Pengaruh Relasi Sebaya .... (Yanus Nap) 719
PENGARUH RELASI SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS 3 SEWON BANTUL THE EFFECT OF THE PAIR RELATION TOWARDS THE FIFTH GRADES STUDENT’S LEARNING INTEREST Oleh: Yanus Nap, PSD/PGSD Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh relasi sebaya terhadap minat belajar siswa kelas V SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah ex post facto dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan Sewon, Bantul dengan populasi sebanyak 84 siswa. Penelitian ini menggunakan populasi sebagai penelitian bukan sampel. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah skala relasi sebaya dan skala minat belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,642 dan Fhitung = 57,358 > Ftabel = 3,96 dengan taraf sig. F = 0,000 yang berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan antara relasi sebaya terhadap minat belajar. Variabel independen (relasi sebaya) mampu memberi pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (minat belajar) sebesar 41,2% sedangkan sisanya 58,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Kata kunci: relasi sebaya, minat belajar, siswa SD Abstract The aim of this research was to know the effect of the pair relation towards the fifth grades student’s learning interest at public elementary school of cluster three Sewon district Bantul regency. The research method used ex post facto by using quantitative approach. Subject in the research was throughout the fifth grade students of public elementary school of cluster 3 Sewon district, Bantul the population was 84 students. The research used population not sample. The data collecting technique in the research was scale of pair relation and scale of learning interest. Data analysis technique used simple regression. Based on the data analysis result, it was obtained correlation coefficient as 0,642 and Fcount= 57,358 >Ftable = 3,96 with the sig. level F = 0,000 which means there was positive and significant effect between the pair relation toward learning interest. Independent variable (pair relation) were able to provide significant effect toward dependent variable (learning interest) as many 41,2 while the rest 58,8% was influenced by the other variables beyond the research. Keywords: pair relation, learning interest, elementary school students
720 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016
kebutuhan berinteraksi atau bersosial dengan
PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang
sesama manusia yang saling membutuhkan satu
merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna
sama yang lain untuk menjalin hubungan
yang mendapatkan akal pikiran yang baik dan
interaksi antara teman sebaya dalam menempuh
memiliki
pendidikan
yang
pendidikan yang bermula dari kehidupannya dan
bervariasi
dalam
sesama
merujuk ke jenjang selanjutnya yang berawal dari
manusia, bila dibandingkan dengan makhluk-
Sekolah Dasar untuk membentuk karakter siswa
makhluk hidup yang lain. Dalam kaitannya
melalui kemauan dalam minat belajarnya. Dalam
sebagai mahluk sosial, manusia berkembang
dunia pendidikan juga membutuhkan kehidupan
dengan sesi kehidupan yang bermula pada masa
yang sangat kompleks yang berarti ada hubungan
kanak-kanak
dan
pergaulan
berinteraksi
yang
antar
berpengaruh
pada
interaksi antar makhluk sosial seperti guru dan
pergaulannya baik di rumah maupun di sekolah.
siswa di sekolah yang mampu berinteraksi dalam
Kehidupan dalam berinteraksi antar sesama
suatu
individu sebagai makhluk sosial ini sangatlah
membentuk interaksi antara sesama individu
berpengaruh kepada pergaulan anak terhadap
seperti guru dan siswa.
kelompok
sosial
di
sekolah
yang
pembelajaran di sekolah sehingga pengaruh
Pertemanan di sekolah adalah salah satu
teman sebaya terhadap proses pembelajaran di
bentuk interaksi bersosial di sekolah yang
sekolah sangat berkaitan dengan minat belajar
mengarahkan siswa dalam bentuk relasi untuk
anak sekolah dasar (Abu Ahmadi, 1998: 195).
mendapatkan teman sebaya yang memberikan
Menurut Hurlock (1978: 250, 252),
informasi tentang posisi siswa terhadap orang lain
perolehan
sehingga siswa mengenal dan juga mengetaui hal-
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan
hal yang bisa diketahui, dengan adanya informasi
tuntutan sosial. Proses pergaulan individu dengan
dari teman-teman sebaya lain. Juga memberikan
kelompok sosial yang di lewati pada semua
suatu persahabatan yang mendukung lingkungan
tingkatan umur di pengaruhi oleh kelompok
belajar yang baik di sekolah. Pertemanan, dapat
sosial dengan siapa mereka mempunyai hubungan
mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam
tetap dan merupakan tujuan indentifikasi diri.
belajar di sekolah. Mendapatkan teman sebaya
perkembangan
sosial
berarti
Pengaruh tersebut paling kuat pada masa kanak-
sangat mempengaruhi siswa dalam menjunjung
kanak dan sebagian masa remaja awal, yaitu
tinggi minat belajarnya. Dalam berteman di
terjadinya kelunturan psikologis yang terbesar.
sekolah juga dapat mendorong siswa untuk
Pola pengaruh kelompok sosial pada masa kanak-
menjadi sosok yang peduli terhadap lingkungan
kanak dapat diramalkan meskipun hal itu
belajarnya. Sekolah sebagai sarana dan prasarana
berbeda-beda karena memiliki karakter pergaulan
yang memberikan informasi melalui seorang guru
yang berbeda pada masing-masing anak dengan
yang akan memberikan pelajaran di sekolah
umur yang berkelainan.
kepada siswa itu dengan mengajarkan pelajaran
Dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan maka manusia tidak terlepas dari
yang belum siswa itu ketahui dengan menarik akan
minat
belajarnya
sehingga
melalui
Pengaruh Relasi Sebaya .... (Yanus Nap) 721
lingkungan belajar yang baik dan menantag dapat
aktivitasnya bersama teman sebayanya di mana
membentuk jiwa belajar siswa yang tinggi dan
siswa itu sebelum memasuki kelas siswa itu
bermakna bagi dirinya sendiri dan melibatkan
bermain berkelompok bersama teman-temannya.
keterbukaan dirinya terhadap teman sebayanya
Kemudian dilihat pada saat masuk kelas siswa
yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurut
bersama teman sebaya melakukan aktivitas yang
Sudarwan Danim (2013: 140), meskipun terdapat
berbeda dengan menyiapkan dirinya dan juga
hal-hal yang bermanfaat dan positif bagi siswa,
menyiapkan buku mata pelajaran yang akan
juga memberikan keuntungan yang signifikan
dipelajari sebelum guru yang mengampuh mata
dalam keberagaman dengan relasi teman sebaya
pelajaran memasuki kelas untuk memulai proses
di sekolah, terdapat kuat kecenderungan bahwa
belajar mengajar di dalam kelas. Maka dengan
siswa kurang menerima sosok pribadi siswa yang
demikian
lain, yang berbeda dari diri siswa itu sendiri.
berpengaruh terhadap minat belajar seperti siswa
Perbedaan yang ada pada siswa itu dapat
yang malas belajar mempengaruhi siswa yang
disebabkan karena faktor-faktor fisik, status
rajin belajar sehingga siswa yang rajin belajar
sosial.
juga tidak memiliki minat dalam belajarnya.
Maka
dari
pihak
sekolah
perlu
mendapatkan
teman
sebaya
juga
Minat belajar merupakan salah satu faktor
memberikan dorongan motivasi dari lembaga sekolah yang memberikan dorongan fisik melalui
yang kuat
bantuan dari pihak akademik yang berupa
seseorang dalam mencapai tujuan. Menurut
perlengkapan belajar yang memadai bagi anak-
Hurlock (1978 :114), di sepanjang masa anak-
anak itu sendiri sehingga tidak dapat menciptakan
anak minat menjadi sumber motivasi yang kuat
pengecualian bagi anak-anak dan remaja yang
untuk belajar menentukan keberhasilan. Anak
dapat mendorong mereka ke arah menerima
yang berminat terhadap kegiatan dimana dia
teman-teman sebaya mereka dari jenis apa pun
berada, baik permainan maupun pekerjaan yang
yang membatasi mereka baik faktor fisik maupun
akan dilakukan, akan berusaha lebih keras untuk
sosialnya.
belajar dibandingkan dengan anak yang kurang
yang
dalam
menentukan
keberhasilan
Sekolah juga sebagai lembaga pendidikan
berminat atau merasa bosan bila melakukan hal-
dapat
hal yang bersifat jangka panjang. Siswa yang
melangsungkan
proses
belajar
mengajar yang kondusif dan menyenangkan,
minatnya
siswa memulai belajar dan mendapatkan teman-
melakukan kegiatan yang bersifat jangka pendek,
teman sebaya untuk pergaulan di sekolah yang
sehingga tidak mendapatkan pengalaman belajar
akan menjadi teman bermain dan belajar di
yang seutuhnya. Jika mengharapkan bahwa
lingkungan dimana dia belajar. Namun belum
pengalaman
diketahui secara jelas pengaruh relasi sebaya
siswa sepenuhnya, rangsangan harus diatur
terhadap minat belajar siswa. Selain itu, Seperti
supaya bertepatan dengan minat siswa. Ini
dilihat pada hasil observasi siswa yang berada di
merupakan saat siap diajar yaitu saat siswa siap
kelas V
belajar
sekolah dasar, selalu melakukan
kurang
dan
belajar
karena
cepat
merupakan
mereka
bosan
biasa
kemampuan
berminat
terhadap
722 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016
keuntungan dan kepuasan pribadi yang dapat
peristiwa yang telah terjadi yang kemudian
diperoleh lewat pengalaman belajar siswa baik di
merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-
sekolah maupun di rumah.
faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Relasi teman sebaya di sebut sebagai
Penelitian ini akan bekerja dengan angka sebagai
anak-anak yang memiliki masa pertumbuhan
analisis dalam mewujudkan masalah gejala yang
yang kurang lebih usianya sama yang terdapat
diamati
pengaruh sangat besar dalam pergaulan anak-
menggunakan teknik analisis data statistic mulai
anak sehingga dalam penelitian ini terhadap
dari
minat belajar peneliti ingin melihat seberapa
terhadap data yang ingin diuji serta penampilan
besar pengaruh relasi sebaya dengan minat
hasilnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
belajar siswa. Relasi sebaya dapat membentuk
pangaruh relasi sebaya terhadap minat belajar
kelompok bermain yang bertujuan pada belajar
siswa kelas V SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan
yang didekatkan dengan teman sebaya yang
Sewon, Kabupaten Bantul.
bervariasi. Relasi teman sebaya dapat menjadi
Subjek Penelitian
dan
dalam
pengumpulan
menganalisis
data,
sampai
data
penafsiran
Subyek yang digunakan dalam penelitian
suatu masalah yang membuat peneliti menjadi permasalahan
ini adalah penelitian populasi. populasi dalam
tersebut. Selain itu, bahwa dalam hasil observasi
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN se-
juga menunjukkan bahwa SD Negeri se-Gugus 3
Gugus 3 yang terdiri dari 4 sekolah dasar yaitu:
Bantul yang berjumlah 4 sekolah, kebanyakan
Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas V di SD Negeri Gugus 3 Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang menjadi populasi penelitian Jumlah No Nama Sekolah Siswa
tertarik
untuk
meneliti
suatu
terdapat siswa yang mempunyai relasi teman sebaya di sekolah. Hal tersebut dilihat pada setiap hari siswa berangkat sampai di sekolah siswa saling mendekati temannya masing-masing di
1.
SD Negeri Monggang
2.
SD Negeri Karanggondang 21 Siswa
membersihkan kelas, mengatur ruang kelas untuk
3.
SD Negeri Cepit
21 Siswa
persiapan
4.
SD Negeri Bakalan
22 Siswa
luar kelas dan mengajak temannya untuk masuk kelas
menyiapkan
proses
ruangan
belajar
kelas
mengajar.
dengan
Belum
diketahui seberapa besar pengaruh relasi teman sebaya terhadap minat belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.
Jenis Penelitian Pendekatan yang di gunakan dalam ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif dan merupakan jenis penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto merupakan penelitian
yang
84 Siswa
Tempat dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN
penelitian
Jumlah total
20 Siswa
dilakukan
untuk
meneliti
Pada bulan Agustus 2015 sampai September 2015 tahun ajaran 2015/2016 Teknik Pengumpulan Data Instrumen
pengumpulan
data
yang
digunakan dalam penelitian ini tentang relasi sebaya dan minat belajar siswa berupa skala.
Pengaruh Relasi Sebaya .... (Yanus Nap) 723
Teknik Analisis Data
Tabel 3. Data deskriptif minat belajar
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik regresi. Persamaan regresi sederhana metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antar variabel. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil
penelitian
dideskripsikan
berdasarkan setiap variabel sebagai berikut.
Statistik Deskriptif Relasi Teman Sebaya Mean 99.82 Std. Error of Mean 1.038 Median 101.00 Mode Std. Deviation 9.515 Variance 90.534 Range 35 Minimum 81 Maximum 116 Sum 8385
Tabel 2. Data deskriptif Relasi teman Sebaya Statistik Deskriptif Relasi Teman Sebaya Mean 96.40 Std. Error of Mean .988 Median 98.00 Mode Std. Deviation 9.056 Variance 82.003 Range 41 Minimum 75 Maximum 116 Sum 8098
Dari data pada tabel 2 dihitung dari diagram berikut ini dapat memperjelas data deskriptif untuk variabel minat belajar siswa kelas V SDN se-gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Seperti yang terdapat pada gambar 2 yang berada di halaman 6.
Data pada tabel 1 dihitung dari diagram berikut ini dapat memperjelas data deskriptif untuk variabel relasi teman sebaya. Gambar 2. Diagram batang kategorisasi minat belajar Dari hasil di atas dapat menunjukan bahwa minat belajar siswa kelas V SD Negeri SeGugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul berada dalam kategori tinggi yaitu dengan Gambar 1. Diagram batang Kategorisasi Relasi Sebaya
frekuensi 68 siswa (81.0). 16 siswa (19.0) berada
Dari hasil di atas dapat menunjukan
Dari data kedua variabel tersebut normal
bahwa relasi sebaya siswa kelas V SD Negeri Se-
sehingga dapat digunakan sebagai populasi
Gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul
penelitian dan tidak menggunakan sampel.
berada dalam kategori tinggi yaitu dengan
Uji Hipotesis Penelitian
frekuensi 59 siswa (70.2). 25 siswa (29.8) berada dalam kategori sedang.
dalam kategori sedang.
Dari
uji
hipotesis
penelitian
ini
menggunakan analisis regresi linier sederhana.
724 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016
Dalam penelitian ini menggunakan analisis untuk
(57,358
mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu relasi
alternatif
sebaya terhadap variabel terikat yaitu minat
positif terhadap minat belajar pada siswa kelas V
belajar.
SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan sewon,
Analisis
ini
dalam
perhitungannya
dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Korelasi digunakan untuk melihat arah hubungan antara dua variabel. Adapun korelasi antara relasi sebaya dengan minat belajar yang ada pada tabel dibawah ini.
>
3,96)
yang
berarti
hipotesis
yaitu relasi sebaya berpengaruh
Kabupaten Bantul di terima. Sedangkan hipotesis nihil
di tolak tidak di terima.
Tabel 5. Hasil Regresi Sederhana Variabel
Regresion Coefficients
X
0,674
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Constant = 34,835
Correlations
Pearson Correlation
Minat Belajar 1.000 .642 . .000 84 84
Minat Belajar Relasi Teman Sebaya Minat Belajar Relasi Teman Sebaya Minat Belajar Relasi Teman Sebaya
Sig. (1-tailed) N
Relasi Teman Sebaya .642 1.000 .000 . 84 84
Berdasarkan pada tabel diatas di peroleh hasil korelasi antara relasi sebaya terhadap minat belajar mempunyai arah korelasi yang positif.
Standart Error
Adjusted R Square = 0,404 R Square F hitung =57,538
signifikansi F
= 8,618 = 0,412 = 0,000
Berdasarkan tabel di atas maka di peroleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut. Y = 34,835 + 0,674 Persamaan tersebut dapat dijelaskan di
0,642
bawah ini: Konstant sebesar 34,835 dari hasil ini
menunjukan tingkat korelasi yang sangat kuat
memberikan arti bahwa jika tidak ada relasi
pada dua variabel tersebut.
sebaya dari siswa maka minat belajar bernilai
Sedangkan
nilai
korelasinya
sebesar
Model
R
R square
1
0,642
0,412
positif 34,835 Nilai b sebesar 0,674 mengandung arti bahwa setiap kali relasi sebaya bertambah satu satuan maka rata-rata variabel minat belajar
Nilai
disebut
juga
koefisien
determinasi yang dalam hal ini
bertambah 0,674.
= 0,412
Berdasarkan hasil yang didapat dari
merupakan pengkuadratan dari nilai R (0,642 x
analisis deskriptif dengan menggunakan kategori
0,642 = 0, 412). Nilai 0,412
(0,412 x 100 =
skor dan sebagian besar subjek penelitian
41,2) berarti 41,2 % minat belajar di pengaruhi
memiliki relasi sebaya dengan minat belajar pada
oleh relasi sebaya, maka sisanya 58,8 % di
tinggkat tinggi. Variabel relasi sebaya di ketahui
pengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.
bahwa dari 84 siswa, (25) siswa dengan
Hasil uji analisis regresi di dapat nilai
presentase 29,76% mempunyai relasi sebaya yang
sebesar 57,358 dan nilai signifikan 0,000.
sedang, dan (59) siswa dengan presentase 70,24%
Pada taraf signifikan dengan d peroleh
= 3,96 nilai
=1 dan d >
82 di
mempunyai relasi sebaya yang tinggi. Sedangkan untuk variabel minat belajar diketahui bahwa dari 84 siswa, (16) siswa dengan presentase 19,05%
Pengaruh Relasi .... (Yanus Nap) 725
mempunyai minat belajar yang sedang, (68) siswa
dalam menuju jenjang yang lebih tinggi dalam
dengan presentase 80,95% mempunyai minat
berinteraksi dalam teman sebayanya secara sosial
belajar yang tinggi.
dalam meningkatkan minat belajarnya.
Pada hasil penelitian dengan analisis
Pengaruh relasi sebaya terhadap minat
regresi sederhana diperoleh korelasi koefisien
belajar sebesar 41.2 % yang membuktikan bahwa
korelasi r = 0.642 yang menunjukan tingkat
relasi sebaya berpengaruh terhadap minat belajar
korelasi
siswa. Kemudian
sisanya sebesar 58.8 %
dipengaruhi
faktor
yang
57,358
sangat >
positif
serta
=3,96
nilai dengan
oleh
penelitian
lain.
lebih
Maka
lanjut
perlu
signifikansinya F sebesar = 0.000. hal ini
dilakukan
dengan
menunjukkan bahwa hipotesis ada pengaruh
melibatkan cara lain yang diduga mempengaruhi
positif dan signifikan antara relasi sebaya
minat belajar siswa.
terhadap minat belajar pada siswa kelas V SD
SIMPULAN DAN SARAN
Negeri se-gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten
Simpulan
Bantul dapat diterima dan memiliki relasi sebaya
Berdasarkan hasil analisis data penelitian
yang tinggi, dan memiliki minat belajar yang
dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
besar yang tumbuh pada dirinya.
ada pengaruh positif yang signifikan terhadap dengan
relasi sebaya dan minat belajar pada siswa kelas
kemampuan siswa dalam berinteraksi antar teman
V SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan Sewon,
sebayanya yang mampu mengimbangi minat
Kabupaten Bantul. Semakin tinggi tingkat relasi
belajar siswa dibandingkan dengan siswa yang
sebaya siswa maka semakin tinggi pula minat
kurang bergaul dan berinteraksi dengan teman
belajar. Sebaliknya semakin rendah tingkat relasi
sebayanya akan cenderung mudah putus asa dan
sebaya yang dimiliki maka semakin rendah pula
merasa tidak mampu menghadapi pelajaran di
minat belajar.
kelas atau sekolah. Hasil penelitian ini sejalan
Dilihat
Hasil
penelitian
ini
sejalan
dengan
perolehan
koefisien
dengan pendapat Clarke-Stewart dan Fein (John
korelasi r = 0,642 dan
W. Santrock, 2002: 247) yang menyatakan bahwa
3,96 dengan signifikan F sebesar = 0.000. maka
siswa harus mampu berinteraksi dengan teman
menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan
sebayanya dalam belajar yang selalu mendukung
signifikan antara relasi sebaya terhadap minat
interaksi antar teman dalam meningkatkan minat
belajar. Hasil-hasil yang didapat dilihat pada
belajar anak secara positif maupun negatif. Siswa
sebagian responden pada penelitian ini memiliki
kurang kooperatif dan kurang rensponsif terhadap
tingkat relasi sebaya dengan minat belajar dengan
orang yang dewasa di banding anak-anak yang di
kategori baik. Relasi sebaya memberi pengaruh
asuh di rumah. Siswa yang lebih berkompeten
yang signifikan dan sebesar 41,2 % terhadap
adalah siswa yang merasa mampu menguasai
minat belajar dan sisanya 58,8 % di pengaruhi
dirinya, berpartisipasi, sopan, bekerja keras,
oleh variabel lain yang ada diluar penelitian ini.
mandiri, lebih siap dalam menghadapi kesulitan
57,358 >
=
726 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016
setiap teman sebayanya untuk selalu belajar
Saran Berdasarkan pada penelitian ini yang dijelaskan pada kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut.
bersama teman sebayanya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bagi yang berminat dalam membuat topik penelitian
Bagi kepala sekolah hendaknya memberi
yang serupa agar bisa mengembangkan penlitian
nasehat yang dapat mendorong siswa dalam
ini sehingga dapat meneliti aspek-aspek lain yang
berinteraksi dengan teman sebayanya yang
dapat mempengaruhi minat belajar yang lebih
mampu memberikan motivasi dan dorongan
merujuk kepada proses belajar mengajar dalam
dalam menumbuhkan minat belajarnya siswa di
sudut pandang yang berbeda.
sekolah agar kemauan belajar siswa selalu di
DAFTAR PUSTAKA
dorong oleh teman sebayanya.
Abu Ahmadi. (1998). Psikologi Umum. Jakarta:
Guru harus selalu senantiasa membimbing
PT Rineka Cipta.
siswa dalam berteman dan berinteraksi di sekolah
Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak.
dengan teman sebayanya agar selalu terjaga
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
kerukunan dalam mendorong siswa untuk ingin
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development.
belajar bersama teman sebayanya. Bagi siswa kelas V SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan sewon, Kabupaten Bantul, diharapkan bisa terus meningkatkan minat belajarnya dan dapat mendorong dan memotivasi masing-masing
Jakarta: Erlangga. Sudarwan
Danim.
(2013).
Pengembangan
Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.