DAFTAR ISI Sekilas Kajian Akademis Tahun 2011 Galeri Kajian Akademis Tahun 2011 Hasil Kajian Akademis Tahun 2011
Pengaruh Ragam Metode Pembelajaran Pada Materi Etika Profesi dan Pengembangan Pribadi Terhadap Output Pembelajaran Peneliti : Mila Mumpuni, S.E., M. Si. Penguji : Dr. Nurdin Ibrahim, M. Pd. Drs. Anan Sutisna, M. Pd.
Peranan Ditjen Bea dan Cukai Sebagai Community Protector Dalam Importasi Precursor Peneliti : Adang Karyana Syahbana , B.Sc., S.S.T. Purjono, Ak., M.Comm. Penguji : Agung Krisdiyanto, ST. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec. Dr. Muhammad Firdaus, SP., M.Si.
Analisis Pengaruh Unconditional Grants, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah: Studi Empiris Pada Kabupaten/ Kota Di Indonesia Peneliti : Sampurna Budi Utama, S.S.T., Ak., ME. Syahrul, S. Si Penguji : Wahyu Widjayanto, SE., MM. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec. Dr. Muhammad Firdaus, SP., M.Si.
Kajian Pengembangan Layanan Diklat Keuangan Negara Melalui Pendanaan Alternatif Dalam Rangka Mencapai Visi dan Misi BPPK Peneliti : Achmat Subekan, S.E., M.Si. Ita Hartati, Ak., M.B.A. Penguji : Sudarso, MM.
Tinjauan Pengelolaan Aset Hasil Kegiatan Tugas Pembantuan Studi Kasus: Kota Depok dan Kabupaten Tangerang Peneliti : Tanda Setiya, S.E., M.Si. Rahmad Guntoro, S.E., MM. Penguji : Dr. Asep Suryadi, S.E.., M.Si. Sri Wahyuni, S.E., MFM.
KAJIAN AKADEMIS BPPK 2011
Ini adalah tahun kedua Kajian Akademis diselenggarakan. Dengan semangat
yang
sama,
Kajian
Akademis
BPPK
Tahun
2011
tetap
diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kegiatan penelitian di bidang pengembangan SDM serta bidang keuangan dan kekayaan Negara sesuai dengan salah satu misi khusus BPPK.
Timeline
Diawali dengan permintaan proposal pada bulan Februari, kemudian Sekretariat Badan BPPK menentukan narasumber/penguji untuk masing-masing proposal tersebut berdasarkan tema tiap proposal. Narasumber/ penguji dalam Kajian Akademis kali ini terdiri dari narasumber/ penguji dari kalangan akademisi dan juga praktisi. Seperti di tahun ini, narasumber/ penguji berasal dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Negeri Jakarta dan praktisi pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pada tanggal 5 Juli 2011 diselenggarakan seminar proposal. Seminar tersebut dihadiri oleh 55 orang dari berbagai kalangan. Dari seminar tersebut akhirnya hanya lima buah proposal yang disetujui untuk melanjutkan ke tahap penelitian, yang keseluruhan biaya dalam penelitian tersebut ditanggung oleh BPPK sesuai dengan standar biaya yang berlaku. Penelitian dan penyusunan hasil penelitian dilakukan selama 3 bulan. Dalam waktu tersebut peneliti melakukan
koordinasi
dengan
Sekretariat
Badan
terkait
kelengkapan
administrasi penelitian. Setelah hasil penelitian tersebut selesai, peneliti mengirimkan ke Sekretariat Badan dan selanjutnya dikirimkan ke masing-masing narasumber/ penguji. Tahap terakhir dari proses pelaksanaan kegiatan Kajian Akademis adalah pelaksanaan seminar hasil.
Pada seminar hasil tersebut, hasil penelitian peneliti diuji oleh para narasumber/penguji. Seminar hasil Kajian Akademis tahun 2011 diadakan pada hari Selasa tanggal 29 November 2011 di Gedung B lantai 5 BPPK dan dihadiri oleh 134 orang. Sebelum hasil kajian akademis tersebut dipublikasikan, peneliti melakukan revisi berdasarkan masukan narasumber/ penguji. Timeline Kajian Akademis BPPK Tahun 2011
Feb-Apr 2011
Mei-Jul 2011
Pengumpulan Penelaahan Proposal Proposal oleh Narasumber / Penguji
5 Jul 2011
Seminar Proposal
Ags-Okt 2011
Pelaksanaan Penelitian
29 Nov 2011
Pengujian Hasil Penelitian
Des 2011 Jan 2012
Revisi
Feb 2012
Publikasi
Tulisan Kajian Akademis 2011 Dengan dihasilkannya lima hasil kajian akademis yang proses penelitiannya dibiayai oleh BPPK, maka dengan ini BPPK mempublikasikan kelima karya ilmiah tersebut dalam Buku Kajian Akademis BPPK dengan rincian:
NO
NAMA PENELITI
JUDUL
NAMA NARASUMBER/ PENGUJI
1.
Mila Mumpuni
Pengaruh Ragam Metode Pembelajaran Pada Materi Etika Profesi Dan Pengembangan Pribadi Terhadap Output Pembelajaran
2.
Achmat Subekan dan Ita Hartati
Kajian Pengembangan Layanan Diklat Sudarso dan Keuangan Negara Melalui Pendanaan Yusman Syaukat Alternatif Dalam Rangka Mencapai Visi dan Misi BPPK
3.
Sampurna Budi Utama dan Syahrul
Analisis Pengaruh Unconditional Wahyu Widjayanto Grants, Pendapatan Asli Daerah dan Yusman (PAD) Dan Produk Domestik Regional Syaukat Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Empiris Pada Kabupaten/ Kota Di Indonesia
4.
Adang Karyana dan Peranan Ditjen Bea Cukai Sebagai Agung Krisdiyanto Community Protector Dalam Importasi dan Yusman Purjono Precursor Syaukat
5.
Tanda Setiya dan Rahmad Guntoro
Tinjauan Pengelolaan Aset Hasil Kegiatan Tugan Pembantuan (Studi Kasus: Kota Depok dan Kabupaten Tangerang)
Anan Sutisna, Nurdin Ibrahim, dan Yusman Syaukat
Asep Suryadi, Sri Wahyuni, dan Yusman Syaukat
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Disusun oleh: 1. Nama Peneliti/Pengkaji NIP Pangkat/Golongan Jabatan
: Sampurna Budi Utama : 197402191995021001 : Penata Tingkat I/ IIId : Widyaiswara Madya
2. Nama Peneliti/Pengkaji NIP Pangkat/Golongan Jabatan
: Syahrul : 198711252010121004 : Penata Muda/ IIIa : Pelaksana
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN JAKARTA 2011
i
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKRETARIAT BADAN JALAN PURNAWARMAN NOMOR 99, KEBAYORAN BARU, JAKARTA 12110 TELEPON (021) 7394666,7204131; FAKSIMILI (021) 7261775; SITUS www.bppk.depkeu.go.id
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Peneliti Utama Nama Peneliti/Pengkaji NIP Pangkat/Golongan Jabatan
: Sampurna Budi Utama, SST., Ak., ME : 197402191995021001 : Penata Tk.I / III/d : Widyaiswara Madya
2. Peneliti Pendamping Nama Peneliti/Pengkaji NIP Pangkat/Golongan Jabatan
: Syahrul : 198711252010121004 : Penata Muda/ IIIa : Pelaksana
dengan ini menyatakan bahwa kajian akademis yang kami susun dengan judul :
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari kajian akademis orang lain. Hasil Kajian Akademis ini diserahkan kepada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) untuk digandakan/diperbanyak dan disebarluaskan. Apabila kemudian hari pernyataan kami tidak benar, maka kami bersedia menerima sanksi yang berlaku (dikenakan sanksi disiplin Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku). Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan bilamana diperlukan. Jakarta, Desember 2011 Pembuat Pernyataan,
Syahrul NIP 198711252010121004
Sampurna Budi Utama NIP 197402191995021001
ii
Analisis Pengaruh Unconditional Grants, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Indonesia Abstrak Salah satu tujuan penting dari penerapan desentralisasi di Indonesia adalah untuk menciptakan efisiensi dalam penyediaan barang dan jasa publik melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik ke tingkat pemerintahan paling rendah yang memiliki informasi paling lengkap sehingga alokasi sumber daya secara lebih produktif dapat tercipta. Untuk itu diperlukan pelimpahan kewenangan dari pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintahan di bawahnya untuk melakukan pembelanjaan, pemungutan pajak dan retribusi yang menjadi kewenangan daerah, serta pemberian bantuan dalam bentuk transfer dari pusat kepada pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan mengungkap pengaruh dari PAD, Unconditional Grant, dan PDRB terhadap Belanja Daerah serta apakah dalam penggunaan dana transfer dari pemerintah pusat berupa Unconditional Grants ditemukan fenomena flypaper effect yang mengindikasikan bahwa pemerintah daerah telah berperilaku secara tidak hati-hati. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data panel yang dikumpulkan dari BPS dan Ditjen Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan, meliputi data PDRB, PAD, belanja daerah, dan Unconditional Grants untuk periode pengamatan tahun anggaran 2005 hingga 2009. Data diolah secara ekonometri. Objek observasi adalah 305 kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki data lengkap dan tidak mengalami pemekaran selama periode pengamatan. Hasil penelitian ini tidak menemukan adanya fenomena flypaper effect. Penelitian ini menemukan bahwa untuk setiap peningkatan PAD sebesar 1 Rupiah, akan meningkatkan Belanja Daerah sebesar 2,100242 Rupiah. Setiap tambahan 1 rupiah unconditional grants, pemerintah kabupaten/kota akan merespon dalam bentuk kenaikan belanja daerah sebesar 1,149487 rupiah, dan setiap tambahan 1 rupiah PDRB akan meningkatkan belanja daerah sebesar 0.019428 rupiah. Kata kunci: desentralisasi fiskal, belanja daerah, PDRB, PAD, Unconditional Grants, flypaper effect
iii
Analisis Pengaruh Unconditional Grants, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Indonesia Abstract One of the important objectives of the decentralization implementation in Indonesia is to create efficiency in the provision of public goods and services through the role shifting of public decision-making to the lowest level of government that has the most complete information so that the allocation of more productive resources can be created. For that reason, the delegation of authority from the higher government to the lower government is needed to carry out spending, taxation and levy in which the authority of local governments, and provide assistance in the form of transfer from central government to local government. This research aims to reveal whether the intentions of the decentralization implementation can be achieved. To prove it, this study tested whether the phenomenon of flypaper effect is found in the use of transfer funds from central government in the form of Unconditional Grants, which indicates that local governments have behaved not prudently. Data used in this research are secondary data which are collected in a cross section from BPS and the Directorate General of Fiscal Balance, Ministry of Finance, including PDRB, PAD, local expenditure, and Unconditional Grants for the observation period of 2005-2009. The data are processed econometrically. Objects of the observation are 305 districts/cities in Indonesia that have complete data and do not get expansion during the period of observation. The finding of this research shows that a flypaper effect phenomenon is not found. Its found that for each additional 1 rupiah of PAD, local governments will respond in the form of the increase of local expenditure by 2,100242 rupiah. For each additional 1 rupiah of Unconditional Grants, local governments will increase by 1,149487 rupiah and for each additional 1 rupiah of PDRB, local government expenditure will increase by 0.019428 rupiah. Keywords: fiscal decentralization, local expenditure, PDRB, PAD, Unconditional Grants, flypaper effect
iv
KATA PENGANTAR Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan kajian akademis yang berjudul ―Analisis Pengaruh Unconditional Grants, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Indonesia‖. Kajian akademis ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan di bidang keuangan Negara. Shalawat serta salam semoga selalu terhaturkan kepada Nabi Muhammad Saw, para keluarga, sahabat dan pengikutnya yang istiqomah hingga akhir zaman. Penulis menyadari selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam kajian akademis ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan, dorongan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan hormat kepada: 1. Bapak Kamil Sjoeib selaku Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. 2. Bapak Dodi Iskandar selaku Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. 3. Bapak Safuadi selaku Kepala Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia. 4. Semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan, kesempatan, motivasi dan dukungan serta masukan dalam penulisan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dan mengarah pada kebaikan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis berharap semoga penulisan penelitian ini dapat memenuhi kehendak semua pihak dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. ABSTRAK ......................................................................................................... ABSTRACT ...................................................................................................... KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
i ii iii iv v vi vii viii ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... B. Rumusan Masalah .......................................................................... C. Ruang Lingkup ............................................................................... D. Tujuan ............................................................................................ E. Manfaat ..........................................................................................
1 8 8 10 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 13 B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 28 C. Hipotesis......................................................................................... 30 BAB III METODE KAJIAN AKADEMIS A. Data ................................................................................................ B. Jenis Penelitian .............................................................................. C. Definisi Operasional Varibel............................................................ D. Jenis dan Sumber Data .................................................................. E. Metode Analisis Data ......................................................................
35 36 38 39 41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Estimasi Data Panel .............................................. 44 B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 49 BAB V PENUTUP A. Simpulan ........................................................................................ 63 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 63 C. Saran .............................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Belanja Transfer Pusat ke Daerah .......................... 4 Tabel 4.1 Model Regresi Secara Umum untuk Kabupaten/Kota ...................... 48 Tabel 4.2 Perkembangan Transfer ke Daerah Tahun 2005-2009 .................... 56
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir Pengembangan Model ................................... 29
Gambar 4.1
Alokasi Belanja Daerah Untuk Jenis Belanja Pegawai Untuk Periode 2005 - 2009 .......................................... 57
Gambar 4.2
Alokasi Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja Untuk Periode 2005 – 2009........................................................ 58
Gambar 4.3
Alokasi Belanja Daerah Menurut Jenis Modal Untuk Periode 2005 – 2009........................................................ 59
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Penelitian (Daftar PAD, UG, PDRB dan Belanja Daerah 305 Kabupaten/Kota di Indonesia) ..................... 72
Lampiran 2
Hasil Pengujian Pendekatan Common Effect .............................. 78
Lampiran 3
Hasil Pengujian Pendekatan Fixed Effect (FE) ............................ 79
Lampiran 4
Hasil Pengujian Pendekatan Random Effect ............................... 84
Lampiran 5
Uji Chow untuk memilih Estimator Terbaik antara Model Common Effect dan Fixed Effect ...................................... 89
Lampiran 6
Hasil Pengujian Hausman ........................................................... 91
Lampiran 7
Hasil Pengujian LM ..................................................................... 93
Lampiran 8
Model Regresi Secara Khusus (Masing-Masing Kabupaten/ Kota) ........................................................................ 98
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah merupakan perubahan yang sangat strategis dalam
sejarah
Indonesia.
Perubahan
ini
merupakan
respon
terhadap
perkembangan keadaan yang begitu dinamis baik di dalam maupun di luar negeri, serta tantangan persaingan global sehingga dipandang perlu untuk menyelenggarakan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional. Pemberian kewenangan (baik desentralisasi maupun dekonsentrasi) diwujudkan melalui pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional serta perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Hal-hal tersebut direalisasikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan, dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman daerah, yang dilaksanakan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Budiono (dalam Sidik et al, 2002) menjelaskan bahwa tujuan otonomi adalah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat,
pengembangan
kehidupan
berdemokrasi,
keadilan,
dan
pemerataan, dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar-daerah. Bird dan Vaillancourt (1998) mengisyaratkan ada dua prasyarat penting bagi kesuksesan desentralisasi, terlepas dari keseimbangan makro atau efisiensi mikro, yaitu: pertama, proses pengambilan keputusan di daerah harus
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
demokratis dan kedua, biaya-biaya dari pengambilan keputusan tersebut sepenuhnya harus ditanggung oleh masyarakat. Dalam
prakteknya,
desentralisasi
diwujudkan
melalui
pelimpahan
kewenangan dari pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintahan di bawahnya untuk melakukan pembelanjaan, pemungutan pajak yang menjadi kewenangan daerah, pembentukan Dewan yang dipilih oleh rakyat, serta pemilihan Kepala Daerah. Selain itu, pelaksanaan desentralisasi juga diwujudkan melalui pemberian bantuan dalam bentuk transfer dari Pusat. Pengaturan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ditujukan untuk membantu membiayai pelaksanaan fungsi yang menjadi kewenangannya
sebagai
konsekuensi
logis
dari
adanya
pembagian
kewenangan/fungsi dimaksud. Pengaturan hubungan keuangan ini harus dilakukan secara lebih adil, proporsional, dan akuntabel sehingga kebutuhan pengeluaran yang akan menjadi tanggung jawab daerah dapat dibiayai dari sumber-sumber penerimaan yang ada, baik dari dana desentralisasi maupun dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan. Dengan demikian, dana-dana tersebut secara selaras dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mendanai
kebutuhan
pengeluaran
yang
menjadi
kewenangan
daerah
(Departemen Keuangan, 2008). Pemerintah Indonesia memberlakukan Otonomi Daerah di Era Reformasi sejak tahun 2001 melalui pengundangan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam pelaksanaannya, undang-undang tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa Peraturan Pemerintah (PP) yang kemudian dipandu dengan Kepmendagri No. 29/2002. Seiring dengan reformasi
2
BAB I PENDAHULUAN
manajemen Keuangan Negara yang ditandai dengan lahirnya paket UU di bidang Keuangan Negara, UU No. 22 Tahun 1999 telah diubah menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. UU tersebut menjelaskan bahwa pembiayaan penyelenggaraan tugas Pemda dan DPRD bersumber dari keuangan daerah yang dibiayai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. UU No. 25 Tahun 1999, yang telah mengalami perubahan menjadi UU No. 33 Tahun 2004, selanjutnya menjelaskan mengenai dasar-dasar pembiayaan daerah merupakan akibat dari penyerahan dan pelimpahan wewenang Pusat kepada Gubernur atau penyerahan kewenangan atau penugasan Pusat kepada Bupati/Walikota yang diikuti dengan pembiayaannya. Dengan demikian, untuk melaksanakan kewenangan Pemda, Pusat akan mentransfer dana perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Bagian Daerah dari bagi hasil pajak dan bukan pajak. Sedangkan, PAD bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, perusahaan milik daerah, dan lain-lain PAD yang sah. Penerapan
kebijakan
Otonomi
Daerah
mengakibatkan
kebijakan
penggunaan hampir semua dana tersebut diserahkan kepada Pemda. Pemda yang lebih mengerti dan memahami kebutuhan daerahnya diharapkan akan menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien, dan melaporkan penggunaan dana tersebut secara transparan dan akuntabel sebagai bentuk pertanggung-jawaban kepada publik. Perkembangan belanja transfer Pusat ke Pemerintah Daerah untuk periode tahun 1994 hingga tahun 2007 (angka sementara) ditunjukkan dalam tabel 1.
3
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Dalam tabel tersebut terlihat terjadinya lonjakan dana transfer secara signifikan pada tahun 2001 yang menandai tahun pertama penerapan secara resmi kebijakan otonomi daerah dalam koridor UU Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 25 tahun 1999. Lonjakan dana transfer juga terjadi pada tahun 2006 sebagai dampak dari kebijakan menaikkan harga BBM dalam negeri sehingga memperbesar kebutuhan belanja pemerintah daerah yang didanai dari APBN melalui dana perimbangan. Tabel 1.1 Perkembangan Belanja Transfer Pusat ke Daerah
160
Crisis
Extra US$ 15 billion to spend
Decentralization
Constant 2000 prices, Rp. trillion
140 120 100 80 60 40 20 1994
1995
1996
1997
1998
Interest Payments Transfers to Region
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005 2006* 2007**
Subsidies Central Development Expenditures
Sumber: Mahi (2008)
Tujuan transfer seperti ini adalah untuk mengurangi (kalau tidak mungkin menghilangkan) kesenjangan fiskal antar pemerintah dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri (Simanjuntak dalam Sidik et al, 2002). Pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiskal dari sisi keuangan negara telah membawa konsekuensi kepada perubahan peta pengelolaan fiskal yang cukup
4
BAB I PENDAHULUAN
dramatis. Saat ini, sekitar 40% alokasi dalam APBN merupakan dana transfer Pusat ke Pemda dalam bentuk Dana Perimbangan. Menurut UU 33/2004, salah satu sumber pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) selain pendapatan dari Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Saat ini tuntutan peningkatan PAD semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintah yang dilimpahkan kepada daerah. Ciri utama daerah yang mampu melaksanakan otonomi adalah (1) memiliki kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangannya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, dan (2) memiliki ketergantungan kepada bantuan Pusat yang seminimal mungkin (Halim, 2001). Oleh karena itu, PAD harus menjadi sumber pendanaan terbesar yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dengan demikian, isu tentang kemampuan fiskal merupakan permasalahan yang bersifat penting dan strategis mengingat tingkat ketergantungan kepada bantuan pusat berbanding terbalik dengan tingkat perolehan PAD. Salah satu pertimbangan dari penerapan desentralisasi fiskal menurut perspektif kepentingan ekonomi adalah sebagai upaya menciptakan efisiensi dalam penyediaan barang dan jasa publik. Menurut Litvack et al (1998), mengutip argumen yang dikemukakan oleh Tiebout (1956), Oates (1972), Tresch (1981), Breton (1996) dan Weingast (1995), menyatakan bahwa pelayanan publik yang paling efisien seharusnya diselenggarakan oleh wilayah yang memiliki kontrol geografis yang paling minimun, dengan alasan:
5
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
1. pemerintah lokal sangat menghayati kebutuhan masyarakatnya, 2. keputusan pemerintah lokal sangat responsif terhadap kebutuhan masyarakat sehingga mendorong pemerintah lokal untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan dana yang berasal dari masyarakat, 3. persaingan
antar
daerah
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakatnya akan mendorong pemerintah lokal untuk melakukan inovasinya. Dengan demikian, kebijakan yang berhubungan dengan desentralisasi fiskal diyakini mampu menciptakan efisiensi ekonomi dalam penyediaan barang dan jasa publik melalui kebijakan belanja Pemda bukan malah sebaliknya, menciptakan ekonomi berbiaya tinggi dalam penyediaan barang dan jasa publik. Perilaku pemerintah daerah untuk mengalokasikan dana yang dimilikinya, baik dari transfer Pusat maupun dari pendapatan daerahnya sendiri, merupakan objek yang telah diteliti untuk dijelaskan oleh beberapa peneliti dengan berbagai pendekatan. Pemerintah daerah bisa merespon transfer dari Pusat secara simetris dan tidak simetris (Gamkhar dan Oates, 1996). Menurut Alderete (2004) dalam Ndadari dan Adi (2008) ketika pemerintah pusat memberikan bantuan melalui transfer kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan
belanja
daerah,
terdapat
spekulasi
bahwa
pengeluaran
pemerintah daerah merespon perubahan transfer tersebut secara asimetris. Perilaku asimetris ini dapat dilihat dengan adanya pengeluaran yang berasal dari grants yang memberikan keuntungan pribadi, sedangkan di lain pihak anggarannya juga berkurang. Studi Kuncoro (2007) untuk pemerintah kota dan kabupaten di Indonesia menemukan bahwa perubahan besaran transfer dari pemerintah pusat kepada
6
BAB I PENDAHULUAN
pemerintah kota dan kabupaten menimbulkan perilaku asimetris pemerintah kota dan kabupaten dalam penggunaan dana transfer yang diterimanya tersebut. Kuncoro menyebutkan bahwa peningkatan alokasi transfer dari pemerintah pusat akan direspon oleh pemerintah daerah dalam bentuk peningkatan belanja daerah yang lebih tinggi. Artinya, terdapat indikasi terjadi inefisiensi dalam belanja pemerintah daerah, terutama belanja operasional, yang menyebabkan terjadinya peningkatan belanja pemerintah daerah yang lebih tinggi dari periode sebelumnya. Disisi lain, apabila terjadi penurunan alokasi transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah kota dan kabupaten maka pemerintah daerah merespon kebijakan tersebut dalam bentuk penurunan belanja daerah yang melebihi penurunan Pendapatan Asli Daerah. Pertanyaan yang mengemuka dalam penelitian ini adalah benarkah Unconditional Grants, sebagai salah satu bentuk dari transfer pusat ke daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan PDRB memiliki pengaruh terhadap kebijakan belanja Pemda? Selanjutnya, apakah Pemda telah merespon transfer dari Pusat sesuai dengan tujuannya semula atau justru berperilaku asimetris? Berkenaan dengan pertanyaan di atas, beberapa penelitian berskala internasional dan nasional dengan menggunakan beberapa model pendekatan telah dilakukan oleh para peneliti. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Holtz-Eakin et al (1994), Legrenzi dan Milas (2001), Syukri dan Halim (2003), Kusumadewi dan Rahman (2007) serta Maemunah dan Akbar (2008). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkonfirmasikan temuan-temuan dalam penelitian sebelumnya dengan menggunakan studi kasus pada Kabupaten/Kota di Indonesia.
7
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
B. Rumusan Masalah Sumber dana Pemerintah daerah sebagian besar masih bertumpu pada transfer dari Pusat untuk membiayai pelaksanaan tugas-tugas Pemerintah daerah yang tercantum dalam APBD. Transfer yang akan diterima Pemerintah daerah akan sangat mempengaruhi Pemerintah daerah dalam menggunakan sumber dana tersebut, selain pengaruh dari sumber pendapatan lainnya. Perilaku pemerintah daerah untuk mengalokasikan dana yang dimilikinya, baik dari transfer maupun dari pendapatan yang dihasilkan oleh daerah sendiri, merupakan objek yang banyak diteliti dengan berbagai pendekatan. Pemerintah daerah bisa merespon transfer dari Pusat secara simetris dan tidak simetris. Beberapa peneliti, menjelaskan respon belanja pemerintah daerah sebagai flypaper effect ataupun ilusi fiskal. Berdasarkan hal-hal di atas, penulis merumuskan masalah penelitian dalam konteks pengalaman di Indonesia sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah pengaruh PAD, Unconditional Grants, dan PDRB terhadap belanja daerah?
2.
Apakah pengaruh Unconditional Grants terhadap belanja daerah lebih besar daripada pengaruh PAD yang mengindikasikan terjadinya flypaper effect berkenaan dengan kebijakan transfer dana perimbangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah?
C. Ruang Lingkup Lingkup penelitian ini dibatasi pada upaya untuk melihat pengaruh dari PAD, PDRB dan kebijakan transfer Pusat, dalam bentuk Unconditional Grants, kepada Pemda terhadap keputusan belanja Pemda dengan menggunakan
8
BAB I PENDAHULUAN
sampel Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia. Kabupaten/Kota yang dijadikan sampel diharapkan dapat diambil dari seluruh propinsi yang ada di Indonesia, sepanjang kondisi datanya memungkinkan. Periode waktu yang diamati adalah tahun anggaran 2005 hingga 2009. Variabel yang digunakan adalah belanja Pemda, PAD, PDRB, serta transfer dari Pusat kepada Pemda. Untuk melihat pengaruh dari transfer pusat kepada daerah menurut kategori dana transfernya, digunakan Unconditional Grants karena grants jenis ini memungkinkan pemda memiliki diskresi penuh dalam melakukan alokasi anggarannya sesuai kepentingan pemda. Penggunaan data panel untuk periode pengamatan tahun 2005 hingga 2009 diambil dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kelengkapan data. Data sampel merupakan kabupaten/kota yang tidak mengalami pemekaran wilayah selama periode pengamatan dan tersedia datanya, berupa PAD, PDRB, realisasi belanja daerah dan realisasi penerimaan dana transfer dalam bentuk Unconditional Grants, secara lengkap. Penelitian ini melihat fenomena flypaper effect dari sudut pandang birokrat (bureaucratic model) yang selalu berusaha untuk memaksimalkan penggunaan anggaran yang mereka punyai. Sebagai akibatnya, birokrat tidak memiliki insentif untuk
menginformasikan
kepada
masyarakatnya
tentang
tingkat
yang
sebenarnya dari pengeluaran yang didanai dari grants. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melihat fenomena flypaper effect sebagai suatu bentuk ilusi fiskal. Selain itu, penelitian ini memiliki keterbatasan untuk melihat variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi belanja daerah diluar variabel PAD, PDRB dan dana transfer dari Pusat berupa Unconditional Grants.
9
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
D. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah PAD, PDRB dan transfer dana dari Pusat dalam bentuk Unconditional Grants berpengaruh terhadap belanja pemerintah daerah melalui pengujian regresi berganda menggunakan sampel kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga berguna untuk membuktikan apakah terdapat perilaku yang bersifat asimetris dari pemerintah daerah sehubungan dengan transfer yang diterima dari pemerintah pusat. Salah satu pertimbangan dari penerapan desentralisasi fiskal menurut persfektif kepentingan ekonomi adalah sebagai upaya menciptakan efisiensi dalam penyediaan barang dan jasa publik. Menurut Litvack et al (1998) dalam BPPK (2006), mengutip argumen yang dikemukakan oleh Tiebout (1956), Oates (1972), Tresch (1981), Weingast (1995) dan Breton (1996), menyatakan bahwa pelayanan publik yang paling efisien seharusnya diselenggarakan oleh wilayah yang memiliki kontrol geografis yang paling minimun, dengan alasan: 1.
Pemerintah lokal sangat menghayati kebutuhan masyarakatnya.
2.
Keputusan
pemerintah
lokal
sangat
responsif
terhadap
kebutuhan
masyarakat sehingga mendorong pemerintah lokal untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan dana yang berasal dari masyarakat. 3.
Persaingan
antar
daerah
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakatnya akan mendorong pemerintah lokal untuk melakukan inovasinya. Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ditemukannya fenomena flypaper effect menunjukkan adanya indikasi pemborosan oleh pemerintah daerah berkaitan dengan penggunaan dana transfer dari pemerintah pusat. Jika
10
BAB I PENDAHULUAN
terdapat perilaku yang bersifat asimetris seperti ini maka tujuan efisiensi dalam penggunaan dana tidak berhasil dicapai.
E. Manfaat Penelitian ini berguna dalam memberikan bukti empiris (statistik) tentang pengaruh jumlah dana transfer yang diterima dari Pusat dalam bentuk Unconditional Grants terhadap belanja daerah dan pengaruh dari PAD dan PDRB terhadap belanja daerah serta menjelaskan manakah dari variabelvariabel tersebut yang memiliki daya pengaruh yang lebih kuat terhadap belanja daerah,
sehingga
dapat
digunakan
sebagai
salah
satu
dasar
pertimbangan/petunjuk untuk menentukan/menilai apakah pengalokasian dana transfer dari pusat ke daerah sudah sesuai dengan kebutuhan untuk membiayai belanja daerah ataukah justru kebijakan transfer dana yang dipraktikkan selama ini menimbulkan ketergantungan daerah terhadap dana transfer dari pusat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Bagi legislatif dan eksekutif sebagai pengambil keputusan kebijakan pemerintah. Penelitian ini memberikan bukti secara empiris berkenaan dengan kebijakan transfer dana dari Pusat dalam bentuk Unconditional Grants kepada daerah dan pengaruhnya terhadap belanja daerah sebagai dasar perumusan kebijakan
pemerintah
selanjutnya
sehubungan
dengan
perimbangan
keuangan Pusat dan Daerah.
11
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
2. Bagi dunia pendidikan dan penelitian desentralisasi fiskal Untuk menambah perkembangan pengetahuan di bidang otonomi daerah khususnya desentralisasi fiskal dan memberikan sumbangan ide bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka Pada bagian ini penulis akan menyajikan tinjauan pustaka yang berhubungan dengan topik penelitian dan bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya yang melandasi penelitian ini. Setelah itu, dikembangkan hipotesis yang digunakan dalam penelitian. 1. Perimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah Salah satu tuntutan reformasi yang mengemuka hingga kini adalah permasalahan yang berhubungan dengan kebijakan otonomi daerah. Sebagai respon dari tuntutan ini, pemerintah telah mengeluarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 32 tahun 2004 dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 33 tahun 2004. Kedua peraturan peundang-undangan tersebut membawa perubahan yang cukup berarti terhadap hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah baik dalam kaitannya dengan fungsi pemerintahan maupun dalam bentuk hubungan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Substansi dari perubahan
kedua
undang-undang
tersebut
adalah
semakin
besarnya
kewenangan pemerintah daerah dalam mengelola pemerintahan dan keuangan daerah. Diharapkan melalui kebijakan otonomi daerah tersebut, pembangunan daerah dapat berjalan sesuai aspirasi, kebutuhan, dan prioritas daerah sehingga berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi regional yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Menurut Rasyid (2007) dalam Haris (2007) diharapkan melalui kebijakan otonomi daerah akan terjadi peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah serta pengaturan yang jelas atas sumber-sumber pendapatan negara dan daerah, pembagian revenue dari sumber penerimaan yang berkait dengan kekayaan alam, pajak dan retribusi, serta tata cara dan syarat untuk pinjaman dan obligasi daerah. Salah satu konsep dasar yang melandasinya kedua paket UU otonomi daerah tersebut adalah sebagai upaya perwujudan desentralisasi fiskal melalui pembesaran alokasi subsidi dari pemerintah pusat yang bersifat block grant dan pengaturan pembagian sumber-sumber pendapatan daerah. 1.1. Pengertian dan Konsep Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Mengacu pada UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah yang telah diubah dengan UU No. 33 tahun 2004, perimbangan keuangan antara pusat dan daerah di Indonesia disebutkan sebagai suatu sistem pembiayaan pemerintahan dalam kerangka negara kesatuan yang mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta pemerataan antar daerah secara proporsional, demokratis, adil dan transparan. Sistem pembiayaan pemerintahan tersebut dilakukan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata cara penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan keuangannya. Kebijakan perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dilakukan dengan mengikuti pembagian kewenangan (money follows function). Artinya bahwa hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah perlu diberikan pengaturan sedemikian rupa, sehingga kebutuhan pengeluaran yang akan menjadi tanggung jawab daerah dapat dibiayai dari sumber-sumber penerimaan
14
BAB II LANDASAN TEORI
yang ada. Salam (2007) dalam Haris (2007) menyatakan bahwa sebagai dampak dari kebijakan perimbangan keuangan tersebut, berdasarkan perhitungan ekonomi, muncul perubahan besar dalam APBD daerah kabupaten dan kota dimana terjadi peningkatan perolehan dana yang luar biasa terutama bagi daerah yang memiliki sumber daya alam. 1.2. Pengertian dan Konsep Desentralisasi Fiskal Desentralisasi
dimaksudkan
sebagai
sebuah
alat
dalam
rangka
memberikan pelayanan umum yang lebih baik dan menciptakan proses pengambilan keputusan publik
yang
demokratis.
Desentralisasi dapat
diwujudkan melalui pelimpahan kewenangan kepada tingkat pemerintah di bawahnya untuk melakukan pembelanjaan, kewenangan memungut pajak, terbentuknya Dewan yang dipilih oleh rakyat, Kepala Daerah yang dipilih oleh rakyat, dan adanya bantuan dalam bentuk transfer dari Pemerintah Pusat. Mardiasmo (2009) dalam Abimanyu dan Megantara (2009) mengutip pendapat Litvack (1999) membedakan desentralisasi menjadi tiga bagian: 1.
Desentralisasi politik, yaitu pelimpahan kewenangan yang lebih besar kepada daerah yang melibatkan aspek pengambilan keputusan, termasuk penetapan standar dan berbagai peraturan.
2.
Desentralisasi administrasi, berupa pelimpahan kewenangan, tanggung jawab, dan sumber daya antartingkat pemerintahan.
3.
Desentralisasi fiskal, dalam bentuk pemberian kewenangan kepada daerah untuk menggali sumber-sumber pendapatan, hak untuk menerima transfer dari pemerintahan yang lebih tinggi, dan menentukan belanja rutin dan investasi (pembangunan).
15
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Prinsip pelaksanaan desentralisasi di Indonesia, menurut Mardiasmo (2009) dalam Abimanyu dan Megantara (2009) diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan
pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Selain itu, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, kekhususan, potensi, dan keanekaragaman daerah. Mengutip Bahl (1998) dan Rahmawati (2008), Mardiasmo (2009) menyatakan bahwa desentralisasi fiskal mensyaratkan adanya pembagian kewenangan kepada daerah dalam hal penerimaan/pendanaan (revenue assignment) yang mengiringi pemberian tugas dan kewenangan kepada pemerintah daerah (expenditure assignment) sehingga hubungan keuangan pusat dan daerah perlu diberikan pengaturan sedemikian rupa. Dengan demikian, kebutuhan pengeluaran yang menjadi tanggung jawab daerah dapat dibiayai dari sumber-sumber penerimaan yang ada. Tujuan umum dari program desentralisasi fiskal di Indonesia menurut Sidik (2004) dalam Singgih dan Subiyantoro (2004) adalah untuk membantu: 1.
meningkatkan alokasi nasional dan efisiensi operasional pemerintah daerah;
2.
memenuhi aspirasi daerah, memperbaiki struktur fiskal secara keseluruhan, dan memobilisasi pendapatan daerah dan kemudian nasional;
3.
meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan mengembangkan partisipasi konstituen dalam pengambilan keputusan di tingkat daerah;
4.
mengurangi kesenjangan fiskal antarpemerintah daerah, memastikan pelaksanaan pelayanan dasar masyarakat di seluruh Indonesia, dan mempromosikan sasaran-sasaran efisiensi pemerintah; serta
5.
16
memperbaiki kesejahteraan sosial rakyat Indonesia.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2009 disebutkan bahwa Desentralisasi fiskal sebagai salah satu instrumen kebijakan pemerintah mempunyai prinsip dan tujuan antara lain untuk: 1.
mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (vertical fiscal imbalance) dan antardaerah (horizontal fiscal imbalance);
2.
meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah;
3.
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya nasional;
4.
tata
kelola,
transparan,
akuntabel
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pengalokasian Transfer ke Daerah yang tepat sasaran, tepat waktu, efisien, dan adil; serta 5.
mendukung kesinambungan fiskal dalam kebijakan ekonomi makro. Desentralisasi berpengaruh besar terhadap peran Pemda dalam hal: (i)
transfer dana dari pusat meningkatkan secara signifikan sumberdaya keuangan daerah; (ii) kewenangan fiskal daerah diperluas secara signifikan; (iii) tanggung jawab yang mencakup penyediaan layanan sosial dan infrastruktur daerah; dan (iv) kewenangan untuk membuat kebijakan ekonomi daerah (World Bank, 2008) Desentralisasi fiskal merupakan komponen utama dalam desentralisasi. Apabila pemerintah daerah melaksanakan fungsinya secara efektif dan mendapat kebebasan dalam pengambilan keputusan pengeluaran di sektor publik, maka pemerintah daerah harus mendapat dukungan sumber-sumber keuangan yang memadai yang berasal dari PAD, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Pinjaman, maupun Subsidi/Bantuan dari Pemerintah Pusat (Sidik, 2002). Menurut Bahl (1998) desentralisasi fiskal merupakan penyerahan kewenangan di
17
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
bidang keuangan antar tingkat pemerintahan yang mencakup bagaimana pemerintah pusat mengalokasikan sejumlah besar dana dan/atau sumbersumber ekonomi kepada daerah untuk dikelola menurut kepentingan dan kebutuhan daerah itu sendiri. Dalam hal terjadi ketimpangan antara pembiayaan kebutuhan fiskal dan kemampuan fiskal, dalam konteks Indonesia, diatasi dengan adanya kebijakan transfer ke pemerintah daerah sebagai instrumen utama kebijakan desentralisasi fiskal berupa Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus. 1.3. Unconditional Grants Di Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam UU No. 33 Tahun 2004, bentuk transfer yang paling penting adalah Dana Perimbangan. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan Dana Alokasi Khusus (DAK)yang merupakan komponen terbesar dari dana transfer ke pemerintah daerah. Transfer atau grant dari Pemerintah Pusat secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu conditional grant dan unconditional grant (Rossen, 2005). Sementara Ulbrich (2003) membagi grants menjadi dua tipe, yaitu general purpose grant dan categorial grant. Unconditional grant (disebut juga dengan general purpose grant/block grant) merupakan transfer dari Pusat ke Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk menjamin adanya pemerataan dalam kemampuan fiskal antar daerah, sehingga setiap daerah dapat melaksanakan urusan rumah tangganya sendiri pada tingkat yang layak. Atas grant yang diterimanya, pemerintah memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri alokasi anggarannya tanpa batasan/ketentuan penggunaan dari pemerintah pusat. Sedangkan conditional grant (disebut juga dengan
18
BAB II LANDASAN TEORI
categorial grant/specific purpose grant/matching grant) biasanya digunakan dalam rangka mengatasi persoalan efek pelayanan publik (spatial effect) antar daerah atau pun dalam rangka mengarahkan kembali prioritas pembangunan Pusat (redirecting national priority) yang kewenangannya telah diserahkan ke pemerintah daerah. Untuk conditional/categorical grant, pemerintah daerah tidak memiliki
kebebasan
dalam
pemanfaatannya.
Pemerintah
daerah
harus
membelanjakan dana transfer tersebut sesuai dengan penggunaan yang telah ditentukan sebelumnya oleh pemerintah pusat (Ulbrich, 2003). Dilihat dari ada tidaknya deskresi dalam penggunaan dananya, transfer dalam bentuk DAU dan DBH dapat dikategorikan sebagai unconditional grant/ general purpose grant/block grant, sedangkan DAK termasuk kategori conditional grant/categorial grant/specific purpose grant. Karena penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh unconditional grant/general purpose grant/block grant terhadap belanja daerah maka categorial grant/conditional grant tidak dibahas lebih lanjut. 1.4. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan azas desentralisasi, daerah diberikan kewenangan untuk memungut pajak/retribusi (tax assignment) dan pemberian bagi hasil penerimaan (revenue sharing) serta bantuan keuangan (grant) atau dikenal sebagai dana perimbangan sebagai sumber dana bagi APBD (Sidik, 2002). Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah mengelompokkan pendapatan daerah
menjadi
tiga
kelompok:Pendapatan
Asli
Daerah
(PAD),
Dana
Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.
19
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Pendapatan Asli Daerah dapat dikelompokkan menurut jenis pendapatan yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Kewenangan daerah untuk memungut pajak dan retribusi diatur dengan UU 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan dari UU Nomor 18 Tahun 1997 dan ditindaklanjuti peraturan pelaksanaannya dengan PP Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan PP Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Berdasarkan UU dan PP tersebut, daerah diberikan kewenangan untuk memungut 11 jenis pajak dan 28 jenis retribusi. Penetapan jenis pajak dan retribusi didasarkan pertimbangan bahwa jenis pajak dan retribusi tersebut secara umum dipungut oleh hampir semua daerah dan merupakan jenis pungutan yang secara teoritis dan praktis merupakan pungutan yang baik. Kemampuan daerah dalam menggali sumber-sumber penerimaan yang independen, misalnya pajak daerah dan retribusi daerah, akan sangat menentukan pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi dan kewenangannya. Jika pemerintah daerah mampu menggali untuk mendapatkan pendapatan yang besar tentu membawa konsekuensi politis dan ekonomi seperti posisi yang lebih baik dalam menentukan perencanaan dan pengelolaan pembangunan daerah daripada pemerintah daerah yang bergantung pada dana pusat. 2. Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) Kinerja perekonomian secara nasional tercermin dalam Produk Domestik Bruto (PDB). PDB didefinisikan sebagai jumlah nilai pasar semua barang dan jasa akhir (final goods) yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu tanpa memperhatikan kewarganegaraan pelakunya (Mankiw, 2003).Untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu daerah diperlukan
20
BAB II LANDASAN TEORI
pengukuran
perekonomian
regional
yang
melibatkan
aspek
dari
suatu
perekonomian, yaitu bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.Biasanya dalam hal ini digunakan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi regional.Mengacu pada definisi PDB menurut Mankiw, PDRB dapat dipahami sebagai statistika tentang jumlah nilai tambah yang tercipta akibat dari proses produksi, barang atau jasa, di suatu wilayah/regional pada suatu periode tertentu tanpa memperhatikan asal atau domisili pelaku produksi. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan angka PDRB mencerminkan Pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dalam konteks Indonesia, penelitian Kustiani (2007) membuktikan bahwa PDRB berpengaruh positif terhadap Pendapatan Daerah. Menurut John Glasson (1987) dalam Elmi (2002), perekonomian regional dapat dibagi menjadi dua sektor yaitu kegiatan-kegiatan basis dan kegiatankegiatan bukan basis. Kegiatan-kegiatan basis (basic activities) adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, dan menjualnya atau memasarkan produk-produknya keluar daerah. Sedangkan kegiatan-kegiatan ekonomi bukan basis (non basic activities) adalah usaha ekonomi yang menyediakan barang-barang dan jasa-jasa untuk kebutuhan masyarakat dalam wilayah ekonomi daerah yang bersangkutan saja. Menurut teori ini meningkatnya jumlah kegiatan ekonomi basis di dalam suatu daerah, akan meningkatkan jumlah pendapatan daerah yang bersangkutan. Selanjutnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa di daerah itu dan akan mendorong kenaikan volume kegiatan ekonomi bukan basis (effect multiplier). Sebaliknya apabila terjadi penurunan jumlah kegiatan basis, akan berakibat berkurangnya pendapatan yang mengalir masuk ke dalam daerah yang bersangkutan, dan
21
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
selanjutnya akan terjadi penurunan permintaan terhadap barang-barang yang diproduksi
oleh
kegiatan
bukan
basis.
Dengan
demikian,
kemajuan
perekonomian suatu daerah yang akan berdampak positif pada pendapatan daerah mensyaratkan upaya-upaya daerah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi basis. 3. Belanja Daerah Dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan baik urusan wajib maupun urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, Pemerintah daerah memiliki wewenang mengeluarkan belanja daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah. Struktur APBD sesuai Permendagri No. 13 tahun 2006 membagi klasifikasi belanja daerah menurut urusan pemerintahan, fungsi, organisasi, program dan kegiatan,
serta
kelompok
belanja.
Klasifikasi
belanja
menurut
urusan
pemerintahan terdiri dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan. Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan organisasi pemerintahan daerah. Klasifikasi belanja menurut fungsi digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri dari: (a) pelayanan umum, (b) ketertiban dan keamanan, (c) ekonomi, (d) lingkungan
22
BAB II LANDASAN TEORI
hidup, (e) perumahan dan fasilitas umum, (f) kesehatan, (g) pariwisata dan budaya, (h) agama, (i) pendidikan, serta (j) perlindungan sosial. Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Klasifikasi belanja menurut kelompok belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan program sedangkan belanja tidak langsung tidak terkait langsung dengan program yang terdiri dari: (1) belanja pegawai, (2) bunga, (3) subsidi, (4) hibah, (5) bantuan sosial, (6) belanja bagi hasil, (7) bantuan keuangan, dan (8) belanja tidak terduga. 4. Pengertian dan Konsep Flypaper effect Hubungan pengaruh dari transfer dana antar pemerintah dan pendapatan daerah terhadap kebijakan belanja daerah dalam dunia akademis dikenal sebagai flypaper effect. Beberapa peneliti menjelaskan respon belanja pemerintah daerah sebagai flypaper effect, yaitu respon belanja pemerintah daerah yang berbeda untuk sumber dana dari transfer Pemerintah Pusat dan pendapatan sendiri (seperti pajak daerah). Dengan kata lain, ketika penerimaan daerah berasal dari transfer, maka stimulasi belanja yang ditimbulkannya berbeda dengan stimulasi yang muncul dari pendapatan daerah (terutama pajak daerah).
Ketika
respon
belanja
daerah
lebih
besar
terhadap
transfer
dibandingkan dengan respon belanja daerah lebih besar terhadap pendapatan daerah, kondisi tersebut disebut sebagai flypaper effect (Oates, 1999). Pendekatan umum mengenai flypaper effect antara lain menyebutkan pengaruh transfer dana sebagai salah satu penyebab ilusi fiskal dalam tingkat pengeluaran barang publik.Transfer dana antar pemerintah pada umumnya akan
23
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
mengurangi harga barang publik bagi masyarakat penerima, dan dengan sendirinya akan menurunkan tingkat penerimaan pajak daerah sebagai efek samping dari adanya dana bantuan. Dalam studi Dollery dan Worthington (1995) menggunakan data di Australia ditemukan bahwa dengan adanya flypaper effect menyebabkan transfer dana bantuan dari yurisdiksi pemerintah federal pada yurisdiksi pemerintah lokal akan mengalami ilusi fiskal. Masyarakat,
khususnya
masyarakat
pemilih
dalam
negara
bagian
penerima transfer, mempercayai bahwa beban pajak mereka ditanggung oleh yurisdiksi lain di luar negara bagian tersebut (dalam hal ini adalah pemerintah pusat). Sehingga, mereka cenderung beranggapan bahwa barang publik dibiayai oleh dana bantuan dari federal, dan pajak untuk pembiayaan barang publik tersebut ditarik dari yurisdiksi lain. Oleh karena itu, pengeluaran antara pendonor (federal) dan penerima (negara bagian) akan timpang. Negara bagian cenderung akan menuntut dana bantuan untuk pembiayaan publik dari pemerintah federal, sehingga meningkatkan pengeluaran pemerintah federal menjadi berat sebelah. Sementara itu, penerimaan pajak yang dipungut oleh negara federal akan bertambah untuk pembiayaan dana bantuan, sedangkan pelayanan yang diberikan pemerintah federal cenderung stagnan. Sebaliknya, penerimaan pajak negara bagian mungkin menurun tetapi pelayan publiknya tetap dan cenderung bertambah, karena dibiayai oleh dana bantuan tak bersyarat (unconditional grants). Dengan demikian, timbul anggapan bahwa ―bila pemerintah federal menambah jumlah dana bantuan, maka permintaan pelayanannya cenderung jatuh‖. Menurut pandangan pendonor/penerima, pertambahan dana bantuan akan menurunkan jumlah yang tampak pada pengeluaran negara bagian
24
BAB II LANDASAN TEORI
penerima, dan malah meningkatkan jumlah pengeluaran pendonor, sehingga pengeluaran pendonor tampak lebih mahal. Pada umumnya, penurunan pada pengeluaran ―asli‖ pendonor (federal untuk kepentingan federal sendiri dalam studi Dollery dan Worthington tersebut) sebagai akibat perubahan pandangan akan jumlah pengeluaran yang tampak, merupakan alternatif bukti adanya ilusi fiskal. Penelitian sebelumnya mengenai flypaper effect menjelaskan bahwa secara umum perkiraan empiris atas flypaper effect menyebabkan perubahan 40 sen belanja daerah atas tiap kenaikan satu dollar grants, sedangkan kenaikan satu dollar pendapatan daerah menyebabkan perubahan 15 sen belanja daerah (Hines dan Thaler, 1995). Transfer atau grants dari Pusat kepada pemerintah daerah akan mempunyai efek distributif dan alokatif yang tidak berbeda dengan sumber pendapatan lain (Bradford dan Oates, 1971). Namun, studi empiris membuktikan bahwa stimulus terhadap pengeluaran daerah yang ditimbulkan oleh transfer atau grants seringkali lebih besar dibandingkan dengan stimulus dari pendapatan (pajak) daerah sendiri atau dengan kata lain terjadi flypaper effect. Fenomena flypaper effect membawa dampak lebih luas bahwa transfer akan meningkatkan belanja pemerintah daerah yang lebih besar daripada penerimaan transfer itu sendiri. Fenomena flypaper effect dapat terjadi dalam dua versi. Pertama, merujuk pada peningkatan pajak daerah dan anggaran belanja pemerintah yang berlebihan. Kedua, mengarah pada elastisitas pengeluaran terhadap transfer yang lebih tinggi daripada elastisitas pengeluaran terhadap penerimaan pajak daerah.
25
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Anomali tersebut memicu diskusi yang intensif di antara ahli ekonomi. Perdebatan tersebut menghasilkan beberapa penjelasan yang ditawarkan. Dalam khasanah ekonomi, telaah mengenai flypaper effect dapat dikelompokkan menjadi 2 aliran pemikiran, yaitu model birokratik (bureaucratic model) dan ilusi fiskal (fiscal illusion model). Model birokratik menelaah flypaper effect dari sudut pandang dari birokrat, sedangkan model ilusi fiskal mendasarkan kajiannya dari sudut pandang masyarakat yang mengalami keterbatasan informasi terhadap anggaran pemerintah daerahnya. Filimon, Romer dan Rosenthal (1982) dalam Rossen (2005) berpendapat bahwa birokrat selalu berusaha untuk memaksimalkan penggunaan anggaran yang mereka punyai. Sebagai akibatnya, birokrat tidak memiliki insentif untuk menginformasikan kepada masyarakatnya tentang tingkat yang sebenarnya dari pengeluaran yang didanai dari grants. Implikasi penting berkenaan dengan hal ini dalam konteks penerapan desentralisasi
fiskal
adalah
dapat
menjadipetunjuk/membantu
dalam
menjelaskan pertumbuhan sektor publik. Dalam sistem yang terdesentralisasi, pemerintah
daerah
seharusnya
memiliki
lebih
banyak
informasi
untuk
membedakan kepentingan penduduknya sehingga bisa memperoleh lebih banyak sumber daya dari perekonomian. Hal ini memberikan implikasi bahwa efisiensi ekonomi penyediaan barang publik akan tercapai dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Tiebout menekankan bahwa tingkat dan kombinasi pembiayaan barang publik bertaraf lokal dan pajak yang dibayar oleh masyarakat merupakan kepentingan politisi, masyarakat lokal, dan pemerintah daerahnya. Masyarakat akan memilih untuk tinggal di lingkungan yang anggaran daerahnya memenuhi
26
BAB II LANDASAN TEORI
preferensi yang paling tinggi antara pelayanan publik dari pemerintah daerahnya dengan pajak yang dibayar oleh masyarakat. Ketika masyarakat tidak senang pada kebijakan pemerintah lokal dalam pembebanan pajak untuk pembiayaan barang publik bersifat lokal, maka hanya ada dua pilihan bagi warga masyarakat, yaitu meninggalkan wilayah tersebut atau tetap tinggal di wilayah tersebut dengan berusaha mengubah kebijakan pemerintah lokal melalui legislatifnya (Hyman, 2003). Hipotesis tersebut memberikan petunjuk bahwa terdapat potensi untuk mencapai efisiensi ekonomi (maximizing social welfare) dalam penyediaan barang publik pada tingkat lokal. Model Tiebout ini menunjukkan kondisi yang diperlukan untuk mencapai efisiensi ekonomi dalam penyediaan barang publik yang bersifat lokal yang pada gilirannya akan menciptakan kondisi yang dikenal sebagai "the market for local services would be perfectly competitive" (Tresch, 1981), (Aronson, 1985), (Stiglitz, 1988) dalam BPPK (2005). Oates (1979) menyatakan fenomena flypaper effect dapat dijelaskan dengan ilusi fiskal. Bagi Oates, transfer akan menurunkan biaya rata-rata penyediaan barang publik (bukan biaya marginalnya). Namun, masyarakat tidak memahami penurunan biaya yang terjadi adalah pada biaya rata-rata atau biaya marginalnya. Masyarakat hanya percaya harga barang publik akan menurun. Bila permintaan barang publik tidak elastis, maka transfer berakibat pada kenaikan pajak bagi masyarakat. Ini berarti flypaper effect merupakan akibat dari ketidaktahuan masyarakat akan anggaran pemerintah daerah. Ilusi fiskal diartikan sebagai kesalahan persepsi masyarakat baik mengenai pembiayaan maupun alokasi anggaran dan keputusan mengenai kedua hal tersebut dihasilkan justru dari kesalahan persepsi semacam ini.
27
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Logan (1986) berpendapat kesalahan persepsi tersebut dapat berlanjut dalam bahkan jangka panjang.Lebih lanjut, birokrat pemerintah daerah dan masyarakat memandang bahwa kemudahan transfer yang diterima pada saat yang sedang berjalan tetap memiliki nilai sekarang (present value) yang lebih tinggi daripada jumlah transfer yang diterima pada waktu-waktu yang akan datang meskipun dengan nilai sekarang yang lebih tinggi. Dengan demikian, fungibilitas transfer tersebut akan memberikan pengaruh konsumsi yang jauh lebih besar. Hal ini memberikan implikasi lebih lanjut bahwa masyarakat akan menggunakan aspek fungibilitas transfer ini untuk mengevaluasi kinerja pemerintahannya. Studi Holtz-Eakin et al (1985) menemukan bahwa grants tahun lalu dapat memprediksi belanja tahun ini, namun sebaliknya belanja tahun lalu tidak dapat memprediksi belanja tahun berjalan. Selain itu, Syukri dan Halim (2003) untuk studi kasus untuk kabupaten/kota di Jawa-Bali, juga telah membuktikan flypaper effect dengan menyimpulkan bahwa DAU dan PAD secara terpisah dan serentak berpengaruh terhadap belanja daerah, baik untuk prediksi tanpa maupun dengan lag.
B. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk mengguji data dari kabupaten/kota di Indonesia untuk periode pengamatan tahun 2005 hingga tahun 2009 (lima tahunan). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara ekonometrik dan ekonomi. Analisis ekonometrik dilakukan melalui analisis data dengan mengukur efektivitas dan efisiensi dari model yang digunakan, sementara analisis ekonomi
28
BAB II LANDASAN TEORI
dilakukan dengan menjelaskan hubungan tiap-tiap variabel dengan teori-teori ekonomi dan penelitian terdahulu yang mendasarinya. Tinjauan pustaka sebelumnya menunjukkan faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap belanja daerah. Dalam penelitian ini, faktor yang diduga berpengaruh terhadap belanja daerah, baik berupa transfer Pusat dalam bentuk Unconditional Grants maupun dari PAD dan PDRB, akan diuji. Selain dipengaruhi oleh besaran dana transfer dan pendapatan daerah, belanja daerah juga
dipengaruhi
oleh
beberapa
pertimbangan
tertentu
dalam
proses
penganggarannya seperti sistem penganggaran, informasi politis dan informasi analitis. Dari pemahaman tersebut disusunlah kerangka berfikir pengembangan model sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Pengembangan Model
Unconditional Grants
PAD
Belanja Daerah
PDRB
Pertimbangan yang mempengaruhi penganggaran: (1) sistem penganggaran, (2) informasi politis, dan (3) informasi analitis.
29
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Karena fokus penelitian ini diarahkan pada hubungan pengaruh antara dana transfer dalam bentuk unconditional grants, PAD dan PDRB terhadap belanja daerah serta membuktikan apakah flypaper effect terjadi pula untuk kondisi Indonesia, maka pertimbangan yang mempengaruhi penganggaran dipandang sebagai error term atau hal-hal lain yang tidak dijelaskan dalam model. Informasi politis yang mencerminkan pendekatan pilihan publik (public choice approach) serta informasi analitis dan sistem penganggaran yang digunakan yang mencerminkan pendekatan institusional (institutional approach) tidak diteliti karena ketidaktersediaan data. Penelitian berkenaan dengan pertimbangan yang mempengaruhi penganggaran membutuhkan data primer yang sulit dipenuhi oleh penelitian ini.
C. Hipotesis Model dikembangkan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dengan mengembangkan perumusan sebagai berikut: 1. Pengaruh PAD Terhadap Belanja Daerah Hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan daerah (terutama pajak) akan mempengaruhi anggaran belanja Pemda dikenal dengan nama tax-spend hyphotesis (Aziz et al, 2000; Doi, 1998; Vo Furstenberg et al, 1986 dalam Abdullah dan Halim, 2003). Dalam hal ini pengeluaran Pemda atau perubahan pendapatan terjadi sebelum perubahan pengeluaran. Penelitian Abdullah dan Halim (2003) menemukan bahwa sumber pendapatan daerah berupa Pendapatan Asli Derah (PAD) di Jawa dan Bali memiliki pengaruh terhadap belanja daerah. Menurut Abdullah dan Asmara
30
BAB II LANDASAN TEORI
(2006) dalam Abdullah dan Halim (2006) meskipun proporsi PAD maksimal hanya sebesar 10% dari total pendapatan daerah, kontribusinya terhadap pengalokasian
anggaran
cukup
besar,
terutama
bila
dikaitkan
dengan
kepentingan politis. 2. Pengaruh Unconditional Grants Terhadap Belanja Daerah Mengutip Holtz-Eakin et al (1994), Harianto dan Adi (2007) menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat erat antara transfer dari Pusat dengan belanja pemerintah daerah terutama hubungannya dengan belanja modal. Studi Legrenzi dan Milas (2001) dalam Maimunah dan Akbar (2008), menggunakan sampel municipalities di Italia, menemukan bukti empiris bahwa dalam jangka panjang transfer dari Pusat berpengaruh terhadap belanja daerah. Penelitian lain yang berkaitan dengan hal ini dilakukan oleh Gamkhar dan Oates (1996) yang menganalisis respon pemda terhadap perubahan jumlah transfer dari pemerintah federal di Amerika Serikat untuk tahun 1953-1991 dimana pengurangan jumlah transfer dari Federal Grants menyebabkan penurunan dalam pengeluaran daerah. Abdullah dan Halim (2003) membuktikan bahwa Dana Perimbangan, untuk studi kasus di Jawa dan Bali, berpengaruh terhadap belanja daerah. Dalam hubungannya dengan kontribusi terhadap pengalokasian anggaran, Dana Perimbangan merupakan sumber utama pemerintah daerah meskipun bersifat contingent karena ditentukan oleh pemerintah pusat. Senada dengan hal tersebut, temuan Maimunah dan Akbar (2008) membuktikan bahwa besarnya nilai DAU, sebagai salah satu komponen dana transfer untuk kasus di Pulau Sumatera,
berpengaruh secara positif terhadap belanja daerah. Hal ini
membuktikan bahwa transfer pemerintah dalam bentuk DAU berperan penting
31
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
bagi perekonomian suatu daerah. Diharapkan, transfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah akan meningkatkan kemampuan belanja daerah sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah. 3. Pengaruh PDRB Terhadap Belanja Daerah Kustiani
(2007)
dalam
penelitiannya
tentang
pengaruh
penerapan
anggaran berbasis kinerja pada kinerja fiskal Kabupaten/Kota di Pulau Jawa membuktikan
bahwa Produk
Domestik
Regional
Bruto,
sebagai proksi
pendapatan daerah, berpengaruh terhadap belanja daerah. Selain itu, Adi (2006) juga membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah memberikan dampak yang positip terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang pada gilirannya kemudian akan mempengaruhi belanja daerah. 4. Pengujian Flypaper effect Studi Andersson (2002) tentang perubahan sistem grants terhadap pengeluaran pemerintah daerah di Swedia menemukan bahwa kenaikan dalam non-matching grant akan menyebabkan kenaikan pengeluaran Pemda, berbeda dengan akibat dari kenaikan pendapatan yang bersumber dari pajak. Kenaikan tarif pajak tinggi menyebabkan penurunan dalam pengeluaran daerah. Menurut Andersson, efek dari non-matching grant lebih besar dibanding matching grant dan efek ini tergantung pada penurunan relatif atas non-matching grant untuk beberapa periode. Hasil ini mendukung hipotesis flypaper effect. Deller et al (2002) menganalisis hubungan pendapatan yang berasal dari bagi hasil dengan menggunakan 581 kota dan kota-kota kecil di di Wisconsin, Amerika Serikat dan menemukan bahwa untuk setiap dolar kenaikan pendapatan per kapita, menyebabkan pengeluaran total per kapita meningkat sebesar 12–15 sen. Untuk setiap kenaikan dalam pendapatan bagi hasil per kapita, peningkatan
32
BAB II LANDASAN TEORI
pengeluaran per kapita mencapai 46–55 sen. Hasil ini konsisten dengan hipotesis flypaper effect. Penelitian Legrenzi dan Milas juga memberikan bukti empiris tentang flypaper effect dalam jangka panjang untuk sampel municipalities di Italia. Mereka menyatakan bahwa pemerintah daerah secara konsisten menaikkan pengeluaran mereka sesuai kenaikan tranfer dari Pusat lebih dari kenaikan dalam pendapatan sendiri mereka. Dalam hubungan antara pendapatan dan belanja, Moisio (2002) menemukan adanya flypaper effect yang menyatakan bahwa orang akan berhemat dalam membelanjakan pendapatan sendiri dibandingkan pendapatan yang diberikan pihak lain dalam bentuk grants atau transfer. Slack (1980) menguji secara analitis dan empiris dengan menggunakan sampel municipalities di Kanada dan menemukan bahwa Unconditional Grants yang diberikan kepada municipalities disikapi oleh daerah penerima grants dengan cara menaikkan pengeluaran municipalities tetapi dengan jumlah yang lebih kecil dari grants. Sementara Deller dan Maher (2005) dengan fokus penelitian pada terjadinya flypaper effect menemukan adanya pengaruh Unconditional Grants pada kategori pengeluaran adalah lebih kuat pada kebutuhan non esensial atau kebutuhan luxury, seperti pengeluaran untuk taman dan rekreasi, daripada kebutuhan esensial atau normal, seperti pengeluaran untuk jasa keamanan. Temuan-temuan sebelumnya tersebut menarik untuk dikonfirmasi, apakah untuk kondisi Indonesia flypaper effect juga terjadi? Dalam penelitian ini, agar dapat dikatakan telah terjadi flypaper effect maka hasil regresi yang diperoleh harus menunjukkan nilai koefisien Unconditional Grants yang lebih besar dari
33
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
nilai koefisien PAD maupun PDRB dan keduanya signifikan, atau nilai koefisien PAD dan PDRB tidak signifikan secara statistik. Untuk tujuan pengujian hipotesis, penelitian ini mengajukan hipotesis alternatif sebagai berikut: H1:
Unconditional Grant (UG), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh terhadap Belanja Daerah (BlD)
Untuk menentukan apakah terjadi fenomena flypaper effect digunakan hipotesis berikut untuk mengujinya: H2:
Pengaruh Unconditional Grant (UG) terhadap Belanja Daerah (BlD) lebih besar daripada pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah (BlD) Model estimator yang dikembangkan untuk menguji hipotesis diatas adalah
sebagai berikut: BlDit =β0 + β1 UGit +β1PADit + β2(PDRBit)+ Uit ................................. persamaan 2.1 dimana:
BlDit
= Belanja Daerah pada tahun t.
UGit
= Unconditional Grants yang diterima daerah pada tahun t.
PADit
= Pendapatan Asli Daerah pada tahun t.
(PDRBit)
= Pendapatan Daerah Regional Bruto satu daerah pada tahun t.
Uit
= residual pada daerah pada tahun t
34
BAB III METODE KAJIAN AKADEMIS
A. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa realisasi Anggaran Belanja Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Unconditional Grants dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan rincian sebagai berikut: 1.
Realisasi Anggaran Belanja Daerah untuk Kabupaten/Kota di Indonesia untuk tahun 2005 hingga tahun 2009 bersumber dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan RI.
2.
Pendapatan Asli Daerah untuk Kabupaten/Kota di Indonesia untuk tahun 2005 hingga tahun 2009 bersumber dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan RI.
3.
Unconditional Grants yang merupakan total seluruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) untuk Kabupaten/Kota di Indonesia untuk tahun 2005 hingga tahun 2009 bersumber dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan RI.
4.
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tahun 2005 hingga tahun 2009 dengan pendekatan harga konstan bersumber dari Badan Pusat Statistik. Sampel dari penelitian ini adalah kabupaten/kota di Indonesia yang
memenuhi kriteria, yaitu datanya lengkap dan tidak mengalami pemekaran selama periode yang diamati. Daftar 305 kabupaten/kota yang menjadi sampel dalam penelitian ini disajikan dalam lampiran 1.
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
B. Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang dengan pendekatan kuantitatif yang dimaksudkan untuk menemukan bukti empiris berkenaan dengan respon Pemda atas dana transfer yang diterima dari Pusat. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksplanasi yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lain dengan cara menyoroti hubungan yang telah dirumuskan sebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini akan dianalisis secara ekonometrik dan ekonomi. Analisis ekonometrik dilakukan melalui analisis data dengan mengukur efektivitas dan efisiensi dari model yang digunakan. Sedangkan analisis ekonomi dilakukan dengan menjelaskan hubungan tiap-tiap variabel dengan teori-teori ekonomi dan penelitian terdahulu yang mendasarinya. Analisis atas variabel yang diuji secara ekonometrik dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan menggunakan data panel. Dalam model regresi klasik, gangguan (error term) selalu dinyatakan bersifat homoskedastik dan serial uncorrelated. Implikasinya, penggunaan metode OLS akan menghasilkan penduga yang bersifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Asumsi tersebut tidak dapat diterapkan pada metode data panel yang disusun berdasarkan beberapa individu untuk periode. Menurut Pyndick&Rubinfield (1998) dalam Prachmasetiawan (2006), hal ini dikarenakan bertambahnya gangguan yang kini menjadi 3 macam, yaitu: gangguan antar waktu (time series disturbance), antar individu (cross sectional disturbance), dan gangguan antar waktu dan antar individu. Melalui analisis data panel perilaku individu yang berbeda selama jangka waktu tertentu dapat ditangkap untuk memperoleh parameter estimasi.
36
BAB III METODE KAJIAN AKADEMIS
Spesifikasi model regresi data panel yang memuat efek yang spesifik individu adalah sebagai berikut : yit = αi + βxit + εit…………………………………………...……… persamaan 3.1
dimana yit dan xit masing-masing merupakan variabel tak bebas dan variabel bebas untuk setiap individu i pada periode t dimana i=1,2,…, N dan t=1,2,…,T. εit merupakan error term pada model regresi data panel. Pada xit ada sebanyak K slope (tidak termasuk intersept) yang menunjukkan jumlah variabel bebas yang digunakan dalam model. αi merupakan efek individu yang dapat bernilai konstan sepanjang periode t atau bahkan berbeda-beda untuk setiap individu ke–i. Pengujian dalam analisis data panel berbeda dengan pengujian dalam persamaan regresi tunggal. Pengujian dalam persamaan regresi tunggal dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi gejala heteroskedastik atau autokorelasi untuk satu individu. Perbaikan model dilakukan jika melanggar asumsi regresi linier klasik, sehingga diperoleh hasil estimasi yang bersifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Sedangkan pengujian dalam analisis panel menurut Ekananda (2005) dalam Wulandari (2009) dilakukan untuk menentukan estimator yang lebih baik, disesuaikan dengan kondisi matriks varians-covarians residual. Penentuan model pengujian regresi data panel yang paling tepat untuk penelitian ini akan dilakukan pada saat tahapan pengujian data. Secara teoritis terdapat ketiga model pengujian yang dapat digunakan, yaitu (1) model common effects, (2) fixed effects, dan (3) random effects. Pemilihan model dapat melalui cara formal dan informal (apriori) sehingga akan terpilih model yang paling tepat untuk mengestimasi regresi data panel.
37
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
C. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu variabel terikat yaitu belanja daerah dan tiga variabel bebas yakni Unconditional Grants, PAD dan PDRB. Penjelasan singkat mengenai definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan Belanja Daerah (y) Belanja daerah merupakan semua pengeluaran kas daerah dalam periode n tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. Belanja yang digunakan dalam penelitian ini adalah data realisasi belanja menurut klasifikasi jenis belanja berdasarkan format permendagri 13 tahun 2006 sebagaimana telah dirubah dengan Permendagri 59 tahun 2007 yang diperoleh dari laporan daerah kepada Dirjen Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan. 2. Penggunaan Pendapatan Asli Daerah (x1) Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah dapat dikelompokkan menurut jenis pendapatan yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. 3. Penggunaan Unconditional Grants (x2) Unconditional grants adalah transfer dari Pusat ke Pemerintah Daerah yang penggunaannya sepenuhnya diserahkan kepada daerah. Daerah dapat menentukan sendiri rencana pemanfaatannya sesuai kebutuhan masing-masing daerah
38
sehingga
pemerintah
daerah
lebih
memiliki
diskresi
dalam
BAB III METODE KAJIAN AKADEMIS
penganggarannya. Di Indonesia, transfer pusat yang bersifat unconditional grants adalah Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum. 4. Penggunaan Produk Domestik Regional Bruto (x3) Pendapatan Daerah Regional Bruto adalah jumlah keseluruhan nilai akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di suatu daerah pada tahun tertentu. PDRB dapat dihitung baik dengan menggunakan pendekatan produksi, pendapatan maupun pengeluaran.
D. Jenis dan Sumber Data (Populasi dan Sampel) Penelitian ini mengunakan data panel dengan menggunakan data sekunder. Data yang dianalisis adalah data yang bersumber dari laporan APBD Pemerintah daerah kabupaten/kota, yaitu data belanja daerah, PAD serta dana transfer dari Pusat dalam bentuk Unconditional Grants yang diperoleh dari Laporan Realisasi APBD tahun anggaran 2005 hingga tahun 2009 yang disampaikan Daerah kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan serta data PDRB menggunakan pendekatan harga konstan yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Gujarati (2003) mendefinisikan populasi sebagai himpunan semua hasil yang mungkin diperoleh dari suatu eksperimen. Dengan kata lain, populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono dalam Riduan, 2004). Dalam penelitian ini, populasi adalah seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Mempertimbangkan keterbatasan data yang tersedia berupa kelengkapan data yang memenuhi syarat untuk diteliti dan hanya meneliti data untuk daerah yang tidak mengalami pemekaran selama periode pengamatan, tidak semua
39
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
kabupaten/kota di Indonesia diteliti. Oleh karenanya, ditarik sampel yang dipandang mampu mewakili populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduan, 2004). Dalam pengertian Gujarati (2006), sampel adalah setiap anggota dari populasi. Ide dasar pengambilan sampel (sampling) adalah bahwa dengan menyeleksi bagian/elemen dari populasi, kesimpulan tentang keseluruhan populasi dapat diperoleh (Cooper dan Emory, 1997). Pemilihan sampel didasarkan pada kriteria tertentu yang ditetapkan oleh peneliti karena dianggap memiliki posisi terbaik yang bisa memberi informasi yang diperlukan oleh peneliti (Sekaran, 1992; Cooper dan Schindler, 2003). Dalam penelitian ini hanya daerah yang memiliki data secara lengkap dan tidak mengalami pemekaran yang dimasukkan dalam penelitian. Terdapat berbagai macam teknik pengambilan sampel tergantung pada persyaratan, tujuannya, dan dana yang tersedia. Dalam penelitian ini digunakan metode pengambilan sampel Non-Probability Sampling (Non-Random Sampling) yaitu teknik sampling yang tidak menetapkan sampel berdasarkan nilai probabilitas. Teknik sampling ini tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel karena dipengaruhi unsur subyektifitas atau untuk tujuan tertentu. Non-Probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Purposive/Judgment Sampling dimana dengan teknik sampling ini, sampel ditentukan dengan sengaja (dengan pertimbangan tertentu karena untuk kepentingan tertentu), asal persyaratan yang dibuat sebagai kriteria harus dipenuhi oleh semua anggota sampel. Untuk setiap provinsi di Indonesia diambil beberapa kabupaten/kota dari jumlah kabupaten/kota yang ada di provinsi
40
BAB III METODE KAJIAN AKADEMIS
tersebut, kecuali Propinsi DKI yang tidak diikutsertakan dalam kajian ini karena tidak memiliki kabupatan/kota. Diharapkan dengan cara ini, sampel dapat merepresentasikan dan menggambarkan karakteristik dari seluruh daerah/kota yang ada di Indonesia.
E. Metode Analisis Data Regresi berganda digunakan dengan tujuan untuk memprediksi apakah variabel PAD, PDRB dan Unconditional Grants secara serentak mempengaruhi belanja daerah dengan menggunakan datapanel. Untuk menemukan apakah terjadi flypaper effect, maka pengaruh dana transfer dari pusat dalam bentuk unconditional grants terhadap belanja daerah dibandingkan dengan dengan pengaruh dari PAD maupun PDRB terhadap belanja daerah. Dalam regresi berganda, dibandingkan koofisien regresi dan nilai t-statistic untuk masingmasing variabel. Apabila pengaruh dana transfer dari pusat terhadap belanja daerah lebih besar daripada pengaruh PAD maupun PDRB, maka dapat disimpulkan terjadi flypaper effect. Penelitian ini mengguji variabel dengan menggunakan pendekatan analisis data panel. Data panel diperoleh dengan menggabungkan data cross sectional dan time series. Penggunaan analisis data panel memungkinkan peneliti untuk menangkap karakteristik antar individu dan antar waktu yang bisa saja berbeda. Selain itu, penggunaan analisis data panel dimaksudkan untuk memperbanyak jumlah observasi penelitian pada saat jumlah observasi penelitian tidak cukup banyak jika akan digunakan analisis time series atau cross sectional saja.
41
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Analisis regresi dengan menggunakan data panel mempunyai beberapa keuntungan. Menurut Hsiao (2005) dalam Wulandari (2009) dan Widarjono (2005) beberapa keuntungan tersebut adalah: 1. Data panel mampu menyediakan data yang lebih lengkap, karena merupakan gabungan antara data cross section dan time series. Dengan demikian, model regresi data panel yang selanjutnya, akan mampu meningkatkan presisi dari estimasi regresi. 2. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan data cross section, dapat mengatasi masalah yang timbul akibat penghilangan variabel (omitted variable) 3. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh regresi individu karena jumlah data yang digunakan lebih banyak. 4. Data panel mampu mengakomodasi heterogenitas variabel-variabel yang tidak tidak dimasukkan dalam model (unobservated heterogeneity) 5. Data panel mampu mengindikasikan dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diperoleh dengan data cross sectional murni atau time series murni. 6. Data panel mampu mengurangi kolinieritas antar variabel. 7. Suatu hal yang penting dalam data panel yang diabaikan dalam penggunaan OLS adalah heterogenitas antara unit-unit cross section. Asumsi yang mendasari OLS tersebut sangat jarang berlaku dalam kenyataan sehari-hari. Heterogenitas dapat terjadi pada intersept, slope atau kedua-duanya. Perbedaaan antar individu dapat diperoleh dengan menggunakan data panel. Greene (2005) dalam Wulandari (2009) menambahkan bahwa kelebihan analisis regresi panel yang fundamental adalah adanya fleksibilitas yang lebih
42
BAB III METODE KAJIAN AKADEMIS
besar bagi peneliti dalam memodelkan perbedaan perilaku di antara individuindividu. Sementara itu, Baltagi (2005) menyatakan studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan dinamis dibandingkan studi berulang data cross sectional. Data panel merupakan gabungan data cross section dan time series. Dengan kata lain, data panel merupakan unit-unit individu yang sama yang diamati dalam kurun waktu tertentu. Secara umum, data panel dicirikan oleh T periode waktu (t=1,2,..,T) yang kecil dan N jumlah individu (i=1,2,.., N) yang besar. Namun tidak menutup kemungkinan sebaliknya, yaitu data panel terdiri dari periode waktu yang panjang dan jumlah individu yang kecil. Regresi menggunakan data panel disebut model regresi data panel.
43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian Estimasi Data Panel Model estimator yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana telah disajikan
bab
II
selanjutnya
diuji
melalui
tahapan-tahapan
pengujian
sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya pada bab III. Pengolahan data menggunakan alat bantu perangkat lunak berupa program E-Views 7. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, pengujian dalam analisis data panel berbeda dengan pengujian dalam persamaan tunggal. Pengujian dalam persamaan
tunggal
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
terjadi
gejala
heteroskedastik atau autokorelasi untuk satu individu. Perbaikan model dilakukan jika melanggar asumsi regresi linier klasik, sehingga diperoleh hasil estimasi yang bersifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Sedangkan pengujian dalam analisis panel dilakukan untuk menentukan estimator yang lebih baik, disesuaikan dengan kondisi matriks varians-covarians residual Model estimator data panel dapat dilakukan dengan pendekatan estimasi common effect dan estimasi parameter, baik menggunakan pendekatan fixed effect
maupun
random
effect.
Model
estimator
terbaik
sebagai
hasil
pengembangan dari metode OLS dalam penelitian ini adalah model fixed effect dengan struktur varian-kovarian residual heteroskedatik. Pengujian model estimator data panel untuk masing-masing pendekatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Pengujian Pendekatan Estimasi Efek Biasa (Common Effect) Pendekatan estimasi efek biasa merupakan pendekatan estimasi yang
mengasumsikan bahwa data panel yang digunakan menunjukkan kondisi yang sesungguhnya, sehingga konstan dan koefisien regresor sama untuk semua objek dan semua periode waktu ( 1 = 2 = 3 = ... = i dan 1 = 2 = 3 = ... = i ), dan residual menjelaskan perbedaan konstan (intersep) dan koefisien regresor semua objek dan sepanjang waktu. Pengolahan data sampel menggunakan Eviews untuk menguji pendekatan estimasi efek biasa (common effect) menghasilkan tabel output sebagaimana tersaji dalam lampiran 2. 2.
Hasil Pengujian Pendekatan Estimasi Efek Individu (individual effect) dari parameter ( dan ) Pendekatan estimasi efek individu merupakan pendekatan estimasi
dengan memperhatikan sifat dari efek individu , tanpa memperhatikan struktur kovarian residual ( 1 ≠ 2 ≠ 3 ≠ ... ≠ i dan 1 ≠ 2 ≠ 3 ≠ ... ≠ i ). Model ini dapat menunjukkan perbedaan konstan antarobjek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Dalam pengujian ini, mula-mula dilakukan pengujian untuk estimasi efek individu dengan pendekatan fixed effect kemudian dilanjutkan dengan pendekatan random effect sehingga bisa diperoleh estimator terbaik. Pengolahan data sampel untuk menguji estimasi efek individu (individual effect) dengan pendekatan fixed effect dan random effect menghasilkan ringkasan tabel output sebagaimana disajikan dalam lampiran 3 dan 4.
45
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
3.
Hasil Pengujian Uji F (Uji Chow) Untuk memilih estimator terbaik antara model common effect dan fixed
effect digunakan uji statistik F (Uji Chow). Uji Chow digunakan untuk mengetahui apakah model regresi data panel dengan fixed effects lebih baik dari model regresi data panel dengan commoneffects, yaitu dengan melihat SSR (Sum Square Residual-nya) atau p-value Cross-Section F/Cross-Section Chi-Square. Hipotesis pembuktian dalam Uji Chow ini dinyatakan sebagai berikut: H0
: 1 2 ... n ; nilai F-statistik < nilai F-tabel atau p-value CrossSection F/ Cross-Section Chi-Square > sig.α ; common effect
H1
: 1 2 ... n ; sekurang-kurangnya ada 1 intersept yang berbeda; fixed effect
Hasil penghitungan Uji Chow disajikan dalam lampiran 5. Berdasarkan analisis uji Chow dapat dinyatakan bahwa dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, intersept untuk setiap kabupaten tidak sama, yang artinya model fixed effects lebih tepat digunakan daripada model common effects. 4.
Hasil Pengujian HAUSMAN Karena pada Uji Chow ternyata model fixed effects lebih tepat untuk
digunakan, maka langkah selanjutnya adalah menguji model manakah yang lebih tepat digunakan, yaitu antara fixed effects ataukah random effects. Hipotesis pembuktian dalam Uji Hausman ini dinyatakan sebagai berikut: H0
: Ada gangguan antarobyek; p-value Cross-Section Random > sig.α ; random effects
H1
46
: Tidak ada gangguan antarobyek; fixed effects
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil output Eviews yang disajikan dalam lampiran 6 menunjukkan kesimpulan yang dapat diambil bahwa pada tingkat kepercayaan sebesar 95%, model estimasi yang tepat digunakan adalah fixed effects. 5.
Pengujian Struktur Varian-Covarian Residual Asumsi Homoskedastik Pada pengujian sebelumnya, yaitu Uji F (Uji Chow) dan Uji Hausman,
ternyata model yang tepat digunakan adalah fixed effects. Selanjutnya, perlu dicari struktur varian-covarian dari residual untuk menentukan apakah bersifat homoskedastik atau heterokedastik. Dengan mengetahui struktur var-cov residual maka akan dapat diketahui estimator yang terbaik. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini dinyatakan sebagai berikut: Ho
:
(yaitu struktur homoskedastik)
Ha
:
(yaitu struktur heteroskedastik)
Kesimpulan yang diambil dari pengujian sebagaimana disajikan dalam lampiran 7 adalah pada tingkat kepercayaan sebesar 95%, dapat disimpulkan bahwa
model
estimasi
fixed
effects
dengan
struktur
varian-kovarian
heteroskedastik lebih baik daripada model estimasi fixed effects dengan struktur homoskedastik. Setelah mengetahui struktur var-cov residual bersifat heteroskedastik, pengujian berikutnya adalah mengetahui apakah selain bersifat heteroskedastik, struktur var-cov residual mengandung cross sectional correlation atau tidak. Tetapi dikarenakan kondisi data yaitu jumlah cross section lebih besar dari pada time series, maka pengujian tersebut tidak dapat dilakukan. Sehingga model akhir yang digunakan adalah fixed effect dengan struktur var-cov residual bersifat heteroskedastik sebagaimana ditunjukkan secara lengkap dalam lampiran 8.
47
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Tabel 4.1 Model Regresi Secara Umum untuk Kabupaten/Kota Dependent Variable: BELANJA Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 10/28/11 Time: 06:51 Sample: 2005 2009 Periods included: 5 Cross-sections included: 305 Total panel (balanced) observations: 1525 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable C (Lanjutan) PAD UG PDRB
Coefficient
Std. Error
-113180.7
11256.07 -10.05508
0.0000
0.148994 0.018082 0.004074
0.0000 0.0000 0.0000
2.100242 1.149487 0.019428
t-Statistic
14.09620 63.57216 4.768625
Prob.
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.976625 0.970728 91796.33 165.6231 0.000000
Mean dependent var 1002787. S.D. dependent var 669181.5 Sum squared resid 1.03E+13 Durbin-Watson stat 2.021879
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.927854 1.40E+13
Mean dependent var Durbin-Watson stat
532998.4 2.152218
Estimation Command: ========================= LS(CX=F,WGT=CXDIAG) BELANJA C PAD UG PDRB Estimation Equation: ========================= BELANJA = C(1) + C(2)*PAD + C(3)*UG + C(4)*PDRB + [CX=F] Substituted Coefficients: ========================= BELANJA = -113180.687755 + 2.10024249732*PAD + 1.14948674845*UG + 0.0194281028716*PDRB + [CX=F] Sumber: Hasil olah data.
48
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil output diatas, kita ketahui bahwa statistik F adalah 165,6231 dengan p-value 0,000000 < 0,05. Dengan demikian, kita menolak H0 yang artinya secara simultan variabel Pendapatan Asli Daerah, Unconditional Grants dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh terhadap variabel Belanja Daerah. Dari hasil pengujian koefisien model regresi, p-value Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar 0,0000 < 0,05, p-value Unconditional Grants adalah sebesar 0,0000 < 0,05, dan p-value PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah sebesar 0,0000 < 0,05. Dengan demikian Pendapatan Asli Daerah, Unconditional Grants dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) secara individual (parsial) signifikan mempengaruhi Belanja Daerah pada alpha pengujian 5% artinya dengan tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel (Pendapatan Asli Daerah, Unconditional Grants dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)) secara parsial mempengaruhi Belanja Daerah. Model regresi yang terbentuk secara umum adalah: Belanja Daerah = -113.180,7 + 2,100242*PAD + 1,149487*UG + 0,019428*PDRB + [CX=F]………………..……..persamaan 4.1
B. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini memeriksa faktor-faktor yang mempengaruhi besaran belanja daerah untuk menentukan apakah dalam kaitannya dengan penerimaan transfer dari pemerintah pusat, berupa Unconditional Grants, maka stimulasi belanja yang ditimbulkannya berbeda dengan stimulasi yang muncul dari pendapatan daerah sendiri. Selain itu, penelitian ini juga menguji apakah terjadi fenomena flypaper effect. Dalam hal ini pemerintah daerah akan menunjukkan respon dalam bentuk
49
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
memperbesar belanja daerahnya apabila sumber pendanaannya berasal dari transfer pusat jika dibandingkan apabila sumber pendanaannya berasal dari pendapatan daerah sendiri. Hasil olah data dengan alat bantu perangkat lunak E-Views memberikan model akhir yang terbentuk dari persamaan yang diuji sebagaimana dalam persamaan 4.1. Dari hasil persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa jika terjadi peningkatan
Pendapatan Asli Daerah sebesar 1 Rupiah, akan
meningkatkan Belanja Daerah sebesar 2,100242 Rupiah. Setiap kenaikan Unconditional Grants sebesar 1 Rupiah, akan meningkatkan Belanja Daerah sebesar 1,149487 Rupiah. Terakhir, setiap kenaikan Produk Domestik Regional Bruto sebesar 1 Rupiah, akan meningkatkan Belanja Daerah sebesar 0.019428 Rupiah. Sedangkan untuk nilai konstanta sebesar (-113.180,7) adalah nilai konstanta umum, dimana nilai tersebut akan mengurangi nilai konstanta yang dimiliki masing-masing kabupaten/kota. Penerapan persamaan akhir ini terhadap 305 kabupaten/kota yang menjadi sampel dalam penelitian memberi hasil akhir sebanyak 305 buah persamaan yang mewakili karakteristik masing-masing kabupaten/kota. Sebagai contoh, pada kasus kota Tomohon persamaan diatas menjadi sebagai berikut: BelanjaTomohon = 136188.364245 - 113180.868637 + 2.10023632608PADi + 1.14948621274UGi + 0.019428288311PDRBi BelanjaTomohon = 23.007,5 + 2,10PADi + 1,15UGi + 0.02PDRBi Secara keseluruhan, ketiga variabel tersebut mampu menjelaskan variabilitas variabel Belanja Daerah sebesar Adjusted R-squared = 97,66%. Sementara, sisanya sebesar 2,34% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian.
50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hipotesa 1 penelitian ini diterima, yaitu terdapat pengaruh positif dari PAD, Unconditional Grants dan PDRB terhadap belanja daerah. Pengaruh positif PAD terhadap belanja daerah dalam penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Abdullah dan Halim (2003), Maemunah dan Akbar (2008) dan Kusumadewi dan Rahman (2007). Mengacu pada penelitian Abdullah dan Asmara (2006) dalam Abdullah dan Halim (2006) meskipun proporsi PAD maksimal hanya sebesar 10% dari total pendapatan daerah, kontribusinya terhadap pengalokasian anggaran cukup besar, terutama bila dikaitkan dengan kepentingan politis. Sedangkan pengaruh positif Unconditional Grants terhadap Belanja Daerah sejalan dengan temuan Holtz-Eakin et al (1994), Abdullah dan Halim (2003), Maimunah dan Akbar (2008), serta Harianto dan Adi (2007) bahwa transfer pusat dalam bentuk dana perimbangan memiliki pengaruh terhadap belanja pemerintah daerah sekalipun dana tersebut bersifat contingent karena ditentukan oleh pemerintah pusat. Secara implisit penelitian ini mengkonfirmasi perilaku perencana anggaran daerah yang akan memperhatikan besaran dana transfer dari pemerintah pusat, dalam bentuk Unconditional Grants, dalam pembuatan kebijakan berkaitan dengan belanja daerah. Kenaikan dalam alokasi belanja daerah dipengaruhi oleh kenaikan besaran transfer yang diterima dari pemerintah pusat. Penelitian Gamkhar dan Oates (1996) menemukan bahwa pengurangan jumlah transfer dari pemerintah federal akan menyebabkan penurunan dalam belanja daerah. Pola yang serupa dengan hal tersebut namun dengan tanda hubungan yang berbeda tampak dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa setiap kenaikan dalam Unconditional Grants yang diterima daerah akan diikuti dengan kenaikan pada belanja daerah.
51
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Selain itu, hipotesis ini juga menunjukkan pengaruh positif PDRB terhadap belanja daerah yang serupa dengan penelitian Adi (2006) dan Kustiani (2007). Secara teoritis, terdapat hubungan antara PDRB dengan belanja daerah. PDRB yang tinggi mencerminkan potensi pendapatan asli daerah yang berasal dari pungutan pajak dan retribusi daerah. Apabila ekonomi daerah berkembang dengan baik, maka pungutan pajak dan retribusi daerah pun dipastikan dapat meningkat sehingga akan memperbesar pendapatan daerah. Sebagaimana dinyatakan oleh Adi (2006), pertumbuhan ekonomi suatu daerah memberikan dampak yang positif terhadap Pendapatan Asli Daerah yang pada gilirannya akan mempengaruhi kebijakan belanja pemerintah daerah. Penjelasan atas rendahnya pengaruh PDRB terhadap belanja daerah diduga timbul karena hanya sebagian kecil dari PDRB yang dapat dikonversi menjadi pendapatan daerah. Hal ini mengisyaratkan masih rendahnya kemampuan aparatur pemerintah daerah dalam mengelola dan mengoptimalkan kegiatan penerimaan pendapatan daerah sehingga tidak mencerminkan potensi perekonomiannya. Mengacu kepada Kuncoro (2004), kondisi tersebut terjadi karena beberapa alasan.
Pertama, kurang berperannya perusahaan daerah
(BUMD) sebagai sumber pendapatan daerah. Kedua, tingginya derajat sentralisasi dalam perpajakan. Semua pajak utama yang paling produktif, baik pajak langsung maupun pajak tidak langsung, ditarik oleh pusat. Ketiga, kendati pajak daerah cukup beragam, hanya sedikit yang bisa diandalkan sebagai sumber penerimaan. Ditinjau dari kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah, distribusi kewenangan perpajakan antara pemerintah daerah dan dengan pemerintah pusat terjadi ketimpangan yang relatif besar. Peranan pajak daerah dan retribusi
52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
daerah dalam pembiayaan daerah yang sangat rendah dan sangat bervariasi terjadi karena adanya perbedaan yang cukup besar dalam jumlah penduduk, keadaan geografis yang berdampak pada biaya yang relatif mahal, dan kemampuan masyarakat (Bappekki, 2006). Menurut Tjip Ismail (2005) dalam Irianto (2009), pajak dan retribusi daerah sebagai sumber keuangan yang digali dari daerah itu sendiri hanya memberikan kontribusi sekitar 45% untuk provinsi dan 15% untuk kabupaten/kota terhadap total APBD. Sedangkan Kuncoro (2007) menyebutkan bahwa PAD hanya mampu membiayai belanja pemerintah daerah maksimum sebesar 20%. Relatif kecilnya peranan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total APBD tersebut mendorong timbulnya perilaku pemerintah daerah untuk meningkatkan PAD melalui penetapan pajak daerah dan retribusi daerah secara berlebihan. Hal tersebut dimungkinkan sebab pemerintah daerah memiliki keleluasaaan untuk memungut pajak dan retribusi daerah (taxing power), selain pajak daerah dan retribusi daerah yang telah ditetapkan dalam
peraturan
pemerintah. Bahkan dalam banyak kasus, pemerintah daerah memanfaatkan keleluasaan tersebut untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah tanpa memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan seringkali bertentangan dengan kepentingan umum yang menyebabkan timbulnya ekonomi biaya tinggi. Hal tersebut terjadi karena banyak pemerintah daerah terobsesi semata-mata kepada peningkatan PAD dan belum melihat dari aspek ekonomi yang lebih luas seperti penciptaan iklim investasi yang kondusif yang akan mendorong pengembangan kegiatan ekonomi basis sehingga PDRB daerah akan meningkat yang pada gilirannya akan meningkatkan pula penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah. Justru yang terjadi adalah orientasi jangka pendek dari upaya
53
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
meningkatkan PAD tersebut berakibat kontradiktif terhadap peningkatan aktivitas perekonomian daerah dalam jangka panjang yang terwakili oleh tingkat PDRB daerah tersebut. Pajak daerah dan retribusi daerah seharusnya mampu membiayai belanja pemerintah daerah. Perbedaan potensi pajak daerah dan retribusi daerah menghasilkan perbedaan penerimaan yang selanjutnya menghasilkan pula perbedaan belanjanya. Di sisi lain, perbedaan pendapatan asli daerah antar pemerintah daerah tidak selalu mewakili potensinya, akibat adanya persaingan pajak antar daerah. Demikian pula, perbedaan belanja antar pemerintah daerah tidak selalu mencerminkan kebutuhan riil masyarakatnya akibat adanya persaingan pengeluaran antar daerah. Penjelasan lain yang dapat diberikan atas lebih besarnya pengaruh Unconditional Grant terhadap belanja daerah daripada pengaruh Pendapatan Domestik Regional Bruto terhadap belanja daerah adalah hal tersebut mungkin timbul karena dalam perumusan kebijakan belanja daerah, para perencana anggaran kurang memperhitungkan aspek ekonomi makro yang terjadi di daerahnya. Para perencana anggaran tampaknya lebih memperhatikan proses politik dalam penyusunan anggaran daerah sehingga kurang memperhatikan halhal yang berhubungan dengan ekonomisasi. Willoughby seperti dikutip dalam McCue (1999) mengatakan bahwa para perencana anggaran yang memiliki jam terbang tinggi dan berstatus senior, oleh karenanya memiliki peranan yang cukup kuat dalam proses perencanaan anggaran, lebih merespon isu-isu politis dan menyesuaikan keputusannya dalam perencanaan anggaran dengan pengaruh politis tersebut serta lebih menggunakan informasi politis dalam pengambilan keputusan
54
daripada
memperhatikan
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
perekonomian. Dalam konteks Indonesia, apa yang disebutkan Willoughby tersebut tidak dapat dikesampingkan mengingat kuatnya muatan proses politik dalam penganggaran daerah. Penentuan kebijakan belanja daerah sangat kuat dipengaruhi oleh kebijakan elit daerah sehingga para perencana anggaran lebih memperhatikan informasi yang dikemukakan oleh para pembuat kebijakan seperti kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kepala daerah, dan/atau DPRD. Hipotesis 2 tidak diterima, yang berarti bahwa pengaruh Unconditional Grant lebih besar daripada pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah tidak dapat dibuktikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya fenomena flypaper effect. Hasil estimasi dalam penelitian ini berkaitan dengan hipotesis 2 ini berbeda dengan temuan Abdullah dan Halim (2003), Kusumadewi dan Rahman (2007), serta Maimunah dan Akbar (2008) yang menyatakan indikasi kuat terjadinya flypaper effect dalam kasus-kasus penelitian mereka dimana stimulus terhadap belanja daerah yang ditimbulkan oleh transfer pusat (grants) lebih besar dibandingkan dengan stimulus dari pendapatan daerah sendiri. Penelitian ini menemukan bahwa indikasi terjadinya flypaper effect diatas tidak dapat dibuktikan. Kesimpulan ini diambil dengan membandingkan antara pengaruh Pendapatan Asli Daerah yang lebih besar daripada pengaruh Unconditional Grants. Perbedaan hasil ini dimungkinkan terjadi karena perbedaan dalam metodologi penelitian yang digunakan. Penelitian ini menggunakan pengujian data panel sementara penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan data cross-section. Selain itu, penelitian-penelitian terdahulu tersebut hanya memasukkan Dana Alokasi Umum (DAU) sebagai variabel dalam
55
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
penelitian sementara Dana Bagi Hasil (DBH) tidak diperhitungkan. Dalam penelitian ini DAU dan DBH diperhitungkan sebagai pembentuk variabel Unconditional Grants. Peranan DBH untuk memperkuat kemampuan keuangan daerah tampak dari besaran DBH yang semakin membesar dari tahun ke tahun sebagaimana dapat terlihat dalam tabel berikut 4.8. DBH yang diterima oleh pemerintah daerah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat untuk melakukan vertical fiscal imbalance. Tabel 4.2 Perkembangan Transfer ke Daerah Tahun 2005-2009 (dalam miliar rupiah) 2005
2006
2007
2008
2009
143,221.3
222,120.6
243,967.2
278.714,7
287.251,5
a. DBH
50,479.2
64,900.3
62,942.0
78.420,2
76.129,9
b. DAU
88,765.4
145,664.2
164,787.4
179.507,1
203.606,5
3,976.7
11,556.1
16,237.8
20.787,3
21.138,4
13.718,8
30.249,6
1. Dana Perimbangan
c. DAK 2. Dana Otsus & Penyesuaian
7,242.6
4,049.4
9,296.0
a. Dana Otsus
1,775.3
3,488.3
4,045.7
7.510,3
9.099,6
b. Dana Penyesuaian
5,467.3
561.1
5,250.3
6.208,5
21.150,0
Sumber: Nota Keuangan APBN 2011.
Nilai konstanta yang tinggi dalam persamaan akhir model penelitian ini, dalam contoh kasus Kabupaten Tomohon nilainya sebesar 23.007,5 (ekuivalen dengan Rp23.007.500.000,00) yang menunjukkan besarnya kebutuhan belanja tetap (fixed cost) pemerintah daerah, terlepas dari ada atau tidaknya peningkatan dalam PAD maupun PDRB yang akan mempengaruhi pendapatan daerah dan Unconditional Grants yang diterima dari pemerintah pusat. Nilai konstanta tertinggi tercatat di Kota Surabaya sebesar Rp2.036.111.000.000,00 dengan total belanja di tahun 2009 sebesar Rp3.127.363.000.000,00. Sementara Kabupaten Sorong Selatan merupakan daerah dengan nilai konstanta terendah, senilai Rp107.599.000.000,00 Rp558.616.000.000,00.
56
dengan
total
belanja
di
tahun
2009
sebesar
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Alokasi Belanja Daerah Untuk Jenis Belanja Pegawai Untuk Periode 2005-2009
Sumber: olah data berdasar Laporan Realisasi APBD.
Sebagai dampak dari tingginya kebutuhan belanja yang bersifat fixed cost tersebut maka alokasi belanja untuk kepentingan publik menjadi terbatas karena tergerus untuk pemenuhan kebutuhan operasional tetap. Diagram 4.1 dan 4.2, memberi bukti adanya kecenderungan yang sangat kuat dari pemerintah daerah yang menghabiskan sebagian besar pendapatan daerahnya untuk memenuhi kebutuhan belanja yang bersifat operasional. Diagram 4.1 diatas menunjukkan 43% pemerintah daerah di Indonesia menghabiskan lebih dari 50% alokasi belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan belanja pegawai. Sementara diagram 4.2 menunjukkan rendahnya proporsi belanja modal, yang diyakini memiliki multiflier effect bagi perekonomian, dibandingkan dengan belanja operasional lainnya. Lebih lanjut, data sebagaimana disajikan pada diagram 4.3 mengonfirmasi bahwa mayoritas pemerintah daerah (52%) memberikan alokasi belanja modal yang sangat rendah yaitu dibawah 25% dari total anggaran daerahnya. Hanya 66
57
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
kabupaten/kota (19%) yang membelanjakan belanja modal lebih dari 35% dari total anggaran belanja daerahnya. Tingginya kebutuhan operasional tetap tersebut dapat berasal dari rendahnya kapabilitas dan efektifitas pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Menurut Mardiasmo (2004), umumnya pemerintah daerah belum menjalankan fungsi dan perannya secara efisien. Fenomena umum yang terjadi di berbagai unit kerja pemerintah daerah adalah pemborosan dalam penggunaan anggaran. Gambar 4.2 Alokasi Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja Untuk Periode 2005-2009
Sumber: olah data berdasar Laporan Realisasi APBD.
58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.3 Alokasi Belanja Daerah Menurut Jenis Modal Untuk Periode 2005-2009
Sumber: olah data berdasar Laporan Realisasi APBD.
Kondisi tersebut muncul karena masih kuatnya pengaruh anggaran tradisional (traditional budgeting) dalam penganggaran daerah meskipun secara formal melalui Kepmendagri No 29 Tahun 2001, yang ditegaskan kembali dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, pemerintah daerah diharuskan menerapkan model penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting). Pendekatan yang lazim dipraktikkan dalam proses penganggaran daerah adalah penggunaan pendekatan incrementalism dalam penentuan besaran dana yang dialokasikan untuk setiap program dan kegiatan yang direncanakan. Pendekatan incrementalism mendasarkan metode penentuan besaran anggaran yang direncanakan kepada perubahan atas satu atau lebih variabel yang bersifat umum, seperti tingkat inflasi dan jumlah penduduk, tanpa memedulikan keterkaitan/pengaruh dari variabel tersebut terhadap program dan kegiatan yang direncanakan. Apabila inflasi meningkat maka besaran alokasi dana untuk
59
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
program dan kegiatan yang direncanakan otomatis juga meningkat. Selain itu, ciri lain yang melekat pada anggaran tradisional adalah line item budget, yaitu suatu pendekatan penganggaran yang mendasarkan pada budget structure atau pos anggaran yang telah ada sebelumnya. Pendekatan line item budget menyulitkan untuk menghilangkan pos-pos anggaran yang telah ada meskipun keberadaan pos anggaran tersebut secara riil tidak dibutuhkan oleh unit kerja. Lebih
lanjut,
Mardiasmo
(2004)
perencanaan
belanja
daerah
underfinancing
maupun
overfinancing
mengatakan
tersebut
bahwa
memunculkan
dimana
dampak
lemahnya
kemungkinan dari
keduanya
mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas unit kerja pada pemerintah daerah. Unit kerja yang mengalami underfinancing akan kesulitan
untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan publik, sementara unit kerja yang mengalami overfinancing berhadapan dengan tingkat efisiensi yang rendah. Dampak lain dari tingginya fixed cost dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah ini menyebabkan munculnya ketergantungan pemerintah daerah terhadap transfer dana dari pemerintah pusat. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, transfer antar pemerintah merupakan fenomena umum yang terjadi di semua negara di dunia terlepas dari sistem pemerintahannya dan bahkan sudah menjadi ciri yang paling menonjol dari hubungan keuangan antara pusat dan daerah. Sayangnya, alokasi transfer di negara-negara berkembang pada umumnya lebih banyak didasarkan pada aspek belanja tetapi kurang memperhatikan kemampuan pengumpulan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber utama pendapatan asli daerah tersebut. Akibatnya, dari tahun ke tahun pemerintah daerah selalu menuntut transfer yang lebih besar lagi dari pusat, bukannya mengembangkan basis pajak dan retribusi daerah secara lebih
60
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
optimal. Dengan kata lain, pemerintah daerah memilikiketergantungan yang tinggi terhadap pemerintah pusat. Keadaan tersebut juga dapat kita temui pada kasus pemerintah daerah kota dan kabupaten di Indonesia. Temuan Dollery dan Worthington (1995) menggunakan data di Australia menegaskan bahwa transfer dana bantuan dari yurisdiksi pemerintah federal pada yurisdiksi pemerintah lokal akan mengalami ilusi fiskal. Senada dengan Dollery dan Worthington, Ndadari dan Adi (2008) dengan teknik manipulasi belanja (expenditure manipulation) pada kasus di Indonesia juga menemukan bahwa terdapat kecenderungan adanya ilusi fiskal dalam bentuk pada saat pemerintah daerah menerima transfer dari pemerintah pusat dana tersebut digunakan tanpa adanya upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah yang dapat dihasilkan oleh masing-masing daerah. Dalam jangka panjang ketergantungan tersebut harus dikurangi guna menciptakan kemandirian daerah dalam mengelola fungsi pemerintahan dan keuangan daerah. Merujuk kepada pendapat Glasson (1987) dalam Elmi (2002), seharusnya pemerintah daerah menggunakan dana transfer yang diterimanya untuk dialokasikan pada belanja daerah yang menitikberatkan upaya memajukan perekonomian daerah melalui pengembangan kegia tan ekonomi basis. Sayangnya, mayoritas pemerintah daerah di Indonesia kurang memberi perhatian terhadap hal ini. Kegiatan-kegiatan basis (basic activities), menurut Glasson, adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, dan menjualnya atau memasarkan produk-produknya keluar daerah. Sedangkan kegiatan-kegiatan ekonomi bukan basis (non basic activities) adalah usaha ekonomi yang menyediakan barang-barang dan jasa-jasa untuk kebutuhan
61
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
masyarakat dalam wilayah ekonomi daerah yang bersangkutan saja. Menurut pendapat ini, meningkatnya jumlah kegiatan ekonomi basis di dalam suatu daerah akan meningkatkan jumlah pendapatan daerah yang bersangkutan. Selanjutnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa di daerah itu dan akan mendorong kenaikan volume kegiatan ekonomi bukan basis (effect multiplier). Sebaliknya apabila terjadi penurunan jumlah kegiatan basis, akan berakibat berkurangnya pendapatan yang mengalir masuk ke dalam daerah yang bersangkutan, dan selanjutnya akan terjadi penurunan permintaan terhadap barang-barang yang diproduksi oleh kegiatan bukan basis. Dengan demikian, kemajuan perekonomian suatu daerah yang akan berdampak positif pada pendapatan daerah mensyaratkan upaya-upaya daerah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi basis. Dalam konteks ini, ketersediaan anggaran untuk mendanai kebutuhan belanja dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi basis menjadi relevan untuk diperhatikan.
62
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini, diperoleh simpulan berupa: 1.
Hasil pengujian membuktikan bahwa PAD, Unconditional grants dan PDRB berpengaruh positif terhadap belanja daerah. Simpulan ini merupakan implikasi dari penerimaan atas hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini.
2.
Pengujian atas hipotesis 2 tidak terima yang berarti bahwa fenomena flypaper effect berkaitan dengan respon atas dana transfer dari pemerintah pusat dibandingkan dengan respon PAD terhadap belanja daerah tidak dapat dibuktikan telah terjadi. Temuan ini berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya yang menyebutkan dibuktikannya fenomena flypaper effect
sebagai
indikasi
bahwa
pemerintah
daerah
belum
mampu
memanfaatkan secara hati-hati (prudent) dana transfer yang diterimanya.
B. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih mengandung keterbatasan, antara lain sebagai berikut: 1.
Model yang digunakan masih sangat sederhana. Model tersebut belum mampu menggambarkan dengan baik variabel-variabel yang mempengaruhi belanja daerah sehingga belum dapat memberikan penjelasan yang komprehensif
berkaitan
dengan
perilaku
pemerintah
daerah
dalam
merespon dana transfer yang diterimanya dari pemerintah pusat. Akan lebih
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
baik,
jika
dalam
penelitian
selanjutnya
dimasukkan
pula
variabel
pertimbangan-pertimbangan yang mempengaruhi penganggaran daerah seperti jenis sistem penganggaran yang digunakan, informasi politis berupa pelibatan proses politik dalam penganggaran, dan informasi analitis yaitu analisis atas biaya-manfaat (cost-benefit analysis) yang digunakan para perencana anggaran dalam memutuskan kebijakan berkaitan dengan belanja daerah. Informasi analitis bermanfaat untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi dari keputusan yang diambil dalam perencanaan anggaran. 2.
Penggunaan data sekunder dalam penelitian ini tidak dapat memberikan gambaran yang akurat tentang perilaku perencana anggaran dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan belanja daerah. Kuatnya proses dan kepentingan politik dalam penyusunan APBD memerlukan pendekatan yang lebih feasible melalui penelitian lapangan untuk mendapatkan data primer melalui pelibatan para perencana penganggaran di tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan DPRD.
C. Saran Hasil penelitian ini berimplikasi kepada para perencana anggaran daerah untuk memperbaiki cara daerah dalam merespon dana transfer berupa Unconditional Grants yang diterima dari pemerintah pusat. Diperlukan kesadaran yang tinggi bahwa kebijakan desentralisasi fiskal yang saat ini diterapkan dimaksudkan untuk mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di seluruh daerah dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki
64
BAB V PENUTUP
oleh daerah serta memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik ke tingkat pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi yang paling lengkap sehingga memahami preferensi masyarakatnya dengan baik. Upaya yang lebih serius untuk mencapai tujuan tersebut harus terus-menerus ditempuh oleh pemerintah daerah. Selain itu perlu disadari bahwa desentralisasi fiskal hanyalah sebuah alat/instrumen dalam rangka
menciptakan
efisiensi
secara
ekonomi
berkenaan
dengan
penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan, keberhasilan mewujudkan tujuan-tujuan dari penerapan desentralisasi fiskal sangat tergantung dari cara pemerintah daerah mengartikulasikan hal tersebut melalui kebijakan-kebijakan daerah yang berimplikasi pada penggunaan belanja daerah. Bagi para pengambil kebijakan ditingkat pusat dan akademisi, hasil penelitian ini mengundang pemikiran untuk mengevaluasi kembali apakah konsep dan praktik yang selama ini berjalan telah sesuai dengan tujuan awal dari penerapan desentralisasi fiskal, mengingat dana perimbangan masih merupakan komponen pendapatan daerah terbesar dalam APBD-nya. Sebagai contoh, tingginya alokasi belanja yang bersifat operasional tetap dibandingkan dengan rendahnya alokasi belanja modal sebagaimana terlihat dalam penelitian ini memerlukan mekanisme untuk memperbaikinya. Tampak bahwa tujuan penting dari desentralisasi fiskal menurut perspektif ekonomi yaitu sebagai upaya untuk menciptakan efisiensi dalam penyediaan barang dan jasa publik belum dapat terpenuhi. Dalam konteks ini, Pemerintah Pusat dapat menyediakan insentif bagi Pemerintah Daerah yang memberikan alokasi belanja modal diatas 40% dari total belanja daerahnya dan memberikan dis-insentif bagi pemerintah daerah yang hanya membelanjakan belanja modal kurang dari 25% sehingga
65
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
mendorong pemerintah daerah untuk lebih banyak mengalokasikan belanja daerahnya untuk kepentingan publik.
66
DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Anggito & Andi Megantara, Editor. 2009. Era Baru Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Kompas. Jakarta. Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Simposium Nasional Akuntansi, VI, 1140-1159. Andersson, Lars. 2002. The Effect of Swedish Local Public Expenditure of a Change in Swedish Intergovernmental Grants System. University of Lund. Working Paper. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Depkeu. 2006. Pengantar Keuangan Publik. LPKPAP Press. Jakarta. Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerjasama Internasional (Bapekki). Depkeu. 2006. Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat di Indonesia. Baltagi, B.H. 2005. Econometric Analysis of Data Panel. England: John Wiley & Sons Ltd. Bird, Richard M dan Francois Vaillancourt. 1998. Fiscal Decentralization in Developing Countries. United Kingdom: Cambridge University Press. Bradford, D & Wallace Oates. 1971. Toward a Predictive Theory of Intergovermental Grants. American Economic Review 61 (2): 440-448. Brotodihardjo, Santoso, R, S.H. 1993. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. PT. Eresco. Bandung. Cooper dan Emory. 1997. Metode Penelitian Bisnis. Erlangga. Jakarta. Worldbank. Desember 2008. Mengoptimalkan kontribusi desentralisasi bagi pembangunan: metodologi kerangka kerja pengukuran kinerja Pemda. Decentralization Support Facility Report. Deller, Steven, Craig Maher dan Victor Lledo. 2002. Wisconsin Local Government, State Share Revenue and The Illusive Flypaper Effect. University of Wisconsin-Madison, Working Paper. Deller, Steven, Craig Maher. 2005. Categorical Municipal Expenditures With a Focus on The Flypaper Effect. Public Budgeting/Fall. Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2003. White Paper Corrected. Tidak dipublikasikan. ____.2008. Pelengkap Buku Pegangan: Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah.
67
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Dollery, Brian dan Andrew Worthington.1995.Federal Expenditure and Fiscal Illusion: A Test of the Flypaper Hyphotesis in Australia.Publius, Vol. 25, No.1, pp. 23-34. Elmi, Bachrul. 2002. Studi Peningkatan Ekonomi dan Keuangan Kabupaten Lampung Utara. Kajian Ekonomi dan Keuangan. Vol. 7 Nomor 1 Tahun 2003. Gan Jun, Hong Fei dan Gang Chen, 2005: Intergovernmental Fiscal Transfer System – A New Model From A Comparison Between Sweden and China, Kristianstad University, Mei. Gamkhar, Shama dan Wallace Oates. 1996. Asymetries in Response to Increase and Decrease in Intergovernmental Grants; Some Empirical Findings. National Tax Journal. 49 (4) 501-512. Gujarati, Damodar N. 2003. Basics Econometrics. International Edition. McGrawHill Companies, Inc. Singapore. Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi III. Badan Penerbit Undip. Semarang. Gruber, Jonathan. 2007. Public Finance and Public Policy. Second Edition. Worth Publiser, New york. Haris, Syamsuddin. Editor. 2007. Desentralisasi dan Otonomi Daerah: Desentralisasi, Demokratisasi, dan Akuntabilitas Pemerintah Daerah. Jakarta. LIPI Press. Hines, J.R. dan Richard H. Thaler. 1995. Anomalities: The Flypaper Effect. Journal of Economic Perfectives 9 (4); 217-226. Hyman, David N. 2002. Public Finance: A Contemporary Application of Theory to Policy. Seven Edition. United States: South-Western, Thompson Learning. Holtz-Eakin, Douglas, Harvey S. Rossen dan Scuyler Tilly.1994. Intertemporal Analysis of State in Local Government Spending: Theory and Test. Journal of Urban Economics. 35:159-174. ____.Whitney Newey, dan Harvey Rossen. 1985. Implementing Causality Test with Panel Data, With an Example From Local Public Finance. NBER Technical Working Paper No. 48. Irianto, Edi Slamet. 2009. Pajak dan Negara Demokrasi: Konsep dan Implementasinya di Indonesia. Yogyakarta. Penerbit Laksbang Mediatama. Kuncoro, Haryo. 2007. Perilaku Asimetris Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten Atas Perubahan Besaran Transfer dari Pemerintah Pusat. The 1st Accounting Conference Faculty of Economic Universitas Indonesia. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta. Penerbit Erlangga.
68
DAFTAR PUSTAKA
Kustiani, Nur Aisyah. 2007. Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja pada Kinerja Fiskal Kabupaten/Kota di Pulau Jawa. Tesis pada Program Studi Akuntansi UGM (tidak dipublikasikan). Ndadari, Laras Wulan dan Priyo Hari Adi, 2008, Perilaku Asimetris Pemerintah Daerah terhadap Transfer Pemerintah Pusat. The 2nd National Conference UKWMS Surabaya, 6 September 2008. Legrenzi, Gabriela dan Costas Milas. 2001. Non-linier and Asymetric Adjustment in Local Revenue-Expenditure Models: Some Evidence from the Italian Municipalities. University of Milan. Working Paper. Logan, R. Robert, 1986. Fiscal Illusion and the Grantor Government. Journal of Political Economy, Vol. 94., No.6, pp. 1304-1318. Maemunah, Mutiara dan Rusdi Akbar. 2008. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.11. No.1. Januari 2008. Hal 37-51. Mankiw, Gregory. 2003. Macroeconomics. 5th Edition. Worth Publishers. New York. Mardiasmo. 2004a. Akuntansi Sektor Publik. Andi. Yogyakarta. _________. 2004b. Otononomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi. Yogyakarta. McCue, Clifford P. 1999. The Impact of Objektive and Emphatic Disposition on Local Government Budget Analyst’s Spending Preferences. Public Budgeting and Finance 19, no. 1, Spring, 89-114. Moisio,Antti. 2002. Essays on Finish Municipal Finance and Intergovernmental Grants. Helsinki: Government Institut for Economic Research. http://vatt.fi. Oates, E. Wallace. 1979. ―On the Nature and Measurement of Fiscal Illusion: A Survey‖. Taxation and Fiscal Federalism, pp. 65-85.. _____. 1999. An Essay of Fiscal Federalism. Journal of Economics Literature 37: 1120-1149. Puspa Dewi Ekaristi, 2007. Kecenderungan Adanya Fiscal Illusion dalam APBD: Studi pada Kabupaten dan Kota se Jawa Tengah. Skripsi Program S1 FE UKSW (tidak dipublikasikan). Prachmasetiawan, Fayota. 2006. Pergerakan Pembentukan Modal Tetap Bruto Sektoral di Indonesia serta Variabel-Variabel Ekonomi Makro yang Mempengaruhinya. [skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Priyo Hari Adi, 2006, Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD): Studi pada Kabupaten dan Kota se Jawa-Bali. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.
69
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
Riduan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung. Alfabeta. Republik Indonesia. 2006. Buku Pegangan: Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah. ___. UU Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. ___. UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. ___. UU Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. ___. UU Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Revisi Pertama atas UU Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999. ___. UU Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Revisi Pertama atas UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999. ___. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. ___. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah. ___. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009. ___. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011. Rossen, Harvey. 2005. Public Finance. Sixth Edition. McGraw-Hill. New York. Sidik,
Machfud, B. Raksaka Mahi, Robert Simanjuntak, & Bambang Brodjonegoro.2002. Dana Alokasi Umum: Konsep, Hambatan, dan Prospek di Era Otonomi Daerah. Jakarta. Penerbit Kompas.
Singgih, Riphat & Heru Subiyantoro, Editor. 2003. Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Kompas. Jakarta. Scheider, Mark. 1986. Changing Intergovernmental Aid and Local Government expenditure Patterns. Polity, Vol. 19, No. 2, pp. 254-269. Slack, Enid. 1980. Local Fiscal Response to Intergovernmental Transfer. The Review of Economics and Statistics 63: 364-370. Ter-Minassian, Teresa. 1997. Fiscal Federalism in Theory and Practice. International Monetary Fund. Washington D.C. Ulbrich, Holley. 2003. Public Finance in Theory and Practice. United States: South-Western. Thompson Learning. Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Ekonosia Fakultas Ekonomi UI.
70
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Wulandari. 2009. Identifikasi Lokasi Pemusatan Ekonomi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemakmuran Provinsi Riau Tahun 1995-2007. [skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Yustika, Achmad Erani. Editor. 2008. Desentralisasi Ekonomi di Indonesia: Kajian Teoritis dan Realitas Empiris. Banyumedia. Malang. Zampelli, Ernest M. 1986. Resource Fungibility, The Flypaper Effect, and The Expenditure Impact of Grants-in-Aid. The Review of Economics and Statistics 67:33-40.
71
72
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
KODE
Kab. Bulungan Kab. Dompu Kab. Kuantan Singingi Kab. Majene Kab. Mamasa Kab. Polewali Mandar Kota Banjarbaru Kota Jambi Halmahera Tengah Kab. 50 Kota Kab. Aceh Barat Daya* Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tengah Kab. Agam Kab. Alor Kab. Badung Kab. Balangan* Kab. Bandung Kab. Banggai Kab. Bangka Selatan* Kab. Bangka Tengah* Kab. Bangkalan Kab. Bangli Kab. Banjar Kab. Banjarnegara Kab. Bantaeng Kab. Banyuasin * Kab. Banyumas Kab. Barito Kuala Kab. Barito Selatan Kab. Barito Timur* Kab. Barru Kab. Batang Kab. Batanghari Kab. Bekasi Kab. Belitung Kab. Bengkalis Kab. Bengkayang Kab. Biak Numfor Kab. Bima Kab. Blitar Kab. Blora Kab. Boalemo Kab. Bogor Kab. Bojonegoro Kab. Bondowoso Kab. Bone Kab. Boven Digoel* Kab. Brebes Kab. Buleleng Kab. Bulukumba Kab. Bungo Kab. Buol Kab. Buton
DAERAH
TAHUN
497628 190473 359151 160435 109503 231727 171855 321135 119622 218348 147766 268039 212927 177811 207342 255942 209006 700382 121180 1135532 260160 110138 94575 363830 196920 271484 379516 157618 260702 532869 207342 188957 162534 181858 309373 244574 714865 152012 1260318 151819 273779 287701 414724 370992 91469 1039362 457090 321487 368612 172718 466161 352854 234221 232333 125046 227539
BELANJA
2005
22912 8824 13463 3457 1889 11306 10268 35948 1946 10373 2758 7750 3820 3696 4767 11596 9183 319375 3041 108322 9310 10449 13421 23277 7693 13832 34211 5710 8891 63767 8708 6520 2108 7885 23301 23455 150018 26076 37420 3365 6023 10797 28137 29433 4495 199425 38140 20779 17235 2525 36402 22874 10638 22244 3311 9108
PAD
598612 164416 440137 141453 124989 198501 150916 271828 88614 198138 149087 257607 208247 149832 153686 219278 167548 222566 145256 902504 219224 88863 83065 301013 144882 242382 302095 139747 363235 439779 174464 184028 162162 154339 244220 205715 569051 119812 1696598 158715 221296 227230 357263 328648 87680 784152 387048 268198 305824 140165 434119 278951 211214 198595 138938 149973
UG 963743 744443 2119091 429465 426630 1003313 714892 2506910 181205 2125657 528592 1732496 1068675 659413 861689 2325162 307443 4330863 1155978 22772641 1337881 982911 1083377 2697572 868618 2550170 2277618 544271 3576197 3598399 2010139 736987 504320 550220 1972777 906823 41319270 996420 24222299 895705 630961 1210338 4338529 1731376 238769 25056365 5329967 1772844 2305159 315143 4346424 2609344 1271225 858159 445448 482682
PDRB 698980 257413 560693 246530 185311 345511 226235 439193 205439 318956 272113 434420 278176 264841 319377 353148 271926 639926 221320 1428504 359825 158843 170594 500510 278900 408213 506621 234557 405164 719985 278953 310992 261009 215195 404499 304568 914589 206438 1309585 240855 412806 401020 630800 448505 183300 1317209 639289 410794 548721 432533 633700 518101 297432 327222 239209 305136
BELANJA
2006
42495 10616 21390 4955 1264 10321 16890 43323 5452 16786 4811 20211 6665 5666 8277 17324 12959 362123 9645 137532 11810 13572 7836 28727 9318 38904 43886 9152 15904 84391 10713 9054 4133 13436 31030 12234 172445 32960 122995 8030 8340 19169 35767 36638 8986 230104 44811 23570 21135 19290 47995 31321 16949 29219 4637 7694
PAD 761190 251988 648725 220266 186927 296311 212066 383202 194812 332066 225452 390399 311233 234954 295473 357890 244914 239018 233119 1273235 363328 184378 174809 453877 228039 370733 451287 205181 517857 646157 278018 310831 246071 228554 358091 326979 583004 212863 2414705 250397 321939 354919 564843 468193 171124 967327 617538 384925 482168 431013 652554 428525 271663 324892 212116 277890
UG 1033883 775005 2306237 451978 449906 1068064 765606 2655445 188770 2255102 556290 1874998 1112780 401596 986568 2468762 357852 4548556 1193134 17640170 1437699 1018185 1119461 2827145 905545 2653329 2376695 572015 3800765 3759548 1805509 777627 531849 577189 2022301 953277 43793375 1040263 25161094 952089 681654 1261887 4571843 1803169 254637 26546187 5267342 1871753 2442413 371074 4551197 2748899 1352303 939041 477699 512970
PDRB 818696 336899 823802 286857 268411 388445 314526 501734 318463 435608 310514 496942 453577 351041 417329 485976 364682 869263 262890 1799976 514362 268001 219022 641609 370182 537400 610376 331084 603404 870905 364451 384873 305003 313387 554890 434626 1140876 352544 2179813 314257 440623 528467 751157 568072 276628 1482586 807071 498627 708562 664395 944897 639494 340537 448859 292497 393829
BELANJA
2007
55707 13066 25395 5628 7215 11045 20211 45419 9117 17682 7938 12316 11679 5787 15871 24730 13515 525089 11469 147631 9983 16426 17945 29206 11214 44263 44873 12031 14945 96386 11490 12526 8038 17395 30968 13691 196320 37768 101486 12549 12468 22088 42670 41620 11563 265371 56462 30179 34718 3566 65143 39197 33638 44034 5059 9315
PAD 749806 286381 607567 246693 217420 328862 250810 426040 276939 367153 243500 387331 328129 245058 305741 398474 276023 364187 254370 1510163 424700 242877 220020 509727 252362 409996 489641 257029 585468 705233 313258 355286 46418 257282 394409 359074 789433 265796 1844266 279911 357720 413474 640861 529213 239923 1172159 658632 423927 538774 435390 707641 497718 366475 359134 239009 313444
UG 1096749 812709 2511609 475823 479896 1136530 804289 2845550 196819 2398598 581726 2135114 1181073 421365 1044006 2626067 375478 4860132 1255830 18683930 1542888 1058359 1168134 2969196 946113 2812497 2495786 602738 4033485 3958646 1811671 822725 562323 605711 2092974 1006615 46481291 1090349 25327912 1010344 733732 1319474 4836205 1871131 272683 28151319 6675880 1974898 2589298 393394 4769145 2908761 1424821 1021691 512420 551530
PDRB 978763 395148 844694 341248 302824 451078 363240 610463 383440 594295 340008 544592 473797 282672 444164 575083 378310 1074683 347081 1480102 624963 378332 328068 714458 409702 644991 716236 355481 742298 973933 486317 478643 394068 455823 578573 530352 1040152 395706 2573347 446803 457569 565237 929892 767524 319689 1758776 920020 600953 774248 641591 973243 715167 541745 601232 290813 459450
BELANJA
2008
64206 16152 24711 6967 14721 16668 23942 54087 12013 20739 9037 21167 14504 9371 16520 24181 16240 759801 20268 144660 23043 18644 19609 32106 12656 34560 46521 12687 12584 107426 10534 12898 14065 13317 41193 20855 249064 45367 108490 19376 16253 18113 49204 48954 13733 307634 58691 35372 50669 24632 72074 52662 20306 64255 15873 16371
PAD 904937 307537 755266 267777 235409 361830 258607 467101 253417 407627 271789 461336 363174 202407 338661 437027 303601 390392 273191 1121990 465759 303220 273576 543467 287761 496250 528965 252876 650593 760420 350272 378448 326328 272682 436146 393142 969633 311449 2426626 327879 364542 445544 680495 558942 220757 1325858 769659 477972 569219 511783 767097 536514 396031 373776 269136 367768
UG 1160346 845637 2718999 510134 517659 1223507 851207 3020127 207497 2545802 608008 2258276 1244198 439192 1101174 2792967 393004 5196125 1319449 19674495 1658816 1104284 1214703 3115331 984129 3007717 2619990 643308 4251282 4171469 1829055 870744 595899 647991 2169855 1069407 49302485 1146191 26416813 1066612 775804 1398165 5128535 1979627 292767 29721698 7505833 2079743 2776660 424498 4998528 3078504 1539670 1135381 549828 599530
PDRB 1024694 426654 894003 349700 355130 473624 421126 612699 367716 546983 302019 564403 444800 298347 440939 616451 382350 1429454 375632 1784087 652866 459042 337218 715578 427166 764276 735339 375329 701441 1070009 508352 524611 366915 482102 628079 514607 1910726 419845 2801637 460187 434364 624000 931142 804635 327841 2179664 942169 705698 808390 790067 926529 773424 539769 585650 415344 466397
BELANJA
2009
82543 18761 23147 8465 7046 10905 24780 55671 10410 11243 7832 27151 16265 5979 21970 25956 14917 850168 17380 152550 24295 22623 19388 34477 16302 37364 60637 12178 22548 120520 10099 15561 18412 12604 44644 18329 287300 50756 117536 15298 13723 19235 58268 49697 10198 337904 70234 40122 39202 20862 80275 63487 21419 41457 9273 13983
PAD 689700 325035 571689 276501 249277 367000 303653 464973 254783 412663 263332 480966 359276 231233 390528 440017 315240 416206 436979 1413495 480487 280690 250096 553775 296818 558833 543909 253218 649126 803705 385410 388605 312470 274913 452861 396996 1049354 294801 1502894 317130 352990 466816 683238 569581 225428 1462823 746507 491627 576861 567852 767954 541907 401320 372666 282300 354333
UG
1039197 888806 2906642 541611 540061 1283751 901426 3215391 218856 2684575 635003 2405000 1317006 462349 1164672 2929872 409231 5528320 1394934 20527540 1803673 1145024 1256166 3269710 1040363 3196529 2753936 690411 4484124 4400542 1884763 918529 628200 685026 2250617 1124399 51789755 1190742 26726625 1114635 835575 1488123 5394400 2078031 310753 30952138 7990984 2184020 2985922 457565 5247897 3266343 1639312 1208037 590057 651117
PDRB
Lampiran 1 Data Penelitian (Daftar PAD, UG, PDRB dan Belanja Daerah 305 Kabupaten/Kota di Indonesia)
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
KODE
Kab. Ciamis Kab. Cilacap Kab. Cirebon Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Demak Kab. Ende Kab. Fak-Fak Kab. G. Kidul Kab. Gianyar Kab. Gowa Kab. Gresik Kab. Grobogan Kab. Halmahera Barat* Kab. Halmahera Timur* Kab. Halmahera Utara* Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Indragiri Hilir Kab. Jayapura Kab. Jayawijaya Kab. Jember Kab. Jembrana Kab. Jeneponto Kab. Jepara Kab. Jombang Kab. Kaimana* Kab. Kampar Kab. Kapuas Kab. Karanganyar Kab. Karangasem Kab. Karawang Kab. Karimun Kab. Katingan* Kab. Kaur* Kab. Kebumen Kab. Kediri Kab. Kendal Kab. Kepahiang* Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Kepulauan Talaud* Kab. Klaten Kab. Klungkung Kab. Kolaka Kab. Kolaka Utara* Kab. Konawe Kab. Kota Baru Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur Kab. Kudus Kab. Kulon Progo Kab. Kuningan Kab. Kupang Kab. Kutai Kab. Labuhan Batu Kab. Lahat Kab. Lamandau* Kab. Lamongan Kab. Lampung Barat
DAERAH
TAHUN
555440 552925 616229 196974 502309 360641 213532 239203 352141 316721 298893 458055 452077 132814 107291 125728 194093 173013 477469 275389 249992 595153 227648 209107 401141 411847 166948 660591 291040 388738 255627 642025 225843 222546 104521 414257 464790 367294 60838 136322 140116 521074 201163 207454 59161 241139 87192 240857 279069 427004 286529 449012 245589 2691189 367043 351044 140950 446671 239215
BELANJA
2005
25588 66462 63035 4556 52541 19987 12118 4565 24187 55007 21322 87961 38337 2614 2308 12694 10423 6586 25888 5427 7528 51473 9916 6190 50745 48990 2343 34817 15460 34303 23910 83437 37361 13169 1368 31708 35894 38403 1964 9299 3455 29085 16403 10063 1148 6365 33147 26524 35348 43696 24332 31149 14633 57756 25178 18777 2443 41354 6198
PAD
468792 438051 503833 153171 398128 303161 179987 186924 283947 239816 246666 329723 373333 114134 100067 108948 185530 156793 532853 233617 187630 538232 172854 180154 303337 357510 143052 872356 230182 309840 196877 531709 212243 199629 81517 386872 413169 310948 50578 135466 137212 432741 149543 181031 59603 204258 211385 184426 251567 262536 245292 343139 228891 3042594 347466 347040 133615 354490 203510
UG 5889671 19565221 6343779 1634143 10999416 2471259 636863 456400 2726389 2550915 1369096 11892606 2579283 183632 175561 373693 809260 670680 4654045 552480 559727 8236277 1374979 688894 3411159 4773510 265810 7251648 1689386 4188331 1436225 14479921 1513318 1010503 195505 2364386 5232030 4277354 564688 428728 325422 4158205 1015186 2079456 653102 896792 3769491 1887052 2195436 10647408 1465477 3198189 1010767 28008486 7012037 2810943 444043 3883702 1172888
PDRB 765513 825875 898432 327994 784677 491236 285362 398029 503625 435111 410679 624696 582166 234258 256388 267957 306203 252737 816713 505493 436006 937548 329935 302035 539720 548612 166948 786439 457496 493850 392603 943631 373679 397492 195118 618431 661107 552963 174637 195983 259001 729416 287675 363703 167986 401495 412110 353891 455628 476146 458910 626181 318889 3584915 482001 529957 216525 622917 333814
BELANJA
2006
36208 78895 91182 7966 66750 33812 14991 7563 29801 67839 35704 101603 41927 4177 27746 9321 15510 11612 36960 11013 7829 68624 12771 9017 54110 66304 2343 51894 14133 46052 28840 112644 60100 18655 2738 92533 53471 63330 3768 13441 5769 33920 18983 18287 4965 6720 35166 37069 28677 51312 35203 35733 22941 114185 32163 21699 5698 42442 11216
PAD 751859 722861 712326 291416 710463 434727 269238 330109 453366 335993 380405 471870 553590 207621 194336 228419 286922 265342 744272 493496 393334 815970 270259 271050 440439 509405 143052 1133027 435669 447815 303367 718026 431483 345293 175602 567119 625639 437359 184327 204036 214799 664635 237025 342589 199986 384944 382448 316527 400189 404676 361879 531644 336003 3985607 554152 506569 232708 538101 310031
UG 6115835 20564936 6670000 1704131 11598335 2570574 668276 485549 2830583 2683652 1453593 12702414 2682467 190329 186569 392319 862839 700902 5023421 600934 579261 8705996 1437146 716236 3554051 5047095 286251 7563363 1773650 4401302 1505164 15568184 1604850 1049311 204681 2460817 5471106 4434408 595272 446108 340621 4253788 1066285 2298589 689941 683529 3940137 2009144 2325612 10881160 1524848 3329844 988442 27299950 7384450 2163856 468860 4092915 1214618
PDRB 1153383 1133789 1147504 370418 1076369 599355 340723 502080 641656 625031 481435 726727 803267 331379 312432 349094 327236 339131 900626 665823 553041 1260479 418558 387551 721205 635050 410174 1303123 541101 619990 445749 1052227 534229 478892 231649 832745 737862 595187 247430 278882 341996 866709 358750 493560 281826 535635 527453 452091 166487 603786 492703 744820 433491 3216061 782649 678925 352220 755415 455750
BELANJA
2007
54712 82144 100693 8788 76697 34892 16998 10382 28878 75125 33307 115311 53459 5077 4882 15205 20812 17736 44000 16484 9635 78000 16976 11823 64343 80438 6875 73380 24671 56924 33627 121415 184173 17085 5646 54261 58476 75742 7037 19883 21107 42547 22814 20209 7450 11459 45330 23625 34843 55182 38638 43508 29829 157418 42367 26955 9700 55665 12341
PAD 828073 812452 796680 330779 802275 472191 297370 393690 489177 372318 417571 561990 622525 236642 244536 316063 304790 304671 729662 497284 431237 916620 298201 315767 502341 586837 407287 1003153 502740 493881 335579 831168 353643 429760 197496 620779 690018 486574 214047 274722 240486 728261 264108 408339 229315 439419 408173 366209 455792 484252 399073 596076 404642 2802617 671946 572176 281918 600103 335730
UG 6422150 21108694 7026564 1783846 12264029 2677367 687848 518795 2941288 2841726 1543568 13553686 2799701 198342 205598 413917 914204 742192 5416154 634412 623351 9226768 1510513 745303 3722678 5353301 310252 7827595 1863218 4654054 1583408 16558531 1699533 1102070 214195 2572063 5713218 4625456 633248 465787 361762 4394688 1125344 2510712 730489 728926 4125351 2146773 2471356 11243359 1587630 3470199 1020162 26203219 7879629 2292062 496299 4328739 1286066
PDRB 1312290 1172493 1141565 467292 1184495 691470 462275 702969 717302 629285 615888 903570 870652 362116 416767 435796 453812 382812 870867 682778 592016 1264384 445272 446592 744074 835844 635228 1499524 651587 772834 603004 1224104 606855 549362 289101 859246 873523 756328 355506 283243 330731 1000135 404370 571049 329656 428691 562044 570808 660906 726323 598060 870188 531835 3692036 786630 659430 360081 861131 483992
BELANJA
2008
46847 102780 101513 11442 97895 43821 19108 25073 32908 96922 32226 134426 59925 3557 26130 19612 23157 22741 58422 29228 16110 136471 21236 8853 71268 97601 14806 102975 22504 64471 43006 131785 282193 23804 5802 58599 61186 71685 9154 27633 4594 49550 29029 25117 7919 8747 54262 30317 40843 71520 42289 42825 27343 175511 39735 34215 11607 66609 17245
PAD 916599 865055 863856 353907 887026 517891 327880 452785 530554 411818 456556 667073 668974 260314 301110 337158 346577 312835 869383 478766 435715 1004699 327847 330018 554422 646591 452634 1219552 532486 543507 374553 914586 443481 425288 224213 653164 744444 525364 235305 308206 269997 788806 293522 430703 265443 355767 521008 409940 518774 543660 426447 638187 419467 3750773 689961 489161 293040 666707 380458
UG 6739795 22390016 7371622 1864538 12994130 2787524 724843 551407 3070298 3009320 1650324 14412941 2948794 206586 219563 436499 978131 790475 5846659 689391 676513 9783828 1586806 788379 3889989 5673484 329354 8279263 1958978 4900690 1663749 18353975 1802139 1157008 225859 2721254 5962065 4822465 667782 486659 379977 4567201 1182357 2565244 757098 782130 4381005 2295687 2632124 11683820 1662370 3619216 1070737 27427692 8359006 2431646 525926 4598167 1351526
PDRB 1204062 1167975 1212198 455902 1253436 748924 456818 676887 694245 717260 684284 1009100 813340 340477 538546 410383 461677 492392 969985 693491 445095 1336917 479135 398036 787776 924018 690609 1435298 685837 786268 658350 1274966 865055 569850 312788 946182 1020024 786579 396253 379559 287005 981122 449263 596364 375355 502572 685898 602285 721837 869173 577737 887114 494363 3977501 706462 645691 420022 982407 552002
BELANJA
2009
51277 120746 116095 14244 103671 50236 17908 31668 38455 112541 49522 168303 77080 4169 32017 15182 29234 25397 47708 33954 19428 135022 33953 9961 71920 90214 20378 113543 19407 66972 47843 133732 296771 23124 9012 63016 77825 76806 11944 29188 4081 53143 29567 35356 8185 13966 41449 35430 46213 83046 39359 63574 24832 179182 39014 30574 11390 71452 16753
PAD 932977 867481 942440 354543 897617 536128 341981 425095 537840 433709 457371 648578 668809 251655 268576 326990 373073 342704 734528 431136 204249 1019842 332956 328532 573547 663328 417203 587194 546244 566113 381813 972964 397326 439761 227304 676561 806913 566782 236061 301932 275031 769078 295851 419980 258762 421525 551514 413693 525956 539949 437870 728214 433751 2730165 299009 556321 308367 648178 374291
UG
7071040 22733428 7746385 1952586 13698060 2901152 757325 585264 3199316 3187823 1782159 15318395 3097093 216153 235284 466635 1045490 831969 6263846 751388 470812 10326736 1663345 830780 4085438 5972302 361372 8549686 2058663 5076550 1747169 19195450 1915669 1211604 234810 2828395 6244595 5020087 698525 509396 399530 4761019 1240543 2615466 810680 858062 4616033 2443635 2800109 12125682 1728304 3778391 1112332 28051628 3101701 2562844 556306 4888536 1427754
PDRB
LAMPIRAN 1
73
116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175
KODE
Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Landak Kab. Langkat Kab. Lebak Kab. Lembata Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Lumajang Kab. Luwu Utara Kab. Madiun Kab. Magelang Kab. Magetan Kab. Majalengka Kab. Malang Kab. Malinau Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Manggarai Kab. Manggarai Barat* Kab. Manokwari Kab. Maros Kab. Melawi Kab. Merauke Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan* Kab. Mojokerto Kab. Muara Enim Kab. Muaro Jambi Kab. Mukomuko* Kab. Murung Raya* Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Nabire Kab. Natuna Kab. Ngada Kab. Nganjuk Kab. Nias Selatan * Kab. Nunukan Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Padang Pariaman Kab. Pamekasan Kab. Pangkajene dan Kepulauan Kab. Parigi Moutong* Kab. Pasir Kab. Pasuruan Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pelalawan Kab. Pemalang Kab. Penajam Paser Utara* Kab. Pesisir Selatan Kab. Pidie Kab. Pohuwato* Kab. Ponorogo Kab. Poso Kab. Probolinggo
DAERAH
TAHUN
462462 447664 201763 433060 379994 163055 311960 331328 388400 368452 188906 312077 440996 353749 464981 646416 408626 356339 191452 218128 257619 106660 343546 215618 113336 395642 260697 158035 359984 400532 252831 106465 205573 543111 368498 330186 315299 222316 403994 87147 515054 337303 249293 262213 299653 230734 196921 459719 534718 453304 337491 428139 390987 405072 271341 344297 115477 373929 211184 354726
BELANJA
2005
15937 11102 2631 15884 21910 4595 26902 14723 28667 33655 12206 15714 52859 23384 32270 54245 12299 6978 10416 2574 10267 3073 11853 13574 2236 18964 15091 3130 38063 33495 6262 2074 4183 13515 12749 6264 5702 9553 38413 1497 16519 15659 14503 9711 22266 29600 4520 26589 64655 57156 29080 13815 43227 13039 8465 6310 4586 27957 6538 22565
PAD
389973 388619 197268 387293 312889 138701 272510 291445 335921 304445 147226 268214 370988 285429 384300 556238 522477 253028 155375 204927 222297 85120 282562 189726 100351 331914 154740 150007 302606 365562 222115 93188 184528 821311 380073 254120 450888 176304 342003 93042 518367 331780 251488 210402 272622 179902 178743 546023 428317 362511 272007 488492 356010 494817 223850 289113 110577 316300 176883 312597
UG 4159095 4676249 1268485 5724039 3289215 120427 1881428 1666424 2305051 4793734 1076470 2115604 3245979 2507673 3538227 10987068 470671 483929 288161 377107 832946 326987 772415 879887 419396 1127260 1630214 1626571 4574704 6540614 915559 440021 752438 9982326 2826410 782234 2404374 557433 3691208 1000491 1186372 2502296 2237220 1971582 1621138 1857730 2078353 3314261 5101155 3609798 2600856 2325917 2762252 1613635 1625743 1576997 366094 2573609 764722 5126681
PDRB 680615 677699 350575 589973 564770 201788 462061 437551 540824 521396 293962 445617 622439 499067 669936 908076 790899 537179 298336 292688 385173 236500 523804 333287 297744 576541 347922 317657 474041 523205 303719 234207 362458 1154533 528411 503830 603868 301873 593879 115254 719543 575763 460584 339678 447417 306969 330627 781542 654680 576233 446990 509451 582362 583046 393522 562157 212469 532879 378902 506123
BELANJA
2006
19190 14216 13046 18641 36757 9099 32389 19197 32209 45999 14042 24271 62226 31396 50043 69652 13741 12590 15099 5149 17325 7035 11714 18431 5448 34000 15014 4109 44634 40560 6973 3990 8530 42001 25845 7735 24840 15510 52046 4150 26880 23648 19575 12853 34421 37580 7214 53383 64662 66198 30803 24581 58450 28263 12228 11149 9127 35639 21167 32189
PAD 593283 608605 323726 607583 493349 180643 398907 414686 492326 464687 267684 413967 532848 430303 576049 847610 852155 497351 260590 340823 342876 199436 427816 291597 256856 600282 306125 294720 452261 517583 311482 200053 382679 1059246 574699 409456 1250948 267896 523782 207540 656083 518049 399300 337128 408592 253439 307011 675541 514427 541636 401087 643113 522960 640655 368136 450376 184949 479180 338408 478413
UG 4829757 4948566 1329154 5889027 3392776 127199 1986120 1751243 2413262 5044176 1158340 2212871 3405369 2639069 3686236 11617937 485133 508158 302849 391617 813214 344503 832888 918012 438984 1247135 1699185 1003446 4825150 6896716 958903 464751 775929 10260635 2973711 828222 2431238 327041 3913021 1040371 1201771 2653826 2348255 2346366 1694484 1967631 2241342 3709866 5403935 3770331 2710378 2500943 2865095 1639973 1710570 1461796 392636 2694521 824409 5418555
PDRB 998394 810664 482653 786373 693157 232773 553697 565517 638011 629855 381135 548962 734904 566426 880413 1265834 951583 524542 339160 395044 502228 279990 656228 412680 351469 768227 456511 413752 590961 757768 396146 415452 434969 1450573 791740 591103 1396803 376852 695318 262680 821774 700678 558445 462265 562021 379026 433701 840785 747174 811174 550218 835075 651124 755357 496545 676887 278277 626119 451514 661449
BELANJA
2007
24459 20919 14915 32122 48938 9733 36728 21291 31586 53686 17262 27440 70075 37101 46021 84354 27823 14898 17609 10498 17404 10025 20482 23711 5853 57329 16822 5567 50799 49761 15443 6431 16203 28289 29505 9210 60920 17496 54625 5938 23000 23679 24583 16675 33478 41620 10451 72019 72067 69152 42341 34694 56046 31365 12145 13397 9580 39231 10901 35401
PAD 659817 654420 363534 551231 548364 205963 455398 478943 560733 511413 307828 455603 585683 482045 637912 947501 817552 548656 277771 405214 370571 222882 484638 315944 288309 687764 361419 325779 515046 601754 347562 225670 450297 1172930 631314 448298 598588 296849 579983 254949 680968 595574 455908 372441 455262 295751 350224 658392 600104 598002 439737 649061 569549 538113 406560 484431 213657 533370 356428 530193
UG 5136623 5255606 1397276 6178019 3559032 134531 2088885 1833794 2536135 5321482 1237400 2329838 3582648 2776572 3865691 12325207 515764 534169 190974 411625 851119 359293 904559 960025 462851 1229806 1785419 1067334 5111150 7300405 1006537 487851 809395 10541005 3127521 873948 2428757 344018 4152602 1084845 1247029 2828416 2468624 2489684 1775107 2088096 2417314 4189093 5737510 3966062 2834685 2670775 2993297 1702082 1801336 1523633 421343 2871342 886243 5742266
PDRB 872563 804933 494694 831759 803636 318174 653594 676695 733569 727011 447491 661944 853627 643512 882768 1337851 1094181 665426 377440 598334 527908 363808 725042 463082 410373 993790 469997 359006 816671 901148 532306 291765 551169 1238287 933202 608888 890354 329544 794270 317232 971589 802948 637233 612907 648358 590416 481967 890040 841527 900219 672945 735204 767168 567900 612101 507304 339792 806416 463831 419155
BELANJA
2008
25098 17194 8332 25057 50899 15819 38656 26863 34904 54975 16988 26559 78120 39019 47722 100328 39454 13790 16919 16141 17489 15052 28386 27164 13141 70453 19290 4209 55790 56053 16452 6670 11655 31372 30803 12300 15563 16427 60308 10492 36301 27286 33499 23818 36958 44152 11811 72147 80437 80495 55279 31978 66747 38263 16378 12462 12060 41851 11293 38031
PAD 728747 739498 382616 699076 598193 232096 511255 538889 615598 576206 337354 509549 630914 524063 680515 1044720 1027049 541131 321347 453580 402757 256664 448798 340920 317705 718085 393213 251765 570046 730274 391003 246009 480915 1179539 834509 493302 973961 178355 625319 268664 828808 646807 506650 427470 490652 353810 392942 897158 675996 648487 504470 766277 621149 706693 449885 389531 240397 588201 380598 287490
UG 3908442 5553010 1457205 6491755 3703579 141437 2180098 1961462 2675065 5610679 1356834 2452602 3761389 2920176 4042240 13034488 557196 561764 199786 429590 534540 378121 989627 1013913 486521 1295312 1858016 1134762 5411939 7714277 1059164 510069 851600 10827904 3309403 948354 2399329 360918 4400780 1136550 1297939 2977573 2587994 2645119 1873186 2237502 2598871 4486554 6075292 4162082 2970215 2856947 3142809 1787049 1899033 1608498 452561 3034364 954662 6073914
PDRB 636832 790079 565985 914670 844322 333634 526059 722812 781965 769697 479043 710714 850314 730616 928142 1387731 1157027 693765 389115 440929 386396 345463 800987 475214 410993 780863 545517 377309 831735 948445 549704 382306 526136 1217963 922444 505220 889512 357666 907476 470641 1035820 805825 537228 636449 683014 588875 526300 1078542 977533 957337 689684 861709 843962 866654 614161 543943 370958 813117 611821 786525
BELANJA
2009
25030 24471 13254 33987 58022 16015 32328 36233 39762 65341 20966 30113 75582 48832 68122 153526 51382 14675 22857 11741 19454 17402 27085 27438 14247 90866 23746 5725 59633 69689 14805 8973 18738 36677 31569 12432 33619 15730 72275 41258 49053 33444 30773 22881 40220 59176 11260 79320 87669 90668 58468 29981 81819 51610 17514 15924 15146 48047 23042 42548
PAD 486614 726466 382753 711367 620540 240980 351967 551455 661983 575561 358740 508784 641865 523478 734601 1067807 855728 478654 244587 268106 249131 265373 493765 345079 321761 766223 399148 295909 574933 744277 402879 262024 495574 1065744 678667 331340 660214 254789 644159 275371 654113 669269 439571 437843 519790 361274 391957 732359 716022 676814 506989 592937 651154 524303 476688 445817 263184 605070 406992 598617
UG 4109151 5883047 1525247 6817321 3855293 147606 1683250 2103844 2827847 5917165 1450443 2577178 3938765 3076674 4225926 13706633 607120 591470 209890 271992 566123 390187 1083644 1077478 507003 1394033 1968017 1207507 5692515 8079324 1117611 533776 894489 11136698 3469851 797428 1436475 379160 4665000 1182898 1344448 3128947 2697024 2749337 1970128 2369773 2796098 4833229 6397872 4357144 3098073 3046091 3293056 1847702 2002249 1711764 484958 3190837 1029369 6421273
PDRB
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
74
176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236
KODE
Kab. Pulang Pisau* Kab. Pulau Buru Kab. Puncak Jaya Kab. Purbalingga Kab. Purwakarta Kab. Purworejo Kab. Raja Ampat* Kab. Rembang Kab. Rote Ndao* Kab. Sanggau Kab. Sarolangun Kab. Sawah Lunto Sijunjung Kab. Semarang Kab. Seram Bagian Barat* Kab. Seram Bagian Timur* Kab. Serdang Bedagai* Kab. Sidenreng Rappang Kab. Sidoarjo Kab. Sikka Kab. Simalungun Kab. Sinjai Kab. Sintang Kab. Solok Kab. Soppeng Kab. Sorong Kab. Sorong Selatan* Kab. Sragen Kab. Subang Kab. Sukoharjo Kab. Sumba Barat Kab. Sumbawa Kab. Sumbawa Barat* Kab. Sumedang Kab. Sumenep Kab. Supiori* Kab. Tabalong Kab. Tabanan Kab. Takalar Kab. Tana Toraja Kab. Tanah Datar Kab. Tanah Karo Kab. Tanggamus Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. Tapanuli Utara Kab. Tapin Kab. Tasikmalaya Kab. Tebo Kab. Tegal Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara Kab. Toba Samosir Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kab. Tulang Bawang Kab. Tulungagung Kab. Wajo Kab. Way Kanan Kab. Wonosobo Kab. Yahukimo* Kab. Yapen Waropen Kab.Humbang Hasundutan*
DAERAH
TAHUN
171456 190729 258708 354339 355321 354171 161236 278422 125966 265862 211752 165512 373669 91896 71925 218552 241008 695366 199938 406723 183784 255549 221712 201594 256901 248234 403875 501913 329237 224829 249934 87252 494886 455474 91238 228757 325078 188353 279274 260563 250309 356115 224193 219692 173943 523932 197021 436224 275282 191854 157038 330360 428033 297208 424185 237904 203885 334135 182826 206178 121945
BELANJA
2005
4484 5966 2186 43554 40550 27888 1081 28589 6636 11160 7054 10356 56512 408 434 12038 13978 135312 10749 16899 11725 6969 9154 6876 6399 1156 42849 45794 30384 12907 15809 2582 58787 32965 797 16401 42444 6357 13973 22922 11380 11167 13803 4350 15462 22715 10442 48015 17320 6374 3597 20031 61486 5314 30791 20981 2586 23336 1232 3282 4653
PAD
151237 182726 250482 301843 264705 301274 115761 237102 117783 215055 192265 122378 302525 81940 77602 211437 190665 493310 174670 351148 163091 216178 167448 183165 262361 199408 327440 425826 300232 204379 209603 124265 355581 448089 45978 235203 234246 166436 231048 204309 207950 319245 219315 166014 164894 448732 174738 365831 227962 172753 123949 277162 354424 267002 346557 234147 200814 275600 140378 165848 94634
UG 567989 237893 228298 1921654 5741814 2321543 514105 1825561 273199 2064301 845331 1023241 4481358 257082 118759 3379772 1120899 20201364 705712 4372096 796685 1626874 1608661 894324 1580505 178293 2322239 6026462 3941788 608291 1426289 4210920 4506201 4381014 80227 2175836 1896920 670477 1016541 1961820 2600530 2765466 1618263 1232292 685342 4337406 663284 2809340 775184 387323 1353110 1753906 4998870 3604549 5874963 1834825 1111130 1570348 96601 275787 763443
PDRB 289383 287658 486235 478544 480260 463907 361936 411063 191149 429053 256247 231625 531147 265922 199367 379966 331902 972720 310773 617313 326379 468099 325110 320929 450104 496625 592406 711438 486776 316917 350840 220310 680632 538826 234235 348401 457490 278439 383733 362036 355588 521377 340678 342282 293665 768323 322483 605018 372228 300206 266424 434754 571662 501816 607549 284445 282095 433928 432782 332868 226832
BELANJA
2006
7391 4586 4798 47695 51781 32814 3366 39998 10191 14749 10018 15879 66626 4473 1640 21677 19793 178026 19479 26803 17091 20675 15094 11266 6016 5142 52020 59160 44008 17029 19636 11124 63455 38991 3996 24524 43926 8974 19575 27894 17007 15039 18134 14100 22412 35441 11346 53853 15079 13601 13596 23420 78359 8340 36262 24776 8404 30618 4056 5137 6333
PAD 262542 248449 378788 410138 374025 457981 283451 368955 176096 385911 302291 230045 440297 249563 204104 338490 282282 682674 262380 574921 308020 473210 311766 293790 429489 79005 492304 612508 452975 291973 297844 172881 547157 535768 187756 343098 351951 256954 358104 319016 350190 498174 399360 303400 260488 694196 292567 541079 343186 253160 229960 411916 507390 418530 547016 335633 285121 384599 379269 228866 219856
UG 597597 248386 244003 2018808 5963995 2442927 515244 1926563 283917 2234159 911402 1084134 4652042 264421 124666 3590140 1198896 21287727 728688 4580010 845347 1708444 1705497 953607 1587628 193817 2442570 6173854 4120437 239844 1493099 4094670 4694276 4567317 90192 2419578 1996479 710108 1057920 2076125 2729610 2888646 1746198 1299379 827783 4511372 727530 2955260 811777 404295 1423052 1837947 5314227 3816363 6196735 1938618 1156013 1621132 102819 292800 807460
PDRB 405040 352034 555423 556752 570061 575929 451576 539118 230110 526951 390950 295048 652251 308086 293019 461113 404471 1024336 394100 739311 407141 602298 469247 366590 608036 572079 701934 895258 634611 390128 455749 345874 897315 664512 298081 468206 569589 344693 451893 452695 482992 679155 472861 434539 377939 939717 355417 703316 445748 347167 355460 529746 624008 601143 757376 472875 407283 512424 503535 396884 341712
BELANJA
2007
7724 7933 5181 52727 50324 44188 8388 42256 11741 16397 13743 21146 70861 5391 11778 10275 15083 190905 18737 31561 17045 20217 22493 15853 8670 24973 65258 55691 42450 19152 20439 18970 69607 41566 1987 27613 47502 11046 20824 30062 19615 13140 19076 9718 13627 34726 12077 63363 18236 11341 7353 30976 79235 19764 50995 29759 12026 36583 5245 4022 15871
PAD 294081 285749 426843 488217 433135 501931 358373 396248 203341 430254 332741 262615 486668 261195 247966 387774 305796 783595 300759 650017 280519 538170 348799 324203 467081 462456 544836 686778 492880 326155 398099 225484 603193 613302 231586 368551 397625 291822 393020 357275 393265 540872 467972 349465 289694 769159 322979 587882 377350 281530 261270 464280 567776 531412 606866 382796 324479 420537 361667 290546 263051
UG 632387 258404 266440 2143746 6196748 2591535 529367 1999951 289589 2356488 977702 1145007 4871444 276922 127637 3814434 1264330 22386181 742621 4823349 891286 1797360 1811861 1004853 1636343 210618 2582492 6473285 4330993 258724 1564566 4208147 4911883 4786946 102092 2535508 2111463 752977 1114497 2201715 2869737 3111697 1885337 1377745 868088 4883982 770809 3120396 843142 416491 1501684 1938068 5659252 4080743 6552885 2052424 1219881 1679150 112325 312895 856381
PDRB 401308 419868 694719 707774 624045 691991 628581 592525 321416 595784 500871 367989 794396 428656 286529 502289 508130 1225226 435124 957141 495224 704484 499483 464342 732801 600596 806032 1050446 717123 217550 538976 320669 905769 808642 359866 563171 614428 439719 562191 617491 473413 693133 550954 500542 407333 1030497 513933 872732 523072 407732 400571 701361 780217 617715 837437 579322 535423 628221 652664 441945 381087
BELANJA
2008
7617 11349 14222 63799 59429 51175 12132 51126 14594 23897 17853 24424 82943 7621 28576 21604 19186 213694 23802 30545 24553 27747 18373 17461 9047 8886 65803 64035 41898 17757 25913 16560 88256 44177 4747 22522 54676 13214 21541 31876 28240 16408 20855 9546 40016 47194 16998 59155 14705 10804 10528 35188 91912 10440 59140 29391 14476 38158 7481 6111 9014
PAD 321412 320536 442324 495227 465721 551764 397262 434750 218332 467499 349883 292297 536347 270416 245124 427884 334017 846698 320335 706674 314190 584947 387798 345999 511807 502223 584134 753118 537823 93622 451123 257874 660069 668743 244830 386660 444507 317043 429143 393251 423244 601852 459814 364996 322572 912657 353380 647299 411293 308373 270711 503955 613662 586680 677774 401724 353264 460738 482481 312215 278172
UG 666285 269024 330589 2257393 6506042 2737087 541172 2093413 305545 2438811 1052232 1205703 5079004 291773 133424 4047771 1368326 23431673 773021 5049398 957713 1881765 1926827 1082806 1781125 227013 2729450 6779802 4540752 271082 1635726 3825477 5136820 5014544 110850 2691057 2221760 799564 1194535 2331746 3019388 3309455 1998250 1456881 910957 5080500 817651 3286263 880778 434793 1585968 2046833 6039564 4357683 6936742 2204396 1277701 1741148 123847 332536 906356
PDRB 465713 317533 487908 745014 745222 758044 591554 587395 299598 620163 557654 420621 789795 448837 441556 593191 523646 1371660 472034 930439 447922 648783 484951 503678 695145 558616 807788 1074027 710825 314298 604676 439181 951691 873780 333557 624642 700966 422700 444047 556304 590202 716080 641737 506302 496519 1253770 484388 847857 489640 423240 460719 731710 888575 630192 971787 609202 628193 692360 591283 422013 378495
BELANJA
2009
13085 7992 20501 83177 64045 60814 18553 56888 12076 25485 20810 25982 90390 6971 10720 19019 24563 284661 27287 45518 12348 29117 19806 16104 11766 8118 72681 67665 48843 22186 28499 18104 104173 44292 7050 24880 93840 13776 17764 36543 27187 12812 21686 12617 18834 49658 18175 70860 15615 14996 9661 40436 103953 8790 82325 29056 11482 46325 5756 10183 8040
PAD 332130 220938 275217 501182 545714 565274 391464 444985 226251 482872 359541 300840 554080 317894 279685 443178 341906 882621 334730 713572 313969 529797 391733 347573 511885 336967 588049 827332 568282 234558 459302 283121 695677 690415 233247 546227 456642 316090 282093 399673 424650 615363 519979 386969 367163 870635 347682 670526 412005 310209 303439 508376 621298 523648 686383 415593 369647 472234 448508 307284 290989
UG
701078 166709 208774 2384014 6849561 2872724 556069 2186736 319810 2575101 1118685 1273140 5300723 306840 139325 4287253 1459401 24578831 804840 5285269 1024934 1982993 2047622 1156498 1862022 245905 2893427 7103319 4756902 284833 1720935 4274225 5381582 5257871 121900 2858489 2342711 852209 623230 2468737 3175599 3521684 2125853 1529397 952026 5291155 858592 3466786 916542 449848 1669356 2162192 6435725 4661248 7353503 2316834 1337655 1808247 132812 353765 954553
PDRB
LAMPIRAN 1
75
237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297
KODE
Kota Balikpapan Kota Bandar Lampung Kota Bandung Kota Banjar* Kota Banjarmasin Kota Batu Kota Bekasi Kota Bengkulu Kota Bima* Kota Binjai Kota Blitar Kota Bogor Kota Bontang Kota Bukit Tinggi Kota Cilegon Kota Cirebon Kota Denpasar Kota Depok Kota Dumai Kota Jayapura Kota Kediri Kota Kendari Kota Kupang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kota Lubuk Linggau Kota Madiun Kota Magelang Kota Malang Kota Mataram Kota Medan Kota Metro Kota Padang Kota Padang Panjang Kota Padang Sidempuan Kota Pagar Alam Kota Palangka Raya Kota Palembang Kota Palopo* Kota Palu Kota Pangkal Pinang Kota Pare-Pare Kota Pasuruan Kota Payakumbuh Kota Pekalongan Kota Pekanbaru Kota Pematang Siantar Kota Pontianak Kota Prabumulih Kota Probolinggo Kota Sabang Kota Salatiga Kota Samarinda Kota Sawahlunto Kota Semarang Kota Sibolga Kota Singkawang Kota Solok Kota Sorong Kota Surabaya Kota Surakarta
DAERAH
TAHUN
530080 396943 1094331 113234 306412 160631 731023 215047 150588 194107 179542 388610 485874 157107 290179 247731 352157 467452 345171 280497 241139 207584 218765 157686 202571 187930 244945 172104 419031 236517 1146820 176164 459086 131275 179916 168589 217102 655099 159224 240435 161181 166231 175765 164148 179446 580565 205495 304462 173817 190273 139322 172230 555302 129746 712546 142242 175340 112147 283839 1325576 340095
BELANJA
2005
78726 46074 386265 13238 41182 8415 126067 13920 3871 8891 22858 66707 19408 18184 89748 43138 116303 66879 19223 21121 40135 15978 19122 6074 12656 9025 22096 28644 58740 21340 303383 13092 89748 7220 5485 3879 13666 78714 13047 18741 16960 18880 14353 20406 15193 86945 13518 41514 9801 21141 3461 27785 71077 12805 190185 5467 7061 10083 12984 496190 66169
PAD
642356 324369 685901 77655 247858 120876 566757 181397 139005 174250 133897 285110 526434 125734 162550 180641 240366 340252 427995 233983 153518 171033 173856 145025 174997 202136 227600 138598 264077 194838 620913 166340 319701 106371 151377 172446 177287 498374 132299 196400 134452 139296 139522 131381 149917 527584 166465 232182 195630 135007 141863 139530 651696 103300 565793 115084 146082 105372 208538 751971 255332
UG 12621679 4778188 21370696 588216 3627774 952545 11739945 1589060 353422 1531987 574442 3567231 26168656 762433 9440708 4919850 4171800 4750034 2958220 1713481 18792298 1269262 1584716 716605 5950612 835849 889323 878161 10136321 1491801 25272417 426900 9110697 311166 703436 498639 1171485 13087898 656855 1914127 1039236 532393 856746 644369 1701324 5780933 1552524 5215226 1103392 1513804 132897 722064 9293066 1023241 16194265 561750 953476 394217 1048559 59877994 3858170
PDRB 863034 564989 1266047 225008 384551 199816 882905 318015 228680 274589 242693 506855 657372 224543 402776 406105 512994 537582 541907 410070 368826 296065 271128 272392 269826 284140 301984 242473 511285 319399 1322425 258619 623221 170960 248981 240989 305986 837625 231733 365915 224978 249092 211195 216425 259967 861610 289634 474805 262189 276351 213033 225667 857010 191842 927224 174390 264366 169924 350210 1386341 470561
BELANJA
2006
98139 45843 253883 18542 45573 11050 145731 16714 5625 10308 27453 69300 27559 24397 108328 56406 126148 67218 40867 23026 52905 20146 25253 9814 19044 15920 19363 36954 62953 26032 312862 17543 98546 9350 7262 5670 21481 89676 15496 22418 22439 23820 20758 23100 20445 104462 17395 49075 14904 28705 8351 32445 81346 16378 224823 7831 16164 17388 14886 538370 78586
PAD 854001 490336 851606 189028 374983 179253 716987 292529 206535 264825 187583 382998 696966 196202 239564 303763 353198 420686 571293 349616 386913 273746 278110 222356 233892 259885 234922 229790 413829 279460 779570 219441 544000 166227 225237 228500 293394 710766 199176 320274 206818 207694 201345 193650 228698 706739 270533 380199 266120 223661 201282 200094 853559 166885 787564 180472 233121 173917 269707 886140 372368
UG 13204718 5079047 23043104 615936 3834966 1018210 12453013 1694655 370172 1613444 608298 3782274 25398233 809614 9972847 5192354 4417091 5066129 3091001 1932147 19768496 1372821 1677126 750277 5338045 886057 937574 899565 10745067 1608992 27234454 451254 9577496 330173 742039 517557 1236029 13998092 698368 2053553 1085738 569455 905174 684222 1753406 6367597 1645114 5368609 1153567 1603446 201002 752149 9803725 1084134 17118705 591079 1013862 418554 1138050 63677390 4067530
PDRB 1142326 660075 1552824 351791 487549 242225 1028289 400480 216980 354397 299001 583181 781601 278952 461304 488038 567835 719182 787331 558443 535993 385608 350191 295880 377009 289696 292995 317029 611959 420449 1392698 342162 737321 196262 334964 316417 433331 1053466 312953 476269 293538 298125 297844 259931 314876 1123647 381797 537263 342669 376528 250991 253774 1390412 227699 1127846 250598 327664 230703 405097 1556472 588298
BELANJA
2007
102966 53715 287250 23616 62556 14944 171045 17886 4913 10498 26722 79643 37544 26896 92626 57002 137601 86346 45438 30764 72486 28159 30660 10887 25347 16782 22445 35815 87116 28882 312467 20227 104870 10951 9040 6870 26085 123129 16923 32430 25952 26991 18331 26976 25750 109039 18790 57876 15882 35429 10418 36193 94809 21313 238238 9412 18099 18678 17871 607649 89431
PAD 744231 534862 1084685 304145 417310 211121 697888 332168 231896 298301 216002 449814 576329 226657 304568 351060 413188 502904 504242 383291 382381 314594 298433 230943 302162 296452 269348 253780 480434 325698 987330 241316 622074 187314 252360 265222 368451 852066 230332 341980 264623 233392 222501 220640 258733 734754 300890 419375 366890 258059 215760 231080 785924 186462 178776 202896 261145 198777 304914 1166737 425379
UG 13479345 5426158 24941517 646324 4080298 1087390 13255154 1807388 392259 1705067 645936 4012743 24390400 862158 10518939 5512869 4708518 5422760 3303147 2187363 20660129 1475507 1860990 780747 4920903 940437 995215 946098 11412770 1736374 29352924 479408 10165761 351228 787904 538181 1306394 14992484 743974 2207065 1132707 609225 954629 727773 1820001 6997155 1729273 5661254 1208279 1705842 211710 792680 10108378 1145007 18142640 623780 1059328 445152 1212764 67695820 4304287
PDRB 1328843 778778 2058921 340822 683174 286690 1254837 439849 310932 393514 355914 673653 940000 290389 585723 531238 659266 882692 656755 621520 524520 445928 419333 323114 420782 438716 353005 386125 687335 446051 1477959 340396 881728 249255 371128 359229 524735 1249205 353885 479476 375509 333559 322929 305317 397144 1073487 440922 633571 456263 419155 260818 368394 1681604 278259 1325302 304260 363191 288480 488589 2019238 760081
BELANJA
2008
117630 67662 314627 23782 64994 18625 189493 24569 6271 10845 40795 97768 32449 33829 129831 65069 176245 112772 41301 37931 74775 32582 32037 17135 20605 20362 27014 40507 83404 32829 391515 19970 117729 13458 9655 9818 23188 139154 20929 38136 31190 31592 27183 31491 30096 147876 23012 64117 16458 38031 18036 45147 105736 23060 267914 11678 19830 21645 19213 728393 102990
PAD 954452 592075 1352294 225501 465412 243568 792503 361342 256399 315100 243241 506109 755986 253814 347006 401306 443980 585490 580754 395653 445849 355584 336027 260962 313843 324252 298440 274184 547630 337188 1103799 255721 683513 210578 282065 305856 358362 931528 248580 370987 305218 252195 250124 251065 289938 901086 340085 449412 333247 287490 215016 246070 1011131 202845 864771 231498 277684 223074 309713 1281137 482393
UG 15147326 5802308 26978909 677456 4325365 1162187 14042404 1903558 409738 1799485 686549 4252822 24519392 918915 11047321 5823528 5029895 5770828 3474179 2393192 21623890 1630317 1999695 825859 4837935 998856 1057364 993835 12118269 1871200 31373952 504393 10797259 373245 835919 558120 1385558 16038221 799329 2366702 1187715 655255 1006824 774486 1887854 7630423 1828251 5968287 1272503 1808453 219777 832155 10595535 1205703 19156814 660274 1111268 473694 1303022 71913820 4549343
PDRB 1419324 802096 2240740 393597 781132 395421 1501555 500998 332667 383467 387406 776877 845383 346691 610878 620626 788748 955815 719037 623025 707191 507203 483345 340167 430204 449540 389629 412724 809128 465621 1887408 371089 996418 278780 374024 400024 532270 1232983 388551 555862 426819 391894 412265 356247 384213 1145460 458838 658842 480298 455036 291178 432657 1553646 278821 1505502 296865 454120 300850 568365 3127363 747265
BELANJA
2009
144400 70432 360153 25849 67766 17387 231695 28047 7225 17273 39861 115922 59048 38892 135538 77318 215157 115720 52534 45103 88850 33849 36205 12843 21581 16038 43881 47705 92476 36273 369383 21060 113255 22581 11836 12352 22526 165983 21551 51947 31224 37378 35678 32555 32238 134868 20458 65848 21714 40085 15143 53056 120565 26533 306112 12820 22837 23829 22860 809796 101972
PAD 774291 601031 1403254 255353 520639 252307 839275 364816 258655 323481 256418 569557 556956 254073 411127 440420 487578 636493 445174 386590 491308 369697 355394 261124 315816 309502 303702 277504 578413 357597 1204548 258204 687355 212058 280971 275007 366757 898742 264942 378286 289015 265151 258788 254328 293314 745971 334530 457347 314337 295100 212666 261526 915243 214468 964773 230566 284855 223451 302109 1419643 509560
UG
PDRB 15520444 6151069 29228272 712214 4559973 1240527 14622594 1998433 435863 1902998 729203 4508601 23736696 969591 11580598 6116933 5358246 6129570 3569261 2776655 22717911 1823951 2122333 875205 4460722 1061436 1121460 1044650 12712118 2029662 33430688 531502 11345637 396824 884255 578112 1462886 16942904 862192 2546303 1233027 707235 1057446 819397 1966751 8302632 1926299 6262491 1326517 1905227 230417 869453 11068640 1273140 20057622 697916 1165501 497623 1410208 75892973 4817878
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
76
298 299 300 301 302 303 304 305
KODE
Kota Tangerang Kota Tanjung Balai Kota Tasikmalaya Kota Tebing Tinggi Kota Tegal Kota Ternate Kota Tidore Kepulauan* Kota Tomohon*
DAERAH
TAHUN
586792 146486 318074 155054 247588 200384 112803 104826
BELANJA
2005
117414 9531 38582 9457 50342 11910 2574 2294
PAD
399363 117933 231907 128207 197391 170526 104006 58916
UG 16445456 1141332 2947228 876468 1002822 415085 201194 485775
PDRB 798064 204459 450308 197462 291812 277847 212842 223987
BELANJA
2006
131224 10363 49402 13386 63726 16765 5237 4808
PAD 488074 189101 358817 196312 210325 246134 201647 179904
UG 17576748 1181685 3097968 923204 1054499 443824 213082 513214
PDRB 821141 251351 534863 282574 333582 397734 286341 284833
BELANJA
2007
156524 11698 58605 15376 62259 18641 7337 5589
PAD 610200 215892 412765 222048 243007 310225 247299 206400
UG 20042591 1229074 3283256 978411 1109438 478658 225730 541043
PDRB 996674 339222 636030 329822 393200 429167 337527 343561
BELANJA
2008
181850 12603 63849 18920 69567 23081 8440 7585
PAD 724316 243349 455391 244346 259961 291007 252521 225564
UG 21309005 1278149 3470242 1037465 1166588 517355 238918 582030
PDRB 1103606 359317 687947 349459 458621 475235 342316 300129
BELANJA
2009
193576 16620 76504 17339 90841 23143 9091 6342
PAD
790414 244507 495937 243004 265852 309389 253596 228024
UG
PDRB 22432464 1331005 3668628 1099239 1225425 557573 253056 617475
LAMPIRAN 1
77
Lampiran 2
Pendekatan common effect dalam tabel tersebut memberikan hasil yang signifikan secara statistik baik untuk variabel Pendapatan Asli Daerah, Unconditional Grants, maupunPDRB. Nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0,9077 menunjukkan bahwa model mampu menjelaskan hubungan antara Pendapatan Asli Daerah, Unconditional Grants, dan PDRB terhadap Belanja Daerah sebesar 90,77%. Hasil Pengujian Pendekatan Common Effect Dependent Variable: BELANJA? Method: Pooled Least Squares Date: 10/27/11 Time: 19:08 Sample: 2005 2009 Included observations: 5 Cross-sections included: 305 Total pool (balanced) observations: 1525 Variable
Coefficient
Std. Error
PAD? UG? PDRB?
1.437635 1.105673 -0.002116
0.062153 23.13063 0.007863 140.6148 0.000678 -3.122825
R-squared 0.907726 Adjusted R-squared 0.907605 S.E. of regression 108338.4 Sum squared resid 1.79E+13 Log likelihood -19841.73 Durbin-Watson stat 1.605590 Sumber: Hasil olah data.
78
t-Statistic
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
Prob. 0.0000 0.0000 0.0018 532998.4 356416.5 26.02587 26.03636 26.02978
Lampiran 3
Hasil Pengujian Pendekatan Fixed Effect (asumsi stuktur var-cov residual homoskedastik) Dependent Variable: BELANJA? Method: Pooled Least Squares Date: 10/16/11 Time: 08:22 Sample: 2005 2009 Included observations: 5 Cross-sections included: 305 Total pool (balanced) observations: 1525 Variable
Coefficient
Std. Error
C PAD? UG? PDRB? Fixed Effects (Cross) _1--C _2--C _3--C _4--C _5--C _6--C _7--C _8--C _9--C _10--C _11--C _12--C _13--C _14--C _15--C _16--C _17--C _18--C _19--C _20--C _21--C _22--C _23--C _24--C _25--C _26--C _27--C
-92912.07 2.225794 0.870643 0.043961
17232.79 -5.391585 0.167136 13.31730 0.030408 28.63219 0.005535 7.942250
85862.77 115939.0 104345.5 134849.2 125046.9 123586.6 109250.7 9812.755 159714.9 76867.88 126602.7 79298.79 116529.2 148134.9 124962.6 65869.83 140577.3 -717496.5 41619.84 -645297.0 131856.7 93185.98 62232.60 72231.11 151642.3 56086.83 66707.61
t-Statistic
_28--C _29--C _30--C _31--C _32--C _33--C _34--C _35--C _36--C _37--C _38--C _39--C _40--C _41--C _42--C _43--C _44--C _45--C _46--C _47--C _48--C _49--C _50--C _51--C _52--C _53--C _54--C
Prob. 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
140902.4 -56630.91 -42999.11 95479.26 127466.7 154786.4 160028.6 91060.13 121871.1 -1968019. 54521.38 -944759.1 113001.5 157467.7 143449.8 6164.888 82386.87 134317.3 -1177629. -115157.0 90364.48 116309.4 221107.2 -42558.48 73327.65 87541.22 113346.4
79
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
_55--C _56--C _57--C _58--C _59--C _60--C _61--C _62--C _63--C _64--C _65--C _66--C _67--C _68--C _69--C _70--C _71--C _72--C _73--C _74--C _75--C _76--C _77--C _78--C _79--C _80--C _81--C _82--C _83--C _84--C _85--C _86--C _87--C _88--C _89--C _90--C _91--C _92--C _93--C _94--C _95--C _96--C _97--C _98--C _99--C _100--C _101--C _102--C _103--C _104--C
80
127098.1 158823.6 33250.25 -717721.9 -88388.97 98736.71 -308496.4 77755.91 131341.8 227182.5 76601.69 18399.83 104933.7 -496487.6 49911.77 169268.4 175725.6 130903.7 96201.99 109947.7 -62676.07 214695.7 207925.3 -192080.7 120067.3 139800.8 15145.52 -123792.5 200226.8 -123265.2 102035.4 -29684.14 138066.8 -570171.9 -164183.7 124902.9 141376.6 73896.51 -106155.4 -49527.80 136735.4 69700.71 133351.5 36118.31 115738.2 74275.02 114076.0 144596.2 -89739.18 79588.64
_105--C _106--C _107--C _108--C _109--C _110--C _111--C _112--C _113--C _114--C _115--C _116--C _117--C _118--C _119--C _120--C _121--C _122--C _123--C _124--C _125--C _126--C _127--C _128--C _129--C _130--C _131--C _132--C _133--C _134--C _135--C _136--C _137--C _138--C _139--C _140--C _141--C _142--C _143--C _144--C _145--C _146--C _147--C _148--C _149--C _150--C _151--C _152--C _153--C _154--C
-17081.46 -308933.4 99870.62 64873.40 81379.32 -824059.3 -104405.0 68939.43 133187.7 22598.47 141445.6 81822.67 -14255.76 140177.4 -40133.28 49107.51 138449.1 87183.33 108896.4 58577.21 -74898.09 112485.1 95326.69 3844.563 58213.35 54544.62 -323134.1 176218.9 193016.9 145287.8 153611.1 160214.6 140908.0 246021.1 122865.1 147372.7 79138.48 109227.3 125306.3 -48937.62 -148478.2 137031.1 166182.5 99453.51 -240239.1 65921.82 205020.7 66748.80 155533.1 -7585.195
LAMPIRAN 3
_155--C _156--C _157--C _158--C _159--C _160--C _161--C _162--C _163--C _164--C _165--C _166--C _167--C _168--C _169--C _170--C _171--C _172--C _173--C _174--C _175--C _176--C _177--C _178--C _179--C _180--C _181--C _182--C _183--C _184--C _185--C _186--C _187--C _188--C _189--C _190--C _191--C _192--C _193--C _194--C _195--C _196--C _197--C _198--C _199--C _200--C _201--C _202--C _203--C _204--C
75967.76 201620.3 77597.81 60784.98 99206.36 94120.60 73712.40 77760.55 -23679.78 -83963.26 3673.822 41361.77 42144.30 -2468.256 74862.10 126050.1 165573.4 138857.6 72140.29 155751.0 -74915.88 156662.1 160136.9 248557.4 55082.88 -108167.5 37059.53 219907.6 61267.78 125032.6 92011.62 134761.9 84772.18 -60715.45 172592.3 138456.8 3208.986 143847.2 -921610.9 135212.5 22004.49 148193.8 95166.67 95276.70 129217.7 168528.0 282237.2 66630.17 -52450.66 -24076.26
_205--C _206--C _207--C _208--C _209--C _210--C _211--C _212--C _213--C _214--C _215--C _216--C _217--C _218--C _219--C _220--C _221--C _222--C _223--C _224--C _225--C _226--C _227--C _228--C _229--C _230--C _231--C _232--C _233--C _234--C _235--C _236--C _237--C _238--C _239--C _240--C _241--C _242--C _243--C _244--C _245--C _246--C _247--C _248--C _249--C _250--C _251--C _252--C _253--C _254--C
131036.6 98698.50 -20853.11 -6953.265 -54620.04 179322.5 49130.17 79559.89 135869.2 136547.8 87792.66 37498.69 69960.39 55106.91 137020.8 111734.4 56295.58 143398.7 27259.90 132379.8 152227.0 127710.6 108966.9 -147397.9 13423.58 -91148.49 70864.05 161837.5 110539.0 234376.9 199117.6 126002.5 -397978.5 -75039.22 -1018133. 119432.8 -36521.34 95137.41 -422477.2 76889.84 120980.1 72397.47 106504.8 -71275.42 -877512.7 67178.27 -401645.8 -115822.8 -220071.4 -65859.71
81
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
_255--C _256--C _257--C _258--C _259--C _260--C _261--C _262--C _263--C _264--C _265--C _266--C _267--C _268--C _269--C _270--C _271--C _272--C _273--C _274--C _275--C _276--C _277--C _278--C _279--C _280--C _281--C _282--C _283--C _284--C _285--C _286--C _287--C _288--C _289--C _290--C _291--C _292--C _293--C _294--C _295--C _296--C _297--C _298--C _299--C _300--C _301--C _302--C _303--C _304--C
82
29598.09 119998.7 -812501.1 78106.79 45339.02 115682.8 -68914.49 104188.3 73158.15 68317.47 -370616.9 68701.62 -1321016. 129962.9 -346662.0 100749.9 133125.7 131983.7 117910.3 -504578.7 122721.2 66171.37 73539.27 100796.5 96389.75 78324.85 52156.87 -147839.6 84485.90 -97162.03 90528.13 79752.98 118766.4 74162.00 -91942.54 67058.71 -716291.8 110752.2 116372.6 91948.19 176391.9 -3379639. -67304.92 -777793.6 95829.55 5447.766 99385.17 34229.74 155016.3 142363.4
_305--C
151934.7
LAMPIRAN 3
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.932627 Adjusted R-squared 0.915631 S.E. of regression 103525.8 Sum squared resid 1.30E+13 Log likelihood -19601.91 F-statistic 54.87478 Prob(F-statistic) 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
532998.4 356416.5 26.11136 27.18779 26.51204 1.747612
Sumber: Hasil olah data.
Dari output diatas, pengujian menggunakan pendekatan fixed effect memberikan hasil yang signifikan secara statistik baik untuk variabel konstanta, Pendapatan Asli Daerah, Unconditional Grants, maupun PDRB. Model estimator dalam pendekatan ini mampu menjelaskan pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Unconditional Grants, maupun PDRB sebesar 93,26%.
83
Lampiran 4
Pendekatan random effect digunakan untuk mengatasi kelemahan pendekatan fixed effect dengan tidak menggunakan variabel semu. Sebagai gantinya, pendekatan random effect random menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antarobjek sehingga meningkatkan efisiensi proses pendugaan kuadrat terkecil. Pengolahan data sampel menggunakan EViews untuk menguji estimasi efek individu (individual effect) dengan pendekatan random effect menghasilkan tabel output sebagai berikut:
Hasil Pengujian Pendekatan Random Effect Dependent Variable: BELANJA? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 10/16/11 Time: 08:24 Sample: 2005 2009 Included observations: 5 Cross-sections included: 305 Total pool (balanced) observations: 1525 Swamy and Arora estimator of component variances
84
Variable
Coefficient
Std. Error
C PAD? UG? PDRB? Random Effects (Cross) _1--C _2--C _3--C _4--C _5--C _6--C _7--C _8--C _9--C _10--C _11--C _12--C
48557.05 1.337514 1.016799 -0.000205
4932.076 9.845155 0.060256 22.19706 0.011745 86.57193 0.000676 -0.303276
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
t-Statistic
_13--C _14--C _15--C _16--C _17--C _18--C _19--C _20--C _21--C _22--C _23--C _24--C
Prob. 0.0000 0.0000 0.0000 0.7617
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
LAMPIRAN 4
_25--C _26--C _27--C _28--C _29--C _30--C _31--C _32--C _33--C _34--C _35--C _36--C _37--C _38--C _39--C _40--C _41--C _42--C _43--C _44--C _45--C _46--C _47--C _48--C _49--C _50--C _51--C _52--C _53--C _54--C _55--C _56--C _57--C _58--C _59--C _60--C _61--C _62--C _63--C _64--C _65--C _66--C _67--C _68--C _69--C _70--C _71--C _72--C _73--C _74--C
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
_75--C _76--C _77--C _78--C _79--C _80--C _81--C _82--C _83--C _84--C _85--C _86--C _87--C _88--C _89--C _90--C _91--C _92--C _93--C _94--C _95--C _96--C _97--C _98--C _99--C _100--C _101--C _102--C _103--C _104--C _105--C _106--C _107--C _108--C _109--C _110--C _111--C _112--C _113--C _114--C _115--C _116--C _117--C _118--C _119--C _120--C _121--C _122--C _123--C _124--C
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
85
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
_125--C _126--C _127--C _128--C _129--C _130--C _131--C _132--C _133--C _134--C _135--C _136--C _137--C _138--C _139--C _140--C _141--C _142--C _143--C _144--C _145--C _146--C _147--C _148--C _149--C _150--C _151--C _152--C _153--C _154--C _155--C _156--C _157--C _158--C _159--C _160--C _161--C _162--C _163--C _164--C _165--C _166--C _167--C _168--C _169--C _170--C _171--C _172--C _173--C _174--C
86
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
_175--C _176--C _177--C _178--C _179--C _180--C _181--C _182--C _183--C _184--C _185--C _186--C _187--C _188--C _189--C _190--C _191--C _192--C _193--C _194--C _195--C _196--C _197--C _198--C _199--C _200--C _201--C _202--C _203--C _204--C _205--C _206--C _207--C _208--C _209--C _210--C _211--C _212--C _213--C _214--C _215--C _216--C _217--C _218--C _219--C _220--C _221--C _222--C _223--C _224--C
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
LAMPIRAN 4
_225--C _226--C _227--C _228--C _229--C _230--C _231--C _232--C _233--C _234--C _235--C _236--C _237--C _238--C _239--C _240--C _241--C _242--C _243--C _244--C _245--C _246--C _247--C _248--C _249--C _250--C _251--C _252--C _253--C _254--C _255--C _256--C _257--C _258--C _259--C _260--C _261--C _262--C _263--C _264--C _265--C _266--C _267--C _268--C _269--C _270--C _271--C _272--C _273--C _274--C
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
_275--C _276--C _277--C _278--C _279--C _280--C _281--C _282--C _283--C _284--C _285--C _286--C _287--C _288--C _289--C _290--C _291--C _292--C _293--C _294--C _295--C _296--C _297--C _298--C _299--C _300--C _301--C _302--C _303--C _304--C _305—C
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
87
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.000000 103525.8
Rho 0.0000 1.0000
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.913092 0.912921 105175.8 5326.755 0.000000
Mean dependent var 532998.4 S.D. dependent var 356416.5 Sum squared resid 1.68E+13 Durbin-Watson stat 1.565210
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.913092 1.68E+13
Mean dependent var Durbin-Watson stat
532998.4 1.565210
Sumber: Hasil olah data.
Berbeda dengan pendekatan fixed effect, hasil pengujian dengan menggunakan pendekatan random effect memberikan hasil statistik yang signifikan hanya untuk variabel Pendapatan Asli Daerah dan Unconditional Grantssedangkan variabel PDRB secara statistik tidak memberikan hasil yang signifikan. Koefisien determinan sebesar 0.913092 menunjukkan arti bahwa model estimator mampu menjelaskan hubungan Pendapatan Asli Daerah, Unconditional Grants, maupun PDRB terhadap belanja daerah secara baik. Model mampu menjelaskan hubungan antar variabel tersebut sebesar 91,31%.
88
Lampiran 5
UJI CHOW (memilih estimator terbaik antara model Common Effect dan Fixed Effect) Redundant Fixed Effects Tests Pool: PANEL Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
d.f.
Prob.
1.160749 (304,1217) 388.268900 304
0.0459 0.0008
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: BELANJA? Method: Panel Least Squares Date: 10/28/11 Time: 06:20 Sample: 2005 2009 Included observations: 5 Cross-sections included: 305 Total pool (balanced) observations: 1525 Variable
Coefficient
Std. Error
C PAD? UG? PDRB?
48557.05 1.337514 1.016799 -0.000205
5010.680 9.690710 0.061217 21.84885 0.011932 85.21385 0.000687 -0.298518
R-squared 0.913092 Adjusted R-squared 0.912921 S.E. of regression 105175.8 Sum squared resid 1.68E+13 Log likelihood -19796.05 F-statistic 5326.755 Prob(F-statistic) 0.000000
Dengan
F
Wilayah
SSR1 SSR2 /( n 1) SSR2 / nT n k
t-Statistic
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Kritis:
statistik
uji
Prob. 0.0000 0.0000 0.0000 0.7653 532998.4 356416.5 25.96727 25.98125 25.97248 1.565210
dengan
rumus
menghasilkan nilai sebesar 5326,755 atau p-value
Cross-Section F/ Cross-Section Chi-Square = 0,0459/0,0008 < sig.α = 0,05
89
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak atau dengan kata lain sekurangkurangnya ada satu intersept yang berbeda.
90
Lampiran 6
Hasil Pengujian Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: PANEL Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Test Summary Cross-section random
174.833707
3
Prob. 0.0000
** WARNING: estimated cross-section random effects variance is zero. Cross-section random effects test comparisons: Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. PAD? UG? PDRB?
2.225794 1.337514 0.870643 1.016799 0.043961 -0.000205
0.024303 0.000787 0.000030
0.0000 0.0000 0.0000
t-Statistic
Prob.
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: BELANJA? Method: Panel Least Squares Date: 10/28/11 Time: 06:28 Sample: 2005 2009 Included observations: 5 Cross-sections included: 305 Total pool (balanced) observations: 1525 Variable
Coefficient
Std. Error
C PAD? UG? PDRB?
-92912.07 2.225794 0.870643 0.043961
17232.79 -5.391585 0.167136 13.31730 0.030408 28.63219 0.005535 7.942250
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.932627 Adjusted R-squared 0.915631 S.E. of regression 103525.8 Sum squared resid 1.30E+13 Log likelihood -19601.91
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
532998.4 356416.5 26.11136 27.18779 26.51204
91
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
F-statistic Prob(F-statistic)
54.87478 0.000000
Durbin-Watson stat
1.747612
Sumber: Hasil olah data.
Dari hasil output diatas terlihat bahwa p-value Cross-Section Random = 0,0000 < sig.α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak atau dengan kata lain tidak ada gangguan antarobyek.
92
Lampiran 7
Hasil Pengujian LM Dependent Variable: BELANJA? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 10/28/11 Time: 06:40 Sample: 2005 2009 Included observations: 5 Cross-sections included: 305 Total pool (balanced) observations: 1525 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable
Coefficient
Std. Error
C PAD? UG? PDRB? Fixed Effects (Cross) _1--C _2--C _3--C _4--C _5--C _6--C _7--C _8--C _9--C _10--C _11--C _12--C _13--C _14--C _15--C _16--C _17--C _18--C _19--C _20--C _21--C _22--C _23--C _24--C _25--C _26--C _27--C _28--C
-113180.9 2.100236 1.149486 0.019428
11256.07 -10.05509 0.148993 14.09618 0.018082 63.57211 0.004074 4.768668
-67747.93 83382.77 20358.16 103394.0 101417.1 86829.04 86155.47 -6414.976 126241.9 62201.70 97650.54 42559.30 79632.39 121557.3 89467.07 49909.37 98658.83 -597500.2 19554.24 -467424.6 83329.06 80207.40 57272.56 37498.24 129155.2 34472.18 25050.87 115654.9
t-Statistic
_29--C _30--C _31--C _32--C _33--C _34--C _35--C _36--C _37--C _38--C _39--C _40--C _41--C _42--C _43--C _44--C _45--C _46--C _47--C _48--C _49--C _50--C _51--C _52--C _53--C _54--C _55--C _56--C
Prob. 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
-89906.47 -100400.6 79143.19 79214.24 129098.2 130724.4 62022.79 75396.04 -1000430. 39258.56 -836186.1 85071.15 106849.0 92324.04 -12329.17 17381.20 109839.6 -753247.7 -104671.1 48754.62 67036.43 136436.0 -83051.04 43198.32 54022.28 73146.37 97301.66 112625.9
93
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
_57--C _58--C _59--C _60--C _61--C _62--C _63--C _64--C _65--C _66--C _67--C _68--C _69--C _70--C _71--C _72--C _73--C _74--C _75--C _76--C _77--C _78--C _79--C _80--C _81--C _82--C _83--C _84--C _85--C _86--C _87--C _88--C _89--C _90--C _91--C _92--C _93--C _94--C _95--C _96--C _97--C _98--C _99--C _100--C _101--C _102--C _103--C _104--C _105--C _106--C
94
-313.4538 -370924.7 -96735.30 81296.30 -182318.4 42134.84 91705.03 162437.8 45220.54 18903.95 58561.91 -277319.1 -14819.39 135218.5 141522.7 89721.96 58099.48 73568.12 -104943.7 134192.2 151851.5 -172491.8 101680.3 100217.1 2432.289 -116425.6 142110.3 -168410.7 45235.77 -20410.51 112929.0 -343659.4 -182936.5 72114.73 117003.3 3246.958 -121173.6 -37115.32 122032.1 35650.74 100029.2 -18471.42 97406.70 57085.97 96456.41 84716.47 -77692.89 62309.39 -51211.10 -128037.2
_107--C _108--C _109--C _110--C _111--C _112--C _113--C _114--C _115--C _116--C _117--C _118--C _119--C _120--C _121--C _122--C _123--C _124--C _125--C _126--C _127--C _128--C _129--C _130--C _131--C _132--C _133--C _134--C _135--C _136--C _137--C _138--C _139--C _140--C _141--C _142--C _143--C _144--C _145--C _146--C _147--C _148--C _149--C _150--C _151--C _152--C _153--C _154--C _155--C _156--C
59434.97 17709.90 28524.45 -1024141. -57031.41 14870.44 97015.18 185.7730 105522.7 54082.17 -36520.50 103978.9 -28995.62 18638.71 107720.4 48845.63 50952.37 -3072.727 -52963.30 86483.92 55816.56 -33431.72 26077.46 7876.238 -237610.0 -14200.86 98695.48 103235.1 90989.96 111654.4 113912.2 172066.5 86977.91 108365.0 -36013.33 85577.68 102266.8 -31409.05 -107743.1 90206.51 141841.2 30046.97 -252847.2 -6307.589 139252.1 -74414.16 121853.9 -29601.63 63222.70 70326.27
LAMPIRAN 7
_157--C _158--C _159--C _160--C _161--C _162--C _163--C _164--C _165--C _166--C _167--C _168--C _169--C _170--C _171--C _172--C _173--C _174--C _175--C _176--C _177--C _178--C _179--C _180--C _181--C _182--C _183--C _184--C _185--C _186--C _187--C _188--C _189--C _190--C _191--C _192--C _193--C _194--C _195--C _196--C _197--C _198--C _199--C _200--C _201--C _202--C _203--C _204--C _205--C _206--C
16108.18 30195.18 81940.82 42696.42 70389.15 68298.17 -90762.59 -77193.34 -27136.95 18328.25 -43551.13 -52368.79 -20622.51 84983.48 111164.3 114304.1 27074.70 107194.3 -32233.86 117550.3 116968.1 177360.3 12782.10 -44027.95 -6238.104 168065.1 31297.39 101388.2 61326.30 95142.93 68239.00 -40956.19 134476.9 104412.1 18540.95 116776.8 -532913.2 98738.72 -2729.888 115749.7 31584.85 72679.53 92808.64 109575.8 220780.0 16564.83 -49445.20 -23345.29 97527.26 58933.23
_207--C _208--C _209--C _210--C _211--C _212--C _213--C _214--C _215--C _216--C _217--C _218--C _219--C _220--C _221--C _222--C _223--C _224--C _225--C _226--C _227--C _228--C _229--C _230--C _231--C _232--C _233--C _234--C _235--C _236--C _237--C _238--C _239--C _240--C _241--C _242--C _243--C _244--C _245--C _246--C _247--C _248--C _249--C _250--C _251--C _252--C _253--C _254--C _255--C _256--C
42931.22 -15773.79 -76353.10 149924.9 29697.59 53656.82 100855.6 89295.64 72649.71 30649.77 24846.10 8476.107 104783.9 77254.26 -6487.284 101061.5 -25183.93 76612.88 110247.7 119737.6 60011.00 -125726.9 5911.457 -62618.36 46561.17 127766.3 64214.50 156961.7 155035.7 104464.3 -242136.1 -55807.75 -641457.2 99586.20 -21934.40 87802.69 -257636.9 58372.03 90646.95 59348.70 88812.43 -63820.28 -416950.0 53309.19 -191211.9 -46329.46 -172312.1 -39787.38 -5743.993 100673.2
95
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
_257--C _258--C _259--C _260--C _261--C _262--C _263--C _264--C _265--C _266--C _267--C _268--C _269--C _270--C _271--C _272--C _273--C _274--C _275--C _276--C _277--C _278--C _279--C _280--C _281--C _282--C _283--C _284--C _285--C _286--C _287--C _288--C _289--C _290--C _291--C _292--C _293--C _294--C _295--C _296--C _297--C _298--C _299--C _300--C _301--C _302--C _303--C _304--C _305--C
96
-379555.5 56012.76 34157.96 94267.53 4234.752 71948.23 46953.32 51250.27 -187798.5 52132.42 -800595.5 100649.6 -222322.0 82044.80 107402.9 96878.00 85827.13 -318063.1 103681.1 55281.23 57948.59 78409.17 83236.95 61265.58 52255.07 -142476.3 70917.23 -38290.69 60202.39 79126.83 90291.98 58654.48 -45395.33 69222.05 -407800.4 94020.89 97688.83 73892.53 151061.6 -1922930. -44088.73 -426024.0 91486.18 4702.859 87978.81 24615.20 115450.3 109944.0 136188.4
LAMPIRAN 7
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.976625 0.970728 91796.36 165.6228 0.000000
Mean dependent var 1002788. S.D. dependent var 669185.8 Sum squared resid 1.03E+13 Durbin-Watson stat 2.021878
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.927854 1.40E+13
Mean dependent var Durbin-Watson stat
532998.4 2.152219
Sumber: Hasil olah data.
Keputusan yang diambil dari hasil output ini adalah menolak H0 dan menerima H1 yang berarti bahwa struktur varian-covarian dari residual bersifat heterokedastik.
97
Lampiran 8
Model Regresi Secara Khusus (Masing-Masing Kabupaten/Kota) Estimation Command: ===================== LS(CX=F,WGT=CXDIAG) BELANJA? C PAD? UG? PDRB? Estimation Equations: ===================== BELANJA_1 = C(5) + C(1) + C(2)*PAD_1 + C(3)*UG_1 + C(4)*PDRB_1 BELANJA_2 = C(6) + C(1) + C(2)*PAD_2 + C(3)*UG_2 + C(4)*PDRB_2 BELANJA_3 = C(7) + C(1) + C(2)*PAD_3 + C(3)*UG_3 + C(4)*PDRB_3 BELANJA_4 = C(8) + C(1) + C(2)*PAD_4 + C(3)*UG_4 + C(4)*PDRB_4 BELANJA_5 = C(9) + C(1) + C(2)*PAD_5 + C(3)*UG_5 + C(4)*PDRB_5 BELANJA_6 = C(10) + C(1) + C(2)*PAD_6 + C(3)*UG_6 + C(4)*PDRB_6 BELANJA_7 = C(11) + C(1) + C(2)*PAD_7 + C(3)*UG_7 + C(4)*PDRB_7 BELANJA_8 = C(12) + C(1) + C(2)*PAD_8 + C(3)*UG_8 + C(4)*PDRB_8 BELANJA_9 = C(13) + C(1) + C(2)*PAD_9 + C(3)*UG_9 + C(4)*PDRB_9 BELANJA_10 = C(14) + C(1) + C(2)*PAD_10 + C(3)*UG_10 + C(4)*PDRB_10 BELANJA_11 = C(15) + C(1) + C(2)*PAD_11 + C(3)*UG_11 + C(4)*PDRB_11 BELANJA_12 = C(16) + C(1) + C(2)*PAD_12 + C(3)*UG_12 + C(4)*PDRB_12 BELANJA_13 = C(17) + C(1) + C(2)*PAD_13 + C(3)*UG_13 + C(4)*PDRB_13 BELANJA_14 = C(18) + C(1) + C(2)*PAD_14 + C(3)*UG_14 + C(4)*PDRB_14 BELANJA_15 = C(19) + C(1) + C(2)*PAD_15 + C(3)*UG_15 + C(4)*PDRB_15 BELANJA_16 = C(20) + C(1) + C(2)*PAD_16 + C(3)*UG_16 + C(4)*PDRB_16 BELANJA_17 = C(21) + C(1) + C(2)*PAD_17 + C(3)*UG_17 + C(4)*PDRB_17 BELANJA_18 = C(22) + C(1) + C(2)*PAD_18 + C(3)*UG_18 + C(4)*PDRB_18 BELANJA_19 = C(23) + C(1) + C(2)*PAD_19 + C(3)*UG_19 + C(4)*PDRB_19
98
LAMPIRAN 8
BELANJA_20 = C(24) + C(1) + C(2)*PAD_20 + C(3)*UG_20 + C(4)*PDRB_20 BELANJA_21 = C(25) + C(1) + C(2)*PAD_21 + C(3)*UG_21 + C(4)*PDRB_21 BELANJA_22 = C(26) + C(1) + C(2)*PAD_22 + C(3)*UG_22 + C(4)*PDRB_22 BELANJA_23 = C(27) + C(1) + C(2)*PAD_23 + C(3)*UG_23 + C(4)*PDRB_23 BELANJA_24 = C(28) + C(1) + C(2)*PAD_24 + C(3)*UG_24 + C(4)*PDRB_24 BELANJA_25 = C(29) + C(1) + C(2)*PAD_25 + C(3)*UG_25 + C(4)*PDRB_25 BELANJA_26 = C(30) + C(1) + C(2)*PAD_26 + C(3)*UG_26 + C(4)*PDRB_26 BELANJA_27 = C(31) + C(1) + C(2)*PAD_27 + C(3)*UG_27 + C(4)*PDRB_27 BELANJA_28 = C(32) + C(1) + C(2)*PAD_28 + C(3)*UG_28 + C(4)*PDRB_28 BELANJA_29 = C(33) + C(1) + C(2)*PAD_29 + C(3)*UG_29 + C(4)*PDRB_29 BELANJA_30 = C(34) + C(1) + C(2)*PAD_30 + C(3)*UG_30 + C(4)*PDRB_30 BELANJA_31 = C(35) + C(1) + C(2)*PAD_31 + C(3)*UG_31 + C(4)*PDRB_31 BELANJA_32 = C(36) + C(1) + C(2)*PAD_32 + C(3)*UG_32 + C(4)*PDRB_32 BELANJA_33 = C(37) + C(1) + C(2)*PAD_33 + C(3)*UG_33 + C(4)*PDRB_33 BELANJA_34 = C(38) + C(1) + C(2)*PAD_34 + C(3)*UG_34 + C(4)*PDRB_34 BELANJA_35 = C(39) + C(1) + C(2)*PAD_35 + C(3)*UG_35 + C(4)*PDRB_35 BELANJA_36 = C(40) + C(1) + C(2)*PAD_36 + C(3)*UG_36 + C(4)*PDRB_36 BELANJA_37 = C(41) + C(1) + C(2)*PAD_37 + C(3)*UG_37 + C(4)*PDRB_37 BELANJA_38 = C(42) + C(1) + C(2)*PAD_38 + C(3)*UG_38 + C(4)*PDRB_38 BELANJA_39 = C(43) + C(1) + C(2)*PAD_39 + C(3)*UG_39 + C(4)*PDRB_39 BELANJA_40 = C(44) + C(1) + C(2)*PAD_40 + C(3)*UG_40 + C(4)*PDRB_40 BELANJA_41 = C(45) + C(1) + C(2)*PAD_41 + C(3)*UG_41 + C(4)*PDRB_41 BELANJA_42 = C(46) + C(1) + C(2)*PAD_42 + C(3)*UG_42 + C(4)*PDRB_42 BELANJA_43 = C(47) + C(1) + C(2)*PAD_43 + C(3)*UG_43 + C(4)*PDRB_43 BELANJA_44 = C(48) + C(1) + C(2)*PAD_44 + C(3)*UG_44 + C(4)*PDRB_44
99
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_45 = C(49) + C(1) + C(2)*PAD_45 + C(3)*UG_45 + C(4)*PDRB_45 BELANJA_46 = C(50) + C(1) + C(2)*PAD_46 + C(3)*UG_46 + C(4)*PDRB_46 BELANJA_47 = C(51) + C(1) + C(2)*PAD_47 + C(3)*UG_47 + C(4)*PDRB_47 BELANJA_48 = C(52) + C(1) + C(2)*PAD_48 + C(3)*UG_48 + C(4)*PDRB_48 BELANJA_49 = C(53) + C(1) + C(2)*PAD_49 + C(3)*UG_49 + C(4)*PDRB_49 BELANJA_50 = C(54) + C(1) + C(2)*PAD_50 + C(3)*UG_50 + C(4)*PDRB_50 BELANJA_51 = C(55) + C(1) + C(2)*PAD_51 + C(3)*UG_51 + C(4)*PDRB_51 BELANJA_52 = C(56) + C(1) + C(2)*PAD_52 + C(3)*UG_52 + C(4)*PDRB_52 BELANJA_53 = C(57) + C(1) + C(2)*PAD_53 + C(3)*UG_53 + C(4)*PDRB_53 BELANJA_54 = C(58) + C(1) + C(2)*PAD_54 + C(3)*UG_54 + C(4)*PDRB_54 BELANJA_55 = C(59) + C(1) + C(2)*PAD_55 + C(3)*UG_55 + C(4)*PDRB_55 BELANJA_56 = C(60) + C(1) + C(2)*PAD_56 + C(3)*UG_56 + C(4)*PDRB_56 BELANJA_57 = C(61) + C(1) + C(2)*PAD_57 + C(3)*UG_57 + C(4)*PDRB_57 BELANJA_58 = C(62) + C(1) + C(2)*PAD_58 + C(3)*UG_58 + C(4)*PDRB_58 BELANJA_59 = C(63) + C(1) + C(2)*PAD_59 + C(3)*UG_59 + C(4)*PDRB_59 BELANJA_60 = C(64) + C(1) + C(2)*PAD_60 + C(3)*UG_60 + C(4)*PDRB_60 BELANJA_61 = C(65) + C(1) + C(2)*PAD_61 + C(3)*UG_61 + C(4)*PDRB_61 BELANJA_62 = C(66) + C(1) + C(2)*PAD_62 + C(3)*UG_62 + C(4)*PDRB_62 BELANJA_63 = C(67) + C(1) + C(2)*PAD_63 + C(3)*UG_63 + C(4)*PDRB_63 BELANJA_64 = C(68) + C(1) + C(2)*PAD_64 + C(3)*UG_64 + C(4)*PDRB_64 BELANJA_65 = C(69) + C(1) + C(2)*PAD_65 + C(3)*UG_65 + C(4)*PDRB_65 BELANJA_66 = C(70) + C(1) + C(2)*PAD_66 + C(3)*UG_66 + C(4)*PDRB_66 BELANJA_67 = C(71) + C(1) + C(2)*PAD_67 + C(3)*UG_67 + C(4)*PDRB_67 BELANJA_68 = C(72) + C(1) + C(2)*PAD_68 + C(3)*UG_68 + C(4)*PDRB_68 BELANJA_69 = C(73) + C(1) + C(2)*PAD_69 + C(3)*UG_69 + C(4)*PDRB_69
100
LAMPIRAN 8
BELANJA_70 = C(74) + C(1) + C(2)*PAD_70 + C(3)*UG_70 + C(4)*PDRB_70 BELANJA_71 = C(75) + C(1) + C(2)*PAD_71 + C(3)*UG_71 + C(4)*PDRB_71 BELANJA_72 = C(76) + C(1) + C(2)*PAD_72 + C(3)*UG_72 + C(4)*PDRB_72 BELANJA_73 = C(77) + C(1) + C(2)*PAD_73 + C(3)*UG_73 + C(4)*PDRB_73 BELANJA_74 = C(78) + C(1) + C(2)*PAD_74 + C(3)*UG_74 + C(4)*PDRB_74 BELANJA_75 = C(79) + C(1) + C(2)*PAD_75 + C(3)*UG_75 + C(4)*PDRB_75 BELANJA_76 = C(80) + C(1) + C(2)*PAD_76 + C(3)*UG_76 + C(4)*PDRB_76 BELANJA_77 = C(81) + C(1) + C(2)*PAD_77 + C(3)*UG_77 + C(4)*PDRB_77 BELANJA_78 = C(82) + C(1) + C(2)*PAD_78 + C(3)*UG_78 + C(4)*PDRB_78 BELANJA_79 = C(83) + C(1) + C(2)*PAD_79 + C(3)*UG_79 + C(4)*PDRB_79 BELANJA_80 = C(84) + C(1) + C(2)*PAD_80 + C(3)*UG_80 + C(4)*PDRB_80 BELANJA_81 = C(85) + C(1) + C(2)*PAD_81 + C(3)*UG_81 + C(4)*PDRB_81 BELANJA_82 = C(86) + C(1) + C(2)*PAD_82 + C(3)*UG_82 + C(4)*PDRB_82 BELANJA_83 = C(87) + C(1) + C(2)*PAD_83 + C(3)*UG_83 + C(4)*PDRB_83 BELANJA_84 = C(88) + C(1) + C(2)*PAD_84 + C(3)*UG_84 + C(4)*PDRB_84 BELANJA_85 = C(89) + C(1) + C(2)*PAD_85 + C(3)*UG_85 + C(4)*PDRB_85 BELANJA_86 = C(90) + C(1) + C(2)*PAD_86 + C(3)*UG_86 + C(4)*PDRB_86 BELANJA_87 = C(91) + C(1) + C(2)*PAD_87 + C(3)*UG_87 + C(4)*PDRB_87 BELANJA_88 = C(92) + C(1) + C(2)*PAD_88 + C(3)*UG_88 + C(4)*PDRB_88 BELANJA_89 = C(93) + C(1) + C(2)*PAD_89 + C(3)*UG_89 + C(4)*PDRB_89 BELANJA_90 = C(94) + C(1) + C(2)*PAD_90 + C(3)*UG_90 + C(4)*PDRB_90 BELANJA_91 = C(95) + C(1) + C(2)*PAD_91 + C(3)*UG_91 + C(4)*PDRB_91 BELANJA_92 = C(96) + C(1) + C(2)*PAD_92 + C(3)*UG_92 + C(4)*PDRB_92 BELANJA_93 = C(97) + C(1) + C(2)*PAD_93 + C(3)*UG_93 + C(4)*PDRB_93 BELANJA_94 = C(98) + C(1) + C(2)*PAD_94 + C(3)*UG_94 + C(4)*PDRB_94
101
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_95 = C(99) + C(1) + C(2)*PAD_95 + C(3)*UG_95 + C(4)*PDRB_95 BELANJA_96 = C(100) + C(1) + C(2)*PAD_96 + C(3)*UG_96 + C(4)*PDRB_96 BELANJA_97 = C(101) + C(1) + C(2)*PAD_97 + C(3)*UG_97 + C(4)*PDRB_97 BELANJA_98 = C(102) + C(1) + C(2)*PAD_98 + C(3)*UG_98 + C(4)*PDRB_98 BELANJA_99 = C(103) + C(1) + C(2)*PAD_99 + C(3)*UG_99 + C(4)*PDRB_99 BELANJA_100 = C(104) + C(1) + C(2)*PAD_100 + C(3)*UG_100 + C(4)*PDRB_100 BELANJA_101 = C(105) + C(1) + C(2)*PAD_101 + C(3)*UG_101 + C(4)*PDRB_101 BELANJA_102 = C(106) + C(1) + C(2)*PAD_102 + C(3)*UG_102 + C(4)*PDRB_102 BELANJA_103 = C(107) + C(1) + C(2)*PAD_103 + C(3)*UG_103 + C(4)*PDRB_103 BELANJA_104 = C(108) + C(1) + C(2)*PAD_104 + C(3)*UG_104 + C(4)*PDRB_104 BELANJA_105 = C(109) + C(1) + C(2)*PAD_105 + C(3)*UG_105 + C(4)*PDRB_105 BELANJA_106 = C(110) + C(1) + C(2)*PAD_106 + C(3)*UG_106 + C(4)*PDRB_106 BELANJA_107 = C(111) + C(1) + C(2)*PAD_107 + C(3)*UG_107 + C(4)*PDRB_107 BELANJA_108 = C(112) + C(1) + C(2)*PAD_108 + C(3)*UG_108 + C(4)*PDRB_108 BELANJA_109 = C(113) + C(1) + C(2)*PAD_109 + C(3)*UG_109 + C(4)*PDRB_109 BELANJA_110 = C(114) + C(1) + C(2)*PAD_110 + C(3)*UG_110 + C(4)*PDRB_110 BELANJA_111 = C(115) + C(1) + C(2)*PAD_111 + C(3)*UG_111 + C(4)*PDRB_111 BELANJA_112 = C(116) + C(1) + C(2)*PAD_112 + C(3)*UG_112 + C(4)*PDRB_112
102
LAMPIRAN 8
BELANJA_113 = C(117) + C(1) + C(2)*PAD_113 + C(3)*UG_113 + C(4)*PDRB_113 BELANJA_114 = C(118) + C(1) + C(2)*PAD_114 + C(4)*PDRB_114
C(3)*UG_114 +
BELANJA_115 = C(119) + C(1) + C(2)*PAD_115 + C(3)*UG_115 + C(4)*PDRB_115 BELANJA_116 = C(120) + C(1) + C(2)*PAD_116 + C(3)*UG_116 + C(4)*PDRB_116 BELANJA_117 = C(121) + C(1) + C(2)*PAD_117 + C(3)*UG_117 + C(4)*PDRB_117 BELANJA_118 = C(122) + C(1) + C(2)*PAD_118 + C(3)*UG_118 + C(4)*PDRB_118 BELANJA_119 = C(123) + C(1) + C(2)*PAD_119 + C(3)*UG_119 + C(4)*PDRB_119 BELANJA_120 = C(124) + C(1) + C(2)*PAD_120 + C(3)*UG_120 + C(4)*PDRB_120 BELANJA_121 = C(125) + C(1) + C(2)*PAD_121 + C(3)*UG_121 + C(4)*PDRB_121 BELANJA_122 = C(126) + C(1) + C(2)*PAD_122 + C(3)*UG_122 + C(4)*PDRB_122 BELANJA_123 = C(127) + C(1) + C(2)*PAD_123 + C(3)*UG_123 + C(4)*PDRB_123 BELANJA_124 = C(128) + C(1) + C(2)*PAD_124 + C(3)*UG_124 + C(4)*PDRB_124 BELANJA_125 = C(129) + C(1) + C(2)*PAD_125 + C(3)*UG_125 + C(4)*PDRB_125 BELANJA_126 = C(130) + C(1) + C(2)*PAD_126 + C(3)*UG_126 + C(4)*PDRB_126 BELANJA_127 = C(131) + C(1) + C(2)*PAD_127 + C(3)*UG_127 + C(4)*PDRB_127 BELANJA_128 = C(132) + C(1) + C(2)*PAD_128 + C(3)*UG_128 + C(4)*PDRB_128 BELANJA_129 = C(133) + C(1) + C(2)*PAD_129 + C(3)*UG_129 + C(4)*PDRB_129
103
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_130 = C(134) + C(1) + C(2)*PAD_130 + C(3)*UG_130 + C(4)*PDRB_130 BELANJA_131 = C(135) + C(1) + C(2)*PAD_131 + C(3)*UG_131 + C(4)*PDRB_131 BELANJA_132 = C(136) + C(1) + C(2)*PAD_132 + C(3)*UG_132 + C(4)*PDRB_132 BELANJA_133 = C(137) + C(1) + C(2)*PAD_133 + C(3)*UG_133 + C(4)*PDRB_133 BELANJA_134 = C(138) + C(1) + C(2)*PAD_134 + C(3)*UG_134 + C(4)*PDRB_134 BELANJA_135 = C(139) + C(1) + C(2)*PAD_135 + C(3)*UG_135 + C(4)*PDRB_135 BELANJA_136 = C(140) + C(1) + C(2)*PAD_136 + C(3)*UG_136 + C(4)*PDRB_136 BELANJA_137 = C(141) + C(1) + C(2)*PAD_137 + C(3)*UG_137 + C(4)*PDRB_137 BELANJA_138 = C(142) + C(1) + C(2)*PAD_138 + C(3)*UG_138 + C(4)*PDRB_138 BELANJA_139 = C(143) + C(1) + C(2)*PAD_139 + C(3)*UG_139 + C(4)*PDRB_139 BELANJA_140 = C(144) + C(1) + C(2)*PAD_140 + C(3)*UG_140 + C(4)*PDRB_140 BELANJA_141 = C(145) + C(1) + C(2)*PAD_141 + C(3)*UG_141 + C(4)*PDRB_141 BELANJA_142 = C(146) + C(1) + C(2)*PAD_142 + C(3)*UG_142 + C(4)*PDRB_142 BELANJA_143 = C(147) + C(1) + C(2)*PAD_143 + C(3)*UG_143 + C(4)*PDRB_143 BELANJA_144 = C(148) + C(1) + C(2)*PAD_144 + C(3)*UG_144 + C(4)*PDRB_144 BELANJA_145 = C(149) + C(1) + C(2)*PAD_145 + C(3)*UG_145 + C(4)*PDRB_145
104
LAMPIRAN 8
BELANJA_146 = C(150) + C(1) + C(2)*PAD_146 + C(3)*UG_146 + C(4)*PDRB_146 BELANJA_147 = C(151) + C(1) + C(2)*PAD_147 + C(3)*UG_147 + C(4)*PDRB_147 BELANJA_148 = C(152) + C(1) + C(2)*PAD_148 + C(3)*UG_148 + C(4)*PDRB_148 BELANJA_149 = C(153) + C(1) + C(2)*PAD_149 + C(3)*UG_149 + C(4)*PDRB_149 BELANJA_150 = C(154) + C(1) + C(2)*PAD_150 + C(3)*UG_150 + C(4)*PDRB_150 BELANJA_151 = C(155) + C(1) + C(2)*PAD_151 + C(3)*UG_151 + C(4)*PDRB_151 BELANJA_152 = C(156) + C(1) + C(2)*PAD_152 + C(3)*UG_152 + C(4)*PDRB_152 BELANJA_153 = C(157) + C(1) + C(2)*PAD_153 + C(3)*UG_153 + C(4)*PDRB_153 BELANJA_154 = C(158) + C(1) + C(2)*PAD_154 + C(3)*UG_154 + C(4)*PDRB_154 BELANJA_155 = C(159) + C(1) + C(2)*PAD_155 + C(3)*UG_155 + C(4)*PDRB_155 BELANJA_156 = C(160) + C(1) + C(2)*PAD_156 + C(3)*UG_156 + C(4)*PDRB_156 BELANJA_157 = C(161) + C(1) + C(2)*PAD_157 + C(3)*UG_157 + C(4)*PDRB_157 BELANJA_158 = C(162) + C(1) + C(2)*PAD_158 + C(3)*UG_158 + C(4)*PDRB_158 BELANJA_159 = C(163) + C(1) + C(2)*PAD_159 + C(3)*UG_159 + C(4)*PDRB_159 BELANJA_160 = C(164) + C(1) + C(2)*PAD_160 + C(3)*UG_160 + C(4)*PDRB_160 BELANJA_161 = C(165) + C(1) + C(2)*PAD_161 + C(3)*UG_161 + C(4)*PDRB_161 BELANJA_162 = C(166) + C(1) + C(2)*PAD_162 + C(3)*UG_162 + C(4)*PDRB_162
105
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_163 = C(167) + C(1) + C(2)*PAD_163 + C(3)*UG_163 + C(4)*PDRB_163 BELANJA_164 = C(168) + C(1) + C(2)*PAD_164 + C(3)*UG_164 + C(4)*PDRB_164 BELANJA_165 = C(169) + C(1) + C(2)*PAD_165 + C(3)*UG_165 + C(4)*PDRB_165 BELANJA_166 = C(170) + C(1) + C(2)*PAD_166 + C(3)*UG_166 + C(4)*PDRB_166 BELANJA_167 = C(171) + C(1) + C(2)*PAD_167 + C(3)*UG_167 + C(4)*PDRB_167 BELANJA_168 = C(172) + C(1) + C(2)*PAD_168 + C(3)*UG_168 + C(4)*PDRB_168 BELANJA_169 = C(173) + C(1) + C(2)*PAD_169 + C(3)*UG_169 + C(4)*PDRB_169 BELANJA_170 = C(174) + C(1) + C(2)*PAD_170 + C(3)*UG_170 + C(4)*PDRB_170 BELANJA_171 = C(175) + C(1) + C(2)*PAD_171 + C(3)*UG_171 + C(4)*PDRB_171 BELANJA_172 = C(176) + C(1) + C(2)*PAD_172 + C(3)*UG_172 + C(4)*PDRB_172 BELANJA_173 = C(177) + C(1) + C(2)*PAD_173 + C(3)*UG_173 + C(4)*PDRB_173 BELANJA_174 = C(178) + C(1) + C(2)*PAD_174 + C(3)*UG_174 + C(4)*PDRB_174 BELANJA_175 = C(179) + C(1) + C(2)*PAD_175 + C(3)*UG_175 + C(4)*PDRB_175 BELANJA_176 = C(180) + C(1) + C(2)*PAD_176 + C(3)*UG_176 + C(4)*PDRB_176 BELANJA_177 = C(181) + C(1) + C(2)*PAD_177 + C(3)*UG_177 + C(4)*PDRB_177 BELANJA_178 = C(182) + C(1) + C(2)*PAD_178 + C(3)*UG_178 + C(4)*PDRB_178
106
LAMPIRAN 8
BELANJA_179 = C(183) + C(1) + C(2)*PAD_179 + C(3)*UG_179 + C(4)*PDRB_179 BELANJA_180 = C(184) + C(1) + C(2)*PAD_180 + C(3)*UG_180 + C(4)*PDRB_180 BELANJA_181 = C(185) + C(1) + C(2)*PAD_181 + C(3)*UG_181 + C(4)*PDRB_181 BELANJA_182 = C(186) + C(1) + C(2)*PAD_182 + C(3)*UG_182 + C(4)*PDRB_182 BELANJA_183 = C(187) + C(1) + C(2)*PAD_183 + C(3)*UG_183 + C(4)*PDRB_183 BELANJA_184 = C(188) + C(1) + C(2)*PAD_184 + C(3)*UG_184 + C(4)*PDRB_184 BELANJA_185 = C(189) + C(1) + C(2)*PAD_185 + C(3)*UG_185 + C(4)*PDRB_185 BELANJA_186 = C(190) + C(1) + C(2)*PAD_186 + C(3)*UG_186 + C(4)*PDRB_186 BELANJA_187 = C(191) + C(1) + C(2)*PAD_187 + C(3)*UG_187 + C(4)*PDRB_187 BELANJA_188 = C(192) + C(1) + C(2)*PAD_188 + C(3)*UG_188 + C(4)*PDRB_188 BELANJA_189 = C(193) + C(1) + C(2)*PAD_189 + C(3)*UG_189 + C(4)*PDRB_189 BELANJA_190 = C(194) + C(1) + C(2)*PAD_190 + C(3)*UG_190 + C(4)*PDRB_190 BELANJA_191 = C(195) + C(1) + C(2)*PAD_191 + C(3)*UG_191 + C(4)*PDRB_191 BELANJA_192 = C(196) + C(1) + C(2)*PAD_192 + C(3)*UG_192 + C(4)*PDRB_192 BELANJA_193 = C(197) + C(1) + C(2)*PAD_193 + C(3)*UG_193 + C(4)*PDRB_193 BELANJA_194 = C(198) + C(1) + C(2)*PAD_194 + C(3)*UG_194 + C(4)*PDRB_194 BELANJA_195 = C(199) + C(1) + C(2)*PAD_195 + C(3)*UG_195 + C(4)*PDRB_195
107
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_196 = C(200) + C(1) + C(2)*PAD_196 + C(3)*UG_196 + C(4)*PDRB_196 BELANJA_197 = C(201) + C(1) + C(2)*PAD_197 + C(3)*UG_197 + C(4)*PDRB_197 BELANJA_198 = C(202) + C(1) + C(2)*PAD_198 + C(3)*UG_198 + C(4)*PDRB_198 BELANJA_199 = C(203) + C(1) + C(2)*PAD_199 + C(3)*UG_199 + C(4)*PDRB_199 BELANJA_200 = C(204) + C(1) + C(2)*PAD_200 + C(3)*UG_200 + C(4)*PDRB_200 BELANJA_201 = C(205) + C(1) + C(2)*PAD_201 + C(3)*UG_201 + C(4)*PDRB_201 BELANJA_202 = C(206) + C(1) + C(2)*PAD_202 + C(3)*UG_202 + C(4)*PDRB_202 BELANJA_203 = C(207) + C(1) + C(2)*PAD_203 + C(3)*UG_203 + C(4)*PDRB_203 BELANJA_204 = C(208) + C(1) + C(2)*PAD_204 + C(3)*UG_204 + C(4)*PDRB_204 BELANJA_205 = C(209) + C(1) + C(2)*PAD_205 + C(3)*UG_205 + C(4)*PDRB_205 BELANJA_206 = C(210) + C(1) + C(2)*PAD_206 + C(3)*UG_206 + C(4)*PDRB_206 BELANJA_207 = C(211) + C(1) + C(2)*PAD_207 + C(3)*UG_207 + C(4)*PDRB_207 BELANJA_208 = C(212) + C(1) + C(2)*PAD_208 + C(3)*UG_208 + C(4)*PDRB_208 BELANJA_209 = C(213) + C(1) + C(2)*PAD_209 + C(3)*UG_209 + C(4)*PDRB_209 BELANJA_210 = C(214) + C(1) + C(2)*PAD_210 + C(3)*UG_210 + C(4)*PDRB_210 BELANJA_211 = C(215) + C(1) + C(2)*PAD_211 + C(3)*UG_211 + C(4)*PDRB_211
108
LAMPIRAN 8
BELANJA_212 = C(216) + C(1) + C(2)*PAD_212 + C(3)*UG_212 + C(4)*PDRB_212 BELANJA_213 = C(217) + C(1) + C(2)*PAD_213 + C(3)*UG_213 + C(4)*PDRB_213 BELANJA_214 = C(218) + C(1) + C(2)*PAD_214 + C(3)*UG_214 + C(4)*PDRB_214 BELANJA_215 = C(219) + C(1) + C(2)*PAD_215 + C(3)*UG_215 + C(4)*PDRB_215 BELANJA_216 = C(220) + C(1) + C(2)*PAD_216 + C(3)*UG_216 + C(4)*PDRB_216 BELANJA_217 = C(221) + C(1) + C(2)*PAD_217 + C(3)*UG_217 + C(4)*PDRB_217 BELANJA_218 = C(222) + C(1) + C(2)*PAD_218 + C(3)*UG_218 + C(4)*PDRB_218 BELANJA_219 = C(223) + C(1) + C(2)*PAD_219 + C(3)*UG_219 + C(4)*PDRB_219 BELANJA_220 = C(224) + C(1) + C(2)*PAD_220 + C(3)*UG_220 + C(4)*PDRB_220 BELANJA_221 = C(225) + C(1) + C(2)*PAD_221 + C(3)*UG_221 + C(4)*PDRB_221 BELANJA_222 = C(226) + C(1) + C(2)*PAD_222 + C(3)*UG_222 + C(4)*PDRB_222 BELANJA_223 = C(227) + C(1) + C(2)*PAD_223 + C(3)*UG_223 + C(4)*PDRB_223 BELANJA_224 = C(228) + C(1) + C(2)*PAD_224 + C(3)*UG_224 + C(4)*PDRB_224 BELANJA_225 = C(229) + C(1) + C(2)*PAD_225 + C(3)*UG_225 + C(4)*PDRB_225 BELANJA_226 = C(230) + C(1) + C(2)*PAD_226 + C(3)*UG_226 + C(4)*PDRB_226 BELANJA_227 = C(231) + C(1) + C(2)*PAD_227 + C(3)*UG_227 + C(4)*PDRB_227 BELANJA_228 = C(232) + C(1) + C(2)*PAD_228 + C(3)*UG_228 C(4)*PDRB_228
+
109
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_229 = C(233) + C(1) + C(2)*PAD_229 + C(3)*UG_229 + C(4)*PDRB_229 BELANJA_230 = C(234) + C(1) + C(2)*PAD_230 + C(3)*UG_230 + C(4)*PDRB_230 BELANJA_231 = C(235) + C(1) + C(2)*PAD_231 + C(3)*UG_231 + C(4)*PDRB_231 BELANJA_232 = C(236) + C(1) + C(2)*PAD_232 + C(3)*UG_232 + C(4)*PDRB_232 BELANJA_233 = C(237) + C(1) + C(2)*PAD_233 + C(3)*UG_233 + C(4)*PDRB_233 BELANJA_234 = C(238) + C(1) + C(2)*PAD_234 + C(3)*UG_234 + C(4)*PDRB_234 BELANJA_235 = C(239) + C(1) + C(2)*PAD_235 + C(3)*UG_235 + C(4)*PDRB_235 BELANJA_236 = C(240) + C(1) + C(2)*PAD_236 + C(3)*UG_236 + C(4)*PDRB_236 BELANJA_237 = C(241) + C(1) + C(2)*PAD_237 + C(3)*UG_237 + C(4)*PDRB_237 BELANJA_238 = C(242) + C(1) + C(2)*PAD_238 + C(3)*UG_238 + C(4)*PDRB_238 BELANJA_239 = C(243) + C(1) + C(2)*PAD_239 + C(3)*UG_239 + C(4)*PDRB_239 BELANJA_240 = C(244) + C(1) + C(2)*PAD_240 + C(3)*UG_240 + C(4)*PDRB_240 BELANJA_241 = C(245) + C(1) + C(2)*PAD_241 + C(3)*UG_241 + C(4)*PDRB_241 BELANJA_242 = C(246) + C(1) + C(2)*PAD_242 + C(4)*PDRB_242
C(3)*UG_242 +
BELANJA_243 = C(247) + C(1) + C(2)*PAD_243 + C(3)*UG_243 + C(4)*PDRB_243 BELANJA_244 = C(248) + C(1) + C(2)*PAD_244 + C(3)*UG_244 + C(4)*PDRB_244
110
LAMPIRAN 8
BELANJA_245 = C(249) + C(1) + C(2)*PAD_245 + C(3)*UG_245 + C(4)*PDRB_245 BELANJA_246 = C(250) + C(1) + C(2)*PAD_246 + C(3)*UG_246 + C(4)*PDRB_246 BELANJA_247 = C(251) + C(1) + C(2)*PAD_247 + C(3)*UG_247 + C(4)*PDRB_247 BELANJA_248 = C(252) + C(1) + C(2)*PAD_248 + C(3)*UG_248 + C(4)*PDRB_248 BELANJA_249 = C(253) + C(1) + C(2)*PAD_249 + C(3)*UG_249 + C(4)*PDRB_249 BELANJA_250 = C(254) + C(1) + C(2)*PAD_250 + C(3)*UG_250 + C(4)*PDRB_250 BELANJA_251 = C(255) + C(1) + C(2)*PAD_251 + C(3)*UG_251 + C(4)*PDRB_251 BELANJA_252 = C(256) + C(1) + C(2)*PAD_252 + C(3)*UG_252 + C(4)*PDRB_252 BELANJA_253 = C(257) + C(1) + C(2)*PAD_253 + C(3)*UG_253 + C(4)*PDRB_253 BELANJA_254 = C(258) + C(1) + C(2)*PAD_254 + C(3)*UG_254 + C(4)*PDRB_254 BELANJA_255 = C(259) + C(1) + C(2)*PAD_255 + C(3)*UG_255 + C(4)*PDRB_255 BELANJA_256 = C(260) + C(1) + C(2)*PAD_256 + C(3)*UG_256 + C(4)*PDRB_256 BELANJA_257 = C(261) + C(1) + C(2)*PAD_257 + C(3)*UG_257 + C(4)*PDRB_257 BELANJA_258 = C(262) + C(1) + C(2)*PAD_258 + C(3)*UG_258 + C(4)*PDRB_258 BELANJA_259 = C(263) + C(1) + C(2)*PAD_259 + C(3)*UG_259 + C(4)*PDRB_259 BELANJA_260 = C(264) + C(1) + C(2)*PAD_260 + C(3)*UG_260 + C(4)*PDRB_260 BELANJA_261 = C(265) + C(1) + C(2)*PAD_261 + C(3)*UG_261 + C(4)*PDRB_261
111
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_262 = C(266) + C(1) + C(2)*PAD_262 + C(3)*UG_262 + C(4)*PDRB_262 BELANJA_263 = C(267) + C(1) + C(2)*PAD_263 + C(3)*UG_263 + C(4)*PDRB_263 BELANJA_264 = C(268) + C(1) + C(2)*PAD_264 + C(3)*UG_264 + C(4)*PDRB_264 BELANJA_265 = C(269) + C(1) + C(2)*PAD_265 + C(3)*UG_265 + C(4)*PDRB_265 BELANJA_266 = C(270) + C(1) + C(2)*PAD_266 + C(3)*UG_266 + C(4)*PDRB_266 BELANJA_267 = C(271) + C(1) + C(2)*PAD_267 + C(3)*UG_267 + C(4)*PDRB_267 BELANJA_268 = C(272) + C(1) + C(2)*PAD_268 + C(3)*UG_268 + C(4)*PDRB_268 BELANJA_269 = C(273) + C(1) + C(2)*PAD_269 + C(3)*UG_269 + C(4)*PDRB_269 BELANJA_270 = C(274) + C(1) + C(2)*PAD_270 + C(3)*UG_270 + C(4)*PDRB_270 BELANJA_271 = C(275) + C(1) + C(2)*PAD_271 + C(3)*UG_271 + C(4)*PDRB_271 BELANJA_272 = C(276) + C(1) + C(2)*PAD_272 + C(3)*UG_272 + C(4)*PDRB_272 BELANJA_273 = C(277) + C(1) + C(2)*PAD_273 + C(3)*UG_273 + C(4)*PDRB_273 BELANJA_274 = C(278) + C(1) + C(2)*PAD_274 + C(3)*UG_274 + C(4)*PDRB_274 BELANJA_275 = C(279) + C(1) + C(2)*PAD_275 + C(3)*UG_275 + C(4)*PDRB_275 BELANJA_276 = C(280) + C(1) + C(2)*PAD_276 + C(3)*UG_276 + C(4)*PDRB_276 BELANJA_277 = C(281) + C(1) + C(2)*PAD_277 + C(3)*UG_277 + C(4)*PDRB_277
112
LAMPIRAN 8
BELANJA_278 = C(282) + C(1) + C(2)*PAD_278 + C(3)*UG_278 + C(4)*PDRB_278 BELANJA_279 = C(283) + C(1) + C(2)*PAD_279 + C(3)*UG_279 + C(4)*PDRB_279 BELANJA_280 = C(284) + C(1) + C(2)*PAD_280 + C(3)*UG_280 + C(4)*PDRB_280 BELANJA_281 = C(285) + C(1) + C(2)*PAD_281 + C(3)*UG_281 + C(4)*PDRB_281 BELANJA_282 = C(286) + C(1) + C(2)*PAD_282 + C(3)*UG_282 + C(4)*PDRB_282 BELANJA_283 = C(287) + C(1) + C(2)*PAD_283 + C(3)*UG_283 + C(4)*PDRB_283 BELANJA_284 = C(288) + C(1) + C(2)*PAD_284 + C(3)*UG_284 + C(4)*PDRB_284 BELANJA_285 = C(289) + C(1) + C(2)*PAD_285 + C(3)*UG_285 + C(4)*PDRB_285 BELANJA_286 = C(290) + C(1) + C(2)*PAD_286 + C(3)*UG_286 + C(4)*PDRB_286 BELANJA_287 = C(291) + C(1) + C(2)*PAD_287 + C(3)*UG_287 + C(4)*PDRB_287 BELANJA_288 = C(292) + C(1) + C(2)*PAD_288 + C(3)*UG_288 + C(4)*PDRB_288 BELANJA_289 = C(293) + C(1) + C(2)*PAD_289 + C(3)*UG_289 + C(4)*PDRB_289 BELANJA_290 = C(294) + C(1) + C(2)*PAD_290 + C(3)*UG_290 + C(4)*PDRB_290 BELANJA_291 = C(295) + C(1) + C(2)*PAD_291 + C(3)*UG_291 + C(4)*PDRB_291 BELANJA_292 = C(296) + C(1) + C(2)*PAD_292 + C(3)*UG_292 + C(4)*PDRB_292 BELANJA_293 = C(297) + C(1) + C(2)*PAD_293 + C(3)*UG_293 + C(4)*PDRB_293 BELANJA_294 = C(298) + C(1) + C(2)*PAD_294 + C(3)*UG_294 + C(4)*PDRB_294
113
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_295 = C(299) + C(1) + C(2)*PAD_295 + C(3)*UG_295 + C(4)*PDRB_295 BELANJA_296 = C(300) + C(1) + C(2)*PAD_296 + C(3)*UG_296 + C(4)*PDRB_296 BELANJA_297 = C(301) + C(1) + C(2)*PAD_297 + C(3)*UG_297 + C(4)*PDRB_297 BELANJA_298 = C(302) + C(1) + C(2)*PAD_298 + C(3)*UG_298 + C(4)*PDRB_298 BELANJA_299 = C(303) + C(1) + C(2)*PAD_299 + C(3)*UG_299 + C(4)*PDRB_299 BELANJA_300 = C(304) + C(1) + C(2)*PAD_300 + C(3)*UG_300 + C(4)*PDRB_300 BELANJA_301 = C(305) + C(1) + C(2)*PAD_301 + C(3)*UG_301 + C(4)*PDRB_301 BELANJA_302 = C(306) + C(1) + C(2)*PAD_302 + C(3)*UG_302 + C(4)*PDRB_302 BELANJA_303 = C(307) + C(1) + C(2)*PAD_303 + C(3)*UG_303 + C(4)*PDRB_303 BELANJA_304 = C(308) + C(1) + C(2)*PAD_304 + C(3)*UG_304 + C(4)*PDRB_304 BELANJA_305 = C(309) + C(1) + C(2)*PAD_305 + C(3)*UG_305 + C(4)*PDRB_305
Substituted Coefficients: ===================== BELANJA_1 = -67747.9334635 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_1 + 1.14948621274*UG_1 + 0.019428288311*PDRB_1 BELANJA_2 = 83382.7745865 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_2 + 1.14948621274*UG_2 + 0.019428288311*PDRB_2 BELANJA_3 = 20358.1619024 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_3 + 1.14948621274*UG_3 + 0.019428288311*PDRB_3 BELANJA_4 = 103394.008086 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_4 + 1.14948621274*UG_4 + 0.019428288311*PDRB_4
114
LAMPIRAN 8
BELANJA_5 = 101417.072841 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_5 + 1.14948621274*UG_5 + 0.019428288311*PDRB_5 BELANJA_6 = 86829.043951 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_6 + 1.14948621274*UG_6 + 0.019428288311*PDRB_6 BELANJA_7 = 86155.4692038 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_7 + 1.14948621274*UG_7 + 0.019428288311*PDRB_7 BELANJA_8 = -6414.9763979 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_8 + 1.14948621274*UG_8 + 0.019428288311*PDRB_8 BELANJA_9 = 126241.879143 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_9 + 1.14948621274*UG_9 + 0.019428288311*PDRB_9 BELANJA_10 = 62201.7028889 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_10 + 1.14948621274*UG_10 + 0.019428288311*PDRB_10 BELANJA_11 = 97650.5436058 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_11 + 1.14948621274*UG_11 + 0.019428288311*PDRB_11 BELANJA_12 = 42559.2959522 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_12 + 1.14948621274*UG_12 + 0.019428288311*PDRB_12 BELANJA_13 = 79632.3897954 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_13 + 1.14948621274*UG_13 + 0.019428288311*PDRB_13 BELANJA_14 = 121557.266623 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_14 + 1.14948621274*UG_14 + 0.019428288311*PDRB_14 BELANJA_15 = 89467.0682505 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_15 + 1.14948621274*UG_15 + 0.019428288311*PDRB_15 BELANJA_16 = 49909.3711895 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_16 + 1.14948621274*UG_16 + 0.019428288311*PDRB_16 BELANJA_17 = 98658.8320299 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_17 + 1.14948621274*UG_17 + 0.019428288311*PDRB_17 BELANJA_18 = -597500.179766 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_18 + 1.14948621274*UG_18 + 0.019428288311*PDRB_18 BELANJA_19 = 19554.2435951 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_19 + 1.14948621274*UG_19 + 0.019428288311*PDRB_19 BELANJA_20 = -467424.609425 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_20 + 1.14948621274*UG_20 + 0.019428288311*PDRB_20 BELANJA_21 = 83329.0644128 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_21 + 1.14948621274*UG_21 + 0.019428288311*PDRB_21
115
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_22 = 80207.400643 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_22 + 1.14948621274*UG_22 + 0.019428288311*PDRB_22 BELANJA_23 = 57272.5564493 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_23 + 1.14948621274*UG_23 + 0.019428288311*PDRB_23 BELANJA_24 = 37498.2418089 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_24 + 1.14948621274*UG_24 + 0.019428288311*PDRB_24 BELANJA_25 = 129155.247492 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_25 + 1.14948621274*UG_25 + 0.019428288311*PDRB_25 BELANJA_26 = 34472.1765883 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_26 + 1.14948621274*UG_26 + 0.019428288311*PDRB_26 BELANJA_27 = 25050.8707076 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_27 + 1.14948621274*UG_27 + 0.019428288311*PDRB_27 BELANJA_28 = 115654.879159 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_28 + 1.14948621274*UG_28 + 0.019428288311*PDRB_28 BELANJA_29 = -89906.4661816 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_29 + 1.14948621274*UG_29 + 0.019428288311*PDRB_29 BELANJA_30 = -100400.592047 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_30 + 1.14948621274*UG_30 + 0.019428288311*PDRB_30 BELANJA_31 = 79143.1930916 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_31 + 1.14948621274*UG_31 + 0.019428288311*PDRB_31 BELANJA_32 = 79214.2392835 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_32 + 1.14948621274*UG_32 + 0.019428288311*PDRB_32 BELANJA_33 = 129098.249567 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_33 + 1.14948621274*UG_33 + 0.019428288311*PDRB_33 BELANJA_34 = 130724.383088 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_34 + 1.14948621274*UG_34 + 0.019428288311*PDRB_34 BELANJA_35 = 62022.7896331 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_35 + 1.14948621274*UG_35 + 0.019428288311*PDRB_35 BELANJA_36 = 75396.0422201 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_36 + 1.14948621274*UG_36 + 0.019428288311*PDRB_36 BELANJA_37 = -1000429.94964 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_37 + 1.14948621274*UG_37 + 0.019428288311*PDRB_37
116
LAMPIRAN 8
BELANJA_38 = 39258.5615845 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_38 + 1.14948621274*UG_38 + 0.019428288311*PDRB_38 BELANJA_39 = -836186.050566 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_39 + 1.14948621274*UG_39 + 0.019428288311*PDRB_39 BELANJA_40 = 85071.1519392 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_40 + 1.14948621274*UG_40 + 0.019428288311*PDRB_40 BELANJA_41 = 106849.02084 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_41 + 1.14948621274*UG_41 + 0.019428288311*PDRB_41 BELANJA_42 = 92324.043949 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_42 + 1.14948621274*UG_42 + 0.019428288311*PDRB_42 BELANJA_43 = -12329.169128 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_43 + 1.14948621274*UG_43 + 0.019428288311*PDRB_43 BELANJA_44 = 17381.2022385 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_44 + 1.14948621274*UG_44 + 0.019428288311*PDRB_44 BELANJA_45 = 109839.550333 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_45 + 1.14948621274*UG_45 + 0.019428288311*PDRB_45 BELANJA_46 = -753247.745213 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_46 + 1.14948621274*UG_46 + 0.019428288311*PDRB_46 BELANJA_47 = -104671.0551 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_47 + 1.14948621274*UG_47 + 0.019428288311*PDRB_47 BELANJA_48 = 48754.6192647 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_48 + 1.14948621274*UG_48 + 0.019428288311*PDRB_48 BELANJA_49 = 67036.4334584 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_49 + 1.14948621274*UG_49 + 0.019428288311*PDRB_49 BELANJA_50 = 136436.036851 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_50 + 1.14948621274*UG_50 + 0.019428288311*PDRB_50 BELANJA_51 = -83051.0444682 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_51 + 1.14948621274*UG_51 + 0.019428288311*PDRB_51 BELANJA_52 = 43198.3199875 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_52 + 1.14948621274*UG_52 + 0.019428288311*PDRB_52 BELANJA_53 = 54022.2801341 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_53 + 1.14948621274*UG_53 + 0.019428288311*PDRB_53 BELANJA_54 = 73146.3660067 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_54 + 1.14948621274*UG_54 + 0.019428288311*PDRB_54
117
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_55 = 97301.6550033 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_55 + 1.14948621274*UG_55 + 0.019428288311*PDRB_55 BELANJA_56 = 112625.94566 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_56 + 1.14948621274*UG_56 + 0.019428288311*PDRB_56 BELANJA_57 = -313.453750487 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_57 + 1.14948621274*UG_57 + 0.019428288311*PDRB_57 BELANJA_58 = -370924.663258 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_58 + 1.14948621274*UG_58 + 0.019428288311*PDRB_58 BELANJA_59 = -96735.3008175 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_59 + 1.14948621274*UG_59 + 0.019428288311*PDRB_59 BELANJA_60 = 81296.304663 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_60 + 1.14948621274*UG_60 + 0.019428288311*PDRB_60 BELANJA_61 = -182318.358903 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_61 + 1.14948621274*UG_61 + 0.019428288311*PDRB_61 BELANJA_62 = 42134.8384243 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_62 + 1.14948621274*UG_62 + 0.019428288311*PDRB_62 BELANJA_63 = 91705.0278264 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_63 + 1.14948621274*UG_63 + 0.019428288311*PDRB_63 BELANJA_64 = 162437.802658 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_64 + 1.14948621274*UG_64 + 0.019428288311*PDRB_64 BELANJA_65 = 45220.5366496 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_65 + 1.14948621274*UG_65 + 0.019428288311*PDRB_65 BELANJA_66 = 18903.9451968 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_66 + 1.14948621274*UG_66 + 0.019428288311*PDRB_66 BELANJA_67 = 58561.910799 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_67 + 1.14948621274*UG_67 + 0.019428288311*PDRB_67 BELANJA_68 = -277319.125428 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_68 + 1.14948621274*UG_68 + 0.019428288311*PDRB_68 BELANJA_69 = -14819.3883928 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_69 + 1.14948621274*UG_69 + 0.019428288311*PDRB_69 BELANJA_70 = 135218.493719 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_70 + 1.14948621274*UG_70 + 0.019428288311*PDRB_70
118
LAMPIRAN 8
BELANJA_71 = 141522.700576 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_71 + 1.14948621274*UG_71 + 0.019428288311*PDRB_71 BELANJA_72 = 89721.9592227 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_72 + 1.14948621274*UG_72 + 0.019428288311*PDRB_72 BELANJA_73 = 58099.4828991 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_73 + 1.14948621274*UG_73 + 0.019428288311*PDRB_73 BELANJA_74 = 73568.1169354 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_74 + 1.14948621274*UG_74 + 0.019428288311*PDRB_74 BELANJA_75 = -104943.689964 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_75 + 1.14948621274*UG_75 + 0.019428288311*PDRB_75 BELANJA_76 = 134192.150839 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_76 + 1.14948621274*UG_76 + 0.019428288311*PDRB_76 BELANJA_77 = 151851.518157 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_77 + 1.14948621274*UG_77 + 0.019428288311*PDRB_77 BELANJA_78 = -172491.825648 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_78 + 1.14948621274*UG_78 + 0.019428288311*PDRB_78 BELANJA_79 = 101680.268455 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_79 + 1.14948621274*UG_79 + 0.019428288311*PDRB_79 BELANJA_80 = 100217.095634 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_80 + 1.14948621274*UG_80 + 0.019428288311*PDRB_80 BELANJA_81 = 2432.28893505 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_81 + 1.14948621274*UG_81 + 0.019428288311*PDRB_81 BELANJA_82 = -116425.564897 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_82 + 1.14948621274*UG_82 + 0.019428288311*PDRB_82 BELANJA_83 = 142110.310022 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_83 + 1.14948621274*UG_83 + 0.019428288311*PDRB_83 BELANJA_84 = -168410.709392 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_84 + 1.14948621274*UG_84 + 0.019428288311*PDRB_84 BELANJA_85 = 45235.7691662 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_85 + 1.14948621274*UG_85 + 0.019428288311*PDRB_85 BELANJA_86 = -20410.5114906 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_86 + 1.14948621274*UG_86 + 0.019428288311*PDRB_86 BELANJA_87 = 112928.994755 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_87 + 1.14948621274*UG_87 + 0.019428288311*PDRB_87
119
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_88 = -343659.352945 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_88 + 1.14948621274*UG_88 + 0.019428288311*PDRB_88 BELANJA_89 = -182936.46948 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_89 + 1.14948621274*UG_89 + 0.019428288311*PDRB_89 BELANJA_90 = 72114.7330754 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_90 + 1.14948621274*UG_90 + 0.019428288311*PDRB_90 BELANJA_91 = 117003.262823 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_91 + 1.14948621274*UG_91 + 0.019428288311*PDRB_91 BELANJA_92 = 3246.95824724 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_92 + 1.14948621274*UG_92 + 0.019428288311*PDRB_92 BELANJA_93 = -121173.589838 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_93 + 1.14948621274*UG_93 + 0.019428288311*PDRB_93 BELANJA_94 = -37115.3157801 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_94 + 1.14948621274*UG_94 + 0.019428288311*PDRB_94 BELANJA_95 = 122032.109967 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_95 + 1.14948621274*UG_95 + 0.019428288311*PDRB_95 BELANJA_96 = 35650.7446512 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_96 + 1.14948621274*UG_96 + 0.019428288311*PDRB_96 BELANJA_97 = 100029.228337 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_97 + 1.14948621274*UG_97 + 0.019428288311*PDRB_97 BELANJA_98 = -18471.420174 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_98 + 1.14948621274*UG_98 + 0.019428288311*PDRB_98 BELANJA_99 = 97406.7044984 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_99 + 1.14948621274*UG_99 + 0.019428288311*PDRB_99 BELANJA_100 = 57085.9736151 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_100 + 1.14948621274*UG_100 + 0.019428288311*PDRB_100 BELANJA_101 = 96456.4095617 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_101 + 1.14948621274*UG_101 + 0.019428288311*PDRB_101 BELANJA_102 = 84716.4712372 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_102 + 1.14948621274*UG_102 + 0.019428288311*PDRB_102 BELANJA_103 = -77692.8888643 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_103 + 1.14948621274*UG_103 + 0.019428288311*PDRB_103
120
LAMPIRAN 8
BELANJA_104 = 62309.3928653 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_104 + 1.14948621274*UG_104 + 0.019428288311*PDRB_104 BELANJA_105 = -51211.095633 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_105 + 1.14948621274*UG_105 + 0.019428288311*PDRB_105 BELANJA_106 = -128037.211888 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_106 + 1.14948621274*UG_106 + 0.019428288311*PDRB_106 BELANJA_107 = 59434.9677824 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_107 + 1.14948621274*UG_107 + 0.019428288311*PDRB_107 BELANJA_108 = 17709.8972883 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_108 + 1.14948621274*UG_108 + 0.019428288311*PDRB_108 BELANJA_109 = 28524.4454177 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_109 + 1.14948621274*UG_109 + 0.019428288311*PDRB_109 BELANJA_110 = -1024140.56798 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_110 + 1.14948621274*UG_110 + 0.019428288311*PDRB_110 BELANJA_111 = -57031.4051699 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_111 + 1.14948621274*UG_111 + 0.019428288311*PDRB_111 BELANJA_112 = 14870.4432848 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_112 + 1.14948621274*UG_112 + 0.019428288311*PDRB_112 BELANJA_113 = 97015.1803433 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_113 + 1.14948621274*UG_113 + 0.019428288311*PDRB_113 BELANJA_114 = 185.773010443 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_114 + 1.14948621274*UG_114 + 0.019428288311*PDRB_114 BELANJA_115 = 105522.655885 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_115 + 1.14948621274*UG_115 + 0.019428288311*PDRB_115 BELANJA_116 = 54082.170902 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_116 + 1.14948621274*UG_116 + 0.019428288311*PDRB_116 BELANJA_117 = -36520.4960575 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_117 + 1.14948621274*UG_117 + 0.019428288311*PDRB_117 BELANJA_118 = 103978.915604 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_118 + 1.14948621274*UG_118 + 0.019428288311*PDRB_118 BELANJA_119 = -28995.6234473 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_119 + 1.14948621274*UG_119 + 0.019428288311*PDRB_119 BELANJA_120 = 18638.7114631 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_120 + 1.14948621274*UG_120 + 0.019428288311*PDRB_120
121
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_121 = 107720.371765 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_121 + 1.14948621274*UG_121 + 0.019428288311*PDRB_121 BELANJA_122 = 48845.6305274 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_122 + 1.14948621274*UG_122 + 0.019428288311*PDRB_122 BELANJA_123 = 50952.3717446 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_123 + 1.14948621274*UG_123 + 0.019428288311*PDRB_123 BELANJA_124 = -3072.72718976 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_124 + 1.14948621274*UG_124 + 0.019428288311*PDRB_124 BELANJA_125 = -52963.2994445 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_125 + 1.14948621274*UG_125 + 0.019428288311*PDRB_125 BELANJA_126 = 86483.9180593 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_126 + 1.14948621274*UG_126 + 0.019428288311*PDRB_126 BELANJA_127 = 55816.5564345 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_127 + 1.14948621274*UG_127 + 0.019428288311*PDRB_127 BELANJA_128 = -33431.7173546 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_128 + 1.14948621274*UG_128 + 0.019428288311*PDRB_128 BELANJA_129 = 26077.4627857 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_129 + 1.14948621274*UG_129 + 0.019428288311*PDRB_129 BELANJA_130 = 7876.23760698 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_130 + 1.14948621274*UG_130 + 0.019428288311*PDRB_130 BELANJA_131 = -237610.000413 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_131 + 1.14948621274*UG_131 + 0.019428288311*PDRB_131 BELANJA_132 = -14200.8614728 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_132 + 1.14948621274*UG_132 + 0.019428288311*PDRB_132 BELANJA_133 = 98695.4848787 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_133 + 1.14948621274*UG_133 + 0.019428288311*PDRB_133 BELANJA_134 = 103235.094397 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_134 + 1.14948621274*UG_134 + 0.019428288311*PDRB_134 BELANJA_135 = 90989.9596386 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_135 + 1.14948621274*UG_135 + 0.019428288311*PDRB_135 BELANJA_136 = 111654.433884 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_136 + 1.14948621274*UG_136 + 0.019428288311*PDRB_136
122
LAMPIRAN 8
BELANJA_137 = 113912.207219 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_137 + 1.14948621274*UG_137 + 0.019428288311*PDRB_137 BELANJA_138 = 172066.523792 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_138 + 1.14948621274*UG_138 + 0.019428288311*PDRB_138 BELANJA_139 = 86977.9129232 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_139 + 1.14948621274*UG_139 + 0.019428288311*PDRB_139 BELANJA_140 = 108364.962265 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_140 + 1.14948621274*UG_140 + 0.019428288311*PDRB_140 BELANJA_141 = -36013.3329673 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_141 + 1.14948621274*UG_141 + 0.019428288311*PDRB_141 BELANJA_142 = 85577.6754818 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_142 + 1.14948621274*UG_142 + 0.019428288311*PDRB_142 BELANJA_143 = 102266.83938 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_143 + 1.14948621274*UG_143 + 0.019428288311*PDRB_143 BELANJA_144 = -31409.0527479 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_144 + 1.14948621274*UG_144 + 0.019428288311*PDRB_144 BELANJA_145 = -107743.14573 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_145 + 1.14948621274*UG_145 + 0.019428288311*PDRB_145 BELANJA_146 = 90206.5092286 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_146 + 1.14948621274*UG_146 + 0.019428288311*PDRB_146 BELANJA_147 = 141841.249269 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_147 + 1.14948621274*UG_147 + 0.019428288311*PDRB_147 BELANJA_148 = 30046.9717991 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_148 + 1.14948621274*UG_148 + 0.019428288311*PDRB_148 BELANJA_149 = -252847.182345 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_149 + 1.14948621274*UG_149 + 0.019428288311*PDRB_149 BELANJA_150 = -6307.58926318 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_150 + 1.14948621274*UG_150 + 0.019428288311*PDRB_150 BELANJA_151 = 139252.083621 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_151 + 1.14948621274*UG_151 + 0.019428288311*PDRB_151 BELANJA_152 = -74414.1626407 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_152 + 1.14948621274*UG_152 + 0.019428288311*PDRB_152 BELANJA_153 = 121853.925961 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_153 + 1.14948621274*UG_153 + 0.019428288311*PDRB_153
123
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_154 = -29601.6305911 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_154 + 1.14948621274*UG_154 + 0.019428288311*PDRB_154 BELANJA_155 = 63222.6960281 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_155 + 1.14948621274*UG_155 + 0.019428288311*PDRB_155 BELANJA_156 = 70326.2703484 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_156 + 1.14948621274*UG_156 + 0.019428288311*PDRB_156 BELANJA_157 = 16108.1802439 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_157 + 1.14948621274*UG_157 + 0.019428288311*PDRB_157 BELANJA_158 = 30195.1795866 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_158 + 1.14948621274*UG_158 + 0.019428288311*PDRB_158 BELANJA_159 = 81940.8165519 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_159 + 1.14948621274*UG_159 + 0.019428288311*PDRB_159 BELANJA_160 = 42696.4202623 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_160 + 1.14948621274*UG_160 + 0.019428288311*PDRB_160 BELANJA_161 = 70389.1489986 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_161 + 1.14948621274*UG_161 + 0.019428288311*PDRB_161 BELANJA_162 = 68298.1712567 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_162 + 1.14948621274*UG_162 + 0.019428288311*PDRB_162 BELANJA_163 = -90762.5893692 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_163 + 1.14948621274*UG_163 + 0.019428288311*PDRB_163 BELANJA_164 = -77193.3394168 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_164 + 1.14948621274*UG_164 + 0.019428288311*PDRB_164 BELANJA_165 = -27136.9451935 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_165 + 1.14948621274*UG_165 + 0.019428288311*PDRB_165 BELANJA_166 = 18328.254943 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_166 + 1.14948621274*UG_166 + 0.019428288311*PDRB_166 BELANJA_167 = -43551.1302716 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_167 + 1.14948621274*UG_167 + 0.019428288311*PDRB_167 BELANJA_168 = -52368.7897452 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_168 + 1.14948621274*UG_168 + 0.019428288311*PDRB_168 BELANJA_169 = -20622.5074113 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_169 + 1.14948621274*UG_169 + 0.019428288311*PDRB_169
124
LAMPIRAN 8
BELANJA_170 = 84983.4786511 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_170 + 1.14948621274*UG_170 + 0.019428288311*PDRB_170 BELANJA_171 = 111164.266564 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_171 + 1.14948621274*UG_171 + 0.019428288311*PDRB_171 BELANJA_172 = 114304.128391 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_172 + 1.14948621274*UG_172 + 0.019428288311*PDRB_172 BELANJA_173 = 27074.7043288 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_173 + 1.14948621274*UG_173 + 0.019428288311*PDRB_173 BELANJA_174 = 107194.341017 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_174 + 1.14948621274*UG_174 + 0.019428288311*PDRB_174 BELANJA_175 = -32233.8642781 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_175 + 1.14948621274*UG_175 + 0.019428288311*PDRB_175 BELANJA_176 = 117550.297253 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_176 + 1.14948621274*UG_176 + 0.019428288311*PDRB_176 BELANJA_177 = 116968.083954 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_177 + 1.14948621274*UG_177 + 0.019428288311*PDRB_177 BELANJA_178 = 177360.345614 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_178 + 1.14948621274*UG_178 + 0.019428288311*PDRB_178 BELANJA_179 = 12782.1040164 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_179 + 1.14948621274*UG_179 + 0.019428288311*PDRB_179 BELANJA_180 = -44027.9488916 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_180 + 1.14948621274*UG_180 + 0.019428288311*PDRB_180 BELANJA_181 = -6238.10416684 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_181 + 1.14948621274*UG_181 + 0.019428288311*PDRB_181 BELANJA_182 = 168065.12027 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_182 + 1.14948621274*UG_182 + 0.019428288311*PDRB_182 BELANJA_183 = 31297.3902628 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_183 + 1.14948621274*UG_183 + 0.019428288311*PDRB_183 BELANJA_184 = 101388.189168 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_184 + 1.14948621274*UG_184 + 0.019428288311*PDRB_184 BELANJA_185 = 61326.299082 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_185 + 1.14948621274*UG_185 + 0.019428288311*PDRB_185 BELANJA_186 = 95142.9298397 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_186 + 1.14948621274*UG_186 + 0.019428288311*PDRB_186
125
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_187 = 68238.9965066 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_187 + 1.14948621274*UG_187 + 0.019428288311*PDRB_187 BELANJA_188 = -40956.1936573 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_188 + 1.14948621274*UG_188 + 0.019428288311*PDRB_188 BELANJA_189 = 134476.910819 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_189 + 1.14948621274*UG_189 + 0.019428288311*PDRB_189 BELANJA_190 = 104412.095891 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_190 + 1.14948621274*UG_190 + 0.019428288311*PDRB_190 BELANJA_191 = 18540.9524507 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_191 + 1.14948621274*UG_191 + 0.019428288311*PDRB_191 BELANJA_192 = 116776.837326 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_192 + 1.14948621274*UG_192 + 0.019428288311*PDRB_192 BELANJA_193 = -532913.196084 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_193 + 1.14948621274*UG_193 + 0.019428288311*PDRB_193 BELANJA_194 = 98738.7192337 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_194 + 1.14948621274*UG_194 + 0.019428288311*PDRB_194 BELANJA_195 = -2729.88813041 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_195 + 1.14948621274*UG_195 + 0.019428288311*PDRB_195 BELANJA_196 = 115749.748079 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_196 + 1.14948621274*UG_196 + 0.019428288311*PDRB_196 BELANJA_197 = 31584.8471334 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_197 + 1.14948621274*UG_197 + 0.019428288311*PDRB_197 BELANJA_198 = 72679.5309745 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_198 + 1.14948621274*UG_198 + 0.019428288311*PDRB_198 BELANJA_199 = 92808.6361817 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_199 + 1.14948621274*UG_199 + 0.019428288311*PDRB_199 BELANJA_200 = 109575.814975 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_200 + 1.14948621274*UG_200 + 0.019428288311*PDRB_200 BELANJA_201 = 220780.020826 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_201 + 1.14948621274*UG_201 + 0.019428288311*PDRB_201 BELANJA_202 = 16564.8301397 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_202 + 1.14948621274*UG_202 + 0.019428288311*PDRB_202
126
LAMPIRAN 8
BELANJA_203 = -49445.1953573 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_203 + 1.14948621274*UG_203 + 0.019428288311*PDRB_203 BELANJA_204 = -23345.2877372 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_204 + 1.14948621274*UG_204 + 0.019428288311*PDRB_204 BELANJA_205 = 97527.2638221 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_205 + 1.14948621274*UG_205 + 0.019428288311*PDRB_205 BELANJA_206 = 58933.2301612 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_206 + 1.14948621274*UG_206 + 0.019428288311*PDRB_206 BELANJA_207 = 42931.2228649 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_207 + 1.14948621274*UG_207 + 0.019428288311*PDRB_207 BELANJA_208 = -15773.7879972 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_208 + 1.14948621274*UG_208 + 0.019428288311*PDRB_208 BELANJA_209 = -76353.1016532 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_209 + 1.14948621274*UG_209 + 0.019428288311*PDRB_209 BELANJA_210 = 149924.877866 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_210 + 1.14948621274*UG_210 + 0.019428288311*PDRB_210 BELANJA_211 = 29697.5885444 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_211 + 1.14948621274*UG_211 + 0.019428288311*PDRB_211 BELANJA_212 = 53656.8199597 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_212 + 1.14948621274*UG_212 + 0.019428288311*PDRB_212 BELANJA_213 = 100855.636306 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_213 + 1.14948621274*UG_213 + 0.019428288311*PDRB_213 BELANJA_214 = 89295.6411151 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_214 + 1.14948621274*UG_214 + 0.019428288311*PDRB_214 BELANJA_215 = 72649.7057833 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_215 + 1.14948621274*UG_215 + 0.019428288311*PDRB_215 BELANJA_216 = 30649.768639 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_216 + 1.14948621274*UG_216 + 0.019428288311*PDRB_216 BELANJA_217 = 24846.0984479 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_217 + 1.14948621274*UG_217 + 0.019428288311*PDRB_217 BELANJA_218 = 8476.10738223 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_218 + 1.14948621274*UG_218 + 0.019428288311*PDRB_218 BELANJA_219 = 104783.884476 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_219 + 1.14948621274*UG_219 + 0.019428288311*PDRB_219
127
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_220 = 77254.256124 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_220 + 1.14948621274*UG_220 + 0.019428288311*PDRB_220 BELANJA_221 = -6487.28444708 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_221 + 1.14948621274*UG_221 + 0.019428288311*PDRB_221 BELANJA_222 = 101061.468418 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_222 + 1.14948621274*UG_222 + 0.019428288311*PDRB_222 BELANJA_223 = -25183.9309952 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_223 + 1.14948621274*UG_223 + 0.019428288311*PDRB_223 BELANJA_224 = 76612.8750135 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_224 + 1.14948621274*UG_224 + 0.019428288311*PDRB_224 BELANJA_225 = 110247.673518 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_225 + 1.14948621274*UG_225 + 0.019428288311*PDRB_225 BELANJA_226 = 119737.601128 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_226 + 1.14948621274*UG_226 + 0.019428288311*PDRB_226 BELANJA_227 = 60010.9950029 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_227 + 1.14948621274*UG_227 + 0.019428288311*PDRB_227 BELANJA_228 = -125726.897587 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_228 + 1.14948621274*UG_228 + 0.019428288311*PDRB_228 BELANJA_229 = 5911.45687794 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_229 + 1.14948621274*UG_229 + 0.019428288311*PDRB_229 BELANJA_230 = -62618.3592384 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_230 + 1.14948621274*UG_230 + 0.019428288311*PDRB_230 BELANJA_231 = 46561.1669597 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_231 + 1.14948621274*UG_231 + 0.019428288311*PDRB_231 BELANJA_232 = 127766.329009 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_232 + 1.14948621274*UG_232 + 0.019428288311*PDRB_232 BELANJA_233 = 64214.5038991 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_233 + 1.14948621274*UG_233 + 0.019428288311*PDRB_233 BELANJA_234 = 156961.717088 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_234 + 1.14948621274*UG_234 + 0.019428288311*PDRB_234 BELANJA_235 = 155035.72679 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_235 + 1.14948621274*UG_235 + 0.019428288311*PDRB_235
128
LAMPIRAN 8
BELANJA_236 = 104464.317998 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_236 + 1.14948621274*UG_236 + 0.019428288311*PDRB_236 BELANJA_237 = -242136.145029 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_237 + 1.14948621274*UG_237 + 0.019428288311*PDRB_237 BELANJA_238 = -55807.7537189 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_238 + 1.14948621274*UG_238 + 0.019428288311*PDRB_238 BELANJA_239 = -641457.162911 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_239 + 1.14948621274*UG_239 + 0.019428288311*PDRB_239 BELANJA_240 = 99586.2000636 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_240 + 1.14948621274*UG_240 + 0.019428288311*PDRB_240 BELANJA_241 = -21934.3973583 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_241 + 1.14948621274*UG_241 + 0.019428288311*PDRB_241 BELANJA_242 = 87802.6919397 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_242 + 1.14948621274*UG_242 + 0.019428288311*PDRB_242 BELANJA_243 = -257636.884343 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_243 + 1.14948621274*UG_243 + 0.019428288311*PDRB_243 BELANJA_244 = 58372.0310168 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_244 + 1.14948621274*UG_244 + 0.019428288311*PDRB_244 BELANJA_245 = 90646.9501641 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_245 + 1.14948621274*UG_245 + 0.019428288311*PDRB_245 BELANJA_246 = 59348.701844 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_246 + 1.14948621274*UG_246 + 0.019428288311*PDRB_246 BELANJA_247 = 88812.4337696 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_247 + 1.14948621274*UG_247 + 0.019428288311*PDRB_247 BELANJA_248 = -63820.2789622 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_248 + 1.14948621274*UG_248 + 0.019428288311*PDRB_248 BELANJA_249 = -416950.048435 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_249 + 1.14948621274*UG_249 + 0.019428288311*PDRB_249 BELANJA_250 = 53309.1905961 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_250 + 1.14948621274*UG_250 + 0.019428288311*PDRB_250 BELANJA_251 = -191211.889885 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_251 + 1.14948621274*UG_251 + 0.019428288311*PDRB_251 BELANJA_252 = -46329.4610895 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_252 + 1.14948621274*UG_252 + 0.019428288311*PDRB_252
129
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_253 = -172312.09518 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_253 + 1.14948621274*UG_253 + 0.019428288311*PDRB_253 BELANJA_254 = -39787.3781908 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_254 + 1.14948621274*UG_254 + 0.019428288311*PDRB_254 BELANJA_255 = -5743.9925293 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_255 + 1.14948621274*UG_255 + 0.019428288311*PDRB_255 BELANJA_256 = 100673.218888 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_256 + 1.14948621274*UG_256 + 0.019428288311*PDRB_256 BELANJA_257 = -379555.489328 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_257 + 1.14948621274*UG_257 + 0.019428288311*PDRB_257 BELANJA_258 = 56012.7590635 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_258 + 1.14948621274*UG_258 + 0.019428288311*PDRB_258 BELANJA_259 = 34157.9578762 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_259 + 1.14948621274*UG_259 + 0.019428288311*PDRB_259 BELANJA_260 = 94267.5250603 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_260 + 1.14948621274*UG_260 + 0.019428288311*PDRB_260 BELANJA_261 = 4234.75206497 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_261 + 1.14948621274*UG_261 + 0.019428288311*PDRB_261 BELANJA_262 = 71948.2330941 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_262 + 1.14948621274*UG_262 + 0.019428288311*PDRB_262 BELANJA_263 = 46953.3196142 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_263 + 1.14948621274*UG_263 + 0.019428288311*PDRB_263 BELANJA_264 = 51250.2684596 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_264 + 1.14948621274*UG_264 + 0.019428288311*PDRB_264 BELANJA_265 = -187798.522529 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_265 + 1.14948621274*UG_265 + 0.019428288311*PDRB_265 BELANJA_266 = 52132.4209025 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_266 + 1.14948621274*UG_266 + 0.019428288311*PDRB_266 BELANJA_267 = -800595.534756 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_267 + 1.14948621274*UG_267 + 0.019428288311*PDRB_267 BELANJA_268 = 100649.55038 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_268 + 1.14948621274*UG_268 + 0.019428288311*PDRB_268
130
LAMPIRAN 8
BELANJA_269 = -222321.98248 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_269 + 1.14948621274*UG_269 + 0.019428288311*PDRB_269 BELANJA_270 = 82044.801371 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_270 + 1.14948621274*UG_270 + 0.019428288311*PDRB_270 BELANJA_271 = 107402.883342 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_271 + 1.14948621274*UG_271 + 0.019428288311*PDRB_271 BELANJA_272 = 96877.9989451 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_272 + 1.14948621274*UG_272 + 0.019428288311*PDRB_272 BELANJA_273 = 85827.1279727 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_273 + 1.14948621274*UG_273 + 0.019428288311*PDRB_273 BELANJA_274 = -318063.145454 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_274 + 1.14948621274*UG_274 + 0.019428288311*PDRB_274 BELANJA_275 = 103681.060259 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_275 + 1.14948621274*UG_275 + 0.019428288311*PDRB_275 BELANJA_276 = 55281.225114 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_276 + 1.14948621274*UG_276 + 0.019428288311*PDRB_276 BELANJA_277 = 57948.5891384 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_277 + 1.14948621274*UG_277 + 0.019428288311*PDRB_277 BELANJA_278 = 78409.1748229 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_278 + 1.14948621274*UG_278 + 0.019428288311*PDRB_278 BELANJA_279 = 83236.9495321 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_279 + 1.14948621274*UG_279 + 0.019428288311*PDRB_279 BELANJA_280 = 61265.5804722 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_280 + 1.14948621274*UG_280 + 0.019428288311*PDRB_280 BELANJA_281 = 52255.0657149 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_281 + 1.14948621274*UG_281 + 0.019428288311*PDRB_281 BELANJA_282 = -142476.250769 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_282 + 1.14948621274*UG_282 + 0.019428288311*PDRB_282 BELANJA_283 = 70917.2344981 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_283 + 1.14948621274*UG_283 + 0.019428288311*PDRB_283 BELANJA_284 = -38290.6882162 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_284 + 1.14948621274*UG_284 + 0.019428288311*PDRB_284 BELANJA_285 = 60202.3895421 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_285 + 1.14948621274*UG_285 + 0.019428288311*PDRB_285
131
ANALISIS PENGARUH UNCONDITIONAL GRANTS, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH: STUDI EMPIRIS PADA KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
BELANJA_286 = 79126.8286221 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_286 + 1.14948621274*UG_286 + 0.019428288311*PDRB_286 BELANJA_287 = 90291.9843161 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_287 + 1.14948621274*UG_287 + 0.019428288311*PDRB_287 BELANJA_288 = 58654.48168 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_288 + 1.14948621274*UG_288 + 0.019428288311*PDRB_288 BELANJA_289 = -45395.3267315 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_289 + 1.14948621274*UG_289 + 0.019428288311*PDRB_289 BELANJA_290 = 69222.0534809 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_290 + 1.14948621274*UG_290 + 0.019428288311*PDRB_290 BELANJA_291 = -407800.367937 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_291 + 1.14948621274*UG_291 + 0.019428288311*PDRB_291 BELANJA_292 = 94020.8909201 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_292 + 1.14948621274*UG_292 + 0.019428288311*PDRB_292 BELANJA_293 = 97688.834947 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_293 + 1.14948621274*UG_293 + 0.019428288311*PDRB_293 BELANJA_294 = 73892.5316709 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_294 + 1.14948621274*UG_294 + 0.019428288311*PDRB_294 BELANJA_295 = 151061.578522 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_295 + 1.14948621274*UG_295 + 0.019428288311*PDRB_295 BELANJA_296 = -1922930.22976 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_296 + 1.14948621274*UG_296 + 0.019428288311*PDRB_296 BELANJA_297 = -44088.7259185 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_297 + 1.14948621274*UG_297 + 0.019428288311*PDRB_297 BELANJA_298 = -426024.017778 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_298 + 1.14948621274*UG_298 + 0.019428288311*PDRB_298 BELANJA_299 = 91486.1810688 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_299 + 1.14948621274*UG_299 + 0.019428288311*PDRB_299 BELANJA_300 = 4702.85876654 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_300 + 1.14948621274*UG_300 + 0.019428288311*PDRB_300 BELANJA_301 = 87978.810694 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_301 + 1.14948621274*UG_301 + 0.019428288311*PDRB_301
132
LAMPIRAN 8
BELANJA_302 = 24615.2009828 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_302 + 1.14948621274*UG_302 + 0.019428288311*PDRB_302 BELANJA_303 = 115450.337374 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_303 + 1.14948621274*UG_303 + 0.019428288311*PDRB_303 BELANJA_304 = 109944.007408 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_304 + 1.14948621274*UG_304 + 0.019428288311*PDRB_304 BELANJA_305 = 136188.364245 - 113180.868637 + 2.10023632608*PAD_305 + 1.14948621274*UG_305 + 0.019428288311*PDRB_305
Atau secara umum, Model Persamaannya: Estimation Command: ========================= LS(CX=F,WGT=CXDIAG) BELANJA C PAD UG PDRB Estimation Equation: ========================= BELANJA = C(1) + C(2)*PAD + C(3)*UG + C(4)*PDRB + [CX=F] Substituted Coefficients: ========================= BELANJA = -113180.687755 + 2.10024249732*PAD + 1.14948674845*UG + 0.0194281028716*PDRB + [CX=F]
133
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama
: Sampurna Budi Utama, SST., Ak., ME
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir
: Yogyakarta, 19 Februari 1974
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat Rumah
: Jl. Mawar V A19 No. 02 Pondok Jurangmangu Indah Pondok Aren Tangerang Selatan
Alamat Email
:
[email protected]
Telp
: 0812-8091468
Riwayat Pekerjaan
: 1. Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai 2. Widyaiswara pusdiklat PSDM
Riwayat Pendidikan Formal : Sekolah Dasar
: SD Minomartani Sleman
SLTP
: SMPN I Yogyakarta
SLTA
: SMAN I Yogyakarta
Perguruan Tinggi
: 1. D-IV STAN 2. S-2 FE Universitas Indonesia
Prestasi Non-Formal
:-
Prestasi Akademis
:-
Keanggotaan Profesi Ilmiah : Karya yang Pernah Dibuat
134
:-
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama
: Syahrul
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir
: Samarinda, 25 Nopember 1987
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Riwayat Pekerjaan
: Pelaksana Pusdiklat Pengembangan SDM
Riwayat Pendidikan Formal : Sekolah Dasar
: SDN 010 Samarinda
SLTP
: SLTPN 4 Samarinda
SLTA
: SMKN 1 Samarinda
Perguruan Tinggi
: Universitas Mulawarman, Jurusan Statistika
135