasan emosional. Pernyataan Goleman tersebut tidak berlebihan disebabkan oleh banyaknya peristiwa yang melibatkan orang-orang dengan IQ tinggi tetapi dalam kehidupan sosial terasingkan karena perilaku-perilaku negatif yang dimunculkannya. Kecerdasan emosional merupakan lompatan kecerdasan yang tidak sekedar mengandalkan intelektualitas semata, melainkan lebih menonjolkan bagaimana seseorang memahami orang lain, bagaimana memotivasi diri sendiri, bagaimana mendisiplinkan diri, bagaimana menyalurkan emosi dengan baik, dan sebagainya. Seseorang yang cerdas secara emosional mengetahui perbedaan antara apa yang penting bagi mereka dan apa yang penting bagi orang lain. Mereka juga mengetahui perbedaan antara yang mereka perlukan untuk bertahan hidup dan
32
yang harus diabaikan. Yang terpenting mereka dapat menyelesaikan kekecewaan hidup. Oleh karena itu, kecedasan emosional wajib dimiliki oleh semua kalangan termasuk penyandang cacat agar mereka mampu keluar dari berbagai sesuatu yang menekan baik dari dalam dirinya seperti muncul perasaan rendah diri, minder, frustasi, mengisolasi diri, yang mengabaikan munculnya penolakan terhadap
diri, maupun juga sikap dari masyarakat entah itu positif maupun
negatif. Dalam mengembangkan kecerdasan emosional, tentunya tidak begitu saja dapat terbentuk dengan baik dalam diri pribadi seseorang. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seperti kondisi otak, lingkungan keluarga, teman sebaya, masyarakat, pengalaman hidup, faktor psikologis, kepribadian, pola asuh orang tua dan pola asuh lainnya. Mahmud al-Zaki mengemukakan bahwa kecerdasan emosional pada dasarnya mempunyai hubungan yang erat dengan kecerdasan uluhiyah (ketuhanan). Jika seseorang memiliki tingkat pemahaman dan pengalaman nilainilai ketuhanan yang tinggi dalam hidupnya, maka berarti dia telah memiliki kecerdasan emosional yang tinggi pula. 49 Keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Kuasa merupakan bentuk keyakinan yang paling fundamental yang direpresentasikan dalam bentuk agama. Seseorang yang memiliki agama akan meyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaranajaran agama secara benar. Sikap keberagamaan ini penting bagi semua orang karena menjadi prinsip dalam bersikap, berpikir, berperilaku, dan bergaul. Semestinya, dengan tingkat keberagamaan yang baik maka akan berpengaruh kepada segala hal tentang kehidupan dan pribadi seseorang. Kecerdasan emosional merupakan salah satu aspek pribadi seseorang yang semestinya tinggi seiring dengan tingkat keberagamaan seseorang yang semakin meningkat.Artinya,
49
Ramayulis, Psikologi Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet. 7, h. 90.
33
jika tingkat keberagamaan seseorang terhayati dan teramalkan dengan baik, maka kecerdasan emosional pun baik. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah : Diduga religiusitas yang dimiliki oleh remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta memiliki pengaruh terhadap kecerdasan emosional mereka.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB D-D1 YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Jl. Hang Lekiu III No.19 – Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Waktu penelitian ini di mulai dari bulan November sampai dengan bulan Desember 2014. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik. Dengan pendekatan kuantitatif teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. 1 C. Variabel Penelitian Variabel adalah bentuk konstruk atau sifat yang dipelajari. Variabel terbagi menjadi dua macam, yaitu variable bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).2 Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah religiusitas, sedangkan variabel terikatnya adalah kecerdasan emosional.
1
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),
h. 38 2
Sugiyono, Metode Penelitian Tindakan Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), ( Bandung: Alfabeta 2011), cet.12 h. 61
34
35
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi target adalah sasaran pengamatan dan merupakan pilihan ideal yang akan digeneralisasi oleh peneliti. Adapun populasi terjangkau adalah populasi pilihan yang realistis yang dapat digeneralisasi oleh peneliti.4 Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa remaja SLB D-D1 YPAC Jakarta. Populasi target dalam penelitian ini berjumlah 51 siswa. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa SLB D-D1 YPAC Jakarta yang beragama Islam. Jumlah populasi terjangkau dalam penelitian ini sebanyak 36 siswa. 2. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi. Adapun metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu teknik sampling berdasarkan ketersediaan subjek yang memenuhi karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya yang dapat mewakili keseluruhan populasi yang akan diteliti. Dalam hal ini,maka sampel yang dipilih adalah remaja yang berada di SLB D-D1 YPAC Jakarta yang beragama Islam dan berumur antara 12 sampai 22 tahun. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 siswa yaitu 17,5% dari jumlah populasi. Dengan demikian gambaran yang dihasilkan dari survey ini hanya mewakili pendapat siswa YPAC Jakarta yang menjadi responden semata.
3
Ibid., h. 8. Juliansyah Noor, op. cit., h. 149-150.
4
36
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa teknik penelitian, antara lain: a. Observasi Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, memprtimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.5 Selain itu untuk mengetahui profil sekolah, mengetahui keadaan guru, siswa dan keadaan sekolah serta kegiatan keagamaan di sekolah tersebut. b. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. 6 Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.7 Angket yang terdiri dari item-item peryataan tertulis disebarkan kepada responden yakni siswa, yang selanjutnya jawaban dari responden itu diolah dalam penelitian ini. Pilihan jawaban dalam angket ini menggunakan skala likerts. Angket ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana religiusitas dan kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
5
Nuraida dan Halid Alkaf, Metode Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009), h. 155. 6 Juliansyah Noor, op. cit., h. 139. 7 Sugiyono, op .cit., h.199.
37
c. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda,dan sebagainya. 8 Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk mencari informasi tentang profil sekolah, keadaan guru, siswa dan keadaan sekolah. 2. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk angket dengan menggunakan skala likert. Identifikasi instrumen penelitian dan variabel penelitian dibangun dari indikator-indikator variabel religiusitas dan variabel kecerdasan emosional. Dalam penelitian ini peneliti membagi dua kategori item pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. Skala ini terdiri dari empat aspek dan telah dimodifikasi dengan menggunakan jawaban netral atau ragu-ragu untuk mengindari subjek yang cenderung menempatkan dirinya pada posisi tersebut.
Tabel 3.1 Nilai Skor Jawaban
Pilihan Jawaban
8
Favorable
Unfavorable
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), cet. 15, h. 274
38
Tabel 3.2 Skala Religiusitas No
Dimensi
Indikator
Item +
1.
Ideologis
Keyakinan terhadap Tuhan
Jumlah -
1,7
(Keyakinan)
6 Kepastian
dan
kepercayaan
3,14
mengenai keyakinan
Kehidupan setelah kematian 2.
Ritualistik (Prakek
Frekuensi ibadah
5,10 4,
5
Agama) Membaca kitab suci
9,
Ibadah malam hari
15
Ibadah puasa
3.
Eksperensial
Pengalaman responsif
8,13
22,28,29
27
21
30, 26
7
(Pengalaman) Pengalaman yang memperkuat 4.
Intelektual
Pengetahuan tentang ajaran dan
(Pengetahuan)
dasar-dasar agama yang dianut
6,23,18, 20
Mengetahui isi kitab suci 5.
Konsekuensial
2,12
Memaafkan
16
(Konsekuensi) Membantu sesama
6
11, 25
6
39
Menghormati sesama
17, 24
Jujur
19
Tabel 3.3 Skala Kecerdasan Emosional
No
1.
Dimensi
Kesadaran diri
Indikator
Mengenali emosi diri sendiri dan
Item
Jumlah
+
-
8
5
19
12
15
23
6
efeknya
Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri
2.
Pengaturan diri
Mampu mengontrol dan menahan emosi
9
7
yang mendesak
Memiliki sifat dapat dipercaya jujur dan
13
24
6
16
integritas
Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
3.
Motivasi
Mampu menyesuaikan diri
Terbuka terhadap gagasan-gagasan baru
Memiliki dorongan berprestasi
20 1
10
4
40
4.
Empati
Komitmen dengan apa yang dilakukan
Inisiatif
3
Optimisme, gigih
7
Memahami orang lain
Berusaha memberikan pelayanan
26
29, 22
6
21
terbaik bagi orang lain
Dapat memanfaatkan jaringan
25,28
pertemanan,
Mampu membaca arus-arus emosi
17
sebuah kelompok 5.
Keterampilan
sosial
4
Memiliki kemampuan melakukan persuasi
Komunikatif
11
Dapat menjadi penengah dalam konflik
14
Membangun jaringan dengan teman
18
2
sebaya bekerjasama dengan teman sebaya
Bekerjasama dengan teman sebaya
27, 30
3. Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. 9 Uji validitas bertujuan untuk mengukur sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya dan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
9
Ibid., h. 203)
7
41
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dalam pearson dengan bantuan komputer melalui program SPSS versi 22. Hasil uji validitas item tersebut kemudian dibandingkan dengan rtabel = 0,444 (pada taraf signifikansi 5% dan n=20) dengan keputusan: Jika rhitung> rtabel maka dinyatakan valid Jika rhitung< rtabel maka dinyatakan tidak valid Berikut daftar item yang valid dan tidak valid dalam uji coba instrumen. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y Item No
Variabel Valid
Religiusitas 1
(X) Kecerdasan Emosional
2
(Y)
Tidak Valid
1,2,4,6,7,9,10,11,12,13,15,19,20, 3,5,8,14,16,17,18,22, 21,26,29,30
23,24,25,27,28
2,3,4,5,6,7,8,9,10,13,15,16,20,
1,11,12,14,17,
21,22,23,24,25,26,27,28,30
18,19,29
Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS v.22 4. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil
42
pengukuran. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur suatu gejala yng sama.10 Uji reliabilitas skala religiusitas dan kecerdasan emosional menggunakan uji statistik Alpha Cronbach dengan enggunakan SPSS v.22. Suatu variabel dikatakan memiliki reliabilitas yang baik bila memiliki koefisien reliabilitas diatas 0,60. Berdasarkan penghitungan menggunakan SPSS v.22 dihasilkan tabel sebagai berikut: Tabel 3.5 Reliabilitas Variabel X
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,908
17
Tabel 3.6 Reliabilitas Variabel Y
Reliability Statistics Cronbach's
10
Ibid., h. 221
N
Alpha
Items
,926
22
of
43
Berdasarkan dari tabel diatas diperoleh bahwa nilai alpha untuk variabel religiusitas yaitu 0,908 dan untuk variabel kecerdasan emosional yaitu 0,926. Hal ini berarti instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data. F. Teknik Analisis Data Dalam rangka menjawab pertanyaan utama penelitian ini, penulis menggunakan metode statistika karena datanya berupa angka-angka yang merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Untuk mengetahui kecenderungan tiap item jawaban yang yang dipilih seluruh responden peneliti menggunakan tabel frekuensi. Rumus yang digunakan yaitu: P :
x 100%
Keterangan: P
: angka persentase
f
: Frekuensi jumlah responden
N
: jumlah data responden
Tabel 3.7 Interprestasi Analisis Deskriptif Kategori
Interval Nilai Presentase (Skor)
Baik
76 – 100 %
Cukup Baik
56 – 75 %
Kurang Baik
40 – 55 %
Tidak Baik
< 40 %
Dengan rumus dan interpretasi data sebagai berikut : Mean=
x100
1. Baik jika nilainya pada interval 76%-100%
44
2. Cukup Baik jika nilainya pada interval 56%-75% 3. Kurang Baik jika nilainya pada interval 40%- 55% 4. Tidak Baik jika nilainya < 40% Dalam hal ini berdasarkan hipotesis yang akan diukur peneliti menggunakan teknik
korelasi product moment. Korelasi product moment digunakan untuk
menentukan hubungan antara dua gejala interval. Adapun rumus yang digunakan adalah: ∑
rxy = √
∑
∑
∑
∑ ∑
∑
keterangan : r
= koefisien korelasi
N
= jumlah responden
∑
= jumlah hasil perkalian X dan Y
∑
= jumlah skor X
∑
= jumlah skor Y
∑
= jumlah kuadrat seluruh
∑
= jumlah kuadrat seluruh nya
Setelah diperoleh nilai r, lalu dikonsultasikan ke tabel r- Product- moment dengan taraf signifikan 5%. Atau dengan cara lain yang lebih sederhana yaitu menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r. Interpretasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
45
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,0400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah
Apabila diperoleh
angka negatif, berarti
korelasinya negatif.
Ini
menunjukkan adanya kebalikan urutan. Indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1,00. 11 Kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif atau tidak dengan kriteria pengujian: r hitung > r tabel
Pada tahap signifikan 5% maka Ha diterima dan H0 ditolak
r hitung < r tabel
Pada tahap signifikan 5% maka Ha ditolak dan H0 diterima
Seluruh perhitungan dalam penelitian ini menggunakan software spss 22.
G. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: H0
: tidak terdapat pengaruh signifikan religiusitas terhadap kecerdasan emosi
Ha
:
terdapat pengaruh signifikan religiusitas terhadap kecerdasan emosi
Term statistiknya H0
:
0
Ha
:
0
11
Ibid., h. 319-310
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Objek Penelitian SLB D-D1 YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Jakarta adalah sekolah yang terletak di Jl. Hang Lekiu III No. 19 Rt. 006 Rw. 004 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan. Telah berdiri sejak tahun 14 Agustus 1987. SLB D-D1 YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Jakarta berdiri di atas lahan seluas 8.084 dengan luas bangunan sebesar 5.200
.
Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta. YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) merupakan prakarsa almarhum Prof. Dr. Soeharso dan didirikan oleh Ny. Soemarno Sosroatmojo pada tanggal 5 November 1954. YPAC Jakarta berupaya memberikan pelayanan kepada anak-anak penyandang cacat yang disebabkan oleh penyakit poliomyelitis dan cerebral palsy (C.P) yang mengakibatkan kelayuan/kelumpuhan pada anggota badan atau hambatan dalam mempergunakannya.1 Selain itu penyebab tuna daksa yaitu akibat kecelakaan, keturunan, cacat sejak lahir, kelayuan otot-otot, akibat peradangan otak dan kelayuan motorik yang disebabkan kerusakan pada pusat syaraf/ cerebrum. Penyebab CP antara lain infeksi pada saat kehamilan (misalnya campak jerman, ruam syaraf, atau bahkan flu), plasenta yang tidak mencukupi, hiperbilirirubinaemia (darah anak dan ibu tidak kompatibel), penyakit kronis, trauma fisik, atau substansi beracun dan X-Rays yang merusak otak janin. CP juga dapat dapat disebbakan oleh kerusakan otak ketika bayi dilahirkan, kelahiran prematur, hipoksian, demam tinggi, infeksi, keracunan, pendarahan, serta faktorfaktor terkait lainnya yang dapat membahayakan setelah kelahiran. 2
1
Profil Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta Frieda Mangunsong, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, ( Depok: LPSP3 UI, 2011), cet. 1, h. 25. 2
46
47
Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran di SLB D-DI YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) mengacu pada kurikulum yang ditetapkan oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).3
2. Visi,Misi, dan Tujuan a. Visi “Sekolah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik tuna daksa, menjadi manusia yang mandiri sesuai kemampuannya, beriman, bertaqwa, sehat, dan berhasil guna dalam kehidupan sehari-hari”. b. Misi 1) Menggali dan mengembangkan potensi peserta didik 2) Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan keterampilan 3) Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif 4) Menumbuhkan sikap percaya diri melalui kegiatan pembelajaran. c. Tujuan 1) Mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari 2) Mengembangkan berbagi kegiatan pembelajaran yang memuat nilai-nilai budaya dan karakter bangsa 3) Membekali peserta didik dengan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai bekal kemandirian 4) Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4
3
Wawancara dengan kepala sekolah (ibu Siti Khoiriyah), Kamis, 20 November 2014, pukul 09.30 4 Profil Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta
48
3. Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Siswa a. Tenaga Pendidik
Tabel 4.1 Tenaga Pendidik No
Status Guru
Jumlah
1.
Guru PNS
15 orang
2.
Guru Tetap Yayasan (GTY)
7 orang
3.
Guru bantu
1 orang
4.
Tenaga Instruktur
2 orang
b. Tenaga Kependidikan Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan No
Status Kependidikan
Jumlah
1.
Tata Usaha
2 orang
2.
Tenaga Kebersihan
3 orang
3.
Tenaga Asisten
2 orang
4.
Tenaga Instruktur
2 orang
c. Siswa Jumlah siswa siswi pada tahun ajaran 2014-2015 berjumlah 114 orang siswa siswi dengan rincian sebagai berikut : 1) Jenjang pendidikan TKLB Tabel 4.3 Siswa TKLB No
Kelas
1.
TKLB-A1
2.
TK-B
Jumlah Siswa 10 orang 5 orang
49
2) Jenjang pendidikan SDLB.D1
Tabel 4.4 Siswa SDLB. D1 No
Kelas
Jumlah Siswa
1.
Kelas D1-1A
4 orang
2.
Kelas D1-1B
4 orang
3.
Kelas D1-2
5 orang
4.
Kelas D1-3
6 orang
5.
Kelas D1-4
5 orang
6.
Kelas D1-5
4 orang
7.
Kelas D1-6
5 orang
3) Jenjang pendidikan SDLB.D2 Tabel 4.5 Siswa SDLB. D2 No
Kelas
Jumlah Siswa
1.
Kelas D2-1B
6 orang
2.
Kelas D2-2B
6 orang
4) Jenjang pendidikan SMPLB. D1
Tabel 4.6 Siswa SMPLB. DI No
Kelas
Jumlah Siswa
1.
D1-VII
2 orang
2.
DI-VIII
1 orang
3.
DI-IX
4 orang
50
5) Jenjang pendidikan SMPLB.D2
Tabel 4.7 Siswa SMPLB. D2 No.
Kelas
Jumlah Siswa
1.
D2-VII A
4 orang
2.
D2-VII B
3 orang
6) Jenjang pendidikan SMALB. D1
TabeL 4.8 Siswa SMALB. D1 No.
Kelas
Jumlah Siswa
1.
D1-X
3 orang
2.
D1-XI
1 orang
3.
D1-XII
2 orang
7) Jenjang pendidikan SMALB. Keterampilan
Tabel 4.9 Siswa SMALB. Keterampilan No
Kelas
Jumlah Siswa
1.
SMALB Khusus Putra
16 orang
2.
SMALB Khusus Putri
17 orang
4. Fasilitas Sekolah Berbagai fasilitas yang ada di SLB.D-D1 YPAC adalah sebagai berikut :5
5
Profil Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta
51
Table 4.10 Fasilitas Sekolah Fasilitas
Tersedia
Ruang Guru
1 ruang
Ruang Kepala Sekolah
1 ruang
Ruang Belajar
21 ruang
Ruang Tata Usaha
1 ruang
Ruang Komputer
2 ruang
Ruang Program Khusus
1 ruang
Ruang Keterampilan
3 ruang
Ruang Perpustakaan
1 ruang
Ruang Laboratorium
1 ruang
Ruang Dapur
3 ruang
Ruang Gudang
3 ruang
Ruang Kamar Mandi
12 ruang
5. Kegiatan Keagamaan Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kegiatan keagamaan setiap bulan dilaksanakan 2 kali, di minggu ke 2 dan ke 4. Dalam pelaksanaannya mereka dibagi kedalam 3 kelompok yaitu kelompok kecil, kelompok besar putera dan kelompok besar puteri. Materi-materi yang diajarkan diantaranya tentang mengenal sifat-sifat Allah, toleransi, tata krama, keserasian bacaan al-Qur’an dan iqro, thaharoh, dan lain-lain. Sebelum diberikan materi siswa terlebih dahulu membaca doa dan surat-surat pendek dan diakhiri dengan membaca surat al-ashr, doa untuk kedua orang tua dan doa selamat.6
6
Wawancara dengan guru agama (bapak Muhammad Mudlofir), Rabu, 19 November 2014, Pukul 10.15
52
Kegiatan keagamaan dilaksanakan di musolla yang terletak di lantai 2. Walaupun sebagian besar dari mereka menggunakan kursi roda mereka begitu bersemangat dan saling tolong menolong antar sesama. Ketika penyampaian materi siswa memperhatikannya dengan baik. Siswa sangat senang jika penyampaian materi menggunakan media video atau film. Setelah menonton mereka bersemangat untuk menjawab setiap pertanyaan yang berhubungan dengan video tersebut. Selain kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setiap 2 kali dalam sebulan, materi agama Islam pun diajarkan didalam kelas setiap seminggu sekali. Dan siswa dilatih untuk bisa menghafal minimal 1 surat setiap semesternya. 7
6. Deskripsi Data Religiusitas Data skor religiusitas diperoleh melalui angket/kuesioner yang disebar kepada remaja yang beragama Islam di SLB D-D1 YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Jakarta. Setelah diperoleh data, lalu data tersebut dianalisis dalam bentuk tabel. Data yang telah diolah dinyatakan dalam bentuk persen kemudian dianalisis dan hasilnya sebagai berikut: Tabel 4.11 Memiliki keyakinan terhadap apa yang agama ajarkan Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
13
65 %
Setuju
7
35%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa mayoritas siswa mempunyai keyakinan terhadap apa yang agama ajarkan.
7
Dari hasil observasi, Rabu, 26 November 2014, pukul 10.00
53
Tabel 4.12 Tidak mengetahui jumlah surat didalam al-Qur’an Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
7
35%
Tidak setuju
8
40%
Sangat tidak setuju
4
20%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa 40 % menjawab tidak setuju dan 20% menjawab sangat tidak setuju. Artinya siswa yang mengetahui jumlah surat didalam al-Quran sebanyak 60%. Dan sisanya 35% menjawab setuju, 5% menjawab sangat setuju jika mereka tidak mengetahui jumlah surat didalam alQuran.
Tabel 4.13 Mengerjakan solat lima waktu Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
11
55 %
Setuju
9
45%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa seluruh siswa setuju bahwa mereka melaksanaka shalat 5 waktu .
54
Tabel 4.14 Menjaga diri dari dosa kecil dan besar Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
8
40%
Setuju
12
60%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjaga dirinya dari dosa kecil dan besar. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang menjawab 40 % sangat setuju dan 60 % setuju.
Tabel 4.15 Percaya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
15
75 %
Setuju
5
25%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh siswa setuju jika hanya ada satu Tuhan yaitu Allah. Tabel 4.16 Malas membaca kitab suci al-Quran Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
2
10%
Tidak setuju
7
35%
55
Sangat tidak setuju
10
50%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan
tabel tersebut terlihat bahwa mayoritas siswa tidak malas
membaca kitab suci al-Qur’an. Hanya ada 10% siswa yang menjawab setuju dan 5% yang menjawab sangat setuju jika dirinya malas membaca kitab suci alQur’an. Tabel 4.17 Surga dan neraka hanyalah dongeng dari orang tua Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
0
0%
Setuju
1
5%
Tidak setuju
12
60%
Sangat tidak setuju
7
35%
Jumlah
20
100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 60% tidak setuju dan 35% sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa surga dan neraka hanyalah dongeng dari orang tua. Hanya ada 5% responden setuju jika surga dan neraka hanya sebuah dongeng dari orang tua. Tabel 4.18 Membantu yang membutuhkan bantuan Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
11
55 %
Setuju
7
35%
Tidak setuju
2
10 %
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
56
Berdasarkan tabel terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju bahwa mereka membantu yang membutuhkan bantuan. Hanya ada 10% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.19 Tidak mengetahui kapan Nabi Muhammad lahir Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
0
0%
Setuju
1
5%
Tidak setuju
9
45 %
Sangat tidak setuju
10
50%
Jumlah
20
100%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 45% tidak setuju dengan isi pernyataan, 50% sangat tidak setuju. Sebagian besar dari mereka mengetahui kapan nabi Muhammad lahir. Namun demikian masih ada siswa yang tidak mengetahui kapan nabi Muhammad lahir. Tabel 4.20 Mempercayai bahwa berkewajiban untuk melaksanakan ibadah Haji jika mampu melaksanakannya Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
9
45 %
Setuju
11
55%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa siswa percaya bahwa mereka berkewajiban melaksanakan ibadah haji jika mereka mampu melaksanakannya.
57
Tabel 4.21 Solat tahajjud terasa begitu berat Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
6
30%
Tidak setuju
10
50 %
Sangat tidak setuju
3
15%
Jumlah
20
100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 15% sangat tidak setuju dan 50% tidak setuju dengan pernyataan bahwa solat tahajjud terasa begitu berat. Sedangkan 5% responden sangat setuju dan 30% lainnya sangat setuju jika solat tahajjud terasa begitu berat.
Tabel 4.22 Seringkali berbohong demi kepuasan hati Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
0
0%
Setuju
3
25%
Tidak setuju
12
60%
Sangat tidak setuju
5
25%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan pernyataan mengenai seringkali berbohong demi kepuasan hati, ternyata 60% menyatakan tidak setuju dan 25% sanga tidak setuju bahwa mereka seringkali berbohong demi kepuasan hati. Sedangkan 25% siswa setuju dnegan pernyataan tersebut.
58
Tabel 4.23 Selalu berusaha mengamalkan ajaran agama dalam seluruh hidup Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
13
65 %
Setuju
6
30%
Tidak setuju
1
5%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju bahwa mereka selalu berusaha mengamalkan ajaran agama dalam seluruh hidup. Hanya ada 5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.24 Merasa selalu diawasi oleh Allah Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
15
75 %
Setuju
5
25%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Tabel tersebut menunjukkkan bahwa siswa setuju sebesar 25% dan sangat setuju sebesar 75% jika mereka merasa selalu diawasi oleh Allah. Tabel 4.25 Khusu’dalam solat merupakan suatu hal yang sulit Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
6
30%
Tidak setuju
6
25 %
Sangat tidak setuju
8
40%
Jumlah
20
100%
59
Berdasarkan tabel 30% setuju dan 5% sangat setuju jika khusu’ dalam solat merupakan hal yang sulit. Namun, 25% siswa tidak setuju dan 40% sangat tidak setuju jika khusu’ dalam solat merupakan hal yang sulit. Tabel 4.26 Merasa senang dengan melihat orang lain mengikuti ajaran Islam Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
13
65 %
Setuju
7
35%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa 65% sangat setuju dan 35% setuju jika mereka merasa senang dengan melihat orang lain mengikuti ajaran Islam.
Tabel 4.27 Terkadang merasa Allah tidak adil Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
2
10%
Tidak setuju
7
34 %
Sangat tidak setuju
10
40%
Jumlah
20
100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 40% sangat tidak setuju dan 34% tidak setuju jika mereka terkadang merasa Allah tidak adil. Sedangkan mereka 10% setuju dan 5% sangat setuju bahwa terkadang merasa Allah tidak adil. Selanjutnya peneliti membuat nilai rata-rata skor penelitian sebagai berikut:
60
Tabel 4.28 Skor Perolehan Religiusitas Jumlah Responden
NS
NH
x100
20
1144
1360
84,11%
Kategori Baik
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 20 orang dengan rata-rata persentase sebesar 84,11%, sehingga dapat disimpulkan dari interpretasi data tersebut bahwa religiusitas remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta termasuk kedalam kategori baik.
7. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional Data skor religiusitas diperoleh melalui angket/kuesioner yang disebar kepada remaja yang beragama Islam di SLB D-D1 YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Jakarta. Setelah diperoleh data, lalu data tersebut dianalisis dalam bentuk tabel. Data yang telah diolah dinyatakan dalam bentuk persen kemudian dianalisis dan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.29 Tidak pernah memisahkan teman yang berdebat Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
0
0%
Setuju
6
30%
Tidak setuju
9
45 %
Sangat tidak setuju
5
25%
Jumlah
20
100%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 30% setuju dengan isi pernyataan, 45% tidak setuju dan 25% sangat setuju. Kepedulian mayoritas siswa cukup tinggi, namun demikian masih banyak pula anak yang tida peduli terhadap temannya.
61
Tabel 4.30 Segera bertanya ketika tidak mengerti penjelasan guru Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
11
55 %
Setuju
8
40%
Tidak setuju
1
5%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju bahwa mereka segera bertanya ketika tidak mengerti penjelasan guru. Hanya ada 5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.31 Merasa kesulitan membujuk teman melakukan sesuatu Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
7
35%
Tidak setuju
10
50%
Sangat tidak setuju
2
10%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel, rata-rata siswa tidak merasa kesulitan untuk membujuk teman melakukan sesuatu. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angket 50% tidak setuju dan 10% sangat tidak setuju jika merasa kesulitas membujuk teman melakukan sesuatu. Namun, ada 35% siswa setuju dan 5% sangat setuju dengan hal tersebut.
62
Tabel 4.32 Perasaan mudah berubah-ubah Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
2
10 %
Setuju
3
15%
Tidak setuju
12
60%
Sangat tidak setuju
3
15%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel, rata-rata siswa tidak memiliki perasaan yang mudah berubah-ubah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angket 60% tidak setuju dan 15% sangat tidak setuju. Hanya ada 15% yang menyatakan setuju dan 10% sangat setuju. Namun demikian angka terakhir cukuplah tinggi, artinya banyak juga siswa yang memiliki perasaan yang mudah berubah-ubah.
Tabel 4.33 Siap menerima resiko atas keputusan yang diambil Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
8
40 %
Setuju
12
60%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat seluruh siswa setuju jika mereka siap menerima resiko atas keputusan yang diambil.
63
Tabel 4.34 Tetap berusaha sebaik mungkin meskipun banyak yang mengatakan tidak mampu
Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
10
50 %
Setuju
9
45%
Tidak setuju
1
5%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju bahwa mereka tetap berusaha sebaik mungkin meskipun banyak yang mengatakan tidak mampu. Hanya ada 5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.35 Menyesali kemarahan karena hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama
Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
9
45 %
Setuju
9
45%
Tidak setuju
2
10 %
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat hampir seluruh siswa setuju bahwa mereka
menyesali kemarahan karena itu tidak sesuai dengan ajaran agama.
Namun ada 10% siswa yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
64
Tabel 4.36 Dapat bersabar meskipun disaat ingin sekali marah Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
6
30%
Setuju
6
30%
Tidak setuju
6
30%
Sangat tidak setuju
2
10%
Jumlah
20
100%
Dari tabel kita dapat mengambil informasi bahwa 30% sangat setuju dan 30% setuju dengan pernyataan bahwa mereka dapat bersabar meskipun ingin sekali marah. Sedangkan 30% responden tidak setuju dan 10% sangat tidak setuju jika mereka dapat bersabat meskipun ingin sekali marah.
Tabel 4.37 Ada keinginan kuat dalam diri untuk terus meningkatkan prestasi Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
13
65 %
Setuju
6
30%
Tidak setuju
1
5%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel tersebut
dapat dilihat bahwa hampir seluruh siswa
memiliki keinginan kuat dalam dirinya untuk terus meningkatkan prestasi. Hanya ada5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.38 Berusaha untuk selalu berkata jujur Pilihan Responden Sangat setuju
Frekuensi
Persentase
11
55 %
65
Setuju
8
40%
Tidak setuju
1
5%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel, 55% siswa sangat setuju dan 40% setuju dengan isi pernyataan. Artinya mayoritas siswa berusaha untuk selalu berkata jujur. Namun ada 5% tidak setuju dengan hal tersebut.
Tabel 4.39 Tenang dalam menyampaikan pendapat sendiri dihadapan teman-teman Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
5
25%
Setuju
14
70%
Tidak setuju
1
5%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel, 25% siswa sangat setuju dan 70% setuju dengan isi pernyataan. Artinya mayoritas siswa merasa tenang dalam menyampaikan pedapat sendiri dihadapan teman-teman. Namun ada 5% tidak setuju dengan hal tersebut.
Tabel 4.40 Tidak mengakui kesalahan yang diperbuat Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
3
15%
Tidak setuju
12
60%
Sangat tidak setuju
4
20%
Jumlah
20
100%
66
Berdasarkan tabel rata-rata siswa mengakui kesalah yang mereka perbuat. Hal ini ditunjukkan dnegna hasil angket 60% tidak setuju dan 20% sangat tidak setuju. Hanya ada 15% yang menyatakan setuju dan 5% yang menyatakan sangat setuju. Namun demikian, angka terakhir cukuplah tinggi, artinya banyak juga siswa yang tidak mengakui kesalahan yang mereka perbuat.
Tabel 4.41 Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
5
25 %
Setuju
10
50%
Tidak setuju
5
25%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 50% setuju dan 25% sangat setuju dengan pernyataan bahwa mereka mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Sedangkan 25% responden tidak setuju jika mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Tabel 4.42 Membantu seseorang yang membutuhkan bantuan Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
11
55 %
Setuju
8
40%
Tidak setuju
1
5%
Sangat tidak setuju
0
0%
Jumlah
20
100%
67
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju jika mereka membantu seseorang yang membutuhkan bantuan. Hanya ada 5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.43 Dapat merasakan kesedihan yang dirasakan orang lain Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
7
35 %
Setuju
10
50%
Tidak setuju
1
5%
Sangat tidak setuju
2
10%
Jumlah
20
100%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 35% sangat setuju dengan isi pernyataan, 50% setuju, 5% tidak setuju dan 10% sangat tidak setuju. Kepedulian mayoritas siswa terhadap orang lain tergolong cukup tinggi. Namun demikian masih bnayak pula siswa yang tidak peduli terhadap orang lain.
Tabel 4.44 Tidak pernah berpendapat didalam kelompok karena tidak yakin dengan pendapat sendiri Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
2
10%
Tidak setuju
12
60 %
Sangat tidak setuju
5
25%
Jumlah
20
100%
Dari tabel tersebut kitaa dapat mengambil informasi bahwa 60% tidak setuju dan 25% sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwatidak pernah berpendapat dalam kelompok karena tidak yakin dengan pendapat sendiri. Sedangkan 5%% responden sangat setuju dan 10% setuju dengan pernyataan tersebut.
68
Tabel 4.45 Mengingkari janji yang telah diperbuat Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
2
10%
Tidak setuju
9
45 %
Sangat tidak setuju
8
40%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa 45% tidak setuju dan 40% snagat tidak setuju dengan pernyataan bahwa mereka mengingkari janji yang telah diperbuat. Sednagkan 10% siswa setuju dan 5% sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.46 Ketika membutuhkan bantuan banyak teman yang mau menolong Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
10
50 %
Setuju
9
45%
Tidak setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
1
5%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tebel terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju bahwa ketika mereka membutuhkan bantuan, banyak teman mereka yang membantu. Hanya ada 5% yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.47 Seringkali menyerah mengerjakan sesuatu yang sulit Pilihan Responden Sangat setuju
Frekuensi
Persentase
3
15%
69
Setuju
3
15%
Tidak setuju
12
60%
Sangat tidak setuju
2
10%
Jumlah
20
100%
Dari tabel kita dapat mengambl informasi bahwa 60% tidak setuju dan 10% snagat tidak setuju dengan pernyataan bahwa mereka seringkali menyerah mengerjakan sesuatu hal yang sulit. Sedangkan 15% responden setuju dan 15% sangat setuju bahwa mereka seringkali menyerah mengerjakan sesuatu yang sulit.
Tabel 4.48 Tidak dapat bekerja sama dalam kelompok Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
2
10%
Tidak setuju
8
40%
Sangat tidak setuju
9
45%
Jumlah
20
100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 45% tidak setuju dan 45% sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa mereka tidak dapat bekerja sama dalam kelompok. Sednagkan 10% responden setuju dan 5% sangat setuju jika mereka tidak dapat bekerja sama dalam kelompok.
Tabel 4.49 Mengenal banyak teman sebaya membuat banyak memahami berbagi hal Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
11
55 %
Setuju
8
40%
Tidak setuju
0
0%
70
Sangat tidak setuju
1
5%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju jika dengan mengenal banyak teman sebaya membuat mereka banyak memahami berbagai hal. Hanya ada 5% responden yang tidak setuju dnegna pernyataan tersebut.
Tabel 4.50 Lebih memilih mengerjakan segala sesuatunya seorang diri Pilihan Responden
Frekuensi
Persentase
Sangat setuju
1
5%
Setuju
4
20%
Tidak setuju
7
35%
Sangat tidak setuju
8
40%
Jumlah
20
100%
Dari tabel kita dapat mengambil informasi bahwa 40% sangat tidak setuju dan 35% tidak setuju dengan pernyataan lebih memilih mengerjakan sesuatunya seorang diir. Sedangkan 20% responden setuju dan 5% sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Selanjutnya peneliti membuat nilai rata-rata skor penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.51 Skor Perolehan Kecerdasan Emosional Jumlah Responden
NS
NH
x100
20
1397
1760
79,37%
Kategori Baik
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 20 orang dengan rata-rata persentase sebesar 79,37%sehingga dapat disimpulkan dari interpretasi data tersebut bahwa kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta termasuk kedalam kategori baik.
71
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. . Dalam penelitian ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5%. Uji normalitas dengan kolmogorov smirnov dapat dilihat pada tabel 4.57 dibawah ini.
Tabel 4.52 Uji Normalitas Data
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic RELIGIUSITAS KECERDASAN EMOSIONAL
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
,189
20
,060
,914
20
,075
,144
20
,200
*
,944
20
,280
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan uji normalitas data yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS v.22 uji kolmogorov-Smirnov, kedua variabel yaitu religiusitas(X) memiliki nilai signifikansi 0,060 dan kecerdasan emosional (Y) memiliki nilai signifikansi 0,200. Karena nilai signifikansi kedua variabel tersebut melebihi 0,05, maka dapat disimpulkan data kedua variabel tersebut berdistribusi normal. Selain uji kolmogorov-Smirnov, uji normalitas juga dapat dilihat dengan normal probably plot, berikut ini adalah gambar plot uji normalitas dengan menggunakan program SPSS v.22.
72
Gambar 4.1 Normal Q-Q Plot Variabel X&Y
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Dengan demikian, data dalam penelitian ini dapat dipergunakan dalam analisis yang lebih lanjut.
b. Uji Linieritas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua variabel mempunyai hubungan yang liner atau tidak secara signifikan. Untuk mengetahuinya, dilakukan uji linearitas dengan program SPSS v.22 yaitu dengan Compare Means.
73
Tabel 4.53 ANOVA Table Sum of Squares kecer
Mean Square
F
Sig.
(Combined)
1855,383
12
154,615
6,886
,008
dasan
Linearity
1547,563
1
1547,563
68,926
,000
emosi
Deviation from Linearity
307,820
11
27,984
1,246
,398
157,167
7
22,452
2012,550
19
onal * religi usitas
Between Groups
Df
Within Groups Total
Seperti yang ditunjukan dalam table 4.53 hasil menunjukkan bahwa F tuna cocok sebesar 1,246 dengan signifikan 0,398 (diatas 0,05%) maka disimpulkan bahwa antara religiusitas dan kecerdasan emosional memiliki hubungan yang linear. 2. Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Produt Moment. Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan kuatnya suatu variabel dengan variabel lain. Adapun uji koefisien korelasi menggunakan Product Moment dari Pearson yaitu sebagai berikut: Tabel 4.54 Perhitungan Hasil Penelitian Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
X 49 59 58 65 45 57 59 60 57 55 68 46 67
Y 49 63 71 73 58 78 72 75 69 63 88 58 88
x^2 2401 3481 3364 4225 2025 3249 3481 3600 3249 3025 4624 2116 4489
y^2 2401 3969 5041 5329 3364 6084 5184 5625 4761 3969 7744 3364 7744
x*y 2401 3717 4118 4745 2610 4446 4248 4500 3933 3465 5984 2668 5896
74
14 15 16 17 18 19 20 TOTAL
59 60 61 60 48 65 46 1144 ∑
rxy = √
∑
∑ ∑
78 74 74 75 58 75 58 1397
3481 3600 3721 3600 2304 4225 2116 66376
6084 5476 5476 5625 3364 5625 3364 99593
4602 4440 4514 4500 2784 4875 2668 81114
∑ (∑
)
∑
rxy = √{
rxy = rxy =
}
√
√
rxy= √ rxy = rxy = 0,877
Dan berikut adalah hasil output analisis korelasi Bivariate Pearson yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS v.22 Tabel 4.55 Analisis Koefisien Korelasi Correlations Religiusitas Religiusitas
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N kecerdasanemosi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
kecerdasanemosi ,877
**
,000 20
20
**
1
,877
,000 20
20
75
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh harga r hitung lebih besar dari r tabel (0,877>0,444) pada taraf signifikansi 5% maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya pada penelitian
ini
terdapat
pengaruh
religiusitas
(X)
terhadap
kecerdasan
emosional(X) remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Angka hasil penelitian ini dapat pula diinterpretasikan dengan cara angka kasar atau sederhana. Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” product moment (rxy) pada umumnya digunakan pedoman sebagai berikut:
Tabel 4.56 Angka indeks korelasi product moment Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,0400
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang aangat rendah sehingga korelasi ikut diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan variabel y)
Dari hasil perhitungan diperoleh rxy= 0,877 dan ini berada diantara 0,800 sampai dengan 1,00, dengan demikian dapat diartikan bahwa antara religiusitas (x) dan kecerdasan emosional (y) terdapat korelasi yang tinggi.
76
Adapun untuk mengetahui besarnya kontribusi yang ditimbulkan dari variable X terhadap Y digunakan umus koefisien determinasi sebagai berikut :
KD =
x 100%
KD = 0,769129 x 100% KD = 76,91% Berdasarkan tabel diatas, didapat r2 sebesar 0,877 atau sebesar 76,91%. Hal ini menunjukkan bahwa presentase sumbangan variabel religiusitas terhadap kecerdasan emosional siswa sebesar 76,91% atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model (religiusitas) mampu menjelaskan sebesar 76,91% variasi variabel dependent (kecerdasan emosional). Sedangkan sisanya sebesar 23,09% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa remaja yang beragama Islam di SLB D-D1 YPAC Jakarta dengan responden sebanyak 20 orang. Masing-masing responden diberikan angket sebanyak 2 buah untuk masing-masing variabel X dan Y. Jumlah soal dalam angket tersebut sebanyak 39 soal. Angket yang disebarkan kepada responden tersebut telah melewati proses penilaian dengan tujuan untuk memenuhi syarat instrumen yang memadai dan diuji coba kepada 20 orang responden dengan jumlah soal sebanyak 60. Hasil uji validitas religiusitas dan kecerdasan emosional siswa yang diuji cobakan pada 20 responden tersebut yaitu sebanyak 39 soal valid dan 21 soal tidak valid. Nilai alpha untuk variabel religiusitas yaitu 0,908 dan untuk variabel kecerdasan emosional yaitu 0,926. Hal ini berarti instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data cukup dapat dipercaya atau reliabel sebagai alat pengumpulan data. Berdasarkan uji peryaratan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, menunjukan bahwa data telah berkontribusi normal dan memiliki
77
hubungan yang linear, dengan demikian data dalam penelitian ini dapat dipergunakan dalam analisis yang lebih lanjut. Hasil pengujian hipotesis, diperoleh data yang menunjukkan terdapat terdapat pengaruh religiusitas (X) terhadap kecerdasan emosional(X) remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,877 sehingga hubungan antara kedua variabel termasuk pada kategori yang kuat atau tinggi. Besarnya pengaruh variabel religiusitas terhadap kecerdasan emosional dapat diketahui dengan melihat hasil perhitungan uji koefisien determinasi sebesar 76,91% yang berarti bahwa kecerdasan emosional remaja tuna daksa sebesar 76,91% ditentukan oleh religiusitas. Hasil hipotesis juga di dukung dengan pendapat Goleman juga menyebutkan beberapa unsur pembentukan kecerdasan emosional, diantaranya keyakinan, rasa ingin tahu, niat, kendali diri, keterkaitan, kecakapan berkomunikasi, dan koperatif. Selain itu Mahmud al-Zaki mengemukakan bahwa kecerdasan emosional pada dasarnya mempunyai hubungan yang erat dengan kecerdasan uluhiyah (ketuhanan). Jika seseorang memiliki tingkat pemahaman dan pengalaman nilainilai ketuhanan yang tinggi dalam hidupnya, maka berarti dia telah memiliki kecerdasan emosional yang tinggi pula. 8
D. Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan, tetapi belum sepenuhnya pada tingkat kebenaran mutlak, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan penelitian lanjutan. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian, antara lain: 1
Penelitian ini masih menggunakan kuesioner tertutup yaitu jawaban kuesioner telah disediakan oleh peneliti sehingga terbatasnya informasi yang didapatkan oleh peneliti.
2
Terbatasnya sampel penelitian, Populasi terjangkaunya hanya terbatas pada siswa remaja SLB D-D1 YPAC Jakarta yang beragama Islam sehingga hasil 8
Ramayulis, Psikologi Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet. 7, h. 90.
78
yang diperoleh dalam penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan pada siswa dengan karakteristik yang berbeda dari populasi yang ditentukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil perhitungan variabel religiusitas, siswa remaja SLB DD1 YPAC Jakarta memiliki skor rata-rata persentase sebesar 84,11%, Hal ini mengindikasikan religiusitas remaja di SLB D-D1 YPAC Jakarta bahwa religiusitas remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta termasuk kedalam kategori baik, secara teoritis siswa tersebut sudah menjalankan agamanya dengan baik dimana sudah mampu menjalani, menghayati dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Untuk kecerdasan emosional siswa yang memperoleh hasil rata-rata persentase sebesar 79,37%, hal ini semakin mengindikasi bahwa kecerdasan emosional remaja di SLB D-D1 sudah cukup baik. Artinya mereka sudah mampu mengolah dan mengelola emosinya dengan baik sehingga mereka memiliki perilaku-perilaku yang positif dan dapat memberika reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dan mampu memiliki reaksi yang positif sebelum memberikan responnya dalam menghadapi masalah. 3. Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara religiusitas terhadap kecerdasan emosional. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh harga r hitung lebih besar dari r tabel (0,877>0,444) pada taraf signifikansi 5%. Koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,877 sehingga korelasi antara kedua variabel termasuk pada kategori yang kuat atau tinggi.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
79
80
1. Bagi siswa hendaknya dapat meningkatkan religiusitas mereka, karena hal tersebut dapat mendukung terbentuknya kecerdasan emosional yang baik. 2. Bagi sekolah, memperbanyak dan meningkatkan mutu kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan, agar dapat membantu siswa meningkatkan religiusitas mereka. 3. Bagi para orang tua agar senantiasa memperhatikan aspek religiusitas khususnya remaja, dimana pada masa perkembangan remaja dikenal sebagai badai emosi dan membutuhkan perhatian khusus agar terhindar dari pengaruh emosi negatif. 4. Bagi peneliti lain a. Penelitian tentang pengaruh religiusitas terhadap kecerdasan emosional alangkah baiknya disertai dengan observasi yang mendalam. b. Untuk peneliti selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas siswa yang tidak ikut diteliti maka sebaiknya diikut sertakan dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, Djamaludin dan Nashori Suroso, Fuat. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2013. Chaplin, J.P terjemahan Dr. Kartini Kartono. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Cooper, Robert K. dan Sawaf, Ayman. Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi, Terj.Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2002. Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: ALFABETA, 2005. Efendi, Mohammad. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Gazi dan Faojah. Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama terhadap Perilaku Manusia. Ciputat: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Goleman, Daniel. Emotional Intelligence. terj. T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004. Gusti,“Berprestasi,Mahasiswa Difabel UGM Bentuk UKM Peduli Difabel, 2014”, http://ugm.ac.idid/berita/8833, 16 Juli 2014. Hartaty, Netty. TAZKIYA Journal of psikologi. vol.6 no.1. 2006. J. Zinnbauer, Brian. Religiousness and Spirituality in Handbook of Religion and Spirituality. New York: The Guildford Press, 2005. Jalaluddin dan Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 1993. Jalaluddin. Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Mangunsong, Frieda. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuranan Pendidikan Psikologi Kampus Baru UI, 2011.
81
82
Mashar, Riani. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Kencana, 2011. Mubayidh, Makmun. Kecerdasan dan Kesehatn Emosional Anak, Terj. Muhammad Muchson Anasy. Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2010. Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Muhyani. Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan peran Guru di Sekolah Menurut Persepsi Murid terhadap Kesadaran Religius dan Kesehatan Mental. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, 2012. Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Nuraida dan Alkaf, Halid. Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009. Oxford University Press. Oxford Learner’s Pocket Dictionary: Fourth Edition. Oxford: Oxford University Press, 2008. Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Agama: Sebuah Pengantar. Bandung: MIZAN, 2005. Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 2004. Robertson, Roland. AGAMA: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta: CV Rajawali, 1988. Rusydi, Ahmad. Religusitas dan Kesehatan Mental. Ciputat: YPM, 2012. Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Shapiro, Lawrence E. Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003. Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1994. Somantri, T. Sutjihanti. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama, 2006.
83
Sugiyono. Metode Penelitian Tindakan Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), ( Bandung: Alfabeta 2011), cet.12 h. 61 Taufan Heryanto Putro. “Konsep Diri pada Remaja dengan Cacat Anggota Tubuh”, Skripsi pada Universitas Katolik Soegijapranata Semarang: 2009. tidak dipublikasikan. Wahyuni, Winda dan Marettih, Anggia K.E. Jurnal Psikologi. vol.8 no.1. 2012. Wardani, I.G.A.K., dkk., Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:Universitas Terbuka, 2011.
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Skala Religiusitas No 1.
Dimensi Keyakinan
Indikator
Item
Keyakinan terhadap Tuhan
+ 1,7
Jumlah 6
Kepastian dan mengenai keyakinan
2.
Praktik agama
kepercayaan
Kehidupan setelah kematian Frekuensi ibadah
3,14
5,10 4,
5
Membaca kitab suci
9,
Ibadah malam hari
15
Ibadah puasa
8,13
3.
Pengalaman
Pengalaman responsif
22,28,29
27
Pengetahuan
Pengalaman yang memperkuat Pengetahuan tentang ajaran dan dasar-dasar agama yang dianut
21 6,23,18, 20
30, 26
4.
5.
Pengamalan
Mengetahui isi kitab suci Memaafkan 11, 25
Menghormati sesama
17, 24
Jujur
6
2,12 16
Membantu sesama
7
19
6
Lampiran 1
Skala Kecerdasan Emosional No
1.
Dimensi
Kesadaran diri
Indikator
Mengenali emosi diri sendiri dan
Item
Jumlah
+
-
8
5
19
12
15
23
6
efeknya
Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri
2.
Pengaturan diri
Mampu mengontrol dan menahan emosi
9
7
yang mendesak
Memiliki sifat dapat dipercaya jujur dan
13
24
6
16
integritas
Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
3.
4.
Motivasi
Empati
Mampu menyesuaikan diri
Terbuka terhadap gagasan-gagasan baru
Memiliki dorongan berprestasi
Komitmen dengan apa yang dilakukan
Inisiatif
3
Optimisme, gigih
7
Memahami orang lain
Berusaha memberikan pelayanan
20 1
10 26
29, 22 21
terbaik bagi orang lain
Dapat memanfaatkan jaringan pertemanan,
4
25,28
6
Lampiran 1
Mampu membaca arus-arus emosi
17
sebuah kelompok 5.
Keterampilan
sosial
4
Memiliki kemampuan melakukan persuasi
Komunikatif
11
Dapat menjadi penengah dalam konflik
14
Membangun jaringan dengan teman
18
2
sebaya bekerjasama dengan teman sebaya
Bekerjasama dengan teman sebaya
27, 30
7
Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel X
A. INSTRUKSI Berilah tanda checklist (√) pada salah satu dari 4 kotak yang adik-adik anggap paling menggambarkan kondisi pribadi adik-adik. Tiap kotak tersebut berisi angka yang mengandung jawaban sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Tidak Setuju (TS) 4. Sangat Tidak Setuju (STS)
Contoh : Pernyataan
SS
S
TS
STS
√
Saya yakin Allah itu ada
Tidak ada jawaba BENAR dan SALAH, silahkan memilih sesuai dengan kondisi pribadi adik-adik. No 1.
Pernyataan Saya memiliki keyakinan terhadap apa yang agama ajarkan
2.
Saya tidak mengetahui jumlah surat yang ada di dalam al-Quran
3.
Rasulullah SAW adalah utusan Allah yang terakhir
4.
Saya mengerjakan solat wajib lima waktu
5.
Saya tidak mempercayai adanya kehidupan setelah kematian
6.
Saya selalu mencoba menjaga diri dari dosa kecil dan besar
7.
Saya percaya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah
8.
Saya puasa di bulan ramadan
SS
S
TS
STS
Lampiran 2 9.
Saya malas membaca kitab suci al-Quran
10.
Surga dan neraka hanyalah dongeng dari orang tua
11.
Saya selalu mencoba untuk membantu mereka yang membutuhkan bantuan
12.
Saya tidak tahu kapan Nabi Muhammad lahir
13.
Saya
percaya
melaksanakan
bahwa
saya
berkewajiban
ibadah
Haji
jika
saya
untuk mampu
melaksanakannya 14.
Setan selalu berusaha menggoda keimanan saya
15.
Solat tahajjud terasa begitu berat bagi saya
16.
Sulit bagi saya memaafkan orang lain yang menyakiti saya
17.
Saya mencoba untuk menghindari aktifitas apapun yang melukai orang lain
18.
Saya mengetahui rukun iman, rukun islam, dan dasardasar agama lainnya
19.
Seringkali saya berbohong demi kepuasan hati saya
20.
Saya selalu berusaha mengamalkan ajaran agama dalam seluruh hidup saya
21.
Saya merasa selalu diawasi oleh Allah
22.
Saya merasa mendapat teguran dari Allah atas kesalahan yang saya perbuat
23.
Saya tidak pernah mempercayai ramalan bintang
24.
Merupakan tugas saya untuk menghormati orang lain dan memberi mereka hak-hak mereka sesuai denga tuntutan agama
25.
Saya
terbiasa
menyisihkan
uang
jajan
untuk
bersedekah 26.
Ketika mendengar tilawah al-Quran saya merasa biasabiasa saja
27.
Khusu’dalam solat merupakan suatu hal yang sulit bagi saya
Lampiran 2 28.
Saya merasa bersalah ketika saya melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang agama Islam ajarkan
29.
Saya merasa senang dengan melihat orang lain mengikuti ajaran Islam
30.
Kadang saya merasa Allah tidak adil
Angket Uji Coba Variabel Y
B. INSTRUKSI Berilah tanda checklist (√) pada salah satu dari 4 kotak yang adik-adik anggap paling menggambarkan kondisi pribadi adik-adik. Tiap kotak tersebut berisi angka yang mengandung jawaban sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Tidak Setuju (TS) 4. Sangat Tidak Setuju (STS)
Contoh : Pernyataan
SS
Saya dapat menilai sifat baik dan buruk yang ada pada diri saya
S
TS
STS
√
Tidak ada jawaba BENAR dan SALAH, silahkan memilih sesuai dengan kondisi pribadi adik-adik.
No
Pernyataan
1.
Saya tidak mudah bergaul dengan teman yang baru saya kenal
2.
Ketika terjadi perdebatan diantara teman, saya tidak pernah berupaya memisahkannya
SS
S
TS
STS
Lampiran 2 3.
Saya segera bertanya ketika tidak mengerti penjelasan guru
4.
Saya merasa kesulitan membujuk teman melakukan sesuatu
5.
Perasaan saya mudah berubah-ubah
6.
Saya siap menerima resiko atas keputusan yang saya ambil
7.
Saya tetap berusaha sebaik mungkin meskipun banyak yang mengatakan bahwa saya tidak mampu
8.
Setelah saya marah, saya menyesal bahawa hal tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran agama
9.
Saya dapat bersabar meskipun saat ini saya ingin sekali marah
10.
Ada keinginan kuat dalam diri saya untuk terus meningkatkan prestasi
11.
Ketika
saya
berbicara
teman-teman
memperhatikan saya 12.
Saya tidak tahu apa sebenarnya kelebihan dalam diri saya
13.
Saya berusaha untuk selalu berkata jujur
14.
Ketika menghadapi kondisi pertengkaran saya akan mengajak teman-teman yang bertengkar untuk menenangkan diri telebih dahulu
15.
Saya merasa tenang dalam menyampaikan pendapat saya dihadapan teman-teman
16.
Saya tidak mengakui kesalahan yang saya perbuat
Lampiran 2 17.
Saya dapat merasakan jika semangat teman-teman sedang menurun
18.
Saya berteman dengan sisiwi dari berbagai macam kelas
19.
Saya memaksakan diri untuk melakukan sesuatu meskipun saya tidak mampu melakukannya
20.
Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
21.
Ketika saya menemukan seseorang yang membutuhkan
bantuan
saya
akan
membantunya 22.
Saya dapat merasakan kesedihan yang dirasakan orang lain
23.
Saya tidak pernah berpendapat didalam kelompok karena saya tidak yakin dengan pendapat saya sendiri
24.
Seringkali saya mengingkari janji yang telah saya perbuat
25
Ketika saya membutuhkan bantuan banyak teman yang mau menolong
26.
Seringkali saya menyerah mengerjakan sesuatu yang sulit
27.
Saya tidak dapat bekerja sama dalam kelompok
28.
Mengenal banyak teman sebaya membuat saya banyak memahami berbagi hal
29.
Saya
mendengarkan
dengan
seksama
apabila teman saya menceritakan masalah pribadinya 30.
Saya lebih memilih mengerjakan segala sesuatunya seorang diri
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Skala Religiusitas No
Dimensi
Indikator
Item +
1.
Keyakinan
Keyakinan terhadap Tuhan
3.
4.
Praktik agama
Pengalaman
Pengetahuan
Frekuensi ibadah
-
1,5
Kehidupan setelah kematian
2.
Jumlah
3 7
3
4
Membaca kitab suci
6
Ibadah malam hari
11
Ibadah puasa dan haji
10
Pengalaman responsif
16
Pengalaman yang memperkuat
14
Pengetahuan tentang ajaran dan
4 17, 15
4 ,13
4
dasar-dasar agama yang dianut Mengetahui isi kitab suci 5.
Pengamalan
Membantu sesama Jujur
2, 9 8
2 12
Lampiran 3
Skala Kecerdasan Emosional No
1.
Dimensi
Kesadaran diri
Indikator
Mengenali emosi diri sendiri dan
Item
Jumlah
+
-
7
4 4
efeknya
Keyakinan terhadap kemampuan diri
11
16
sendiri 2.
Pengaturan diri
Mampu mengontrol dan menahan emosi
8
6
yang mendesak
Memiliki sifat dapat dipercaya jujur dan
10
17
5
12
integritas
Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
3.
4.
Motivasi
Empati
Mampu menyesuaikan diri
13
Memiliki dorongan berprestasi
9
Komitmen dengan apa yang dilakukan
Inisiatif
2
Optimisme, gigih
6
Memahami orang lain
15
Berusaha memberikan pelayanan
14
4 19
4
terbaik bagi orang lain
Dapat memanfaatkan jaringan
18,21
pertemanan 5.
Keterampilan
sosial
Memiliki kemampuan melakukan
3
persuasi
Dapat menjadi penengah dalam konflik
Bekerjasama dengan teman sebaya
1 20, 22
4
Lampiran 4
Angket Sesudah Uji Coba Variabel X
A. INSTRUKSI Berilah tanda checklist (√) pada salah satu dari 4 kotak yang adik-adik anggap paling menggambarkan kondisi pribadi adik-adik. Tiap kotak tersebut berisi angka yang mengandung jawaban sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Tidak Setuju (TS) 4. Sangat Tidak Setuju (STS)
Contoh : Pernyataan
SS
S
TS
STS
√
Saya yakin Allah itu ada
Tidak ada jawaba BENAR dan SALAH, silahkan memilih sesuai dengan kondisi pribadi adik-adik. No 1.
Pernyataan Saya memiliki keyakinan terhadap apa yang agama ajarkan
2.
Saya tidak mengetahui jumlah surat yang ada di dalam al-Quran
3.
Saya mengerjakan solat wajib lima waktu
4.
Saya selalu mencoba menjaga diri dari dosa kecil dan besar
5.
Saya percaya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah
6.
Saya malas membaca kitab suci al-Quran
SS
S
TS
STS
Lampiran 4 7.
Surga dan neraka hanyalah dongeng dari orang tua
8.
Saya selalu mencoba untuk membantu mereka yang membutuhkan bantuan
9.
Saya tidak tahu kapan Nabi Muhammad lahir
10.
Saya
percaya
melaksanakan
bahwa
saya
berkewajiban
ibadah
Haji
jika
saya
untuk mampu
melaksanakannya 11.
Solat tahajjud terasa begitu berat bagi saya
12.
Seringkali saya berbohong demi kepuasan hati saya
13.
Saya selalu berusaha mengamalkan ajaran agama dalam seluruh hidup saya
14.
Saya merasa selalu diawasi oleh Allah
15.
Khusu’dalam solat merupakan suatu hal yang sulit bagi saya
16.
Saya merasa senang dengan melihat orang lain mengikuti ajaran Islam
17.
Kadang saya merasa Allah tidak adil
Angket Sesudah Uji Coba Variabel Y
B. INSTRUKSI Berilah tanda checklist (√) pada salah satu dari 4 kotak yang adik-adik anggap paling menggambarkan kondisi pribadi adik-adik. Tiap kotak tersebut berisi angka yang mengandung jawaban sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S)
Lampiran 4 3. Tidak Setuju (TS) 4. Sangat Tidak Setuju (STS)
Contoh : Pernyataan
SS
S
TS
STS
√
Saya dapat menilai sifat baik dan buruk yang ada pada diri saya
Tidak ada jawaba BENAR dan SALAH, silahkan memilih sesuai dengan kondisi pribadi adik-adik.
No
Pernyataan
1.
Ketika terjadi perdebatan diantara teman, saya tidak pernah berupaya memisahkannya
2.
Saya segera bertanya ketika tidak mengerti penjelasan guru
3.
Saya merasa kesulitan membujuk teman melakukan sesuatu
4.
Perasaan saya mudah berubah-ubah
5.
Saya siap menerima resiko atas keputusan yang saya ambil
6.
Saya tetap berusaha sebaik mungkin meskipun banyak yang mengatakan bahwa saya tidak mampu
7.
Setelah saya marah, saya menyesal bahawa hal tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran agama
8.
Saya dapat bersabar meskipun saat ini saya ingin sekali marah
9.
Ada keinginan kuat dalam diri saya untuk terus meningkatkan prestasi
SS
S
TS
STS
Lampiran 4 10.
Saya berusaha untuk sellau berkata jujur
11.
Saya merasa tenang dalam menyampaikan pendapat saya dihadapan teman-teman
12.
Saya tidak mengakui kesalahan yang saya perbuat
13.
Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
14.
Ketika saya menemukan seseorang yang membutuhkan
bantuan
saya
akan
membantunya 15.
Saya dapat merasakan kesedihan yang dirasakan orang lain
16.
Saya tidak pernah berpendapat didalam kelompok karena saya tidak yakin dengan pendapat saya sendiri
17.
Seringkali saya mengingkari janji yang telah saya perbuat
18.
Ketika saya membutuhkan bantuan banyak teman yang mau menolong
19.
Seringkali saya menyerah mengerjakan sesuatu yang sulit
20.
Saya tidak dapat bekerja sama dalam kelompok
21.
Mengenal banyak teman sebaya membuat saya banyak memahami berbagi hal
22.
Saya lebih memilih mengerjakan segala sesuatunya seorang diri
Lampiran 5 HASIL ANGKET VARIABEL X NAMA Ina Intan Raza Indra Setiawan Hedi Ayu Rahmi Aqila Egie Indriyati Hendi Yunan Devi Abbiyu Afif Dara Asy Syaffa Nur Mustika M. Syarifudin Odah
1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3
2 2 3 4 4 3 2 3 2 2 3 4 3 4 3 2 2 3 1 3 2
3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3
4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3
5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
6 2 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 1 4 3
7 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3
8 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2
9 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3
10 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3
11 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 4 2 3 2
12 3 3 2 4 2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3
13 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2
14 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3
15 2 3 3 4 1 3 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 2 2 4 2
16 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
17 1 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3
JUMLAH 49 59 58 65 45 57 59 60 57 55 68 46 67 59 60 61 60 48 65 46
Lampiran 6 HASIL ANGKET VARIABEL Y NAMA Ina Intan Raza Indra Setiawan Hedi Ayu Rahmi Aqila Egie Indriyati Hendi Yunan Devi Abbiyu Afif Dara Asy Syaffa Nur Mustika M. Syarifudin Odah
1 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 4 2 4 3 2 2 4 3 3 2
2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3
3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3
4 1 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 1 3
5 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3
6 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2
7 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3
8 1 3 3 1 3 4 3 2 2 3 4 3 4 4 2 2 4 2 4 2
9 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
10 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2
11 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3
12 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 2
13 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 2 2 3 3 3 2
14 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
15 1 3 4 4 1 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3
16 3 3 3 3 1 3 3 4 2 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3
17 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 1 3 3
18 3 3 4 4 1 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3
19 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 1 3 1
20 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 2
21 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3
22 JUMLAH 3 49 2 63 3 71 3 73 1 58 4 78 3 72 4 75 3 69 2 63 4 88 2 58 4 88 4 78 4 74 4 74 3 75 2 58 3 75 4 58
Lampiran 6
VALIDITAS VARIABEL X Correlations
no1 no1
Pearson Correlati on
1
Sig. (2tailed) N no2
,664
Sig. (2tailed)
,001
N no3
no5
**
,01 9
,179
,03 4
,001
,93 7
,450
20
20
1
no6 ,599
no7
no8
no9
no1 1
no1 2
no1 3
no1 4
**
,180
,151
,453
*
,25 4
,266
,007
,447
,525
,045
,28 1
20
20
20
20
20
**
,383
,026
**
,303
,257
,261
,88 6
,005
,195
,274
20
20
20
20
20
,16 2
,091
,12 7
,369
,383
,49 4
,703
,59 5
,109
,492
no1 0 ,584
,596
no1 5
no1 6
no1 7
no1 8
no1 9
no2 0
no2 1
no2 2
no2 3
no2 4
no2 5
no2 6
no2 7
no2 8
no2 9
no3 0
,027
,41 6
,110
,02 0
,024
,341
,137
total
,677 **
,255
,224
,285
,036
,303
,52 * 7
,02 9
,471
,001
,278
,343
,223
,880
,195
,01 7
,90 5
,911
,06 8
,643
,93 5
,919
,142
,565
,042
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,273
,05 2
,216
,610 **
,193
,062
,145
,103
,244
,22 7
,24 6
,077
,27 0
,191
,35 6
,210
,411
,107
,171
,459 *
,537
*
,394
,096
,027
,086
,006
,095
,915
,245
,82 7
,360
,004
,415
,794
,542
,664
,300
,33 7
,29 5
,748
,24 9
,421
,12 3
,373
,072
,652
,015
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,518 *
,073
,405
*
,228
,411
,054
,18 6
,176
,009
,207
,136
,374
,062
,311
,28 0
,07 3
,107
,36 8
,379
,07 8
,042
,019
,298
,320
*
20
20
20
20
20
20
,019
,162
1
,235
,22 6
,257
Sig. (2tailed)
,937
,494
,319
,33 7
,275
,019
,759
,077
,046
,333
,072
,821
,43 2
,459
,970
,381
,567
,104
,796
,182
,23 1
,75 9
,655
,11 0
,100
,74 3
,861
,937
,201
,169
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,638 **
,055
,561 *
,307
,608
,520 *
,414
,12 2
,098
,015
,039
,298
*
,241
,406
,18 0
,05 5
,162
,16 7
,530
*
,50 * 6
,304
,390
,441
,452
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,179
,091
,23 5
1
,13 6
,328
Sig. (2tailed)
,450
,703
,31 9
,56 7
,158
,002
,819
,010
,188
,004
,019
,069
,61 0
,680
,950
,872
,203
,038
,305
,076
,44 7
,81 9
,495
,48 1
,016
,02 3
,193
,089
,051
,009
N no5
**
no4
,664
no3
Pearson Correlati on
N no4
20
Pearson Correlati on
no2
**
,467
,571 **
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,034
,127
,22 6
,136
1
,152
,027
,216
,017
,109
,108
,036
,427
,54 * 0
,259
,246
,161
,299
,291
,032
,027
,37 5
,10 2
,432
,34 1
,148
,02 6
,304
,132
,094
,244
Sig. (2tailed)
,886
,595
,33 7
,567
,521
,910
,360
,945
,647
,650
,881
,060
,01 4
,271
,295
,497
,201
,212
,893
,910
,10 3
,67 0
,057
,14 2
,535
,91 3
,193
,579
,693
,299
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
N
20
Lampiran 6 no6
Pearson Correlati on
,599 **
,369
,25 7
,328
,15 2
Sig. (2tailed)
,005
,109
,27 5
,158
,52 1 20
**
N no7
no9
no1 0
no1 1
,052
,215
,67 6
20
20
20
**
,346
,277
,214
,010
,135
20
20
20
*
,291
1
20
20
20
,236
1
,157
,480
,518
,734
,508
,032
Sig. (2tailed)
,195
,096
,01 9
,002
,91 0
,317
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
,07 3
,055
,21 6
,111
,157
1
,291
,413
,013
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
**
,10 0
,15 7
,049
,37 0
,609 **
,32 3
,268
,303
,343
20
20
20
,142
,222
,119
,069
,549
,347
20
20
20
,055
,07 1
,355
,237
,819
,76 8
20
20
20
,448
,559
,534 *
,048
,010
20
20
1
,443
,462
,733
,692
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,121
,122
,112
,022
,373
,157
,04 7
,25 9
,069
,31 4
0,00 0
,22 0
,174
,399
,048
,416
,124
,612
,608
,637
,927
,105
,508
,84 3
,27 0
,772
,17 8
1,00 0
,35 2
,463
,081
,839
,068
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,394
,13 3
,348
,123
,091
,155
,418
,142
*
,02 1
,29 1
,272
,21 3
,688 **
,39 1
,041
,510
,507
,720
,015
,086
,57 5
,132
,606
,702
,513
,067
,549
,032
,93 1
,21 4
,246
,36 8
,001
,08 8
,862
,022
,023
,000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
,235
,04 7
,293
,275
,023
,235
*
,216
,311
,17 7
,07 3
,046
,25 3
,379
,03 3
,271
,395
,448
,737
,050
,024
,319
,84 5
,210
,241
,923
,319
,029
,361
,182
,45 6
,75 9
,848
,28 2
,100
,88 9
,247
,084
,048
,000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
,443
1
**
,443
,23 2
,512 *
,063
,124
,718
,561 *
,03 9
,24 4
,260
,16 3
,630 **
,18 1
,295
,650
,470
,807
,003
,050
,32 4
,021
,793
20
20
20
20
1
,162
,26 4
,249
*
,01 7
,436
Sig. (2tailed)
,266
,086
,07 7
,010
,94 5
,055
,032
,214
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,584
,596 **
,45 * 2
,307
,10 9
,477
,518
,562
,448
Sig. (2tailed)
,007
,006
,04 6
,188
,64 7
,034
,019
,010
,048
20
20
20
20
20
**
,10 8
,214
*
,471
20
,561
,520
,549
20
,40 5
,41 1
,45 4
20
,394
,026
,058
20
,261
,151
,03 6
20
Pearson Correlati on
20
,663
20
20
20
,48 2
,001
20
20
,42 5
,139
20
20
,036
,001
*
,195
20
Pearson Correlati on
,374
,477
,544
,252
20
,65 0
,194
,16 5
20
,004
,171
,004
20
,33 3
,142
,10 9
,508
,095
,17 8
,838
,641
,447
,430
,50 8
,36 0
Sig. (2tailed)
,47 * 0
,67 4
,819
,734
,104
,000
,75 9
,608
,16 7
,471
,084
,027
,22 8
,18 9
,210
,040
,274
**
*
**
,617
Sig. (2tailed)
*
,686
,396
,257
,480
,698
*
*
Pearson Correlati on
N no1 2
,414
,02 7
,383
20
,10 0
,366
,638
,180
,000
,290
,034
,51 * 8
20
,019
20
,055
,383
20
,441
20
20
20
**
20
20
20
20
,178
20
Pearson Correlati on
20
,007
,242
,303
N
,50 4
1,00 0
,641
*
,001
,214
20
**
,303
,169
,317
,477 *
20
N
,000
,314
,436
20
N
,15 9
**
,111
20
,492
**
,584
,236
Pearson Correlati on
N no8
1
*
,559
*
,562
*
*
**
,346
,366
,000
,135
,010
,050
20
20
20
20
20
20
20
,03 6
,242
,441
,277
,534
,503
,628
*
*
**
,503
,628
,499
,489
,480
*
*
*
**
**
**
*
,371
,601
,025
,107
,000
,010
,87 1
,30 0
,268
,49 3
,003
,44 5
,206
,002
,036
,000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,238
,141
,450
,557
,378
,245
,24 0
,06 9
,007
,18 5
,626
,31 1
,335
,205
,735
,630
*
*
**
**
**
*
**
**
**
Lampiran 6 Sig. (2tailed) N no1 3
,303
,052
,237
,015
,024
,003
,495
,26 1
,290
,311
,553
,047
,011
,100
,298
,30 7
,77 2
,976
,43 6
,003
,18 2
,148
,387
,000
,003
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
**
,290
,055
,394
,235
,443
,162
1
,20 8
,164
,411
,219
,256
,660
,448
,522 *
,18 0
,19 1
,520 *
,42 5
,530
*
,11 9
,047
,37 8
,490
,071
,354
,276
,002
,048
,018
,44 7
,41 9
,019
,06 2
,016
,61 8
,05 4
,414
,42 7
Sig. (2tailed)
,045
,245
,82 1
,069
,06 0
,001
,215
,819
,086
,319
,050
,495
,698
**
*
,453
,578
*
,155
,845
,045
,514
,008
**
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,254
,052
,18 6
,122
,54 * 0
,159
,100
,071
,133
,047
,232
,264
,208
1
,338
,077
,354
,404
,014
,207
,100
,17 0
,04 7
,044
,02 2
,046
,08 6
,211
,018
,123
,191
Sig. (2tailed)
,281
,827
,43 2
,610
,01 4
,504
,676
,768
,575
,845
,324
,261
,378
,145
,748
,126
,077
,954
,380
,676
,47 4
,84 4
,854
,92 6
,849
,71 9
,372
,940
,605
,421
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,171
,216
,17 6
,098
,25 9
,000
,414
,355
,348
,293
*
,249
,164
,33 8
1
,016
**
,067
,157
,336
,264
,47 * 2
,26 6
,194
,12 5
,206
,18 2
,076
,444 *
,194
Sig. (2tailed)
,471
,360
,45 9
,680
,27 1
1,00 0
,069
,124
,132
,210
,021
,290
,490
,14 5
,946
,003
,778
,509
,148
,261
,03 6
,25 6
,413
,59 9
,383
,44 1
,751
,050
,414
,010
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,677
,610 **
,00 9
,015
,24 6
**
,142
,121
,123
,275
,063
,238
,411
,07 7
,016
1
,246
,241
,371
,152
,142
,36 2
,05 4
,096
,44 * 8
0,00 0
,17 5
,183
,047
,170
,249
Sig. (2tailed)
,001
,004
,97 0
,950
,29 5
,007
,549
,612
,606
,241
,793
,311
,071
,74 8
,946
,295
,306
,107
,522
,549
,11 6
,82 2
,687
,04 7
1,00 0
,46 1
,439
,846
,474
,289
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,255
,193
,20 7
,039
,16 1
,314
,222
,122
,091
,023
,124
,141
,219
,35 4
,626 **
,246
1
,079
,062
,044
,074
,34 8
,31 4
,141
,47 * 5
,202
,42 2
,193
,013
,015
,217
Sig. (2tailed)
,278
,415
,38 1
,872
,49 7
,178
,347
,608
,702
,923
,601
,553
,354
,12 6
,003
,295
,740
,797
,854
,757
,13 3
,17 8
,553
,03 4
,392
,06 4
,414
,955
,949
,359
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,499
,450 *
,256
,40 4
,067
,241
,079
1
,143
**
,119
,18 7
,20 6
,368
,16 7
,290
,09 8
,336
*
,237
,431
,547
,009
,617
,43 0
,38 3
,111
,48 0
,214
,68 0
,147
,025
,315
,058
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
N no1 8
,88 1
,273
N no1 7
,019
*
N no1 6
,07 2
,453
N no1 5
,915
Pearson Correlati on
N no1 4
,525
**
,584
,512
,626
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,224
,062
,13 6
,298
,29 9
,169
,119
,112
,155
,235
Sig. (2tailed)
,343
,794
,56 7
,203
,20 1
,477
,617
,637
,513
,319
,025
,047
,276
,07 7
,778
,306
,740
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
N
*
20
,567
,498
,559 *
Lampiran 6 no1 9
Pearson Correlati on
,285
,145
,37 4
Sig. (2tailed)
,223
,542
N no2 0
,022
,418
,21 2
,001
,040
,927
,489
,660 **
,01 4
,157
,371
,062
,143
,107
,011
,002
,95 4
,509
,107
,797
,547
20
20
20
20
20
20
20
20
,448
*
,20 7
,336
,152
,044
,371
,067
,029
20
20
20
20
20
20
,036
,103
,06 2
,241
,03 2
,210
,396
,373
,142
,216
Sig. (2tailed)
,880
,664
,79 6
,305
,89 3
,374
,084
,105
,549
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,303
,244
,31 1
,406
,02 7
,471
,733 **
,157
Sig. (2tailed)
,195
,300
,18 2
,076
,91 0
,036
,000
20
20
20
20
20
20
*
,557
*
20
,480
,718
*
*
,00 9
,02 2
,258
,24 6
,293
,040
,96 9
,92 7
,272
20
20
20
20
20
**
,247
1
**
,15 9
,006
,567
1
,247
**
,378
,361
,000
,100
,048
,38 0
,148
,522
,854
,009
,293
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
,10 0
,264
,142
,074
,119
,462
,594
*
,311
,508
,032
20
20
,561
,522
,462
**
,20 9
,205
,118
,418
,29 6
,001
,37 7
,387
,622
,067
,002
20
20
20
20
20
20
20
20
,37 3
,349
,04 4
,452
*
,04 3
,120
,50 4
,10 5
,131
,85 4
,045
,85 8
20
20
20
20
20
20
1
,10 0
,31 4
,147
,22 2
,730
,67 4
,17 7
,537
,594
,675
,575
,641 **
,552
**
,142
,615
,008
,549
,012
20
20
20
20
20
**
,32 3
,000
,303
,206
,34 7
,000
,16 5
1,00 0
,195
,385
,004
*
,615
*
,245
,182
,010
,298
,018
,67 6
,261
,549
,757
,617
,040
,006
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,472 *
,362
,348
,187
,009
,159
,100
1
,11 0
,152
,34 8
,122
,25 5
,094
,042
,021
,199
,64 4
,522
,13 3
,609
,27 8
,693
,859
,931
,400
20
20
20
20
20
20
20
20
*
,12 2
,359
,22 0
,221
,542 *
,113
,340
,016
,60 8
,121
,35 2
,348
,014
,635
,142
20
20
20
**
,070
,282
*
**
**
Pearson Correlati on
,527 *
,227
,28 0
,180
,37 5
,189
,100
,047
,021
,177
,039
,240
,180
,17 0
Sig. (2tailed)
,017
,337
,23 1
,447
,10 3
,425
,674
,843
,931
,456
,871
,307
,447
,47 4
,036
,116
,133
,430
,969
,504
,674
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,029
,246
,07 3
,055
,10 2
,167
,157
,259
,291
,073
,244
,069
,191
,04 7
,266
,054
,314
,206
,022
,373
,314
,11 0
1
Sig. (2tailed)
,905
,295
,75 9
,819
,67 0
,482
,508
,270
,214
,759
,300
,772
,419
,84 4
,256
,822
,178
,383
,927
,105
,177
,64 4
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
,04 4
,194
,096
,141
,368
,258
,349
,147
,15 2
,53 * 1
1
,29 3
,268
,31 1
,158
,21 0
,253
,18 2
,507
,001
,768
,228
,531
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,027
,077
,10 7
,162
,43 2
,104
,049
,069
,272
,046
,260
,007
Sig. (2tailed)
,911
,748
,65 5
,495
,05 7
,663
,838
,772
,246
,848
,268
,976
,019
,85 4
,413
,687
,553
,111
,272
,131
,537
,52 2
,01 6
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,416
,270
,36 8
,167
,34 1
,470
,370
,314
,213
,253
,163
,185
,425
,02 2
,125
,448
,475
,167
,246
,044
,222
,34 8
,12 2
,293
1
,270
,37 4
,104
,148
,213
,073
N no2 5
*
20
N no2 4
,038
,462
**
20
N no2 3
,10 4
,686
20
N no2 2
,29 1
Pearson Correlati on
N no2 1
*
,467
Pearson Correlati on
*
,520
*
*
,685
Lampiran 6 Sig. (2tailed) N no2 6
,036
,109
,178
,368
,282
,493
,436
,062
,92 6
,599
,047
,034
,480
,296
,854
,347
,13 3
,60 8
,210
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
,14 8
,430
,609 **
0,00 0
,688
,630
,626
,530
*
,04 6
,206
0,00 0
,202
,290
,675
,452
,730 **
,12 2
,35 9
20
,110
,191
,37 9
,530
Sig. (2tailed)
,643
,421
,10 0
,016
,53 5
,058
,004
,250
,10 4
,662
,534
,368
,759
20
20
20
20
20
20
20
,268
,27 0
1
,39 3
,429
,331
,563
,750
,08 7
,059
,153
,010
,000
**
,379
1,00 0
,001
,100
,003
,003
,016
,84 9
,383
1,00 0
,392
,214
,001
,045
,000
,60 9
,12 1
,253
,25 0
**
**
**
*
**
**
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,020
,356
,07 8
,506 *
,02 6
,178
,323
,220
,391
,033
,181
,311
,119
,08 6
,182
,175
,422
,098
,209
,043
,323
,25 5
,22 0
,311
,37 4
,393
1
,043
,111
,243
,253
Sig. (2tailed)
,935
,123
,74 3
,023
,91 3
,454
,165
,352
,088
,889
,445
,182
,618
,71 9
,441
,461
,064
,680
,377
,858
,165
,27 8
,35 2
,182
,10 4
,087
,856
,642
,301
,282
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,024
,210
,04 2
,304
,30 4
,142
,268
,174
,041
,271
,295
,335
,047
,21 1
,076
,183
,193
,336
,205
,120
,000
,09 4
,22 1
,158
,10 4
,429
,04 3
1
,219
,386
,323
Sig. (2tailed)
,919
,373
,86 1
,193
,19 3
,549
,252
,463
,862
,247
,206
,148
,845
,37 2
,751
,439
,414
,147
,387
,615
1,00 0
,69 3
,34 8
,507
,66 2
,059
,85 6
,353
,093
,165
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,341
,411
,01 9
,390
,13 2
,171
,303
,399
,453
*
,01 8
,444 *
,047
,013
**
,303
,04 2
,54 * 2
,685 **
,14 8
,331
,11 1
,219
1
,261
Sig. (2tailed)
,142
,072
,93 7
,089
,57 9
,471
,195
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,137
,107
,29 8
,441
,09 4
Sig. (2tailed)
,565
,652
,20 1
,051
N tota l
,14 2
20
N no3 0
,481
20
N no2 9
,11 0
20
N no2 8
,249
Pearson Correlati on
N no2 7
,068
20
20
20
20
Pearson Correlati on
,459
,537 *
,32 0
,571
Sig. (2tailed)
,042
,015
20
20
N
*
,510 *
,395
,081
,022
20
20
,194
,343
,048
,69 3
,413
,139
20
20
20
,544
,692 **
,416
,650 **
,205
,084
,002
,387
,045
,94 0
,050
,846
20
20
20
20
20
20
20
,507
,448
,470
,735 **
,155
,12 3
,839
,023
,048
,036
,000
,514
20
20
20
20
20
,720
,737
,807
*
*
*
,498
,575
*
,118
,955
,025
,622
,008
,195
,85 9
,01 4
,001
,53 4
,153
,64 2
,353
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,194
,170
,015
,237
,418
,142
,206
,02 1
,11 3
,070
,21 3
,563 **
,24 3
,60 5
,414
,474
,949
,315
,067
,549
,385
,93 1
,63 5
,768
,36 8
,010
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,630
,578 **
,19 1
,559 *
,249
,217
,431
,641
,552
,615 **
,19 9
,34 0
,282
,07 3
,002
20
20
20
,386
,261
1
,30 1
,093
,266
20
20
20
20
20
,750 **
,25 3
,323
,647
,533
,16 9
,009
,29 9
,013
,001
,068
,000
,000
,000
,003
,008
,42 1
,010
,289
,359
,058
,002
,012
,004
,40 0
,14 2
,228
,75 9
,000
,28 2
,165
,002
,015
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
**
**
**
**
*
**
,533 *
,015
,24 4
**
**
,266
**
*
,647
*
20 1
20
Lampiran 6
VALIDITAS VARIABEL Y Correlations
no1
Pearson Correlat ion
no3
no4
no5
no1 1
no1 2
no1 3
no1 4
no1 5
no1 6
no1 7
no1 8
no1 9
no2 0
no2 1
no2 2
no2 3
no2 4
no2 5
no2 6
no2 7
no2 8
no2 9
no3 0
juml ah
,05 8
,09 7
,12 4
,50 * 0
,14 3
,09 7
,11 0
,28 6
,21 3
,01 9
,23 8
0,0 00
,04 8
,09 5
,40 0
,13 9
,15 3
,21 5
,01 7
,28 6
,25 7
,34 9
,240
,23 2
,81 0
,68 5
,60 1
,02 5
,54 8
,68 5
,64 3
,22 2
,36 6
,93 5
,31 2
1,0 00
,84 2
,69 0
,08 1
,56 0
,51 9
,36 3
,94 3
,22 2
,27 5
,13 2
,309
no2
no3
no4
no5
no6
no7
no8
no9
1
,13 3
,04 8
,48 * 5
,06 9
,11 5
,11 9
,28 0
,57 5
,84 2
,03 0
,77 1
,62 9
,61 6
Sig. (2tailed) no2
no1 0
no1
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,13 3
1
,28 6
,06 0
,39 9
,46 * 9
,16 6
,45 * 0
,26 2
,30 1
,54 * 2
,14 6
,62 ** 8
,04 6
,15 9
,63 ** 5
,31 2
,59 ** 1
,51 * 4
,38 2
,05 7
,16 0
,09 6
,10 0
,22 1
,52 * 7
,10 2
,14 2
,00 9
,08 4
,462
Sig. (2tailed)
,57 5
,22 2
,80 0
,08 1
,03 7
,48 4
,04 7
,26 4
,19 7
,01 4
,54 0
,00 3
,84 6
,50 3
,00 3
,18 1
,00 6
,02 0
,09 6
,81 1
,50 1
,68 8
,67 5
,35 0
,01 7
,66 9
,55 2
,97 1
,72 6
,040
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,12 2
,42 9
,14 5
,16 6
,51 * 4
,64 ** 0
,05 8
,14 3
,23 9
,42 9
,47 * 5
,40 0
,72 ** 8
,57 ** 5
,74 ** 3
,56 * 1
,28 6
,33 0
,66 ** 6
,711
20
Pearson Correlat ion
,04 8
,28 6
Sig. (2tailed)
,84 2
,22 2
N
20
20
Pearson Correlat ion
,48 * 5
Sig. (2tailed)
*
,29 1
,41 6
,17 3
,64 ** 5
,58 ** 2
,25 9
,72 ** 5
,26 7
,21 3
,06 8
,46 7
,00 2
,00 7
,27 1
,00 0
,25 6
,61 0
,05 9
,54 2
,48 5
,02 0
,00 2
,80 7
,54 8
,31 0
,05 9
,03 4
,08 1
,00 0
,00 8
,00 0
,01 0
,22 2
,15 5
,00 1
,000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,06 0
,29 1
1
,47 * 5
,11 2
,13 4
,25 8
,53 * 4
,37 8
,30 0
,57 ** 8
,05 8
,09 4
,32 4
,43 3
,32 7
,05 2
,17 5
,19 5
,40 7
,36 4
,59 ** 1
,45 * 8
,35 6
,44 * 8
,47 * 7
,20 0
,24 2
,59 ** 6
,668
,03 0
,80 0
,21 3
,03 5
,63 7
,57 2
,27 2
,01 5
,10 1
,19 9
,00 8
,80 7
,69 2
,16 3
,05 7
,15 9
,82 7
,46 2
,41 1
,07 5
,11 5
,00 6
,04 2
,12 3
,04 8
,03 3
,39 8
,30 4
,00 6
,001
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,06 9
,39 9
,41 6
,47 * 5
1
,20 1
,08 4
,50 * 8
,13 8
,57 ** 0
,65 ** 3
,47 * 2
,20 8
,25 3
,21 7
,23 3
,54 * 2
,05 1
,31 2
,26 1
,20 8
,65 ** 1
,43 3
,51 * 5
,38 5
,54 * 8
,52 * 0
,39 9
,19 2
,44 3
,606
Sig. (2tailed)
,77 1
,08 1
,06 8
,03 5
,39 5
,72 6
,02 2
,56 1
,00 9
,00 2
,03 6
,37 9
,28 1
,35 8
,32 3
,01 3
,83 1
,18 0
,26 6
,37 9
,00 2
,05 7
,02 0
,09 3
,01 2
,01 9
,08 1
,41 7
,05 0
,005
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
1
20
*
*
*
*
*
*
Lampiran 6 no6
no7
no8
no9
no10
no11
no12
Pearson Correlat ion
,11 5
,46 * 9
,17 3
,11 2
,20 1
Sig. (2tailed)
,62 9
,03 7
,46 7
,63 7
,39 5
N
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,11 9
,16 6
,64 ** 5
,13 4
Sig. (2tailed)
,61 6
,48 4
,00 2
N
20
20
Pearson Correlat ion
,28 0
Sig. (2tailed)
,41 6
,50 * 0
,37 5
,38 5
,41 2
,19 6
,51 * 8
,66 ** 5
,48 * 0
,46 * 9
,25 3
,45 * 0
,17 3
,57 ** 7
,34 5
,25 3
,22 1
,20 1
,38 9
,33 5
,24 6
,19 3
,02 7
,25 3
,536
,06 8
,02 5
,10 3
,09 4
,07 1
,40 8
,01 9
,00 1
,03 2
,03 7
,28 2
,04 7
,46 7
,00 8
,13 6
,28 3
,35 0
,39 5
,09 0
,14 9
,29 5
,41 5
,91 1
,28 3
,015
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,08 4
,41 6
1
,24 0
,06 9
,37 8
,19 8
,10 2
,35 8
,34 9
,03 3
,51 * 0
,33 3
,09 9
,07 2
,24 0
,35 8
,29 6
,52 * 2
,23 0
,62 ** 3
,61 ** 2
,38 4
,10 9
,01 1
,48 * 7
,523
,57 2
,72 6
,06 8
,30 8
,77 2
,10 0
,40 2
,67 0
,12 1
,13 1
,88 9
,02 2
,15 2
,67 7
,76 4
,30 8
,12 1
,20 5
,01 8
,33 0
,00 3
,00 4
,09 5
,64 8
,96 3
,03 0
,018
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,45 * 0
,58 ** 2
,25 8
,50 * 8
,50 * 0
,24 0
1
,50 * 0
,63 ** 0
,43 9
,05 5
,58 ** 2
,15 7
,54 * 0
,34 6
,26 8
,26 8
,06 5
,43 3
,19 4
,28 4
,06 7
,43 3
,33 3
,57 ** 8
,39 2
,39 8
,52 * 8
,28 4
,625
,23 2
,04 7
,00 7
,27 2
,02 2
,02 5
,30 8
,02 5
,00 3
,05 3
,81 8
,00 7
,50 8
,01 4
,13 5
,25 2
,25 2
,78 7
,05 7
,41 3
,22 5
,77 8
,05 7
,15 1
,00 8
,08 7
,08 2
,01 7
,22 5
,003
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,05 8
,26 2
,25 9
,53 * 4
,13 8
,37 5
,06 9
,50 * 0
1
,38 5
,02 6
,04 9
,51 * 8
,22 8
,58 ** 0
,33 1
,04 2
,45 * 0
,17 3
,65 ** 0
,51 * 8
,08 0
,01 4
,23 9
,11 1
,39 5
,49 * 2
,26 2
,42 5
,08 0
,609
Sig. (2tailed)
,81 0
,26 4
,27 1
,01 5
,56 1
,10 3
,77 2
,02 5
,09 4
,91 4
,83 8
,01 9
,33 5
,00 7
,15 4
,86 0
,04 7
,46 7
,00 2
,01 9
,73 6
,95 4
,31 1
,64 1
,08 5
,02 7
,26 4
,06 2
,73 6
,004
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,09 7
,30 1
,72 ** 5
,37 8
,57 ** 0
,38 5
,37 8
,63 ** 0
,38 5
1
,19 5
,16 4
,58 ** 0
,11 8
,43 7
,53 * 3
,44 * 9
,02 4
,14 5
,36 4
,58 ** 0
,75 ** 3
,39 4
,59 ** 1
,60 ** 7
,72 ** 4
,72 ** 4
,64 ** 9
,31 3
,56 * 0
,827
Sig. (2tailed)
,68 5
,19 7
,00 0
,10 1
,00 9
,09 4
,10 0
,00 3
,09 4
,41 0
,48 8
,00 7
,62 1
,05 4
,01 6
,04 7
,92 1
,54 2
,11 5
,00 7
,00 0
,08 6
,00 6
,00 5
,00 0
,00 0
,00 2
,18 0
,01 0
,000
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,12 4
,54 * 2
,26 7
,30 0
,65 ** 3
,41 2
,19 8
,43 9
,02 6
,19 5
1
,43 9
,05 3
,02 2
,19 8
,45 * 6
,48 * 2
,22 2
,48 * 0
,08 9
,05 3
,44 * 7
,48 * 2
,12 4
,44 * 7
,40 3
,01 9
,15 8
,18 9
,37 6
,437
Sig. (2tailed)
,60 1
,01 4
,25 6
,19 9
,00 2
,07 1
,40 2
,05 3
,91 4
,41 0
,05 3
,82 3
,92 8
,40 3
,04 3
,03 1
,34 8
,03 2
,70 8
,82 3
,04 8
,03 1
,60 2
,04 8
,07 8
,93 7
,50 6
,42 5
,10 2
,054
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,50 * 0
,14 6
,12 2
,57 ** 8
,47 * 2
,19 6
,10 2
,05 5
,04 9
,16 4
,43 9
1
,28 4
,32 9
,09 4
,34 0
,54 * 5
,38 0
,36 5
,13 6
,28 4
,45 * 9
,50 * 2
,35 4
,19 6
,21 1
,27 5
,17 8
,03 1
,29 7
,350
1
*
*
*
*
*
*
*
*
Lampiran 6
no13
no14
no15
no16
no17
no18
Sig. (2tailed)
,02 5
,54 0
,61 0
,00 8
,03 6
,40 8
,67 0
,81 8
,83 8
,48 8
,05 3
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,14 3
,62 ** 8
,42 9
,05 8
,20 8
,51 * 8
,35 8
,58 ** 2
,51 * 8
,58 ** 0
Sig. (2tailed)
,54 8
,00 3
,05 9
,80 7
,37 9
,01 9
,12 1
,00 7
,01 9
N
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,09 7
,04 6
,14 5
,09 4
,25 3
,66 ** 5
,34 9
Sig. (2tailed)
,68 5
,84 6
,54 2
,69 2
,28 1
,00 1
N
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,11 0
,15 9
,16 6
,32 4
Sig. (2tailed)
,64 3
,50 3
,48 5
N
20
20
Pearson Correlat ion
,28 6
Sig. (2tailed)
,22 6
,15 7
,69 3
,14 2
,01 3
,09 9
,11 4
,56 9
,22 6
,04 2
,02 4
,12 6
,40 8
,37 2
,24 1
,45 2
,89 6
,20 4
,130
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,05 3
,28 4
1
,29 0
,49 * 7
,40 0
,05 8
,64 ** 0
0,0 00
,71 ** 7
,28 6
,09 5
,17 1
,31 2
,11 5
,54 * 5
,45 * 9
,28 6
,33 0
0,0 00
,589
,00 7
,82 3
,22 6
,21 5
,02 6
,08 1
,80 7
,00 2
1,0 00
,00 0
,22 2
,69 0
,47 0
,18 0
,62 9
,01 3
,04 2
,22 2
,15 5
1,0 00
,006
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,15 7
,22 8
,11 8
,02 2
,32 9
,29 0
1
,40 4
,04 6
,56 ** 7
,37 8
,14 5
,48 * 5
,14 5
,27 0
,04 6
,27 4
,02 3
,02 0
,00 0
,07 0
,02 2
,01 9
,172
,13 1
,50 8
,33 5
,62 1
,92 8
,15 7
,21 5
,07 8
,84 6
,00 9
,10 1
,54 2
,03 0
,54 2
,24 9
,84 6
,24 2
,92 2
,93 3
1,0 00
,77 1
,92 6
,93 6
,468
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,21 7
,48 * 0
,03 3
,54 * 0
,58 ** 0
,43 7
,19 8
,09 4
,49 * 7
,40 4
1
,15 9
,18 9
,21 6
,33 1
,55 * 5
,49 * 7
,17 7
,02 7
,38 6
,08 0
,27 6
,47 * 3
,68 ** 9
,71 ** 5
,04 4
,16 3
,35 8
,03 2
,88 9
,01 4
,00 7
,05 4
,40 3
,69 3
,02 6
,07 8
,50 3
,42 5
,36 0
,15 3
,01 1
,02 6
,45 7
,91 2
,09 3
,73 7
,23 9
,03 5
,00 1
,00 0
,85 3
,010
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,63 ** 5
,51 * 4
,43 3
,23 3
,46 * 9
,51 * 0
,34 6
,33 1
,53 * 3
,45 * 6
,34 0
,40 0
,04 6
,15 9
1
,49 * 8
,21 9
,51 * 4
,09 6
,28 6
,46 * 4
,64 ** 4
,18 3
,68 ** 0
,68 ** 5
,26 5
,04 1
,00 9
,54 * 0
,688
,22 2
,00 3
,02 0
,05 7
,32 3
,03 7
,02 2
,13 5
,15 4
,01 6
,04 3
,14 2
,08 1
,84 6
,50 3
,02 6
,35 4
,02 0
,68 9
,22 2
,03 9
,00 2
,44 0
,00 1
,00 1
,25 9
,86 3
,97 1
,01 4
,001
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,21 3
,31 2
,64 ** 0
,32 7
,54 * 2
,25 3
,33 3
,26 8
,04 2
,44 * 9
,48 * 2
,54 * 5
,05 8
,56 ** 7
,18 9
,49 * 8
1
,13 7
,40 7
,19 5
,05 8
,56 ** 5
,52 * 6
,55 * 9
,58 ** 1
,60 ** 1
,27 0
,17 2
,11 7
,48 * 8
,437
Sig. (2tailed)
,36 6
,18 1
,00 2
,15 9
,01 3
,28 2
,15 2
,25 2
,86 0
,04 7
,03 1
,01 3
,80 7
,00 9
,42 5
,02 6
,56 3
,07 5
,41 1
,80 7
,00 9
,01 7
,01 0
,00 7
,00 5
,25 0
,46 8
,62 5
,02 9
,054
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,01 9
,59 ** 1
,05 8
,05 2
,05 1
,45 * 0
,09 9
,26 8
,45 * 0
,02 4
,22 2
,38 0
,64 ** 0
,37 8
,21 6
,21 9
,13 7
1
,17 5
,58 ** 4
,05 8
,28 7
,31 2
,11 9
,07 5
,11 7
,06 2
,20 0
,11 7
,13 2
,201
Sig. (2tailed)
,93 5
,00 6
,80 7
,82 7
,83 1
,04 7
,67 7
,25 2
,04 7
,92 1
,34 8
,09 9
,00 2
,10 1
,36 0
,35 4
,56 3
,46 2
,00 7
,80 7
,22 1
,18 1
,61 8
,75 3
,62 3
,79 4
,39 8
,62 5
,58 0
,396
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
*
,562
*
*
*
*
Lampiran 6 no19
no20
no21
no22
no23
no24
no25
Pearson Correlat ion
,23 8
,51 * 4
,14 3
,17 5
,31 2
,17 3
,07 2
,06 5
,17 3
,14 5
,48 * 0
,36 5
0,0 00
,14 5
,33 1
,51 * 4
,40 7
,17 5
Sig. (2tailed)
,31 2
,02 0
,54 8
,46 2
,18 0
,46 7
,76 4
,78 7
,46 7
,54 2
,03 2
,11 4
1,0 00
,54 2
,15 3
,02 0
,07 5
,46 2
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
0,0 00
,38 2
,23 9
,19 5
,26 1
,57 ** 7
,24 0
,43 3
,65 ** 0
,36 4
,08 9
,13 6
,71 ** 7
,48 * 5
,55 * 5
,09 6
,19 5
Sig. (2tailed)
1,0 00
,09 6
,31 0
,41 1
,26 6
,00 8
,30 8
,05 7
,00 2
,11 5
,70 8
,56 9
,00 0
,03 0
,01 1
,68 9
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,04 8
,05 7
,42 9
,40 7
,20 8
,34 5
,35 8
,19 4
,51 * 8
,58 ** 0
,05 3
,28 4
,28 6
,14 5
Sig. (2tailed)
,84 2
,81 1
,05 9
,07 5
,37 9
,13 6
,12 1
,41 3
,01 9
,00 7
,82 3
,22 6
,22 2
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,09 5
,16 0
,47 * 5
,36 4
,65 ** 1
,25 3
,29 6
,28 4
,08 0
,75 ** 3
,44 * 7
Sig. (2tailed)
,69 0
,50 1
,03 4
,11 5
,00 2
,28 3
,20 5
,22 5
,73 6
,00 0
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,40 0
,09 6
,40 0
,59 ** 1
,43 3
,22 1
,52 * 2
,06 7
Sig. (2tailed)
,08 1
,68 8
,08 1
,00 6
,05 7
,35 0
,01 8
N
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,13 9
,10 0
,72 ** 8
,45 * 8
,51 * 5
Sig. (2tailed)
,56 0
,67 5
,00 0
,04 2
N
20
20
20
Pearson Correlat ion
,15 3
,22 1
,57 ** 5
,12 0
,14 3
,38 0
,40 0
,10 4
,46 * 0
,24 8
,15 3
,28 6
,33 0
,47 * 5
,226
,61 6
,54 8
,09 8
,08 1
,66 2
,04 1
,29 2
,52 0
,22 2
,15 5
,03 4
,338
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,58 ** 4
,12 0
1
,47 * 8
,08 0
,19 1
,17 4
0,0 00
,33 2
,51 * 2
,28 7
,27 6
0,0 00
,561
,41 1
,00 7
,61 6
,03 3
,73 9
,42 0
,46 3
1,0 00
,15 3
,02 1
,22 0
,23 9
1,0 00
,010
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,49 * 7
,28 6
,05 8
,05 8
,14 3
,47 * 8
1
,38 0
,28 6
,41 6
,23 0
,24 8
,86 ** 6
,51 * 4
,11 0
,28 5
,630
,54 2
,02 6
,22 2
,80 7
,80 7
,54 8
,03 3
,09 8
,22 2
,06 8
,32 9
,29 2
,00 0
,02 0
,64 4
,22 3
,003
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,45 * 9
,09 5
,27 0
,17 7
,46 * 4
,56 ** 5
,28 7
,38 0
,08 0
,38 0
1
,67 ** 7
,31 9
,78 ** 1
,64 ** 0
,44 1
,61 ** 6
,13 2
,62 ** 0
,656
,04 8
,04 2
,69 0
,24 9
,45 7
,03 9
,00 9
,22 1
,09 8
,73 9
,09 8
,00 1
,17 1
,00 0
,00 2
,05 2
,00 4
,58 0
,00 4
,002
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,01 4
,39 4
,48 * 2
,50 * 2
,17 1
,04 6
,02 7
,64 ** 4
,52 * 6
,31 2
,40 0
,19 1
,28 6
,67 ** 7
1
,23 3
,79 ** 1
,58 ** 2
,30 6
,14 2
,09 7
,75 ** 3
,558
,77 8
,95 4
,08 6
,03 1
,02 4
,47 0
,84 6
,91 2
,00 2
,01 7
,18 1
,08 1
,42 0
,22 2
,00 1
,32 3
,00 0
,00 7
,19 0
,55 2
,68 5
,00 0
,010
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,20 1
,23 0
,43 3
,23 9
,59 ** 1
,12 4
,35 4
,31 2
,27 4
,38 6
,18 3
,55 * 9
,11 9
,10 4
,17 4
,41 6
,31 9
,23 3
1
,11 7
,53 * 4
,66 ** 8
,43 3
,52 * 9
,38 8
,588
,02 0
,39 5
,33 0
,05 7
,31 1
,00 6
,60 2
,12 6
,18 0
,24 2
,09 3
,44 0
,01 0
,61 8
,66 2
,46 3
,06 8
,17 1
,32 3
,62 2
,01 5
,00 1
,05 7
,01 7
,09 1
,006
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,35 6
,38 5
,38 9
,62 ** 3
,33 3
,11 1
,60 ** 7
,44 * 7
,19 6
,11 5
,02 3
,08 0
,68 ** 0
,58 ** 1
,07 5
,46 * 0
0,0 00
,23 0
,78 ** 1
,79 ** 1
,11 7
1
,70 ** 2
,24 6
,22 1
,07 1
,78 ** 1
,618
1
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Lampiran 6
no26
no27
no28
no29
no30
juml ah
Sig. (2tailed)
,51 9
,35 0
,00 8
,12 3
,09 3
,09 0
,00 3
,15 1
,64 1
,00 5
,04 8
,40 8
,62 9
,92 2
,73 7
,00 1
,00 7
,75 3
,04 1
1,0 00
,32 9
,00 0
,00 0
,62 2
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,21 5
,52 * 7
,74 ** 3
,44 * 8
,54 * 8
,33 5
,61 ** 2
,57 ** 8
,39 5
,72 ** 4
,40 3
,21 1
,54 * 5
,02 0
,27 6
,68 ** 5
,60 ** 1
,11 7
,24 8
,33 2
,24 8
,64 ** 0
,58 ** 2
Sig. (2tailed)
,36 3
,01 7
,00 0
,04 8
,01 2
,14 9
,00 4
,00 8
,08 5
,00 0
,07 8
,37 2
,01 3
,93 3
,23 9
,00 1
,00 5
,62 3
,29 2
,15 3
,29 2
,00 2
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,01 7
,10 2
,56 * 1
,47 * 7
,52 * 0
,24 6
,38 4
,39 2
,49 * 2
,72 ** 4
,01 9
,27 5
,45 * 9
,00 0
,47 * 3
,26 5
,27 0
,06 2
,15 3
,51 * 2
Sig. (2tailed)
,94 3
,66 9
,01 0
,03 3
,01 9
,29 5
,09 5
,08 7
,02 7
,00 0
,93 7
,24 1
,04 2
1,0 00
,03 5
,25 9
,25 0
,79 4
,52 0
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,28 6
,14 2
,28 6
,20 0
,39 9
,19 3
,10 9
,39 8
,26 2
,64 ** 9
,15 8
,17 8
,28 6
,07 0
,68 ** 9
,04 1
,17 2
Sig. (2tailed)
,22 2
,55 2
,22 2
,39 8
,08 1
,41 5
,64 8
,08 2
,26 4
,00 2
,50 6
,45 2
,22 2
,77 1
,00 1
,86 3
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,25 7
,00 9
,33 0
,24 2
,19 2
,02 7
,01 1
,52 * 8
,42 5
,31 3
,18 9
,03 1
,33 0
,02 2
Sig. (2tailed)
,27 5
,97 1
,15 5
,30 4
,41 7
,91 1
,96 3
,01 7
,06 2
,18 0
,42 5
,89 6
,15 5
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,34 9
,08 4
,66 ** 6
,59 ** 6
,44 3
,25 3
,48 * 7
,28 4
,08 0
,56 * 0
,37 6
Sig. (2tailed)
,13 2
,72 6
,00 1
,00 6
,05 0
,28 3
,03 0
,22 5
,73 6
,01 0
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlat ion
,24 0
,46 * 2
,71 ** 1
,66 ** 8
,60 ** 6
,53 * 6
,52 * 3
,62 ** 5
Sig. (2tailed)
,30 9
,04 0
,00 0
,00 1
,00 5
,01 5
,01 8
N
20
20
20
20
20
20
20
,00 1
,29 5
,35 0
,76 7
,00 0
,004
20
20
20
20
20
20
20
,53 * 4
,70 ** 2
1
,47 * 7
,32 9
,35 9
,57 ** 4
,837
,00 7
,01 5
,00 1
,03 3
,15 7
,12 0
,00 8
,000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,86 ** 6
,44 1
,30 6
,66 ** 8
,24 6
,47 * 7
1
,55 * 0
,19 6
,30 5
,729
,02 1
,00 0
,05 2
,19 0
,00 1
,29 5
,03 3
,01 2
,40 7
,19 1
,000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,20 0
,28 6
,28 7
,51 * 4
,61 ** 6
,14 2
,43 3
,22 1
,32 9
,55 * 0
1
,62 ** 5
,08 4
,494
,46 8
,39 8
,22 2
,22 0
,02 0
,00 4
,55 2
,05 7
,35 0
,15 7
,01 2
,00 3
,72 6
,027
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,71 ** 5
,00 9
,11 7
,11 7
,33 0
,27 6
,11 0
,13 2
,09 7
,52 * 9
,07 1
,35 9
,19 6
,62 ** 5
1
,01 5
,373
,92 6
,00 0
,97 1
,62 5
,62 5
,15 5
,23 9
,64 4
,58 0
,68 5
,01 7
,76 7
,12 0
,40 7
,00 3
,95 1
,105
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,29 7
0,0 00
,01 9
,04 4
,54 * 0
,48 * 8
,13 2
,47 * 5
0,0 00
,28 5
,62 ** 0
,75 ** 3
,38 8
,78 ** 1
,57 ** 4
,30 5
,08 4
,01 5
1
,10 2
,20 4
1,0 00
,93 6
,85 3
,01 4
,02 9
,58 0
,03 4
1,0 00
,22 3
,00 4
,00 0
,09 1
,00 0
,00 8
,19 1
,72 6
,95 1
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,60 ** 9
,82 ** 7
,43 7
,35 0
,58 ** 9
,17 2
,56 ** 2
,68 ** 8
,43 7
,20 1
,22 6
,56 * 1
,63 ** 0
,65 ** 6
,55 * 8
,58 ** 8
,61 ** 8
,83 ** 7
,72 ** 9
,49 * 4
,37 3
,63 ** 4
1
,00 3
,00 4
,00 0
,05 4
,13 0
,00 6
,46 8
,01 0
,00 1
,05 4
,39 6
,33 8
,01 0
,00 3
,00 2
,01 0
,00 6
,00 4
,00 0
,00 0
,02 7
,10 5
,00 3
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
*
*
*
,634
*
*
*
,003
20
Lampiran 6 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
TABEL II NILAI-NlLAl r PRODUCT MOMENT
Taral Signif
Taraf Signif
Taral Signif
1
3 4 5
0,997 0,950 0,878
0,999 127 ||0,38'l 0,959 I
29 10,367
h
0,811
0,917
JU
0,36.1
0,754 a,747 0,666 o,632
a,B7 4
.)l ul
0,355
'11
0,6012
12 13 14
0,576 0,553 0,532 0,514
0,73s 0,708 0,684
7 o U
I 10
'l 5
16 17 18 19
20 21
22 23 24 25 26
O,eeo
0,834 0,798 0,765
0,66 0,641
0,623 0,606 0,590 0,575 0,561
0,433 a,423 0,413 o,444 0,396
0,549 0,537 0,526 0,515 0,505 0,496
o,478 o,470
55 60 65
0,266 0,254 o,244
0,345 0,330
70 75
0,235 o,227 o,224 0,213 0,207
0,306 0,296 0,296 o,278 o,270
o,202
0,263 0,256 0,230 0,2'10
33 7d
0,344 0,339
0,463 0,456 0,449 o,442 0,436
.ic
0,334 0,329 0,325 0,320 0,316
0,430 a,424 0,418 0,413 0,408
95 100 125 150 175
0,312 0,308 0,304
0,403 C,398 0,393 0,389 0,384
200 300 400 500 600
0,380 0,376 0,372 0,368 0,364 0,36'l
700 800 900 1 000
0,3.19
JO
37
1
0,497 o,482 0,458 0,456 o,444
O.3BB
128 10,374
0,487
qct
4tt A1 +l
4t 43 /A Lt+
45 I 46 I 47 I 48 I 49 I 50 i
0,301 -o,297
0,294 0,291
0,288 A,284 0,281 0,279
"/"
BO
B5
90
0,1 95
o,rzo 0,1 59 0,1 4B
0,.!38
c,1i3 0,098
0,31 7
0,1 94
c,181 0,1 48
0,080
0,1 2E 0,1 15 0,1 05
0,o74 0,070 0,065 0,062
0,097 0,091 0,086 0,081
O,OBB
E
;i
-:8
*3
,g ;;! i.1 ,rli
ii
'1ij
:'l'
ill
*.l b
{
tr:
ii
t
j
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No.
Dokumen
:
Tgl. Terbit
FORM (FR)
No.
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
Revisi: :
Hal
FITK-FR-AKD-081 1
Maret 20 l0
01
1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.0 1/F. 1 /KM.0
1 .3 1
Jakafta, 17 Desember 2014
........12014
Lamp.
Hal
,
ni-birgrn Skripsi
Kepada Yth.
Ibu Dr. Sururin, M.Ag Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakafta. Ass alamu' al aikum
Dengan
wr.w b.
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing
IIII
(materi/telcris) penuli san skripsi mahasiswa: Nama
Serli Widiyawati
NIM
I I 1001 1000074
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semester
IX (Sembilan)
Judul Skripsi
Pengaruh Religiusitas terhadap Kecerdasan Emosional Remaja Tuna Daksa di SLB
D-Dl YPAC
Jakarta
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 24 April 2014, abstraksi/oztline terlatnpir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam waktu
6
(enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu' alaikum wr.wb. a.n. Dekan
Kajur
Dr.
YNp Tembusan:
1. 2.
Dekan FII'K Mahasiswa ybs.
idikan Agama lslam
dl Majid Khon, M.Ag 9s80107 198703 I 005
I,<EIVIEruTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
@t
Vq,"lj91o
No. Revisi:
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Jakarta, 17 Desember 2014
Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .31 " """12014 Lamp.'. Outtine/ProPosal : Permohonan lzin Penelitian
Hal
Kepada Yth. Kepala Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta di
Tempat Assal am ul al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama NIM Jurusan
: SerliWidiYawati
Semester
: lX (Sembilan)
Judul
:1110011000074 : Pendidikan Agama lslam
KEcERDASAN Skripsi :,,PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP
EMoSIoNALREMAJATUNADAKSADISLBD-DlYPAG JAKARTA ''
dan Keguruan tl!f Lax.a.rta yang adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah penelitian (riset) di
sedang menyusun skripsi, dan
,krn
mengadaran
instanlilsekolih/madrasah yang Saudara pimpin'
untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa
tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud'
AtasperhatiandankerjasamaSaudara,kamiucapkanterimakasih. Wassal am
u' al aiku
m wr.wb. a.n.
Kaju
Dr.
,/ *, Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa Yang bersangkutan
idikan Agama Islam
( nUrdut
Madjid Khon, M.Ag
19580707 198703 1 005
SEKOLAH LUAR BIASA TUNADAKSA SLB. D-D1 YPAC JAI{ARTA Jl. Hang Lekiu lll No.19 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Kode Pos 12120 Telp. (021 ) 7396806, 7243124, 7206427, Fax : 7396806 E-mail :
[email protected]
SIJRAT KETERANGAN No. 737/SLB .D |Klxil l2A1 4
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SLB.
D-Dl YPAC
Jakarta menerangkan
bahwa: Nama
NIM Semester
Mahasiswa
: : : :
Serli lVidiyawati 1110011000074 IX ( Sembilan ) Uaivcrsitas Islam Negeri (UIN) Svp.n
f
Hidaya.ttt.U ah
lakarta
Bahwa yang bersangkutan telah mengadakan Penelitian Skripsi dad bulan November s.d. Desember 2A14 dengan judul "Pengaruh Religinsitas Terhadap Kecerdasan Emosional Rernaja Truradaksa di SLB. D-D1 YPAC Jakarta. Demikian keterangan ini dibuat tmtuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 1 9 Desember 2014
@t{,,
$/
JAKAR t/.
,,t
s!i.,\rAil
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
Serli Widiyawati
NIM
11
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional
1001 1000074
Remaja Tuna Daksa di SLB
NO.
Judul Buku/ Referensi BAB
I
D-Dl YPAC
I
J.P Chaplin,
terjemahan
Dr.
Jakarta
Halaman Kartini
Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1
2006), h. 139. 2.
Winda Wahyuni dan Anggia
K.E Marettih, Jurnal Psikologi vo1.8 no.l, (
Riau: Fakultas Psikologi UIN
J.
4.
Sultan
Syarif Kasim, 2012), h.63. IG.A.K. Wardani, Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 1.4 cet. 16
Frieda Mangunsong, Psikologi
Pendidikan Anak
Sarana Pengukuranan
2
2
dan 2
T+
Pendidikan
?sikologi Kampus Baru UI, 20ll),h.24. Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo
J
Persada, 2005), h. 83. 6.
7.
8.
I
Berkebutuhan
Khusus, (Depok: Lembaga Pengembangan
5.
Paraf Pembimbinp
T.Sutjihanti Somantri, Psikologi Anak
Luar Biasa, (Bandung:PT
Refika Aditama, 2006\, Cet. 1, h.l3l-132. Taufan Heryanto Putroo "Konsep Diri pada Remaja dengan Cacat Anggota Tubuh", Skripsi pada Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 2009, h. l, tidak dipublikasikan. T. Sutiihant Somantri, op. cit., h. 135
J
4
4
9.
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia
5
Pustaka Utama, 2004\, h. 7. 10. 11
{hid..
1t.274
5
Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Mengaplikasiknn Prinsip-Prinsip Psikologi, (lakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 16, h.
I
Perilaku dengan
6
310.
t2.
13.
Gusti, Berprestasi, Mahasiswa Difabel UGM Bentuk UKM Peduli Difabel, 2014, http:/iugm.ac.idid/berita/8833, l6 Juli 20t4 BAB II Oxford University Press, Oxford Learner's Pocket Dictionary: Fourth Edition, (Oxford: Oxford University
7
l0
Press, 2008\, 372.
14.
15.
Ahmad Rusydi, Religusitas
dan
Kesehatan Mental, (Ciputat: YPM, 2012), Cet. 1, h.28. Jalaluddin dan Ramayulis, Pengantar
Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia, 1993), h. 13. 16. Brian J. Zinnbauer, Religiousness and Spirituality in Handbook of Religion and Spirituality, ( New York: The Guildford Press, 2005),h.23. 17. Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 16, h.
10
ll
11
ll
3 13.
18.
Djamaludin Ancok dan FuaY Nashori Suroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta:
t2
Pustaka Pelaiar, 1995), Cet. 2, h. 76.
19.
20.
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Agama: Sebuah Pengantar, ( Bandung: MIZAN, 2005), Cet. 3. h.43. Jalaludin Rakhmat, Ibid., h. 44.
21. Muhyani, Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan peron Guru di Sekolah Menurut Persepsi Murid terhadap Kesadaran Religius dan Kesehatan Mental, ( Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
t2 12
l3
)v
Direktorat Pendidikan Tinggi 22. 23.
Islam,
2012), Cet. 1, h.66. Jalaludin Rakhmat, op. cit., h. 46.
Roland Robertson, AGAMA: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, (Jakarta: CV Rajawali, 1988), Cet.l, h.
I 13
13
297. 24. 25.
Muhyani, op. cit., h. 66.
14
Gazi dan Faojah, Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama terhadap
Perilaku Manusia, (Ciputat: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,20l0), Cet. 1, h.125-126. Ahmad Rusydi, op.cit., h.3l 27. Jalaluddin, op. cit.,h. 3 12, 28. rbid., h.313 29. rbid., h.314. 26.
30.
t4
l5 1,6
t6 17
Netty Hartaty, TAZKIYA Journal of psikologi vol.6 no.1,
Psikologi
( Ciputat: Fakultas
UIN Syarif Hidayatullah
t7
Jakarta, 2006), h.55.
3l
Riani Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta: Kencana, 20ll), Cet. l, h. 16.
t7
32.
rbid.,
l8
JJ.
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: ALFABETA, 2005), Cet.
t8
l,h.176 34. Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, Te.j. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004). h.412-413. 35. Nefi Hartary, op. cit., h.55-56. 36. Lawrence E. Shapiro, Mengaiarkan Emosional Intelligence pada Anak, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 5. Jl. Netty Hartaty, op.cit., h.55. 38. Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatn Emosional Anak, Terj. Muhammad Muchson Anasy, ( Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2010), Cet. 4 h. 15. 39. Robert K.Cooper dan Ayman Sawaf Executive EQ Kecerdasan Emosional Qalam Kepemimpinan dan Organisasi,
18
t9
l9 t9
20
20
1+ \
Terj.Alex Tri Kantjono Widodo, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2002) Cet. 5. h. xv. 40. Netty Hartaty, op. cit.,h.62. 41 Daniel Goleman, op. cit., h.58-59.
Ibid.,h. tg. 43. rbid., h.268
42.
44.
21
I
22
ZJ 23
Mohammad Efendi,
Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.2,h.
24
114"
45.
T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, ( Bndung: Refika Adintama, 2006), cet. 1, h.l2l
46.
I.G.A.K. Wardani, dl
l), Cet.
24
24
16,h.7. 47.
Frieda Mangunsong, Psikologi
Pendidikan Anak
dan Berkebutuhan
Khusus, (Depok: Lembaga Pengembangan
Sarana Pengukuranan
Pendidikan Psikologi Kampus Baru UI, 20ll\,h.25. 48. I.G.A.K. Wardani, dl
t
25
/1./
25
26 26 26 26 27 29
31
3l \
I
32 32
JJ JJ
61.
Sugiyono, op. cit., h.199.
62.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik,
33
(Jakarta:
Rineka Cipta, 2013), cet. 15, h.274 63. rbid., h.203 64. Ibid., h.221 65. Ibid.. h. 3 I 9-3 10
34
3t 39 42
BAB IV
66.
Frieda
Mangunsong,
Psikologi
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, ( 67.
Depok: LPSP3 Ul,2011), h.25 cet. 1 Ramalulis, Psikologi Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet. 7, h. 90.
43
74
UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul "Pengaruh Rreligiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional Remaja Tuna Daksa di SLB D-Dl YPAC Jakarta', yang disusun oleh: Nama
Serli Widiyawati
NIM
11
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
1001 1000074
Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tangga 14 Januari 2015.
Jakarta, 14lanuai2015 Dosen Pembimbing
Dr. Suturin. M.As. NIP:19710319 199803 2 001